mengenal revisi taksonomi bloom oleh anderson dan krathwohl

8
Sabtu, 27 Oktober 2012 2. MENGENAL REVISI TAKSONOMI BLOOM OLEH ANDERSON DAN KRATHWOHL MENGENAL REVISI TAKSONOMI BLOOM OLEH ANDERSON DAN KRATHWOHL Oleh : Yuni Katminingsih[1] Abstrak Taksonomi Bloom telah dikenal lama dan digunakan oleh guru di Indonesia untuk mendesain tujuan pembelajaran serta asesmen. Namun Anderson dan krathwohl telah berhasil mengembangkan taksonomi tersebut dengan merevisi taksonomi tersebut menjadi taksonomi belajar mengajar dan asesmen. Taksonomi tersebut direpresentasikan dalam dua dimensi yaitu dimensi proses kognitif dan dimensi pengetahuan. Dimensi kognitif meliputi: (1) mengingat, (2) memahami, (3) menerapkan, (4) menganalisis, (5) mengevaluasi, (6) mencipta. Dimensi pengetahuan meliputi: (1) pengetahuan faktual, (2)pengetahuan konseptual, (3) pengetahuan prosedural, (4) pengetahuan metakognisi. Kata Kunci:Tabel taksonomi Bloom, dimensi kognitif, dimensi pengetahuan PENDAHULUAN Sebelum mengenal revisi taksonomi Bloom, marilah kita mengenang Ki Hadjar Dewantoro sebagai Platform pendidikan karakter bangsa Indonesia yang lahir pada 02 Mei 1899. Salah satu ajarannya tertuang dalam tiga kalimat, yaitu: Ing ngarsa sung tuladha. Ing madya mbangun karsa. Tut wuri handayani. Sehingga tanggal 02 Mei dijadikan sebagai hari Pendidikan Nasional untuk menghormati beliau sebagai pelopor pendidikan Indonesia. Ing ngarsa sung tuladha, artinya ketika berada di depan dapat memberikan teladan, contoh, dan panutan. Ing madya mbangun karsa, artinya ketika berada di tengah, hendaknya bisa menjadi penyatu tujuan dan cita-cita peserta didiknya. Seorang guru senantiasa berkonsolidasi memberikan bimbingan dan mengambil keputusan dengan musyawarah dan mufakat yang mengutamakan kepentingan peserta didik di masa depannya. Tut wuri handayani, artinya ketika berada di belakang, hendaknya bisa memberikan dorongan dan motivasi, sehingga peserta didik memiliki semangat dan daya juang dalam mengembangkan potensi dirinya. Taksonomi berasal dari bahasa Yunani tassein berarti untuk mengklasifikasi dan nomos yang berarti aturan. Taksonomi berarti klasifikasi berhirarkhi dari sesuatu atau prinsip yang mendasari klasifikasi. Suatu contoh taksonomi hewan, taksonomi tumbuhan dan yang akan dibahas dalam makalah ini taksonomi belajar mengajar dan menilai. Dalam kaitan dengan taksonomi Bloom ini, Ki Hadjar Dewantoro pada tahun 1936 telah mengembangkan Cipta, Rasa dan Karsa. 20 tahun kemudian Benyamin S. Bloom dkk. mengembangkan tujuan pendidikan dalam tiga ranah: Kognitif, afektif dan psikomotor, yang dipublikasikan pada tahun 1956 dengan judul TAXONOMY OF EDUCATIONAL OBJECTIVES: The Classification of Educational Goals ”. Cukup lama kita mengenal Taksonomi Tujuan Pendidikan (Educational Objective Taxonomy) dari Bloom, yang biasa dikenal dengan Taksonomi Bloom. Taksonomi itu menunjukkan adanya 6 buah tingkatan knowledge, comprehension, application, analysis, synthesis, dan evaluation yang sudah biasa kita simbulkan dengan C 1 , C 2 , C 3 , C 4 , C 5 ,

Upload: willy-prima

Post on 12-Apr-2016

42 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

tee

TRANSCRIPT

Page 1: Mengenal Revisi Taksonomi Bloom Oleh Anderson Dan Krathwohl

Sabtu, 27 Oktober 2012

2. MENGENAL REVISI TAKSONOMI BLOOM OLEH ANDERSON DAN KRATHWOHL

MENGENAL REVISI TAKSONOMI BLOOMOLEH ANDERSON DAN KRATHWOHL

Oleh : Yuni Katminingsih[1]

