metil semester pendek_2

34
UPAYA PENYELESAIAN KONFLIK FILIPINA DAN MORO ISLAMIC LIBERAL FRONT TAHUN 2012-2014 Di ajukan untuk mata kuliah Seminar Hubungan Internasional Disusun Oleh : Achmad Faisal 1102045176 PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL Dan ILMU POLITIK UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA 2015

Upload: bckusuma80

Post on 16-Dec-2015

245 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

metode penelitian sanksi hukum pidana1

TRANSCRIPT

UPAYA PENYELESAIAN KONFLIK FILIPINA DAN MORO ISLAMIC LIBERAL FRONT TAHUN 2012-2014

Di ajukan untuk mata kuliah Seminar Hubungan Internasional

Disusun Oleh :Achmad Faisal1102045176

PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONALFAKULTAS ILMU SOSIAL Dan ILMU POLITIKUNIVERSITAS MULAWARMANSAMARINDA2015

UPAYA PENYELESAIAN KONFLIK FILIPINA DAN MORO ISLAMIC LIBERAL FRONT TAHUN 2012-2014

A. Latar Belakang

MILF (Moro Islamic Liberation Front) awalnya bernama MNFL adalah gerakan sebuah pemberontak berbasis Islam di Filipina. Kelompok ini dikenal dengan Bangsamoro nama asli dari kelompok pemberontak MNLF dan hidup di bagian selatan Mindanao kepulauan Sulu, Palawan, Basilan di Filiphina Selatan. Dulu, Filipina berada di bawah kerajaan spanyol selama lebih dari 300 tahun,muncul nama Moro yang disebut sebagai pusat Muslim Filipina yang berakar kerajaan-kerajaan Islam Moro yang terpecah belah. Namun saat Kerajaan Spanyol berkuasa, bagian selatan tidak diakui bagian dari Spanyol Hindia. Saat Filiphina diambil ahli dari Spanyol Ke Amerika Serikat,MNLF yang merasa sebagai korban utama dalam pencarian kekuasaan daerah untuk etnisnya yaitu Moro, dirugikan oleh AS pada saat kemerdekaan Filipina. Dimana, AS memberikan kekuasaan mayoritas yang lebih kepada penduduk kristen. Rakyat Bangsamoro terutama yang tinggal di provinsi Basilan, Lanao del Sur, Maguindanao, Sulu, dan Tawi-Tawi merasa bahwa cita-cita etnis mereka belum ditangani.Walaupun pemukiman Kristen dicegah pemerintahan Muslim,mereka merasa, tak ada pertimbangan akan otoritas kekuasaan mereka. Oleh karena itu, mulailah level ketegangan meningkat dan otonomi Muslim menjadi kurang tercapai.Karena hal tersebut adaasumsi untuk membentuk kelompok pemberontak.

MNLF dibentuk pada tahun 1971 oleh kelompok lumad dan moro, pada mula orang Moro merasa mendapatkan sebuah tekanan dari kegoisan Pemerintah Pusat,karena moro dibayangi rasa ketakutan oleh adanya ekspansi orang-orang kristen ke Mindanao dan dominasi berkepanjangan tentara Filipina di tanah mereka. Karena hal tersebut tidak ingin terjadi terus-menerus,akhirnya MNLF cenderung separatis dan mulai melakukan serangan teroris dan pembunuhan sebagai langkah awal dari pemberontakan dan untuk mengupayakan membentuk negara sendiri di Filiphina Selatan. Pemerintah Filiphina seperti sudah mulai beradu kekuatan dengan pemberontak dan mengendalikan pemberontakan. Pada tahun 1976, adanya pihak ke-3 yaitu pemimpin Libya Muammar Qaddafi yang menengahi konflik mereka dan melakukan perundingan antara pemerintah Filipina(GRP) dan MNLF yang diwakili oleh Pemimipinnya Nur Misuari dan menandatanganani Tripoli Agreement MNLF-GRPH 1976 dimana dari hasil perundingan tersebut MNLF mendapatkan sebagian otonomi daerah dalam sengketaannya dari GRP.Hasil dari perundingan tersebut juga merupakan kesepakatan MNLF melakukan gencatan senjata.Namun,kenyataan tersebut tidak diterima oleh semua anggota MNLF.Pemboikotan akhirnya membentuk sebuah kelompok yang memisahkan diri pada tahun 1977 oleh Hashim Salamat dan 57 perwira MNLF. Kelompok ini awalnya dikenal sebagai "The New Leadership". Misuari diusir Salamat pada Desember 1977 dan membentuk kelompok pemberontak terbaru sekaligus merupakan garda utama gerakan saparatis terbesar di Filipina yaitu MILF (Moro Islamic Liberal Front) pada tahun 1981 yang dipimpin oleh Salamat Hashim dengan tujuan jangka panjang untuk menciptakan sebuah negara Islam terpisah di Filipina selatan.Walaupun MNLF sudah mengibarkan bendera putih dan melaksanakan perjanjian Tripoli Agreement MNLF-GRPH 1976,akan tetapi MILF tetap bersikeras akan mengikuti keinginannya.Dalam kekuatan militer, MILF sejauh ini memiliki jumlah [footnoteRef:2]anggota mencapai 15.000 personil lebih sedikit daripada personil Pemerintah Filpina.WalaupunMIFL memiliki kelemahan dalam hal kuantitas akan tetapi militer Filipinapun tak bisamemendungdan sedikit terdesak dengan kualitas persenjataan milik MIFL yang luar biasa, kemampuannya bisa menandingi kualitas personil yang dimiliki Pemerintah Filipina. [2: ]

