menimbang : a. mengingat ; 1

87
LEMBAMN OAERAHKOTA Nomo|l1 TAHUN 2004 BANDA ACEH Seri E Nomor 3 QANUN KOTABANDA ACEH NOMOR IO TAHUN 2OO4 TENTANG BANGUNAN GEDUNG A$ MILLAH I RRAH M ANI RRA H'M DENGAN RAHMAT ALLAHSUBHANAHU WATA'ALA Menimbang : a. WALIKOTA EANOA ACEH, bahwa agar bangunan gedung dapat menjamin keselamatan penghunl cjan |ngkungannya harus diselenggarakan secaratertib, dN/ujudkan sesual dengan fungsinya, serta dipenuhinya persyaratan admrnistratif danteknisban_ounan gedung, bahwa agar gedung dapat terselenggara secara tertib dan terwutud sesuai cjengan fungsinya, drperlukan peran masyarakal oan upaya pemorna- an, bahwa berdasarkan pertimbangan sebagatmana dimaksud dalamhurufa dan b. perlumenetapkan dalam sebuah Oanun. Undang-undang Darurat B Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kota-kotaBesaf dalam Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Utara {Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun1956 b. Mengingat ; 1.

Upload: truongdang

Post on 12-Jan-2017

243 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Menimbang : a. Mengingat ; 1

LEMBAMN OAERAH KOTANomo|l1 TAHUN 2004

BANDA ACEHSeri E Nomor 3

QANUN KOTA BANDA ACEHNOMOR IO TAHUN 2OO4

TENTANG

BANGUNAN GEDUNG

A $ M I LLAH I RRAH M AN I RRA H' M

DENGAN RAHMAT ALLAH SUBHANAHU WATA'ALA

Menimbang : a.

WALIKOTA EANOA ACEH,

bahwa agar bangunan gedung dapat menjaminkeselamatan penghunl cjan |ngkungannya harusdiselenggarakan secara tertib, dN/ujudkan sesualdengan fungsinya, serta dipenuhinya persyaratanadmrnistratif dan teknis ban_ounan gedung,bahwa agar gedung dapat terselenggara secaratertib dan terwutud sesuai cjengan fungsinya,drperlukan peran masyarakal oan upaya pemorna-an,bahwa berdasarkan pertimbangan sebagatmanadimaksud dalam huruf a dan b. perlu menetapkandalam sebuah Oanun.

Undang-undang Darurat B Tahun 1956 tentangPembentukan Daerah Otonom Kota-kota Besafdalam Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Utara{Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956

b.

Mengingat ; 1.

Page 2: Menimbang : a. Mengingat ; 1

Nomor 59, Tambahan Lernbaran Negara Nomor1092):

2. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentangPeraturan Dasar Pokok-pokok Agraria (LernbaranNega|a Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor 104.Tambahan Lembaran Negara Nomof 2043);

3 Undang-undang Nomor 13 Tahun 1980 tentangJalan (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun1980 Nomor 83, Tambahan LembaEn NegaraNomor 3186):

4. Undang-undang Nomor I Tahun 1981 ientangHukum Acara Pidana (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 1981 Nomor 76, TambahanLembaran Negara Nomor 3209):

5. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1986 tentangPeradilan Tata Usaha Negara (Lembaran NegaraRepub,ik Indonesia Tahun 1986 Nomor 77,Tambahan Lembaran Negara Nomor 3344),

6. Undang-undang Nomor 4 Tahun 1992 tentangPerumahan dan Permukiman (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 1992 Nomor 23,Tambahan Lembaran Negara Nomor 3419);

7. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1992 tentangBenda Cagar Budaya (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 1992 Nomor 27, TambahanLembaran Negara Nomor 3470),

8. Undang-undang Nomor 24 Tahun 1992 tentangPenataan Ruang (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 1992 Nomor 115. TamoahanLembaran Negara Nomor 3501),

I Undang-undang Nomor 4 Tahun 1997 tentangPenyandang Cacat (Lembaran Negara RepubllkIndonesia Tahun 1997 Nomor 9, TambahanLembaran Negara Nomor 3670);

10. Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentangPajak Daerah dan Retribusi Daerah (LembaranNegara Republik lndonesia Tahun 1997 Nomof 41,Tambahan Lembaran Negara Nomor 3685).sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang2J',l

Page 3: Menimbang : a. Mengingat ; 1

Nomor 34 Tahun 2000 (Lembaran Negara Republ kIndonesia Tahun 2000 Nomor 246, TambahanLembaran Negara Nomor 4048),

1'1. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentangPengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun '1997 Nomof 68,Tambahan Lembaran Negara Nomor 3699):

12. Undang-undang Nomor 18 Tahun 1999 tentangJasa Konstruksi (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 1999 Nomor 54, TambahanLembaran Negara Nomor 3833),

13. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentangPemerintahan Daerah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 19gg Nomor 60, TambahanLembaran NegaE Nomor 3839),

14. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentangPerimbangan Keuangan antaG Pemerintah Pusatdan Daerah (Lembaran Negara Republik IndoneslaTahun 1999 Nomor 72, Tambahan LembaranNegara Nomor 3848),

15. Undang-undang Nomor 44 Tahun 1999 tentangPenyelenggaraan Keistimewaan Propinsi DaeGhlslims,va Aceh (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 1999 Nomor 172, TambahanLembaran Negara Nomor 3893),

16. Undang-undang Nomor 18 Tahun 2001 tentangOtonomi Khusus bagi P.opansi Daerah lstimewaAceh sebagai Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam(Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2001Nomo i14, Tambahan Lembaran Negara Nomor4134\:

17. Undang-undang Nomof 28 Tahun 2002 tentangBangunan Gedung (Lembaran Negara Republiklndonesia Tahun 2002 Nomor 134, TambahanLernbaran Negara Nomot 4247),

18. Peraturan Pemerintah Nomor5 Tahun 1983 tentangPerubahan Batas Wila-vah Kotamadva Daerahtingkai l l Banda Aceh (Lembaran Negara Republrk

:-t 8

Page 4: Menimbang : a. Mengingat ; 1

lndonesia Tahun 1983 Nomor 5. TambahanLembaran Negara Nomot 3247),

19. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983tentang Peiaksanaan Undang-undang Nomor BTahun 198'1 tentang Pelaksanaan Hukum AcaraPidana (Lembafan Negara Republik IndonesiaTahun 1983 Nomor 36. Tambahan LembaranNegara Nomor 3258);

20. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 1985tentang Jalan (Lembaran Negara Republiklndonesia Tahun '1985 Nomor 37, TambahanLembaran Negara llomor 3293);

21. Perdutan Pemerintah Nomor 13 Tahun 1987tentang lzin Usaha lndustri (Lembaran NegaraRepublik lndonesia Tahun 1987 Nomor 21,Tambahan Lembaran Negard Nomor 3352);

22 Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000tentang Kewenangan Pemerintah dan KewenanganPropinsi sebagai Daerah Otonom (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 54,Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952):

23. PeEturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2000tentang Usaha dan Peran Masyarakat JasaKonstruksi (Lembaran Negara Republik lndonesaaTahun 2000 Nomor 63, Tambahan LembaranNegara Nomor 3395):

24. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000tentang Penyelenggara Jasa Konstruksi (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 64,Tambahan Lembaran Negara Nomor 3956),

25. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2000tentang Penyelenggara Pembinaan Jasa Konstruksr{Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Nomor3956):

26. Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000tentang Pengelolaan dan PertanggungjawabanKeuangan Daerah (Lembaran Negara Republik

t-r9

Page 5: Menimbang : a. Mengingat ; 1

Indonesia Tahun 2000 Nomor 2002, TambahanLembaran Negara Nomot 4022);

27. Keputusan presiden Republik lndonesia Nomor 32Tahun 1990 tentang pengelolaan KawasanLindung;

28. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 4.1Tahun 1996 lentang Kawasan Industri;

29. Keputusan Pre€iden Republik Indonesia Nomor 44Tahun 1999 tentang Teknik penyusunan peraturanPerundang-undangan dan Bentuk RancanganUndang-undang, Rancangan peratu€n pemerintahdan Rancangan Keputusan presiden (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 70);

Dengan pe6ehrjuan bersama antara :

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA BANDA ACEHDAN

WALIKOTA BANDA ACEH

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : QANUN KOTA BANDA ACEHEANGUMN GEDUNG.

TENTANG

BAB IKETENTUAN UITIUM

pasal I

Dalam qanun ini yang dimaksud dengan ;1. Kota adalah Kota Banda Aceh.2. Pemerintah Kota adalah Pemerintah Kota Banda

Aceh.3. Walikota adalah Walikota Banda Aceh.4. Dinas adalah Dinas Tata Kota dan Permukiman

Kota Banda Ac€h.

240

Page 6: Menimbang : a. Mengingat ; 1

5.

6

Kepala Dinas adalah KeDala Dinas Tata Kota danPermukiman Kota Banda Aceh.Bagian Wilayah Kota yang selanjdnya disebutBWK, merupakan pembagian kawasan fungsi kotayang ditetapkan dalam Rencana Tata RuangWilayah Kota Banda Aceh

7. Peta adalah suatu benda yang terbuat dari kertasatau sejenisnya yang memuat gambar mengenaisuatu lokasi^{ilayah dengan skala tertentu yangdapat memberakan informasi mengenat baias-bataswilayah dengan menunjukkan adanya jalan, sungai,gunung, daratan, lautan, termasuk peta kabupaten,peia kecamatan, peta Rencana Tata RuangWilayah (RTRW), peta Rencana Detail Tata Ruang(RTDR) Kawasan, peta Rencana Umum TataRuang Kota (RUTRK) dan peta Rencana leknikRuang Kota (RTRK) atau site plan

L Bangunan gedung adalah wujud fisik hasilpekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempatkedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada diatas dan/atau di dalam tanah dan/atau air yangberfungsi sebagai tempat manusia melakukankegiatannya, baik untuk hunian aiau tempat tinggal,kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatansosial, budava, maupun kegiatan khusus.

L Bangunan permanen adalah bangunan yangditinjau dari segi konstruksi dan umur bangunandinyatakan lebih dari 15 tahun.

10 Bangunan semi permanen adaiah bangunan yangditinjau dari segi konstruksi dan umur bangunandinyatakan antara 5 tahun sampaidengan 15 tahun.

11- Bangunan sementara aoaran bangunan yangditinjau dari konstruksi dan umur banqunanCiayatakan kurang dari 5 tahun.

'12 Kaviino/oekarangar aodid' s .ar! oernFraka- ld ir 'yang menurut De|1lmir:1nqal Fe.!ie!'lnia!' l'.C:a c?oaidine.gunakan untu|( iem,cai mend f ikan bangunan

l3 l"4enori Kall banounan aeaiari DeKeriaan menqada,kan F?!rci lnan srar ' .11h^\,,? Steu 9ellaora. t iatk2Jl

Page 7: Menimbang : a. Mengingat ; 1

membangun bangunan baru maupun menambah.merubah dan/atau memperbaikr bangunan yangada, termasuk pekerjaan menggali, menimbun, ataumeratakan lanah yang berhubungan denganpekerjaan mengadakan bangunan tersebut

14. Merobohkan bangunan adalah pekerjaan meniada-kan sebagian atau seluruh bagian bangunan ditinjaudari segi tungsi bangunan dan/atau konstruksi.

'15. Garis Sempadan adalah garis khayal yang ditarikpada jarak tertentu se,ajar dengan as Jalan atau assungai atau as pagar yang merupakan batas antarabagian persil yang boleh dibangun dan yang tldakboleh dibangun bangunan.

16. Koefisien Dasar Bangunan (KDB) adalah bilanganpokok atas perbandingan ar ara luas lantai dasarbangunan dengan luas kaviing/persil.

'17. Koefisien Lantai Bangunan (KLB) adalah bilanganpokok atas perbandingan antara total luas lantaibangunan dengan luas kavling/persil.

18. Koefisien Daerah Hijau (KDH) adalah bilanganpokok ata6 perbandingan antara luas daerah hijaudengan luas l€vlingy'persil.

19. Tinggi bangunan adalah jarak yang diukur daripermukaan tanah, dimana bangunan tersebutdidirikan, sampai dengan titik puncak daribangunan.

20. lzin Mendirikan Bangunan yang selanjutnyadisingkat ll\rB adalah lzin yang diberikan untukmendirikan, memperluas, merubah, dan mem'perbaiki/merehab bangunan gedung.

8AB IIFUNGSI BANGUNAN

Pasal 2

(1) Fungsi bangunan gedung difungsi hunian, pemerintahan,

GEDUNG

wila.vah Kota meliputjkeagamaan, u9aha,

212

Page 8: Menimbang : a. Mengingat ; 1

sosial dan budava serta fungsi khusus.(2) Bangunan gedung fungsi hunian sebagaimana

dimaksud dalam ayat (1) meliputi bangunan untukrumah tinggal tunggal, rumah tinggal deret, danrumah tinggal sementara.

(3) Bangunan gedung fungsi pemerrntahan sebagai-mana damaksud dalam ayat (1) mejiputi bangunanuntuk kegiatan pemerintahan.

(4) Bangunan gedung lungsi keagamaan sebagaimanadimaksud dalam ayai (1) meliputi mesjid,meunasah, mushalla, gereja, pura, wihara dankelenteng.

(5) Bangunan gedung fungsi usaha sebagaimanadimaksud dalam ayat (1) meliputi bangunan gedunguntuk perkantoran, perdagangan, perindustrian,p€rhot€lan, wisata dan rekreasi, terminal danpergudangan.

(6) Bangunan gedung fungsi sosial dan budayasebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputibangunan gedung untuk pendidikan, kebudayaan,pelayanan kesehalan, laboralorjum dan pelayananumum.

{7) Bangunan gedung tungsi khusus sebagaimanadimaksud dalam ayat (1) meliputi bangunan gedungyang tungsinya mempunyai tingkat kerahaEiaantinggi untuk kepentingan nasional aiau yangpenyelenggaraannya dapat membahayakan masya-rakat di sekitarnya dan/atau mempunyai risikobahaya iinggi dan penetapannya dilakukan olehmenteri yang membidangi bangunan gedungberdasarkan usulan menteri terkait.

(8) Bangunan gedung cjapai memiliki lebih dari sarufunosi.

Pasal 3

(1) Fungsi bangunan gedung sebagaimana dimaksudpaoa Pasat 1 avat ttt rrarus sesuar oelgaa

243

Page 9: Menimbang : a. Mengingat ; 1

oeruntukan lokasiVanO diatur dalam Oanun tentangRencana Tata Ruang Wilayah Kota.

(2) Fungsr bangunan gedung sebagaimana dimaksudpada Pasal 2 ayat (1) ditetapkan oleh PemerintahKota dan dicantumkan dalam izin mendirikanbangunan

(3) Perubahan fungsi bangunan geoung yang telanditetapkan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2)harus mendapatkan persetujuan dan penetapankembali oleh Pemerintah Kota.

BAB IIIKlasifikasi Bangunan

Pasal 4

(1) Menurut konstruksinya, bangunan di Kota diklasi-fikasikan sebagai berikut :a. bangunan Permanen,b. bangunan semi permanen,c. Dangunan semenlara.

