mengucapkan - aceh.kemenag.go.id · foto bersama kakanwil kementerian agama aceh dengan bupati aceh...

60

Upload: trinhdieu

Post on 09-Mar-2019

264 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Mengucapkan - aceh.kemenag.go.id · Foto bersama Kakanwil Kementerian Agama Aceh dengan Bupati Aceh Barat, Ramli MS, di dampingi oleh Panitia Porseni XII tingkat Provinsi Aceh, (29/7/2010)
Page 2: Mengucapkan - aceh.kemenag.go.id · Foto bersama Kakanwil Kementerian Agama Aceh dengan Bupati Aceh Barat, Ramli MS, di dampingi oleh Panitia Porseni XII tingkat Provinsi Aceh, (29/7/2010)

KEPALA KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI ACEHBESERTA SELURUH JAJARANNYA

Pengurus Dharma Wanita Persatuan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh

MengucapkanSelamat Idul Fitri 1431 H/2010 M

Minal ‘aidin Wal Faizin, Taqabbalallahu Minna Wa MinkumMohon Maaf Lahir dan Bathin

“Mari Kita Ubah Diri, Kembali Ke Fitrah” Ketua Sekretaris

Ttd. Ttd.

Hj. Suryani MAR Hj. Yasmaidar

Kepala Kabag. Tata Usaha

Ttd. Ttd.

Drs. H. A. Rahman TB, Lt. Drs. H. Taufiq Abdullah

Page 3: Mengucapkan - aceh.kemenag.go.id · Foto bersama Kakanwil Kementerian Agama Aceh dengan Bupati Aceh Barat, Ramli MS, di dampingi oleh Panitia Porseni XII tingkat Provinsi Aceh, (29/7/2010)

Majalah Santunan Kantor Kementerian Agama Provinsi Aceh Pembina: Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh Penanggungjawab: Kepala Bagian Tata Usaha Kanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh Dewan Pengarah: Drs. H. Taufiq Abdullah; Drs. H. Ibnu Sa’dan, M.Pd; H. Abrar Zym, S.Ag; Drs. H. Asy’ari Basyah; Drs. Saifuddin AR; H. Aska Yunan, S.Ag. Pemimpin Umum: Drs. H. Zuardi Zain Pemimpin Redaksi: Juniazi Wakil Pemimpin Redaksi: Muzakkir Sekretaris Redaksi : Khairuddin Aba Wakil Sekretaris Redaksi: Jabbar Sabil Redaktur: Mulyadi Nurdin; Ridwan Qari; Juhaimi; Taharuddin, Wiswadas; Azhar; Khairul Saleh; Abdullah AR; Muhammad Yakub Yahya; Suri Arniansyah; Alfirdaus Putra. Pemimpin Usaha: Imran Wakil Pemimpin Usaha: Zulfahmi Keuangan: Munawar; Elia Fajri Sirkulasi: Darwin; Jatu Rahmi Rahayu Iklan: Hartati; Yenni Yusnita Layout: Tim Santunan Alamat Redaksi: Jl. Tgk. Abu Lam U No. 9 Banda Aceh E-mail : [email protected] / [email protected] Hotline-SMS: 0852-7775-9339

Laporan Utama :

Nasib HonorerJilid Kedua

Hal. 6

DAFTAR ISI

Korpri & DW: Ratih Sang: Persamaan Wanita-Pria

bukan Matematik Hal. 54

Kosultasi BP4: Dulu, Suamiku tidak Kasar

Hal. 44

Dunia Islam: Mecca Royal Clock;

Menara Jam Tertinggi di DuniaHal. 29

Tokoh: Drs. H. Taufiq Abdullah:

Antara Membenarkan yang Biasadan Membiasakan yang Benar Hal. 49

Tafsir: Kembali ke Fitrah Hal. 32

Sampul depan: Jamaah salat ‘Id di depan Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh.Sampul belakang: Foto bersama Kakanwil Kementerian Agama Aceh dengan Bupati Aceh Barat, Ramli MS, di dampingi oleh Panitia Porseni XII tingkat Provinsi Aceh, (29/7/2010).

Drs. H. A. Rahman TB. Lt., : Untuk Kebutuhan

Sesungguhnya belum MemadaiHal. 9

Habib BAddaruddin, S.Sos.Sanksi Pidanauntuk Penyeleweng Data HonorerHal. 12

Page 4: Mengucapkan - aceh.kemenag.go.id · Foto bersama Kakanwil Kementerian Agama Aceh dengan Bupati Aceh Barat, Ramli MS, di dampingi oleh Panitia Porseni XII tingkat Provinsi Aceh, (29/7/2010)

4 Santunan SEPTEMBER 2010

Ramadhan 1431 sebentar lagi akan berakhir. Kita akan melepaskan bulan yang penuh berkah, maghfirah, dan rahmah ini dengan penuh haru.

Ada perasaan kehilangan. Ada perasaan rindu dan hasrat ingin bertemu lagi bulan ini di tahun depan.

Sebulan penuh umat Islam melaksanakan ibadah Ramadhan; dengan ber-puasa, tarawih, tadarus, i’tiqaf, bersedekah, dan melakukan amal kebajikan lainnya. Bagi mereka yang menjalankannya dengan taat dan disiplin, sudah pasti akan memperoleh derajat muttaqin di akhir Ramadhan, sebagaimana janji Allah Swt. Sebuah maqam yang tinggi bagi seorang hamba Allah. Pribadi muttaqin yang dilahirkan dari sebuah tarbiyah bernama Ra-madhan. Takwa yang disemai oleh ibadah dan dipupuk dengan iman akan menghasilkan buah yang manis dan menjadi tenaga penggerak tingkah laku perbuatan baik. Sebuah prilaku yang dijiwai oleh akhlakul karimah.

Ramadhan mengajar dan memotivasi kita untuk melakukan segala bentuk dan rupa apa yang dapat dilakukan, baik itu rangkaian ibadah wajib maupun ibadah sunnah lainnya. Secara sendiri-sendiri maupun berjamaah.

Nah, sebentar lagi manisnya Ramadhan akan berlalu. Puasa dan tarawih akan kita tinggalkan. Semarak Ramadhan akan berakhir. Kita kembali berada di luar Ramadhan. Sebulan penuh rasanya waktu yang cukup untuk meng-upgread jiwa dan pribadi kita. Oleh karenanya, sudah pada tempatnya kita harus dapat membuktikan ibadah puasa kita, meninggalkan sesuatu yang positif dalam diri pribadi kita. Secara moral kita

lulus, ibadah lulus, nafsu dan syahwat kita terkendali, indeks prestasi kita sebagai muslim lulus dengan hasil memuaskan.

Beberapa hari ke depan, kita akan menggakhiri Ramadhan dan akan mengawali sebelas bulan ke depan, dengan merayakan puncak kemenangan, yaitu Idul Fitri.

Simbol kemenangan, simbol kebebasan bagi kaum muslimin di seluruh penjuru bumi.

Mari kita sambut Idul Fitri 1 Syawal 1431 Hijriah dengan penuh rasa syukur kepada Allah, dengan menebarkan salam, silaturrahmi dan saling memaafkan antara sesama, baik itu dengan keluarga, masyarakat, kolega, atasan dan bawahan. Momen ini mari kita manfaatkan untuk membudayakan sikap dan prilaku saling memaafkan di dalam

keluarga, tempat kerja dan masyarakat.

Di hari dan bulan yang baik ini, kepada sidang pembaca dan relasi, jajaran Redaksi Majalah Santunan, memohon maaf atas kesalahan dan kekhilafan selama ini. Kami juga menghaturkan banyak terima kasih dan salam hangat kami, semoga ke depan hubungan baik jajaran redaksi, pembaca dan relasi terjalin lebih hangat dan tambah harmonis. Terus terang, tanpa pembaca, kami ini tidak dapat berbuat apa-apa. Kepada pembaca yang mau melakukan mudik dan pulang kampung dengan keluarga, selamat jalan dan hati-hati.

Keluarga Besar Majalah Santunan Mengucapkan: “Minal ‘Aidin Wal Faizin, Taqabbalallahu Minna Wa Minkum, Taqabbal Ya Karim. Mohon Maaf Lahir dan Bathin”. n Juniazi

Minal ’Aidin Wal FaizinSelamat Idul Fitri 1431 H

Page 5: Mengucapkan - aceh.kemenag.go.id · Foto bersama Kakanwil Kementerian Agama Aceh dengan Bupati Aceh Barat, Ramli MS, di dampingi oleh Panitia Porseni XII tingkat Provinsi Aceh, (29/7/2010)

5Santunan SEPTEMBER 2010

Santunan kok tidak ada TTS-nya?Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Redaksi Santunan Yth. Pertama saya mengucapkan

terimakasih karena telah memuat surat saya ini, kedua saya juga mengucapkan selamat berpuasa dan selamat menyambut hari raya idulfitri 1431 H.

Selanjutnya saya ingin bertanya, mengapa pada edisi Agustus tidak ada TTS? Setiap kali saya membaca Majalah Santunan, saya tidak lupa

BIRO DAERAH MAJALAH SANTUNAN: Kota Banda Aceh Yusri, Said Mahfud, Aceh Barat Narjun Ikhsan, Merahwan, Simeulu Drs. H. Yusman, Iskandar, Aceh Barat Daya Zubaili, Fajrina, Nagan Raya Muhammad Juned, Taufiq, Aceh Tengah M. Ramli, SH, Hasanah, Gayo Lues Radiah, S.Sos, Munirullah, S.Sos.I, Pidie Drs. Ilyas Muhammad, Syuib, S.Ag, Kota Lhokseumawe T. Helmi, S.Sos, Umar Dani, Aceh Besar Nasrullah, Amirullah, Kota Sabang H. Khairuddin, S.Ag, Eriadi, ST, Aceh Jaya Taisir, S.TH, Rahmat, Aceh Selatan Drs. Bukhari Harun, Zulhelmi, S.Pd.I, Aceh Tenggara Syaiful, S.HI, Razali, Aceh Timur Jakfar, S.Sos.I, Hermansyah, Aceh Tamiang Muhammad Sofyan, Jumini, Kota Langsa M. Dahlan Ary, Apmilina Sari, Aceh Utara Drs. Kasmidi, A. Hadi, Aceh Singkil Ghazali, S.Ag, Widiastuti, Bener Meriah Azhari Ramadhan, M.Ag, Irmayati, SE, Bireuen Ismuar, S.Ag, Mursyidah.

mengisi kotak-kotak kosong itu, dan itu sudah menjadi kesukaan saya, meskipun tidak semua pertanyaan itu saya ketahui jawabannya.

Maju terus majalah santunan…..WassalamAhmadun, Bireun

Jawaban:Wa‘alaikum salam Wr.Wb.

Terimakasih atas perhatian Ahmadun. Menyangkut TTS (Teka Teki Silang) yang tidak terbit pada edisi lalu (agustus)itu dikarenakan adanya sedikit halangan pada penanggung jawab TTS, beliau dalam keadaan

kurang sehat waktu itu. TTS kembali dimuat pada edisi ini, dan mudah-mudahan dapat bertahan pada edisi-edisi berikutnya.

Di mana Kantor Kemenag Pidie Jaya?

Asslamu’alaikum Wr. Wb. Melalui majalah ini saya ingin

mengungkapkan rasa penasaran saya “Kapan struktur kantor Kementerian Agama Pidie Jaya dibentuk?”, Kami di sini telah menunggu lama hingga sekarang belum ada tanda-tanda apapun menyangkut masalah ini. Seharusnya hal tersebut harus segera mendapakan perhatian.

Terus terang kami lelah men-dengar sindiran-sindiran dari kawan-kawan yang bekerja di lingkungan Pemerintah Daerah Pidie Jaya. Setelah kabupaten baru terbentuk dengan ibukota tersendiri, Mereudu, semua masalah administrasi mestinya juga dapat diselesaikan di Mereudu.

Demikian keluhan saya ini, semoga mendapat perhatian dari pihak yang berwenang.

WassalamMala, Cot Meurah, Pidie Jaya

Page 6: Mengucapkan - aceh.kemenag.go.id · Foto bersama Kakanwil Kementerian Agama Aceh dengan Bupati Aceh Barat, Ramli MS, di dampingi oleh Panitia Porseni XII tingkat Provinsi Aceh, (29/7/2010)

6 Santunan SEPTEMBER 2010

LAPORAN UTAMA

APBD dan APBN.Angka honorer yang akan didata

pasti akan sangat besar, mengingat selama ini kebanyakan calon PNS yang gagal mengikuti tes jalur umum, akan memilih jalur honor. Untuk mengantisipasi hal itu kriteria pun dibuat, yang bisa masuk dalam pendataan hanya yang sudah honor sejak tahun 2005.

“Terhitung 31 Desember 2005 minimal sudah bekerja selama 1 tahun, dan masa kerjanya tersebut tidak terputus sampai dengan sekarang,” ujar Habib Badaruddin S.Sos, Kepala Sub Bagian Ortala dan Kepegawaian, Kanwil Kemenag Aceh kepada Santunan, Jumat (13/8).

Menurut Habib, di jajaran Kantor Wilayah Kementerian Agama Aceh saja jumlah honorer yang telah melengkapi datanya mencapai 3.600 orang. Melihat kondisi tersebut kemungkinan proses pengangkatan untuk menjadi PNS akan dilakukan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan anggaran. “Menurut informasi, untuk tahun ini akan diangkat sebanyak 30 persen dari total tenaga honorer yang didata. Itu pun kalau selesai pendataannya,” jelas Habib Badaruddin.

Tahun ini, pemerintah kembali mendata honorer.Pengalaman sebelumnya, hanya sebagian kecil yang berkualitas

Karena faktor kemanusiaan atau kekurangan PNS?

Laporan Mulyadi Nurdin

Nasib HonorerJilid Kedua

Matahari pagi baru saja menyembul di ufuk timur. Sinarnya semakin indah

saat menerpa bulir-bulir embun di rimbunnya dedaunan pohon. Udara Desa Pulot, Kecamatan Leupung, Aceh Besar, masih terasa menusuk tulang, ketika Dahlan (35 tahun) sudah tampil dengan pakaian serba rapi.

Pagi itu, di awal bulan Juli 2010, Dahlan punya hajatan besar yang akan sangat menentukan masa depannya. Tangannya menjinjing tas berisi ber-bagai dokumen. Bersama istri dan seorang anaknya yang masih balita, Dahlan yang mengemudikan mobil pikap pinjaman, menerobos udara pagi, di tengah sepinya jalanan desa itu.

“Mau kemana Teungku, kok buru-buru amat, ini kan masih jam 7 pagi?” tanya seorang warga yang berpapasan dengannya di jalan desa.

“Mau ke Jantho sebentar untuk mengurus pendataan honorer,” jawab Dahlan sambil tersenyum.

Dahlan, seperti juga warga Leupung lainnya, memang harus bangun pagi-pagi sekali jika ingin ke Jantho. Pasalnya, butuh waktu hingga dua jam bagi warga Leupung untuk mencapai Ibukota Kabupaten

Aceh Besar yang berjarak sekitar 100 kilometer dari desa tersebut. Praktis, butuh waktu seharian bagi warga Leupung jika berurusan sesuatu ke Jantho.

Hajatan yang membuat Dahlan harus buru-buru, bahkan harus memboyong anak istrinya ke Jantho, adalah untuk mengurus kelengkapan data honorer. Dahlan yang selama ini telah mengabdi sejak 2005 sebagai penyuluh agama honorer di Leupung, berharap mendapat kesempatan untuk diangkat sebagai pegawai negeri sipil (PNS).

Dahlan, adalah salah satu dari sekitar 3.600 orang pegawai honorer Kementerian Agama di Aceh yang berjuang menjadi PNS. Senasib dengannya, ada puluhan ribu honorer lain di seluruh Indonesia yang juga melakukan hal sama, yaitu mengurus kelengkapan pendataan dengan harapan diangkat menjadi PNS.

Sesuai dengan Surat Edaran Menpan dan Reformasi Birokrasi Nomor 5 Tahun 2010, ada dua kriteria honorer yang akan didata. Pertama, tenaga honor di instansi pemerintah dan digaji dengan APBD atau APBN. Kedua, honorer di instansi swasta/yayasan tapi gajinya dibayar dari

Page 7: Mengucapkan - aceh.kemenag.go.id · Foto bersama Kakanwil Kementerian Agama Aceh dengan Bupati Aceh Barat, Ramli MS, di dampingi oleh Panitia Porseni XII tingkat Provinsi Aceh, (29/7/2010)

7Santunan SEPTEMBER 2010

LAPORAN UTAMA

Sisa honorerDitemui terpisah, Kepala Kanwil

Kemenag Aceh Drs. H. A. Rahman TB, Lt mengatakan, pendataan ini merupakan sisa honorer yang belum diangkat pada tahap sebelumnya, sehingga diharapkan semuanya diangkat walau secara bertahap. “Ini merupakan pendataan yang terakhir, kita harapkan semua dapat diangkat menjadi PNS,” ujarnya menjawab Santunan di ruang kerjanya, Kamis (19/8).

Namun demikian, Kakanwil tidak berani berjanji kapan semua tenaga honorer itu diangkat. Soalnya, hingga sekarang masih dalam tahap pendataan, sedangkan proses berikutnya belum diketahui. “Kita hanya diminta mendata dan menyampaikan data saja,” tegasnya.

Diperkirakan dengan adanya pengangkatan honorer kali ini semua instansi telah memenuhi semua kebutuhan pegawainya, dan tidak lagi membutuhkan honorer baru. “Diharapkan dengan terpenuhinya jumlah pegawai, tidak ada lagi honorer yang bekerja di semua instansi,” sambung Kakanwil.

Hal senada juga diutarakan Habib Badaruddin, Kasubbag Kepegawaian Kanwil Kemenag Aceh, bahwa setelah ini tidak ada lagi pendataan honorer karena dianggap sudah selesai, dan tidak boleh lagi ada SK honorer baru. “Setelah ini tidak ada lagi pendataan jilid tiga. Ini merupakan pendataan tenaga honorer yang terakhir dilakukan,” pungkasnya.

Harus tepat sasaranTerkait banyaknya honorer yang

mengabdi, Kakanwil Kemenag Aceh Drs. H. A. Rahman TB, Lt mengharapkan supaya pendataan dilakukan dengan tepat dan sesuai dengan fakta di lapangan sehingga tidak ada yang dirugikan. “Harapan kita semua data yang telah disampaikan ke Jakarta, tidak ada satu pun yang direkayasa,” tegasnya.

Menyahuti hal tersebut Habib Badaruddin berjanji akan mengumumkan nama-nama yang

sudah didata kepada publik supaya semua orang dapat melihat dan mengkritisi jika ada kesalahan. “Nanti setelah pendataan kita akan umumkan kepada masyarakat, biar masyarakat yang menilai,” ujarnya.

Menurutnya pendataan ini harus diperhatikan serius oleh pejabat berwenang, kalau ternyata ada manipulasi, akan berakibat hukum bagi yang melakukannya. “Bagi pejabat yang menandatangani berkas, akan bertanggung jawab terhadap berkas tersebut. Terhadap penyelewengan ini, mungkin bisa menjadi sanksi disiplin atau pun bisa jadi ke hukum pidana,” lanjut Habib.

Kualitas honorerHabib Badaruddin juga mengung-

kapkan, soal kompetensi masih menjadi persoalan di kalangan honorer. Seiring pengangkatan yang dilakukan secara massal sejak tahun 2006 lalu, sudah mulai terkuak kualitas honorer yang tidak semuanya siap pakai. “Menurut perkiraan, yang mempunyai kompetensi sekitar 30 persen bagus, 30 persen sangat tidak bagus, selebihnya biasa-biasa saja,” ujar Kasubbag Kepegawaian Kanwil Kemenag Aceh itu, merincikan.

Kenyataan itu juga diakui oleh Kakanwil Kemenag Aceh, Drs. H. A. Rahman TB, Lt. “Saya tidak menampik itu,” jawabnya diplomatis.

Banyaknya pegawai honorer yang tidak berkualitas, juga diakui oleh Kepala Balai Diklat Keagamaan Medan, Drs. H. M Thoha Daulay, MM. “Memang betul, keterampilan dan kemampuan seseorang tidak sama, kita akui itu. Makanya dalam pengangkatan pun tidak semuanya bagus, tentu ada kelemahan,” ungkapnya saat ditemui Santunan, usai membuka acara Diklat, di Asrama Haji, Banda Aceh, Sabtu (14/8).

Kenyataan itu juga diamini oleh Maimunsyah, PNS di Kanwil Kemenag Aceh yang diangkat melalui jalur honorer. Menurutnya, memang ada honorer yang bekerja tidak sesuai dengan jalur pendidikannya. Karena itu, ia menyarankan agar para honorer itu lebih giat lagi memperdalam ilmu sesuai dengan bidang kerjanya. “Ya, saya setuju. Saya mengharapkan untuk dapat menempuh jalur pendidikan yang sesuai dengan pekerjaan yang digeluti,” saran Maimunsyah menjawab Santunan, Jumat (13/8).

SolusiMenyikapi banyaknya PNS jalur

honorer yang kurang berkualitas ini, pemerintah akan mengoptimalkan fungsi Balai Pendidikan dan Pelatihan (Diklat). Di sana PNS akan digembeleng lebih serius secara berkala supaya dapat mendalami profesinya.

Kepala Balai Diklat Keagamaan

Page 8: Mengucapkan - aceh.kemenag.go.id · Foto bersama Kakanwil Kementerian Agama Aceh dengan Bupati Aceh Barat, Ramli MS, di dampingi oleh Panitia Porseni XII tingkat Provinsi Aceh, (29/7/2010)

8 Santunan SEPTEMBER 2010

LAPORAN UTAMA

Medan mengakui walau pegawai sudah lama mengabdi, harus tetap diberikan diklat. “Walaupun mereka telah mengabdi cukup lama dalam tugasnya, tapi dalam segi keterampilan perlu ditingkatkan,” ujar Thoha.

Namun, badan diklat ternyata juga menghadapi kendala. Hingga kini fa-silitas yang dimiliki oleh lembaga ter-sebut belum memadai untuk melatih semua PNS yang ada. Soalnya, pegawai di jajaran Kementerian Agama Aceh masih harus bergabung dengan Badan Diklat Medan, Sumatera Utara.

Menurut Kakanwil Kemenag Aceh, balai Diklat Medan sudah tidak

sanggup lagi melatih semua PNS yang ada di Aceh dan Sumatera utara. “Kita melihat Diklat Keagamaan Medan, yang wilayah kerjanya mencakup dua Provinsi, yaitu Sumatra Utara dan Aceh, tidak memadai dan tidak efektif lagi,” ungkapnya.

Dalam tahun-tahun terakhir,

Diklat Medan memang sangat intensif mengadakan pelatihan untuk pegawai di dua provinsi ini. Menurut Thoha Daulay, tahun ini saja balai yang dipimpinnya memprogramkan sebanyak 212 diklat untuk PNS, belum termasuk guru madrasah swasta.

Kakanwil Kemenag Aceh mengatakan, jumlah PNS di Kemenag Aceh yang mencapai 15 ribu orang terlihat sangat banyak, sehingga tidak mampu didiklatkan semuanya. Walau demikian, kebutuhan pegawai sebenarnya masih tinggi, karena banyak formasi yang lowong. Kakanwil, mencontohkan KUA yang seharusnya memiliki 7 orang pegawai saat ini baru tersedia 3 orang, demikian juga dengan madrasah.

“Begitu kita break down, untuk kebutuhan sesungguhnya itu belum memadai. Seperti pada KUA, saat ini rata-rata dua atau tiga orang minimal, sementara yang dibutuhkan tujuh orang. Di madrasah, saat ini rata-rata dua orang, minimal harus ada KTU dan staf KTU satu orang. Bisa dihitung, saat ini dengan 438 unit madrasah ibtidayah, begitu juga tsanawiyah dan tingkat aliyah, belum lagi ditambah staf dan juga bendahara pada satker-satker itu,” jelasnya panjang lebar.

Persoalan yang lumayan dilematis memang. Satu sisi pengangkatan honorer tidak dapat dielakkan lagi, di sisi lain peningkatan kualitas belum bisa dilakukan secara maksimal. Namun bagi honorer yang sudah bertahun-tahun mengabdi, diklat itu bukan soal. Seperti harapan Dahlan, yang bangun pagi-pagi sekali untuk mengurus pendataan honorer ke Jantho, serta ribuan tenaga honorer lainnya, yang penting SK cepat keluar dan status PNS segera disandang.n

Jumlah PNS/CPNS dalam Lingkungan Kanwil Kementerian Agama AcehKeadaan pada tanggal 8 Juli 2010

No. Kabupaten / Kota Jumlah

1 Kanwil Kemenag Aceh 170

2 Aceh Barat 791

3 Aceh Besar 1.422

4 Aceh Selatan 586

5 Aceh Singkil 288

6 Aceh Tengah 763

7 Aceh Tenggara 619

8 Aceh Timur 1.107

9 Aceh Utara 1.231

10 Bireuen 1.570

11 Pidie 2.472

12 Simeulue 148

13 Aceh Barat Daya 456

14 Aceh Jaya 229

15 Aceh Tamiang 523

16 Gayo Lues 232

17 Nagan Raya 357

18 Bener Meriah 514

19 Banda Aceh 870

20 Sabang 182

21 Langsa 465

22 Lhokseumawe 311

Total 15.306Sumber: Subbag. Humaskub. Kanwil Kemenag Aceh

Data Honorer yang sudah didata di lingkungan Kanwil Kemenag AcehNo Tahap Tahun Jumlah Status

1 Pendataan tahap-I 2006 6.300 Sudah diangkat menjadi PNS (2006-2009)

2 Pendataan tahap-II 2010 3.600 Dalam ProsesSumber: Subbag. Humaskub. Kanwil Kemenag Aceh

Page 9: Mengucapkan - aceh.kemenag.go.id · Foto bersama Kakanwil Kementerian Agama Aceh dengan Bupati Aceh Barat, Ramli MS, di dampingi oleh Panitia Porseni XII tingkat Provinsi Aceh, (29/7/2010)

9Santunan SEPTEMBER 2010

LAPORAN UTAMA

Seiiring meningkatnya jumlah PNS di Aceh, beban kerja balai Diklat keagamaan Medan juga ikut bertambah. Maklum saja balai tersebut menangani dua provinsi sekaligus, Aceh dan Sumatera Utara.

Kini jumlah PNS di lingkungan Kanwil Kemenag Aceh sudah mencapai 15.306 orang, belum lagi yang akan direkrut melalui jalur umum tahun ini dan tahun berikutnya. Sementara jumlah honorer yang sudah melengkapi data berjumlah 3.600 orang. Sehingga akhir tahun 2010 jumlah PNS Kanwil Kemenag Aceh bisa saja mendekati angka 20.000 orang. Belum lagi ada-nya keinginan un-tuk melatih PNS secara reguler em-pat tahun sekali, bisa dibayangkan berapa banyak energi yang harus disiapkan oleh balai Diklat Medan saat ini.

K e i n g i n a n untuk memiliki balai Diklat tersen-diri di Aceh bukan hanya muncul dari pimpinan Kemenag Aceh saja, tetapi juga sudah disampai-kan oleh Kepala Balitbang dan Diklat Kementerian Agama, Prof. DR. Atho’ Mudzhar beberapa waktu lalu. Hal itu sebagaimana diutarakan oleh Kakanwil Kemenag Aceh, Drs. H. A. Rahman TB, Lt. kepada Santunan (13/8).

“Dengan jumlah pegawai Kementerian Agama Provinsi Aceh yang sudah 15 ribu lebih, saya kira Aceh sudah layak memiliki Balai Diklat

sendiri. Bahkan, Kepala Balitbang dan Diklat Kementerian Agama, Prof. DR. Atho’ Mudzhar, sudah beberapa kali menyampaikan kepada saya, pembangunan balai Diklat Aceh sudah mendesak,” ujar Kakanwil.

Jadwal pelatihan pegawai di diklat Medan selama ini memang dirasakan sangat padat, di samping melakukan Diklat prajabatan juga melakukan Diklat lainnya. Sehingga belum semua CPNS selesai mengikuti prajabatan untuk tahun ini.

Hal itu diungkapkan oleh Kasubbag Ortala dan Kepegawaian Kanwil Kemenag Aceh, Habib Baddaruddin.

Menurutnya banyaknya honorer yang diangkat tahun lalu menyebabkan antrian panjang di Diklat prajabatan.

“Belum, karena yang lulus dari jalur honorer ini kan banyak, untuk prajabatan saja belum habis semuanya lagi,” jawab habib ketika ditanya tentang prajabatan CPNS tahun lalu.

Kepala Balai Diklat Keagamaan

Berharap Lahirnya Balai Diklat Keagamaan di Aceh

Medan, Thoha Daulay juga mengakui padatnya agenda Diklat di lembaga yang dipimpinnya.

“Untuk Sumatera Utara dan Aceh sebanyak 80 angkatan, dan per angkatan sebanyak 40 orang, jadi totalnya 3.200 orang. Ini prajabatan reguler dan tenaga honorer dibawah Kementerian Agama, jelas Thoha ketika ditanya tentang Diklat prajabatan tahun 2010.

Itu belum termasuk guru yang ada di madrasah swasta yang menurut rencana juga akan diberikan diklat. Kalau saja seluruh PNS di berikan diklat rutin setiap 4 tahun, ditambah

lagi dengan diklat guru swasta yang jumlah juga sangat besar, pasti akan membuat balai diklat Medan kelimpungan.

“Untuk tahun ini saja diklat medan mem-programkan 212 kegiatan diklat, belum termasuk diklat guru-guru madrasah swasta, itu ada Inpres Nomor 1 Tahun 2010, saya sudah m e r e n c a n a k a n tersebut dan

diharapkan pe-laksanaannya pada bulan Oktober,” pungkas Thoha.

Ini mejadi gambaran bagaimana padatnya kegiatan di balai Diklat medan, sehingga wajar saja kalau Aceh berharap memilik Balai Diklat yang representatif demi meningkatkan SDM pegawai, menuju reformasi birokrasi yang sering diserukan menteri Agama. n(mulyadi nurdin)

Page 10: Mengucapkan - aceh.kemenag.go.id · Foto bersama Kakanwil Kementerian Agama Aceh dengan Bupati Aceh Barat, Ramli MS, di dampingi oleh Panitia Porseni XII tingkat Provinsi Aceh, (29/7/2010)

10 Santunan SEPTEMBER 2010

LAPORAN UTAMA

Bisa Bapak jelaskan, apa yang melatar belakangi pendataan kem-bali tenaga honorer?

Seperti disampaikan Menpan pada rapat koordinasi beberapa waktu lalu di Jakarta, pendataan honorer ini sebenarnya adalah pendataan yang tertinggal pada pengangkatan waktu yang lalu. Pendataan kali ini diharapkan terdata kembali mereka yang telah honor kurang lebih lima tahun atau lebih.

Bagaimana peluang mereka untuk diangkat?

Kalau soal kemungkinan diangkat seluruhnya itu bukan tugas kita. Kita hanya diminta mendata dan menyampaikan data, selesai. Ya, harapan kita semua data yang telah disampaikan ke Jakarta, tidak ada satu pun data yang direkayasa. Ini telah kita sampaikan sebelumnya kepada Kakan. Kemenag Kabupaten/Kota. Tolong, jangan ada yang manipulasi data.

Proses pengangkatan tenaga honorer ini seperti apa?

Pengangkatannya, kemungkinan besar akan dilakukan secara bertahap, sesuai kebutuhan. Namun, itu juga tergantung kebijakan pemerintah itu seperti apa. Kalau Presiden mau mengangkat seluruh tenaga honorer, karena dianggap telah lama berbakti, ya silakan. Yang sudah pasti, ada aturannya. Ada ketentuannya. Tidak diangkat sembarangan.

Ke depan tidak ada lagi istilah honorer. Apa benar begitu?

Ke depan, dengan cukupnya pegawai di kantor, tenaga honorer barangkali tidak dibutuhkan lagi. Tenaga honorer yang selama ini dipekerjakan, karena kekurangan tenaga. Saya pikir, pengangkatan honorer tersebut untuk memenuhi kecukupan ketersedian PNS. Bila pun ada, itu tidak diangkat melalui jalur honorer, tetapi harus ikut

Untuk Kebutuhan Sesungguhnya belum MemadaiDrs. H. A. Rahman,TB, Lt.; Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh

melalui tes bebas. Harapan Menpan kepada setiap lembaga dan kantor pemerintah, tidak lagi memanfaatkan tenaga honorer.

Informasinya, banyak tenaga honorer yang sudah diangkat menjadi CPNS, kualitasnya rendah. Tanggapan Bapak?

