meningkatkan kemampuan siswa · pdf filedalam menyampaikan pendapat akibat masih rendahnya...
TRANSCRIPT
MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MEYAMPAIKAN
PENDAPAT MELALUI METODE DEBAT DI KELAS VIII 2
SMP NEGERI 1 BATAGHARI JAMBI
TAHUN PELAJARAN 2013/2014
SKRIPSI
Oleh
HERLINA
GJA 12 B111003
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2014
1
2
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi berjudul Meningkatkan Kemampuan Siswa Menyampaikan Pendapat Melalui
Metode Debat di Kelas VIII 2 SMP Negeri 1 Batanghari Jambi Tahun Pelajaran
2013/2014 yang disusun oleh Herlina GJA 12 B 111003 diperiksa dan disetujui
untuk diujikan dalam Sidang Dewan Penguji.
Jambi, Juni 2014
Pembimbing I
Drs. Larlen, M.Pd
NIP 195903101987031003
Jambi, Juni 2014
Pembimbing II
Drs. Eddy Pahar Harahap, M.Pd
NIP 196104081987101001
3
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi berjudul Meningkatkan Kemampuan Siswa Menyampaikan Pendapat Melalui
Metode Debat di Kelas VIII 2 SMP Negeri 1 Batanghari Jambi Tahun Pelajaran
2013/2014 yang disusun oleh Herlina GJA 12 B 111003 telah dipertahankan di depan
Dewan Penguji pada tanggal 23 Juni 2014.
Dewan Penguji:
1. Drs. Larlen, M.Pd
NIP 195903101987031003
2. Drs. Eddi Pahar Harahap, M.Pd
NIP 196104081987031003
3. Drs.Aripudin, M.Hum
NIP 196804211993031002
4. Albertus Sinaga, M.Pd
NIP 195806061986031005
5. Drs.Andiopenta,M.Hum
Ketua 1. ..............................
Sekretaris 2. .............................. Penguji Utama 3. .............................. Anggota 4. ..............................
Anggota 5. ..............................
NIP 196609161991031003
Mengesahkan, Jambi,
Dekan FKIP
Prof. Dr. M. Rusdi, S.Pd., M.Sc.
NIP 195904231986031004
Ketua Jurusan PBS
Dra. Hj. Yusra D., M.Pd.
NIP 1963102411988032001
4
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini,
Nama : Herlina
NIM : GJA 12 B 111003
Program Studi : S1 PGSM Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Seni
Menyatakan sesungguhnya bahwa skripsi ini benar-benar karya saya sendiri dan
bukan merupakan jiplakan dari hasil penelitian pihak lain. Apabila dikemudian hari
terbukti atau dapat dibuktikan bahwa skripsi ini merupakan jiplakan atau plagiat,
saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab.
Jambi, Juni 2014
Materai
6000
Herlina NIM. GJA 12 B 111003
5
ABSTRAK
Herlina. 2014. “Meningkatkan Kemampuan Siswa Menyampaikan Pendapat Melalui Metode Debat di Kelas VIII 2 SMP Negeri 1 Batanghari Jambi”. Skripsi
Program Studi S1 PGSM Bahasa Indonesia Jurusan Pendidikan Bahasa dan
Seni. FKIP Universitas Jambi. Pembimbing (I) Drs. Larlen, M.Pd
Pembimbing (II) Drs. Eddy Fahar Harahap, M.Pd
Kata Kunci : Menyampaikan pendapat, metode debat.
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan
siswa dalam menyampaikan pendapat melalui metode debat. Berdasarkan
pengamatan selama proses belajar mengajar di SMP Negeri 1 Batanghari Jambi
khususnya di kelas VIII 2 sebagian besar siswa belum mampu menyampaikan
pendapat. Dengan demikian siswa hanya memperoleh nilai di bawah kriteria
ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditetapkan yaitu 65. Ketidakmampuan siswa
dalam menyampaikan pendapat akibat masih rendahnya pemahaman siswa tentang
pentingnya mengemukakan pendapat terutama untuk meningkatkan keterampilan
berbicara bagi setiap siswa.
Pembelajaran menyampaikan pendapat terdapat dalam Standar Isi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada kelas VIII. Hal ini menuntut
siswa agar terampil berbicara, mengingat keterampilan berbicara sangat penting
dalam kehidupan sehari-hari. Melalui metode debat diharapkan kemampuan siswa
menyampaikan pendapat dapat meningkat.
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di kelas VIII 2 SMP Negeri 1
Batanghari Jambi dengan dua siklus. Masing-masing siklus dilakukan perencanaan,
pelaksanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi data-data. Data terkumpul diolah
secara kuantitatif. Dengan demikian dapat ditegaskan bahwa melalui metode debat
dapat dijadikan salah satu alternatif untuk meningkatkan kemampuan siswa
menyampaikan pendapat dalam sebuah diskusi.
Hasil tindakan masing-masing siklus diharapkan dapat meningkat secara
bertahap. Hal ini diperoleh gambaran dari hasil tindakan siklus I dengan nilai rata-
rata klasikal 68 atau 70 %. Sedangkan hasil tindakan siklus II diperoleh nilai rata-
rata klasikal 71.3 dengan prosentase ketuntasan 86 %. Berdasarkan pelaksanaan
siklus I dan siklus II tersebut, dapat dipertimbangkan sebagai alternatif pembelajaran
menyampaikan pendapat melalui metode debat sebagai salah satu metode dalam
materi pembelajaran berbicara.
6
KATA PENGANTAR
Puji syukur yang sebesar-besarnya penulis ucapkan kehadirat Allah SWT
yang telah memberi rahmat dan karunianya, sehingga penulis telah dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Meningkatkan Kemampuan Siswa
Menyampaikan Pendapat Melalui Metode Debat di Kelas VIII 2 SMP Negeri 1
Batanghari Jambi”.
Skripsi ini merupakan salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan pada Program Studi S1 PGSM Bahasa Indonesia Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jambi.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapatkan petunjuk dan
bimbingan serta dorongan yang tak ternilai dari berbagai pihak:
1. Drs. Larlen, M.Pd sebagai dosen pembimbing skripsi I.
2. Drs. Eddy Pahar Harahap, M.Pd sebagai dosen pembimbing skripsi II.
3. Dra. Yusra D., M.Pd sebagai Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni
Fakultas Keguruan Universitas Jambi
4. Prof. Dr. M. Rusdi, S.Pd., M.Sc. sebagai Dekan FKIP Universitas Jambi
5. Drs. Baharuddin HS, M.Pd.I sebagai kepala sekolah SMP Negeri 1 Batanghari
6. Rekan-rekan serta pihak lain yang membantu penulisan hingga skripsi ini dapat
diselesaikan.
7. Suami tercinta Pulno Adambas dan anak-anak Yogi Pulendra dan Yosa
Riyandari yang telah memberi dukungan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
Akhirnya penulis mengharapkan skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.
Jambi, Juni 2014
Penulis
7
DAFTAR ISI
Hala man
Halaman Judul ......................................................................................................i Halaman Persetujuan Pembimbing ........................................................................ii Halaman Pengesahan .............................................................................................iii Pernyataan ............................................................................................................iv Abstrak .................................................................................................................v Kata Pengantar ......................................................................................................vi Daftar Isi ...............................................................................................................vii Daftar Tabel ..........................................................................................................ix Daftar Lampiran ....................................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................1 1.1 Latar Belakang Masalah ..................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................................4 1.3 Tujuan Penelitian Tindakan Kelas ..................................................................4 1.4 Manfaat Hasil Penelitian Tindakan Kelas .......................................................4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................5 2.1 Pengertian Berbicara dan Kemampuan Berbicara ...........................................5 2.2 Pengertian Debat ............................................................................................8 2.3 Jenis-jenis Debat ............................................................................................9 2.4 Kerangka Berfikir ...........................................................................................10 2.5 Hipotesis Tindakan .........................................................................................13 BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................14 3.1 Subjek Penelitian ............................................................................................14
8
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian .........................................................................14
3.3 Prosedur Penelitian .........................................................................................14
3.3.1 Perencanaan ..........................................................................................14 3.3.2 Tindakan ...............................................................................................16 3.3.3 Observasi dan Evaluasi ..........................................................................18 3.3.4 Analisis dan Refleksi ............................................................................19
3.4 Teknik Analisa Data .......................................................................................20 3.5 Kriteria Keberhasilan PTK .............................................................................22 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .........................................23 4.1 Hasil Penelitian ..............................................................................................23
4.1.1 Hasil Penelitian Siklus I ........................................................................23 4.1.2 Hasil Penelitian Siklus II .......................................................................29
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ...........................................................................32
4.2.1 Perbandingan Aktivitas Belajar Siklus I dan II ......................................33
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ......................................................................35 5.1 Simpulan .......................................................................................................35 5.2 Saran ..............................................................................................................35 DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................36 Lampiran ..............................................................................................................
9
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman 1. Skor Penilaian ..................................................................................................22
2. Rekapitulasi Aktivitas Siswa Siklus I ...............................................................25
3. Data Penilaian Hasil Belajar Siswa Siklus I ......................................................26
4. Rekapitulasi Aktivitas Siswa Siklus II ..............................................................31
5. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa pada Siklus II .................................................32
6. Rekapitulasi Aktivitas Siswa Siklus I dan Siklus II ...........................................33
7. Data Penilaian Hasil Belajar Siswa antara Siklus I dan Siklus II .......................33
8. Hasil Belajar Menyampaikan Pendapat dalam Diskusi ......................................47
9. Hasil Penilaian Menyampaikan Pendapat dalam Diskusi Siklus I ......................49
10. Hasil Penilaian Menyampaikan Pendapat dalam Diskusi Siklus I .....................51
10
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ......................................................37
2. Lembar Kerja Siswa (LKS) ...............................................................................40
3. Format Penilaian Unjuk Kerja ...........................................................................41
4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ....................................................42
5. Lembar Kerja Siswa (LKS) ...............................................................................45
6. Format Penilaian Unjuk Kerja ...........................................................................46
11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang terdiri atas
komponen kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi empat
aspek keterampilan. Keempat aspek keterampilan itu adalah mendengar, berbicara,
membaca dan menulis. Keempat aspek itu saling terkait dan saling melengkapi,
sehingga setiap satuan pendidikan keempat aspek ini dikembangkan oleh guru ketika
melaksanakan proses pembelajaran secara terpadu.
Berbicara merupakan salah satu bentuk wujud lisan dalam berkomunikasi.
Proses komunikasi yang baik dan efektif tidak hanya berkaitan dengan apa yang
dikatakan seseorang, tetapi juga bagaimana seseorang itu mengatakannya. Tentunya,
sebelum pesan itu diucapkan terlebih dahulu secara otomatis pesan diolah dan
diorganisasikan dalam otak setelah itu baru pesan dilontarkan melalui alat artikulasi
dalam bentuk ujaran-ujaran saat itu pesan siap untuk disampaikan. Persoalannya
adalah apakah setiap individu mampu mengujarkan pesan yang terorganisasi dalam
pikiran menjadi bentuk ujaran yang mudah dimengerti si penerima pesan? Proses
berbicara merupakan suatu seni penyampaian pesan yang membutuhkan
pengetahuan, keterampilan, kemampuan yang harus dimiliki seseorang dalam etika
berbicara. Selama ini guru hanya menugaskan siswa berdiskusi berdasarkan materi
pembelajaran yang tercantum dalam kurikulum tanpa memberi penilaian sikap,
keterampilan berbicara dan penilaian etika berbicara dari siswa.
12
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), khususnya pada
pembelajaran berbicara, menitikberatkan pada proses pembelajaran yang berorientasi
pada keterampilan berbicara agar para siswa memiliki kemampuan pemahaman dan
penerapan tentang berbicara, sehingga mampu dan terampil berbicara. Dalam
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) juga dinyatakan bahwa belajar bahasa
adalah belajar berkomunikasi. Pernyataan tersebut berimplikasi bahwa siapa pun
yang mempelajari suatu bahasa pada hakikatnya sedang belajar berkomunikasi.
Thompson (2003:1) menyatakan bahwa komunikasi merupakan fitur mendasar dari
kehidupan sosial dan bahasa merupakan komponen utamanya. Pernyataan tersebut
menyiratkan bahwa kegiatan berkomunikasi tidak bisa dilepaskan dengan kegiatan
berbahasa.
