menstruasi (smart module)
TRANSCRIPT
MENSTRUASI
Menstruasi adalah pengeluaran, secara berkala dan fisiologis, darah dan jaringan mukosa
melalui vagina dari uterus yang tidak hamil; proses ini berada di bawah kendali hormone dan
secara normal berulang, biasanya dengan interval sekitar empat minggu, jika tidak terjadi
kehamilan selama masa subur periode reproduktif (pubertas sampai menopause). (Kamus
Dorland)
Ada beberapa hal yang berperan dalam siklus menstruasi pada wanita, diantaranya HPO
axis, hormone sex, dan organ genitalia interna wanita.
A. HPO Axis (Hypothalamus-Pituitary-Ovarium Axis)
Siklus menstruasi yang terjadi pada wanita dipengaruhi oleh suatu jalur yang saling
berkaitan yang disebut dengan HPO axis. Hipotalamus memilki peran sentral dalam axis
ini dengan mengatur regulasi sekresi hormone tropic dari hipofisis anterior dengan
mngeluarkan hormone hipofisiotropik.
Sekedar me-review, dalam system endokrin hipotalamus memiliki peran utama
dalam mengatur regulasi sekresi hormone tropic yang dihasilkan oleh hipofisis anterior.
Gimana caranya? Hipotalamus akan menghasilkan hormone hipofisiotropik, yang berupa
releasing dan inhibiting hormone, salah satunya adalah GnRH (Gonadotropin-Releasing
Hormone) yang akan dikeluarkan hipotalamus, lalu masuk ke system porta hipotalamus
dan hipofisis, lalu menuju ke hipofisis anterior sampai akhirnya GnRH akan merangsang
sel penghasil LH dan sel penghasil FSH yang berada di hipofisis anterior untuk
mensekresikan LH dan FSH.
Selanjutnya, “tugas” dari GnRH akan diteruskan oleh LH dan FSH, hormone tropic
yang dihasilkan oleh hipofisis anterior. Sekedar me-review lagi, hormone tropic adalah
suatu hormone yang bekerja pada organ tertentu yang akan merangsang disekresikannya
hormone lain. Kalau begitu, dimana LH dan FSH bekerja? Dan hormone apa yang akan
dipengaruhi oleh mereka?
Organ sasaran LH dan
FSH adalah ovarium. Pada
organ ini, LH dan FSH akan
bekerja sama untuk
menghasilkan hormon
estrogen dan progesterone.
Kesemua urutan kerja
ini, akan dipertahankan
dalam kondisi normal,
homeostasis, melalui
mekanisme umpan balik
yang diinduksi oleh
hormon-hormon itu sendiri,
kecuali hormon
hipofisiotropik yang
dihasilkan oleh hipotalamus.
Umpan balik yang diberikan
dapat berupa umpan balik
positif ataupun umpan balik negative.
Umpan balik positif merupakan “permintaan” untuk menambah terus produksi
suatu hormon tertentu, misalnya pada saat fase folikular akhir, estrogen mencapai kadar
puncaknya (akan dijelaskan nanti), kadar puncak estrogen ini akan memberikan umpan
balik positif pada hipofisis anterior untuk meningkatkan produksi LH dan FSH juga pada
hipotalamus untuk meningkatkan produksi GnRH.
Sedangkan, umpan balik negative merupakan “permintaan” untuk mengurangi
produksi suatu hormon tertentu, misalnya pada saat fase folikular awal, estrogen yang
dihasilkan oleh folikel ovarium akan memberikan umpan balik negative pada hipofisis
anterior untuk mengurangi produksi LH dan FSH juga pada hipotalamus untuk
mengurangi produksi GnRH.