Negosiasi resmi awal antar Pemerintah Filipina dan Moro Islamic Liberal Front mulai dilakukan pada tahun 1997, namun perundingan terus menerus terjadi tanpa sebuah terobosan besar. Akhirnya perjanjian ini dihapuskan pada tahun 2000 oleh Angkatan Darat Filipina di bawah pemerintahan Presiden Filipina Joseph Estrada MILF.Pada tahun yang sama MLLF menyatakan jihad terhadap Pemerintah Filipina.Meskipun presiden saat itu Gloria Arroyo Magapagal telah menandatangani gencatan senjata dengan MILF, mereka terus melakukan serangan kekerasan tetoris sebelum perjanjian gencatan tersebut dihapuskan.Setelah terjadi Insiden pemboman di Davao City pada 2003 dimana pemerintah Filipina menyalahkan anggota MILF. MILF membantah hal tersebut, karena kesalahpahaman itu membuat sebuah anggapan bahwa perundingan tak kan berjalan efektif dalam membawa kedamaian di Mindanao. Ada juga dugaan tertentu mengenai status MILF dimana mereka memiliki hubungan baik dengan Jaringan Teroris Al-Qaeda meskipun mereka telah mengaku mengirim sekitar 600 relawan ke kamp-kamp pelatihan Al-Qaeda di Afghanistan dan Osama Bin Laden mengirimkan uang ke Filipina dan kelompok langsung menyangkal menerima pembayaran apapun,terkait hubungan baiknya merekapun menyangkalnya.Pembicaraan damai resmi selanjutnya antara MILF dan pemerintah mulai di bulan April 2004,ketika kesepakatan damai dijadwalkan akan ditandatangani pada bulan September 2006. Di tengah-tengah proses perdamaian sedang berjalan terjadi lagi sebuah insiden lagi dari tanggal 28 Juni sampai dengan 6 Juli 2006 konflik antara MILF dan relawan sipil bersenjata di bawah Gubernur Maguindanao Anda lAmpatuan Provinsi yang didukung oleh Angkatan Darat Filipina telah dilaporkan. Pertempuran dimulai setelah Gubernur Ampatuan menyalahkan MILF melakukan serangan bom pada 23 juni.MILF tak mau bertanggung jawab, saat itu Ampatuan mengirim polisi dan sukarelawan sipil untuk menangkap anggota MILF terhubung ke serangan. Empat ribu keluarga dilaporkan terlibat akibat pertempuran yang diikuti dan diikuti dengan berakhirnya perjanjian gencatan senjata yang akan ditandatangani pada Sebtember 2006 mendatang.Pada Maret 2007, pemerintah Filipina ditawarkan untuk mengakui hak penentuan nasib sendiri bagi rakyat Moro yang belum pernah dilakukan dalam tiga dekade konflik. Namun pada tanggal 12 Juli 2007, militan Islam di Basilan di Filipina selatan menewaskan 14 marinir Filipina.Pertempuran terjadi ketika tentara sedang mencari pendeta Italia yang diculik Giancarlo Bossi, pada tanggal 10 Juni 2007. Pejabat pemerintah menyalahkan seorang komandan pemberontak MILF terhadap penculikan Bossi, tapi ternyata mereka membantah keterlibatan apapun. Sementara itu, MILF memilki tanggung jawab atas kematian 14 prajurit Marinir Filipina. Dalam perjanjiansebelumnya, kedua kelompok telah melakukan negosiasi tentang menghormati kamp-kamp MILF serta berupaya untuk menghindari konflik tersebut.Tanggal 4 Agustus 2008, Mahkamah Agung Filipina mengeluarkan perintah penahanan sementara mereka.Pada saat yang sama Pemerintah dan MILF resmi menandatangani Memorandum of Agreement on Ancestral Domain, yang akan menjelaskan semua sengketa dan akan memulai pembicaraan formal yang akan mengarah pada penyusunan yang dan penandatanganan Komprehensif antara dua kubu, pengadilan diterima.Dalam perjanjian MOA-AD tersebut memungkinkan orang- orang Moro menguasai wilayah di bawa prinsip hak asasi manusia dengan hak untuk mendirikan pasukan polisi dan mengontrol sumber daya alam.MOA-AD itu diparaf oleh mantan gubernur dan perdamaian kursi panel Rodolfo Garca dan Penasehat Presiden tentang Proses Perdamaian Hermogenes Esperon.Sesaat setelah ratifikasi perjanjian itu beberapa komandan MILF melawan pejabat pemerintah sebagai kampanye ofensif. Hal ini direspon oleh Angkatan Bersenjata Filipina, yang segera mengerahkan sepuluh batalyon terdiri dari total 6.000 tentara ke Mindanao di bawah komando Letnan Jenderal Cardozo Luna.Kekerasan pada pengungsi lebih dari 600.000 orang dan menyebabkan sekitar 300 tewas. Organisasi masyarakat sipil seperti Konsorsium Masyarakat Sipil Bangsamoro telah mengajukan petisi untuk Peninjauan Kembali terhadap perjanjian MOA-AD.Pada Tahun 2009, Menyatakan bahwa Pemerintah bisa menghidupkan kembali perundingan perdamaian antara pemerintah dan Front Pembebasan Islam