mengkaji konsep kalender islam internasional gagasan

26
21 Mengkaji Konsep Kalender Islam Internasional Gagasan Mohammad Ilyas Siti Tatmainul Qulub UIN Sunan Ampel Surabaya | [email protected] Abstrak Bagi umat Islam, kebutuhan akan sebuah kalender yang universal merupakan hal yang mendesak karena banyak kegiatan ibadah umat Islam terkait dengan waktu. Namun hingga saat ini Kalender Islam yang satu dan berlaku universal belum terwujud. Saat ini umat Islam di dunia masih menggunakan kalender lokal atau regional yang berlaku di wilayah atau negara masing-masing.Salah seorang peneliti yang konsen terhadap masalah Kalender Islam adalah Mohammad Ilyas. Ia adalah seorang astronom Muslim dari Malaysia yang memperkenalkan konsep Garis Tanggal Qamariyah Internasional (International Lunar Date Line). Di samping konsep yang digagas oleh Moh. Ilyas, sebenarnya masih ada beberapa konsep Kalender Islam Internasional yang telah digagas oleh ilmuwan lain. Namun hingga saat ini Kalender Islam yang berlaku Universal masih belum terwujud. Tulisan ini mengkaji tentang konsep Kalender Islam Internasional yang digagas Moh. Ilyas dan pengaruhnya terhadap penyelesaian perbedaan kalender Islam. Dari hasil kajian, ditemukan bahwa konsep Garis Tanggal Qamariyah Internasional yang ditawarkan Moh. Ilyas menyisakan masalah tentang mathla’ (karena garis tanggal selalu berubah-ubah tergantung konfigurasi Bulan dan Matahari), dan agak sulit diterapkan karena umat Islam menggunakan double standart yakni Kalender Masehi dan Hijriyah. Konsep kalender Moh. Ilyas memang belum bisa menyelesaikan masalah perbedaan Kalender Hijriyah, namun ia memberikan pengaruh terhadap terbentuknya kriteria visibilitas hilal dan model kalender Islam, yaitu kalender zonal dan kalender universal sebagai upaya penyatuan kalender Islam. Kata kunci: Moh. Ilyas, Kalender Islam Internasional, Perbedaan Pendahuluan Dalam kehidupan, umat manusia membutuhkan kalender sebagai sistem penjejak, pengatur dan pembagi waktu. Terutama bagi umat Islam, kebutuhan akan sebuah kalender yang universal merupakan hal yang mendesak karena banyak kegiatan ibadah umat Islam terkait dengan waktu, seperti puasa Ramadhan, Idul Fitri, Idul Adha, dan sebagainya. Umat Islam di seluruh dunia pada bulan-bulan tersebut mengalami ketidakpastian tentang kapan mereka harus memulai puasa dan hari raya.Ketika usia peradaban Islam hampir menyentuh angka 1,5 milenium, peradaban ini masih belum memiliki kalender Islam pemersatu. Padahal setiap peradaban besar yang lahir ke dalam panggung sejarah pasti memiliki suatu sistem penanggalan sesuai dengan

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Mengkaji Konsep Kalender Islam Internasional Gagasan

21

Mengkaji Konsep Kalender Islam InternasionalGagasan Mohammad Ilyas

Siti Tatmainul QulubUIN Sunan Ampel Surabaya | [email protected]

AbstrakBagi umat Islam, kebutuhan akan sebuah kalender yang universal

merupakan hal yang mendesak karena banyak kegiatan ibadah umat Islamterkait dengan waktu. Namun hingga saat ini Kalender Islam yang satu danberlaku universal belum terwujud. Saat ini umat Islam di dunia masihmenggunakan kalender lokal atau regional yang berlaku di wilayah ataunegara masing-masing.Salah seorang peneliti yang konsen terhadap masalahKalender Islam adalah Mohammad Ilyas. Ia adalah seorang astronomMuslim dari Malaysia yang memperkenalkan konsep Garis TanggalQamariyah Internasional (International Lunar Date Line). Di sampingkonsep yang digagas oleh Moh. Ilyas, sebenarnya masih ada beberapakonsep Kalender Islam Internasional yang telah digagas oleh ilmuwan lain.Namun hingga saat ini Kalender Islam yang berlaku Universal masih belumterwujud. Tulisan ini mengkaji tentang konsep Kalender Islam Internasionalyang digagas Moh. Ilyas dan pengaruhnya terhadap penyelesaian perbedaankalender Islam. Dari hasil kajian, ditemukan bahwa konsep Garis TanggalQamariyah Internasional yang ditawarkan Moh. Ilyas menyisakan masalahtentang mathla’ (karena garis tanggal selalu berubah-ubah tergantungkonfigurasi Bulan dan Matahari), dan agak sulit diterapkan karena umatIslam menggunakan double standart yakni Kalender Masehi dan Hijriyah.Konsep kalender Moh. Ilyas memang belum bisa menyelesaikan masalahperbedaan Kalender Hijriyah, namun ia memberikan pengaruh terhadapterbentuknya kriteria visibilitas hilal dan model kalender Islam, yaitukalender zonal dan kalender universal sebagai upaya penyatuan kalenderIslam.Kata kunci: Moh. Ilyas, Kalender Islam Internasional, Perbedaan

PendahuluanDalam kehidupan, umat

manusia membutuhkan kalendersebagai sistem penjejak, pengaturdan pembagi waktu. Terutama bagiumat Islam, kebutuhan akan sebuahkalender yang universal merupakanhal yang mendesak karena banyakkegiatan ibadah umat Islam terkaitdengan waktu, seperti puasaRamadhan, Idul Fitri, Idul Adha, dansebagainya. Umat Islam di seluruh

dunia pada bulan-bulan tersebutmengalami ketidakpastian tentangkapan mereka harus memulai puasadan hari raya.Ketika usia peradabanIslam hampir menyentuh angka 1,5milenium, peradaban ini masihbelum memiliki kalender Islampemersatu. Padahal setiap peradabanbesar yang lahir ke dalam panggungsejarah pasti memiliki suatu sistempenanggalan sesuai dengan

Page 2: Mengkaji Konsep Kalender Islam Internasional Gagasan

22

pandangan hidup dan nilai yangdikembangkan oleh peradaban itu.1

Saat ini dikenal tiga sistemkalender atau penanggalan yangdidasarkan pada waktu edar benda-benda langit. Pertama,KalenderMasehi yaitu penanggalan yangdidasarkan pada peredaran bumimengelilingi matahari atau dikenaldengan sistem Syamsiyah (SolarSystem).Kedua, Kalender Hijriyahyaitu penanggalan yang didasarkanpada peredaran bulan menglilingibumi yang disebut juga dengansistem Qamariyah (Lunar System).Dan ketiga, lunisolar calendar yangmerupakan gabunganataskeduasistem di atas.

Dalam agama Islam digunakandua sistem kalender untukkepentingan pelaksanaan ibadahyaitu Kalender Masehi dan Hijriyah.Beberapa aspek rukun Islam terkaiterat dengan kedua sistem tersebut.Misalnya ibadah shalat yangmenggunakan sistem peredaranMatahari, dan ibadah puasa serta hajiyang menggunakan sistem peredaranbulan.

Kalender Masehi atauSyamsiyah telah menjadi satukalender tetap yang berlakuInternasional. Namun untukKalender Hijriyah (Qamariyah atauIslam) sampai saat ini belum menjadisatu kalender yang tetap dan berlakuuniversal. Umat Islam di dunia saatini masih menggunakan kalenderlokal atau regional yang berlaku diwilayah atau negara masing-masing,seperti Kalender Islam Saudi Arabia,India, Inggris, Amerika, Libya,Indonesia, Iran, dan sebagainya.

1 Syamsul Anwar, Makalah“Kalender Hijriah Global, PenyatuanJatuhnya Hari Arafah”, 1.

Oleh karena itu, sebuah KalenderHijriyah yang berlaku universalsangat diperlukan. Dengan adanyasebuah Kalender Islam yang seragamdan berlaku universal dapat menjadilambang persatuan umat Islamkarena ada kesatuan waktu dalammelaksanakan ibadah. Di sampingitu,

Dalam membentuk sebuahKalender Islam yang Universal,diperlukan sebuah penetapan awalbulan Hijriyah yang seragam pulakarena pembuatan sebuah kalendersangat terkait dengan penetapantanggal satu setiap bulannya. Bilatanggal satu setiap bulan sudah dapatditetapkan dengan serempak, akansangat mudah membuat sebuahKalender. Berbagai usaha telahdilakukan baik melalui penelitianmaupun pertemuan untukmembentuk sebuah Kalender IslamInternasional. Namun sampai saat inibelum ada satu titik temu karenabanyak metode dan kriteria yangdigunakan untuk menetapkan tanggalsatu dalam bulan Qamariyah.Dengan demikian, perlu kesepakatanmetode dan kriteria yang akandijadikan sebagai acuan bersamaumat Islam seluruh dunia. Bilaperbedaan ini terus dibiarkan, makaakan menjadi masalah akut yangmemecah persatuan umat Islam,bahkan dapat berimbas pula ke aspekpolitis, ekonomis dan sosiologis.

Dalam konsep Kalender IslamInternasional, Mohammad Ilyas,seorang astronom Muslim dariMalaysia dikenal sebagai seorangpeneliti yang konsen terhadapmasalah ini dan pertama kalimenggagas penyatuan kalenderIslam. Melalui penelitiannya selamabertahun-tahun, Ilyas

Page 3: Mengkaji Konsep Kalender Islam Internasional Gagasan

23

memperkenalkan konsep GarisTanggal Kamariah Antar Bangsa(International Lunar Date Line).Garis tersebut dihubungkan antarwilayah guna mendapatkankeseragaman hilal. Mohammad Ilyasmembagi bumi menjadi tiga zonakalender, yaitu zona barat, tengahdan timur. Dengan pembagian bumimenjadi 3 zona tersebut, kemudianmuncul istilah kalender zonal dankalender universal.

