menanti juara baru piala aff fileindonesia, malaysia, dan fili-pina. ... kompetisi sepak bola...

1
Olahraga | 27 SENIN, 20 DESEMBER 2010 | MEDIA INDONESIA Menanti Juara Baru Piala AFF T ERSINGKIRNYA juara bertahan Viet- nam ternyata menjadi berkah tersendiri bagi Indonesia, Malaysia, dan Fili- pina. Pasalnya, ketiga negara itu berpeluang mencetak seja- rah di Piala AFF 2010 dengan menjadi juara baru. Seperti diketahui, baik Indo- nesia, Malaysia, maupun Fi- lipina belum pernah mencicipi manisnya menjadi kampiun di kompetisi sepak bola se-Asia Tenggara ini. Padahal, kecuali Filipina, Indonesia dan Malay- sia kerap diunggulkan di turna- men dua tahunan ini. Vietnam sendiri secara me- nyakitkan tersingkir di semi- nal setelah kalah agregat 0-2 dari Malaysia. Pada pertanding- an leg kedua seminal, Sabtu (18/12) malam, Vietnam gagal membalas kekalahannya dari the Tigers–-julukan tim nasional Malaysia-–setelah hanya mam- pu bermain imbang 0-0. Di partai puncak, Malaysia akan menunggu pemenang antara Indonesia dengan Fili- pina yang hingga berita ini di- turunkan pukul 20.00 WIB masih berjibaku untuk mem- perebutkan tiket nal. Berbekal kemenangan 1-0 pada leg per- tama, peluang Indonesia me- mang lebih besar ketimbang Filipina. Dari ketiga tim ini, Indonesia sejatinya memang memiliki rekor paling apik di Piala AFF. Tim ‘Garuda’ pernah menjadi runner-up tiga kali di turnamen yang dulunya bernama Piala Tiger ini, yakni pada 2000, 2002, dan 2004. Namun sama dengan kedua negara itu, Indonesia belum pernah menjadi kampiun. Kare- na itu, siapa pun yang juara nanti bakal menjadi juara baru. “Saya tentu berharap Indo- nesia yang akan menjadi juara. Namun, syaratnya harus lolos ke nal dulu, saya yakin kita kan juara,” tegas pelatih Pesija Jakarta Rahmad Dharmawan. “Dibandingkan kedua nega- ra itu, saya pikir Indonesia paling besar peluangnya. Tim- nas telah menemukan momen kebangkitan. Pemain tampil dengan motivasi tinggi. Belum pernah saya lihat timnas ber- main begitu bersemangat se- perti ini,” imbuhnya. Kendati begitu, Rahmad ti- dak mengecilkan peluang Ma- laysia. Dia malah menyebut negeri jiran itu patut diperhi- tungkan. Karena meski sempat mengalami kekalahan telak 1-5 dari Indonesia di babak penyi- sihan Grup A, tim besutan K Rajagopal mampu bangkit dan menunjukkan perkembangan yang signikan. Terbukti mereka berhasil me- nahan imbang Vietnam di kan- dangnya sendiri dan menang 2-0 di kandang mereka. Tidak ber- lebihan jika para petinggi negara itu begitu mengelu-elukan ke- berhasilan timnasnya. Tonggak kebangkitan Perdana Menteri Malaysia, Datuk Seri Najib Tuan Razak, bahkan menyebut keberhasilan ini menjadi tonggak kebangkit- an sepak bola Malaysia. “Mes- ki Malaysia tidak mencetak gol, yang paling penting ini men- jadi titik balik sejarah persepak- bolaan Malaysia,” ujarnya se- perti dilansir dari kantor berita Bernama, kemarin. Najib pun tak segan untuk memuji para pemain yang dinilai begitu disiplin dalam menjalankan instruksi pelatih. Namun, PM Najib belum mau berbicara masalah bonus untuk pemain. Baginya, kesuksesan harus digapai sebelum me- mikirkan soal bonus. Diberitakan pada Sabtu (18/12) malam lalu, PM Najib beserta Menpora Datuk Seri Ahmad Shabery dan deputinya bergabung dengan 5.000 orang menonton siaran langsung perjuangan Moh Sabin Moh Sali dan kawan-kawan di ka- wasan Bukit Bintang. (AP/Rtr/*/R-4) maulana@ mediaindonesia.com Kekalahan Vietnam dari Malaysia di semifinal membuka lebar peluang terciptanya sejarah. J ANJI panitia lokal AFF yang akan memprioritaskan pemegang voucer untuk membeli tiket babak seminal leg kedua, yang dilangsungkan tadi malam, dianggap hanya janji