menentukan mslh

32
Kegiatan penelitian di peroleh dari dengan adanya masalah dan di akhiri dengan masalah, diketahui,di temukan,di pecahkan dan munculnya masalah baru,dengan demikian,penelitian di awali dengan masalah dan di akhiri masalah pula.oleh karena itu ,tidak salah bila seorang promotor bertanya kepada promovendusnya dengan pertanyaann: ”Apakah masalah penelitian anda?” dan para penguji bertanya kepada mahasiswa yang di diuji dengan pertanyaan: ”Apa masalah penelitian anda?” para peneliti sering beranggapan bahwa penelitian kegiatan mengumpulkan data/fakta. Tidak sedikit peneliti (pemula)yang bersemangat mengumpulkan data tanpa mengetahui permasalahan yang sesungguhnya yang hendak di pecahkan, di temukan,atau diverifikasi setelah data terkumpul,ia tidak athu apa yang dilakukan, bahkan setelah hasil penelitian nya dilaporkan, tetap saja tidak mengerti apa yang sesungguhnya yang ia tulis. Dalam hal ini, Poncare (1952:143) mengemukakan,tanpa gagasan yang tersusun terlebih dahulu, sebuah penelitian akan sia-sia belaka. Kerlinger (2000: 26) mengemukakan,seorang peneliti tidak selalu dapat merumuskan masalahnya secara sederhana,jelas,dan lengkap. Mungkin peneliti hanya memilik gagasan yang agak umum, belum bulat, bahkan membingungkan tentang masalah itu.seorang peneliti perlu melakukan penjelajahan atau explorasi pemikiran dan penelitian yang sungguh sebelum dapat menyatakan dengan jelas permasalahan yang di diangkat dan merumuskan dengan baik pernyataan yang memadai tentang masalah penelitian adalah satu di antara bagian terpenting dalam penelitian. Memang tidak ada kesepakatan mengenai kapan seseorang peneliti dapat mengemukakan masalah dengan dan lengkap.peneliti mengharuskan sebelum turun ke kancah,sedangkan peneliti naturalistik menghendakinya dalam proses atau setelah pengumpulan data. Terlepas dari itu,kemampuan

Upload: awier

Post on 02-Aug-2015

61 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: MENENTUKAN MSLH

Kegiatan penelitian di peroleh dari dengan adanya masalah dan di akhiri dengan masalah, diketahui,di temukan,di pecahkan dan munculnya masalah baru,dengan demikian,penelitian di awali dengan masalah dan di akhiri masalah pula.oleh karena itu ,tidak salah bila seorang promotor bertanya kepada promovendusnya dengan pertanyaann: ”Apakah masalah penelitian anda?” dan para penguji bertanya kepada mahasiswa yang di diuji dengan pertanyaan: ”Apa masalah penelitian anda?”

para peneliti sering beranggapan bahwa penelitian kegiatan mengumpulkan data/fakta. Tidak sedikit peneliti (pemula)yang bersemangat mengumpulkan data tanpa mengetahui permasalahan yang sesungguhnya yang hendak di pecahkan, di temukan,atau diverifikasi setelah data terkumpul,ia tidak athu apa yang dilakukan, bahkan setelah hasil penelitian nya dilaporkan, tetap saja tidak mengerti apa yang sesungguhnya yang ia tulis. Dalam hal ini, Poncare (1952:143) mengemukakan,tanpa gagasan yang tersusun terlebih dahulu, sebuah penelitian akan sia-sia belaka.

Kerlinger (2000: 26) mengemukakan,seorang peneliti tidak selalu dapat merumuskan masalahnya secara sederhana,jelas,dan lengkap. Mungkin peneliti hanya memilik gagasan yang agak umum, belum bulat, bahkan membingungkan tentang masalah itu.seorang peneliti perlu melakukan penjelajahan atau explorasi pemikiran dan penelitian yang sungguh sebelum dapat menyatakan  dengan jelas permasalahan yang di diangkat  dan merumuskan dengan baik pernyataan yang memadai tentang masalah penelitian  adalah satu di antara bagian terpenting dalam penelitian. Memang tidak ada kesepakatan mengenai kapan seseorang peneliti dapat mengemukakan masalah dengan dan lengkap.peneliti mengharuskan sebelum turun ke kancah,sedangkan peneliti naturalistik menghendakinya  dalam proses atau setelah pengumpulan data. Terlepas dari itu,kemampuan mengemukakan dengan jelas dan lengkap (mendalam) adalah mutlak dalam penelitian.

Dari Mana Masalah Diperoleh?

Kapabilitas dan kredibilitas seorang peneliti bukan hanya di tentukan oleh frekuensi atau jam terbang melakukan penelitian,melainkan juga oleh kemampuan memilih masalah penelitian yang layak di teliti. Menurut Licoln Guba (1985), yang di sebut masalah penelitian adalah suatu keadaan yang bersumber dari hubungan anatar dua faktor atau lebih yang menghasilkan situasi yang membingungkan.

Kegiatan penelitian di awali dengan adanya masalah penelitian, bukan semata-mata karena keinginan atau ketertarikan peneliti terhada suatu persoalan. Kegiatan untuk menemukan masalah penelitian yang kemudian di identifikasi, dipikirkan dan di uji secara mendalam lalu di rumuskan merupakn salah satu aspek yang paling penting dalam kegiatan penelitian. Bahkan terutama sekali bagi peneliti

Page 2: MENENTUKAN MSLH

pemula, kemampuan merumuskian masalah yang baik dapat di katakan telah menyelesaikan hampir setenga dari kegiatan penelitian sendiri.

Kesulitan dalam menemukan masalah yang baik bukan di sebabkan oleh ketiadaan masalah itu sendiri, sebab masalah dalam penelitian bersifat tak terbatas, peneliti yang sedang mencari masalah dapat di ibaratkan seorang yang berbelanja di pasar besar atau super market; bukan barangnya yang tidak, sulit di cari atau tidak ada barang yang menarik, melaikan memilih barang  yang dapat menjawab persoalan kebutuhan yang paling mendasar (primer) berdasarkan kemampuan keungan, pengetahuan terhadap barang ng itu sendiri, keterbatasan waktu dan sebagainya.sebaliknya dan yang mengetahui cukup tentang barang yang berkualitas tetapi keuangan tidak memadai.

Kemampuan menemukan masalah di tentukan oleh antara lain kepekaan dan kesediaan mengambil jarak dengan realitas sehari-hari. Kepekaan dalam melihat masalah merupakn syarat mutlak dalam masalah penelitian.

