menggapai reruntuhan sang legendaris puncak garuda catatan

40

Upload: nguyentruc

Post on 31-Dec-2016

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Menggapai Reruntuhan Sang Legendaris Puncak Garuda Catatan
Page 2: Menggapai Reruntuhan Sang Legendaris Puncak Garuda Catatan

SALAM DARI REDAKSI

Terbitan Agustus 2012 memberikan berbagai informasi, baik kegiatan mahasiswa, alumni dan departemen geografi. Berbagai informasi ini pastinya menambah informasi dan pengetahuan bagi para pembaca.

Kegiatan Departemen Geografi di tahun 2012 terus menjalin kerja sama antar negara terus dijalankan baik dengan Malaysia atau Australia sebagai mitra terdekat sesuai dengan MOU yang telah dibuat antara UI dengan Univ of Malay dan Univ of Sydney

Catatan perjalan mahasiswa baik kegaitan mendaki gunung, konferensi internasional dan kegaiatan imahagi disampaikan secara jelas apa saja kegiatan kemahasiswaan di Dept Geografi UI tahun 2012 selain belajar dan penelitian.

Tak lupa informasi dari alumni sebagai pilar hasil produk dari sebuah institusi pendidikan, baik kegiatan alumni, atau pun tulisan dari alumni. Selain itu juga redaksi tetap menerima tulisan dari luar civitas, selama masih ada kaitanya dengan Departemen Geografi.

Selamat membaca

REDAKSI GEOSPASIAL

Dari Redaksi

Page 3: Menggapai Reruntuhan Sang Legendaris Puncak Garuda Catatan

Daftar Isi

Menggapai Reruntuhan Sang Legendaris Puncak Garuda Catatan Perjalanan Pendakian Gunung Merapi Pasca Erupsi 2010 4

Mahasiswa Geografi Menjadi Delegasi Indonesia di ICDYV Manila 15

Sekilas Ringkasan National Workshop On Sustainable Develop-ment Goals (SDG) 19

When China Rules The World: The End of Western And The Birth of a New Global Order 22

Menuju Student Exchange Geografi Universitas Indonesia dan University of Malaya 30

Rakorwil IMAHAGI Regional Dua di UPI 32

Mengenal Suhu Udara 35

Interdisiplinary Faculty Development Workshop: Geographically Integrated Disaster Management 37

PENASEHAT:Dr. Rokhmatuloh, M.Eng

REDAKSI:Adi Wibowo, Iqbal Putut, Laju Gandharum, Ratri Candra, Weling Suseno, Rendy P., Ardiansyah

STAF AHLI:Astrid Damayanti, Sugeng Wicahyadi, Supriatna, Triarko Nurlambang

ADMINISTRASI:Ashadi Nobo

ALAMAT REDAKSI:Gd. Departemen Geografi,FMIPA Universitas IndonesiaKAMPUS UI DEPOKTelp. (021) 7721 0658, 702 4405Fax. (021) 7721 0659

Diterbitkan oleh:Forum Komunikasi Geografi Universitas Indonesia

Redaksi menerima artikel / opini / pendapat dan saran dari pembaca, utamanya yang berkaitan dengan masalah keruangan. Kirimkan tulisanke alamat redaksi atau email dengan disertakan nama, alamat lengkap, nomor teleponserta Biografi.

Page 4: Menggapai Reruntuhan Sang Legendaris Puncak Garuda Catatan

Perjalanan

Vo l u m e 1 0 / N o . 2 / A g u s t u s 2 0 1 24

Menjelang akhir bulan Mei, saat itu merupakan minggu – minggu terakhir sebelum UAS di Departemen Geografi UI. Tak usah ditanya, tugas yang menggunung, persiapan belajar demi nilai akhir, dan belum lagi laporan Kuliah Lapang yang baru saja berakhir memang sangat menyita waktu, pikiran, dan fisik Saya dan teman – teman di Geografi UI. Well, toh itu semua tak menjadi penghalang bagi Saya, Dewa, Hasan, Arga, dan Eron untuk tetap melakukan pendakian ke gunung berapi yang merupakan salah satu yang teraktif di dunia, Gunung Merapi.

Ya, mungkin karena passion kami untuk naik gunung mengalahkan semua “cobaan” di atas, kami pun sepakat untuk tetap melakukan perjalanan ini.

“Lebih dari separuh keberhasilan, keselamatan, dan kenyamanan pendakian sangat bergantung pada persiapan pendakian itu sendiri.”

Bukan naik gunung bagi kami, GMC’ers, jika tidak dengan persiapan yang matang. Perencanaan tentang informasi, peta, hingga persiapan fisik terkait perjalanan kali ini sudah kami rencanakan sebelumnya dari jauh hari tentunya. Maksud perjalanan Saya dan empat orang teman Saya adalah melakukan updating jalur dan pos – pos pendakian Gunung Merapi pasca erupsi hebat tahun 2010 silam, selain tentu saja obsesi pribadi kami untuk menyambangi Gunung Merapi, hehe. Mengingat pendakian via selatan, Kaliurang, masih dilarang, jadilah kami merencanakan pendakian via Selo, sisi utara Gunung Merapi.

Rabu, 16 Mei 2012

Pukul 09.00 WIB kami berlima berkumpul di kampus. Kebetulan hari itu jadwal kuliah tidak begitu padat, sebenarnya meskipun padat juga tak seberapa berpengaruh sih, karena kami sepakat untuk tidak masuk kelas mulai hari itu demi kelancaran persiapan, haha. Tiket bus menuju Jogja yang kami beli di daerah Pal Depok menuliskan kalau bus akan berangkat pukul 16.00 WIB, jadi kami masih punya cukup waktu untuk mengecek ulang barang bawaan kami.

Lengkap! Setelah kami lakukan re-check barang bawaan, hampir dipastikan semua peralatan dan perlengkapan tidak ada yang tertinggal. Teman kami, Denis, bersedia mengantarkan kami menuju pangkalan bus yang akan kami naiki. Pukul 15.00 WIB kami pun diantar dengan mobilnya menuju Pal Depok. Doa bersama teman – teman GMC sebelum kami berangkat menjadi ritual yang wajib dilakukan.

Lagu lama. Ya, jadwal keberangkatan yang ngaret dari bus yang kami tumpangi. Seolah menjadi potret kelam transportasi tanah air kita, masalah jadwal transportasi rakyat yang ngaret seperti ini memang biasa terjadi, setidaknya begitulah kenyataan yang Saya alami khususnya selama melakukan perjalanan untuk pendakian.

Menggapai Reruntuhan Sang Legendaris Puncak GarudaCatatan Perjalanan Pendakian Gunung Merapi Pasca Erupsi 2010

16 – 20 Mei 2012GMC UI

Page 5: Menggapai Reruntuhan Sang Legendaris Puncak Garuda Catatan

Vo l u m e 1 0 / N o . 2 / A g u s t u s 2 0 1 2 5

Foto 1. Menunggu bus Jakarta – Jogja di Pal Depok.

Singkatnya, bus yang membawa kami pun mulai berangkat pada pukul 17.00 WIB. Kesal den-gan waktu yang ngaret, namun ya mau tidak mau..

Kamis, 17 Mei 2012

Fajar menjelang, laju bus kami pun memasuki daerah Temanggung. Kokohnya Sindoro dan Sumbing yang terlihat dari kaca bus membuat mata ngantuk kami lumayan segar. Pukul 07.00 WIB kami tiba di Terminal Jombor, Kab. Sleman, Yogyakarta. Sebenarnya, lebih mempersingkat jarak dan waktu tempuh menuju entrance pendakian Gunung Merapi apabila kami turun di Magelang. Namun, dengan mempertimbangkan belum “amannya” tiket pulang kami ke Jakarta, kami pun sepakat untuk langsung memesan tiket di Terminal Jombor, mengingat pula waktu UAS yang hanya hitungan hari, bahaya jika kami tidak mendapatkan transportasi pulang.

Tiket pulang pun didapatkan, pun begitu dengan daging segar. Ya, kami memang sengaja membeli daging segar untuk percobaan menu makan malam kami di Pasar Bubrah nanti : Rawon.

Perjalanan dilanjutkan dengan naik bus Jogja – Magelang dari terminal Jombor. Pukul 09.10 WIB kami melanjutkan perjalanan. Jogja – Magelang nampaknya menjadi rute commuter layaknya Jakarta – Bogor, dengan tiket seharga Rp 7.000,- kami pun meluncur menuju Magelang.

Pertigaan Blabak, kami tiba di tempat itu pukul 10.10 WIB, dilanjtutkan dengan menyewa angkutan umum menuju Klatar. Awalnya kami berusaha melakukan negosiasi agar langsung diantar ke Selo, namun supir angkutan umum Blabak tidak menyanggupi karena medan yang akan dilalui. “Takut gak kuat Mas..” begitu ujarnya.

Sesampainya di Klatar setelah 30 menit perjalanan, kami langsung menyewa angkutan lagi untuk menuju ke entrance pendakian di Selo. Angkutan dengan warna merah muda memang mel-ayani trayek Klatar – Selo.

Page 6: Menggapai Reruntuhan Sang Legendaris Puncak Garuda Catatan

Foto 2. Angkutan Klatar – Selo.

Sepanjang perjalanan menuju Basecamp Pendakian Merapi di Selo, kami berbincang – bin-cang dengan supir kami, Pak Ahmad. Beliau bercerita tentang arti nama Selo. Rupa – rupanya, bagi masyarakat setempat Selo berarti “sela” atau “celah”, mengingat letak dari Selo sendiri yang berada di sela – sela gunung Merbabu dan Merapi, sadle begitu kita lebih mengenalnya.

Pukul 11.40 WIB kami pun tiba di Basecamp Barameru, dimana para pendaki biasa melapor sebelum melakukan pendakian via Selo. Selesai melapor, kami pun melanjutkan perjalanan menuju New Selo (110°27'9,2"BT 7°30'56,4"LS, 1700 mdpl). New Selo sendiri merupakan titik awal start pendakian Gunung Merapi via Selo. Rencananya, kami akan langsung melakukan pendakian pada hari itu juga. Jadilah kami beristirahat sejenak di New Selo. New Selo sendiri memiliki fasilitas yang lumayan baik untuk dijadikan tempat istirahat sebelum melakukan pendakian. Terdapat warung dan pendopo untuk para pendaki berisitirahat sebelum mulai mendaki.

Foto 3 & 4 (Kiri-Kanan). Basecamp Barameru Merapi & New Selo.

Vo l u m e 1 0 / N o . 2 / A g u s t u s 2 0 1 26

Page 7: Menggapai Reruntuhan Sang Legendaris Puncak Garuda Catatan

Foto 5 & 6 (Kiri-Kanan). Kondisi jalur New Selo-Pos 1.

Dua setengah jam kami berjalan, kami pun sampai di Pos 1 (110°27'4"BT 7°31'36,1"S, 2300 mdpl). Pos 1 ditandai dengan adanya patok triangulasi yang telah roboh. Kondisi medan berupa dataran yang sempit, hanya bisa digunakan untuk mendirikan 1 buah tenda dome kapasitas 4-5 orang. Kami pun tidak lama-lama berisitirahat di Pos 1 untuk menghindari perjalanan pada malam hari.

Foto 7 & 8 (Kiri-Kanan). Pos 1 & patok triangulasi yang telah roboh.

Vo l u m e 1 0 / N o . 2 / A g u s t u s 2 0 1 2 7

Page 8: Menggapai Reruntuhan Sang Legendaris Puncak Garuda Catatan

Lanjut mendaki. Kali ini langkah kami seolah sudah menemukan “ritme”-nya, tidak lagi bergerak lamban seperti sebelumnya. Total kami berjalan selama 1 jam 30 menit dari Pos 1, melewati jalur yang berganti dari dominasi tanah berdebu menjadi tanah berbatu, mulai dari kerikil hingga batuan yang lumayan besar, hingga akhirnya kami sampai di ketinggian 2500 mdpl. Ya, kami sampai di Pos 2 (110°27'7"BT 7°31'52"LS, 2500 mdpl) pada malam hari, pukul 18.30 WIB.

Foto 9. Kondisi jalur Pos 1-Pos 2.

Kami tidak kaget, karena dalam rencana perjalanan kami memang estimasi kami sampai di Pasar Bubrah sekitar pukul 21.00 WIB. Sempat terjadi diskusi di Pos 2 karena cuaca yang seketika berubah drastis. Kabut tebal pun mulai menyelimuti jalur pendakian hingga membatasi jarak pandang kami. Namun, mengingat kurang tersedianya campsite di sekitar Pos 2 kami pun sepakat untuk menembus kabut tebal tersebut. Sontak adrenalin Saya pribadi pun terpacu, “Ini seru!” gumam Saya dalam hati. Meskipun jalur lumayan jelas, namun karena keterbatasan jarak pandang, kami pun berjalan sangat berdekatan satu sama lain, sungguh meupakan salah satu pengalaman mendaki malam yang sangat berkesan buat Saya pribadi.

Foto 10. Pos 2.

Vo l u m e 1 0 / N o . 2 / A g u s t u s 2 0 1 28

Page 9: Menggapai Reruntuhan Sang Legendaris Puncak Garuda Catatan

Sepanjang perjalanan melalui jalur dengan dominasi batuan dari Pos 2 menuju Pasar Bubrah, kami sangat berhati-hati, kami semua fokus terhadap arah orientasi jalur kami dengan sering-sering menengok ke kompas dan layar GPS yang kami bawa. Cuaca pun makin bertambah “drmatis” saja dengan tiupan angin yang sangat kencang malam hari itu.

