mengungkap kesiapan umkm dalam menerapkan sak …repository.wiraraja.ac.id/353/1/siti...

19
MENGUNGKAP KESIAPAN UMKM DALAM MENERAPKAN SAK EMKM SEBAGAI SALAH SATU STRATEGI MENGHADAPI ERA INDUSTRI 4.0 Artikel Skripsi Oleh: SITI NURAISAH NPM : 715.2.2.1023 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS WIRARAJA 2019

Upload: others

Post on 18-Dec-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MENGUNGKAP KESIAPAN UMKM DALAM MENERAPKAN SAK …repository.wiraraja.ac.id/353/1/SITI NURAISAH.pdf · 2020. 2. 17. · mengetahui kesiapan UMKM dalam menerapkan SAK EMKM sebagai salah

MENGUNGKAP KESIAPAN UMKM DALAM MENERAPKAN

SAK EMKM SEBAGAI SALAH SATU STRATEGI

MENGHADAPI ERA INDUSTRI 4.0

Artikel Skripsi

Oleh:

SITI NURAISAH

NPM : 715.2.2.1023

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS WIRARAJA

2019

Page 2: MENGUNGKAP KESIAPAN UMKM DALAM MENERAPKAN SAK …repository.wiraraja.ac.id/353/1/SITI NURAISAH.pdf · 2020. 2. 17. · mengetahui kesiapan UMKM dalam menerapkan SAK EMKM sebagai salah
Page 3: MENGUNGKAP KESIAPAN UMKM DALAM MENERAPKAN SAK …repository.wiraraja.ac.id/353/1/SITI NURAISAH.pdf · 2020. 2. 17. · mengetahui kesiapan UMKM dalam menerapkan SAK EMKM sebagai salah
Page 4: MENGUNGKAP KESIAPAN UMKM DALAM MENERAPKAN SAK …repository.wiraraja.ac.id/353/1/SITI NURAISAH.pdf · 2020. 2. 17. · mengetahui kesiapan UMKM dalam menerapkan SAK EMKM sebagai salah

MENGUNGKAP KESIAPAN UMKM DALAM MENERAPKAN

SAK EMKM SEBAGAI SALAH SATU STRATEGI

MENGHADAPI ERA INDUSTRI 4.0

Siti Nuraisah1

Hafidhah2

Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Wiraraja,

Sumenep

[email protected]

[email protected]

Abstrak

Era industri 4.0 merupakan era digitalisasi. UMKM yang memiliki peran penting dalam

pertumbuhan ekonomi Indonesia harus mampu bersaing agar tidak tertinggal. Tantangan

globalisasi merupakan salah satu dari beberapa tantangan yang harus dihadapi. Salah satu strategi

yang dapat digunakan UMKM dalam bersaing di era industri 4.0 adalah menyusun laporan

keuangan berdasarkan SAK EMKM yang telah efektif per 1 Januari 2018. Faktanya, masih banyak UMKM belum mengetahui adanya standar yang mengatur keuangan UMKM yaitu SAK EMKM.

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap kesiapan UMKM dalam menerapkan SAK EMKM

sebagai salah satu strategi menghadapi era industri 4.0. Penelitian ini menggunakan metode

kualitatif. Pengumpulan datanya dengan melakukan wawancara mendalam kepada pihak UMKM

dan mendokumentasikannya. Analisis data dengan mereduksi data, menyajikan data dan

melakukan penarikan kesimpulan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa UD. Batik Tulis Canteng

Koneng yang kategorinya adalah UMKM berpotensi ekspor, belum siap menerapkan SAK EMKM

dalam penyusunan laporan keuangannya dikarenakan tiga hal yaitu ketidakpahaman UMKM

terhadap SAK EMKM akibattidak adanya tindaklanjut terkait sosialisasi keuangan yang pernah

dilakukan Dinas Koperasi dan UMKM. Laporan keuangan di mata UMKM masih dianggap tidak

terlalu penting untuk dilakukan, karena strategi menghadapi industri 4.0 adalah meningkatkan

kualitas produk dan perluasan pasar hingga level internasional. SDM bidang keuangan bekerja berdasarkan perintah pemilik dan seluruh keuangan dikendalikan penuh oleh pemilik yang

menyebabkan tidak adanya SDM yang kompeten di bidang keuangan.

Kata kunci: UMKM, SAK EMKM dan Industri 4.0.

Revealed the Readiness of MSMEs in ImplementingSAK EMKM as One

ofStrategies to FaceIndustrial Era 4.0

Abstract

Industrial era 4.0 was era of digitalization. MSMEs that have an important role in Indonesia's

economic growth must be able to compete so that they are not left behind. There are several

challenges that must be faced, one of them is the challenge of globalization. One strategy that can

be used by MSMEs to compete in the industrial era 4.0 is to prepare financial reports based on

SAK EMKM that have been effective as of 1st January 2018. However, the fact is that there are still many MSMEs that do not yet know of the standards governing MSME finances namely SAK

EMKM. This study aims to reveal the readiness of MSMEs in implementing the SAK EMKM as