Saya tidak menampik itu. Tapi, bagi mereka yang telah diangkat jadi PNS, dan ternyata kemampuannya rendah, itu harus diadakan semacam peningkatan mutu atau kualitas SDM dengan pendidikan, minimal diklat berkelanjutan. Makanya, kita melihat Diklat Keagamaan Medan, yang wilayah kerjanya mencakup dua Provinsi, yaitu Sumatra Utara dan Aceh, tidak memadai dan tidak efektif lagi.

Maksudnya?Dengan jumlah pegawai Kemen-

terian Agama Provinsi Aceh yang sudah 15 ribu lebih, saya kira Aceh sudah layak memiliki Balai Diklat sendiri. Bahkan, Kepala Balitbang dan Diklat Kementerian Agama, Prof. Dr. Atho’ Mudzhar, sudah beberapa kali menyampaikan kepada saya, pembangunan balai Diklat Aceh sudah mendesak.

Idealnya berapa tahun sekali PNS ikut diklat?

Minimal, empat tahun sekali sudah di Diklatkan kembali. Sekarang ini, dengan jumlah PNS yang demikian banyak, delapan tahun sekali baru dipanggil diklat. Itu pun, belum seluruhnya merata.

Kalau boleh tahu, tenaga honorer yang didata ini untuk mengisi formasi apa dan untuk golongan berapa?

Tenaga honorer yang didata ini, belum diposkan untuk formasi mana, dan diangkat golongan apa. Ini masih dikatakan umum. Dan yang menentukan formasi dan golongan

itu adalah Menpan. Tapi, saya kira, tetap mengacu kepada ijazah dan dokumen yang ada. Namun, perlu diketahui bahwa pendataan ini untuk mempersiapkan bahan, bukan untuk diangkat jadi CPNS. Tentu, tergantung peluang nanti.

Dengan jumlah PNS Kanwil Kemenag Aceh saat ini sudah mencapai 15 ribu lebih, apakah angka ini belum memadai?

Bila kita melihat angka 15 ribu lebih itu besar. Namun, begitu kita break down, untuk kebutuhan sesungguhnya itu belum memadai. Seperti pada KUA, saat ini rata-rata dua atau tiga orang minimal, sementara yang dibutuhkan tujuh orang. Di madrasah, saat ini rata-rata dua orang, minimal harus ada KTU dan staf KTU satu orang. Bisa dihitung, saat ini dengan 438 unit madrasah ibtidayah, begitu juga tsanawiyah dan tingkat aliyah, belum lagi ditambah staf dan juga bendahara pada satker-satker itu. Mudah-mudahan dengan adanya pengangkatan honorer ini dapat mengisi kekurangan. Dan, tam-paknya lagi-lagi jumlah guru yang lebih banyak.n(juniazi,mulyadi nurdin)

Page 11: Mengucapkan - aceh.kemenag.go.id · Foto bersama Kakanwil Kementerian Agama Aceh dengan Bupati Aceh Barat, Ramli MS, di dampingi oleh Panitia Porseni XII tingkat Provinsi Aceh, (29/7/2010)

11Santunan SEPTEMBER 2010

LAPORAN UTAMA

Pemerintah kembali melakukan pendataan tenaga honorer. Padahal diketahui tidak semua tenaga honorer yang diangkat itu layak dan cakap diangkat jadi CPNS, pandangan Bapak?

Pemerintah sudah memikirkan secara mendalam pengangkatan kem-bali tenaga honorer. Untuk mengikuti pra jabatan pun tidak ada masalah. Pada prinsipnya, tenaga honorer yang diangkat tersebut untuk semangat menjalankan tugas. Cuma kami selaku orang diklat memandang mereka memang harus diberikan pembekalan-pembekalan yang lebih dalam. Ya, walaupun mereka telah mengabdi cukup lama dalam tugasnya. Dari segi keterampilan perlu ditingkatkan. Makanya pemerintah membuat diklat ini secara berkesinambungan.

Maksudnya, ada perbedaan ke-mampuan dan keterampilan antara CPNS yang diangkat melalui jalur ho-

norer dengan jalur umum, begitu?Memang betul, keterampilan dan

kemampuan seseorang tidak sama, kita harus akui itu. Makanya dalam pengangkatan pun tidak semuanya bagus, tentu ada kelemahan. Makanya, pemerintah memprogramkan diklat ini. Kita koordinasi dengan pimpinan unit kerja mereka, kira-kira diklat-diklat apa yang diperlukan para user pemakai tenaga ini.

Bentuknya seperti apa?

Drs. H. M. Thoha Daulay, MM,; Kepala Balai Diklat Keagamaan Medan, Sumatera Utara.

Keterampilan Perlu DitingkatkanUntuk tahun ini saja, Balai Diklat

Medan memprogramkan 212 kegia-tan diklat. Belum termasuk diklat guru-guru madrasah swasta, itu ada Inpres Nomor 1 Tahun 2010, saya sudah merencanakan tersebut dan diharapkan pelaksanaannya pada bulan Oktober 2010.

Konon, pendataan tenaga honorer tahun ini merupakan yang terakhir kali. Apa benar begitu?

Kalau itu saya tidak bisa jawab. Itukan kewenangan Pemerintah Pusat. Kalau kewenangan saya yang sudah diangkat oleh pemerintah.

Berapa banyak yang ikut Diklat tahun ini?

Untuk Sumatera Utara dan Aceh ada sebanyak 80 angkatan. Per angkatan sebanyak 40 orang. Jadi totalnya 3200 orang. Ini pra jabatan reguler dan tenaga honorer dibawah Kementerian Agama.n(muhammad yakub yahya, darwin)

Mengacu pada Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, kita mendata dan menindaklanjuti berkas tenaga honorer yang mengabdi minimal dari tahun 2005 hingga sekarang. Sedangkan masa honornya tidak terputus-putus atau berselang. Kebijakan ini ditempuh Pemerintah Pusat sebagai langkah untuk menghabiskan ‘sisa honorer’ yang belum seluruhnya terangkat pada tahap sebelumnya. Jadi, menurut saya ini hanya lanjutan dari progam sebelumnya, dan pesyaratannya sama persis. Berkasnya lengkap dan diangkat sebagai tenaga honorer oleh pejabat Kementerian Agama, Kakan

Kemenag, bukan diangkat oleh kepala sekolah atau yayasan.

Oleh karena itu, tenaga honorer

yang kita data tidak termasuk mereka yang mengabdi di yayasan atau lembaga non formal, tapi yang di-SK-kan oleh pejabat setingkat Kankemenag, dan honornya dibiayai oleh dana APBN, APBD, dan seterus-nya. Memang, sulit menjawab ke-inginan sebagian tenaga bakti atau kontrak yang mengabdi, misalnya di TPA atau TPQ. “Di Banda Aceh saja, tenaga honorer mencapai 300 orang. Ini problem. Mau dikemanakan?” Ke depan, tenaga hononer ini tidak lagi diterima. Cuma, kalau mau mengabdi, ya sila-kan saja. Tapi tidak dijanjikan apa-apa. Namanya pun bukan honor, tapi, misalnya guru bakti. n(muhammad yakub yahya)

Drs. H. Aiyub Ahmad, MA, Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Banda Aceh

Ini Problem, Mau Dikemanakan?

Page 12: Mengucapkan - aceh.kemenag.go.id · Foto bersama Kakanwil Kementerian Agama Aceh dengan Bupati Aceh Barat, Ramli MS, di dampingi oleh Panitia Porseni XII tingkat Provinsi Aceh, (29/7/2010)

12 Santunan SEPTEMBER 2010

Tujuan pendataan ini untuk apa?Untuk diangkat menjadi pegawaiBerarti setelah ini, jika masih ada lagi tenaga honerer

tahun-tahun berikutnya, bagaimana?Kalau dasar PP 48 Tahun 2005, setelah keluar PP tersebut

dilarang mengangkat tenaga honorer baru, oleh karenanya bagi tenaga honorer yang masuk tahun 2006, 2007 dan seterusnya tidak bisa masuk.

Berapa jumlah tenaga honorer dari Kementerian Agama Aceh yang telah terdata?

Belum selesai kita data semua, tapi yang sudah masuk berkas diperkirakan sampai 3500 berkas, itu belum selesai kita seleksi semua.

Yang paling banyak formasi?Yang paling banyak guruDengan diadakan pendataan ini, apakah tes rekrutmen

pegawai akan ditiadakan lagi?Itu lain, lain program, pasti ada. Menurut informasi

kemarin untuk tahun ini yang didata ini akan diangkat sebanyak 30% dari total tenaga honorer yang didata,

itupun kalau selesai pendataannya. Berarti yang 70% nya lagi untuk umum. Menurut informasi dari Menpan tahun ini, ada formasi sebanyak

300 ribu orang.Dari 70 % sisa

t e n a g a h o n o re r y a n g b e l u m

Pendataan honorer, atas dasar apa?Dasar pendataan honorer ini atas dasar Surat Edaran

Menpan Nomor 5 Tahun 2010.Apa pendataan ini dilakukan secara regular, tiap tahun

dilakukan?Tidak, dan setelah ini tidak ada lagi pendataan jilid tiga.

Ini merupakan pendataan tenaga honorer yang terakhir dilakukan.

Siapa yang didata ?Berdasarkan Surat Edaran Menpan Nomor 5 Tahun 2010

yang didata ialah mereka yang honor di instansi pemerintah dan digaji dengan APBD atau APBN. Yang kedua, mereka yang honor di instansi swasta/yayasan tapi gajinya dibayar dari APBD dan APBN.

Kalau kriteria masa kerja berapa tahun?Terhitung 31 Desember 2005 minimal sudah bekerja

selama satu tahun dan masa kerjanya tersebut tidak terputus sampai dengan sekarang.

Apakah yang didata tersebut, hanya terbatas satu bidang atau yang berprofesi sebagai guru saja?

Tidak, semua mereka yang memenuhi kriteria, yaitu diangkat oleh pejabat yang berwenang, digaji dengan APBD atau APBN, itu K1. Kemudian ada lagi K2, untuk K2 ini kerjanya di instansi pemerintah, di angkat pejabat berwenang tapi gajinya dibayar oleh yayasan. Kalau untuk kasus K2 ini, mereka nantinya akan dites terlebih dahulu sesama honorer, nanti apabila kemampuan keuangan negara mencukupi mereka akan diangkat, apabila keuangan negara tidak mencukupi mereka sebahagian akan diangkat, sebahagian lagi akan diadakan pendekatan kese-jahteraan, dengan statusnya tetap sebagai honorer tapi gajinya disesuaikan.

Habib Badaruddin S.Sos.; Kepala Sub Bagian Ortala dan Kepegawaian Kanwil Kemenag Aceh

Sanksi Pidana untuk Penyeleweng Data Honorer

Page 13: Mengucapkan - aceh.kemenag.go.id · Foto bersama Kakanwil Kementerian Agama Aceh dengan Bupati Aceh Barat, Ramli MS, di dampingi oleh Panitia Porseni XII tingkat Provinsi Aceh, (29/7/2010)

13Santunan SEPTEMBER 2010

LAPORAN UTAMA

diangkat?Sisanya tahun depan, bertahap.

Itupun akan dilihat lagi berapa jumlah tenaga honorer yang terdata, kan belum ketahuan, dan PP untuk pengangkatan pun belum keluar.

Jika tenaga honorer-nya tidak sesuai dengan bidang dan ijazahnya, apakah juga diangkat?

Diangkat juga, karena yang diang-kat yaitu honorer. Kesalahan tersebut nantinya yang salah yang angkat dulu. Kenapa diangkat tenaga honorer yang tidak sesuai bidang keahliannya.

Apa tidak akan menjadi masalah nantinya?

Masalah pasti, Tapi nantinya mereka yang diangkat akan dilakukan pembinaan lagi, mungkin akan dise-suaikan lagi dengan bidang tugasnya.

Terakhir diangkat tenaga honorer tahun berapa?

Tahun 2009 Apakah yang diangkat melalui

jalur honorer, dapat bekerja dengan kompentensi yang baik?

Menurut perkiraan, yang mem-punyai kompetisi sekitar 30% bagus, 30% sangat tidak bagus, selebihnya biasa-biasa saja.

Kenapa sebabnya?Karena yang honorer mereka ter-

sebut kan sisa-sisa saringan. Sudah 10 kali ikut tes tidak lulus-lulus. Dengan gambaran tersebut kita sudah tahu bagaimana kemampuan mereka.

Jadi yang melatar belakangi pe-ngangkatan tenaga honorer menjadi PNS apa karena faktor kemanusiaan saja?

Bukan. Itu kan Kebijakan Pemerin-tah. Karena pada tahun 2004, kami mengusulkan supaya untuk lulus menjadi PNS melalui jalur umum untuk diprioritaskan yang sudah honor dan prioritas putra daerah. Tapi Kepala BKN saat itu tidak setuju, malah marah-marah. Tapi pada tahun depannya yaitu tahun 2005, keluar Kebijakan, keluar PP nomor 48 tahun 2005, semua honorer didata untuk diangkat menjadi CPNS. Ini kan berbalik jadinya.

Di Kementerian Agama bagaimana mengkomunikasikan antara yang ada kompetensi dengan yang tidak ada kompetensi?

Itu kan programnya Diklat. Diklat

lah yang akan membina, karena itu Tupoksinnya Balai Diklat. Kita hanya memberikan data kepada mereka, nanti merekalah yang akan memprogramkan diklat-diklat apa yang harus dibuat untuk tenaga honorer ini.

Apa sudah dilakukan untuk yang telah lulus?

Belum, karena yang lulus dari jalur honorer ini kan banyak, untuk pra jabatan saja belum habis semuanya lagi.

Ada kesan yang timbul, kalau honorer yang dulunya tidak berkom-peten, kenapa harus ditambah lagi?

Itulah. Itukan kebijakan pemerin-tah. Kami juga sebenarnya sudah tidak mau lagi adanya pendataan tenaga honorer, tapi pemerintah mengatakan lain. Mungkin ada pertimbangan lain, karena setiap pendataan pasti ada yang tersisa. Sebenarnya ini pendataan sisa-sisa yang tidak terjaring pada waktu yang dulu.

Bagaimana langkah Bapak agar pendataan ini berjalan transparan tanpa ada penyimpangan dari aturan yang ada?

Nanti setelah pendataan kita akan umumkan kepada masyarakat, nanti masyarakat yang akan menilai.

Diumumkan di mana?Kalau menurut ketentuan harus

diumumkan di media massa, selama 14 hari. Sementara kita tidak mem-punyai dana untuk itu. Solusinya nanti kita informasikan di papan

pengumuman di Kanwil.Bagaimana upaya Bapak, untuk

seluruh Kankemenag, agar pendataan ini berjalan tepat sasaran?

Sudah kita undang, sebelum pendataan, mereka telah kita beri sosialisasi setengah hari.

Apa tindakan yang akan dilakukan terhadap kecurangan-kecurangan yang terjadi?

Akan ada tindakan tersendiri. Bagi pejabat yang menandatangani berkas tersebut akan bertanggungjawab terhadap berkas tersebut. Terhadap penyelewengan ini mungkin bisa menjadi sanksi disiplin ataupun bisa jadi ke hukum pidana.

Apa Bapak yakin pendataan ini berjalan tanpa ada penyimpangan?

Mudah-mudahan tidak ada penyimpangan.

Lalu bagaimana cara menganti-sipasinya?

Kita tidak bisa mengantisipasi, karena waktu yang diberikan buat kita lakukan pendataan sangat sempit yaitu sampai dengan tanggal 31 Agustus 2010. Semua berkas harus sudah masuk ke BKN, jika tidak masuk maka dianggap tidak ada tenaga honorer pada instansi bersangkutan. Kita hanya bisa menyeleksi berkas, kelengkapan syarat-syaratnya. Karena waktu yang sangat sempit inilah kita tidak bisa melakukan cross check ulang terhadap kebenaran berkas tersebut.

Kalau terjadi manipulasi, di tingkat mana yang bertanggung jawab ter-hadap manipulasi tersebut?

Pejabat yang berwenang pada Satuan Kerja yang bersangkutan, yang menanda tangani SK honor terutama Kankemenag Kab/Kota.

Apa harapan Bapak terhadap pendataan ini, pada seluruh Kanke-menag Kab/Kota?

Harapan sebagaimana sudah saya sampaikan pada saat sosialisasi, yang saya harapkan yang didata itu benar-benar yang honor, dan yang mengirim harus bertanggungjawab. Kami sudah mewanti-wanti mereka agar tidak melakukan penyimpangan-penyimpangan agar terhindar dari sanksi hukum yang ada.n(mulyadi nurdin,darwin)

Page 14: Mengucapkan - aceh.kemenag.go.id · Foto bersama Kakanwil Kementerian Agama Aceh dengan Bupati Aceh Barat, Ramli MS, di dampingi oleh Panitia Porseni XII tingkat Provinsi Aceh, (29/7/2010)

14 Santunan SEPTEMBER 2010

LAPORAN UTAMA

Tahun berapa Anda diangkat jadi CPNS?

TMT saya tahun 2007

Apakah sebelumnya honorer?Ya, saya honor sejak tahun 1999

pada Bidang Pendais Kanwil Depag Prov. Aceh

Berapa tahun Anda menjadi tenaga honorer?

Lebih kurang 10 tahunPekerjaan Anda waktu itu,

sebagai apa?Operator komputerJurusan ijazah apa mengambil

bagian komputerisasi?Saya diangkat dengan ijazah MAN

selanjutnya saya mengambil D1 tehnisi Komputer.

Selama menjadi honorer, bagai-mana perasaan Anda belum diangkat menjadi PNS.

Keluh kesah kita sebelum diangkat menjadi PNS pasti ada. Semua kita pasti berharap diangkat menjadi PNS, untuk mendapatkan penghasilan yang tetap dan bisa memprogramkan kehidupan kita ke depannya.

Diangkat melalui jalur honorer?Melalui jalur honorer tanpa dites

lagi.Banyak teman-

teman lainnya yang honorer diangkat?

Pada masa saya sesuai urutan nomor hanya dua orang saja.

Setelah diang-kat menjadi PNS, penempatan ker-janya masih sama seperti masa honorer?

Sama seperti masa honor, saya masih tetap di bagian pendataan.

Sekarang ditempat-kan di bawah Kasi Salafiah Bidang PekaPontren Kanwil Kemenag Prov. Aceh.

Kira-kira apakah cocok kerja yang anda lakukan dengan kemampuan yang anda miliki?

Alhmadulillah sekian lama setelah saya jalankan semenjak honorer hingga kini, pekerjaan tersebut sudah menyatu dengan saya, dan sekarang pun sedang penyelesaian S1 juga.

Semasa jadi honorer, apakah Anda di gaji?

Awalawalnya tidak ada gaji. Lima tahun saya tidak digaji.

Bagaimana Anda bisa bekerja tanpa gaji?

Ada bantuan dan keikhlasan dari teman-teman PNS lainnya yang menyisihkan penghasilan mereka sedikit untuk kami. Walaupun tidak banyak, alhamdulillah cukup untuk transportasi kami. Orang tua saya pun sudah berpesan, agar saya harus banyak bersabar dalam bekerja sebagai honorer di Depag.

Sewaktu masuk menjadi tenaga honorer melalui tes?

Memang, kebetulan saat itu saat orang tua saya bekerja di Depag.

Pada saat itu saya minta dimasukkan kerja, dan saya disuruh masukkan permohonan, dan alhamdulillah diterima.

Sebelum diangkat menjadi PNS, apakah Anda sudah berkeluarga?

Belum, masih tinggal dirumah orang tua, dan orang tua saya mendukung.

Target Anda yang terbesar saat masih menjadi honorer apa?

Diangkat menjadi PNS, saya sangat puas dengan pengangkatan yang telah saya peroleh ini.

Apa harapan Anda bagi kawan-kawan lainnya yang masih honor?

Bagi yang belum diangkat, karena sudah ada janji dari pemerintah, saya harapkan untuk bisa bersabar. Karena pengangkatan sudah di depan mata dan lebih dipacu lagi dari kinerjanya. Belajar dari hasil pengalaman yang sudah diperoleh, dikelola dengan bagus, sehingga pada waktu diangkat sudah siap menjadi tenaga yang terampil.

Anda setuju dengan image, banyak tenaga honorer yang tidak sesuai kemampuan kerja dengan tugas yang diembannya?

Ya, saya setuju. Saya mengharap-kan untuk dapat menempuh jalur pendidikan yang sesuai dengan pekerjaan yang digeluti.

Bagaimana tanggapan Anda bagi teman-teman yang memanipulasi data honorer?

Sangat disayangkan bagi mereka-mereka yang berbuat demikian. Kalau saya lihat fenomena selama ini, hal ini pasti ada terjadi.

Apakah Anda setuju, jika semua tenaga honorer kita angkat menjadi PNS?

Setuju, asalkan sesuai dengan peraturan yang telah ada, dan tidak melenceng dari jalur yang telah ditetapkan. n

Maimunsyah. Staf Bid. Pekapontern Kanwil Kemenag Aceh

Lima Tahun Saya tidak Digaji

Page 15: Mengucapkan - aceh.kemenag.go.id · Foto bersama Kakanwil Kementerian Agama Aceh dengan Bupati Aceh Barat, Ramli MS, di dampingi oleh Panitia Porseni XII tingkat Provinsi Aceh, (29/7/2010)

15Santunan SEPTEMBER 2010

BismillahirrahmanirrahimAssalamu’alaikum Warahmatullahi

Wabarakatuh

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Lailaha Illallah wallahu Akbar, Allahu Akbar Walillahilhamd.

Saudara-saudara, Keluarga Besar Kantor Wilayah Kementerian Agama di Seluruh Provinsi Aceh.

Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadhirat Allah Swt., atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya, pada saat ini kita telah mampu melaksanakan ibadah puasa Ramadhan sebulan penuh. Kita berdoa semoga seluruh amaliyah kita diterima Allah Swt., dan mendapat ganjaran berlipat.

Selawat dan salam semoga tercurahkan kepada junjungan alam Nabi Besar Muhammad saw., beserta keluarga, sahabat dan ummatnya hingga akhir zaman.

Ibadah Ramadhan yang merupa-kan salah satu rukun Islam sebentar lagi akan beakhir. Ramadhan me-ngandung berbagai aspek pen-didikan yang amat penting artinya bagi kehidupan setiap muslim; baik individual maupun sebagai anggota masyarakat. Secara individual, puasa melatih seseorang untuk berlaku jujur kepada dirinya sendiri dan orang lain. Sebagai anggota masyarakat, puasa melatih kepekaan kita atas nasib sesama yang menderita kekurangan.

Di sisi lain, Ramadhan juga bulan pencucian mental dan spritual. Selama sebulan penuh kita di-upgrade oleh Ramadhan, sehingga menjadikan kita kembali fitrah di hari raya ini. Bagi mereka yang setelah Ramadhan tidak ada perubahan dalam sikap dan prilakunya; baik bicara, dalam bekerja dan tindakannya, itulah orang-orang yang merugi. Ramadhan tidak memberikan bekas apa-apa.

Ramadhan bagi mereka adalah rutinitas saja.

Sesungguhnya di dalam bulan Ramadhan ini bermacam ilmu yang dapat peroleh. Namun, jika dengan Ramadhan umat Islam yang sudah digembleng satu bulan penuh oleh Allah, tidak juga memberi perubahan pada diri dan pribadinya, itu namanya sudah keras hati dan termasuk mereka yang belum mendapatkan petunjuk dari Allah.

Ramadhan juga melatih seseorang untuk menjadi orang yang disiplin, punya etos kerja yang tinggi, taat pada hukum dan aturan yang berlaku. Kita dilatih untuk meningkatkan kualitas iman dan takwa kepada Allah Swt., istiqamah dalam beribadah, menjalin dan mempertahankan hubungan harmonis yang selama ini sudah terjalin baik.

Bulan Ramadhan, juga bulan untuk berdoa kepada Allah. Kita

diminta untuk memohon apa saja kepada Allah. Dan wujudnya nanti pasca Ramadhan ini, kita harapkan tumbuhnya silaturrahmi yang baik di tengah-tengah umat. Saling memaafkan antara sesama; antara suami dan isteri, anak dengan orang tua, atasan dengan bawahan, dan seterusnya.

Begitu pula dengan zakat fitrah yang kita keluarkan di akhir Ramadhan. Ini diharapkan menjadi kebiasaan kita untuk saling berbagi dan membantu di antara sesama. Karena sesungguhnya Islam me-ngajarkan kita bahwa tangan di atas lebih baik dari tangan di bawah.

Saya mengharapkan kepada selu-ruh karyawan dan karyawati di jajaran Kantor Wilayah Kementerian Agama di seluruh Aceh, mari kita jadikan bulan Ramadhan tahun ini sebagai bulan pendidikan, yang semakin membuat kita lebih cerdas, punya etos, kreatif dan berbudi

pekerti yang luhur. Sehingga pada akhirnya, kita dapat bekerja lebih baik dan lebih giat lagi dari pada bulan-bulan sebelumnya. Mari kita coba jiwai visi dan misi yang terkandung dalam bulan Ramadhan dalam hidup dan kehidupan kita sehari-hari.

Akhirnya, saya atas nama Pri-badi, Keluarga dan Kepala Kantor Kementerian Agama Provinsi Aceh, mengucapkan selamat menyambut dan merayakan Idul Fitri Tahun 1431 H, Mohon Maaf Lahir dan Bathin. Semoga seluruh amaliyah kita di bulan suci Ramadhan tahun ini diterima Allah Swt.

Terima kasih, Selamat Hari Raya Idul Fitri 1431 H, dan mohon maaf lahir bathin.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Kepala, TtdDrs. H. A. Rahman, TB. Lt.

Pesan Idul FitriKepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh

Page 16: Mengucapkan - aceh.kemenag.go.id · Foto bersama Kakanwil Kementerian Agama Aceh dengan Bupati Aceh Barat, Ramli MS, di dampingi oleh Panitia Porseni XII tingkat Provinsi Aceh, (29/7/2010)

16 Santunan SEPTEMBER 2010

“Alhamdulillah KUA Teladan Aceh bertahan di peringkat XI nasional,” begitu sambut

Drs. H. Ibnu Sa’dan, M.Pd., Kepala Bidang urusan Agama Islam Kanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh ketika dihubungi melalui telepon seluler oleh Kasi Kepenghuluan. Hal ini terungkap saat Santunan meng-konfirmas berita tentang keikutser-taan Aceh dalam perhelatan akbar; Pemilihan KUA Teladan Nasional 2010 di Jakarta. Kali ini Aceh diwakili oleh Najamuddin, M.Ag.

P e n i l a i a n KUA sebagai unit p e r c o n t o h a n /teladan merupakan program nasional K e m e n t e r i a n Agama guna me-micu semangat seluruh unsur yang ada dalam KUA Kecamatan. Dengan adanya penilain ini akan meningkatkan kinerja KUA sebagai pelayan masyarakat terutama pelayanan Nikah dan Rujuk. Untuk pencapaian hasil yang maksimal maka penilaiannya dilaksanakan secara berjenjang mulai dari tingkat kab/kota, provinsi dan nasional.

Melihat kepada prestasi KUA Teladan Aceh di pentas nasional kali ini, Kabid Urais Kanwil Kementerian Agama Aceh menjelaskan bahwa Kepala KUA Lawe Sigala-gala sebagai wakil daerah Aceh telah berusaha semaksimal mungkin untuk menjadi yang terbaik. Terbukti dari persiapan yang telah dilakukan jauh hari sebelum pemilihan ini dilaksanakan. Tetapi karena metode penilaian yang dilaksanakan tahun ini berbeda dengan sebelumnya sehingga KUA

Aceh belum familiar dengan metode ini, demikian jelasnya.

“Penilaian kali ini lebih meng-utamakan penilaian performa Kepala KUA dan kemampuannya dalam menguasai kitab kuning serta tekhnologi informasi (IT) sedangkan manajemen perkantoran hanya sebagian kecilnya saja,” lanjut dia tentang metode penilaian KUA Teladan 2010. Menggunakan metode

KUA Aceh di Pentas NasionalKabid Urais: Pembinaan harus ditingkatkan

ini KUA Singapara dari Tasikmalaya, Jawa Barat menempati urutan pertama, dikuti oleh KUA Kec. Senen, Jakarta Pusat dan KUA Sewon, Bantul, Jogjakarta, sebagai peringkat dua dan tiga.

Sementara itu di ajang Pemilihan Keluarga Sakinah Teladan Nasional 2010, pasangan Tgk. H. Nuruzzahri dan Hj Halimah yang mewakili provinsi Aceh belum beruntung pada acara pemilihan yang dilaksanakan di Hotel Grand Cempaka, Jakarta, 13-19 Agustus yang lalu.

Pembinaan harus ditingkatkanSebuah pekerjaan rumah besar

bagi Kementerian Agama wilayah Aceh ke depan dalam menggalakkan

Laporan Alfirdaus Putra

pembinaan terhadap KUA Kecamatan di wilayah Provinsi Aceh terutama dalam peningkatan mutu pelayanan terhadap masyarakat, karena KUA merupakan ujung tombak Kementerian Agama di wilayah kecamatan. Selain dari pada itu menurut Drs. Ridwan Qari, Kasi Kepenghuluan Kanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh terdapat beberapa poin penting yang harus

menjadi prioritas pembinaan baik dilakukan oleh K e m e n t e r i a n Agama Wilayah, Ka b u p ate n / Ko ta maupun pembinaan yang dilakukan pribadi oleh unsur KUA itu sendiri untuk peningkatan mutu pelayanan dan performa personal pegawai KUA meliputi pelayanan ke m a sya ra ka ta n dan menejemen p e r k a n t o r a n yang baik serta p e n i n g k a t a n kemampuan baca

kitab kuning, serta peningkatan kreasi positif kepala KUA dalam memberikan pelayanan prima kepada masyarakat.

“Kitab yang digunakan sebagai standar penilaian nasional adalah Kifayatul Akhyar terutama bab nikah, jadi Kepala KUA di Aceh harus mampu menguasai kitab tersebut baik secara bacaan maupun pemahaman dan inilah kelebihan juara 1 nasional 2010,” jelas Drs. Ridwan Qari. “Juara keduanya adalah seorang Kepala KUA yang sangat kreatif, dengan kemampuan tekhnologi informasinya dia membuat Kartu Identitas Perkawinan, jadi pasangan suami istri tidak lagi membawa buku nikah ketika berpergian,” tutupnya.n

Page 17: Mengucapkan - aceh.kemenag.go.id · Foto bersama Kakanwil Kementerian Agama Aceh dengan Bupati Aceh Barat, Ramli MS, di dampingi oleh Panitia Porseni XII tingkat Provinsi Aceh, (29/7/2010)

17Santunan SEPTEMBER 2010

Sejak tanggal 8 sampai 19 Juli 2010, Dinas Pendidikan Provinsi Aceh melaksanakan

pemilihan guru, kepala dan pengawas sekolah berprestasi, yang dipusatkan di Hotel Diana, Kuta Alam Banda Aceh. Dari kalangan kementerian Agama, untuk seluruh jenjang seleksi terlihat hanya 1 orang Kepala Raudhatul Athfal dan 1 Kepala Madrasah Ibtidaiyah yang ikut dalam seleksi guru, kepala dan pengawas berprestasi ini.

Hasil dari keikut-sertaan tersebut Dra. Darwati, Kepala Raudhatul Athfal Cut Nyak Dhien, Idi, Aceh Timur, terpilih sebagai juara 2 pada tingkat seleksi Kepala TK/RA.

Sementara yang ikut dalam jenjang SD/MI terdapat Abdur Rahman, S.Pd, Kepala MIN Blang Gleum, Julok, Aceh Timur. Walau belum mendapat juara,

beliau merasa cukup berbangga dapat mewakili Aceh Timur untuk tingkat SD/MI Aceh Timur.

Kegiatan seleksi guru, kepala dan pengawas berprestasi ini dilaksana-kan dalam beberapa tahap yaitu tes tertulis, wawancara, dokumen, Karya Tulis Ilmiah, presentasi dan kemampuan Tekhnologi Informasi Komputer (TIK). Keseluruhan nilai

Seleksi Kepala TK/RA Se-AcehKepala Raudhatul Athfal Cut Nyak Dhien, Idi Juara Dua

tersebut direkapitulasi untuk penentuan peringkat guru, kepala dan pengawas berprestasi.

Dalam pelaksanaan seleksi pengawas, salah seorang anggota panitia menyebutkan bahwa pelaksanaan seleksi pengawas termasuk cukup mengesankan. Alasannya karena dalam peng-aturannya sangat memudahkan bagi pengawas.