Pembelajaran berbicara merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa.
Keterampilan berbicara di SMP merupakan kelanjutan pembelajaran bahasa di SD.
Bila pembelajaran di SD baru merupakan dasar dan masih mengenai hal-hal yang
sederhana, pembelajaran berbicara di SMP sudah merupakan pengembangan dari
pembelajaran yang diberikan di tingkat sekolah dasar. Untuk itu dalam pelaksanaan
pembelajaran berbicara guru diharapkan mampu memberikan pembelajaran yang
sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan siswa dan memfokuskan pada siswa
aktif, yaitu mengikuti kaidah PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan).
Salah satu kompetensi dasar (KD) berbicara yang tertuang dalam standar isi
yang harus dikuasai oleh siswa adalah menyampaikan pendapat dalam diskusi
disertai bukti dan alasan. Kompetensi yang diharapkan dalam pembelajaran KD ini
adalah siswa mampu menyampaikan pendapat dalam diskusi. Hal ini merupakan
13
salah satu wadah dan sarana siswa belajar berbicara dan sangat penting bagi siswa
sehingga mampu dan terampil berbahasa Indonesia.
Kemampuan menyampaikan pendapat dalam diskusi siswa kelas VIII 2
SMP Negeri 1 Batanghari Jambi masih di bawah kriteria ketentuan minimal. Hal ini
terbukti dari tes kemampuan awal siswa mengemukakan pendapat dalam diskusi.
Siswa mengalami kesulitan dalam mengungkapkan pendapat, tidak semua siswa
mampu berbicara (menanggapi), beberapa siswa menyampaikan pendapat terbatas
pada satu kalimat saja tanpa menyertakan alasan dan bukti. Hasil pembelajaran tidak
seperti yang diharapkan.
Perolehan nilai siswa untuk materi menyampaikan pendapat dalam diskusi
tidak memuaskan. Berdasarkan hasil refleksi diperoleh data bahwa selama proses
pembelajaran para siswa banyak yang mengeluh, rata-rata siswa kesulitan
mengungkapkan pendapat (berbicara), sebagian beralasan malu, takut ditertawakan
teman dan alasan lainnya. Menyampaikan pendapat itu sulit dan merupakan
gambaran kegagalan dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan permasalahan ini, peneliti mengambil kesimpulan bahwa
permasalahan ini merupakan hal yang urgen untuk dicari solusinya agar siswa
mampu menyampaikan pendapat. Untuk itu, peneliti mencari solusi dengan
menggunakan metode pembelajaran yaitu Debat. Metode debat merupakan model
pembelajaran yang menumbuhkan kreatifitas dan keaktifan siswa untuk
menyampaikan gagasan atau pendapat secara terbuka yang melibatkan semua siswa
di dalam kelas.
Berdasarkan penjelasan diatas, peneliti akan melakukan penelitian tindakan
kelas (PTK) dengan judul ”Meningkatkan Kemampuan Siswa Menyampaikan
14
Pendapat Melalui Metode Debat di Kelas VIII 2 Semester II SMP Negeri 1
Batanghari Jambi Tahun Pelajaran 2013/2014”.
1.2 Rumusan Masalah
“Apakah penggunaan metode debat dapat meningkatkan kemampuan siswa
dalam menyampaikan pendapat di kelas VIII 2 Semester II SMP Negeri 1 Batanghari
Jambi Tahun Pelajaran 2013/2014?
1.3 Tujuan PTK
Tujuan Penelitian Tindakan Kelas ini untuk mengetahui efektifitas dan
efisiensi penggunaan metode debat dalam meningkatkan kemampuan dalam
menyampaikan pendapat pada siswa kelas VIII 2 Semester II SMP Negeri 1
Batanghari Jambi Tahun Pelajaran 2013/2014.
1.4 Manfaat Hasil PTK
Manfaat hasil penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:
1.4.1 Bagi siswa, untuk dapat meningkatkan kemampuan berbicara dalam
menyampaikan pendapat pada siswa kelas VIII 2 Semester II SMP Negeri 1
Batanghari Jambi Tahun Pelajaran 2013/2014.
1.4.2 Bagi guru, dapat menemukan media yang cocok untuk dapat meningkatkan
kemampuan menyampaikan pendapat pada siswa kelas VIII 2 Semester II SMP
Negeri 1 Batanghari Jambi Tahun Pelajaran 2013/2014.
1.4.3 Bagi kepala sekolah, dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam proses
belajar mengajar untuk meningkatkan kemampuan menyampaikan pendapat
pada siswa kelas VIII 2 Semester II SMP Negeri 1 Batanghari Jambi Tahun
Pelajaran 2013/2014.
15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Berbicara dan Kemampuan Berbicara
Berbicara merupakan ungkapan pikiran dan perasaan seseorang dalam
bentuk bunyi-bunyi bahasa. Berbicara adalah kemampuan mengucapkan kata-kata
yang mengekspresikan pikiran, gagasan dan perasaan. Tarigan (2007: 15)
menyatakan bahwa berbicara adalah kemampuan mengungkapkan bunyi-bunyi
artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan
pikiran, gagasan dan perasaan. Sejalan dengan Tarigan, Moeliono, dkk (1988: 114)
mengatakan bahwa berbicara adalah berkata, bercakap, berbahasa, melahirkan
pendapat dengan perkataan. Hal ini sependapat dengan Tarigan (1998: 34)
mengatakan berbicara adalah keterampilan menyampaikan pesan melalui bahasa
lisan. Kemampuan berbicara siswa juga dipengaruhi oleh kemampuan komunikatif.
Menurut Utari dan Nababan (1993) kemampuan komunikatif adalah pengetahuan
mengenai bentuk-bentuk bahasa dan makna-makna bahasa tersebut, dan kemampuan
untuk menggunakannya pada saaat kapan dan kepada siapa. Pengertian ini dilengkapi
oleh Ibrahim (2001) bahwa kemampuan komunikatif adalah kemampuan bertutur dan
menggunakan bahasa sesuai dengan fungsi, situasi, serta norma-norma berbahasa
dalam masyarakat yang sebenarnya.
Berbicara adalah kegiatan berbahasa kedua yang dilakukan manusia dalam
kehidupan berbahasa, yaitu setelah kegiatan mendengarkan. Berdasarkan bunyi-
bunyi bahasa yang didengar itulah kemudian manusia belajar mengucapkan dan
akhirnya mampu berbicara. Untuk dapat berbicara dalam suatu bahasa secara baik,
5
16
pembicara harus menguasai lafal, struktur, dan kosa kata yang bersangkutan.
Disamping itu diperlukan juga penguasaan masalah dan gagasan yang akan
disampaikan, serta mampu memahami bahasa lawan bicara.
Kegiatan berbicara diperlukan penguasaan lambang bunyi yang baik untuk
keperluan menyampaikan maupun menerima gagasan. Lambang yang berupa tanda-
tanda visual seperti yang dibutuhkan dalam kegiatan membaca dan menulis tidak
diperlukan. Itulah sebabnya orang yang buta huruf pun dapat melakukan aktivitas
berbicara secara baik. Kenyataan ini membuktikan bahwa penguasaan bahasa lisan
(bicara) lebih fungsional dalam kehidupan sehari-hari.
Hakikat berbicara adalah kemampuan seseorang menyampaikan pikiran,
gagasan, dan perasaan dengan menggunakan bahasa lisan. Berbicara tidak dapat
dipisahkan dari kegiatan menyimak atau mendengarkan. Melalui berbicara seseorang
menyampaikan informasi kepada orang lain. Pelaksanaan pembelajaran bahasa,
khususnya pengembangan keterampilan berbicara, guru diharapkan mampu
memberikan pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan usia dan kebutuhan
siswa. Keberhasilan pembelajaran berbicara tentu terkait dengan berbagai faktor,
diantaranya bagaimana guru merumuskan indikator dan tujuan, mengorganisasikan
bahan, mengkonstruk alat evaluasi, mengemas kegiatan, memilih metode dan teknik
yang sesuai, serta menggunakan sumber dan media pembelajaran.
Berdasarkan pendapat di atas bahwa untuk melakukan kegiatan berbicara
ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu: (1) pokok pembicaraan, (2) bahasa,
(3) tujuan, (4) sarana, (5) interaksi.
Salah satu bentuk berbicara dalam kelompok yang banyak digunakan dalam
masyarakat adalah diskusi atau bertukar pikiran. Diskusi dapat dimaknai suatu cara
17
untuk memecahkan masalah dengan proses berpikir. Tarigan menyatakan diskusi
berarti pembicaraan antar dua orang atau lebih dengan tujuan untuk mendapatkan
suatu pengertian, kesepakatan, atau keputusan bersama mengenai suatu masalah. Hal
ini sependapat dengan Moeliono, dkk,(1988: 209) diskusi adalah pertemuan ilmiah
untuk membahas suatu masalah. Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan
bahwa esensi diskusi adalah (1) partisipan lebih dari dua orang, (2) dilaksanakan
dengan bersemuka, (3) menggunakan bahasa lisan, (4) tujuannya untuk mendapatkan
kesepakatan bersama, (5) dilakukan melalui tukar menukar informasi dan tanya
jawab.
Menurut Kisyani (2003: 23) suatu diskusi akan berhasil dengan baik apabila
memenuhi beberapa kriteria yaitu, (1) peserta dapat menerima tujuan diskusi, (2)
peserta memahami permasalahan yang akan didiskusikan, (3) peserta memiliki rasa
tanggung jawab untuk kelancaran diskusi dan memiliki rasa tenggang rasa serta
saling menghormati, (4) pemimpin diskusi dan pembicara (kalau ada) merupakan
orang yang tegas, berwibawa, dan dihormati peserta diskusi, (5) pemimpin diskusi
menjamin kebebasan para peserta diskusi untuk mengeluarkan pendapat.
Selama berdiskusi setiap peserta berhak untuk berbicara atau berpendapat.
Pendapat dalam diskusi dapat berupa persetujuan, sanggahan, atau penolakan. Dalam
berdiskusi, sering terjadi silang pendapat antarpeserta diskusi. Namun, ada juga
antara peserta yang satu memiliki pendapat yang sama dengan peserta yang lain.
Persetujuan terhadap pendapat peserta lain ini tentu harus diikuti dengan argumen
sehingga menyakinkan peserta diskusi.
Menyampaikan sanggahan terhadap pendapat orang lain yang berbeda
haruslah disampaikan dengan cara yang baik dan bahasa yang santun. Agar
18
sanggahan dapat diterima orang lain, sanggahan harus diikuti dengan bukti-bukti atau
alasan yang logis.
Penolakan terhadap pendapat orang lain harus mempertimbangkan perasaan
orang yang mengajukan pendapat. Penolakan pendapat harus disertai dengan alasan
yang masuk akal.
2.2 Pengertian Debat
Debat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002: 209) adalah
pembahasan dan pertukaran pendapat mengenai suatu hal dengan saling memberi
alasan untuk mempertahankan pendapat masing-masing. Hal ini sejalan dengan
pendapat Asidi (1982: 59) debat adalah proses komunikasi lisan yang dinyatakan
dengan bahasa untuk mempertahankan pendapat. Setiap pihak yang berdebat akan
menyatakan argumen, memberikan alasan dengan cara tertentu agar pihak lawan
berdebat atau pihak lain yang mendengarkan perdebatan itu menjadi yakin dan
berpihak padanya.
Debat bisa menjadi satu metode berharga yang dapat mendorong pemikiran
dan perenungan terutama kalau siswa diharapkan dapat mempertahankan pendapat
yang bertentangan dengan keyakinan mereka sendiri. Strategi yang secara aktif
melibatkan semua siswa. Siswa berani mengungkapkan dan mempertahankan
pendapat serta gagasan yang dimilikinya dengan benar dan logis melalui debat. Dua
kelompok dihadapkan pada sebuah masalah yang sama tetapi berbeda pendapat,
kelompok satu berada pada kelompok yang menyetujui pendapat sedangkan
kelompok lawannya menolak pendapat.