(2) Menurut wilayahnya, bangunan di Kota diklasi-fikasikan sebagai berikut :a. klasifikasi I yaitu bangunan yang berada di BWK

pusat kota:b. klasifikagi ll yaitu bangunan yang berada di

antara BWK pusat kota dan kawasan pe.-baEsan kota:

c. klasifikasi lll yaitu bangunan yang berada disepanjang kawasan perbatasan kota,

d. bangunan cji kawasan khususftertentu yartubangunan yang berada pada kawasan yangdianggap mempunyai nilai sejarah atau budayayang ketetapannya aKan drtetapkan lebih lanjuldengan Keputusan Walikota,

{3) l\,lenurut lokasinya, bangunan di Kota diklasr-fikasikan sebagai berikut :a bangunan di tepi jalan artefl prlmer

Page 10: Menimbang : a. Mengingat ; 1

bangunan di tepi jalan arteri sekunder,bangunan di tepi jalan koleKor,bangunan di tepi jalan lokal;bangunan di tepi .,alan-jalan lingkungan;bangunan ditepi sungaiyang telah bertanggul;bangunan di tepi pantai, rawa dan tambak sertasungai yang tidak bertanggul.:

(4) Menurut ketinggiannya, bangunan di Kota diklasi-fikasikan sebagai berikut :a. bangunan beningkat rendah (satu sampai

dengan dua lantai);b. bangunan bertingkat sedang (tiga sampai

dengan empal lantai);c. bangunan bertingkat tinggi (lima lantaikeatas).

(5) Menurut luasnya, bangunan di wilayah Kotadiklasfikasikan sebagai berikut :a. bangunan kecildengan luas kurang dari 100 m'b. bangunan menengah dengan luas 100-500 m'c. bangunan besar dengan luas diatasSOOm2

(6) Menurut statusnya, bangunan di Kota diklasi-fikasikan sebagai berikut :a. bangunan pemerintah;b. bangunanswasta/pribadi.

BAB IVPERSYARATAN BANGUNAI{ GEDUNG

Bagian PertamaUmum

Pasal 5

(1) Setiap bangunan gedung harus dibangun,dimanfaatkan, dilestarikan, dan/atau dibongkarEesuai dengan peFyaraian bangunan gedung yangdiatur dalam peraturan perundang-undangan yangberlaku.

bc.de.t.I

Page 11: Menimbang : a. Mengingat ; 1

(2) Setiap bangunan gedung harus memenuht per-syaratan administrasi agar bangunan dapatdimanfaatkan sesuai dengan fungsr yang ditetap-kan.

(3) Setiap bangunan gedung harus memenuhr per-syaratan teknis, baik persyaratan tata bangunanmaupun peFyaratan keandalan bangunan gedungagar bangunan gedung laik fungsi dan layak huni,serasi dan selaras dengan lingkungannya.

(4) Pemenuhan persyaratan teknis disesuaikan denganfu ngsi, klasifi kasi, dan tingkat permanensi bangunangedung

Bagian KeduaPersyaratan Administrasl

Pasal 6

(1) Setiap bangunan gedung harus memenuhl per-syaratan administrasi, yang meliputi :a. status hak atas tanah, dar/atau |zan peman-

taatan dari pemegang hak atas tanah;b. status kepemilikan bangunan gedung; danc. izin mendirikan bangunan gedung.

(2) Pemerintah Kota melakukan pendataan bangunangedung untuk keperluan tertib pembangunan danpemanfaatan.

Pasal 7

(1) Status hak atas tanah sebagalmana dimaksud padaPasal 6 ayat (1) butir a adalah penguasaan atastanah yang diwujudkan dalam bentuk sertifikatsebagai tanda bukti penguasaan/kepemilikan tanah,seoerti Hak Milik, Hak Guna Bangunan, Hak GunaUsaha, Hak Pengelolaan, dan Hak Pakai atau yangdibuKikan dengan alda jual beli atau aKtbuktikepemilikan larnnya Yang sah

246

Page 12: Menimbang : a. Mengingat ; 1

(2) lzrn pemanfaatan dari pemegang hak atas tanahsebagaimana dimaksud pada Pasal 6 ayat (1) butira pada prinsipnya merupakan persetujuan yangdrnyatakan dalam perjaniian tertulis antarapemegang hak atas tanah atau pemilik tanah danpemilik bangunan gedung.

pasal 8

(1) Status kepemilikan bangunan gedung sebagai-mana dimaksud pada Pasal 6 ayat ('1) butir bmerupakan surat keterangan bukti kepemilikanbangunan gedung yang d,keluarkan otehPemerintah Kota.

(2) Dalam hal terdapat pengalihan hak kepemilikanbangunan gedung, pemilik yang baru waiibmemenuhi ketentuan yang diatur dalam Oanun jni

Pasal 9

il) lzin l4endirikan Bangunan (lMB) dimaksud padaPasal 6 ayat (1) butir c adalah surat butdi dariPemerlntah Kota bahwa pemilik bangunan gedungdapat mendirikan bangunan sesuai dengan rencanateknis bangunan gedung yang telah disetujui olehPemerintah Kota.

(2) llrB dimaksudkan untuk mengendalikan pem-bangunan dan pemanfaatan bangunan gedung diwilayah Koia, oengan tujuan terjaminnya keselamatan penghuni dan lingkungan serta tertibbanounan.

Bagian KetigaPersyaratan Tata Bangunan

Pasal 10

(1) Pembangunan dan pemanfaatan bangunan gedung247

Page 13: Menimbang : a. Mengingat ; 1

harus sesuai dengan peruntukan lokasl yang diaturoatam :a. Rencana Tata Ruang Wilayah Kota (RTRW);b. Rencana Detail Tata Ruang Wilayah Kota

(RDlR),c. Renoana Tata Bangunan dan Lingkungan

(RTBL) untuk lokasi yang bersangKutan.(2) Peruntukan lokasi sebagaimana dimaksud dalam'

avat {1) merupakan peruntukan ulama sedangkanabab a pada bangunan tersebut terdapat per-untukan penunjang agar berkonsultasi denganDinas

(3) Dinas menyediakan informasi kepada masyarakattentang peruntukan lokasi atau ketentuan tatabangunan dan lingkungan lalnnya

Pasal l l

(1) Setiap bangunan gedung yang drbangun dandimanlaatkan harus memenuhl persyaratankepadatan bangunan yang diatur dalam KoetisienOasar Bangunan (KDB) sesuaa yang dltetaPkanuntuk lokasi Yang bersangKutan.

(2) Koefisien Dasar Bangunan (KDB) ditentukan atasdasar kepentingan pelestarian lingkungan/ resapanarr permuKaan tanah dan penceganan terhadapbahava kebakaran, kepentingan ekonomi. lungsiperuntukan, fungsi bangunan, keselamatan dankenyamanan bangunan.

(3) Ketentuan besarnya KDB dalam ayat (1)' 'disesuaikan dengan Rencana Tata Ruang Kota

dan/atau Rencana Tata Bangunan dan Lingkunganuntuk lokasi yang sudah memilikinya atau sesualdengan ketentuan peraturan perundang-undanganvanq berlaku.

1a1 Setiip oangunan umum apabila hdak dftentuka'rlarn ditenlukan KDB. makslmum B0%

Page 14: Menimbang : a. Mengingat ; 1

Pasal 12

(1) Koefisien Lantai Bangunan (KLB) ditentukan atasdasar kepentingan pelestarian lingkunganl resapanair permukaan tanah dan penc€ahan terhadapbahaya kebakaran, kepentingan ekonomi, fungsiperuntukan, fungsi bangunan, keselamatan dankenyamanan bangunan, keselamatan dan kenya-manan umum.

(2) Ketentuan besamya KLB dalam ayat (1) dr-sesuaikan dengan Rencana Tata Ruang WilayahKota atau sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan yang beflal(u

Pasal 13

(1) Koefisien Daerah Hijau (KDH) ditentukan atas dasarkepentingan pelestarian lingkungan/resapan airpermukaan tanah.

(2) Ketentuan besarnya KDH dalam ayat (1) di-sesuaikan dengan Rencana Tata Ruang Kota atausesuai dengan ketertuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(3) Setiap bangunan umum apabila tidak ditentukanlain, ditentukan KDH minimum 30ol0.

Pasal 14

(1) Ketinggian bangunan ditentukan sesuar denganRencana Tata Ruang Wlayah Kota

(2) Untuk masing-masing lokasiyang belum dibuat tataruangnya, ketinggian maksimum bangunan ditetap-kan oleh Kepala Dinas dengan mempertimbangkanlebar jalan, fungsi bangunan, keselamatanbangunan serta keserasian dengan lingkungannya.

(3) Ketinggian bangunan deret maksimum 4 (empai)lantai dan selebihnya harus berjarak dengan persiltetanooa.

219

Page 15: Menimbang : a. Mengingat ; 1

Pasal 15

(1)Garis Sempadan dinding bangunan terluar yangseja.lar dengan as jalan (rencana jalan) / tepisunga/tepi pantai djtentukan berdasarkan lebarjalan/rencana jalan/lebar sungai/kondisi pantai,fungsi Jalan dan peruntukan kavlang/kawasan.

(2) Letak garis sempadan dinding bangunan terluarseperti yang dasebutkan dalam ayat (1), bilamanatidak drtentukan lain adalah separuh lebar daerahmilik jalan (damija) dihitung dari tepi jalan/pagar.

(3) Letak garis sempadan dinding bangunan terluarseperti yang disebutkan dalam ayat (1), untukdaerah pantai, ba'amana tidak ditentukan lain adalah100 meter dari garis pasang tertjnggi pada pantaiyang bersangkutan cian 50 meter untuk bangunan

-oedung ditepi danaLt/sungai

(4)Besanya garis sempadan panta/danau/sungaiselain yang diatur dalam ayat (3) ditetapkan olehWalikota setelah mendengar pertimbangan paraahli.

(5) Untuk lebar jalan/sungai yang kurang dari 5 meterletak garis sempadan adalah 4 meter dihitung daritepi jalan/pagar.

(6) Letak garis sempadan dinding bangunan teriuarpada bagaan samping yang berloatasan dengantetangga bilamana tidak ditentukan lain adalahminimal 2 meter dari batas kavling atau atas dasarkesepakatan dengan tetangga yang salingberbatasan.

(7) Garis terluar suatu tritisan/oversteck yang meng-hadap kearah tetangga tidak dibenarkan melewatibatas pekarangan yang berbatasan dengantetangga.

(8) Apabila gans sempacjan bangunan oitetapkanberhimDit dengan gar,s sempadan pagar, cucuranatap suatu tritisan/oversteck harus diberitalang danpipa talang harus disalurkan sampar ke tanah.

Page 16: Menimbang : a. Mengingat ; 1

Pasal 16

(1)Dilarang menempatkan lobang angin/ventilasi/jendela pada dinding yang berbatasan langsungdengan tetangga.

(2) Garis Sempadan untuk bangunan yang dibangun dibawah permukaan tanah maksimum berimpitdengan garis sempadan pagar, dan tidak diper-bolehkan melev/ati batas pekarangan.

Pasal 17

(1) Jarak antara massa/blok bangunan satu lantalyangsatu dengan lainnya dalam satu kavling atau antarakaviing minimum adalah 4 meter.

(2) Setiap bangunan umum harus menpunyal Jarakmassa/blok bangunan dengan bangunan disekitar-nya sekuEng-kurangnfa 4 (empat) meter dan2 (dua) meter dengan batas kavling.

(3) Untuk bangunan bertingkat setiap rcnaikan satulantai jarak antara massa/blok bangunan yang satudengan lalnnya ditambah dengan 0,5 meter.

(4) Ketentuan lebih rinci tentang jarak antar bangunangedung mengikuti ketentuan dalam standar teknisyang ditetapkan dengan Keputusan Walikota.

Pasal 18

(1) Persyaratan arsiteKur bangunan gedung meliputipersyaratan penampilan bangunan gedung, tataruang dalam, keselmbangan, keserastan, dankeselarasan bangunan gecjung dengan lingkungan-n\,ra serta pertimbangan adanya keseimbanganantara nilar-nilai sosial budaya setempat terhadappenerapan berbagar perkembangan arslteKur oanrekayasa

(2) Persyaratan penampilan bangunan gedungsebagarmana dimaksud daiam ayat ('1) harus251

Page 17: Menimbang : a. Mengingat ; 1

(3)

{4)

memperhatrkan bentuk dan karaKenstik arsteKurdan lingkungan yang ada disekitarnya.Persyaratan tata ruang dalam bangunan sebagai-mana dimaksud dalam ayat (1) harus mem-perhatikan fungsi ruang, arsitektur bangunangedung dan keandalan bangunan gedung.PeGyaratan keseimbangan, keserasran dankeselarasan bangunan gedung dengan lingkungan-nya sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harusmempertimbangkan terciptanya ruang luarbangunan gedung, ruang terbuka htau yangseimbang, serasi dan selaras dengan lingkungan-nya.

Pasal 19

(1) Setiap bangunan tidak diperbolehkan meng-halangipandangan lalu lintas.

(2) Setiap bangunan langsung atau tidak langsungtidak diperbolehl€n mengganggu atau menimbul-kan gangguan keamanan, keselamatan umum,keseimbangary'pelestarian lingkungan dan ke-sehatan lingkungan.Setiap bangunan baik langsung atau tidaklangsungtidakdiperbolehkan dibangury'berada diatas sungai /salurdn/selokar/parit pen gaitrln.Khusus ur uk daerahdaerah terlentu yangmempunyar sungai dengan lebar >50 m, pem-bangunan bangunan diatasnya harus denganstruKur bangunan khusus dan harus mendapatpersetujuan dari Walikota setelah mendengaroenciaoat Dara ahli.

Pasal 20

(1)Penerapan persyaratan pengendalian dampaklingkungan hanya berlaku bagi bangunan gedungvang dapat menimbuikan dampak penting terhadaplngKUngan.

(3)

(4)

25)

Page 18: Menimbang : a. Mengingat ; 1

(2) Setiap pembangunan gedung yang menimbulkandampak besar dan penting bagi lingkungan alauskala/besamya lebih besar atau sama dengan 100heKar wajib dilengkapi dengan Analisis MengenaiDampak Lingkungan (AMDAL) menurut peraturanperundang-undangan yang berlaku.

(3) Pembangunan gedung yang tidak menimbulkandampak besar dan penting atau skala/besarnyakurang dari 100 heKar namun menimbulkandampak bagi lingkungan \tiajib menyusun UpayaPengelolaan Lingkungan (IJKL) dan Upaya Peman-tauan Lingkungan (UPL) menurut peraturanperundang-undangan yang berlaku.

Pasal 2l

Persyaratan tata bangunan untuk suatu kavi/asanlebih lanjut akan disusun dan ditetapkan dalamsuatu Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan(RTBL).Dalam menyusun RTBL Pemerintah Kota akanmengikutsertakan masyarakat, pengusaha dan paraahli agar didapat RTBL yang sesuai dengan kondisikawasan dan masyarakat setempat.RTBL sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) akanditinjau kembali setiap 5 (lima) tahun atau dr-sesuatKan.

Bagian KeempatPersyaratan Keandalan Bangunan cedung

Pasal 22

(1)Setiap bangunan yang dibangun wajib memper-timbangkan kekuatan, kekakuan dan kesiabilan dariseqr struKur

(2) Peraluran/standar teknik yang harus dipakai ialahperaturan/standar teknik yang berlaku di Indonesia

(1)

(2'l

(3)

:51

Page 19: Menimbang : a. Mengingat ; 1

yang meliputi SNI tentang Tata Cara, Spesfikasidan Metode Uji yang berkaitan dengan bangunangedung.