Senin malam (19/7/2010) merupakan malam terakhir

pelaksanaan kegiatan seleksi peng-awas berprestasi yang ditandai dengan penutupan masa kegiatan oleh Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Aceh. Dalam sambutannya yang diwakili Kepala Bidang Pendidikan Menengah Drs. Rusydi Aries, MM., mengungkapkan bahwa seluruh para juara diikutkan dalam kegiatan seleksi nasional. n

Pimpinan dan Redaksi Majalah Santunan Mengucapkan

Selamat Idul Fitri 1431 H/2010 M Minal ‘aidin Wal Faizin, Taqabbalallahu Minna Wa Minkum

Mohon Maaf Lahir dan Bathin“Mari Kita Ubah Diri, Kembali Ke Fitrah”

Pimpinan Umum, Pemimpin Redaksi, ttd. ttd. Drs. H. Zuardi Zain Juniazi, S.Ag

Laporan Taharuddin

Page 18: Mengucapkan - aceh.kemenag.go.id · Foto bersama Kakanwil Kementerian Agama Aceh dengan Bupati Aceh Barat, Ramli MS, di dampingi oleh Panitia Porseni XII tingkat Provinsi Aceh, (29/7/2010)

18 Santunan SEPTEMBER 2010

Momentum perayaan ’idul fitri 1431 H, seyogianya menjadi landasan ideal bagi peningkatan etos kerja, reformasi birokrasi dan pelayanan mutu, serta dalam kontek kepribadian, perlunya merajut kebersamaan, mem-perkecil ketidaksepahaman, perbedaan menuju peningkatan kualitas kepribadian yang hanif.

’Idul fitri juga menjadi pertanda semakin dekat-nya pelaksanaan kegiatan besar di jajaran Ke-m e n t e r i a n Agama Republik Indonesia yaitu menyukseskan penyelenggara-an haji, memasti-kan bahwa lebih kurang dua ratus sepuluh ribu ja-maah calon haji (Khusus untuk embarkasi Banda Aceh sebanyak 3924 jamaah) dapat diberangkatkan dengan izin Allah Swt., nyaman dalam perjalanan, higienis akomodasi dan konsumsi serta berkesempatan menjalankan semua yang berkaitan dengan sahnya ibadah haji.

Haji yang merupakan napak tilas perjalanan spritual Nabi Ibrahim as. dalam mencari Penguasa Tunggal alam ini yaitu Allah Swt., bukanlah wisata spiritual yang bisa dinikmati oleh ratusan ribu umat Islam dalam setiap tahun. Bukan wisata, karena Arab Saudi , bukanlah sebuah wilayah dengan panorama alam yang sangat

indah dipandang mata, kecuali hanya daerah dengan kumpulan bebatuan, gersang, panas dan berdebu, berbeda dengan setiap jengkal tanah Indonesia yang sering dijuluki zamrudnya khatulistiwa. Akan tetapi haji merupakan ibadah pamungkas didalam Islam yang mampu memberikan efek positif bagi hujjaj maupun alam sekitar.

Haji yang demikian tentu saja haruslah melewati beberapa tanta-ngan berat sebagaimana tersurat di dalam Alquran yaitu menghindari dari rafats, menjauhi fusuq dan menolak jidal pada saat sesesorang sedang dalam ihram haji maupun umrah. Sayyid Qutb di dalam tafsirnya Fi Zhilalil Qur’an mendefinisikan rafats adalah menyebut hubungan seksual dan semua pendahuluannya baik secara umum atau di hadapan wanita, sedangkan jidal adalah perbantahan dan bersitegang hingga seseorang

HajiTanpa Rafats, Fusuq, dan Jidal

membuat marah temannya.Adapun fusuq adalah melakukan

berbagai kemaksiatan, baik kecil maupun besar. Lebih lanjut Sayyid Qutb menjelaskan bahwa menghindari ketiga kebiasan buruk tersebut akan melahirkan keadaan taharruj (rasa berdosa) dan tajarrud (totalitas) kepada Allah serta menghindari diri dari tarikan-tarikan bumi serta

melakukan penem-paan spiritual un-tuk bergantung ha-nya kepada Allah Swt. semata.

M e n g h i n d a r i ketiga hal tersebut bukanlah gampang, apalagi bila salah satu dari ketiga hal tersebut telah menjadi kebiasaan sehari-hari sebagai tabiat.

M e n g u b a h k e b i a s a a n m e m b u t u h k a n k e s u n g g u h a n . Dalam kontek inilah diperlukan

persiapan jasad dan ruh. Sehingga jamaah akan tetap memelihara kesehatan fisiknya serta senantiasa berusaha dengan sekuat tenaga untuk bisa tampil sebagai zuyufurrahman (tamu Allah). Pun siap meninggalkan jabatan, pangkat serta berbagai kehormatan lainnya di tanah haram. Ia siap bersinergi dengan jamaah lain, petugas kloter, non kloter dan lingkungan Makkah Mukarramah serta Madinah Munawwarah. Maka ia akan mencapai ridha Allah menuju haji mabrur. n

Laporan Abdullah AR

Page 19: Mengucapkan - aceh.kemenag.go.id · Foto bersama Kakanwil Kementerian Agama Aceh dengan Bupati Aceh Barat, Ramli MS, di dampingi oleh Panitia Porseni XII tingkat Provinsi Aceh, (29/7/2010)

19Santunan SEPTEMBER 2010

Bidang Penamas Kanwil Keme-nag Aceh adakan Pembinaan Budayawan Muslim se-Aceh.

Sejumlah 30 budayawan muslim mengikuti pembinaan seni Islami ini sejak Selasa, 27-29 Juli 2010.

Selain materi Seni Islami, para peserta juga disuguhi materi tentang seni dalam pandangan Islam oleh Prof. Dr. Al Yasa’ Abubakar. Menurut Al Yasa’, ulama sepakat bahwa secara filosofis seni itu ibadah, jadi tidak ada ekspresi seni yang menjauhkan diri dari Allah. Misalnya syair ilahi lastu lilfirdausi ahla, wala aqwa ‘ala naril jahimi, ini syair yang digubah oleh Nuwas. Sebelumnya ia tidak saleh, ia baru bisa menulis jika ia mabuk. Tapi di paruh akhir hidupnya ia taubat dan menjadi ulama, ia menulis syair yang sangat menyentuh dan kita pakai sampai sekarang.

Demikian pula dengan seni di Aceh, jika dikaji ternyata seni syair di Aceh dilakoni oleh para ulama. Maka seni asli Aceh yang paling tua adalah

selawat dan syair-syair sufistik.

Kegiatan ini juga diisi dengan latihan menggunakan alat musik rebana yang diberikan sebagai bantuan oleh Kan-wil Kemenag Aceh. Ka.Kanwil, Drs. H. A. Rahman TB, Lt., menyatakan; kondisi Kemenag yang dhuafa cuma bisa membantu seperangkat alat rebana saja kepada m a s i n g - m a s i n g

peserta. Namun begitu kegiatan ini hendaknya dapat membangkitkan semangat seniman untuk terus berkarya.

Kabid Penamas Kanwil Kemenag

Kanwil Kemenag AcehLaksanakan Pembinaan Budayawan Muslim

Laporan Azhar

Aceh, H. Abrar Zym, S.Ag., meng-harapkan agar peserta dapat benar-benar menyelaraskan kiprah seninya dengan tuntunan ajaran Islam. Kita prihatin dengan perkembangan seni sekarang yang semakin jauh dari nilai-nilai Islam, bahkan cenderung memanjakan hawa nafsu. Itulah kenapa kegiatan ini dikemas dalam bingkai budayawan Islami.n

Prof. Dr. Al Yasa’ Abubakar, MA., sedang menyampaikan materi.

Page 20: Mengucapkan - aceh.kemenag.go.id · Foto bersama Kakanwil Kementerian Agama Aceh dengan Bupati Aceh Barat, Ramli MS, di dampingi oleh Panitia Porseni XII tingkat Provinsi Aceh, (29/7/2010)

20 Santunan AGUSTUS 2010

Data BPS akhir tahun 2009, menunjukkan bahwa angka pengangguran terdidik di Indonesia berjumlah 4,6 juta orang. Di dalamnya sudah termasuk lulusan perguruan tinggi yang berjumlah 1,1 orang. Angka ini menunjukkan bahwa lulusan pendidikan belum seluruhnya terserap lapangan kerja.

Kondisi ini tidak boleh dibiarkan. Menyikapi hal ini, untuk mendekatkan lulusan pendidikan dengan dunia usaha dan kerja, diperlukan program-program yang dapat menyiasati teratasi tingginya pengangguran terdidik ini. Salah satu usaha yang ditempuh adalah melalui tambahan program kurikuler di sekolah atau madrasah untuk memperkenalkan dunia kerja kepada peserta didik sejak dini, melalui pelajaran yang dipelajari di sekolah (learning to know), belajar dari pengalaman (learning experiences), belajar melakukan (learning to do), belajar menghayati masa depan (learning to be) dan belajar pada lingkungan masyarakat (learning to live together). Program lain yang lebih nyata dalam mendekatkan dunia kerja dengan pendidikan, adalah melalui program magang.

Untuk tahun 2010, Direktorat Jenderal Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama RI, mengadakan program magang bagi santri pondok

pesantren. Program ini didasarkan pada Instruksi Presiden RI Nomor 1 tahun 2010, tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional tahun 2010. Untuk tahun 2010, ditargetkan sebanyak 1.000 orang santri yang akan menjadi peserta magang. Waktu pemagangan akan disesuaikan dengan masa liburan semester ganjil tahun

pelajaran 2010/2011. Untuk lokasi pemagangan akan disesuaikan dengan domisili/tempat belajar santri. Tujuan pemagangan santri Pondok Pesantren adalah untuk memberikan pembekalan kepada para santri akan pentingnya belajar dari pengalaman terkait dengan bidang pekerjaan pada kehidupan masyarakat, Mengisi dan memamfaatkan masa libur agar menjadi kegiatan yang produktif, menarik dan menantang, serta menumbuhkan semangat belajar berbasis dunia kerja pada santri,

Program Magang SantriUsaha Masuki Dunia Kerja

menamkan nilai-nilai kemandirian dan kewirausahaan yang memacu peningkatan link and match index.

Namun sayang, dengan alasan keterbatasan, tidak seluruh pondok pesantren dapat mengikutsertakan santrinya pada program magang tahun pelajaran 2010/2011 ini. Kriteria pondok pesantren pun, harus pondok pesantren penyelenggara

pendidikan formal yang telah berjalan minimal 5 tahun, dengan memiliki santri minimal 100 orang, Untuk Pondok Pesantren Salafiyah murni dan PPS penyelenggara program paket C dan telah berjalan minimal 3 tahun; dan memiliki santri minimal 50 orang. Sedangkan santri, adalah santri yang belajar pada tingkat aliyah dan menduduki kelas 2, berusia 17 – 20 tahun. Mendapat izin dari pimpinan pondok pesantren juga salah

satu syarat, serta tercatat dalam database calon peserta magang yang dikeluarkan oleh Kantor Kementerian Agama setempat (tempat domisili santri). Harapan kita, ya tentunya, program magang ini dapat meningkatkan kualitas santri sebagai agent of change dalam kehidupan masyarakat, serta santri diharapkan dapat menjadi pelopor pembangunan dan pengembangan masyarakat. Untuk itu, dukungan semua pihak akan menjadi motifasi besar bagi kemajuan program magang ini.

Laporan Zarkasyi

Page 21: Mengucapkan - aceh.kemenag.go.id · Foto bersama Kakanwil Kementerian Agama Aceh dengan Bupati Aceh Barat, Ramli MS, di dampingi oleh Panitia Porseni XII tingkat Provinsi Aceh, (29/7/2010)

21Santunan SEPTEMBER 2010

Judul di atas merupakan semboyan dari pelaksanaan Dialog Kerukunan Umat Beragam Provinsi Aceh tahun 2010 yang dilaksanakan oleh Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh, 3-5 Agustus 2010, bertempat di Hotel Diana, Banda Aceh.

Bila pada tahun-tahun sebelumnya yang diungdang sebagai peserta dialog adalah para tokoh agama dan masyarakat, yang tentunya sudah menjadi bapak-bapak, bahkan kakek-kakek, maka pada pelaksanaan kegia-tan Kerukunan Umat Beragama kali ini yang diundang seluruhnya pemuda, khususnya tokoh pemuda dalam ko-munitas agamanya masing-masing.

Pemuda dianggap penting seba-gai salah satu key point dalam peme-liharaan kerukunan dan keharmonisan hubungan masyarakat yang multi etnis dan multi agama seperti di Provinsi Aceh. Karakter pemuda yang energik, emosional, dan rasa ingin tahu yang besar, apabila tidak dimanage dengan benar, bisa menjadi sumber konflik di dalam komunitasnya, yang bermuara pada ketidakharmonisan kehidupan bermasyarakat.

Tapi bukan berarti para peserta adalah mantan residifis atau pemuda-pemudi bermasalah. Justru mereka adalah kader-kader muda terbaik da-lam masyarakatnya. Mereka diundang untuk

Damai Pemuda, Damai Aceh

membicarakan kondisi kepemudaan dan kemasyarakatan dewasa ini, yang cenderung menurun secara moral maupun spiritulitas. Sebagai pemuda, tentunya mereka lebih mengerti sumber masalah di lapangan, sekaligus, sebagai sesama pemuda, mereka juga punya ‘akses-masuk’ kepada pemuda-pemudi lain-nya yang bermasalah.

Untuk itu, mereka juga dibekali dengan materi-materi psikologi, komunikasi budaya, serta aturan-aturan hukum dan perundangan yang berlaku di Indonesia, khususnya yang erat kaitannya dengan kehidupan masyarakat sehari-hari.

Disela-sela kegiatan dialog dan seminar dari narasumber, kegiatan KUB kali ini juga diisi dengan game-game seru sehingga para peserta tidak merasa jenuh dan bosan. Dalam game ini, para peserta diajak untuk belajar memahami dan mengatasi

problem-problem sosial secara cerdas dan ceria. Kadangkala masalah bisa dileluconkan dan menjadi obat stress, tapi juga bisa menjadi masalah baru bila tidak ditangani secara tepat. Jadi dalam praktiknya, unsur kehati-hatian sangatlah penting.

Pada akhir kegiatan para peser-ta sepakat bahwa pemuda hari ini haruslah mulai melakukan usaha-usaha perbaikan mulai dari diri mereka sendiri, keluarga dan lingkungan terdekat, tidak hanya semata-mata menyampaikan aspirasi kepada pemerintah dan wakil rakyat, tapi beraksi itu lebih penting, lebih tepat, dan lebih nyata. Talk Less, Do More istilah anak muda sekarang!

Mereka juga sepakat, bahwa keberagaman, baik budaya maupun agama adalah fitrah manusia, karena itu, pemuda sepakat untuk saling bekerja sama membangun masyarakat, dan bukannya menjadikan perbedaan-perbedaan sebagai sebab bagi keretakan persatuan bangsa dan negara.

Semua sepakat, bila pemuda-pemudi ini bisa hidup rukun dan damai, tentunya di masa depan kehidupan umat beragama di Aceh pasti aman dan tenteram, sehingga proses pembangunan dapat berjalan dengan lancar, hidup pemuda Aceh, hidup perdamaian Aceh.n

“Jadilah umat katolik 100%, dan jadilah warga negara Republik Indonesia 100%,” demikian kutipan amanat Direktur Urusan Agama Katholik Kementerian Agama RI, Drs. Suparno, pada acara Orientasi Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat Katolik Se-Provinsi Aceh, yang berlangsung 27-30 Juli 2010 di Banda Aceh.

100% artinya sungguh-sungguh dalam menjalankan kewajiban ibadat sesuai tuntunan agamanya, juga serius dalam mematuhi dan menaati tata aturan yang berlaku di negara kita, Indonesia. Logikanya, orang yang shalih dalam agamanya, juga merupakan seorang warga negara yang baik, dan siap hidup berdampingan

dengan semua pemeluk agama lain, khususnya di Aceh yang mayoritas penduduknya beragama Islam.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh, Drs. H. A. Rahman TB, Lt, menilai kualitas kerukunan umat beragama di aceh sudah sangat baik, dan perlu terus dipertahankan. Menurutnya, selama ini meskipun aceh sering dilanda konflik berdarah, belum pernah ada satu kasuspun yang terjadi karena perbedaan agama. Artinya masyara-kat Aceh memang masyarakat yang majemuk dan multikultural, sehingga bisa hidup rukun meski berbeda agama dan budaya. Justru saat ini,

kerjasama umat beragama melalui tokoh-tokohnya dinilai sangat penting untuk merawat dan memelihara kelangsungan damai Aceh.

Kegiatan ini merupakan salah satu pentuk pembinaan intern umat bergama yang dilakukan dengan DIPA Kementerian Agama pusat, baik di Aceh maupun di Provinsi-provinsi lainnya di Indonesia, juga tidak terbatas kepada umat katolik saja, tapi juga kepada umat agama-agama yang lain. Demikian keterangan Endang SH, Kepala Bagian Ortala Kementerian Agama RI, saat menutup secara resmi acara ini mewakili Dirjen Bimas Katolik Kementerian Agama RI di Jakarta. n

Direktur Urusan Agama Katholik Kementerian Agama RI, Drs. Suparno:

Serba 100 Persen

Laporan Wiswadas

Page 22: Mengucapkan - aceh.kemenag.go.id · Foto bersama Kakanwil Kementerian Agama Aceh dengan Bupati Aceh Barat, Ramli MS, di dampingi oleh Panitia Porseni XII tingkat Provinsi Aceh, (29/7/2010)

22 Santunan SEPTEMBER 2010

Pembinaan Keluarga Sakinah

Kota Langsa

Santunan-Singkil. Gedung baru Madrasah Ibtidaiyah Modern (MIM) Gosong Telaga yang dibangun Kementerian Agama TA 2009, mulai difungsikan sebagai tempat proses belajar mengajar. Prosesi ini ditepung tawari oleh tokoh masyarakat setempat dengan mengadakan kenduri dan pembaca doa.

Menurut Pengurus Madrasah Ibtidaiyah Modern Gosong Telaga, Sadri Ondang Jaya, S.Pd. dengan ada-nya gedung baru ini, berarti MIM Gosong Telaga, tidak lagi menumpang pada gedung milik masyarakat, tetapi sudah memiliki gedung sendiri dan proses belajar-mengajar menjadi lancar, bersemangat dan bergairah. Salah satu tujuan mendirikan Madrasah Ibtidaiyah Modern ini se-bagai sarana dan prasarana untuk men-ciptakan sumber daya manusia yang beriman dan bertakwa, berakhlakul karimah, serta dapat menguasai sain dan teknologi.

“Saya yakin dengan adanya gedung sekolah tingkat dasar yang represen-tatif yang orientasi pengajarannya pada ilmu-ilmu agama, sain dan teknologi, diprediksikan akan menjawab kebutuhan sumber daya manusia yang berkualitas sejak dini, khususnya di Aceh Singkil.” tambah tokoh masyarakat Gosong Telaga ini.

Sementara itu, Kepala Madrasah Ibtidaiyah Modern Gosong Telaga, Ijran Syah, S. Pd.I

mengatakan, di samping diajarkan pelajaran yang sesuai dengan kurikulum madrasah secara nasional, mereka juga diajarkan teknologi computer, bahasa Inggris dan penekanan pada akhalaqul karimah serta praktik ibadah.

Tahap awal Gedung MIM dibangun dengan tiga lokal dan enam lokal akan dibangun termasuk kantor dewan guru, mushalla, dan Pustaka. Diharapkan tiga tahun kedepan lokal tersebut sudah rampung sehingga madrasah ini sudah bisa sejajar dengan sekolah-sekolah lain.

H. Ridwar Syam, salah satu tokoh masyarakat mengatakan dengan peresmian gedung MIM ini, berarti Kecamatan Singkil Utara, telah memiliki lembaga pendidikan dasar yang berorientasi pada ajaran agama Islam dibawah bimbingan Kementrian agama. Karena itu Ridwar berharap agar Kementerian agama segera memproses penegerian madrasah ini. Dengan dinegerikannya madrasah ini nanti, beban masyarakat untuk menanggulangi biaya operasional akan berkurang.n(sadri)

Santunan – Langsa. Seksi Urusan Agama Islam dan Haji Kantor Kementerian Agama Kota Langsa mengadakan Pembinaan Keluarga Sakinah yang dilaksanakan di Gp. Alue Dua Kecamatan Langsa Baro Kota Langsa. Gampong ini merupakan gampong terbaik tertib administrasi tingkat Provinsi Aceh tahun 2010.

Kegiatan ini merupakan salah satu program kerja Seksi Urais dan Haji tahun 2010. Adapun tujuan dari kegiatan ini dilaksanakan agar masyarakat Gampong Alue Dua Kecamatan Langsa Baro mengetahui apa dan bagaimana yang dimaksud dengan keluarga sakinah dan masyarakat juga mengetahui permasalahan-permasalahan yang terjadi di dalam kehidupan berumah tangga baik hukum perkawinan maupun hukum ahli waris.

Dalam arahan dan sambutan Kepala Seksi Urais dan Haji Kantor Kementerian Agama Kota Langsa, Drs. H. Marzuki Ansari, MA menyampaikan bahwa kegiatan ini rutin dilaksanakan selama sepuluh hari berturut-turut setiap hari Rabu. Kegiatan ini disusun dalam silabus materi. Ditambahkannya, kegiatan ini bukan hanya dilaksanakan di Gp. Alue Dua, tetapi kegiatan ini juga akan dilaksanakan dibeberapa gampong yang ada di wilayah Kota Langsa.

Pada kesempatan yang sama Geuchik Gp. Alue Dua menyambut positif kegiatan ini sebagaimana yang disampaikan pada sambutannya “kami sangat senang”, diharapkan kegiatan seperti ini dapat menambah wawasan bagi penduduk Gp. Alue Dua dan dapat menjadi keluarga yang sakinah.n(hendra)

Madrasah Modern-Gosong Telaga, Fungsikan Gedung Baru

Page 23: Mengucapkan - aceh.kemenag.go.id · Foto bersama Kakanwil Kementerian Agama Aceh dengan Bupati Aceh Barat, Ramli MS, di dampingi oleh Panitia Porseni XII tingkat Provinsi Aceh, (29/7/2010)

23Santunan SEPTEMBER 2010

Santunan – Simeulue. Madrasah Aliyah Negeri Kuala Makmur meru-pakan satu-satunya Madrasah Aliyah di Kabupaten Simeulue yang berstatus negeri sejak tahun 2004, terus melakukan pembenahan di berbagai bidang sehingga beberapa waktu ke depan diharapkan akan mampu memberikan konstribusi yang sangat berarti bagi daerah, nusa, bangsa dan agama.

Setelah porak-poranda akibat diterjang tsunami, Desember 2004 dan digoyang gempa kuat Maret 2005, kini MAN Kuala Makmur sudah mandiri dan mampu bersanding dengan sekolah-sekolah favorit lainnya di Kabupaten Simeulue. Salah satu fasilitas membanggakan yang dimiliki saat ini adalah laboratorium komputer yang terkoneksi internet.

Untuk meningkatkan kemampuan para siswa dalam menggunakan komputer dan internet, MAN Kuala Makmur beberapa waktu lalu mengadakan pelatihan komputer dan internet yang dilaksanakan pada bulan Ramadhan 1431 H. Selain

diwajibkan untuk seluruh siswa MAN Kuala Makmur, pelatihan ini juga dapat diikuti oleh dewan guru sehingga diharapkan seluruh dewan guru akan mampu mengoperasikan komputer dan internet yang akan memberikan efek positif dalam Proses Belajar Mengajar (PBM).

Dalam upaya menyukseskan pelatihan, MAN Kuala Makmur telah membentuk sebuah kepanitiaan yang bertugas untuk merancang silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pelatihan yang handal, sehingga dalam kurun waktu kurang lebih satu bulan, para peserta ditargetkan sudah

mampu mengoperasikan aplikasi-aplikasi yang diajarkan.

Pelatihan ini berlangsung selama 20 hari, sejak hari ketiga bulan Ramadhan 1431 H. Siswa dan dewan guru MAN Kuala Makmurpun sangat antusias menyambut kegiatan ini karena dipandu oleh para pengajar yang sudah diakui kemampuan komputer dan internet. Di antaranya adalah Yusmadi, S.Si., penulis nasional untuk kategori buku komputer dan Riswansyah, A.Md, salah seorang pengajar komputer berpengalaman.

Pelatihan ini juga dilakukan untuk menjaring siswa berbakat di bidang komputer yang akan dididik khusus untuk menguasai seluk-beluk teknologi komputer dan internet. Mereka yang terpilih akan menjadi anggota MAN Kuala Makmur Computer Club (MCC) untuk tahun ajaran 2010/2011. Di antara materi yang telah disiapkan untuk disajikan secara mendalam di MCC adalah instalasi Hardware & Software (Merakit Komputer) serta Pembuatan Website. n(yusmadi)

Santunan-Jantho. Kantor Kemen-terian Agama (Kankemenag) Aceh Besar menggelar pemilihan penyuluh agama honorer teladan se Aceh Be-sar, Selasa (3/8). Ketua Dewan Juri, Mulyadi Nurdin mengatakan pemili-han pertama kali di Aceh Besar bah-kan di Aceh itu, diikuti 23 penyuluh dari 23 kecamatan di Aceh Besar.

Dalam kegiatan itu, Muhammad bin Muhammad Thaib, perwakilan Kecamatan Indrapuri, terpilih pe-nyuluh honorer teladan tingkat Aceh Besar. Juara 2 diraih Siti Rahimun (In-gin Jaya), juara 3 Saifuddin Ali (Darus-salam), juara harapan 1 Samsul Munir (Krueng Barona Jaya), harapan 2 M Taufiq (Darul Imarah), dan harapan 3 Muklis Abdullah (Blangbintang).

Kankemenag Aceh Besar Gelar Pemilihan Penyuluh Teladan

“Dewan juri antara lain menilai sistem penulisan makalah terkait pembinaan dan penyuluhan, serta menilai metode presentasi dan isi makalah. Syarat lain, misalnya peser-ta aktif dalam training pengemban-gan profesi sesuai karir,” kata Mulyadi kepada Serambi.

Didampingi Ketua Panitia, M Zein, Mulyadi mengatakan kegiatan itu un-tuk meningkatkan silaturahmi dan peran penyuluh. Menurutnya, pe-nyuluh bertugas memberi pembinaan keagamaan ke desa-desa di kecama-tan tempat mereka bertugas, seperti pada Taman Pendidikan Quran (TPQ) untuk anak- anak serta pembinaan majelis taklim untuk orang dewasa.

Dalam sambutannya Kepala kanke-

menag Aceh Besar, Salahuddin yang disampaikan Kasubbag TU, Azzahri berpesan supaya Penyuluh honorer juga dapat berperan aktif dalam pem-binaan masyarakat, walaupun honor yang diberikan sangat sedikit.

“Honor ini tidak seberapa, tetapi ini semoga menjadi motivasi dalam beramal di tengah masyarakat,” kata Kakankemenag.

sementara itu ketua panitia, Drs. M.Zein, M.Pd mengatakan bahwa acara ini merupakan pertama kali di Aceh. menurutnya peran penyuluh honorer sama dengan penyuluh fung-sional, sehingga mereka juga layak mendapat penghargaan dari pemer-intah. (serambinews/mul).

MAN Kuala Makmur, Latih Komputer dan Internet

Page 24: Mengucapkan - aceh.kemenag.go.id · Foto bersama Kakanwil Kementerian Agama Aceh dengan Bupati Aceh Barat, Ramli MS, di dampingi oleh Panitia Porseni XII tingkat Provinsi Aceh, (29/7/2010)

24 Santunan SEPTEMBER 2010

Santunan–Jantho. Sebanyak 633 orang Penyuluh Agama Non-PNS (honorer) di Aceh besar menerima honor pada Senin (16/8). Penyerahan itu dilakukan secara simbolis oleh Kepala Kankemenag Aceh Besar di Jantho.

Kasi Penamas Kankemenag Aceh Besar, Drs. M. Zein, M.Pd., dalam arahannya mengatakan bahwa penyaluran honor Penyuluh Non-PNS kali ini dilakukan melalui penyuluh agama Islam fungsional yang ada di kecamatan masing-masing.

“Sejak tahun 2010 Penyuluh Agama Islam Fungsional yang ada di Aceh Besar, sesuai dengan SK Kanwil telah menjadi Koordinator Penyuluh non-PNS di keca-matan tempat bertugas, penyaluran honor ini dilakukan melalui Koordinator masing-masing kecamatan,” jelas M. Zein.

Kepala kankemenag Aceh Besar, Drs. Salahuddin berpesan kepada

koordinator penyuluh Honorer supaya dapat menyalurkan honor tersebut secepat mungkin, tanpa ada pemotongan apapun.

“Tidak boleh ada pemotongan apapun dalam penyaluran honor,” tegas Salahuddin.Honor yang disalurkan kali ini sebanyak enam bulan dari Januari sampai Juni 2010.

“Ini merupakan honor bulan Januari sampai Juni, per bulan Rp 100 Ribu, berarti masing-masing akan mendapat sebesar Rp 600 ribu,” jelas M. Zein.

pada awalnya, penyaluran honor tersebut akan diserahkan langsung oleh Kakankemenag Aceh Besar kepada yang bersangkutan, tetapi karena suasana puasa maka diserahkan kepada koordinator di kecamatan masing-masing supaya tidak memberatkan.

“Berhubung suasana Puasa maka

Penyuluh Non-PNS Aceh Besar Terima Honorpenyaluran dilakukan langsung di kecamatan supaya tidak merepotkan. kasihan penyuluh kalau harus ke Jantho untuk mengambil honor tersebut,” sambung M. Zein.

Terkait adanya keterlambatan dalam penyaluran honor kali ini bukan karena faktor kesengajaan, tetapi karena adanya beberapa hal yang harus diselesaikan, seperti keharusan setiap penyuluh Non-PNS membuka rekening pribadi supaya dapat ditransfer langsung.

Menurut Kasi Penamas, kalau semua penyuluh honorer diminta membuka rekening khusus, pasti akan merepotkan, karena akan membutuhkan biaya tambahan.

“Akhirnya kita bisa menyelesaikan proses ini tanpa adanya administrasi tambahan yang memberatkan,” pungkas M. Zein. n(mulyadi nurdin)

Pekan olah raga dan seni (PORSENI) tingkat Tsanawiyah sekota Banda Aceh tahun 2010

ditutup pada tanggal 31 Juli 2010 Oleh Kepala kantor Kementerian Agama Kota Banda Aceh. Cabang- cabang yang diperlombakan pada Porseni tingkat Tsanawiyah ini adalah voly putra putri, tenis meja putra putri, lompat jauh putra putri, lompat tinggi putra putri, lari 100 M putra putri, lari 200 M putra putri, azan, rebana, cerdas cermat, dan puisi putra putri.

Kegiatan porseni tahun ini dilak-sanakan di empat tempat yaitu:

voly putri, tenis meja, dan cerdas cermat di MTsN Model, voly putra, puisi di MTsN 2, azan dan atletik di MTsN Rukoh, dan rebana di MTs Babunnajah.

Juara umum Porseni tingkat MTs se-kota Banda Aceh diraih MTsN Rukoh, dan berhak mendapatkan piala bergilir dari Kepala Kantor Kementerian Agama kota Banda Aceh. Keberhasilan yang dicapai oleh MTsN

Rukoh merupakan hasil pembinaan yang dilaksanakan setiap hari Jumat dalam kegiatan pengembangan diri.

Menurut kepala MTsN Rukoh Zulkifli, S.Ag. M.Pd., siswa siswi yang memiliki bakat dan minat diberi pembinaan yang kontinyu setiap Jumat agar mareka lebih terarah dan disiplin. Prestasi yang mereka capai merupakan usaha selama dua tahun. n(zulkifli)

MTsN Rukoh Juara Umum pada Porseni Tingkat MTs Se-Kota Banda Aceh 2010

Peringkat Juara Porseni Tingkat MTs Sekota Banda Aceh tahun 2010

No Nama sekolah Emas Perak perunggu

1 MTsN Rukoh 12 5 3

2 MTsN 1 3 2 4

3 MTs Darul Ulum 1 2 5

4 MTs Babunnajah 1 3 0

5 MTs Muhammadiyah 0 2 4

6 MTsN 2 0 2 1

7 MTs Darussyariah 0 1 0

8 MTsN Meuraxa 0 0 0

9 MTs Ulumul Qur’an 0 0 0

Jumlah 17 17 17

Page 25: Mengucapkan - aceh.kemenag.go.id · Foto bersama Kakanwil Kementerian Agama Aceh dengan Bupati Aceh Barat, Ramli MS, di dampingi oleh Panitia Porseni XII tingkat Provinsi Aceh, (29/7/2010)

25Santunan SEPTEMBER 2010

Santunan–Berlin. Produk-produk berlabel “halal” semakin banyak peminatnya di Jerman. Tak hanya kalangan Muslim, non-Muslim pun turut menggandrunginya. Alasannya, produk yang halal dijamin higienis. Itu sebabnya, kini produsen bahan pangan tradisional Jerman mulaimengadakan perluasan ke bidang ini.