Kalender zonal merupakankalender yang membagi-bagi bumimenjadi zona-zona kalender, adadua, tiga dan empat zona kalender dimana pada masing-masing zonaberlaku tanggal sendiri yangmungkin sesuai atau tidak sesuaidengan tanggal pada zona lain.Sedangkan kalender universal(unifikasi) menghendaki prinsip satuhari satu tanggal dan satu tanggalsatu hari di seluruh dunia.

Beberapa kalender yangmerupakan kalender zonal adalahkalender Ilyas, kalender usulanQasum, kalender Hijriyah Universalyang dibuat oleh MuhammadSyaukat ‘Audah. Sedangkankalender Jamaluddin Abdur Raziqyang disebut dengan kalenderunifikasi termasuk kalenderuniversal. Kalender-kalender tersebutmuncul setelah usulan penyatuankalender Islam oleh MohammadIlyas. Namun, tidak semua setuju danmenerima konsep yang ditawarkanIlyas. Ketidaksetujuan itudiwujudkan dengan membentukkonsep kalender sendiri denganmenambah dan mengurangi darikonsep Moh. Ilyas. Akhirnya munculbanyak konsep Kalender IslamUniversal.

Walaupun banyak konsepkalender Islam Universal yang ada,salah satunya konsep kalender IslamUniversal Moh. Ilyas, namun sampaisaat ini Kalender Islam Universalyang dijadikan pedoman untukseluruh umat Islam di dunia belumjuga terwujud. Perbedaan KalenderHijriyah juga terus berlanjut.Berangkat dari hal ini, penulistertarik untuk mengkaji tentangkonsep Kalender Islam Internasionalyang digagas Mohammad Ilyas yangmerupakan pelopor dalamperumusan Kalender IslamInternasional, dan sejauh manakonsep Kalender Mohammad Ilyastersebut mempengaruhi penyelesaianperbedaan Kalender Hijriyah.

Kalender IslamKalender adalah sebuah sistem

pengorganisasian waktu untukpenghitungan waktu selamaperiodetertentu.Secara konvensi, hariadalah unitkalenderterkecil,sementara untukpengukuran bagian darisebuah haridigunakan sistem penghitunganwaktu(jam, menit, dan detik).Beberapa sistemkalendermengacupada suatu siklusastronomi yang mengikutiaturanyang tetap, tetapi beberapa sistemkalender adayang mengacu padasebuah aturan yang abstrak danhanyamengikuti sebuah siklus yangberulang tanpamemilikiarti secaraastronomis. Ada kalenderyangdikodeberdasarkan hukumtertulis, tapi ada jugayangdisampaikanmelalui pesan-pesan moral.

Agama Islam mengatur denganjelas tentang perhitungan danpengorganisasian waktu umat

Page 4: Mengkaji Konsep Kalender Islam Internasional Gagasan

24

manusia. Sebagaimana yangdijelaskan dalam kitab suci al-Qur’ansurat al-Taubah ayat 36-37 tentangperhitungan kalender Islam yangartinya: “Sesungguhnya bilanganbulan pada sisi Allah adalah duabelas bulan, dalam ketetepan Allahdi waktu Dia menciptakan langit danbumi, di antaranya empat bulanharam. Itulah (ketetapan) agamayang lurus.”

Secara umum terdapat tigasistem kalender dilihat dari acuannyapada siklus benda langit. Pertama,adalah sistem kalender Masehi(Syamsiyyah) atau solar calendar,yaitu sistemkalender yangpenghitungannya berdasarkanpadaperjalananbumi saat melakukanrevolusi mengorbitpada matahari.Kedua,kalender Hijriyah(Qamariyah) atau lunar calendaryang berdasarkan pada perjalananbulan selamamengorbit (ber-revolusiterhadap) bumi.Ketiga, lunisolarcalendar yang merupakan gabunganataskeduasistem di atas. Kalenderlunisolar memilikiurutan bulan yangmengacu pada siklus fase bulan,namun pada setiap berbagai tahuntertentu ada sebuahsisipan(intercalacy month) diberikan agarkalenderini tetap sinkron dengankalender musim (solar calendar),seperti Kalender Yahudi, China, danKalender Arab pra-Islam.1

Istilah kalender bisa disebutjuga dengan târîkh, taqwîm,almanak,dan penanggalan. Istilah-istilahtersebutpada prinsipnya memilikimakna yang sama.2 Adapun

1 Tono Saksono, MengkompromikanRukyat & Hisab(Jakarta: P.T. AmythasPublicita, 2007), 47.

2 Departemen Pendidikan danKebudayaan, Kamus Besar Bahasa

Kalender Islam adalah murni lunarkalenderyang mengikuti siklus fasebulan tanpa ada keterkaitandengantahun tropis. Kalender ini terdiridaridua belas bulan Qamariyah, awalbulannya ditandai denganpenampakan hilal (visibilitas hilal)setelah matahariterbenam(Maghrib).Kalender ini mulai digunakanpadamasa Khalifah ‘Umar bin Khattabdengan mendasarkan pada hijrahNabi SAW dari Mekah keMadinah.

Kalender Hijriyah mengikutipergerakan bulan sinodik(synodicmonth) yang memiliki 12 x 29,53hari, sehingga satu tahun kalenderHijriyah hanya memiliki354,36707hari. Dengan demikian, kalenderIslamsecarakonsisten lebih pendeksekitar 11,256 haridarikalenderSyamsiyah yangmemiliki hari 365,25 hari dalam satutahun.

Dalam mendefinisikan satuhari, semua sistem kalendersepakatbahwa satu hari adalahperjalananbumi berotasi padasumbunya satu kali putaran, yangmengakibatkan efek gerak semumataharimengelilingi bumi yaituselama 24 jam. Yang membedakandiantara kalender-kalender tersebutyaitupendefinisiandimulainya sebuahhari. Dalam Kalender Masehi,awalhari didefinisikan pada tengahmalam(pukul 24:00 atau 00:00),sedangkan dalam Kalender Islam,awalhari dimulai pada saat matahariterbenam di ufukbarat.

Sebab Perbedaan Kalender IslamPerbedaan Kalender Hijriyah

hampir menjadi tradisi karena

Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2008),380 dan 904.

Page 5: Mengkaji Konsep Kalender Islam Internasional Gagasan

25

hampir setiap tahun terjadi terutamadi Indonesia. Penyelesaian dalampenentuan Kalender Hijriyah inisemakin pelik. Hal ini sebenarnyatelah disadari oleh banyak ahli hisabdan ru'yat di Indonesia. Dariberbagai penelitian disebutkanbahwa masalah yang menyebabkanKalender Hijriyah belum bisa bersatuadalah belum seragamnya acuanyang dipakai dan belum adanyakriteria baku bagi visibilitas hilalyang dapat diikuti semua ahli hisab.Dalam masalah tersebut, dua halkunci yakni visibilitas hilal dan garistanggal Qamariyah akan dipaparkansebagai berikut:

a. Visibilitas HilalAwal bulan dalam kalender

Hijriyah ditandai berdasarkanpenampakan hilal (bulan sabitpertama setelah konjungsi yangdapat dilihat dengan mata telanjang)sesaat sesudah matahari terbenam.Alasan utama digunakannyapenampakan hilal karena kemudahandalam menentukan awal bulan dandalam mengenali tanggal dariperubahan bentuk (fase) bulan. Iniberbeda dari kalender syamsiah(kalender matahari) yangmenekankan pada keajegan(konsistensi) terhadap perubahanmusim, tanpa memperhatikan tandaperubahan hariannya.Dengandemikian, satu bulan dalampenanggalan Hijriyah dimulai daripenampakan hilal sampaipenampakan hilal berikutnya.

Bisa tidaknya hilal teramatibergantung pada waktu dan tempat.Kebergantungan terhadap waktuterkait dengan waktu terbenamnyamatahari dan hilal serta usia hilalsendiri, yakni selang waktu

penampakan hilal dari saatkonjungsi; sedangkankebergantungan terhadap tempat eratkaitannya dengan posisi geografispengamat di muka bumi. Sebenarnyamasih ada faktor lain yang turutmempengaruhi penampakan hilal,yaitu kecerlangan langit senja danrefraksi angkasa.

Cahaya hilal sangat lemah biladibandingkan dengan cahayamatahari maupun cahaya senja,sehingga sangat sulit untuk bisamengamati hilal yang masih berusiasangat muda. Semakin muda usiabulan semakin dekat ia denganmatahari, sebaliknya makin tua usiabulan, ia makin menjauhi matahari.Pada saat konjungsi, bulan danmatahari berada di bujur ekliptikayang sama. Setelah lewat konjungsi,keduanya pun berangsur-angsurmenjauh.

Pada hilal yang sangat muda,beda azimut antara bulan danmatahari amat kecil (akibatnya jaraksudut antara keduanya pun kecil)demikian pula dengan luas hilal yangmemantulkan sinar matahari. Karenadekatnya jarak-sudut bulan-matahariini, hilal akan terbenam beberapasaat setelah matahari terbenam dandengan tipisnya sabit hilal yangmemantulkan sinar matahari berartidiperlukan latar yang gelap untukbisa mengamati penampakan hilal.

Dengan demikian, pengamatanhilal (rukyatul hilal) merupakan halyang sangat sulit, sebab meskipunhilal berada di atas ufuk saatmatahari terbenam ia belum tentubisa diamati. Hal ini karena cahayahilal yang amat lemah itu kalahdengan cahaya senja. Agar matamanusia dapat mengamati hilaldengan baik diperlukan kondisi

Page 6: Mengkaji Konsep Kalender Islam Internasional Gagasan

26

langit yang gelap. Namun,semakinmuda usia hilal semakin dekatkedudukannya dengan matahari,sehingga tidak ada cukup waktuuntuk menunggu senja meredup agarhilal bisa teramati. Dengan kata lain,hilal sudah terbenam saat langitmasih cukup terang. Sebenarnyadengan makin meningkatnya usiahilal, kesulitan tersebut dengansendirinya akan teratasi karena padasaat itu beda azimut bulan-mataharisudah membesar sehingga pengamatpunya cukup waktu untukmenyaksikan hilal di atas ufuksetelah matahari terbenam maupunmenunggu redupnya senja.