kosong. Ketika hendak membeli tiket tersebut, para pemegang voucer justru merasa dipingpong. Alhasil dengan wajah kesal, sekitar 50 suporter timnas meninggalkan loket penjualan tiket di Pintu VII Stadion Gelora Bung Karno menuju depan Kantor PSSI untuk berunjuk rasa. Mereka adalah penonton yang telah mendapatkan voucer prioritas pembelian dari pihak panitia yang dibagikan Sabtu (18/12), akibat tidak adanya aktivitas penjualan tiket pada hari tersebut. Padahal, kemarin mereka rata-rata telah mengantre selama 4 jam lebih. Salah satu suporter, Rizal, mengungkapkan kekecewaannya. Menurutnya, janji yang diberikan panitia penyelenggara untuk memprioritaskan pemegang voucer hanya omong kosong. “Kemarin saya sudah datang, tidak bisa beli (tiket). Hari ini saya datang sejak pagi, eh, malah dipingpong. Janji PSSI memprioritaskan kami hanya omong kosong,” jelas pemuda asal Tangerang tersebut kemarin dengan nada tinggi. Rizal menambahkan, ia sudah berkeliling Stadion Gelora Bung Karno dan sudah mengantre di lima loket yang ditunjukkan petugas. Namun, sampai siang hari pun ia belum tahu di mana sebenarnya loket yang melayani pembelian tiket bagi pemegang voucer seperti dirinya. Nasib yang sama juga dialami Zulkar. Pemuda yang juga berasal dari Tangerang tersebut pun merasa kesal akibat tidak adanaya ketegasan panitia mengenai kepastian mereka untuk mendapatkan tiket dan loket mana saja yang melayani pembelian tiket bagi pemegang voucer. “Sekali lagi kami merasa ditipu PSSI. Bagaimana ini? Voucer pun ternyata tidak menjamin kami dapat tiket,” ungkapnya sambil menyanyikan lagu Garuda di Dadaku bersama suporter lain, sebagai wujud protes. Baik Rizal maupun Zulkar berencana membeli tiket kelas tribune atau kategori 3, seharga Rp50 ribu. Namun, begitu diberi tahu bahwa tiket tribune telah habis terjual, mereka mengaku rela merogoh kocek lebih dalam demi menyaksikan pertandingan. “Kami nggak apa-apa, Mas, beli yang kelas 2 atau kelas 1. Yang penting kami bisa nonton. Tapi kalau nggak jelas begini, kami sangat kecewa. Lagi pula, kenapa PSSI tidak mencoba meniru penjualan tiket konser-konser musik? Tiker konser musik bisa dibeli di beberapa tempat,” ujarnya. Sementara itu, ketika dihubungi, Kepala Bagian Penjualan Tiket Edy Prasetyo mengatakan pembelian tiket bagi pemegang voucer bisa dilakukan di loket mana saja. Sebaliknya, suporter yang baru membeli tiket hari ini (tanpa voucer atau bukti pemesanan) dilayani di dua loket di luar stadion, yaitu Pintu Barat (dekat Masjid Al Dina) dan gerbang depan Kantor PSSI. Meskipun demikian, pihaknya tidak menjamin seluruh pemegang voucer akan kebagian tiket laga Indonesia lawan Filipina tersebut. “Kami memang memprioritaskan mereka yang memegang voucer yang dibagikan kemarin (18/12). Namun, kami tidak bisa menjamin mereka semua akan mendapatkan tiket. Intinya siapa cepat dia dapat.” (*/R-5) Suporter Merasa Dipingpong Kami nggak apa-apa, Mas, beli yang kelas 2 atau kelas 1. Yang penting kami bisa nonton.’’ Zulfikar Pembeli tiket KONTRAS: Pemandangan kontras tampak di stadion My Dinh Vietnnam, Sabtu (18/12) lalu. Timnas Malaysia begitu bergembira menyambut keberhasilan melaju ke final. Sebaliknya para pemain Vietnam hanya bisa meratapi kegagalan mereka. Achmad Maulana REUTERS/KHAM

Upload: hakien

Post on 30-Apr-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Olahraga | 27SENIN, 20 DESEMBER 2010 | MEDIA INDONESIA

Menanti Juara Baru Piala AFF

TE R S I N G K I R N YA juara bertahan Viet-nam ternyata menjadi berkah tersendiri bagi

Indonesia, Malaysia, dan Fili-pina. Pasalnya, ketiga negara itu berpeluang mencetak seja-rah di Piala AFF 2010 dengan menjadi juara baru.