Moro (MILF). Draf perjanjian Filipina akan meninjau pada konstitusi dan undang-undang yang ada untuk memberikan otonomi yang lebih bermakna Muslim Mindanao di bawah struktur pemerintahan baru, tetapi kemungkinan besar tidak akan memperluas wilayah yang diusulkan melampaui batas-batas saat ini seperti Daerah Otonomi di Mindanao Muslim (ARMM). Pada bulan Juni 2010, pemerintah Benigno Aquino III baru mengisyaratkan maksud untuk menempa perdamaian di wilayah yang kaya sumber alam untuk menarik investasi asing lebih banyak ke negara itu dan memasukan draf utama perdamaian itu ke panel Aquino pada bulan Februari 2011, MILF tetap mengklaim tanah mereka mereka sebagai bagian dari negara filipina dan menyatakan diri sebagai warga negara Filipina dengan tetap mengakui identitas muslim mereka. Pada 4 Agustus 2011 Presiden Filipina Benigno Aquino bertemu dengan ketua Front Pembebasan Islam Moro (MILF), di tengah perundingan perdamaian antara kedua belah pihak. Ini adalah pertama kalinya seorang presiden Filipina bertemu dengan kepala kelompok gerilyawan Muslim terbesar negara itu. Kelompok Muslim datang ke pertemuan itu bukan sebagai separatis tetapi sebagai orang Filipina.Pada tanggal 7 Oktober 2012, Presiden Benigno Aquino mengumumkan kesepakatan damai dengan MILF dan bahwa perjanjian kerangka kerja ini membuka jalan bagi perdamaian akhir dan abadi di Mindanao. Kesepakatan itu ditandatangani pada tanggal 15 Oktober 2012 dengan mediasi dari pihak Malaysia serta Sekjen Organisasi Kerjasama Islam (OKI). Tujuannya adalah untuk membuka jalan untuk perdamaian abadi antara kedua pihak secara resmi. Sementara itu pada tanggal 13 Juli 2013 Kepala perunding perdamaian Miriam Coronel Ferrer mengatakan bahwa pemerintah optimis untuk kesepakatan akhir. Perjanjian ini akan melihat tunjangan dari pemerintah untuk MILF yang memiliki kredibilitas 75 persen dari pendapatan dari sumber daya alam dan mineral logam yang akan dialokasikan di daerah otonomi yang diusulkan. Serta sebuah entitas pembagian kekuasaan politik serta hukum baru yang akan dibuat di Mindanao, entitas ini akan di berikan kepada masyarakat mayoritas Muslim. Entitas baru berupa wewenang untuk meningkatkan sumber-sumber pendapatan sendiri dan memungut pajak.Sistem pengadilan sipil di daerah dikembangkan, sedangkan sistem peradilan syariah bagi umat Islam diperluas. Segala kesepakatan tersebut dimediasi oleh Malaysia dan masih menuai proses pembicaraan panjang sesuai dengan kesepakatan yang ditandatangani pada 15 oktober 2012. Pemerintah Filipina (GRPH) dan Front Pembebasan Islam Moro (MILF) akhirnya Menandatangani perjanjian damai komprehensif yang telah diupayakan sejak 17 tahun lalu pada 27 Maret 2014 yang dimediasi oleh Malaysia.Nota Kesepakatan ini merupakan proses perundingan yang panjang menyertai isi perjanjian yang telah disepakati pada 15 oktober 2012 lalu dalam kerangka pertama perundingan perdamaian yang dimediasi oleh Malaysia serta Sekjen Organisasi Kerjasama Internasional,mengakhiri konflik 40 tahun antara pemerintah dan bangsa Muslim Moro yang telah menewaskan lebih dari 120 orang. Berdasarkan isi perjanjian pada 2012 lalu dimana MILF mendapatkan wewenang lebih di bidang politik dan hukum untuk di terapkan di kawasan baru otonomi yang diusulkan antara pemerintah Filipina dan pemimpin-pemimpin MILF dan akan dibicarakan bersama pada Pemilu Pemerintahan Daerah tahun 2016 mendatang merupakan pengganti lima kawasan otonomi yang ada pada daerah di kawasan Mayoritas Muslim di Filipina Selatan. Perkara utama dalam pemberehentian konflik berkepanjangan ini adalah dengan adanya kesadaran Pemerintah Filipina sendiri akan terpuruknya salah satu wilayah negaranya yaitu Mindanao.Pualu tersebut terletak di selatan Filipina menjadi keterbelakangan akibat konflik bersenjata jangka panjang antara Pemerintah Filipina dan MILF. Kenyataan tersebut membuat pemerintah harus mengalokasikan dana lebih besar di bidang militer ketimbang bidang yang lain,konflik tersebutpun mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi negara. Dengan adannya penandatanganan perjanjian komprehensif ini bisa dikatakan merupakan keberhasilan pemerintahan Aquino.Serta dengan bebasnya pertikaian yang terjadi di kawasan selatan.Pemerintah akan memanfaatkan kesempatan tersebut untuk mencari solusi permasalahan ekonomi tersebut.