Di samping itu, angkasa bumipenuh dengan partikular-partikularberbagai ukuran. Debu-debu danmolekul uap air yang ada di angkasadapat juga mempengaruhipenampakan hilal. Debu-debu danmolekul uap air di dekat horisondapat membiaskan cahaya hilal,mengurangi cahaya sampai dengan40% dari yang seharusnya sampai kemata pengamat. Ketika hilal berusiasangat muda, keadaan ini lebih parahkarena cahaya hilal bisa "habis" dijalan sebelum sampai ke mata kita.Karena itulah, tempat yang lebihtinggi meskipun mempunyai medanpandang yang lebih luas dan dalamke horison kurang menguntungkan,sebab makin besar serapan cahayahilalnya di horison bila dibandingkandengan tempat yang lebih rendah.

Dari kesulitan-kesulitantersebut, kemudian dibuat kriteriakenampakan (visibilitas) hilal untukdapat menentukan permulaan bulandalam kalender Hijriyah.Faktor yangdominan dalam penampakan hilaladalah jarak sudut bulan-mataharidan tinggi hilal saat matahari

terbenam. Orang-orang Babiloniakuno sudah memiliki kriteria sendiriuntuk hal ini, bahwa hilal dapatdilihat saat hilal mencapai usia lebihdari 24 jam setelah konjungsi.Fotheringham, dengan menggunakanhasil pengamatan orang-orangYunani, menurunkan kriteriavisibilitas hilal berdasarkan bedaazimut bulan-matahari dan tinggihilal dari ufuk. Telaah Fotheringhamini kemudian dikembangkan olehMaunder yang selanjutnyadisempurnakan lagi dalam IndianAstronomical Ephemeris. Dari ketigakriteria ini, untuk beda azimut yangmembesar, tinggi hilal dari ufukyang diperlukan agar hilal dapatteramati makin berkurang. Jadi tinggihilal untuk beda azimut 10 derajat,lebih rendah daripada tinggi hilal bilabeda azimutnya 5 derajat.

Seorang berkebangsaanPrancis, A. Danjon, pada tahun 1932mengadakan telaah atas penguranganefek tanduk bulan sabit dan hasilpenelitiannya menunjukkan bahwajarak sudut bulan-matahari sebesar 7derajat merupakan batas bawah hilaldapat teramati oleh mata telanjang.Selanjutnya, pada tahun 1988Mohammad Ilyas menyempurnakankriteria di atas dan menghasilkanangka 10,5 derajat untuk jarak sudutbulan-matahari pada beda azimut 0derajat agar hilal dapat dilihat.Danjon dan Ilyas mensyaratkan satuhal, yakni hilal harus berada padasuatu ketinggian yang cukup untukdapat dirukyat oleh semua orangyang secara geografis berada dalamwilayah (regional) yang sama.

Bagi para ahli hisab diIndonesia, ada dua kriteria yangdijadikan acuan untuk penentuanawal bulan. Pertama, kriteria tinggi

Page 7: Mengkaji Konsep Kalender Islam Internasional Gagasan

27

hilal yang memungkinkan hilal dapatdirukyat. Secara umum tinggi hilaladalah 2 derajat di atas ufuk saatmatahari terbenam, namun hal inibelum disepakati oleh semua ahlihisab.Kedua, kriteria konjungsisebelum matahari terbenam, yangmerupakan kriteria khusus untukdaerah di sekitar khatulistiwa.Dengan kriteria ini, hanya perludibandingkan waktu terjadinyakonjungsi dengan waktuterbenamnya matahari. Ketiga, usiabulan tidak kurang dari 8 jam setelahkonjungsi agar hilal dapat diamati.

Kriteria visibilitas hilal lainnyaadalah yang ditetapkan oleh IICP(International Islamic CalendarProgramme). Kriteria tersebutterbagi atas tiga bergantung padasegi yang diperhitungkan, yaitupertama, kriteria posisi bulan danmatahari; batas-bawah tinggi hilalagar hilal dapat diamati adalah 4derajat dengan syarat beda azimutbulan-matahari lebih besar dari 45derajat, sedangkan bila bedaazimutnya 0 derajat diperlukanketinggian minimal 10,5 derajat.Kedua, kriteria beda waktuterbenam; hilal dapat teramati bilawaktu terbenamnya minimal lebihlambat 40 menit dari waktuterbenamnya matahari. Untuk daerahdi lintang tinggi, terutama di musimdingin, diperlukan beda waktu yanglebih besar. Ketiga, kriteria umurbulan dihitung sejak konjungsi; hilaldapat diamati bila berumur lebih dari16 jam untuk pengamat di daerahtropis dan berumur lebih dari 20 jamuntuk pengamat di lintang tinggi.

Dari pemaparan di atas, terlihatbahwa belum adanya satu kriteriavisibilitas hilal yang benar-benarmenjadi kesepakatan bersama.

Kesepakatan untuk menganut kriteriayang memiliki dasar-dasar ilmiah(astronomis) yang kokoh dan terujisecara empiris sangat diperlukan,sehingga diharapkan terwujudnyasistem penanggalan yang seragambagi umat Islam.

b. Garis Tanggal QamariyahKriteria visibilitas hilal

berperan besar dalam menentukanmungkin tidaknya hilal diamati disuatu tempat. Namun karenaperbedaan waktu dan tempat,ketinggian dan posisi hilal punberbeda. Perbedaan tersebut terlihatdari perbedaan hasil ru'yatul hilal diberbagai tempat di dunia. Salah satucara untuk memperlihatkan prediksiketinggian hilal di berbagai tempat didunia adalah dengan memuat garistanggal qamariyah. Garis tanggalQamariyah akan menunjukkandaerah yang kemungkinan dapatmelihat hilal dan tidak dapat melihathilal. Daerah yang berada di sebelahbarat garis akan lebih awal melihathilal daripada yang di sebelahtimurnya. Oleh karena itu,sebagaimana yang disebutkan dalamResolusi Penang tentang kalenderIslam Internasional tahun 1988,secara umum suatu negara tidakboleh mengacu hasil pengamatanhilal negara-negara di sebelahbaratnya. Misalnya, Indonesia tidakboleh mengacu kepada Arab Saudi.

Garis tanggal qamariyahsifatnya tidak tetap seperti garistanggal Internasional (pada bujur180o), tetapi berubah sesuai denganperubahan kemungkinanpenampakan hilal. Garis tanggalyang sederhana dibuat denganmenghitung pada daerah mana sajamatahari dan bulan terbenam

Page 8: Mengkaji Konsep Kalender Islam Internasional Gagasan

28

bersamaan. Ini merupakan syaratminimal ru'yatul hilal, yaitu bulansudah wujud di ufuk barat. Disebelah timur garis itu, hilal tidakmungkin teramati karena telahberada di bawah ufuk ketikamatahari terbenam. Semakin ke arahbarat kemungkinan ru'yatul hilalsemakin besar.

Sebagai contoh, garis tanggalDzulhijjah 1415 melintas lautanAtlantik. Wilayah di sebelah timurgaris itu tidak mungkin mengamatihilal pada tanggal 29 April. Bulanberada di atas ufuk di wilayah Eropa,Afrika, Asia, dan Australia baru padatanggal 30 April. Sehingga dengankriteria wujudul hilal tersebuttanggal 1 Dzulhijjah jatuh padatanggal 1 Mei, wukuf di Arafahtanggal 9 Mei, dan Idul Adha padatanggal 10 Mei 1995. Garis tanggalseperti ini yang digunakan banyakahli di Indonesia.

Bila memasukkan kriteriavisibilitas hilal, yaitu beda waktuterbenam matahari dan bulan yangtergantung musim dan lintangtempat, garis tanggal itu lebihbergeser sekitar 20 jam ke arah barat.Garis tanggal Dzulhijjah 1415 yangdipublikasikan IICP menyatakanbahwa 1 Dzulhijjah untuk wilayahEropa, Afrika Timur, Asia, danAustralia jatuh pada tanggal 2 Mei1995. Maka wukuf di Arafahmestinya jatuh pada tanggal 10 Meidan Idul Adha di wilayah itu barudirayakan tanggal 11 Mei 1995.Hasilnya satu hari lebih lambat daripada kriteria hisab yang biasadilakukan di Indonesia.

Konsep Kalender IslamInternasional Mohammad Ilyas

a. Biografi IntelektualMohammad IlyasMohammad Ilyas adalah

seorang fisikawan dan ahli mengenaiatmosfer yang banyak menulistentang Astronomi Islam. Ia lahir diIndia dan kini menetap di Malaysia.Dahulu ia seorang guru besar tamuUniversiti Malaysia Perlis, sekarangia menjabat sebagai AssociateProfessor Departemen FisikaUniversiti Sains Malaysia, Penangdan mengepalai Unit PenyelidikanIlmu Falak/Astronomy andAtmospheric ResearchUnit diuniversitas tersebut. Sebelumnya iaadalah guru besar Sains danAtmosfira di Universiti SainsMalaysia.1

Mohammad Ilyas jugamerupakan salah seorang penggagasdan konsultan ahli berdirinya PusatFalak Syeikh Tahir di Pulau Pinang.Ia telah banyak memberi sumbangandi bidang pengembangan ilmu falak,khususnya tentang Kalender Islam.Ia menggagas konsep “Garis QamariAntarbangsa” atau biasa diistilahkanInternational Lunar Date Line(ILDL). Menurut Baharrudin Zainaldari segi kajian astronomi,khususnya berkaitan dengan teorivisibilitas hilal, Ilyas adalah satu-satunya ilmuwan muslim yangberada pada tahap sama denganMcNally (London), Le Roy Dogget

1 Mohammad Ilyas, A Modern Guidto Astronomical Calculations of IslamicCalendar, Times & Qibla (Kuala Lumpur:Berita Publishing Sdn. Bhd., 1984), 257.