Seoarang peneliti dapat menemukan masalah yang berarti dan bermakna,sangat ditentukan oleh tingkat kepekaan dalam menentukan  dan memilih dengan cara mengemukakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan peneliti dalam menemukan masalah, yaitu sebagai berikut :

1. Membaca sebanyak-banyak literatur yang berhubungan dengan bidang kita dan bersikap kritis terhadap apa yang kita baca.

2. Menghadiri  kuliah atau ceramah provesional3. Mengadakan pengamatan dari dekat situasi atau kejadian-kejadian di

sekitar kita.4. Memikirkan kemungkinan penelitian dengan topik-topik atau pelajaran

yang         dapati waktu kuliah.5. Menghadiri  seminar hasil penelitian.6. Mengadakan penelitian-penelitian kecil dan catat hasil hasil atau

penemuan yang di peroleh.7. Menyusun penelitian dengan penekanan pada isi dan metodologinya.8. Mengunjungi berbagai perpustakaan untuk memperoleh topik yang dapat

diteliti.9. Berlangganan jurnal atau majalah yang berhubungan denagan kita.

10.  Mengumpulkan bahan yang berhubungan dengan bidang kita.

Masalah Dan Judul Penelitian

Berdasarkan ilustrasi diatas,seyogyanya dalam menentukan masalah penelitian di pertimbangkan faktor yang obyektif dan subyektif atau di eveluasi secara cermat terhadap ontologi (hakekat/ substansi),epistemologi (bagaimana menjangkau dan memecahkannya), dan aksiologi (kegunaan)masalah yang di pilih:

Page 3: MENENTUKAN MSLH

.Dilihat dari substansinya, masalah penelitian hendaklah berupa masalah yang pemecahannya memberikan sumbangan kepada bangunan pengetahuan.penelitian hendaknya dapat menunjukkan bahwa hasil hasil penelitian memiliki tempat dalam bangunan pengetahuan keagamaan dalam rangka mengisi kekosongan,memantapkan,melengkapi atau mengevaluasi penelitian sebelumnya.dengan demikian, penelitian  yang di lakukan memliki kontribusi dan relevansi bagi pengembangan ilmu.

Sekiranya peneliti dapat menunjukkan hasil kontribusi hasil penelitiannya secara teoritik bagi pengembangan ilmu-ilmu, niscaya peneliti akan menghindari pemilihan permasalahan yang asal-asalan atau persoalan remeh yang tidak banyak berguna,yang sudah menjadi pengetahuan publik sehingga tidakperlu lagi mencari jawaban melalui penelitian

Persolan yang di angkat harus dapat diteliti.penelitian tidak dapat dilaksanakan terhadap hal-hal yang belum terjadi,alam gaib atau yang tidak pernah ada.

Persoalan yang diangkat harus relefan dengan tujuan penelitian.misalnya penelitian

untuk skripsi, tesis dan disertai memiliki derajat kualitatif yang berbeda.

Persoalan yang diangkat hendaklah dapat menghasilkan persoalan-persoalan baru sehingga dapat dilanjutkan oleh penelitian berikutnya.

Persoalan penelitian harus sesuai bagi peneliti ini termasuk faktor subjektif

Jenis Permasalahan

Masalah yang telah dipilih sebaiknya dinalisis terlebih dahulu, agar hasil penelitian dapat dilakukan dengan baik,dari segi proses ataupun tujuannya. Analisis dapat di lihat dalam perspekitf substansi,teori,dan metode,juga proses penelitian dan manfaataat penelitian.disamping itu,agar hasil penelitian benar berarti dan bermakna (fungsional) sesuai dengan jenis dan tujuan penelitian itu sendiri.

Pertama, Analisis substansi masalah itu sendiri.masalah yang dipilih memiliki relevansi akademik memiliki arti termasuk bidang keilmuan apa,misalnya sosiologi,antropologi, filologi,manajemen, teologi dan sebagainya.dengan mengetahui kedudukan masalah dalam konteks keilomuan yang ada,peneliti dapat menelusuri dan mendalami permasalahan itu dan menempatkannya dalam pokok bahasan atau sub pokok bahasan bidang ilmu tersebut. Dengan cara ini,peneliti dengan mantap memiliki pangkal tolak dan sudut pandangkeilmuan yang ada.kerlinger dalam hal ini mengatakan : jika hendak memecahkan suatu masalah kita harus secara umum mengetahui apa masalahnya .analisis substansial suatu masalah penelitian,dengan demikian dapat memantapkan kedudukan kepakaran peneliti sesuai dengan bidang keilmuan yang menjadi konsentrasi dan

Page 4: MENENTUKAN MSLH

keahliannya.dengan melakukan penelitian untuk tesis, misalnya seorang peneliti akan memiliki keahlian dalam masalah yang diteliti.

Kedua, Analisis teori dan metode,masalah yang dipilih sebaiknya dapat dicari rujukan kepustakaan,perspsktif teoritik dan metodenya dengan pertimbangan ini dapat ditelilusuri kajian kepustakaan baik berupa buku jurnal maupun berupa hasil penelitian terdahulu.peneliti akan semakin tajam dan terarah dalam memfokuskan penelitiannya.perspektif teoritik bermanfaat bagi peneliti agar penelitian yang dilakukan memiliki starting point and opint of viev yang jelas sehingga peneliti akan semakin peka dan kritis dalam mencermati setiap venomena.

Ketiga, Analisis institusional, Jenis bobot dan tujuan penelitian hendaknya disesuaikan dengan institusi dimana peneliti mempersembahkan penelitiannya.penelitian untuk persyaratan memperoleh gelar akademi tentu berbeda dengan penelitian pesanan atau penelitian tindakan.penelitian untuk skripsi tentu memiliki kualifikasi yang berbeda dengan tesis atau disertasi.perbedaan dapat berbeda dari substansinya seperti kedalaman,keluasan,keaslian, kejelasan keutuhan masalah yang diangkat atau pada metodologinya seperti perspektif teoritik dan analisisnya; maupun pada teknik penulisan dan pelaporannya.

Keempat, Analisis metodologis, masalah yang diangkat hendaknya terjangkau,baik dari aspek metode pengumpulan data maupun datanya itu sendiri,penelitian yang melibatkan para elit biasanya lebih sulit dilakukan dari pada masyarakat awam.itulah sebabnya peneliti tentang elit baik dibidang politik ekonomi maupun agama lebih sedikit jumlahnya.penelitian tentang keuangan biasanya juga lebih sedikit karena datanya sulit dicari.

Kelima, Masalah yang diangkat hendaknya aktual disamping berarti dan bermakna.peneliti hendaklah menghindari masalah-masalah yang sudah banyak diteliti,masalah-masalah yang sepertinya menarik tetapi tidak fungsional,baik bagi peneliti, institusi masyarakat, maupun pengembangan ilmu, sebaiknya ditinggalkan.peneliti tentang peranan kiai dalam pembinaan masyarakat atau penelitian tentang pengaruh wanita karier terhadap keharmonisan keluarga misalnya, sudah terasa jenuh.

