meningkatkan kreatifitas masyarakat dalam mengembangkan ketahanan pangan lokal di indonesia
DESCRIPTION
ekonomiTRANSCRIPT
Meningkatkan Kreatifitas Masyarakat dalam Mengembangkan
Ketahanan Pangan Lokal di Indonesia
Oleh
MUHAMMAD RIVANDI
2012
Pangan merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia untuk dapat mempertahankan
hidup dan karenanya kecukupan pangan bagi setiap orang setiap waktu merupakan hak azasi
yang layak dipenuhi. Pemenuhan pangan juga sangat penting sebagai komponen dasar untuk
membentuk sumberdaya manusia yang berkualitas.
Pangan merupakan rangkaian dari tiga komponen utama yaitu 1) ketersediaan dan
stabilitas pangan (food availability and stability), 2) kemudahan memperoleh pangan (food
accessibility), dan 3) pemanfaatan pangan (food utilization). Ketahanan pangan merupakan
sistem terintegrasi, terdiri atas subsistem ketersediaan pangan, distribusi pangan, dan
konsumsi pangan. Terwujudnya ketahanan pangan individu merupakan sinergi dari interaksi
ketiga subsistem tersebut dari berbagai level (Baliwati 2007 dalam IPB).
Ketahanan Pangan di Indonesia merupakan isu utama yang harus segera dipecahkan
permasalahannya untuk peningkatan gizi masyarakat rakyat Indonesia. Indonesia sebagai
negara dengan jumlah penduduk yang besar menghadapi tantangan yang sangat kompleks
dalam memenuhi kebutuhan pangan penduduknya. Oleh karena itu kebijakan (pemantapan)
ketahanan pangan menjadi isu sentral dalam pembangunan serta merupakan fokus utama
dalam pembangunan pertanian. Peningkatan kebutuhan pangan seiring dengan peningkatan
jumlah penduduk dan peningkatan kesempatan kerja bagi penduduk guna memperoleh
pendapatan yang layak agar akses terhadap pangan merupakan dua komponen utama dalam
perwujudan ketahanan pangan (Achmad Suryana 2005).
Indonesia mempunyai Sumber daya alam yang berpotensi mampu dalam memenuhi
kebutuhan kecukupan pangan, Indonesia merupakan Negara Agraris, sebagian besar mata
pencarian mereka adalah Pertanian, tapi kenapa, banyak Rakyat Indonesia mengalami krisis
ketahanan pangan sehingga diantara mereka mengami kelaparan, gizi buruk akibat kondisi
perekonomian yang belum mampu untuk menanggulanginya. Sumber daya alam yang
melimpah kenapa kita tidak memanfaatkan dengan sebaik mungkin guna peningkatan
kehidupan masyarakat yang lebih baik dan sejahtera.
Berdasarkan UU No.7/1996 tentang pangan, dinyatakan bahwa ketahanan pangan
adalah terpenuhinya pangan bagi setiap rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan
yang cukup baik jumlah maupun mutunya, aman, merata, dan terjangkau. Ketahanan pangan
mencakup ketersediaan pangan, cadangan pangan, penganekaragaman pangan, pencegahan
dan penanggulangan masalah pangan, peran pemerintah pusat dan daerah serta masyarakat,
pengembangan sumberdaya manusia dan kerjasama internasional. Ketahanan pangan
terwujud apabila secara umum telah terpenuhi dua aspek sekaligus. Pertama adalah
tersedianya pangan yang cukup dan merata untuk seluruh penduduk. Kedua, setiap penduduk
mempunyai akses fisik dan ekonomi terhadap pangan untuk memenuhi kecukupan gizi guna
menjalani kehidupan yang sehat dan produktif dari hari ke hari (DKP 2006).
Kondisi ketahanan pangan suatu negara yang diukur dengan berbagai indikator,
akhirnya akan bermuara pada status kesehatan dan aktifitas produktif individu rakyatnya.