19
2.3 Jenis-jenis Debat
Menurut Tarigan dalam bukunya berbicara sebagai keterampilan berbahasa
(1984: 90-92), juga membagi macam debat berdasarkan bentuk, maksud dan
metodenya, maka dapat diklasifikasikan atas tipe-tipe atau kategori, sebagai berikut:
a. Debat Parlementer/Majelis (assembly or parlementary debating)
Adapun maksud dan tujuan majelis ialah untuk memberi dan
menambahi dukungan bagi suatu undang-undang tertentu dan semua anggota
yang ingin menyatakan pandangan dan pendapatnya pun berbicara mendukung
atau menentang usul tersebut setelah mendapat izin dari majelis.
b. Debat Pemeriksaan ulangan untuk mengetahui kebenaran pemeriksaan terdahulu
(cross-examination debating)
Adapun maksud dan tujuan perdebatan ini ialah mengajukan
serangkaian pertanyaan yang satu sama lain erat hubungan, yang akan
menyebabkan para individu yang ditanya menunjang posisi yang hendak
ditegakkan dan diperkokoh oleh sang penanya.
c. Debat Formal, Konvesional atau Debat Pendidikan (formal, conventional, or
educational debating)
Tujuan debar formal adalah memberi kesempatan bagi dua tim pembicara
untuk mengemukakan kepada para pendengar sejumlah argument yang
menunjang atau yang membantah suatu usul. Setiap pihak diberi jangka waktu
yang sama bagi pembicara-pembicara konstruktif dan bantahan.
Ketiga tipe ini dipergunakan di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi, tetapi
debar parlementer merupakan ciri-ciri badan-badan legislatif. Debat pemeriksaan
20
ulangan adalah suatu teknik yang dikembangkan dikantor-kantor pengadilan, dan
debat formal didasarkan pada konversi-konversi debat bersama secara politis.
2.4 Kerangka Berpikir
Penerapan debat harus memperhatikan tata tertib dan santun diskusi,
terutama yang berkaitan dengan cara mengemukakan pendapat, menanggapi, atau
menanyakan sesuatu, menyampaikan jawaban dan tanggapan balik. Dalam
menyampaikan persetujuan maupun penolakan terhadap suatu pendapat seharusnya
dilandasi alasan yang masuk akal. Persetujuan akan lebih berharga apabila diikuti
dengan argumen dari sisi yang lain, sebaliknya sanggahan yang disertai sindiran atau
cemoohan dapat menyinggung perasaan harus dihindarkan.
Metode debat yang peneliti laksanakan yaitu membagi siswa menjadi enam
kelompok, terdiri dari yaitu satu kelompok pro, satu kelompok kontra, empat
kelompok yang lainnya sebagai pengamat. Setiap kelompok terdiri dari 6-7 siswa
yang heterogen. Hal ini dimaksudkan supaya dalam satu kelompok terjadi sharing
antar siswa.
Peneliti membentuk pola leter ”U”atau setengah lingkaran dengan posisi
kiri-kanan tim pro dan kontra yang duduk berhadapan, sedangkan kelompok
pengamat duduk menghadap ke depan. Selanjutnya, peneliti menunjuk satu siswa
untuk menjadi moderator dan satu siswa menjadi notulis. Moderator akan mengatur
pelaksanaan diskusi supaya teratur dan berjalan seperti yang diharapkan. Sedangkan
notulis mencatat semua pendapat dan tanggapan dari anggota diskusi.
Masing-masing kelompok mendapat materi sebuah pernyataan kontraversial
yang berkaitan dengan materi pelajaran. Kemudian mendiskusikannya dalam
kelompok. Peneliti melakukan penilaian proses dengan cara mengunjungi setiap
21
kelompok untuk memberikan motivasi belajar, memberikan bantuan seperlunya, dan
mengecek hasil kerja setiap kelompok. Penilaian kemampuan berbicara yang
dilakukan peneliti yakni dengan unjuk kerja/performance yang utama perlu diukur
adalah yang berkaitan dengan penggunaan bahasa seperti penguasaan lafal, struktur,
dan kekayaan kosa kata. Selain itu, penguasaan masalah yang menjadi bahan
pembicaraan, kemampuan siswa memahami topik yang dibicarakan dan kemampuan
siswa mengungkapkan gagasan di dalamnya, serta kemampuan memahami bahasa
lawan bicara (Burhan Nurgiyantoro, 2001: 276).
Penilaian berbicara yang dilakukan guru yakni setelah semua kelompok
menyelesaikan tugas yang diberikan sesuai dengan waktu yang ditentukan, peneliti
mempersilahkan moderator untuk memimpin diskusi dan mempersilahkan kedua
kelompok mempresentasikan pandangan mereka. Proses ini disebut argumen
terbuka. Debat dimulai, masing-masing peserta dari kedua kelompok bergantian
memberikan pendapat dan pandangan disertai bukti dan alasan yang logis terhadap
materi debat, sampai semua siswa berbicara. Peserta debat boleh memberikan tepuk
tangan setelah anggotanya memberikan pendapat. Kelompok pengamat yang
mengamati jalannya debat memberikan penilaian. Debat diakhiri tanpa menentukan
kelompok mana yang menang. Diskusi dilanjutkan dengan pergantian anggota
peserta debat dari kelompok lain. Kelompok semula sebagai pengamat berganti
posisi sebagai peserta debat, kelompok yang telah melakukan debat menjadi
pengamat. Debat diakhiri dan tidak ada kelompok yang dianggap menang. Tetapi
ditanamkan kepada siswa bagaimana menghargai adanya perbedaan.
Selama proses debat berlangsung aspek yang dinilai oleh peneliti digunakan
peneliti lembar penialaian sikap (afektif) yang terdiri dari aspek: (1) kedisiplinan; (2)
22
minat; (3) kerja sama; (4) keaktifan; dan (5) tanggung jawab. Penilaian ini digunakan
untuk mengetahui kompetensi siswa dalam berbicara. Aspek lain yang dinilai
meliputi (1) kelancaran menyampaikan pendapat/tanggapan; (2) kejelasan vokal; (3)
ketepatan intonasi; (4) ketepatan pilihan kata (diksi); (5) struktur kalimat (tuturan);
(6) kontak mata dengan pendengar; (7) ketepatan mengungkapkan gagasan data
tekstual.
Kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah:
Siswa Kelas VIII. 1
SMP Negeri 1 Batanghari
Kompetensi Dasar:
Menyampaikan Persetujuan,
Sanggahan dan penolakan
Pendapat dalam diskusi
Disertai dengan bukti dan alasan
Menggunakan Metode
Debat
Siklus I
Debat Formal, Konvensional
atau debat pendidikan
Siklus II
Debat Pemeriksaan ulangan
untuk mengetahui keberhasilan
pemeriksaan terdahulu
Siklus I sampai Siklus II: - Perencanaan - Pelaksanaan - Observasi - Evaluasi - Refleksi
Siklus berhenti bila telah mencapai kriteria ketuntasan
23
2.5 Hipotesis Tindakan
Apabila penggunaan metode debat digunakan dengan baik akan
meningkatkan kemampuan menyampaikan pendapat di kelas VIII 2 semester II SMP
Negeri 1 Batanghari Jambi Tahun Pelajaran 2013/2014.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Subjek Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di kelas VIII 2 Semester II SMP
Negeri 1 Batanghari pada semester genap tahun pelajaran 2013/2014, dengan subjek
penelitian berjumlah 37 siswa terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan.
SMP Negeri 1 Batanghari berlokasi di pasar Muara Tembesi.
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama satu bulan yaitu pada bulan Mei 2014.
Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan pada jam pelajaran Bahasa Indonesia sesuai
dengan jadwal pelajaran tahun pelajaran 2013/2014 yang sudah ditetapkan oleh
sekolah. Kelas yang menjadi obyek penelitian yakni kelas VIII 2 Semester II SMP
Negeri 1 Batanghari Jambi.
3.3 Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian tindakan kelas dalam pembelajaran ini direncanakan dua
siklus. Setiap siklus terdiri atas empat fase yaitu: (1) perencanaan (plan), (2)
pelaksanaan (action), (3) pengamatan (observation), dan (4) refleksi (reflection).
Penelitian ini dilakukan sampai terjadinya peningkatan hasil belajar dan peningkatan
kemampuan siswa dalam menyampaikan pendapat, ide dan gagasan yang diharapkan.
Pelaksanaan siklus I dan siklus II dapat digambarkan sebagai berikut:
3.3.1 Perencanaan
Perencanaan PTK yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut:
a. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan materi
menyampaikan pendapat (debat).
14
39
40
b. Menyiapkan media pembelajaran berupa kartu yang terbuat dari karton
yang berisikan masalah kontravensial. Kartu berisikan tema-tema yang akan
didebatkan.
c. Membuat pedoman observasi sebagai instrumen untuk mengumpulkan data
proses pembelajaran tentang debat.
d. Guru mempersiapkan topik debat dengan tema: (1) Kenakalan remaja. Topik ini
merupakan permasalahan yang pernah ada pada diri siswa. Topik tersebut
dibahas supaya siswa lebih mengenal akibat kenakalan remaja bagi diri sendiri,
lingkungan masyarakat, termasuk lingkungan sekolah. Akhirnya mereka dapat
mengubah dan tindakan yang lebih positif. Topik ini dibahas oleh kelompok satu
dan dua. (2) Pentingnya kebersihan sekolah bagi kesehatan siswa. Topik ini
dipilih agar siswa selalu menjaga kebersihan sekolah guna menghindari bahaya
penyakit yang akan menyerang mereka. Disisi lain mendidik siswa menjaga
lingkungan sekolah yang bersih, indah, nyaman dan asri. Topik ini dibahas oleh
kelompok tiga dan empat. (3) pengaruh HP saat belajar di kelas. Topik ini
diberikan ke siswa supaya mereka dapat memanfaatkan alat teknologi secara
positif. Pemakaian alat teknologi secara HP diharapkan tidak mengganggu proses
belajar mengajar di kelas, serta tidak terpengaruh hal-hal negatif selama
penggunaan alat teknologi. Topik ini dibahas oleh kelompok lima dan enam.
3.3.2 Tindakan
41
Pelaksanaan tindakan penelitian setiap siklus berpedoman pada rencana
pelaksanan pembelajaran (RPP) yang telah disusun. Pelaksanaan tindakan penelitian
setiap siklus adalah:
a. Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Debat formal, konvensional atau debat pendidikan.
Langkah-langkah pelaksanaan siklus I sebagai berikut:
1. Guru mengucapkan salam dan mengecek kehadiran siswa
2. Guru mengadakan refleksi dan mengaitkan dengan pembelajaran yang akan
disampaikan.
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
4. Guru menyampaikan langkah-langkah pembelajaran.
5. Guru membagi siswa menjadi enam kelompok yang terdiri dari satu kelompok
pro, satu kelompok kontra dan empat kelompok pengamat.
6. Guru memilih moderator dan notulis rapat untuk memimpin diskusi.
7. Guru memberikan permasalah kepada setiap kelompok.
8. Guru mempersilahkan moderator untuk memulai kegiatan diskusi.
9. Moderator memulai dengan menyampaikan masalah kontraversi.
10. Moderator mempersilahkan kelompok pro dan kelompok kontra
menyampaikan pandangannya terhadap permasalahan yang didiskusikan.
Tahap ini disebutlah debat terbuka.
11. Masing-masing siswa menyampaikan pendapat sesuai dengan kelompoknya,
sampai semua siswa menyampaikan pendapatnya.
12. Guru mengakhiri debat tanpa menyatakan kelompok pemenang.
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Debat pemeriksaan ulangan untuk mengetahui pemeriksaan terdahulu.
42
Langkah-langkah pelaksanaan tindakan siklus II adalah:
1. Guru mengucapkan salam dan mengecek kehadiran siswa.
2. Guru mengadakan refleksi dan mengaitkan dengan pembelajaran yang akan
disajikan.
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
4. Guru menyampaikan langkah-langkah pembelajaran.
5. Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok yang terdiri dari 1 kelompok pro, 1
kelompok kontra, dan 2 kelompok pengamat.
6. Guru memilih moderator dan notulis rapat untuk memimpin kegiatan.
7. Guru membagikan topik kepada setiap kelompok sebagai bahan debat.
8. Guru memberikan topik berupa pertanyaan tentang “Masalah remaja”. Setiap
kelompok memperoleh dua pertanyaan sebagai bahan diskusi.
