mengenang tragedi zakat maut

Upload: wildan-mahfudi

Post on 19-Feb-2018

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/23/2019 Mengenang Tragedi Zakat Maut

    1/3

    Mengenang Tragedi "Zakat Maut" di Pasuruan (Catatan Melawan Lupa)

    15 September 2010 22:57:00 Diperbarui: 26 Juni 2015 13:13:15 Dibaca : 1,545

    Komentar : 16 Nilai : 2 KOMPAS.com (Abdus Syukur) Dua tahun yang lalu,

    15 September 2008 menjadi hari duka bagi beberapa orang miskin dan mungkin

    juga hari yang memilukan bagi bangsa ini. 21 kehilangan nyawanya,

    meninggalkan kehidupan miskinnya. Mereka adalah sebagian dari pengantri

    untuk menerima zakat dari saudagar asal Pasuruan, H. Saykhon. Kejadian yang

    memilukan umat Islam yang sedang menjalani ibadah puasa itu berawal dari

    keputusan Syaikhon untuk kembali menerapkan pola pembagian zakat masal.

    Pengusaha kulit dan peternak sarang burung walet tersebut mengundang warga

    ke rumahnya di mulut Gang Pepaya Jalan Wahidin Selatan, Kelurahan Purutrejo,

    Kecamatan Purworejo, Kota Pasuruan, untuk menerima uang tunai Rp 30 ribu

    per orang. Undangan bagi-bagi duit di tengah ekonomi sulit seperti sekarang itu

    kontan menarik ribuan orang untuk datang. Apalagi, jumlah yang dibagikan tahun

    ini lebih besar daripada tahun lalu yang hanya Rp 25 ribu. Umumnya warga

    mendengar adanya pembagian uang Syaikhon itu dari mulut ke mulut. Informasi

    yang saya kutip dari salah satu media saat itu menyebutkan bahwa awalnya

    pembagian zakat yang rencananya dilakukan di rumah H. Syaikhon dipindah ke

    Musholla Al Raudatul Jannah yang tak jauh dari tempat semula. Perubahan itu

    karena jumlah pengantri diluar perkiraan. Jumlah warga yang datang ke rumah

    H. Syaikhon diperkirakan mencapai belasan ribu orang. Angka persisnya

    simpang siur. Ada yang menyebut kerumunan manusia itu mencapai 30 ribu

    orang. Warga tidak hanya tetangga, namun ada yang dari luar daerah seperti

    Kediri dan Jember. Memasuki pukul 09.15, hampir sekitar lima puluh orang telah

    menerima zakat. Usaha mereka berlomba terbilang cukup semangat untuk

    memasuki pintu masuk Musholla. Sebab, mereka harus berdesak-desakan

  • 7/23/2019 Mengenang Tragedi Zakat Maut

    2/3

    dengan sesama penerima. Lama-kelamaan pun aksi dorong massa semakin

    brutal dan tidak terkendali. Mereka ingin cepat-cepat mendapatkan santunan

    zakat. Hingga akhirnya barisan depan yang berada di pintu Musholla semakin

    terhimpit. Ada yang menjerit kesakitan dan banyak juga yang menangis histeris.Keadaan mejadi semakin kacau, mereka yang berada di pagar Musholla benar-

    benar terjebak dan terus terhimpit hingga akhirnya banyak yang jatuh pingsan

    dan terinjak. Seakan tak bisa dihindari lagi, mereka yang terhimpit dan terinjak

    kehabisan nafas dan melayanglah nyawanya. Meskipun sudah ada yang

    meninggal dibarisan depan, aksi dorong masih tetap berlanjut dan susana jadi

    semakin tak terkendali. Korban terus bertambah. Setelah aparat keamanan

    berhasil mengambil alih situasi, korban yang meninggal dan cidera dibawa ke

    RSUD dr Soedarsono Kota Pasuruan (RSUD Purut) yang berjarak sekitar 500

    meter dari lokasi kejadian. Ditetapkan 21 orang meninggal. Menurut pihak

    kelpolisian pada saat itu, mereka yang meninggal dikarenakan kehabisan

    oksigen, pingsan dan terinjak-injak. ----- Pembagian zakat maut tersebut

    mendapat sorotan dari masyarakat. Hampir seluruh media nasional dan lokal

    saat itu mewartakannya. Kepolisian pun akhirnya memproses secara hukum

    tragedi ini. Malam itu juga pihak kepolisian memanggil beberapa anggota panitia

    pembagian zakat itu. Kabar terakhir yang saya ikuti pertengahan tahun lalu

    menyatakan bahwa H. Achmad Faruk (anak dari H. Syaikhon) di vonis tiga tahun

    penjara oleh Pengadilan Negeri Pasuruan. Ganjaran penjara tiga tahun diberikan

    karena yang bersangkutan dianggap telah lalai. Dia terjerat pasal 359 KUHP

    tentang kelalaian yang menyebabkan meninggalnya orang lain, serta pasal 260

    KUHP tentang kelalaian yang memyebabkan orang lain luka. ------ Sebagian

    orang kecewa dengan hasil keputusan itu, namun banyak juga yang menyatakan

    senang atas apa yang dilakukan aparat hukum kita itu. Keputusan itu paling tidak

    telah memberikan pelajaran bagi orang-orang lain yang akan melakukan hal

    serupa dengan H. Syaikhon untuk memperhatikan keselamatan orang lain.

    Mengundang ribuan orang butuh perencanaan yang matang, selain memberikan

    zakat atau santunan, pihak pengundang juga wajib memberikan jaminan

  • 7/23/2019 Mengenang Tragedi Zakat Maut

    3/3

    keamanan dan keselamatan. Namun sayang, H. Saykhon ternyata belum bisa

    memberikan pelajaran yang sempurna kepada orang-orang kaya di negeri ini.

    Tentu belum hilang dari ingatan kita nasib Joni Malela sang tunanetra yang harus

    kehilangan nyawanya saat antri berdesakan untuk menjabat tangan orang nomersatu di negeri ini. Akankah ada Achmad Faruk dalam kasus meninggalnya Joni

    Malela? [] Sumber Gambar : di sini dan di sini

    Selengkapnya :http://www.kompasiana.com/lazuardi_ansori/mengenang-tragedi-

    zakat-maut-di-pasuruan-catatan-melawan-lupa_5500244f813311f51bfa712d

    http://www.kompasiana.com/lazuardi_ansori/mengenang-tragedi-zakat-maut-di-

    pasuruan-catatan-melawan-lupa_5500244f8111f51!fa"12d

    http://www.kompasiana.com/lazuardi_ansori/mengenang-tragedi-zakat-maut-di-pasuruan-catatan-melawan-lupa_5500244f813311f51bfa712dhttp://www.kompasiana.com/lazuardi_ansori/mengenang-tragedi-zakat-maut-di-pasuruan-catatan-melawan-lupa_5500244f813311f51bfa712dhttp://www.kompasiana.com/lazuardi_ansori/mengenang-tragedi-zakat-maut-di-pasuruan-catatan-melawan-lupa_5500244f813311f51bfa712dhttp://www.kompasiana.com/lazuardi_ansori/mengenang-tragedi-zakat-maut-di-pasuruan-catatan-melawan-lupa_5500244f813311f51bfa712d