B. Hormon Sex
Dalam siklus menstruasi ada beberapa hormon yang berperan, diantaranya adalah:
FSH
Bersama dengan LH akan berperan dalam pematangan folikel ovarium dan
produksi estrogen
LH
Bersama dengan FSH akan berperan dalam pematangan folikel ovarium dan
produksi estrogen, selain itu pada keadaan puncak akan menginduksi
ovulasi
Estrogen
Setelah dihasilkan oleh folikel, estrogen akan memberikan umpan balik
negative pada hipotalamus dan hipofisis anterior untuk menekan produksi
GnRH, FSH, dan LH.
Estrogen akan merangsang pematangan folikel ovarium dengan merangsang
proliferasi dari sel-sel granulose dan membentuk sel-sel teka.
Estrogen juga merangsang proliferasi endometrim uterus dengan
meningkatkan simpanan dan sintesis glikogen. (dijelaskan nanti)
Pada akhir fase folikular, estrogen akan memberikan umpan balik positif
pada hipotalamus dan hipofisis anterior untuk meningkatkan produksi LH
sehingga terjadi lonjakan LH dan terjadilah ovulasi.
Progesterone
Pertama kali terbentuk pada fase luteal siklus mentruasi.
Bersama dengan estrogen, memberikan umpan balik negative pada
hipotalamus dan hipofisis untuk menekan produksi GnRH, LH, dan FSH.
Mempersiapkan lapisan fungsional endometrium uterus dan segala kondisi
yang dibutuhkan untuk implantasi apabila terjadi pembuahan
Mencegah pertumbuhan yang berlebihan endometrium akibat kerja estrogen
yang berlebihan.
Inhibin
Secara fisiologis, belum diketahui fungsinya. Namun, memiliki peran
penting dalam mekanisme umpan balik negative terhadap sel penghasil
FSH, yaitu menekan sekresi FSH. Hal ini penting supaya kadar LH dapat
terus konsisten sampai nanti terjadi lonjakan LH untuk ovulasi.
C. Organ Genitalia Interna
Siklus menstruasi melibatkan beberapa organ genitalia interna wanita, yaitu
Ovarium
Peran ovarium dalam siklus menstruasi adalah sebagai tempat pematangan
folikel, mulai dari fase folikular sampai fase luteal. Ovarium terbagi atas
daerah korteks dan medulla.
o Pada daerah korteks, terdapat folikel ovarium yang terbentuk dari
oosit yang dibungkus oleh sel-sel granulose. Folikel ovarium ini
tertanam di dalam stroma (jaringan ikat) ovarium. Stroma ovarium
ini yang akan berdiferensiasi menjadi sel teka pada saat
perkembangan folikel. Folikel yang terdapat dalam ovarium adalah
folikel-folikel primordial yang akan diubah menjadi folikel matang
(folikel yang akan mengeluarkan sel telur pada saat ovulasi). Dalam
setiap siklus menstruasi, akan ada beberapa folikel primordial yang
diinduksi oleh FSH untuk dimatangkan, namun pada umumnya
hanya akan ada satu folikel yang bertahan dan matang kemudian
mengeluarkan sel telurnya pada saat ovulasi. Sedangkan sisanya
akan mengalami atresia (regresi).
o Pada daerah medulla, terdiri atas banyak pembuluh darah dalam
jaringan ikat longgar.
Uterus
Uterus terdiri dari tiga lapisan, yaitu perimetrium, miometrium (lapisan
otot tebal), dan endometrium (lapisan mukosa uterus). Dalam siklus
menstruasi lapisan uterus yang berperan adalah lapisan endometrium.
Endometrium uterus juga terdiri dari beberapa lapisan, diantaranya
o Lapisan basal (stratum basalis), merupakan lapisan yang
berbatasan dengan daerah miometrium uterus dan merupakan
lapisan yang terus berproliferasi menggantikan lapisan fungsional
yang meluruh tiap bulannya dalam siklus menstruasi. Lapisan
basalis diperdarahi oleh arteri lurus (rekta)
o Lapisan fungsional (stratum fungsionale), merupakan lapisan yang
dipersiapkan dan akan mengalami implantasi apabila terjadi
pembuahan. Pada saat lapisan fungsional mengalami
perkembangan, lapisan basal tidak akan mengalami perubahan.