Seperti diketahui, baik Indo-nesia, Malaysia, maupun Fi-lipina belum pernah mencicipi manisnya menjadi kampiun di kompetisi sepak bola se-Asia Tenggara ini. Padahal, kecuali Filipina, Indonesia dan Malay-sia kerap diunggulkan di turna-men dua tahunan ini.

Vietnam sendiri secara me-nyakitkan tersingkir di semifi -nal setelah kalah agregat 0-2 dari Malaysia. Pada pertanding-an leg kedua semifi nal, Sabtu (18/12) malam, Vietnam gagal membalas kekalahannya dari the Tigers–-julukan tim nasional Malaysia-–setelah hanya mam-pu bermain imbang 0-0.

Di partai puncak, Malaysia akan menunggu pemenang antara Indonesia dengan Fili-pina yang hingga berita ini di-turunkan pukul 20.00 WIB ma sih berjibaku untuk mem-perebutkan tiket fi nal. Berbekal kemenangan 1-0 pada leg per-tama, peluang Indonesia me-mang lebih besar ketimbang Filipina.

Dari ketiga tim ini, Indonesia sejatinya memang memiliki rekor paling apik di Piala AFF. Tim ‘Garuda’ pernah menjadi runner-up tiga kali di turnamen yang dulunya bernama Piala Tiger ini, yakni pada 2000, 2002, dan 2004.

Namun sama dengan kedua negara itu, Indonesia belum pernah menjadi kampiun. Kare-na itu, siapa pun yang juara nanti bakal menjadi juara baru.

“Saya tentu berharap Indo-nesia yang akan menjadi juara. Namun, syaratnya harus lolos ke fi nal dulu, saya yakin kita kan juara,” tegas pelatih Pesija Jakarta Rahmad Dharmawan.

“Dibandingkan kedua nega-ra itu, saya pikir Indonesia paling besar peluangnya. Tim-nas telah menemukan momen kebangkitan. Pemain tampil dengan motivasi tinggi. Belum pernah saya lihat timnas ber-main begitu bersemangat se-

per ti ini,” imbuhnya.Kendati begitu, Rahmad ti-

dak mengecilkan peluang Ma-laysia. Dia malah menyebut negeri jiran itu patut diperhi-tungkan. Karena meski sempat mengalami kekalahan telak 1-5 dari Indonesia di babak penyi-sihan Grup A, tim besutan K Rajagopal mampu bangkit dan menunjukkan perkembangan yang signifi kan.

Terbukti mereka berhasil me-nahan imbang Vietnam di kan-dangnya sendiri dan menang 2-0 di kandang mereka. Tidak ber-lebihan jika para pe tinggi negara itu begitu mengelu-elukan ke-berhasilan timnasnya.

Tonggak kebangkitanPerdana Menteri Malaysia,

Datuk Seri Najib Tuan Razak, bahkan menyebut keberhasilan ini menjadi tonggak kebangkit-an sepak bola Malaysia. “Mes-ki Malaysia tidak mencetak gol,

yang paling penting ini men-jadi titik balik sejarah persepak-bolaan Malaysia,” ujarnya se-perti dilansir dari kantor berita Bernama, kemarin.

Najib pun tak segan untuk memuji para pemain yang dinilai begitu disiplin dalam menjalankan instruksi pelatih. Namun, PM Najib belum mau berbicara masalah bonus untuk pemain. Baginya, kesuksesan harus digapai sebelum me-mikirkan soal bonus.

Diberitakan pada Sabtu (18/12) malam lalu, PM Najib beserta Menpora Datuk Seri Ahmad Shabery dan deputinya bergabung dengan 5.000 orang menonton siaran langsung perjuangan Moh Safi bin Moh Sali dan kawan-kawan di ka-wasan Bukit Bintang. (AP/Rtr/*/R-4)

[email protected]

Kekalahan Vietnam dari Malaysia di semifinal membuka lebar peluang terciptanya sejarah.