9. Setiap kelompok mendiskusikan pemecahan topik untuk yang diterima sebagai
bahan debat dengan kelompok lain yang kontraversial.
10. Guru mempersilahkan moderator untuk memulai kegiatan debat.
11. Moderator mempersilahkan kelompok pro dan kelompok kontra
menyampaikan pendapat sesuai dengan topik kelompok masing-masing.
12. Setiap siswa ditugaskan menyampaikan ide, gagasan dan pendapat
berdasarkan hasil diskusi kelompoknya yang didukung alasan yang logis.
13. Guru melaksanakan pengamatan terhadap kelompok yang tampil lebih aktif
juga yang pasif. Guru menilai dan mengobservasi cara penyampaian ide,
gagasan dan pendapat didukung dengan alasan yang logis dari masing-masing
kelompok.
14. Guru mengakhiri debat tanpa menyatakan kelompok menang.
3.3.3 Observasi dan Evalusi
43
Observasi pelaksanaan penelitian, hal-hal yang diamati meliputi pelaksanaan
pembelajaran, pelaksanaan tindakan, dan dampak dari pelaksanaan tindakan terhadap
hasil belajar. Adapun pelaksanaannya sebagai berikut:
a. Waktu : Pada Jam Pelajaran Bahasa Indonesia
b. Tempat : Kelas VIII 2 SMP Negeri 1 Batanghari
c. Pelaksana : Guru Sebagai Peneliti
d. Instrumen : Catatan Hasil Temuan di Lapangan
Selama obeservasi berlangsung, peneliti dibantu oleh satu orang guru Bahasa
Indonesia yakni Asana, S.Pd. Guru ini sebagai pengamat. Observasi dilakukan untuk
mengumpulkan data selama kegiatan penelitian. Hasil observasi yang dilakukan
pengamat dimasukan dalam tabel yang berisi tetang keberhasilan proses pembelajaran
dan tabel peningkatan hasil belajar siswa. Hal-hal yang perlu diobservasi selama
pelaksanaan pembelajaran dan pelaksanaan tindakan adalah:
1. Antusias siswa terhadap pembelajaran menyampaikan pendapat, ide, gagasan,
dan sanggahan dalam kegiatan diskusi.
2. Keaktifan siswa bertanya.
3. Kekompakan untuk saling mengisi dan tidak saling menyalahkan.
4. Kedisiplinan siswa selama kerja dalam kelompok dan penyampaikan hasil selama
debat berlangsung.
5. Kesesuaian metode yang digunakan
Sedangkan alat evaluasi terhadap penilaian hasil belajar siswa digunakan
lembar penilaian yang berisi:
1. Kesesuaian pendapat dengan topik yang dibicarakan.
2. Keefektifan kalimat.
3. Kelancaran menyampaikan pendapat, ide, gagasan, dan sanggahan.
44
4. Ketepatan intonasi.
5. Sikap dan kedisiplinan.
Kriteria penilaian yang digunakan untuk mengukur keberhasilan belajar siswa
adalah sebagai berikut:
80 - 100 = Sangat baik
70 - 79 = Baik
60 - 69 = Cukup
50 - 59 = Kurang
0 - 49 = Sangat kurang
3.3.4 Analisis dan Refleksi
Analisis dan refleksi dilakukan bersama seorang observer setelah proses
pembelajaran siklus I berakhir. Hasil refleksi yang ditemukan menjadi bahan revisi
untuk pelaksanaan tindakan siklus berikutnya. Refleksi adalah upaya untuk mengkaji
apa yang telah terjadi, apa yang telah dihasilkan, atau apa yang menjadi permasalahan
pada siklus yang sudah dilaksanakan. Melalui refleksi (perenungan) diperoleh
tindakan yang direkomendasikan dan yang harus disempurnakan pada siklus
berikutnya.
Aleks (2003: 127) menyatakan bahwa perenungan difokuskan pada kenyataan
sejauh mana tindakan yang telah diambil dapat memecahkan permasalahan dan
apakah tindakan yang diambil tersebut memunculkan permasalahan baru yang perlu
segera diatasi. Jika tindakan yang telah diambil belum banyak memecahkan
permasalahan atau ternyata malah menimbulkan permasalahan baru, maka sangat
diperlukan siklus berikutnya.
3.4 . Teknik Analisis Data
45
Data yang digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan me-nyampaikan
persetujuan, sanggahan, serta penolakan pendapat dalam diskusi melalui metode
debat adalah data hasil pelaksanaan siklus I dan siklus II. Teknik pengolahan data
menggunakan teknik kuantitatif. Teknik kuantitatif peneliti gunakan sebagaimana
yang dilakukan dalam pembelajaran yaitu, (1) peneliti membandingkan persentase
keterlaksanaan setiap indikator pada siklus I dan siklus II, (2) peneliti
membandingkan persentase ketercapaian seluruh indikator pada siklus I dan siklus II,
(3) hasil perbandingan keduanya diubah ke dalam bentuk tabel. Hal ini sejalan dengan
pendapat Sugiono (2008: 341) penyajian data dalam penelitian kuantitatif dapat
dilakukan dalam bentuk tabel, grafik, phie chard, pictogram, dan sejenisnya.
Selisih hasil tes siklus II dengan siklus I merupakan hasil belajar (Arikunto,
1998: 84). Hasil belajar tersebut merupakan peningkatan kemampuan menyampaikan
persetujuan, sanggahan, dan penolakan pendapat dalam diskusi melalui metode debat.
Apabila terjadi peningkatan kemampuan siswa, berarti hipotesis terbukti. Atau
sebaliknya jika tidak terjadi peningkatan kemampuan siswa berarti hipotesis tidak
terbukti. Sugiono (2008: 335) menyatakan bahwa analisis data kualitatif adalah
bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya
dikembangkan pola hubungan tertentu atau menjadi hipotesis. Berdasarkan data yang
telah dikumpulkan secara berulang-ulang ternyata ada peningkatan maka hipotesis
diterima, hipotesis tersebut berkembang menjadi teori.
Disamping teknis analisis kuantitatif peneliti juga menggunakan teknik
analisis kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrumen:
a. Lembar Observasi
Pengumpulan data terhadap pelaksanaan proses pembelajaran dan
pelaksanaan tindakan digunakan lembar observasi.
46
Sukidin, dkk. (2008: 125) menjelaskan bahwa dalam melaksanakan
observasi, ada tindakan yang harus dilakukan yaitu mengumpulkan data mengenai
segala sesuatu yang terjadi selama proses pembelajaran tersebut. Observer harus
mengamati berbagai proses pembelajaran yang telah dilakukan.
Selanjutnya data yang dikumpulkan tidak hanya mengenai data tingkah laku
dan tanggapan siswa tetapi cara guru melakukan tindakan serta penguasaan situasi
kelas. Dengan data itu diharapkan perbaikan pembelajaran tidak hanya dari metode
saja, tetapi juga cara penyampaian materi dan pelaksanaan debat dari siswa.
b. Lembaran Penilaian
Lembaran penilaian diberikan ke siswa selama proses pembelajaran
berlangsung digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menyampaikan ide,
pendapat, gagasan dan sanggahan ada lima aspek yaitu: (1) Kesesuaian pendapat
dengan topik yang dibicarakan; (2) Antusias siswa dalam diskusi; (3) Ketepatan
intonasi; (4) Kelancaran menyampaikan pendapat; (5) Sikap.
Aspek-aspek penilaian tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1. Skor Penilaian
No Aspek yang dinilai Bobot Jumlah
Skor
1.
2.
3.
4.
Kesesuaian pendapat dengan topik yang dibicarakan
Antusias siswa dalam diskusi
Ketepatan intonasi
Kelancaran menyampaikan pendapat/tanggapan
20
20
20
20
47
3.5. Kriteria Keberhasilan PTK
Selain pedoman penilaian di atas, untuk melihat keberhasilan siswa peneliti
juga berpedoman pada kriteria ketuntasan minimal (KKM) pada kurukulum yang
berlaku di SMP Negeri 1 Batanghari. Siswa dinyatakan tuntas dalam belajar apabila
telah mencapai nilai KKM 65, sedangkan ketuntasan klasikal apabila 75% siswa telah
memperoleh nilai di atas nilai 65.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Hasil Penelitian Siklus I
A. Perencanaan Tindakan
Berdasarkan hasil tes pra tindakan siklus I direncanakan hal-hal berikut:
5. Sikap 20
Jumlah 100
48
1. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) berdasarkan kurikulum dan
silabus mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII dengan Kompetensi Dasar
menyampaikan persetujuan, sanggahan, dan penolakan pendapat dalam diskusi
disertai dengan bukti dan alasan. Materi ajar berisi permasalahan kontraversi
yang sesuai dengan tingkat pemahaman dan kemampuan siswa untuk dijadikan
bahan debat dalam diskusi. Bahan atau permasalahan ini peneliti kumpulkan dari
berbagai sumber.
2. Merencanaan langkah-langkah tindakan untuk mengevaluasi penggunakan
metode debat dalam upaya meningkatkan kemampuan menyampaikan pendapat
dalam diskusi.
3. Mempersiapkan rancangan format penilaian hasil belajar siswa yang meliputi
kesesuaian pendapat dengan topik, intonasi, keefektipan kalimat, kelancaran, dan
sikap.
4. Mempersiapkan lembaran oservasi meliputi dua hal: pertama untuk melihat
aktivitas guru selama kegiatan pembelajaran dan kedua untuk melihat aktivitas
siswa selama mengikuti pembelajaran.
B. Pelaksanaan Tindakan
23 Tindakan siklus I dilaksanakan hari Senin, tanggal 08 Mei 2014 jam kelima,
keenam, dan ketujuh, kegiatan tersebut berlangsung selama 120 menit. Jumlah siswa
sebanyak 36 orang. Observer pada pelaksanaan siklus I ini selain peneliti, dibantu
oleh satu orang guru Bahasa Indonesia yang lain. Perencanaan pelaksanaan
pembelajaran berpedoman pada RPP siklus I (terlampir) yang telah disusun untuk satu
kali pertemuan. Pelaksanaan kegiatan tindakan siklus I meliputi ;
49
1. Guru menyapa siswa dan mengecek kehadiran.
2. Guru menjelaskan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran.
3. Guru motivasi siswa untuk melakukan kegiatan berbicara dan menyampaikan
pendapat.
4. Guru memberi contoh kesuksesan yang didapatkan dari hasil berbicara.
5. Guru membagi siswa menjadi 6 (enam) kelompok.
6. Guru menunjuk dua orang siswa untuk menjadi moderator dan notulis.
7. Guru menjelaskan langkah-langkah dan tugas masing-masing kelompok.
8. Guru mempersilakan moderator memulai kegiatan diskusi.
9. Moderator membuka diskusi dengan membacakan materi kontraversi yang akan
didebatkan.
10. Moderator mempersilakan satu anggota kelompok pro, satu anggota kelompok
kontra untuk menyampaikan pendapat.
11. Anggota kelompok menyampaikan pendapat dan kelompok lain menyanggah,
sampai semua anggota kelompok berbicara.
12. Kelompok pengamat menilai kegiatan debat berdasarkan pedoman penilaian yang
disediakan.
13. Moderator mengakhiri debat tanpa memberi penilaian kelompok yang menang
dan kalah.
14. Diskusi dilanjutkan dengan menampilkan kelompok berikutnya.
15. Guru dan siswa menyimpulkan pembelajaran.
16. Guru mengakhiri Pembelajaran dengan memberikan tugas untuk dikerjakan siswa
di rumah.
C. Observasi
50
Observasi terhadap proses pembelajaran dan pelaksanaan tindakan
digunakan untuk mengetahui keaktifan siswa selama mengikuti pembelajaran
meliputi:
Dari data tabel di atas terbukti proses pembelajaran yang dilakukan peneliti
sudah di atas 80%, berarti proses pembelajaran sudah berjalan dengan baik.
Observasi terhadap siswa selama mengikuti proses pembelajaran meliputi: 1)
Kesesuaian pendapat dengan topik yang dibicarakan; 2) Antusias siswa dalam diskusi;
3) Ketepatan intonasi; 4) Kelancaran menyampaikan pendapat/tanggapan 5) Sikap.