B. Batasan Masalah1. Batasan MasalahPada batasan masalah kali ini penulis memberi batasan pada upaya penyelesaian konflik Filipina-Moro Islamic Liberal Front pada tahun 2012-20142. Rumusan MasalahBagaimana Upaya Penyelesaian Konflik Filipina dan Moro Islamic Liberal Front Tahun 2012-2014 ?

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitan Untuk mengetahui sejauh mana penyelesaian konflik filipina dan moro islamic liberal front dalam upaya-upaya perdamaian yang dilakukan dan diharapkan oleh kedua pihak.2. Manfaat Penelitian Praktis : Manfaat dari penelitian yang penulis angkat ini adalah memberikan informasi sekaligus untuk menambah wawasan kepada pihak lain agar mengetahui permasalahan dan pemecahan masalah yang diangkat. Akademis : Manfaat khusus yang penulis angkat terhadap penstudi HI adalah untuk memberikan gambaran konflik bersenjata non-Internasional serta tindakan separatis pada satu pihak di penelitian..D. Landasan Teori Dan Konsep1. Konsep Perjanjian InternasionalPerjanjian internasionaladalah kesepakatan resmi antara dua atau lebih subjek (negara,lembaga negara dan lain-lain) hukum internasional yang dilaksanakan yang bersumber pada timbulnya pelaksanaan hukum internasional sehingga menimbulkan hak dan kewajiban bagi para pihak yang terlibat dalam hubungan internasional. Perjanjian internasional dapat dibedakan berdasarkan beberapa kriteria, yaitu: Perjanjian Internasional berdasarkan jumlah peserta: perjanjian yang disepakati oleh dua pihak atau dua negara perjanjian bilateral untuk mengukur skala kepentingan kepada kedua pihak disebut perjanjian bilateral. Kesepakatan yang berisi perjanjian resmi dari negosiasi banyak negara untuk kepentingan bersama disebut perjanjian multilateral. Perjanjian Internasional berdasarkan strukturnya:perjanjian yang bersifat law making perjanjian yang memuat kaidah hukum yang dapat mengikat secara universal bagi semua bangsa di dunia yang menyepakatinya. Perjanjian yang bersifat contract perjanjian yang menimbulkan hak-hak dan kewajiban-kewajiban yang disepakati bagi para pihak yang mengadakannya. Perjanjian Internasional berdasarkan objeknya:perjanjian yang berisi soal-soal politik dan perjanjian yang berisi persoalan pada soal non-politik. Perjanjian Internasional berdasarkan cara berlakunya: memfokuskan pada karakteristik suatu jenis perjanjian perjanjian yang bersifatself executingperjanjian yang berlaku dengan sendirinya sesuai dengan gejala yang timbul dengan adanya penyimpangan dari isi perjanjian dan perjanjian yang bersifatnon-self executing.perjanjian yang pemberlakuannya membutuhkan ratifikasi terlebih dulu. Perjanjian Internasional berdasarkan instrumennya:perjanjian tertulis dan perjanjian lisan. Perjanjian internasional tertulis adalah perjanjian yang dituangkan secara tertulis dan formal dalam bentuk tertentu, contoh perjanjian internasional tertulis:Treaty, Convention, Agreement, Arrangement, Charter.Sedangkan, perjanjian internasional lisan adalah perjanjian internasional yang terwujud pada pembicaraan mengenai kesepakatan dalam sifat non tertulis , seperti: deklarasi sepihak, persetujuan diam-diam.Dalam melakukan pembuatan perjanjian internasional, tahapan umum yang sering dilakukan menurut prosedur klasik (normal) adalah: Perundingan(negotiation) Penandatanganan(signature) Persetujuan parlemen(the approval of parliament),dan Ratifikasi(ratification).Sedangkan, pembuatan perjanjian internasional menurut prosedur yang disederhanakan(simplified)adalah: Perundingan(negotiation) Penandatanganan(signature)Selain itu, pembuatan perjanjian internasional menurut UU No. 24 Tahun 2000 adalah: Penjajakan Perundingan Perumusan naskah perjanjian Penerimaan naskah perjanjian Penandatanganan(signature) Pengesahan naskah perjanjian(authentication of the text)

