metabolik endokrin

20
Tinjauan pustaka Pengaruh Hormon Pertumbuhan terhadap Metabolisme dan Pertumbuhan PENDAHULUAN Hormon pertumbuhan atau yang disebut dengan growth hormone (GH) memiliki fungsi untuk mengatur pertumbuhan dalam tubuh kita.Hormon ini disekresi oleh kelenjar hipofisis atau kelenjar pituitary lobus anterior atau yang disebut dengan adenohipofisis.Hormon ini dirangsang oleh somatomedin yang dapat juga dilepas dari hati karena pengaruh insulin, hormon seks- steroid, hormon tiroid, dan faktor nutrisi.Hormon GH dihambat oleh somatostatin. Ketika sekresi hormon pertumbuhan terganggu maka akan mempengaruhi metabolisme yang ada dalam tubuh kita. Metabolisme dalam tubuh kita meliputi metabolisme karbohidrat, protein dan juga lemak. Apabila seseorang kekurangan hormon GH, maka akan mengalami kekerdilan tetapi apabila seseorang itu mengalami kelebihan hormon GH maka akan mengakibatkan gigantisme pada anak atau akromegali pada orang dewasa seperti pada skenario kita. Tujuan pembuatan makalah ini untuk mengetahui bagaimana pengaruh dari hormon pertumbuhan terhadap metabolisme tubuh dan pertumbuhan serta bagaimana efek yang ditimbulkan pada tubuh dari kekurangan dan kelebihan hormon tersebut. 1

Upload: cherylfelicia94

Post on 23-Dec-2015

83 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

metabolik endokrin

TRANSCRIPT

Tinjauan pustaka

Pengaruh Hormon Pertumbuhan terhadap Metabolisme dan

Pertumbuhan

PENDAHULUAN

Hormon pertumbuhan atau yang disebut dengan growth hormone (GH) memiliki fungsi

untuk mengatur pertumbuhan dalam tubuh kita.Hormon ini disekresi oleh kelenjar hipofisis atau

kelenjar pituitary lobus anterior atau yang disebut dengan adenohipofisis.Hormon ini dirangsang

oleh somatomedin yang dapat juga dilepas dari hati karena pengaruh insulin, hormon seks-

steroid, hormon tiroid, dan faktor nutrisi.Hormon GH dihambat oleh somatostatin. Ketika sekresi

hormon pertumbuhan terganggu maka akan mempengaruhi metabolisme yang ada dalam tubuh

kita.

Metabolisme dalam tubuh kita meliputi metabolisme karbohidrat, protein dan juga lemak.

Apabila seseorang kekurangan hormon GH, maka akan mengalami kekerdilan tetapi apabila

seseorang itu mengalami kelebihan hormon GH maka akan mengakibatkan gigantisme pada anak

atau akromegali pada orang dewasa seperti pada skenario kita.

Tujuan pembuatan makalah ini untuk mengetahui bagaimana pengaruh dari hormon

pertumbuhan terhadap metabolisme tubuh dan pertumbuhan serta bagaimana efek yang

ditimbulkan pada tubuh dari kekurangan dan kelebihan hormon tersebut.

ISI

Kelenjar hipofisis secara makro dan mikro

Makro kelenjar hipofisis

1

Tinjauan pustaka

Gambar 1. Kelenjar pituitary

Sumber: http://wikis.lib.ncsu.edu.

Kelenjar hipofisis adalah organ berbentuk oval, sebesar kacang dengan berat sekitar 0,5g.

Kelenjar ini terdiri dari 2 lobus yaitu:1

a. Lobus anterior (adenohipofisis) kelenjar terdiri dari pars distalis, pars tuberalis, dan pars

intermedia.

Pars distalis merupakan tonjolan lobus anterior.

Pars tuberalis, pada manusia tereduksi menjadi lempeng tipis sel-sel epithelial

pada bagian superior pars distalis. Bagian ini fungsi endokrinnya tidak diketahui,

teteapi merupakan bagian yang paling vaskular pada lobus anterior.

Pars intermedia, bersebelahan dengan lobus distalis, sangat jelas pada janin tetapi

tereduksi setelah dewasa.

b. Lobus posterior pituitary (neurohipofisis) tersusun dari pars nervosa dan infundibulum.