Seorang perempuan dan pria yang sedang berbelanja ditanya oleh Radio Jerman, seberapa penting berbelanja bahan pangan yang halal bagi dirinya. Pembeli perempuan mengatakan, “Sangat penting. Bagi kami makanan halal sangat penting. Itulah yang nomor satu.” Pria yang diwawancara memberi jawaban serupa, “Saya tidak akan berbelanja di toko yang tidak saya kenal. Karena di situ saya tidak tahu, apakah penyembelihannya halal atau tidak.”

Ketersediaan pangan halal yang makin bervariasi sangat menguntungkan warga Muslim. Di daerah pemukiman warga Turki di bagian kota Hamburg yang bernama Sankt Georg warga Muslim dapat berbelanja tanpa harus mengkhawatirkan masalah halal atau haram. Misalnya daging. Daging yang dijual di daerah ini hanya berasal dari peternakan dan penyembelihan yang dengan ketat mengikuti peraturan Islam. Di pasar swalayan Jerman produk-produk halal jarang dapat ditemukan.

Di Jerman hidup empat juta warga Muslim, dan jumlahnya terus bertambah. Mereka menjadi pelanggan dan konsumen di masa depan, dan perhatian pasar atas mereka semakin bertambah. Misalnya pada perusahaan pembuat produk-produk dari susu yang bernama Rücker di Ostfriesland. Dua tahun yang lalu perusahaan itu mendapat izin membubuhkan tanda halal pada produknya. Sekali dalam sebulan perusahaan itu mengubah produksinya untuk beberapa hari, dan membuat Oba, sebuah jenis keju yang dibuat secara ketat menurut peraturan Islam.

Saat ini, hanya satu dari 20 keju,

yang diproduksi perusahaan di Ostfriesland itu, mendapat segel halal. Tetapi perusahaan Rücker yakin, jumlahnya akan terus bertambah. n (republika.co.id)

Santunan–Kairo. Ada 4.000-an masjid di kota Kairo, Mesir. Terbayang bukan, jika masing-masing masjid mengumandangkan adzan dalam waktu yang berbeda dengan irama yang beraneka ragam?

Tak heran jika pemerintah Mesir merancang proyek ambisius untuk menyatukan waktu dan suara panggi-lan adzan di kota berpenghuni 18 juta orang itu. Proyek ini telah dirancang sejak enam tahun lalu dan akan diuji-coba pada Ramadhan kali ini. Mestin-ya, sejak awal Ramadhan, namun kar-ena ada gangguan sistem komunikasi maka tertunda beberapa hari.

“Mesir memiliki masalah dengan waktu,” kata Sheik Abdel-Galil Salem, pejabat di Departemen Agama dan Wakaf. “Tujuan proyek kami adalah untuk secara akurat mengatur waktu doa sehingga disebut pada waktu yang sama dari setiap masjid, dan un-tuk mengontrol kualitas suara dalam panggilan adzan,” katanya kepada As-sociated Press.

Meskipun secara teknis memi-liki suara yang indah digariskan bagi muadzin, banyak yang melakukan panggilan sekenanya. “Ada yang suar-anya tercekik, bahkan kacau penguca-pannya,” katanya.

Melalui proyek senilai 175 ribu dolar AS, setiap masjid akan dileng-kapi dengan semacam alat penerima yang akan menyiarkan adzan yang su-dah terprogram dari studio di sebuah masjid yang menjadi sentral. Abdel-Galil menyatakan, setiap masjid di kota itu diharapkan sudah mengadopsi sistem pada akhir bulan Ramadan ini.

“Kita sekarang hidup di era laptop dan komputer, teknologi maju bisa di-manfaatkan untuk kelancaran ibadah,”

ujarnya. Namun pengembangan sistem

terpadu ini bukan tanpa kendala. Selain masjid, di Kairo banyak zawya, semacam mushala. Tiap-tiap zawya, dilengkapi pula dengan pengeras su-ara.

Ashraf Tawfiq, penduduk daerah pinggiran utara Nasr City, mengatakan zawya kecil di lingkungannya masih melakukan panggilan sendiri untuk berdoa, tapi masjid yang lebih besar memilih beralih ke sistem terpadu baru, yang katanya sangat indah. n (Republika.co.id)

Santunan–Riyadh. Raja Arab Saudi Abdullah telah mengeluarkan ketetapan bahwa hanya ulama senior yang berada di bawah kekuasaannya boleh mengeluarkan fatwa agama Islam. Raja Saudi itu mengirim ketetapan tersebut hari Kamis kepada Mufti Agung kerajaan, yang mengepalai Majelis Ulama Senior.

Raja Abdullah mengatakan terlalu banyak ulama Saudi telah mengeluarkan fatwa dan ia menindak perilaku demikian demi menjaga agama Islam. Ia mengatakan, hanya anggota Majelis Ulama Senior dan ulama-ulama lain yang disetujui oleh mereka akan berhak mengeluarkan fatwa publik.

Arab Saudi telah memperhatikan terlalu banyaknya fatwa yang dipublikasikan oleh para ulama melalui Internet. Raja Abdullah memperingatkan bahwa siapapun yang melanggar perintahnya akan dihukum. Dia tidak memberikan rincian lebih lanjut.

Keputusan itu tidak membatasi wewenang para ulama Saudi untuk mengeluarkan fatwa pribadi bagi orang-orang yang meminta nasihat mengenai masalah-masalah pribadi.n (republika.co.id)

Produk Halal Makin Diminati di Jerman

Mesir Siap Terap-kan Sentralisasi

Adzan

Raja Saudi: Hanya Ulama Senior Boleh

Keluarkan Fatwa

Page 26: Mengucapkan - aceh.kemenag.go.id · Foto bersama Kakanwil Kementerian Agama Aceh dengan Bupati Aceh Barat, Ramli MS, di dampingi oleh Panitia Porseni XII tingkat Provinsi Aceh, (29/7/2010)

26 Santunan SEPTEMBER 2010

Santunan – Jakarta. Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama Prof Dr H Nasaruddin Umar mengatakan, produk mushaf al-Quran Indonesia tidak kalah dengan produk mushaf al-Quran Timur Tengah. Ini terbukti dengan ban-yaknya karya mushaf yang diterbitkan berornamen dan disesuaikan dengan hasil serapan budaya, bahkan terlihat corak iluminasi yang sangat beragam dan masing-masing daerah memiliki ciri khas sendiri.

“Dalam hal kaligrafi, keunikan mushaf Nusantara tam-pak dalam karakter kaligrafi flora, yang komposisi kaligrafi yang bermotif tetumbuhan. Kreativitas tulisan tersebut di-tuangkan khususnya pada kepala-kepala surah. Ini merupa-kan khasanah yang dimiliki umat Islam Indonesia dan harus terus dipelihara,” papar Nasaruddin Umar ketika membuka “Jakarta Muslim Festival dan Pameran Mushaf Al-Quran” di Ground Hall Mal Thamrin City, Jakarta Pusat, Sabtu (7/8). Hadir dalam kesempatan itu antara lain Wakil Walikota Ja-karta Pusat Najib Fatahillah, SH,MA; Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta H lulung L; dan Ketua Asosiasi Mushaf Al-Quran H Ali Mahdami.

Menurut Nasaruddin, kelebihan mushaf al-Quran yang diterbitkan di Indonesia selain tampilannya berwarna-warni mengikuti karakter daerah dan budaya bangsa, tapi juga tampil dengan tajwid berwarna, sehingga dapat mem-bantu dan memudahkan bagi yang membacanya. “Seka-rang banyak pula diterbitkan kitab-kitab seperti jalalain, fi zilalil quran, tafsir al-manar, tafsir lisafat, tafsir tasawuf dan lain-lain yang telah diterjemahkan, sehingga isi dan makna yang terkandung di dalam kitab-kitab tersebut bisa dibaca dan dimengerti maksudnya.”

Nasaruddin mengatakan, banyaknya penerbit mushaf dan buku-buku Islam di Indonesia mengharuskan adanya tempat khusus sebagai tempat festival al-Quran, sehingga masyarakat mengetahui dan mudah memilikinya mushaf yang diinginkannya. “Ini perlu dipikirkan dimana tempat festival yang terbaik dan khusus. Masalahnya Indonesia sampai saat ini belum memiliki tempat penjualan khusus mushaf al-Quran. Festival seperti ini sebaiknya jangan han-ya menjelang dan pada bulan Ramadhan saja, tetapi juga pada bulan-bulan lain.”

Dia mengimbau kepada pemilik mal, jangan selalu men-dandani yang bersifat sekuler, tapi perlu juga pemilik umat Islam berupa kebutuhan umat Islam. “Dari pada menampil-kan barang-barang yang melupakan Tuhan, lebih baik ke mal yang dapat menggugah kita. Jadi juga jangan kenonjol-kan aspek bisnisnya. Artinya jangan menjual al-Quran ter-lalu mahal, sehingga aspek ibadahnya juga mengalir pada penjual dan penerbit.” Ucapnya. n(pinmas)

Santunan-Kelantan. Sebuah negara bagian di Malaysia Kamis meluncurkan dinar dan dirham Islam sebagai mata uang alternatif, yang memungkinkan koin emas dan per-ak untuk digunakan sebagai alat pembayaran yang sah di samping uang kertas konvensional.

Pihak berwenang di negara bagian Kelantan utara, yang diperintah oleh partai oposisi Islam PAS, mengatakan mata uang Islam akan digunakan di banyak toko di wilayah itu, selain mata uang nasional, ringgit.

“Kami memiliki lebih dari 1.000 toko-toko yang telah mendaftar ke kampanye kami dan setuju untuk menerima dinar dan dirham untuk pembelian barang,” kata menteri kabinet negara Husam Musa pada AFP.

Dia mengatakan sebuah papan penanda telah didirikan di pasar utama di ibukota negara bagian Kota Bharu untuk menampilkan tabel konversi antara dinar dan ringgit, dan toko-toko yang berpartisipasi akan menampilkan stiker un-tuk mendorong orang untuk menggunakan koin.

“Tanggapannya sangat positif dan semua uang yang se-nilai 2,0 juta ringgit (629 ribu dolar AS) telah terjual habis di peluncuran hari ini,” kata Husam, yang bertanggung jawab atas perencanaan ekonomi dan keuangan.

Menurut hukum Islam, satu dinar senilai 4,25 gram emas, sedangkan dirham adalah 3,0 gram perak murni. Sebuah koin emas yang setara dengan sekitar 582 ringgit (183 dolar) sedangkan koin perak bernilai sekitar 13 ringgit, tetapi nilai-nilai mereka berfluktuasi sesuai dengan harga pasar.

Husam mengatakan mata uang dinar dan dirham juga dapat digunakan berurusan dengan lembaga-lembaga pe-merintah negara, seperti membayar “zakat”, atau sedekah bagi kaum miskin.

Sebelumnya, rencana penggunaan mata uang Islam ini menuai perdebatan yang panjang di Malaysia, sebuah negara mayoritas Muslim dengan komunitas besar etnis Cina dan India. Mantan Perdana Menteri Abdullah Ahmad Badawi, yang dipromosikan Islam moderat yang meneka-nkan pembangunan ekonomi dan ilmiah, menolak propos-al penggunaan mata uang ini.

Tapi pendahulunya, Mahathir Mohamad, adalah seorang penganjur sistem dinar dan mendesak negara-negara Islam untuk menggunakannya sebagai instrumen perdagangan. Perdebatan itu mereda sejak saat ini Perdana Menteri Na-jib Razak berkuasa tahun lalu memberi lampu hijau bagi penggunaan mata uang ini. n(republika)

Kelantan Resmi Gunakan Mata Uang Islam Selain Ringgit

Dirjen Bimas Islam: Produk Mushaf Alquran Indonesia tidak Kalah dengan Timur Tengah

Page 27: Mengucapkan - aceh.kemenag.go.id · Foto bersama Kakanwil Kementerian Agama Aceh dengan Bupati Aceh Barat, Ramli MS, di dampingi oleh Panitia Porseni XII tingkat Provinsi Aceh, (29/7/2010)

27Santunan SEPTEMBER 2010

Santuanan – Cianjur. Menteri Agama Suryadharma Ali berharap lem-baga pendidikan Islam terus berkem-bang secara baik, didukung oleh sa-rana dan prasarana yang memadai. Karena itu dia mempersilahkan siapa pun termasuk donator asing untuk membangun lembaga pendidikan di Indonesia.

Harapan tersebut dikemukakan Menag, Rabu (4/8) sore saat meres-mikan Mahad (Pondok Pesantren) Al Yumni di desa Sindangsari, kecamatan Ciranjang kabupaten Cianjur, Jawa Ba-rat. Pembangunan mahad ini dipraka-sai oleh Dr Hasan Hitou, Direktur Pusat Studi Islam di Jerman serta didukung donator dari Syria dan Kuwait.

“Kami berterima kasih, Doktor Hasan Hitou telah mendirikan lima lembaga pendidikan di Pulau Jawa,” kata Menag Suryadharma Ali.

Menag juga mendukung rencana Hasan Hitou untuk mendirikan pergu-ruan tinggi di Indonesia dengan nama Universitas Imam Syafii, termasuk juga memindahkan Pusat Studi Islam dari Jerman ke Indonesia.

“Kami mendukung rencana akan datang,” kata Menag kemudian meny-erahkan surat ijin pembukaan perku-liahan perguruan tinggi Imam Syafii.

Dalam peresmian Mahad Al Yumni tampak hadir, mantan Menteri Agama Maftuh Basyuni, Sekjen Kemenag Bah-rul Hayat, Kakanwil Kemenag Jabar Muhaimin Lutfi, Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Choirul Fuad Yusuf, Direktur Pendidikan Tinggi Islam Machasin dan Pengasuh Pon-dok Pesantren Asshidiqiyah, KH Noer Iskandar SQ serta Imam besar Masjid Istiqlal KH Ali Mustafa Yaqub.

Sementara Direktur Pusat Studi Islam di Frankfurt, Jerman, Syekh Dr Hasan Hitou mengatakan, pihaknya membantu lembaga pendidikan di Indonesia semata-mata sebagai jali-nan silaturahmi. Juga membantu

Menteri Agama Persilahkan Donatur Asing

Bangun Lembaga Pendidikan di Indonesia

masyarakat khususnya umat Islam agar beragama lebih baik lagi.

“Saya kelahiran Syria, menetap 40 tahun di Kuwait, dan pernah di Jerman, tapi mencintai Indonesia seperti neg-eri sendiri,” ucap Hitou. n(pinmas)

Santunan – Jakarta. Sekjen Kemen-terian Agama Bahrul Hayat menga-takan, salah satu program percepatan layanan unggulan atau “quick wins” adalah program nikah gratis.

“Program unggulan itu di Kemente-rian Agama itu ditujukan untuk mem-bangun kepercayaan masyarakat da-lam waktu singkat. Citra kementerian itu harus diperbaiki melalui penye-lenggaraan layanan yang berkualitas,” katanya saat memaparkan program layanan unggulan di

ruang pertemuan Kementerian Agama (Kemenag) di Jalan Thamrin, Senin siang.

Lontaran program itu tiba-tiba mendapat sambutan tepuk tangan meraih dari para hadirin pada ac-ara bertajuk “Launching Reformasi Birokrasi” itu.

Padahal sejak awal pemaparan, ru-ang rapat sepi. Kalau pun ada, itu su-ara batuk dan tepuk tangan kecil me-nyambut pemaparan Bahrul Hayat.

Di atas podium, Bahrul pun sempat melepas senyum, yang memang sejak awal begitu serius mengupas seluruh permasalahan birokrasi di Kemente-rian Agama. Percepatan pembenahan birokrasi sudah menjadi kebutuhan dan wajib dilakukan perubahan untuk perbaikan layanan.

Sekjen Kemenag: Nikah Gratis Masuk Layanan Unggulan

Ia mengatakan, program percepaan layanan unggulan (quick wins) di Ke-menterian Agama ditujukan untuk membangun kepercayaan masyarakat dalam waktu singkat. Citra kementeri-an itu harus diperbaiki melalui penye-lenggaraan layanan yang berkualitas.

Layanan yang dipersiapkan untuk “quick wins” itu meliputi: (1) pendaf-taran haji, (2) penerimaan calon pe-gawai negeri sipil/CPNS, (3) adminis-trasi pernikahan, (4) sertifikasi guru dan dosen, (5) beasiswa.

Seluruh program di Kementrian Agama itu, lanjut Bahrul, dilakukan pada kantor Kementerian Agama di kabupaten/kota sebagai percontohan.

“Sebanyak 150 kantor selama dua tahun ke depan akan dijadikan percon-tohan,” jelasnya.

Untuk menunjang kegiatan pro-gram tersebut, pihaknya akan meny-ertakan sebanyak 500 Kantor Urusan Agama (KUA). Namun untuk program layanan unggulan nikah gratis itu be-lum menjelaskan bagaimana mekanis-menya di lapangan.

Ia mengatakan, birokrasi yang di-lancarkan di lingkungan kementrian itu dimaksudkan untuk mengubah proses dan prosedur birokrasi publik, sikap dan tingkah laku birokrasi untuk mencapai efektivitas birokrasi.

Ia mengakui bahwa kini pihaknya dihadapkan pada tingginya harapan masyarakat, ditambah masyarakat yang tak sabar.

“Mutu pelayanan pun masih ren-dah dan masih tidak sinkronnya struk-tur organisasi. Hal lain lagi SDM (kom-petensi dan penyebaran tak sesuai dengan kebutuhan, etos kerja, dan kesejahtraan rendah). Citra ini yang harus diubah segera,” katanya.

Citra lain yang masih melekat menurut Bahrul yaitu struktur organ-isasi gemuk dan tak proporsional se-hingga berjalan tak efektif dan tidak efisien.

Untuk itulah, menurut Bahrul, perlu dilakukan reformasi birokrasi dengan harapan masyarakat dapat pelayanan lebih nyaman, sederhana melalui oto-matisasi dan pelayanan terpadu.

Pegawai pun diharapkan mendu-kung kinerja yang lebih baik, punya pemahaman bahwa pekerjaan mereka adalah karir dan bukan “job”, kata Ba-rul menambahkan. n(pinmas)

Page 28: Mengucapkan - aceh.kemenag.go.id · Foto bersama Kakanwil Kementerian Agama Aceh dengan Bupati Aceh Barat, Ramli MS, di dampingi oleh Panitia Porseni XII tingkat Provinsi Aceh, (29/7/2010)

28 Santunan SEPTEMBER 2010

Santunan-Mekkah. Menara yang disebut Abraj Al-Bait atau “Mecca Royal Clock Hotel Tower” ini bakal menjadi bangunan tertinggi kedua di dunia. Selain tingginya men-capai 595 meter. Bangunan hotel yang terletak di sekitar Kakbah ini memiliki menara jam tertinggi sedunia.

Jam super raksasa itu berukuran 6 kali lebih besar dari Big Ben di London. General Manager Hotel, Muhammad Al-Arkubi, dalam jumpa pers di Dubai, belum lama ini men-jelaskan, Mecca Royal Clock Tower akan menjulang hingga rencana total ketinggiannya 662 meter, terbuat dari beton dan dengan puncak menara terbuat dari logam berbentuk bulan sabit setinggi 155 meter. Jika selesai luas areal itu mencapai 1,5 juta meter persegi.

Jam raksasa buatan Jerman itu akan menjadi yang terbesar di dunia, dengan lebar 45 meter dengan keting-gian di setiap keempat sisi tower 43 meter. Jam besar itu akan terlihat dari jarak 17 kilometer saat malam hari dan 11-12 kilometer di siang hari. “Menjadikan waktu Mekah seperti halnya Greenwich Mean Time, itulah tujuannya,” kata Arkubi.

Tujuh kompleks hotel senilai 3 milyar dollar ini akan memiliki 3.000 kamar dan suite, yang sebagian besar menghadap ke Masjidil Haram. Sebagai tambahan, Abraj

Al-Bait akan memiliki shopping mall 4 lantai dan kawasan parkir yang dapat menampung ribuan mobil. Pembangunan ini bertujuan untuk memberi keleluasaan dan kemudahan bagi para jemaah Haji di Mekah.

Memperbagus pemandangan di sekitar Masjid Suci Mak-kah dan Kabah merupakan usaha Arab Saudi untuk mengem-bangkan kota yang dikunjungi oleh jutaan jamaah haji dari seluruh dunia setiap tahunnya ini.

Di setiap sisi jam ini bertuliskan ‘Allahu akbar’ dalam tu-lisan Arab dan dilengkapi dengan ribuan lampu warna-warni. Jam ini dapat dilihat dari jarak 25 kilometer. Sebuah dek ob-servasi rencananya akan dibangun di dasar jam.

Di atas jam diletakkan sebentuk bulan sabit dengan diam-eter 23 meter, kemudian lampu akan disorotkan ke arah bu-lan sabit tersebut. Total ketinggian jam, mulai dari dasar jam sampai bulan sabit adalah 251 meter.

Perancang jam spektakuler ini adalah insinyur dari Jerman dan Swiss. Menurut Departemen Agama Wakaf Arab Saudi, seluruh proyek menelan biaya USD 800 juta. Pada saat yang sama pengembang Arab Saudi, Bin Laden Group juga sedang membangun kompleks tujuh menara. n (dari berbagai sumber)

Menara Jam Tertinggi di Dunia

Perbandingan gedung tertinggi di dunia: Burj Khalifa (kanan), Jam Mekkah (dua dari kanan).

Mecca Royal Clock,

Page 29: Mengucapkan - aceh.kemenag.go.id · Foto bersama Kakanwil Kementerian Agama Aceh dengan Bupati Aceh Barat, Ramli MS, di dampingi oleh Panitia Porseni XII tingkat Provinsi Aceh, (29/7/2010)

29Santunan SEPTEMBER 2010

Ensiklopedi Bahasa di AcehBahasa di Aceh September 2010 “MERANTAU”

NO.BAHASA

INDONESIABAHASA ACEH BAHASA GAYO

BAHASA ANEUK JAMEE

BAHASA ALAS

BAHASA SIGULAI/LAMAMEK

BAHASA DEVAYAN

BAHASA SINGKIL

BAHASA PAK-PAK BOANG

BAHASA TAMIANG

HULU

BAHASA KLUAT

1 BelajarMeuruno/ Meuguree

Belejer / Mudarus Baghaja Belajar Belajar Baraja BlajakhBelajakh/ Megukhu

Belajo Keraje

2 Guru Guree Guru / Tengku Guru Guru Cekgu Cekgu gukhu Gukhu Ghuru Guru

3 Murid Murid Murik Murid Murid Murid Murid Mukhid Mukhid Murghik Murid

4 Sopan Meuadab Mutentu Sopan Sopan Sopan Sopan Sopan Sopan Sopan Santun

5 Hormat Hormat Jeroh / Patuh Hormat Hormat Hormat Hormat Hokhmat Hokhmat Hormat Hormat

6 MerantauMeurantoo, Meudagang

Muranto/Bedagang

Marantau Meranto Maranto Marantau Mekhanto Mekhanto Meghanto Ngerantoe

7 Pintar Carong Pane / Jago Pandei Bacakh Pentar Pandai Pande Nokhok Pande Carong

8 Bodoh BangaiOgoh/ Udel/ Pekak

Bengak Bodoh Benak Dongok Bodoh Gumbu/MotoPekak/ Tungkap

Dungu

9 RajinJeumet/ Ligat

Lisik Sungguah Khajin Rajin Rajin Khajin Khajin Ghajing Sungguh

10 Malas Beu-e Merke Maleh Kisat Aleu Male Pehangke Pehangke Maleh Malas

11 Bahaya Bahaya Mara BahayoMakhe / Bahaye

Maro Bahayo Bahaya Makha Bahayo

12 Senang Seunang Bahgiye / Temes Sanang Senang Sanang Sanang Senang Lolo Senang

13 Sedih Susah Ate Uwes Ibo Hati Sedih Ibo Sedih Sedih Melui Ate Pilu/Sedeh Sedih

14 Berhasil Kajeut Keubut Menang Berhasil Berhasil Bahasil Berhasil Bkhasul bekhhasil Dapek Kenan

15 Harapan Cita-cita Pinte / Kenak Harapen Harapen Bomina HakhapenHakhapen/ Adangen

Aghrap Cito-Cito

16 Malu Male Kemel Malu Mele Aefe Mela Mela Malu Melo

17 Berani Beuhee Berani / Behu BaraniTelap / Pang

Berani Barani Bkhani Boho Beghrani Berani

18 Hebat Hayeue Siyep / Sigep Hebat Hebat Hebat Hebat Hebat Hebat Hebat Asi

19 Keluarga Keluaga Serinen/Sukut/Olang

Susamak Jabu Keluarga Dusanak kluakhga Keluarkhga Keluarga Keluarga

20 Teman Karib / Ngon Pong / Sebet Kawen Imbang Kawan Kawan Imbang Imbang Kawan Imbang

Untuk ikut berpartisipasi pada rubrik ini, pembaca dapat mengirimkan sms ke No. 085277759339, dengan menyebutkan nama bahasa dan padanan katanya. Terima kasih.

Tema untuk edisi Oktober 2010 adalah “LINGKUNGAN” dengan kata-kata sebagai berikut : Tetangga; Musuh; Air; Sungai; Laut; Hujan; Panas; Sawah; Ladang; Kemarau; Banjir; Tanah; Angin; Laut; Hidup; Mati; Api; Bersih; Kotor; Binatang.

Page 30: Mengucapkan - aceh.kemenag.go.id · Foto bersama Kakanwil Kementerian Agama Aceh dengan Bupati Aceh Barat, Ramli MS, di dampingi oleh Panitia Porseni XII tingkat Provinsi Aceh, (29/7/2010)

30 Santunan SEPTEMBER 2010

S A I N S

A. Schumpeter (1954) menulis sebuah buku yang berjudul “History of Economic Analysis”, yang berisikan tentang pondasi dan pemikiran dasar

ilmu ekonomi dan perkembangannya. Dalam bukunya tersebut, ia menjelaskan sejarah perkembangan ekonomi yang terjadi di dunia. Hal yang menarik adalah setelah akhir masa keemasan Graceo Roma di abad ke-8 Masehi, sangat sedikit sekali ditemukan pemikiran dan teori ekonomi yang signifikan dihasilkan, bahkan masa ini berjalan hingga abad ke-13 yang ditandai dengan masa St. Aquinas (1225-1274 M).

Selama kurang lebih lima abad tersebut, tidak begitu banyak teori dan karya ekonomi yang dihasilkan oleh para pemikir di dunia barat. Schumpeter bahkan menyebutnya sebagai ‘Great Gap’, atau terjadi jurang atau jarak yang besar diantaranya. Bila diteliti lebih dalam, ternyata pada saat tersebut adalah masa kegelapan dunia barat (dark age) terhadap dunia keilmuan dan sains. Pada saat itu pengaruh gereja (Church Father) sangatlah kental terasa, dimana mereka membatasi para ahli dan ilmuwan untuk menghasilkan karya ilmiah, termasuk karya di bidang ekonomi. Bahkan seseorang dapat dianggap membelot dari ajaran Tuhan bila bertentangan dengannya, dan hukuman mati pun akan diberikan padanya. Pada abad kegelapan tersebutlah, dunia barat mengalami kemunduran di bidang keilmuan.

Di sisi lain, ternyata abad kegelapan yang dialami oleh dunia barat justru berbanding terbalik dengan perkembangan keilmuan pada dunia Islam. Pada masa tersebut adalah masa keemasan umat Islam, dimana banyak para ilmuwan muslim berhasil memberikan karya-karya ilmiah yang signifikan, salah satunya dalam perkembangan dunia ilmu ekonomi. Banyak ilmuwan muslim yang menulis, meneliti, dan menghasilkan teori-teori ekonomi yang hasilnya hingga sekarang masih relevan untuk dipelajari dan diterapkan.

Beberapa ilmuwan muslim yang berhasil menghasilkan karya fenomenal pada teori ekonomi diantaranya adalah Ibnu Taimiyyah, Ibnu Rushd, Ibnu Khaldun, Al-Ghazali, dan masih banyak lagi.

Ibnu Taimiyyah, misalnya, berhasil mengeluarkan teori yang dikenal dengan ‘price volatility’ atau naik turunnya harga di pasar. Dia menyatakan bahwa: “Sebab naik turunnya harga di pasar bukan hanya karena adanya ketidakadilan yang disebabkan orang atau pihak tertentu, tetapi juga karena panjang singkatnya masa produksi

(khalq) suatu komoditi. Jika produksi naik dan permintaan turun, maka harga di pasar akan naik, sebaliknya jika produksi turun dan permintaan naik, maka harga di pasar akan turun.” Teori ini kalau kita kaji lebih dalam adalah menyangkut hukum permintaan dan penawaran (supply and demand) di pasar, yang kini justru secara ironi diakui sebagai teori yang berasal dari dunia barat.

Tokoh lainnya yang berhasil memberikan kontribusi besar adalah Ibnu Rushd (Aveorrus). Roger E. Backhouse

(2002), menulis sebuah buku yang berjudul “The Penguin History of Economic”, yang didalamnya memuat tentang karya yang dihasilkan oleh Ibnu Rushd. Ia menghasilkan sebuah teori dengan memperkenalkan fungsi keempat dari uang yaitu sebagai alat simpanan daya beli dari konsumen, yang menekankan bahwa uang dapat digunakan kapan saja oleh konsumen untuk membeli keperluan hidupnya. Sebelumnya, Aristoteles menyebutkan bahwa fungsi uang itu ada tiga, yaitu: sebagai alat tukar, alat untuk mengukur nilai, dan sebagai cadangan untuk konsumsi di masa depan.

Ibnu Rushd juga membantah Aristoteles tentang teori nilai uang, dimana nilainya tidak boleh berubah-ubah. Ibnu Rushd menyatakan bahwa uang itu tidak boleh berubah karena dua alasan, pertama, uang berfungsi sebagai alat untuk mengukur nilai, maka sama seperti

Kontribusi Ilmuwan Muslim Terhadap Perkembangan Ilmu Ekonomi

oleh Muhammad Imaduddin

Page 31: Mengucapkan - aceh.kemenag.go.id · Foto bersama Kakanwil Kementerian Agama Aceh dengan Bupati Aceh Barat, Ramli MS, di dampingi oleh Panitia Porseni XII tingkat Provinsi Aceh, (29/7/2010)

31Santunan SEPTEMBER 2010

S A I N S

Allah SWT yang Maha Pengukur, Dia pun tak berubah-ubah, maka uang sebagai pengukur keadaannya tidak boleh berubah. Kedua, uang berfungsi sebagai cadangan untuk konsumsi masa depan, maka perubahan padanya sangatlah tidak adil. Dari kedua alasan tersebut, maka sesungguhnya nilai nominal uang itu harus sama dengan nilai intrinsiknya.

Ahli lainnya adalah Ibnu Khaldun yang menghasilkan teori pengembangan dan pembangunan sosial dan ekonomi yang berdampak pada kesejahteraan. Umer Chapra (2000), menyatakan bahwa Ibnu Khaldun berhasil memberikan pencerahan pada dunia ekonomi, dimana peran negara sangatlah penting dalam pembangunan sosial.

Ibnu Khaldun menekankan bahwa syariah tidak akan tegak jika tidak melalui peran negara atau penguasa, negara tidak akan berjalan baik tanpa adanya implementasi hukum syariah. Negara atau pemerintahan tidak akan berjalan baik tanpa adanya orang (khalifah). Keberlangsungan orang tidak akan berjalan tanpa adanya kapital/harta (al-maal). Harta didapatkan dari pembangunan yang signifikan (imarat), dan pembangunan tidak akan berjalan tanpa adanya keadilan, dan keadilan adalah salah satu kriteria manusia dihisab oleh Allah Swt. Maka, menurut Ibnu Khaldun penerapan syariah pada negara tidak akan tegak tanpa didasari oleh keadilan di bidang sosial dan ekonomi.

Tokoh selanjutnya adalah Al-Ghazali yang menyatakan bahwa kebutuhan hidup manusia itu terdiri dari tiga, kebutuhan primer (darruriyyah), sekunder (hajiat), dan kebutuhan mewah (takhsiniyyat). Teori hirarki kebutuhan ini kemudian ‘diambil’ oleh William Nassau

Senior yang menyatakan bahwa kebutuhan manusia itu terdiri dari kebutuhan dasar (necessity), sekunder (decency), dan kebutuhan tertier (luxury). Al Ghazali juga menyatakan tentang tujuan utama dari penerepan syariah adalah masalah religi atau agama, kehidupan, pemikiran, keturunan, dan harta kekayaan yang bersangkutan dengan masalah ekonomi.