Setelah kurang lebih satu setengah jam “berjibaku” dengan tebalnya kabut dan angin kencang, langkah – langkah kami pun tak lagi menanjak, kami mulai jalan diatas tanah yang datar dengan batu-batu segala macam ukuran berserakan dimana-mana. Entah dengan maksud apa, angin yang tadinya bertiup kencang bersama kabut tebal tiba-tiba berhenti dan semua kabut tebal tadi seolah tersibak habis. Jelas sekali, kaki – kaki kami menapak di dataran yang sangat luas dengan batuan di semua penjurunya, Saya pun sempat bergumam apalagi setelah melihat julangan gagah Merapi yang tepat berada di sisi selatan kami, “Ini Pasar Bubrah?” , ya saat itu kami tiba di Pasar Bubrah (110°26'56,6"BT 7°32'9,5"LS, 2650 mdpl).

Tak mau cuaca menjadi kembali buruk, kami pun bergegas mencari “lapak” untuk dijadikan campsite kami. Lumayan sulit karena Pasar Bubrah sangat terbuka sehingga lokasi manapun yang dijadikan tempat untuk bertenda sudah pasti harus siap dengan serbuan angin dingin, selain itu tanah yang keras dan batuan dimana – mana membuat pasak tenda tidak bisa menancap dengan sempurna untuk menahan tenda. Akhirnya kami memilih untuk mendirikan tenda di dekat sebuah batu besar yang lumayan untuk menghalangi serbuan angin Pasar Bubrah.

Foto 11. Campsite tim pendakian di Pasar Bubrah.

Setelah tenda berdiri, tentu saja, isi perut!. Kami pun makan malam di Pasar Bubrah ditemani ham-paran bintang dan tiupan angin yang kencang. Bahkan pada suatu momen, tiupan angin kencang di Pasar Bubrah sempat membuat “insiden” kecil dalam proses masak-memasak kami.

“Malam itu kami benar – benar terkesima melihat Merapi begitu dekat. Sungguh gagah sekali, ditambah dengan cahaya kilat dari kejauhan, semakin menjadikannya terlihat

begitu berwibawa.”

Jum’at, 18 Mei 2012

Satu persatu dari kami mulai terbangun di dinginnya Pasar Bubrah subuh hari itu. Rasanya ingin tetap bergumul dengan hangatnya tenda dan balutan sleeping bag saja alih-alih menembus hajaran angin untuk sampai ke Puncak Garuda!. Namun sekali lagi, obsesi kami mengalahkan semuanya. Selesai masak dan makan sebelum summit attack, kami pun bergegas keluar tenda. Pemanasan dan berdoa kami lakukan bersama beberapa teman pendaki yang kebetulan sepanjang perjalanan selalu bareng dengan rombongan kami.

Vo l u m e 1 0 / N o . 2 / A g u s t u s 2 0 1 2 9

Page 10: Menggapai Reruntuhan Sang Legendaris Puncak Garuda Catatan

Pukul 04.30 WIB kami pun melangkahkah kaki kami untuk memulai summit attack kami. Jalur menuju puncak didominasi kerikil dan pasir halus. Jika mengikuti jalur pendakian yang lama, maka perjalanan muncak kita akan dibawa langsung “menghajar” sisi selatan yang kini telah berpasir halus pasca erupsi November 2012 silam yang tentu saja akan menjadi perjalanan yang sangat berat, belum lagi batu-batuan di sisi selatan hingga barat Merapi masih sangat rapuh pasca letusan tersebut. Berbekal peta, alat navigasi, dan cerita – cerita beberapa kelompok yang sudah pernah terlebih dahulu mendaki Merapi pasca erupsi 2010, kami pun mengambil jalur yang mengarah ke Timur pada awalnya dari Pasar Bubrah sebelum kembali mengarah ke Selatan arah Puncak Garuda. Jalur ini lebih didominasi batuan yang lebih solid.

Foto 12. Jalur menuju bibir kawah Merapi.

Perjalanan tidak langsung sampai di Puncak Garuda, terlebih dulu kami tiba di bibir kawah Merapi pada pukul 05.30 WIB. Cuaca yang kembali berkabut membuat kami sementara berdiam diri di sekitar bibir kawah tersebut. Saat kabut mulai kembali tersibak, kami melanjutkan perjalanan ke arah barat untuk sampai di Puncak Garuda pasca erupsi 2010.

Foto 13. Bibir kawah Merapi.

Sekitar 30 menit dari bibir kawah, kami pun sampai di Puncak Garuda (110°26'47,4"BT 7°32'25,2"LS, 2922 mdpl) pasca erupsi 2010! Benar – benar membuat bulu kuduk kami semua merinding, pemandangan dari titik tertinggi salah satu gunung berapi paling aktif di dunia itu memang benar – benar mencengangkan. Terlihat jelas kawah Merapi yang merupakan “bom waktu” bagi masyarakat sekitarnya. Menggapai Puncak Garuda yang baru, kita diharuskan “sedikit” memanjat supaya bisa sampai. Puncak Garuda juga sangat sempit, hanya bisa menampung 3-4 orang pada saat yang bersamaan. Makanya, kami pun bergiliran untuk “memanjat”-nya.

Vo l u m e 1 0 / N o . 2 / A g u s t u s 2 0 1 210

Page 11: Menggapai Reruntuhan Sang Legendaris Puncak Garuda Catatan

“Menegangkan, mungkin itu yang bisa digambarkan saat memanjati batu yang menjulang tinggi dan tepat menghadap ke arah kawah Merapi ini. Tergelincir, kehilangan pegangan

sedikit, selesai sudah Kau!”

Foto 14 & 15 (Kiri-Kanan). Jalur dari bibir kawah ke arah Puncak Garuda (Kiri). Ekstra hati-hati menuju Puncak Garuda (Kanan).

Indah sekali pemandangan dari Puncak Garuda, meskipun harus diakui, ya.. memang mengerikan. Selain bisa melihat Kawah Merapi dan Kota Jogja di sebelah selatan, kita juga bisa melihat Gunung Merbabu begitu hijau anggun di utara kita. Gunung Sindoro – Sumbing pun menyembul dari balik awan di arah barat laut sana. Sementara Gunung Lawu ada di arah timur laut. Ah, benar – benar indah rasanya..

Foto 16. Puncak Garuda pasca erupsi November 2010.

Vo l u m e 1 0 / N o . 2 / A g u s t u s 2 0 1 2 11

Page 12: Menggapai Reruntuhan Sang Legendaris Puncak Garuda Catatan

Foto 17 & 18 (Kiri-Kanan). Berpose di atas Sang Legendaris, Puncak Garuda (Kiri). Merbabu dari Puncak Garuda (Kanan).

Foto 19 & 20 (Kiri-Kanan). Kawah Merapi dilihat dari bibir kawah selatan.

Foto 21. Puncak Garuda dilihat dari bibir kawah selatan.

Vo l u m e 1 0 / N o . 2 / A g u s t u s 2 0 1 212

Page 13: Menggapai Reruntuhan Sang Legendaris Puncak Garuda Catatan

Selesai dokumentasi, orientasi, dan selebrasi kecil – kecilan di Puncak Garuda, kami pun bergerak turun. Jalur turun sejatinya hampir sama dengan jalur naik, namun saat bertemu lereng berpasir yang merupakan jalur pendakian yang lama, kami mengambil jalur tersebut. Perjalanan turun pun begitu cepat sekali, hanya sekitar 15-20 menit saja dari bibir kawah untuk sampai kembali ke daerah Pasar Bubrah dengan sensasi ski pasir di lereng selatan Merapi.

Foto 22. Jalur turun dengan memilih ber-ski pasir.

Foto 23. Perjalanan turun menuju Pasar Bubrah.

Vo l u m e 1 0 / N o . 2 / A g u s t u s 2 0 1 2 13

Page 14: Menggapai Reruntuhan Sang Legendaris Puncak Garuda Catatan

Begitu sampai di Pasar Bubrah, kami langsung bersiap untuk perjalanan turun. Setelah istirahat, makan, dan packing, sekitar pukul 11.45 WIB kami langsung turun untuk menuju New Selo kembali. Sepanjang perjalanan cuaca sangat cerah, bahkan cenderung panas terik! Saat melewati kembali jalur dari Pasar Bubrah menuju Pos 2 yang telah kami lalui sebelumnya saat berkabut, kami pun sempat kaget. Ternyata jalur yang kami lalui kemarin malam benar – benar dramatis dengan jurang di kanan – kirinya!

Foto 24. Jalur dari Pasar Bubrah-Pos 2.

Langkah kami pun kami percepat, tentu saja karena beban bawaan yang sudah banyak berkurang. Perlu diingat, sepanjang jalur Selo tidak ada sumber air untuk recharge air bawaan. Air bisa kita penuhi kebutuhannya terakhir di New Selo. Selain itu juga, rasa puas karena kami telah diberi kesempatan menjelajahi seksinya “Si Bom Waktu” ini membuat perjalanan turun terasa diliputi begitu banyak rasa riang. Pukul 14.00 WIB kami sudah sampai kembali di New Selo. Makan siang, dan menikmati angin sepoi-sepoi di pendopo Selo kami pilih sejenak sebelum bertolak menuju kota Jogja untuk refreshing dan pulang ke Jakarta keesokan harinya. Sungguh indah.

________________________________________

Pada akhirnya, letusan 2010 silam menimbulkan perubahan fisik yang lumayan banyak pada lereng Merapi, setidaknya itu yang bisa kami amati dan bandingkan dari beberapa catatan perjalanan sebelum erupsi oleh teman – teman pendaki dan fakta lapangan yang kami temukan sendiri selama perjalanan ini.

Perubahan yang paling nyata berada pada segmen Pasar Bubrah – Puncak Garuda. Letusan yang memuntahkan berbagai material vulkanik telah merubah kondisi jalur pendakian yang lama menjadi jalur dengan dominasi pasir dan batuan rapuh yang sangat mudah longsor. Celakanya, bagi teman – teman pendaki yang belum tahu atau kurang peka dengan perubahan fisik ini, mereka akan tetap mendaki dengan mengambil jalur pendakian yang telah berubah secara fisik ini. Hal ini tentu saja sangat berbahaya bagi keselamatan teman –teman pendaki. Sampai kapan kegiatan naik gunung harus selalu diidentikkan dengan maut?

Semoga catatan dan foto perjalanan dari kami bisa berguna bagi seluruh teman – teman yang memiliki passion di bidang yang sama.

G 0912 UI

Vo l u m e 1 0 / N o . 2 / A g u s t u s 2 0 1 214

Page 15: Menggapai Reruntuhan Sang Legendaris Puncak Garuda Catatan

Go International

Mahasiswa Geografi Menjadi Delegasi Indonesia di ICDYV di Manila

Foto 1-Setelah Sesi Cultural Night-Sigit dan Ibnu Budiman (Berdiri urutan 3 dan 4 dari Kiri)

Dua orang mahasiswa Departemen Geografi UI terpilih sebagai delegasi Indonesia dalam 1st Inter-Civilization Dialogue on Youth Volunteerism di Manila Philippines pada 25-27 Mei 2012 lalu. Dua orang mahasiswa tersebut adalah Ibnu Budiman dan Sigit.

Pusat Penelitian Geografi Terapan (PPGT) UI sebagai sebuah pusat studi yang bergerak di bidang pengembangan keilmuan Geografi telah memberikan bantuan pembiayaan bagi mahasiswa Geografi UI yang terpilih tersebut dalam 1st Inter-Civilization Dialogue on Youth Volunteerism. Hal ini dilakukan dalam rangka memberikan dukungan terhadap pengembangan diri mahasiswa Departemen Geografi UI. Bantuan ini juga kembali menguatkan kontribusi PPGT UI tehadap usaha pengembangan keilmuan Mahasiswa Geografi.

1st Inter-Civilization Dialogue on Youth Volunteerism merupakan sebuah konferensi aktifis pemuda dunia yang bergerak di bidang sosial. Tahun 2012 adalah tahun kedua penyelenggaraan kegiatan ini yang melibatkan berbagai negara di dunia seperti Thailand, Nepal, India, Australia, Vietnam, Fhilipina,

Brunei, Jepang, Indonesia, dll. Terdapat lebih dari 200 orang pendaftar dan sakhirnya hanya 40 orang aktifis pemuda yang akhirnya lolos sebagai peserta. Selain dari UI juga ada beberapa orang delegasi Indonesia lainnya dari UGM, UNIBRAW, UIN, dan AKAMIGAS.Tema tahun ini adalah “How Youth can be a catalyst of change in the promotion of peace and in the attainment of 8 United Nations Millennium Development Goals (MDG’s)”. Mahasiswa Geografi UI sendiri memilih poin MDG’s yang “Achieve Universal Primary Education” sebagai fokus diskusi dan pemaparan ide.

Konferensi ini terselenggara atas kerjasama berbagai lembaga, diantaranya adalah United Nations Alliance for Peace Volunteerism(UNAPVO) sebagai partner utama, Asosiasi Volunteer Philippines sebagai panitia teknis, dan UNESCO Young Professionals Club Philippines sebagai pendukung kegiatan.

Konferensi ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengumpulkan berbagai gagasan yang dimiliki oleh aktifis pemuda dari berbagai organisasi di dunia untuk terlibat dalam

Vo l u m e 1 0 / N o . 2 / A g u s t u s 2 0 1 2 15

Page 16: Menggapai Reruntuhan Sang Legendaris Puncak Garuda Catatan

penyelesaian permasalahan global yang hingga kini masih dialami oleh jutaan orang di dunia yang pada kegiatan tahun ini difokuskan pada isu MDG’s. Konferensi ini diadakan di Great Eastern Hotel Makati City, Manila.

Acara pertama di pembukaan dimulai dengan Cultural Performance dan Roll Call of Participants. Dalam kesempatan tersebut saya mewakili delegasi Indonesia untuk memberikan sambutan singkat. Selanjutnya dilanjutkan dengan Welcome Address dari Josephine Barbi M. Balilia (President UNAPVO).