Pars nervosa terhubung dengan hipotalamus otak.

Infundibulum (batang saraf) menghubungkan neurohipofisis dengan otak.

2

Tinjauan pustaka

Gambar 2. Kelenjar hipofisis.2

Mikro kelenjar pituitary

Sel-sel adenohipofisis pada mulanya digolongkan menjadi kromofob dan kromofil

berdasarkan afinitas granula sitoplasmanya terhadap pewarnaan khusus.Kromofob yang terpulas

pucat diduga merupakan kromofil yang belum berdegranulasi dengan sedikit granula atau sel

induk yang belum berdeferensiasi.Kromofil dibagi lagi menjadi asidofil dan basofil karena sifat

pewarnaannya.Di adenohipofisis ada 2 jenis asidofil yaitu somatotrof dan

mammotrof.Sedangkan ada 3 jenis basophil yaitu gonadotrof, tirotrof, dan kortikotrof.2

Gambar 3.Mikroskopis kelenjar pituitary

Sumber: http://www.anatomyatlases.org

3

Tinjauan pustaka

Somatotrof menyekresi somatotropin yang disebut juga growth hormone (GH).Hormon

ini memicu pertumbuhan sel,pertumbuhan badan secara umum, penyerapan asam amino, dan

sintesis protein.Somatotropin juga merangsang hati untuk menghasilkan somatomedin yang

disebut juga insulin-like growth factor (IGF-1).Hormone ini meningkatkan proliferasi sel tulang

rawan (kondroit) di lempeng epifisis tulang panjang yang sedang tumbuh atau berkembang untuk

menambah panjang tulang.Terdapat juga peningkatan pada pertumbuhan otot rangka dan

pelepasan asam lemak dari sel lemak untuk produksi energi sel tubuh. Somatostatin,

menghambat pelepasan hormon pertumbuhan dari somatotrof di kelenjar pituitaria.2

Kelenjar hipofisis atau pituitary

Merupakan sebuah kelenjar endokrin kecil yang terletak dirongga bertulang didasar otak

tepat dibawah hipotalamus. Hipofisis dengan hipotalamus dihubungkan oleh sebuah tangkai

kecil (infundibulum) yang mengandung serat saraf dan pembuluh darah halus. Hipofisis

memiliki 2 lobus yaitu hipofisis anterior dan hipofisis posterior. Hipofisis anterior sering disebut

dengan adenohipofisis (adeno berarti”kelenjar”).3

Hipofisis anterior menghasilkan dan mengeluarkan enam hormon peptide yang sampai sejauh

ini telah diketahui, antara lain:3

Hormon pertumbuhan (growth hormone, GH, somatotropin)

Merupakan hormon utama yang bertanggung jawab mengatur pertumbuhan tubuh secara

keseluruhan dan juga penting dalam metabolisme perantara.

Thyroid-stimulating hormone (TSH, tirotropin)

Merupakan hormon yang merangsang sekresi hormone tiroid dan pekembangan kelenjar

tiroid.

Hormon adrenokortikotropik (adrenocorticotropic hormone, ACTH)

Merangsang sekresi kortisol oleh korteks adrenal dan meningkatkan pertumbuhan korteks

adrenal.

Follicle-stimulating hormone (FSH)

Pada wanita hormon ini berfungsi untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan folikel

ovarium.Selain itu mendorong sekresi hormon estrogen oleh ovarium.

Luteinzing hormone (LH)

4

Tinjauan pustaka

Pada wanita berfungsi dalam ovulasi, luteinasi,dan pengaturan sekresi hormon seks wanita,

estrogen dan progesterone oleh ovarium.

Prolactin (PRL)

Hormon pertumbuhan

Hormon pertumbuhan atau yang sering disebut growth hormone/GH merupakan hormon

polipeptida yang berasal dari protein berupa 191 rantai asam amino yang disintesis, dihasilkan di

hipofisis anterior dan merupakan hormone utama yang mengatur pertumbuhan pada

manusia.Hormone insulin dan hormone tiroid juga memiliki efek meningkatkan pertumbuhan

dan penting agar pertumbuhan dapat berjalan optimal.Selama masa remaja, androgen dan

estrogen mempercepat pertumbuhan dan merangsang “lonjakan pertumbuhan” (growth spurt).