AbstrakTaksonomi Bloom telah dikenal lama dan digunakan oleh guru di Indonesia untuk mendesain tujuan pembelajaran serta asesmen. Namun Anderson dan krathwohl telah berhasil mengembangkan taksonomi tersebut dengan merevisi taksonomi tersebut menjadi taksonomi belajar mengajar dan asesmen. Taksonomi tersebut direpresentasikan dalam dua dimensi yaitu dimensi proses kognitif dan dimensi pengetahuan. Dimensi kognitif meliputi: (1) mengingat, (2) memahami, (3) menerapkan, (4) menganalisis, (5) mengevaluasi, (6) mencipta.  Dimensi pengetahuan meliputi: (1) pengetahuan faktual, (2)pengetahuan konseptual, (3) pengetahuan prosedural, (4) pengetahuan metakognisi.Kata Kunci:Tabel  taksonomi Bloom, dimensi kognitif, dimensi pengetahuan

PENDAHULUANSebelum mengenal revisi taksonomi Bloom, marilah kita mengenang Ki Hadjar

Dewantoro sebagai Platform pendidikan karakter bangsa Indonesia yang lahir pada 02 Mei 1899. Salah satu ajarannya tertuang dalam tiga kalimat, yaitu: Ing ngarsa sung tuladha. Ing madya mbangun karsa. Tut wuri handayani. Sehingga tanggal 02 Mei dijadikan sebagai hari Pendidikan Nasional untuk menghormati beliau sebagai pelopor pendidikan Indonesia. Ing ngarsa sung tuladha, artinya ketika berada di depan dapat memberikan teladan, contoh, dan  panutan. Ing madya mbangun karsa, artinya ketika berada di tengah, hendaknya bisa menjadi penyatu tujuan dan cita-cita peserta didiknya. Seorang guru senantiasa berkonsolidasi memberikan bimbingan dan mengambil keputusan dengan musyawarah dan mufakat yang mengutamakan kepentingan peserta didik di masa depannya. Tut wuri handayani, artinya ketika berada di belakang, hendaknya bisa memberikan dorongan dan motivasi, sehingga peserta didik memiliki semangat dan daya juang dalam mengembangkan potensi dirinya.

Taksonomi berasal dari bahasa Yunani tassein berarti untuk mengklasifikasi dan nomos yang berarti aturan. Taksonomi berarti klasifikasi berhirarkhi dari sesuatu atau prinsip yang mendasari klasifikasi. Suatu contoh taksonomi hewan, taksonomi tumbuhan dan yang akan dibahas dalam makalah ini taksonomi belajar mengajar dan menilai.

Dalam kaitan dengan taksonomi Bloom ini, Ki Hadjar Dewantoro pada tahun 1936 telah mengembangkan Cipta, Rasa dan Karsa. 20 tahun kemudian Benyamin S. Bloom dkk. mengembangkan tujuan pendidikan dalam tiga ranah: Kognitif, afektif dan psikomotor, yang dipublikasikan pada tahun 1956 dengan judul “TAXONOMY OF EDUCATIONAL OBJECTIVES: The Classification of Educational Goals”. Cukup lama kita mengenal Taksonomi Tujuan Pendidikan (Educational Objective Taxonomy) dari Bloom, yang biasa dikenal dengan Taksonomi Bloom. Taksonomi itu menunjukkan adanya 6 buah tingkatan knowledge, comprehension, application, analysis, synthesis, dan evaluation yang sudah biasa kita simbulkan dengan C1, C2, C3, C4, C5, dan C6.  Taksonomi itu menjadi sering digunakan untuk membuat kisi-kisi tes, baik tes formatif maupun tes sumatif. Tidak jarang juga digunakan untuk merancang tes objektif tertentu.