Setelah pembukaan kegiatan , dilanjutkan dengan Lecture dari UNESCO Young Professionals dengan judul "Peace with Volunteerism Activity" dari Atty. Pearl Fatima Evardone,(Adviser). Kemudian setelah itu, disambung oleh Lecture on UN MDG Goal 8 dari Ms. Rachel Giacchero (Ethiopia, World Peace Initiative Foundation on the Peace Revolution project in Pathum Thani, Thailand).Presentasi terakhir pada hari itu adalah tentang “Peace with Kids” dari Ms. Rosan Aliya Agbon, (Kids for Peace Foundation, Inc). Usai presentasi tersebut kegiatan dilanjutkan dengan ”Peace Cafe” dimana disana antar peserta diberikan kesempatan untuk lebih saling mengenal satu sama lain.Keesokan harinya acara berlanjut masih di tempat yang sama, Great Eastern Hotel. Dimulai sejak pukul 8 pagi dengan Lecture on UN MDG Goal 7 yaitu Ensure Environmental

Sustainability dari Ms. Noemi M. Pamintuan-Jara, Co-founder, Kolisko Waldorf School. Waldorf School merupakan sebuah gerakan sekolah cinta lingkungan yang sudah tersebar di beberapa negara di dunia, salah satunya yaitu di Philippines. Setelah itu, dilanjutkan dengan Lecture on Peace Enhancement Project dari Ms. Franceline Jimenez, UNESCO Youth Peace Ambassador.

Usai presentasi, kegiatan dilanjutkan dengan Focus Grup Discussion yang membahas isu per poin MDG’s. Saya bergabung dengan kelompok sesuai dengan poin MDG’s yang saya pilih sebelumnya yaitu “Achieve Universal Primary Education”. Disana kita berdiskusi tentang kondisi kekinian yang terjadi di negara masing-masing seputar poin isu tersebut. Dalam kelompok saya ketika itu terdapat delegasi yang berasal dari Philippines, India, Australia, dan Vietnam. Dari hasil diskusi tersebut kita merumuskan apa saja permasalahan yang ada dan bagaimana solusi terhadap permasalahan tersebut.

Diskusi berlangsung hingga waktu makan siang. Usai makan siang kegiatan dilanjutkan dengan Lecture on UN MDG 1 and 2: Eradicate Poverty and Hunger and Achieve Primary Education, "Peace with Education and Poverty Alleviation": dari Ms. Leica Burley, Head of Year 10, dari Australia. Delegasi ini telah 22 tahun menjadi guru di Australia dan ia bercerita tentang bagaimana menjadi guru yang menginspirasi.

Foto 2-Sambutan Ibnu Mewakili Delegasi Indonesia

Foto 3-Beberapa Delegasi bersama Panitia

Vo l u m e 1 0 / N o . 2 / A g u s t u s 2 0 1 216

Page 17: Menggapai Reruntuhan Sang Legendaris Puncak Garuda Catatan

Kemudian, selanjutnya kegiatan dilanjutkan dengan presentasi dari tiap-tiap kelompok per pon MDG’s untuk memaparkan hasil diskusi kelompoknya. Saya bersama kelompok saya merumuskan beberapa permasalahan pendidikan terkait isu MDG’s yang kita bahas. Untuk Indonesia, disana saya memaparkan bagaimana permasalahan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang belum mampu terealiasi dengan tepat sasaran.

Solusi yang saya tawarkan ketika itu yang pertama adalah advokasi pemberantasan korupsi di bidang pendidikan. Kemudian langkah kedua yaitu melalui pergerakan sosial. Disana saya memperkenalkan konsep zakat yang diterapkan Dompet Dhuafa sebagai langkah fundraising yang efektif. Potensi zakat yang besar berpeluang menjawab kebutuhan pendidikan dasar di Indonesia.

Setiap kelompok per poin MDG’s memaparkan tentang permasalahan-permasalahan yang terjadi terkait masing-masing isu di negara tiap delegasi dan mereka juga merekomondasikan berbagai solusi terkait permasalahan tersebut. Banyak ide-ide menarik muncul dari mereka dan dapat menjadi saran yang bisa diadopsi untuk menjawab permasalahan di tanah air.Selanjutnya, setelah semua kelompok presentasi, kegiatan dilanjutkan dengan Lecture on Peace with Health: United Nations Millennium Development Goal , Goal 6: Combat HIV/AIDS,malaria, and other diseases: oleh Ms. Dina Kusumaningsih dari Indonesia. Ia adalah mahasiswa Sosiologi UI yang aktif melakukan

penelitian terkait isu ini. ia menjelaskan disana tentang salah satu penelitiannya yang membandingkan perbedaan sikap orang miskin dan orang kaya terhadap kesehatan.

Malam harinya, kegiatannya adalah Cultural Night dimana tiap negara menampilkan pertunjukan kebudayaannya. Sebelumnya diberikan waktu untuk persiapan. Beberapa delegasi dari Indonesia telah menyiapkan pertunjukkan ini dengan membawa pakaian-pakaian daerah dari daerah mereka masing-masing. Ada yang dari Jawa Tengah, Jogjakarta, dan Sumatera Selatan. Lalu ada juga yang membawa perlengkapan bela diri tionghoa. Kemudian yang wanita menyiapkan tarian tradisional dari Sumatera Barat.Sementara saya sendiri hanya membawa sebuah baju batik dan kumpulan audio visual digital seputar Indonesia serta ide-ide kreatif memadu pagelaran seni. Saya pun mencoba mengkombinasikan kepingan-kepingan kebudayaan Indonesia yang telah dibawa oleh para delegasi Indonesia tersebut. Dengan menganalisa potensi-potensi yang mereka punya saya berhasil meramu sebuah alur yang brilian.

Dimulai dengan iringan musik instrumental kecak Bali yang menampilkan seni bela diri tionghoa oleh mahasiswa HI UGM yang sekaligus menjadi narrator dalam pertunjukan tersebut. Usai penampilan solonya, dilanjutkan dengan pemutaran video pariwisata Indonesia dalam tajuk Ultimate in Diversity. Video ini memukau perhatian para delegasi dengan berjuta kekayaan budaya dan alam yang dimiliki

Foto 3 Community Immersion di Las Pinas Foto 5 Bersama Delegasi Vietnam di Bandara

Vo l u m e 1 0 / N o . 2 / A g u s t u s 2 0 1 2 17

Page 18: Menggapai Reruntuhan Sang Legendaris Puncak Garuda Catatan

Indonesia. Setelah video, bersama iringan musik Elfa Singer ditampilkan baju-baju daerah di Indonesia.

Belum berhenti mengagumi kekayaan-kekayaan Indonesia sebelumnya, para penonton dibuat terkagum kembali dengan penampilan berikutnya dari Tari Pasambahan asal Sumatera Barat yang dibawakan oleh delegasi Indonesia yang wanita. Usai tari ini, kemudian semua delegasi Indonesia bergabung menggetarkan panggung acara malam itu bersama Lagu Gebyar-Gebyar ciptaan Gombloh yang menebar semangat nasionalisme yang tinggi kala itu.

Penampilan pertama di malam Cultural Night itu berhasil menyihir para penonton dan membuat para penampil-penampil berikutnya berada di bawah tekanan karena harus dibandingkan dengan penampilan pertama Indonesia yang wonderful. Penampilan-penampilan selanjutnya pun berlalu dengan warna-warna masing-masing. Pada akhir acara semua penampil pun tampil bersama menyatu dalam ikatan perdamaian global. Malam itu berakhir dengan indah, dimana perdamaian dunia terasa begitu harmonis.

Hari berikutnya adalah hari terakhir. Kegiatannya adalah Community Immersion. Kegiatan tersebut bekerja sama dengan NGO ANCOP, sebuah NGO yang membantu para

penduduk miskin dalam bentuk pemberian rumah dan sekolah bagi para anak-anak miskin. Pagi itu usai mendapat penjelasan singkat tentang profil ANCOP, kita memulai perjalanan menuju sebuah kawasan binaan ANCOP di Las Pinas, satu jam dari Makati City.

Di Las Pinas, kita menemui sebuah rumah susun hasil buatan ANCOP. Dahulunya warga disana hidup di pemukiman kumuh dan rusak, lalu ANCOP pun mengubahnya menjadi seperti rumah susun. Usai dari sana, kita melanjutkan ke daerah lain yang tidak jauh dari sana dimana sedang berlangsung proses pembangunan rumah susun ANCOP. Disana kita turut serta membantu proses teknis pembangunan seperti penggalian lobang fondasi bangunan, mengangkat pasir, dan kegiatan lainnya yang bertujuan untuk lebih dekat dengan warga miskin disana.

Selanjutnya, kami pun kembali ke hotel dan menjalani kegiatan penutupan. Maka berakhirlah semua rangkaian kegiatan tersebut. Banyak inspirasi yang saya temui disana, bagaimana setiap aktifis memiliki kreatifitasnya masing-masing dalam membuat gerakan perubahan sosial di negaranya masing-masing, dan mereka juga tidak hanya memikirkan perdamaian di negaranya saja, namun juga untuk perdamaian dunia.

Foto 6 Para Delegasi bersama Bintang Tamu Penari Philippines

Vo l u m e 1 0 / N o . 2 / A g u s t u s 2 0 1 218

Page 19: Menggapai Reruntuhan Sang Legendaris Puncak Garuda Catatan

Topik

Sekilas Ringkasan National Workshop On Sustainable Development Goals (SDG)

28-29 Mei 2012, Bali, IndonesiaOleh: Raldi Hendro Koestoer

Introduction and Background

“Sustainable Development is development that meets the nedds of the present without compromising the ability of the future generations to meet their own needs”.

(Bruntland Comission vission, excerpted from the presentagion by Heru Prasetyo, UKP4, at the workshop).

Dalam rangka finalisasi substansi Indonesia pada United Nations Conference on Sustainable De-velopment (UNSCD 2-12/Rio+20) di Rio de Jeneiro, Brazil, Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, bekerjasama dengan UNDP, serta UKP4, telah menyelenggarakan National Workshop on Sustainable Development Goals di Bali pada tanggal 28-29 Mei 2012, yang telah kami hadiri dan sekaligus sebagai pembicara dalam kegiatan dimaksud.

Workshop tersebut bertujuan untuk mempersiapkan setting dan substansi yang akan dibawakan Indonesia dalam United Nations Conference on Sustainable Development (UNSCD 2-12/Rio+20) di Rio de Jeneiro, Brazil, terutama dalam kaitannya dengan thema green economy dalam konteks pembangunan berkelanjutan dan pengentasan kemiskinan. Workshop tersebut juga bertujuan untuk mempersiapkan isu-isu strategis untuk dapat diakomodir di dalam The New Sustainable Develop-ment Goals (SDG) sebagai pengganti dari Millenium Development Goals (MDG) pasca tahun 2015. Isu-isu terkait diantaranya implementasi dan kombinasi dari green economy and blue economy, land right, peningkatan participatory approach dalam pengambilan keputusan dalam pembentukan suatu kebijakan, serta perancangan governance yang efektif dalam menghadapi tantangan koordinasi lintas sektor.

Dalam workshop tersebut ditekankan bahwa Indonesia memiliki peran strategies dalam penentuan SDG, selain dikarenakan terpilihnya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai co-chair¬dari SDG Panel, juga dikarenakan posisi Indonesia sebagai salah satu negara dengan perkembangan ekonomi yang pesat serta kekayaan ragam hayati dan kekayaan kandungan alam lain yang dimiliki bumi Indonesia. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono juga telah menyatakan komitmen pembangu-nan Indonesia dalam mewujudkan 7% pertumbuhan GDP per tahun s.d. 2014, serta di sisi lain, tu-rut berperan sebagai pemimpin gerakan global dalam melakukan pengurangan emisi karbon sebesar 26%, dan 41% atas bantuan International pada tahun 2020.

Workshop dibagi dalam dua komponen utama yang terbagi dalam dua hari penyelenggaraan.Pada hari pertama, fokus pembahasan dilakukan terhadap Sustainable Development Goals sebagai alter-natif pengganti/lanjutan dari Millenium Development Goals pasca tahun 2015.Pada kesempatan ini ditekankan bahwa SDG dibutuhkan sebagai suatu alternatif penerus/suksesor dari Millenium Development Goals (MDG), serta sebagai bentuk kesepakatan global atas arah pembangunan dunia. Pada hari kedua, pembahasan terfokus pada strategi-strategi implementasi sustainable development agenda dalam rencana pembangunan di Indonesia, serta usulan fokus substansi yang akan dibawa-kan oleh Indonesia dalam forum Rio+20 (June –July 2012).

Vo l u m e 1 0 / N o . 2 / A g u s t u s 2 0 1 2 19

Page 20: Menggapai Reruntuhan Sang Legendaris Puncak Garuda Catatan

Hari 1 – 28 Mei 2012

Dalam sesi pembukaan, ditegaskan bahwa Rio+20 merupakan salah satu konferensi PBB yang terpenting.Oleh sebab itu, Indonesia, dengan posisinya yang strategis di dalam konferensi tersebut, harus dapat memastikan bahwa dalam pengambilan keputusan dalam konferensi tersebut dilakukan dengan pendekatan holistic dan participatory. Dalam kesempatan ini juga digarisbawahi pentingnya perubahan paradigma pembangunan sehingga dapat menghasilkan pembangunan ekonomi yang sustainable, yang dapat turut serta meningkatkan human well-being, social equity, mengurangi environmental risk, serta mengurangi ecological scarcities.