Pada kasus ini saya melihat banyak rangkaian sebuah perjanjian baik tertulis maupun instrumen lisan yang di lakukan oleh kedua pihak Filipina dan Moro Islamic Liberal Front.Seperti perjanjian tertulis pada masa awal pemberontakan separatis,perjanjian itu disepakati dan dipatuhi oleh kedua pihak. Dimana perjanjian tersebut memang di tujukan untuk Moro Nation Liberal Front yang akan mengurangi aksi bersenjata dan dengan adanya pembagian otonomi kepada MNLF yang akan mendapatkan sebagian otonomi daerah dalam sengketaannya dari GRP melalui perjanjian Tripoli Agreement MNLF-GRPH 1976 .MNLF mampu mematuhinya. Tetapi kenyataannya di tubuh MNLF sendiri ada yang memboikoti dan itu akan menjadi asal muasalnya terbentuknya gerakan separatis terbaru yaitu Moro Islamic Liberal Front yang menjadi salah satu fokus penelitian pada proposal ini.Seiring berjalan waktu dan kedua pihak sadar akan adanya pemberhentian aksi bersenjata di Filipina,kedua bersepakat untuk berdamai. Negosiasi awal dimulai tahun 1997 dengan pembicaraan kesepakatan perdamaian.Namun,pada tahun 2000 MILF menyatakan jihad untuk berperang dengan Pemerintah Filipina secara terus-menerus,perjanjian gencatan senjata dihapuskan oleh Angkatan Darat Filipina di bawah pemerintahan Presiden Filipina Joseph Estrada ditahun yang sama . Perjanjian yang sama terus dilakukan selama 15 tahunan terakhir baik itu lisan maupun tertulis,akan tetapi belum menemui jalan yang terang. Tahun 2012-2014 mungkin menjadi penantian yang panjang akan terciptanya perdamaian komprehensif. Pada tanggal 7 Oktober 2012, Presiden Filipina Benigno Aquino mengumumkan kesepakatan damai dengan MILF dan bahwa perjanjian kerangka kerja ini menjadi perdamaian abadi di Mindanao.Kesepakatan ini ditandatangani pada tanggal 15 Oktober 2012 yang dimediasi oleh Malaysia serta Sekjen Organisasi Kerjasama Islam (OKI).Isi perjanjian tersebut menjelaskan akan entitas politk dan hukum untuk masyarakat muslim di Filipina Selatan dan Mindanao khususnya demi terciptanya perdamaian yang di damba-dambakan serta membuat kekuasaan politik dan hukum yang di terapkan di Filipina bisa di bagi dan dimiliki oleh Mindanao serta daerah otonominya Hasil dari perundingan yang cukup panjang dari kedua pihak yang dimediasi oleh Malaysia menuai hasil terbaik. Pada Tanggal 27 Maret 2014,Filipina dan Moro Islamic Liberal Front menandatangani perjanjian komprehensif di Manila,Filipina. Dimana hasil perjanjian tersebut akan disertai dengan isi perjanjian yang lama pada tanggal 15 oktober 2012. Kesepakatan tersebut meliputi pelucutan senjata oleh MILF dan sebagai gantinya, mereka akan di beri otonomi didaerah Selatan menggantikan lima otonomi lama.Berupa kewenangan politik dan hukum di kawasan muslim Filipina tersebut. Rangkaian hal yang disekati akan memfokuskan untuk perdamaian seutuhnya di kawasan Filipina Selatan dan Filipina itu sendiri.2. Teori Konflik Unsur-unsur dalam timbulnya suatu konflikPertama, situasi dimana warga negara bisa terlibat dan bertikai dengan pihak lain atau negara lain terkait sejumlah isu dan mengharuskna pemerintah untuk melakukan perlindungan atau ganti rugi terhadap mereka yang bisa di sebut perselisihanKedua, cakupan dasar yang