Bagaimana Merumuskan Masalah

Seringkali terjadi seorang peneliti mengalami kebingungan setelah sekian proses penelitian berjalan.kebingungan itu antara lain disebabkan oleh tidak adanya fokus yang jelas dari kasus fenomena atau permasalahan yang sesungguhnya hendak diteliti.tidak sedikit seorang peneliti tidak mengetahui dengan persis permasalahan, hasil temuan dari peneliti yang telah di laksanakan, akibatnya,tidak sedikti seorang peneliti   yang setelah di uji oleh penguji atau ketika di tanya oleh pemesannya mengalami kebingungan, tahu banyak masalah tapi tidak mampu mendesain pengetahuannya itu menjadi pengetahuan yang bermanfaat.dan jujun

Page 5: MENENTUKAN MSLH

S.Suriasumantri menyebut peneliti seperi ini (penelitian yang tidak fokus) sebagai seorang bangunan , bukan seorang arsitek.

Dalam penilain kuantatif,rumusan masalah biasanya dikemukakan dalam bentuk fokus penelitian yang masih abstrak dan tetantif; sedangkan dalam penelitian kuantatif biasanya di kemukakan dalam rumusan masalah yangbersifat dan rinci,dan baku.fokus penelitian dalah pokok permasalahan yang yang di pilih untuk di teliti. Kemampuan menentukan dan meluruskan fokus penelitian menurut Meleong, akan berguna untuk membatasi studi memenuhi kriteria  inklusi-eksklusi (inclusiion-exlusion kriteria) atau memasukkan-mengeluarkan suatu informasi yang baru di peroleh di lapangan.dengan fokus yang jelas seorang peneliti dapat memilh dan memilah data yang benar-benar fungsional. Artinya, data yang berkaitan dengan fokus masalah (walaupun menarik bagi peneliti) untuk sementar ditingggalkan,dan sebaliknya data yang relevan harus di kejar (walaupun peneliti kurang tertarik dan mengalami kesulitan).

DAFTAR PUSTAKA

Nasir Muhammad.1983. Metode Penelitian. Jakarta: Galia Indonesia

Saya, Abied, dari sebuah tempat paling indah di dunia.

Salam …

Regards,

Oleh:Drs. Eris Yustiono, M.Sc.Email: [email protected]

Pendahuluan

Seringkali, pada saat menyusun skripsi/tesis/disertasi, mahasiswa ‘bingung’ mencari ‘masalah’ penelitiannya. Kebingungan biasanya bertambah mana ketentuan dalam perguruan tinggi yang bersangkutan mensyaratkan mahasiswa harus mampu menampilkan masalah yang diteliti dengan dengan jelas melalui berbagai fenomena permasalahan yang berkaitan dengan variabel-variabel yang diteliti oleh mahasiswa yang bersangkutan. Kebingungan tersebut tidak akan

Page 6: MENENTUKAN MSLH

terjadi jika mahasiswa memahami dengan benar makna beberapa kata kunci dalam penelitian, yaitu penelitian dan masalah.

Pengertian Penelitian

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), dikatakan bahwa makna penelitian adalah “(1) pemeriksaan yang teliti; (2) penyelidikan; dan (3) kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis, dan penyajian data yang dilakukan secara sistematis dan objektif untuk memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis untuk mengembangkan prinsip-prinsip umum”. Kemudian, McMillan dan Schumacher (2001: 26) mengatakan sebagai berikut: “Research is a sistematically process of collecting and logically analyzing information (data) for some purpose”. Dari beberapa pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa penelitian merupakan proses pembuktian melalui serangkaian langkah pengumpulan dan analisis data yang dilakukan secara sistematis.

Pengertian Masalah

Dalam KBBI salah satu makna masalah adalah “Sesuatu yang harus diselesaikan (dipecahkan)”. Sementara itu Sugiyono (2010: 32) mengatakan sebagai berikut: “Masalah dapat diartikan sebagai penyimpangan antara yang seharusnya dengan apa yang benar-benar terjadi, antara teori dengan praktek, antara aturan dengan pelaksaaan, antara rencana dengan pelaksanaan”. Sedangkan menurut Creswell (2009: 18): “A research problem … is an issue or concern that needs to be adressed”. Sementara itu dalam beberapa literatur lain dinyatakan bahwa masalah adalah situasi yang menunjukkan adanya kesenjangan keadaan nyata (das sain) dengan tolok ukur tertentu (das sollen) sebagai situasi ideal atau situasi yang seharusnya. Dari beberapa rumusan tersebut dapat dikatakan bahwa masalah adalah “kesenjangan antara harapan dengan kenyataan atau kesenjangan antara keadaan yang nyata dengan kondisi ideal yang diharapkan yang harus dicari solusinya”.

Mencari Masalah Penelitian

Pada dasarnya terdapat beberapa cara menemukan masalah penelitian. Dua diantara cara mencari masalah penelitian adalah:

1. berdasarkan identifikasi ‘penyimpangan-penyimpangan’ di lokus penelitian; dan

2. berdasarkan pemahaman teoritis

a. Identifikasi ‘penyimpangan-penyimpangan’ di lokus penelitian

Cara ini dilakukan dengan mencatat penyimpangan-penyimpangan di lokus penelitian. Penyimpangan dalam hal ini adalah sesuatu yang tidak seharusnya

Page 7: MENENTUKAN MSLH

terjadi. Melalui cara ini, peneliti akan mendapat banyak informasi mengenai penyimpangan yang ada di lokus penelitian.

Misalnya, di instansi X seorang peneliti mencatat beberapa hal menyimpang sebagai berikut:

1. Banyak pegawai yang datang terlambat. Hal ini teridentifikasi dari rekapitulasi kehadiran pegawai.

2. Pimpinan kantor lebih sering menyalahkan bawahan. Hal ini teridentifikasi dari pengalaman si peneliti pada saat beberapa kali mengikuti rapat dengan pimpinan.

3. Masih banyak pegawai yang penempatannya tidak sesuai dengan latar belakang pendidikannya. Hal ini teridentifikasi melalui data yang menunjukkan adanya ketidaksesuaian antara syarat latar belakang pendidikan untuk posisi tertentu dengan latar belakang pegawai yang menduduki posisi tersebut.

4. Laporan penyelesaian pekerjaan pegawai sering tidak tepat waktu. Hal ini teridentifikasi dari rekapitulasi catatan penyelesaian pekerjaan.