Masih banyak karya-karya lainnya yang dihasilkan oleh para ilmuwan muslim terhadap perkembangan ilmu ekonomi. Hal yang menyedihkan justru teori-teori mereka diklaim berasal dari barat, padahal kalau kita kaji teori ekonomi yang signifikan pada dunia barat, pertama kali dihasilkan oleh seorang profesor dari University of Glasgow yang bernama Adam Smith pada bukunya “An Inquiry Into The Nature and Cause Of The Wealth of Nations”. Buku tersebut dihasilkan pada abad ke-18, yang bahkan isinya banyak terdapat kemiripan dengan buku ‘Muqaddimah’ karya Ibn Khaldun yang dihasilkan beberapa abad sebelumnya.

Kontribusi besar para ilmuwan ekonomi Islam inilah yang harus kita jadikan acuan untuk terus belajar dan menghasilkan karya-karya signifikan, baik dalam bidang ilmu ekonomi, maupun ilmu-ilmu lainnya sesuai dengan keahlian kita masing-masing. Mudah-mudahan Allah Swt. menjadikan kita orang yang haus akan ilmu dan menjadikan kita semua semakin dekat dan taqarrub kepada-Nya. Amin. Wallahu ‘alamu bi-ashowab. nPenulis adalah Mahasiswa S2 Islamic Banking, Finance, and Management di Markfield Institute of Higher Education (MIHE), Markfield, Leicestershire, Inggris. (Pesantrenvirtual.com)

Selamat Jalan Prof. Dr. H. Daniel Djuned, MASeorang lagi putra terbaik Aceh meninggal dunia. Prof Dr. Tgk. H. Daniel Djuned, MA berpulang ke hadirat

Allah Swt. pada pukul 21.45 WIB, Kamis (19/8), atau malam Jumat bulan Ramdhan di Rumah Sakit Umum Meuraxa Banda Aceh. ‘Ulama pembaharu’ yang relatif lama mengabdi di IAIN Ar-Raniry, dan di

Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Provinsi Aceh (sebelumnya MUI), meninggal karena serangan stroke yang lama dideritanya. Jenazah pakar hadits yang belum ada yang menggantikannya di Aceh itu, disemayamkan di kediamannya, Desa Tanjung Selamat, Kecamatan Darussalam, Kabupaten Aceh Besar. Innalillahi wainna ilaihi raji’un.

Di Indonesia, bahkan di Aceh, banyak pakar tafsir Alquran, baik alumni Timur Tengah maupun dalam negeri. Namun hanya beberapa saja pakar tafsir hadits. Prof. Dr. Tgk. H. Daniel Djuned, MA kelahiran Aceh Selatan, ialah salah satunya. Guru besar yang pernah menjabat sebagai Dekan Fakultas Ushuluddin dan Direktur Pascasarjana IAIN Ar-Raniry itu, dikenal oleh sebagian mahasiswa sebagai sosok yang relatif luwes dalam perkuliahan dan forum ilmiah.

Dunia pendidikan Aceh terutama IAIN Ar-Raniry merasa kehilangan besar dengan kepergian dosen sekaligus peneliti hadits yang keseharian relatif bersahaja itu. Sebab alumni UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu, juga satu-satunya pakar hadits yang mendapat rekomendasi kepakarannya dalam ilmu hadits dari ahli tafsir Indonesia, Prof. Dr. M Quraisy Shihab. Selamat jalan Guru Besar, semoga amal ibadah diridhai Allah Swt.n (yakub)

Page 32: Mengucapkan - aceh.kemenag.go.id · Foto bersama Kakanwil Kementerian Agama Aceh dengan Bupati Aceh Barat, Ramli MS, di dampingi oleh Panitia Porseni XII tingkat Provinsi Aceh, (29/7/2010)

32 Santunan SEPTEMBER 2010

Allah berfirman dalam surat al-Rum:

Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada Agama (Allah); (tetap-lah atas) fitrah Allah yang telah men-ciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (Q.S. al-Rum [30]: 30).

Menurut al-Zujâj, kata perintah “aqim” dalam ayat berarti “ikutilah agama yang lurus, dan ikutilah fitrah Allah”, (al-Qurthubî, t.th.: XIV, 20). Jadi kata aqim dimaknai atbi‘ dan memiliki dua objek (maf‘ûl), yaitu wajhaka dan fitrat Allah. Sementara al-Thabari menjadikan kata fitrah sebagai sandaran (masdar) perintah aqim, yaitu; karena --secara fitrah-- Allah menciptakan manusia dengan kesiapan untuk menerima dan me-ngemban agama ini. Penafsiran lain dari Thahir ibn ‘Asyûr menjadikan kata hanîf sebagai penjelasan (hâl) bagi kata al-dîn, dan kata fitrah sebagai badal, yaitu menjelaskan maksud dari kata hanîf.

Ketiga penafsiran di atas sama-sama bertujuan menjelaskan Islam sebagai fitrah meski berbeda da-lam uraian ketatabahasaan (i‘rab). Namun kelihatan Ibn ‘Asyûr berusaha lebih dekat dengan teks secara sin-taksis. Perlu diingat, bahwa mutu sebuah penafsiran diukur dari seberapa dekatnya pemahaman itu dengan bunyi dan redaksi teks. Dari perspektif Ibn ‘Asyûr, ayat ini bermakna; “Hadapkanlah wajahmu kepada agama Islam yang merupakan fitrah”.

Bagi Ibn ‘Asyûr, semua ajaran Islam merupakan ajaran yang sesuai dengan fitrah penciptaan manusia, baik itu terkait dengan akidah, maupun hukum. Pandangan ini berbeda dengan beberapa ulama seperti Fakhr al-Dîn al-Râzî dan al-Baydhawi yang membatasi kefitrahan Islam hanya dalam bidang akidah saja. Hal ini dapat dikritisi dengan memahami hakikat kata al-dîn yang mencakup akidah dan muamalah, redaksi ayat, dan hakikat kata fitrah itu sendiri.

Redaksi ayat juga mendukung penafsiran Ibn ‘Asyûr, sebab ayat sebelumnya berbicara tentang syirik yang harus dijauhi manusia. Lalu perintah fa aqim menjadi semacam kesimpulan bahwa manusia harus mengikuti agama fitrah ini, dan meninggalkan segala bentuk kekufuran. Penafsiran ini senada dengan al-Zamakhsyari dalam Tafsir al-Kasyaf, bahwa Allah menciptakan manusia dengan potensi yang membuatnya bisa menerima ajaran tauhid dan ajaran Islam lainnya.

Permasalahan yang mengemuka dalam konteks Islam sebagai agama fitrah, adalah seberapa luas cakupan makna fitrah dalam ayat ini, apakah merupakan fitrah bagi seluruh manusia, atau hanya fitrah dalam penciptaan muslim saja.

Pembatasan Makna FitrahDalam kamus Lisan al-‘Arab, kata

fitrah diartikan sebagai awal mula penciptaan sebagaimana juga dapat dipahami dari hadis nabi; “كل مولود يولد الفطرة Namun dengan berpijak .”على pada hadis Abu Hurayrah ini, sebagian ulama justru mengartikan kata fitrah dalam batasan Islam saja. Dengan demikian, kata ‘Kullu Mawlûdin’ dibatasi keumumannya dalam konteks muslim saja, tidak mencakup non-muslim. Bagi ulama kalangan ini, maksud kata fitrah adalah fitrah

penciptaan muslim, bukan fitrah penciptaan manusia secara umum.

Pembenaran atas penafsiran ini seringkali dikaitkan dengan ayat berikut:

Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai. (Q.S. al-A ‘raf [7]: 179).

Sebagian ulama, dengan berdasar ayat di atas memaknai fitrah; bahwa sebagian orang diciptakan sebagai isi neraka, dan sebagian lagi sebagai isi syurga. Mereka juga merujuk kepada hadis berikut:

Dari Abu Sa‘îd al-Khudri, ia berkata: “Kami salat bersama Rasul pada suatu

Kembali ke Fitrah(Penafsiran Ayat 30 Surat al-Rum)

Oleh Jabbar Sabil, MA

Page 33: Mengucapkan - aceh.kemenag.go.id · Foto bersama Kakanwil Kementerian Agama Aceh dengan Bupati Aceh Barat, Ramli MS, di dampingi oleh Panitia Porseni XII tingkat Provinsi Aceh, (29/7/2010)

33Santunan SEPTEMBER 2010

beramal saleh. Menurut ulama kalangan ini,

seandainya fitrah Islam mencakup semua manusia, sungguh tidak akan ada lagi kafir, padahal Allah menciptakan sebagian manusia sebagai isi neraka. Jika pemahaman seperti ini diikuti, maka Islam menjadi sangat eksklusif, hanya terbatas kepada muslim saja, dan dakwah menjadi tidak perlu. Padahal universalitas Islam telah dibuktikan dengan banyaknya ilmuwan nonmuslim yang memilih masuk Islam setelah melakukan kajian terhadap ajaran Islam. Sampai di sini dituntut sikap yang moderat guna mengetahui pendirian yang lebih dekat dengan maksud teks.

hari, dan kala itu kami mendengar sesuatu yang terhafal oleh kami dari ucapan beliau; [Ketahuilah bahwa Bani Adam diciptakan dalam banyak tingkatan, sebagian dari mereka dilahirkan sebagai mukmin, hidup dan mati sebagai mukmin. Sebagian yang lain dilahirkan kafir, hidup dan mati sebagai kafir, sebagian lagi lahir sebagai mukmin, hidup sebagai mukmin, tapi mati sebagai kafir. Adapun sebagian yang lain, lahir sebagai kafir, hidup sebagai kafir, namun mati sebagai mukmin. Sebagian dari mereka baik qadha-nya dan baik tujuannya.

Hadis ini ditakhrij oleh al-Thaylisi, sanadnya bernilai lemah (dha‘if) sehingga tidak dapat dijadikan hujah. Namun secara makna, ternyata hadis ini senada dengan hadis sahih riwayat Muslim berikut ini:

Suatu hari Rasulullah saw. diminta mengunjungi jenazah seorang anak dari kalangan Anshar, lalu ‘A’isyah ra. berkata; “Ya Rasulullah, berbahagialah untuk kembang syurga ini, ia tidak berbuat buruk dan tidak disentuh keburukan”. Beliau menaggapi: “Atau tidak demikian ya ‘Ā’isyah, sesungguhnya Allah telah menciptakan penghuni bagi syurga, padahal mereka masih berada dalam shulbi bapaknya. Demikian pula Allah menciptakan penghuni bagi neraka, padahal para penghuni itu masih dalam shulbi bapaknya”.

Senada dengan hadis di atas, dalam konteks berbeda para ulama mencontohkah penciptaan iblis untuk maksiat, meski ia beramal salih bersama malaikat namun kemudian kembali kepada kemaksiatan dan kekufuran sesuai fitrahnya. Demikian pula halnya dengan manusia, jika telah digariskan sebagai isi neraka, maka ia akan kembali dalam fitrahnya sebagai isi neraka, meskipun ia

Hakikat FitrahBerbeda dari pendapat di atas,

sebagian ulama merujukkan kata fitrah kepada hadis sahih yang ditakhrij oleh Muslim dalam Kitâb al-Jannah wa shifat na‘îmiha wa ahliha:

Bukankah telah kujelaskan kepadamu tentang apa yang disampaikan Allah dalam kitab-Nya, bahwa Allah menciptkaan Adam dan keturunannya dalam keadaan lurus dan muslim, dan Allah memberikan mereka harta

secara halal, tidak ada keharaman di dalamnya. Maka mereka menjadikan/memilah pemberian Allah sebagai halal dan haram...

Kata hunafa (hanif) dalam hadis di atas berarti fitrah penciptaan manusia yang lurus oleh Allah, karena kata Adam dan keturunannya jelas menunjuk seluruh manusia, baik muslim maupun nonmuslim. Dari sini disimpulkan bahwa manusia diberi potensi untuk menjadi muslim meskipun ia masih dalam kondisi nonmuslim, atau memilih tetap menjadi nonmuslim. Lalu, apakah kedua hadis ini kontradiksi?

Kedua hadis ini tidak kontradiksi, sebab hadis ‘Ā’isyah di atas

menjelaskan tentang kehendak Allah yang tidak bisa diselidiki manusia, tidak ada akses untuk itu. Manusia tidak pernah bisa tahu tentang siapa yang dikehendaki Allah sebagai isi syurga dan siapa isi neraka. Sedangkan hadis kedua menjelaskan tentang penciptaan manusia yang bisa diselidiki, dan neurosains telah membuktikan adanya god spot sebagai alat menerima ajaran tauhid dan konsep keadilan Islam.

Semua manusia memiliki alat ini, yaitu akal dan nurani yang hardware-nya diduga sebagai otak dan hati. Jadi kedua hadis ini berbeda perspektif, yang satu dalam perspektif keimanan agar manusia kenal Tuhannya, dan

Page 34: Mengucapkan - aceh.kemenag.go.id · Foto bersama Kakanwil Kementerian Agama Aceh dengan Bupati Aceh Barat, Ramli MS, di dampingi oleh Panitia Porseni XII tingkat Provinsi Aceh, (29/7/2010)

34 Santunan SEPTEMBER 2010

satu lagi dalam perspektif pengalaman agar manusia kenal potensi dirinya. Hal ini hanya bisa dipahami jika kita mampu bersikap moderat, mampu menempatkan kedua perspektif ini dalam porsi masing-masing secara proporsional.

Cara berpikir moderat ini telah dicontohkan oleh al-Ghazālī dalam kitabnya Jawahir al-Qur’an wa Duraruh. Al-Ghazālī menghimpun ayat-ayat tentang penciptaan yang harus didekati dengan iman dalam tema jawahir. Ayat-ayat jawahir itu dimaksudkan sebagai media manusia dalam usaha mengenal Tuhannya. Sementara ayat-ayat tentang peciptaan dalam pengalaman manusia dihimpunnya di bawah tema durar yang dimaksudkan sebagai cermin di mana manusia bisa mengenali diri sendiri.

Sikap moderat di sini mengambil bentuk pertengahan dengan tidak terlalu kaku dalam memahami teks secara tekstual, dan tidak meninggalkan teks secara bebas sehingga menjadi liar tak terkendali. Sikap pertengahan seperti ini yang disebut sebagai cara pandang moderat yang mengantarkan kita pada pemahaman yang lebih mendekati maksud dari teks ayat dan hadis di atas, baik secara sintaksis maupun semantik. Pemahaman dari cara pandang seperti ini bersifat komprehensif sehingga lebih tepat dibanding pemahaman lain yang terkesan atomistik.

Dengan memadukan semua ayat dan hadis di atas, diperoleh pemahaman moderat bahwa Allah menciptakan manusia dalam satu fitrah, yaitu kemampuan untuk mencerna dan menerima agama tauhid. Meskipun ada manusia yang ditakdirkan menjadi isi neraka, hal ini tidak menafikan adanya potensi pada dirinya untuk bisa menerima kebenaran agama tauhid. Justru penolakannya terhadap agama tauhid menjadi tolok ukur pengingkarannya terhadap fitrah dirinya, dan itu menjadi alasan kenapa ia masuk neraka.

Maka fitrah dalam ayat 30 Surat al-Rum berarti suatu aturan yang dijadikan oleh Allah untuk setiap makhluknya. Fitrah manusia berarti aturan Allah dalam menciptakan manusia, baik zahir, maupun batin,

baik akal maupun jasmani. Dengan demikian, fitrah penciptaan manusia secara jasmaniah adalah berjalan dengan kaki, maka berjalan dengan tangan adalah bentuk penyimpangan fitrah. Aturan penyimpulan logika melalui sebab akibat merupakan fitrah penciptaan akal manusia, maka setiap kesimpulan yang tidak logis merupakan penyimpangan terhadap fitrah akal.

Berdasarkan penafsiran ini, per-nyataan Islam sebagai agama fitrah berarti ajaran yang sesuai dengan fitrah penciptaan akal. Hal ini bisa dipahami dengan mempelajari aja-ran Islam, baik akidah maupun syariatnya, semua merupakan aja-ran yang dapat dipahami secara ‘aqliyyah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Islam merupakan agama yang disyariatkan berdasar fitrah manusia. Jadi semua manusia bisa memahaminya, walaupun ia terlahir sebagai nonmuslim. Artinya Islam diturunkan sesuai dengan kemampuan akal manusia untuk menerima dan meyakininya. Hal ini berlaku dalam semua ajaran Islam, termasuk dalam perintah puasa.

Pertama, sebagai ajaran yang sesuai dengan fitrah penciptaan manusia, pastilah perintah berpuasa masih dalam batas kemampuan manusia melakukannya. Kedua, sesuai dengan fitrah penciptaan akalnya, manusia pasti mampu mencerna hikmah dan manfaat dari perintah berpuasa. Oleh

karena itu, hanya manusia yang malas berpikir saja yang melihat perintah puasa sebagai siksaan.

Jika seseorang telah mampu melihat perintah berpuasa sebagai perintah yang sesuai dengan fitrah jasmaniahnya, maka ia telah sampai pada penerimaan Islam sebagai agama yang sesuai dengan kemanusiaannya. Tahap berikutnya, jika seseorang mampu mencerna hikmah di balik perintah berpuasa, maka ia akan terpesona dengan kebijaksanaan Allah dalam menciptakan alam ini. Jika kedua hal ini berpadu, maka seseorang telah sampai pada penerimaan Allah sebagai Tuhannya, dan Islam sebagai agamanya walau-pun sebelumnya ia nonmuslim. Pada saat ini, seseorang menjelma menjadi manusia paripurna, inilah artinya kembali kepada fitrah…

Dari pembahasan ini dapat dipa-hami, bahwa kembali kepada fitrah di Hari Raya Idul Fitri berarti kembali kepada keyakinan Islam secara penuh kesadaran dan keyakinan. Sebab perintah berpuasa merupakan perintah terberat yang diembankan kepada manusia. Bagi yang tidak bisa menemukan fitrah kemanusiaannya akan merasakan adanya perlawanan dan pemberontakan dalam dirinya atas perintah berpuasa. Maka perintah berpuasa hanya dapat diselesaikan oleh manusia manusia yang sadar akan fitrah, dan ini layak dirayakan! n

Page 35: Mengucapkan - aceh.kemenag.go.id · Foto bersama Kakanwil Kementerian Agama Aceh dengan Bupati Aceh Barat, Ramli MS, di dampingi oleh Panitia Porseni XII tingkat Provinsi Aceh, (29/7/2010)

35Santunan SEPTEMBER 2010

Bersama Cinta dan Kasih Sayang, Bangun Pendidikan

Oleh M. Hanafiah, S.Pd

”Cinta adalah gejolak jiwa untuk mempersembahkan yang terbaik

sebagai upaya meraih hakikat kenikmatan. Dalam cinta dituntut

kerelaan untuk berbuat yang terbaik, kesuciannya terlihat dari keikhlasan tanpa pamrih yang terpusat pada hati luhur dari sifat penghambaan bagi sang Khalik, dengan kerizaan

itu akan hadir ketenangan yang sebenarnya.”

Kualitas hubungan antar individu dalam lingkungan sangat mempengaruhi perkembangan hubungan tersebut dan dampaknya akan terlihat sampai kelak ketika hubungan tersebut terpisahkan oleh jarak dan waktu. Suasana yang penuh kasih sayang dan kondusif yang berhasil dibangun dalam sebuah ikatan akan membuat seseorang mampu meng-arahkan hubungan ter-sebut ke arah yang positif.

Akan halnya hubungan yang terjalin dalam dunia pendidikan juga memer-lukan sebuah konsep dasar yang jelas hingga tujuan yang ingin di capai akan bermakna. Islam memiliki sebuah konsep yang secara jelas dan tegas dalam mendistribusi-kan tugas-tugas kemanusiaan yaitu konsep kasih sayang dan tanggungjawab. Islam tidak pernah memberikan tugas yang tidak dapat dilakukan oleh seorang manusia dengan segala keterbatasannya. Konsep ini tidak akan pernah salah, tidak memiliki keterbatasan, dan tidak mungkin mengandung perintah yang tidak dapat dipikul, karena konseptornya adalah Allah Swt.

Allah Swt melukiskan konsep kasih sayang dalam Alquran dengan firman-Nya: “Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang bertakwa.” (Al Imran:

76). “Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (Al Imran: 138). Jadi, hubungan antar sesama manusia harus dibangun berdasarkan bahasa cinta dan kasih sayang. Dunia pendidikan akan sukses dan berhasil kalau pelbagai jenjangnya ditempuh dengan irama kasih sayang.

Kasih sayang bak pelita bagi hati. Barangsiapa melakukan sesuatu dengan cinta maka ia telah menyinari kehidupannya dengan warna kemilau. Kasih sayang memberikan pengaruh timbal balik dalam hubungan antara guru dan murid. Ketika seseorang

guru, misalnya, tidak mencintai anak didiknya maka bagaimana mungkin ia mampu mengarahkan dan mem-bimbingnya.

Manusia adalah makhluk yang selalu membutuhkan kasih sayang terlebih bagi mereka di usia anak-anak dan remaja. Berilah sepenuh kasih sayang dalam mendidik kepada murid karena guru adalah penyuluh ke arah kehidupan yang lebih baik bagi masa depan mereka. Guru memegang peranan penting dalam usaha mengembangkan insan yang gemilang bagi negara dengan

melahirkan pelajar yang bukan saja cemerlang pemikirannya tetapi juga sehat jiwanya.

Guru yang mampu mengimplemen-tasikan cinta Allah dalam menjalin keakraban dengan muridnya secara benar dan mampu membangun komunikasi timbal balik yang sehat biasanya mudah mengarahkan dan mendidik anak-anaknya. Jadikan cinta dan kasih sayang kepada murid sebagai upaya meraih cinta Allah.

Kasih Allah tidak pernah terbatas akan hambanya, terutama bagi mereka yang selalu menebar cinta dalam hidupnya. Sebagai mana

Allah telah berfirman kepada Nabi Musa: “Dan Aku telah melimpahkan kepadamu kasih sayang yang datang dari-Ku; dan supaya kamu diasuh di bawah pengawasan-Ku.” (QS: Thaha 39).

Kasih sayang dan rasa cinta pada anak-anak dan remaja merupakan dasar ajaran Islam. Sang guru terbaik sepanjang masa Nabi Besar Muhammad saw. telah memberikan contoh bagaimana seharusnya menjadi seorang pendidik. Rasulullah sangat mencintai anak-anak dan berbuat baik kepada mereka. Kasih

sayangnya begitu nyata tergambar dalam sabda Beliau: “Cintailah anak-anak dan sayangilah mereka.”

Begitu jelas dan tegas Rasulullah menyeru akan kasih sayang. Dalam hadits yang lain Rasulullah pun bersabda: “Bukanlah termasuk go-longan kami seseorang yang tidak menyayangi anak-anak kecil dan tidak menghormati yang lebih tua.”

Semua pekerjaan, khususnya kerja yang berkaitan dengan pemikiran butuh akan cinta. Sebuah pekerjaan harus dilakukan dengan sedikit senyuman, penuh kasih sayang

Page 36: Mengucapkan - aceh.kemenag.go.id · Foto bersama Kakanwil Kementerian Agama Aceh dengan Bupati Aceh Barat, Ramli MS, di dampingi oleh Panitia Porseni XII tingkat Provinsi Aceh, (29/7/2010)

36 Santunan SEPTEMBER 2010

dan tidak dengan kekerasan. Maka, guru harus menunjukkan ketulusan cintanya kepada murid, sehingga murid tersebut akan membalas positif sikap demikian.

Begitu besar makna cinta dalam merubah prosesi kehidupan, sebagai-mana diungkapkan oleh Maulawi:

”Karena cinta pahit terasa manis; karena cinta baja menjadi emas; karena cinta duri menjadi bunga; karena cinta asam menjadi perasa yang nikmat; karena cinta orang mati menjadi hidup; karena cinta raja menjadi budak”

Dalam pengembangan ruh dan keseimbangan jiwa anak-anak, peran kasih sayang sangat penting. Teguh tidaknya pendirian dan kebaikan perilaku seorang sangat bergantung sejauh mana kasih sayang yang diterimanya. Kehangatan cinta dan kasih sayang yang diterima akan menjadikan kehidupan mereka terasa bermakna, membangkitkan semangat, melejitkan potensi dan bakat yang terpendam, serta mendorong untuk bekerja/berusaha secara kreatif.

Psikolog berpendapat bahwa akar dari kebanyakan penyelewangan yang dilakukan anak-anak karena kurangnya kasih sayang. Mereka yakin bahwa ketika kasih sayang tidak dipenuhi secara baik dan benar maka jangan harap anak-anak akan dapat mengubah kebiasaan dan perilaku buruknya.

Mengekspresikan kasih sayang haruslah dengan tindakan nyata, supaya anak-anak sadar dan mengetahuinya secara langsung. Kalau tidak, makna kasih sayang hanya bermanfaat bagi pecinta semata, bukan orang yang dicintai. Penampakkan kasih sayang dan cinta merupakan poin penting yang dianjurkan dan ditekankan oleh Nabi saw dimana beliau bersabda: “Ketika seseorang mencintai saudaranya, maka hendaklah ia menunjukkan kecintaan ini padanya, karena dengan demikian ikatan dan persahabatan akan lebih baik dengannya.”

Kecerdasan seorang guru dalam mengekspresikan cintanya terhadap anak didik akan berdampak positif bagi hubungan mereka. Ketika

murid merasakan bahwa guru menyukainya, peduli akan nasibnya, mengarahkannya pada perkembangan dan penyempurnaannya, maka murid tersebut akan mencinta mereka.

Cinta yang berimbangKonsep kasih sayang akan sangat

bermanfaat dalam pendidikan ketika dapat diperlakukan secara tepat dan cermat, yakni tidak berlebihan dan tidak kurang dari yang semestinya.

Kurangnya kasih sayang akan berdampak fatal bagi perkembangan jiwa anak yang cenderung mencari pengakuan dan perlindungan diri. Anak akan mengekspresikan diri dengan cara yang salah untuk menarik perhatian sehingga membawa murid

pada arah ketidakmampuan, ugal-ugalan dan akhlak yang tidak terpuji lainnya.

Sebaliknya, kasih sayang diberikan dengan memanjakan kelewat batas akan cenderung menjadikan perkembangan psikis anak kurang sehat seperti rasa malas, pasrah, lemah, dan cepat putus asa ketika menghadapi problema kecil dalam hidupanya. Karena itu, guru harus mencintai muridnya secara tulus, tapi tetap objektif dan profesional.

Salah satu masalah penting yang perlu diperhatikan oleh guru adalah ketegasan dalam menegakkan kedisiplinan. Guru harus melihat sifat-sifat tercela muridnya dan kemudian

memperbaikinya dengan pendekatan rasional. Menerima dan membiarkan begitu saja keinginan dan perbuatan murid tanpa mempertimbangkan plus-minusnya akan berdampak negative dalam pendidikan mereka dan merusak karakter yang sulit untuk diperbaiki.

Allah telah menegaskan hal ini dalam Alquran sebagai berikut :

“Barangsiapa membawa amal yang baik, maka baginya sepuluh kali lipat amalnya; dan barangsiapa yang membawa perbuatan yang jahat maka dia tidak diberi pembalasan melain-kan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikit pun tidak dianiaya.” (Q.s. al-An‘am: 160).

Sekecil apapun kebaikan yang diperbuat murid, biasakan memberikan respon yang positif sebagai refleksi kebaikan mereka. Hal tersebut akan memunculkan rasa bangga yang pada akhirnya murid akan cenderung mengulangi perbuatan baiknya. Sebaliknya ketika ada kesalahan yang diperbuat mereka berikan ketegasan sebagai konsekwensi dari perbuatan tersebut.

Guru harus mampu meng-ekspresikan kesalahan murid dengan cara yang tepat dan bijak sehingga murid akan jera dengan kesalahannya. Kalau perlu berikan hukuman yang setimpal terhadap anak yang melanggar, wujud dari hukuman tersebut haruslah atas dasar cinta dan kasih sayang dan sedikitpun murid tidak merasa dianiaya. ”Aku salah telah melakukan hal ini,”

pengakuan yang muncul dari murid itulah sebenarnya yang diharapkan. Murid yang sadar akan kesalahannya akan ikhlas menerima konsekwensi yang setimpal dengan perbuatannya bahkan akan timbul rasa hormat dan patuh. Kesalahan dalam pemberian hukuman akan berakibat fatal baik bagi perkembangan murid itu sendiri maupun bagi hubungan diantara guru dan murid. Guru harus lebih bijak dalam merespon dari setiap kesalahan anak. n

Penulis adalah Guru Ekonomi Pada MAS Jeumala Amal Kab. Pidie Jaya dan Anggota FLP Cab. Sigli

Page 37: Mengucapkan - aceh.kemenag.go.id · Foto bersama Kakanwil Kementerian Agama Aceh dengan Bupati Aceh Barat, Ramli MS, di dampingi oleh Panitia Porseni XII tingkat Provinsi Aceh, (29/7/2010)

37Santunan SEPTEMBER 2010

Satu lagi tabiat jelek orang kita yang tak ada dalam Sunnah Nabi Saw, itulah ‘ibadah musiman’.

Sungguh keropos dan rapuh sekali ibadah model ini. Ibadah rajin hanya pada sepuluh pertama Ramadhan, ini satu lagi pertanda kekanak-kanakan. Ibadah setahun sekali, hanya dua hari raya misalnya, itu (maaf) kayak selebritis, dan itu jenis ‘ibadah orang sakit’. Yang mengiba saat sekarat. Memang sebagian selebritis ada yang sudah taubat. Ibadah orang sehat adalah sepanjang tahun, bahkan semakin dicobai kian baik hubungan dengan Tuhan. Bukan ibadah “watee mangat teumon bu” atau ibadah saat enak menu makanan.

Lalu, bagaimana bisa menjawab pertanyaan malaikat Munkar dan Nankir “man nabiyyuka,” atau “siapa Nabi anda” di alam kubur, kalau Sunnah Muhammad SAW, kita amalkan dengan pura-pura atau serius hanya setahun sekali atau tergantung kondisi? Akan lancarkah menyahut,”mâ rabbuka” atau “siapa Tuhan anda,” andai kita merangkak ke jalan-Nya hanya saat gempa? Bagaimana bisa menjawab soalan, “mâ dĩnuka” atau “apa agama anda,” jika cuma shalat dua hari raya setahun dua kali, plus tarawih 10 malam per tahun? Pembeda Islam dan kafir pada shalat lima waktu, bukan? Bagaimana menjawab, ”mâ qiblatuka” atau “apa qiblat anda,” nanti, andai kiblat dalam bergaya sekarang masih ke AS dan Eropa, hanya melotot ke televisi, mata ke paha artis, Bollywood, Hollywood, atau ke stadion bola?

‘Ekor kuda’Kerudung artis satu bulan lalu

misalnya --tontonlah menjelang buka puasa atau imsa`-- lebih anggun dan islami ketimbang muslimah sejati

kita. Selama satu bulan siang dan malam Ramadhan, sebagian (maaf) ‘artis-artis setan’ itu, benar-benar potret orang yang mau ‘taubat’, yang diminati surga --kecuali satu dua artis yang memang sudah taubat. Berjilbab mini dengan oblong ketat, mirip lawan jenis, transparan, membalut badan itu, lantas leher kelihatan, pusat dan pantat membentuk, ujung rambut keluar meliuk di tiup angin jalan, kayak ‘ekor kuda’, sungguh ini menghina Sunnah dan qanun. Taat berbusana, zikir lama-lama usai sujud ruku’, banyak rakaat sunat, sedekah penuh celeng, berbaik dengan tetangga dengan membagi-bagi kolak

dan pecal, hanya bulan Ramadhan lalu, dan sebelas bulan kemudian kembali absen, sungguh ini satu lagi pemahaman dan pengamalan ajaran Islam yang ‘musiman’, dan keliru. Yang wajib bukan tarawih dan idul fitri, wahai saudaraku --yang hanya menginjak kaki ke masjid bulan puasa atau taat di bagian pertama Ramadhan. Tetapi shalat yang lima waktu itu, yang wajib. Ibadah tak kenal bulan.

Saksikanlah ketololan ini, sebagian orang kita ke masjid dan mushalla hanya ramai saat Ramadhan, awal

Idul Fitri; Jangan Seperti ‘Ibadah Artis’Oleh Muhammad Yakub Yahya

puasa. Tikar dibentang hingga ke teras, untuk melayani ‘jamaah malas’ selama ini. Mukena dan kain baru bagi ibu, tante, dan remaja puteri, hanya menjelang tarawih dan dua hari raya yang hanya sunat hukumnya. Kupiah baru dan koko masih ada plat bagi bapak, om-om dan remaja putera, hanya Ramadhan. Lalu ramai-ramai datang cepat-cepat ke shaf depan hanya tarawih yang delapan atau dua puluh rakaat itu, kayaknya bukan itu ukuran ketaatan. Ketaatan dinilai sebelas bulan setelah itu, sebab Ramadhan hanya ‘bengkel’ atau ‘pabrik’ yang hasilnya yang dinilai hingga setahun, dari 1 Syawal sampai 30 Sya‘ban, setelah

itu. Kenapa begini rajin saat Ramadhan? Mungkin itulah lantaran idola kebanyakan kita, ya kebanyakan artis/selebritis itu, rata-rata ‘alim’ hanya bulan puasa.

