merger dan akuisisi
TRANSCRIPT
MERGER DAN AKUISISI
1.1 DASAR PEMIKIRAN DI BALIK MERGER
Motif-motif utama di belakang merger perusahaan adalah:
a. Sinergi
Efek sinergi dapat timbul dari empat sumber:
Ekonomi Operasi, yang berasal dari skala keekonomian dalam manajemen,
pemasaran, produksi, dan distribusi
Ekonomi Keuangan, termasuk biaya transaksi yang lebih rendah dan cakupan
yang lebih baik dari dari para analis sekuritas
Perbedaan Efisiensi, di mana maksudnya adalah manajemen dari salah satu
perusahaan lebih efisien daripada yang lain dan aktiva dari perusahaan yang
lebih lemah akan lebih produktif setelah merger
Peningkatan Kekuatan Pasar akibat berkurangnya persaingan
b. Pertimbangan Pajak
Pertimbangan pajak telah mendorong pula terjadinya sejumlah merger. Sebagai
contoh, perusahaan yang menguntungkan dan berada di rentang tarif pajak tertinggi
dapat mengakuisisi sebuah perusahaan yang memiliki akumulasi kerugian pajak
dalam jumlah besar. Merger juga dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk
meminimalkan pajak ketika perusahaan memanfaatkan kelebihan dana yang
dimilikinya.
c. Pembelian Aktiva di bawah Biaya Penggantinya
Terkadang perusahaan akan dipandang sebagai kandidat akuisisi karena biaya
penggantian aktivanya jauh lebih tinggi daripada nilai pasarnya.
d. Diversifikasi
Para manajer seringkali menyebutkan diversifikasi sebagai salah satu alasan dari
merger. Mereka berpendapat bahwa diversifikasi akan membantu menstabilisasi
keuntungan perusahaan dan akibatnya memberikan keuntungan bagi para
pemiliknya. Stabilisasi keuntungan sudah pasti merupakan hal yang
menguntungkan bagi para karyawan, pemasok, dan pelanggan, namun dari sudut
pandang pemegang saham, stabilisasi merupakan nilai yang kurang pasti.
e. Insentif Pribadi Manajer
Pemimpin-pemimpin perusahaan menyukai kekuasaan, dan menjalankan sebuah
perusahaan besar akan berhubungan dengan kekuasaan yang lebih besar daripada
menjalankan perusahaan yang lebih kecil. Pertimbangan pribadi akan dapat
menghalangi sekaligus juga dapat memotivasi merger. Setelah sebagian besar
pengambilalihan, sebagian manajer dari perusahaan yang diakuisisi kehilangan
pekerjaan mereka, atau paling tidak otonomi yang mereka miliki.
f. Nilai Residu
Baru-baru ini, para spesialis pengambil alihan perusahaan telah mulai mengakui
nilai residu (breakup value) sebagai salah satu basis lain untuk melakukan valuasi.
Para analisis memperkirakan nilai residu sebuah perusahaan, yang merupakan nilai
dari masing-masing bagian perusahaan seandainya bagian-bagian tersebut dijual
secara terpisah.
1.2 JENIS MERGER
Para ekonom mengklasifikasikan merger menjadi empat jenis:
a. Merger Horizontal, terjadi ketika sebuah perusahaan bergabung dengan perusahaan
lain di dalam suatu lini bisnis yang sama.
b. Merger Vertikal, mungkin berupa akuisisi sebuah perusahaan penghasil baja atas
salah satu pemasoknya, seperti perusahaan pertambangan besi atau batu bara,
c. Merger Kongenerik, akan melibatkan perusahaan-perusahaan yang saling
berhubungan tetapi bukan merupakan produsen dari suatu produk yang sama
(horizontal) atau perusahaan yang memiliki hubungan produsen-pemasok (vertical)
d. Merger Konglomerat, terjadi ketika perusahaan-perusahaan yang tidak saling
berhubungan bergabung, seperti yang dicontohkan oleh akuisisi Mobil Oil atas
Montgomery Ward
1.3 PENGAMBILALIHAN PAKSA vs PENGAMBILALIHAN BERSAHABAT
1.4 REGULASI MERGER
1.5 ANALISIS MERGER
1.6 PAJAK DAN STRUKTUR PENAWARAN PENGAMBILALIHAN
Dalam suatu merger, perusahaan pengakuisisi dapat membeli aktiva perusahaan
sasaran atau membeli sahamnya langsung dari para pemegang saham.