Lapisan fungsionalis diperdarahi oleh arteri spiralis, arteri inilah
yang akan mengalami kerobekan sehingga menyebabkan
pendarahan pada saat menstruasi.
D. Siklus Menstruasi
Siklus menstruasi adalah serangkaian perubahan siklik normal yang teratur yang
terjadi pada setiap wanita normal. Rentang waktu antara dua siklus mentruasi adalah 28
hari. Namun, pada kenyataannya hanya 10-15% wanita yang memiliki siklus mentruasi
yang tepat 28 hari. Sisanya kebanyakan sekitar 25-30 hari mungkin kurang atau lebih.
Siklus menstruasi terbagi dalam 3 fase, yaitu:
o Fase menstrual/Fase destruktif
Hari pertama terjadinya fase
menstrual merupakan hari pertama
dari siklus menstruasi. Pada fase
ini ditandai dengan adanya
pendarahan dari uterus melalui
vagina. Pendarahan yang terjadi
biasanya berlangsung selama 1-6
hari. Pendarahan terjadi akibat
degenerasi pada korpus luteum
menyebabkan penurunan kadar
progesterone yang drastis nekrosis
dari lapisan endometrium dan
dinding arteri spiralis. Penurunan
kadar progesterone tersebut
merangsang dilepaskannya
prostaglandin yang diaktifkan oleh enzim fosfolipase dari lisosom. Prostaglandin
merupakan vasokonstriktor yang menyebabkan vasokonstriksi arteri lapisan fungsional
endometrium. Vasokonstriksi menyebabkan iskemia lalu hipoksia lalu nekrosis dinding
arteri spiralis dan lapisan fungsional endometrium karena kurangnya asupan oksigen dan
nutrisi.
Prostaglandin juga membantu mengeluarkan darah dan sisa lapisan endometrium
dengan merangsang kontraksi ritmik miometrium, kadar prostaglandin yang berlebihan
dapat menyebabkan nyeri pada saat haid, yang disebut dysmenorrhea.
Darah haid yang keluar melalui vagina tidak membeku karena adanya aktivitas
dari fibrinolisin, yang melisiskan fibrin. Karena itu, apabila aliran darah terlalu cepat
darah haid akan terlihat sedikit bergumpal karena darah haid kurang terpajan ke
fibrinolisin.
Pada fase ini, karena progesterone dan estrogen menurun secara drastis, maka
tidak ada yang memberikan umpan balik negative dan karena itu kadar FSH dan LH
kembali naik untuk menstimulasi pematang folikel yang baru.
o Fase folikular/fase proliferative/fase estrogenic
Setelah pendarahan haid berhenti, siklus menstruasi akan dilanjutkan dengan fase
folikular, dimana pada fase ini terjadi regenerasi dari lapisan endometrium dan folikel-
folikel di ovarium kembali dipersiapkan untuk dimatangkan.
Pada awal fase ini, kadar FSH tinggi untuk menstimulasi pematangan folikel baru.
Setelah folikel baru mulai berkembang, kadar estrogen kembali meningkat (karena itu
fase ini disebut juga fase estrogenik) dan memberikan umpan balik negative sehingga
kadar FSH dan LH ditekan. Namun, tanpa adanya progesterone umpan balik negative
tidaklah sempurna karena itu kadar FSH dan LH masih ada walaupun dalam kadar yang
rendah. Dan dengan adanya peran dari inhibin, umpan balik negative terhadap FSH
menjadi lebih besar daripada LH karena itu menyebabkan kadar FSH lebih rendah dari
LH.
Estrogen yang
dihasilkan oleh
folikel dibentuk oleh
LH dan FSH. LH
bekerja pada sel teka
dengan
meningkatkan
perubahan kolesterol
menjadi androgen.
