menyehatkan kammi

7
Menyehatkan Kaderisasi KAMMI UB: Dari Komisariat, Fakultas, Hingga Angkatan Oleh Eri Muriyanto (KAMMI Daerah Malang) Prolog Dalam transaksi dagang, hal ini serupa harga mati; tidak bisa ditawar. Pada sebuah bangunan, hal ini seumpama pondasi; kudu dipasang kokoh pertama kali. Di bagian kendaraan bermotor; hal ini sejenis mesin; penggerak utama buat melaju. Hal ini adalah kaderisasi. Usia organisasi KAMMI tidak bisa dibilang kanak-kanak, hanya saja memang berjalan sangat pelan menuju dewasa. Manhaj kaderisasi 1427H dikembangkan menjadi 1433H, lalu diperbarui dan ditetapkan menjadi Manhaj Pengkaderan KAMMI (MPK)[1]. Semangat mengimplementasikan secara serius-menyeluruh MPK ini agaknya mengalir dari daerah ke daerah. Menghadirkan harapan segar yang melambung tinggi sekaligus kekagetan-kekagetan sebab kebijakan arah baru kaderisasi. Kesemrawutan terlihat tidak samar. Kemapanan ideal semu kudu dirombak. Titip kader pada gerakan lain dengan dalih efisiensi saatnya diputus dan digarap mandiri.

Upload: dzaki

Post on 08-Jul-2016

244 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

by:Eri Muriyan / fib ub 2013

TRANSCRIPT

Page 1: Menyehatkan KAMMI

Menyehatkan Kaderisasi KAMMI UB:Dari Komisariat, Fakultas, Hingga Angkatan

Oleh Eri Muriyanto (KAMMI Daerah Malang)

PrologDalam transaksi dagang, hal ini serupa harga mati; tidak bisa ditawar.

Pada sebuah bangunan, hal ini seumpama pondasi; kudu dipasang kokoh

pertama kali. Di bagian kendaraan bermotor; hal ini sejenis mesin;

penggerak utama buat melaju. Hal ini adalah kaderisasi.

Usia organisasi KAMMI tidak bisa dibilang kanak-kanak, hanya saja

memang berjalan sangat pelan menuju dewasa. Manhaj kaderisasi 1427H

dikembangkan menjadi 1433H, lalu diperbarui dan ditetapkan menjadi

Manhaj Pengkaderan KAMMI (MPK)[1]. Semangat mengimplementasikan

secara serius-menyeluruh MPK ini agaknya mengalir dari daerah ke

daerah. Menghadirkan harapan segar yang melambung tinggi sekaligus

kekagetan-kekagetan sebab kebijakan arah baru kaderisasi.

Kesemrawutan terlihat tidak samar. Kemapanan ideal semu kudu

dirombak. Titip kader pada gerakan lain dengan dalih efisiensi saatnya

diputus dan digarap mandiri.

Latar KAMMI BrawijayaKAMMI memang berdiri di Malang, tepatnya di UMM, 29 Maret 1998[2]. 17

Tahun KAMMI bergeliat di Brawijaya, Komisariat penuh Brawijaya menjadi

rumah gerakan. Sekretariat Komisariat adalah rumah pertama kali KAMMI

Daerah Malang menjejakkan basis gerakan, termasuk ruang yang

digunakan Fahri Hamzah ddk. saat awal-awal kelahiran, ini menjadi

nuansa sejarah perjuangan yang khas tersendiri.

Page 2: Menyehatkan KAMMI

Ribuan kader telah dientaskan. Setiap tahun ratusan kader dilahirkan.

Kepemimpinan berkualitas di tingkat kampus selalu disabet tanpa gugur

kecuali sekali. Kepemimpinan di tingkat fakultas tidak jauh berbeda

dengan disertai pasang surut. Di ranah lain, keilmuan, predikat mahasiswa

berprestasi tidak jarang disandang kader KAMMI, yang terakhir adalah

Abdul Jabbar Jawwadurrahman, tingkat kampus dan juga fakultas.

Dakwah tauhid sebagaimana tertera dalam paradigma gerakan oleh kader

berhasil tersalurkan dalam wadah LDK dan LDF dengan nuansa syiar

Islam yang apik.

Kendati dibuahi kondisi dakwah yang nyaman dan produktif seperti itu,

gerakan lain seperti HMI juga tumbuh subur, malahan memiliki Komisariat

dengan basis fakultas yang banyak sebab umur yang tidak muda lagi.

GMNI, PMII, juga tidak kalah. GP HTI dan IMM pun ada.

Dengan satu Komisariat, KAMMI Brawijaya bergerak dengan tak kurang

dari 600 kader setiap tahun[3]. Tersebar dari 15 fakultas. Beragam

program kerja dari berbagai divisi dibuat dan dijalankan. Tahun ini,

struktur kepengurusan lengkap mulai dari pengurus harian, kaderisasi,

LAK, kebijakan publik, Humas, Sosma, dan Ide Kreatif. Selain itu disertai

koordinator fakultas yang disebut dengan Penggerak KAMMI (Pengkam)

di tiap fakultas.

Pengkam berkoordinasi secara langsung dengan ketua umum atau

kaderisasi dengan agenda-agenda insidental. Tugas utama pengkam

adalah menghidupkan fakultas. Agenda rutin berupa gathering kumpul-

kumpul santai atau pun pemberian materi dan diskusi setiap dua pekan

sekali. Struktur semu “komisariat fakultas” menjadi arahan untuk dibentuk

bagi fakultas dengan kader banyak.

