menunggu kepemimpinan yangmemandudan menengah yang berat ada di depan mata, dan harus dipikul...
TRANSCRIPT
Gagasan besar yang kreatif, akomodatif, dan mampu mewujudkan sinergi, merupakan prasyarat untuk keberhasilan
pembangunan kesejahteraan masyarakat
EDISI: IV/2019, SEPTEMBER 2019
Jl. Lembang No. 35, Menteng Jakarta Pusat – Indonesia 10310 Telepon: +6221-31935312 Email : [email protected]
@AKKOPPSINERGI AKKOPPSINERGI
Kepemimpinanyang
Menunggu
Memandu
SDGs 2030
Menunggu Kepemimpinan yang Memandu
4
Sanitasi Aman Cermin Peradaban Daerah
Advokasi Spesifik Kepala Daerah
7 9
Belanja Masalah, Bayar Solusi
15
Daftar Isi
Tabloid ini Diterbitkan Melalui Kerja Sama AKKOPSI dan USAID IUWASH PLUS
Inilah masa transisi, tahun terakhir periode implementasi RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional) tahun 2015-2019, menuju pelaksanaan RPJMN 2020–2024. Berbagai indikator pembangunan nasional dalam RPJMN memiliki korelasi dengan agenda pembangunan global 2030 yang dituangkan dalam SDGs (Sustainable Development Goals). Sejak tahun 2016, AKKOPSI tidak hanya berfokus dalam ruang lingkup pembangunan sektor sanitasi (Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/SDGs 6.2) saja, tapi juga untuk sektor air minum (SDGs 6.1 bahkan berbagai isu di sektor perumahan, kawasan permukiman dan keberlanjutan perkotaan (SDGs 11).
Perencanaan oleh pemerintahan periode yang baru merupakan momentum advokasi kebijakan yang lebih terpadu. Tantangan utama advokasi kebijakan pembangunan adalah kemampuan dalam memanfaatkan momentum seperti ini. Sebagai wadah informasi sekaligus media advokasi, edisi AKKOPSINERGI kali ini memiliki tiga momentum utama. Pertama, momentum masa transisi periode RPJMN seperti yang telah disinggung di atas, serta dikaitkan dengan konteks global (SDGs). Sudah bukan masanya lagi pembangunan sektoral yang kadang tidak berhubungan kerangka kerja yang logis yang berdampak bagi peningkatan derajat hidup masyarakat.
Kedua, momentum untuk lebih saling mengenal dan menyapa sesama anggota, terutama anggota baru AKKOPSI (baik yang baru menjabat
sebagai kepala daerah pemenang Pilkada ataupun yang baru bergabung). Untuk kabupaten/kota mereka baru bergabung, telah disampaikan Surat Keputusan terbaru dari Ketua Umum AKKOPSI tentang; Nomor Resmi Keanggotaan Baru AKKOPSI. Sehingga pada pertemuan puncak tahunan para bupati/walikota anggota AKKOPSI, yang lebih dikenal sebagai City Sanitation Summit (CSS) XVIII di Kota Jambi, pada 24-25 Oktober tahun lalu, genap sudah 491 bupati/walikota yang menerima nomor keanggotaan AKKOPSI.
Ketiga, di kuartal akhir 2019 ini terdapat bupati/walikota bahkan gubernur yang sedang harus segera melakukan finalisasi RPJMD mereka, ada juga yang tengah merevisi perencanaan dan penganggaran mereka. Bahkan tahun depan (2020), setidaknya 287 daerah yang akan melakukan Pilkada serentak di Indonesia, tentu akan merumuskan RPJMD baru mereka. Janji kampanye politik telah disampaikan, prioritas pembangunan di daerah masing-masing telah ditetapkan. Untuk layanan dasar bagi masyarakat, sebetulnya sangat relevan dengan visi dan misi AKKOPSI. Tantangan jangka pendek dan menengah yang berat ada di depan mata, dan harus dipikul bersama dengan memanfaatkan peluang sinergi dengan pemerintah kabupaten/kota dan provinsi dengan pemerintah pusat (lintas kementerian).
Saat ini intensitas koordinasi dan sinergitas yang dilakukan AKKOPSI tidak hanya dalam ruang lingkup antar kepala daerah (termasuk para gubernur),
dengan memperbanyak forum-forum advokasi dan horizontal learning. Lebih dari itu, juga kolaborasi bersama pemerintah pusat (Menteri Kesehatan, Menteri PPN/Bappenas, Menteri PUPR, dan Menteri Dalam Negeri). Berbagai mitra pembangunan, lembaga dan stakeholders terkait, bekerja sama dengan AKKOPSI untuk melakukan advokasi dan kampanye untuk isu-isu yang semakin lebar namun berkaitan erat dengan sanitasi, seperti berbagai isu kawasan kumuh dan akses air minum bagi masyarakat.
AKKOPSINERGI kali ini bukan hanya melaporkan berbagai kegiatan AKKOPSI yang beragam, tapi seka-ligus menginformasikan beberapa isu-isu strategis dalam inovasi dan terobosan yang memerlukan komiten kepemimpinan yang kuat bagi keterpaduan lintas sektor di setiap daerah. Edisi ini juga diharap- kan tidak hanya menjadi bahan bacaan di meja kerja dan referensi para bupati/walikota anggota AKKOPSI. Tapi juga sebagai media informasi bagi para menteri dan pejabat eselon dari berbagai Kementerian terkait; para pelaku kunci (key actors), para pembuat kebijakan di daerah, para pemangku kepentingan (stakeholders), maupun lembaga/program mitra pembangunan dan masyarakat luas
Selamat membaca.
Salam Sanitasi REDAKSI
AKKOPSINERGIInspirasi Kepemimpinan dan Keteladanan
Salam AKKOPSINERGI
Catatan dari Redaksi
Advokasi Tiada Henti Bersama AKKOPSIMenunggu Kepemimpinan yang MemanduMenata Masa Depan Lewat Urusan BelakangSanitasi Aman Cermin Peradaban DaerahTaktik Jitu Layanan Lumpur Tinja TerjadwalCatatan dari CSS XVIII, Advokasi Spesifik Kepala DaerahBelajarlah Kepada yang Peduli SanitasiMengoptimalkan Potensi Bisnis SanitasiTarif Sesuai, Layanan Air Limbah Domestik OkeSaatnya Masyarakat Pantau Akses Air Minum & SanitasiFORKALIM Teman Unggul Belajar Air Limbah DomestikBerbagi Pengalaman: Belanja Masalah, Bayar Solusi
34678
9101112
13
1415
Berbagi Pengalaman: Manisnya Layanan Air Limbah Domestik Kabupaten Gresik Berbagi Pengalaman: IPLT Bekasi Berawal dari MimpiKelola Sanitasi Amankan Air MinumSanipuraKata MerekaFoto PengurusAgendaNomor Resmi Keanggotaan AkkopsiSelamat Datang Peserta CSS XIXKonferensi Sanitasi dan Air Minum Nasioanal
16 171819202121222324
PENANGGUNG JAWABSyarif FashaWalikota Jambi
DEWAN PENGARAHHM SanusiBupati Malang
Ahmed Zaki IskandarBupati Tangerang
Ibu SinaWalikota Banjarmasin
Iqbal SuhaebPlt. Walikota Makassar
Neni MoemiaeniWalikota Bontang
PEMIMPIN REDAKSIJosrizal Zain
SUPERVISI & EDITORLaisa WahanudinLina DamayantiImmanuel Ginting
REDAKTUR PELAKSANAAlwis RustamShinta Nurwulan
DEWAN REDAKSIRozi KurniaIman UtomoAndri Pujikurniawati
KONTRIBUTORAlwis RustamNoviana EvaNugroho AndwiwinarnoDeasy Sekar TanjungIman UtomoAndri Pujikurniawati
DESAINTaufik Sugandi
FOTOAKKOPSI, USAID IUWASH PLUS, FORKALIM, Pemerintah Kabupaten Gresik
ADMINISTRASI DAN DISTRIBUSIDian Mardiana
DITERBITKAN OLEHSekretariat NasionalAliansi Kabupaten Kota Peduli Sanitasi(AKKOPSI)
ALAMAT REDAKSI:Jl. Lembang No. 35 Menteng, Jakarta Pusat, Indonesia 10310. Telepon: +6221-31935312Email: [email protected]
SK Penerbitan AKKOPSINERGINomor: 008/DIREK/AKKOPSI/2015
AKKOPSINERGI, EDISI IV/20192
“Untuk apa saya sampai harus ikut rapat-rapat urusan persampahan, hal kumuh dan kotoran manusia ini? Bukannya ini kerjaan staf saya? Ada dinas yang mengurus ini” protes seorang bupati dari salah satu kabupaten di Jawa Barat saat hadir di forum Advocacy and Horizontal Learning (AHL) AKKOPSI yang diselenggarakan di Gedung Sate, Kota Bandung 4 tahun lalu. Hal menarik di akhir acara, sang bupati berterima kasih kepada bupati/walikota lain yang mengundang mereka untuk “mengobrol” di acara itu.
Bahkan di penghujung masa jabatannya, beliau merupakan kepala daerah yang sangat gigih mengkampanyekan dan
mengadvokasi pentingnya kepemimpinan dalam mengatasi masalah utama layanan dasar bagi masyarakat. Kisah di atas adalah fakta dari dinamika pembangunan. Setelah 9 tahun lebih didirikan, AKKOPSI akan terus berada dalam rotasi anggota yang datang dan pergi, sesuai periode jabatan kepala daerah. AKKOPSI mencoba menutup ruang jarak informasi bagi kepala daerah atas target dan sinergi dari pemerintah pusat, atau bahkan jarak dari upaya dan terobosan berbagai aparatur (OPD/Dinas) di daerah kepada pimpinan mereka.
Itulah peran strategis AKKOPSI. Harus ada forum yang membicarakan hal substantif isu-isu pembangunan oleh kepala daerah, dan wadah
saling berbagi pengalaman dan pengetahuan antar bupati/walikota yang tidak harus formal, penuh dalam suasana kekeluargaan dan pertemanan. Itulah titik awal prakarsa secara sukarela lahirnya aliansi para kepala daerah bertepatan dengan City Sanitation Summit (CSS) yang ke-4 di Surakarta pada 28-30 April 2009. Bapak Joko Widodo (Presiden Republik Indonesia) yang saat itu menjabat sebagai Walikota Surakarta, menyambut langsung para peserta CSS IV yang meriah tersebut.
Selanjutnya AKOPSI secara resmi didirikan pada 28 Oktober 2009 melalui deklarasi pembentukan di kota Jambi atas prakarsa enam walikota yang konsep dasarnya lahir dari pertemuan puncak enam walikota peduli sanitasi, yang hadir pada CSS ke IV di Surakarta. AKOPSI berubah menjadi AKKOPSI pada 2010, di saat munculnya aspirasi dan keinginan para bupati untuk dapat ikut bergabung dalam aliansi kepala daerah ini. Kelahiran AKKOPSI didorong oleh rasa keprihatinan para walikota pendiri, yang melihat kondisi kesehatan masyarakat dan kesehatan lingkungan yang rendah akibat layanan sanitasi yang buruk.
Keanggotaan AKKOPSI dimulai dengan inisiatif enam walikota kemudian pada saat pembentukan di Jambi yang didukung oleh enam walikota lainnya.
Dua belas walikota pendiri AKKOPSI yaitu Surakarta, Jambi, Payakumbuh, Blitar, Banjarmasin, Denpasar, Batu, Padang, Bukittinggi, Tegal, Pekalongan dan Kediri. Saat ini 491 Bupati/walikota telah memiliki nomor keanggotaan resmi AKKOPSI.
Advokasi Tiada Henti AKKOPSIBersama
Pada 28-30 April 2009, Walikota Surakarta Joko Widodo menjamu peserta City Sanitation Summit (CSS) IV. Dirjen Cipta Karya Kementerian PU dan Deputi Sarana Prasarana BAPPENAS membuka CSS di Gedung Loji Gandrung Surakarta. Di sinilah lahirnya inisiatif pendirian AKKOPSI.
PERAN UTAMA Advokasi kebijakan kepada kepala daerah
(gubernur, bupati/walikota). Pembelajaran horizontal antar kepala daerah. Komunikasi publik, kampanye dan promosi
untuk meningkatkan kepedulian anggota AKKOPSI.
Mediasi pemerintah daerah kepada pemerintahan pusat (menteri dan pejabat eselon di beberapa kementerian terkait).