Hasil observasi tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2. Rekapitulasi Aktivitas Siswa Siklus I
Penilaian hasil belajar menurut Dimyati dan Mujiono (1994:125), Kriteria
keaktifan siswa dapat dikelompokkan ke dalam empat range, yaitu: (1) 1% - 25% =
sedikit sekali, (2) 26% - 50% = sedikit, (3) 51% - 75% = banyak, dan (4) 76% - 99%
= banyak sekali. Aktivitas siswa dinyatakan tuntas jika rata-rata minimal aktivitas
positif siswa masuk dalam kriteria keaktifan yang banyak dilakukan ( 51% - 75% ).
Rekapitulasi aktivitas siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar pada
siklus I dapat dilihat pada tabel 2. Siswa yang antusias terhadap berbagai aktivitas
pembelajaran berjumlah 25 orang (67.5%), siswa yang aktif dalam bertanya dan
mengemukakan pendapat sebanyak 20 orang (54%), artinya aktivitas ini sedikit
No Aktivitas yang diamati Jumlah
siswa
% Kriteria
keaktifan
1 Siswa yang antusias terhadap ber-bagai
aktivitas pembelajaran 25 67.5 Banyak
2 Siswa yang aktif dalam bertanya dan
mengemukakan pendapat 20 54 Banyak
3 Siswa yang aktif dalam menjawab
pertanyaan 22 59 Banyak
4 Siswa yang senang dalam PBM 26 70 Banyak
51
dilakukan. Siswa yang aktif dalam menjawab pertanyaan berjumlah 22 orang (59%),
artinya sedikit dilakukan. Sedangkan siswa yang senang dalam pembelajaran
berjumlah 26 orang (70%) dengan kategori aktivitas yang banyak dilakukan.
Penilaian hasil belajar setelah satu siklus diolah secara statistik untuk
menemukan nilai rata-rata. Siswa dikatakan tuntas apabila sudah mencapai batas
kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang sudah ditetapkan, yaitu 65. Kemampuan
siswa menyampaikan pendapat dalam diskusi dianalisis dan dinilai berdasarkan 5
aspek yakni: 1) Kesesuaian pendapat dengan topik yang dibicarakan; 2) Antusias
siswa dalam diskusi; 3) Ketepatan intonasi; 4) Kelancaran menyampaikan
pendapat/tanggapan 5) Sikap.
Rata-rata nilai hasil belajar dan persentase siswa yang belum mencapai nilai
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 65 dan ketuntasan hasil belajar siswa secara
klasikal pada siklus I dapat dilihat pada Tabel berikut:
Tabel 3. Data Penilaian Hasil Belajar Siswa Siklus I
Dari tabel di atas terlihat hasil belajar siswa pada siklus I, setelah
pembelajaran dengan menggunakan metode debat terdapat 26 orang siswa sudah
mencapai standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dan 11 orang siswa masih
belum mencapai standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) atau belum tuntas
belajar, dengan nilai rata-rata hasil belajar adalah 68, sedangkan ketuntasan klasikal
baru mencapai 70%.
A. Refleksi
Siklus Siswa yang telah
mencapai > 65
Siswa yang belum
mencapai 65 Rata-rata
Hasil Belajar
Ketuntasan
Klasikal Jumlah % Jumlah %
I 26 70 11 30 68 70%
52
Hasil refleksi terhadap proses pembelajaran dan tindakan siklus I diperoleh
tiga komponen pembelajaran yang perlu dilakukan perbaikan antara lain:
1. Siswa kurang mendengarkan masalah kontraversi yang dibacakan oleh
moderator, sehingga siswa tidak mengetahui secara jelas permasalahan yang
disampaikan. Permasalahan ini mengakibatkan kesalahan dalam diskusi
kelompok.
2. Siswa kurang memanfaatkan waktu dalam berdiskusi sehingga penyampaian
pendapat mengenai permasalahan dalam kelompok masing-masing kurang
disertai bukti dan alasan yang kuat.
3. Siswa yang menyampaikan pendapat, tanggapan, ide, dan sanggahan langsung
ditanggapi oleh siswa lain, tanpa pemberian penghargaan terhadap siswa yang
mengemukakan pendapat tersebut. Hal ini meng-akibatkan suasana pembelajaran
menjadi tegang, kaku, dan sangat serius.
Sebagai bahan revisi untuk pelaksanaan siklus II perlu membuat solusi guna
mengatasi kelemahan yang terjadi pada siklus I. Solusi untuk mengatasi masalah pada
siklus I antara lain:
1. Memberikan Lembaran Kerja Siswa (LKS) berisi permasalahan kontraversi untuk
didiskusikan dalam kelompok masing-masing.
2. Memberikan batasan waktu kepada siswa untuk mendiskusikan pendapat,
gagasan, ide, sanggahan terhadap permasalahan kontraversi di kelompok masing-
masing.
3. Memberikan reward atau penghargaan kepada siswa yang telah menyampaikan
pendapat atau komentar guna memotivasi siswa lain yang belum menyampaikan
pendapat sehingga suasana belajar pun akan menyenangkan.
53
Berdasarkan catatan lapangan oleh peneliti dan hasil pengamatan oleh teman
sejawat (observer) terhadap proses belajar mengajar pada siklus I belum terjadi
peningkatan kemampuan dan antusias siswa menyampaikan pendapat dalam diskusi.
Aktivitas siswa masih dalam kategori cukup, belum seperti yang diharapkan, yakni
aktivitas siswa dalam kategori banyak sekali.
Kentuntasan individu belum tercapai, masih ada aspek-aspek penyampaian
pendapat dalam diskusi yang perlu diperbaiki. secara umum siswa belum banyak
memberikan alasan dan bukti yang memperkuat pendapat, gagasan, ide dan
sanggahan dalam menyampaikan pendapat. Penyampaikan pendapat dalam diskusi
melalui metode debat pada siswa kelas VIII 2 SMP Negeri 1 Batanghari pada siklus II
akan dilakukan perbaikan-perbaikan sebagai berikut:
Perbaikan tindakan siklus II diharapkan siswa dapat termotivasi
menyampaikan pendapat, gagasan, ide, dan sanggahan serta dilandasi dengan bukti
dan alasan yang kuat. selama proses diskusi berlangsung, Siswa lain yang belum
menyampaikan pendapat diberi bimbingan dan arahan dari guru sehingga termotivasi
untuk menyampaikan pendapat sehingga suasana belajar diharapkan lebih
menyenangkan. Oleh sebab itu, untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam
menyampaikan pendapat disertai bukti dan alasan perlu perbaikan yang akan
direalisasikan dalam RPP dan pelaksanaan tindakan siklus II.
4.1.2. Hasil Penelitian siklus II
Pelaksanaan penelitian siklus II merupakan perbaikan proses pembelajaran
dan tindakan yang sudah dilakukan pada siklus I. Tahapan-tahapan yang dilaksanakan
pada siklus II meliputi: perencanaan, pelaksanaan, observasi, refleksi terhadap proses
pembelajaran dan tindakan yang sudah dirancang dari hasil refleksi siklus I. Kegiatan
yang dilakukan pada siklus II meliputi:
54
a. Perencanaan
Berdasarkan refleksi tentang proses pembelajaran dan hasil belajar siklus I,
dilakukan perbaikan tindakan yang diharapkan mampu meningkatkan kemampuan
menyampaikan pendapat dalam diskusi. kemampuan tersebut diharapkan dapat
meningkat dari siklus I, aspek-aspek yang perlu perbaikan meliputi:
1. Menyusun RPP.
2. Menyusun materi dan bahan ajar yang sesuai dengan tujuan perbaikan siklus II.
3. Menyiapkan Lembar Kerja Siswa yang berisi permasalahan yang kontraversi
sebagai bahan untuk didebatkan siswa.
4. Memilih moderator yang benar-benar memiliki kemapunan bicara yang baik
5. Mempersiapkan format penilaian hasil belajar.
6. Mempersiapkan lembar observasi proses belajar-mengajar yang meliputi aktivitas
guru dan siswa.
7. Membentuk kelompok yang heterogen.
b. Pelaksanaan Siklus II
Kegiatan siklus II dilaksanakan selama 1 kali pertemuan (3x40 menit). Hasil
belajar siklus I disampaikan ke siswa. Siswa diberi penjelasan mengenai hasil belajar
siklus I. Aspek utama yang perlu ditingkatkan adalah cara penyampaian pendapat
yang disertai bukti dan alasan. Penjelasan tentang intonasi dan sikap saat
menyampaikan pendapat, ide, gagasan, sanggahan selama debat berlangsung.
Pelaksanaan proses pembelajaran sama halnya dengan pertemuan siklus I.
guru mengecek kehadiran siswa. Memberikan apersepsi, memotivasi siswa dengan
menampilkan sebuah poster tentang “Permasalahan Remaja”. hal ini membawa
dampak kepada siswa.
55
Kegiatan inti dimulai dengan memberikan penjelasan umum tentang
menyampaikan pendapat. Peneliti membagi siswa menjadi kelompok yang hetorogen.
Kemudian membagikan tugas kepada setiap kelompok. Masing-masing siswa
mendapat LKS. Secara berkelompok siswa mendiskusikan materi yang diterima.
Peneliti melakukan penilaian proses dengan cara mengunjungi setiap kelompok untuk
memberikan motivasi belajar, memberikan bantuan seperlunya, dan mengecek hasil
kerja setiap kelompok. Waktu berdiskusi kelompok diberikan selama 15 menit guna
menyusun pendapat, tanggapan, ide, gagasan, terhadap permasalahan kontraversial
yang diterima. Peneliti menugaskan moderator untuk memimpin diskusi. Moderator
mempersilakan kelompok pro dan kelompok kontra menyampaikan pendapat
mengenai masalah yang didebatkan. Kegiatan ini disebut argumen terbuka. Anggota
kelompok yang tampil saling mendukung dan mempertahankan pendapat yang sudah
disepakati kelompoknya serta memberi penolakan terhadap pendapat kelompok lain.
Setelah semua anggota atau peserta debat menyampaikan pendapat disambut dengan
tepuk tangan dari seluruh peserta sebagai reword atau penghargaan. Moderator
mengakhiri debat tanpa menentukan pihak yang benar dan salah.
Moderator melalui bimbingan guru merangkum hasil diskusi. Diskusi
dilanjutkan pada kelompok berikutnya dengan cara yang sama. Akhir kegiatan debat,
guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran. Pembelajaran diakhiri dengan
memberikan tugas untuk dikerjakan siswa di rumah.
c. Observasi
Observasi yang dilakukan peneliti masih sama dengan observasi yang
dilakukan pada proses pembelajaran dan pelaksanaan tindakan seperti siklus I).
Lembar observasi terdiri dari: l). Lembar observasi proses pembelajaran, 2). Format
56
pengamatan siswa selama proses pembelajaran berlangsung, dan 3. Format penilaian
hasil belajar.
d. Refleksi
Berdasarkan hasil catatan lapangan oleh peneliti dan pengamat terhadap
penilaian hasil belajar siswa pada siklus II, terdapat gambaran bahwa terjadi
peningkatan kemampuan menyampaikan pendapat dalam diskusi melalui metode
debat siswa kelas VIII 2 SMP N. 1 Batanghari. Peningkatan hasil proses
pembelajaran dan pelaksanaan tindakan serta hasil belajar siswa tergambar dalam
tabel hasil observasi. Rekapitulasi aktivitas siswa dalam mengikuti proses belajar
mengajar pada siklus II dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4. Rekapitulasi Aktivitas Siswa Siklus II
Siswa yang antusias terhadap berbagai aktivitas pembelajaran berjumlah 30
orang (81%) berarti banyak sekali. Siswa yang aktif dalam bertanya dan
mengemukakan pendapat sebanyak 33 orang (89%) termasuk dalam kategori banyak
sekali dilakukan. 28 orang siswa (75%) aktif menjawab pertanyaan dengan kategori
aktivitas banyak sekali dilakukan. sedangkan siswa yang senang dalam pembelajaran
berjumlah 33 orang (89%) dengan kategori aktivitas banyak sekali dilakukan.