Dengan semakin berkembangnya aspek-aspek psikologi termasuk psikologi belajar, melalui banyak diskusi berbagai kelompok, muncullah pemikiran-pemikiran yang semakin cermat. Dalam psikologi belajar jelas ada komponen penting yang perlu mendapat

Page 2: Mengenal Revisi Taksonomi Bloom Oleh Anderson Dan Krathwohl

perhatian tinggi juga disamping aspek kognitif, khususnya proses kognitif. Aspek atau komponen penting itu adalahkomponen pengetahuan atau  ilmu yang dipelajari. Masing-masing  pengetahuan atau ilmu memiliki ciri-ciri penting yang perlu diperhatikan dalam mempelajarinya. Mungkin saja ada ciri-ciri yang sama dalam dua ilmu yang berbeda, meski tidak semua cirinya sama. Dalam matematika misalnya, jelas bahwa objek kajian langsungnya adalah abstrak dan menggunakan pemikiran deduktif. Hasil revisi taksonomi Bloom (taxonomi tujuan pendidikan) menjadi taksonomi  belajar, mengajar  dan  asesmen.

HASIL PERUBAHAN TAKSONOMI BLOOM MENJADI TAKSONOMI  BELAJAR, MENGAJAR  DAN  MENILAI.

            Bila diperhatikan pada dimensi proses kognitif maka tetap, terdapat 6 tingkatan yang serupa dengan 6 tingkatan dari Bloom, tetapi ada perubahan pada tingkatan pertama (C1) yang “pecah menjadi dua” dan memunculkan dimensi pengetahuan, dan aspek kata kerja. Selain itu, terjadi perubahan pada C5 dan C6, yakni  C5 menjadi evaluate atau “mengevaluasi” dan C6 menjadi create  atau “menciptakan”

Penggunaan dimensi itu memperjelas adanya taksonomi belajar, mengajar dan asesmen. Jadi tidak lagi taksonomi tujuan pendidikan. Sedangkan aspek tujuan akan berada dalam petak-petak koordinat itu. Perhatikan skema Taksonomi Belajar, Mengajar dan Asessmen berikut ini.

Sel (K1,P1) artinya kognitif

mengingat dan pengetahuan faktual. Misalkan,  mengingat simbol x,p, Ì, Ï. Sel (K3.P2) kognitif mengaplikasikan dan pengetahuan konseptual. Misalkan, Hitunglah 25x4-25. (K6,P3) artinya kognitif menciptakan dan pengetahuan prosedural. Misalkan, membuat berbagai bangun sebarang yang memiliki luas 96 cm2.

Dimensi Pengetahuan

(P)

Dimensi Proses Kognitif (K)1)Mengingat (Remember)

2)Mengerti

(Underst

and)

3)Mengaplikasikan (Apply)

4)Menganalisis (Analyze)

5)Mengevaluasi (Evaluate)

6)Menciptakan (Create)

1.        Pengetahuan Faktual (Factual Knowledge)

K1,P1

2.        Pengetahuan Konseptual(Conceptual Knowledge)

K3.P2

3.     Pengetahuan Prosedural (Procedural Knowledge)

K6,P4

4.     Pengetahuan Metakognitif(Metacognitive Knowledge)

Page 3: Mengenal Revisi Taksonomi Bloom Oleh Anderson Dan Krathwohl

Dimensi proses kognitifDimensi pertama dalam dimensi kognitif  terdiri atas 6 buah tingkatan, yaitu:

1.        Mengingat (remember): Mengingat (memanggil)  kembali pengetahuan yang relevan dari memori jangka panjang.

a.    Mengenal/ mengidentifikasi (Recognizing /identifying)Menempatkan pengetahuan di memori jangka panjang konsisten dengan materi yang diajarkan.Contoh:  1)   Mengenal bahwa sudut siku-siku besarnya 90o.

2)         Mengenal simbol:  p, Ì, Ïb.    Mengingat/ memanggil kembali (Recalling /retrieving).

Menelusuri pengetahuan yang relevan memori jangka panjangContoh:  1)   Mengingat bahwa sudut siku-siku besarnya 90o.

2)         Mengingatl simbol:  p, Ì, Ï.

2.        Mengerti (understand): Mengkonstruk makna dari pesan pembelajaran, termasuk komunikasi lisan, tertulis, dan grafis.

a.         Menginterpretasikan (Interpreting: Clarifying, paraphrasing,  repre-senting, translating)

Contoh:Menginterpretasikan suatu diagram batang yang diberikan.b.         Memberikan contoh (Exemplifying: Illustrating, instantiating)

Contoh: Memberikan contoh bilangan primac.         Mengklasifikasikan (Classifying: Categorizing, subsuming)

Contoh: 1) Mengklasifikasikan beberapa bangun yang termasuk bangun ruang sisi datar.2) Mengelompokkan sekumpulan bilangan dalam bilangan rasional dan bukan rasional

d.        Merangkum (Summarizing: Abstracting, generalizing)

Contoh: Merangkum sifat-sifat yang dimiliki  oleh suatu bangun segiempat dari penjelasan yang diberikan

e.         Menyimpulkan (Inferring: Concluding, extrapolating,  interpolating, predicting).