KEUNIKAN Lahir secara sukarela dari kesadaran beberapa
Walikota (bukan top-down instruksi atau inisiasi pemerintah pusat).
Pendekatan advokasi terpadu dengan intensif-formal dan informal-personal ke Bupati/Wallikota anggota AKKOPSI, gubernur dan pemangku kepentingan.
Mitra pemerintah pusat (7 kementerian) terkait pembangunan air minum dan sanitasi yang tergabung di Kelompok Kerja Nasional.
Jaringan keanggotaan terdiri dari para bupati dan walikota yang memiliki kesamaan aspirasi, kepedulian dan upaya untuk penyediaan layanan dasar masyarakat, khususnya sektor sanitasi, air bersih dan kawasan kumuh permukiman.
Memiliki keragaman program, kegiatan secara berkala sesuai kebutuhan anggota.
Memiliki legalitas formal, berkolaborasi intensif, serta mendapat apresiasi dari Menteri PPN/Bappenas, Menteri Kesehatan, Menteri Dalam Negeri, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, beserta jajaran
“Kepala daerah itu datang dan pergi sesuai periodenya. Paling lama 10
tahun. Secara periodik, AKKOPSI harus meningkatkan dan menjaga
pengetahuan dan komitmen bupati/walikota anggotanya”
AKKOPSINERGI, EDISI IV/2019 3
“Masalahnya kami tidak mengurus itu pak. Tupoksi kami kan pemberdayaan, bukan infrastruktur”, kata salah seorang kepala Dinas. “Kami mengerjakan urusan kami. Memang seharusnya kami perlu duduk bersama dengan Kepala Dinas lainnya membahas ruwetnya kesadaran dan penyediaan sarana untuk limbah rumah tangga, masalah sampah, air minum, atau soal kawasan kumuh. Kami hanya nunggu diundang, tapi tidak akan mengundang. Nanti malah jadi masalah pak”, katanya lagi.
Kutipan di atas adalah sebagian kecil dari isi diskusi (lebih banyak bernada keluhan) yang muncul dalam berbagai kesempatan acara formal dan informal. Beberapa kali bahkan disampaikan langsung di ruangan Setnas (Sekretariat Nasional) AKKOPSI. Setnas sering diminta solusi dan diharapkan dapat ikut mengadvokasi seputar dampak kerugian akibat sanitasi buruk dan air
minum yang tidak aman, yang belum menjadi prioritas pimpinan, sekda hingga para kepala daerah mereka.
Karenanya, AKKOPSI sangat menghargai upaya-upaya berbagai kementerian terkait pembangunan sanitasi, air minum, perumahan dan kawasan permukiman yang turut membantu 491 kabupaten/kota anggota AKKOPSI. Para pemimpin atau baru (new comers) pemenang Pilkada sangat diharapkan terus mengawal kepemimpinan daerah dalam peningkatan layanan dasar bagi masyarakatnya. Sebaliknya, AKKOPSI pun kadang harus menyampaikan aspirasi dari daerah untuk keterpaduan dan kejelasan kebijakan pemerintah pusat untuk Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP), maupun kelancaran kegiatan PAMSIMAS dan SANIMAS di tengah rotasi dan mutasi pejabat dan staf yang tergabung dalam Pokja.
Aliansi Kepala Daerah ini juga mengapresiasi program-program unggulan dari mitra pembangunan (UNICEF, SNV, USAID IUWASH PLUS, USDP dan lain-lain) yang telah membantu kepala daerah anggota AKKOPSI mencapai kemajuan program di daerah, maupun dalam mengejar target pembangunan nasional dan tantangan global. Karena kemajuan suatu daerah, bahkan negara, terlihat dari tingkat kualitas dan akses air minum, sanitasi yang aman, serta perilaku hidup bersih di suatu daerah/negara. Penyediaan layanan dasar tersebut adalah faktor pendorong utama dan akan berdampak pada kesuksesan pembangunan bidang-bidang lainnya.
Laporan Service Levels and Impact on the Poor: A Diagnostic of Water Supply, Sanitation and Hygiene in Indonesia sudah selayak menjadi perhatian setiap bupati/walikota anggota AKKOPSI. Kajian dari Bank Dunia itu menemukan, bahwa ketimpangan akses air minum dan sanitasi justru makin menghambat masyarakat miskin keluar dari jerat kemiskinan dan mengoptimalkan potensinya. Laporan tersebut menunjukkan bahwa di Indonesia:
• Mayoritas penduduk yang tidak memiliki sanitasi yang layak justru pada masyarat yang tergolong miskin dan tinggal di pedesaan. Ironisnya, ketimpangan itu
Menunggu KepemimpinanMemanduyang
STUNTING
IPM
Kerugian dan dampak dari sanitasi
Sumber (diolah) dari: Bappenas
Gambaran dari jumlah BABS dunia (2015)
AKKOPSINERGI, EDISI IV/20194
cenderung semakin melebar.
• Hanya 7,5% dari kelompok 40% termiskin memiliki akses layanan air minum perpipaan di perkotaan, dan kelompok tidak miskin 22,1%
• Lebih dari seperempat masyarakat miskin mengonsumsi air tanah yang tidak aman, dibandingkan 14 persen kelompok tidak miskin, dan lebih mengandalkan sumber air tanah untuk dikonsumsi.
Selain itu, lebih dari sepertiga anak balita di Indonesia menderita malnutrisi kronis, terindikasi dari tinggi
badan yang di bawah standar untuk umurnya. Akibatnya, mereka terancam mengalami defisit kesehatan dan kemampuan kognitif sepanjang hidup, pengurangan potensi pendapatan, serta mewariskan kemiskinan antar generasi. Laporan ini juga menunjukkan bahwa anak dalam periode 1000 hari pertama kehidupan yang tinggal dalam masyarakat dengan tingkat buang air besar sembarangan yang lebih rendah berisiko stunting 11 persen lebih rendah serta menghasilkan nilai tes kognitif yang lebih tinggi.
Agenda 2030 yang lebih dikenal dengan SDGs (Sustainable Development Goals) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan telah diadopsi dalam RPJMN 2020-2024. Berbagai target dan indikator dalam setiap 17 tujuan pembangunan dalam SDGs tersebut sebetulnya sangat relevan dengan berbagai janji kampanye politik dari kandidat kepala daerah saat Pilkada.
Tantangan berat memerlukan sinergi yang besar. Urusan wajib pemerintah daerah dalam menyediakan layanan dasar bagi masyarakatnya harus menjadi prioritas pembangunan untuk pembangunan manusia, sesuai janji politk yang dituangkan dalam visi dan misi para kepala daerah. Pemerintah pusat terus meningkatkan Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk air minum dan sanitasi setiap tahunnya. Ada banyak pola KPBU, PINA dan CSR yang potensial dapat dimobiliasi Bupati/walikota. Berbagai dana hibah sanitasi, hibah air minum perkotaan, SAIIG, pola mikro-kredit, hibah APBN air limbah setempat, hingga merealisasikan Fatwa Majelis Ulama Indonesia tentang penggunaan dana Zakat, Infaq, Shadaqah dan Wakaf (ZISWAF) untuk pembangunan sarana sanitasi dan air minum bagi masyarakat miskin, hingga optimalisasi Dana Desa bagi sarana dan prasarana air minum dan sanitasi di tingkat desa dan kampung.
Tantangan saat ini justru bagaimana dapat penjaga komitmen, memperkokoh kolaborasi, koordinasi dan sinergi yang lebih kuat dari berbagai pihak dan antar sektor. Keterpaduan itu mensyaratkan kehadiran nakhoda yang kuat. Hasil kajian dari AKKOPSI memperjelas bahwa para bupati/walikota yang mampu melakukan peran utama sebagai nahkoda untuk penyediaan layanan dasar masyarakat, terbukti dapat mengangkat berbagai posisi indeks, meraih kemajuan, dan meningkatkan pencapaian prestasi daerahnya. Lebih dari itu, mereka makin dicintai warga karena merasakan dorongan pemimpin dalam meningkatkan derajat hidup mereka. Tidak sedikit kisah sukses dari banyak petahana yang kembali menang untuk jabatan periode kedua saat Pilkada. Sesama anggota AKKOPSI dapat berbagi pengalaman dalam suasana kekeluargaan dan keakraban. Banyak kabupaten/kota yang melesat maju. Kisah suksesnya dapat dicontoh dan menjadi inspirasi untuk adobsi. Forum-forum horizontal learning sesama bupati/walikota harus dioptimalkan.
Jika para bupati/walikota mau turun langsung memandu, mampu serius berjibaku, selalu mendorong para pemangku kepentingan (stakeholders) untuk selalu bersatu bahu-membahu, maka apapun gagasan dan energi besar yang ingin diberikan kepada masyarakat tentu tidak akan sia-sia. Karena itu, kepemimpinan yang memandu, saat ini sangat ditunggu.
sanitasi sebagai suatu komitmen global yang dituangkan dalam SDGs 6.1, 6.2 dan 11.1, dalam keterpaduan lintas sektor
Peningkatan akses sanitasi layak & Menghentikan praktek buang air besar sembarangan
AKKOPSINERGI, EDISI IV/2019 5
PercepatanSanitasi
Lewat Urusan Belakang
MenataMasa Depan
Meskipun sering dianggap sebagai ‘urusan belakang’, layanan sanitasi pengelolaan air limbah domestik atau tinja manusia merupakan hal penting
karena menyangkut kualitas hidup manusia Indonesia.
Kesadaran tentang pentingnya sanitasi untuk kualitas hidup masyarakat
yang lebih baik harus tercermin pada perubahan
pola pikir pimpinan dan aparat pemerintahan, terutama di daerah.
Anggaran pemerintah daerah dan dana
masyarakat perlu dikelola dan diintegrasikan agar pembangunan sanitasi
dapat lebih cepat.
Diharapkan dapat meningkatkan komitmen pemerintah daerah dalam
pembangunan sanitasi.
Pemerintah daerah diharapkan mendorong skema pendanaan dari
multi-pihak (CSR, Kerja Sama
Pemerintah dan Badan Usaha, Ziswaf/Zakat, Infak,
Sedekah, dan Wakaf).
Kebutuhan akan sanitasi yang baik mendorong
masyarakat untuk berpartisipasi dalam
pembangunan sanitasi.
Rencana strategis daerah
Kepemimpinan daerah
Peran serta multi-pihak
Menumbuhkan kebutuhan
Sinergi pendanaan
Perkembangan akses sanitasi
di Indonesia
Diringkas dari Artikel Opini dengan judul yang sama, ditulis oleh Menteri PPN/Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro Kompas, 25 Februari, 2019
24,8% Tingkat BABS turun dari
tahun 2007
tahun 2017
menjadi
10,41%
Akses sanitasi total meningkat rata-rata
1,7%per tahun. (BPS, 2017)
Akses Sanitasi
Sanitasi
Bambang BrodjonegoroMenteri PPN/Kepala Bappenas
Meskipun urusan belakang, sanitasi merupakan urusan terdepan karena sangat terkait dengan kualitas hidup masyarakat, yang pada akhirnya
akan memberi kontribusi terhadap peningkatan produktifitas manusia Indonesia dan menentukan keberhasilan pembangunan masa depan.
“Sanitasi buruk dapat sangat menghambat Indonesia untuk mendongkrak pariwisata sebagai sektor unggulannya”Tahun 2006, Indonesia pernah menglami kehilangan pendapatan akibat sanitasi buruk dari sektor pariwisata yang buruk sebesar 3,8% setahun atau setara Rp1.465 T.Sudah saatnya pemerintah daerah memprioritaskan program percepatan peningkatan akses sanitasi untuk mehindari kerugian negara yang lebih besar.
AKKOPSINERGI, EDISI IV/20196
Indonesia sudah menunjukkan perkembangan dalam penyediaan akses sanitasi. Di 2018, akses masyarakat terhadap jamban mencapai lebih dari 74,5 persen, termasuk 7 persen sanitasi aman. Tapi, pencapaian ini tidak dibarengi dengan penurunan prevalensi diare dan stunting. Di 2018, rata-rata prevalensi diare di Indonesia mencapai 7 persen, dan angka stunting masih di atas 30 persen.
Salah satu penyebabnya adalah pencemaran sumber daya air akibat air limbah domestik yang tidak dikelola dengan baik sebelum dibuang ke lingkungan. Artinya, masih banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan di daerah untuk meningkatkan akses sanitasi aman. Salah satunya adalah mendukung layanan lumpur tinja.