Hasil belajar siswa yang diperoleh setelah PBM dengan menggunakan metode
debat dilakukan, rata-rata terjadi peningkatan. Rata-rata nilai hasil belajar dan
persentase siswa yang belum mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 65
No Aktivitas yang diamati Jumlah
siswa
% Kriteria
keaktifan
1 Siswa yang antusias terhadap berbagai
aktivitas PBM
30 81 Banyak sekali
2 Siswa yang aktif dalam bertanya dan
mengemukakan pendapat
33 89 Banyak sekali
3 Siswa yang aktif dalam menjawab
pertanyaan
28 75 Banyak sekali
4 Siswa yang senang dalam PBM 33 89 Banyak sekali
57
dan ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal pada siklus II dapat dilihat pada
tabel berikut
Tabel 5. Ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus II
Berdasarkan data tabel di atas hasil belajar siswa siklus II menunjukkan
jumlah siswa yang mencapai Standar Kriteria Ketuntasan Minimal (nilai >65) adalah
33 orang. Siswa yang belum mencapai standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
atau belum tuntas belajar (nilai < 65) adalah sebanyak 4 orang siswa, dengan nilai
rata-rata hasil belajar adalah 71.3 dan ketuntasan klasikal 86%.
4.2. Pembahasan Hasil Penelitian
Data yang digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan menyampaikan
pendapat melalui metode debat adalah data dari hasil diskusi siklus pertama dan
siklus kedua. Karena data tersebut berupa angka, maka tehnik pengolahan data yang
digunakan adalah teknik kuantitatif.
Teknik kuantitatif peneliti gunakan sebagaimana yang dilaksanakan dalam
pembelajaran sehari-hari dengan cara sebagai berikut: Pertama, peneliti
membandingkan aktivitas belajar pada siklus kesatu dan siklus kedua. Kedua, peneliti
membandingkan hasil belajar antara siklus kesatu dengan siklus kedua.
4.2.1. Perbandingan Aktivitas Belajar Siklus Pertama dan Siklus Kedua
Tabel 6. Rekapitulasi aktivitas siswa siklus I dan Siklus II
Siswa yang telah
mencapai > 65
Siswa yang mencapai < 65 Rata-rata
Hasil Belajar
Ketuntasan
Klasikal
Jumlah % Jumlah %
33 89 4 11 71.3 86%
No Aktivitas yang
diamati
Jumlah siswa % Kriteria keaktifan
Siklus
I
Siklus
II
Siklus
I
Siklus
II
Siklus
I
Siklus
II
58
Perbandingan Prosentase Hasil Belajar antara Siklus I dan Siklus II dapat
dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 7. Data Penilaian Hasil Belajar Siswa antara Siklus I dan Siklus II Hasil penelitian menggambarkan bahwa pembelajaran berbicara dengan
menggunakan metode debat mampu meningkatkan kemampuan siswa menyampaikan
pendapat. Di samping itu, memberikan motivasi kepada siswa untuk menyampaikan
pendapat. Hal ini terlihat dari hasil belajar yang diperoleh siswa mengalami
peningkatan. Hasil belajar siswa siklus II menunjukkan peningkatan dari siklus I,
yaitu 33 orang siswa sudah tuntas sesuai standar KKM hanya 4 orang yang belum
mencapai standar KKM. Rata-rata hasil belajar 71.3 dengan ketuntasan klasikal 86 %.
Disamping itu, peningkatan aktivitas siswapun meningkat, yaitu 33 orang
siswa sudah aktif dalam pembelajaran dengan skor 89 % dengan klasifikasi baik
sekali. Mengemukakan pendapat dan perasaan senang juga berada pada klasifikasi
1 Siswa yang antu-
sias terhadap berba-
gai aktivitas PBM
25 30 67.5 81 Banyak Banyak
sekali
2 Siswa yang aktif
dalam bertanya dan
mengemukakan
pendapat
20 33 54 80 Banyak Banyak
sekali
3 Siswa yang aktif
dalam menjawab
pertanyaan
22 28 59 75 Banyak Banyak
sekali
4 Siswa yang se-nang
dalam PBM
26 33 70 89 Banyak Banyak
sekali
Siklus Siswa yang telah
mencapai > 65
Siswa yang belum
mencapai 65
Rata-rata
Hasil Belajar
Ketuntasan
Klasikal
Jumlah % Jumlah %
I 26 70 11 30 68 70
II 33 86 4 14 71.3 86
59
baik dengan 89 % dari 33 orang siswa. Keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan
berada pada klasifikasi baik dengan rata-rata skor 75 % atau 28 orang siswa.
Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa materi pembelajaran
menyampaikan pendapat dengan menggunakan metode debat dapat meningkatkan
hasil belajar siswa. Di samping itu juga dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam
pembelajaran.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian pada Bab IV dapat disimpulkan bahwa
penggunaan metode debat dapat meningkatkan hasil belajar menyampaikan pendapat.
60
Hal ini dapat dibuktikan bahwa hasil belajar siklus I rata-rata 68 sedangkan siklus II
rata-ratanya adalah 71,3.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian ada beberapa saran, agar dapat meningkatkan
ketuntasan pembelajaran menyampaikan pendapat, sebaiknya guru mempergunakan
metode debat.
1. Guru sebaiknya menggunakan metode debat untuk meningkatkan kemampuan
dalam menyampaikan pendapat seperti tertera pada siklus II.
2. Guru mengawasi dan mengoreksi hasil belajar siswa.
3. Sebaiknya guru selalu melakukan refleksi dan inovasi dalam pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
35
Arikunto, S. dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Asep Yuda W.dkk. 2008. Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMP/MTs
Kelas VIII (BSE). Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas.
Departemen Pendidikan Nasional, 2006, Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006
Tentang Standar Isi, Jakarta: Depdiknas.
Ibrahim, Abdul Syukur, 2001, Pengantar Sosiolinguistik, Sajian Bun Malang:
Universitas Negeri Malang
61
Kisyani Laksono, dkk. 2008. Contextual Teaching and Learning. Bahasa Indonesia
SMP Kelas VIII Edisi 4 (BSE). Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas.
Kurniawan, E, dkk. Modul Penilaian. 2009. Jakarta: PPPPTK Bahasa.
Mudini. 2009. Modul Pembelajaran Berbicara. Jakarta: PPPPTK Bahasa.
Madusari, E.A.dkk.2009. Modul Metodologi Pembelajaran. Jakarta: PPPPTK Bahasa.
Nurgiantoro, Burhan. 2001, Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra edisi
III, Yogyakarta: BPFE
Sarwiji,dkk. 2007. Bahasa Indonesia Kebanggaanku untuk SMP dan MTs Kelas
VIII. (BSE). Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas.
Sugiono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sukidin, dkk. 2008. Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Insan Cendekia.
Tarigan,H.G.2007. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:
Angkasa.
Thomson,N, 2003, Communikation and Language, New York: Palgave Macmilan.
Uteri,Sri dan Subyakto Nababan, 1993, Metodologi Pengajaran Bahasa, Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP ) SIKLUS I
Satuan Pendidikan : SMP Negeri 1 Batanghari
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : VIII/2
Standar Kompetensi : Berbicara
10. Mengemukakan pikiran,perasaan, dan informasi
melalui kegiatan diskusi dan protokoler.
Kompetensi Dasar : 10.1. Menyampaikan persetujuan, sanggahan, dan peno-
lakan pendapat dalam diskusi disertai dengan
62
bukti atau alasan.
Indikator : 1. Mampu menyampaikan persetujuan dalam diskusi
disertai dengan bukti dan alasan.
2. Mampu menyampaikan sanggahan dalam diskusi
disertai dengan bukti dan alas an.
3. Mampu menyampaikan penolakan pendapat dalam
diskusi disertai dengan bukti dan alasan
Alokasi Waktu : 3 x 40 Menit (1 x pertemuan)
1. Tujuan Pembelajaran:
1.1. Siswa mampu menyampaikan persetujuan dalam diskusi disertai dengan bukti
dan alasan.
1.2. Siswa mampu menyampaikan sanggahan dalam diskusi disertai dengan bukti
dan alasan.
1.3. Siswa mampu menyampaikan penolakan pendapat dalam diskusi disertai
dengan bukti dan alasan.
2. Materi Pembelajaran:
A. Cara menyampaikan persetujuan dalam diskusi dan implementasinya.
B. Cara menyampaikan sanggahan dalam diskusi dan implementasinya.
C. Cara menyampaikan penolakan dalam diskusi dan implementasinya.
D. Permasalahan:
1) Kenakalan Remaja
2) Pentingnya kebersihan sekolah bagi siswa.
3) Pengaruh HP saat jam belajar di kelas.
3. Metode Pembelajaran:
Tanya jawab, demonstrasi, diskusi dan debat.
4. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran:
No. Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
1.
2.
Kegiatan Awal
1. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan
melakukan presensi
2. Memotivasi dan appersepsi
3. Guru menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran
4. Guru menetapkan langkah-langkah pembelajaran
5. Guru dan siswa bertanya jawab tentang menyampaikan
pendapat dalam diskusi
Kegiatan Inti
1. Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok yaitu kelompok pro
dan kelompok kontra, 4 kelompok yang lain sebagai pengamat
dan penilai, seorang moderator dan notulen.
2. Guru memberi arahan dan bimbingan kepada setiap kelompok.
3. Moderator membacakan permasalahan yang akan didiskusikan.
2 Menit
3 Menit
3 Menit
2 Menit
5 Menit
95 Menit
63
4. Moderator mempersilakan salah seorang kelompok pro dan
kelompok kontra menyampaikan pendapatnya tentang
permasalahan. Argument terbuka dimulai.
5. Anggota kelompok pro maupun kelompok kontra yang lain
menyampaikan pendapatnya dengan alasan dan bukti yang
mendukung, terjadilah debat saling mempertahankan pendapat.
6. Setiap selesai mengemukakan pendapat peserta debat mendapat
penghargaan berupa tepukan tangan sebagai motivasi.
7. Debat terus berlangsung sampai semua anggota debat berbicara.
8. Pada waktu yang telah ditentukan akhiri debat dalam diskusi
tanpa menentukan kelompok mana yang benar dan menang.
9. Moderator merangkum hasil diskusi.
10. Debat dilanjutkan dengan pergantian kelompok lain sebagai
anggota debat.
11. Guru bersama anggota kelompok pengamat melakukan
penilaian sesuai dengan format penilaian yang telah disusun
3. Kegiatan Akhir
1. Siswa dan guru mengadakan refleksi dan menyimpulkan pem- 8 Menit
belajaran
2. Siswa mendapat tugas untuk pembelajaran selanjutnya. 2 Menit
5. Sumber Belajar:
1) Lingkungan
2) Buku Kreatif Berbahasa dan Sastra Indonesia untuk SMP Kelas VIII. Karangan
Wahono-Rusmiyanto, hal. 158-162. Penerbit Exact Ganeca 2007.
3) Buku Bahasa Indonesia Kebanggaanku untuk SMP dan MTs Kelas VIII. (BSE)
karangan Sarwiji dan Sutarmo, hal 152-153. Pusat Perbukuan Depdiknas 2007.
4) Buku Bahasa Indonesia untuk SMP Kelas VIII (BSE) Karangan Yulianti
Setyorini dan Wahono, hal 87-91. Pusat Perbukuan Depdiknas 2008.
5) Buku Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMP/MTs Kelas VIII (BSE)
Karangan Asep Yuda W. dan Sudarmawati, hal 108-111. Pusat Perbukuan
Depdiknas 2008
6) Contextual Teaching and Learning. Bahasa Indonesia SMP Kelas VIII Edisi 4
(BSE) Karangan Kisyani Laksono, dkk, hal 117-120. Pusat Perbukuan
Depdiknas 2008.
6. Penilaian:
a. Teknik : Tes Unjuk Kerja
b. Bentuk Instrumen : Tes Simulasi
c. Soal/Instrumen :
Indikator Tehnik Bentuk
Instrumen
Instrumen
Siswa mampu
menyampai-kan
persetujuan dengan bukti
dan alasan dalam diskusi
Tes
Unjuk
Kerja
Tes
Simulasi
Kemukakan persetujuanmu
tentang permasalahan yang
didiskusikan dengan bukti dan
alasan.