Contoh: Menyimpulkan bahwa belahketupat merupakan jajargenjang yang sisi-sisinya sama panjang.f.          Membandingkan (Comparing: Contrasting, mapping, matching)

Contoh: 1) Membandingkan bilangan 0,35 dan   .2) Perbedaan bilangan rasional dengan pecahan

g.         Menjelaskan (Explaining: Constructing causative models)

Contoh: Menjelaskan mengapa dua bangun datar kongruen atau tidak.3.   Mengaplikasikan (apply): Melaksanakan atau menggunakan prosedur dalam situasi

tertentu (yang diberikan)a.    Mengelola/Melakukan: Menggunakan prosedur pada tugas/latihan yang sudah dikenal,

siswa memiliki langkah-langkah urutan tertentu (Executing/carrying out:Using a procedure on familiar tasks/exercises,  has a fixed sequence of steps).

Contoh:  Menggunakan rumus dalam menghitung volume limas segiempat yang diketahui panjang rusuk sisi alas dan tingginya.

b.    Mengimplementasikan: Menggunakan prosedur pada tugas/latihan yang tidak dikenal, siswa harus memilih teknik atau metode dan sering mengubah urutan (Implementing:Using a procedure on  unfamiliar tasks/problems,  student has to select technique or method and often change sequence ).

Contoh: Menggunakan integral untuk menentukan luas daerah tertentu.4. Menganalisis (analyze): Memecah materi ke dalam bagian-bagian penyusunnya, dan

menentukan bagaimana bagian-bagian tersebut  saling berhubungan satu sama lain.a.         Membedakan : Misal bagian-bagian yang relevan dari bagian-bagian yang tidak

relevan(Differentiating: e.g. the relevant from the  irrelevant parts.Contoh: Membedakan persamaan parabola dan hiperbola.

Page 4: Mengenal Revisi Taksonomi Bloom Oleh Anderson Dan Krathwohl

b.         Mengorganisasikan: Suatu cara yang unsur-unsurnya cocok dan berfungsi dalam keseluruhan struktur (Organizing: The ways that elementsfit orfunction within the overall structures).

Contoh: Bagaimana prosedur mengalikan dua bilangan dengan tiga digit.c.         Menandai: Menggarisbawahi tujuan atau perspektif (Attributing: The underlying purpose or

perspective).Contoh: Menandai hal-hal yang penting dari suatu bacaan dengan cara menggarisbawahi.

5.        Mengevaluasi (evaluate:  Melakukan penilaian berdasarkan kriteria dan standar tertentu.

a.         Memeriksa: menguji konsistensi atau kesalahan internal pada suatu operasi atau produk(Checking: Testing for internal consistencies or fallacies in an  operation or product).Contoh:  Memeriksa  valid tidaknya suatu argumen yang diberikan.

b.         Mengkritisi: menilai suatu produk atau operasi berdasarkan kriteria atau standar yang ditetapkan (Critiquing: Judging a product or operation based on externally imposed criteria and standards).

Contoh: Memberikan penilaian mengapa penggunaan metode tertentu lebih baik daripada metode yang lain dalam memecahkan masalah.

6.        Menciptakan (create): Menempatkan beberapa elemen secara bersama-sama untuk membangun suatu keseluruhan yang logis dan fungsional, dan mengatur elemen-elemen tersebut ke dalam pola atau struktur yang baru.

a.      Membangkitkan/Menghipotesiskan: Menemukan kriteria tertentu (Generating/Hypothesizing: meeting certain  criteria).Contoh: Menghipotesiskan kecenderungan suatu data.

b.      Merencanakan/mendesain: Menemukan solusi (Planning /Designing: devising a solution).Contoh: Merencanakan langkah-langkah pembuktian teorema yang  lain.

c.       Menghasilkan/membuat: Membuat produk asli berdasarkan pola 6a dan 6b)(Producing/Constructing: Constructing an original product based on 6a and 6b).