5. Udara dalam ruangan ruangan tidak nyaman atau terlalu dingin. Hal ini teridentifikasi dari banyaknya ruangan kecil yang mempunyai dua AC.

6. Pada jam kerja, banyak pegawai yang menggunakan waktunya untuk bermain game di komputer. Hal ini teridentifikasi dari pengamatan si peneliti.

7. Pimpinan tidak pernah memberikan penghargaan kepada bawahan. Hal ini teridentifikasi dari kondisi dimana ada pegawai yang berprestasi, akan tetapi tidak mendapatkan apresiasi dari pimpinan.

8. Masih banyak pegawai yang bekerja pada suatu unit kerja, lebih dari 5 tahun. Hal ini teridentifikasi melalui data penempatan pegawai.

9. Banyak pegawai yang mangkir tanpa alasan yang jelas. Hal ini teridentifikasi dari rekapitulasi kehadiran pegawai.

10. Penataan ruangan tidak nyaman. Hal ini teridentifikasi dari penataan meja dan kursi pegawai yang berdempetan satu sama lain di ruangan yang cukup luas.

11. Pimpinan kantor tidak pernah menyampaikan rencana kerja yang akan dilakukan. Hal ini teridentifikasi dari penyelenggaraan rapat tahunan yang biasanya diselenggarakan setiap awal tahun.

12. Masih banyak pegawai yang penempatannya tidak sesuai dengan pelatihan teknis yang pernah diikutinya. Hal ini teridentifikasi melalui data pelatihan teknis yang pernah diikuti pegawai dan data penempatan pegawai.

13. Pegawai sulit konsentrasi bekerja karena warna cat dinding yang menggangu penglihatan. Hal ini teridentifikasi dari dinding yang dicat dengan warna kuning menyala.

Dari 13 contoh penyimpangan tersebut, peneliti bisa mengelompokkannya ke dalam 4 kemungkinan masalah, yaitu:

Page 8: MENENTUKAN MSLH

1. Masalah kinerja pegawai (nomor 1, 4, 6, dan 9)2. Masalah kepemimpinan (nomor 2, 7, dan 11)3. Masalah ergonomi (nomor 5, 10, dan 13)4. Masalah penempatan pegawai (nomor 3, 8, dan 12)

Setelah peneliti menemukan 4 kelompok masalah (sesuai dengan contoh yang telah disampaikan sebelumnya), peneliti kemudian memilih kelompok mana yang akan dijadikan masalah penelitiannya dan mulai mencari teori yang relevan dengan masalah tersebut. Dalam bentuk bagan, ilustrasi cara ini dapat dilihat pada gambar 1.

Identifikasi Masalah dan Penentuan Teori

Kelebihan cara ini adalah, jika identifikasi dilakukan dengan benar, maka peneliti akan mendapatkan banyak alternatif masalah yang dapat dipilih dalam penelitian yang akan dilakukannya. Sedangkan kekurangannya adalah, peneliti harus meluangkan waktu untuk mencatat setiap penyimpangan yang ditemui.

b. Pemahaman teoritis

Cara ini dilakukan dengan didahului oleh pemahaman teoritis si peneliti. Berdasarkan pemahaman teoritis yang diperoleh selama mengikuti perkuliahan, peneliti menentukan topik yang akan diangkat dalam skripsi yang akan ditulisnya. Setelah peneliti menentukan topik, maka peneliti mulai melakukan pengamatan ada/tidaknya penyimpangan yang terjadi di lokus penelitian jika dikaitkan dengan topik yang telah dipilihnya. Dalam bentuk bagan, ilustrasi cara ini dapat dilihat pada gambar 2.

Page 9: MENENTUKAN MSLH

Penentuan Teori dan Identifikasi Masalah

Kelebihan cara ini adalah, jika pemahaman teori si peneliti benar, maka topik penelitian sudah dapat ditentukan dari awal. Sedangkan kekurangannya adalah, di lokus penelitian, belum tentu ada masalah yang sesuai dengan teori yang telah dipilih.

Referensi

Creswell, J.W. 2009. Research Design – Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches, Third Edition. London: Sage Publication Inc.

McMillan, J. and Schumacher, S. 2001. Research in Education - A Conceptual Introduction – Fifth Edition. USA: Longman.

Kamus Besar Bahasa Indonesia

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Login Mahasiswa

Ingatkan

Lupa Password

Page 10: MENENTUKAN MSLH

Buat akun

Tata Cara Membuat AKUN Mahasiswa

1. Kirim informasi via email ke alamat:[email protected] :- Nama- NPM- Tanggal Lahir- Nama Depan Ibu Kandung

2. Setelah data dikirimkan,administrator akanmembalas email Saudara

3. Setelah mendapat balasanemail dari administrator,silakan membuat akunmelalui fasilitas yang telahdisediakan di websiteSTIA LAN Bandung.

PMB Online

Jumlah total Pendaftar sampai dengan Senin, 04 Juni 2012Program S1 :  30  PendaftarProgram S2 :  19  Pendaftar1 pendaftar baru

Pengumuman

PERSYARATAN Seminar Rancangan Penelitian Read More... PERSYARATAN Ujian Sidang Read More...

1 2 3 4 5

Page 11: MENENTUKAN MSLH

Kontak Kami

STIA LAN BANDUNG JL. Cimandiri Nomor 34-38 Bandung 40115 - Jawa Barat Telepon : (022) 4237375, 4220921 Telepon : (022) 4215941 (khusus Program Magister) Fax : (022) 4267683 Website : http://www.stialanbandung.ac.id Email : [email protected]

Link Website

LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA : http://www.lan.go.id STIA LAN Makassar : http://www.stialanmakassar.ac.id STIA LAN Jakarta : http://www.stialan.ac.id

PKPPA I LAN Bandung : http://www.bandung.lan.go.id/ PKPPA II LAN Makasar : http://makassar.lan.go.id/ PKPPA III LAN Samarinda : http://www.samarinda.lan.go.id PKPPA IV LAN NAD : http://pkp2a-iv.nurul.us/ DIKTI : http://www.dikti.go.id Kementrian PAN : http://www.menpan.go.id BKN : http://www.bkn.go.id

Menentukan Masalah Penelitian

Posted: 18/01/2011 in Tak Berkategori

Tag:masalah, masalah penelitian, menetukan masalah, penelitian

0

BAB I.  PENDAHULUAN

Masalah penelitian merupakan suatu pondasi dalam melakukan suatu penelitian. Singkatnya, masalah penelitian adalah adanya gap atau kesenjangan antara harapan dengan kenyataan, teori dengan praktek, yang seharusnya dengan yang terjadi. Masalah penelitian bukan merupakan suatu rumusan tujuan. Ketika

Page 12: MENENTUKAN MSLH

ditanya apa masalah penelitianmu? Beberapa menjawab: ”Ingin mengetahui…” dan itu adalah rumusan tujuan, bukan suatu masalah penelitian.