Page 5: MENGUNGKAP KESIAPAN UMKM DALAM MENERAPKAN SAK …repository.wiraraja.ac.id/353/1/SITI NURAISAH.pdf · 2020. 2. 17. · mengetahui kesiapan UMKM dalam menerapkan SAK EMKM sebagai salah

one of the strategies to face the industrial era 4.0.This study uses a qualitative method. In

collecting data the researchers conducted in-depth interviews with the MSMEs and documented

them. While analyzing data by reducing data, presenting data and making conclusions.The results

of the study show that UD. Batik Tulis Canteng Koneng, whose category is export potential

MSMEs, is not ready to apply SAK EMKM in preparing its financial statements due to three

things, namely MSME's lack of understanding of SAK EMKM due to the lack of follow-up related

to financial socialization ever undertaken by the Cooperative Office and MSMEs. Financial

statements in the eyes of MSMEs are still considered not too important to do, because the strategy

to deal with industry 4.0 is to improve product quality and market expansion to the international

level. HR in the field of finance works according to the owner's orders and all finances are fully

controlled by the owner which causes no competent HR in the financial sector.

Keywords: MSMEs, SAK EMKM and Industry 4.0

Pendahuluan

Era industri 4.0 menawarkan banyak kemudahan kepada masyarakat

khususnya para pelaku UMKM yang dapat memanfatkan kecanggihan

teknologinya sebagai sarana yang mempermudah dalam menjalankan usahanya.

Industri 4.0 merupakan era pemanfaatanIoT (Internet of Things) yang

menggunakan jaringan internet untuk mengkomunikasikan benda-benda disekitar

antara yang satu dengan yang lainnya tanpa menggunakan tenaga manusia

ataupun komputer.

Hadirnya revolusi industri 4.0 akan menjadi sebuah ancaman bagi pelaku

UMKM jika tidak mampu menyelami dalamnya arus revolusi industri 4.0 tersebut

karena akan menghadapi persaingan pangsa pasar yang bebas dan mengglobal.

Akan tetapi ini juga akan menjadi sebuah peluang yang sangat besar bagi pelaku

UMKM untuk melakukan pertumbuhan dan keberlanjutan usahanya ketika dapat

memposisikan dirinya berada di tengah-tengah gencarnya kondisi yang serba

internet seperti bisnis e-commerce, pelaku UMKM dapat memanfaatkan platfrom

market place dalam memasarkan produknya, seperti Tokopedia, Buka lapak,

Lazada, Shopee dll. Permasalahan baru di era industri 4.0 yang kemudian timbul

adalah banyak dari pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) tidak

terkecuali UD. Batik Tulis Canteng Koneng mengalami beberapa masalah dalam

manajemen, khususnyadari aspek produksi, pemasaran dan aspek pencatatan

keuangan (Rachmawati, Susanti, & Koesdijarto, 2018).

Sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah atau yang lazim dikenal UMKM

merupakan pilar ekonomi Nasional. Stimulus dinamisasi ekonomi merupakan

Page 6: MENGUNGKAP KESIAPAN UMKM DALAM MENERAPKAN SAK …repository.wiraraja.ac.id/353/1/SITI NURAISAH.pdf · 2020. 2. 17. · mengetahui kesiapan UMKM dalam menerapkan SAK EMKM sebagai salah

peran UMKM yang paling krusial dalam pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

UMKM juga mampu mengurangi angka kemiskinan di Indonesia dengan

membuka lapangan kerja baru seperti dalam Data Kementerian Koperasi dan

Usaha Kecil Menengah (Kemenkop dan UMKM) memperlihatkan bahwa 97%

lapangan kerja dari UMKM. Besarnya peranan tersebut, membutuhkan dukungan

dan uluran tangan dari berbagai pihak untuk perkembangan UMKM kedepannya

agar tercipta UMKM yang maju, mandiri dan modern salah satunya adalah

memiliki akses kepada sektor perbankan (IAI, 2018). Salah satu program

dukungan pemerintah yang disalurkan kepada UMKM guna untuk pengembangan

usahanya adalah kredit usaha rakyat (KUR) yang dapat diakses melalui

perbankan. Akan tetapi, pihak perbankan tidak dengan serta merta memberikan

dana kepada pihak UMKM. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi salah

satunya adalah UMKM harus memiliki laporan keuangan sesuai standar yang

berlaku.

Pada tanggal 27 November 2016 IAI menerbitkan suatu kebijakan yang dapat

mempermudah UMKM dalam akses mendapatkan modal usaha ataupun kredit

usaha dari bank, yaitu Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro Kecil dan

Menengah (SAK EMKM) dalam penyusunan laporan keuangannyayang sudah

berlaku efektif dimulai dari 1 Janurai 2018 lalu. SAK EMKM ini diluncukan

khusus bagi UMKM dengan penyusunan yang lebih mudah dari SAK yang

mengatur keuangan UMKM sebelumnya. Karena dalam SAK EMKM komponen

laporan keuangannya hanya terdiri dari tiga bagian yaitu laporan posisi keuangan,

laporan laba rugi dan catatan atas laporan keuangan.