disebut dengan persaingan internasional, dimana suatu tindakan berupa gerakan-gerakan yang dilakukan oleh satu negara bisa menimbulkan bidang isu yang bisa dianggap suatu ancaman oleh pihak lain. Timbulnya Konflik InternasionalMunculnya situasi dimana dua atau lebih negara melakukan ancaman dengan beberapa instrumen seperti kekuatan (dalam bentuk lisan) dan blokade atau menggunakan kekuatan untuk perang. Hasil Yang Timbul Dari Konflik InternasionalUntuk membedakan hasil atau penyelesaian sesuai dengan prosedur perundingan diplomatik resmi,suatu konflik dapat dikatakan selesai jika melalui penaklukan tanpa diplomasi,terkecuali dalam merumuskan konsep persyaratan atau konflik dapat diatasi melalui suatu kompromi resmi yang akan di capai setelah perundingan dan mediasi.Dengan demikian kita dapat menerapkan istilah hasil atau penyelesaian yang menjabarkan berbagai hasil dari akhir konflik terlepas bagaimana hasil yang tercapai.Sebaliknya istilah prosedur hanya mengacu pada perumusan suatu cara diplomatik tertentu untuk merencanakan jenis kompromi tertentu.Kompromi hanya satu dari beberapa enam dari perkara hasil atau penyelesaian yang hendak di capai.Lima lainnya adalah penghindaran atau penarikan diri sukarela, penaklukan dengan kekerasan, penundukan paksa atau penangkal,imbalan,dan penyelesaian pasif yang efektif.1. Penghindaran diriBila ketidaksesuaian sasaran, nilai, kepentingan serta pandangan yang dirasakan oelh kedua pihak.Pemecahan masalah bagi satu atau kedua pihak adalah menarik diri pada suatu posisi fisik,berunding,atau menghentingkan.2. PenaklukanMengharuskan konflik yang bertikai menghasilkan lawan yang banyak dengan penggunaan kekuatan. Terminasi penaklukan kejam melibatkan sebuah perjanjian dan perundinagn yang tecipta di antara kedua pihak.3. Penundukan atau PenangkalanUkuran yang digunakan pada perbedaan penundukan atau penangkalan dengan penaklukan adalah apakah ancaman untuk menggunakan kekuatan dilaksanakan atau tidak.Dalam penundukan atau penangkalan, satu pihak menarik diri posisi dan kepentingan yang dipertahankan yang akan membuat lawan membuat ancaman yang efektif untuk menarik minat lawan untuk bertikai dengan menggunakan kekuatan.Meskipun tidak mungkin terjadi kekerasan, kita dapat menganggap suatu penundukan yang dihasilkan dari ancaman militer sebagai suatu cara penyelesaian konflik yang tak bersifat perdamaian.4. KompromiTerjadinya Kompromi tertentu di mana kedua belah pihak menyetujui kembali sebagian tujuan, kedudukan, klaim, atau permulaan tindakannya.Penarikan diri tak perlu mempunyai nilai yang sama besar bagi kedua belah pihak (simetris). Suatu penyelesaian pada pengorbanan pada posisi awal oleh kedua pihak dapat dianggap sebagai kompromi. Walaupun satu pihak terlihat memperoleh sesuatu yang lebih baik dari persetujuan itu.5. ImbalanHasil yang rumit pada suatu kompromi sebelumnya adalah imbalan, dimana lawan menyetujui penyelesaian yang akan dicapai melalui prosedur nonperundingan.Suatu imbalan merupakan keputusan mengikat yang dilakukan oleh pihak ketiga yang bebas (misalnya pengadilan) atau kriteria (misalnya aturan mayoritas) menetapkan syarat-syarat mutlak penyelesaian itu.6. Penyelesaian Pasif