(3) Setiap bangunan dan bagian konstruksinya harusdiperhitungkan terhadap beban sendiri, beban yangdipikul, beban angin dan getaran dan gaya gempasesuar dengan pefaturan pembebanan yangberlaku.

(4) Setiap bangunan dan bagian konstruksinya yangdinyatakan mempunyai tingkat gaya angin ataugempa yang cukup besaf harus direncanakandengan konstruksi yang sesuai dengan pedomandan standar teknis yang berlaku.

(5) Dinas mempunyai kewajiban dan wewenang untukmemeriksa konstruksi bangunan yang dibangun/akan dibangun, baik dalam ftlncangan bangunan-nya maupun pada masa pelaksanaan pem-bangunannya terutama untuk ketahanan terhadapoanaya gempa.

Pasal 23

(1) Penambahan iantai dan/atau tingkat pada suatubangunan hanya dapat dilakukan bila memenuhipersyaratan leknis bangunan dan masih memenuhibatas ketinggian yang ditetapkan dalam rencanakota serta tidak melebihi KLB.

(2) Penambahan lantai dan/atau tingkat sebagaimanadimaksud dalam ayat (1). harus serasi denganlingkungannya.

Pasal 24

(1) Setrao bangunan geoung untuk kepentingan umumdan bangunan industri harus mempunyat sstempengamanan terhadap bahaya kebakaran baiksistem proteksi pasif maupun sisiem proteksi aktil

254

Page 20: Menimbang : a. Mengingat ; 1

12) Pemenuhan pesryarctan ketahanan terhadapbahaya kebakaran mengikuti ketentuan dalampedoman dan standar teknis yang berlaku yaitu .a. Ketentuan Teknis Pengamanan Bahava

Kebakaran pada Bangunan Gedung;b. KetentuanTeknis Manajemen Penang-gulangan

Kebakaran di Perkotaan,c. Standar Nasional lndonesia (SNI)/SKBI tentang

Pencegahan dan Penanggulangan BahayaKebakaran pada Bangunan Rumah danGedung;

d. Ketentuan atau standar lain yang berlaku.

Pasal 25

(1) Penggunaan bahan bangunan harus memper-timbengkan kea\{etan dan kesehatan dalampemanfaatan bangunannya.

(2) Bahan bangunan yang dipergunakan harus meme-nuhi syarat-syarat teknik sesuai dengan fungsinyaseperti yang dipersyaratkan dalam StandarNasional lndonesia (SNl) tentang bahan bangunanyang berlaku.

(3) Penggunaan bahan bangunan yang mengandungracun atau bahan kimia yang berbahaya harusmendapat rekomendasi dari instansr terkat dandilaksanakan oleh ahlin!".

Pasal 2€

(1) Jenis, mutu, sifat bahan dan peralatan instalasi airmrnum harus memenuhi standar oan ketentuanteknjs yang berlaku.

(2) Pemilihan sistem dan penempatan instalasi ai.mrnum harus drsesuaikan dan aman terhacjapsistem lingkungan, bangunan-bangunan lain,bagian-bagian lain dari bangunan dan instalasi-instaiasr lain sehingga tidak saling membahayal@n,255

Page 21: Menimbang : a. Mengingat ; 1

(3)

(4)

mengganggu dan merugrKan sena memudahkanpengamatan dan pemeliharaan.Pengadaan sumber arr minum daambil dara PDAf,ilatau dari sumber Vang dibenarkan secara resmioleh yang beN/enang.Perencanaan dan instalasi jaringan air bersihmengikuti ketentuan dalam pedoman dan standarteknis yang berlaku.

Pasal 27

(1) Setiap bangunan harus memiliki saluran pem-buangan air hujan hingga ke saluran umum kota.

(2) JilG saluran umum kota sebagaimana dimaksuddalam ayat (1) belum tecedia ataupun sebab-sebablain yang dapat diterima oleh yang berwenang,maka pembuangan air hujan harus dilakukanmelalui proses peresapan ataupun cara-cara lainyang ditentukan oleh Kepala Dinas.

{3) Saluran arr hujan sebagaimana dimaksud dalamayat (1) harus dibuat dalam tiap-tiap perlGrangandengan memiliki ukuran yang cukup besar dankemiringan yang cukup untuk dapat mengallrkanseluruh au hujan dengan baik.

(4) Arr hujan yang Jatuh diatas atap harus segeradisalurkan ke saluran dratas permukaan tanandengan pipa aiau saluran pasangan terbuka.

(5) Perencanaan dan instalasi iaringan air hujanmengrKuti kete uan oalam pedoman dan standarteknis yang berlaku

Pasai 28

(1) Semua air kotor yang asalnya dari dapur, kamarmandi, WCdan tempat cuci, pembuangannya harusmeialui pipa-pipa tertutup serta sesual dengankeientuan dan peraturan yang bedaku.

Page 22: Menimbang : a. Mengingat ; 1

{2) Pembuangan air kotor dimaksud dalam avat (1)kecuali air kotor dari WC dapat dialirkan ke saluranumum Kola.

(3) Jika saluran sebagaimana dimaKsud dalam ayai {2)belum tersedia, ataupun sebab-sebab lain yangdapat diterima oleh yang berwenang, makapembuangan air huJan harus dilakukan melalulproses pefesapan ataupun cara-cara larn yangditentukan oleh Kepala Dinas.

(4) Letak sumur-sumur peresapan berjaral( minimal 10(sepuluh) meter dari sumber air minum/bersihterdekat dan atau tidak berada dibagian ataskemirjngan tanah terhadap letak sumber arrminum/bersih, sepanjang tidak ada ketentuan lainyang disyaratkan/diakjbatkan oleh suatu kondisiI:|nan.

(5) P€rencanaan dan instalasi Jaringan air kotormengikrrti ketentuan dalam pedoman dan standarteknis yang berlaku.

Pasal 29

(1) Setiap pembangunan baru/atau perluasan suatubangunan yang diperuntukkan sebagai tempatkediaman diharuskan memperlengkapa dengantempat kotak/lobang pembuangan sampah yangdrtempatkan dan dibuat sedemikian rupa sehinggakesehatan umum terjamin.

(2) Dalam hal pada lingkungan di daerah perkotaanyang merupakan kotak-kotak sampah induk, makasampah dapat ditampung untuk diangkut oiehpetugas Dinas Kebersihan.

(3) Dalam hal jauh dari kotak sampah induk DinasKebersihan maka sampah-sampah dapat dibakardengan cara-cara yang aman atau dengan caralarnnya.

(4) Perencanaan dan instalasi tempat pembuangansampah mengrKuti ketentuan dalam pedoman danstandar vano berlaku.251

Page 23: Menimbang : a. Mengingat ; 1

Pasal 30

(1)Setiap bangunan gedung harus mempunyalventilasi alami dan/atau ventilasi mekanrldbuatansesuai dengan fungsinya.

(2) Kebutuhan ventilasi diperhitungkan untuk meme-nuhi kebutuhan sirkulasi dan pertukaran udaradalam ruang sesuai dengan tungsi ruang.

€) Ventilasi alami harus terdiri dari bukaan permanen,iendela, pintu atau sarana lain yang dapat dibukasesuai dengan kebutuhan dan standar teknis yangberlaku.

f4) Ventrlasi alami pada suatu ruangan dapat berasaldari iendela, bukaan, pintu ventilasi atau saranalainnya dari ruangan yang bersebelahan.

{5) Luas ventilasi alami dipehltungkan minimal seluas5olo dari luas lantai ruangan yang dwentilasi

f6) Sistem ventilasi buatan harus diberikan jika ventilasialami yang ada tidak dapat memenuht syamt.

(7) Penempatan fan sebagai ventilasi buatan harusmemungkinkan pelepasan udara secara maksimaldan masuknya udara segar, atau sebaliknya.

(8) Bilamana digunakan ventilasi buatan. sEtemtersebut harus beke{a terus menerus selama ruangtersebut dihuni.

(9) Penggunaan ventilasl buatan harus memper-hitungkan besarnya pertukaEn udara yangdisarankan untuk berbagai fungsi ruang dalambangunan gedung sesual pedoman dan stanoarteknis yang berlaku

(1)

Pasal 3l

Setrap bangunan gedung ha'us mempunyaioencahavaan alami dan/atau buatan sesual denganfunostnvafe6utuiran pencahayaan meliputi kebutuhan untukruangan didalam bangunan, daerah luar bangunan,taman dan daerah baglan luar lalnnya termasuK

(2)

358

Page 24: Menimbang : a. Mengingat ; 1

daerah di udara terbuka dimana pencahayaandibutuhkan.

(3) Pemanfaatan pencahayaan alami harus daupayal€nsecara optlmal pada bangunan gedung, dsesualKandengan fungsi bangunan gedung dan fungsimasing-masing ruang didalam bangunan gedung'

t4) Pencahavaan buatan pada bangunan gedung narusdroilih secara nekslbel, efeK dan sesuar dengantingkat iluminasi yang dipersyaratkan sesuar fungsiruang dalam bangun gedung dengan memper-timbangkan efesiensi dan konservasi energi yangdigunakan.

15) Besarnva kebutuhan pencahayaan alami dan/ataubuatan dalam bangunan gedung dlhfiung berdasar-kan pedoman dan standarteknis yang berlaku

Pasal 32

(1) Setiap bangunan gedung harus memenuhiDersvaTatan kemudahan yang mellputr kemudahani-rubungan te, dari, dan di dalam bangunan gedungserta kelengkapan prasarana dan saEna daEmpemanfaatan bangunan gedung

(2) kemudanan hubungan ke, dari dan di dalambangunan gedung sebagaimana dimaksud dalamayaa(1), meliputi kemudahan hubungan honzontaldin hubungan vertikal, tersedianya akses evakuasiserta tasilitas dan al€esibilitas yang mudah' amandan nyaman bagi penyandang cacat dan lanjut usla

l3) Kelenokapan prasarana dan sarana sebagalmana' ' dimaklud dalam ayal (1) pada bangunan gedung

untuk kepentingan umum meliputi penyedlaanfasilrtas yang cukup untuk ruang ibadah, ruangganti, ruangan bayr, toilet, tempat parkir, tempataampah serta fasilitas komunikasi cjan informasi.

259

Page 25: Menimbang : a. Mengingat ; 1

pasal 33

(1) Kemudahan hubungan horizontalantar ruano dalambangunan gedung sebagatmana drmaksu; oadaPasal 32 ayat (2) merupakan keharusan bangrrnangedung untuk menyediakan pintu dan/atau koridorantar ruang.

(2) Penyediaan mengenai jumlah, ukuran dan kon-struksi teknis pintu dan koridor disesuaikan denqanfungsr ruang bangunan gedung.

(3) Ketentuan mengenai kemudahan hubungan hori-zontal antaf ruang dalam bangunan gedungsebagaimana dimaksud dalam ayat ('1) dan ayai (2)mengrkutr ketentuan dalam standar teknF yangberlaku.

Pasal 34

(1) Kemudahan hubungan vertikal dalam bangunangedung termasuk sarana transportasi vertikalsebagaimana dimaksud pada Pasal 32 ayat (2)berupa p€nyediaan tangga, ram dan sejenisnyaserta lif dan/atau tangga berjalan dalam bangunangedung.

(2) Bangunan gedung yang bertinglct harus menyedia-kan tangga yang menghubungkan lantai yang satudengan yang lainnya dengan mempertimbangkankemudahan, keamanan, keselamatan dan ke-senalan pengguna.

(3) Bangunan gedung untuk parkir harus menyediakanram dengan kemiringan tertentu dan/atau saranaakses vertikal lainnya dengan mempertimbangkankemudahan dan keamanan pengguna sesuarstandar teknis yang berlaku.

(4) Bangunan gedung dengan lumlah lantai di atas 5harus dilengkapi dengan sarana transportasr veriikal(10 yang dipasang sesuai deogan kebutuhan danfungsr bangunan gedung.

l6c

Page 26: Menimbang : a. Mengingat ; 1

(5) Ketentuan mengenai kemudahan hubungan vert!kaldalam bangunan gedung sebagaimana dimaksuddalam ayat (1), ayat (2), ayat (3) dan avat (4)mengikuti ketentuan dalam standar teknis yangberlaku.

Pasal 35

(1) Akses evakuasi dalam keadaan darurat sebagat-mana dimaksud pada Pasal 32 ayat (2) harusdisedEkan di dalam bangunan gedung meliputisistem peringatan bahaya bagi pengguna, plntukeluar darurat, dan ialur evakuasi apabila teriadlbencana kebakaran dan/atau bencana lalnnya,kecuali rumah tinggal.

(2) Penyediaan akses evakuasi sebagalmana dl-maksud dalam (1) harus dapat dicapai denganmudah dan dilengkapi dengan penunjuk arah yangjelas.

(3) Ketentuan mengenai penyediaan akses evakuasisebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2)mengikuti ketentuan dalam standar teknis yangberlaku.

Pasal 36

(1) Penyediaan fasilitas dan aksesibilitas bagapenyandang cacat dan lanjut usia sebagaimanadimaksud dalam pada 32 ayat (2) merupakankeharusan bagi semua bangunan gedung kecualirumah tinggal.

(2) Fasrl(as bagl penyandang cacat dan laniut usiasebagaimana dimaksud dalam ayat (1), termasukoenvediaan tasilitas aksesibilitas dan fasilitaslainnya daiam bangunan gedung dan lingKungan-n,va.

{3) Ketentuan mengenai penyediaan aksesibilitas bagipe']yandang cac3l dai lanlut usld seoagalnarla

261

Page 27: Menimbang : a. Mengingat ; 1

(1)

(2)

oimaksud cjalam ayat (1) dan ayat (2) mengikutiketentuan dan standar teknis yang berlaku

Pasal 37

Kelengkapan prasarana dan sarana sebagaimanadrmaksud pada Pasal 32 ayar (3) merupaKankeharusan bagi semua bangunan gedung untukkepentrngan umum.Kelengkapan prasarana dan sarana terseout harusmemadai sesuai dengan fungsi bangunan urnurnlersebut.

Bagian KelimaPersyaratan Kenyamanan dalam Bangunan

Pasal 38

(1) Setiap bangunan yang dibangun dapat memper-timbangkan faKor kenyamanan bagi pengguna /penghuni yang berada di dalam dan di sekitarbangunan.

(2) Perencanaan kenyamanan dalam bangunangedung harus memperhatikan :a. Kenyamanan ruang geraK,b. kenyamanan hubungan antar ruang;c. kenyamanan kondjsi udara;d kenyamananpandangan;e. kenyamanan terhadap kebisingan dan getaran.

(3) Ketentuan perencanaan, pelaksanaan, operasi danpemelihaEan kenyamanan dalam bangunanmengikuti ketentuan dalam pedoman dan standarteknis yang berlaku.

)62

Page 28: Menimbang : a. Mengingat ; 1

Bagian KeenamPersyaratan Instalasi Listrik

Pasal 39

Sistem dan penempatan instalasi listrik arus kuat lrarusmudah diamati. dipelihara, trdak membaha_vakan,mengganggu dan merugikan lingkungan, bagianbangunan dan instalasi lain, serta diperhitungkan ber-dasarkan siandar, normalisasi teknik dan peraturanyang berlaku.