JANJI panitia lokal AFF yang akan memprioritaskan pemegang voucer untuk membeli tiket babak semifi nal leg kedua, yang dilangsungkan tadi malam, dianggap hanya

janji kosong. Ketika hendak membeli tiket tersebut, para pemegang voucer justru merasa dipingpong.

Alhasil dengan wajah kesal, sekitar 50 suporter timnas meninggalkan loket penjualan tiket di Pintu VII Stadion Gelora Bung Karno menuju depan Kantor PSSI untuk berunjuk rasa. Mereka adalah penonton yang telah mendapatkan voucer prioritas pembelian dari pihak panitia yang dibagikan Sabtu (18/12), akibat tidak adanya aktivitas penjualan tiket pada hari tersebut. Padahal, kemarin mereka rata-rata telah mengantre selama 4 jam lebih.

Salah satu suporter, Rizal, mengungkapkan kekecewaannya. Menurutnya, janji yang diberikan panitia penyelenggara untuk memprioritaskan pemegang voucer hanya omong kosong.

“Kemarin saya sudah datang, tidak bisa beli (tiket). Hari ini saya datang sejak pagi, eh, malah dipingpong. Janji PSSI memprioritaskan kami hanya omong kosong,” jelas pemuda asal Tangerang tersebut kemarin dengan nada tinggi.

Rizal menambahkan, ia sudah berkeliling Stadion Gelora Bung Karno dan sudah mengantre di lima loket yang ditunjukkan petugas. Namun, sampai siang hari pun ia belum tahu di mana sebenarnya loket yang melayani pembelian tiket bagi pemegang voucer seperti dirinya.

Nasib yang sama juga dialami Zulfi kar. Pemuda yang juga berasal dari Tangerang tersebut pun merasa kesal akibat tidak adanaya ketegasan panitia mengenai kepastian mereka untuk mendapatkan tiket dan loket mana saja yang melayani pembelian tiket bagi pemegang voucer.

“Sekali lagi kami merasa ditipu PSSI. Bagaimana ini? Voucer pun ternyata tidak menjamin kami dapat tiket,” ungkapnya sambil menyanyikan lagu Garuda di Dadaku bersama suporter lain, sebagai wujud protes.

Baik Rizal maupun Zulfi kar berencana membeli tiket kelas tribune atau kategori 3, seharga Rp50 ribu. Namun, begitu diberi tahu bahwa tiket tribune telah habis terjual, mereka mengaku rela merogoh kocek lebih dalam demi menyaksikan pertandingan.

“Kami nggak apa-apa, Mas, beli yang kelas 2 atau kelas 1. Yang penting kami bisa nonton. Tapi kalau nggak jelas begini, kami sangat kecewa. Lagi pula, kenapa PSSI tidak mencoba meniru penjualan tiket konser-konser musik? Tiker konser musik bisa dibeli di beberapa tempat,” ujarnya.

Sementara itu, ketika dihubungi, Kepala Bagian Penjualan Tiket Edy Prasetyo mengatakan pembelian tiket bagi pemegang voucer bisa dilakukan di loket mana saja. Sebaliknya, suporter yang baru membeli tiket hari ini (tanpa voucer atau bukti pemesanan) dilayani di dua loket di luar stadion, yaitu Pintu Barat (dekat Masjid Al Dina) dan gerbang depan Kantor PSSI.

Meskipun demikian, pihaknya tidak menjamin seluruh pemegang voucer akan kebagian tiket laga Indonesia lawan Filipina tersebut. “Kami memang memprioritaskan mereka yang memegang voucer yang dibagikan kemarin (18/12). Namun, kami tidak bisa menjamin mereka semua akan mendapatkan tiket. Intinya siapa cepat dia dapat.” (*/R-5)

Suporter Merasa Dipingpong

Kami nggak apa-apa, Mas, beli yang kelas 2 atau kelas 1. Yang penting kami bisa nonton.’’ZulfikarPembeli tiket

KONTRAS: Pemandangan kontras tampak di stadion My Dinh Vietnnam, Sabtu (18/12) lalu. Timnas Malaysia begitu bergembira menyambut keberhasilan melaju ke final. Sebaliknya para pemain Vietnam hanya bisa meratapi kegagalan mereka.

Achmad Maulana

REUTERS/KHAM