“Ekor mata”Lantas, kenapa orang kita

payah sekali mengaji? Seperti terbukti saat kontestan guber-nur, bupati/walikota, dan wakilnya yang ingin naik ke ‘kursi empuk panas’. Benar rupanya, sebagian kandidat itu menurut amatan warga, atau dari siaran radio, mengajinya lagee kameng jak lam batee atau laksana kambing berjalan

di atas batu. Mungkin nilai C, D, atau E yang sama juga diraih oleh kandidat di tingkat dua yang dites di masjid kabupaten, atau tempat tertutup.

Salah satu alasan belum bisa ngaji, lantaran di rumah tangga orang kita ada yang jarang sekali membuka al-Qur`an. Dalam tes yang diarahkan KIP Aceh pada musim kampanye, tampak sosok calon pemimpin Aceh yang rajin beuet dan menelaah ayat suci, dengan kandidat yang hanya membaca Surat Yasin tulisan Latin, saat jenazah keluarganya disemayamkan di ruang tamu. Mengaji bagai muallaf itu,

Page 38: Mengucapkan - aceh.kemenag.go.id · Foto bersama Kakanwil Kementerian Agama Aceh dengan Bupati Aceh Barat, Ramli MS, di dampingi oleh Panitia Porseni XII tingkat Provinsi Aceh, (29/7/2010)

38 Santunan SEPTEMBER 2010

saat orang tua meninggal, atau siang puasa misalnya. Warga dan dewan juri yang geleng-geleng kepala --mungkin karena lucu, tak mengira begini gasang dan berambisinya bapak dan ibu ke pilkada-- itu, menilai mana mereka yang mentadabburkan isi seluruh Firman Allah dan menghafal beberapa surat itu, dengan kontestan yang cuma tahu Surat Yasin dan al-Fatihah.

Dulu, Imam al-Ghazali menyindir, bahwa potret rakyat dipantulkan oleh sosok pemimpinnya. Bagaimana tipe rakyat, lihatlah dari bagaimana tipe pimpinannya. Jika selama ini rakyat belum bisa baca al-Qur`an, berarti selama ini pimpinannya pun lebih kurang demikian, lagee kameng jak lam batee. Sebenarnya membandingkan bapak-bapak yang terhormat dengan anak TK pun, rasanya tak pantas, sebab banyak anak TKQ yang sudah mengaji al-Qur`an besar, dan fasih lagi. Jelas, selama ini perhatian pemerintah, sebagian orang tua untuk mengaji masih sebelah mata, atau dengan “ekor mata”

Sebagaimana juga dengan ‘ekor mata’ diliriknya ulama kita selama ini. Kita menonton gamblang, saban musim pemilu tangan ulama gampang sekali dirangkul oleh kandidat atau tim sukses. Tulus atau tidak, sebagian ulama pun membalas rangkulan dengan mesra. Namun begitu kursi diduduki sang kandidat, lirikan buat ulama pun biasa tak seindah dulu lagi. Tulus atau tidak, sebagian ulama akan pasrah menerima perlakuan orang yang telah memperalatkannya itu.

“Ekor tikus”Awal Ramadhan hingga hari

ini panitia masjid masih memacu pembangunan rumah Tuhan. Jika juga belum rampung, padahal ‘Ied ramai, maka akan ada kritikan ‘jamaah musiman’ kepada pengurus: kenapa masjid dan mushalla belum rampung? Padahal tikar hanya dibentang hingga ke teras untuk sebagian jamaah yang ke masjid atau mushalla setahun sekali itu, cukup hingga sepuluh pertama puasa, misalnya. Menjelang malam belasan, tinggal shaf dewasa dan anak-anak di dalam masjid. Menjelang malam dua puluhan,

tinggal dua dan empat shaf. Benar-benar lagee iku tikoh atau bagai ‘ekor tikus’, sejak zhuhur 1 Syawal hingga puasa di tahun depan.

Ramadhan atau bukan, nyanyian orang Jakarta sudah menghinggapi orang-orang kita, di Aceh. Bagi sebagian mereka ada cerita, shalat zhuhur masih ada kesibukan; shalat ashar macet di jalanan; shalat maghrib sudah keletihan; shalat isya lagi di meja makan; dan shalat shubuh ketiduran. Kesimpulannya lantaran dunia, tak pernah pas shalat. Di luar Ramadhan tanpak sekali demikian, bagaimana mampu bersaing dengan derapan setan dan bisingan dunia di ‘pasar syahwati’ selama sebelas bulan, jika malam kedua puluhan puasa saja sudah kalah? Biasa yang bertahan di masjid dan mushalla hingga sepanjang tahun adalah dia yang bertahan hingga sepertiga ketiga dari Ramadhan, hingga malam meugang uroe raya.

Akhir kata, moga kandidat yang datang ke masjid mana pun, tak hanya saat perlu diuji coba mengaji. Juga kita semua. Mudah-mudahan mengaji al-Qur`an tak hanya jika mau kampanye, atau mau sekarat. Sebab lagi-lagi nasehat guru kita, bagaimana kita bisa menjawab pertanyaan kubur, “mâ imâmuka” atau “apa imam anda”? Ini bagi kita yang yakin ada malaikat kubur, jika cuma membuka al-Qur`an setahun sekali, pagi Ramadhan misalnya. Atau belajar mengaji jika ingin dites untuk masuk sekolah dan kerja? Malang sekali ayah dan ibu para kandidat kita --jika masih ada yang hidup-- yang dulu hanya menyekolahkan anaknya tinggi-tinggi hingga doktoral, spesialis ini dan itu, tapi mengaji disepelekan, baik dari keluarga sipil maupun militer. Ilalliqa’ ya Ramadhan --sampai jumpa hai Ramadhan-- boleh saja, asal tidak “selamat tinggal ibadah.” Sedih dan ironi, andai kita ramai-ramai mengisyaratkan “selamat tinggal bagi masjid dan mushalla” di ujung puasa, dan usai lebaran, hingga 11 bulan. Allâhu akbar, mohon maaf lahir dan batin. n

Penulis adalah Direktur TPQ Plus Baiturrahman Banda Aceh.

Ramadhan sebagai tamu agung, bulan suci penuh rahmah dan maghfirah telah berlalu.

Sebulan penuh kita menempa diri dengan berbagai latihan jasmani dan rohani. Berhasil tidaknya tidaknya latihan tersebut akan terpancar dalam sikap hidup kita setelah keluar dari Ramadhan.

Wujud keberhasilan Ramadhan akan terpancar dalam beberapa hal. Pertama, pengendalian hawa nafsu. Bahwa selama puasa ramadhan kita dididik mengendalikan hawa nafsu. Perut besar tempat bersarangnya energi yang melahirkan gerak, apabila kita mampu mengendalikannya lewat proses ibadah puasa maka langkah hidup ini akan menjadi lurus karenanya. Kalau di siang hari kita mampu mengendalikan hawa nafsu, maka di malam hari pun juga harus demikian. Etika berbuka juga mengajarkan, apabila maghrib tiba segera berbuka, cukup dengan seteguk air dan tiga buah kurma atau sepotong roti, lalu shalat maghrib. Setelah itu barulah kita makan, dengan demikian akan terjaga waktu shalat kita dan kita bisa melaksanakan amalan baik lainnya sehingga kita senantiasa mempunyai martabat yang tinggi sebagai orang yang beriman kepada Allah swt.

Sebagaimana sabda Rasulullah saw, “Tidak sempurna iman seseorang sehingga prilaku nafsunya sesuai dengan tuntunan ajaran yang aku bawa,” (H.R.Tabrani).

Kedua, hidup sederhana. Sebagai orang yang menjalankan ibadah puasa, ketika berpuasa, terutama sekitar tengah hari perut terasa lapar, saat itu terbayang di benak kita untuk ingin makan apa saja. Maka tak jarang di antara kita menumpuk makanan buat persedian berbuka. Tapi saat buka puasa tiba, ternyata dengan seteguk air dan sepotong roti saja perut rasanya sudah kenyang.

Di sini menyiratkan antara lain bahwa ibadah puasa itu mengantarkan pelakunya jauh dari sikap tamak dan serakah. Orang yang tamak tidak pernah merasa cukup dengan apa yang telah diberikan Allah kepadanya. Sebagaimana Nabi menjelaskan: “ Andaikata seorang anak Adam telah memimiliki harta benda sebanyak satu lembah, pasti ia akan berusaha untuk

Page 39: Mengucapkan - aceh.kemenag.go.id · Foto bersama Kakanwil Kementerian Agama Aceh dengan Bupati Aceh Barat, Ramli MS, di dampingi oleh Panitia Porseni XII tingkat Provinsi Aceh, (29/7/2010)

39Santunan SEPTEMBER 2010

memiliki dua lembah. Dan andaikata ia telah memiliki dua lembah pasti ia akan berusaha lagi untuk memiliki yang ketiga. Memang tidak ada sesuatu yang dapat memenuhi keinginan anak Adam melainkan tanah atau kubur yakni tempat mati dan Allah akan memberi atau menerima taubat bagi mereka yang bertaubat,” (H.R. Bukhari, Muslim,Ahmad dan Tarmizi).

Ketiga, kepekaan sosial. Salah satu wujud keberhasilan latihan Ramadhan tumbuhnya kepekaan sosial. Ketika puasa seseorang dididik merasakan bagaimana tidak enaknya lapar dan dahaga, pedihnya penderitaan orang-orang fakir miskin yang berteman dengan dahaga dan lapar. Karenanya sebagai pertanda kecintaan kita kepada mereka kita telah mengeluarkan zakat fitrah pada malam 1 Syawal sebagai p e n y e m p u r n a ibadah puasa yang telah kita l a k s a n a k a n , sehingga dapat diterima oleh Allah swt.

Rasulullah saw bersabda, “ puasa bulan Ramadhan tergantung antara langit dan bumi, dan tidak akan dilangsungkan kehadirat Allah kecuali mengeluarkan zakat fitrah, kecintaan terhadap sesame inilah akan melahirkan kepekaan social. Apabila ini tercipta dalam kehidupan dimana yang kaya membantu yang miskin, yang kuat membantu yang lemah, maka akan tercipta ketenangan dan keberkahan hidup.Sabda Rasulullah saw: “ Sayangilah orang-orang yang ada di bumi supaya yang di langit menyayangimu,” (H.R. Thabrani).

Keempat, membentuk disiplin, sebenarnya setiap ibadah dalam Islam mengandung nilai pendidikan disiplin.

Bahkan disiplin merupakan isyarat sahnya suatu ibadah. Dalam agama disebut al-tartib (mentaati peraturan). Contohnya, shalat merupakan suatu ibadah yang dimulai dengan berdiri, niat, takbir, membaca Fatihah, dan seterusnya sampai kepada salam. Ketentuan ini harus dilakukan sesuai dengan urutan (al-tartib), tidak boleh bolak balik. Demikian juga ibadah-ibadah lainya yang telah ditentukan syarat dan rukunnya secara teratur.

Puasa juga melatih disiplin, makan dan minum tidak kita lakukan di siang hari, meskipun barangkali adda kesempatan, tidak ada orang yang melihat kita. Orang yang berpuasa senantiasa mempunyai self

control, meskipun orang tidak tahu tetapi Allah Maha Tahu segala apa yang kita lakukan atau bahkan kita rencanakan. Dengan demikian disiplin bukan hanya milik militer saja, 14 abad yang lalu Islam telah mengajarkannya melalui amalan

ibadah yang dilaksanakan oleh umatnya. Maka dengan latihan Ramadhan ini mari kita tingkatkan kedisiplinan kita dalam segala aspek kehidupan, baik disiplin waktu maupun disiplin dalam rangka mentaati segala perintah Allah, Rasul dan para pemimpin kita.

Islam sangat menghargai waktu, bahkan dalam surat al-‘Ashr, Allah bersumpah wal’ashr, demi waktu, demi masa. Khalifah Ali karramahullahu wajhah mengatakan bahwa waktu laksana pedang, barang siapa yang tidak dapat memamfaatkannya maka ia akan terpenggal sendiri, waktu adalah sesuatu yang sangat berharga, maka

Alumni Ramadhan

Oleh H. Akhyar M.Ag.

harus dimamfaatkan sebaik-baiknya dari detik ke detik karena waktu tidak pernah akan kembali. Waktu tidak pernah toleransi sedikit pun kepada manusia yang telah menyia-nyiakan. Ia tetap berlalu menuju porosnya, meninggalkan orang-orang yang lalai, malas, dan lupa.

Menyia-nyiakan waktu kerugian yang besar. Rasul saw bersabda, “ Pergunakan lima sebelum datangnya lima kesempatan lain: Masa sehat sebelum masa sakit, masa kaya sebelum masa fakir, masa muda sebelum masa tua, kesempatan sebelum datangnya kesibukan dan hidup sebelum datangnya mati.”

Ketaatan kepada aturan akan menentukan keberhasilan, dan mengabaikannya akan membuat kegagalan. Dalam Tarikh al-Islam diceritakan peristiwa perang Uhud, di mana pasukan Islam dipimpin langsung oleh Rasul. Ketika itu Rasul sebagai panglima perang memerintahkan kepada pasukan (tentara Islam ) tidak boleh turun dari bukit sebelum ada perintah dari panglima Rasulullah. Sesaat setelah perintah itu disampaikan datanglah pasukan kafir yang kemudian melewati jalan satu-satunya yang ada diantara dua bukit tersebut. Akhirnya pasukan Islam dapat memporak porandakan pasukan kafir, banyak tewas dan sebagian lari. Melihat keadaan yang demikian tentara Islam ada yang turun dari bukit mengabaikan perintah Rasulullah, mereka silau dengan harta benda musuh yang tercecer, keadaan ini dimamfaatkan pasukan kafir, setelah melihat banyaknya pasukan Islam yang meninggal dunia. Maka pasukan kafir ganti menduduki posisi pasukan Islam, bahkan dalam perintiwa tersebut gugurlah Hamzah, seorang panglima perang Islam yang sangat terkenal.

Dari penggalan kisah di atas, memberi pelajaran agung bagi kita, alumni Ramadhan. Hal ini dimulai dari diri sendiri, dalam keluarga, dan masyarakat di sekitar kita, sehingga tercipta suatu keteraturan sebagai cerminan bangsa berperadaban. Semoga. Minal ‘aizin walfaizin. Maaf lahir dan bathin. nPenulis adalah Kasi Penamas Kamenag Kota Banda Aceh.

Page 40: Mengucapkan - aceh.kemenag.go.id · Foto bersama Kakanwil Kementerian Agama Aceh dengan Bupati Aceh Barat, Ramli MS, di dampingi oleh Panitia Porseni XII tingkat Provinsi Aceh, (29/7/2010)

40 Santunan SEPTEMBER 2010

Pada hari yaumul ‘id seluruh kaum Muslimin di seluruh penjuru dunia sama-sama

mengumandangkan Takbir, Tahlil dan Tahmid sebagai perwujudan rasa syukur dan bahagia setelah menunaikan perjuangan yang dahsyat melawan hawa nafsu melalui ibadah puasa di bulan Ramadhan.

Idul fitri adalah hari bahagia sekaligus hari kemenangan yang telah dijanjikan oleh Allah kepada hamba-Nya yang telah menunaikan ibadah puasa. Janji itu tak lain adalah “Idul Fitri”, kembali kepada asal kejadian, kembali suci seperti saat dilahirkan. Janji ini tidak diberikan kepada semua orang. Hanya didapatkan oleh orang-orang yang selalu melaksanakan Qiyamullail dan amal ibadah yang menerima janji ini, sebagai mana sabda Nabi saw.:

“Bulan Ramadhan adalah bulan yang mewajibkan puasa dan Aku sunatkan Qiyamullail kepadamu. Barang siapa yang berpuasa dan Qiyamullail karena iman dan mengharap rahmat Allah, maka dosanya akan bersih seperti saat dilahirkan ibunya. (HR. Ibnu Majah dan Baihaqi).

Inilah hakikat idul fitri yang dijanjikan Allah Swt. Namun sayang sekali tidak semua orang mendapatkannya, banyak sekali orang yang ikut berhari raya tapi tidak mendapatkan idul fitri. Sebab banyak orang yang tidak berpuasa dan tidak

Hakikat Idul Fitri dalam Kehidupan Manusia

Oleh Tgk. Tarmizi M. Daud

pernah qiyamullail, tapi ikut berhari raya, pakaiannya bagus, rumahnya diperbaiki dan dihiasi dengan hiasan yang indah, suguhan jajannya penuh di meja dengan aneka makan dan minum yang lezat, ikut saling kunjung dan sebagainya, tetapi pada hakikatnya orang semacam ini bukan beridul fitri, hanya ikut berhari raya saja.

Dan orang ber idul fitri bukan cuma berpakaian baru, tetapi orang ber idul fitri adalah orang yang bertambah taatnya dan taqwanya serta selalu menjauhi maksiat, sebagai mana disebutkan dalam sebuah syair:

“Bukan ‘id itu orang yang berpakaian baru, tetapi ‘id adalah orang yang taatnya dan taqwanya bertambah dan menjauhi maksiat.”

Adapun ciri-ciri orang yang beridul fitri atau yang mendapatkan kemenangan tersebut. Seperti firman Allah dalam Alquran Surat Al-A’la ayat 14:

“Sungguh beruntung orang yang membersihkan diri (dengan beriman) dan dia ingat nama Allah, lalu dia shalat”.

Menurut ayat ini, ciri yang mendapatkan kemenangan atau benar-benar lulus dalam ujian, khususnya di bulan Ramadhan ada 3 macam yaitu:

Selalu mensucikan diri 1. dari segala bentuk kemaksiatan, kejahatan, kezaliman, kesombongan,

kemunafikan, rakus harta, kemung-karan, dan sebagainya.

Selalu zikrullah, baik sesudah 2. shalat maupun di luar shalat. Dengan zikir ini manusia akan bersih hatinya dan tenang serta selalu terkontrol dan tidak mudah terjerumus dalam kesesatan.

Selalu menegakkan shalat, 3. terutama shalat wajib di samping shalat-shalat sunat lainnya.

Adapun hakikat hari raya bisa kita lihat bagaimana Anas bin Malik menjelaskannya bahwa orang mukmin memiliki 5 hari raya, yaitu:

Setiap hari, di mana orang 1. mukmin tidak dicatat berbuat dosa, berarti itulah hari raya.

Hari, di mana ia meninggal 2. dunia dengan membawa iman, syahadah dan benteng dari godaan syetan/tipu dayanya, berarti itulah hari raya baginya.

Hari, di mana ia memiliki 3. shirath, dan aman dari segala bahaya hari kiamat, aman dari tangan musuh-musuhnya serta aman dari malaikat Zabaniyah berarti itulah hari raya baginya.

Hari, di mana ia masuk surga, 4. aman/bebas dari neraka jahim, itulah hari raya baginya.

Hari, di mana dia menikmati 5. pandangan kepada Tuhannya, berarti inilah hari raya baginya.

Demikian uraian singkat tentang hakikat hari raya, mudah-mudahan menjadi bahan renungan, manfaat, sekaligus menjadi nilai amal bagi kita semua amin yarabbal’alamin. n

Penulis adalah Penyuluh Agama Islam Fungsional Aceh Besar

Hari raya Idul Fitri merupakan hari yang mana manusia telah kembali kepada kebersihan dan suci dari segala bentuk-bentuk dosa, yang hakikatnya adalah telah bersih, maka orang

yang baik dan bijak tidak akan mengotorinya.

Page 41: Mengucapkan - aceh.kemenag.go.id · Foto bersama Kakanwil Kementerian Agama Aceh dengan Bupati Aceh Barat, Ramli MS, di dampingi oleh Panitia Porseni XII tingkat Provinsi Aceh, (29/7/2010)

41Santunan SEPTEMBER 2010

Dilema Guru: Profesional vs FinansialOleh Mukhsinuddin MS, S.Ag

Guru adalah cahaya bagi kehi-dupan manusia sehingga dapat mengenal dunia ini. Tanpa guru,

tidak akan muncul generasi pintar yang akan membangun negeri ini. Semua orang pasti mengakui jasa seorang guru bagi dirinya walau hanya di dalam hati, tetapi mereka hanya mengakui dengan tanpa upaya memberikan suatu penghargaan yang lebih dibandingkan dengan profesi yang lain.

Akibatnya, profesi guru yang dulu merupakan profesi yang paling bergengsi dan menjadi dambaan bagi generasi muda pada zaman leluhur kita, kini menjadi profesi yang kurang diminati dan dihargai dibanding dengan profesi lainnya. Orang tua akan sangat bangga jika anaknya menjadi seorang dokter, insinyur ahli atom, tentara, polisi, pengacara atau profesi lainnya dibanding menjadi seorang guru.

Tuntutan profesionalisme guru terus didengungkan oleh berbagai kalangan di masyarakat kita. Bahkan pemerintah telah mengeluarakan UU tentang Guru dan Dosen tahun 2005. Semua sependapat, untuk meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan di Indonesia, diperlukan seorang guru yang profesional dalam mendidik siswa-siswinya di madarsah/sekolah.

Padahal, rendahnya tingkat profe-sionalisme guru saat ini disebabkan oleh faktor-faktor yang berasal dari internal guru itu sendiri dan faktor lainnya yang berasal dari luar. Faktor-faktor tersebut antara lain:

a. Penghasilan yang diperoleh guru belum mampu memenuhi kebu-tuhan hidup harian keluarga secara mencukupi. Oleh karena itu, upaya untuk menambah pengetahuan dan informasi menjadi terhambat karena dana untuk untuk membeli buku, berlangganan koran, internet tidak tersedia. Bahkan, untuk memenuhi kebutuhan dapur harus juga melaku-kan kerja sampingan lainnya.

b. Kurangnya minat guru untuk menambah wawasan sebagai upaya meningkatkan tingkat profesionalis-me sebab bertambah atau tidaknya pengetahuan serta kemampuan da-lam melaksanakan tugas rutin tidak

berpengaruh terhadap pendapatan yang diperolehnya. Kalaupun ada, hal itu tidak seimbang dengan pengor-banan yang telah dikeluarkan.

c. Banyaknya Lulusan para sarjana pendidikan keguruan di ber-bagai Perguruan Tinggi saat ini yang melebihi kapasitas dan akuntabili-tas yang diperlukan. Untuk diangkat menjadi guru madrasah/sekolah setiap tahun.

Hal itu merupakan akibat dari mudahnya pemerintah memberikan izin pendirian Fakultas Pendidikan Perguraun Tinggi Keguruan. Mereka yang tidak tertampung oleh pasar kerja kemudian mencoba menjadi guru, sehingga profesi ini menjadi pekerjaan yang “murah”. Ironis memang, guru yang telah banyak menghasilkan para

pemimpin, politisi dan ilmuwan serta serta berbagai profesi lainnya kini dianggap sebagai profesi “murah” dan menjadi kelompok masyarakat yang termarjinalkan. Hal ini bukanlah harus dilawan oleh guru secara fisik atau perang tetapi dengan kata-kata agar yang lain mau mengakui dan menerima guru sebagai tenaga yang profesional yang berjasa bagi pembangunan negeri ini kedepan.

Upaya dengan cara berkoar-koar tidak akan mampu mengubah image yang telah melekat, namun justru malah semakin membuat posisi guru semakin terpojok. Yang harus dilakukan, guru justru harus memperlihatkan sikap profesional dan akuntabelitas sebagai seorang pendidik, bukan hanya sebagai peng-ajar. Hanya melalui karya nyata dan sikap keseharian yang diperlihatkan oleh seorang guru yang akan mampu

mengangkat harkat dan martabatnya serta diakuinya kepro-fesionalannya oleh masyarakat dan pemerintah.

Pemenuhan kebutuhan hidup me-rupakan suatu yang harus diupayakan oleh setiap individu. Bagi seorang guru, kebutuhan hidupnya bukan hanya sandang, pangan, dan papan, melainkan juga kebutuhan untuk me-nambah wawasan dan pengetahuan agar dia mampu mentransformasi-kan ilmu pengetahuan kepada anak didiknya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta adat istiadat yang terus berkembang di tengah masyarakat.

Bagi kebanyakan guru, pemenuhan semua kebutuhan hidup, termasuk kebutuhan dalam upaya meningkat-kan profesionalisme masih menjadi suatu impian karena pendapatan mereka sebagai seorang guru belum mampu memenuhi semua kebutu-han hidupnya. Jangankan berpikir berlangganan koran, majalah atau internet dan menyediakan anggaran khusus untuk membeli buku secara rutin setiap bulan untuk memenuhi kebutuhan hidup rutin keluarganya yang paling mendasar pun masih kesulitan.

Oleh karena itu, untuk memenuhi kekurangan tersebut mereka berupaya sekuat tenaga untuk mencukupi dengan melakukan kerja sampingan secara berkala. Mengajar di banyak madrasah dan sekolah serta kerja sampingan yang bersifat fisik telah menjadi pilihan kebanyakan guru untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari keluarganya. Hal ini jelas berakibat pada kurangnya waktu untuk menambah pengetahuan dan wawasan serta perhatian kepada anak didik.

Akibat dari kesibukan mereka untuk mencari tambahan penghasilan tersebut, seorang guru berubah fung-si dari seorang pendidik menjadi pengajar. Mereka hanya mengajarkan ilmu kepada anak didiknya, dengan kemampuan yang pas-pasan karena apa yang disampaikannya hanya mengacu pada buku teks. Dengan demikian, tidak heran jika wawasan dan pengetahuan seorang guru ber-kenaan dengan perkembangan ilmu

Page 42: Mengucapkan - aceh.kemenag.go.id · Foto bersama Kakanwil Kementerian Agama Aceh dengan Bupati Aceh Barat, Ramli MS, di dampingi oleh Panitia Porseni XII tingkat Provinsi Aceh, (29/7/2010)

42 Santunan SEPTEMBER 2010

pengetahuan dan teknologi sangat tertinggal dibanding anak didik.

Akibatnya, lembaga madrasah/ sekolah dan khususnya guru hanya dianggap sebagai pemberi angka nilai rapor dan tidak lebih dari itu. siswa lebih percaya kepada lembaga bimbingan belajar dan informasi yang diperoleh dari berbagai media informasi. Penilaian atas rendahnya tingkat profesionalisme guru juga disebabkan oleh rendahnya minat guru terhadap dunia tulis-menulis. Mereka cenderung menyampaikan ide dan gagasan hanya melalui pembicaraan, bukan melalui tulisan ilmiah.

Padahal, penyampaian ide dan gaga-san melalui tulisan akan terus memacu guru untuk membaca dan mencari sesua-tu yang baru. Bahkan jika beruntung, tulisan kita dimuat di salah satu terbitan jelas akan mendatangkan finansial dan kredit-poin untuk seorang guru yang melakukan kepangkatan lebih tinggi.

Rendahnya minat guru untuk me-nekuni dunia tulis-menulis banyak disebabkan oleh keengganan mereka untuk mencoba menuangkan ide dalam bentuk tulisan. Dengan alasan kesulitan untuk memulai, takut tidak dimuat, takut ditertawakan dan ha-nya menghabiskan waktu. Padahal, pengetahuan dan wawasan yang dimi-liki guru dari hasil studi panjang di pergurtuan tinggi, berbagai pelatihan dan pendidikan profesi serta hasil membaca dari berbagai media cetak dan buku-buku ilmiah dapat dijadikan dasar untuk memulai menulis dan meningkatkan profesionalisme dalam menjalankan profesi pendidikan.

Pergeseran budaya dalam pendi-dikan, dari budaya mendengar dan mendongeng menjadi budaya membaca, menulis, dan diskusi perlu dilakukan. Melalui budaya membaca, menulis dan diskusi akan tumbuh kehidupan ilmiah dalam masyarakat kita. Jika budaya ini telah tumbuh pada diri setiap guru di Madrasah dan Sekolah saat ini , Kita yakin para guru akan menjadi guru yang professional dan finansialnya juga akan bertambah dengan sendirinya serta diakui oleh masyarakat sebagai guru yang profesional karena mampu memperlihatkan kemampuannya dalam masyarakat secara nyata bukan hanya retorika semata. Semoga. Amin.n Penulis Guru Madrasah dan Staf Pengajar STAI Teungku Dirundeng Meulaboh Kab. Aceh Barat.

Selama Ramadhan, rasa peduli di antara kita mungkin sedikit meninggi. Kita rela berbagi

materi, lebih terasa simpati, dan terus berupaya selalu berempati kepada saudara kita yang lain. Ramadhan hanya palatihan untuk merawat damai, menumbuhkan kepedulian, dan perasaan merasakan yang orang lain rasakan, buah konkritnya akan kita lihat seusai puasa. Jadi salah satu harapan Ramadhan adalah pascapuasa yang diawali dengan kemenangan dalam Idul Fitri, benih-benih kepedulian yang sedang mekar itu kita pupuk dan kembangkan selalu, hingga bersua dengan Ramadhan tahun 1432 Hijriah. “Kepedulian yang dimaksud terutama dalam peningkatan keilmuan dan kesejahteraan sesame warga. Kepedulian sesama hari ini sangat penting, mengingat kondisi saudara kita yang masih mempihatinkan,” demikian harapan Drs Tgk H Gazali Mohd Syam, Wakil Ketua MPU (Majelis Permusyawaratan Ulama) Aceh.

Mantan Kakanwil Depag Povinsi Aceh itu menambahkan, “Di samping kita, masih banyak ummat Islam yang hidupnya terlantar dan terbelakang, yang tergolong mustadh’afin, yakni kaum dhuafa dan lemah dalam tatanan politik, ekonomi, pendidikan, kesehatan, ilmu, dan teknologi. Kondisi ini tentu tidak menguntungkan untuk visi kita sebagai agama yang rahmatan lil ‘alamin.”

“Sebagai khalifah di bumi, kita mengemban misi suci yaitu memakmurkan alam dan menyejahterakan sesama, serta menebarkan rahmat ke seluruh lingkungan,” jelasnya. Usai puasa sebagaimana juga selama Ramadhan, misi orang Islam sebagai khalifah bukan untuk melipatkan kemaksiatan, dan bukan pula menyebarluaskan corak kehidupan yang hina dina. Namun Allah memberi kita kesempatan untuk memperluas dan memperdalam ilmu, berkarya, dan memakmurkan alam ini.

Dikaitkan dengan puasa dan lebaran, Prof DR Tgk H Azman

Laporan Khusus:

Idul Fitri; Rawat Damai, Lebih Peduli,

dan Kian ManusiawiIsmail MA, Imam Besar Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh, juga menambahkan bahwa sebagai khalifah, kita sebenarnya sanggup berpuasa beberapa bulan dalam satu tahun, atau ditambah beberapa jam lagi dalam satu hari, tapi Allah sayang kepada kita dan Dia tidak menginginkan kesukaran atas hamba-Nya. Jadi keterlaluan jika ada saudara kita yang masuk lewat ke warung belakang di siang bulan Ramadhan untuk cari makanan, padahal Allah telah banyak memudahkan kita dalam beribadah. Kita juga nilai keterlaluan saudara kita, jika duluan ‘berhari raya’, karena tak berpuasa penuh, padahal masih dalam bulan puasa. Potret dari saudara kita yang malas berpuasa ini mencerminkan ketidakdamaian dalam diri dan sosialnya. Mari kita rawat damai ini, selama puasa dan selesai berhari raya.

Insan sejatiSejalan dengan ajakan Gazali,

Prof Tgk H Yusny Saby MA PhD menambahkan, karena manusia ini di samping makhluk yang istimewa sebagai manager, leader on earth, juga sosok yang unik, maka manusia memiliki sifat yang khas, fluktuatif, antara ahsani taqwim dan asfala safilin. Di sini pendidikan dan peningkatan keilmuan amat perlu. Ini berbeda dengan makluk lain yang hanya monolithic.

Mantan Rektor IAIN Ar-Raniry Banda Aceh itu, membandingkan bahwa makhluk selain manusia memiliki sifat tertentu yang monoton yang otomatis melekat pada dirinya.