Semudah apapun penerapan SAK EMKM dalam laporan keuangan UMKM,

pada praktiknya di Sumenep sendiri masih banyak pelaku UMKM tidak

menggunakan informasi akuntansi dalam mengelola usahanya apalagi melakukan

pencatatan sesuai SAK EMKM. Hal ini dikarenakan pelaku UMKM belum

mengetahui adanya SAK EMKM(Janrosl, 2018) dan memandang bahwa

pencatatan akuntansi yang berdasarkan SAK EMKM merupakan suatu

monster“accounting is monster” dan hal yang tabu sehingga belum begitu penting

untuk diterapkan. Selain itu belum adanya regulasi yang mewajibkan UMKM

Page 7: MENGUNGKAP KESIAPAN UMKM DALAM MENERAPKAN SAK …repository.wiraraja.ac.id/353/1/SITI NURAISAH.pdf · 2020. 2. 17. · mengetahui kesiapan UMKM dalam menerapkan SAK EMKM sebagai salah

untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK EMKM (Astriani, Herawati

dan Dewi, 2017).

Penelitian ini merujuk pada salah satu UMKM yang telah menjadi unggulan

bagi Kabupaten Sumenep sebagai informan penelitiannya yaitu UD. Batik Tulis

Canteng Koneng. Menurut data UMKM Binaan dari Dinas Koperasi dan Usaha

Mikro Kabupaten Sumenep tahun 2018 UD. Batik Tulis Canteng Koneng

merupakan UMKM yang berpotensi ekspor dengan tahun pendiriannya yang

masih dapat dikatakan begitu dini yakni 2012 dibandingkan dengan UMKM lain

yang sudah berdiri lebih awal.

UD. Batik Tulis Canteng Koneng yang memiliki Berbagai keunggulan,

pencatatan dari berbagai transaksi terkait dengan keuangan masih sangatlah

sederhana dan tidak berdasarkan standar yang berlaku. Oleh karena itu penulis

tertarik melakukan sebuah penelitian di UD. Batik Tulis Canteng Koneng

Sumenep untuk mengungkap kesiapan UMKM menerapkan SAK EMKM dalam

penyusunan laporan keuangannya. Hal ini mengingat pentingnya laporan

keuangan bagi UMKM karena UD. Batik Canteng Koneng yang kategorinya

berpotensi ekspor. Laporan keuangan yang dihasilkan dapat dijadikan alat bagi

UMKM dalam melebarkan sayap kerjasamanya dengan berbagai pihak manapun.

Rumusan masalah diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana kesiapan

UMKM dalam menerapkan SAK EMKM sebagai salah satu strategi UMKM

menghadapi industri 4.0.

Atas dasar perumusan masalah maka tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui kesiapan UMKM dalam menerapkan SAK EMKM sebagai salah satu

strategi UMKM menghadapi industri 4.0.

Tinjauan Pustaka

Teori kesiapan

Menurut Slameto (2010:113), kesiapan adalah keseluruhan kondisi seseorang

yang membuatnya siap untuk memberikan respon atau jawaban dalam cara

tertentu terhadap suatu situasi. Penyesuaian kondisi pada suatu saat akan

berpengaruh atau kecenderungan untuk memberi respon. Dalam menilai kesiapan

Page 8: MENGUNGKAP KESIAPAN UMKM DALAM MENERAPKAN SAK …repository.wiraraja.ac.id/353/1/SITI NURAISAH.pdf · 2020. 2. 17. · mengetahui kesiapan UMKM dalam menerapkan SAK EMKM sebagai salah

UMKM mengenai penerapan SAK EMKM dalam penyusunan laporan

keuangannya, peniliti meninjaunya dengan tiga kategori yaitu:

a Pemahaman UMKM terhadap standar akuntansi keuangan

UMKM dapat dikatakan siap menerapkan SAK EMKM dalam penyusunan

laporan keuangannya adalah ketika UMKM dapat mengerti dan mengetahui

tentang SAK EMKM.

b Persepsi UMKM terhadap laporan keuangan

Persepsi UMKM merupakan salah satu penilaian untuk mengetahui kesiapan

UMKM dalam penerapan SAK EMKM. Persepsi sangatlah berdampak besar

bagi pemahaman UMKM terhadap SAK EMKM sehingga menyebabkan tidak

atau diterapkannya SAK EMKM dalam pembukuan usahanya.

c Sumber daya manusia (SDM) yang kompeten di bidang pembukuan akuntansi

Jika UMKM telah memiliki sumber daya yang mampu membuat laporan

keuangan berdasarkan standar, maka UMKM tersebut dikatakan siap

menerapkan SAK EMKM. Sebaliknya, jika UMKM tidak memiliki sumber

daya yang kompeten dalam bidang keuangan maka, UMKM tersebut belum

siap menerapkan.

SAK EMKM

SAK EMKM ditujukan untuk digunakan oleh entitas yang tidak atau belum

mampu memenuhi persyaratan akuntansi yang diatur dalam SAK ETAP.

Penyusunan laporan keuangan dapat dikatakan patuh terhadap standar yang

berlaku apabila UMKM dalam penyusunan laporan keuangannya mencakup tiga

komponen yaitu:

a Laporan posisi keuangan

Laporan posisi keuangan terdiri dari beberapa akun yaitu: kas dan setara kas,

piutang, persediaan, aset tetap, utang usaha, utang Bank dan ekuitas.

b Laporan laba rugi

Pada laporan laba rugi terdapat beberapa pos-pos yaitu: akun pendapatan,

beban keuangan dan beban pajak.

c Catatan atas laporan keuangan

Page 9: MENGUNGKAP KESIAPAN UMKM DALAM MENERAPKAN SAK …repository.wiraraja.ac.id/353/1/SITI NURAISAH.pdf · 2020. 2. 17. · mengetahui kesiapan UMKM dalam menerapkan SAK EMKM sebagai salah

Catatan laporan keuangan berisikan tentang:

1. Suatu pernyataan bahwa laporan keuangan disusun berdasarkan SAK

EMKM.