Meskipun MDG diakui telah membawa hasil yang mengembirakan, terutama dalam kaitannya dengan pengentasan kemiskinan, akan tetapi disadari bahwa dalam MDG tidak terdapat adanya suatu model ekonomi yang disepakati untuk dapat dikatakan sebagai blue print ekonomi yang sukses. Dalam MDG, kegiatan perekonomian dilaksanakan secara Business as Usual (BAU) yang berakibat pada tingginya dampak sosial dan lingkungan. Untuk itu dibutuhkan adanya perubahan paradigma pembangunan, sehingga dapat secara sustainable memberi keseimbangan antara pembangunan sosial, lingkungan dan ekonomi.

Dalam kaitannya dengan hal tersebut, green economy dipandang sebagai salah satu alternatif model ekonomi yang dapat mengedepankan keseimbangan pembangunan tiga komponen tersebut. Selain itu, untuk mengakomodir alternatif baru model ekonomi tersebut, dalam diskusi dipandang perlu adanya indikator pembangunan baru sebagai penyesuaian terhadap Human Development Index (HDI), yaitu dengan menyertakan social equity dan environmental sustainability melalui komponen Gini-Adjusted Indexdan Green-GDP Adjusted measure. Untuk itu perlu disepakati bagaimana indikator HDI yang baru ini dapat diukur, komponen yang terkandung di dalamnya, serta kebijakan/model governanceyang dibutuhkan sebagai pra-kondisi untuk pencapaianannya.

Lebih lanjut, diskusi mengedepankan agenda pembangunan pasca 2015 dengan fokus pembahasan pada SDG.Sebagai suksesor dari MDG, SDG harus didesain dengan keterlibatan utama dari negara-negara berkembang. Colombia dan Guatemala telah mengajukan proposal SDG, sedangkan negara-negara benua Afrika telah bertemu di Bostwana dan menyepakati “Gaborone Declaration” dengan fokus mengedapankan kekayaan alam sebagai salah satu aset pembangunan.Indonesia di lain pihak, harus menemukan keseimbangan antara tujuan pembangunan yang berlandaskan pada pro-poor, pro-job, pro-green, dan pro-growth.

Hari 2 -29 Mei 2012

Pembahasan pada hari kedua workshop difokuskan pada dua hal, strategi implementasi agenda pembangunan yang berkelanjutan dan finalisasi substansi Indonesia pada UNSCD Rio+20.

Pada fokus pembahasan yang pertama, diskusi difokuskan pada implementasi konsep green economy pada agenda-agenda pembangunan.Pada kesempatan ini kami menyampaikan paparan tentang implementasi green economy pada MP3EI yang menggarisbawahi pada main strategy ketiga dari MP3EI berupa pembangunan kapasitas nasional yang didasarkan pada sains dan teknologi (green science-techno economy).Fokus presentasi adalah pada koridor ekonomi Kalimantan dengan aktivitas ekonomi utama saat ini yang masih bertumpu pada minyak dan gas untuk selanjutnya dikembangkan dalam program MP3EI agenda pembangunan sustainable industry berupa perikanan, kehutanan, dan karet. Namun demikian, disadari bahwa terdapat tantangan untuk menjaga agar pembangunan ekonomi koridor Kalimantan tetap menjamin terpeliharanya hutan Kalimantan “Heart of Borneo”.Untuk itu, diperlukan adanya partnership/ kemitraan dan

Vo l u m e 1 0 / N o . 2 / A g u s t u s 2 0 1 220

Page 21: Menggapai Reruntuhan Sang Legendaris Puncak Garuda Catatan

pembangunan kapasitas serta tindakan kolektif dari setiap aktor pembangunan dalam rangka im-plementasi green economy pada setiap koridor MP3EI.

Dalam diskusi lebih lanjut, disampaikan oleh UKP4 bahwa dibutuhkan strategi implementasi se-cara paralel dengan pendekatan holistic governance dalam penerapan green economy di Indonesia.Keberadaan program REDD+ dapat dijadikan acuan dalam pelaksanaan agenda pembangunan berkelanjutandengan konsep green economy di Indonesia.Akan tetati diakui terdapat tantangan berupa lemahnya pemetaan dan manajemen data, kurangnya sumber pembiayaan, dan Rencana Pembangunan Nasional yang belum memihak konsep green economy. Untuk itu diperlukan adanya satu standar peta tematik, keterlibatan multistakeholder dalam pembangunan dan skema dan instru-men pendanaan yang menjamin adanya benefit sharing dan mekanisme insentif, serta reformasi atas agenda-agenda Pembangunan Nasional.

Pada fokus pembahasan yang kedua, diskusi mengedepankan finalisasi substansi dan usulan set-ting yang diajukan oleh Indonesia dalam UNSCD Rio+20.Isu strategis utama terkait dengan land right, yang bertujuan agar menjamin tersedianya akses untuk mendapatkan tanah bagi masyarakat miskin pedesaan.Hal ini dianggap sebagai faktor terpenting dalam pengentasan kesulitan pangan dan kemiskinan di pedesaan. Isu lain yang dikedepankan dalam diskusi adalah terkait dengan blue economy, yaitu konsep green economy pada maritim, isu forest governance, danbiodiversity degra-dation.

Catatan Penutup

Perubahan paradigma ekonomi agar lebih menitikberatkan pada pembangunan “GDP for the poor” dengan menitikberatkan pada pengentasan kemiskinan sebagai tujuan pembangunan dengan senantiasa menjaga keseimbangan antara pembangunan ekonomi-sosial-dan lingkungan menjadi tantangan terbesar mewujudkan Sustainable Development Goals.namun demikian, konsep green economy dan Sustainable Development Goalsadalah sesuatu yang sangat mungkin terwujud di masa mendatang. Untuk itu, dibutuhkan multistakeholder dialogue dengan mengikutsertakan kepent-ingan dan suara-suara dari pihak-pihak yang sebelumnya tidak terlibat dalam proses perumusan agenda-agenda pembangunan dalam MDG. Dalam UNSCD Rio+20 yang sedianya akan dilaksana-kan pada pertengahan tahun ini, keterlibatan negara-negara berkembang dan penguatan posisi Indonesia dan penyiapan substansi Indonesia untuk pertemuan UNSCD Rio+20 sangat dibutuhkan dalam menjamin terlaksananya tujuan mulia tersebut.

‘We know what a green economy is the desired goal and the challenge is how to get to this goal and implement the priorities we shall identify. The technical work is important for allowing the implementation of our version of the green economy.’ (UKP4)

Vo l u m e 1 0 / N o . 2 / A g u s t u s 2 0 1 2 21

Page 22: Menggapai Reruntuhan Sang Legendaris Puncak Garuda Catatan

Topik

WHEN CHINA RULES THE WORLD: The End of The Western World and the Birth of a New Global Order

Oleh Martin Jacques

The Penguin Press, New York, 2009 ; 550 halaman; 13 peta, 7 tabel, 53 grafik; ISBN 978-1-59420-185-1

Diulas oleh Raldi Hendro KoestoerAlternatif Judul Ulasan:

Akhir Kedigdayaan Dunia Barat dan Kelahiran Orde Global Baru: Ketika Cina Atur Dunia

Pendahuluan

Buku ini mengungkapkan bagaimana seseorang dapat memahami situasi Cina mengatur dunia. Sebagaimana diketahui dunia telah dibawa ratusan tahun oleh kehidupan Barat dengan kehidupan modernnya. Kaum Konservatif memperkirakan pada tahun 2027, Cina akan mengambil-alih Amerika Serikat sebagai negara ekonomi terbesar dunia. Cina memperluas cakrawala diluar batas lingkup ekonomi sebelumnya; bahkan di tahun 2050, Cina akan melipat-gandakan ekonomi lebih besar dari Amerika menguasai dunia saat ini. Dampak sosial, budaya dan politik Cina meningkat bersama komunitas dunia hingga batasan yang menakjubkan, namun sedikit yang baru dipahami tentang hal ini.

Melalui bahasan sejarah, Penulis mengungkapkan pendapat yang menganulir bahwa Cina akan menjadi negara seperti Amerika. Cina memiliki sejarah panjang dan kaya sebagai negara madani, serta 94% penduduknya percaya bahwa mereka adalah satu ras, yaitu keturunan Han. Selama ratusan tahun sistem tributary menghantar kepada kerajanaan kelas menengah. Cina menempatkan diri di pusat dari wilayah Asia timur. Penulis berpendapat sistem tributary lama ini akan merubah dunia dalam bentuk modern. Gagasan kontemporer dari strata rasial akan disimpulkan dan Cina yang matang dalam superioritas akan muncul.

Secara umum, tulisan Jacques dibagi dalam dua kelompok: berakhirnya pengaruh Dunia Barat dan muncul masa kejayaan Cina. Pada kelompok pertama diungkapkan beberapa aspek tentang (i) sejarah perkembangan kemunculan dunia modern Barat, (ii) Jepang dengan keBaratannya, (iii) ke’aib’an Cina dan (iv) Pertaruhan modernitas. Pada kelompok kedua, dijabaran tentang: (i) Cina sebagai Ekonomi berkekuatan besar, (ii) Negara madani, (iii) Mentalitas Kerajaan Menengah, (iv) Cina sebagai Kekuatan Global Baru, (v) Cina Atur Dunia, dan (vi) kecirian Cina.

Kompetisi Aliran Barat, Jepang dan Cina

Pada pertengahan abad 19, supremasi Eropa terhadap Asia Timur semakin mantap. Dimulai dengan perang Opium Antar Inggeris dan Cina, sekitar tahun 1839-42, bahkan diduga lebih pagi dari ranah waktu tersebut. Keraguan waktu tersebut didasarkan sebagian pada sejarah Cina sewaktu Dynasty Ming (1368-1644), terutama setelah Dynasty Song yang genius (960-1279); dimana memberangus hampir semua jejak innovatif, Penulisan Dynasty Qing (1644)-1912) menyiratkan bahwa Cina telah memiliki sejarah panjang dalam dunia sains dan teknologi yang terkubur, berserakan dalam unggulan masa silam dan kehilangan kecepatan tumbuh sebagai akibat dari kepiawaian yang terpendam. Waktu berlalu puluhan hingga ratusan tahun dimana Eropa meninggalkan Cina, jauh dibelakang.Eropa, berlainan dengan Cina saat itu, di tahun 1400an, mulai menunjukkan pertumbuhan ekonomi

Vo l u m e 1 0 / N o . 2 / A g u s t u s 2 0 1 222

Page 23: Menggapai Reruntuhan Sang Legendaris Puncak Garuda Catatan

yang lebih dinamis, sementara pemikiran intelektual di jaman Renaisans memberikan beberapa landasan bagi revolusi industri dan sains. Pada permulaan abad 19 ada suatu mitos dibalik pemikiran bahwa Eropa mengalami dominasi luar biasa dan kesuksesan yang tidak terduga. Hasil secara umum telah memberi kecenderungan dan hampir seluruh dunia mempercayai bahwa Eropa mengungguli Cina dan Cina sendiri menurun.

Pemikiran bahwa Eropa mengungguli Cina dan Jepang telah menantang para sejarawan. Kaoru Sugihara mengemukakan, jauh dari penurunan setelah tahun1600an, melalui peristiwa tiga abad, muncul ‘keajaiban Asia Timur’, yang berlandaskan pada pemanfaatan intensif tenga kerja dan pertumbuhan ekonomi pasar; ini dimaksudkan sebagai ‘revolusi ke-industrian’. Sebagai pencapaian ekonomi menyusul setelah ‘keajaiban Bangsa Eropa’ dengan industrialisasi. Disebutkan bahwa pertanian Jepang menerapkan kapasitas innovasi yang terjadi jauh sebelum Restorasi Meiji tahun 1868, khususnya dalam tanaman pangan dan produktivitas yang menunjang pertumbuhan penduduk. Adam Smith menjabarkan bahwa Cina mengungguli Eropa di akhir abad 19. Kontribusi hasil panen Cina di pasar, dengan jarak yang jauh, dipertimbangkan melampaui kinerja Eropa. Hal ini disebabkan oleh ketiadaan feodalisme.

Life Expectancy Eropa, sebagai ukuran kemakmuran, tidak melebihi Cina sampai akhir abad 19. Paul Bairoch mencatat tingkat pendapatan perkapita Cina diatas Eropa pada tahun 1800, sementara Asia secara keseluruhan berada di bawah Eropa Barat, tetapi di atas Eropa. Dalam kaitan ini, perlu dipertimbangkan kondisi tanah yang luas dengan jumlah penduduk yang besar. Dalam tahun 1820, jumlah penduduk Cina adalah 381 juta orang, sementara jumlah penduduk Eropa Barat hanya 133 juta orang dan Eropa keseluruhan adalah 169 juta orang. Tentunya tingkat perkembangan ekonomi dan kebutuhan hidup antar wilayah sangat bervariasi ; wilayah yang paling maju di Cina, yaitu Delta Yangzi, setara dengan daerah yang paling makmur di Eropa Barat Laut, seperti Inggeris pada akhir abad 18.

Sekitar tahun 1800, daerah yang sangat padat penduduk di Cina dan Eropa, menghadapi situasi yang sulit untuk menunjang pertumbuhan penduduknya. Masalah utama adalah, sandang, pangan, bahan bakar dan pasokan yang pada gilirannya menjadikan kelangkaan terhadap tanah dan hutan. Di sekitar sungai Kuning dan Yangzi, wilayah nya sangat subur dan harus menunjang kebutuhan penduduk yang besar sehingga saat ini merujuk pada pemanfaatan lahan yang berlebihan. Dalam kaitan ini, Eropa, khususnya Inggeris dapat mensolusikan kendala pertanahan dibanding Cina. Pertama, Inggeris menemukan batubara dalam jumlah besar yang dapat menggantikan keterbatasan kayu dan bahan bakar. Kedua, Kolonisasi dunia baru, yaitu Karibia dan Amerika Utara, yang menyediakan lahan yang luas dengan tenaga kerja murah sebagai budak, jumlah pangan dan bahan baku melimpah.