Contoh: Menghasilkan jaring-jaring kubus yang berbeda dari jaring-jaring kubus yang dicontohkan.Dimensi pengetahuanSedangkan dimensi pengetahuan terdiri atas 4 buah tingkatan, yaitu:

1.    Pengetahuan Faktual (Factual Knoweledge): Pengetahuan tentang elemen dasar yang harus diketahui siswa untuk mengenal suatu disiplin ilmu atau untuk menyelesaikan masalah di dalamnya.

a.       Pengetahuan tentang istilah (Knowledge of terminology).Contoh:Pengetahuan simbol 2009,  >,  p

b.      Pengetahuan  tentang rincian dan unsur tertentu.(Knowledge of specific details and  elements).Contoh:Pengetahuan tentang  4 x 3 = 12

2.        Pengetahuan Konseptual (Conceptual Knowledge): Pengetahuan tentang hubungan timbal balik antara elemen-elemen dasar dalam suatu struktur yang memungkinkan elemen-elemen tersebut berfungsi secara bersama-sama.

a.    Pengetahuan tentang klasifikasi dan kategori/penggolongan (Knowledge of classifications and categories).

Contoh: Pengetahuan tentang pengertian bilangan bulat atau pengertian  segitigab.    Pengetahuan tentang prinsip dan generalisasi (Knowledge of principles and

generalizations).Contoh:  Pengetahuan tentang prinsip dari silogisme, modus ponen, atau modus tollens

c.    Pengetahuan tentang teori, model dan struktur (Knowledge of theories, models, and structures).Contoh: Pengetahuan tentang teorema Pythagoras.

3.        Pengetahuan Prosedural (Procedural Knowledge): Pengetahuan tentang bagaimana melakukan suatu hal, metode dan inquiri, dan kriteria untuk menggunakan suatu keterampilan, algoritma, teknik dan suatu metode.

a.       Pengetahuan tentang keterampilan dan algoritma tertentu (Knowledge of subject-specific skills and algorithms).

Contoh: Pengetahuan tentanga lgoritma untuk menentukan akar kuadrat suatu bilangan.

Page 5: Mengenal Revisi Taksonomi Bloom Oleh Anderson Dan Krathwohl

b.      Pengetahuan tentang teknik dan metode tertentu (Knowledge of subject-specific techniques and methods).

Contoh:  Pengetahuan tentang bagaimana cara melukis segitiga samasisi.c.       Pengetahuan tentang kriteria untuk menentukan kapan menggunakan prosedur yang

tepat (Knowledge of criteria for determining when to   use appropriate procedures).Contoh: Pengetahuan tentang  aturan yang digunakan dalam melakukan operasi campuran dari

beberapa bilangan.4.        Pengetahuan Metakognitif (Metacognitive Knowledge): Pengetahuan  kognisi

secara umum seperti kesadaran dan pengetahuan tentang  kognisinya itu sendiri.a.         Pengetahuan Strategis (Strategic Knowledge) adalah pengetahuan strategi umum untuk

belajar, berpikir dan pemecahan masalah.Contoh:

1)        Mengetahui bahwa menggunakan strategi mengerjakan soal-soal matematika berbeda dengan membuat puisi.

2)        Menyadari bahwa belajar di perpustakaan lebih produktif daripada belajar di rumah.b.         Pengetahuan tentang tugas kognitif, termasuk pengetahuan kontekstual dan kondisional

yang cocok (Knowledge about cognitive tasks, including appropriate contextual and conditional knowledge).

Contoh: Mengetahui bahwa penggunaan metode pemfaktoran bentuk kuadrat tertentu mempunyai kelebihan atau kekurangan dibandingkan dengan metode yang lain.

c.         Pengetahuan tentang diri sendiri (Self-knowledge).

Contoh:  Menyadari bahwa materi tertentu sudah dipahami dan materi lain belum dipahami.

Pemanfaatan Revisi Taksonomi Bloom dalam Pengembangan Tujuan,  Kegiatan, Asesmen Pembelajaran

Berikut ini diberikan contoh pemanfaatan revisi taksonomi Bloom dalam pengembangan model asesmen autentik dalam pembelajaran matematika untuk materi bangun ruang sisi datar dengan pembuatan tabel taksonomi tujuan pembelajaran/indikator, kegiatan pembelajaran dan asesmennya.