Jika penawarannya adalah untuk aktiva perusahaan sasaran, dewan direksi
sasaran akan memberikan rekomendasinya kepada para pemegang saham, yang akan
mengambil suara untuk memutuskan apakah akan menerima atau menolak penawaran
tersebut. Dalam situasi seperti ini, perusahaan sasaran biasanya akan dilebur dan tidak
akan diteruskan lagi keberadaannya sebagai suatu entitas legal terpisah, meskipun
aktiva dan tenaga kerjanya dapat terus berfungsi sebagai sebuah divisi atau anak
perusahaan yang dimiliki sepenuhnya oleh perusahaan pengakuisisi.
Kebalikannya, jika perusahaan pengakuisisi membeli saham perusahaan sasaran,
maka perusahaan pengakuisisi harus bertanggungjawab terhadap seluruh kontinjensi
legal yang dikenakan terhadap perusahaan sasaran, bahkan atas hal-hal yang mungkin
terjadi sebelum pengambilalihan dilakukan.
Pembayaran yang ditawarkan oleh perusahaan pengakuisisi dapat dilakukan
dalam bentuk tunai, saham dari perusahaan pengakuisisi, utang dari perusahaan
pengakuisisi, atau beberapa kombinasi di antaranya. Struktur penawaran akan
mempengaruhi (1) struktur modal dari perusahaan pasca merger, (2) perlakuan pajak
baik dari perusahaan pengakuisisi maupun pemegang saham perusahaan sasaran, (3)
kemampuan para pemegang saham perusahaan sasaran meraih manfaat dari keuntungan
dimasa mendatang yang berhubungan dengan merger, (4) jenis-jenis peraturan federal
dan Negara bagian yang akan dikenakan pada perusahaan pengakuisisi.
Konsekuensi pajak dari suatu merger akan tergantung pada apakah merger
diklasifikasikan sebagai penawaran yang kena pajak atau penawaran tidak kena pajak.
Secara umum, penawaran yang tidak kena pajak adalah penawaran di mana bentuk
pembayarannya didominasi oleh saham, meskipun penerapan dari prinsip sederhana ini
jauh lebih rumit dalam prakteknya.
Peraturan sekuritas juga memiliki pengaruh pada pembuatan penawaran. Komisi
Sekuritas dan Perdagangan (Securities and Exchange Commission) memiliki
wewenang pengawasan atas penerbitan sekuritas baru, termasuk emisi atau utang
sehubungan dengan merger. Karena itu, ketika sebuah perusahaan mengajukan
penawaran untuk mengendalikan perusahaan lain melalui pertukaran utang atau ekuitas,
kesluruhan prosesnya harus dilakukan di bawah pengawasan ketat dari Komisi
Sekuritas dan Perdagangan. Waktu yang dibutuhkan untuk peninjauan seperti itu
memungkinkan manajemen perusahaan menerapkan taktik bertahan dan menerima
penawaran saingan dari perusahaan-perusahaan lain, sehingga sebagai akibatnya,
hamper seluruh pengajuan penawaran paksa dilakukan dalam bentuk tunai daripada
dalam bentuk sekuritas.
1.7 PELAPORAN KEUANGAN UNTUK MERGER
a. Akuntansi penyatuan kepentingan
Penyatuan kepentingan (pooling of interest), menurut teorinya adalah suatu
merger perusahaan-perusahaan yang setara, dan akibatnya neraca konsolidasinya
tinggal dibuat dengan menambahkan masing-masing neraca dari perusahaan yang
bergabung.
b. Akuntansi pembelian
Perusahaan pengakuisisi diasumsikan telah membeli perusahaan sasaran
dengan cara yang sama seperti jika perusahaan membeli aktiva modal,
membayarnya dengan uang tunai, utang, atau saham dari perusahaan pengakuisisi.