Page 3: Menyehatkan KAMMI

Satu di antara hal menarik di Brawijaya adalah adanya KAMMI angkatan.

Setiap kader yang mengikuti DM1 akan dibuatkan forum angkatan sesuai

angkatan masuk kampus. Setiap angkatan memiliki seorang ketua

angkatan (kating). Pemilihan ketua angkatan biasanya dilakukan inisiatif

angkatan sendiri. Selama ini nampaknya tidak pernah terjadi kegaduhan

yang berarti dalam pemilihan. Sebab kultur kader menolak jika diberi

amanah atau tidak rebutan masih kental. Grup sosial media menjadi

wadah bertukar cakap hingga diskusi isu-isu harian. Angkatan juga sering

melakukan kumpul-kumpul untuk menjalin solidaritas ataupun menggelar

diskusi.

MasalahDalam pelaksanaan kaderisasi selama ini Komisariat Brawijaya ada

beberapa masalah yang bisa diungkap. Pertama, berkaitan dengan

ideologisasi. Kedua berkaitan dengan kemandirian pengelolaan Madrasah

KAMMI Khos (MK Khos) dan Madrasah KAMMI Klasikal 1 (MK 1). Ketiga,

berkaitan dengan keseimbangan antara kuantitas dan kualitas (rasio

jenjang kader). Keempat, kepakaran keilmuan kader.

Formula Kaderisasi Menyeluruh TerintegrasiKomisariat, fakultas, dan angkatan adalah ruang pertemuan kader yang

bukan tidak menyibukkan. Program kerja komisariat, kumpul fakultas, dan

angkatan di lapangan tidak sepi. Apatah lagi di sosial media, riuh kicauan

dari hal remeh hingga serius. Untuk memaksimalkan ruang-ruang

pertemuan kader beberapa hal saya coba tawarkan.

Pertama, MK 1 Dimana-mana. Terdapat 12 materi[3] MK 1 yang harus

diikuti kader AB1. Selama ini MK 1 dijalankan dengan materi berupa hasil

ijtihad kaderisasi Komisariat sebanyak 10 mater, selama 1 tahun

kepengurusan, dengan pelaksana adalah kaderisasi Komisariat. Dalam

pelaksanaannya, peserta yang hadir tidak bisa maksimal akibat

Page 4: Menyehatkan KAMMI

berbenturan dengan agenda akademik agenda organisasi intra kampus.

Sebab setiap 1 materi adalah 1 pertemuan, maka ketika kader terlewat 1

materi maka tidak ada materi yang sama selama 1 taun kepengurusan.

MK 1 dimana-mana ini maksudnya adalah mengadakan MK 1 dengan

sering atau meteri yang sama beberapa kali dalam satu tahun

kepengurusan. Apabila pelaksana MK 1 sebelumnya adalah kaderisasi

komisariat saja, pada hal ini kaderisasi komisariat menunjuk 2 komisariat

setiap bulan (atau di tentukan di tahun awal) untuk mengadakan MK 1.

Gathering atau kumpul-kumpul fakultas yang biasanya santai-santai bisa

diganti dengan MK 1 ini. Selanjutnya walau pun pelaksanya adalah satu

fakultas, tetapi pesertanya bebas dari fakultas lain. Ini untuk meminimalisir

bentrokan agenda akademik atau agenda lain kader. Sehingga yang

terjadi selama satu tahun kepengurusan terdapat sekitar 36 kali MK 1

selama setahun, atau 3 kali MK 1 selama sebula, yang bisa dipilih kader

untuk diikuti sesuai capai 12 materi.

Inti dari poin pertama ini adalah memperbanyak pelaksanaan MK 1. Saya

rasa ini tidak sulit. Sebab fakultas sudah terbatas mengadakan gathering

sekaligus pemberian materi. Hanya saja materi yang diberikan

menyesuaikan kebutuhan fakultas atau yang bersifat ke-ukhuwah-an atau

soliditas. 12 materi MK 1 ini bermacam-macam, dari ruhiyah-ubudiyah,

sosial-politik, hingga sejarah.

Kedua, MK Khos (Mandiri). MK Khos ini biasa dikenal dengan mentoring

pada LDK atau hallaqoh pada gerakan Tarbiyah. Selama ini kaderisasi

melalui MK Khos ini selalu disamakan dengan hallaqoh atau mentoring.

Memang secara substansi materi relatif sama. Namun secara wadah,

tidak pernah disebut dengan jelas sebagai MK Khos KAMMI. Di satu sisi

self of belonging jelas tidak terbentuk. Di sisi lain, barangkali jarang sekali

materi-materi yang diberikan dielaborasi dalam sudut pandang KAMMI. Ini

Page 5: Menyehatkan KAMMI

ironi KAMMI. Bagaimana mungkin paradigma kader KAMMI terbentuk bila

yang diberikan adalah paradigma gerakan lain?

MK Khos ini terdiri dari 10 materi[4]. Penyampaian materi bisa berupa

ta’lim atau bedah buku. Penyampai materi disebut Pemandu , yang

idealnya bila belum terbentuk Korps Pemandu, dipandu oleh Bedah buku

diperuntukkan bagi kader yang sebelum masuk kami sudah mendapatkan

materi yang sama dalam hallaqoh atau mentoring [5]. Pelaksanaan MK

Khos ini tidak baku harus sepekan sekali. Juga tidak disebutkan sekali

pertemuan harus satu materi. Ini fleksibel untuk menyesuaikan kader yang

juga mengikuti hallaqoh kampus.

Ketiga, Ideologisasi Gerakan.