mencuri peluang dari gairah...

1

Upload: duongtruc

Post on 03-Apr-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Mencuri Peluang dari Gairah Jalan-Jalanbigcms.bisnis.com/file-data/1/2824/dcd7c817_Jan18-AtmindoTbk...INDUSTRI 17 Kontan Senin, 30 April 2018 nPARIWISATA Memiliki keahlian dalam hal

INDUSTRI 17Kontan Senin, 30 April 2018

nPARIWISATA

Memiliki keahlian dalam hal dokumentasi,

baik foto atau video, jadi nilai lebih bagi

seorang personal tour guide.

Imam Ramadhan, Personal Tour Guide

SEKTOR pariwisata terus menggeliat. Pertumbuhan ekonomi serta serta perubah-an kebiasaan dari konsumsi produk ke pengalaman (leisure) menjadi salah satu faktor bergairahnya industri wisata. Kini, perjalanan bervakansi bisa dinikamati semua kalangan dari berba-gai rentang usia.

Peluang pariwisata inilah yang dilihat oleh pemandu wisata atau tour guide untuk mengumpulkan pundi-pundi uangnya. Biasanya profesi ini dilakoni oleh orang-orang yang gemar menjelajahi berbagai tempat wisata, baik melihat budaya, menyantap kuliner, menguji adrenalin mendaki gunung, atau menikmati keindahan atas dan bawah laut.

Bermula dari hobi jalan-jalan dan camping sejak di bangku SMA mengantarkan Whim Trispandy asal Batu, Jawa Timur menjadi seorang personal tour guide. Pria yang akrab disapa Whiempy ini memulai debutnya sebagai tour guide profesional sejak tahun 2009.

Awal menjadi tour guide lepas, ia mengaku tidak mematok tarif khusus. Namun setelah mendapatkan sertifikasi dan lebih profesio-nal, barulah Whiempy menentukan tarif. "Dulu, saya masih belajar, kalau ada pelanggan, mereka bayar seikhlasnya saja" tuturnya.

Menurut Whiempy, kunci utama menjadi seorang tour guide profesional adalah pelayanan terbaik yang memuaskan pelanggan. Oleh karena itu, dia banyak mempelajari budaya, sejarah dan kondisi geografis sebuah tempat wisata. Pemahaman sejarah dan latarbelakang terbentuknya sebuah tempat wisata sangat penting bagi seorang tour guide.

Belum lagi tantangan di lapangan tak pernah bisa ditebak, terlebih tempat wisa-ta alam. Wisata alam memang menawarkan panorama keindahan yang tak terbatas, namun di balik itu, ada kejadian yang tak pernah bisa diprediksi, seperti bencana alam.

Maka dari itu, tantangan terberat seorang tour guide adalah bisa survive disegala situasi. "Banyak tour guide yang bisa mengantar dan bercerita pada wisatawan, tapi sedikit yang bisa terus bertahan. Padahal tugas kami tak hanya menemani dan mengantar wisatawan, tapi juga bisa mengambil keputus-an dan memberi solusi dalam kondisi darurat," ungkapnya.

Sesekali dia pun harus menggendong seorang wisatawan yang sakit. Selain itu, saat kondisi cuaca tak sesuai harapan, dia juga harus menyiapkan rencana lain demi keselamatan dan kenyamanan wisatawan. "Harus bisa ambil keputusan dengan cepat dan tepat, apalagi kalau ada wisatawan yang sakit," katanya.

Hampir sepuluh tahun menjadi tour guide profesio-nal, Whiempy mengaku sudah menguasai semua tempat wisata di Jawa Timur dan beberapa tempat wisata di Lombok. Namun, dia juta masih terus belajar dan memperbarui informasi seputar tempat wisata yang diincar para wisatawan. "Saya spesialis Malang, Batu, Jawa Timur dan sekitarnya, Lombok," ujarnya.

Tak hanya disewa sebagai-personal tour guide, Whiem-py juga kerap diajak kerjasa-

ma oleh biro perjalanan. "Biro perjalanan jarang yang punya tour guide profesio-nal, mereka hanya mengan-tarkan tamu sampai tujuan saja," ujarnya.

Soal tarif, Whiempy bilang, standar tarif tour guide di Malang dan sekitarnya Rp 300.000-Rp 400.000 per hari untuk wisatawan lokal dan Rp 750.000 untuk wisatawan asing. Saat pekan liburan, Whiempy selalu kebanjiran order. "Booking minimal bisa seminggu sebelumnya. Tapi kalau pas musim libur, bisa sebulan sebelumnya. Bahkan, turis asing booking bisa tiga sampai lima bulan sebelum-nya," jelasnya.