Page 9: Mengkaji Konsep Kalender Islam Internasional Gagasan

29

(Washington), Bradley E. Shaefer(NASA), dan Bruin.1

Bagi Ilyas, persoalan KalenderIslam tidak semata-mata persoalansains, tapi perlu melibatkan kekuatanpolitik. Ilyas mengatakan “....duniaIslam memerlukan seorang Julianuntuk menyatukan takwimnya.....”.2

Ilyas merupakan tokoh yang aktifdan produktif memperkenalkan ide-idenya melalui berbagai buku danjurnal. Hingga tahun 1998, Ilyastelah menghasilkan 11 judul bukudan 150 artikel yang dimuat diberbagai jurnal baik nasionalmaupun internasional.3

Karya-karya tersebut diantaranya A Modern Guide toAstronomical Calculations of IslamicCalendar, Times & Qibla yang terbitpertama kali pada 1984 M / 1405 Holeh Berita Publishing KualaLumpur dan dicetak ulang olehWashington DC pada 1992 M/1413H, New Moon’s Visibility andInternational Islamic Calendar forThe Asia-Pacific Region, 1407-1421H diterbitkan oleh Organization ofIslamic Conference (OIC) StandingCommitte on Scientific &Technological Cooperation(COMSTECH) Islamabad, Pakistandan Regional Islamic Da’wahCouncil of South East Asia & Pacific(RISEAP) Kuala Lumpir, Malaysiadan pada tahun 1411-1415

1 Susiknan Azhari, EnsiklopediHisab Rukyat, Cet. II (Yogyakarta, PustakaPelajar, 2008), 147.

2 Mohammad Ilyas, Sistem KalendarIslam dari Perspektif Astronomi (KualaLumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka,1997b), 162.

3

http://museumastronomi.com/penggagas-kalender-islam-internasional/ diaksestanggal 18 Juli 2016.

Astronomy of Islamic Calendarditerbitkan oleh A.S. Noorden KualaLumpur, Calendar in IslamicCivilization Modern Issues, IslamicAstronomy and ScienceDevelopment: Glorious Past,Challenging Future, dan Towards AUnified World Islamic Calendar.Karya terbarunya diterbitkan dalambahasa Melayu dengan judulKalender Islam dari PerspektifAstronomi.4 Melalui karya-karyatersebut akhirnya ia dikenal sebagaipenggagas konsep Kalender IslamInternasional.5

b. Konsep Kalender IslamInternasionalMohammad Ilyas tergerak

untuk menyatukan dan mendamaikanumat Islam dengan menggagaspenyatuan Kalender IslamInternasional. Munculnya gagasanini tidak lepas dari situasi dankondisi objektif umat Islam saat ini,misalnya di Malaysia terdapatkelompok tradisionalis, modernisdan reformis yang membahayakanukhuwah Islamiyah dalam rangkamendesain kebangkitan Islam.Sebagai seorang muslim, Ilyasmengungkapkan merasabertanggungjawab terhadap“problem keummatan”, khususnyahal-hal yang berkaitan denganKalender Islam. Sehingga melaluikeilmuwan falak yang digelutinya iaberupaya untuk menyatukanKalender Islam.

4 Susiknan Azhari, Hisab & RukyatWacana untuk Membangun Kebersamaan diTengah Perbedaan, Cet. I (Yogyakarta,Pustaka Pelajar, 2007), 25-26.

5 Susiknan Azhari, Ensiklopedi....,147-148.

Page 10: Mengkaji Konsep Kalender Islam Internasional Gagasan

30

Sebenarnya, dasar pemikiranatau ikhtiar metodologis (dalambahasa Susiknan Azhari) Moh. Ilyasdalam mempersatukan KalenderIslam di dunia ini merupakanpengembangan dari ide-ide yangpernah dirintis oleh pemikir Islamsebelumnya, seperti Ibnu Taimiyah1,Ahmad Mohammad Syakir2, AbuZahrah dan T.M. Hasbi Ash-Shiddieqy3. Namun tokoh-tokoh inihanya menyentuh pada tatarannormatif-deduktif. Sedangkangagasan Moh. Ilyas ini tidak hanyasemata-mata normatif deduktif,namun didukung data empirisinduktif dengan memanfaatkan sainsmodern. Untuk mendukunggagasannya, Moh. Ilyas melakukanriset 20 tahun dari tahun 1973-1993.4

Gagasan penyatuan KalenderIslam Internasional Moh. Ilyasdirealisasikan melalui proyek besarKalenderisasi Islam Internasional.Proyek tersebut dilaksanakanmelalui Internasional IslamicCalender Program (IICP) yangbermarkas di Universitas SainsMalaysia, Penang. Hasil-hasil risetini kemudian disebarkan ke negara-negara Islam yang tergabung dalamOrganisasi Konferensi Islam (OKI),

1 Ibnu Taimiyah, Al-Fatawa, juzXXV (Madinah: Dar al-Ihya’ al-Lughah,t.th.), 105.

2 Ahmad Muhammad Syakir,Menentukan Hari Raya dan Awal Puasa,terj. K.H. Mahrous Ali, Cet. I (Surabaya,Pustaka Progressif, 1993), 29.

3 Hasbi Ash-Shiddieqy, PerbedaanMathla Tidak Mengharuskan Kita BerlainanHari Pada Memulai Puasa (Yogyakarta:Lajnah Ta’lif wan Nashr Fakultas Syari’ahIAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 1971), 15.

4 Susiknan Azhari, Hisab &Rukyat....., 26.

kemudian didialogkan melaluipertemuan-pertemuan regional daninternasional. Misalnya KonferensiTurki tentang Unifikasi KalenderIslam Internasional pada tahun 1978dan seminar penanggalan IslamInternasional pada tanggal 8-10 Juni1988 di Malaysia, dan KonferensiKalender Islam Internasional padatanggal 8-10 Oktober 1991 di PenangMalaysia.5 Namun sayangnya, usahaini masih belum sepenuhnyamendapatkan respon yang baik darimasyarakat, bahkan Arab Saudibelum bisa menerima teori imkanurrukyat yang digagas Moh. Ilyas.

Melalui proyek IICP ini, Moh.Ilyas ingin membangkitkan ukhuwahIslamiyah di kalangan umat Islamyang semakin memudar karenasering terjadinya perbedaan dalampenetapan awal bulan Qamariyah.Kalender Islam Internasional yangdigagas oleh Moh. Ilyas ini bukandimaksudkan untuk berhari rayasecara serempak seluruh umat Islamdi dunia, karena jelas tidak mungkin.Yang diinginkan Moh. Ilyas adalahbagaimana menemukan teori-teoriyang holistic sehingga dapatdirancang sistem tunggal dalampenyusunan Kalender IslamInternasional. Menurutnya, belumadanya kalender Islam Internasionalsebagai bukti ketertinggalan umatIslam di bidang sains dan teknologi.Karena itu, perlu kerja keras danmimpi besar untuk mewujudkannyamelalui peningkatan pemahaman

5 Ibid, 27-28, Lihat juga MusaMohamad (ed.), Towards Implementation ofA unified Islamic Calendar, cet. I (Penang-Malaysia: International Islamic CalendarProgramme Mohamad, 1998).

Page 11: Mengkaji Konsep Kalender Islam Internasional Gagasan

31

masyarakat tentang kalender IslamInternasional.1

Dalam rangka mewujudkanpenyatuan kalender IslamInternasional, menurut Moh. Ilyasharus dilakukan melalui kajianilmiah dengan data-data empirisyang diperoleh dari fenomena alamatas dasar kajian astronomi. Dalamhal ini, Moh. Ilyas memiliki duagagasan, yakni: (1) Hisab ImkanurRukyat, yang sekaligus untukmenemukan Garis TanggalQamariyah Internasional. Hisab inidilakukan tidak hanya pada tempattertentu, melainkan secara global.Hisab harus dilakukan di berbagaitempat untuk menemukan titikImkanur Rukyat, (2) Garis TanggalQamariyah Internasional(International Lunar Date Line).Garis tersebut dihubungkan antarwilayah guna mendapatkankeseragaman hilal.

a) Hisab Imkanur RukyatHisab imkanur rukyat dalam

pemikiran Moh. Ilyas adalah awalbulan dinyatakan telah terjadi, bilasetelah terbenam matahari (setelahterjadi ijtima’) dan pada saat itu hilaldimungkinkan untuk dapat dilihat(dirukyat). Dalam hal ini, yangmenjadi acuan adalah penentuankriteria visibilitas hilal untuk dapatteramati. Dalam hisab ini, hanya adasatu kategori Imkanur rukyat, yaituhilal mungkin terlihat dengan matatelanjang saja.

1 Susiknan Azhari, PenyatuanKalender Islam, Satukan SemangatMembangun Kebersamaan Umat, dalamKumpulan Papers Lokakarya InternasionalFakultas Syariah IAIN WalisongoSemarang, Penyatuan Kalender Hijriyah(Sebuah Upaya Pencarian Kriteria Hilalyang Obyektif Ilmiah), 2012, 84-85.

Kelebihan hisab imkanurrukyat Ilyas atas hisab imkanurrukyat tradisional adalah bahwahisab ini dilakukan tidak hanya lokal(pada tempat tertentu saja),melainkan dilakukan secara global.Artinya, hisab dilakukan di berbagaitempat di muka bumi untukmenemukan titik imkanurrukyat. Misalnya, hisab dimulai darigaris lintang 0° guna menemukanpada titik mana di garis itu hilalmungkin terlihat pertama kali.Kemudian dilakukan hisab padagaris lintang berikutnya ke Utara danke Selatan dengan interval 5° sampai15° guna menemukan titik-titik imkanur rukyat pada garislintang itu.