Pengaturan dan pengeluaran hormon pertumbuhan (GH) diatur oleh GNRH dan

somatostatin.Growth hormone-releasing hormone (GNRH), GNRH ini dibentuk di hipotalamus

dan bekerja pada hipofisis anterior untuk mendorong pengeluaran GH.Sedangkan somatostatin

(growth hormone release-inhibiting hormone/ GHRIH) merupakan suatu tetradekapeptida yang

menghambat pembentukan dan pengeluaran GH.Hormon ini juga menekan pembentukan dan

pengeluaran thyroid-stimulating hormone (TSH), gastrin sekretin,polipeptidavasoaktif usus

(VIP), serta insulin dan glukagon. Somatostatin dihasilkan oleh sejumlah sel didalam tubuh.4

Hormon pertumbuhan sendiri tidak langsung merangsang pertumbuhan kerangka,

melainkan bekerja melalui hormon perantara yaitu somatomedins, insulin-like growth factor I

(IGF-1) dan insulin-like growth factor II (IGF-2). Faktor-faktor tersebut umumnya disintesis atau

dibuat dalam hati. Somatomedins dapat juga dilepas dari hati karena pengaruh insulin, hormon

seks-steroid, hormon tiroid, dan faktor nutrisi.5

Berkurangnya produksi GH karena hipopituitarisme ( atau dari sebab patologis apapun),

pada masa anak-anak menyebabkan terjadinya bentuk kerdil yang dapat diperbaiki dengan

suntikan GH secara teratur. Berkurangnya sekresi hormon tiroid menyebabkan berkurangnya

sekresi IGF-1 yang diproduksi dihati. Akibatnya ditemukan kelainan dwarfisme dimana ukuran

kepala tetap normal, tetapi anggota tubuh menjadi kerdil (pendek) karena gangguan/

berkurangnya osifikasi tulang.5

5

Tinjauan pustaka

Seseorang yang kelebihan hormon ini akan mengalami pertumbuhan luar biasa yang

disebut gigantisme pada anak atau disebut akromegali pada orang dewasa. Orang yang

kekurangan hormon ini akan mengalami kekerdilan.3

Selain hormon pertumbuhan yang mutlak perlu, hormon-hormon lain, termasuk hormon

tiroid, insulin, dan hormon seks, berperan sekunder dalam mendorong pertumbuhan.

Selama pubertas terjadi percepatan pertumbuhan linear karena memanjangnya tulang-

tulang panjang. Pubertas dimulai pada usia sekitar 11 tahun pada anak perempuan dan 13 tahun

untuk laki-laki. Sekresi hormon pertumbuhan meningkat selama pertumbuhan sehingga mungkin

berperan mempercepat pertumbuhan.Selain itu, androgen (hormon seks “pria”) sekresinya

meningkat drastis pada masa pubertas, berperan dalam lonjakan pertumbuhan pubertas dengan

mendorong sintesis protein dan pertumbuhan tulang.Sekresi estrogen oleh ovarium juga dimulai

pada saat pubertas. Testosterone dan estrogen akhirnya bekerja pada tulang untuk menghentikan

pertumbuhan lebih lanjut, sehingga tinggi dewasa penuh sudah dicapai pada akhir masa remaja.3

Efek fisiologis:1

Sintesis protein. GH mempercepat laju sintesis protein pada seluruh sel tubuh

dengan cara meningkatkan pemasukan asam amino melalui membrane sel.

Konservasi karbohidrat. GH menurunkan laju penggunaan karbohidrat oleh sel-

sel tubuh, dengan demikian menambah kadar glukosa darah.

Mobilisasi simpanan lemak. GH menyebabkan peningkatan mobilisasi lemak dan

pemakaian lemak untuk energi.

Stimulasi pertumbuhan rangka. GH menyebabkan hati memproduksi

somatomedin.

Pengaturan sekresi GH terjadi melalui sekresi dua hormone antagonis.1

Stimulus untuk pelepasan

GHRH dari hipotalamus-hipofisis menuju hipofisis anterior

Stimulus tambahan untuk pelepasan GH meliputi stress, malnutrisi, dan

aktivitas yang merendahkan kadar gula darah, seperti puasa dan olahraga.

