mengembalikan hak orang yang dizhalimi

Upload: annisa-pratiwi

Post on 19-Jul-2015

110 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Mengembalikan Hak Orang yang Dizhalimi Kezhaliman sudah menjadi tontonan biasa yang kita temui dalam kehidupan seharihari. Ada yang berbentukperbuatan yang lahan, penggusuran yang semena-mena, perampasan, jual-beli hukum,korupsi, penggelapan uang, dan sebagainya. Dalam hadits islam ancaman atas perbuatan ini tidak main main. Berikut sejumlah hadits yang memperingatkan kita akan hal itu. Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda, Sungguh kelak pada hari kiamat kalian akan dituntut mengembalikan hak kepada pemiliknya, bahkan hingga seekor kambing yang tidak bertanduk pun diberi hak untuk membalas tandukan. (HR Muslim) Syarah hadits Hadits ini diriwayatkan muslim dalam Kitab Kebajikan Bab Pengharaman Berbuat Zhalim. Pada hari kiamat, yang disebut juga hari pembalasan (yaumul jaza), Allah Taala dengan segenap keadilan-NYA akan mengadili seluruh makhluk. Setiap makhluk yang pernah menzhalimi makhluk lainnya akan diminta pertanggung jawabannya, hingga dalam hadits tersebut disebutkan bahwa seekor kambing pun akan diberi hak untuk membalas kambing lainnya yang pernah menanduknya. Dari Aisya RA, Rasulullah SAW bersabda, barang siapa menzhalimi dengan cara mengambil hak orang lain walaupun hanya sejengkal tanah, akan dikalungi pada lehernya tujuh lapis bumi. (Muttafaq alaih) Syarah hadits Hdits ini diriwayatka Al-Bukhari pada Kitab Perbuatan Zhalimi, Bab Dosa Orang yang Menguasai Tanah Orang Lain dan Lainnya. Adapun muslim menghimpun hadits tersebut pada kitab Jual-Beli, Bab Pengharaman Berbuat Zhalim dan Merampas Tanah dan Lainnya. Dikalungnya tujuh lapis bumi pada leher orang yang berbuat zhalim adalah untuk menunjukkan beban dosa yang harus ditanggung. Betapa berat ancaman dosa atas orang yang merampas hak orang lain, sekalu pun hanya sejengkal tanah. Dari Muadz RA, ia berkata Rasulullah SAW mengutusku seraya berkata, sesungguhnya kamu akan mendatangi sekelompok Ahlul Kitab. Ajaklah mereka untuk beraksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan bahwasanya aku ini utusan Allah. Jika mereka memenuhi ajakanmu, beri tahukanlah kepada mereka bahwa Allah telah mewajibkan shalat lima waktu sehari semalam atas mereka. Apabila mereka menaatinya, beritahukanlah bahwasanya Allah telah mewajibkan zakat yang diambil dari orang orang kaya di kalangan mereka dan diberikan kepada orang orang miskin dikalangan mereka. Jika mereka menaatinya, lindungilah kehormatan dan harta benda mereka. Takutlah engkau terhadap doa orang teraniaya, karena

sesungguhnya antara doa orang yang teraniaya dan Allah, tidak ada penghalang. (Muttafaq alaih) Syarah hadits Hadits diatas dikodifikasikan Al-Bukhari dalam Kitab Zakat, Bab Kewajiban Zakat dan Lainnya, dan Kitab Perang, Bab diutusnya Abu Musa dan Muadz ke Yaman, serta Kitab Tauhid, Bab Ajakan Nabi SAW kepada Umatnya untuk Meng Esakan Allah. Sedangkan muslim menempatkannya kepada Kitab Iman, Bab Perintah Beriman Kepada Allah dan Rasul-Nya, serta syariat Agama dan Berdoa kepada-Nya. Hadits ini menjelaskan fase-fase dakwah kepada orang kafir. Jika mereka telah menerima satu fase, dilanjutkan kepada fase berikutnya sehingga mereka termasuk golongan orang yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Ketika ketaatan telah tertanam dalam jiwa mereka, haram hukumnya mengganggu keberadaan dan hak hak mereka. Karena Allah Taala membuka takbir bagi mereka yang taat kepadaNya tapi teraniaya, dan menerima doa doa mereka. Dari Abu Hurairah RA, dari Nabi SAW, beliau bersabda, Barang siapa pernah berbuat aniaya terhadap saudaranya, baik kehormatannya atau sesuatu lainnya, hendaklah ia meminta dihalalkan (meminta maaf) pada hari itu juga, sebelum dating masa tidak bergunanya dinar dirham. Jika ia punya pahala kebalikan, akan diambil dari pahala itu sesuai kadar penganiayaannya. Bila ia tidak memiliki pahala kebaikan, kejahatan orang yg dianiayanya akan dibebankan kepadanya. (HR AlBukhari) Syarah hadits Hadits ini disalin Al-Bukhari dalam Kitab Perbuatan Zhalim, Bab Orang yang Pernah Berlaku Aniaya. Seseorang yang pernah melakukan keZhaliman atas orang lain harus segera meminta maaf , meminta keridhaannya, dan mengganti kerugian orang itu. Jika terlambat ia akan menghadapi suatu masa yang disebut sebagai masa tidak berlakunya dinar dan dirham. Maksudnya hari kiamat, yang tidak ada gunanya harta dan keturunan. Akibatnya, jika ia punya amal kebaikan, amal baiknya akan dipangkas dan diberikan kepada orang yang pernah dizhaliminya itu. Bila tidak memiliki amal baik, amalan buruknya semakin bertambahdengan ditampakkannya amal buruk yang disakitinya didunia dulu. Dari Abu Umamah Iyas bin Tsalabah Al-Haritsi RA, Rasulullah SAW bersabda, Barang siapa merampas hak seorang muslim dengan menggunakan sumpah, Allah benar benar mewajibkan kepadanya untuk masuk neraka dan mengharamkan surga baginya. Seorang sahabat bertanya, walaupun yang dirampas itu sesuatuyang sangat sedikit, wahai Rasulullah ? beliau menjawab, walaupun hanya sepotong kayu arak. (HR Muslim). Syarah hadits

Muslim menghimpun hadits ini dalam Kitab Iman, Bab Ancaman Dengan Balasan Neraka atas Orang yang Merampas Hak Orang Muslim dengan Menggunakan Sumpah Palsu. Senada dengan hadits hadits di atas, hadits di atas ini menerangkan ancaman atas orang orang yang berlindung di balik hukum dan kekuasaan untuk merampas hak orang lain dengan cara batil. Sekalipun ia merampas sebilah kayu milik orang lain, api neraka yang menjilat jilat telah menantinya dipasar lembah neraka yang paling dalam. Orang yang semacam itu pun terancam tidak akan menikmati aroma surga, apalagi menikmati keindahannya. Hadits ini mengukuhkan larangan Allah Taala. : dan janganlah kalian memakan harta diantara kalian dengan cara batil, yakni kalian ajukan kepada hakim agar dapat memakan sebagian dari harta orang.. (QS Al-Baqarah: 188)