Apabila semua itu telah selesaidilakukan dan telah ditemukan titik-titik imkanur rukyat pada berbagaigaris lintang itu, maka titik-titikvisibilitas hilal pertama yangdirukyat itu dihubungkan satu samalainnya dengan sebuah garis,sehingga akan ditemukan suatu garislengkung (parabolik atau semiparabolik) yang lengkungannyamenjorok ke Timur. Garis itu akanmemisahkan dua kawasan Bumi:kawasan sebelah Barat garis dankawasan sebelah Timurgaris.Kawasan sebelah Barat adalahkawasan yang mungkin bisamerukyat hilal dan kawasan sebelahTimur adalah kawasan yang tidakmungkin terjadi rukyat, dengan suatucatatan bahwa garis itu tidak bersifateksak, melainkan garis yang kasar.Di sekitarnya terdapat daerahketidakpastian rukyat antara 20°hingga 30°. Garis itulah yang disebutdengan Garis Tanggal QamariyahInternational atau InternationalLunar Date Line (ILDL).

Page 12: Mengkaji Konsep Kalender Islam Internasional Gagasan

32

Perhitungan kalenderdidasarkan pula pada visibilitas hilal.Dalam pemberlakuan visibilitas hilaltersebut, Mohammad Ilyas membagibumi menjadi tiga zona kalenderyaitu zona barat (benua Amerika),zona tengah (Eropa, Asia Barat danAfrika), dan timur (Asia Tengah danTimur, Pasifik dan Australia).Pemberlakuan visibilitas hilalmenurut ketetapan Moh. Ilyassebagai berikut:

1) Jika visibilitas hilal telahmemenuhi syarat di suatu

lokasi di Zona Timur, makaZona Tengah dan Baratmengikuti.

2) Jika visibilitas hilal telahmemnuhi syarat di ZonaTengah, maka Zona Baratmengikuti dan Zona Timurakan menunggu satu hariberikutnya.

3) Jika visibilitas hilal telahmemenuhi syarat di ZonaBarat, maka Zona Timur danTengah akan menunggu 1 hariberikutnya.

Gambar 1. Tiga zona kalender Ilyas Gambar 2: Tri Zonal Hejri Calendar

b) Garis Tanggal QamariahInternasionalGaris Tanggal Qamariyah

Internasional atau yang lebih dikenaldengan IIDL (International LunarDate Line) adalah gagasan orisinalMoh. Ilyas pada tahun 1978.Gagasan ini diklaim sebagai proyekbuat masa depan umat yang berusahamengubah local oriented menjadiglobal oriented. Denganmenggunakan Garis TanggalQamariyah Internasional akan mudahditentukan usia bulan (29 atau 30hari) di suatu tempat di permukaanBumi. Bagi Ilyas, garis tersebutdigunakan karena paling mudahmenghitungnya dan bisa dipakaisebagai pemandu awal oleh

pengguna rukyat terpandu hisabsebelum menghitung data rukyatlokal.1

Konsep Garis TanggalQamariyah Internasionaliniberdasarkan pada terlihatnya sedinimungkin pada tingkat global, tetapimenggunakan pendekatan usia yangsama pada waktu matahari terbenamdalam mewujudkan garispenampakan global. Ini juga

1 Mohammad Ilyas, New Moon’sVisibility and International IslamicCalendar for The American Region 1407 H–1421 H, (Malaysia: IICP, 1995), 14. Lihatjuga Mohammad Ilyas dan M. Khalid-Taib,Pengantarbangsaan Kalendar Islam, Cet. I.(Malaysia: Universiti Sains Malaysia, 1989),12-13.

Page 13: Mengkaji Konsep Kalender Islam Internasional Gagasan

33

menghasilkan teknik konstruksi garisusia sama. Pada akhir tahun 1978dibangun pula sistem perhitunganglobal yang makin canggih di tahun-tahun berikutnya. Sistem inimemungkinkan konsep ILDL yangsudah mantap itu dipahami denganlebih cepat.

Untuk ILDL, menggunakanBujur geografis dihitung yang benar-benar memenuhi syarat penampakanminimum pada waktu matahariterbenam lokal karena secaraprakteknya, bujur ini samapentingnya dengan Garis BatasTanggal Internasional. Data diplotpada proyeksi peta geografis(biasanya dua siklus), dan denganmenghubungkan titik-titik P, bisadidapatkan garis penampakanhilalpertama (yakni ILDL) untuk setiapbulan. Pada proyeksi segi empattepat, perbatasan mungkin terlihatberbentuk parabola dibandingkandengan garis tegak lurus yang biasakita gunakan untuk Garis BatasTanggal Internasional. Namun, perludiingat bahwa peta dua dimensi yangdilihat garis bujur sebagai garis tegaklurus hanyalah proyeksi untukpermukaan global hampir bola tigadimensi yang garis bujurnya tidakparalel.

Garis Tanggal QamariyahInternasional membagi bumi dalamdua bagian yang pada saat maghribbulan masih di atas ufuk atau telahtenggelam. Seperti halnya GarisTanggal Internasional (InternationalDate Line yang berlaku sekarang)yang berfungsi menjadi garis batastanggal Masehi, ILDL berfungsimenjadi batas tanggal Qamariyah,dalam arti kawasan sebelah Baratgaris yang dapat melihat hilalmemasuki bulan baru, sementara

kawasan sebelah Timur yang belumdapat melakukan rukyat belum mulaibulan baru. Karena penampakan hilalyang tidak tetap setiap bulan, makaILDL ini muncul secara berpindah-pindah dari bulan ke bulan. Garis ini,apabila membelah dua suatu negaradapat ditarik ke arah Timur sesuaidengan batas Timur negara yangbersangkutan, sehingga tanggalQamariyah pada negara itu dapatdisatukan.Namun, pembagian inimenjadikan pemikiran Ilyas tetapmewariskan problem klasik, yaitupersoalan matla’.1

Garis Tanggal QamariyahInternasional adalah pengembangandari garis tinggi nol derajat, di manaia menghubungkan titik-titik dipermukaan Bumi yang bisa melihatHilal (pada interval konfidensi 95 %atau lebih) dengan bantuanteleskop/binokuler dalam kondisicuaca cerah beberapa saat setelahterbenamnya Matahari. KonsepILDL adalah sama dengan konsepGaris Batas Tanggal Internasionalyang digunakan dalam penanggalanGregorian (Masehi). Bedanya, jikaletak Garis Batas TanggalInternasional selalu tetap (yakni padagaris bujur 180o), maka letak ILDLselalu berubah-ubah bergantung padakonfigurasi Bulan-Matahari saat itudan dari satu konjungsi ke konjungsiberikutnya.2

1 Susiknan Azhari, Hisab &Rukyat....., 31.

2 Mohammad Ilyas, The Quest for aUnified Islamic Calendar(Penang:International Islamic Calendar Programme,2000), 15. Lihat jugaMohammad Ilyas, AModern Guid to AstronomicalCalculations....., 115.

Page 14: Mengkaji Konsep Kalender Islam Internasional Gagasan

34

c) Kriteria Visibilitas HilalKriteria Visibilitas Hilal ini

terkait erat dengan hasil hisabImkanur Rukyat. Dalam menentukankriteria visibilitas hilal, Ilyasmenyempurnakan kriteria visibilitashilal dengan menghubungkan antaradua parameter yaitu parameterketinggian relatif geosentrikataugeocentric relative altitude (al-Irtifa’az-Zawi al-Markazi Bain asy-Syamswa al-Qamar Waqt al-Ghurub) danparameter azimut relatif atau relativeazimuth (Farq as-Samt Bain asy-Syams wa al-Qamar Waqt al-Ghurub). Menurut Ilyas, jarak sudutbulan-matahari haruslah mencapaiangka 10,5 derajat pada beda azimut0 derajat agar hilal dapat dilihat.Namun, menurut Odeh kriteria inihanya memperhitungkan visibilitashilal dengan pengamatan matatelanjang saja dan tidak bisa dipakaibila pengamatan dilakukan denganteropong.1

1 http://www.icoproject.org/pdf/2001_UHD.pdfdiakses tanggal 16 Juli 2016.

Page 15: Mengkaji Konsep Kalender Islam Internasional Gagasan

35

Gambar 3. Komposisi kriteria visibilitas hilal Ilyas

Lebih rincinya, visibilitas hilalyang membentuk kriteria ImkanurRukyat Moh. Ilyas adalah sebagaiberikut1:

1) Beda tinggi Bulan-Matahariminimum agar hilal dapatteramati adalah 4 derajat, bilabeda azimut Bulan-Mataharilebih dari 45 derajat.Bila bedaazimutnya 0 derajat, perlu bedatinggi lebih dari 10,5 derajat.

2) Selain itu, sekurang-kurangnyaBulan 40 menit lebih lambatterbenam daripada Mataharidan memerlukan beda waktulebih besar untuk daerah dilintang tinggi, terutama padamusim dingin.

3) Hilal juga harus berumur lebihdari 16 jam bagi pengamat didaerah tropis dan berumurlebih dari 20 jam bagipengamat di lintang tingg

1 Mohammad Ilyas, Astronomi ofIslamic Calendar, Cet. I (Kuala Lumpur:Pustaka Hayathi, 1997a), 97-98. Lihat jugaMohammad Ilyas, Sistem Kalendar Islamdari Perspektif Astronomi, 101-103.

Page 16: Mengkaji Konsep Kalender Islam Internasional Gagasan

36

Tabel 1. Kriteria Visibilitas HilalTinggi Hilal Fungsi dari Perbedaan Azimuth Matahari dan Bulan (Ilyas,

1997a: 153)Beda Azimuth Bulan dan Matahari Tinggi Hilal ( 0,5 derajat)

0 derajat 10,5 derajat10 derajat 9,2 derajat20 derajat 6,4 derajat30 derajat 4,5 derajat40 derajat 4,2 derajat60 derajat 4,0 derajat

Kriteria visibilitas hilalberdasarkan tinggi bulan dan bedaazimut bulan dan matahari ini kuatdipengaruhi oleh jarak bulan-bumidan posisi lintang ekliptika bulan,bukan hanya faktor geografis.Kriteria ini merupakan kriteria ketigadari tiga kriteria yang dibuat olehMoh. Ilyas.