Penyelenggaraan sanitasi aman harus memberi solusi menyeluruh untuk melindungi kesehatan
masyarakat dan memutus pencemaran sumber air. Jika hanya fokus pada pembangunan sarana tanpa pengelolaan lumpur tinja, masalah akibat BABS tidak akan selesai.
Ketika daerah sudah mengelola lumpur tinjanya dengan baik, maka salah satu komponen penting dalam sanitasi aman telah dilaksanakan. Sanitasi aman merupakan cermin peradaban suatu daerah.
Sanitasi aman mencakup rangkaian kegiatan untuk memastikan tinja ditampung, disedot/diangkut atau disalurkan, dan diolah di Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja. Semua kegiatan ini perlu dilakukan untuk memastikan air limbah domestik sudah dikelola secara aman di sepanjang rantai sanitasi.
Sekarang saatnya daerah mulai mengelola lumpur tinja!
Sesuai standarbaku mutu
Pembuanganlumpur tinja
Pengangkutan lumpur tinja (terjadwal dan tidak terjadwal)
Penyedotan tangki septik skala individual & skala komunal
Jambantersambung dengan tangki septik
Sub-Sistem Pelayanan
Rantai Layanan Sanitasi dalam Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Setempat
Rantai Layanan Sanitasi
dalam Sistem Pengelolaan Air
Limbah Domestik terpusat
Sub-Sistem Pengumpulan Sub-Sistem Pengolahan Terpusat (IPALD)
Penampungan Pengumpulan/pengangkutan Pengolahan
Sanitasi Aman
Peradaban DaerahCermin September 2015 menjadi titik sejarah baru bagi pembangunan global. Saat
itu di New York, Amerika Serikat, 193 negara anggota PBB mendeklarasikan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB/SDG) yang diupayakan untuk dicapai tahun di 2030. Tujuan Pembangunan Berkelanjutan berisi 17 tujuan dan 169 target, termasuk akses sanitasi aman untuk semua.
Untuk mencapai target tersebut, kabupaten/kota berlomba-lomba bergerak menuju sanitasi aman. Salah satunya dengan memajukan pengelolaan air limbah domestik. Misal, Kota Surakarta mengintegrasikan layanan air limbah dengan air minum yang dikelola Perumda Air Minum sehingga pengelolaan air limbah domestiknya dapat lebih efektif.
Sanitasi aman sebenarnya bukan konsep asing. Jika daerah sudah atau sedang berupaya untuk mencapai ODF/Stop BABS, maka sebenarnya daerah sudah melakukan langkah awal menuju sanitasi aman. Seperti tangga, STOP BABS merupakan anak tangga pertama dan sanitasi aman adalah anak tangga terakhir.
Apa itu Sanitasi Aman?
Ketika daerah sudah berhasil mencapai STOP BABS, daerah harus terus bergerak naik hingga mencapai puncak, yaitu sanitasi aman.
Capaian Akses Sanitasi di Indonesia
AKKOPSINERGI, EDISI IV/2019 7
1. Merumuskan tujuan layanan lumpur tinja terjadwal
2. Mengidentifikasi data yang akan dijadikan sebagai acuan untuk merencanakan layanan lumpur tinja terjadwal, menentukan cakupan layanan, operator pengelola, dan prinsip pembiayaan
3. Membuat rencana kasar pelayanan4. Membuat ilustrasi pelayanan berdasarkan
rencana kasar dan membahasnya bersama kepala daerah
5. Mendata pelanggan dan membuat databasenya
6. Membuat rencana detil pelaksanaan layanan lumpur tinja
7. Menentukan tarif layanan dan membuat
proyeksi keuangan8. Melengkapi regulasi pendukung layanan
lumpur tinja terjadwal9. Memperkuat kelembagaan operator
penyedia layanan lumpur tinja terjadwal10. Menyiapkan sarana pengangkutan lumpur
tinja dan membuat SOP Kesehatan dan Keselamatan Kerja
11. Bekerja sama dengan operator swasta, jika diperlukan
12. Membuat sistem informasi manajemen untuk mengelola data, pembuatan jadwal penyedotan, dan memantau pelaksanaan layanan lumpur tinja terjadwal
13. Memasarkan layanan lumpur tinja terjadwal14. Mulai program layanan lumpur tinja terjadwal
Jika potensi daerah untuk melakukan
layanan lumpur tinja terjadwal masih
terbatas, kepala daerah dapat mendorong
daerahnya mulai melakukan layanan
lumpur tinja tidak terjadwal. Yang
penting pelanggan terdaftar dalam
operator dan lumpur tinja dibuang ke
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja.
Taktik Jitu Layanan Lumpur
Tinja Terjadwal
13
1
2
3
45
6
7
8
9
10
12
14
Di Mana Peran Kepala Daerah dalam Layanan Lumpur Tinja Terjadwal? Seperti halnya bermain sepak bola, kepala daerah berperan sebagai ‘coach’ dalam pelaksanaan layanan lumpur tinja. Artinya, kepala daerah dapat menentukan langkah mana dulu dari 14 aksi yang akan dilakukan sesuai dengan kemampuan daerahnya.
Selain itu, kepala daerah juga bisa berperan langsung untuk mempercepat proses pelaksanaan layanan lumpur tinja. Ada tiga aksi yang perlu campur tangan kepala daerah, yaitu aksi No 8, 4, dan 14.
11
SEMANGATAYO
AKKOPSINERGI, EDISI IV/20198
CATATAN DARI CSS XVIII
Advokasi Spesifik Kepala Daerah
DOK.AKKOPSI
DALAM suatu refleksi yang dilakukan pada pertemuan puncak tahunan AKKOPSI, saat sesi City Sanitation Summit (CSS) XVIII di Kota Jambi pada 24-25 Oktober 2018 yang lalu, terungkap berbagai poin penting pembelajaran dari upaya advokasi AKKOPSI selama ini, yakni:
Advokasi kebijakan bagi para kepala daerah harus berkesinambungan dan memperhatikan momentum rotasi (hasil Pilkada), tahun fiskal dan kalender penganggaran, serta keterbatasan jangka waktu kepemimpinan (Bupati/walikota dengan para Kepala Dinas (OPD) pembantunya.
Kementerian dan mitra pembangunan harus bersinergi dalam melakukan penguatan kapasitas untuk para kepala daerah secara terukur. Pada konteks ini AKKOPSI telah melakukan pemetaan serta peluang mengatasi kesenjangan pengetahuan, komitmen dan keteladanan.
Pendekatan dan metode advokasi kebijakan kepada bupati/walikota akan lebih efekti bila menggunakan kombinasi jalur informal-formal, terus mengoptimalkan horizontal learning (tidak top-down yang instruktif), harus ada ruang saling menginspirasi dalam susana dialogis yang penuh keakraban dan kekeluargaan sesama pemimpin daerah.
Para Bupati/walikota di Indonesia memerlukan substansi strategis yang relevan, sesuai dengan konteks (keunikan dan tantangan setiap daerah). Bukan pengetahuan teknis, namun
MATERI SLIDE PRESENTASIDAN VIDEO
call for action yang dibutuhkan serta i ntervensi bupati/walikota secara langsung untuk memperlancar sinergi dan apapun hambatan operasional
dalam implementasinya. Perlunya inovasi dalam narasi dan pesan kunci. Seperti:
keterpaduan pembangunan sanitasi, air minum, rumah layak huni dan permukiman perkotaan yang layak; Sanitasi dan kontribusinya bagi sektor pariwisata; Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang disumbang oleh pengelolaan sanitasi yang layak dan air minum yang aman, dan; berbagai narasi dan pesan kunci inovatif lainnya.
Pada CSS XVIII di Kota Jambi, yang sekaligus merupakan perayaan 9 tahun AKKOPSI, turut diisi dengan Sharing Session antar kepala daerah, yang diawali dengan paparan yang memuat berbagai masukan serta motivasi dari Dirjen Cipta Karya Kementerian PUPR, dan Deputi Menteri PPN/Bappenas bidang Pengembangan Pembangunan Regional.
SCAN HERE
AKKOPSINERGI, EDISI IV/2019 9
Kalau ada kepala daerah anggota AKKOPSI yang masih belum memahami dampak langsung dan dampak tidak langsung dari kepedulian dan prioritas mereka pada penyediaan layanan dasar masyarakat, mungkin karena mereka belum pernah hadir di Forum AHL (Advocacy and Horizontal Learning) AKKOPSI.
Dalam reportase koran The Jakarta Post, edisi 18 Agustus 2019 yang lalu, dikutip beberapa poin penting dari
Ketua Umum AKKOPSI, Walikota Jambi Syarif Fasha kembali menunjukkan pentingnya inovasi dalam advokasi kebijakan untuk mengejar pencapaian SDGs (Sustainable Development Goals). Banyak daerah yang memiliki potensi wisata tapi justru lambat bahkan sulit berkembang karena standar layanan sanitasi yang masih buruk dan perilaku masyarakat yang tidak bersih di daerah tersebut.
Berita dari koran berbahasa Inggris itu (juga media nasional/lokal serta publikasi media sosial lainnya) menyajikan kegiatan kampanye dan advokasi AKKOPSI seputar sanitasi: sub-sektor persampahan, drainase dan pengolahan limbah domestik (bahkan limbah ternak). Pembelajaran langsung ke lokasi untuk berbagi, bagaimana kepala daerah dapat mendorong pendapat asli daerah (suatu desa yang tadinya dalam kategori desa tertinggal) dan menjadi terkenal karena keindahannya. Presiden Joko Widodo pun mempublikasikan lewat vlog tentang keindahan destinasi wisata Pujon Kidul di Kabupaten Malang ini. Seperti yang diangkat dalam diskusi santai AHL, kemajuan pariwisata dan pendapatan asli desa tersebut justru sangat didukung dengan pengelolaan sanitasi yang baik.
Ini adalah salah satu contoh forum antar kepala daerah yang saling berbagi dan saling belajar dalam AKKOPSI. Sebelum Bupati Malang bersama AKKOPSI mengangkat isu ini, beberapa bulan sebelumnya juga dilakukan kegiatan AHL ini secara berturut-turut. Di Makassar mendorong agar Kabupaten/kota bahkan provinsi yang masih belum dapat sepenuhnya stop perilaku Buang Air Besar Sembarangan (BABS). Saat ini hanya satu provinsi yakni Yogyakarta, dan hanya 23 kabupaten/kota yang telah sepenuhnya stop perilaku BABS. Menteri PPN/Bappenas dan Sri Sultan - Gubernur Yogyakarta turut hadir dalam Forum AHL ini.
Sebelumnya juga telah dilakukan rangkaian forum-forum AHL di berbagai daerah dengan tema yang sama di Bandar Lampung (18 November 2018), Sijunjung (25-26 November 2018). Sebelumnya, di Kabupaten Tangerang, Forum AHL dikhususkan membahas tema Sanitasi Sekolah. Sedangkan AHL di Banjarmasin (21-22 November 2018) Forum AHL khusus mengangkat tema persampahan, di darah sungai dan pantai, terutama mengatasi persoalan sampah plastik, yang telah menjadi isu politis global dan perhatian di tingkat nasional. Selain AHL, AKKOPSI dalam 3 kuartal terakhir juga aktif berkontribusi dalam knowledge forum baik tingkat nasional di Jakarta ataupun di
berbagai daerah (di Depok, Padang, dan Tasikmalaya).
Setiap Forum AHL berlangsung dengan penuh keakraban dan kekeluargaan sesama anggota AKKOPSI. Kegiatan ini kadang mendapat dukungan dan bersinergi dengan mitra pembangunan, seperti Unicef, Group Bank Dunia, dan SNV Indonesia. Bagi bupati/walikota anggota AKKOPSI, apalagi yang baru menjabat (pemenang Pilkada) diharapkan meneruskan tradisi baik para pendahulunya untuk memanfaatkan forum saling belajar dan berbagi pengalaman dan pengetahuan dalam upaya penyediaan layanan dasar bagi masyarakat, khususnya penyediaan sanitasi dan air minum yang aman, perumahan layak huni, dan penanggulangan dan pencegahan kawasan permukiman kumuh di daerahnya masing-masing.
Kepada yang Peduli SanitasiBelajarlah
SCAN HERE
MATERI AHLKAB. MALANG
MATERI AHL MAKASAR
AKKOPSINERGI, EDISI IV/201910
MengoptimalkanPotensi BisnisSanitasi
Dukungan pemerintah bagi bisnis sanitasi dapat
diwujudkan melalui berbagi data potensi pasar dan
rencana hibah pemerintah, peraturan pendukung,
pelatihan, dan melibatkan pelaku bisnis dalam program
pembangunan sanitasi.
