metformin terhadap kanker
DESCRIPTION
mekanisme metformin terhadap kankerTRANSCRIPT
Metformin (N’,N’-dimethylbiguanide) merupakan biguanidesemi sintetik
dengan dua gugus metil yang melekat pada nitrogen sebagai inti dari biguanide
(Barco et al.,2011). Metformin digunakan secara luas sebagai terapi diabetes tipe
II (Sahra et al., 2010). Efektivitas metformin sebagai antidiabetes tampak dari
kemampuannya dalam menurunkan glukosa darah melalui penekanan
glukoneogenesis hepatik dan menstimulasi penggunaan glukosa di otot. Efek ini
terkait dengan AMPK yang merupakan regulator metabolisme energi di tingkat
seluler (Dowling et al., 2007).
Aktivator AMPK termasuk metformin terbukti mampu menyebabkan downregulation
DVL3 dan menekan ekspresi β-catenin dan cyclin D1 sehingga
menganggu proses proliferasi sel (Kwan et al., 2012).
Metformin dapat menekan pertumbuhan sel tumor secara langsung karena metformin mampu
mengaktivasi AMPK sehingga akan menekan jalur mTOR. Jalur ini telah diketahui sebagai
jalur pengontrol proliferasi seluler pada berbagai sel kanker (Park, 2013). Di samping itu,
AMPK yang teraktivasi dapat secara langsung memfosforilasi p53 karena p53 merupakan
salah satu subtrat dari AMPK. Hal ini akan menginduksi berhentinya siklus sel (Imamura et
al., 2001 ; Jones et al., 2005). Fosforilasi p53 pada Ser-15 yang diinduksi oleh AMPK juga
akan menstabilisasi p53 dan menyebabkan akumulasi p53 di dalam mitokondria. Hal ini
selanjutnya akan menginduksi proses apoptosis jalur intrinsik (Nieminen et al., 2012).
Metformin mampu mengaktivasi AMPK, yang meregulasi metabolisme energi di dalam sel
(Rattan et al., 2011). AMPK yang teraktivasi dapat secara langsung memfosforilasi p53 dan
menginduksi berhentinya siklus sel karena p53 merupakan salah satu substrat AMPK (Jones
et al., 2005 ; Imamura et al., 2001). Fosforilasi p53 pada Ser-15 yang diinduksi oleh AMPK
juga akan menstabilisasi 94 p53 dan menyebabkan akumulasi p53 di dalam mitokondria yang
selanjutnya akan menginduksi proses apoptosis jalur instrinsik (Nieminen et al., 2012).
Berdasarkan hal ini, pemberian metformin diharapkan mampu memfosforilasi p53 pada Ser-
15 yang diinduksi oleh AMPK yang teraktivasi sehingga mampu mengaktivasi dan
merestorasi fungsi p53. Metformin dilaporkan juga meregulasi jalur AMPK/mTOR sehingga
berperan pada kontrol sintesis protein dan proliferasi sel (Sahra et al., 2010). Hal ini
didasarkan pada aktivasi AMPK oleh metformin akan menekan jalur-jalur yang
membutuhkan banyak energi seperti proses proliferasi sel dan sintesis protein.
Penelitian Zhuang dan Miskimins (2008) menunjukkan bahwa metformin mampu
menghambat siklus sel pada kultur sel kanker MCF-7 melalui aktivasi AMPK dan penekanan
ekspresi cyclin D1. Cyclin D1 merupakan protein starter siklus sel yang akan berikatan
dengan CDK 4/6 dan terjadi aktivasi kompleks 95 cyclin D1-CDK 4/6. Aktivasi kompleks ini
selanjutnya akan memfosforilasi Prb dan melepaskan faktor E2F yang merupakan faktor
transkripsi gen-gen yang diperlukan untuk transisi dari fase G1 ke fase S. Oleh karena itu,
penekanan cyclin D1 akan mengakibatkan terhentinya siklus sel pada fase G1/S (Alison,
2001 ; Matsushime et al., 1994) Berdasarkan informasi tersebut di atas, pemberian metformin
diharapkan mampu menghambat proliferasi sel HeLa melalui penekanan ekspresi cyclin D1
dan aktivasi p53. Di samping itu, metformin diharapkan juga mampu menginduksi proses
apoptosis pada sel HeLa. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui potensi antikanker
metformin, khususnya untuk terapi kanker serviks dengan menggunakan sel HeLa sebagai
model kanker serviks.