2. Ikhtisar kebijakan akuntansi.

3. Informasi tambahan dan rincian pos tertentu yang menjelaskan transaksi

penting dan material sehingga bermanfaat bagi pengguna untuk memahami

laporan keuangan.

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)

Entitas Mikro, Kecil dan Menengah adalah entitas tanpa akuntabilitas publik

yang signifikan, sebagaimana didefinisikan dalam Standar Akuntansi Keuangan

Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP), yang memenuhi definisi dan

kriteria Usaha Mikro, Kecil dan Menengah sebagaimana diatur dalam peraturan

perundang-undangan yang berlaku di Indonesia, setidak-tidaknya selama 2 (dua)

tahun berturut-turut (IAI, 2018).

Menurut Undang-Undang No. 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan

Menengah pada bab 1 pasal 1 menerangkan bahwa yang dimaksud dengan:

a Usaha Mikro

Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan atau

badan usaha perorangan yang memiliki aset maksimal 50.000.000,- dan omzet

maksimal 300.000.000,-.

b Usaha Kecil

Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang

dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan

anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau

menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah

atau usaha besar yang memiliki aset 50.000.000,-sampai dengan 500.000.000

dan omzet 300.000.000,- sampai dengan 2.500.000.000,.

c Usaha menengah

Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang

dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan

Page 10: MENGUNGKAP KESIAPAN UMKM DALAM MENERAPKAN SAK …repository.wiraraja.ac.id/353/1/SITI NURAISAH.pdf · 2020. 2. 17. · mengetahui kesiapan UMKM dalam menerapkan SAK EMKM sebagai salah

anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi

bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha

Besar dengan jumlah kekayaan bersihatau hasil penjualan tahunan

sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2008 yaitu memiliki

aset 500.000.000,-sampai dengan 10.000.000.000 dan omzet 2.500.000.000,-

sampai dengan 50.000.000.000,-.

Industri 4.0

Jerman merupakan negara yang mengglobalkan istilah industri 4.0 karena

yang memanfaatkan Internet of Things pertama yaitu Jerman. IoT (Internet of

Things) memberi banyak kemudahan kepada manusia karena IoT Memanfaatkan

jaringan internet untuk mengkomunikasikan benda-benda disekitar antara yang

satu dengan yang lainnya tanpa menggunakan tenaga manusia ataupun komputer,

seperti: smartphone, televisi, kulkas, mesin cuci dan lainnya.

Era revolusi industri 4.0 ada beberapa tantangan yang harus dihadapi salah

satunya tantangan ekonomi pada globalisasi yang terus berlanjut. Manusia yang

enggan beranjak dan tidak mampu menghadapi tantangan-tantangan yang ada

maka akan tertinggal jauh. Karena seperti yang dijelaskan dalam Al-qur’an:

ان االه لا ىغىر ما بقو م حتى ىغىر ما بانفسه

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka

mengubah keadaan mereka sendiri (QS. Ar-Ra’d:11).

Ayat tersebut menerangkan bahwasanya manusia perlu melakukan perubahan

mengikuti zaman, karena jika tidak maka akan tertinggal.

Road Maping Penelitian dan Hasil Riset Empiris

Berikut hasil dari penelitian terdahulu:

Akbar, Apip dan Usmar (2018) meneliti tentang Strategi Pengembangan

UMKM Dalam Menghadapi Era Industri 4.0: Dalam Perspektif Akuntansi.

Penelitian menggunakan metode deskriptif yang bersifat eksploratif dengan

pendekatan studi literatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sektor UMKM di

Indonesia belum mampu meningkatkan daya saing dalam menghadapi era industri

4.0 dalam perspektif akuntansi.

Page 11: MENGUNGKAP KESIAPAN UMKM DALAM MENERAPKAN SAK …repository.wiraraja.ac.id/353/1/SITI NURAISAH.pdf · 2020. 2. 17. · mengetahui kesiapan UMKM dalam menerapkan SAK EMKM sebagai salah

Perbedaan dalam penelitian ini terletak pada objek dan metode yang

digunakan dalam menganalisis data yang diperoleh. Penulis menggunakan metode

kualitatif dengan pendekatan fenomenologi.

Putra (2018) meneliti tentang Pemetaan Penerapan Standar Akuntansi

Keuangan EMKM pada UMKM di Kota Tangerang Selatan. Penelitian ini

merupakan suatu studi deskriptif dan studi fenomenologi. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa persepsi pemilik ataupun pengelola UMKM menganggap

pentingnya pemahaman tentang SAK EMKM. Namun demikian, 80,4%

(mayoritas) UMKM di Kota Tangerang Selatan belum melakukan penerapan SAK

EMKM pada laporan keuangannya. Hal ini terjadi dikarenakan adanya beberapa

kendala yang dihadapi oleh pemilik ataupun pengelola UMKM di Kota Tangerang

Selatan dalam mencatat laporan keuangan.

Perbedaan dalam penelitian ini terletak pada objek yang akan diteliti yaitu

UMKM di Kota Tangerang Selatan.