Fokus ke Korea

Pemain lain personal tour guide yaitu Siszy, seorang mahasiswa Korea Selatan asal Bekasi. Berawal dari kecintaannya terhadap budaya pop musik Korea atau Kpop Idol semasa sekolah, dia memutuskan melanjutkan studi ke negeri gingseng. Lantaran butuh tambahan pemasukan untuk nonton konser dan biaya hidup, dia membuka private tour guide.

Sudah tiga tahun Siszy menjalani profesi ini. Namun, dia hanya fokus di negara Korea saja. Selain itu, Siszy

hanya menyediakan jasa sebagai tour guide bukan penyedia travel sehingga ia tak menawarkan paket tour.

Menurut Siszy, pengguna yang memakai jasanya adalah orang-orang yang suka jalan-jalan tetapi tidak ingin mengikuti paket tour atau ikut bergabung dengan rombongan yang tidak dikenal. Wisatawan bisa menentukan sendiri tempat yang ingin mereka kunjungi. Namun, setelah itu harus diatur dan didiskusikan kembali apakah tujuan-tujuan tesebut bisa didatangi atau tidak.

“Biasanya saya akan atur kembali dengan mendiskusi-kan ke mereka mengenai tempat tersebut. Karena

pernah ada pengalaman mereka minta antar ke banyak tempat tapi mereka cuma mau pakai jasa saya dua hari saja dan itu tidak mungkin” tambah Siszy.

Dalam sebulan, dia bisa melayani 1-2 grup dan pada musim liburan 3-5 grup. Tiap grup rata-rata memakai jasa 5-7 hari. Siszy mematok tarif Rp 1,5 juta-Rp 2 juta per hari tergantung jumlah tamu dalam rombongan. “Maksi-mal 8 orang untuk satu rombongan,” jelasnya.

Kendala yang paling sering dialami Siszy adalah keter-lambatan tamu dan cuaca ekstrim. “Tamu dari Indone-sia sering telat dari jam janjian, misal janjian jemput di penginapan jam 08.00 mereka baru nongol jam 09.00 atau 10.00. Nah, kalau winter kan dingin sekali nunggu di luar,” ungkapnya.

Punya skill dokumentasi

Tour guide lainnya adalah Imam Ramadhan, yang gemar berpetualang dan menjelajahi keindahan Indonesia teruta-ma laut. Meski profesi ini sejatinya sudah ia lakoni sejak dua tahun lalu, namun dia baru serius terjun pada bidang pekerjaan ini sejak 8 bulan yang lalu.

Imam memperoleh ilmu tour guide ini dengan belajar secara otodidak. Ia juga sering mendapat ilmu dari guide lainnya yang lebih senior. Selain itu, ia kerap mencari informasi soal kondisi budaya dan permasa-lahan lokal di sekitar tempat wisata.

Sebab menurut Imam, menghormati dan mendekat-kan diri ke warga lokal tak kalah penting. Sebab dari warga lokal inilah, ia sering mendapatkan banyak materi yang akan disampaikan kepada pengguna jasanya. "Pakem lainnya, kami harus bisa menahan ego sendiri, karena namanya melayani tamu, ya, ga bisa memaksa kehendak atau galak ke tamu meskipun terkadang tamunya yang nakal duluan," jelas Imam.

Selain itu, personal tour guide juga harus sering mercari tahu banyak soal kondisi geografis, trip dan juga birokrat disekitar karena informasi itu sering ditanya-kan tamu. Intinya harus terus belajar untuk mencari tahu," ujar Imam.

Selain itu, lanjut Imam, memiliki keahlitan dalam hal dokumentasi, baik itu foto atau video, menjadi nilai

tambah bagi seorang tour guide. Tak heran, banyak tamu yang datang dari hasil fotografi. Karena, jika tamu puas mereka akan mereko-mendasikan ke teman-temannya dengan memamer-kan foto nan cantik.

Tak hanya itu, kini Imam bersama rekannya tengah mengembangkan bisnis tour guide dan paket wisata dengan brand Berani Jalan. Melalui usaha yang baru ini, tak jarang Imam memberikan job kepada tour guide lokal lainnya. "Paket wisata sekarang ada Taman Nasio-nal Komodo itu nanti kita sailing di kapal tiga hari jadi anak laut, terus Ke Alor NTT untuk bisa lebih kenal budaya orang timur Indone-sia, Karimunjawa, sama Pulau Weh," pungkas Imam.