Pasal 40

(1) Beban listrik yang bekerja pada instalasi arus kuat,harus diperhitungkan berdasarkan standar dan ataunormalisasi teknik dan peraturan lain yang bedaku.

(2) Bangunan yang menggunakan system pembangkittenaga listrik selain dari PLN atau menggunakanpembangkit tanaga listrik darurat penempatannyaharus aman dan tidak menimbulkan gangguanlingkungan, serta harus mengikuti standar dan ataunormalisasi teknik dan peraturan lain yang berlaku.

(3) Bangunan dan ruang khusus yang tenaga listriknyatidak boleh putus, harus memiliki pembangkittenaga c?dangan yang dayanya dapat memenuhikelangsungan pelayanan pada bangunan dan atauruang khusus tersebut.

Pasal 41

Sistem instalasi listrik pada bangunan iinggi danbangunan umum harus memiliki sumber daya listrikdarurat yang mampu melayani kelangsunganpelayanan utama paoa bangunan apaoila terladlgangguan listrik.

263

Page 29: Menimbang : a. Mengingat ; 1

(1)

Pasai 42

lnstalasr Listrik arus kuat yang dipasang, sebelumorperqunaxan harus te.rebrh da'rulu drperrKsa dandiuji oleh instansiyang bentenangPemeliharaan instalasi arus kuat harus dilaksana-kan oan diperiksa seca€ berKala sesuar oengansifat penggunaaan dan keadaan setempat, sertadilaporkan secara tertulis kepada PLN

Bagian KetuluhPe6yaratan Instalasi Penangkal Petir

(2)

Pasal 43

Seliap bangunan atau bagian bangunan yang berdasar-kan letak, bentukdan penggunaannya dEnggap mudahterkena sambaran petir, harus diberi instalasi penangkalpetrr, serta diperhitungkan berdasarkan standar, norma-lisasi teknik dan peraturan lain yang berlaku.

Pasal44

(1) Instalasi penangkal petir hafus dapat melindungibangunan, peraiatan termasul( iuga manusla yangada di dalamnya

(2) Pemasangan instalasi penangkal petif padabangunan, narus memperhatikan arsfeKurbangunan. tanpa mengurangr nrlaj Perlindungan ter-haoap sambaran petir yang eieKif.

{3) lnstalasr penangf(al pelr wallo drperlksa oancioelihera secara berkala

(4) Sehap perluasan atau penambahan bangunanmaKa instarast penangKai petlrnya harus ol-sesuaikan dengan adanya perubahan tersebut.

26t

Page 30: Menimbang : a. Mengingat ; 1

Apabita teriadi samba,"l ,"ajl"",","", ,""anskal petif,harus diadakan pemeflksaan segera oan dllaKsanaKanperbatkan terhadap instalasl bangunan yang meng-alami kerusakan.

Bagian KedelaPanPersyaratan Instalasi-instalasi Lain

tasal 46

lnstalasi lain yang belum diatur dalam Oanun ini walibmengikuti ketentuan yang berlaku, dan memenuhisegala aspek keamanan, keselamatan tefiadapinstalasi itu sendiri, bangunan dan lingkungannya.

Pasal 47

Pada pela{<sanaan pemasangan lnstalasi lrstnk, taiaudara gedung, plumbing serta instalasi lainnya wajibdikerjakan secara aman dan tidak boleh menggangguatau mengurangi kekuaian struKur bangunan.

6Ats VPEMBANGUNAN PERU$!AHAN S=OERHANA

Eagian kesatuPerumahan Sederhana

Pasal 48

Pembangunan lingkungan perumahan han}ia bolehdilakukan di lokasi vang telah drperuntukkan dandisetuiui untuk perumahan sesual oengan RencanaTata Ruang Wilayah

265

Page 31: Menimbang : a. Mengingat ; 1

Penentuan lokasipenelitian awailingkungan.

Pasal 49

perumahan wajib didahului denganteniang geoiogi, topogEii qan

Pasal 50

Perencanaan dan pembangunan lingkungan pe-rumahan wajib mempertimbangkan kemungkinanpenggabungan prasarana lingkungan, fasilitas umumdan fasilitas sosial yang telah ada dengan tidakmengurangi kualitas lingkungan secara keseluruhan.

Pasal 5l

Perencanaan dan pembangunan lingkungan ini harusdapat memberikan keseimbangan sosial dan dapatmemberikan kesempatan untuk membina individu dankeluarga sejahtera.

Bagian KeduaKritetia Pemilihan Lokasl

Pasal 52

(1) Pembangunan perumahan baru minimum 50 (l imapuluh) unit rumah wajab drlengkap{ prasa|analingkungan, fasilitas umum dan fasilitas sosial.

(2) Dalam hal pembangunan perumahan bergabungdengan suatu lingkungan perumahan yang sudanteratur dan tersedia prasarana lingkungan, fasiliitasumum dan fasilitas sosialnya maka banyaknyarumah dapat diperkenankan lebih dari 50 (limaouluh) unit.

)6b

Page 32: Menimbang : a. Mengingat ; 1

PasalS3

(1) Lingkungan perumahan harus bebas dad pen-cemaran alr pencemaran uoara oar keolsinga'].baik yang berasal dari sumber daya buatan ataudari sumber daya alam.

(2) Lingkungan perumahan terJamin tercapainya tingkatkualitas lingkungan hidup yang sehat bagi pem-binaan indMdu dan mas\Frakat penghunl.

(3) Kondisi tanah lingkungan perumahan harus bebasbanjir dan memiliki kemiringan tanah 0 - 15% (nolsampai dengan lima belas Persen).

Bagian KetigaKepadatan Llngkungan

Pasal 54

Kepadatan bangunan rumah sederhana tidak bersusundalam suatu lingkungan perumahan tidak boleh me-lebihi 50 (lima puluh) unit rumah/ha.

Pasal 55

Maksrmum luas persil pelencanaan yang ienulupbangunan adalah 4oolo (empat puluh pe.sen) dariseluruh luas lingkungan perumahan.

Pasal 56

Khusus untuk pembangunan ljngkungan perumahandengan jumiah kurang dari50 (lama puluh) rumah, maKadaerah yang boleh didiikan rumah dapat diperluasmeniadi maksimum 70olo (tujuh puluh persen) darrseluruh luas lrngkungan perumahan

267

Page 33: Menimbang : a. Mengingat ; 1

Baglan KeemPatPrasarana Lingkungan Perumahan

Pasal 57

Setiap l ingkungan perumahan wajib dilengkapr dengansistem pembuangan air limbah yang memenuhi syaratberdasarkan normalisasi teknik yang berlaku.

PasalS8

(1) Sistem pembuangan air limbah sebagaimanadimaksudkan pada Pasal 57 dapat dilakukandengan pembuatan tangki sePtik

(2) Dalam hal tidak memungkinkan pembuatan tangkiseptik untuk pembuangan arr limbah. setiap ling-kungan perumahan wajib dilengkapi dengan sistempembuangan arr l imbah lingkungan yang dl-sambungkan pada sistem pembuangan air limbahkota atau dengan pengolahan mandlrl

(3) Sistem pembuangan air limbah kota dan srstempembuangan air l imbah lingkungan harus dapatmelavanr kebutuhan pembuangan selurun llmbandari lingkungan perumahan.

(4) Dalam hal lingkungan perumahan memiliki unitpengolahan air limbah manciiri sebagalmanadimaksud ayat {1) Pasal ini, maka air limbahsebelum dibuang ke perairan terbuka harus melalulsrstem pengolahan

15) Pembuangan air Iimbah tidak boleh mengakibatkanpencemaran lingkungan

Pasal 59

(1) Setiap perumahan waiib mempunyal saluranpembuangan air hujan

(2) Saluran pembuangan alr huian sebagalmana ol-maksud dalam ayat (1) wajb dlrencanal€nberdasarkan frekuensl intensiias cufah hulan 5(llrna) tahunan oan daya serap Ianan

:68

Page 34: Menimbang : a. Mengingat ; 1

(3) Saluran pembuangan air hulan sebagaimanadimaksud dalam ayat (2) Pasal ini dapat berupasalurcn terbuka atau saluran tertutup.

Eagian KelimaFasilitas Umum

Pasal 60

(1) Setiap pembangunan perumahan \rcjibdengan pragarana arr Dersln.

(2) Penyediaan air bersih dapat dengansumur pompa.

dalengkapi

membuat

(1)

(2)

Pasal 61

Setiap pembangunan perumahan wajtb ollengkapldengan sistem pembuangan sampah yang amansesuai dengan kebutuhan.Sistem Pengumpulan Sampah lingkungan pe-rumahan harus memiliki fasilitas pengumpulansampah rumah tangga dan tempal pengumpulansampah lingkungan.

(3) Pembuatan fasilitas pengumpulan sampah rumahtangga dan tempat pengumpulan sampanlingkungan sebagaimana dimaksud daiam ayai (2)harus mempertimbangkan jumlah dan banyaknyabuangan sampah, dibuat daribahan kedap air, sertaditempatkan pada lokasi yang mudah dicapai olehpetugas kebersihan dan tidak mengganggu lalulintas

Pasal 62

(1)Setiap unit bangunan Rumah Sangat Sederhananards meroapalxal oava .str ( oalarr balasiertentu minimum untuk kepefluan penerangan

269

Page 35: Menimbang : a. Mengingat ; 1

(2) Sumber daya listrik uniuk perumahan seoerhanadapat disediakan oleh sumber daya dari jaringanPLN atau diusahakan secara mandii.

(3) Apabila penyediaan sumber daya lisirik dilakuKansecara mandiri maka ketentuan pembangunanjaringan Istrik wajib mengikuti ketentuan jannganyang berlaku Pada PLN.

(4) Jalan umum pada lingkungan perumahan wajibdiberi penerangan dengan persyaftfian-persyaratanyang sesuai dengan srandar lingkungan.

Baglan KeenamFasilitas sosial

Pasal 63

(1) Setiap pembangunan perumahan wajib menyeCia-kan lahan untuk fasilitas sosial.

(2) Jenis Fasjlitas Sosial yang waJib disediakan da{amlingkungan perumahan sederhana sekurang-kurangnya terdiri dari:a. Fasilitas pendidikan taman kanak-kanak;b. Fasilitas peribadatan;c. Fasilitas olah raga,d. Taman bermarn anak-anak

(3) Fasilitas sosial dapat digunakan oleh satu ling-kungan saja atau juga digunakan oleh beberapalingkungan perumahan

(4) Penyediaan lahan untuk fasilitas sosial disediakansecara be6ama oleh para pengembang di bawahkoordinasr Walikota.

|;'a

Page 36: Menimbang : a. Mengingat ; 1

SAB VIPENYELENGGARAAN BANGUNAN GEDU}!G

Bagian PertamaUmum

Pasal 64

(1) Penyelenggaraan bangunan gedung meliputikegiatan pembangunan, pemanfaatan, pelestanandan pembonglcran.

(2) Dalam penyelenggaEan bangunan gedung se-bagaimana dimaksud dalam ayat (1), penyeleng-gara berkewajiban memenuhj persyaratanbangunan gedung sebagaimana olmaksucj dalamBab lV.

(3) Penyelenggara bangunan gedung tetdiri ataspemrlikbangunan gedung, penyedla jasa konstruksrdan pengguna bangunan gedung

(4) Pemilik bangunan gedung yang belum dapatmemenuhr persyaratan sebagalmana olmaKsuodalam Bab lV, teiap harus memenuhi ketentuantersebut secara bertahap.

Eagian KeduaPembangunan

Pasal 55

(1 ) Pembangunan bangunan gedung diseleng€arakanmelalui tahapan percncanaan dan pelaksanaanbeserta pengawasannya.

(2) Pembangunan bangunan gedung oapar dllakuKanbaik dr tanah milik sendiri maupun di tanah mrllkprhak lain

,3) Per,rbangunan oangL'lan geoung o alas ta'lah m (

Frhak rarn sebag?,n-ana o,maksLrd dalar a\at (2)271

Page 37: Menimbang : a. Mengingat ; 1

dilakukan berdasarkan per.lanjian ledulis antarapemilik tanah dan pemihk bangunan gedung

(4) Pembangunan bangunan gedung dapat dilak-sanakan setelah rencana teknis bangunan gedungdisetujui oleh Pemerintah Kota dalam bentuk izinmendirikan bangunan kecuali bangunan gedungfungsi khusus.

Pasal 66

('1) Pefencanaan bangunan rumah tinggal saiu laniaidapat dilakukan oleh orang yang ahli/berpe-ngaiaman.

(2) Perencanaan bangunan dua lantai dilakukan olehkonsultar/orang yang ahli yang telah mendapatkansertifikat dari usaha profesi.

(3) Perencanaan bangunan Iebih dari dua lantai ataubangunan umum atau bangunan spesifik harusdilakukan oleh badan usaha yang telah mendapatsertifikat sesuaj dengan kualifikasi dan klasifikasi-nya.

(4) Perencana bertanggung jawab bah\4a bangunanyang direncanakan telah memenuhi peGyaraianteknis sesuai dengan peraluran perundang-undangan yang berlaku.

(5) Perencanaan bangunan gedung terdrn atasperencanaan arsiteKur,perencanaan konstruksi,perencanaan utilitas yang diseirai dengan RencanaKerla dan Syarar-syarat Pekeryaan (RKS)

(6) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat {1),(2) dan (3) tidak berlaku bagi perencanaan :a oangunan yang sfarnya seme'rlara oengan

s,varat bahwa luas dan tin-qginya iidak berten-tangan dengan ketentuan yang ditetapkan olehDinas

b Pekerlaan pemellharaan-/perbaikan bangunananlara larn

t7l

Page 38: Menimbang : a. Mengingat ; 1

'1. memperbaiki bangunan dengan tidakmengubah konstruksi dan luas lantaabangunan,

2. pekerlaan memplester, memperbaiki retakbangunan dan memperbaiki lapis lantaibangunan;

3. memperbaiki penutup atap tanpa mengubahkonstruksinva;

4. memperbaiki ^ lobang cahaya,/udara tidaklebih dari I m';

5. membuat pemisah halaman tanpa kon-srfuKst,

6. memperbaiki iangit-langit tanpa mengubahjaringan lain.

Pasal 67

(1) Pengesahan rencana teknis bangunan gedunguntuk kepentingan umum ditetapkan olehPemerintah Kota setelah mendapat pertimbanganteknis daritim ahli.

(2) Pengesahan rencana teknis bangunan gedungfungsi khusus ditetapkan oleh Pemerintah Kotasetelah mendapat pertimbangan teknis daritlm ahli.

(3) Keanggotaan tim ahli bangunan gedung sebagaFmana dimaksud dalam ayat (1) dan ayai (2) bersifatadhoc terdiri dari para ahliyang dipedukan sesuaidengan kompleksitas bangunan gedung.