Kriteria visibilitas hilal yangdikonsep oleh Moh. Ilyas ini diramudari berbagai kriteria visibilitas hilalpara penemu sebelumnya. Denganmengurangi kekurangan yang adaserta menambahkan kemungkinankelebihan yang dapat diambil, Moh.Ilyas merumuskan konsepnyasendiri. Konsep kriteria visibilitashilal merupakan perjalanan yangsangat panjang. Konsep kriteria initelah dimulai sejak era Babiloniayang memiliki kriteria Babilon dandikenal memiliki bentuk palingsederhana, berupa aS

1 12o. Untukwilayah lembah Mesopotamia(lintang 23 LU), aS 12 bisaditranslasikan sebagai selisihterbenamnya Matahari dan Bulan(Lag) 48 menit. Secara terpisah halyang sama ternyata juga ditemukanastronom India kuno berabad–abad

1 aL adalah selisih ascensio rectaBulan–Matahari.

kemudian, tepatnya pada abad ke–6M.2

Pada masa awal peradabanIslam, dilatarbelakangi kebutuhanpemenuhan kalender Hijriyyah, ilmufalak berkembang dengancendekiawan Muslim mulaimembakukan tradisi merukyat hilalsekaligus mengembangkan inovasidalam menyusun kriteria visibilitasempirik. Inovasi tersebut secara garisbesar menghasilkan dua kelompokbesar kriteria visibilitas. Kelompokpertama menekankan visibilitassebagai fungsi aL

3. Al–Khwarizmi(780–850 M) memeloporinya denganmendeduksi hilal sebagai Bulan yangmempunyai aL> 9,5. Ibn Maimun(731–861 M) mengikutinya sembarimemperhitungkan faktor musim semidan musim gugur sertamemperkenalkan besaran aD

4

sehingga hilal merupakan Bulandengan 9 aL 24 dan aD + aL 22.Termasuk pula di dalamnya ibnQurra (826–901), yang membentuk

2 Muh. Ma’rufin Sudibyo, DataObservasi Hilaal 2007-2009 diIndonesia(Yogyakarta: Lembaga Pengkajiandan Pengembangan Ilmu Falak RukyatulHilal IndonesiaSudibyo, 2012), 2-3.

3 aL adalah elongasi atau jarak sudutBulan–Matahari.

4 aL adalah selisih altitude Bulan–Matahari.

Page 17: Mengkaji Konsep Kalender Islam Internasional Gagasan

37

ulang kriteria ibn Maimun sehinggamenjadi 11 aL 25.1

Sementara kelompok keduatetap berpegang pada kriteriaBabilon. As–Sufi (903–986 M), ibnSina (980–1037 M), ath–Thusi(1258–1274 M) dan al–Kashani(abad ke–15 M) menggunakanbentuk dasar kriteria Babilon (aS12) sementara al–Battani (850–929M) dan al–Farghani (abad ke–9 M)berinovasi dengan merumuskan aS<12 namun hanya untuk aL besar.Meski begitu terdapat perkecualian.Al–Biruni (973–1048 M) misalnya,juga mengembangkan konsepvisibilitas2 sebagai fungsi antara aD

dan DAz3.4

Semua kemajuan inidipungkasi dipungkasi masa stagnasi3,5 abad lebih yang bermula sejakawal abad ke–15 M. Stagnasi iniberakhir dengan mulai munculnyakriteria visibilitas modern, yangberawal pada pertengahan abad ke–19 M. Observasi Schmidt selamaperiode 1859–1877 di Athena(Yunani) menghasilkan 72 data.Analisis Fotheringham terhadap dataSchmidt menghasilkan benih kriteriavisibilitas empirik modern, yangbentuknya mengikuti gagasan al–Biruni. Maunder (1911)memperbaiki model Fotheringham

1 Muh. Ma’rufin Sudibyo, DataObservasi Hilaal 2007-2009 di Indonesia, 2-3.Lihat juga Mohammad Ilyas,Astronomi ofIslamic Calendar, 11.

2 Konsep visibilitas menurut al–Biruni inilah yang kelak melahirkan konsepvisibilitas modern.

3 DAz adalah selisih azimuth Bulan–Matahari.

4 Muh. Ma’rufin Sudibyo, DataObservasi Hilaal 2007-2009 di Indonesia, 3.Lihat juga Mohammad Ilyas, Astronomi ofIslamic Calendar, 11.

dengan menambahkan sejumlah datasehingga terbentuk kriteriaFotheringham–Maunder : aD –0,01DAz2–0,05DAz + 11. Meskidemikian hingga dekade 1970–ankriteria ini tidak benar–benarditerapkan untuk penyusunankalender. Dengan hubungan cos aL =cos DAz cos aD, diperoleh nilai aL

minimum 11 atau sama denganusulan ibn Qurra satu milleniumsebelumnya. Nilai ini juga konsistendengan batas Danjon 7 yang secaraempirik diperoleh A. Danjon dari 72data terkait panjang sabit Bulansebagai hasil observasi pada periode1932–1936 M.

Kriterika visibilitas modernhilal memasuki ranah baru saatBruin5 memperkenalkan kriteriavisibilitas fisis modern denganvariabel6 W dan aD : aD –0,5623W3

+ 3,9512W2–9,4878W + 12,4203.Dengan hubungan W = R(1–cosDAzcosaD) dimana nilai R dianggapkonstan 15’, maka persamaantersebut dibentuk ulang menjadi :aD –0,03DAz2 + 0,14DAz + 10,136(akurat untuk DAz < 20). KriteriaBruin ini, meskipun tidak sempurna,lantas menjadi dasar kriteria–kriteriaberikutnya.

Ilyas merevisi kriteria Bruinsehingga aL minimumnyabersesuaian dengan aL minimummenurut Fotheringham–Maunder. Inimembuat kriteria Fotheringham–Maunder bisa diterapkan di kawasan

5 F. Bruin adalah salah satucendekiawan Muslim kontemporer yangmengkaji sifat–sifat fisis visibilitas Bulandalam hubungannya dengan hilal dankalender Hijriyyah. Ia tinggal di Beirut(Lebanon) dan menelurkan kriteria Bruinpada 1977 TU.

6 W adalah lebar sabit Bulan.

Page 18: Mengkaji Konsep Kalender Islam Internasional Gagasan

38

lintang tinggi (subtropis dan lingkarkutub) sehingga melahirkan kriteriabaru yang disebut kriteria kompositIlyas. Selama periode 1981–1988 Mia menelurkan tiga kriteria visibilitas,masing–masing kriteria Ilyas A, IlyasB dan Ilyas C.

Pada tahun 1981-1984, Ilyasmenggunakan kriteria Ilyas A, yaituaD (Z) f(aL, Z) di manamenggabungkan dua kriteria yangbebas. Ilyas memplot kurvaberdasarkan data observasi denganketinggian bulan saat matahariterbenam terhadap busur cahaya (aL)atau elongasi matahari-bulan ataupemisahan sudut antara matahari danbulan. Dari kurva ini, digambarkanbahwa hilal akan terlihat jika terletakdi atas kurva dan tidak terlihat jikahilal berada di bawah kurva.

Selanjutnya pada tahun 1984,Ilyas mengemukakan kriteria Ilyas B,yaituUsia f(lintang, musim, tahun),sebuah kriteria dengan pendekatanyang lebih sederhana. Kriteria inikembali ke kriteria zaman Babilonia,Kriteria ini digunakan terutama padalintang rendah. Adapun untuk lintanglain, Ilyas memodifikasi dariBabilonia dengan kompensasi dalamlintang. Kelambatan bulan terbenampada matahari terbenam lokaldihitung untuk setiap bujur, berbagailintang dan 70 lunasi berturut-turut.Hasilnya adalah pada lintang0°,selisih terbenam matahari-bulanminimum 41 (± 2) menit, padalintang 30°, selisihnya 46 (± 4)menit, pada lintang 40°, selisihnya49 (± 9) menit, dan pada lintang 50°,selisihnya 55(± 15) menit.

Dalam kriteria Ilyas B ini,prediksi awal bulan visibilitas sangatkonstan dari lintang rendah sampaipertengahan.Namun, kriteria ini

adalah kriteria perkiraan sederhana.Pada lintang tinggi (misalnya 60°),data ini tidak konsisten. Hal inikarena sudut elongasi yang besar.Data sedikit berpencar pada musimsemi, musim gugur dan musimdingin, dan musim panas datanyatersebar. Hal ini menunjukkan bahwaprediksi menunjukkan bahwa kriteriaini memiliki ketidakpastian yangbesar. Dalam kriteria ini terlihatbahwa keberadaan musim padalintang yang lebih tinggi tidakdipertimbangkan.1

1 Xin, Leong Wen, Lunar Visibilityand the Islamic Calendar(Singapore:Departement of Mathematics NationalUniversity of Singapore, 2001), 21.