Dengan demikian, tidak ada suatu negara yang dapat dikatakan mempunyai status ketahanan
pangan yang sempurna jika masih ada bagian masyarakatnya yang tidak mampu memenuhi
kebutuhan pangan dan gizi minimal yang diperlukan untuk sehat dan berpartisipasi aktif
dalam kegiatan ekonomi. Secara relatif, tingkat ketahanan pangan suatu negara bisa
ditentukan dari status gizi masyarakatnya, sehingga bisa digunakan untuk mengukur kinerja
pemerintah dalam menjamin akses rakyatnya terhadap pangan. Walaupun suatu negara
mamapu menjamin ketersediaan dan akses setiap warga negaranya terhadap pangan yang
bermutu, aman, dan bergizi, namun bisa saja negara masih memiliki potensi kerawanan
pangan, terutama dalam kaitannya dengan ketergantungan impor (Hariyadi 2009 dalam IPB)
Ketahanan pangan mencakup tiga aspek penting yang dapat digunakan sebagai
indikator ketahanan pangan, yaitu: 1) ketersediaan, yang artinya bahwa pangan tersedia
cukup untuk memenuhi kebutuhan seluruh penduduk, baik jumlah maupun mutunya, serta
aman; 2) distribusi, dimana pasokan pangan dapat menjangkau seluruh wilayah sehingga
harga stabil dan terjangkau oleh rumah tangga; 3) konsumsi, yaitu setiap rumah tangga dapat
mengakses pangan yang cukup dan mampu mengelola konsumsi sesuai kaidah gizi dan
kesehatan, serta preferensinya (DKP 2006). Terwujudnya ketahanan pangan merupakan
sinergi dan interaksi dari ketiga subsistem ketahanan pangan di atas.
Secara umum, terdapat empat aspek ketahanan pangan, yaitu: 1) aspek ketersediaan
pangan (food availability), makanan yang cukup jumlah dan mutunya, serta aman digunakan;
2) aspek stabilitas ketersediaan/pasokan (stability of supplies), stabilitas pasokan pangan
setiap waktu dan lokasi; 3) aspek konsumsi (food utilization), kemampuan tubuh manusia
untuk mencerna dan melakukan metabolisme terhadap makanan yang dikonsumsi dan
kecukupan asupan (intake); dan 4) aspek keterjangkauan (access to supplies), ketersediaan
makanan dan kesesuaian dengan preferensi, kebiasaan, budaya, dan kepercayaan. Keempat
aspek tersebut saling berhubungan satu dengan yang lainnya (Hariyadi 2009 dalam IPB).
Ketahanan pangan di indonesia belum mampu mencukupi kebutuhan masyarakat,
sehingga Pemerintah harus mengimport kebutuhan pangan dari Negara lain, contohnya
Thailand, kebutuhan Pangan di Indonesia sangat terbatas sehingga untuk mencukupi semua
kebutuhan dan permintaan konsumen kekurangan stok barang, walaupun Indonesia Negara
Agraris, tapi belum mampu untuk menanggulanginya, akibat penduduk Indoensia setiap
tahun jumlah penduduk Indonesia bertambah, berbeda dengan negara Thailand, jepang,
China, tetapi mereka mampu menanggulangi ketahanan pangan di negara sendiri, mereka
melakukan yang terbaik dan kreatifitas mereka yang menghasilkan teknologi dan inovasi
terbaru dalam meningkatkan produksi pertanian mereka.
Program yang dilaksanakan oleh Badan Ketahanan Pangan yang merupakan Badan
Eselon 1 pada Departemen Pertanian yang menangani secara khusus Program Ketahanan
Pangan ditentukan bahwa Pembangunan ketahanan pangan periode 2010-2014 lingkup Badan
Ketahanan Pangan, sesuai tugas pokok dan fungsinya memiliki 1 (satu ) program yaitu
“Program Peningkatan Diversifikasi dan Peningkatan Ketahanan Pangan Masyarakat” sesuai
dengan tugas pokok dan fungsi Badan Ketahanan Pangan yang tercantum dalam Peraturan
Menteri Pertanian nomor: 61/Permentan/OT.140/10/2010 tentang: Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Pertanian. Program tersebut mencakup 4(empat) Sasaran program (outcome)
yang hendak dicapai yani : (1) pengembangan Ketersediaan dan Penanganan Kerawanan
Pangan; (2) pengembangan Distribusi dan Stabilisasi Harga Pangan; (3) pengembangan
Penganekaragaman Konsumsi dan Peningkatan Keamanan Pangan Segar; dan (4) dukungan
Manajemen dan Teknis lainnya pada Badan Ketahanan Pangan.
Kebijakan yang telah dibuat pemerintah dibutuhkan peranan yang besar seorang
pemerintah untuk memberikan arahan kepada para petani dalam meningkatkan kreativitas
mereka dalam pengelolaan pertanian mereka, sehingga menghasilkan produk yang
berkualitas.