Pemerintah memainkan peran kunci untuk mendorong dan melindungi
bisnis sanitasi tanpa meninggalkan masyarakat kurang mampu.
Tren pemenuhan akses sanitasi di Indonesia relatif stagnan. Ini mungkin terjadi karena pembangunan sanitasi masih menjadi ranah pemerintah saja. Padahal, anggaran pemerintah untuk mencukupi akses sanitasi seluruh masyarakat terbatas.
Celah pemenuhan akses sanitasi ini dapat dipenuhi oleh pelaku bisnis. Sayangnya, potensi ini belum dikelola secara optimal.
Partisipasiaktif Subsidi Pintar
RegulasiData Akses & Kesejahteraan
Pelatihan
Bisnis
Masyarakat Kurang Mampu
Pemenuhan Akses Sanitasi
Pemerintah
Langkah subsidi
pintar
Subsidi pintar diperlukan agar hibah diterima oleh warga paling membutuhkan tanpa mengganggu pasar pelaku bisnis.
Mengumpulkan data akses sanitasi dan
kesejahteraan
Mencari lokasi yang paling miskin dan tingkat BABS dan akses jamban
tidak sehat tertinggi
Menetapkan lokasi tersebut untuk menerima subsidi pintar dari pemerintah.
Subsidi difokuskan di lokasi paling membutuhkan
Mendorong pelaku bisnis menjalankan
usahanya di luar lokasi subsidi pintar
dilakukan oleh pemerintah saja
Dilakukan dengan mengoptimalkan bisnis sanitasi
Sumber: Data akses hingga 2108 berasal dari Bappenas. Data akses 2024 merupakan hasil analisis. Estimasi jumlah penduduk 2024 merupakan diperoleh dari BPS (SUPAS, 2015).
74.58%
100%
83.26%
67.54%
2017 2018 2024
Penambahan 47 juta penduduk dapat dilayani
AKKOPSINERGI, EDISI IV/2019 11
Jenis sistem pengelolaan air
limbah domestik dan beban operasionalnya
Jika terjadi selisih antara tarif yang berlaku dan
biaya operasional, maka pemerintah wajib
membantu melalui subsidi.
2 LangkahMenentukan Tarif Pelayanan
Air Limbah Domestik
Menentukan sistem pengelolaan air limbah domestik yang digunakan
Menghitung beban operasional
1
2
Besaran biaya dan tarif air limbah domestik yang diberlakukan harus seimbang. Tarif yang sesuai akan menentukan kualitas layanan yang disediakan. Tapi, penentuan tarif juga perlu memperhatikan jumlah pelanggan yang akan dilayani dan keterjangkauannya.
BEPTarif Sesuai,
LayananAir Limbah
Domestik Oke
Besaran tarif merupakan salah satu masalah yang
sering timbul dalam pengelolaan air limbah domestik. Di beberapa
daerah, operator sering mengeluhkan sulit sekali
mencapai Break Event Point (BEP). Ini terjadi ketika tarif pelayanan
yang berlaku tidak dapat menutup harga pokok
penjualan jasa layanan.
Apa itu SPALD-S?Sistem SPALD-S merupakan sistem pengelolaan air limbah domestik yang komponen sub-sistemnya terdiri dari pengolahan tinja setempat, penyedotan melalui layanan lumpur tinja, pengangkutan dan pengolahan lumpur tinja di IPLT.
Apa itu SPALD-T?Sistem ini terdiri atas komponen sub-sistem pelayanan, pengumpulan dan pengolahan terpusat. Seluruh layanan tersebut dilakukan secara terpusat melalui jaringan perpipaan air limbah domestik dan sarana pendukungnya ke Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik.
Beban Operasional SPALD-TBeban Operasional SPALD-S• Pengangkutan• Beban Pengolahan Lumpur Tinja• Beban Operasional Lainnya
• Beban Jaringan Perpipaan(pelayanan dan pengumpulan)
• Beban Pengolahan Terpusat (IPALD)• Beban Operasional Lainnya
Tarif Biaya
AKKOPSINERGI, EDISI IV/201912
Partisipasi masyarakat merupakan modal penting dalam percepatan peningkatan akses sanitasi, khususnya akses sanitasi rumah tangga miskin. Salah satu kegiatan strategis yang dapat dilakukan masyarakat adalah monitoring dan evaluasi partisipatif.
Melalui kegiatan ini, masyarakat sebagai agen perubahan di lingkungannya didorong untuk memantau, mengevaluasi, dan mempromosikan air minum dan sanitasi serta perilaku hidup higiene. Model monitoring ini telah dikembangkan dan dilaksanakan oleh USAID IUWASH PLUS di kabupaten/kota mitranya.
Monitoring dan evaluasi partisipatif dilakukan dalam bentuk siklus yang terdiri dari enam tahapan yang saling terhubung. Mulai dari pelatihan masyarakat untuk melakukan pemantauan hingga pertemuan multi-pihak. Seluruh siklus ini dilakukan setiap enam bulan sekali.
Banyak manfaat yang akan diperoleh oleh pemerintah daerah melalui monitoring dan evaluasi partisipatif. Salah satunya adalah data akses air minum dan sanitasi yang terpercaya serta usulan program pembangunan yang dibutuhkan masyarakat.
Data yang dikumpulkan oleh masyarakat melalui kegiatan monitoring dan evaluasi partisipatif dapat digunakan sebagai salah satu acuan bagi pemerintah daerah untuk merancang program pembangunan air minum dan sanitasi.
Sebagai tahapan terakhir dalam monitoring dan evaluasi partisipatif, pertemuan multi-pihak memberikan ruang bagi masyarakat dan pengambil kebijakan untuk membahas dan membuat keputusan terkait akses air minum dan sanitasi.
Tahap 1
Tahap 2
Tahap 3Tahap 4
Taha
p 5
Tahap 6
Kegiatan pemantauan dan
pembuatan rencana kerja masyarakat
Pelatihan masyarakat untuk
melakukan pemantauan
Pertemuan multi pihak
Evaluasi hasil rencana kerja masyarakat
Rembug warga
Analisis hasil
pemantauan dan hasil evaluasi
rencana kerja masyarakat
Dana Swasta untuk Tangki Septik di Kota Tebing Tinggi
Dukungan swasta sangat diperlukan untuk membantu pemenuhan akses sanitasi dan air minum. Menyadari hal ini, Wakil Walikota Tebing Tinggi, Oki Doni Siregar, mendorong CSR untuk terlibat aktif mendukung pembangunan air minum dan sanitasi. Ini disampaikan oleh Wakil Walikota kepada perwakilan swasta ketika hadir dalam pertemuan multi-pihak.
Untuk merespon permintaan Wakil Walikota tersebut, enam perusahaan di Kota Tebing Tinggi membangun 37 tangki septik di lingkungan sekitar perusahaan mereka.
Akses Air Minum & SanitasiSaatnyaPantau Masyarakat
Bupati Tangerang, Ahmed Zaki Iskandar, mendengarkan paparan akses sanitasi dari anggota tim monitoring dan partisipatif.
Wakil Walikota Surakarta, Achmad Purnomo, menghadiri Tembang Sinom, pertemuan multi-pihak, di kota Surakarta.
Kepala daerah dapat menggunakan monitoring dan evaluasi partisipatif untuk mendorong berbagai pemangku kepentingan menggunakan sumber dayanya untuk mendukung percepatan pemenuhan akses sanitasi dan air minum.
Oki Doni SiregarWakil Walikota Tebing Tinggi
Semua pihak perlu berkolaborasi dan berperan aktif menangani masalah air minum dan sanitasi,
serta perilaku hidup bersih. Pemerintah tidak dapat menyelesaikan masalah air minum dan sanitasi tanpa
bantuan semua pihak, termasuk dunia usaha.
AKKOPSINERGI, EDISI IV/2019 13
FORKALIM adalah Asosiasi Pengelola Air Limbah Domestik. Asosiasi ini menjadi wadah yang mempersatukan para pengelola air limbah domestik di seluruh Indonesia dan badan/Lembaga/organisasi/asosiasi serta perorangan yang fungsi/keahlian/profesinya terkait dengan air limbah domestik
Air Limbah DomestikFORKALIMTeman Unggul Belajar
FORKALIM akan menjadi mitra pemerintah yang strategis untuk air limbah domestik ke
depan. Dodi Krispratmadi
Direktur Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman, Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR
Ingin tahu lebih lanjut tentang FORKALIM?
www.forkalim.or.id
Kesempatan untuk saling belajar dan
bertukar informasi dalam skema mentor
mentee melalui Twinning
Program.
Hadir dalam Rapat Kerja
Nasional untuk membahas rencana kerja, anggaran, dan pengurus FORKALIM
Penguatan organisasi bagi anggota sehingga operator
air limbah domestik mampu menyediakan pengelolaan air
limbah domestik yang inovatif dan berdampak signifikan
terhadap penyehatan lingkungan
Kesempatan untuk ikut mengembangkan teknologi pengelolaan air limbah domestik yang inovatif dan bekerja sama dengan institusi dalam/luar negeri
untuk mempromosikan teknologi dan keahlian
Manfaat bergabung
dengan FORKALIM
FORKALIM akan senantiasa meningkatkan mutu, kualitas dan pengalaman para penyelenggara air limbah domestik melalui pengembangan kapasitas dan kompetensi yang akan berdampak positif pada upaya meningkatkan pengelolaan SPALD yang terpadu, tepat guna dan inovatif.
Kami mengajak semua operator air limbah domestik, seperti pemerintah daerah, UPTD, Badan Layanan Usaha, PDAM, dan swasta untuk bergabung
dengan FORKALIM. Bersama kita tingkatkan kinerja operator untuk melindungi lingkungan dan masyarakat dari pencemaran limbah domestik.
Subekti Ketua FORKALIM
AKKOPSINERGI, EDISI IV/201914
Bagaikan dua sisi mata uang, penyediaan akses air minum tidak dapat dipisahkan dengan peningkatan akses sanitasi. Sekitar 80 persen air yang digunakan manusia akan keluar dalam wujud air limbah. Jika air limbah tersebut tidak dikelola dengan baik sebelum kembali ke lingkungan, maka air limbah tersebut dapat mencemari sumber air minum masyarakat. Akibatnya, kelangsungan dan kualitas hidup warga terancam.
Di Indonesia, air limbah domestik yang tidak dikelola dengan baik menjadi penyumbang terbesar pencemaran sumber air baku, yang mencakup air tanah dan air permukaan/sungai. Hal ini sangat mengkhawatirkan karena PDAM dan sebagian masyarakat bergantung pada sumber-sumber air tersebut untuk memenuhi kebutuhan air minumnya.
1. Kesehatan manusia terancamStunting dan diare merupakan dua masalah kesehatan besar yang diakibatkan oleh sanitasi buruk. Selain itu, beberapa penyakit lain seperti infeksi kulit dan kolera juga timbul akibat sanitasi buruk.
2. Biaya produksi air minum PDAM meningkat Pencemaran sumber air baku akan meningkatkan biaya operasional PDAM untuk mengolah air menjadi layak konsumsi sehingga layanan PDAM menjadi lebih mahal.
3. Lebih sedikit masyarakat mendapatkan layanan air minum dari PDAMPencemaran sumber air baku membuat PDAM tidak mempunyai pasokan air cukup sehingga PDAM ‘terpaksa’ mengurangi produksinya. Akibatnya tidak semua masyarakat terlayani.
4. Menghambat pertumbuhan ekonomiKualitas sanitasi dan air minum yang buruk berdampak buruk bagi kesehatan masyarakat. Akibatnya, biaya kesehatan naik, produktivitas masyarakat turun, dan pertumbuhan ekonomi negara terhambat.
Dodi Krispratmadi Direktur Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman, Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR
Ir. Agus Ahyar,M.Sc.Direktur Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, Ditjen. Cipta Karya, Kementrian PUPR
Tidak terkelolanya air limbah domestik di kota-kota yang memiliki kepadatan tinggi menyebabkan tingginya tingkat pencemaran oleh mikroorganisme terhadap badan air maupun
sumber sumber air lain sebagai sumber air minum. Dibutuhkan penanganan air limbah domestik yang komprehensif untuk mengamankan sumber sumber air minum yang ada di perkotaan.