TAXONOMI  BELAJAR , MENGAJAR  DAN MENILAI

Indikator

1.        Indikator –1  Mengurutkan bilangan bulat2.        Indikator –2 Menjumlahkan bilangan bulat3.        Indikator –3 Mengurangkan bilangan bulat4.        Indikator –4 Melakukan operasi hitung campuran

Aktivitas

Dimensi Pengetahuan

Dimensi Proses Kognitif1)Mengingat (Remember)

2)Mengerti

(Underst

and)

3)Mengaplikasikan (Apply)

4)Menganalisis (Analyze)

5)Mengevaluasi (Evaluate)

6)Menciptakan (Create)

5.        Pengetahuan Faktual (Factual Knowledge)

Ind-1Akt-1aAsm-1a

6.        Pengetahuan Konseptual(Conceptual Knowledge)

Ind-1Akt-2b,c

Asm-2b,c

7.     Pengetahuan Prosedural (Procedural Knowledge)

Ind-2, ind-3, ind-4

Akt-2,3,4Asm-2,3,4

8.     Pengetahuan Metakognitif(Metacognitive Knowledge)

Page 6: Mengenal Revisi Taksonomi Bloom Oleh Anderson Dan Krathwohl

1a. Siswa diberi sekumpulan bilangan bulat positif, diminta mengurutkan dari kecil ke besar, dan sebaliknya.

1b. Siswa diberi sekumpulan bilangan bulat negatif, diminta mengurutkan dari kecil ke besar dan sebaliknya.

1c. Siswa diberi sekumpulan bilangan negatif dan positif serta nol, diminta mengurutkannya dari kecil ke besar dan juga sebaliknya.

2a. Siswa diminta menjumlah dua bilangan bulat positif.2b. Siswa diminta menjumlah satu bilangan positif dengan satu bilangan negatif.2c. Siswa diminta menjumlah dua bilangan negatif3a. Siswa diminta mengurangkan bilangan bilangan positif dari bilangan bulat positif yang lebih

kecil.3b. Siswa diminta mengurangkan bilangan bulat negatif dari bilangan bulat positif3c. Siswa diminta mengurangkan bilangan bulat negatif dari bilangan bulat negatif4a. Siswa diminta mengerjakan penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.      Misalnya beberapa soal seperti : 30 – 24 + 15 – (- 7)Asesmen1.a. Urutkanlah dari kecil kebesar tujuh bilangan bulat positif ini.  6, 4, 8, 2,  12, 18, 20      (atau yang lain, misalnya bilangan ganjil) kemudian urutkan dari besar ke kecil.1.b. Seperti 1.a. untuk  - 2, - 4, - 10, - 16, - 8, - 6,  14.1.c. seperti 1a. untuk     0, -10, - 8, 8, - 6, 12, 4, - 142.a. Siswa diminta mengerjakan soal-soal seperti “bila Siti telah memiliki 13 kelereng dan

ibunya membelikan lagi 35 kelereng lagi berapakah kini banyaknya kelereng Siti”2.b. Hitunglah  24 + (- 12 ) atau yang srupa itu.2.c. Hitunglah  - 13 + (- 7)  atau yang serupa itu3.a. Hitunglah   29  -  47   dan yang serupa itu3.b. Hitunglah   42 – (- 12) dan yang srupa itu3.c. Hitunglah   - 45 – (- 15) dan yang serupa itu 4..a. Hitunglah  35  + (- 15) + 8 – (- 22) + (- 40)   dan soal yang serupa.

PENUTUPDemikian telah dibahas sekelumit tentang perubahan taksonomi tujuan pendidikan

Bloom versi 1956 menjadi taksonomi belajar, mengajar dan asesmen pembelajaran. Perubahan tersebut diawali oleh riset bertahun-tahun yang dilakukan Anderson (2001) dan kawan-kawan. Yang diantaranya terjadi perubahan mendasar dari klasifikasi tujuan pendidikan untuk proses kognitif menjadi dua dimensi yaitu dimensi proses kognitif dan dimensi pengetahuan. Dimensi kognitif meliputi: (1) mengingat, (2) mengerti, (3) menerapkan, (4) menganalisis, (5) mengevaluasi, dan (6) mencipta.  Dimensi pengetahuan meliputi: (1) pengetahuan faktual, (2) pengetahuan konseptual, (3) pengetahuan prosedural, (4) pengetahuan metakognisi.