Kualitas produk di dukung adanya teknologi dan obat-obatan dalam peningkatkan
mutu dan kualitas produk, sehingga dapat bersaing dengan negara lain. Indonesia masih
tertinggal kemampuannya dalam menghasilkan dan mengembangkan bibit-bibit unggul
dibandingan industri-industri di luar, sehingga selama ini bibit unggul di Indonesia masih
impor. Sementara itu, permasalahan lain pada pandangan pemerintah dan masyarakat
terhadap petani yang masih rendah. “Petani memiliki peran yang sangat penting dalam
ketahanan pangan di Indonesia. Namun, tingkat perhatian pemerintah dan masyarakat
terhadap pertanian dinilai masih kurang. Hal itu menyebabkan ketahanan pangan di Indonesia
tidak stabil dan masih rendah”.
Perhatian pemerintah kepada masyarakat harus ditingkatkan, bukan hanya janji
belaka dan omongan kosong saja, tetapi realisasnya langsung kemasyarakat. Pemerintah
seharusnya mencontoh dan mengingat kembali presiden Soeharto dalam mengatasi ketahanan
pangan, beliau berhasil meningkatkan kualitas dan kuantitas pangan di indonesia, sehingga
masa tersebut Indonesia jaya, pemerintah langsung terjun langsung kelapangan untuk
mengontrol masyarakat. Beliau mengetahui adanya potensi Indonesia yang besar dalam
meningkatkan ketahan pangan sehingga dapat menanggulangi permasalahan tersebut.
Indonesia sebenarnya negara yang diuntungkan dengan memiliki sumber daya alam
yang melimpah, tanah yang subur dan wilayah yang luas, hal ini merupakan modal yang
besar dalam meningkatkan ketahan pangan. Dengan dukungan pengelolaan lahan yang baik
akan memudahkan bangsa ini dalam menciptakan ketahanan pangan. Selain itu, pemetaan
daerah merupakan suatu langkah dalam memantau penyebaran produksi pertanian. Dengan
pemetaan tersebut diharapkan produksi pertanian yang optimal dapat diperoleh dan ketahanan
pangan dapat tercapai.
Faktor yang dapat mendukung kondisi alam ialah kualitas sumber daya manusia.
Dengan SDM yang berkualitas pengidentifikasian, pemetaan dan pengambilan keputusan atas
kegiatan produksi dapat dilakukan dengan tepat. Selain itu, kualitas SDM ikut menentukan
pengembangan sektor pertanian, yang pada akhirnya mampu memberikan manfaat bagi
terciptanya ketahanan pangan nasional. Pengembangan kualitas SDM dapat dilakukan dengan
dua hal, yaitu secara teknis maupun non teknis.
Pengembangan SDM secara teknis merupakan suatu bentuk usaha yang dilakukan
dalam meningkatkan produksi pertanian melalui pembibitan, pengairan, pemupukan, dan
pemanenan dilakukan dengan tepat. Hal tersebut dimaksudkan agar para petani yang
langsung terlibat secara teknis dapat memperoleh pengetahuan mengenai keempat poin
tersebut. Dengan kondisi tersebut petani diharapkan mampu mengoptimalkan produksi
pertanian sehingga mampu menciptakan ketahanan pangan di Indonesia. Sedangkan, pola
pengembangan SDM secara non teknis dilakukan dengan penelitian terhadap lingkungan
sekitar, yang dapat ditinjau secara ekonomi, sosial, dan pertanian sehingga memunculkan
beberapa pertanyaan, seperti Apakah dengan pembenahan tersebut masyarakat diuntungkan?
Adakah kesempatan kerja yang ditawarkan? Bagaimana dengan kualitas produk
pertanian? ( Handoyo, Felix Wisnu 2011 )
Pengambangan SDM pemerintah untuk meningkatkan kreatifitas masyarakat,
pemerintah memberikan seperti:1) pelatihan, sehingga masyarakat mengetahui bagaimana
cara bertani yang baik dalam meningkatkan kualitas hasil pertanian. 2) memberikan modal
kepada masyarakat berprestasi yang melakukan penelitian dalam pengembangan Teknologi
pertanian, sehingga dapat menghasilkan kualitas hasil yang baik. 3) memberikan bibit yang
berkualitas dan pestisida yang alami, 4) Mengontrol kinerja petani dan memberikan arahan
kedepannya.
Ketiga hal utama seperti kondisi alam, kualitas SDM, dan teknologi diharapkan
Indonesia mampu menciptakan ketahanan pangan. Dimana terciptanya ketahanan pangan
merupakan suatu bentuk kesinergisitasan di antara ketiga faktor tersebut, pada akhirnya
mampu memberikan manfaat yang besar bagi rakyat Indonesia melalui peningkatan
produktivitas kerja yang dapat mendorong penghasilan dan kesejahteraan masyarakat.