Lalu androgen yang
dihasilkan akan
dikirim ke sel granulose untuk diubah menjadi estrogen dengan bantuan enzim
aromatase, yang hanya ada di sel granulose. Estrogen yang dihasilkan oleh folikel
ovarium sebagian ada yang dikeluarkan ke sirkulasi menuju ke organ sasaran, salah
satunya adalah uterus. Di uterus, lebih tepatnya di lapisan fungsional endometrium,
estrogen akan mempersiapkan endometrium untuk kedatangan progesterone dengan
mensintesis reseptor progesterone di lapisan ini. Selain itu, estrogen juga berperan dalam
pertumbuhan endometrium dengan meningkatkan sintesis dan simpanan glikogen dan
asam-asam mukopolisakarida dan juga simpanan enzim hidrolitik yang nanti akan
dikeluarkan ketika terjadi degenerasi korpus luteum.
Estrogen yang dihasilkan folikel ovarium juga sebagian ada yang disimpan ke
dalam folikel itu sendiri dan merangsang proliferasi dari sel granulose. Estrogen yang
semakin banyak dalam folikel menyebabkan folikel semakin besar dan matang. Sampai
nantinya estrogen akan mencapai kadar puncak dan memberikan umpan balik positif
terhadap produksi LH, sehingga menyebabkan adanya lonjakan LH. Lonjakan LH ini
akan menginduksi ovulasi yang dibantu oleh prostaglandin dan juga adanya aktivitas
digesti enzimatik yang menyebabkan pecahnya folikel dan keluarnya sel telur.
o Fase Luteal/fase sekretorik/fase progesterone
Setelah ovulasi, folikel yang telah ditinggalkan sel telur akan berbah menjadi
korpus luteum dan untuk pertama kalinya pada fase ini dihasilkan prgesteron (karena itu
disebut fase progesteron). Progesterone bersama-sama dengan estrogen akan memberikan
umpan balik negative dan menekan kadar LH dan FSH, hal ini ditujukan supaya tidak
terjadi pematangan folikel baru selama fase ini. Progesterone juga berperan dalam
pembatasan pertumbuhan endometrium yang diinduksi oleh estrogen supaya tidak terjadi
hyperplasia endometrium.
Pada fase ini, terjadi pelepasan simpanan glikogen dari endometrium ke bagian
jariangan ikat uterus (karena itu disebut sebagai fase sekretorik), sehingga terjadi
pembesaran pada stoma endometrium yang akan berfungsi untuk menyokong lapisan
endometriun yang nantinya akan ditempati oleh mudigah ketika terjadi pembuahan.
Korpus luteum yang terbentuk akan bertahan selama 14 hari, apabila terjadi
pembuahan maka hidup dari korpus luteum akan diperpanjang oleh HCG (human
chorionic gonadotropin). Namun, apabila tidak terjadi pembuahan maka korpus luteum
akan mengalami degradasi. Dan siklus menstruasi akan kembali memasuki fase
menstrual.
Skema siklus menstruasi
Sel telur tidak dibuahi oleh sperma + degenerasi korpus luteum
↓↓ drastis progesterone dan estrogen
↑ prostaglandin
Nekrosis dinding arteri spiralis dan lapisan fungsional endometrium
Robeknya pembuluh darah dan luruhnya lapisan fungsional endometruim
Pendarahan (darah haid)
Regenerasi lapisan fungsional endometrium
↑ FSH, ↓ estrogen → perkembangan folikel baru
Folikel baru → ↑estrogen, ↓ FSH, ↑ LH
Estrogen mencapai kadar puncak, umpan balik positif →lonjakan LH
Ovulasi
Sisa folikel → korpus luteum
↑ progesterone estrogen
Persiapan lapisan fungsional endometrium, control umpan balik negtaif
Control umpan balik negative → FSH, LH↓
Sel telur dibuahi sel telur tidak dibuahi
Kehamilan MENSTRUASI