Jika harga yang dibayarkan persis sama dengan nilai aktiva bersih perusahaan yang
dibeli, yang didefinisikan sebagai total aktiva dikurangi kewajibannya, maka neraca
konsolidasi akan identik dengan neraca menurut penyatuan kepentingan. Jika tidak,
maka akan terjadi suatu perbedaan penting. Jika harga yang dibayarkan melebihi
nilai aktiva bersih, maka nilai aktiva akan dinaikkan untuk mencerminkan harga
yang benar-benar dibayarkan, sedangkan jika harga yang dibayarkan lebih rendah
daripada nilai aktiva bersih, maka aktiva harus diturunkan nilainya ketika neraca
konsolidasi dibuat.
c. Pengaruh laporan laba rugi
Perbedaan yang signifikan juga dapat terjadi pada laba yang dilaporkan
menurut kedua metode akuntansi di atas.
1.8 ANALISIS UNTUK “KONSOLIDASI SEJATI”
Berikut langkah-langkah yang dapat dilakukan:
a. Buatlah laporan pro forma dari perusahaan yang dikonsolidasikan. Sinergi pada
umumnya diharapkan akan memiliki arti yang penting, sehingga harus
diperhitungkan di dalam laporan keuangan pro forma. Jika pertimbangan antitrust
mengharuskan adanya penghapusan aktiva-aktiva tertentu, maka hal tersebut harus
tercermin juga di dalam proyeksi laporan keuangan. Kumpulan angka yang utama
adalah proyeksi arus kas bebas konsolidasi yang tersedia bag para pemegang
saham.
b. Estimasikan biaya ekuitas perusahaan yang baru dan gunakan tingkat tersebut untuk
mendiskontokan arus ekuitas dari perusahaan yang dikonsolidasikan. Ini adalah
nilai ekuitas dari perusahaan konsolidasian.
c. Tentukan bagaimana cara mengalokasikan saham perusahaan baru di antara kedua
kelompok pemegang saham lama. Normalnya, kita akan mengharapkan nilai
konsolidasi yang melebihi jumlah dari nilai kedua perusahaan sebelum
pengumuman karena adanya sinergi.
1.9 PERANAN BANKIR INVESTASI
Para banker invetasi akan ikut terlibat dalam merger melalui beberapa cara:
a. Mengatur merger
Bank-bank investasi besar memiliki grup merger dan akuisisi yang
beroperasi di bawah departemen keuangan perusahaannya. Anggota dari grup ini
mengidentifikasikan perusahaan-perusahaan yang memiliki kelebihan kas yang
ingin membeli perusahaan-perusahaan lain, perusahaan yang mungkin bersedia
untuk dibeli, dan perusahaan-perusahaan yang mungkin, karena sejumlah alasan,
dinilai menarik oleh perusahaan lain.
b. Mengembangkan taktik bertahan
Perusahaan sasaran yang tidak ingin dibeli umumnya akan meminta
bantuan dari bank investasi, bersama-sama dengan kentor pengacara yang memiliki
spesialisasi di bidang merger. Pertahanan yang dapat dilakukan meliputi taktik-
taktik seperti (1) mengubah anggaran rumah tangga sehingga hanya sepertiga dari
direktur dipilih setiap tahunnya sehingga dibutuhkan persetujuan 75 persen
(mayoritas super) versus mayoritas biasa untuk menyetujui suatu merger. (2)
mencoba untuk meyakinkan para pemegang saham perusahaan sasaran bahwa harga
yang ditawarkan terlalu rendah. (3) mengemukakan isu-isu antitrust dengan harapan
akan adanya intervensi dari Departemen Kehakiman. (4) membeli kembali sahamdi
pasar terbuka sebagai salah satu usaha untuk mendorong harga di atas harga yang
ditawarkan oleh calon pengakuisisi potensial. (5) mencari seorang ksatria putih
(white knight) yang dapat diterima oleh manajemen perusahaan sasaran untuk
berkompetisi dengan calon pengakuisisi potensial. (6) mencari seorang pengawal
putih (white squire) yang bersahabat dengan manajemen perusahaan sekarang untuk
membeli saham perusahaan sasaran dalam jumlah yang cukup banyak sehingga
menghalangi terjadinya merger. (7) meminum pil racun
Pertahanan pengambilalihan lain yang dipergunakan saat ini adalah
program kepemilikan saham oleh karyawan (employee stock ownership program –
ESOP). Karena para perwakilan ESOP pada umumnya berada di belakang pihak
manajemen dan mendukung setiap usaha untuk melawan pengambilalihan, dan
karena seringkali dibutuhkan maksimal 85 persen suara untuk menyelesaikan suatu
merger, adanya ESOP dapat menjadi pertahanan yang efektif terhadap penawaran
pengambilalihan paksa.