Inhibisi pelepasan

Sekresi GHRH dihambat oleh peningkatan kadar GH dalam darah melalui

mekanisme umpan balik negatif.

Somatostatin, hormon penghambat GH

6

Tinjauan pustaka

Stimulus tambahan untuk inhibisi GH meliputi obesitas dan peningkatan

kadar asam lemak darah.

Metabolisme karbohidrat

Metabolisme karbohidrat yang pertama yaitu glikolisis EM, oksidasi piruvat, SAS,

glikogenolisis, glikogenesis, hump shunt, glukoneogenesis.Dalam jaringan hati atau otot, glukosa

diubah menjadi glukosa 6-fosfat, kemudiandiubah menjadi glikogen melalui beberapa tahapan.

Perubahan glukosa menjadi glikogen disebut proses glikogenesis.

Melalui proses glikoneogenesis, glikogen dapat pula dibuat dari zat-zat yang bukan gula

(glukosa), seperti gliserol, asam laktat, atau asam-asam amino gliogenik. Sebaliknya, glikogen

hati dapat dibongkar atau dikembalikan menjadi glukosa melalui beberapa tahap reaksi dan

proses biodegradasi; pembongkaran ini disebut proses glikogenolisis.6

Glikolisis EM merupakan suatu metabolisme untuk menguraikan glukosa menjadi piruvat

(dalam keadaan aerob) atau laktat (keadaan anaerob).Semua enzim glikolisis ditemukan

disitosol.jumlah yang dihasilkan melalui glikolisis secara aerob adalah sebanyak 8 ATP/ mol

glukosa sedangkan secara anaerob sebanyak 2 ATP/ mol glukosa.7

Gambar 4:siklus glikolisis EM.7

7

Tinjauan pustaka

Glukosa memasuki glikolisis melalui fosforilasi menjadi glukosa 6-fosfat yang dikatalisis

oleh heksokinase dengan menggunakan ATP sebagai donor fosfat.Heksokinase memiliki afinitas

tinggi (Km rendah) untuk glukosa, glukokinase memiliki Km yang jauh lebih tinggi daripada

konsentrasi glukosa intrasel normal. Fungsi glukokinase dihati adalah untuk mengeluarkan

glukosa dari darah setelah makan dan menghasilkan glukosa6-fosfat yang melebihi kebutuhan

untuk glikolisis, yang digunakan untuk sintesis glikogen dan lipogenesis.7

Pada glikolisis glukosa6-fosfat diubah menjadi fruktosa 6-fosfat oleh fosfoheksosa

isomerase yang melibatkan suatu isomerisasi aldose-ketosa. Reaksi ini dikutioleh fosforilasi lain

yang dikatalisis oleh enzim fosfofruktokinase untuk membentuk fruktosa 1,6-bifosfat. Fruktosa

1,6-bifosfat dipecah oleh aldolase menjadi dua triofosfat, gliseraldehida 2-fosfat dan

dihidroksiaseton fosfat. Gliseraldehida 3-fosfat dan dihidroksiaseton fosfat dapat saling

terkonversi oleh enzim fosfotriosa isomerase.7

Glikolisis berlanjut dengan oksidasi Gliseraldehida 3-fosfat menjadi 1,3-bifosfogliserat.

Enzim yang mengkatalisis reaksi oksidasi ini adalah gliseraldehida 3-fosfat dehydrogenase, yang

bersifat dependen-NAD. Dalam reaksi berikutnya yang dikatalisis oleh fosfogliserat kinase,

fosfat dipindahkan dari 1,3-bifosfogliserat ke ADP, membentuk ATP (fosforilasi tingkat

substrat) dan 3-fosfogliserat. Karena untuk setiap molekul glukosa yang mengalami glikolisis

dihasilkan 2 molekul triosa fosfat, pada tahap ini dihasilkan 2 molekul ATP per molekul glukosa

yang mengalami glikolisis. 3-fosfogliserat mengalami isomerisasi menjadi 2-fosfogliserat oleh

fosfogliserat mutase.7

Langkah berikutnya dikatalisis oleh enolase dan melibatkan suatu dehidrasi yang

membentuk fosfoenolpiruvat.Enolase dihambat oleh fluorida, enzim ini juga bergantung pada