Page 43: Mengucapkan - aceh.kemenag.go.id · Foto bersama Kakanwil Kementerian Agama Aceh dengan Bupati Aceh Barat, Ramli MS, di dampingi oleh Panitia Porseni XII tingkat Provinsi Aceh, (29/7/2010)

43Santunan SEPTEMBER 2010

Laporan Khusus:

Idul Fitri; Rawat Damai, Lebih Peduli,

dan Kian ManusiawiTumbuh-tubuhan misalnya memiliki sifat tetumbuhan yang melekat pada diri tumbuhan itu. Hewan atau binatang memiliki sifat kehewanan atau kebinatangan secara otomatis melekat pada diri kebinatangannya. Setan memilikti sifat kesetanan, juga secara otomatis melekat pada diri setan itu sendiri. Juga malaikat yang memiliki sifat kemalaikatan yang melekat pada dirinya. Masing-masing makhluk setia dengan fitrah, kedirian, dan ciri khasnya. Mereka tanpa harus

pendidikan dan masuk pengajian. Artinya, tanpa penataran seekor anak macan pasti berprilaku macan, anak kucing akan berakhlak kucing, dan seterusnya.

Lain halnya dengan kita manusia (dewasa), tidak serta merta memiliki sifat kemanusiaan yang utuh pada diri kita. Oleh karena kita sering mendengar bahwa ada manusia yang tidak manusawi atau manusia yang tidak berperikemanusiaan. Manusia yang sejati adalah ia yang dalam kehidupannya berprilaku menurut nurani dan fitrahnya, yaitu hati yang

bercahaya lagi tercerahkan karena telah disinari oleh cahaya kebenaran dari Allah. Idul Fiti, setelah disucikan lewat media Ramadhan akan memancarkan cahaya Ilahi nan suci mensucikan, menjadi manusia sejati. Idul Fitri dan hari-hari sesudahnya akan memilih kita sebagai manusia sejati atau manusia yang berhati setan, atau manusia yang berprilaku binatang.

Peduli dan damaiRamadhan mengajarkan

ketu-lusan dalam niat untuk berkarya. Puasa mendidik rasa solidaritas sesama orang Islam. Ketulusan dan solidaritas ini, tentu juga kita pupuk saat Idul Fitri dan setelehnya. Hari Raya mengajarkan kepekaan dalam berbagai sisi kehiduan, termasuk dalam ekonomi. Andai kita yang berpuasa memiliki niat yang tulus, solidaritas yang tinggi, dan

semangat ukhuwah yang mulia, tentu tidak seenaknya menaikkan harga barang di saat saudara kita mau ibadah, seperti akan puasa dan hai raya misalnya. Penjual memang boleh mencari untung, namun jika harganya sangat mahal untuk saudara sesama Muslimin, di mana solidaritas dan ukhuwah kita? Kita heran, kadangkan ada barang yang Cina saja masih menjual dengan harga normal, tapi saudara kita tega-teganya menaikkan harga barang kepada saudara yang seiman. Kenaikan harga daging, kabarnya harga tertinggi di dunia, di

tengah kepayahan daya beli sebagian rakyat Aceh, menjadi contoh prilaku saudara kita yang belum semangat untuk Demikian gambaran H Badruzzaman Ismail SH MHum, Ketua Majelis Adat Aceh (MAA).

Badruzzaman, Pengaja Fakultas Syariah IAIN A-Raniry, yang juga salah satu anggota Komisi Kajian Hukum dan Perundang-undangan MPU Aceh itu, juga menyatakan bahwa damai itu bukan hanya tidak ada konflik berupa perang, tapi kesenjangan di antara kita itu juga ketidakdamaian. Kedamaian itu mulai dari dalam pribadi kita. Lalu jika pribadi kita telah damai, baru akan mampu kita warnakan paka saudara dan lingkungan kita. Namun kenyataan sosial Aceh sekarang yang masih tersimpan benih-benih kesenjangan sesama, kita sangat mengharapkan kedamaian antar berbagai kelompok dan kepentingan, terutama dari semangat Idul Fitri 1431 H, agar merekatkan damai yang telah tumbuh ini dengan niat dan semangat ukhuwah islamiah.

Yusny mengingatkan lagi, selama puluhan tahun konflik, pertarungan sesama anak bangsa (yang sebenarnya tidak satu pun ada yang manang), ditambah dengan satu jam bala tsunami yang telah menghancurleburkan kita, sudah cukup menyadarkan kita untuk selalu mengikuti pedoman-Nya, dan selalu memelihara fitrah.

Di sisi lain, untuk mendamaikan lingkungan, damaikan dulu kita dengan diri sendiri. Menurut Ir Faizal Adriansyah MSi, Kabid Kajian Aparatur pada PKP2A IV LAN (Lembaga Administrasi Negara) Aceh, pribadi yang damai itu yang memiliki wadah yang lebar untuk menampung rahamat Allah, yaitu hati. Bukan perut yang menjadi persoalan tersendiri dalam berpuasa. Hati bisa sempit dan lapang, tergantung kita. Jika hati tidak pernah berziki kepada Allah, maka ia akan sempit. Namun hati yang selalu berzikir kepada Allah akan lapang dan luas. Dan di saat kita berlapang hati, berlebaran, di sanalah akan ada damai. n(yakub)

Page 44: Mengucapkan - aceh.kemenag.go.id · Foto bersama Kakanwil Kementerian Agama Aceh dengan Bupati Aceh Barat, Ramli MS, di dampingi oleh Panitia Porseni XII tingkat Provinsi Aceh, (29/7/2010)

44 Santunan SEPTEMBER 2010

Konsultasi BP4Diasuh oleh Drs. H. Abdul Gani Isa, SH., M.Ag. (Ketua BP4 Provinsi Aceh)

Assalamu’alaikum Wr. Wb. Pengasuh Yth.

Sebelas tahun lalu, saya menikah dan sudah dikaruniakan dua orang anak. Pada awal kehidupan kami, saya merasakan betapa indah dan mesranya hidup bersama suami ter-cinta, yang merupakan pilihan saya sendiri. Namun dalam dua tahun terakhir sikap suami saya berubah dari lembut menjadi kasar, dari sabar, malah menjadi pemarah. Selama ini tidak ada lagi musyawarah bahkan ia bersikap otoriter baik dengan saya maupun anak. Waktunya lebih banyak dihabiskan di luar rumah.

Melalui konsultasi ini saya memo-hon petunjuk bagaimana dan apa yang harus saya lakukan sehingga sikap dan prilaku suami saya selama ini bisa menjadi mesra kembali. Terima kasih.

Munira di Banda Aceh

Wa’alaikumussalam Wr. Wb Pengasuh sangat memahami apa

yang saat ini Munira hadapi dan apa anda alami juga dialami oleh banyak orang dan keluarga-keluarga lain. Pengasuh melihat persoalan yang anda alami secara netral, artinya tidak menyalahkan pihak tertentu. Menurut pengasuh anda berdua sudah benar dan di sisi lain juga bisa dinilai salah. Bila diibaratkan dalam sebuah permainan diistilahkan dengan “draw”, artinya tidak ada yang kalah dan tidak ada yang menang. Dengan kata lain dua-dua kalah dan dua-dua menang. Anda berdua selama ini sudah menjalankan misi yang menjadi tugas dan fungsi masing-masing, baik berupa hak dan kewajiban sebagai suami isteri. Bila dilihat dari kronologis anda berdua memadu cinta dan mengantarkan ke jenjang pernikahan merupakan pilihan sendiri, bukan karena dipaksakan kawin oleh orang tua dan pihak ketiga lainnya. Fakta ini sudah anda rasakan paruh pertama pernikahan anda, begitu nikmat dan bahagianya anda sehingga Allah swt mengaruniakan buat anda dua orang anak, yang menjadi pelanjut keturunan anda.

Selanjutnya untuk lebih memahami

persoalan anda, dan bisa menemukan solusi dan obat sebagai terapynya, maka yang pertama pengasuh sarankan, agar munira lebih banyak melihat dan berkaca dengan diri sendiri. Pertanyaan yang muncul dari pengasuh adalah, apakah ada sifat-sifat Munira sebagai seorang isteri yang membuat sikap suami anda apatis dan antipati terhadap keluarga, baik anak-anak dan anda sendiri? Bisa saja sumber dan awal keretakan rumah tangga datangnya dari seorang isteri. Misalnya seorang isteri mengabaikan tanggung jawabnya tidak seperti sebelumnya. Bisa jadi karena tugas-tugas di tempat bekerja, sehingga urusan rumah tangga berantakan. Ketika suami pulang kerja dan anak-anak pulang sekolah jangankan anda tidak ada di rumah, makananpun tidak ada yang menyiapkannya.

Konflik yang anda hadapi menurut pengasuh tidaklah sepatutnya dibiarkan berlarut, yang pada suatu saatnya nanti akan menjadi “bom waktu” bila saatnya nanti meledak dapat menghancurkan bahkan mematikan siapa saja disekitarnya. Alangkah bijak seorang isteri seperti ungkapan peribahasa” Kalaulah ada jarum yang patah janganlah disimpan di dalam peti, kalaulah ada kata-kata yang salah janganlah di simpan di dalam hati”.

Tentu dapat dibayangkan, tersiksanya batin bila rumah jadi kuburan. Di dalam rumah ada penghuninya tetapi adanya seperti tidak ada wujuduhu kaadamih (adanya seperti tidak ada). Semua penghuninya diam, tidak ada tegur sapa, suasananya mencekam. Apakah seperti ini sebuah kebahagiaan? Tentu tidak, sekali lagi tidak !

Alangkah indahnya bila Munira berdialog dengan suami anda secara terbuka, karena isteri yang baik kata Rasulullah adalah isteri yang salihah yaitu isteri yang membuat suami senang bila melihatnya (HR. AI-Nasai). Siapa yang terlebih dahulu meminta maaf bila ada yang keliru dan khilaf, adalah sesuatu yang baik dan afdhal.

Setelah langkah tersebut dilakukan, baru beranjak kepada tahapan berikutnya yaitu pendekatan secara

dialogis dan persuasif dengan suami anda.Dalam pandangan fiqih “nusyuz” bisa terjadi di pihak isteri dan bisa juga dari pihak suami. Nusyuz dari pihak suami djelaskan al-Qur’an dalam surat al-Nisa’: 128

“ Dan jika seorang wanita khawatir akan nusyuz atau sikap tidak acuh dari suaminya, maka tidak mengapa bagi keduanya mengadakan perdamaian yang sebenar-benarnya, dan perda-maian itu lebih baik (bagi mereka) walaupun manusia itu menurut tabiatnya kikir. dan jika kamu bergaul dengan isterimu secara baik dan memelihara dirimu (dari nusyuz dan sikap tak acuh), Maka Sesungguhnya Allah adalah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

Nusyuz: yaitu meninggalkan kewajiban baik isteri maupun suami. Nusyuz dari pihak isteri seperti meninggalkan rumah tanpa izin suaminya. Nusyuz dari pihak suami ialah bersikap keras terhadap isterinya; tidak mau menggaulinya dan tidak mau memberikan haknya.

Maka, demi kebaikan rumah tangga “ishlah” atau berdamai lebih baik, misalnya isteri bersedia beberapa haknya dikurangi Asal suaminya mau baik kembali seperti semula. Sikap anda sebagai isteri, “sabar” merupakan sesuatu yang baik, namun perlu diikuti dengan usaha, ikhtiar dan jangan pula dilupakan do’a. Ingat suka duka anda selama di awal menikah, jangan gara-gara nila setitik rusak susu sebelanga.

Janganlah ketika rahmat Allah sudah anda miliki rumah tangga jadi kacau, karena itu pengasuh mengingatkan kembali “bersyukurlah” kepada Allah dengan memperbanyak ibadah, berilah contoh dan kasih sayang anda berdua untuk masa depan anak anda, gunakan even ramadan dan idul fitri memperkuat hubungan antar anggota keluarga, dengan orang tua, jiran dan tetangga. Pengasuh hanya mendo’akan semoga Allah memberikan hidayah dan taufiq-Nya kepada anda dan sekeluarga.

Semoga ada manfaatnya dan kepada Allah kita berserah diri. n

“Dulu, Suamiku tidak Kasar...”

Page 45: Mengucapkan - aceh.kemenag.go.id · Foto bersama Kakanwil Kementerian Agama Aceh dengan Bupati Aceh Barat, Ramli MS, di dampingi oleh Panitia Porseni XII tingkat Provinsi Aceh, (29/7/2010)

45Santunan SEPTEMBER 2010

Konsultasi Hukum IslamDiasuh oleh Drs. H. Ridwan Qari, M.Ag.

Membayar Zakat FitrahAssalamualaikum Wr. Wb. Pengasuh Yth. Meskipun sehari-hari saya dan

keluarga menetap (muqim) di Banda Aceh, akan tetapi hampir setiap lebaran puasa saya jalani di tempat kelahiran, kalau bukan di tempat kelahiran isteri tentu di tempat kelahiran saya. Saya biasanya, sebelum berangkat, sudah menyelesaikan zakat fitrah di Banda Aceh. Akan tetapi kampung kelahiran saya atau isteri saya selalu saja ayah-ibu kami membayarkan kembali zakat fitrah untuk kami sekeluarga yang baru tiba dengan alasan karena kami berhari-raya bukan di Banda Aceh. Pertanyaan saya, yang manakah sebenarnya yang benar antara yang saya lakukan dengan apa yang dilakukan oleh orang tua kami? Mohon penjelasan bapak dan terima kasih.

Hamba Allah.

Wa’alaikum Salam Wr. Wb. Saudara Penanya Yang Terhormat!Pertama, dilihat dari segi namanya,

zakat yang dikeluarkan oleh setiap pribadi muslim pada akhir ramadhan adalah zakat fitrah. Dan seharusnya seorang muslim mengeluarkan zakat ini di daerah mana ia mendapatkan awal malam Syawal (malam hari raya) karena zakat ini bukan disebabkan oleh puasa, akan tetapi disebabkan oleh hari raya (fitri). Karena ia berhubungan dengan hari raya (’Idul Fitri) dan karenanya dinamakan zakat fitrah.

Dari sisi ini, apa yang menjadi alasan orang tua saudara adalah benar, bahwa zakat fitrah itu dikeluarkan karena berhari raya dan bukan karena puasa. Kebanyakan fuqaha menyatakan kewajiban mengeluarkan zakat fitrah ini mulai awal malam hari raya sampai sebelum shalat ’id, meskipun ada yang berpendapat sudah boleh dikeluarkan sejak awal-awal puasa. Oleh sebab itu, menurut fuqaha, orang yang meninggal dunia sebelum awal malam hari raya tidak wajib membayar zakat fitrah dan sebaliknya seorang bayi yang lahir sebelum shalat ’id wajib ditunaikan

zakat fitrahnya. Kedua, apa yang sudah anda lakukan

juga tidak salah. Nabi saw menyatakan bahwa: ”zakat fitrah ini sebagai pembersih perbuatan sia-sia dan rafats (pernyataan kotor) orang yang berpuasa dan sebagai makanan bagi fakir dan miskin.” Artinya juga berhubungan dengan puasa; bukan saja berhubungan dengan hari raya. Apalagi kalau dilihat dari segi tujuan zakat fitrah ini, yaitu untuk menghalangi fakir dan miskin berkeliling mencari nafkah pada hari bahagia (hari raya) tersebut sebagaimana makna sabda Nabi saw: ”Halangi mereka (fakir-miskin) berkeliling (mencari nafkah) pada hari ini (hari raya).”

Ketiga, tidak ditemukan satu alasanpun yang menghalangi seseorang untuk mengeluarkan zakat fitrah lebih dari takaran yang seharusnya ditempat ia berdomisili, apalagi kalau kelebihan itu karena puasa di satu daerah dan berhari-raya di daerah yang lain. Meskipun kalau tidak dilebihkan sekalipun sudah memadai. Wallahu a’lam. n

Assalamualaikum Wr. Wb. Bapak Pengasuh Yth. Setiap hari raya idul fitri kita

memang dianjurkan untuk saling memaafkan dan berjabattangan, sehingga sempurnalah kesucian dan fitrah kita umat Islam. Namun ada yang mengganjal di hati saya pak, soal abang saya yang belum mau –katakan saja begitu—menyelesaikan harta warisan peninggalan orang tua kami. Apakah abang saya itu juga mencapai martabat fithrah dengan adanya jabat tangan erat kami pada hari itu? Terima kasih atas jawaban bapak dan mohon maaf jika pertanyaan ini kurang berkenan.

Amri, Aceh Timur

Waalaikum Salam Wr. Wb. Suadara penanya yang terhormat,

makna fitrah itu adalah suci. ’Idul Fithri artinya kembali kepada suci, laksana kelahiran kita dahulu yang tidak ada cela dan dosa. Mengapa? Karena kita telah memanfaatkan bulan Ramadhan untuk melakukan ibadah

yang besar yakni tawbat. Tidak dapat dihapuskan dosa besar yang kita lakukan kecuali dengan melakukan taubat (untuk mengetahui dosa-dosa besar ini dapat dibaca bukunya Imam al-Dzahabiy yang berjudul ”al-Kabaair” dan sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan judul ”70 Dosa Besar”). Adapun dosa-dosa kecil dapat dihapuskan dengan shalat fardhu, dengan ibadah Jum’at, dengan amal shalih dan dengan ibadah puasa. Itupun sepanjang tidak ada dilakukan dosa besar tadi. Paling kurang ada 3 rukun taubat itu, yaitu menyesal telah melakukan dosa besar dengan mendekatkan diri kepada Allah swt, memohon ampunan Allah SWT dengan melakukan rehabilitasi diri dan tidak mengulangi lagi atau menghindari dosa besar. Kira-kira, beginilah caranya kalau hendak ingin mencapai derajat fitrah.

Ini baru yang menyangkut dengan hak Allah semata, seperti meninggalkan perintah dan mengerjakan larangan yang tidak berhubungan dengan orang

lain. Bagaimana dosa besar kepada Allah yang menyangkut hak manusia? Seperti zakat umpamanya yang menyangkut hak fakir, miskin, gharim dan ibnu sabil, harta warisan yang menyangkut hak para ahli waris? Hak pedagang/pengusaha yang ditipu, hak pembeli yang dikurangi takaran dan timbangan barang untuknya, hutang yang tidak mau dibayar, mencuri dan lain sebagainya?

Dosa besar yang tidak hanya menyangkut hak Allah ini, tetapi juga menyangkut hak manusia tidak akan diampuni sepanjang belum diselesaikan diantara sesama manusia. Dalam kaitannya dengan pertanyaan saudara, abang saudara belum mencapai fitrah sepanjang dia tetap menahan hak warisan saudara. Bahkan dia telah menahan hak pahala yang seharusnya telah diterima oleh almarhum orang tua saudara jika harta warisan tersebut telah saudara terima dan manfaatkan. Semoga kita semua bergegas menuju ”fitrah”. Wallahu a’lam. n

Memaafkan pada Hari Raya dan Fitrah

Page 46: Mengucapkan - aceh.kemenag.go.id · Foto bersama Kakanwil Kementerian Agama Aceh dengan Bupati Aceh Barat, Ramli MS, di dampingi oleh Panitia Porseni XII tingkat Provinsi Aceh, (29/7/2010)

46 Santunan SEPTEMBER 2010

LIFE STYLE

Santunan—Belanda . Generasi muda muslim di Belanda kerap mencari jawaban di internet untuk pertanyaan-pertan-yaan besar mereka. Seperti: bagaimana cara jadi muslim yang baik di negara non-muslim Belanda? Kadang mereka malah bingung dengan jawaban-jawaban yang beredar di internet. Bisakah imam ‘cyber’ membantu mereka? Bolehkah saya be-renang di laut? Bolehkah saya memandikan manula? Pertan-yaan-pertanyaan macam ini membuat kening sebagian besar orang Belanda berkerut, na-mun bagi muslim muda, ini pertanyaan serius.

Hal yang sulit bagi se-orang muslim yang baik untuk menyesuaikan Islam dengan Belanda yang sekul-er. Misalnya, mereka tak boleh mengambil hipotek karena muslim tak boleh membayar atau menerima bunga. Contoh lain: Mus-lim harus menyumbangkan sebagian penghasilan untuk zakat yang bertujuan sosial. Tapi bolehkah menyum-bang ke organisasi sosial non-muslim? Apa yang haram dan apa yang halal untuk muslim Belanda? Daftar pertanyaan mereka masih panjang.

Yasmine El Ksaihi (24 tahun) duduk di kepengurusan or-ganisasi Poldermoskee yang mencoba menyesuaikan Islam dalam kehidupan bermasyarakat Belanda. Ia menyatakan, generasi muda muslim berperang dengan berbagai pertan-yaan, terutama pertanyaan-pertanyaan soal identitas mereka.

“Mereka sedang mencari jati diri. Sembilan dari sepuluh anak muda punya latar belakang religius, namun mereka bi-asanya tak punya pengetahuan luas soal Islam. Justru karena mereka dikonfrontasikan dengan pertanyaan-pertanyaan kritis soal Islam, mereka jadi sibuk mencari tahu. Dan in-ternet adalah salah satu tempat mencari jawaban.”

Menurut El Ksaihi, kritik terhadap islam membuat anak muda muslim Belanda lebih mendalami agama ini. Tapi pencarian di internet seringkali malah menimbulkan ke-bingungan. Tak lama sebelum pemilu Belanda, El Ksaihi menerima e-mail dari seorang muslim muda yang memper-ingatkan bahwa muslim yang baik tak boleh ikut pemilu. Pendapatnya berdasar pada larangan di Arab Saudi yang ditemukannya di internet. Sehari sebelum pemilu, pemuda yang sama kembali mengirim e-mail, mengoreksi bahwa menurut interpretasi lain, memberi suara pada pemilu ada-lah halal.Denim dan Jilbab

Kebingungan muncul karena aturan Islam yang ditemu-

“Syekh Google” Bikin Bingung Muslim Belanda

kan di internet berasal dari masa lalu dan budaya lain. Fatwa ini sama sekali tidak memperhitungkan masalah-masalah yang dipertanyakan muslim di Belanda. Untuk mengombi-nasikan islam dengan kehidupan mereka di Belanda, anak muda membuat aturan islam mereka sendiri. Misalnya, ban-yak muslimah yang memakai celana denim (haram) dengan jilbab (halal).

Banyak pertanyaan muslim muda Belanda yang tak akan muncul di negara-negara mus-lim. Misalnya: bolehkah kerja di swalayan yang menjual al-kohol? Atau bagaimana jika Anda tak bisa sholat Jumat karena harus bekerja? Apakah Anda harus berhenti kerja atau mencari alternatif lain seperti sholat di toilet? Dan halalkah sholat di toilet?

Syeh GoogleMenurut politikolog Za-

karia Lyousoufi mencari jawaban di internet itu malah memancing makin banyak pertanyaan baru: “Saya pikir, banyak anak muda yang bin-

gung ketika harus memilih. Sebagian besar tak tahu harus bertanya ke mana. Seka-rang memang ada internet - namun jawaban-jawaban yang ditemukan sering tidak cocok. Jawabannya terlalu tegas, ter-lalu blak-blakan atau tidak realistis. Banyak yang bercanda, ‘Tanya saja ke Syekh Google, pasti ketemu jawabannya.’”

Mohammed El Aissati adalah pendiri Maroc.nl, forum diskusi yang banyak dikunjungi muslim Belanda. Sama sep-erti Lyousoufi, ia setuju bahwa jawaban yang ditemukan in-ternet tidak membuat anak muda jadi lebih pintar atau bijak. Menurut El Aissati, internet sama seperti pasar ikan di mana semua orang bebas teriak-teriak dan imam amatir bebas menyebar fatwa suka-suka. “Kadang fatwa yang ditemukan konyol sekali, seperti fatwa yang mengharamkan Youtube dan Facebook. Asalnya juga tidak jelas. Sangat menggelikan bagi pemuda abad 21 yang terbiasa hidup dengan internet untuk mendengar dari Arab Saudi bahwa sejumlah situs di-larang.”

Namun jika Syeh Google lebih banyak menimbulkan kebingungan ketimbang menawarkan jalan keluar, ke mana anak muda harus bertanya? Bagi Mohammed El Aissati jawabannya jelas: seorang imam yang bisa berbahasa Belanda, mengerti pencarian anak muda muslim Belanda dan menasihati mereka lewat internet, membentuk semacam Mekkah digital untuk generasi muda. Mereka butuh seorang imam ‘cyber’ yang tahu, apakah keju Gouda halal?n (republika)

Page 47: Mengucapkan - aceh.kemenag.go.id · Foto bersama Kakanwil Kementerian Agama Aceh dengan Bupati Aceh Barat, Ramli MS, di dampingi oleh Panitia Porseni XII tingkat Provinsi Aceh, (29/7/2010)

47Santunan SEPTEMBER 2010

Diasuh oleh Muzakkir, S.Ag

Tersiar =

Berlambat-lambat =

Meskipun =

Berbenturan =

Malas =

Tidak bekerja =

Hiburan-hiburan =

Mencampur =

Kekurangan =

Menyiakan waktu =

Lemah =

Siaga =

Page 48: Mengucapkan - aceh.kemenag.go.id · Foto bersama Kakanwil Kementerian Agama Aceh dengan Bupati Aceh Barat, Ramli MS, di dampingi oleh Panitia Porseni XII tingkat Provinsi Aceh, (29/7/2010)

48 Santunan SEPTEMBER 2010

By Erfiati Adam, MA, English Teacher at MAN Model Banda Aceh

Speaking Section:

Meeting old friendsAleyya, who has just returned from her study in the U.S, is meeting her old classmates, Ayesha and Fateema at the taman sari park in a Sunday afternoon. They are very happy to see one another after such a long time. Here is their short conversation:

Aleyya : Hi Yesha, hi Fatty! What a surprise for me to meet the two of you here! How are you guys? Ayesha : Cool…, thanks! and you?Fatty : I am safe and sound... And how are things going with your family and your study? Have you got your master degree yet?Aleyya : Yep, Great! Every thing’s running very smoothly. Actually I got a good news that I have completed my master program successfully and thus I am holding my master degree now. Fatty -Yesha : Wow…, congratulation! We are happy to hear that and very proud of you indeed…Aleyya : Thanks, by the way, I wish we could stay any longer but I am sorry I am a bit rushed. I’ve got to go to the hospital to visit my auntie. She has been hospitalized for a week due to her serious sickness.Fatty-Yesha : Oh, I see….., we are sorry to hear that!Aleyya : Till we meet again…Fatty-Yesha : See you too…

Vocabulary and ExpressionIn English speaking countries, we usually use the

expression ‘how are you’ to greet people whom we have known each other. The suggested answers for this greeting s are: ‘I’m OK’, I’m alright’, or we can also give such more conversational (informal) answers like ‘Great, thanks!’, ‘Great, and you?’, ‘cool’, ‘I am safe and sound’, or, ‘never feel better’, etc. As shown on the dialogue above, the three of them (Fatty, Aleyya and Ayesha) have known each other very well; therefore, more informal context was practiced on their dialogue.

Then, look at the second last part of the dialogue above in which Aleyya said’ Thanks, By the way, I wish I could…’ The expression pronounced as /bai de wei/ is used for various purposes. Related to the context on the above dialogue, ‘by the way’ is used to change the topic of the conversation or to return to the previous subject after an interruption.

The other similar expressions that can be used for that purpose are ‘anyway’, and ‘anyhow’.

Please also look at the expression ‘oh. I see…’ said by Fatty and Aleyya in the above dialogue. This expression is used to indicate that we understand

clearly what is being talked about. This expression is also used to let somebody see that we are being cooperative and appreciative interlocutor.

In the above expression, you can also notice the expression ‘we are sorry to hear that’. This expression is used to indicate the feeling of sadness or regret of something bad occurs. To the same

purpose, we can also say:’ I put my condolence on’ in order to express the feeling of sympathy. In opposite, the expression ‘I am happy to hear that’ is used to express our feeling of happiness of something good happens to one of our interlocutor.Happy Idulfitri 1431 H…!

Page 49: Mengucapkan - aceh.kemenag.go.id · Foto bersama Kakanwil Kementerian Agama Aceh dengan Bupati Aceh Barat, Ramli MS, di dampingi oleh Panitia Porseni XII tingkat Provinsi Aceh, (29/7/2010)

49Santunan SEPTEMBER 2010

Bagi Drs. H. Taufiq Abdullah, Kepala Bagian Tata Usaha Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh, bulan Agustus adalah bulan istimewa dan bersejarah. Lihat saja, sejumlah peristiwa penting terjadi pada bulan ini; Proklamasi 17 Agustus, Aceh Damai tanggal 15 Agustus, Nuzulul Quran, HUT Pramuka. Bahkan, secara pribadi kedinasan, tanggal 13 Agustus 2010 kemarin, genap sudah dua tahun Pak Taufiq, panggilan akrabnya -- diangkat menjadi orang nomor dua di Kanwil

Kemenag Aceh.Pernah terlontar ide beliau ingin

menulis kisah perjalanan karirnya dengan judul, ’Dari Seorang Guru

Menjadi Birokrat’. Sebuah kisah menarik jika

ditulis. Menurut-nya, kisah ini punya makna pribadi dan juga dapat dijadikan c o n t o h , bahwa jalan hidup sese-

orang sudah ditentukan dari

atas sana. Allah Swt. memberikan jabatan dan kekuasaannya kepada siapa yang dikehendaki.

Memulai karir di PNS sebagai guru IPA di MAN 2 Meulaboh, Teunom, dari tahun 1992 – 1996. Sulit lho, jadi guru tempo dulu. ”Fasilitas kurang, duit juga kurang. Mau merayakan 17 Agustus di sekolah, menerawang,” kenangnya.

Tahun 1996, beliau ditarik ke Kanwil Kementerian Agama Aceh sebagai staf Bagian Mapenda. Dua tahun di bidang ini, beliau dilantik sebagai pejabat eselon IV, menjadi Kasubbag Perencanaan pada Kanwil Kemenag Aceh. “Dananya harus cari

sendiri. Tidak seperti sekarang, duit sudah mudah.

Dulu, terasa betul menjadi seorang

guru,” katanya. Di sinilah, awal

ta nta n ga n nya m e n j a d i

s e o r a n g birokrat dan m e n a p a k i c i t a - c i t a

Drs. H. Taufiq Abdullah:

Antara Membenarkan yang Biasadan Membiasakan yang Benar

Page 50: Mengucapkan - aceh.kemenag.go.id · Foto bersama Kakanwil Kementerian Agama Aceh dengan Bupati Aceh Barat, Ramli MS, di dampingi oleh Panitia Porseni XII tingkat Provinsi Aceh, (29/7/2010)

50 Santunan SEPTEMBER 2010

yang pernah terkubur, menjadi seorang arsitek bangunan. Benar sekali, seorang planner adalah seorang yang visioner, inovatif, suka tantangan, leader dan bisa bekerja dengan tim.

Menurut catatannya, selama 10 tahun 12 hari menjadi planner, banyak hal yang sudah dilakukan untuk jajaran Kanwil Kemenag Aceh. Di antaranya, pembangunan dan rehabilitasi besar-besaran hampir seluruh madrasah pada semua jenjang di Aceh. Setiap tahun anggaran Kementerian Agama Aceh meningkat drastis dari periode-periode sebelumnya. Menurutnya, membawa anggaran ke Aceh butuh strategi. ”Semua itu tidak turun dari langit. Untuk membawa pulang duit ke Aceh, butuh approve personality di Jakarta,” ujar Suami Ibu Drh. Hj. Rachmawati M. Idris (43) ini berkisah.

Konsep Madrasah Terpadu (MT) yang sekarang didirikan di hampir seluruh Provinsi di Indonesia, awalnya datang dari Aceh, tahun 2001. Tipologi Kantor KUA Kecamatan yang sebelumnya 80 m2, menjadi 120 m2 itu juga ide dari Aceh. ”Semua itu terilhami saat saya di perencanaan. Sekarang menjadi tipologi nasional. Sudah jadi SNI, ha... ha....”, kelakar laki-laki yang pernah bercita-cita menjadi arsitek ini.

Masih terekam oleh pria yang selalu tampil sederhana ini, waktu itu tanggal 13 Agustus 2008, Pak Taufiq, yang saat itu masih Kasubbag Perencanaan, diorbit dan dilantik menjadi Kepala Bagian Tata Usaha, ’orang nomor dua’ di Kemenag Aceh. ”Seperti mimpi saja waktu itu”, ujarnya dengan gaya khas.

Pekerjaan rumah pertama yang dilakukannya adalah mengubah paradigma bepikir dan bersikap. Pernyataan yang sering didengung-dengungkan di kantor; itu sudah

biasa, dari dulu memang begitu, langsung ditanggapi dan diubahnya. Sehingga muncul ungkapan beliau, ”jangan membenarkan yang biasa, tapi membiasakan yang benar”, untuk mengkanter istilah-istilah yang sudah biasa diperdengarkan di kantor.