Menentukan masalah penelitian bukanlah suatu hal yang mudah. Oleh karena itu untuk menentukan masalah penelitian, perlu mengetahui dulu apa masalahnya. Sebagian besar pemecahan masalah tergantung pada pengetahuan peneliti tentang masalah tersebut. Sebagian lain ditentukan oleh pengetahuan peneliti tentang sifat dan hakekat masalah tersebut. Dengan kata lain, masalah adalah sebuah kalimat Tanya atau kalimat pertanyaan.

Masalah penelitian akan menentukan keberhasilan dari suatu penelitian. Ada seorang pakar penelitian yang menyatakan bahwa ”Ketika seorang peneliti sudah berhasil memformulasikan (baca: ”menemukan”) masalah penelitian, maka sebenarnya 50% penelitian tersebut sudah berjalan”. Begitu juga sebaliknya, ketika masalah penelitian itu belum ditemukan, maka penelitian itu selamanya tidak akan berjalan.

Oleh karena pentingnya masalah dalam suatu penelitian maka dalam makalah ini penulis mencoba membahas tentang menentukan masalah penelitian yang didalamnya menjelaskan tentang urgensi menentukan masalah penelitian, latar belakang masalah, identifikasi masalah, perumusan masalah, dan pembatasan masalah.

BAB II.  PEMBAHASAN

A. Urgensi Menentukan Masalah Penelitian

Salah satu langkah paling penting dalam penelitian adalah penentuan permasalahan. Pemecahan (problematic) adalah suatu penelitian lebih dititik beratkan pada sesuatu yang dipermasalahkan sehingga harus dibedakan dengan permasalahan (subjec). Pada waktu berbicara tentang “Kinerja Polisi” berarti berbicara tentang suatu permasalahan, tetapi berbicara tentang “mengapa terjadi kemerosotan Kinerja Polisi” adalah sesuatu permasalahan yang memerlukan pemecahan. Satu hal yang harus disadari ialah bahwa pada hakikatnya suatu permasalahan tidak pernah berdiri sendiri dan terpisah dari faktor-faktor lain. Permasalahan dapat merupakan variabel yang menjadi tema pokok penelitian, dapat pula berupa kasus yang menjadi fokus suatu penelitian. Suatu variabel atau suatu kasus akan diangkat menjadi permasalahan penelitian jika terjadi kesenjangan antara kenyataan dan seharusnya dari variabel atau kasus tersebut.

Banyak peneliti menemukan kesulitan dalam menentukan permasalahan penelitian sehingga menghambat perkembangan kegiatan penelitian yang akan dilakukan. Pada umumnya keadaan berikut ini bisa menjadi penuntun  mewujudkan permasalahan:

Page 13: MENENTUKAN MSLH

(1)          Bila ada informasi yang mengakibatkan munculnya kesenjangan dalam pengetahuan kita.

(2)          Bila ada hasil-hasil penelitian atau kajian yang bertentangan.

(3)          Bila ada suatu kenyataan dan kita bermaksud menjelaskan melalui penelitian.

Peneliti pemula seringkali mengalami kesulitan menentukan permasalahan yang baik. Berikut ini dikemukakan beberapa karakteristik permasalahan yang baik (tepat) dijadikan permasalahan penelitian sebagai berikut:

a.       Topik atau judul yang dipilih adalah sangat menarik.

b.       Pemecahan permasalahan harus bermanfaat bagi orang yang berkepentingan dalam bidang tertentu.

c.       Permasalahan yang dipilih merupakan sesuatu yang baru.

d.       Mengundang rancangan yang lebih kompleks.

e.       Dapat diselesaikan sesuai waktu yang diinginkan.

f.        Tidak bertentangan dengan moral.

Peneliti perlu berlatih agar terampil mengidentifikasi permasalahan. Kegiatan berikut ini membantu peneliti untuk mengidentifikasi permasalahan.

(1)    Membaca sebanyak-banyaknya literatur yang berhubungan dengan bidang permasalahan yang akan diteliti dan bersikap kritis terhadap apa yang dibacanya;

(2)    Menghadiri kuliah atau ceramah-ceramah profesional;

(3)    Melakukan pengamatan pengamatan terhadap situasi atau kejadian-kejadian di lingkungan profesinya;

(4)    Memikirkan kemungkinan ditemukannya permasalahan-permasalahan  dari materi kuliah;

(5)    Melakukan penelitian-penelitian kecil dan mencatat hasil atau temuan yang diperoleh;

(6)    Menghadiri seminar-seminar hasil penelitian;

(7)    Mengungjungi berbagai perpustakaan untuk mencari topik yang dapat diteliti;

Page 14: MENENTUKAN MSLH

(8)    Berlangganan jurnal atau majalah yang berhubungan dengan bidang permasalahan yang akan diteliti; dan

(9)    Mengumpulkan bahan-bahan yang berhubungan bidang permasalahan yang akan diteliti.[1]

Dalam sebuah penelitian, menentukan masalah penelitian merupakan suatu hal yang penting, karena sebuah penelitian akan dilakukan apabila sudah diketahui masalahnya. Artinyaa, masalah menuntun peneliti melakukan penelitian. Oleh karena tujuan  dari pemilihan dan menentukan masalah penelitian adalah untuk :

1.      Mencari sesuatu dalam rangka pemuasan akademik seseorang

2.      Merumuskan perhatian dan keinginan seseorang akan hal-hal yang baru

3.      Meletakkan dasar untuk memecahkan penemuan-penemuan sebelumnya atau dasar untuk peneliti selanjutnya

4.      Memenuhi  keinginan sosial; dan

5.      Menyediakan sesuatu yang bermanfaat.[2]

Kriteria atau ciri dalam memilih dan menentukan masalah penelitian adalah[3]

1.      Masalah yang dipilih harus dirumuskan dengan ccara tertentu yang menyiratkan adanya kemungkinan pengujian empiris suatu masalah yang tidak memuat implikasi pengujian hubungan atau hubungan—hubungan yang dinyatakannya.

2.      Masalah yang dipilih harus harus mempunyai nilai penelitian : (a). mempunyai keaslian, (b). merupakan hal yang penting, (c). dapat diuji, (d). mengungkapkan suatu hubunngan antara 2 atau lebih variabel, dan (e). jelas dan tidak ambigu dalam bentuk kalimat pertanyaan.