Transformasi Eropa telah dibedakan oleh individualisme. Pakar sejarah dan anthropologi, Alan Macfarlane mengutarakan bahwa individualisme adalah suatu pandangan masyarakat yang dibangun dari nilai ke-otonomian, individu terpisah, dan nilai ke-individuan tersebut lebih penting ketimbang pendapat kelompok komunitas yang lebih besar. Sangat berbeda dengan budaya Asia Timur dan Selatan, dimana pendapat komunitas lebih memiliki arti, ketimbang pendapat individu. Amerika muncul sebagai metafora baru untuk modernitas. Secara sepintas, Amerika cenderung dikelompokkan sama dengan Eropa, padahal keduanya relatif berbeda. Para pemukim pertama di Amerika berasal dari orang-orang Eropa pada tahun 1607. Sampai tahun 1790, jumlah penduduknya 3.929.000 orang, dimana 698.000 orang adalah bukan yang dipertimbangkan bukan kelompok masyarakat Amerika. Diantara 80% kulit putih berasal dari Inggeris, dan sisanya adalah Jerman dan Belanda. Gelombang pemukim Eropa yang kemudian, membentuk nilai, kepercayaan, kebiasaan, pengetahuan dan kebudayaan. Berbeda dengan Eropa, kapitalisme dibentuk oleh

Vo l u m e 1 0 / N o . 2 / A g u s t u s 2 0 1 2 23

Page 24: Menggapai Reruntuhan Sang Legendaris Puncak Garuda Catatan

anteseden feodal; pemukim tidak dibatasi oleh struktur sosial atau customs yang ada. Bangsa Eropa mempunyai rasa kepemilikan terhadap teritori dan tempat; sementara bangsa Amerika tidak demikian. Mereka lebih bebas menentukan aturan dan desainnya sendiri.

Jepang adalah negara Asia pertama yang mengalami industrialisasi pada abad 19. Jepang cenderung meniru Barat dalam beragai standard. Proses industrialisasi pesat bermula sebelum tahun 1914 dan sebelum 1939; tahun 1945, Jepang menjajah sebagian besar Asia Timur. Di tahun 1980an, GDP per kapita nya melampaui tingkat sebagian besar negara Eropa. Tidak mengherankan pengaruh model ‘take-off ’ ekonomi nya pada akhir 1950an dikenal sebagai macan Asia Timur. Jika ingin memahami modernitas Asia alamiah, Jepang adalah contoh yang tepat. Jepang dibentuk oleh 2 momentum pengikatan: (i) Cina pada abad 5 dan 6, dan (ii) Barat pada abad 19 dan 20. Menurut sejarah mulanya, Jepang dipengaruhi dari kemiripan Cina. Sebelum ada keterkaitan dengan Cina, Jepang tidak memiliki sistem tulisan sendiri, tetapi kemudian mengadopsi karakter huruf Cina dan menggabungkan dengan ciptaannya sendiri. Dalam proses, tradisi literasi Cina menjadi salah satu landasan utama budaya Japang. Taoisme, Budisme dan Konfusianisme berasala dari Cina dan masuk ke Jepang melalui Korea. Dalam berabad-abad pengaruh Pengaruh Cina melanda Jepang dan terakhir digantikan oleh Barat dengan Restoraasi Meiji 1968. Jepang hidup dibelakang bayang-bayang Cina sekitar 14 abad.

Cina dan Jepang, kedua nya diatur dalam keluarga imperial. Namun keduanya memiliki perbedaan yang nyata. Pertama, dynasty Cina dapat berganti; dimana ada 36 dysnasty dalam sejarah Cina. Berbeda dengan CIna, keluarga imperial Jepang dipandang sebagai sakral. Keluarga yang sama dapat menduduki sekitar 1700 tahun dalam sejarah. Kedua, Sementara Dynasty Cina memegang kekuatan absolut, Imperial Jepang tidak demikian. Hanya sepertiga sejarahnya keluarga imperial Jepang mengatur nama dan realitas. Sebagian besar sejarahnya diatur dalam 2 atau 3 kepemerintahan, yang dalam prakteknya adalah membagi kekuatan. Hal yang sangat tipikal adalah dual kepemerintahan, kekuatan politik apakah dikontrol oleh syoguns (kepala militer) atau oleh perdana menteri atau bahkan oleh kepala penasehat yang ditunjang oleh kekuatan militer.

Tawaran berdagang Inggeris terhadap Cina berakhir dengan peperangan. Atas perintah King George III, Delegasi Perdagangan Inggeris pertama ke Cina berangkat dari London 1792. Pertemuan di bulan September 1793 berusaha untuk membuka pelabuhan baru selain Canton (Guangzhou) sebagai tempat berdagang. Qianglong menyatakan bahwa Cina tidak akan meningkatkan perdagangan dengan asing karena tidak membutuhkan barang dari asing. Missi dagang Inggeris gagal. East India Company, pada saat Duta Besar Macartney ke Beijing, mulai expor opium dari India ke Cina dan menunjukkan keuntungan yang sangat besar. Pada tahun 1829. Pemerintah Cina menghentikan impor opium. Hubungan dagang menurun, Inggeris memulai Perang Opium/ Candu pertama (1839-42) dan memborbardir Cina Selatan. Dalam Traktat Nanjing, Cina ditekan untuk melepaskan Hongkong.

Cina mulai membentuk kemodernannya berabad-abad sebelum Kristus lahir. Tepatnya dikala Dynasty Qin (Qin Shihuangdi, 221-206 sebelum masehi/ Before Christ, BC). Batas luasan kerajaan Qin adalah bagian inti daratan Cina, memanjang sampai ke Vietnam di Selatan, sepanjang Tembok Cina di Utara, termasuk wilayah padat penduduk antara sungai Yangzy dan Kuning. Batas negara meluas dikala Dynasty Han (206 BC-220 AD), dan terus melanjut pada 141-87 BC. Cina meluas ke berbagai arah, ke Selatan Manchuria, dan kepulauan Korea di Timur Laut, ke Selatan dan Barat Daya di Utara Vietnam, Pada Milenium selanjutnya, Cina meluas ke Utara, Barat Laut, Timur Laut, Selatan, dan Tenggara. Perluasan Cina dibatasi oleh Steppe (padang rumput) Alamiah di Utara, garis pantai di Selatan dan Timur, serta pegunungan di Tenggara.

Vo l u m e 1 0 / N o . 2 / A g u s t u s 2 0 1 224

Page 25: Menggapai Reruntuhan Sang Legendaris Puncak Garuda Catatan

Menurut sejarah, terjadi migrasi internal dan pengembangan pertanian yang maju, serta mampu menunjang jumlah penduduk yang besar. Dipahami bahwa millet dan padi pertama muncul masing-masing di Utara dan Selatan Cina sekitar 12000 tahun yang lalu, lebih dulu dari Mesopotamia, dimana pertanian sedentary muncul 8000 tahun yang lampau. Metoda bercocok tanam padi baru diterapkan, termasuk menanam benih, panen lebih cepat, sistematika seleksi spesies, peralatan baru dan sistem irigasi canggih. Ini semua yang menjadikan penanam padi Cina adalah salah satu pertanian teknis unggul kelas dunia, yang mendorong panen meningkat drastis. Selama Dynasty Song (960-1279 AD), teknis-teknik pertanian diterapkan dan memperluas kemakmuran di pertanian, sementara jumlah penduduk meningkat drastis hampir dua kali-lipat antara tahun 1000-1300.

Ekonomi Cina mulai komersial dikala uang kertas diterapkan di Utara dan Selatan Cina sekitar abad 12. Perdagangan antar wilayah dikembangkan secara besar-besaran. Selama Dynasty Song, perdagangan pantai berkembang sampai ke Jepang dan Asia Tenggara. Sejalan dengan itu, urbanisasi berkembang, seperti pada akhir abad 13 Hangzhou, kota terbesar Cina berpenduduk sekitar 7 juta orang, yang membuat Cina sebagai masyarakat perkotaan terbesar di dunia. Dalam masa Dynasty Song (960-1126) selama satu setengah abad terjadi suatu gelombang perubahan nyata terhadap temuan-temuan lbaru, yang disebut sebagai Renaisans Cina; pada masa itu, dikenalkan sistem ujian klasik, kelahiran neo-konfusianisme, temuan temuan teknologi dan kemajuan ilmu matematik, ilmu alam, astronomi dan geografi. Mesin putar dalam jumlah besar ditemukan yang mensejajarkan revolusi keindustrialan sebagai mana di dunia Barat pada masa kemudian. Persebaran buku-buku, pencetakan kayu, ensiklopedia sangat meluas. Bermunculan pakar ilmu matematik, terutama aljabar yang sangat menandai Cina dan hanya Islam yang dapat menandinginya.

Setelah tahun 1300, revolusi ekonomi tampak menurunan hingga stagnan dan berakhir pada tahun 1500. Invasi Mongol menandai peristiwa ini dengan Dynasty Yuan (1279-1368) memantapkan posisi. Pada saat itu Cina bergabung dengan kerajaan Mongol. Adabeberapa alasan terjadinya penurunan ekonomi tersebut. Pengembangan daerah inti di Selatan yang kaya hasil pertanian, khususnya pangan, telah menarik migrasi dari utara. Kemajuan iptek mengalami kejenuhan. Dynasti Song menekankan perdaganagn internasional dengan Jepang, Asia Tenggar, melampaui Cina Tengah, India hingga pantai Afrika Timur. Proses penurunan terjadi di kala Dynasti Ming (1386-1644). Pada tahun 1371, dynasti Ming menghentikan perdagangan melalui laut karena hambatan perompak Jepang bersekala besar. Sampai 1757, hanya Canton sebagai pelabuhan dagang resmi.Antara tahun 1500-1800, stagnasi berakhir dan berlanjut dengan peningkatan ekonomi dan kemakmuran. Peningkatan pangan terjadi karena perbaikan dalam pertanian. Migrasi dan permukiman meningkat di wilayah Barat dan Tengah, demikian pula peningkatan produktivitas dan irigasi. Perkembangan tersebut mendorong pertumbuhan jumlah penduduk lima kali lipat (1400-1800). Dengan harga tenaga kerja yang rendah, batas keuntungan pun menurun, tidak ada insentif untuk investasi dalam permesinan pengganti tenaga kerja.

Negara Cina tidak mengakui kekuatan elit bebas sebagaimana di Barat. Cina lebih suka otoritas universal dan sentralistik. Wilayah perbatasan tampak kabur karena dianggap tidak ada jurang pemisah sosial Cina, dimana lebih mementingkan kesatuan yang lebih besar ketimbang lainnya. Dengan demikian, Cina dapat menghindari perang antar saudara, sebagaimana yang sering terjadi di Eropa

Sejak 1920, Cina telah mengalami dinamika kehancuran dalam pencapaian nilai GDP, selama sekitar 120 tahun. Namun, lebih dari 80 tahun setelah Restorasi Meiji dan lebih dari satu abad setelah Revolusi industri Inggeris, ekonomi Cina beranjak meningkat. Terlepas dari kondisi pemulihan kembali negara kesatuan, tugas utama pemerintah adalah industrialisasi. Dibawah sistem Mao, Cia

Vo l u m e 1 0 / N o . 2 / A g u s t u s 2 0 1 2 25

Page 26: Menggapai Reruntuhan Sang Legendaris Puncak Garuda Catatan

mencapai pertumbuhan yang menarik 4,4% selama 1950-1980 dan meningkat 4 kali lipat GDP negara dan lebih dari 2 kali lipat dalam percapita GDP.

Cina dalam kinerja sosial, lebih impresif. Hal ini ditunjukkan melalui Human Development Index. Pembangunan nya bertumpu pada pendidikan, penanggulangan buta huruf, peningkatan kesamaan hak, dan perbaikan asuransi kesehatan. Strategi ini menjadikan Cina mampu menanggulangi berbagai masalah seperti yang terjadi pada umumnya di negara-negara Asia, Afrika dan Amerika Selatan. Fase pertama Pemerintahan Komunis menandai pengendalian dalam keberuntungan Cina. Bukti Revolusi tahun 1949, tidak seperti tahun 1911, adalah merupakan salah satu titik balik sejarah yang sangat penting.

Sewaktu seorang wisman sampai di Shanghai, kesan pertama yang dilihat adalah deretan gedung tinggi, jalan raya penuh dengan mobil, sepanjang jalan ada pusat pertokoan dan reaksinya adalah:’Sungguh modern seperti di Barat!’. Dengan kemunculan beberapa kehidupan Barat di Cina, seperti McDonald, tampak suatu bukti positif bahwa Cina cenderung lebih ke’Barat’an. Kunci dari pemahaman kemodernitasan Asia yang cenderung ke’Barat’an terletak bukan pada piranti keras, tapi justru pada piranti lunaknya, seperti hubungan kekerabatan, peranan keluarga, tata nilai, kelembagaan, bahasa dan tradisi upacara.