Page 19: Mengkaji Konsep Kalender Islam Internasional Gagasan

39

Gambar 4. Data kriteria Ilyas B

Dan yang terakhir kriteria IlyasC 1988 yaitu (Tinggi Bulan,Azimuth relatif antara bulan danmatahari). Pada tahun 1988, Ilyasmembuat sedikit modifikasi darikriteria Ilyas A menggunakan rumustrigonometri. Sebuah kurva yangdiplot dengan ketinggian bulanmelawan azimuth relatif matahari-bulan. Sudut elongasi aLatau azimuthrelatif ΔAZ diperpanjang, alurnyatidak dapat terus lurus karena akanmelebihi garis, alurnya juga tidakdapat diteruskan ke bawah karenapada lintang tinggi, ΔZ kemudianakan menjadi negatif, yaitu bulantidak dapat dilihat. Kriteria inilahyang disebutkan pada awal subbabini, yakni kriteria Ilyas yangmenghubungkan antara duaparameter yaitu parameter ketinggian

relatif geosentrikdan parameterazimut relatif.1

Konsep Kalender IslamInternasional Mohammad Ilyasdan Pengaruhnya TerhadapPenyelesaian Perbedaan KalenderHijriyah

Gagasan penyatuan KalenderIslam Internasional yangdikemukakan Ilyas memiliki duakriteria utama, yakni Hisab ImkanurRukyat dan Garis TanggalQamariyah Internasional. Disamping itu, Mohammad Ilyasmengemukakan kriteria VisibilitasHilal yang menggabungkan antaraketinggian bulan dan azimut relatifsebagaimana yang telah disebutkan

1 Ibid.

Page 20: Mengkaji Konsep Kalender Islam Internasional Gagasan

40

dalam pembahasan. Gagasan Moh.Ilyas ini memberikan wacana barudalam konteks keilmuwan falakkhususnya dalam penyatuan kalenderIslam.

Dalam konteks Garis TanggalQamariyah Internasional terkait eratdengan wilayah yang negara yangakan dilewati garis 0 derajat, di manamerupakan batas antara bulan bagianwilayah yang mungkin melihat hilaldan tidak dapat. Dengan garistanggal ini dapat memudahkan untukmengetahui bagian wilayah yangmungkin dapat melihat dan tidak.Namun, garis tanggal ini punmenyisakan masalah yaitu mathla’(karena garis tanggal selalu berubah-ubah tergantung konfigurasi Bulandan Matahari).

Suatu saat garis tanggal initidak membelah wilayah Negara,namun pada saat yang lain akanmelintas dan membelah wilayahnegara. Kemungkinan ini membawapada konsekuensi terjadinyaperbedaan tanggal dalam kalenderhijriyah di wilayah negara tersebut.Namun, untuk di Indonesia hal inidapat dijembatani dengan adanyakonsep wilayatil hukmi (berlakunyahasil hisab-rukyat dalam satukesatuan wilayah hukum, yakniseluruh wilayah negara).

Menurut T. Djamaludin,konsep Garis Batas TanggalQamariyah sangat prospektif, akantetapi masih menyisakan persoalankarena umat Islam masih memilikidouble standart dan hidup dalam duasistem penanggalan (kalenderMasehi dan Qamariyah). Definisihari berdasarkan Garis TanggalInternasional yang telah disepakatiadalah melintasi garis bujur 180derajat di Samudera Pasifik,

sedangkan definisi hari (awal bulanQamariyah) berdasarkan garistanggal Qamariyah yang tidak tetap(tergantung posisi Bulan danMatahari).

Walaupun demikian, menurutpenulis standart antara KalenderMasehi dan Qamariyah memangharus dibedakan, karena keduanyamemiliki sistem yang berbeda.Walaupun umat Islam memilikidouble standart yakni KalenderMasehi dan Hijriyah, umat Islamharus membiasakan untuk dapatmenerima perbedaan antarakeduanya. Di mana Kalender Masehimemiliki Garis Batas TanggalInternasional yang tetap karenasistemnya menggunakan terbitMatahari dengan jumlah hari dalamsatu bulan sudah ditetapkan,sedangkan Kalender Qamariyahmemiliki Garis Tanggal QamariyahInternasional yang berbeda-bedasetiap bulannya, mengikuti visibilitashilal. Hal ini karena konsep KalenderQamariyah tergantung padapenampakan bulan yang tidak tetapsetiap bulannya. Dengan demikian,kita tidak bisa selalu membanding-bandingkan konsep Garis BatasTanggal yang ada pada KalenderMasehi dengan Kalender Qamariyahkarena konsep dan sistem keduanyamemang berbeda.

Di sisi lain, Garis TanggalQamariyah Internasional masihmenyisakan masalah yakni masihlebarnya zona ketidakpastian disepanjang garis ILDL. Adanya zonaketidakpastian, sebagai konsekuensilogis dari observasi, dapatmenghasilkan perbedaan penafsirandalam mendefinisikan hilal danimplementasinya. Kriteria Ilyas inimenghasilkan zona ketidakpastian

Page 21: Mengkaji Konsep Kalender Islam Internasional Gagasan

41

sebesar antara 20° hingga 30°. Biladibandingkan dengan kriteria Yallopdan Audah yang memiliki lebar zonaketidakpastian sebesar + 54, zonaketidakpastian kriteria Ilyas termasukkecil. Namun demikian, denganadanya zona ketidakpastian tersebut,garis ILDL sebenarnya bukanlahsebuah garis yang tipis seperti halnyaGaris Batas Tanggal Internasionaldalam kalender Gregorian,melainkan garis sangat tebal denganketebalan 20-30. Di dalam garisini, visibilitas Bulan sebagai hilalmerupakan fungsi peluang(probabilitas) yang nilainya antara 50% hingga 75 %.

Dengan besarnya zonaketidakpastian di atas, kesalahandalam kriteria Ilyas diperkirakansekitar kurang lebih 1 derajat ataukesalahan bujur yang sama, yaitukuranglebih 30 derajat. Penelitianselanjutnya untuk perkembanganteori kriteria visibilitas hilal, harusdiarahkan untuk mengurangikesalahan ini dari segi observasi atauteori –dengan menggunakanparameter fisik– atau keduanya.Kriteria usia bulan dan kriteriasusulan bulan terbenam yang baruditerbitkan oleh Ilyas memberikandasar yang lebih mudah untukmembuat anggaran perkiraan.Kriteria susulan bulan terbenam agaktepat untuk kebanyakan lintangpraktis (pada lintang yang sangattinggi, faktor cuaca menjadipertimbangan yang serius).1

Adapun dalam hal kriteriavisibilitas hilal M. Ilyas yaitu yangmempertimbangkan ketinggian hilaldan azimut relatif, nampaknya tidak

1 Mohammad Ilyas, Sistem KalendarIslam dari Perspektif Astronomi, 111.

dapat digunakan untuk di Indonesia.Rekor pengamatan hilal termuda bisadijadikan bukti kelemahan kriteriabeda posisi dan umur hilal ini. Rekorkeberhasilan pengamatan hilaltermuda tercatat pada umur hilal 13jam 24 menit yang teramati padatanggal 5 Mei 1989 (6 Mei 01:10UT) di Houston, Amerika Serikat,mengalahkan rekor sebelumnya 14jam 30 menit pada tanggal 2 Mei1916 di Inggris. Hasil ini jauh dibawah kriteria umur bulan.2

Menurut kriteria umur bulan,pada bulan Mei umur minimalkenampakan hilal dari daerah lintangtinggi: 26 jam (daerah lintang lebihdari 50 derajat) dan 16 jam (daerahlintang 30 derajat). Beda azimut danketinggiannya di bawah batas kriteriaposisi. Dua pengamatan awal Mei itumemang saat terbaik untukmengamati hilal termuda karenabulan berada pada jarak terdekatdengan bumi (perigee), ditambah lagidengan lintang ekliptika bulanmendekati maksimum (sekitar 5o).Pada tanggal 2 Mei 1916 bulanberada pada posisi lintang ekliptika+4o48' dan pada tanggal 5 Mei 1989pada posisi +4o58'. Beda waktuterbenam matahari-bulan keduakasus tersebut memenuhi kriteriabeda waktu terbenam: pada tanggal 2Mei 1916 beda waktu terbenamadalah 57 menit (sesuai kriteriauntuk lintang lebih dari 50o) danpada tanggal 5 Mei 1989 bedawaktunya 41 menit (sesuai dengankriteria untuk lintang 30o).

Dari ketiga kriteria Ilyas, yangterbaik adalah kriteria beda waktuterbenam. Faktor posisi bulan-

2 http://media.isnet.org/isnet/Djamal/almanak.html diaksestanggal 16 Juli 2016.

Page 22: Mengkaji Konsep Kalender Islam Internasional Gagasan

42

matahari dan keadaan atmosfersudah tercakup di dalamnya. Variasimusiman pada kriteria tersebut keciluntuk daerah tropik dan makinmembesar sejalan denganpertambahan lintang tempat. Kriteriabeda waktu terbenam sangatdominan dipengaruhi oleh keadaanatmosfer setempat. Variasi musimanuntuk daerah lintang tinggi sangatdipengaruhi oleh temperatur, padamusim dingin cenderungkenampakan hilal mensyaratkan bedawaktu terbenam yang lebih besar.

Namun dalam prakteknya,kriteria visibilitas hilal ini belumbanyak di pakai, mungkin karenabelum memasyarakat. Kriteria utamayang banyak di pakai adalah bulansudah di atas ufuk yang padahakikatnya syarat wujudul hilalsebagaimana yang digunakan diIndonesia. Untuk kriteria visibilitashilal ini masih perlu kajian danobservasi yang konsisten danberkualitas agar dapat menghasilkandata yang akurasinya dapatdibuktikan secara empiris. Dengankriteria visibilitas hilal yang mapan,maka dapat membatasi laporanrukyat yang diterima atau ditolak.Sehingga konsep Kalender IslamInternasional dapat diwujudkan.

Tidak dapat dipungkiri bahwaMohammad Ilyas merupakan salahseorang pioner dalam penelitianmengenai visibilas hilal yang jugapertama kali mengusulkankonsepInternational Lunar DateLine. Konsep ini telah banyakmembuka mata dan mengispirasipemikir lain seperti MohammadSyaukat ‘Audah, Jamaluddin AbdAr-Raziq, dan Nidhal Guessoum.Konsep ILDL itu sendiri mendapatsambutan dari berbagai pihak, salah

satunya adalah Dr. Monzur Ahmeddari Inggris yang kemudianmengembangkannya dalam bentuksoftware yang sangat terkenal dalammasalah hilal yaituMooncalc.