Dalam manajemen modern, menurutnya walaupun sesuatu itu sudah biasa, sudah sering dilakukan. Sudah jadi tabiat. Tetapi, jika itu tidak benar, tidak perlu dipertahankan. ”Ide-ide seperti ini, saya rasa pada

awalnya sulit diterima. Saya kira, mentalitas juga pola pikir sangat mempengaruhi seseorang untuk menerima perubahan-perubahan ke arah yang lebih baik dan benar. Semua kita harus membiasakan yang benar. Bekerja dengan benar, berpikir, bicara secara benar, bertindak secara benar, membuat surat dengan benar, mengambil keputusan dengan benar. Dan itu harus terus kita dengungkan,” ungkap alumni Asean Institut Manajemen, Philipina, tahun 2000 ini.

Menurutnya, dalam dua tahun terakhir banyak hal sudah dicapai Kantor Wilayah Kementerian Agama dalam berbagai sektor. Antara lain, kualitas pelayanan kehidupan umat beragama dan keagaamaan di Aceh sudah tumbuh dan berkembang dengan baik. Anggaran sektor pendidikan yang semakin meningkat, penyelenggaraan haji yang sudah bagus, tata kelola dayah sudah mulai dilakukan ke arah yang lebih baik. Kerukunan umat beragama sudah terjalin dengan

harmonis. Pelayanan administrasi perkantoran, administrasi keuangan sudah tertata dengan bagus. Kita berharap, awal tahun 2011 Kanwil dapat menempati gedung kantor baru.

Tentang kemerdekaan, mantan aktifis kampus, aktif pada sejumlah organisasi dan kepramukaan ini berkomentar, makna kemerdekaan adalah hijrah yang harus dipahami sebagai bentuk perlawanan dan perubahan kepada hal-hal yang tidak baik, menuju ke arah yang

Bersama isteri dan anak-anak

Page 51: Mengucapkan - aceh.kemenag.go.id · Foto bersama Kakanwil Kementerian Agama Aceh dengan Bupati Aceh Barat, Ramli MS, di dampingi oleh Panitia Porseni XII tingkat Provinsi Aceh, (29/7/2010)

51Santunan AGUSTUS 2010

Nama : Drs. H. TAUFIQ ABDULLAHTempat/Tgl. Lahir : Banda Aceh, 28 Mei 1964Pangkat/Gol. Ruang : Pembina (IV/a)Jabatan : Kepala Bagian Tata Usaha Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi AcehAlamat Rumah : Jl. Ilie Komplek Villa Asri II Kav. 7 Desa Lamglumpang, Kec. Ulee Kareng Kota Banda AcehRIWAYAT PEKERJAAN1. Kepala Bagian Tata Usaha 2008 … sekarang2. Kepala Sub Bagian Perencanaan 1998 … 20083. Staf pada Bidang Binurais 1996 … 19984. Guru MAN 2 Meulaboh Kab. Aceh Barat 1992 … 1996

RIWAYAT PENDIDIKAN1. Fakultas Tarbiyah IAIN Ar-Raniry 19902. MAN 1 Banda Aceh 19833. MTsN 1 Banda Aceh 19804. MIN Banda Aceh 1976

DIKLAT1. Diklat Manajemen Program Bantuan Luar Negeri (Pusdiklat

Departemen Agama Jakarta Tahun 1997). 2. Diklat Adminstrasi Umum (ADUM), Balai Diklat Teknis Kepegawaian Medan, Tahun 1997. 3. Program Project Development Management (PPDM), Asean Institute Management Manila 2000. 4. Diklat Dasar-Dasar Manejemen Perencanaan, Pusdiklat Departemen Agama Jakarta Tahun 2002.

KELUARGAIsteri: Drh. Hj. Rachmawati M. Idris (43)

Anak: 1. Ade Irma Sapitri (17)2. Awwalul Rizal Syahputra (14)

lebih baik. Beliau menyayangkan nasib

nasionalisme dan patriotisme, terutama di kalangan generasi muda yang akhir-akhir ini menipis, malah cendrung hilang. ”Generasi muda sekarang kehilangan jati diri, kehilangan rasa dan budaya. Rasa nasionalisme semakin terkikis. Kita kahawatir, bagaimana nasib bangsa ini ke depan,” ketus anggota Orari Aceh ini.

Pesan Idul Fitri, “1 Syawal 1431 H/2010 M adalah angka istimewa. Mari, dengan makna Idul Fitri tahun ini, kita ubah diri, kembali ke fitrah. Semoga keluarga besar Kementerian Agama Aceh, ke depan jauh lebih baik dan lebih berjaya.”

Kepala Bagian Tata Usaha Kantor Wilayah, Bapak Drs. H. Taufiq Abdullah beserta keluarga mengucapkan, “Minal ‘aidin Wal Faizin, Taqabbalallahu Minna Wa Minkum, Taqabbal Ya Karim. Mohon Maaf Lahir dan Bathin”. Doa kami, semoga Bapak sehat-sehat selalu dan dapat m e l a k s a n a ka n t u g a s - t u g a s dengan baik. n (juniazi)

B I O DATA

Page 52: Mengucapkan - aceh.kemenag.go.id · Foto bersama Kakanwil Kementerian Agama Aceh dengan Bupati Aceh Barat, Ramli MS, di dampingi oleh Panitia Porseni XII tingkat Provinsi Aceh, (29/7/2010)

52 Santunan SEPTEMBER 2010

Diasuh oleh Zulfathi, Staf Bidang Mapenda Kanwil Kementerian Agama Aceh

Sebuah fitur lama dan klasik tetapi tidak bisa dianggap remeh dalam meningkatkan kecepatan windows yaitu dengan menurunkan resolusi windows. Biasanya

teknisi komputer menyetel propertis tampilan visual pada posisi highest 32 bit, suapaya gambar tampak lebih nyata dan realistis, otomatis opsi ini juga membutuhkan asupan memori lebih dari komputer anda.

Tingkat Resolusi yang Memperlambat Windows XP

Bila anda tidak membutuhkan tayangan gambar setinggi pemakaian aplikasi pengolah gambar atau gambar arsitektur dengan rendering yang tinggi sehingga menghasilkan tampilan yang realistik, maka jangan segan-segan untuk mencoba menurunkan kualitas tampilan anda

menjadi 16 bit. Cobalah merubah fitur warna anda dari 32 bit menjadi 16 bit, selain mempercepat desktop perubahan ini akan memberikan efek tampilan desktop anda.

Berikut cara merubah tampilan 32 bit menjadi 16 bit:Pada layar desktop, klik kanan dan pilih properties (gb.

1), dan pilih pada tab setting, rubah color quality menjadi 16 bit, apply dan OK (gb. 2).

Selanjutnya komputer akan menanyakan apakah anda yakin dengan pilihan ini (mungkin terjadi pada beberapa komputer (gb. 3), komputer akan men-restart secara otomatis apabila anda selesai merubah setingan ini. Klik Yes dan selesai.

Selamat mencoba......

Tips Tambahan:

Memanfaatkan Menu “Send To”Bila anda sedang mengerjakan suatu proyek seperti

makalah atau database nilai siswa misalnya, tentu anda perlu membuka file tersebut setiap akali akan bekerja. Biasanya, kita akan melalui serangkaian proses panjang untuk menemukan file tersebut, katakanlah mengklik Start – My Document – Proyek – Nama file.

Langkah ini bisa disederhanakan dengan membuat “shortcut” file tersebut tampil di Dekstop komputer anda. Caranya, buka folder di mana anda menyimpan file tersebut, klik kanan pada file, pilih menu send to, klik pada Dekstop (Creat Shortcut) (gb. 4). Nah, selanjutnya anda hanya perlu mengklik dua kali saja pada shortcut file proyek anda yang sudah tertera di dekstop komputer, tampa harus mengulang proses yang panjang setiap kali akan bekerja.

Page 53: Mengucapkan - aceh.kemenag.go.id · Foto bersama Kakanwil Kementerian Agama Aceh dengan Bupati Aceh Barat, Ramli MS, di dampingi oleh Panitia Porseni XII tingkat Provinsi Aceh, (29/7/2010)

53Santunan SEPTEMBER 2010

T T S

TTS 007 2010 Santunan Edisi September 2010

Mendatar2. ikatan pada tali atau benang. 4. sikap teguh pendirian dan selalu konsekuen. 6. cairan tidak berwarna yg mudah menguap, mudah terbakar, dipakai dl industri dan pengobatan, merupakan unsur ramuan yg memabukkan dl kebanyakan minuman keras. 8. kekuatan (gaya) tarik bumi. 9. diam beberapa waktu di dl masjid sbg suatu ibadah dng syarat-syarat tertentu (sambil menjauhkan pikiran dr keduniaan untuk mendekatkan diri kpd Tuhan). 11. bagian dari salat (satu kali berdiri, satu kali rukuk, dan dua kali sujud). 14. hitungan; perhitungan; perkiraan (Arabic). 15. puas dan lega, tanpa rasa susah dan kecewa, dsb. 16. Menahan diri (English).

Menurun1. merasa senang (lega, gembira, kenyang, dsb krn sudah terpenuhi hasrat hatinya). 2. tahan menghadapi cobaan (tidak lekas marah, tidak lekas putus asa, tidak lekas patah hati). 3. bebas dr bekerja atau masuk sekolah. 5. dorongan yg timbul pd diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dng tujuan tertentu; 7. bulan ke-9 tahun Hijriah (29 atau 30 hari). 10. bersifat memboroskan; berlebihan; royal: hal berlebih-lebihan yg mengarah pd sifat. 12. pembebasan dari hukuman atau tuntutan;. 13. pergi (datang) untuk menengok (menjumpai dsb.) 15. m a k a n pd dini hari (disunahkan menjelang fajar sebelum subuh) bagi orang-orang yg akan menjalankan ibadah puasa

Pemenang TTS Edisi 05 Juni 20101. Ratna Jumpa, Cot Nuran,Kec.Titeu Keumala. Pidie2. Murdani,AMd., Guru MTsN Kembang Tanjung Kab.

Pidie3. Basyaruddin Ali, Gampong Rambong Kec.Mutiara

Timur Kab. Pidie 24173

Page 54: Mengucapkan - aceh.kemenag.go.id · Foto bersama Kakanwil Kementerian Agama Aceh dengan Bupati Aceh Barat, Ramli MS, di dampingi oleh Panitia Porseni XII tingkat Provinsi Aceh, (29/7/2010)

54 Santunan SEPTEMBER 2010

Santunan – Jakarta. Mantan model senior Indonesia Ratih Sanggarwati mengatakan, persamaan hak antara wanita dan pria dalam rumah tangga bukan seperti matematik, karena untuk mewujudkan keluarga sakinah tak melulu harus menggunakan pendekatan kesamaan derajat tetapi bagaimana menyikapi persoalan yang dihadapi bersama dengan ikhlas.

Ratih menyatakan itu dalam kapasitasnya sebagai anggota Dewan Juri Pemilihan Keluarga Sakinah Teladan Nasional 2010 di Jakarta, Jumat. Hadir dalam kesempatan tersebut Ketua Dewan Juri Prof. H. A. Mubarok dan Ketua Panitia Penyelenggara Pemilihan Keluarga Sakinah Dr. H. Rohadi Abdul Fatah.

Menurut Ratih, peranan isteri dalam kehidupan rumah tangga -- dalam kaitan mewujudkan keluarga sakinah, mawadah dan warohmah -- tak bisa dipersepsikan harus selalu sejajar dengan suami. Terlebih menuntut persamaan hak sebagaimana dalam kehidupan berdemokrasi.

Ada hal-hal tertentu para isteri mengambil peran tanpa harus meminta pertimbangan suami. Misalnya, jika seorang isteri sebagai wanita karir untuk memberikan rasa nyaman dalam kehidupan rumah tangga bisa saja menyisihkan uang untuk membeli sesuatu tanpa minta pertimbangan suami. “Yang penting, ada rasa nyaman. Dijalankan penuh ikhlas,” ia menjelaskan.

Dalam mewujudkan keluarga sakinah, kecukupan materi bukan ukuran. Bisa saja seseorang sukses dalam karir namun gagal dalam membina rumah tangga. Sukses dalam karir dan rumah tangga menjadi salah satu indikator terbentuknya keluarga sakinah, katanya.

Perhelatan Pemilihan Keluarga Sakinah Teladan Nasional 2010 berlangsung 13-19 Agustus. Kegiatan akbar yang diikuti pasangan suami-isteri dari seluruh Indonesia itu dianggap penting karena Indonesia saat ini butuh figur teladan di tengah kehidupan yang

makin berat dan kompleks.Ancaman terhadap keutuhan rumah

tangga akibat penyalahgunaan narkoba, pergaulan bebas, kekerasan ralam rumah tangga termasuk masalah kelasik seperti ekonomi, pendidikan anak maupun orang ketiga dalam perkawinan. Acara ini akan dibuka Dirjen Bimas Islam Prof. Dr. H. Nasaruddin Umar MA, sedangkan penganugrahan pemenang pemilihan sekaligus penutupan pada 17 Agustus 2010 dilakukan Menteri Agama Suryaddharma Ali.

Sebanyak 33 peserta dari seluruh Indonesia, dengan rata-rata sudah 30-50 tahun usia perkawinannya dibangun, telah menempuh perjalanan panjang dengan segudang romantika dan pengalaman dalam mengarungi bahtera rumah tangga. Semua peserta berharap bisa menyandang predikat sebagai yang terbaik bagi daerahnya masing-masing. n(pinmas)

Ratih Sang: Persamaan Wanita-Pria bukan Matematik

Page 55: Mengucapkan - aceh.kemenag.go.id · Foto bersama Kakanwil Kementerian Agama Aceh dengan Bupati Aceh Barat, Ramli MS, di dampingi oleh Panitia Porseni XII tingkat Provinsi Aceh, (29/7/2010)

55Santunan SEPTEMBER 2010

Setiap orang yang sering berjalan di kota itu, sudah pasti pernah melihat sosok

lelaki yang bertelanjang dada dan menyelempangkan kain handuk begitu saja di pinggangnya. Tubuhnya kurus kekar, berambut ikal dan kulitnya berminyak, hitam legam.

Ia selalu mondar-mandir di jalan utama. Terkadang, kalau hujan atau panas terlalu terik, ia berteduh di teras atau emperan rumah penduduk. Di waktu lain, ia duduk di pos Kamling yang ada di jalan itu. Melepas lelah lalu melenting sebatang rokok. Rokok united putih kesukaannya.

Setiap kali aku berangkat ke kantor, setiap kali itu pula, aku berpapasan dengannya. Setiap berpapasan, hati-ku penasaran. Siapa gerangan sosok lelaki paruh baya itu. Pernah aku tanyakan pada seorang teman. Teman itu menjawab, dulu ia lelaki yang cerdas dan berprestasi. Tetapi karena, kecanduan narkoba dan begitu barang haram itu tidak lagi merasuk dalam tubuhnya. Ia menjadi stres dan gila.

Teman lain mengatakan. Ia gila karena patah hati, cintanya ditolak. Memang, kalau perkara cinta, acap membuat orang stres. Teman saya se-permainan saja, Abet namanya, juga karena patah hati, cintanya bertepuk sebelah tangan. Lalu ia frustasi dan menjadi gila.

Karena bagi seseorang, cinta itu, punya kesan tersendiri. Cinta itulah, sebenarnya yang menggerakkan hidup. Cinta pula yang membuat orang berangan-angan dan rela melakukan apa saja. Mungkin cinta lelaki paruh baya itu, pada seorang gadis sudah demikian mendalam dan merasuk, sehingga begitu rasa cintanya tidak kesampaian atau ditolak, ia frustasi dan gila. Memang antara gila dengan normal, sangat tipis batasnya, lebih tipis dari kulit bawang. Hari ini, kita lihat orang masih normal. Besok, ia sudah gila.

Penjelasan orang tetang penyebab kegilaan lelaki itu, tidak sepenuhnya

Lelaki Gila Di Jalan yang LurusOleh Sadri Ondang Jaya

saya percayai. Dan sebutan gila itu, agaknya, tidaklah pantas ditujukan kepadanya. Sebab, secara akal sehat, apa hubungan gila karena madat narkoba atau patah hati, putus cinta kemudian stres dan gila dengan pe-kerjaannya yang selalu mengitari jalan? Kalau memang gila karena patah hati dan lain sebagainya, mengapa ia tidak berdiam saja di rumah?

Nah, untuk membunuh rasa pe-nasaran, saat musim hujan yang lalu, saya melihat sosok laki-laki itu sedang berteduh di sebuah teras rumah penduduk yang sudah kosong, ditinggalkan penghuninya. Di sam-ping ingin berteduh juga, saya ingin bercakap-cakap dengan lelaki jalanan itu, untuk mencari informasi.

“Bang, siapakah abang sebenarnya? Setiap hari, saya lihat Abang selalu mondar-mandir di jalanan ini,” tanyaku membuka pembicaraan.

Lelaki itu, diam. Ia menonggak-kan kepalanya. Sepertinya, ia sedang berpikir keras. Sebab, ia tidak menyangka akan mendapat pertanyaan demikian dariku. Lantas dia berkata, “Dari mana Kamu?“ tanyanya kepadaku tidak acuh dengan bahasa agak kasar.

Kaget juga aku disapa seperti itu. Kuhampiri dia. Lantas dia me-lanjutkan omongannya. “Apakah yang aku lakukan ini aneh, sehingga kau bertanya siapa aku? Bukankah aku manusia juga seperti engkau, yang memiliki ekspresi?” Ia balik bertanya.

“Bukan begitu, Bang. Setiap hari, sepanjang Minggu, bulan dan tahun, Abang selalu terlihat berjalan kaki menempuh jalan ini? Apa Abang tidak merasa lelah,” aku menjelaskan.

“Aku punya eksperesi. Kuulangi, aku punya eksperesi hidup. Aku pun ingin mengwujudkan eksperesiku,“ ujar Abang itu, tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Aku menatapnya lurus-lurus. Saat itu, aku sepertinya sedang mengha-dapi sosok manusia yang menyimpan sesuatu. Penuh misteri.

“Karena engkau sudah bertanya, baiklah saya ungkapkan,“ lanjutnya. “Aku sedang mencari jalan yang lurus dan ingin mengeksperesikan jalan yang lurus itu dalam diriku. Sejak kecil aku mencari hakikat jalan yang lurus yang telah diajarkan ustadzku. Aku selalu menyimpan rindu tak tertahan. Dari waktu ke waktu, bulan berganti bulan, dan tahun pun menyusul, yang kuharap hanya jalan yang lurus itu. Akan tetapi sampai sekarang aku belum menemuinya.

Malah, ketika saya mulai bekerja sebagai kepala bidang di sebuah kantor dinas dulu, keinginan mendapatkan jalan yang lurus selalu mengebu-gebu dalam hatiku. Tapi sayang, pencarianku pada jalan yang lurus, tidak juga kesampaian.

Bahkan, anehnya, banyak rekan-rekan kerja saya, terutama pejabat-pejabat yang berkantor sepanjang jalan ini, tak terkecuali bos saya, bukannya menyuruh agar saya terus mencari jalan yang lurus. Melainkan, mereka menganjurkan ke jalan yang bengkok. Tak tanggung-tanggung, untuk ke jalan yang bengkok itu, mereka menyuruhku, makan pasir, makan batu, semen, dan makan aspal. Atau memakan apa saja yang dekat denganku.

Sehingga, aku mengambil kesimpu-lan, di kantor-kantor, dan di rumah-rumah, sudah tidak kutemukan lagi jalan yang lurus. Karena itu, saya keluar dari pegawai dan tidak mau lagi masuk ke rumah dan kantor-kantor.

Makanya, saya lari dan mengem-bara. Menjadi musafir di jalanan ini. Tujuannya, untuk mendapatkan jalan yang lurus. Kerinduanku pada jalan yang lurus, seperti rindunya sepasang pengantin dalam menanti pertemuan di kamar pelaminan. Tiadakah kau merasakan, betapa indah dan agungnya makna jalan yang lurus itu.” Ungkap lelaki setengah baya itu panjang lebar.

“Bukankah jalan yang selalu Abang tempuh ini, jalannya berkelok-kelok, bengkok. Apa yang Abang maksudkan dengan jalan yang lurus?” tanyaku tak mengerti.

“Ah, bodoh amat kamu. Jalan yang lurus yang saya maksudkan adalah jalan yang lurus seperti disampaikan Allah Swt. dalam surat

Page 56: Mengucapkan - aceh.kemenag.go.id · Foto bersama Kakanwil Kementerian Agama Aceh dengan Bupati Aceh Barat, Ramli MS, di dampingi oleh Panitia Porseni XII tingkat Provinsi Aceh, (29/7/2010)

56 Santunan SEPTEMBER 2010

al-Fatihah, shiraathallaziina an’amta ‘alaihim ghairil maghdhuubi ’alaihim waladhdhaaallii’. “(Yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.”

Aku tertegun mendengar jawaban-nya. Aku belum pernah mendengar ucapan religius se-idealis itu. Misteri apa dari keajaiban alam semesta yang telah ia temukan? Betapa kata-katanya pekat dengan falsafah kejujuran dan kebenaran, apalagi di zaman materialistis sekarang. Ah, siapa-kah sebenarnya lelaki yang ada di hadapanku ini? Ia pasti tidak gila? Dan bukan orang sembarangan. Batinku seraya menatap lurus-lurus wajahnya.

“Bang,” kataku kemudian. “Jujur sajalah, apa betul abang gila benaran atau bohongan, atau bagaimana? Soalnya, dari omongan Abang, saya tidak yakin Abang itu gila,” cecarku.

“Ah, kamu lihat sendiri, aku gila nggak? Lelaki itu melotot.

“Abang sebetulnya waras.”“Nah, akhirnya kau tahu sendiri!”“Tapi, mengapa abang senang

amburadul seperti ini?” tanyaku lagi.“Begini lebih enak. Nggak pusing

mikirin dunia yang berbelit ini. Dengan menggila, saya bisa temukan jalan yang lurus!” jawab lelaki itu seenaknya.

Aku terheran-heran mendengar prinsip hidupnya yang lain dari yang lain. “Abang sebenarnya tidak gila. Tapi benar-benar gila dengan prinsip hidup Abang yang nyeleneh itu,” sergahku.

“Ah, namanya juga hidup di zaman gila. Cari jalan yang lurus, harus gila.” Lelaki itu tertawa sambil mengepul-ngepul asap rokoknya. Aku geleng-geleng kepala. “Begini Bang, untuk mencari jalan lurus, seperti yang dimaksudkan, abang mestinya shalat, puasa dan berbuat yang baik. Tidak nyeleneh seperti ini,”

“Ha... ha… Berapa banyak orang yang shalat dan puasa. Tapi mereka lebih gila dari saya. Coba lihat di antara kita banyak yang sudah menunaikan ibadah haji. Tapi lihat pekerjaan mereka. Apa sesuai dengan gelar haji yang disandangnya. Mendingan begini.”

“Ya, tetapi Abang telah dicap orang gila. Apa Abang tak malu,” kataku.

“Ah, namanya juga usaha. Terserah

apa kata orang. Gila atau waras, sekarang sama saja. Orang yang di-perbolehkan meninggalkan shalat, di antaranya, adalah orang gila. Nah, orang yang tidak mau menunaikan shalat termausk gila dong.” tambah Abang itu enteng.

Mendengar itu, aku terperanjat. Tetapi karena hujan sudah reda dan jarum jam pun sudah menunjukkan pukul sembilan, lagi pula aku harus ikut rapat di kantor. Aku pun berdiri, kusodorkan uang dua puluh ribu padanya. Lelaki itu menyergapnya dengan gesit. Tanpa pamit. Aku pun pergi.

Di tengah jalan, prinsip hidup lelaki itu terngiang-ngiang di telingaku. Rupanya dia berjalan-jalan dari timur ke barat atau sebaliknya dan menjadi

gila karena dia kecewa dengan perilaku orng-orang di sekeliling, perilaku pejabat, orang kantoran yang tidak mau mencari jalan yang lurus. Sebab, jalan yang lurus diyakininya, bisa mengantarkan menuju tempat peristirahatan terakhir. Jalan yang lurus yang bisa menyelamatkannya di tepian jurang azab kiamat.

Esok harinya, ketika akan menem-puh jalan itu menuju ke kantor, aku tidak menemukan lagi sosok lelaki itu. Keesokan hari berikutnya, kutanya pada setiap orang yang kutemui di jalanan. Tak satu pun menjawab pasti, di mana lelaki itu berada.

Lusanya, aku mendengar kabar dari temanku sekantor bahwa lelaki yang sering mengitari jalanan, kecelakaan, jatuh tertabrak. Dia mengalami luka lecet, terseret. Pipi dan jidatnya dijahit. Siku dan lututnya terkilir.

Namun aneh, apabila banyak pelayat yang mengunjunginya, ia kesurupan, nyerocos aneh. Sekarang, ia bersama keluarganya.

Mula-mula aku tidak mempercayai berita itu. Segera aku mendatangi rumahnya. Ternyata benar, dari kete-rangan orang yang melayat. Lelaki itu ditabrak mercedes, mobil milik orang berpunya. Setelah bercakap-cakap dan berbasa-basi sedikit dengan orangtuanya dan pelayat lain, akupun pamit. Tetapi saat aku mau beranjak, lelaki itu memanggil namaku dan mengajakku supaya mendekat. Aku pun menghampirinya.

“Kamu kawanku yang bercakap-cakap kemarin, ya?” tanyanya seperti menghardik dengan mata melotot kepadaku. “Betul, Bang.” Jawabku.

“Nah, coba lihat, pelayat yang ada di sini, dan orang di kampung ini, banyak mencari jalan yang bengkok. Untuk mendapatkan jalan yang bengkok, mereka pura-pura waras. Padahal sesungguhnya, ia telah gila. Gila jabatan, gila kursi, gila harta, gila isteri baru, dan gila segala-galanya. Kalau semua itu, sudah didapatkan, bergelimanglah mereka di jalanan yang bengkok itu, tanpa memikirkan mati. Padahal mati itu sangat dekat antara azan dan iqamat. Hari ini hidup, sehat bugar. esok hari sudah mati.”

”He…ingat, zaman sekarang. Ada orang gila tapi masih waras. Sebaliknya, banyak orang waras tapi gila atau pura-pura mewaraskan diri. Sehingga Allah menyindir, … “Mereka mempunyai hati, tetapi tidak mau mempergunakan untuk memahami dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga tetapi tidak dipergunakan untuk mendengar. Mereka itu bagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai. Termasuk kamu…!!” Kata lelaki itu sambil membalikkan badannya sembari tertawa terbahak-bahak.

Aku dan seluruh orang yang hadir, terheran-heran dan geleng-geleng kepala. “Ah, gila. Memang gila,” ucap kami hampir serentak. n

Penulis adalah guru madrasah di Kabupaten Aceh Singkil

Page 57: Mengucapkan - aceh.kemenag.go.id · Foto bersama Kakanwil Kementerian Agama Aceh dengan Bupati Aceh Barat, Ramli MS, di dampingi oleh Panitia Porseni XII tingkat Provinsi Aceh, (29/7/2010)

57Santunan SEPTEMBER 2010

Sumur tua peninggalan Syaikh Abbas ibn Muhammad. Beliau juga pemimpin perang yang juga menulis dua buah kitab

mengenai seluk beluk perang sabil, yaitu Maw‘idhatul Ikhwan (tahun 1886) dan Tazkiratur Rakidin (tahun 1889).

Masjid ini berada di lokasi Dayah Babussalam, sebuah lembaga pendidikan Islam tradisional Aceh yang dipimpin oleh Teungku Chik Kuta Karang sendiri. Dayah Ulee Susu didirikan pada zaman pemerintahan Sultan Alaiddin Ibrahim Mansur Syah (1273-1286 H/ 1857-1870 M). Sebelum perang kolonial Belanda di Aceh, dayah ini telah mencapai kemajuan yang pesat. Santrinya datang dari berbagai daerah di Aceh. Selain memimpin dayah, Teungku Chik Kuta Karang juga menjadi Qadi Malikul ‘Adil di zaman Sultan ‘Alaiddin Mansur Syah. (A. Hasjmy, 1978: 62).

Masjid ini pernah direnovasi pada tahun 1997, atapnya telah diganti dengan bahan seng. Sayang masjid ini tidak terawat,

padahal ini saksi sejarah kegemilangan Aceh. Karya Teungku Chik Kuta Karang antara lain Kitab ar-Rahmah yang berisi ilmu

kedokteran dan obat-obatan. Siraj az-Zulam fi ma‘rifat Sa‘adi wa an-Nahas tentang ilmu hisab dan perbintangan. Kitab ‘Ilmu Falak wal

Mikat yang membahas tentang ilmu astronomi. Taj al-Mulk yang membahas tentang astronomi dan pertanian.

Masjid ini terletak di Desa Ulee Susu I, Kemukiman Kuta Karang, Kec. Darul Imarah, Kab. Aceh Besar. Didirikan pada tahun 1860 oleh Teungku Chik Kuta Karang (Syaikh Abbas ibn Muhammad).

Bagian dari kubah masjid yang telah melapuk, ironis memang!

Rubrik ini diangkat berdasarkan buku Masjid Bersejarah di Nanggroe Aceh, diterbitkan oleh Bidang Penamas Kantor Wilayah Kementerian Agama Aceh, 2009.

MASJID TEUNGKU CHIK KUTA KARANG

Page 58: Mengucapkan - aceh.kemenag.go.id · Foto bersama Kakanwil Kementerian Agama Aceh dengan Bupati Aceh Barat, Ramli MS, di dampingi oleh Panitia Porseni XII tingkat Provinsi Aceh, (29/7/2010)

58 Santunan SEPTEMBER 2010

Pertemuan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh, Drs. H. A. Rahman TB, Lt. dengan Bupati Aceh Barat, Drs. Ramli MS, perihal kesiapan Kabupaten Aceh Barat

sebagai tuan rumah penyelenggaraan Porseni XII 2010 (29 Juli 2010).

Landscap Gedung Baru Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh dalam proses pembangunan (foto diambil 18 Agustus 2010)

Menteri Agama Suryadharma Ali menyerahkan piagam penghargaan Karya Satya kepada para pegawai Kemenag yang telah mengabdi selama 10 s.d. 30 Tahun. Pemberian dilaksanakan

usai upacara Peringatan Hari Kemerdekaan RI ke 65, di halaman Kemenag (17 Agustus 2010).

Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh, Drs. H. A. Rahman TB, Lt. menjadi dirigen Lagu Indonesia Raya pada acara pembukaan Diklat Prajabatan XVII-XXI di Aula Arafah Asrama Haji Embarkasi Banda Aceh (16 Agustus 2010).

Menteri Agama Suryadharma Ali memimpin sidang istbat penetapan awal Ramadhan 1431H di operation room Kemenag, didampingi Ketua MUI KH.Maruf Amin, Sekjen Kemenag Bahrul Hayat dan Dirjen Bimas Islam Nasaruddin Umar (10 Agustus 2010).

Menteri Agama Suryadharma Ali dan Hj.Indah Suryadharma didampingi Dirjen Bimas Islam Nasaruddin Umar dan Istri bersama Keluarga Sakinah teladan dan KUA teladan tingkat nasional 2010 di Hotel Grand Cempaka Jakarta (17 Agustus 2010).

Page 59: Mengucapkan - aceh.kemenag.go.id · Foto bersama Kakanwil Kementerian Agama Aceh dengan Bupati Aceh Barat, Ramli MS, di dampingi oleh Panitia Porseni XII tingkat Provinsi Aceh, (29/7/2010)

Memperingati

5 Tahun Aceh Damai15 Agustus 2005 – 15 Agustus 2010

“Aceh Damai, Aceh Makmur Dalam NKRI”

Iklan Layanan Masyarakat Ini DiPersembahkan Oleh Panitia Peringatan Lima Tahun Aceh Damai dan Majalah Santunan

Keluarga Besar Bidang Pendidikan Keagamaan dan Pondok PesantrenKantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh

Mengucapkan:Selamat Idul Fitri 1431 H/2010 M

Minal ‘aidin Wal Faizin, Taqabbalallahu Minna Wa MinkumMohon Maaf Lahir dan Bathin

“Mari Kita Ubah Diri, Kembali Ke Fitrah”Kepala Bidang

Ttd.Drs. Saifuddin AR.

Keluarga Besar Bidang Urusan Agama IslamKantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh

Mengucapkan:Selamat Idul Fitri 1431 H/2010 M

Minal ‘aidin Wal Faizin, Taqabbalallahu Minna Wa MinkumMohon Maaf Lahir dan Bathin

“Mari Kita Ubah Diri, Kembali Ke Fitrah”Kepala Bidang

Ttd.Drs. H. Ibnu Sa’dan, M.Pd.

Page 60: Mengucapkan - aceh.kemenag.go.id · Foto bersama Kakanwil Kementerian Agama Aceh dengan Bupati Aceh Barat, Ramli MS, di dampingi oleh Panitia Porseni XII tingkat Provinsi Aceh, (29/7/2010)