c. Menentukan Nilai yang Wajar
Jika manajemen dua perusahaan sedang mengusahakan merger yang
bersahabat, maka penting untuk didokumentasikan bahwa harga yang disepakati
adalah harga yang wajar, karena jika tidak para pemegang saham dari masing-
masing perusahaan akan dapat melakukan tuntutan guna menggagalkan merger.
Oleh sebab itu, dikebanyakkan merger besar masing-masing pihak akan
menggunakan jasa perbankan investasi untuk mengevaluasi perusahaan sasaran dan
membantu menentukan harga yang wajar. Sedangkan perusahaan sasaran mungkin
akan mencari bantuan untuk “membuktikan” bahwa harga yang ditawarkan terlalu
rendah.
d. Mendanai Merger
Kebanyakan merger didanai menggunakan kelebihan kas perusahaan
pengakuisisi. Namun, jika perusahaan pengakuisisi tidak memiliki kelebihan kas,
perusahaan akan membutuhkan sumber dana lainnya.
Untuk dapat meraih kesuksesan di bidang usaha merger dan akuisisi,
seorang banker investasi harus dapat menawarkan suatu paket pendanaan kepada
kliennya, tak peduli apakah klien tersebut pengakuisisi yang membutuhkan modal
untuk mengambilalih perusahaan atau perusahaan sasaran yang mencoba untuk
mendanai rencana pembelian kembali saham atau pertahanan terhadap
pengambilalihan lainnya.
e. Operasi Arbitrase
Arbitrase pada umumnya memiliki makna secara bersamaan membeli dan
menjual komoditas atau sekuritas yang sama dalam dua pasar dan harga yang
berbeda, dan kemudian mengantongi suatu pengembalian bebas resiko. Arbiter
berspekulasi pada saham-saham perusahaan yang kemungkinan menjadi sasaran
pengambilalihan. Dibutuhkan jumlah modal yang sangat besar untuk berspekulasi
dibanyak sekuritas yang akibatnya akan mengurangi resiko, dan juga untuk
mendapatkan uang dari rentang yang sempit. Agar dapat berhasil arbiter harus dapat
mengenduskemungkinan sasaran, menilai probabilitas keberhasilan penawaran dan
bergerak masuk dan keluar pasar secara cepat dengan biaya transaksi yang rendah.
1.10 BUKTI EMPIRIS
Kebanyakan peneliti setuju bahwa pengambilalihan akan meningkatkan
kekayaan para pemegang saham perusahaan sasaran, karena kalau tidak mereka tidak
akan mungkin menyetujui penawaran tersebut. Namun, terdapat perdebatan mengenai
apakah merger memberikan keuntungan kepada para pemegang saham perusahaan
pengakuisisi. Secara khusus, manajemen perusahaan pengakuisisi yang dapat
termotivasi oleh faktor-faktor selain memaksimalkan kekayaan para pemegang saham.
Sebagai contoh, mereka mungkin ingin melakukan merger hanya karena ingin
meningkatkan ukuran perusahaan yang mereka kelola, karena peningkatan ukuran
biasanya akan membawa tingkat gaji plus keamanan pekerjaan, tunjangan, kekuasaan,
dan gengsi yang lebih tinggi.