Mulai tahun 1950an, muncul bentuk-bentuk campuran yang cukup nyata di Asia Timur. Jepang yang pernah menderita dari kerusakan perang, pulih secara menakjubkan. Dari sudut ekonomi, muncul ‘Macan Asia’, yang mencakup, Korea Selatan, Taiwan, Singapore dan Hongkong; di akhir tahun 1970an, turut bergabung Malaysia, Thailand dan Indonesia. Diantara anggota Macan Asia, Cina muncul lebih cepat dari yang lain, sementara, ada pendapat bahwa akan sukar bagi pendatang baru, seperti Cina, untuk menyaingi kinerja kelompok negara yang telah maju. Keunggulan pendatang baru antara lain adalah: mereka dapat belajar pengalaman dari yang sudah maju, menerapkan teknologi yang mutahir, lompatan katak dari teknologi masa lampau, dan mampu mengikuti pengembangan yang dahsyat. Bentuk monopoli tidak berlaku, dan kecirian Karl Marx, sebagaimana dipercaya oleh pakar Amerika di tahun 1950-60an, ditiru oleh negara berkembang untuk membentuk suatu dunia yang berkembang. Inilah contoh referensi pengalaman Asia Timur.Dalam pola kehidupan masa depan berlaku saat ini, karakteristik perubahan cepat dapat dilihat pada struktur kota-kota Asia. Tidak seperti Eropa atau Amerika dimana lokasi gedung-gedung tinggi diatur dalam sistem Zonasi, di kota-kota Asia cenderung pembangunan gedung-gedung dengan berbagai ukuran dan bentuk dibiarkan sekedar berdiri dan cukup lengkap dengan pendukungnya. Di kota-kota Asia, lokasi pusat tidak demikian dapat didefinisikan, terbentuk secara mantap, sebagaimana kota berkembang melalui sebuah metamorfosis dan secara berurutan terbentuk selanjutnya, sehingga membentuk pusat-pusat ganda ketimbang satu pusat. Shanghai, sebagai contoh, menawarkan wilayah sekitar pusat. Shanghai, Lujiazui, Bund, Hongqiao, Xijiahui dan Pudong. Kuala Lumpur memiliki Golden Triangle dan diikuti oleh Putrajaya. Tokyo, seperti Taipei dan Seoul, telah berkembang tanpa konsep, sebagai hasil dari pengembangan secara spontanitas. Kota-kota Asia berkembang sangat cepat, tidak seperti di Eropa yang berkembang relatif terbatas dalam 1 abad.

Pola kota-kota Asia, adalah kombinasi masa lalu dan masa depan, yang cukup berbeda dengan modernitas Barat. Pada waktu yang sama, kedua bentuk bangunan, baik yang masa lalu maupun masa depan, didirikan bersamaan dan berdekatan. Paradox ekstrim ini tampak di Shanghai, dimana pola klasik lama masih ada disertai pembangunan mutahir masa depan. Pola kota dengan penuh ambisi ditunjukkan di Pudong. Pendapat Gao Rui-qian, profesor filsafat, universitas Nasional Cina Timur, Shanghai memandang bahwa Cina bagaikan negara yang selalu memahami tujuan akhirnya, dan ingin secepatnya meraih tujuan tersebut. Modernitas Asia Timur adalah kombinasi uniq,

Vo l u m e 1 0 / N o . 2 / A g u s t u s 2 0 1 226

Page 27: Menggapai Reruntuhan Sang Legendaris Puncak Garuda Catatan

dimana masyarakat yang dipadatkan oleh waktu, sehingga bentukan masa lalu dan masa depan digabung menjadi bentuk masa kini. Langkah-langkah yang dilakukan Cina menuju modernitas sangat berlainan dengan cara yang diikuti Barat. Cina sangat memperhatikan kekayaan budaya, sejarah dan pengalamannya. Model Ekonomi Cina beranjak dari ekonomi komando ke ekonomi pasar, dan ini merujuk pada kesamaan antara model ekonomi Cina dan kapitalis ekonomi Barat. Model Cina lebih mengarah berdasarkan kepemimpinan yang mengikuti ranah reformasi pasar. Negara memiliki peran penting yang menjaga kesatuan ekonomi. Negara dalam berbagai strata, mulai daripusat provinsi sampai lokal, melanjutkan peran yang sangat besar dalam ekonomi apapn reformasi ekonominya. Pada saat krisis keuangan melanda, Cina menciutkan secara drastis sejumlah besar BUMN nya. Pada pertengahan tahun 1990an sebanyak 120 ribuan, direduksi hingga 31.750 pada tahun 2004, yang menyebabkan restrukturisasi dan mengakibatkan puluhan ribu orang terkena PHK. Pemerintah memaksa proses yang efisien dan sekompetitif mungkin. Hal ini menjadikan 150 perusahaan BUMN papan atas mengalami keuntungan, yang pada mulanya parah, berubah menjadi sangat untung, sehingga agregasi keuntungan mencapai US$ 150m pada tahun 2007. Ini merupakan strategi pemerintah Cina yang meluas untuk menciptakan suatu klaster perusahaan-perusahaan kompetitif internasional Cina. Cina mendorong BUMN nya untuk berkompetisi secara keras baik antara perusahaan Cina sendiri, maupun terhadap perusahaan asing. Berbeda dengan Jepang dan Korea dimana swasta sangat dominan, Cina memiliki BUMN yang lebih menonjol kinerjanya, terutama di sektor pemerintah.

Cina dengan jumlah penduduk dan kinerja pertumbuhan ekonomi sangat tinggi mengimplikasikan sorotan dunia ke negara tersebut. Pada waktu Amerika mengalami ‘take off ’, jumlah penduduknya pada tahun 1870 adalah 40juta jiwa dan meningkat menjadi 98 juta jiwa pada tahun 1913. Jepang dengan 84 juta jiwa pada tahun 1950 dan mencapai 109 juta jiwa pada akhir tahun 1973. Secara kontras, Cina pada ‘take off ’ pertamanya, jumlah penduduk mencapai 963 juta jiwa pada tahun 1978, ini sama dengan 24 kali jumlah Amerika pada tahun 1870, dan 11,5 kali Jepang pada tahun 1950. Di proyeksikan pada tahun 2020, penduduk Cina mencapai 1,4m jiwa; berarti 14 kali Amerika pada tahun 1913 dan 13 kali Jepang pada tahun 1973. Jumlah penduduk ini, hanya merupakan gambaran Cina menurut sekala besarnya. Walaupun saat ini jumlah penduduknya merupakan 21% penduduk dunia, proporsi angkatan kerja mencapai 25%. Dalam tahun 1978, hanya 118 juta jiwa yang kerja di non-pertanian, dibandingkan dengan 455 juta di negara yang berkembang. Sampai 2020 diestimasikan di Cina sekitar 533 juta bekerja di sektor non-pertanian pada mana melebihi jumlah negara berkembang, tidak kurang dari 100juta. Dalam konteks ini dapat dilihat bahwa Cina memiliki jumlah penduduk yang sangat besar dan masif di sektor non-pertanian.

Di sektor ekonomi dan perdagangan, Cina juga menunjukkan peningkatan yang sangat menonjol. Sejak tahun 1978, pertumbuhan GDP Cina adalah 9,4%, dua kali dari GDP Amerika pada tahun 1870-1913. Di dunia perdagangan, Cina sewaktu masih dalam kondisi ekonomi tertutup, nilai expor hanya 0,7% dari total dunia, khususnya pada sekitar tahun 1970, termasuk terendah di dunia. Tetapi setelah tahun 1978, dimana ekonomi terbuka diterapkan, dengan rata-rata impor tarif menurun dari 23,7% di tahun 2001, menjadi 5,7% di tahun 2011. Ketergantungan perdagangan kurang dari 10% di tahun 1978, sampai 2004 meningkat menjadi 70% jauh lebih besar dari negara besar lainnya. Saat ini Cina mengambil alih posisi Amerika dalam expor terbesar dunia dimana berada pad aperingkat dua.

Pada setiap efek tahapan sekala, penduduk, ekonomi dan perdagangan, Cina memiliki dampak positif pada dunia yang melancarkan pertumbuhan gloal keseluruhan dan perluasan ekonomi nasional. Namun, efek terhadap konsumsi sumberdaya, memberi dampak negatif global. Kebutuhan terhadap dumberdaya alam sangat besar dan berdampak pada harga bahan baku dua kali lipat, dan menguras stok dunia; ini cenderung meningkat di masa depan.

Vo l u m e 1 0 / N o . 2 / A g u s t u s 2 0 1 2 27

Page 28: Menggapai Reruntuhan Sang Legendaris Puncak Garuda Catatan

Delapan perbedaan mencirikan Cina

Secara umum, ada 2 tanggapan Barat terhadap bangkitnya Cina, yaitu pertama, Cina dari sisi ekonomi semata dan kedua, keraguan terhadap kebangkitan Cina. Tidak lepas dari itu, ada 8 kecirian yang dapat diungkapkan dari Cina. Pertama, Cina merupakan negara beradab; gejolak selama perjalanan sejarah cenderung menorehkan bentuk Cina yang secara mendasar menjadi pusat dunia. Kedua, Cina mengkonsepkan hubungannya dengan negara-negara Asia Timur. Sebelum pertengahan abad 19, Cina tidak tampak demikian penting peranannya di Asia Timur. Sistem yang dibentuk pertama terjadi akibat pengaruh kekuatan Barat bersama dengan Jepang. Peran Barat disusul oleh Amerika, Jepang dan kemudian Cina sendiri membayangi, yang pada gilirannya, Cina menjadi tumpuan Ekonomi Asia Timur.

Ketiga yatu kecirian menonjol dari sikap yang merujuk pada ras dan etnisitasnya. Satu ras yang dikenal adalah ras orang Cina Han. Cina percaya bahwa Taiwan dan Hongkong sejak dulu tidak pernah terlepas dari Cina. Keempat adalah Cina bersinambungan di landasan kontinen yang berbeda antara negara, dengan kontinen lainnya antara lain Amerika dan Australia. Kelima, Kepemerintahan Cina adalah sangat spesifik. Cina di masa lampau belum mengatur agama selayaknya di Barat. Etos konfusius membentuknya selama dua milenium, tidak butuh pengakuan masyarakat, tetapi lebih menekankan loyalitas persepsi moral. Sedikit berubah dengan aturan Komunist sejak 1949. Popularitas Barat menurun. Selama Maoist berpengaruh, negara mengarus-utamakan sistem kelas baru diaman pekerja dan petani menjadi utama.

Keenam adalah modernitas bangsa Cina. Seperti juga negara Asia Timur lainnya, perkembangan Cina ditandai dengan kecepatan transformasinya. Ada suatu bentuk kombinasi, yang cukup berbeda dengan Barat dalam pengalaman modernitasnya, kehidupan masa lampau dan masa depan, muncul pada masa sekarang, sebagai contoh, negara Macan Asia. Ketujuh, Cina dikendalikan oleh rejim Komunis. Komunis Cina dipandang lebih pluralistik. Partai Komunis Cina sangat berbeda dengan Soviet; sejak 1978 menunjukkan kelenturan dan pragmatis, dibandingkan dengan Soviet. Terakhir, Cina, untuk beberapa puluh tahun ke depan, menggabungkan kecirian negara maju dan negara berkembang. Ini yang menjadikan keunikan tersendiri dalam kekuatan global. Hasil modernitas diwarnai oleh keterkaitan dengan wilayah perdesaan. Modernitas Cina tidak akan meninggalkan kecorakan sejarahnya.

Dari kedelapan corak tersebut, tampak bahwa Cina akan berbeda dengan Barat dalam modernitas. Cina akan merubah bentuk dunia secara mendasar ketimbang kekuatan global lainnya. Cina telah muncul sebagai pihak luar yang sabar mencari jalan untuk masuk sebagai pemain dalam. Cina telah berjuang sejak 1978 untuk menjadi bagian masyarakat internasional dengan hak istimewa yang menonjol. Cina menjadi pusat gravitasi kekuatan bagi negara lain. Jepang secara berproses, akan menerima kepemimpinan Cina di Asia Timur.

Penilaian Terhadap Buku

Sesuai dengan judul buku, maka isi materi yang diilustrasikan mulai dari sejarah ekonomi, sosial, budaya hingga geo-politik Cina, tampak tidak ada celah yang membuat pembaca tidak puas. Expresi dan urutan cerita dapat menghantarkan informasi dinamika yang kompleks secara spatial maupun sektor, menjadi mudah untuk dipahami. Namun, pengulas tergelitik melihat dari sisi expresi mendasar yang dipaparkan dalam buku ini dengan beberapa masukan. Pertama, buku ini menggunakan data untuk Tabel, Gambar, Grafik dan Peta. Namun bagi pembaca, tidak dapat secara langsung memahami sumber informasi tersebut berasal. Dalam kaitan ini, pembaca perlu memperhatikan kuotasi disekitar Gambar, Tabel, Grafik dan Peta untuk memahami informasi

Vo l u m e 1 0 / N o . 2 / A g u s t u s 2 0 1 228

Page 29: Menggapai Reruntuhan Sang Legendaris Puncak Garuda Catatan

dimaksud, yang mana kuotasi tersebut diurut dalam ‘Notes’ di halaman belakang (‘Catatan’). Hal ini cukup memakan waktu; dengan kata lain, untuk mencari ‘sumber data’ menjadi relatif tidak praktis.Kedua, Penulis cukup sabar untuk memberikan ilustrasi yang menguatkan tentang pendapat bahwa Cina akan menjadi negara ‘superpower’. Hal ini ditunjukkan hampir dalam setiap lembar paparan, sehingga ada kecenderungan subyektif muncul untuk mengekspresikan curahan gagasan-gagasan exagerasi. Sampai pada expresi ini, tentunya, tidak mengurangi nilai dari buku tersebut. Tetapi dalam kenyataannya, sering kali, jika seseorang yang baru memahami sistem bisnis/ ekonomi di Cina dan akan melakukan kerjasama melalui investasi, maka akan cenderung tidak akan melanjut secara jangka panjang. Berbagai tingkat kesulitan muncul, mulai dari bahasa, tulisan sampai ke budaya dan kebiasaan sehari-harinya, sangat mengganggu keseriusan pihak ‘luar’ untuk berbisnis.Ketiga, dalam penjabaran kegiatan transaksi perdagangan, penulis sama sekali tidak menyinggung kondisi makro geo-politik ekonomi dengan kemunculan BRICS (Brazil, Rusia, India, Cina dan South Africa), dimana dimana memiliki potensi transaksi perdagangan global cenderung dikuasai oleh 4 negara tersebut (menguasai sekitar 60% transaksi dunia), dengan Indonesia yang ‘masih samar’ posisinya dan kemungkinan menjadikan lebih lengkap, yaitu BRIICS (Brazil, Rusia, India, INDONESIA, Cina dan South Africa).