Darmawati dan Nilawati (2018) mengangkat judul tentang Peran Perbankan

dalam Mendorong Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam Penerapan

Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro Kecil Menengah (SAK EMKM).

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan tiga model

persamaan regresi. Penelitian ini menemukan bahwa jumlah kredit yang diberikan

dan termin kredit mempengaruhi minat menerapkan SAK EMKM, sedangkan

jumlah aset yang dijaminkan tidak mempengaruhi minat penerapan SAK EMKM.

Perbedaan dalam penelitian ini terletak pada objek yang akan diteliti dan

metode yang digunakan. Penelitian sebelumnya menggunakan metode kuantitatif

dengan menggunakan tiga model persamaan regresi, sedangkan penelitian yang

akan penulis teliti menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan

fenomenologi.

Metode Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam penelitian kualitatif dengan pendekatan

interpretif. Objek dalam penelitian ini merupakan UD. Batik Tulis Canteng

Koneng yang kategorinya salah satu dari keenam UMKM yang berpotensi ekspor

di Sumenep.

Page 12: MENGUNGKAP KESIAPAN UMKM DALAM MENERAPKAN SAK …repository.wiraraja.ac.id/353/1/SITI NURAISAH.pdf · 2020. 2. 17. · mengetahui kesiapan UMKM dalam menerapkan SAK EMKM sebagai salah

Jenis data yang digunakan dalam penelitian yaitu data subjek berupa

pendapat yang diberikan responden mengenai kesiapan penerapan SAK EMKM

dalam penyusunan laporan keuangannya dan sumber datanya adalah data primer

berbentuk kualitatif yang diperoleh langsung dari sumber asli melalui wawancara

dengan responden seputar pelaporan keuangan UD. Batik Tulis Canteng Koneng.

Teknik dalam pengambilan sampel yang dilakukan penulis adalah snowball.

Ibarat balon udara yang dipompa akan semakin membesar. Begitu juga dengan

snowball, sampel yang sebelumnya dalam jumlah kecil akan semakin membesar

dari kurun waktu kewaktu. Sedangkan informan kunci dalam peneitian ini adalah

Didik Hariyanto selaku pemilik UMKM yang dianggap mampu oleh penulis

dalam memberikan data lengkap mengenai UMKM dan dapat mengarahkan

penulis kepada beberapa informan lainnya untuk mendapatkan data lebih banyak

lagi.

Penulis dalam mengumpulkan data, melakukan observasi langsung ke

Rumah Batik Canteng Koneng dan mengamati secara cermat mengenai

bagaimana kesiapan UMKM dalam menerapkan SAK EMKM sebagai salah satu

strategi UMKM menghadapi industri 4.0, mewawancarai dengan memberikan

pertanyaan-pertanyaan secara lisan seputar bagaimana pelaporan keuangannya,

pemasaran produknya, strategi apa yang dipersiapkan padepokan batik dalam

bersaing di pasar bebas pada era revolusi industri 4.0 dan

mendokumentasikannya.

Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu, mereduksi

data dengan mengambil intisari dari berbagai informasi inti sesuai dengan fokus

penelitian, selanjutnya menyajikan data dengan memetakan data hasil reduksi

menjadi bentuk uraian singkat yang dapat memberikan kemudahan pada penulis

dalam memahami apa yang terjadi dan melakukan penarikan kesimpulan dengan

menyimpulkan terkait data-data yang diperoleh dengan cermat agar menghasilkan

data yang valid dan akurat.

Penelitian ini menggunakan triangulasi sumber dalam menguji keabsahan

datanya. Peneliti menggunakan teknik ini untuk menghilangkan perbedaan-

perbedaan kontruksi kenyataan yang ada dalam konteks suatu studi sewaktu

Page 13: MENGUNGKAP KESIAPAN UMKM DALAM MENERAPKAN SAK …repository.wiraraja.ac.id/353/1/SITI NURAISAH.pdf · 2020. 2. 17. · mengetahui kesiapan UMKM dalam menerapkan SAK EMKM sebagai salah

mengumpulkan data tentang berbagai kejadian dan hubungan dari berbagai

pandangan. Kata lain, peneliti dapat merechek temuannya dengan jalan

membandingkannya dengan berbagai sumber.

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Kesiapan dapat dinilai ketika seseorang sudah siap melakukan apa yang

mereka terima dari suatu keadaan yang terjadi. Penulis untuk mengetahui kesiapan

UMKM dalam penerapan SAK EMKM dalam pencatatan keuangannya,

menilainya dengan menggolongkan dalam tiga kategori yaitu:

a Standar Akuntansi Keuangan Versi UMKM

Jika menurut SAK EMKM laporan keuangan minimum terdiri dari tiga

komponen yang disebut diatas, kenyataannya SAK ala Rumah Batik Canteng

Koneng hanya terdiri dari dua pencatatan yaitu catatan sederhana yang dapat

dipahami oleh mereka sendiri berupa catatan pembelian bahan-bahan yang

dibutuhkan dalam proses produksi batik dan catatan penjualan batik.