keberadaan Mg2+ atau Mn2+. Fosfat pada fosfoenolpiruvat dipindahkan ke ADP oleh piruvat

kinase untuk membentuk 2 molekul ATP per satu molekul glukosa yang dioksidasi.7

8

Tinjauan pustaka

Gambar 5: siklus krebs

Sumber:http://www.sci.sdsu.edu

Selanjutnya siklus asam sitrat merupakan jalur akhir metabolisme bermacam zat.Terjadi

di mitokondria.Diawali dengan oksidasi setil koaA membentuk suatu siklus.Asetil koA dapat

diperoleh dari oksidasi karbohidrat, lemak dan asam amino.Terjadi dimitokondria.SAS adalah

suatu rangkaian reaksi yang melakukan oksidasi terhadap asetilkoA, membebaskan H+ dan e-

sehingga menghasilkan ATP.SAS berfungsi amfibolik yaitu berfungsi dalam jalur anabolik dan

katabolik. Siklus terdiri dari penggabungan 1molekul asetil koA (2C) dengan asam dikarboksilat

(4C) menjadi oksaloasetat kemudian menjadi asam trikarboksilat (6C) yaitu asam sitrat. Dalam

siklus asam sitrat dihasilkan 12 ATP.7

Gambar 6: SAS

Sumber: http://www.nbs.csudh.edu.

9

Tinjauan pustaka

Jadi, produksi ATP pada oksidasi 1 molekul glukosa adalah Glikolisi EM pada keadaan

aerob 8 ATP, oksidasi piruvat menjadi asetil koA 6 ATP, dana pada siklus asam sitrat yaitu 24

ATP. Pada keadaan aerob dihasilkan 38 ATP.7

Glukoneogenesis

Glukoneogenesis merupakan proses mengubah prekursor nonkarbohidrat menjadi

glukosa atau glikogen. Subtrat utamanya adalah asam-asam amino glukogenik,laktat, gliserol,

dan propionate.Hati dan ginjal adalah jaringan glukoneogenik utama. Reaksi-reaksi ini terjadi

sebagai berikut:7

1. Piruvat dan fosfoenolpiruvat

Pengembalian reaksi yang dikatalisis oleh piruvat kinase dalam glikolisis melibatkan dua

reaksi endotermik.Piruvat karboksilase mitokondria mengkatalisis karboksilasi piruvat menjadi

oksaloasetat, suatu reaksi yang membutuhkan ATP dengan vitamin biotin sebagai

koenzim.Biotin mengikat CO2 dari bikarbonat sebagai karboksibiotin sebelum penambahan CO2

ke piruvat.

Enzim kedua, fosfoenolpiruvat karboksilase, mengkatalisis dekarboksilasi dan fosforilasi

oksaloasetat menjadi fosfoenolpiruvat dengan menggunakan GTP sebagai donor fosfat. Di hati

dan ginjal, reaksi suksinat tiokinase dalam siklus asam sitrat menghasilkan GTP dan GTP

digunakan untuk reksi fosfoenolpiruvat karboksilase sehingga terbentuk hubungan antara

aktivitas siklus asam sitrat dan glukoneogenesis, untuk mencegah pengeluaran berlebihan

oksaloasetat untuk glukoneogenesis yang dapat mengganggu aktivitas siklus asam sitrat.

2. Fruktosa 1,6-bifosfat dan fruktosa 6-fosfat

Perubahan Fruktosa 1,6-bifosfat menjadi fruktosa 6-fosfat untuk pembalikan glikolisis,

dikatalisis oleh fruktosa 1,6-bifosfatase. Keberadaan enzim ini menentukan apakah jaringan

mampu membentuk glukosa (atau glikogen) tidak saja dari piruvat, tetapi juga dari triosa

fosfat.Enzim ini terdapat di hati, ginjal, dan otot rangka, tetapi mungkin tidak ditemukan di otot

jantung dan otot polos.

3. Glukosa 6-fosfat dan glukosa

Perubahan Glukosa 6-fosfat menjadi glukosa dikatalisis oleh glukosa 6-fosfatase.Enzim ini

terdapat di hati dan ginjal tetapi tidak di otot dan jaringan adipose, akibatnya tidak dapat

mengekspor glukosa ke dalam aliran darah.