( t )

Pasal 68

Pelaksanaan pekerjaan mendinkan bangunangedung sampai dua lantai dapat dilakukan olehpelaksana pero€ngan Yang ahli.Pelaksanaan peke4aan mendirikan ban!unangedung dengan luas lebih dari 2000 m' ataubertingkat lebih dari dua lantai dan dengan luaslebih dan 1000 rn' bangunan spesifrk harus diiaku-kan oleh badan usaha vang memiliki sertifikat

t2)

Page 39: Menimbang : a. Mengingat ; 1

(4)

sesual denqan kualri lkasi oan Klasfrkasr vang o-keluarkan oleh asosiasi DrofeslDalam hal pelaksanaan pembangunan bangunangedung tertaol kegagalan struKur. maka pem-bangunan harus dihentikan dan bangunan

-oedungdilakukan pengamanan terhadap manusia danxngKungan.Apabila hasil penelitian terhadap kegagalan struktursebagarmana dimaksud dalam ayat (3), pasal inilernyata tidak dapat diatasi dengan perbaikan dandapat mengakibatkan penurunan, maka bangunantersebut harus dibonokar.

Pasal 69

(1) Setiap pelaKanaan pembangunan bangunangedung harus diawasi oleh orang yang ahli /berpengalaman atau badan usaha/konsultan yangtelah memiliki senifikat badan usaha sesuai dengankualifikasi dan klasifi kasinya.

(2) Pengawasan pembangunan rumah tinggal satulantai dapat dilakukan oleh orang yang ahli /berpengalaman

(3) Pengawasan pembangunan gedung dua lantaidapat dilakukan oleh orang yang ahli/ ber-pengalaman yang telah mendapat sertifikat danasosiasi Drofesr

(4) Pengawasan pembangunan gedung lebih clai dualantaralaU bangunan umum arau oanguna. spesrl-iKharus dilakukan oleh badan usaha/ konsultan yangtelah mendaoat sertifikat badan usaha sesuaidengan kuarilikasi dan kiasfi kasinva.

(5) Pengawas bertanggung jawab bahwa bangunanyang diawasinya memenuhi persyaratan teknissesuar den-oan oan peraluran perundan9'unqanganyang berlaku.

Page 40: Menimbang : a. Mengingat ; 1

Bagian KedgaPemanfaatan

Pasal 70

(1) Pemanfaatan bangunan gedung dilakukan olehpemrlik atau pengguna bangunan gedung setelahbangunan tersebut dinyatakan memenuhi peryarat-an laik fungsi.

(2) Bangunan gedung dinyatakan memenuhi persyarat-an laik fungsi apabila telah memenuhi persyaratanteknis, sebagaimana dimaksud dalam Bab lV,Qanun ini.

(3) Pemeliharaan, perawatan dan pemeriksaan secaraberkala pada bangunan gedung harus dilakukanagar tdap memenuhi persyaratan laik tungsi.

(4) Ketentuan mengenai lata cara pemeliharaan,perawatan dan pemeriksaan secara berkalabangunan gedung mengikuti pedoman teknis danstandarisasi nasional yang berlaku.

Bagian KeempatP€lestarian

Pasal 71

('1) Bangunan gedung dan lingkungannya yangdrtetapkan sebagai cagar buoaya sesuar oenganperaturan perundang-undangan harus dilindungidan dilestarikan

(2) Penetapan bangunan geciung dan hngkungannyayang dilindungi dan dilestarikan sebagairnanadimaksud dalam ayat (1)dilakukan oleh PemerintahKota dan/atau pemerintah dengan memperhaitkanketentuan perundang-undangan.

(3) Pelaksanaan perbalkan, pemugaran, per-lrndunganserta pemeliharaan atas bangunan gedung danlinokungannya sebagaimana drmaksud dalam ayat

Page 41: Menimbang : a. Mengingat ; 1

(4)

(5)

{1) hanya dapat dilakukan sepanlang tidakmengubah nilai danlatau karaKer cagar budayayang drkandungnya.Perbaikan, pemugaran dan pemanlaaian bangunangedung dan lingkungan cagar budaya yangdilakukan menyalahi ketentuan fungsi dan/ataukaraKer cagar budaya, harus dikembalikan sesuardengan peraturan perundang-undangan.Ketentuan mengenai perlindungan dan pelestariansebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2)serta teknis pelaksanaan perbaikan, pemugarandan pemanfaatan mengikuti ketentuan pedomanteknis dan standarisasi nasional yang berlaku.

Eagian KellmaPembongkaran

Pasal 72

(l) Bangunan gedung harus dibongkar apabtla :a. tidak laik fungsi dan lidak dapat diperbaiki,b. dapat menimbulkan bahaya dalam pe-

manfaatan bangunan gedung dan/atau ling-kungannya;

c. dibangun nyata-nyata merryaiahl Rencana TataRuang Kota.

(2) Bangunan gedung yang harus dibongkar sebagal-mana dimaksud dalam ayat (1) huruf a dan bditetapkan oleh Walikota berdasarkan hasil peng-kajian teknis.

{3) Pengkajian teknis bangunan gedung sebagalmanadimaksud dalam ayat (2), kecuali untuk rumahtinggal, dilakukan oleh pengkaji teknis danpengadaannya menjadi kewajiban pemllikban9unan gedung.

(4) Pembongkaran bangunan gedung yang mempunyaidamDak luas terhadap keselamatan umum danlrngkungan harus drlaksanakan Derdasa'kan

)16

Page 42: Menimbang : a. Mengingat ; 1

rencana teknis pembongkaran yang ielah diseiujuioleh Walikota atau pejabat yag ditunjuk.

Pasal 73

(1) Walikota memerintahkan pemilik bangunan gedunguntuk membongkar bangunan sebagar-manadimaksudkan pada Pasal 72 ayat (1).

(2) Apabila setelah 30 hari perintah pembongkarandimaksudkan dalam ayat (1) tidak diindahkan,Walikota berhak mengambil tindakan pembong-karan paksa atas biaya pemilik bangunan gedung.

(3) Terhadap bangunan gedung yang harus dibongkarkarena ketentuan Pasal 72 ayat (1) c, jangka v,/aKudimaksudkan dalam ayat 2 adalah 7 hari.

(4) Daiam hal yang mendesaK walikota dapal segeramengambil tindakan pembongkaran atas biayapemilik dengan tidak perlu memberitahukan secaratertulis.

(5) Ketentuan mengenaa tata cara pembongkaranbangunan gedung mengikllti ketentuan pedomanteknis dan standarisasi nasional yang berlaku.

BAB VIIPERIZINAN BANGUNAN

Bagian Pertamalzin Mendirikan Bangunan {lMB)

Pasal 74

(1) Setiap orang atau badan yang mendirikan, mem-peduas, merubah, dan memperbaiki/merehabbangunan gedung harus mendapai lzin MenciirikanBangunan (lMB) dari Walikota.

i2) IMB diberikan sesuai dengan peruntukan lahanyang telah ditetapkan dalam Rencana Tata RuangWilayah Kota.

277

Page 43: Menimbang : a. Mengingat ; 1

(3) Bangunan yang didirikan, diperluas, dirubah, oandiperbaiki/direhab harus sesuai dengan izin yangdiberikan-

Pasal 75

(1) Permohonan lzin Mendirikan Bangunan harusdiajukan secara tertulis oleh pemohon kepadaWalikota atau pejabat j€ng ditunjuk.

(2) Sebelum mengajukan permohonan lzin l\4endirikanBangunan, pemohon harus meminta keterangantentang arahan perencanaan, seGlra cuma-cumakepada Dinas tentang rencana mendirikan/mengubah bangunan gedung yang mel,puti :a. peruntukan lahan:b. Jumlah lantai/lapis bangunan gedung di atavdi

bawah permukaan tanah yang diizinkan;c. Garis sempadan yang berlaku,d. Koefisien Dasar Bangunan (KDB);e. Koefisien Lantai Bangunan (KLB),I Koefisien Daerah HUau (KDH);g. Persyaratan-peFyaratan bangunan gedung,h. Persyaratan perencanaan, pelaksanaan dan

pengawasan Dangunan geoung;i. Hal-hal lain yang dipandang perlu.

Pasal ?6

Tatacara cjan syarat-syarat untuk memperoleh llMBditetapkan dengan Keputusan Walikota

Pasal 77

(1) Walikota atau pejabat yang ditunjuk dalam waldupaling lama 30 (tiga puluh) hari sejak tanggalditerima permohonan IMB yang lengkap harusmemberikan keputusan menerima aiau menolakDermohonan izin Mendirikan Banqunan

Page 44: Menimbang : a. Mengingat ; 1

(2) Selambat-lambatnya 6 (enam) bulan setelahberlakunya lzin l\4endirikan Bangunan dan pemohonbelum memulai pelaksanaan pekerjaannya makalzin Mendiril(an Bangunan batal dengan sendldnya.

(3) Dalam hal diluar kemampuan pemiliUPmegang izinatau karena alasan-alasan yang dapat diterima,atas permintaan pemilildpemegang izin, Walikotadapat memperpanjang jangka waldu yang dimaksuddalam ayat (2) selama 6 (enam) bulan.

(4) Oalam hal pelaksanaan bangunan gedung sudahdimulai tetapi terhenti atau tidak diteruskan selama3 (tiga) tahun berturut-turut, maka IMB yang telahdiberikan harus ditinjau ulang.

(5) lzin Mendirikan Bangunan bagi bangunansementara diberjkan untuk iangka waldu palinglama 5 (l ima) tahun.

Pasal 78

(1) Walikota atas permintaan pemilik bangunan gedungdapat mengubah nama pemegang surat lMB.

(2) Perubahan nama pada Surat lzin MendirikanBanounan dikenakan Bea Balik Nama sesuaidenjan ketentuan yang bedaku.

Pasal 79

Permohonan l[48 ditolak :a apabila bangunan gedung yang akan didirikan

dinilai tidak memenuhi persyaratanteknis bangunangedung seperti diatur pada Bab lV:

b. bangunan gedung yang akan didirikan di ataslokasi/tanah yang penggunaannya tidak sesuaidegan rencana kota yang sudah ditetapkan dalamRencana Tata Ruang Wiiayah Kota,

c apabiia bangunan gedung akan mengganggu ataumerusak lingkungan sekitarnya,

:19

Page 45: Menimbang : a. Mengingat ; 1

d.

f.

lzin Mendirikan Bangunan tidak diperlukan dalam hal :a Membuat lubang-lubang ventilasr, penerangan dan

sebagatnya yang luasnya tldak lPbrh dan 1 m'dengin srst terpanjang mendatar hdak leblh dan 2(dua) meter;

b. Membongkar bangunan gedung yang menurutpertimbangan Kepala Dinas tidak membahayakan;

c. iremeliharaan bangunan gedung dengan tidakmerubah denah, konstruksi maupun arsiteKonlsdari bangunan semula yang telah mendapat lzin

d. Mendirikan bangunan yang tidak permanen untukmemelihara binatang jinak atau tanaman-tanamandengan syarat sebagai berikut1 ditempatkan dihalaman belal€ng,2 luas tidak melebihi 10 (sepuluh) meter persegr

dan tingginya tidak lebih dari 2 (dua) meter'e. lvlembuat kolam hias, taman, tiang bendera di

halaman pekarangan rumah:i Membongkar bangunan gedung yang termasuK

dalam kelas tidak Pemanen,

apabila bangunan gedung akan mengganggu lalulintas, aliran air, cahaya atau bangunan-bangunanyang telah ada,apabila rencana bangunan gedung tersebutmenyebabkan terganggunya rencana ialan yangtelah ditetapkan oleh Pemerintah Kota,aoabila adanya keberatan yang dlalukan dandibenarkan oleh Pemerintah Kota;

Pasal 80

lllendirikan bangunan yang sifatnya sementarayang pendiriannya telah diperoleh lzin dariWalikotauntuk paling lama 1 (satu) bulan,Mendirikan perlengkapan bangunan yang perlzlnan-nya telah diperoleh selama mendlnxan sualubanounan.

s.

h

:gr)

Page 46: Menimbang : a. Mengingat ; 1

Pasal 81

Dilarang mendirikan, memperluas, merubah, danmemperbaiki/merebab bangunan apabila :a. Tidak mempunyaisurat lzin Mendirikan Bangunan;b Menyimpang dad ketentuan-ketentuan atau syara!

syaftrt yang ditentukan dalam surat lzin MendinkanBangunan;

c Menyimpang dari rencana FEmbangunan yangmeniadi dasar pembenan lzin MendirikanBangunan;

d. lvenyimpang dari peraturan dan syarat-syarat yangtelah ditetapkan dalam Qanun jni atau peraturanlainnya yang tidak bertentangan dengan Qanun ini,

Pasal 82

(1)Walikota dapat mencabut Surat lzin MendirikanBangunan apabila :a. Pemegang izin tidak menjadi yang ber-

kepentingan lagi;b dalam waKu 6 (enam) bulan setelah tanggal lzin

itu diberikan pemegang lzin masih belummelakukan pekerjaan yang sungguh-sungguhdan meyakinkan;

c. pekerjaan-pekerjaan itu terhenti selama 3 (tiga)bulan dan temyata tidak akan dilanjutkan;

d. lzin yang telah diberikan itu kemudian ternyatadidasarkan pada keterangan-keterangan yangkeliru;

d. Pembangunan itu kemudian ternyata menyim-pang dari rencana dan syarat-syarat yangdisahkan.

Pencabutan Surat lzin Mendirjkan Bangunandiberikan dalam bentuk Keputusan Walikota kepadaPemegang lzrn drserlar dengan alasaq-alas6nnya.Sebeium Keputusan Waflkora seoagarmana o,.maksud dalam ayat (2) dikeluarkan, kepadapemegang rzin tedebih dahulu diberitahu dan diberi

(2)

:8 i

(3)

Page 47: Menimbang : a. Mengingat ; 1

peringatan secara tertulis dan kepadanya diberikesempatan untuk mengajukan keberatan-keberatannya.

Pasal 83

(1) Pemegang IMB waiib memberttahukan secaratertulis kepada Dinas tentang :a. saat akan dimulainya p€kerjaan mendirikan

bangunan tersebut dalam Il\rB, sekurang-kurangnya 24 jam sebelum pekerjaan dimulai,

b. saat akan dimulainya bagian-bagian pekeriaanmendirikan bangunan, sepanjang hal itudipersvaratkan dalam lMB, sekurang-lrurangoya24 iam sebelum bagian itu mulai dikerjakan;

c. tiap penyelesaian bagian p€kerjaan mendirikanbangunan sepanjang hal itu dipersyaratkandalam IMB sekurang-kurangnya 24 jam sebelumbaqian itu selesai dikerjakan

(2) Pekerj;an mendtflkan bangunan dalam ll''lB barudapat mulai dikerjakan setelah Dinas menetapkangaris sempadan pagar, garis sempadan bangunanserta ketinggian permukaan lantai dasar daripermulGan jalan atau permuKaan lanan pe-karangan tempat bangunan akan didirikan sesuaidengan persyaratan yang telah ditetapkan dalamIMB.

(3) SelambatJambainya 7 (tujuh) had setelah diterimapemberitahuan sebagaimana dalam ayat (1) Dinasridak me€ksanakan tugasnya sebagaimana dFmaksud dalam ayat (2), maka pemegang Ein dapatmemulai pekerjaannya.

(4) Pekerjaan mendirikan bangunan harus dilaksana-kan sesuai dengan rencana yang dlajuKan oanditetapkan dalam lN'lB.

Page 48: Menimbang : a. Mengingat ; 1

Pasal 84

(1) Selama pekerjaan mendirikan bangunan djlaksana-kan, pemegang IMB diwajibkan untuk menutuplokasi tempat mendirikan bangunan dengan pagarpengaman yang mengelilingi dengan pintu rapat.