Siswa mampu
menyampai-kan
sanggahan dengan bukti
dan alasan dalam diskusi
Tes
Unjuk
Kerja
Tes
Simulasi
Kemukakanlah sanggahanmu
tentang permasalahan yang
didiskusikan dengan bukti dan
alasan
64
Siswa mampu Tes
Tes
Kemukakanlah penolakanmu
menyampai-kan Unjuk Simulasi tentang permasalahan yang
penolakan pendapat Kerja
dengan bukti dan alasan
dalam diskusi
Mengetahui
Kepala Sekolah,
Drs. BAHARUDDIN HS, M.Pd.I
NIP. 196602221994121001
di-diskusikan dengan bukti
dan alasan
Muara Tembesi, 08 Mei 2014
Guru Mata Pelajaran,
HERLINA
NIP. 196304041984122003
Lampiran 2
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
SIKLUS I
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
SK/Aspek : Berbicara/Keterampilan Berbahasa
Standar Kompetensi : 10.1 Menyampaikan persetujuan, sanggahan dan penolakan
pendapat dalam diskusi disertai dengan bukti atau alasan.
Semester/Tahun Pelajaran : Genap/2013/2014
Alokasi Waktu : 3 x 40 menit
1. Tujuan Pembelajaran:
1.1 Siswa dapat menyampaikan persetujuan dalam diskusi disertai dengan bukti
dan alasan.
65
1.2 Siswa dapat menyampaikan sanggahan dalam diskusi disertai dengan bukti
dan alasan.
1.3 Siswa dapat menyampaikan penolakan pendapat dalam diskusi disertai bukti
dan alasan.
2. Materi Pembelajaran:
a. Diskusikan dalam kelompokmu dengan memilih satu permasalahan berikut!
1. Kenakalan remaja
2. Pentingnya kebersihan sekolah bagi siswa
3. Pengaruh HP saat jam belajar di kelas
b. Berilah tanggapanmu dengan memberikan persetujuan pendapat, ide,
gagasan, sanggahan dan penolakan yang dilengkapi dengan alasan dan bukti
yang masuk akal terhadap masalah tersebut. (tanggapan tersebut berupa
“setuju atau tidak setuju”).
3. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran:
1. Bentuklah kelompok diskusimu masing-masing jumlah peserta satu kelompok
terdiri dari 5 orang!
2. Setiap kelompok ditunjuk 1 orang moderator, 1 orang notulis!
3. Waktu yang disediakan untuk diskusi kelompok selama 15 menit!
4. Hasil diskusi kelompokmu tampilkan di depan kelas, kelompok lain
memberikan tanggapan, sanggahan dan persetujuan!
Selamat bekerja!
Lampiran 3
FORMAT PENILAIAN UNJUK KERJA
( Menggunakan Skala Penilaian )
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
SK / Aspek : Berbicara / Keterampilan Berbahasa
Standar Kompetensi : 10.1. Menyampaikan persetujuan, sanggahan, dan peno-
lakan pendapat dalam diskusi disertai dengan
bukti atau alasan yang logis
KKM : 65
Semester/Tahun Pelajaran : Genap / 2013/2014
1. Diskusikan dengan teman kelompokmu tentang permasalahan:
1) Kenakalan remaja
2) Pentingnya kebersihan sekolah bagi siswa
3) Pengaruh HP saat jam belajar di kelas.
2. Lembar Observasi
66
Perhitungan nilai akhir dalam skala 0 – 100 adalah sebagai berikut:
Perolehan Skor
Nilai Akhir = --------------------- X Skor Ideal ( 100 ) = ………….
Skor Maksimal
Mengetahui
Kepala Sekolah,
Drs. BAHARUDDIN HS, M.Pd.I
NIP. 196602221994121001
Muara Tembesi, 08 Mei 2014
Guru Mata Pelajaran,
HERLINA
NIP. 196304041984122003
Lampiran 4
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP ) SIKLUS II
Satuan Pendidikan : SMP Negeri 1 Batanghari
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : VIII/2
Standar Kompetensi : Berbicara
10. Mengemukakan pikiran,perasaan, dan informasi
melalui kegiatan diskusi dan protokoler.
Kompetensi Dasar : 10.1. Menyampaikan persetujuan, sanggahan, dan peno-
lakan pendapat dalam diskusi disertai dengan
bukti atau alasan.
No Nama
Siswa
Aspek yang dinilai
Jumlah
Nilai
Rata
-rata
Kesesuaian pembicaraan dengan topik
Antusias siswa dalam diskusi
Ketepatan intonasi
Kelancaran menyampaikan
pendapat
Sikap
1. 2. 3. 4. dst
No Kriteria Penilaian
1 2
1. Kesesuaian pembicaraan dengan topik
2. Antusias siswa dalam diskusi
3. Ketepatan Intonasi
4. Kelancaran menyampaikan pendapat
5. Sikap
Bobot Aspek yang Dinilai
80 – 100 = Sangat Baik
70 – 79 = Baik
60 – 69 = Cukup
50 – 59 = Kurang
0 – 40 = Sangat Kurang
67
Indikator : 1. Mampu menyampaikan persetujuan dalam diskusi
disertai dengan bukti dan alas an.
2. Mampu menyampaikan sanggahan dalam diskusi
disertai dengan bukti dan alasan
3. Mampu menyampaikan penolakan pendapat dalam
diskusi disertai dengan bukti dan alasan
Alokasi Waktu : 3 x 40 Menit
1. Tujuan Pembelajaran:
1. Siswa dapat menyampaikan persetujuan dalam diskusi disertai dengan bukti
dan alasan yang logis.
2. Siswa dapat menyampaikan sanggahan dalam diskusi disertai dengan bukti
dan alasan yang logis.
3. Siswa dapat menyampaikan penolakan pendapat dalam diskusi disertai bukti
dan alasan yang logis.
2. Materi Pembelajaran:
A. Cara menyampaikan persetujuan, sanggahan, dan penolakan pendapat dalam
diskusi disertai dengan bukti atau alasan yang logis dan implementasinya.
B. Diskusikan dengan teman kolompokmu tentang permasalahan “Remaja”.
3. Metode Pembelajaran: Tanya jawab, demonstrasi dan diskusi.
4. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran :No
. Deskripsi Kegiatan
Alokasi
Waktu
1.
2.
Kegiatan Awal
1. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan
melakukan presensi.
2. Memotivasi dan apersepsi.
3. Guru menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan
pembelajaran.
4. Guru menetapkan langkah-langkah pembelajaran.
5. Guru dan siswa bertanya jawab tentang menyampaikan
pendapat dalam diskusi.
Kegiatan Inti
1. Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok yaitu kelompok
pro dan kelompok kontra, 4 kelompok yang lain sebagai
pengamat dan penilai, seorang moderator dan notulen.
2. Siswa mendapatkan permasalahan yang akan disampaikan
3 Menit
3 Menit
3 Menit
3 Menit
3 Menit
100 Menit
68
dan mendiskusikan dalam kelompoknya.
3. Masing-masing kelompok mendiskusikan permasalahan
dan menyusun pendapatnya sesuai dengan kelompoknya.
4. Guru memberi arahan dan bimbingan kepada setiap
kelompok
5. Setelah 15 menit siswa berdiskusi dalam kelompok, guru
mempersilakan moderator membuka diskusi
6. Moderator mempersilakan salah seorang siswa dari
kelompok pro dan kelompok kontra menyampaikan pen-
dapatnya tentang permasalahan. Argumen terbuka dimulai.
7. Anggota kelompok pro maupun kelompok kontra yang
lain menyampaikan pendapatnya dengan alasan dan bukti
yang mendukung, terjadilah debat saling mempertahankan
pendapat.
8. Setelah selesai mengemukakan pendapat peserta debat
mendapat penghargaan berupa tepukan tangan sebagai
motivasi.
9. Debat terus berlangsung sampai semua anggota debat
berbicara.
10. Pada waktu yang telah ditentukan akhiri debat dalam
diskusi tanpa menentukan kelompok mana yang benar dan
menang.
11. Moderator merangkum hasil diskusi.
12. Debat dilanjutkan dengan pergantian kelompok lain
sebagai anggota debat.
13. Guru bersama anggota kelompok pengamat melakukan
penilaian sesuai dengan format penilaian yang telah
disusun.
3. Kegiatan Akhir
1. Siswa dan guru mengadakan refleksi dan menyimpulkan 3 Menit
pembelajaran
2. Siswa mendapat tugas untuk pembelajaran selanjutnya. 2 Menit
5. Sumber Belajar :
1. Lingkungan
2. Buku Kreatif Berbahasa dan Sastra Indonesia untuk SMP Kelas VIII. Karangan
Wahono-Rusmiyanto, hal. 158-162. Penerbit Exact Ganeca 2007.
3. Buku Bahasa Indonesia Kebanggaanku untuk SMP dan MTs Kelas VIII. (BSE)
karangan Sarwiji dan Sutarmo, hal 152-153. Pusat Perbukuan Depdiknas 2007.
4. Buku Bahasa Indonesia untuk SMP Kelas VIII (BSE) Karangan Yulianti
Setyorini dan Wahono, hal 87-91. Pusat Perbukuan Depdiknas 2008.
5. Buku Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMP/MTs Kelas VIII (BSE)
Karangan Asep yuda W. dan Sudarmawati, hal 108-111. Pusat Perbukuan
Depdiknas 2008
6. Contextual Teaching and Learning. Bahasa Indonesia SMP Kelas VIII Edisi 4
(BSE) Karangan Kisyani Laksono, dkk, hal 117-120. Pusat Perbukuan
Depdiknas 2008.
6. Penilaian :
a. Teknik : Tes Unjuk Kerja
69
b. Bentuk Instrumen : Tes Simulasi
c. Soal/Instrumen :
Mengetahui
Kepala Sekolah,
Drs. BAHARUDDIN HS, M.Pd.I
NIP. 196602221994121001
Muara Tembesi, 15 Mei 2014
Guru Mata Pelajaran,
HERLINA
NIP. 196304041984122003
Lampiran 5
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
SIKLUS II
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
SK/Aspek : Berbicara/Keterampilan Berbahasa
Standar Kompetensi : 10.1 Menyampaikan persetujuan, sanggahan dan penolakan
pendapat dalam diskusi disertai dengan bukti atau alasan.
Semester/Tahun Pelajaran : Genap/2013/2014
Alokasi Waktu : 3 x 40 menit
1. Tujuan Pembelajaran
Indikator Tehnik Bentuk
Instrumen
Instrumen
Siswa mampu menyampai-
kan persetujuan dengan bukti
dan alasan dalam diskusi
Tes
Unjuk
Kerja
Tes
Simulasi
Kemukakanlah persetujuan-
mu tentang permasalahan
yang didiskusikan dengan
bukti dan alasan yang logis.
Siswa mampu menyampai-
kan sanggahan dengan bukti
dan alasan dalam diskusi
Tes
Unjuk
Kerja
Tes
Simulasi
Kemukakan sanggahanmu
tentang permasalahan yang
didiskusikan dengan bukti
dan alasan yang logis
Siswa mampu menyampai-
kan penolakan pendapat
dengan bukti dan alasan
dalam diskusi
Tes
Unjuk
Kerja
Tes
Simulasi
Kemukakanlah penolakan-
mu tentang permasalahan
yang didiskusikan dengan
bukti dan alasan yang logis.
70
1.1 Siswa dapat menyampaikan persetujuan dalam diskusi disertai dengan bukti
dan alasan.
1.2 Siswa dapat menyampaikan sanggahan dalam diskusi disertai dengan bukti
dan alasan.
1.3 Siswa dapat menyampaikan penolakan pendapat dalam diskusi disertai bukti
dan alasan.
2. Materi Pembelajaran
a. Diskusikan dalam kelompokmu permasalahan “Remaja” yang merupakan
masalah kontraversial saat ini dengan menjawab pertanyaan berikut!
1. Mengapa para remaja saat ini terlalu mudah dipengaruhi oleh hal-hal
negatif?
2. Apa faktor yang mempengaruhi remaja melakukan perbuatan negatif
seperti tawuran antar remaja, kebut-kebutan di jalan, dan lain-lain?
3. Apakah lingkungan sangat berpengaruh terhadap kenakalan remaja?
4. Bagaimana cara mengatasi kenakalan remaja yang dirasakan dapat
meresahkan masyarakat?
5. Siapa saja yang harus bertanggung jawab untuk mengatasi kenakalan
remaja?