10

Tinjauan pustaka

4. Glukosa 1-fosfat dan glikogen

Pemecahan glikogen menjadi glukosa 1-fosfat dikatalisis oleh fosforilase.Sintesis glikogen

melibatkan jalur yang berbeda melalui uridin difosfat glukosa dan glikogen sintase.

Hubungan antara metabolisme karbohidrat dengan hormone pertumbuhan yaitu hormon

pertumbuhan memiliki efek antagonis terhadap insulin sehingga meningkatkan kadar gula dalam

darah, yang nantinya akan meningkatkan proses konversi karbohidrat menjadi protein.7

Metabolisme protein

Protein dalam tubuh manusia tersusun atas rangkaian rantai asam amino. Asam amino tersebut

ada 2 macam yaitu essensial (tidak bisa disintesis sendiri dalam tubuh) dan asam amino non

essensial (bisa disintesis oleh tubuh).

Jalur metabolik utama dari asam-asam amino terdiri atas pertama, produksi asam amino dari

pembongkaran protein tubuh, digesti protein diet serta sintesis asam amino di hati.Kedua,

pengambilan nitrogen dari asam amino. Sedangkan ketiga adalah katabolisme asam amino

menjadi energi melalui siklus asam serta siklus urea sebagai proses pengolahan hasil sampingan

pemecahan asam amino. Keempat adalah sintesis protein dari asam-asam amino.3,8

Asam amino

non-esensial

Alanine, Asparagine, Aspartate, Cysteine, Glutamate, Glutamine,

Glycine, Proline, Serine, Tyrosine

Asam amino

esensial

Arginine, Histidine, Isoleucine, Leucine, Lysine, Methionine,

Phenylalanine, Threonine, Tyrptophan, Valine

(arginin dan histidin ada pada anak-anak)

Table 1.jenis asam amino.

Metabolisme lemak

Sintesis de novo asam lemak (Lipogenesis)

Sistem ini terdapat banyak dijaringan, meliputi hati, ginjal, otak, paru, kelenjar mamaria,

dan jaringan adiposa.Kebutuhan konfaktornya mencakup NADPH, ATP, Mn2+, biotin, dan

HCO3- (sebagai sumber CO2).asetil-koA adalah substrat langsungnya dan palmitat bebas adalah

produk akhirnya.Lipogenesis mengubah kelebihan glukosa dan zat-zat antara, missal piruvat,

laktat, dan asetil-koA menjadi lemak yang membantu fase anabolik siklus makan tersebut.

11

Tinjauan pustaka

Lipogenesis berkurang pada asupan kalori yang terbatas, diet-tinggi lemak, atau

defisiensi insulin seperti pada DM. lipogenesis meningkat jika makanan yang masuk berupa

sukrosa dan bukan glukosa, karena fruktosa memintas titik kontrol fosfofruktokinase pada

glikolisis dan memenuhi jalur lipogenik.7

Bikarbonat sebagai sumber CO2 diperlukan dalam reaksi awal untuk karboksilasi asetil-

koA menjadi maloni-koA dengan keberadaan ATP dan asetil-koA karboksilase.Asetil-koA

karboksilasi memerlukan vitamin biotin.Enzim ini adalah suatu protein multienzim yang

mengandung subunit-subunit identik dengan jumlah bervariasi, masing-masing mengandung

biotin, biotin karboksilase, protein pembawa biotin karboksil, dan transkarboksilase, serta empat

alosterik regulatorik. Reaksi ini berlangsung dalam 2 tahap yaitu: (1) karboksilasi biotin yang

melibatkan ATP dan (2) pemindahan karboksil ke asetil-koA untuk membentuk malonil-koA.7