(2) Bilamana terdapat saEna kota yang menggangguatau terkena rencana pembangunan maka pe-laksanaan pemindahan/p€ngamanan harus dikerja-kan oleh pihak yang berwenang atas biayapemegang lMB.

Pasal 85

(1) Pelaksanaan mendirikan bangunan harus mengikutiketentuan-ketentuan dari peraturan Keselamatandan Kesehatan Kerja yang berlaku.

(2) Pemegang lzin Mendirikan Bangunan diwajibkanuntuk menyediakan air minum yang memenuhikesehatan iingkungan dan ditempatkan sedemikianrupa sehingga mudah dicapai oleh para pekerjayang membutuhkannya.

(3) Pemegang lzin Mendiril€n Bangunan diwajibkanuntuk menyediakan perlengkapan PertolonganPertama Pada Kecelakaan (P3K) lengkap danbanyaknya sesuai dengan jumlah orang yangdipekerjakan dan ditempatkan sedemikian rupasehingga mudah dicapai bila diperlukan.

(4) Pemegang lzin Mendirikan Bangunan diwajibkansekurang-kurangnya menyediakan 1 (satu) unit WCsementara, jika mempekerjakan sampai dengan 40orang, untuk 40 orang kedua, ketiga dan seterusnyadisediakan tambahan masrng-mastng 1 (satu) WC,agt.

Pasal 86

(1) Kepala Dinas karena jabatannya menjadi pengawasbangunan dengan dibantu oleh tenaga teknikyang283

Page 49: Menimbang : a. Mengingat ; 1

(2)

(3)

(4)

karena jabatannya menjadi pengawas pembantu;Pengawasan pelaksanaan pekerjaan di lapangandilakukan oleh pengawas sebagaimana ditentukandi dalam Pasal 69Selama pekerjaan mendirikan bangunan dilakukan,pemegang ll\48 wajib menempatkan salinan suratIMB beserta lampirannya di lokasi pekerjaan untukkepenhngan pemeriksaan oleh petugasPetugas Dinas berwenang untuk :a. memasuki dan memeriksa tempai pelaksanaan

pekerjaan mendiikan bangunan setiap saatpada jam kerla;

b. memeriksa apakah bahan bangunan yangdigunakan sesuai dengan Persyaratan UmumBahan Bangunan (PUBB) dan Rencana Kerjadan Syarat-syarat (RKS);

c. memerintahkan menyingkirkan bahan bangunanyang tidak memenuhi syarat, demikian pula alat-alat yang dianggap berbahaya serta meruglkankeselamatan/kesehatan umum:

d. memerintahkan membongkar atau menghenti-kan segera pekerjaan mendirikan bangunan,sebagian atau seluruhnya untuk sementarawaktu apabila :1. pelaksanaan mendirikan bangunan menyim-

pang dari izin yang telah diberikan ataus.varalsya rat yang telah ditetapkan;

2. peringatan tertulis dari Dinas tidak dipenuhidalam jangka waktu yang telah dltetapkan.

Pasal 87

(1) Setelah bangunan selesai, Pemegang IMB wajibmenyampaikan laporan secara teriulis dilengkapidengan :a. berita acara pemeriksaan dan pengawas yang

telah diakreditasi (bagi bangunan yang drper-syararKan),

28.+

Page 50: Menimbang : a. Mengingat ; 1

b. gambar yang sesuai dengan pelaksanaan (asbuilt drawings),

c. fotocopy tanda pembayaran retribusi(2) Berdasarkan laporan dan beriia acarc sebagaimana

dimaksud dalam ayat (1) pasal ini Kepala Dinasatas nama Walikota menerbitkan Sertifikat LaikFungsi (SLF).

(3) Jangka waKu penerbitan SLF dimakud dalam ayat(2) ditetapkan selambat-lambatnya 12 hari ketjaterhitung sejak diterimanya laporan dan berita aca€pemeriksaan

Pasal 88

(1) Bangunan gedung yang telah selesai dibangunharus digunakan sesuai dengan jenis peruntukanbangunan yang tercantum dalam lMB.

(2) Apabila terjadi perubahan penggunaan bangunansebagaimana yang telah ditetapkan dalam llrB,pemilik bangunan wajib mengajukan permohonanlzin Penggunaan Bangunan yang baru kepadaWalikota.

(3) Kepala Dinas dapat menghentikan penggunaanbangunan yang tidak sesuai dengan jenisperuntukan bangunan yang ditentukan dalam ll\48.

(4) apabila penggunaannya iidak sesuai dengan SLF.

Pasal 89

(1) Untuk bangunan gedung yang telah ada. khususnvabangunan umum waJib dilakukan pemeiksaansecara berkala terhadap keiaikan fungstnya.

(2) Pemeriksaan secara berkala dilakukan olehtenaga/konsultan ahli yang telah diakreditasi seiiap5 (l ima) tahun sekali.

(3) Dinas mengadakan penel'tian atas hasii pemeriksa-an berkala sebagaimana dimaksud dalam ayat (2)mengenai syarat-syarat administrasi maupun teknis:8i

Page 51: Menimbang : a. Mengingat ; 1

{4)

t5)

Dinas memberikan seniiikat Iaik fungsi apaDilabangunan yang diperiksa telah memenuhi per-svaratan administrasl dan teknis.Dalam rangka pengawasan penggunaan bangunanpetugas Dinas dapat meminta kepada pemilikbangunan untuk memperlihatkan Sertifikat LaikFungsi beserta lampirannya.

Bagian KeduaMerobohkan Bangunan Oleh Pemilik

Pasal 90

(1) Pemilik bangunan atas inisiatif sendiri daPatmerobohkan bangunan.

(2) Setiap orang atau badan yang akan merobohkanbangunan gedung yang memPurryai dampak luasterhadap keselamatan umum harus mendapat izindariWalikota.

(3) Kritena pembongkaran bangunan yang mempunyardampak luas terhadap keselamatan umum yangdimdksud dalam ayat (2) d(etapkan denganKeputusan Walikota.

(4) Permohonan lzin Merobohkan Bangunan harusmemuat rencana merobohkan bangunan yangmeliputi ia. tujuan atau alasan merobohkan bangunan,b. tata cara merobohkan oangunan:c nal-hal larn yang dlanggap perlu

Pasal 91

(1) Perencanaan merobohkan bangunan dibuat olehperencana bangunan.

(2) ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)ini tidak berlaku bagi :a. bangunan sederhana,b bangunan tidak bertingkat

?86

Page 52: Menimbang : a. Mengingat ; 1

(3) Perencanaan merobohkan bangunan melipuii :a. s!€tem merobohkan bangunan,b.pengendalian pelaksanaan merobohkan

bangunan.

pasal 92

Tatacara dan syarat-syarat untuk memperoleh lzinMerobohkan Bangunan ditetapkan dengan KeputusanWalikota

Pasal 93

('l) Dinas mengadakan peneijtian atas permohonanmerobohkan bangunan yang diajukan mengenaisyarat-syarat administrasi, teknis dan lingkunganmenurui peftttuEn yang berlaku pada saatpermohonan merobohkan bangunan diajukan.

(2) Dinas memberikan rekomendasiaman atas rencanamerobohkan bangunan apabila perencanaan me-robohkan bangunan yang diajukan telah memenuhipersyaEftan keamanan teknis dan keselamatanlingkungan.

Pasal 94

(1) Pekerjaan merobohkan bangunan baru dapatdimulai paling cepat 5 (lima) hari kerja setetah izinolenma.

(2)Pekerjaan merobohkan bangunan dilaksanakanberdasarkan tata cara dan rencana vanq disahkandalam rekomendasi.

Pasal 95

(1) Selama pekerjaan merobohkan bangunan d!laksanakan, pemilik harus menempatkan salinanrekomendasi merobohkan bangunan beserta:87

Page 53: Menimbang : a. Mengingat ; 1

lampirannya dilokasi pekerjaan untuk kepentinganpemeriksaan oleh petugas Dinas.

(2) Petugas Dinas berwenanga. memasuki dan memeriksa tempat pelaksanaan

pekerjaan merobohkan bangunan;b. memeriksa apakah perlengkapan dan peralatan

yang digunakan untuk merobohkan bangunanatau bagian-bagian bangunan yang dirobohkansesuai dengan persyaratan yang disahkandalam rekomendasi;

c. melarang pemakaian pedengkapan, peralatandan tata cara yang digunakan untuk me-robohkan bangunan yang berbahaya bagipekerja, masyarakat sekitar dan lingkunganserta memerintahkan mentaati tata cara yangtelah drsahkan dalam rekomendasr

AAB VIIIPENERTIBAN PEMBANGUNAN

Pasal 96

Penertiban ditujukan terhadap bangunan gedungyang tidak memiliki IMB dan bangunan yangdibangun tidak sesuai dengan lMB.Pelaksanaan penertiban terhadap kegiatan pem-bangunan dilakukan melalui tahapan{ahapanpenerbitan surat pemberitahuan untuk menguruslMB, surat peringatan, surat perintah penghentian,penyegelan, surat peintah bongkar, danpemDongKaran.

Pasal 97

(1) Surat Pembentahuan untuk mengurus l l\rB sebagai-mana dimaksud pada Pasal 96 ayai (2)d kel,Jarkan apabila

(1)

(2)

283

Page 54: Menimbang : a. Mengingat ; 1

a. bangunan yang dibangun tidak menyimpangdengan RTRW Kota dan persyaratan teknisbangunan yang ditentukan dalam Qanun ini.

b. bangunan yang dibangun betum memenuhipersyaratan teknis, tetapi masih dimungkinkanuntuk diperbaiki.

(2) Dalam surat pemberitahuan untuk mengurus IMBsebagaimana dimaksudkan dalam ayat (1), disertaidengan perintah penghentian sementara.

(3) Pemilik bangunan harus mengurus IMB sebagai-mana dimaksud dalam ayat (1) selambat-lambatnya30 (ttga puluh) hari sejak menerima SulatPemberitahuan.

(4) Walikota memberikan peringatan tertulis kepadapemilik bangunan gedung yang tjdakmengurus IMBdalam jangka waKu sebagaimana dimaksud dalamayat (3).

(5) Dalam jangka waldu 14 (empat betas) hari setelahSurat Pedngatan sebagaimana dimaksud dalamayat (4) tidak diindahkan, Walikota memerintahkanpemilik bangunan untuk membongkar bangunangedung tefsebut.

(6) Apabila dalam jangka waKu 14 (empat belas) haripemilik bangunan gedung tidak mengindahl€nperintah bongkar dimasudkan dalam ayat (3),Walikota berhak membongkar paksa atas biayapemjljk bangunan gedung.

Pasat98

(1) Bangunan gedung yang dibangun tanpa ttIB yangmenyimpang dari RTRW Kota atau tidak memenuhisyarat teknjs bangunan gedung yang diteniukandalam Qanun ini harus dibongkar.

(2) Walikota mengeluarkan Surat perintah pembong-karan bangunan gedung yang dimaksudkan datamayat (1) dengan didahului surat Perintah oeng-heniian pembangunan289

Page 55: Menimbang : a. Mengingat ; 1

(3) Pembongkaran bangunan yang dimaksuokan daiamayat (1) dilakukan oleh pemilik bangunan dalamwaKu paling lambat 7 (iuiuh) hari sejak diterimaSurai perintah Pembongkaran

(4) Dalam hal pemilik bangunan tidak mengindahkanketentuan dalam ayat (3), walikota melakukanpembongkaran paksa atas biaya pemilik bangunangedung

Pasal 99

(1) Bangunan gedung yang dibangun menyimpang darilIrB diDerintahkan untuk dihentikan dan harusdisesuaikan kembali dengan persyaratan yangditentukan dalam ll!!8.

(2) Dalam jangka waktu 14 (empat beias) hari selakditerima surat perintah penghentian dan penye-suaian bangunan gedung Pemegang l['18 tldakmengindahkan ketentuan dalam ayat (1), walikotamelakukan pembongkaran paksa atas biayapemegang IMB

BAB IXUPAYA ADMINISTRATIF

Pasal lO0

(1) Pemohon lzin Mendirikan Bangunan yang merasadirugikan dapat mengalukan keberatan kepadaPejabat yang mengeluarkan atau tidak mengeluar-kan keputusan sebagaimana yang diatur dalamperaturan perundang-undangan yang berlaku.

(2) Tata cara pengajuan proses keberatan diatur lebihIanjut dengan Keputusan Walikota.

290

Page 56: Menimbang : a. Mengingat ; 1

BAB XSANKSI ADDIINISTRATIF

pasat 10.1

Setiap pemilik dan/atau pengguna yang tidak meme-nuhi kewajiban pemenuhan fungsi dan/atau per-syaratan dan/atau penyelenggaraan bangunan gedungsebagaimana dimaksud pada Pasal 10 (1), Pasal 11(1), Pasal 15. Pasal16, PasallT (1), (2), dan (3), pasal'19, Pasal 20, Pasal 23 (1), Pasal 26 (1), Pasat 27 (.1),Pasal 2B (1), Pasal 29 (1), Pasal 30 (1), Pasal 31 (1),Pasal 74 (1), Pasai 84 (.1), Pasal 85, Pasal 87 (1) danPasalSS ayat (2) dikenakan sanksi administrasi.

Pasal 1O2

(1) Sanksi administrasi sebagaimana dimaksud padaPasal 101 dapat berupa :a. peringatantertuljs;b. pembatasan kegiatan pembangunan bangunan

gedung;c. penghentian sementara atau tetap pekerjaan

pelak6anaan pembangunan bangunan gedung;d. penghentian sementara atau tetap pemantaatan

oangunan geoung:e. pembekuan izin mendirikan bangunan gedung,i pencabutan izin mendirikan bangunan gedung;g. pembekuan sertifikat laik fungsi bangunan

gedung;h. pencabutan sertifikat laik fungsi bangunan

geoung, ataui periniah pembongkaran bangunan gedung.

(2) Selain pengenaan sanksi administrasi sebagajmanadimaksud dalam ayai (1) oapat dikenakan sanksldenda paling banyak 10% dari nila' bangunan yangsedanq atau telah dibanoun

291

Page 57: Menimbang : a. Mengingat ; 1

{3) Jenis pengenaan sanksi sebagalmana oimaksuddalam ayat (1) dan ayat (2) ditentukan oleh beratdan ringannya pelanggaran yang dilakukan.