Kelola SanitasiAmankan
Air Minum
Apa Jadinya Jika Air Limbah Domestik Tidak Dikelola?
Dampak pencemaran sumber air baku akibat air limbah domestik, antara lain:
Menjadi air limbah domestik yang meliputi limbah dari kakus/black water dan limbah dari luar kakus/grey water.
Diolah oleh pengelola
limbah domestik
PENGOLAHANAIR LIMBAHPengolahan
Air Limbah
Bagaimana Air LimbahDapat Mempengaruhi Kualitas
Air Minum?
Sumber air baku (air permukaan/sungai, danau, dll dan air tanah)
1
Diolaholeh PDAM
PDAM
2
Disalurkan ke masyarakat
3
Digunakan oleh masyarakat
45
6
Masuk kembali ke sumber air baku
7
Air Minum dan sanitasi adalah dua sektor yang saling terkait. Pencemaran di sumber air baku akibat sanitasi yang kurang baik akan membebani biaya pengolahan air yang membuat layanan air minum tidak optimal.
AKKOPSINERGI, EDISI IV/2019 15
BayarBelanja Masalah
Solusi
Selama kebijakan kepala daerah sebelumnya membawa dampak baik bagi masyarakat, kebijakan tersebut perlu dilanjutkan oleh kepala daerah penggantinya.
Dua Dekade Membangun SanitasiSejak akhir tahun 1990-an, Pemerintah Kota Surakarta membenahi kondisi sanitasi di wilayahnya. Pemerintah Kota Surakarta sadar bahwa air limbah domestik yang tidak dikelola dengan baik merupakan ancaman besar bagi air baku.
Berbagai program telah dilakukan untuk menyelesaikan masalah air limbah tersebut, mulai dari menunjuk Perumda Air Minum Surakarta untuk mengelola air limbah, penerbitan peraturan walikota, hingga promosi perilaku hidup bersih dan sehat kepada masyarakat.
Tidak ada program yang berjalan tanpa tantangan. Selama dua dekade Pemerintah Kota Surakarta
melakukan pembangunan sanitasinya, pembenahan sarana sanitasi masih belum sesuai harapan. Misal, masih ada Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat (SPALD-T) Skala Permukiman yang kurang terawat dan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja yang kurang optimal.
Namun demikian, Kota Surakarta mencatat peningkatan Indeks Pelayanan Masyarakat serta tren peningkatan angka harapan hidup dari 70,1 di 1996 menjadi 77,11 di 2018. Selain angka harapan hidup, Indeks Pembangunan Masyarakat Kota Surakarta juga cenderung naik dari 74,3 tahun 1996 menjadi 81,46 tahun 2018. Ini menunjukkan akses air bersih dan kondisi sanitasi yang baik merupakan salah satu faktor yang berkontribusi
terhadap peningkatan kualitas hidup masyarakat.
Hasil ini kemudian menjadi dasar kebijakan bagi Pemerintah Kota Surakarta untuk terus melanjutkan program sanitasinya, meskipun kepala daerah Kota Surakarta telah berganti beberapa kali.
Belanja Masalah Melalui Slonjor WargaSalah satu kunci keberhasilan pembangunan sanitasi di Kota Surakarta adalah keluh kesah masyarakat. Pemerintah Kota Surakarta mempunyai program Slonjor Warga, di mana kepala daerah dapat duduk bersama dengan masyarakat untuk mendengarkan keluh kesah, kritik, dan masukan, termasuk
masalah sanitasi dan air bersih.
Program-program tersebut tetap dilaksanakan meskipun kepala daerah Kota Surakarta telah beberapa kali berganti dan pembenahan sarana sanitasi juga belum sesuai harapan. Misal, banyak Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat Skala Permukiman yang kurang terawat dan fungsi Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja belum optimal.
Menurut Walikota Surakarta, FX Rudyatmo, Slonjor Warga ini merupakan cara efektif dan efisien untuk menjaring kebutuhan masyarakat. Ke depan, Pemerintah Kota Surakarta akan menyiapkan peraturan agar tradisi Slonjor Warga ini dapat dilanjutkan oleh kepala daerah mendatang.
“Sanitasi adalah kunci mengamankan sumber daya air untuk anak cucu kita di masa depan.”
FX Rudyatmo, Walikota Surakarta.
FX RudyatmoWalikota Surakarta
Kalau Kepala Daerah menyempatkan diri turun ke bawah dan melihat kondisi air besih dan sanitasi masyarakatnya, ide solusi pasti bisa diperoleh, aturan-aturan yang
bermanfaat bisa dibuat dan dilaksanakan. Karena hanya dengan berani belanja masalah, melihat dan memahaminya dari dekat, maka masalah akan bisa diselesaikan.
Sudah 20 tahun, Perumda Air Minum Surakarta ditunjuk sebagai operator air limbah di samping tetap menyediakan layanan air minum sebagai tugas utamanya. Dari awalnya mengelola sewerage system peninggalan Belanda, hingga kini melayani pengelolaan air limbah domestik secara menyeluruh.
Integrasi layanan air minum dan air limbah di Kota Surakarta terbukti membawa manfaat besar, antara lain
1. Melindungi sumber air minum masyarakatDelapan puluh persen air minum yang dikonsumsi masyarakat akan dibuang ke lingkungan sebagai air limbah. Jika tidak dikelola dengan baik, air limbah yang dibuang ke lingkungan dapat meresap ke sumber air minum masyarakat dan mencemarinya, serta menimbulkan masalah kesehatan.
2. Pelanggan layanan air limbah sudah diidentifikasiPerusahaan air minum yang mengelola air limbah dapat memberikan pelayanannya kepada masyarakat yang sudah berlangganan air minum sehingga mereka tidak perlu mencari pelanggan lain untuk memulai. Saat ini sekitar 5 ribu pelanggan Perumda Air Minum Surakarta sudah mendapat layanan lumpur tinja terjadwal. Ke depan, mereka menargetkan lebih dari 45 ribu pelanggan.
3. Memudahkan proses supervisiDari sisi pengawasan, menyatukan layanan air minum dan air limbah cukup efektif karena layanan tersebut dikelola oleh satu organisasi yang sama.
Layanan 2 in 1 Perumda Air Minum Surakarta
Berbagi Pengalaman
Sudah Efektifkah Pengelolaan Air Limbah di Daerah Anda?
,
AKKOPSINERGI, EDISI IV/201916
Kabupaten Gresik
Manisnyaair limbah domestik
layanan
Perkembangan pembangunan sanitasi di Kabupaten Gresik cukup pesat. Berbagai terobosan untuk mempercepat pemenuhan akses sanitasi telah dilakukan oleh pemerintah daerah. Tidak hanya mengandalkan APBD, Pemerintah Kabupaten Gresik juga menjalin kemitraan swasta dan donor, serta melibatkan masyarakat untuk melakukan pembangunan sanitasinya.
Peraturan Daerah No 09 tahun 2018 tentang Pengelolaan air limbah domestik
Peraturan Daerah No 13 tahun 2019 tentang Retribusi Penyediaan dan/atau Penyedotan Kakus
Penyedotan Lumpur Tinja Secara Sistematis dan Kontinyu
Aplikasi Go Ploong, android apps untuk permintaan sedot tinja
Membangun sarana sambungan rumah ke IPAL Komunal, jamban sehat, dan biofilter. Beberapa dibangun melalui kemitraan dengan Petrokimia dan BPR Gresik
1
2
4
8
7
5
6
3
Peraturan Bupati No 34 tahun 2018 tentang
Fungsi UPT di Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang. Mendukung UPTD
PALD sebagai operator.
Program JADI SAYANG (Jamban dan IPAL Sehat,
Masyarakat Senang)
Peningkatan kesadaran
masyarakat
Terobosan yang Berbuah Manis
Penghargaan Top 25 Inovasi Pelayanan Publik Jawa Timur 2017 untuk program JADI SAYANGKarya terpilih Indonesia Entrepreneur TIK (IdenTIK) 2019 kategori public sector. Mewakili Indonesia di ajang ASEAN Communication Technology Award (AICTA) 2019.
Sambari Halim Radianto Bupati Gresik.
Air limbah domestik jika tidak dikelola dengan baik akan membahayakan kesehatan dan mencemari sumber air. Untuk itu, pengelolaan kualitas air
dan pengendalan air pada sumber air menjadi prioritas pembangunan RPJMD Kabupaten Gresik 2016 – 2021
Berbagi Pengalaman
AKKOPSINERGI, EDISI IV/2019 17
Berawal dari mimpi menciptakan lingkungan hidup yang nyaman, Pemerintah Kota Bekasi berhasil menggunakan dana APBDnya untuk melakukan berbagai pembenahan pengelolaan air limbah domestik. Upaya pembenahan tersebut dilakukan untuk mengurangi pencemaran lingkungan yang lebih buruk dan berkontribusi terhadap pemerintah.
Salah satu pembenahan yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Bekasi adalah revitalisasi Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT), yaitu sarana untuk mengolah air limbah domestik
hingga memenuhi standar aman untuk dibuang ke badan air.
Pengolahan air limbah domestik di IPLT merupakan salah satu rangkaian penting dalam sanitasi aman. Meskipun penting, banyak IPLT di Indonesia yang berfungsi kurang optimal. Namun demikian, upaya revitalisasi IPLT sering terganjal anggaran karena perlu biaya besar.
Pemerintah pusat memang telah menyediakan DAK untuk membangun IPLT dan trennya cenderung
meningkat setiap tahunnya. Namun demikian, daerah sebenarnya juga dapat menyediakan anggaran untuk membangun sarana tersebut.
Menyadari peran penting tersebut, Pemerintah Kota Bekasi mengalokasikan APBD 2016 sekitar Rp 14milyar untuk membangun IPLT dengan kapasitas 100m3 per hari. Dengan kapasitas ini, Pemerintah Kota Bekasi mampu melayani sekitar 7 ribu pelanggan. Ke depan, Pemerintah Kota Bekasi akan membangun dua IPLT lagi untuk melayani lebih banyak masyarakat.
Rahmat EffendyWalikota Bekasi
Setiap program yang digagas kepala daerah berawal dari mimpi, proses yang ingin kita selesaikan bersama. Setiap kepala daerah harus punya
mimpi dan bisa memberi harapan.
IPLT BekasiBerawal
Mimpidari
Penyepakatan rencana anggaranWalikota dan legislatif menyepakati anggaran dan menguatkannya dengan Peraturan Daerah.
Dinas mengusulkan pembangunan IPLT kepada TAPDAnggaran yang diusulkan dinas harus sesuai dengan hasil penilaian kebutuhan.
Realisasi anggaranPeraturan Daerah menjadi dasar
pengalokasian anggaran APBD untuk IPLT.
2
5
6
Berbagi Pengalaman
Proses penganggaran APBD
untuk Konstruksi IPLT Bekasi
Konsultasi anggaran oleh walikota dan dewanKetika pembangunan IPLT menjadi program prioritas, maka walikota perlu langsung mengadvokasi legislatif untuk menyediakan anggaran bagi pembangunan IPLT.
4
Evaluasi rencana anggaran dengan Walikota
Hasil evaluasi anggaran akan menjadi dasar acuan
bagi walikota untuk mengadvokasi legislatif
untuk menganggarkan APBD.
3
Analisis kebutuhan pembangunan IPLT, termasuk
jumlah penduduk yang akan dilayani. Kepala daerah akan
memerlukan informasi ini untuk memperkirakan besaran manfaat pembangunan IPLT bagi daerah.
1
Diperlukan keberanian kepala daerah untuk meyakinkan legislatif bahwa membangun IPLT merupakan investasi yang harus dilakukan.
AKKOPSINERGI, EDISI IV/201918
Salah satu acara yang ditunggu dalam pertemuan puncak tahunan anggota AKKOPSI adalah pengumuman dan penyerahan penghargaan bagi anggota yang dianggap layak dijadikan teladan. Penghargaan Sanipura diberikan setiap 2 tahun sekali. Pada CSS XVI di Banda Aceh (2016), Piala Sanipura Award diberikan kepada 11 Kabupaten/kota. Pada kesempatan itu, seusai sambutan Menteri Koordinasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Mahari, dengan antusian Menteri PUPR, Basuki Hadilmuljono dengan antusias mengumumkan bahwa kementerian PUPR telah menyediakan masing-masing satu unit alat berat (sesuai permintaan dan kebutuhan) untuk kabupaten/kota peraih Piala Sanipura tahun tersebut.