6. Apa tanggung jawab orang tua terhadap anak yang usia remaja?
b. Berilah tanggapanmu dengan memberikan persetujuan pendapat, ide,
gagasan, sanggahan dan penolakan yang dilengkapi dengan alasan dan bukti
yang masuk akal terhadap masalah tersebut. (tanggapan tersebut berupa
“setuju atau tidak setuju”).
3. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
1. Bentuklah kelompok diskusimu masing-masing jumlah peserta satu
kelompok terdiri dari 6 orang!
2. Setiap kelompok ditunjuk 1 orang moderator, 1 orang notulis!
3. Waktu yang disediakan untuk diskusi kelompok selama 15 menit!
4. Hasil diskusi kelompokmu tampilkan di depan kelas!
5. Kelompok lain memberikan tanggapan berupa sanggahan, persetujuan, dan
penolakan yang dilengkapi dengan alasan yang logis!
Selamat bekerja!
Lampiran 6
FORMAT PENILAIAN UNJUK KERJA
( Menggunakan Skala Penilaian )
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
SK / Aspek : Berbicara / Keterampilan Berbahasa
Standar Kompetensi : 10.1. Menyampaikan persetujuan, sanggahan, dan peno-
lakan pendapat dalam diskusi disertai dengan
bukti atau alasan.
KKM : 65
Semester/Tahun Pelajaran : Genap / 2013/2014
1. Diskusikan dengan teman kelompokmu tentang permasalahan “Remaja”:
2. Lembar Observasi No Nama Aspek yang dinilai Jumlah Rata
71
Perhitungan nilai akhir dalam
skala 0 – 100 adalah sebagai berikut :
Perolehan Skor
Nilai Akhir = --------------------- X Skor Ideal ( 100 ) = ………….
Skor Maksimal
Mengetahui
Kepala Sekolah,
Drs. BAHARUDDIN HS, M.Pd.I
NIP. 196602221994121001
Muara Tembesi, 15 Mei 2014
Guru Mata Pelajaran,
HERLINA
NIP. 196304041984122003
Tabel 8.
Hasil Belajar Menyampaikan Pendapat dalam Diskusi Siswa Kelas VIII 2 SMP Negeri 1 Batanghari dengan Menggunakan Metode Debat
No. Nama Skor Siswa
Siklus I T / TT Siklus II T / TT
1 2 3 4 5 6 1 Ade Andrian 68 % T 72% T 2 Adinda Famelia 68 % T 78% T
3 Alfajri 80 % T 84% T
4 Alviki 80% T 84% T
5 Asrita Rahayu 68% T 68% T
6 Diar Erman 68% T 68% T 7 Elsa Astya M. 68% T 72% T
8 Hakin Nazili 64% TT 68% T 9 Harun Jas Fala 72% T 78% T
Siswa Kesesuaian
pembicaraan dengan topik
Antusias siswa dalam diskusi
Ketepatan intonasi
Kelancaran menyampaikan
pendapat
Sikap Nilai -rata
1. 2. 3. 4. dst
No Kriteria Penilaian
1 2
1. Kesesuaian pembicaraan dengan topik
2. Antusias siswa dalam diskusi
3. Ketepatan Intonasi
4. Kelancaran menyampaikan pendapat
5. Sikap
Bobot Aspek yang Dinilai
80 – 100 = Sangat Baik
70 – 79 = Baik
60 – 69 = Cukup
50 – 59 = Kurang
0 – 40 = Sangat Kurang
72
Sumber: Hasil Penelitian Tindakan Kelas (Data Diolah)
Keterangan: Standar Ketuntasan = 65
T = Tuntas TT = Tidak Tuntas
Mengetahui
Kepala Sekolah,
Muara Tembesi, 15 Mei 2014
Guru Mata Pelajaran,
10 Kiki Padli 64% TT 68% T
11 Maimunnah 68% T 68% T
12 Marlinda Ayu P. 72% T 72% T 13 Milli Fajar Fitra 68% T 72% T 14 M. Idris 68% T 72% T
15 Narita Khoirunnisa 64% TT 68% T
16 Fahri Rama Putra 72% T 78% T
17 Pira 64% TT 68% T 18 Putra Perdana 68% T 72% T
19 Putri Amelia K 72% T 72% T
20 Putri Diana 64% TT 68% T
21 Reynaldo 64% TT 64% TT 22 Rina P. 72% T 72% T
23 Rudi Admoko 68% T 72% T
24 Sella Septiana 72% T 72% T 25 Satria Nanda S. 64% TT 64% TT
26 Septia Eka Putri 72% T 78% T 27 Sri Andriani 72% T 72% T
28 Sri Rahayu 72% T 78% T 29 Tandri Baharuddin 64% TT 68% T 30 Tri Rrisdayanti 64% TT 68% T
31 Wilda 68% T 68% T 32 Wahyu Minandar 64% TT 68% T
33 Yeni Aemlia 68% T 72% T
34 Yoga Arnaldi P 64% TT 64% TT 35 Yudi Marliansyah 68% T 78% T 36 Yulianti 60% TT 64% TT
37 Zihan Fahira 68% T 72% T
Jumlah Siswa yang tuntas 26 - 33
Rata-rata 68 - 71,3 Predikat Cukup - Cukup
% Ketuntasan 70% 86%
73
Drs. BAHARUDDIN HS, M.Pd.I
NIP. 196602221994121001
HERLINA
NIP. 196304041984122003
Tabel 9
Hasil Penilaian Menyampaikan Pendapat dalam Diskusi Siklus I Siswa Kelas VIII 2
SMP N. 1 Batanghari Dengan Menggunakan Metode Debat
No Nama Aspek yang Dinilai
Jumlah Keberhasilan
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Ade Andrian 16 16 16 12 12 68 68 2 Adinda Famelia 12 16 16 12 12 68 68
3 Alfajri 20 16 16 16 12 80 80 4 Alviki 16 16 16 16 16 80 80 5 Asrita Rahayu 16 12 16 12 12 68 68
6 Diar Erman 16 12 16 12 12 68 68
7 Elsa Astya M. 16 12 16 12 12 68 68
8 Hakin Nazili 12 12 16 12 12 64 64
74
Sumber: Hasil Penelitian Tindakan Kelas (Data Diolah)
Keterangan ; Aspek yang dinilai : 1. Kesesuaian pendapat dengan topik yang dibicarakan
2. Keefektifan kalimat
3. Kel;ancaran menyampaikan pendapat
4. Ketepatan Intonasi
5. Sikap Keterangan:
Standar Ketuntasan = 65
T = Tuntas
9 Harun Jas Fala 16 16 16 12 12 72 72
10 Kiki Padli 16 12 12 12 12 64 64
11 Maimunnah 12 16 16 12 12 68 68 12 Marlinda Ayu P. 16 12 16 12 16 72 72 13 Milli Fajar Fitra 16 12 12 12 16 68 68
14 M. Idris 16 16 12 12 12 68 68
15 Narita Khoirunnisa 16 12 12 12 12 64 64
16 Fahri Rama Putra 16 12 12 16 16 72 72 17 Pira 16 12 12 12 12 64 64
18 Putra Perdana 16 16 12 12 12 68 68
19 Putri Amelia K 16 12 16 12 16 72 72
20 Putri Diana 16 12 12 12 12 64 64 21 Reynaldo 16 12 12 12 12 64 64
22 Rina P. 16 16 16 12 12 72 72
23 Rudi Admoko 12 16 16 12 12 68 68 24 Sella Septiana 16 12 16 12 16 72 72
25 Satria Nanda S. 12 12 16 12 12 64 64 26 Septia Eka Putri 20 16 12 12 12 72 72
27 Sri Andriani 16 16 16 12 12 72 72 28 Sri Rahayu 16 16 16 12 12 72 72 29 Tandri Baharuddin 12 12 16 12 12 64 64
30 Tri Rrisdayanti 12 12 16 12 12 64 64 31 Wilda 16 12 12 16 12 68 68
32 Wahyu Minandar 16 12 12 12 12 64 64
33 Yeni Aemlia 16 16 12 12 12 68 68 34 Yoga Arnaldi P 16 12 12 12 12 64 64 35 Yudi Marliansyah 20 12 12 12 12 68 68
36 Yulianti 12 12 12 12 12 60 60
37 Zihan Fahira 16 16 16 12 12 68 68 Jumlah Siswa yang Tuntas 26
Rata-rata 68
Predikat Cukup
% Ketuntasan 70%
80 – 100 = Sangat Baik
70 – 79 = Baik
60 – 69 = Cukup
50 – 59 = Kurang
0 – 40 = Sangat Kurang
75
TT = Tidak Tuntas
Mengetahui
Kepala Sekolah,
Drs. BAHARUDDIN HS, M.Pd.I
NIP. 196602221994121001
Muara Tembesi, 15 Mei 2014
Guru Mata Pelajaran,
HERLINA
NIP. 196304041984122003
76
Tabel 10
Hasil Penilaian Menyampaikan Pendapat dalam Diskusi Siklus II Siswa Kelas VIII 2
SMP N. 1 Batanghari dengan Menggunakan Metode Debat
Sumber : Hasil Penelitian Tindakan Kelas (Data Diolah)
Keterangan
No Nama Aspek yang Dinilai
Jumlah 1 2 3 4 5
1 2 3 4 5 6 7 8 1 Ade Andrian 16 16 12 12 16 72
2 Adinda Famelia 4 16 16 16 16 76
3 Alfajri 20 16 16 16 16 84
4 Alviki 20 16 16 16 16 84
5 Asrita Rahayu 16 12 16 12 12 68 6 Diar Erman 16 12 16 12 12 68 7 Elsa Astya M. 16 12 16 12 16 72
8 Hakin Nazili 16 12 16 12 12 68
9 Harun Jas Fala 20 16 16 16 12 78 10 Kiki Padli 16 12 12 12 16 68 11 Maimunnah 12 16 16 12 12 68
12 Marlinda Ayu P. 16 12 16 12 16 72 13 Milli Fajar Fitra 16 12 16 12 16 72
14 M. Idris 16 16 12 12 16 72 15 Narita Khoirunnisa 16 12 12 12 16 68
16 Fahri Rama Putra 4 16 12 16 16 76
17 Pira 16 12 12 12 16 68 18 Putra Perdana 16 16 12 12 16 72
19 Putri Amelia K 16 12 16 12 16 72 20 Putri Diana 16 12 12 12 16 68
21 Reynaldo 16 12 12 12 12 64 22 Rina P. 16 16 16 12 12 72
23 Rudi Admoko 16 16 16 12 16 72 24 Sella Septiana 16 12 16 12 16 72
25 Satria Nanda S. 12 12 16 12 12 64 26 Septia Eka Putri 20 16 16 12 12 76
27 Sri Andriani 16 16 16 12 12 72
28 Sri Rahayu 20 16 16 16 12 76 29 Tandri Baharuddin 16 12 16 12 12 68
30 Tri Rrisdayanti 12 12 16 12 16 68 31 Wilda 16 12 12 16 12 68 32 Wahyu Minandar 16 12 12 12 12 68
33 Yeni Aemlia 16 16 12 12 16 72
34 Yoga Arnaldi P 16 12 12 12 12 64
35 Yudi Marliansyah 20 16 16 12 12 76
36 Yulianti 16 12 12 12 12 64
37 Zihan Fahira 16 16 16 12 12 72 Jumlah Siswa yang Tuntas 33
Rata-rata 71,3
Predikat Cukup
% Ketuntasan 86%
77
Aspek yang dinilai : Keterangan:
1.Kesesuaian pendapat dengan topik yang dibicarakan
2.Keefektifan kalimat
3.Kel;ancaran menyampaikan pendapat
4.Ketepatan Intonasi
5.Sikap
Standar Ketuntasan = 65 T = Tuntas TT = Tidak Tuntas
Mengetahui
Kepala Sekolah,
Muara Tembesi, 15 Mei
2014
Guru Mata Pelajaran,
Drs. BAHARUDDIN
HS, M.Pd.I
NIP.
196602221994121001
HERLINA
NIP.
196304041984122003
36
80 – 100 = Sangat Baik
70 – 79 = Baik
60 – 69 = Cukup
50 – 59 = Kurang
0 – 40 = Sangat Kurang