Orang yang selalu berusaha mengembangkan kreatifitas dalam dirinya untuk
menciptakan sesuatu yang dapat berguna bagi masa depan, orang seperti itulah yang akan
berhasil dalam meningkatkan ketahanan pangan. Marilah pemerintah dan masyarakata
bekerja sama dengan satu visi dan misi untuk mencapai tujuan meningkatkan ketahanan
pangan Lokal di Indonesia dengan produk dalam Negri, sehingga dapat bersaing dengan
pangsa pasar lainnya.
Orang lain bisa menciptakan teknologi dalam peningkatan pangan mereka, kenapa
kita tidak bisa menciptakan sendiri, kita memiliki semuanya, tetapi kita tidak bisa
memanfaatkan sumber daya yang ada. Negara lain yang tidak mempunyai lahan pertanian
yang luas, bisa mencukupi pangan di negara mereka dengan menggunakan teknologi yang
modern, mereka melakukan karena keterbatasan tempat dan lahan, mereka berusaha mencari
jalan keluar dalam mengatasi permasalahannya.
Marilah kita merenungi daan belajar dari negara-negara maju bagaimana mereka
melakukan dan meningkatkan kreatifitas mereka dalam peningkatkan ketahanan pangan lokal
mereka, kita dapat melakukannya jika ada kemauan dalam diri kita untuk keluar dari
permasalahan krisis ketahanan pangan, kita berusaha bagaimana meningkatkan produk dalam
negeri yang berkualitas dan dapat bersaing dengan produk yang lainnya.
Semua ini adalah tugas kita bersama, bagaimana kita tidak ketergantungan terus
dengan negara lain dengan mengimpor pangan dari negara lain. Ayo kembangakan kreatifitas
masyarakat Indonesia dalam peningkatan ketahanan Pangan lokal di Indonesia.
Penulis berharap bagi Generasi penerus bangsa, Ayo kita bantu bersama-sama ikut
andil dalam meningkatkan kreatifitas bangsa dalam menciptakan masa depan yang cerah
demi kemajuan bangsa. Kalau kita tidask memulai dari sekarang, mau jadi apa bangsa ini,
siapa yang akan membantu perekonomian Bangsa Indonesia mewujudkan perekonomian
ynag lebih maju sehingga Bangsa Indonesia terhindar masalah krisis Ketahanan Pangan dan
rakyat Indonesia tidak terpuruk dalam kemiskinan.
Pemerintah tidak akan bisa jalan sendiri, jika Masyarakat ikut terjun langsung
bersama-sama memperbaiki Negeri kita yang tercinta. Mari kita kembalaikan kejayaan
indonesia seperti dulu dimata INTERNATIONAL. WE ARE CAN DO IT TO RICH
FUTURE.
DAFTAR PUSTAKA
-----------”Kebijakan Pemerintah Dalam Pencapaian Swasembada Beras Pada Program Peningkatan Ketahanan Pangan” diakses 12 september 2012 http://jdih.bpk.go.id/wp-content/uploads/2012/03/tulisan-hukum-ketahanan-pangan.pdf
Adikarsa, 2009“Kedaulatan Pangan atau Ketahanan Pangan yang sesuai untuk Indonesia dalam mengatasi rawan pangan ?” , diakses 12 september 2012 http://adikarsa.wordpress.com/
BPPT, 2012, “Dukungan Inovasi Wujudkan Ketahanan Pangan Di Indonesia”, diakses 12 september 2012 http://www.bppt.go.id/
Handoyo Felix Wisnu, 2009 “Peningkatan Produksi Pertanian Sebagai Upaya Menciptakan Ketahanan Pangan Di Indonesia” diakses 12 September 2012 http://fwh89.blogspot.com/2009_01_01_archive.html
IPB, “ Ketahanan Pangan” , diakses 12 september 2012 http://psp3.ipb.ac.id/file/Bab%202.pdf
Nugroho Galih, 2009, ”Meningkatkan Ketahanan Pangan Indonesia Berbasis Sumber Daya Lokal”, diakses 12 september 2012 http://nugrohogalih.wordpress.com/
Rahmawati Fitri, “ Pengembangan Industri Kreatif Melalui Pemanfaatan Pangan Lokal Singkong” diakses 12 september 2012-10-27
Suryana Achmad, 2005, “Kebijakan Ketahanan Pangan Nasional” di akses 12
September 2012