Alasan tidak melakukannya pencatatan yang benar, dikarenakan UMKM

yang belum memahami makna dan seluk beluk standar akuntansi keuangan

bahkan mengetahui adanya kebijakan dari DSAK IAI yang mengatur keuangan

khusus bagi UMKM yaitu SAK EMKM. Hal ini disebabkan karena belum

adanya sentuhan dari pihak dinas koperasi dan UMKM di kabupaten Sumenep

mengenai pelatihan ataupun pendampingan langsung perihal penyusunan

laporan keuangan UMKM.

Pendapat tersebut tidak sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Kabid.

UMKM bahwasanya terdapat beberapa pelatihan dan pendampingan UMKM

yang dilakukan secara berkala. Setelah ditelusuri, Rumah Batik Canteng

Koneng pernah mengikuti kegiatan yang diadakan pihak Dinas Koperasi dan

UMKM Sumenep mengenai pelatihan penyusunan laporan keuangan. Meski

demikian tidak membuat UMKM dapat memahami sekelumit saja dari apa

yang disampaikan pada saat sosialisasi, hal ini karena sosialisasi yang

dilakukan hanyalah sebatas penjelasan saja tanpa ada tindak lanjut kembali

seperti pendampingan rutin UMKM dalam menyusun laporan keuangannya.

Page 14: MENGUNGKAP KESIAPAN UMKM DALAM MENERAPKAN SAK …repository.wiraraja.ac.id/353/1/SITI NURAISAH.pdf · 2020. 2. 17. · mengetahui kesiapan UMKM dalam menerapkan SAK EMKM sebagai salah

b Laporan Keuangan di UMKM Canteng Koneng

Financial statements are key in controlling business performance.

Seberapa besar manfaat yang dapat UMKM peroleh, tidak menyudutkan

Rumah Batik Canteng Koneng menyusun laporan keuangan yang berdasarkan

standar. Persepsi Rumah Batik Canteng Koneng yang memandang sebelah

mata kegunaan laporan keuangan tidak dapat mendongkrak Rumah Batik

Canteng Koneng membuat pencatatan akuntansi. Karena padepokan batik

tersebut menganggap lebih penting melakukan sebuah inovasi agar usaha yang

sedang digelutinya ini terus maju kedepannya daripada melakukan pembukuan

yang benar akan tetapi usaha tersebut tidak mengalami perkembangan

kedepannya.

c Sumber Daya Manusia (SDM) yang Kompeten dalam Bidang Akuntansi

Sumber daya manusia merupakan aset berharga suatu perusahaan,

berkembang tidaknya suatu perusahaan bergantung pada kinerja sumber daya

manusia yang mengelola usaha tersebut. Seharusnya UMKM memiliki sumber

daya yang kompeten disetiap divisi, akan tetapi kenyataan yang ada di Rumah

Batik Canteng Koneng dalam menempatkan karyawan disetiap devisinya tidak

sesuai dengan pendidikan yang mereka tempuh sebelumnya dikarenakan tujuan

adanya Rumah Batik Canteng Koneng adalah untuk memberdayakan

masyarakat Sumenep.

Pada bagian keuangan khususnya, masih dikelola oleh pemilik sendiri,

akan tetapi pemilik memiliki motivasi untuk merekrut karyawan yang memiliki

kompetensi pada bidang akuntansi. Sehingga UMKM ini memiliki kesiapan

menghadapi tantangan sosial yang ada di era industri 4.0 perihal pertumbuhan

kompleksitas proses dalam motivasi belajar.

Suatu usaha yang memiliki SDM berkualitas akan sangat berdampak pada

kemajuan usahanya dimasa yang akan datang. Namun potret nyata sumber

daya yang ada khususnya bidang akuntansi yang dapat menghasilkan laporan

keuangan tidak begitu diperhatikan, buktinya tidak ada sumber daya yang

kompeten dibidang akuntansi. Meski terdapat admin dalam struktur

kepengurusannya, admin bekerja sesuai dengan perintah pemilik, sehingga

Page 15: MENGUNGKAP KESIAPAN UMKM DALAM MENERAPKAN SAK …repository.wiraraja.ac.id/353/1/SITI NURAISAH.pdf · 2020. 2. 17. · mengetahui kesiapan UMKM dalam menerapkan SAK EMKM sebagai salah

yang dihasilkan bukanlah laporan keuangan yang sesuai standar berlaku

melainkan catatan-catatan sederhana berupa penjualan dan pembelian saja.

Selain itu, Rumah Batik Canteng Koneng merupakan usaha keluarga, hal ini

dibuktikan dengan susunan struktur UMKM yang didalamnya dijalankan oleh

sanak famili pemilik UMKM tersebut sehingga yang ditanamkan hanya dengan

sistem kepercayaan saja.

d Peran Penerapan SAK EMKM pada Penyusunan Laporan Keuangan UMKM

sebagai Strategi di Era Revolusi Industri 4.0.

UMKM yang berpotensi besar terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia,

harus mampu bertahan hidup di era industri 4.0. Berbagai kecanggihan yang

ditawarkan dapat dimanfaatkan oleh UMKM dalam melebarkan sayap

usahanya. Namun, juga dibalik banyaknya manfaat yang disuguhkan di era ini,

juga terdapat berbagai tantangan khususnya di bidang ekonomi yang salah

satunya tantangan globalisasi yang menjadi titik fokus pembahasan dalam

penelitian ini diantaranya:

Keterampilan antar budaya, tidak menghanguskan budaya lain dalam

menciptakan budaya yang baru. Dalam hal ini telah menjadi ciri khas batik

canteng koneng yang selalu bisa memuaskan pelanggan dengan berbagai ide

kreatif yang menghasilkan corak batik dari berbagai budaya yang ada.