BAB XIKETENTUAN PIDANA

Pasal 103

(1) Setiap pemrlrk bangunan yang tidak memenuhi'

ketentuan pada Pasal 85 diancam pidana menurutperaturan perundang-undangan yang berlal(u

(2) betiap pemilik bangunan yang tidak memenuhiketentuan pada Pasal 81 diancam Pidana kurunganpaling lama 6 (enam) bulan atau denda palngbanvak Rp. 5.000.000,- (Lima juta rupiah)

BAB XIIKETENTUAN PENYIDIKAN

Pasal 104

(1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu dilingkungan' ' Pemerintah Kota diberi wewenang khusus sebagai

oenvidik untuk melakukan penyidikan tindak pidanabibidang Bangunan Gedung sebagaimana dl-maksud dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun1981 tentang Hukum Acara Prdana

{2) Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud padaavat (1) adalah :a. Meherima, Mencari, lMengumpulkan dan mene-

liti keterangan atau laporan berkenaan dengantindak pidana dibidang Bangunan Gedung agarketerangan atau laporan tersebut menjadilenqkaP dan lelas,

b lvleneliii, mencari dan mengumpulkan ke-ierangan ri-lengenai orang pribadi atau badan

292

Page 58: Menimbang : a. Mengingat ; 1

f.

c.

d.

e,

s.

h.

tentang kebenaran perbuatan yang dilakukansehubungan dengan tindak pidana di bidangBangunan Gedung;Meminta keterangan dan bahan buKidan orangpribadi atau badan sehubungan dengan tindakpidana dibidang Bangunan Gedung,l\remeriksa buku-buku, catatan-catatan dandokumen-dokumen lain berkenaan dengantindak pidana dibidang Bangunan Gedung;Melakukan pengeledahan untuk mendapatkanbahan buKi pembukuan, pencatatan, dandokumeniokumen lain serta melakukan pe-nyitaan terhadap bahan buKa tersebut,Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangkapelaksanaan tugas perryidikan tindak pidanadibidang Bangunan Gedung;Menyuruh berhenti dan atau melarangseseorang meninggalkan ruangan atau tempatpada saat pemeriksaan sedang berlangsungdan memeriksa identitas orang dan ataudokumen yang dibawa sebagaimana dimaksudpada hurufe;l\,,lemotrel seseorang yang berkaiian dengantindak pidana Bangunan Gedung;[4emanggil orang untuk didengar ketelangannyadan drperiksa sebagai tersangka atau saksi;l\4enghentjkan penyidikan;l\4elakukan tindakan lain yang pedu untukkelancaran penyidikan iindak pidana dibidangBangunan Gedung menurut hukum yang dapaidipertanggung Jawabkan.

lk.

(3) Penyidik sebagaimana yang dimaksud pada ayat{1) memberitahukan dirnulainya penyidikan danmenyampaikan hasil penyidikan kepada penuntutumum, sesuai ciengan keientuan yang diaiur daiamUndang.Unda'rg Nomor B iahuF '98'. TentargHukum Acara Pidana.

293

Page 59: Menimbang : a. Mengingat ; 1

BAB XIIIKETENTUAN PERALIHAN

Pasal 105

('l) Bagr bangunan geoung yang telah ada sebelumOanun Ini berlaku yang belum memtltt(l Sural lzlnMendirikan Bangunan dalam tempo 3 (tiga) tahunterhtung sejak tanggal perundangan Qanun inidiwaiibkan telah memiliki lzin Mendirikan Bangunan.dengan tetap berkewajiban menyesualkanbangunan gedung dengan persyaratan yang daaturdalam Oanun,ni.

(2) Penyesuaran bangunan gedung sebagaimana di-maksudkan dalam ayat (l) diberikan tenggangwaKu 5 (lima) tahun.

(3) lzin Mendirikan Bangunan sebagaimana dimaksuddalam ayat (2) diberikan sepanjang lokasibangunansesuai dengan rencana Tata Ruang Kota.

(4) Permohonan IMB yang diajukan dan belum dFDutuskan pada saat Qanun ini diundangkan,diselesaikan berdasarkan ketentuan-ketentuanOanun ina.

BAB XMKETENTUAN PENUTUP

Fasai 106

Hal-hal yang belum diatur dalam Oanun inl, sepania'lgmengenar pelaksanaannva akan diatur leblh lanlutdengan Keputusan Walikota.

Pasal 107

Qanun ini mulai bedaku pada tanggal diundangkan

294

Page 60: Menimbang : a. Mengingat ; 1

Agar setiap oEtng mengetahuinya. memerintahkanpengundangan oanun inr dengan penempatannyadalam Lembaran Daerah Kota Banda Aceh.

Ditetapkan di Banda Acehpada tanggatog Mei 2q)4

18 RabiutAwlt 1425

WALIKOTA BANDA ACEH.

Cap/Dto

DIs. H. syARtFUDOtN t-ATtF

Diundangkan di Banda Acehpadatanggal .lO Mei 2004

20 Rabiul Awat 1425

SEKRETAruS DAERAH KOTABANDA ACEH,

CadDto

T. ANWAR AZWARDY

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDA ACEH TAHUN 2d'4 NOMOR11 SERI E NOMOR 3.

295

Page 61: Menimbang : a. Mengingat ; 1

PENJELASAN

ATAS

QANUN KOTA BANOA ACEHNOMOR 10 TAHUN 2OO4

TENTANG

BANGUI'lAN GEOUNG

I UMUM

Banda Aceh sebagai ibu kota Provinsi Nanggroe AcehDarussalam dewasa ini sedang giatgiatnya melakukan berbagaikegiatan pembangunan, baik pembangunan bangunan gedung milikpemenntah, maupun swasta dengan berbagai fungsi peruntukannya.Pembangunan gedung perlu drlakukan penataan, karenapembangunan itu sendiri selain dapat menimbulkan manfaat positifdapat pula menimbulkan dampak negatif baik untuk pemillk sendirimasyarakat sekitar maupun lingkungan htdup. Bangunan gedungselain harus memperhatikan faKor kenYamanan, keselamatan,kesehatan juga harus memperhatikan nilai-nilai agama, estetika danbudaya serta adat istiadat.

Dalarn melakukan berbagar kegaatan penvelenggaraanpembangunan bangunan gedung harus memperhatikan kepentinganumum. sehingga Pemeintah Kota dan masyarckat harus berperanbaik pada tahap perencanaan. tahap pelaksanaan mauoun lahappengawasan sehingga pembangunan gedung tidak akanmenimbulkan berbagai dampak negatif dan kerawanan sostal seftamenimbulkan gangguan kesenatan oan ketndahan koia

Untuk dapat terwujudnya pembangunan gedung sebagal-mana diuraikan di atas, maka pembangunan gedung haruscidasarkan pada instrumen penzlnan SetlaD pembangunan baru,perubahan, perluasan dan oembongka|an gedung diwaiibkanmemiliki izin dari Walikota.

196

Page 62: Menimbang : a. Mengingat ; 1

Oleh karena itu Pemerintah Kota beMenang dalammelakukan pengawasan terhadap pembangunan gedung yangaman, sehat, bersih dan indah, seria nyaman.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal '1Cukup jelas

Pasal 2Ayat (1)

Cukup jelasAyat (2)

Cukup jetasAyat (3)

Cukup jelasAyat (4)

Cukup jelasAyat (5)

CukupjelasAyat (6)

Cukup jetasAyat (7)

CukupjelasAyat (B)

Cukup jelasPasal 3

Ayat (1)Cukupjetas

Ayat (2)Cukup jelas

Ayat (3)Cukupjelas

Pasal 4Ayat (1)

CukupjelasAyat (2)

297 Cukup jelas

Page 63: Menimbang : a. Mengingat ; 1

Ayat (3)Cukup le'as

Ayat (4)cukuPJelas

Ayat (s)Cukup jelas

Ayat (6)Cukupjelas

Pasal 5Ayat (1)

Cukup jelasAyat (2)

Cukup jelasAyat (3)

Tidak laik fungsi dimaksudkan apabila sebagian atauseluruh bangunan gedung dalam kondisi lapuk ataurapuh yang dapat membahayakan keselamatanPenghuni atau masyarakat umum.

Ayat (4)cukuPJelas

Pasal 6Ayat (1)

Cukup JelasAyat (2)

Pendataan dimaksudkan untuk keperluan tertibpembangunan dan pemaniaatan banguna gedung,memberikan kepastian hukum tentang statuskepemilikan bangunan gedung dan sistem informasi.Berdasarkan pendataan bangunan gedung, sebagalpelaksanaan asas pemisahan horDontal, selanjutnyapemilik bangunan gedung memperoleh suratketerangan kepemiiikan bangunan gedung oarlPemerintah Kota.

Pasal 7Ayat (1)

CukuP ielasAyat (2)

CukuP jelas

Page 64: Menimbang : a. Mengingat ; 1

..! '

Pasal 8Ayat {1)

Cukup jelasAyat (2)

Cukup.ielasPasal 9

Ayat (1)Cukup jelas

Alrat (2)Cukup jelas

Pasal 10Al,at (1)

Cukup jelasAyat (2)

Cukup jelasAyat (3)

' Cukup jelasPasal 11

Ayat (1)Oukup jelas

Ai€i (2)Cukup jelas

Ayat t3)Cukup jetas

Aya (4)Cukup jelas

sal '12A!€t (1)

CukupjelagAyat (2)

Cukup jelasPasal 13

Ayat (1)Cukup Flas

Ayat (2)Cukupjelas

Ai€t (3)Cukup jelas

299

Page 65: Menimbang : a. Mengingat ; 1

, \

Pasal 14A,€t (1)

Cukup jela6Ayat (2)

CukuP ielas. A!'at (3)- CukuP jelas

Pasal 15Ar/at (1)

CukuP jelasAyat (2)

Cukup jelasAYat (3)

Cukup FlasArat (4)

' cukuP jelasAyat (5)

CukuP jelasAYat (6)

Cukup jelasArat (7)

Cukup jelasAYat (8)

t CukuPJelasI Pasall6

A!€t (1)CukuP jehs

Ayat (2).. Cukup jelas

Pasal 17AY?t (1)

" cukup ielasAlrat (2)

Cukup iehsA!'at (3)

Cukup jelasAyat (4)

cukuP jelas

300

Page 66: Menimbang : a. Mengingat ; 1

i l

Pasal 18Ayat (1)

Cukup jelasAyat (2)

CukupjelagAyat (3)

Cukup rehsAlat (4)

Cukup jelasPasal 19

Ayat (1)Cul(Jp jelas

Ayat (2)Cukup jelas

Ayat (3)Cukup ielas

Ayat (4)Cukup jelas

Pasal 20Alat (1)

Qrkup jelasAyat (2)

Cukup jelasA!€t (3)

Cukup jehsPasal 21

A!€t (1)Cukup jelas

Ayat (2)Cukupjelas

Arat (3)Cukupjelas

Pasal22Ayat 0)

Cukup jelasAyat (2)

Cukup jelasAvat (3)

301 . bukupjeras

Page 67: Menimbang : a. Mengingat ; 1

Ayat (4)Cukupjelas

Ayat (5)Cukupjelas

Pasal 23Ayat (1)

CukuP jelasAyat (2)

Cukup jelasPaeal24

Ayal0)Bangunan gedung untuk kepentingan umum adalahmeliputi bangunan peribadatan, bangunanperkantoran, bangunan pasar / pertokoan / mal,bangunan perholelan, bangunan kesehatan,bangunan p€ndidikan, bangunan gedung pertemuan,dan bangunan Pelayanan umum.

Ayat (2)Cukup jelas

Pasal 25AFt(1)

Cukup jelasAyat (2)

Cukup jelasAyat (3)

CukupjelasPasal 26

Ayat (1)CukuPjelas

Ayat (2)CukuP jelas

Ayat (3)Cukupjelas

Ayat (a)Cukup jelas

Pasal 27Ayat (1)

CukuP jelas

302

Page 68: Menimbang : a. Mengingat ; 1

Ayat (2)Cukupjelas

Ayat (3)Cukup jelas

AFt (4)Cukupjelas

Ayat (5)Cukup jelas

Pasal 28Ardt (1)

Cukup]elasAyat (2)

Cukup jelasAyat (3)

Cut(Jp letasA)€t (4)

Cukup jelasA}/dt (5)

Cukup jetasPasal 29

A!'al (1)Cukup jelas

Ayat (2)Cukup jelas

Ayat (3)Cukup jelas

A),at (4)Cukupjelas

Pasal 30Ayat (1)

Cukup jelasAyat (2)

Cukup jelasAyat (3)

CukupjelasAyat (4)

Cukup jelasAyat (5)

303 cukupjelas

T

Page 69: Menimbang : a. Mengingat ; 1

:

Ayat (6)Cukupjelas

Ayat (7)Cukup jelas

Ayd (8)

-, CukuP jelasAyat (9)

CukuP jelas.' l+rsal 31

Ayat (1)CukuP ielas

Ayat (2)Cukup jelas

A)€t (3)Cukup jelas

Ardt (4)Cukup jelas

A)rat (5). CukuP jelas

Pasal 32Ar€t (1)

Cukup jehsArat (2)

o*uP jelasAyat (3)

CukuP ielasPasal 33

Ayat (1). CukuPjelas

Ayat (2). CukuP jelas' Ayat (3)

CukupjelasPasal 34

Ayat (1)Cukup jelas

AYat (2)Cukup jelas

104

Page 70: Menimbang : a. Mengingat ; 1

Arat (3)Cukupjetas

Ayat (4)Cukup ietas

A),at (5)Cukup jelas

Pasal 35Ayar (1)

Cukup jelasAyat (2)

Cukup jelasAyat (3)

Cukup FtasPasal 36

Ayat (1)Cukup ietas

Ayat (2)Cukup ietas

Ayat (3)CukuD ielas

Pasal 37A)rat (1)

Cukup ielasA)'at (2)

CukuD ielasPasal 38

Ayat (1)Cukup jetas

Ayat t2)Cukup jetas

Alrat (3)Cukupjetas

Pasal 39Cukup jetas

Pasal 40Ayat (1)

CukupjelasAyat (2)

305 Cukup jelas

Page 71: Menimbang : a. Mengingat ; 1

1!,

Ayat (3)Cukup jelas

Pasal 4'lCukup ielas

Pasal 42Ayat (1)

Cukup jelasAyat (2)

CukuP jelassal rf|

CukupjelasPaeal ,{4

Ayat (1)Cukup ielas

A!€t (2)Cukup iehs

Ayat (3)Cukup ielag

Ardt (4)CukuP jelas

Pasal 45CukupFlas

l%eal 46Cukup ielas

Pasal 47Cukup Flas

Pasal rl8Cukupjelas

,. Pasal4gCukup ielas

Pasal 50Cukup Jelas

PasalSlCukup jelas

Pasal 52Ayat (1)

CukupielasAyat (2)

CukuP jelas

306

Page 72: Menimbang : a. Mengingat ; 1

1!,

Pasal 53AYat (1)

Cukup ielasAyat (2)

CukupjelasArdt (3)

CukupjelasPasal 54

Cukup jelas

Pasal 55Cukup jelas

Pasal 56Cukup jelas

Pasal 57Cukup ielas

Pasal 58A)rat (1)

Cukup jehsA)'at (2)

Cukup jehsAyat (3)

Cukup jehsA)rat (4)

Cukup jelasAyat (5)

Cukup jelagPasal 59

Ayat (1)Cukup jelas

A)ral (2)Cukup jelas

A!€t (3)Cukup jelas

Pasal 60Ayat (1)

Cukup jehsAvat Q\

307 'bukupjelas

Page 73: Menimbang : a. Mengingat ; 1

Pasal6lAyat (1)

Cukup jelasAyal (2)

Cukup jelasAyat (3)

Cukup jelasPasal 62

Ayat 0)Cukup jelas

Ayat (2)Cukup jelas

A),at (3)Cukup jelas

Airat (4)Cukup jelas

Pasal 63Ayat (1)

Cukup.ielasAyat (2)

CukupjelasAyat (3)

Cukup jelasAyat (4)

Cukup jelasPasal 64

Ayat (1)Cukup jelas

Ayat (2)Cukupjelas

Ayat (3)Cukup jelas

Ayat (4)CukuP jelas

Pasal 65Ayat (1)

CukuP jelasAyal (2)

CukuP jelas

308

Page 74: Menimbang : a. Mengingat ; 1

Ayat (3)Cukup jelas

Ayat (4)Cukupjelas

Pasal 66Ayat (1)

Cukup jelasAyat (2')

Cukup jelasAlat (3)

Cukup jelasAlat (4)

Cukup jelasAl|at (5)

Cukup jelasAyat (6)

CukupjelasPasal 67

Ayat 0 )Cukupielas

Ayat (2)Cukup jehs

Ayat (3)Cukup jelas

Pasal 68A}rdt (1)

Cukup jelasAyat (2)

Cukup FlasA)€t (3)

Cukup jelasAyat (4)

CukupjelasPasal 69

Ayat 0)Cukup jelas

Ayat (2)Cukup jelas

Page 75: Menimbang : a. Mengingat ; 1

Ayat (3)CukuP jelas

Ayat (4)CukuPjelas

Ayat (5)CukuP jelas

Pasal 70Ayat (1)

CukupFlasAyat (2)

Cukup.ielasAyat (3)

Cukup jelasAYat (4)

CukuP jelasPasalTl

Ayat (1)Cukup jelas

. A!€t (2)CukuP jelas

Ayat (3)CukuP jelas

AYat (4)CukuPjelas

Ayat (5)CukuP jelas

Pasal 72Ayat (1)

CukuP jelasAyat (2)

CukuP jelasAYat (3)

CukuP jelasAyat (4)

CukuP lelasPasal 73

Ayat (1)cukuP jelas

310

Page 76: Menimbang : a. Mengingat ; 1

Ayat (2)Cukupjelas

Ayat (3)Cukup jelas

Ayat (4)Hal mendesak dimaksudlcn adalah apabila adakonsisi bangunan gedung yang menurutpertimbangan pengkaji teknis bangunan tersebutal€n segera rubuh atau runtuh atau rryata-nyatadalam kondisi akan rubuh yang bisa membahayakankeselamtan maslErakat banyak.

