metalurgi besi baja

Upload: muhammad-abdurrahman

Post on 02-Mar-2016

27 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

metalurgi besi baja

TRANSCRIPT

Nama : M. Abdurrahman Mata Kuliah : Metalurgi Besi Baja

NIM : 123.11.004

PROSES PEMBUATAN PELLETProses pembuatan pellet bijih besi (Pelletizing) adalah proses aglomerasi atau penggumpalan konsentrat bijih yang berukuran halus. Umumnya kurang dari 74 mikron menjadi partikel berbentuk bola kecil dengan ukuran 8 sampai dengan 25 mm. tujuannya adalah agar mudah dipindah dan dapat memiliki sifat mekanik serta reduksi yang baik.Berikut adalah Skema proses pelletizing

Pada prinsipnya proses pelletizing meliputi proses pre-treatment, proses balling (aglomerasi atau penggumpalan) konsentrat bijih besi menjadi green pellet dan proses indurasi atau pemanasan pengerasan green pellet.1. Proses Pre-Treatment

Proses ini dilakukan melalui 3 tahap, yaitu Drying, grinding dan Pre-wetting. Drying dilakukan untuk menghilangkan gangue atau pengotor berupa sulfur dan fosfor menggunakan magnetic separator, grinding dilakukan untuk penyeragaman ukuran sedangkan pre-wetting dilakukan agar agar konsentrat (bijih besi) dan binder (limestone + bentonite) tercampur secara homogen dan menjadi slurry, tujuannya adalah agar mudah dibentuk.

2. Proses Balling

Setelah menjadi slurry, proses balling atau penggumpalan dilakukan untuk membentuk slurry tersebut menjadi green pellet (seperti kelereng atau bola kecil) dengan ukuran 30 mm.3. Proses Indurasi

Proses ini dilakukan untuk pengeringan, pemanasan (pembakaran) dan pendinginan green pellet hasil dari proses balling sebelumnya. Pellet yang sudah mengalami indurasi dikeluarkan dari indurator.

Sumber : http://www.raymondgrindingmill.com/solutions/cushing-plant/pelletizing-process.htmlPROSES PEMBUATAN KOKAS

Proses pembuatan kokas menggunakan teknologi FCP (Formed Coke Process) dengan memanfaatkan non-coking coal sebagai bahan utama. Selanjutnya, ditambahkan agen pengikat yang memungkinkan batubara untuk dibentuk, lalu kemudian di karbonisasi dalam keadaan terbentuk sedemikian rupa di sebuah tanur vertikal hingga menjadi kokas.Tahapan proses yang ada dalam FCP, yaitu penyiapan bahan mentah, pembentukan (shaping), karbonisasi batubara, dan pendinginan. Pada penerapannya, proses karbonisasi dan pendinginan berada dalam satu tanur vertical, namun terpisah secara sistematis. Hal ini berpengaruh pada lingkungan kerja, produktivitas, kemudahan produksi. Proses ini relatif mirip dengan chamber oven konvensional, namun FCP lebih tersusun dan emisi yang dihasilkan lebih rendah.Pada prosesnya, kokas yang terbentuk dari 100% non-coking coal, namun terkadang berupa campuran 70% non-coking dengan 30% coking coal.

Berikut adalah skema proses Formed Coke Process :

Skema diatas menunjukkan bahwa terdapat beberapa tahapan proses, yaitu :1. Tahapan Pembentukan

Non-coking material sebagai bahan utama dikeringkan hingga kadar air 2-3%, setelah itu di pulverized. Setelah agen pengikat ditambahkan pada pulverized coal, bahan dipadatkan dan dibentuk menjadi bongkahan-bongkahan batu.

2. Tahapan Karbonisasi

Formed coal diumpankan kedalam tanur karbonisasi dan melewati zona low-temperature carbonizing menuju high temperature carbonizing dengan suhu sekita 1000 0C, hingga karbonisasi tercapai. Laju pemanasan di control untuk mencegah formed-coal retak dan pecah akibat ekspansi dan kontraksi thermal. Setelah itu kokas didinginkan pada suhu 100 0C atau kurang pada zona pendinginan dengan menginjeksikan gas pendingin dari bawah tungku sehingga kokas yang keluar dalam keadaan dingin.

3. Gas yang Dihasilkan

Gas oven kokas (300-3500C) yang keluar pada bagian atas furnace didinginkan menggunakan precooler dan primary cooler. Setelah asap tar dihilangkan, sebagian gas didaur ulang untuk digunakan kembali. Gas hasil karbonisasi di ekstrak dan didesulfurisasi untuk menghasilkan bahan bakar yang bersih.

4. Daur Ulang Gas

Setelah uap Tar dihilangkan di electric separator, gas dipanaskan hingga sekitar 1000oC di high-temperatur gas furnace, lalu di injeksi menuju zona high-temperatur carbonizing. Gas yang dipanaskan sekitar 4500C pada low-temperature gas heating, dialirkan ke ejector. Ejector juga berguna untuk menarik gas yang panas akibat mendinginkan kokas. Kemudia gas pada ejector, dialirkan menuju zona low-temperatur carbonizing zone dengan temperature sekitar 6000C.

5. By productsUap pada gas dialirkan menuju decanter, guna memisahkan larutan ammonia dengan metode dekantasi dan presipitasi. Tiap produk sampingan ini didistribusikan ke industry untuk diolah lebih lanjut. Setelah Tar diolah lebih lanjut, tar digunakan kembali sebagai pengikat (binder) pada proses FCPSumber : www.jcoal.or.jp/eng/cctinjapan/2_3A1.pdfPROSES PEMBUATAN SINTER

Prinsip sintering adalah proses aglomerasi atau penggumpalan yang dilakukan melalui pembakaran, yaitu pemanasan bijih besi (konsentrat) bersama dengan fluks dan kokas atau batubara untuk menghasilkan massa semi-cair yang mengeras menjadi potongan-potongan berpori dari sinter dengan ukuran dan kekuatan karakteristik yang diperlukan.

Proses sintering dimulai dengan persiapan bahan baku yang terdiri dari ore fine, flux, lime dust dan return fines. Bahan-bahan ini dicampur dalam drum berputar dan ditambahkan air untuk mencapai aglomerasi yang baik. Aglomerasi ini adalah dalam bentuk micro-pelet. Micro-pelet tersebut membantu untuk mendapatkan permeabilitas optimal selama proses sintering, pelet mikro kemudian diumpankan ke sinter bed dan diberikan beban serta pemanasan.Pellet yang telah diberikan beban dan dipanaskan selanjutnya diumpankan ke bagian spike crusher guna dilakukan pemotongan sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan. Pellet yang telah dipotong tersebut kemudian dilakukan pendinginan menggunakan sinter cooler. Udara panas hasil sinter cooler dialirkan kembali ke sinter bed. Pellet yang telah mengalami pendinginan di sinter cooler kemudian dikeluarkan.Sumber : http://ietd.iipnetwork.org/content/sinter-plant