Teori konflik menurut K.J HolstiKonflik yang cenderung menuju kearah kekerasan yang dilakukan oleh suatu tindakan yang muncul secara terkait dalam suatu sistem dari posisi yang saling bertentangan antar lawan dengan tindakan militer atau diplomatik dari beberapa kelompok dari suatu masalah. Kelompok yang terlibat bukan hanya dari skala besar yaitu pemerintah negara bangsa terkecuali PLO,Vietkong, dan Sekjen PBB.Kelompok ini bertujuan misalnya saja, mempertahankan atau bahkan memperluas wilayah, keamanan, pasar, prestise, sekutu, revolusi dunia, meruntuhkan pemerintah yang lalim, mengubah prosedur dalam PBB, dan sebagainnya. Untuk mencapai dan mempertahankan itu,maka tindakan mereka akan sangat bertentangan dengan tujuan dan kepentingan kelompok yang lainnya.Holsti mempublikasikan 7 jenis konflik menurut persepsinya, yaitu:1. Konflik teritorial terbatas . Maksudnya adalah konflik yang terjadi pada timbulnya pertentangan posisi yang menyangkut status klaim pemilikan teritorial: misalnya timbul pernyataan klaim suatu negara terhadap wilayah yang berada dekat wilayah negara lain. Masalah kedaulatan atas minoritas etnis sering dikaitkan dengan klaim suatu negara untuk mengontrol wilayah tersebut,karena itu disebut konflik teritorial terbatas.2. Konflik yang timbul karena susunan pemerintahan. Misalnya Intervensi AS, Cina dan Soviet, dalam perang saudara di Laos (1959-1962) pada awalnya tercipta akibat perbedaan persepsi tentang siapa pemerintahan yang absah di negara tersebut.3. Komflik yang tercipta pada usaha suatu negara mempertahankan hak atau privilese dari suatu teritorial negara lain demi menjaga keutuhan kepentingan keamanannya.Contohnya, tuntutan Soviet pada 1939 untuk membangun pangakalan militernya di negara Baltik dan Finlandia,dan konflik semacam ini disebut sebagai imperialisme strategis.4. Konflik melindungi kehormatan nasional. Fokus konflik ini pemerintah melakukan ancaman atau menggunakan militer untuk membersihkan beberapa insiden yang bersifat kecil menjadi krisis dan besar. Contohnya : invasi Yunani ke Bulgaria tahun 1925, yang menewaskan 2 orang penjaga di perbatasan Yunani dalam suatu insiden di perbatasan kedua negara itu.5. Konflik Imperialisme terbatas . konflik ini tercipta karena tujuan suatu pemerintah yang ingin menghancurkan kemerdekaan negara lain,karena alasan yang beragam dan terkombinasi dari tujuan ideologis, keamanan, dan perdagangan. Contohnya adalah pada kasus penyatuan Austria oleh Nazi Jerman 1938.6. Konflik bertujuan karena liberal, atau perang revolusioner suatu negara untuk membebaskan masyarakat negara lain.7. Konflik yang mucul sebagai akibat dari usaha suatu negara untuk mempersatukan negara yang terpecah belah.