3.      Masalah yang dipilih harus fleksibel yakni masalah tersebut dapat dipecahkan. Artinya bahwa : (a). data dan metode untuk  memecahkan masalah harus tersedia, (b). biaya untuk memecahkan masalah relative harus dalam batas-batas kemampuan, (c). waktu untuk memecahkan masalah harus wajar, (d). biaya dan hasil harus seimbang, (e). administrasi dan sponsor harus kuat, dan (f). tidak bertentangan dengan hukum dan adat.

4.      Masalah yang dipilih harus sesuai dengan klasifikasi peneliti, paling tidak masalah yang dipilih sekurang-kurangnya : (a). menarik bagi si peneliti ; dan (b). cocok dengan kualifikasi ilmiah si peneliti.

Page 15: MENENTUKAN MSLH

Kemudian, yang menjadi kendala untuk memperoleh masalah adalah kesanggupan peneliti menggali dan mengidentifikasi masalah seta mengetahui sumber-sumber dari masalah tersebut. Masalah penelitian dapat diperoleh anatar lain dengan melakukan :[4]

1.      Pengamatan terhadap kegiatan manusia

2.      Bacaan-bacaan

3.      Analisa bidang pengetahuan

4.      Ulangan dan perluasan penelitian

5.      Cabang studi yang sedang dikembangkan

6.      Pengetahuan dan catatan pribadi, praktek, dan keinginan masyarakat

7.      Bidang spesialisasi pelajaran yang diikuti

8.      Pengamatan terhadap alam sekeliling, dan

9.      Diskusi-diskusi ilmiah

Dalam menentukan masalah penelitian maka kita tidak akan terlepas di dalamnya dari berbagai permasalahan di dalamnya diantaranya yaitu latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, dan perumusan masalah. Yang kemudian akan penulis jelaskan dibawah ini.

B. Latar Belakang Masalah

Latar belakang masalah adalah deskripsi singkat peneliti tentang obyek penelitian yang memuat :

1.      Penalaran pentingnya pembahasan masalah atau alas an yang mendorong pemilihan masalah.

2.      Telaah pustaka atau komentar mengenai tulisan yang telah ada yang berhubungan deengan masalah yang dibahas.

3.      Manfaat praktis hasil pembahasan di dalam skripsi, serta

4.      Perumusan masalah pokok (grand problem) yang akan dibahas secara jelas dan eksplisit dalam bentuk pernyataan atau pertanyaan yang dapat membangkitkan perhatian membaca.

Page 16: MENENTUKAN MSLH

Inti dari latar belakang masalah adalah upaya peneliti untuk menggambarkan ada tidaknya masalah penelitian (scientific research problem) yakni penyimpangan antara yang seharusnya dengan apa yang benar-benar terjadi atau kesenjangan antara harapan (das sollen) dengan kenyataan (das sain).

Masalah ilmiah memiliki ciri-ciri minimal sebagai berikut:

1.      Masalah harus feasible, dalam arti masalah tersebut harus dapat dicarikan jawabannya melalui sumber yang jelas, tidak banyak menghabiskan dana, tenaga, dan waktu.

2.      Masalah harus jelas yaitu semua orang yang memberikan persepsi yang sama terhadap masalah tersebut.

3.      Masalah harus memiliki batas/ ruang lingkup tertentu.

4.      Masalah harus signifikan, dalam arti jawaban masalah yang diberikan harus memberikan kontribusi terhadap pengembangan ilmu dan pemecahan masalah kehidupan manusia.[5]

C. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah adalah upaya peneliti untukk mengeksplorasi berbagai kemungkinan pertanyaan yang dapat diajukan dan relevan berkaitan dengan variable penelitian yang dipilih. Jumlah butir pertanyaan tidak dibatasi, sepanjang memiliki relevansi dengan variabel penelitian tersebut.[6]

Identifikasi masalah adalah salah satu proses penelitan yang boleh dikatakan paling penting diantara proses lain. Masalah penelitian akan menentukan kualitas dari penelitian, bahkan juga menentukan apakah sebuah kegiatan bisa disebut penelitian atau tidak. Masalah penelitian secara umum bisa kita temukan lewat studi literatur atau lewat pengamatan lapangan (observasi, survey, dsb). Skripsi untuk level S1 seharusnya didesain untuk memecahkan masalah yang lebih riil dan sifatnya applied. Mahasiswa cukup fokus ke masalah yang ada di sekitarnya. Kalau jurusan kita di computing, kita lakukan saja observasi di lingkungan kita. Misalnya universitas, dosen, dan mahasiswa itu punya masalah apa yang kira-kira bisa kita pecahkan dengan teknologi informasi dan aplikasinya. Intinya kita harus kejar terus masalah penelitian ini, dan jangan lupa bahwa masalah yang kita identifikasi tersebut benar-benar menjadi masalah yang harus dipecahkan, bukan masalah yang kita ada-adakan.

Masalah penelitian bisa didefinisikan sebagai pernyataan yang mempermasalahkan suatu variabel atau hubungan antara variabel pada suatu fenomena. Sedangkan variabel itu sendiri dapat didefinisikan sebagai pembeda antara sesuatu dengan yang lain. Ketika kita mengambil topik penelitian untuk membedakan raut muka mahasiswa yang sedang tidak punya uang dan mahasiswa

Page 17: MENENTUKAN MSLH

yang lagi banyak uang, kita punya variabel “raut muka” dan variabel “keadaan keuangan”. Nah kita ingin tahu hubungan dua variabel ini, jadilah itu sebuah masalah penelitian.

Kemudian sumber masalah tersebut dari mana datangnya? Sumber masalah penelitian bisa muncul dari tiga hal:

1. Masalah Yang Ada di Manusianya Sendiri (People and Problem)Kita harus hati-hati supaya tidak terjebak ke masalah di sekitar manusia yang bukan penelitian. Tapi juga jangan “saklek”, karena masalah manusia yang tadinya bukan masalah penelitian bisa kita “goyang sedikit” menjadi masalah penelitian. Contoh, mahasiswa punya masalah pokok yaitu “kekurangan uang”. Ini bisa kita “konversi” menjadi masalah penelitian misalnya menjadi : 

o Mendeteksi raut muka mahasiswa tidak punya uang dengan face recognition system

o Model bisnis di Internet dengan modal kecil untuk mahasiswa2. Masalah di Cara, Teknik dan Struktur Kerja (Program)

Teknik dan struktur kerja yang bermasalah tentu juga bisa menjadi masalah penelitian. Contoh, dosen-dosen yang sangat sibuk ternyata kesulitan menemukan satu waktu yang pas untuk meeting bulanan di universitas. Nah ini jadi masalah penelitian, pendekatannyanya nanti kita bisa kembangkan satu aplikasi scheduling dengan sedikit sistem pakar didalamnya yang secara otomatis memberikan beberapa alternatif waktu meeting yang pas untuk semua.