Kemampuan berbahasa, sebagai media pengikat antara konsumen-

konsumen penikmat produk batik canteng koneng yang berada di luar

Indonesia karena rumah batik canteng koneng yang merupakan salah satu

unggulan UMKM Sumenep yang berpotensi ekspor.Hal ini masih belum

menjadi titik fokus UMKM Canteng Koneng untuk mempelajari bahasa asing

khususnya.

Fleksibelitas waktu,pada bidang keuangan belum dilakukan pencatatan

yang berstandarkan akuntansi keuangan. Padahal nilai waktu dari uang ini

sangatlah penting. Karena nilai uang yang dimiliki saat ini tidak mungkin sama

nilainya dengan tahun berikutnya atau dimasa yang akan datang. Time value of

many ini bermanfaat dalam mengetahui untung tidaknya suatu investasi yang

ditanamkan pada masa yang akan datang. Selain itu time value of many juga

Page 16: MENGUNGKAP KESIAPAN UMKM DALAM MENERAPKAN SAK …repository.wiraraja.ac.id/353/1/SITI NURAISAH.pdf · 2020. 2. 17. · mengetahui kesiapan UMKM dalam menerapkan SAK EMKM sebagai salah

berguna dalam perhitungan anggaran yang akan digunakan. Dengan adanya

laporan keuangan, investor dapat dengan mudah menganalisa proyek yang

akan dilakukan kedepannya mampu menghasilkan keuntungan atau tidak. Hal

inidapat dijadikan strategi oleh UMKM untuk melakukan ekspansi usahanya

agar mampu bersaing di era industri 4.0.

Keterampilan jaringan, era industri 4.0 merupakan era pemanfaatan IoT

(Internet of Things). Keterampilan jaringan yang digunakan rumah batik

canteng koneng terletak pada, jika di awal berdirinya rumah batik canteng

koneng tidak membuat design baju pada setiap hasil produksi batiknya, namun

1 tahun terakhir UMKM ini sudah memanfaatkan komputer sebagai media

dalam mendesign kerangka baju batik. Perihal proses produksi UMKM masih

belum memanfaatkan IoT, hal ini karena anggapan Rumah Batik Canteng

Koneng bahwa akan lebih dihargai hasil karya tangan daripada hasil karya

sebuah robot. Hand made memiliki nilai seni tersendiri sehingga akan lebih

bernilai buatan tangan manusia daripada robot. Rumah Batik Canteng Koneng

yang berpotensi eksporpun belum memanfaatkan keterampilannya dalam

berjejaring ini dengan mengunggah laporan keuangan yang disusunnya sesuai

standar sebagai salah satu strategi mendapatkan modal dari pihak investor.

Pemahaman proses, yang dimaksud disini adalah memahami segala

proses dimulai dari keterampilan budaya, keluesan dalam berbahasa,

fleksibelitas waktu dan terampil dalam berjejaring di dunia digital. Akan tetapi,

bukan dalam hal ini saja yang harus dipahami segala prosesnya terutama bagi

Rumah Batik Canteng Koneng yang kategorinya adalah usaha menengah.

Pemahaman proses akuntansi juga sangat dibutuhkan dalam prospek

pengembangan usaha kedepannya. Suatu UMKM yang mampu memahami

akuntansi dalam dunia usahanya akan dapat menghasilkan laporan keuangan

yang berpedoman pada standar yang berlaku sehingga dapat dijadikan suatu

strategi bersaing menghadapi era industri 4.0 dan memperluas lagi jaringannya

agar mempermudah mendapatkan kerja sama dengan pihak manapun.

Dalam hal ini pemahaman proses akuntansi juga belum dilakukan oleh

pengelola Rumah Batik Canteng Koneng. Hal ini dibuktikan ketika suatu

Page 17: MENGUNGKAP KESIAPAN UMKM DALAM MENERAPKAN SAK …repository.wiraraja.ac.id/353/1/SITI NURAISAH.pdf · 2020. 2. 17. · mengetahui kesiapan UMKM dalam menerapkan SAK EMKM sebagai salah

perusahaan mengajukan sebuah kerja sama yang mana dalam hal ini laporan

keungan merupakan salah satu syarat yang diminta oleh perusahaan tersebut.

Namun, karena ketiadaan laporan keuangan pada Rumah Batik Canteng

Koneng, sehingga yang dijadikan bukti adalah nota-nota atas semua transaksi

yang terjadi.

Simpulan

Berdasarkan hasil analisis penulis yang dituangkan dalam sebuah

pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa Rumah Batik Canteng Koneng yang

merupakan salah satu UMKM berpotensi ekspor di Sumenep hanya melakukan

pencatatan sederhana yaitu catatan transaksi penjualan dan pembelian. Hal ini

disebabkan:

1. Ketidakpahaman UMKM terhadap SAK EMKM disebabkan tidak adanya

tindak lanjut dari sosialisasi yang pernah dilakukan dinas koperasi dan UMKM

Sumenep seperti pelatihan dan pendampingan khususnya laporan keuangan.