DAFTAR PUSTAKA

Bloom, B.S., Englehart, M.B., Furst, E.J., Hill, W.H., & Krathwohl, D.L.(1956). Taxonomy of educational objectives. The classifications of educational goals. Handbook I.

Loren W. Anderson and David R. Krathwohl, 2001, Taxonomy Learning, Teaching, and Assessing,  Longman, New York

Masriyah. 2012. Pengembangan Pedoman Guru SMP/MTs untuk Mengembangkan Asesmen Autentik dengan Memanfaatkan Hasil Revisi Taksonomi Bloom  untuk Pembelajaran Matematika.Makalah hasil penelitian. PPs Unesa Surabaya.

Soedjadi, R. 2006. Mengenal Revisi Taxonomy Bloom. Surabaya: PPs Unesa.

Widodo, Suryo, Penilaian Hasil Belajar Matematika berdasarkan Kriteria Senk, Jurnal Ilmiah “CAKRAWALA PENDIDIKAN” ISSN :1410-9883 Vol. 5 April 2003 Hal 74-87

Page 7: Mengenal Revisi Taksonomi Bloom Oleh Anderson Dan Krathwohl

Widodo, Suryo. 2003, Beberapa Catatan Evaluasi Pembelajaran, Diktat, FPMIPA IKIP PGRI.

Page 8: Mengenal Revisi Taksonomi Bloom Oleh Anderson Dan Krathwohl

Lampiran A : Daftar contoh kata kerja operasional yang dapat dipakai untuk ranah Kognitif

mengingat mengerti mengaplikasikan

menganalisis

mengevaluasi

Membuat/ mencipta

MengutipMenyebutkanMenjelaskanMenggambarMembilangMengidentifikasiMendaftarMenunjukkanMemberi labelMemberi indeksMemasangkanMenamaiManandaiMembacaMenyadariMenghafalMeniruMencatatMengulangMereproduksiMeninjauMemilihMenyatakanMempelajariMentabulasiMemberi kodeMenelusuriMenulis

MemperkirakanMenjelaskanMengkategorikanMencirikanMerinciMengasosiasikanMembandingkanMenghitungMengkontraskanMengubahMempertahankanMenguraikanMenjalinMembedakanMendiskusikanMenggaliMencontohkanMenerangkanMengemukakanMempolakanMemperluasMenyimpulkanMeramalkanMerangkumMenjabarkan

MenugaskanMengurutkanMenentukanMenerapkanMenyesuaikanMengkalkulasiMemodifikasiMengklasifiksiMenghitungMembangunMengurutkanMembiasakanMencegahMenggambarkanMenggunakanMenilaiMelatihMenggaliMengemukakanMengadaptasiMenyelidikiMengoperasikanMempersoalkanMengkonsepkanMelaksanakanMeramalkanMemproduksiMemprosesMengaitkanMenyusunMensimulasikanMemecahkanMelakukanMentabulasi

MenganalisisMengauditMemecahkanMenegaskanMendeteksiMendiagnosisMenyeleksiMemerinciMenominasikanMendiagramkanMengkorelasikanMerasionalkanMengujiMencerahkanMenjelajahMembagankanMenyimpulkanMenemukanMenelaahMemaksimalkanMemerintahkanMengeditMengaitkanMemilihMengukurMelatihMentransfer

MembandingkanMenyimpulkanMenilaiMengarahkanMengkritikMenimbangMemutuskanMemisahkanMemprediksiMemperjelasMenugaskanMenafsirkanMempertahankanMemerinciMengukurMerangkumMembuktikanMemvalidasiMengetesMendukungMemilihMemproyeksikan

MengabstraksiMengaturMenganimasiMengumpulkanMengkategorikanMengkodeMengkombinasikanMenyusunMengarangMembangunMenanggulangiMenghubungkanMenciptakanMengkreasikanMengoreksiMerancangMerencanakanMendikteMeningkatkanMemperjelasMemfasilitasiMembentukMerumuskanMenggeneralisasiMenggabungkanMemadukanMembatasMereparasiMenampilkanMenyiapkanMemproduksiMerangkumMerekonstruksiMembuat

[1] Yuni Katminingsih adalah dosen pendidikan matematika Universitas Nusantara PGRI Kediri