Jadi, bukti-bukti yang ada mengindikasikan secara kuat bahwa (1) akuisisi
memang menciptakan nilai, namun (2) pemegang saham perusahaan sasaranlah yang
meraih hampir seluruh keuntungannya.
Hasil-hasil di atas ternyata bukanlah suatu hal yang mengejutkan. Pertama,
pemegang saham perusahaan sasaran selalu dapat mengatakan tidak, sehingga mereka
sebenarnya berada di posisi kemudi. Kedua, pengambilalihan adalah sebuah permainan
yang kompetitif, sehingga jika satu calon perusahaan pengakuisisi potensial tidak
memberikan penawaran penuh bagi sasaran yang potensial, maka perusahaan lain
biasanya akan langsung masuk dengan penawaran yang lebih tinggi. Terakhir,
manajemen perusahaan pengakuisisi dapat saja merelakan seluruh nilai yang diciptakan
oleh merger, karena merger akan meningkatkan posisi pribadi para manajer
pengakuisisi tanpa harus merugikan pemegang saham mereka.
1.11 ALIANSI KORPORAT
Merger adalah salah satu cara bagi dua perusahaan menggabungkan
kekuatannya, namun banyak perusahaan menjalin ikatan kerja sama, disebut dengan
aliansi korporat, atau aliansi strategis, yang berhenti tidak jauh dari merger. Aliansi
memungkinkan perusahaan menciptakan kombinasi yang memusatkan perhatian pada
lini-lini bisnis khusus yang menawarkan sinergi yang paling potensial. Aliansi dapat
memiliki banyak bentuk, mulai dari perjanjian pemasaran sederhana hingga
kepemilikan bersama suatu operasi yang mendunia.
Salah satu bentuk aliansi korporat adalah usaha bersama (joint venture), di mana
bagian-bagian dari perusahaan bergabung bersama untuk mencapai sasaran yang
spesifik dan terbatas.
1.12 PEMBELIAN MELALUI UTANG
Suatu situasi di mana sekelompok kecil investor (yang biasanya termasuk
manajemen perusahaan) melakukan pinjaman besar-besaran untuk membeli seluruh
saham sebuah perusahaan lain.
Sekelompok kecil investor, biasanya termasuk manajemen berjalan,
mengakuisisi sebuah perusahaan dalam suatu transaksi yang sebagian besar didanai
oleh utang. Utang tersebut akan dipenuhi oleh dana yang dihasilkan oleh operasi
perusahaan yang diakuisisi dan seringkali oleh penjualan sebagian aktivanya.
Terkadang, kelompok pengakuisisi memiliki rencana untuk menjalankan perusahaan
yang diakuisisi selama beberapa tahun, mendorong penjualan dan labanya, dan
kemudian membuatnya menjadi perusahaan terbuka lagi sebagai sebuah perusahaan
yang lebih kuat.
1.13 DIVESTASI
Divestasi yaitu penjualan fasilitas produktif yang dilakukan oleh perusahaan.
Terdapat empat jenis divestasi:
a. Penjualan satu unit operasi kepada perusahaan lain, pada umumnya akan
melibatkan penjualan dari keseluruhan divisi atau unit. Biasanya untuk uang tunai
tetapi terkadang untuk saham dari perusahaan pengakuisisi.
b. Spin-off, pemegang saham perusahaan yang ada akan diberikan saham baru yang
mencerminkan hak kepemilikan terpisah dalam divisi yang didivestasi. Divisi
tersebut menentukan dewan direksi dan pejabatnya sendiri, dan menjadi sebuah
perusahaan terpisah. Para pemegang saham akhirnya akan memiliki saham pada dua
perusahaan daripada hanya satu perusahaan, namun dengan tidak terjadi
perpindahan uang.
c. Carve-out, kepemilikan minoritas dalam sebuah anak perusahaan dijual kepada
pemegang saham baru, sehingga perusahaan induk memperoleh pendanaan ekuitas
baru namun masih tetap mempertahankan kendali.
d. Melikuidasi langsung seluruh aktiva. Dalam suatu likuidasi aktiva dari suatu divisi
dijual secara per bagian, bukannya sebagai satu entitas operasi.