Terakhir, buku dengan harga US$29.95 tentu tidak demikian mahal untuk dimiliki secara pribadi, terlebih lagi dengan pembungkus kertas keras (hard cover). Namun bagi para mahasiswa,tentu harga sekian akan terasa berat untuk dimiliki. Mungkin Penguin publisher akan dapat meluaskan percetakannya melalui penjualan buku yang ‘soft-cover’.

Terlepas dari keterbatasan yang ada, buku ini tetap menjadi favorit bagi para cendekia dan masyarakat pembaca yang ingin memahami (tahap permulaan) Cina dari sisi sosial, ekonomi, budaya, sejarah dan geo-politiknya.

Vo l u m e 1 0 / N o . 2 / A g u s t u s 2 0 1 2 29

Page 30: Menggapai Reruntuhan Sang Legendaris Puncak Garuda Catatan

Menuju Student Exchange Geografi Universitas Indonesia dan University of Malaya

Oleh: Adi Wibowo

Pada hari Rabu tanggal 8 Agustus tahun 2012 Prof. Dr. Khairulmaini dari University of

Malaya datang bersilaturahmi dalam rangka pertukaran mahasiswa antara Departemen Geografi Universitas Indonesia (UI) dan Universitas Malaya (UM). Kegiatan ini sudah berlangsung untuk kedua kalinya, sejak kegiatan pertama pada tahun 2010 rombongan mahasiwa UM datang berkunjung ke Indonesia. Pada tahun 2011 mahasiswa Geografi UI yang datang ke University Malaya di Malaysia. Dalam kegiatan ini Prof. Khairulmaini memberikan kuliah singkat tentang esensi ilmu geografi dengan memberikan contoh beberapa permasalahan yang terjadi saat ini, seperti perubahan iklim dan dimana peran geograf. Dalam kuliah ini juga beliau mengatakan meskipun geogarfi UI ada di MIPA (IPA) dan geogarfi UM ada di Sosial Sains (IPS) secara prinsip tidak ada perbedaan, keduanya mempunyai kelebihan dan juga kekurangan. Dengan adanya saling berkunjung antara UM dan UI akan terjalain komunikasi sehingga kekuraangan tadi bisa saling mengisi. Rencana kedepan bisa terjalin banyak kerjasama terutama

dalam pengembangan ilmu geografi sehingga

dapat memberikan sumbangan terhadap kehidupan umat manusia.

Selain kuliah umum, sambutan Prof. Dr. Khairulmaini juga mengingatkan bahwa tujuan kedepan dari kegiatan ini adalah student exchange program, dengan membangun konsep bersama kekuatan topik riset dan matakuliah dari UI dan UM. Jika mahaiswa UI mengambil bebrapa mata kuliah di UM , kemudian bisa dilakukan transfer nilai mata kuliah tersebut ke UI, demikian sebalikya jika mahasiswa UM kuliah di UI. Untuk mahasiwa diharapkan ada penambahan wawasan keilmuan bagi para mahasiswa sehingga bsa mengambil kasus di kedua negara tersebut. Diharapkan juga setelah lulus bisa mendapatkan wawasan pilihan lapangan pekerjaan di antara kedua Negara atau level internasional. Untuk lembaga Geografi UI dan UM, bisa saling menguatkan riset bersama dan penguatan kelembagaan dan Sumber Daya Manusia baik Dosen, Asisten atau lulusan geografi masing-masing departemen.

Vo l u m e 1 0 / N o . 2 / A g u s t u s 2 0 1 230

Kampusiana

Page 31: Menggapai Reruntuhan Sang Legendaris Puncak Garuda Catatan

Setelah sambutan dan kuliah singkat dari Prof. Dr. Khairulmaini, dilanjutkan dengan sambutan dari ketua Departemen Geografi UI, Dr. rer. nat Eko Kusratmoko. Secara prinsi pihak Departemen Geografi UI menyambut baik kerjasama dalam kegiatan pertukaran mahasiswa UI dan UM. Dr. Eko juga menyampaikan bahwa direncanakan pada bulan Oktober atau November tahun 2012 mahasiwa UI juga akan berkunjung ke UM untuk kedua kalinya setelah tahun 2011. Dr. Eko berharap mahaiswa Geo UI bisa ikut dalam beberapa mata kuliah yang ada di UM sebagai pengalaman untuk menuju student exchange yang sebenarnya. Dr. Eko juga menyampaikan detail rencana kegiatan mahasiwa UM selama berada di UI, baik kegaiatan kuliah di Kampus UI atau Tour (kuliah lapang) ke Provinsi Jawa Barat.

Pada kesempatan ini pula Dr. Eko menyampaiakan adanya staf pengajar dan mahaiswa Geografi UI yang akan melakukan studi ke UM baik studi penuh ataupun exchange di UM tahun 2012. Keduanya berada di UM tetapi untuk mahasiwa exchange berada di Departemen lain. Acara ini diakhiri dengan pemebrian kenang-kenangan secara simbolik kepada Prof. Khairulmaini atas kuliah singkat dan upayanya menggalakna hubungan yang erat antara Departeman Geogarfi UI dan UM dalam rangka penguatan kelembagaan untuk go internasional, bagi para lulusan geogarfi kedua universitas.

Vo l u m e 1 0 / N o . 2 / A g u s t u s 2 0 1 2 31

Page 32: Menggapai Reruntuhan Sang Legendaris Puncak Garuda Catatan

Rakorwil IMAHAGI Regional Dua di Universitas Pendidikan Indonesia

IMAHAGI, ikatan mahasiswa geografi indonesia pada hari ini Sabtu 3 Februari 2012 mengagendakan rakorwil yang dilaksanakan di Universitas Pendidikan Indonesia(UPI), Kota Bandung, Jawa Barat. IMAHAGI Regional Dua berangotakan antara lain : Universitas Indonesia, Universitas Negeri Jakarta, Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka, Universitas Islam 45 Bekasi, Universitas Pendidikan Indonesia, Universitas Bale Bandung dan Universitas Siliwangi.

Sebagai anggota IMAHAGI Korwin DUA, mengirimkan perwakilan dari geografi Universitas Indonesia berjumlah 4 orang yakni Anjas Biki Lesmana, Ahmad Yazid, Saiful Amri, dan Ibni Sabil. Semua mahasiswa Geografi Aggakatan 2010, kecuali IbniSabil. Hal ini dimaksudkan agar ada kesinambungan antara rapat tahun lalu dengan tahun ini danjuga terjadi regenerasi dari angkatan 2009 ke angkatan 2010. Untuk acara tahun lalu dihadiri oleh Ipung L. Purwaka, Wido CempakaWarih, dan Ibni Sabil, mereka semua dari angkatan 2009 sadar pentingnya regenerasi akhirnya Rakorwil di UPI kali ini, komisariat UI mengirimkan juga beberapa mahasiswa 2010.

Karena kegiatan ini ada di luar kota dan dibutuhkan biaya yang tidak sedikit, selain dana kemahaiswaan Dept. Geografi kami jugamencari dana tambahan dari donator antara lain Pusat Penelitian Geografi Terapan Universitas Indonesia atas persetujuan dariKetuaDepartemen Geografi UI Bapak Dr. rer. Nat Eko Kusratmoko.

Perjalanan kami mulai dari Kota Depok, menumpang Bis AKAP. Jalur yang dilalui adalah Jalan Margonda, kemudian Tanjung Barat dan Masuk Tol dalam Kota. Kami sempat menikmati pemberhentian sambil membeli minuman dan makanan ringan sebagai pelepas dahaga dan

pengisi perut agar tidak masuk angin karena dalamb is yang ber AC. Pemandangan yang kami lihat selama perjalanan cukup indah hanya saying agak mendung sedikit sehingga di kejauahan air bendungan Jatiluhur tidak terlihat. Beberapa lama kemudian kami masuk Tol Kopo dan turun di wilayah Soreang. Perjalanan kami lanjutkan dengan angkot sampai terminal Leuwi Panjang . Terminal Leuwi Panjang cukup sepi, namun biasanya sangat ramai saat hari kerja. Perjalanan kami lanjutkan dengan bus DAMRI. Akhirnyapada pukul 12.30 kami tiba di UPI.Acara dibuka dengan ramah tamah dan makan siang untuk mencairkan suasana sebelum rapat. Meskipun makanan yang dihidangkan sederhana tetapi karena semua adalah makanan khas Bandung (SundaAsli) dan diiringi bunyi angklung menambah semangat makan siang kami yang ternyata seirama dengan perut yang sudah lapar setelah menempuh perjalanan dari Kota Depok, ditambah pula hawa dingin sepoi-sepoi di Kota Bandung yang meski panas siang hari masih terasa sejuk tanpa bantuan AC

Beberapa peserta komisariat ikut hadir pada acara kali ini, yaitu Universitas Islam Muhammadiyah Prof.Dr.Hamka(UHAMKA), Universitas Negeri Jakarta(UNJ), Universitas Islam 45 bekasi(UNISMA), Universitas Indonesia(UI), dan termasuk dari tuan rumah yakni Universita Pendidikan Indonesia(UPI).

Rapat dibuka dengan beberapa lantunan ayat suci dan pembukaan oleh tuan rumah. Setelah masuk ke inti rapat, pemimpin rapat diketuai oleh imahagi regional 2, yakni Haryo dari UNJ. Agenda rapat yang dibahas dalam rakorwil ini, yakni mengenai kongres yang akan berlangsung tahundi Padang pada tanggal Kamis, 19 April 2012. Berbagai masukan perihal komisariat masing-masing disampaikan apa saja contohnya (sebutkan bisa lebih dari tiga dari tiap komisasiat). Diskusi terakhir adalah

Vo l u m e 1 0 / N o . 2 / A g u s t u s 2 0 1 232

Kegiatan

Page 33: Menggapai Reruntuhan Sang Legendaris Puncak Garuda Catatan

pembahasan secara mendetail mengenai program kerja lembaga IMAHAGI yakni Geo Station.Geo Station merupakan sebuah program kerja terbesar dari IMAHAGI regional 2 ini. Geo Station merupakan sebuah rangkaian acara, didalamnya terdapat acara seminar mengenai Batu Jasper yang kini semakin langka di Indonesia, pelatihan GIS, dan juga survei lapangan langsung ke titik Batu Jasper. Acara ini berlangsung selama 4 hari 3 malam di wilayah Tasikmalaya.

Saat rapat memasuki agenda pertama yakni mengenai sikap yang akan diambil saat kongres IMAHAGI di Padang mendatang . Pada awalnya rapat terasa kurang kondusif, karena mengalir begitu saja. Namun saat Anjas perwakilan dari UI mengemukakan pendapat yang cukup mengejutkan, “sampai saat ini saya masih belum paham apa bentuk IMAHAGI yang sebenarnya?” tanya Anjas. Beberapa orang mulai beradu debat namun semua tetap mengambang tidak ada yang memiliki alasan kuat . Perdebatan itu terus-terus berlanjut karena terbentuk kubu pro dengan kondisi IMAHAGI saat ini ada yang justru sebaliknya. Namun pada akhirnya diambil kesimpulan bahwa masalah ini sangat penting dan fundamental sehingga harus diselesaikan saat kongres di Padang nanti dengan para IMAHAGI regional lainnya.

Agenda berikutnya dilanjutkan setelah break Ashar yaitu sharing-sharing antar komisariat. Agenda ini berjalan begitu saja.Menurut kacamata saya, sharing ini hanya berupa ungkapan-ungkapan normatif baik dari pihak yang mengungkapkan maupun pihak yang berusaha membantu. Sampai pukul 00.00 WIB agenda terakhir masih belum dilaksanakan, akhirnya kami melanjutkan sampai tuntas meski harus berpindah tempat dahulu sebelumnya. Demi ke-efektifan rapat Geo Station ini dipisah berdasarkan bidangnya masing-masing dan mulai membahas hal-hal teknis lapangan karena tiga minggu lagi acara ini akan berlangsung.

Seluruh komisariatdepartemen mengemukakan hasil diskusi kecilnya ke dalam forum. Rapat akhirnya sekitar pukul 02.00 WIB Rakorwil imahagi regional 2 resmi ditutup oleh ketua imahagi regional 2 sendiri yakni Haryo dari UNJ.

Pagi hari masih ada satu agenda lagi yang disiapkan oleh panitia untuk makin mempererat anggota IMAHAGI korwil Dua, yakni games-games untuk seluruh peserta. Games ini antara lain kita harus bersama-sama mengangkat sebuah benda hanya dengan beberapa utas tali, ada pula games yang mewajibkan untuk merangkak di bawah tali-tali pembatas. Games ini mayoritas merupakan game yang dilakukan per kelompok yang tujuannya mempererat hubungan para pengurus.

Vo l u m e 1 0 / N o . 2 / A g u s t u s 2 0 1 2 33

Page 34: Menggapai Reruntuhan Sang Legendaris Puncak Garuda Catatan

Sebagai akhir dari kegembiraan acara di Kota Bandung ditutup dengan makan siang bersama. Selesai seluruh acara tersebut, sebagai rangkaian acara Rakorwil, dan akhirnya kami semua

peserta Korwil pun kembali pulang ke kampus masing-masing untuk mengerjakan hasil rapat sesuai tugas dantanggung jawab kami di komisariat masing-masing.

Games balapan

Peserta Rakorwil IMAHAGI regional 2

Vo l u m e 1 0 / N o . 2 / A g u s t u s 2 0 1 234

Page 35: Menggapai Reruntuhan Sang Legendaris Puncak Garuda Catatan

Mengenal Suhu UdaraOleh :

laju gandharum(http://lajugandharum.wordpress.com/2012/01/13/mengenal-suhu-udara/)

Suhu udara adalah derajat panas dan dingin udara di atmofer. Berdasarkan penyebarannya di mukabumi suhu udara dapat dibedakan menjadi dua, yakni sebaran secara horisontal dan vertikal.