Masih di bawah koordinasi Ketua Bidang Monitoring dan Evaluasi, Pengurus AKKOPSI, dalam CSS XVIII Jambi yang lalu, Sanipura Award berganti nama menjadi Smart Sanitation Award (SSA). Hal ini sesuai dengan Rakornas Pimpinan Pengurus AKKOPSI (2018) di Hotel Mulia Jakarta. SSA bukan
hanya sekedar penyerahan penghargaan berupa piala, piagam dan hadiah lainnya bagi kabupaten/kota. Lebih dari itu, SSA merupakan alat ukur dalam menetapkan kabupaten/kota percontohan oleh sesame anggota.
SSA 2018 menetapkan 30 penghargaan untuk 4 kategori khusus, dan 10 penghargaan untuk 10 Kabupaten/kota (Top-10) sebagai kategori SSA terbaik – akumulasi nilai dari semua indikator dalam 4 kategori khusus:
• 4 Penghargaan untuk kategori Penyerapan DAK Sanitasi
• 13 Penghargaan untuk kategori Kelengkapan NAWASIS
• 9 Penghargaan untuk kategori Inovasi Sanitasi • 4 Penghargaan untuk kategori Keaktifan
Anggota AKKOPSI• 10 Penghargaan untuk kategori Top-10 Terbaik
SSA
Suatu hal yang menarik Penghargaan Sanipura ataupun SAA adalah mekanisme penjurian yang dilakukan secara independen oleh tim yang justru diutus dari setiap kelompok kerja. Sesuai SK Ketua Umum AKKOPSI terkait SSA dan SK Direktur Eskekutif AKKOPSI terkait pembentukan tim juri dan tim verifikasi lapangan SSA, maka SSA 2018 ditetapkan tim khusus yang personilnya ditunjuk dari 10 Kabupaten/kota yang disepakati oleh Pimpinan Pengurus dan para Kepala Daerah. Sebagai upaya mengukur indeks pencapaian anggotanya, AKKOPSI juga melaksanakan sosialisasi pengisian data NAWASIS (National Water and Sanitation Information System)
bekerja sama dengan Pokja PPAS dan konsultan ahli untuk NAWASIS dari USDP.
Untuk kategori Penyerapan DAK Sanitasi adalah Kabupaten Pringsewu (nilai tertinggi), Kabupaten Sragen, Kabupaten Tasikmalaya dan Kkabupaten Kebumen. Sedangkan kelengkapan NAWASIS diraih oleh beberapa kota, yaitu Batam (tertinggi), Dumai, Manado, Tegal, dan beberapa kabupaten: Karanganyar, Sidenreng Rappang, Rembang, Brebes, Wonogiri, Sukoharjo, Semarang, Bandung dan Pati. Adapun untuk kategori Inovasi Sanitasi diraih kota-kota: Makassar, Prabumulih, Sukabumi, dan beberapa kabupaten, yaitu Tangerang, Magelang, Soppeng, Bangka, Kuantan Singingi, Kotawaringin Timur. Untuk kategori Keaktifan Anggota, diraih oleh kota Jambi (nilai tertinggi), Bontang, Payakumbuh dan kota Blitar.
Sedangkan 10 Terbaik SSA (akumulasi nilai dari setiap indikator dalam 4 kategori di atas) diraih oleh: Kota Depok, Kota Banjarmasin, Kota Cimahi, Kabupaten Malang, Kota Bukittinggi, Kota Balikpapan, Kabupaten Tabanan, Kabupaten Muara Enim, Kabupaten Kulonprogo dan Kota Bitung.
Rapat beberapa hari hingga larut malam di Seknas AKKOPSI Jakarta. Tim terdiri dari nama resmi sebagai utusan Pokja Kabupaten/kota sesuai SK Ketum AKKOPSI dan disepakati oleh para Kepala Daerah. Tim ini bekerja secara independen dalam menyaring input data ke dalam sistem NAWASIS setiap anggota, untuk dijadikan bahan awal penilaian oleh tim juri dan tim verifikasi ke lapangan.
DariSanipura Award
Ke SSABukan Sekedar Piala dan Piagam
(4 AWARD) PENYERAPAN DAK SANITASI TERBAIK(13 AWARD) KELENGKAPAN NAWASIS TERBAIK(9 AWARD) INOVASI SANITASI TERBAIK(4 AWARD) KEAKTIFAN ANGGOTA TERBAIK(10 AWARD) TOP - 10
170KAB/KOTA
482KAB/KOTA
152KAB/KOTA
50KAB/KOTA
40KAB/KOTA
MEMENUHI PERSYARATAN
SHORT LIST
INPUT NAWASIS
AGENDA TIM KERJA SMART SANITATION AWARD – AKKOPSI 2018
• PEMBENTUKAN TIM KERJA NSCR• PENETAPAN PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN
• PENYAMPAIAN ONFORMASI NSCR KEPADA ANGGOTA AKKOPSI• PENGISIAN FORM NSCR
• REKAPITULASI FINAL DATA NSCR• VERIFIKASI 10 BESAR• PEMERINGKATAN NSCR• PENGUMUMAN PEMENANG SMART SANITATION AWARD 2018
AKKOPSINERGI, EDISI IV/2019 19
Pemerintah memberikan aprisiasi kepada AKKOPSI yang melakukan berbagai terobosan dalam penguatan kapasitas para Kepala Daerah. Pemenang “Sanipura Award” sebagai hasil evaluasi dan penilaian anggotanya selayaknya diberikan hadiah oleh Menteri PUPR, agar lebih semangat lagi.
Puan MaharaniMenko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan
Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri. Masyarakat dan kalangan swasta harus bersama-sama maju. Kebersamaan itu sangat ditentukan oleh kecakapan pemimpin yang dipilih warga dan memberikan izin usaha dalam kewenangan wilayahnya. Kepada para Bupati/walikota kita berharap
Nila F MoeloekMenteri Kesehatan RI
Agar AKKOPSI lebih bersemangat lagi, Kementerian PUPR akan memberikan hadiah alat berat bagi pemenang Sanipura Award. Ini untuk menunjang pembangunan sanitasi dan peningkatan layanan. Bagi para pemenang tadi dapat mengajukan kebutuhan alat berat mereka ke kantor kami. Semoga AKKOPSI bisa mempertahankan komitmen yang tinggi.
Basuki HadilmuljonoMenteri PUPR
Sejak saya menjabat sampai sekarang tidak menjabat lagi, saya saksikan kesuksesan teman-teman Kepala Daerah itu kalau mereka mampu mengelola sampah dan limbah jadi bermanfaat: waste to energy, waste product, waste to dollar, kebanyakan menang lagi di Pilkada.
Josrizal ZainWalikota Payakumbuh 2002-2012. Salah satu Deklarator dan kini sebagai Direktur Eksekutif AKKOPSI
Keberhasilan pencapaian SDGs dan agenda pembangunan nasional tentu tidak terlepas dari prestasi para Kepala Daerah. AKKOPSI dan anggotanya seharusnya dapat memainkan peran strategis dalam meningkatkan komitmen dan kapasitas serta kepemimpinan daerah dalam pencapaian target pembangunan daerahnya maupun nasional.
Bambang Brodjonegoro,Menteri PPN/Bappenas RI
Kemajuan suatu daerah, bahkan suatu negara dapat diukur dari akses sanitasi warga dan perilaku hidup bersih mereka. AKKOPSI membangun komitmen dan menjadikan sanitasi, air minum, perumahan yang layak dan penanggulangan kawasan kumuh sebagai prioritasnya. Bagaimanapun itu urusan wajib daerah. Pemerintah pusat selayaknya memberikan dukungan kebijakan dan alokasi anggaran sesuai kebutuhan.
Syarif FashaWalikota Jambi, Ketua Umum AKKOPSI
Kata Mereka
AKKOPSINERGI, EDISI IV/201920
PIMPINAN PENGURUS AKKOPSI PERIODE 2017–2022:
Ketua Umum: Walikota Jambi, H Syarif Fasha ,ME | Ketua - I.: Bupati Malang, Drs. H.M Sanusi ,MM | Ketua - II.: Bupati Tangerang, Ahmed Zaki Iskandar, B.Bus | Ketua - III.: Walikota Banjarmasin, Ibnu Sina, Spi, MSi | Sekretaris Jenderal: Plt. Walikota Makassar, Iqbal Suhaeb | Bendahara Umum: Walikota Bontang, dr. Hj. Neni Moerniaeni, Sp.OG | Kapala Bidang - I Bidang Organisasi dan Kerjasama: Walikota Depok KH. Dr. Mohammad Idris MA | Kapala Bidang – II Bidang Pemberdayaan dan Peningkatan Kapasitas: Bupati Pringsewu H. Sujadi Saddat | Kapala Bidang – III Bidang Peningkatan Mobilitas Pendanaan: Walikota Cimahi Ajay M. Priatna | Kapala Bidang – IV Bidang Advokasi dan Komunikasi: Walikota Bogor Dr. H. Bima Arya Sugiarto | Kapala Bidang – V Bidang Pembelajaran dan Pengembangan Pengetahuan: Bupati Karanganyar, Drs. H. Juliatmono | Kapala Bidang – VI Bidang Monitoring dan Evaluasi Pengembangan Sanitasi: Walikota Mataram, H. Ahyar Abduh | Sekretaris I: Sekda Kota Makassar, Muhammad Ansar | Bendahara I: KA BAPPEDA Kota Makassar, dr. Andi Hadijah Iriani R,SPTHT,MSi | Direktur Eksekutif, Sekretariat Nasional: Capt. H. Josrizal Zain SE, MM.
Walikota Jambi Bupati Malang Bupati Tangerang Walikota Banjarmasin Walikota Makassar Walikota Bontang
Walikota CimahiWalikota Depok Walikota BogorBupati Pringsewu Bupati Karanganyar Walikota Mataram Direktur Eksekutif
Rencana Kerja Akkopsi 2020PEMERINGKATAN / National City Sanitation Rating: “Sanipura Award”Pemeringkatan internal pencapa-ian anggota AKKOPSI dan upaya advokasi pemerintah daerah yang masih tertinggal dalam upaya percepatan pembangunan sanitasi. Sanipura Award saat ini diupay-akan dapat memberikan imbalan (instentif) dan reward bagi kabu-paten/kota yang berprestasi.(OKTOBER)
PEMBELAJARAN dan Knowledge Event antar Bupati/walikota dan Legilslatif di Tingkat Regional Asia-Pasifik.Kegiatan pertemuan, kunjungan dan kunjungan kerja ke berbagai negara yang memiliki karakteristik yang sama dengan kabupaten/anggota AKKOPSI. Selain itu menghadiri berbagai forum yang relevan di luar negeri.(MEI)
PENERBITAN AKKOPSINERGI dan Materi Komunikasi/Advokasi Kebijakan Pembangunan Sanitasi lainnya.AKKOPSINERGI merupakan media informasi khusus dan bahan bacaan/rujukan di meja kerja para kepala daerah untuk berbagi pengetahuan, pengelaman dan penguatan sinergi dalam upaya mencapai target PPSP dan RPJMN maupun SDGs.(JANUARI / JULI)
PENGUATAN Kelembagaan dan Jaringan AKKOPSI.Kegiatan penguatan kapa-sitas kelembagaan, berupa sinergi yang lebih intensif dengan para Menteri terkait. Penandatanganan berbagai aliansi dan asosiasi Sani-tation Partner Group (SPG), AKSANSI, APEKSI, ADEKSI, APKASI, UCLG, ICLEI, UNES-CAP, CITYNET, FORKALIM, PERPAMSI, TNI, IndII, UNICEF, WVI, WSP dan lainnya.(JANUARI – APRIL)
CITY Sanitation Summit (CSS) dan Rapat Kerja Nasional tahunan Pengurus AKKOPSI.CSS merupakan penyelng-garaan rangkaian kegiatan, sebagai pertemuan puncak tahunan anggota, sekaligus rapat pimpinan pengurus AKKOPSI, yang dilakukan oleh/dari/untuk daerah yang mengajukan diri dan disepa-kati sebagai tuan rumah.(OKTOBER)
ROAD Show Advokasi dan Horizontal Learning (AHL); dan Pemasaran Sanitasi bersama Lembaga Donor dan Program Hibah di Sektor Sanitasi.Sesi pertemuan para kepala daerah dalam suasana kekel-uargaan yang dilakukan di berbagai daerah, untuk mem-fasilitasi forum saling berbagi pengalaman dan pembelajaran dalam percepatan pembangu-nan sanitasi.(FEBRUARI, APRIL, JUNI, AGUSTUS, NOVEMBER)
