menemukan kembali pengetahuan kebencanaan kita

14
Menemukan Kembali Pengetahuan Kebencanaan Kita Seminar Kantor Menko Polhukam 22 Oktober 2013

Upload: erick-ridzky

Post on 30-Jun-2015

77 views

Category:

Education


1 download

DESCRIPTION

Seminar Kantor Menko Polhukam @22 Oktober 2013

TRANSCRIPT

Page 1: Menemukan Kembali Pengetahuan Kebencanaan Kita

Menemukan Kembali Pengetahuan Kebencanaan

Kita

Seminar Kantor Menko Polhukam22 Oktober 2013

Page 2: Menemukan Kembali Pengetahuan Kebencanaan Kita

BENCANA AKIBAT PROSES GEOLOGI (DI INDONESIA)

• LETUSAN GUNUNG API• GEMPA• TSUNAMI• TANAH LONGSOR• BANJIR BANDANG

Page 3: Menemukan Kembali Pengetahuan Kebencanaan Kita

Penyebaran Gempa di Batas Antara Lempeng Besar

ZOOM INDONESIAZOOM INDONESIAZOOM INDONESIA

Page 4: Menemukan Kembali Pengetahuan Kebencanaan Kita

ZOOM INDONESIA

Page 5: Menemukan Kembali Pengetahuan Kebencanaan Kita
Page 6: Menemukan Kembali Pengetahuan Kebencanaan Kita

Kekuatan gempa diukur dari magnitudonya yang berdasarkan atas energi yang terlepaskan dan ditentukan dari amplitudo gelombang sismik yang tercatat di sismograf.Peralatan pencatat gempa terdiri dari:Sismometer (penangkap getaran) dan merubah gelombang mekanik menjadi gelombang elektromagnet dan yang dicatat oleh sismograf (pencatat gempa). Catatannya disebut sismogram.

C.F. Richter pada tahun 1935 membuat alat pengukur sekala magnitudo. Secara empiris dia membandingkannya dengan gempa-gempa di California. Magnitudo ini kemudian disebut dengan Sekala Richter (SR).

Besaran ini bervariasi secara logarithm dengan amplitudo gempa. Jadi setiap penambahan angka bulat pada magnitudo mewakili penambahan sebesar 10 x amplitudo gempa. Konsekuensinya ialah magnitudo 6 menghasilkan gerakan tanah dengan amplitudo 10 x sebesar gempa dengan magnitudo 5 dan 1000 x sebesar amplitudo 3.

KEKUATAN GEMPA

Page 7: Menemukan Kembali Pengetahuan Kebencanaan Kita

Magnitudo ini tergantung dari energi yang dilepaskan.

Gutenberg dan Richter mendekati perumusan untuk energi yang terlepas ialah:

Log E = A + BM

E = energi dalam ergA = 11,4B = 1,5M = magnitudo

INTENSITAS GEMPA

Intensitas ini menunjukkan kerusakan yang ditimbulkan oleh suatu gempa. Mercalli pada tahun 1902 membuat sekala kerusakan ini yang kemudian di modifikasi oleh Wood dan Neumann dan Richter, terkenal dengan sekala MM (Modified Mercalli Scale).

Page 8: Menemukan Kembali Pengetahuan Kebencanaan Kita

Intensitas Sifat Pemerian (Description)

I Tak Terasa Hanya dapat dicatat oleh alat

II Lemah Dirasakan oleh manusia yang kepekaannya tinggiBarang-barang yang digantung bergoyang

III Ringan Terasa getaran seperti mobil atau truck lewat. Kendaraan yang sedang diparkir bergoyang

IV Sedang Dirasakan dalam rumah. Terabangun dari tidur. Jendela dan piring-piring bergetar.