2. Laporan keuangan di mata UMKM masih dianggap tidak terlalu penting untuk

dilakukan, karena anggapan mereka peningkatan kualitas produklah yang

dibutuhkan dalam menghadapi era industri 4.0.

3. Tidak adanya sumber daya manusia yang kompeten di bidang akuntansi. Dan

bagian keuangan dikendalikan sepenuhnya oleh pemilik, sehingga SDM bidang

keuangan bekerja berdasarkan perintah pemilik.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwasanya UMKM belum siap untuk

menerapkan SAK EMKM pada penyusunan laporan keuangannya. Selain tiga

kendala diatas Rumah Batik Canteng Koneng juga belum memanfaatkan peluang

yang ada di era industri 4.0 seperti keterampilannya dalam berjejaring dan

pemahaman proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai salah satu strategi

menghadapi era industri 4.0. Catatan yang dihasilkan UMKM barupa catatan

sederhana penjualan dan pembelian, sedangkan di era industri 4.0 terdapat

tantangan ekonomi yang harus dihadapi UMKM yakni globalisasi yang terus

berlanjut. Dimana dalam hal ini poin pemahaman proses khususnya pemahaman

proses akuntansi sangatlah dibutuhkan agar terciptanya laporan keuangan yang

Page 18: MENGUNGKAP KESIAPAN UMKM DALAM MENERAPKAN SAK …repository.wiraraja.ac.id/353/1/SITI NURAISAH.pdf · 2020. 2. 17. · mengetahui kesiapan UMKM dalam menerapkan SAK EMKM sebagai salah

berlaku secara umum yang dapat dipahami oleh semua pihak sehingga dapat

memperluas jangkauan kerjasamanya dengan pihak luar manapun.

Saran

1 Bagi UMKM hendaknya sudah mulai melakukan pembenahan perihal

penyusunan laporan keuangan yang berpedoman pada standar SAK EMKM

agar dapat mengetahui kondisi keuangan usaha yang sedang dijalaninya

dengan cara memiliki SDM yang kompeten dalam bidang pembukuan

akuntansi.

2 Bagi peneliti selanjutnya, selain menelisik lebih dalam kesiapan UMKM dalam

menerapkan SAK EMKM juga disertai dengan pendampinganpenyusunan

laporan keuangan berdasarkan SAK EMKM agar terciptanya laporan keuangan

berstandar SAK EMKM pada UMKM tersebut dan menambah objek

penelitian.

3 Bagi pemerintah, diharapkan melakukan pendampingan kepada seluruh

UMKM khususnya penyusunan laporan keuangan UMKM berdasarkan SAK

EMKM yang dapat dijadikan salah satu strategi menghadapi era industri 4.0.

Daftar Pustaka

Adam Sanders, Chola Elangeswaran, J. W. (2016). industry 4.0 Implies Lean

Manufacturing: Research Activities in Industry 4.0 Function as Enablers for

Lean Manufacturing. Industrial Engineering and Management.

https://doi.org/10.3926/jiem.1940

Astriani, N. K. D. A., Herawati, N. T., & Dewi, P. E. D. M. (2017). Eksistensi

Pencatatan Keuangan Berbasis Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro ,

Kecil , dan Menengah ( SAK EMKM ) Pada Usaha Kopi Luwak Di Desa

Demulih Kecamatan Susut Kabupaten Bangli. E-Jurnal S1 Ak Universitas

Pendidikan Ganesha, 8(2).

Darmawati, D., & Oktaviani, A. A. (2018). PENGARUH PENERAPAN

AKUNTANSI UMKM TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK

UMKM e-COMMERCE. Seminar Nasional Cendikiawan, 919–925..

Fitrah, M. & L. (2017). Metodologi Penelitian Penelitian Kualitatif, Tindakan

Page 19: MENGUNGKAP KESIAPAN UMKM DALAM MENERAPKAN SAK …repository.wiraraja.ac.id/353/1/SITI NURAISAH.pdf · 2020. 2. 17. · mengetahui kesiapan UMKM dalam menerapkan SAK EMKM sebagai salah

Kelas & Studi Kasus (1st ed.). Sukabumi: CV Jejak.

Ikatan Akuntan Indonesia. (2016). Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro,

Kecil dan Menengah. Jakarta: Dewan Standar Akuntansi Keuangan.

Janrosl, V. S. E. (2018). Analisis Persepsi Pelaku UMKM dan Sosialisasi SAK

EMKM terhadap Diberlakukannya Laporan Keuangan yang Berbasis SAK

EMKM. Jurnal Ilmiah Riset Akuntansi, 11(1).

Moleong, L. J. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

RosdaKarya.

Muslim. (2016). VARIAN-VARIAN PARADIGMA, PENDEKATAN,

METODE, DAN JENIS PENELITIAN DALAM ILMU KOMUNIKASI,

1(10), 77–85.

Putra, Y. M. (2018). Pemetaan Penerapan Standar Akuntansi Keuangan EMKM

Pada UMKM Di Kota Tangerang Selatan. Jurnal Profita: Komunikasi Ilmiah

Akuntansi Dan Perpajakan.

Rachmawati, T., Susanti, N., & Koesdijarto, R. (2018). Sustainability Ukm Batik

“ Murni ” Melalui Harmonisasi Manajemen, 34–39.

Sugiono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.