Ayat (5)Cukup jelas

Pa6al74Ayat (1)

Cukup jetasAyat (2)

Cukup jelasAyat (3)

CukupjelasPasal 75

Ayat (1)Cukup jelas

AyaI (2)Cukup jelas

Pasal 76Cukup jelas

PasalTTAyat (1)

Cukup jelasAyat (2)

Cukup jelasAyat (3)

Cukup jelasAyat (4)

Cukup jelasAyat (5)

j11 Cukup ielas

Page 77: Menimbang : a. Mengingat ; 1

Pasal 78Ayat (1)

Cukup jelasAyat (2)

CukuP jelasPasal 79

cukup jelasPasal 80

cukup jelasPasal 81

Cukup jelasPasal 82

AYat 0 )Cukup ielas

Ayat (2)cukup Jelas

Ayat (3)Cukupjelas

Pasal 83Ayat (1)

Cukup jelasAyat (2)

Cukup ielasAyal (3)

Cukup jelasAyat (4)

cukuP jelasPasal 84

AYat (1)Cukup jelas

Ayat (2)CukuPjelas

Pasal 85Ayat (1)

Cukup jelasAyat (2)

CukuP jelasAyat (3)

Cukup jelas

312

Page 78: Menimbang : a. Mengingat ; 1

Cukup jelasPasal 86

Aylat (1)Cukup jelas

Art (2)Cukup.jelas

Ayat (3)Cukup Flas

Alrat (4)Cukup jelas

Pasal 87Ayat (1)

CukupjelasA)€t (2)

Cukup jelasAyat (3)

Cukup iehsPasal 88

Ar/at (1)Cukup jehs

Ayat (2)Cukup ielas

Alrat (3)Cukup jelas

A!,at (4)Cukup jelas

Pasal 89Ayat (1)

Cukup jetasAyat (2)

CukupjelasAyat (3)

cukup jelasAyat (4)

Cukup.ietasAyat (5)

Cukup jelas3lt

Page 79: Menimbang : a. Mengingat ; 1

'3

Pasal 90Ayat (1)

Cukup jelasAyat (21

Cukup.ielasA!,at (3)

Cukup jelasAyat (4)

Cukup jelasPasal 91

Ayat (1)Cukup ielas

Ayat (2)' CuhrP Flas

Ayat (3)Cukup jelas

Pasal 92Cul(lp tslas

Pasal 93A)'at (1)

CukuP FlaEAyat (2)

CukupjelasPasal 94

Afdt (1)Cukup jelas

Ayat (2)Cukupjelas

Pasal 95Ayat (1)

CukuP jelasAyat (2)

Cukup.ielasPasal 96

Af€t (1)Cukup jelas

Ayat (2)Cukup ielas

Page 80: Menimbang : a. Mengingat ; 1

Pasal9TAyat (1)

CukupjelasAyat (2)

Cukupjelas. A!€t (3)

Cukup jelasAyat (4)

Cukup jelasAyat (5)

CukupjelasAyat {6)

Cukup jetasPasal 98

Ayal (1)Cukup ielas

Alrat (2)Cukup Flas

Ayat (3)Cukup jelas

A)€t (4)' CukupFhg

sal 99A!€t (1)

Cukup jelasA'rat (2)

Cukup jelasPasal 10O

Ayat (1)Cukupjelas

Ayat (2)Cukupjelas

Pasal 101Cukup jelas

Pasai 102Ayat (1)

CukupjetasAyat (21

Cukup jelas315

Page 81: Menimbang : a. Mengingat ; 1

1\. -

Ayat (3)Cukup Fhs

Pasal 1C3Ayat (1)

Cukup iela6Ayat (2)

'' CukupjetasPasal 104

.. AFt(1)Culclp Flss

Ayat (2)Cukup ltas

Pasal I 05A)"t (1)

Cula:lp JelisAyat (2)

Cukup jelasA!€t (3)

Cukup jelasAy€t (4)

Cukup jelasPasal 106

Cul(up FhsPasal 107

Cukup,etas

Page 82: Menimbang : a. Mengingat ; 1

BERITA DAERAH KOTA BANDA ACEHNomor 1z TAHUN 2005

M.rlmbarg

Mengingat

3t7

PERATURAN WALIKOTA BANDA ACEHNOMOR ia TAHUN 20os

TENTANG

PELAKSANMN OANUN KOTA BANDA ACEHNOMOR IO TAHUN 2IXI4 TENTANG

BANGUNAN GEOUNO

WALIKOTA BANDA ACEH,

; a.baiwa Qanun Kota Banda Aceh Nomor fO Tahunlq. qntanS Bangunan Gedung, yang tetahmenoapal persetujuan Dewan penMaldlan RakFtDaerah Kota Banda Aceh sesuar denoanKeputusannya Nomor 4 Tahun 2mq bnggaf i i,;ilq0j-:"lFls

persetujuan Der.rian rerwariiin naryaiuaeran Kota Banda Aceh Terhadap 13 (tiga belis)Buah Rancangan Oanun untuk ditetapka; MeniadiQanun Kota Banda Aceh Tahun 2OO4 ,mri Ait"t"pi""Menjadi Qanun dan telah diundangkan datamLembaran Daerah Kota Banda Aceh lahun 2OO4

. Nomor I I. Serr E Nomor 3, perlu segera dtlak6anal,€n,

o oanwa unfuk maksud tersebut perlu menetapkandatam suatu peratu.an Walikota:

: 1. Undang-Undang Darurat Nomor g Tahun 1956 tentangP€mbentukan Daerah Otonom Kota-kota Besar dala;Lingklngan Daerah propinst Sumatera Utara{LemDaran Negara Republtk Indonesia Tahun 1956

Page 83: Menimbang : a. Mengingat ; 1

Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor1092);Undang-Undang Nomof 5 Tahun 1960 tentangPeraturan Dasa. Pokok-pokok Agraria (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor 104,Tambahan Lembaran Negara Nomor 2043);Undang-undang Nomor 13 Tahun 1980 tentang Jalan(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1980Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Nomor3186);Undang-Undang Nomor I Tahun 198'l tentang HukumAcara Pidana (Lembaran Negara R€publik IndonesiaTahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran NegaraNomor 3209):

5- Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentangPeradilan Tata Usaha Negara (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 1986 Nomor 77, TambahanLembaran Negara Nomor 3344);Undang-Undang Nomo. 4 Tahun 1992 tentangPerumahan dan Permukiman (Lembaran NegaraRepub'ik Indonesia Tahun 1992 Nomor 23, TambahanLembaran Negara Nomor 3419);Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1992 tentang BendaCagar Budaya (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 1992 Nomor 27, Tambahan Lernbaran NegaraNomor 3470);Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1992 tentangPenataan Ruang (Lembaran Negara Republaklndonesia Tahun 1992 Nomor '115, TambahanLembaran Negara Nomor 3501);Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1997 tentangPenyandang Cacat (Lembaran Negara Republiklndonesia Tahun 1997 Nomor 9, Tambahan LembaranNegara Nomor 3670);

10. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang PajakDae.ah dan Retribusi Daerah (Lemba.an NegaraRepublik lndonesia Tahun 1997 Nomor 41, TambahanLembaran Negara Nomor 3685), sebagaimana telahdiubah dengan lJndang-Undang Nomor 34 Tahun2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

7.

8.

9.

318

Page 84: Menimbang : a. Mengingat ; 1

2000 Nomor 246, Tambahan Lembaran NeoaraNomor 4048):

11. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentangPengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 1997 Nomor 68, TambahanLembaran N€gara Nomor 3699);

12. Undang-l.Jndang Nomor 18 Tahun 1999 tentang JasaKonstruksi (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 1999 Nomor 54, Tambahan Lembaran NegaraNomor 3833);

13. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 1999 tentangPenyelenggaraan Keistimewaan Propinsi Daerahlstimewa Aceh (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 1999 Nomor 172, Tambahan Lembaran NegaraNomor 3893):

14. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2001 tentanootonomi Khusus bagi Proprnsi Daerah lstimewa Aceisebagai Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Nomor4134\l

15. Undeng-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentangBangunan cedung (Lembaran Negara Republikhdonesia Tahun 2002 Nomor 134, TambahanLembaran Negara Nomor 4247);

16. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentangPemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republiklndonesia Tahun 2004 Nomor 125 TambahanLembaran Negara Nomor 4437);

17. Undang-Undang Nomor 33 Tahun m04 tentangPerimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat danPemerintah Daerah (LembaEn Negara Republiklndonesia Tahun 2004 Nomor 126, TambahanLembaran Negara Nomor 4438);

18. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 1983 tentanoPerubahan Batas Wilayah Kotamadva Daerah Tingka-rll Banda Aceh (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 1983 Nomor 5, Tambahan Lembaran NegaraNomor324 :

19. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentanoPelaksanaan Undang.Undang Nomor I Tahun lgai319

Page 85: Menimbang : a. Mengingat ; 1

tentang Pelaksanaan Hukum Acara Pidana (LembaranNegara Republak Indonesia Tahun 1983 Nomor 36,Tambahan Lemba.an Negara Nomor3258);

20. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 1985 tentanoJalan (Lembaran Negara Repub|k Indonesia Tahu;1985 Nomor 37, Tambahan Lembaran Negara Nomor3293);

21. Peraturan Pemerintah Nomor '13 Tahun 1987 tentanglzin Usaha lndustri (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 1987 Nomor 21, TambahanLembaran Negara Nomor 352);

22. Petatt.?n Pemerintiah Nomor 25 Tahun 2000 tentangKew€nangan Pemerintah dan Ke\4enangan Propinsisebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Republiklndonesia Tahun 2000 Nomor 54. TambahanLembaran Negara Nomor 3952)l

23- Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2000tentang Usaha dan Peran lt asyarakat Jasa Konstruksi(Lembaran Nega.a Republik Indonesia Tahun 20@Nomor 63, Tambahan Lembaran Negara Nomor3395);

24. Peraturan Pemerintiah Nomor 29 Tahun 2000tentang Penyelenggara Jasa Konstruksi (LembaranNegara Republik lndonesia Tahun 2000 Nomor 64,Tambahan Lembaran Negara Nomor 3956);

25. Peraturan Pemerinbh Nomor 30 Tahun 2000tentang Penyelenggara Pembinaan Jasa Konstruksi(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Nomor3956)i

26. Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 tentangPengelolaan dan Pertanggungjawaban KeuanganDaerah (Lembaran N6gara Republik Indonosia Tahun2000 Nomor 2002, Tambahan Lemba.an NegaraNomor 4022);

T7. Peralwan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 tentangPembinaan dan Pengawasan atas PenyelenggaraanPemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republiklndonesia Tahur 2001 Nomor 4, Tambahan LembaranNegara Nomor 4890):

320

Page 86: Menimbang : a. Mengingat ; 1

28. Kepurusan presiden Republik Indonesta Nom6r ?,--

T€hun j 990 tentang penge'olaan Kawasan finJuno: --29. Keputusan presiden Republk tnaonesra ttomo"i lt^^

Tahun j996 tentang Kawasan Industrj,30 Keouusan presiden Republik Indonesia Nomor 44Tahun tg99 tentang Teknik penyusunan peraturan

perundang-undangan dan Bentuk RancanoanUndang_Undang dan peraturan pemerintan ianRancangan Keputusan presiden 1t_emoaran-f.feo-a-raRepubftk lndonesa Tahun i999 Nomor 70):

MEMUTUSKAN :

Menctapkan : PERATURAN WALTKOTA EANDA ACEH TENTANGPELAKSANAAI,I OAiIUN KOTA BANOA ACEH NOMdi.'O TAHUi.I 2OI}4 TENTANC BANGUNAN CEDU a.

pasal 1

Qanun Kota Banda Aceh Nomor 10 Tahun 2OO4 tentangBangunan _Gedung, yang telah diunoangkan datamLemoaran U€teEh Kota Banda Aceh Tahun 2004 Nomor1t, Sed E Nomor 3, perlu segera dilaksanakan.

pasal 2

Pelaksanaan .Qanun sebagaimana ormaKsud dalam pasalI peraturan ini diserahkan kepada Dtnas Tara Kota danPermukman Kota Eanda Aceh

pasal 3

Hal-hal yang .menyangkL.t teknik pelaksanaannya sebagai

oenJaDaran ctan Oanun s€bagaimana dimaksud dal;mpasat 1 peraturan ini akan dtatur lebth tanjut denganKeputusan Wa'ikota

pasal 4

Peraturan ini muJai beflaku sejak tanggal ditetapkan-t.ll

Page 87: Menimbang : a. Mengingat ; 1

Aoar setiap orang mengetahuinya memerintahl€npEngunOungun Peraluran Walrkota ini dengan

oenempatannya dalam Berita Daerah Kota Banda Acoh

Ditetapkan di Banda Aceh

Pada tanggal ffi

Pi. WALIKOTA BATIDA ACEH'

cap,Dto

MAWARDY NURDIN

Diundangkan di Banda Acehpada tanggal 16 Aonl : Ztig?

07 Rablul A\''lal 14zb

SEKRETARIS DAERAH KOTABANDAACEH'

CaplDto

M, KAI'IIL YUNUS

BERITA DAENA{ XOTA BANDA ACEH TAHUN 2OO5 NOI{OR t2'