3. Fenomena yang Terjadi (Phenomenon)

Fenomena yang ada di sekitar kita juga bisa menjadi masalah penelitian yang menarik. Contoh, fenomena bahwa situs portal yang dikembangkan di perusahaan-perusahaan ternyata sepi pengunjung. Nah ini adalah sebuah fenomena, untuk meningkatkan traffic, misalnya bisa dengan memainkan bebrapa teknik supaya search engine mau menengok situs kita, ini sering disebut dengan Search Engine Optimization. Nah dari sini kita sudah dapat judul: “Mengembangkan situs portal traffic tinggi dengan teknik Search Engine Optimization (SEO)”. Fenomena lain lagi, proses pendeteksian golongan darah untuk skala besar (massal) misalnya untuk seluruh mahasiswa universitas yang mencapai 5000 orang ternyata memakan waktu yang sangat lama. Ini sebuah fenomena, kita beri solusi dengan software sistem yang menggunakan beberapa teknik artificial intelligence yang memungkinkan pendeteksian golongan darah ini. Sehingga 5000 orang bisa kita proses dalam beberapa jam misalnya.

Supaya masalah penelitian yang kita pilih benar-benar tepat, biasanya masalah perlu dievaluasi. Evaluasi masalah penelitian biasanya berdasarkan beberapa parameter dibawah ini:

Page 18: MENENTUKAN MSLH

1. Menarik.Masalah yang menarik membuat kita termotivasi untuk melakukan penelitian dengan serius.

2. Bermanfaat.Penelitian harus membawa manfaat baik untuk ilmu pengetahuan maupun peningkatan kesejahteraan dan kualitas kehidupan manusia. Penelitian juga diharapakan membawa manfaat bagi masyarakat dalam skala besar (secara nasional maupun internasional), maupun secara khusus di komunitas kita (kampus, sekolah, kelurahan, dsb). Hindari penelitian yang tidak membawa manfaat kepada masyarakat.

1. Hal Yang Baru.

Ini hal yang cukup penting dalam penelitian, bahwa penelitian yang kita lakukan adalah hal baru, solusi yang kita berikan adalah solusi baru yang apabila kita komparasi dengan solusi lain, bisa dikatakan lebih efektif, murah, cepat, dsb. Bisa juga pembaharuan ini diwujudkan dengan perbaikan dari sistem dan mekanisme kerja yang sudah ada. Hindari redundant research, meneliti hal yang sama persis dengan yang dilakukan oleh orang lain. Karena hal tersebut termasuk plagiasi skripsi.

1. Dapat Diuji (Diukur).

Ini biasanya hal yang terlupakan, supaya proses penelitian kita sempurna, masalah penelitian beserta variabel-variablenya harus merupakan sesuatu yang bisa diuji dan diukur secara empiris. Kalau kita melakukan penelitian korelasi, maka korelasi antara beberapa variabel yang kita teliti juga harus diuji secara ilmiah dengan beberapa parameter.

1. Dapat Dilaksanakan.

Hal ini juga merupakan faktor penting. Masalah yang bagus dan berkualitas,menjadi lucu dan naif kalau akhirnya secara teknik penelitian tidak bisa dilakukan. Dapat dilakukan ini berkaitan erat dengan keahlian, ketersediaan data, kecukupan waktu dan dana.

1. Merupakan Masalah Yang Penting.

Hal ini sedikit sulit mengukurnya, tapi paling tidak ada gambaran di kita bahwa jangan sampai melakukan penelitian terhadap suatu masalah yang tidak penting.

1. Tidak Melanggar Etika.

Yang terakhir adalah masalah etika. Penelitian harus dilakukan dengan kejujuran metodologi, prosedur harus dijelaskan kepada obyek penelitian, tidak melanggar

Page 19: MENENTUKAN MSLH

privacy, publikasi harus dengan persetujuan obyek penelitian, tidak boleh melakukan penipuan dalam pengambilan data maupun pengolahan data.[7]

D. Pembatasan Masalah

Disamping peneliti memiliki keterbatasan dari berbagai segi (biaya, waktu, kemampuan, dan dukungan lainnya), penelitian juga membutuhkan kedalaman dan ketajaman analisis (sempit/ fokus dan mendalam), sehingga penelitian harus dibatasi pada aspek-aspek pertanyaan penelitian yang memungkinkan. Misalnya identifikasi masalah mengandung 5 pertanyaan, peneliti dapat menentukantiga atau lebih pertanyaan yang dijadikan masalah penelitian.[8]

Kemudian, agar penelitian mengarah pada inti masalah yang sesungguhnya maka peneliti perlu membatasi masalah dengan memperhatikan hal yang paling bermanfaat  jika diteliti.Supaya pilihan masalah didasari dengan pertimbangan yang matang maka sebaiknya memilih topik yang sesuai dengan bidang pekerjaan dan latar belakang pendidikan serta kompetensi yang dimiliki.

Faktor lainnya yang perlu dipertimbangkan adalah ruang lingkup penelitian supaya tidak terlalu luas sehingga mudah dilakukan. Masalah dapat dipecahkan sendiei, tersedia sumber teori  atau peraturan yang mendasarinya. Hal penting lain untuk dipertimbangkan adalah  hasil penelitian berpotensi untuk memperbaiki pelaksanaan pekerjaan, data-data dapat diperoleh dari pelaksanaan tugas, penelitian dapat dilakukan secara mandiri sesuai dengan waktu dan biaya yang tersedia.[9]

E. Perumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian disebut research problem atau dikenal juga dengan istilah pertanyaan penelitian (research question) yang digunakan untuk menjadi panduan dalam menyusun instrument penelitian. Pertnyaan research problem ini disusun setelah peneliti melakukan pembatasan masalah, sehingga pertanyaan penelitian terfokus pada masalah yang iongin dibuktikan atau diteliti lebih lanjut.

Ada beberapa persyaratan dalam menyusun research problem:

1.      Pertanyaan harus sesuai dengan metode penelitian yang digunakan (pada penelitian kuantitatif biasanya menggunakan kalimat Tanya apakah, seberapa besar, dan lain-lain yang berorientasi hasil, sedangkan pada penelitian kualitatif biasanya menggunakan kalimat Tanya bagaimana, mengapa, dan lain-lain yang berorientasi pada proses).

2.      Pertanyaan harus layak dan dapat diteliti sebagai upaya untuk mencari jawaban/ solusi (feasible).

Page 20: MENENTUKAN MSLH

3.      Jawaban bersifat critical incidence artinya dapat member kontribusi bagi pengembangan ilmu (minimal bagi peneliti).