Sebaran suhu udara secara horisontalJikabumi kita homogen tanpa kehadiran darat dan laut, maka mungkin distribusi suhu di permukaan bumi akan bersesuaian dengan posisi

lintangnya. Di ekuator dan sekitarnya suhunya panas, sedang di kutub dan sekitarnya suhunya dingin. Namun demikian bumi sangatlah kompleks, lebih dari pada sekedar susunan darat dan laut. Sehingga secara keruangan (spasial) sebaran suhu dipermukaan bumi akan terganggu, tak sesederhana jika bumi itu homogen. Secara modern sebaran suhu dipermukaan bumi dapat diturunkan dari foto satelit. Foto olahan satelit NOAA milik Amerika di atas ini menggambarkan rata-rata suhu permukaan laut di dunia.Warna-warni pada gambar tersebut mewakili besaran rata-rata suhunya.

Sebaran suhu udara secara vertikalCoba perhatikan Gambar di samping, pada gambar tersebut grafik suhu udara dari permukaan bumi turun normal hingga pada suatu ketinggian 11 km. Penurunan suhu

dipengaruhi oleh energi radiasi sinar matahari yang datang menghangatkan permukaan bumi, lalu permukaan bumi memantulkannya kembali menghangatkan udara di atasnya. Rata-rata laju penurunan suhu udara di atas muka bumi hingga ketinggian hingga 11 km adalah sebesar 6,50 C tiap kenaikan 1000 m ketinggian. Perlu diingat ini hanya rata-rata. Pada kenyataanya, di hari-hari tertentu pada saat mendaki keketinggian tertentu suhu udara menurun signifikan. Hal ini akan meningkatkan angka laju penurunan suhu udara. Begitu juga sebaliknya di hari-hari tertentu lainnya, suhu udara menurun agak lambat dengan meningkatnya ketinggian. Kadang-kadang justru suhu udara meningkat dengan meningkatnya ketinggian, kejadian ini dinamakan inversi suhu (pembalikan suhu). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa laju penurunan suhu berfluktuasi, bervariasi dari hari ke hari dan dari musim ke musim.

Keadaan cuaca dimana kita familiar dengan yang terjadi di wilayah atmosfer dari permukaan bumi hingga pada ketinggian sekitar 11 km. Pada region ini udara bersirkulasi dari permukaan bumi hingga pada ketingian 11 km, hingga pada ketinggian tersebut udara berhenti untuk menjadi lebih dingin lagi. Region atau lapisan atmosfer ini disebut troposfer.

Alat yang digunakan untuk mengukur profil vertikal suhu udara di atmosfer hingga ketinggian tertentu (bahkan bisa melebihi 30 km) dinamakan radiosonde.

Vo l u m e 1 0 / N o . 2 / A g u s t u s 2 0 1 2 35

Topik

Page 36: Menggapai Reruntuhan Sang Legendaris Puncak Garuda Catatan

Memperhatikan gambar profil suhu di atas, setelah ketinggian 11 km laju penurunan udara berhenti dengan meningkatnya ketinggian hingga pada ketinggian sekitar 20 km. Ketinggian 11 km adalah awal dari lapisan atmofer berikutnya yang disebut stratosfer. Lapisan stratosfer ini berakhir pada ketinggian 30 km. Garis batas wilayah antara troposfer dan stratosfer disebut tropopaus. Ketinggian tropopaus dari permukaan bumi bervariasi, di atas wilayah ekuator bumi tropopausnya lebih tinggi lalu menurun ke arah wilayah kutub.

Masih dari gambar di atas, pada lapisan stratosfer di ketinggian 20 km, temperatur udara mulai meningkat dengan meningkatnya ketinggian, terjadi inversi suhu. Meskipun suhu meningkat sering dengan meningkatnya ketinggian, senyatanya suhu udara pada ketinggian 30 km tersebut sangatlah dingin (kurang dari -460 C). Alasan kenapa terjadi inversi suhu di lapisan atmosfer ini karena gas ozon (O3) berperanan memanaskan udara di sini. Ozon gas yang penting bagi kehidupan di bumi bertugas menyerap energi ultra violet (UV) yang dipancarkan matahari ke bumi. Sebagai akibat dari penyerapan itulah molekul-molekul udara pada lapisan ini menjadi meningkat suhunya. Jika tidak ada gas ozon di sana, suhu udara akan semakin dingin dengan meningkatnya ketinggian layaknya yang terjadi dilapisan troposfer.

Perhatikan lagi Gambar tersebut, lapisan ozon terkonsentrasi hanya hingga pada ketinggian 25 km di atas permukaan bumi, namun suhu udara tetap meningkat hingga batas atas di lapisan stratosfer (50 km). Tetap terjadinya peningkatan suhu walau ozon berkurang drastis di atas 25 km karena udara pada ketinggian 50 km kepadatannya lebih rendah dibanding pada ketinggian 25 km. Rendahnya kepadatan molekul udara mengakibatkan meningkatnya penyerapan intensitas tenaga matahari hingga pada ketinggian 50 km, yang berakibat meningkatkan suhu udara.

Di atas lapisan stratosfer adalah lapisan mesosfer (lapisan bagian tengah atmosfer). Lapisan ini dimulai pada ketinggian 50 km hingga kurang dari 90 km. Batas antara stratosfer dan mesosfer disebut stratospaus. Udara pada lapisan ini

begitu tipis serta memiliki tekanan udara yang begitu kecil, sekitar 1 mb, artinya hanya 1 per 1000 dari seluruh molekul udara berada di atas garis stratospaus, selebihnya 99,9 persen dari seluruh molekul udara berada di bawah garis ini. Jika kita berada pada lapisan udara ini tanpa tabung oksigen, kita takkan bisa bertahan karena kekurangan oksigen. Pilot pesawat terbang yang berada di atasketinggian 3 km dalam jangka waktu agak lama tanpa tabung oksigen akan mengalami kekurangan oksigen. Kekurangan oksigen ini lazim disebut hypoxia. Hypoxia membuat pilot tidak sadarkan diri, bahkan berujung pada kematian. Berada pada lapisan mesosfer mengakibatkan seseorang mati lemas dalam beberapa menit saja. Selain berakibat mati lemas, berada di lapisan mesosfer mengakibatkan bagian tubuh kita yang berhadapan langsung dengan matahari menjadi terbakar oleh sinar ultravioletnya. Selain itu, rendahnya tekanan udara mengakibatkan darah pada saluran pembuluh darah mendidih pada suhu normal manusia.

Lapisan ‘panas’ atmosfer di atas mesosfer adalah termosfer. Kolom termosfer berkisar antara 85 – 500 km. Batas antara mesosfer dan termosfe radalah mesopaus. Di termosfer, molekul-molekul oksigen (O2) menyerap energi matahari, memanaskan udara. Karena hanya terdapat beberapa saja atom dan molekul di termosfer, penyerapan sedikit saja jumlah energi matahari mengakibatkan peningkatan yang besar pada suhu udara. Dapat dikatakan bahwa lapisan ini sangat sensitif terhadap energi matahari, suhu udara bisa memanas hingga 1.5000 C bahkan lebih. Astronot yang menggunakan pesawat ulang alik maupun wahana stasiun luar angkasa menghabiskan waktunya bertugas di wilayah lapisan atmosfir ini.Pada puncak lapisan termosfer, sekitar 500 km di atas permukaan bumi, karena kepadatan molekul udaranya begitu rendah, molekul-molekul ini dapat bergerak sejauh 10 km sebelum pada akhirnya berbenturan dengan molekul lainnya. Molekul-molekul ini begitu ringan, pergerakan molekul yang sangat cepat dan pada arah yang tepat mengakibatkan molekul-mlekul ini lepas dari tarikan gravitasi bumi. Wilayah dimana molekul-molekul ini melepaskan diri dari gaya tarik bumi disebut lapisan eksosfer. Lapisan ini adalah lapisan teratas di atmosfer bumi kita.

Vo l u m e 1 0 / N o . 2 / A g u s t u s 2 0 1 236

Page 37: Menggapai Reruntuhan Sang Legendaris Puncak Garuda Catatan

Interdisiplinary Faculty Development Workshop :Geographically Integrated Natural Disaster Management

(geoNDM)Oleh

Nurul Sri Rahatiningtyas, [email protected] Rizqihandari, [email protected]

ASEAUNINET (Austrian - South-East Asian University Partnership Network) pada tahun ini kembali mengadakan Workshop yang dilaksanakan di Prince of Songkla University, Phuket Campus, Thailand 27-31 Agustus 2012 yang lalu. Workshop ini merupakan yang ke 5 setelah sebelumnya workshop 1 & 2 di Jakarta (dengan panitia lokal Departemen Geografi FMIPA UI), workshop 3 di Malaysia, dan Workshop 4 di Philipina.

Tema dari workshop kali ini adalah Geographically Integrated Natural Disaster Management. Hal ini dilatarbelakangi kejadian bencana alam yang terjadi di Negara-negara Asia Tenggara selama tahun 2011. Salah satu bencana yang terjadi hampir diseluruh kawasan

ini adalah banjir. Kejadian banjir tercatat terjadi di Indonesia (Jan, Feb, Okt, Des), Malaysia (Jan, Feb, Okt, Des), Philippines (Jan, Jun, Sep, Okt), Thailand (Mar-Apr, dan Jul-Des), dan Vietnam (Agust, Sep, Okt, Nov). Dari kejadian ini, banyak hal yang terjadi, kehilangan tempat tinggal dan bahkan nyawa, terganggunya aktivitas ekonomi, dan kerusakan infrastruktur.

Untuk menghasilkan manajemen bencana alam yang efisien dan efektif, memerlukan adanya integrasi fenomena geografi yang meliputi kondisi alam, kondisi sosial, ekonomi, dan infrastruktur. GIScience sudah terbukti dapat menjawab berbagai pertanyaan yang berkaitan hal tersebut.

Tempat Pelaksanaan WorkshopFakultas Teknologi dan Lingkungan

Universitas Prince of Songkla Kampus Phuket Thailand

Vo l u m e 1 0 / N o . 2 / A g u s t u s 2 0 1 2 37

Workshop

Page 38: Menggapai Reruntuhan Sang Legendaris Puncak Garuda Catatan

Tujuan dari kegiatan ini adalah berbagi pengetahuan mengenai berbagai metode dan aplikasi Geographical Information Science khususnya dalam hal manajemen sumberdaya alam, konservasi lingkungan, pendidikan, penelitian, spatial planning dan decision making, sustainable development, dll. Adapun kegiatan workshop ini meliputi :

1. Tatap muka mengenai pemahaman konsep fenomena geografis, bencana alam, yang terintegrasi dengan ilmu sosial lainnya

2.“hand-on-training” penggunaan teknologi komputer sebagai alat untuk menganalisis aspek alamiah, sosial, dan ekonomi kaitannya dengan manajemen bencana alam

Workshop ini diikuti oleh kalangan akademisi terutama pengajar dan mahasiswa. Adapun peserta workhop kali ini, dapat dilihat pada tabel berikut:

List Peserta

No. Nama Institusi1. YOGAFANNY, Ekha Universitas Pembangunan Nasional"Veteran" Yogyakarta, Indonesia2. RIZQIHANDARI Nurrokhmah University of Indonesia3. RAHATININGTYAS Nurul Sri University of Indonesia4. DARSONO, Suseno Diponegoro University, Semarang, Indonesia5. PARTONO Windu Diponegoro University,Semarang, Indonesia6. HANDAWATI Rayuna State University of Jakarta, Jakarta, Indonesia7. ABDUL RAHMAN Siti Rahman Occu Health, University Putra Malaysia, Selangor8. MOHAMED Khairul Malaysia 9. CHE HASAN Nurul Atikah Occu Health, University Putra Malaysia, Selangor10. KAMAL BAHARIN Safiza Suhana Universiti Teknikal Malaysia Melaka11. MOHD Othman Universiti Teknikal Malaysia Melaka12. ANSHAR Khairul Universiti Teknikal Malaysia Melaka13. SHIDIK Guruh Fajar Sidik Universiti Teknikal Malaysia Melaka14. BOONPRASERT Rattana Env.& ResrStudies, Mahidol University, NakhonPathom, Thailand 15. CHAROENPANYANET Arisara Geog., Chiang Mai University, Chiang Mai, Thailand16. HEMWAN Phonpat Geog., Chiang Mai University, Chiang Mai, Thailand17. WONGPORNCHAI Pisanu Sc. Chiang Mai University, Chiang Mai, Thailand18. BOONKEAW Preecha Thailand19. VANSAROCHANA Anujit Geog, Naresuan University, Phitsanulok, Thailand20. SUBSOMBOON Kumpon Engg, Naresuan University, Phitsanulok, Thailand21. SAMNAKORN Paniti Survey. Chulalongkorn University, Thailand22. KUMSIRIPHIMAN Teerayut Regional Environment Office 15, Thailand23. IABCHOON Sanwit PSU Campus Phuket, Thailand24. ONTHONG Somporn Thailand local administration, Phuket, Thailand

Setelah workshop ini selesai, diharapkan para peserta dapat menyebarluaskan informasi mengenai aplikasi Geographical Information Science ini khususnya dalam hal manajemen bencana alam ke masyarakat luas.

Vo l u m e 1 0 / N o . 2 / A g u s t u s 2 0 1 238

Page 39: Menggapai Reruntuhan Sang Legendaris Puncak Garuda Catatan

Dokumentasi:

Page 40: Menggapai Reruntuhan Sang Legendaris Puncak Garuda Catatan