Pengurus AKKOPSI Hasil Rakernas XVII periode 2017-2022
AKKOPSINERGI, EDISI IV/2019 21
1 KOTA JAMBI
2 KOTA PAYAKUMBUH
3 KOTA BLITAR
4 KOTA SURAKARTA
5 KOTA BANJARMASIN
6 KOTA DENPASAR
7 KOTA TEGAL
8 KOTA PEKALONGAN
9 KOTA BATU
10 KOTA KEDIRI
11 KOTA BUKITTINGGI
12 KOTA PADANG
13 KOTA MAKASAR
14 KOTA MEDAN,
15 KOTA YOGYAKARTA,
16 KOTA BANDA ACEH,
17 KOTA PEKANBARU,
18 KOTA AMBON,
19 KOTA JAYAPURA,
20 KOTA MANADO,
21 KABUPATEN JAYAPURA,
22 KABUPATEN MALANG
23 KOTA TEBING TINGGI,
24 KOTA SURABAYA,
25 KOTA SOLOK,
26 KOTA SINGKAWANG,
27 KOTA SAMARINDA,
28 KOTA PROBOLINGGO,
29 KOTA PRABUMULIH,
30 KOTA PONTIANAK,
31 KOTA PALEMBANG,
32 KOTA MALANG,
33 KOTA LANGSA,
34 KOTA CIREBON,
35 KOTA BEKASI,
36 KOTA SEMARANG,
37 KOTA MATARAM,
38 KOTA LHOSEUMAWE,
39 KOTA BOGOR,
40 KOTA BANDUNG,
41 KOTA BALIKPAPAN,
42 KABUPATEN TOBASAMOSIR,
43 KABUPATEN KEBUMEN,
44 KABUPATEN GUNUNG KIDUL,
45 KABUPATEN DELI SERDANG,
46 KABUPATEN CILACAP,
47 KABUPATEN BANJAR,
48 KABUPATEN TANAH DATAR,
49 KABUPATEN TABANAN,
50 KABUPATEN SLEMAN,
51 KABUPATEN SERANG,
52 KABUPATEN SANGGAU,
53 KABUPATEN REMBANG,
54 KABUPATEN PURWOREJO,
55 KABUPATEN PURBALINGGA,
56 KABUPATEN JOMBANG,
57 KABUPATEN JEPARA,
58 KABUPATEN BULELENG,
59 KABUPATEN BREBES,
60 KABUPATEN BANTUL,
61 KABUPATEN ACEH TIMUR,
62 KABUPATEN ACEH BARAT,
63 KABUPATEN MUARA ENIM.
64 KABUPATEN ACEH TENGGARA
65 KABUPATEN ACEH BESAR
66 KABUPATEN BIREUN
67 KABUPATEN PIDIE
68 KABUPATEN ACEH TAMIANG
69 KABUPATEN KARO
70 KOTA TANJUNG BALAI
71 KABUPATEN PESISIR SELATAN
72 KABUPATEN SIJUNJUNG
73 KABUPATEN PASAMAN
74 KOTA SAWAHLUNTO
75 KOTA PARIAMAN
76 KABUPATEN AGAM
77 KABUPATEN BANGKA
78 KABUPATEN BANGKA TENGAH
79 KABUPATEN PANDEGLANG
80 KOTA SERANG
81 KOTA TANGERANG SELATAN
82 KOTA DEPOK
83 KOTA CIMAHI
84 KOTA TASIKMALAYA
85 KABUPATEN SUMEDANG
86 KOTA JAKARTA
87 KABUPATEN BANYUMAS
88 KABUPATEN BANJARNEGARA
89 KABUPATEN KLATEN
90 KABUPATEN SUKOHARJO
91 KABUPATEN SRAGEN
92 KABUPATEN KUDUS
93 KABUPATEN BLORA
94 KABUPATEN BOYOLALI
95 KABUPATEN BLITAR
96 KABUPATEN PROBOLINGGO
97 KABUPATEN PASURUAN
98 KABUPATEN SIDOARJO
99 KABUPATEN MADIUN
100 KABUPATEN BOJONEGORO
101 KOTA PASURUAN
102 KABUPATEN GRESIK
103 KABUPATEN GIANYAR
104 KABUPATEN KARANGASEM
105 KABUPATEN LOMBOK TIMUR
106 KABUPATEN LOMBOK UTARA
107 KABUPATEN BIMA
108 KABUPATEN SUMBAWA
109 KABUPATEN LOMBOK BARAT
110 KABUPATEN SUMBAWA BARAT
111 KABUPATEN KETAPANG
112 KABUPATEN BARITO KUALA
113 KABUPATEN TANAH BUMBU
114 KABUPATEN KOTABARU
115KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN
116 KABUPATEN PASER
117 KABUPATEN KUTAI TIMUR
118 KOTA TARAKAN
119 KOTA BONTANG
120 KABUPATEN BERAU
121 KOTA PARE PARE
122 KABUPATEN PIDIE JAYA
123 KABUPATEN ACEH SELATAN
124 KOTA SABANG
125 KABUPATEN ACEH UTARA
126 KOTA BINJAI
127 KOTA PEMATANG SIANTAR
128 KABUPATEN SOLOK
129 KABUPATEN LIMA PULUH KOTA
130 KABUPATEN PADANG PARIAMAN
131 KABUPATEN MERANGIN
132 KABUPATEN SORALANGUN
133 KOTA SUNGAI PENUH
134 KOTA BENGKULU
135 KABUPATEN KAUR
136 KABUPATEN BENGKULU UTARA
137 KABUPATEN BENGKULU SELATAN
138 KABUPATEN REJANG LEBONG
139 KABUPATEN MUSI BANYU ASIN
140 KABUPATEN OGAN ILIR
141 KOTA LUBUK LINGGAU
142 KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR
143 KABUPATEN EMPAT LAWANG
144KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR
145 KOTA BANDAR LAMPUNG
146 KABUPATEN LAMPUNG TENGAH
147 KABUPATEN LAMPUNG SELATAN
148 KABUPATEN PRINGSEWU
149 KABUPATEN MESUJI
150 KABUPATEN BANGKA SELATAN
151 KABUPATEN BANGKA BARAT
152 KABUPATEN TANGERANG
153 KABUPATEN INDRAMAYU
154 KABUPATEN BOGOR
155 KABUPATEN MAJALENGKA
156 KOTA BANJAR
157 KABUPATEN KARAWANG
158 KABUPATEN BEKASI
159 KABUPATEN TABALONG
160 KOTA BANJAR BARU
161 KABUPATEN TAPIN
162KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH
163 KABUPATEN TEMANGGUNG
164 KABUPATEN PEMALANG
165 KABUPATEN KARANG ANYAR
166 KABUPATEN PEKALONGAN
167 KABUPATEN WONOSOBO
168 KABUPATEN MAGELANG
169 KABUPATEN PATI
170 KOTA SALATIGA
171 KABUPATEN GROBOGAN
172 KABUPATEN DEMAK
173 KABUPATEN BATANG
174 KOTA MAGELANG
175 KABUPATEN NGAWI
176 KABUPATEN TRENGGALEK
177 KABUPATEN LUMAJANG
178 KABUPATEN BANYUWANGI
179 KABUPATEN TULUNGAGUNG
180 KABUPATEN MALANG
181 KABUPATEN BONDOWOSO
182 KABUPATEN JEMBER
183 KABUPATEN LAMONGAN
184 KABUPATEN PAMEKASAN
185 KABUPATEN NGANJUK
186 KABUPATEN PACITAN
187 KOTA YOGYAKARTA
188 KABUPATEN KULOMPROGO
189 KABUPATEN KLUNGKUNG
190 KABUPATEN BADUNG
191 KABUPATEN TANA TIDUNG
192 KABUPATEN BULUNGAN
193 KABUPATEN MAROS
194 KABUPATEN DOMPU
195 KABUPATEN LOMBOK TENGAH
196 KOTA BIMA
197 KABUPATEN BARRU
198 KABUPATEN SOPPENG
199 KABUPATEN PINRANG
200 KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR
201 KABUPATEN SINJAI
202KABUPATEN MINAHASA TENG-GARA
203KABUPATEN BOLAANG MONGON-DOW UTARA
204 KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE
205 KABUPATEN MINAHASA UTARA
206KABUPATEN KEPULAUAN SIAU TAGULANDANG BIARO
207KABUPATEN BOLAANG MONGON-DOW SELATAN
208 KOTA KOTAMABAGU
209 KABUPATEN MAJENE
210 KABUPATEN MAMAJU
211 KABUPATEN MAMASA
212 KABUPATEN POLEWALI MANDAR
213 KABUPATEN MAMUJU UTARA
214 KOTA KENDARI
215 KOTA BAU-BAU
216 KABUPATEN KOLAKA
217 KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA
218 KABUPATEN ROTE NDAO
219 KABUPATEN MANGGARAI TIMUR
220 KABUPATEN MANGGARAI
221 KABUPATEN HALMAHERA BARAT
222 KABUPATEN HALMAHERA SELATAN
223 KABUPATEN ASMAT
224 KABUPATEN WAROPEN
225 KABUPATEN KENDAL
226 KABUPATEN SIMEULUE
227 KABUPATEN ACEH SINGKIL
228 KABUPATEN ACEH TENGAH
229 KABUPATEN ACEH BARAT DAYA
230 KABUPATEN GAYO LUES
231 KABUPATEN NAGAN RAYA
232 KABUPATEN ACEH JAYA
233 KABUPATEN BENER MERIAH
234 KOTA SUBULUSSALAM
235KABUPATEN HUMBANG HASUN-DUTAN
236 KABUPATEN SOLOK SELATAN
237 KABUPATEN DHARMAS RAYA
238 KABUPATEN PASAMAN BARAT
239 KOTA PADANG PANJANG
240 KABUPATEN INGRAGIRI HULU
241 KABUPATEN KAMPAR
242 KABUPATEN KERINCI
243 KABUPATEN BATANG HARI
244KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR
245KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT
246 KABUPATEN TEBO
247 KABUPATEN BUNGO
248 KABUPATEN OGAN KOMERING ULU
249 KABUPATEN MUSI RAWAS
250 KABUPATEN BANYU ASIN
251KABUAPTEN OGAN KOMERING ULU SELATAN
252 KOTA PAGAR ALAM
253 KABUPATEN MUKOMUKO
254 KABUPATEN LEBONG
255 KABUPATEN KEPAHIANG
256 KABUPATEN LAMPUNG BARAT
257 KABUPATEN TENGGAMUS
258 KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
259 KABUPATEN PESAWARAN
260 KOTA METRO
261 KABUPATEN BELITUNG TIMUR
262 KOTA PANGKAL PINANG
263 KOTA BATAM
264 KOTA TANJUNG PINANG
265 KABUPATEN SUKABUMI
266 KABUPATEN CIANJUR
267 KABUPATEN BANDUNG
268 KABUPATEN GARUT
269 KABUPATEN TASIKMALAYA
270 KABUPATEN CIAMIS
271 KABUAPTEN KUNINGAN
272 KABUPATEN CIREBON
273 KABUPATEN SUBANG
274 KABUPATEN PURWAKARTA
275 KABUPATEN BANDUNG BARAT
276 KOTA SUKABUMI
277 KABUPATEN WONOGIRI
278 KABUPATEN SEMARANG
279 KABUPATEN TEGAL
280 KABUPATEN PONOROGO
281 KABUPATEN KEDIRI
282 KABUPATEN SITUBONDO
283 KABUPATEN MOJOKERTO
284 KABUPATEN MAGETAN
285 KABUPATEN TUBAN
286 KABUPATEN BANGKALAN
287 KABUPATEN SAMPANG
288 KABUPATEN SUMENEP
289 KOTA MOJOKERTO
290 KOTA MADIUN
291 KABUPATEN LEBAK
292 KABUPATEN JEMBRANA
293 KABUPATEN BANGLI
294 KABUPATEN SUMBA TIMUR
295 KABUPATEN KUPANG
296KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN
297 KABUPATEN BELU
298 KABUPATEN ALOR
299 KABUPATEN LEMBATA
300 KABUPATEN NGADA
301 KABUPATEN SABU RAIJUA
302 KABUPATEN SAMBAS
303 KABUPATEN BENGKAYANG
304 KABUPATEN LANDAK
305 KABUPATEN PONTIANAK
306 KABUPATEN SINTANG
307 KABUPATEN KAPUAS HULU
308 KABUPATEN SEKADAU
309 KABUPATEN MELAWI
310 KABUPATEN KAYONG UTARA
311 KABUPATEN KUBU RAYA
312KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT
313KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR
314 KABUPATEN SUKAMARA
315 KABUPATEN LAMANDAU
316 KABUPATEN TANAH LAUT
317 KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA
318 KABUPATEN BALANGAN
319 KABUPATEN KUTAI BARAT
320KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA
321 KABUPATEN MALINAU
322 KABUPATEN NUNUKAN