V Agak Kuat Dirasakan oleh semua orang. Plesteran tembok berjatuhan. Jendela dan piring-piring pecah. Bandul jam bisa berhenti

VI Kuat Dirasakan oleh semua orang. Mulai takut dan panik. Meja dan kursi bergerak

VII Sangat kuat Alarm; Orang-orang keluar rumah. Bangunan yang kurang kuat mulai rusak. Terasa di kendaraan yang sedang bergerak

VIII Merusak Alarm umum; Setiap orang keluar rumah. Bangunan kurang kuat roboh. Bangunan kuat sedikit rusak. Monumen bergetar. Meja dan kursi terbalik

IX Sangat merusak Panik. Bangunan kurang kuat hancur lebur. Bangunan kuat mulai retak. Fondasi rusak. Pipa bawah tanah pecah. Tanah mulai belah-belah

X Penghancur Panik. Bangunan yang sangat bagus dan kuat dapat bertahan. Fondasi hancur. Tanah merekah. Rel kereta api bengkok. Terjadi tanah longsor

XI Sangat penghancur

Panik. Bangunan sangat kuat yang dibangun sesuai aturan kode bangunan masih berdiri tegak. Rekahan tanah makin melebar

XII KatastrofI Sangat panik. Perusakan total. Gelombang dapat dilihat di tanah. Benda-bendan bertebangan

SKALA INTENSITAS MERCALLI GEMPABUMI(MODIFIED MERCALLI SCALE OF EARTHQUAKE INTENSITIES)

Page 9: Menemukan Kembali Pengetahuan Kebencanaan Kita

PERBANDINGAN ANTARA MAGNITUDO RICHTER DAN INTENSITY

Magnitud Intensitas Maksimum

Jumlah per tahun Ekualensi energi yang

lepas pada waktu kejadian

0 700 000 l.k. 500 gram TNT 1 2

2 – 2,9 II 300.000 3

3-3,9 49.000 4 III

4-4,9 Minor 6.200 5 VI Bom Atom 20.000 ton TNT

5-5,9 Merusak 800 6 VII Bom hidrogen, 1 megaton

6-6,9 Sangat merusak

120

7 X 7-7,9 Major 18

8 XII 8-8,6 Besar sekali 1 setiap beberapa

tahun 60.000 bom 1- megaton

Page 10: Menemukan Kembali Pengetahuan Kebencanaan Kita

PERIODISASI BENCANA dan MITIGASINYA

• Dapat tercatat di kebudayaan yg terkubur• Setiap kebudayaan memuncak di katastrofi

akibat bencana• Setelah katastrofi, kebudayaan akan dimulai

baru dg bahan2 tersisa / survivor• Danau2 (purba), pinggiran2 sungai (purba),

tepi2 pantai (purba), tinggian2, gua2, candi2, piramida2: kemungkinan menyimpan catatan2 bencana dan mitigasinya

Page 11: Menemukan Kembali Pengetahuan Kebencanaan Kita

Kemungkinan lokasi2 peninggalan arkeologi pra sejarah di sekitar danau mencatat bencana2 gempa (LIWA) dan letusan Gn Api Lampung - Sumsel

Page 12: Menemukan Kembali Pengetahuan Kebencanaan Kita

BEBERAPA PATAHAN RAWA DANAU BANTEN YG KMUNGKINAN BERHUBUNGAN DG SPLAY PATAHAN SUMATRA DAN GN KRAKATAU

KEMUNGKINAN LOKASI PENINGGALAN2 ARKEOLOGI DARI ABAD 3-4 DI DAERAH INI YG TERKAIT DG LETUSAN KRAKATAU PURBA PRA 1883

Page 13: Menemukan Kembali Pengetahuan Kebencanaan Kita

PENELITIAN PENINGGALAN2 ARKEOLOGI MANUSIA PRA-SEJARAH DI SEKITAR DANAU BANDUNG PURBA DAPAT MENGUAK SEJARAH BENCANA DAN MITIGASI DI SEPUTARAN GN SUNDA PURBA (SESAR LEMBANG, LETUSAN LELERAN LAVA GN API, BANJIR, KEKERINGAN DANAU DSB)

Page 14: Menemukan Kembali Pengetahuan Kebencanaan Kita

Rangkaian gunung api berbatu keras membentang dari Gunung Puncaksalam, Pasir Kamuning, Pasir Kalapa, Gunung Lalakon, Pasir Malang, Gunung Selacau, Gunung Lagadar, Gunung Padakasih, Gunung Jatinunggal, sampai Gunung Bohong di selatan Cimahi. Rangkaian gunung itu disebut sebagai Pematang Tengah karena membatasi Danau Bandung timur dan barat.