4.      Bisa diukur, bersifat konseptual (ada teori yang dapat dijadikan acuan), sehingga dapat diukur (measurable) dan mudah dilaksanakan (manageable).[10]

Berdasarkan level of explanation suatu gejala, maka secara umum terdapat tiga bentuk rumusan masalah yaitu rumusan masalah deskriptif, komparatif, dan asosiatif.

1.      Rumusan masalah deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang memandu peneliti untuk mengungkapkan atau memotret situasi social yang akan diteliti secara menyeluruh, luas, dan mendalam.

2.      Rumusan masalah komparatif adalah rumusan masalah yang memandu peneliti untuk membandingkan antara konteks social atau domain satu dibandingkan dengan yang lain.

3.      Rumusan masalah asosiatif aatau hubungan adalah rumusan masalah yang memandu peneliti untuk mengkonstruksi hubungan antara situasi social atau domain satu dengan yang lainnya. Rumusan masalah asosiatif I dibagi menjadi tiga yaitu hubungan simetris, kausal, dan reciprocal atau interaktif. Hubungan simetris adalah hubungan suatu gejala yang munculnya bersamaan sehingga bukan meupakan hubungan sebab akibat atau interaktif. Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab dan akibat. Selanjutnya, hunbungan reciprocal adalah hubungan yang saling mempengaruhi. Dalam penelitian kualitatif hubungan yang diamati atau ditemukann adalah hubungan yang bersifat reciprocal atau interaktif.

Dalam penelitian kuantitatif, ketiga rumusan masalah tersebut  terkait dngan variabel penelitian, sehingga rumusan masalah penelitian sangat spesifik, dan akan digunakan sebagai panduan bagi peneliti untuk menentukan landasan teori, hipotesis, instrument, dan teknik analisa data.

Dalam penelitian kualitatif, rumusan masalah yang merupakan focus penelitian masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti masuk alapangan atau situasi social tertentu. Namun demikian setiap peneliti baik peneliti kuantitatif maupun kualitatif harus membuat rumusan masalah. Pertanyaan penelitian kualitatif dirumuskan dengan maksud untuk memahami gejala yang kompleks dalam kaitannya dengan aspek-aspek lain (in context). Peneliti yang menggunakan pendekatan kualitatif, pada tahap awal penelitiannya, kemungkinan belum memiliki gambaran yang jelas tentang aspek-aspek masalah yang akan ditelitinya. Ia akan mengembangkan focus penelitian sambil mengumpulkan data. Proses seperti ini disebut ”emergent design” .[11]

Page 21: MENENTUKAN MSLH

Dalam penelitian kualitatif, Pertanyaan penelitian kualitatif tidak dirumuskan atas dasar definisi operasional dari suatu  variabel penelitian. Pertanyaan penelitian kualitatif dirumuskan dengan maksud untuk memahami gejala yang kompleks dalam kaitannya dengan aspek-aspek lain (in context).

Berikut ini beberapa contoh rumusan masalahdalam proposal penelitian tantang suatu peristiwa.

1.      Apakah peristiwa yang terjadi dalam situasi social atau seting tertentu? (rumusan masalah deskriptif)

2.      Apakah makna peristiwa itu bagi orang-orang yang ada pada setting itu? (rumusan masalah deskriptif)

3.      Apakah peristiwa itu diorganisir dalam pola-pola organisasi social tertentu? (rumusan masalah asosiatif/ hubungan yang akan menemukan pola organisasi dari suatu kejadian)

4.      Apakah peristiwa itu berhubungan dengan peristiwa lain dalam situasi social yang sama atau situasi social lain? (rumusan masalah asosiatif)

5.      Apakah peristiwa itu sama atau berbeda dengan peristiwa lain? (rumusan masalah komparatif)[12]

BAB III.  KESIMPULAN

Menentukan masalah penelitian merupakan langkah pertama yang harus dilakukan dalam penelitian ilmiah, dan menjadi pusat perhatian dalam penyusunan proposal penelitian. Masalah yang akan digarap dan dipecahkan dalam penelitian pada umumnya berupa sesuatu yang ideal. Namun perlu diperhatikan bahwa ídealnya suatu masalah yang dipilih harus diikuti dengan pendekatan yang paling tepat, memiliki peluang berhasil paling tinggi, dan sedapat mungkin paling sederhana agar kepastian untuk dapat menyelesaikan tugas dalam mencari jawaban atas masalah tersebut dapat terwujud.

DAFTAR PUSTAKA

1.      Maksum Mukhtar. dkk.  Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Cirebon : STAIN Cirebon, 2007.

2.      Romi Satria Wahono.http://www.ubb.ac.id/menulengkap.php?judul=Teknik%20Identifikasi% 20Masalah%20dalam%20Penelitian&&nomorurut_artikel=200. Tanggal 2008-10-07 pukul 15:4.

3.      Admin, http://gurupembaharu.com/home/?p=247, diakses 29 september 2010 pukul 18.35.

Page 22: MENENTUKAN MSLH

4.      Lincoln, Yovana S; Guba, egon; Naturalictic Inquiry, Sage Publication, Beverly hills, Londaon, 1984.

5.      Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta, 2005.

6.      http://125.161.190.253/materi/MODUL-1.doc, diakes pada 29 september 2010

7.      Toto Syatori Nasehuddien. Metodologi Penelitian (Sebuah Pengantar). Cirebon : STAIN Cirebon, 2008.

[1] http://125.161.190.253/materi/MODUL-1.doc, diakes pada 29 september 2010

[2] Toto Syatori Nasehuddien. Metodologi Penelitian (Sebuah Pengantar). Cirebon : STAIN Cirebon, 2008, hal 28.

[3] ibid

[4] Ibid, hal. 29

[5] Maksum Mukhtar. dkk.  Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Cirebon : STAIN Cirebon, 2007, hal 46.

[6] Maksum Mukhtar. dkk.  Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Cirebon : STAIN Cirebon, 2007, hal 47.

[7] Romi Satria Wahono.http://www.ubb.ac.id/menulengkap.php?judul=Teknik%20Identifikasi% 20Masalah%20dalam%20Penelitian&&nomorurut_artikel=200. Tanggal 2008-10-07 pukul 15:4.

[8] Maksum Mukhtar. dkk.  Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Cirebon : STAIN Cirebon, 2007, hal 47.

[9]Admin, http://gurupembaharu.com/home/?p=247, diakses 29 september 2010 pukul 18.35.

[10] Maksum Mukhtar. dkk.  Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Cirebon : STAIN Cirebon, 2007, hal 47.

[11][11][11] Lincoln, Yovana S; Guba, egon; Naturalictic Inquiry, Sage Publication, Beverly hills, Londaon, 1984, hal. 102