Sumber utama NADPH untuk lipogenesis adalah jalur pentose fosfat.NADPH berperan

sebagai donor ekuivalen pada reduksi 3-ketoasil dan turunan 2-3-asil tak-jenuh.Reaksi oksidatif

jalur pentosafosfat adalah sumber utama hidrogen yang diperlukan untuk sintesis reduktif asam-

asam lemak. Jaringan yang mengkhususkan diri dalam lipogenesis aktif yaitu: hati, jaringan

adiposa, dan kelenjar mamaria dalam keadaan menyusui. Selain itu kedua jalur metabolik

ditemukan disitosol sel. Sumber lain NADPH adalah reaksi yang mengubah malat menjadi

piruvat yang dikatalisis oleh “enzim malat” (NADP malat dehidrogenase) dan reaksi isositrat

dehidrogenase yang terjadi diluar mitokondria.7

Lipolisis

Lemak hasil absorbsi masuk ke hati dan jaringan adipose melalui sistem limfe.Apabila

lemak dibutukan, lemak dipecah terlebih dahulu secara lipolisis hidrolitik menjadi asam lemak

dan gliserol penyusunnya. Asam lemak yang terbentuk ini mengalami aktivasi menjadi asil-

SkoA yang kemudian mengalami proses beta oksidasi menjadi asetil-SkoA dan masuk kedalam

siklus krebs untuk mendapatkan energi. Gliserol yang diperoleh mengalami aktivasi membentuk

gliserol-fosfat.Senyawa gliserol-fosfat ini kemudian diubah menjadi glukosa melalui reaksi

glukoneogenesis.Esterifikasi asil-SkoA yang tidak mengalami beta oksidaasi dengan gliserol-

fosfat yang tidak mengalami glukoneogenesis membentuk asam lemak bebas kembali. Sebagian

besar degradasi lemak terjadi didalam sel-sel hati.6

Hubungan metabolisme lemak dengan hormon pertumbuhan yaitu apabila proses

pemecahan lemak menjadi asam lemak dan gliserol meningkat maka akan mempengaruhi

12

Tinjauan pustaka

hormon pertumbuhan, atau dengan kata lain hormon pertumbuhan akan meningkatkan

penguraian lemak tubuh menjadi asam lemak bebas dan gliserol sehingga kadar lemak dalam

darah meningkat.6

Lemak jenuh cenderung meningkatkan kadar kolesterol dan berbahaya bagi kesehatan

bahan makanan yang mengandung lemak jenuh adalah lemak hewan, susu, keju, mentega,

santan, minyak kelapa, dan lain lain. Lemak tak jenuh dibagi menjadi lemak tak jenuh tunggal

(MUFA) yang memiliki sedikit pengaruh pada peningkatan kolesterol darah.Terdapat pada

minyak zaitun, biji kapas, dan minyak kelapa sawit. Sedangkan lemak tak jenuh ganda (PUFA)

yang dapat mengurangi kadar kolesterol dan trigliserida darah. Terdapat banyak pada minyak

zaitun dan minyak ikan (omega 3).9

KESIMPULAN

Berdasarkan skenario kita dimana seorang remaja perempuan yang pertumbuhannya

lebih cepat dibandingkan temannya, kemungkinan disebabkan karena kelebihan hormon

pertumbuhan yang mengakibatkan remaja tersebut mengalami pertumbuhan yang lebih

cepat.Hormon tersebut di sekresi oleh kelenjar adenohipofisis yang diatur oleh hipotalamus.

Selain itu pertumbuhan remaja yang lebih cepat itu bisa disebabkan oleh makanan yang

dikonsumsi yang nantinya akan mengalami metabolism baik itu karbohidrat,protein dan lemak

yang mempunyai dampak terhadap hormon pertumbuhan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC; 2004.h.203-6

2. Eroschenko VP. Atlas histologi difiore dengan korelasi fungsional. Jakarta: EGC;

2008.h.396-407.

3. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi 2. Jakarta: EGC; 2001.h.625-76.

4. Marks DB, Marks AD, Smith CM. Biokimia kedokteran dasar sebuah pendekatan klinis.

Jakarta: EGC; 2000.h.712.

5. Underwood JCE. Patologi umum dan sistematik. Edisi 2. Jakarta: EGC; 1999.h.91.

6. Sumardjo D. Pengantar kimia buku panduan kuliah mahasiswa kedokteran. Jakarta: EGC;

2006.h.25.

13

Tinjauan pustaka

7. Murray RK, Granner DK, Rodwell VW. Biokimia harper. Edisi 27. Jakarta: EGC;

2006.h.159-195.

8. Ganong WF. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 22. Jakarta : EGC. 2008

9. Fatimah. Gizi Usia Lanjut. Jakarta: Erlangga; 2010.h. 110-118.

14