323 KABUPATEN MINAHASA
324 KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD
325 KOTA TOMOHON
326 KABUPATEN POSO
327 KABUPATEN BULUKUMBA
328 KABUPATEN BANTAENG
329 KABUPATEN TAKALAR
330 KABUPATEN GOWA
331 KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG
332 KABUPATEN ENREKANG
333 KABUPATEN LUWU
334 KABUPATEN LUWU UTARA
335 KABUPATEN TORAJA UTARA
336 KABUPATEN MUNA
337 KABUPATEN WAKATOBI
338 KABUPATEN KOLAKA UTARA
339 KABUPATEN GORONTALO
340 KABUPATEN BONE BOLANGO
341 KABUPATEN GORONTALO UTARA
342 KOTA GORONTALO
343KABUPATEN MALUKU TENGGARA BARAT
344 KABUPATEN MALUKU BARAT DAYA
345 KABUPATEN HALMAHERA UTARA
346 KABUPATEN HALMAHERA TIMUR
347 KOTA TIDORE KEPULAUAN
348 KABUPATEN MIMIKA
349 KABUPATEN KUANTAN SINGINGI
350 KABUPATEN PELALAWAN
351 KOTA DUMAI
352 KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
353 KABUPATEN SIAK
354 KABUPATEN MUARO JAMBI
355 KABUPATEN NATUNA
356 KABUPATEN LINGGA
357 KABUPATEN KARIMUN*
358 KABUPATEN BINTAN*
359 KABUPATEN LABUHAN BATU
360 KABUPATEN ASAHAN
361 KOTA SIBOLGA
362 KOTA PADANG SIDEMPUAN
363 KABUPATEN LANGKAT
364 KABUPATEN DAIRI
365 KABUPATEN LAWAS UTARA
366 KABUPATEN NIAS
367 KABUPATEN TAPANULI TENGAH
368 KABUPATEN SERDANG BERDAGAI
369KABUPATEN LABUHAN BATU UTARA
370 KABUPATEN SAMOSIR
371 KEPULAUAN MENTAWAI
372 KABUPATEN LAHAT
373KABUPATEN PENUKAL ABAB LEMATANG ILIR
374 KABUPATEN BELITUNG
375 KABUPATEN SELUMA
376 KABUPATEN BENGKULU TENGAH
377 KABUPATEN WAY KANAN
378 KABUPATEN TULANG BAWANG
379 KABUPATEN PESISIR BARAT
380KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT
381 KOTA TANGERANG
382 KOTA CILEGON
383 KABUPATEN PANGANDARAN
384 KOTA KUPANG
385 KABUPATEN ENDE
386 KABUPATEN NAGAKEO
387 KABUPATEN SUMBA BARAT
388 KABUPATEN FLORES TIMUR
389 KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA
390 KOTA PALANGKARAYA
391 KABUPATEN KAPUAS
392 KABUPATEN BARITO SELATAN
393 KABUPATEN BARITO UTARA
394 KABUPATEN SERUYAN
395 KABUPATEN KATINGAN
396 KABUPATEN GUNUNG MAS
397 KABUPATEN PALOPO
398 KABUPATEN BONE
399 KABUPATEN TANA TORAJA
400KABUPATEN PANGKAJENE KEPU-LAUAN
401 KABUPATEN JENEPONTO
402 KABUPATEN LUWU TIMUR
403 KABUPATEN WAJO
404 KABUPATEN BUTON
405 KABUPATEN KONAWE
406 KABUPATEN BOMBANA
407 KABUPATEN KONAWE UTARA
408 KABUPATEN KOLAKA TIMUR
409 KABUPATEN KONAWE SELATAN
410 KABUPATEN BUTON UTARA
411 KABUPATEN MINAHASA SELATAN
412 KOTA BITUNG
413KABUPATEN BOLANG MANGON-DOW
414 KABUPATEN BANGGAI
415 KOTA PALU
416 KABUPATEN TOLI-TOLI
417 KABUPATEN BUOL
418 KABUPATEN PARIGI MOUNTONG
419 KABUPATEN BANGGAI KEPULAUAN
420 KABUPATEN TOJO UNA-UNA
421 KABUPATEN BANGGAI LAUT
422 KABUPATEN SIGI
423 KABUPATEN MOROWALI
424 KABUPATEN DONGGALA
425 KABUPATEN BOALEMO
426 KABUPATEN POHUWATU
427 KOTA TERNATE
428 KABUPATEN KEPULAUAN SULA
429 KABUPATEN HALMAHERA TENGAH
430 KABUPATEN KEPULAUAN MOROTAI
431 KABUPATEN BURU
432 KABUPATEN KEPULAUAN ARU
433KABUPATEN SERAM BAGIAN TIMUR
434 KOTA TUAL
435 KABUPATEN MALUKU TENGGARA
436 KABUPATEN MALUKU TENGAH
437 KABUPATEN BURU SELATAN
438KABUPATEN SERAM BAGIAN BARAT
439 KABUPATEN MERAUKE
440 KABUPATEN KEEROM
441 KABUPATEN FAK-FAK
442 KOTA SORONG
443 KABUPATEN SORONG
444 KABUPATEN NABIRE
445KABUPATEN BOLAANG MONGON-DOW TIMUR
446 KABUPATENTAPANULI UTARA
447 KABUPATEN BARITO TIMUR
448 KABUPATEN MURUNG RAYA
449 KABUPATEN SIKKA
450 KABUPATEN MANGGARAI BARAT
451 KABUPATEN SUMBA TENGAH
452 KABUPATEN MUSI RAWAS UTARA
453 KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI
454 KABUPATEN PULANG PISAU
455 KABUPATEN LAMPUNG UTARA
456 KABUPATEN MOROWALI UTARA
457 KABUPATEN PADANG LAWAS
458 KABUPATEN MAHAKAM ULU
459 KABUPATEN JAYAWIJAYA
460 KABUPATEN MANOKWARI
461 KABUPATEN RAJA AMPAT
462 KABUPATEN BENGKALIS
463 KABUPATEN ROKAN HILIR
464 KABUPATEN ROKAN HULU
465 KABUPATEN KONAWE KEPULAUAN
466KABUPATEN TIMUR TENGAH UTARA
467 KABUPATEN MALAKA
468 KABUPATEN PULAU TALIABU
469 KOTA GUNUNG SITOLI
470 KABUPATEN TAPANULI SELATAN
471 KABUPATEN BIAK NUMFOR
472KABUPATEN KEPULAUAN ANAM-BAS
473 KABUPATEN SIMALUNGUN
474 KABUPATEN MUNA BARAT
475KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN
476 KABUPATEN BUTON TENGAH
477 KABUPATEN BUTON SELATAN
478 KABUPATEN KAIMANA
479 KABUPATEN BATU BARA
480 KABUPATEN PAKPAK BARAT
481 KABUPATEN TELUK BINTUNI
482 KABUPATEN NIAS UTARA
483KABUPATEN MANOKWARI SELATAN
484 KABUPATEN PEGUNUNGAN ARFAK
485 KABUPATEN MAMUJU TENGAH
486 KABUPATEN NIAS SELATAN
487 KABUPATEN NIAS BARAT
488 KABUPATEN SARMI
489 KABUPATEN SORONG SELATAN
490 KABUPATEN TELUK WONDAMA
491 KABUPATEN MANDAILING NATAL
NOMOR RESMI KEANGGOTAAN AKKOPSI
AKKOPSINERGI, EDISI IV/201922
INFORMASI LEBIH LANJUT HUBUNGI: SEKRETARIAT NASIONAL (SEKNAS) AKKOPSI
Alamat: Jl. Lembang No. 35, Menteng Jakarta Pusat – Indonesia 10310Telepon : +6221-31935312 - Email : [email protected]
Sudahkah Kabupaten/kota Anda Membayar Iuran Anggota AKKOPSI ?
BANK MANDIRINomor Rekening: 110-0005-60775-6
A/N: ALIANSI KABUPATEN KOTA PEDULI SANITASI INDONESIA
“Sebagai lembaga independen, kelancaran dan kesuksesan kegiatan AKKOPSI sangat didukung dari komitmen anggota dalam melakukan pembayaran iuran”
LAPORAN KEUANGAN
AKKOPSI
SCAN HERE
TAHUN lalu, dalam penutupan CSS XVIII di Kota Jambi, begitu pataka bendera AKKOPSI diserahkan oleh Walikota Jambi Syarif Fasha kepada Walikota Banjarmasin Ibnu Sina, maka dengan dengan demikian Kota Banjarmasin resmi ditetapkan dan mulai mempersiapkan penyelenggaraan puncak tahunan anggota AKKOPSI tahun 2019.
Pada CSS XIX di Banjarmasin, komitmen para Bupati/walikota anggota AKKOPSI diharapkan semakin kuat. Bagi “new comers” sebagai pemenang Pilkada yang baru bergabung diharapkan dapat meneruskan keterlibatan aktif dalam setiap kegiatan AKKOPSI yang akan datang. Bagi para Kepala Daerah baru yang sedang menyusun (ataupun yang sedang merivisi) RPJMD tentu dapat melakukan singkronisasi dengan RPJMN 2020-2014, serta relevan dengan Agenda Global 2030 (SDGs).
Untuk itu, dalam pertemuan puncak ini, dilakukan sosialisasi RPJMN 2020-2024 oleh Menteri Bappenas. Arahan strategis dan kebijakan infrastruktur sesuai tema acara akan disampaikan Dirjen CIpta Karya Kementerian PUPR. Sedangkan sosialisasi Standar Pelayanan Minimum (SPM) di bidang sanitasi dan SPM air minum disampaikan oleh Dirjen Bina Bangda Kemendagri. Rakornas
dalam CSS XIX juga menyepakati butir-butir rekomendasi kepada Presiden RI dan pemerintahan periode kedua, demi terwujudnya percepatan, keterpaduan dan sinergi pembangunan sanitasi, air minum, perumahan dan permukiman. Rakornas AKKOPSI sekaligus menetapkan tuan rumah CSS XX tahun depan (2020).
CSS XIX kali ini semakin menarik, dengan dukungan dari mitra pembangunan, dalam hal ini Program IUWASH PLUS – USAID. Setelah berkonsultasi dengan Ditjen CIpta Karya (PUPR), pada CSS XIX kali ini akan diumumkan beberapa Kabupaten/kota unggulan (center of excellence) dalam pengelolaan layanan lumpur tinja. Hal ini setelah melakuan tinjauan atas kelembagaan, infrastuktur dasar, dukungan regulasi, pengembangan database pelanggan layanan, dan mengembangkan inovasi yang insipratif dalam pengelolaannya.
Bukan hanya kejutan hadiah yang disediakan oleh Ditjen CIpta Karya Kementerian PUPR untuk Kabupaten/kota unggulan tersebut, tetapi juga ajakan tuan rumah untuk turut dalam kemeriahan ulang tahun Kota Banjarmasin yang ke-493, selain jamuan kuliner dan keseruan belanja di pasar terapung, serta menikmati keindahan kota Banjarmasin.
Selamat Datang Peserta
Keinginan kami tidak hanya menjamu Bupati/walikota anggota AKKOPSI,
peserta dan undangan CSS XIX. Kami juga mengajak semua untuk turut
dalam kesyukuran dan kemeriahan hari jadi kota kami yang ke-493”
Ibnu Sina, Walikota Banjarmasin
“
AKKOPSINERGI, EDISI IV/2019 23
Datang dan Jadilah Bagian dari Perubahan
KONFERENSI SANITASI & AIR MINUM NASIONAL NOVEMBER 2019
K S A N
www.nawasis.org/portal
Terbuka Untuk Umum
“Menuju Layanan Sanitasi dan Air Minum yang Aman, Inovatif dan Berkelanjutan
untuk Semua”
2019
Konferensi Sanitasi dan Air MinumNasional