Namun demikian, konsep initentu tidak secara langsung daninstan diterima semua pihak. Banyakyang menolak dengan alasan masihmenyisakan banyak pertanyaan danmemerlukan kajian lebih mendalam,sehingga para peneliti dan ilmuwanMuslim lain mengembangkan danmemperbaiki kesalahan-kesalahanyang ada dalam konsep ILDL Moh.Ilyas. Ini merupakan salah satupengaruh yang dihasilkan darigagasan Moh. Ilyas. Para peneliti danilmuwan muslim kemudian membuatbanyak konsep baik dalam halvisibilitas hilal maupun zona waktu,sehingga banyak konsep kalenderIslam yang berkembang.

Pengaruh terbesar yangdihasilkan dari Moh. Ilyas dalampenyatuan kalender IslamInternasional adalah munculnyamodel kalender zonal dan kalenderterpadu. Kalender zonal dipeloporioleh Mohammad Syaukat ‘Audah dimana wilayah dunia dibagi dalambeberapa bagian. Dalam hal ini,Mohammad Syaukat ‘Audahmembagi menjadi dua zona / bizonal,zona barat dan zona timurberdasarkan kriteria imkanurrukyat.Zona Timur meliputi kawasan darigaris 180o BT ke arah barat hingga20o BB yang mencakup empat benua(Australia, Asia, Afrika, dan Eropa).Sedangkan Zona Barat meliputikawasan dari posisi 20o BB hinggamencakup kawasan barat AmerikaUtara dan Amerika Selatan. Adapunkalender terpadu dipelopori olehJamaluddin Abd Ar-Raziq dan

Page 23: Mengkaji Konsep Kalender Islam Internasional Gagasan

43

Khalid Shaukat, wilayah dunia dalamsatu waktu sehingga hanya ada satuzona yaitu zona dunia.1

Pada dasarnya pembagian zonabaik satu, dua atau tiga zona ataupunpembagian mathla’ seperti wilayatilhukmi tidak memiliki dasar dasarsyari’at dan ilmiah. Pembagian zonaitu hanya disesuaikan denganwilayah sebaran penduduk dangeopolitik ataupun geografis tempat.Adapun dalam hal astronomisnyatidak dipertimbangkan. Sehingga,konsep-konsep pembagian zona danmathla’ tersebut tidak dapatdijadikan acuan tetap dan final.

Dengan demikian, dariberbagai konsep kalender Islamdengan pembagian zonanya tersebut,belum ada satu konsep yang dapatditerima oleh seluruh umat Islamsebagai konsep kalender IslamInternasional, termasuk juga konsepkalender Islam Universal Moh. Ilyas.Perbedaan Kalender Hijriyah jugaterus berlanjut. Dengan demikian,sebenarnya konsep kalender yangditawarkan Mohammad Ilyas belumbisa menyelesaikan masalahperbedaan Kalender Hijriyah.Namun konsepnya telah mampumempengaruhi dunia denganmembuka mata Internasional tentangpentingnya Kalender HijriyahInternasional segera diwujudkan danmembuka jalan untuk penyatuanKalender Islam.

Untuk mewujudkan kalenderIslam Internasional, tentu perlukajian lanjut dan intensif terkaitdengan sistem kalender internasionalbaik dari segi kriteria visibilitas hilaldan garis tanggal qamariyah

1 Syamsul Anwar, Hari Raya &Problematika Hisab-Rukyat(Yogyakarta:Suara Muhammadiyah, 2008), 115-147.

internasional. Dengan penelitian danmelakukan dialog universal yangberkesinambungan, maka kesepatanakan terwujud.Sebuah konsep dankriteria visibilitas hilal akandigunakan oleh umat Islam diseluruh dunia. Dan hal ini harusdiusahakan sesegera mungkinsebelum masalah ini menjadi sangatakut. Dengan demikian, KalenderIslam Internasional yang didambakanseluruh umat Islam di dunia dapatterwujud.

KesimpulanGagasan penyatuan Kalender

Islam Internasional yangdikemukakan Ilyas memiliki duakriteria utama, yakni Hisab ImkanurRukyat dan Garis TanggalQamariyah Internasionalmemberikan wacana baru dalamkonteks keilmuwan falak. Namun,garis tanggal ini menyisakan masalahyaitu mathla’ (karena garis tanggalselalu berubah-ubah tergantungkonfigurasi Bulan dan Matahari).Namun, untuk di Indonesia hal inidapat dijembantani dengan adanyakonsep wilayatil hukmi (berlakunyahasil hisab-rukyat dalam satukesatuan wilayah hukum, yakniseluruh wilayah negara).

Konsep Garis TanggalQamariyah Internasional masih agaksulit diterapkan karena umat Islammenggunakan double standart yakniKalender Masehi dan Hijriyah.Namun keduanya tidak dapatdibanding-bandingkan karena konsepdan sistem keduanya memangberbeda. Di samping itu, GarisTanggal Qamariyah Internasionalmasih menyisakan masalah lebarnyazona ketidakpastian di sepanjanggaris ILDL, yakni sebesar antara 20°

Page 24: Mengkaji Konsep Kalender Islam Internasional Gagasan

44

hingga 30°. Dengan besarnya zonaketidakpastian di atas, kesalahandalam kriteria Ilyas diperkirakansekitar kurang lebih 1 derajat ataukesalahan bujur yang sama, yaitukuranglebih 30 derajat. Perlupenelitian lanjut untukperkembangan teori kriteriavisibilitas hilal dan harus diarahkanuntuk mengurangi kesalahan ini.

Sedangkan dalam hal pengaruhpemikiran Moh. Ilyas terhadapperbedaan Kalender Hijriyah, konsepkalender yang ditawarkanMohammad Ilyas memang belumbisa menyelesaikan masalahperbedaan Kalender Hijriyah.Namun dalam diskursus KalenderIslam Internasional, namaMohammad Ilyas tidak pernah lupauntuk disebut karena memang iaadalah penggagas awal KalenderIslam. Terlepas dari beberapamasukan terkait dengan kriteria yangdigagasnya, pemikiran Ilyas telahbanyak membuka mata dan pikiranpara intelektual muslim khususnyayang bergulat dalam keilmuan hisabrukyat untuk mengupayakanpenyatuan kalender hijriyah.[]

Daftar Pustaka

Ash-Shiddieqy, Hasbi, 1971,Perbedaan Mathla TidakMengharuskan KitaBerlainan Hari PadaMemulai Puasa,Yogyakarta: Lajnah Ta’lifwan Nashr FakultasSyari’ah IAIN SunanKalijaga Yogyakarta

Azhari, Susiknan, 2007, Hisab &Rukyat Wacana untukMembangun Kebersamaan

di Tengah Perbedaan,Yogyakarta, PustakaPelajar, Cet. I

_______, 2008, Ensiklopedi HisabRukyat, Yogyakarta,Pustaka Pelajar, Cet. II

_______, 2012, Penyatuan KalenderIslam, Satukan SemangatMembangun KebersamaanUmat, Kumpulan PapersLokakarya InternasionalFakultas Syariah IAINWalisongo Semarang,Penyatuan KalenderHijriyah (Sebuah UpayaPencarian Kriteria Hilalyang Obyektif Ilmiah)

Anwar, Syamsul, 2008, Hari Raya &Problematika Hisab-Rukyat, Yogyakarta, SuaraMuhammadiyah

_______, Makalah “Kalender HijriahGlobal, PenyatuanJatuhnya Hari Arafah”

Departemen Pendidikan danKebudayaan, 2008, KamusBesar Bahasa Indonesia,Jakarta: Balai Pustaka

http://museumastronomi.com/penggagas-kalender-islam-internasional/

http://media.isnet.org/isnet/Djamal/almanak.html

http://media.isnet.org/iptek/Etc/HilalTampak.html

http://www.icoproject.org/pdf/2001_UHD.pdf

Ilyas, Mohammad, 1984, A ModernGuid to AstronomicalCalculations of IslamicCalendar, Times & Qibla,Kuala Lumpur, BeritaPublishing Sdn. Bhd.

_______, dan M. Khalid-Taib,1989,Pengantarbangsaan Kalendar Islam,

Page 25: Mengkaji Konsep Kalender Islam Internasional Gagasan

45

MalaysiaUniversiti SainsMalaysia, Cet. I.

_______, 1995, New Moon’sVisibility and InternationalIslamic Calendar for TheAmerican Region 1407 H– 1421 H, Malaysia, IICP

_______,1997a,Astronomi of IslamicCalendar, Kuala Lumpur,Pustaka Hayathi, Cet. I

_______, 1997b, Sistem KalendarIslam dari PerspektifAstronomi, Kuala Lumpur,Dewan Bahasa danPustaka

_______, 2000, The Quest for aUnified Islamic Calendar,Penang, InternationalIslamic CalendarProgramme

Mohamad, Musa (ed.).1988,TowardsImplementation of Aunified Islamic Calendar,cet. I, Penang-Malaysia,International IslamicCalendar Programme

Sudibyo, Muh. Ma’rufin, 2012, DataObservasi Hilaal 2007-2009 di Indonesia,Yogyakarta, LembagaPengkajian danPengembangan Ilmu FalakRukyatul Hilal Indonesia

Syakir, AhmadMuhammad,1993,Menentukan Hari Raya dan AwalPuasa, terj. K.H. MahrousAli, Cet. I, Surabaya,Pustaka Progressif

Taimiyah, Ibnu, t.th., Al-Fatawa,Madinah, Dar al-Ihya’ al-Lughah, juz XXV

Saksono, Tono, 2007,Mengkompromikan Rukyat& Hisab, Jakarta: P.T.AmythasPublicita

Xin, Leong Wen, 2001, LunarVisibility and the IslamicCalendar, Singapore,Departement ofMathematics NationalUniversity of Singapore

Page 26: Mengkaji Konsep Kalender Islam Internasional Gagasan

46