E. Metode Penelitian

1. Tipe PenelitianTipe peneltian yang penulis gunakan adalah tipe penulisan Deskritif,untuk memberikan gambaran mengenai permasalahan yang ditelii2 . Teknik Pengumpulan DataUntuk mendapatkan data yang jelas dan terpublikasikan secara nyata,penulis menggunakan telaah pustaka (Library Research) dengan mencari dan mengumpulkan data dari yang bersifat sekunder bersumber dari buku-buku,dan artikel,berita secara online (internet)3 . Teknik Analisis DataAnalis data yang digunakan penulis pada penulisan ini adalah Content Analysis berupa penyajian dalam bentuk analisa dan data kualitatif4 . Jenis DataJenis data yang digunakan dalam penulisan proposal ini adalah data sekunder dengan menggunakan litelatur buku-buku dan internet yang berkaitan dengan masalah yang diangkat.5. Definisi OperasionalA .Perjanjian damai komprehensif awalnya disepakati dan ditandatangani pada tanggal 15 Oktober 2012 yang dimediasi oleh Malaysia.Isi kesepakatan tersebut mengenai pembagian anggaran pemerintah untuk dialokasikan pada sumber daya alam dan mineral di daerah baru di Mindanao. Pembicaraan terus dilakukan hingga ditandatanganinya perdamaian komprehensif sebagai kesepakatan solusi untuk berdamai pada tanggal 27 Maret 2014 yang merupakan hasil dari proses perundingan pada kerangka pertama tahun 2012. Entitas politk dan hukum yang diberikan kepada MILF akan di terapkan pada daerah baru di lima kawasan di Filipina Selatan yang akan di beri otonomi nantinya. Pembicaraan mengenai lebih lanjut mengenai daerah baru akan di bicarakan pemerintah dan MILF pada Pemilu Daerah 2016 mendatang.B. Konflik Filipina dan MILF dilatarbelakangi oleh diskriminasi, karena tak ada pertimbangan otoritas otonomi mereka . Dan mereka merasa otonomi Muslim kurang tercapai di Mindanao .Pasca Kemerdekaan, kenyataannya daerah Mindanao belum terjamah akan kejaminan etnis yang mereka cita-citakan.Mereka merasa terpojok dengan tindakan yang dilakukan AS sebagai negara kolonial yang memerdekakan Filipina. Sikap egois tersebut menurun ke Filipina . Dengan derasnya penyebaran masyarakat Kristen ke Mindanao dan dominasi tentara Filipina di Mindanao, Tindakan tersebut tak bisa di tolerir. Akhirnya masyarakat Moro memberontak dan membentuk gerakan separatis di Filipina bernama MNLF (Moro National Liberal Front), tak lama setelah itu bubar karena perjanjian terikat antara kedua pihak. Kemudian muncul MILF dari pecahan MILF. Kelompok inilah yang bertikai dengan Pemerintah Filipina selama kurang lebih 40 tahun dan merupakan garda utama gerakan Separatis di Filipina.

F. Sistematika Penulisan

BAB I Terdiri dari Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Landasan Teori, dan Metode Penelitian

BAB II Terdiri dari Pembahasan

BAB III Terdiri dari Tinjauan Pustaka

BAB IV Terdiri dari Penutup, Kesimpulan, dan Daftar Pustaka

G. Daftar Pustaka

Buku :K.J.Holsti Dan M.Tahir Azhari,Politik Internasional Kerangka Untuk Analisis Jilid 2,Penerbit Erlangga,Jakarta,1988,hal 172-173,180-183Internet :https://www.usfca.edu/uploadedFiles/Destinations/College_of_Arts_and_Sciences/Undergraduate_Programs/Peace_and_Justice_Studies/Student_Research/Philippines2.pdf The Mindanao Conflict: Ethnic Tensions in the Southern Philippines diakses 13 juli 2014http://pcdspo.gov.ph/downloads/.../Tripoli-Agreement-December-23-1976.pdf Perjanjian Tripoli 1976 diakses 16 juli 2014http://www.globalsecurity.org/military/world/para/milf.htm MILF diakses 9 juli 2014http://en.wikipedia.org/wiki/Moro_Islamic_Liberation_Front Moro Islamic Liberal Front diakses 9 juli 2014http://indonesian.irib.ir/fokus/-/asset_publisher/v5Xe/content/id/5671723 Perjanjian Damai Komprehensif antara Filipina dan MILF diakses 13 juli 2014http://www.pengertianahli.com/2014/01/pengertian-perjanjian-internasional.html Pengertian perjanjian internasional diakses 15 juli 2014