Soal harga, Berani Jalan mematok harga mulai dari Rp juta sampai Rp 2,5 juntuk per orang. Sedangkan untuk private trip harga tergantung keinginan fasilitas yang hendak dipakai oleh penggu-na."Private trip bisa mulai dari Rp 2,3 juta per orang dengan jumlah tamu 10 orang. Ada juga Rp 8 juta per orang kalau mau pakai kapal phinisi besar, biasanya untuk 7-8 orang," jelas Imam.

Berani Jalan sudah bekerja

sama dengan sama penduduk lokal yang menyewakan kapalnya, guide lokal, hotel dan guest house. Namun penggunanya tidak diharus-kan untuk menggunakan mitra Berani Jalan, sebab pengguna bebas menentukan fasilitas apa yang hendak dipakai.

Imam mengatakan, pasar yang ia bidik adalah anak muda yang baru mulai bekerja ataupun pekerja pada umumnya. Meskipun harga paket yang disediakan murah, kendalanya adalah harga tiket pesawat yang tinggi. "Ini yang sering dikeluhkan," kata Imam.

Selain itu, terkadang ada beberapa orang yang tidak suka dengan pendatang. Kurangnya rasa percaya tamu juga menjadi kendala. "Namanya bidang jasa ya, harus bisa membangun kepercayaan dengan konsu-men," tutupnya. n

Mencuri Peluang dari Gairah Jalan-JalanMaizal Walfajri, Nur Peha-tul Janna, Elisabeth A.

Industri Kreatif

Personal tour guide

menjadi profesi

menjanjikan

seiring tingginya minat

wisata. Namun, menjadi

seorang tour guide

banyak pakem yang

harus diikuti. Selain itu,

harus paham akan

berbagai hal, mulai dari

cuaca hingga solusi kese-

lamatan jika ada kejadi-

an luar biasa.

KONTAN/Fransiskus Simbolon

Tantangan di lapangan tak pernah bisa ditebak, terlebih tempat wisata alam.

MERINTIS profesi sebagai tour guide me-nuntut para pelakunya harus mampu mema-sarkan jasa yang disediakan secara luas ke-pada para pelancong lokal. Sebab, para pe-lancong pengguna jasa ini, tak ingin tersesat dan ingin mengetahui soal budaya, sejarah, dan kearifan lokasi tujuan wisatanya.

Selain mengandalkan informasi yang dise-barkan dari mulut ke mulut, para tour guide juga memanfaatkan sosial media. Whiempy Trispandy contohnya. Ia mempromosikan jasa tour guide lewat blog dan Instagram dengan akun @whiempy. Malalui dua lini media daring ini, Whiempy kerap membagi-kan informasi mengenai jasanya. Termasuk menggugah foto-foto untuk menarik perhati-an calon pengguna.

Sedangkan Siszy menyebarkan informasi mengenai jasanya melalui Instagram @tra-velwithhaneul. Siszy memajang berbagai tempat tujuan wisata di Korea Selatan.

Melalui akun ini juga, Siszy menyampai-kan kapan saja jasanya bisa dipakai oleh pengguna. Sebab, ia memiliki keterbatasan

waktu mengingat dirinya masih berstatus sebagai mahasiswa.

Lain dengan Imam Ramadhan, pada awal-nya mencoba memasarkan Berani Jalan melalui halaman internet. Namun jurus ini tidak berjalan dengan baik. Sebab gaya hi-dup masyarakat Indonesia lebih nyaman menggunakan sosial media seperti Insta-gram @berani jalan untuk berinteraksi seca-ra langsung untuk menanyakan banyak hal.

"Saat ini, kami tengah menyiapkan desti-nasi ke Togean dan Derawan karena pariwi-sata lautnya nggak kalah indah sama Labuan Bajo di Komodo. Berani Jalan juga mau di-buat berbasis aplikasi agar konsumen juga bisa mendapatkan kemudahan dalam soal booking dan menentukan custom itenary-nya," ujar Imam yang juga Co-founder Berani Jalan.

Lanjut Imam, kedepannya Berani Jalan ingin fokus garap bisnis liburan ke tempat tempat di daerah timur Indonesia dan luar negeri yang sama bagusnya untuk soal laut. n

Memanfaatkan Sosial Media dan Aplikasi

Kami harus bisa

menahan ego

senidri, karena

yang namanya

melayani tidak

bisa memaksa

kehendak.

pusdok
Typewritten Text
30 April 2018, Kontan | Hal. 30, Kompas | Hal. 22