mempertahankan kebugaran klien lanjut usia

24
Mempertahankan Kebugaran Klien Lanjut Usia Kesegaran Jasmani Kesegaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk melaksanakan tugas sehari-hari tanpa mengalami kelelahan yang berarti dan masih memiliki cadangan tenaga untukmenikmati waktu senggangnya dengan baik (Pudjiastuti dan Utomo, 2003). Kesegaran/kebugaran jasmani pada lansia adalah kebugaran yang berhubungan dengan kesehatan, yaitu kebugaran jantung-paru, peredaran darah, kekuatan otot, dan kelenturan sendi. Untuk memperoleh kesegaran jasmani yang baik, harus melatih semua komponen dasar kesegaran jasmani yang terdiri atas: 1. ketahanan jantung, peredaran darah dan pernafasan 2. ketahanan otot 3. kekuatan otot serta kelenturan tubuh Intensitas Latihan Intensitas latihan yang telah kita lakukan dapat dipantau melalui perhitungan denyut nadi dengan cara meraba pergelangan tangan menggunakan tiga jari tengah tangan yang lain. Untuk mengetahui intensitas latihan dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Umur Zona latihan (denyut nadi

Upload: teguh-karisma-anugeraha

Post on 24-Oct-2015

14 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

a

TRANSCRIPT

Page 1: Mempertahankan Kebugaran Klien Lanjut Usia

Mempertahankan Kebugaran Klien Lanjut Usia

Kesegaran Jasmani

Kesegaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk melaksanakan

tugas sehari-hari tanpa mengalami kelelahan yang berarti dan masih memiliki

cadangan tenaga untukmenikmati waktu senggangnya dengan baik (Pudjiastuti

dan Utomo, 2003).

Kesegaran/kebugaran jasmani pada lansia adalah kebugaran yang

berhubungan dengan kesehatan, yaitu kebugaran jantung-paru, peredaran darah,

kekuatan otot, dan kelenturan sendi.

Untuk memperoleh kesegaran jasmani yang baik, harus melatih semua

komponen dasar kesegaran jasmani yang terdiri atas:

1. ketahanan jantung, peredaran darah dan pernafasan

2. ketahanan otot

3. kekuatan otot serta kelenturan tubuh

                                                            

Intensitas Latihan

Intensitas latihan yang telah kita lakukan dapat dipantau melalui

perhitungan denyut nadi dengan cara meraba pergelangan tangan menggunakan

tiga jari tengah tangan yang lain. Untuk mengetahui intensitas latihan dapat dilihat

pada tabel di bawah ini.

Umur Zona latihan (denyut nadi per menit)

55 tahun 115-140

56 tahun 115-139

57 tahun 114-138

58 tahun 113-138

59 tahun 113-137

60 tahun 112-136

Contohnya, untuk lansia yang berusia 55 tahun harus meakukan latihan

sehingga denyut nadinya mencapai lebih dari 115/menit dan tidak melampaui

140/menit. Apabila waktu melakukan latihan denyut nadi tidak mencapai 115

Page 2: Mempertahankan Kebugaran Klien Lanjut Usia

denyut per menit, maka latihan kurang bermanfaat untuk memperbaiki kesegaran

jasmani. Akan tetapi, bila melampaui 140 denyut per menit, maka latihan dapat

membahayakan kesehatan.

1. Lamanya Latihan

Latihan akan bermanfaat untuk meningkatkan kesegaran jasmani jika

dilaksanakan dalam zona latihan paling sedikit 15 menit.

2. Frekuensi Latihan

Untuk memperbaiki dan mempertahankan kesegaran jasmani, maka latihan

harus dilakukan paling sedikit tiga hari atau sebanyak-banyaknya lima hari

dalam satu minggu. Misalnya hari senin, rabu, dan jumat. Jadwal bergantung

waktu kita. Bila latihan diluar gedung sebaiknya pagi hari sebelum pukul 10.00

atau sore hari setelah pukul 15.00.

Manfaat Kesegaran Jasmani

Manfaat kesegaran jasmani dapat dirasakan secara fisiologis, psikologis

dan sosial.

1. Manfaat fisiologis

a) Dampak langsung dapat membantu:

- Mengatur kadar gula darah

- Merangsang adrenalin dan noradrenalin

- Peningkatan kualitas dan kuantitas tidur

b) Dampak jangka panjang dapat meningkatkan:

- Daya tahan aerobik/kardiovaskuler

- Kekuatan otot rangka

- Kelenturan

- Keseimbangan dan koordinasi gerak sehingga dapat mencegah terjadinya

kecelakaan (jatuh)

- Kelincahan gerak

2. Manfaat psikologis

a) Dampak langsung dapat membantu:

- Memberi perasaan santai

Page 3: Mempertahankan Kebugaran Klien Lanjut Usia

- Mengurangi ketegangan dan kecemasan

- Meningkatkan perasaan senang

b) Dampak jangka panjang dapat meningkatkan:

- Kesegaran jasmani dan rohani secara utuh

- Kesehatan jiwa

- Fungsi kognitif

- Penampilan dan fungsi motorik

- Keterampilan

3. Manfaat sosial

a) Dampak langsung dapat membantu:

- Pemberdayaan usia lanjut

- Peningkatan intregitas sosial dan kultur

b) Dampak jangka panjang meningkatkan:

- Keterpaduan

- Hubungan kesetiakawanan sosial

- Jaringan kerja sama sosial budaya

- Pertahanan peranan dan pembentukan peran baru

- Kegiatan antargenerasi

Secara keseluruhan manfaat kesegaran jasmani bagi kelompok lansia, yaitu

dapat meringankan biaya pemeliharaan kesehatan, meningkatkan produktivitas,

serta mengangkat derajat dan martabat lansia.

Prinsip Program Latihan Fisik

Program latihan fisik mempunyai prinsip sebagai berikut:

1. Membantu tubuh agar tetap bergerak/berfungsi

2. Menaikkan kemampuan daya tahan tubuh

3. Memberi kontak psikologis dengan sesama sehingga tidak merasa terasing

4. Mencegah terjadinya cedera

5. Mengurangi/menghambat proses penuaan

                                                                              

Page 4: Mempertahankan Kebugaran Klien Lanjut Usia

Ketentuan-ketentuan Latihan Fisik

Ketentuan-ketentuan latihan fisik dapat meliputi hal-hal di bawah ini:

1. Latihan fisik harus disenangi/diminati.

2. Latihan fisik harus disesuaikan dengan kondisi kesehatan (ada

kelainan/penyakit atau tidak).

3. Latihan fisik sebaiknya bervariasi.

4. Latihan fisik sebaiknya bersifat aerobik, yaitu berlangsung lama dan ritmis

(berulang-ulang), contohnya berjalan kaki, joging, bersepeda, berenang

dan senam aerobik.

5. Dosis latihan fisik adalah sebagai berikut:

a) Lama latihan minimal 15-45 menit secara kontinu

b) Frekuensi latihan 3-4 kali/minggu (belum termasuk pemanasan dan

pendinginan)

c) Intensitas latihan: 60-8% denyut nadi maksimal (DNM) di mana DNM

= 220 - usia

6. Pada awal latihan lakukan dahulu pemanasan, peregangan, kemudian

latihan inti. Pada akhir latihan lakukan pendinginan dan peregangan lagi

(memeriksa tekanan darah dan nadi penting dilakukan terlebih dulu).

7. Sebelum melakukan latihan, minum terlebih dulu untuk menggantikan

keringat yang hilang. Bila memungkinkan, minumlah air sebelum, selama

dan sesudah berlatih.

8. Latihan dilakukan minimal dua jam setelah makan agar tidak mengganggu

pencernaan. Kalau latihan pagi hari tidak perlu makan sebelumnya.

9. Latihan diawasi seorang pelatih agar tidak terjadi cedera.

10. latihan dilakukan secara lambat, tidak boleh eksplosif, di samping itu

gerakan tidak boleh menyentak dan memutar terutama untuk tulang

belakang.

11. Pakaian yang digunakan terbuat dari bahan yang ringan dan tipis serta

jangan memakai pakaian tebal dan sangat menutup badan.

12. Jenis sepatu sebaiknya sepatu lari atau sepatu untuk berjalan kaki yang

mempunyai sol/bantalan yang tebal pada daerah tumit. Gunakan sepatu

khusus untuk lansia yang memiliki kelainan kaki.

Page 5: Mempertahankan Kebugaran Klien Lanjut Usia

13. Waktu latihan sebaiknya pagi dan sore hari, bukan pada siang hari bila

latihan dilakukan di luar gedung.

14. Tempatlatihan sebaiknya berupa lapangan atau taman.

15. Landasan tempat latihan tidak terlalu keras dan dianjurkan untuk berlatih

di atas tanah atau rumput, bukan di atas lantai ubin atau semen yang keras,

hal ini untuk mencegah cedera kaki dan tungkai.

Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Saat Melakukan Latihan Fisik

Berikut ini adalah hal-hal yang perlu diperhatikan saat melakukan latihan fisik:

1. Komponen-komponen kesegaran jasmani yang dilatih meliputi ketahanan

kardiopulmonal, kelenturan, kekuatan otot, komposisi tubuh,

keseimbangan dan kelincahan gerak.

2. Selalu memerhatikan keselamatan/menghindari cedera.

3. Latihan dilakukan secara teratur dan tidak terlalu berat sesuai dengan

kemampuan.

4. Latihan dalam bentuk permainan ringan sangat dianjurkan.

5. Latihan dilakukan dengan dosis berjenjang atau dosis dinaikkan sedikit

demi sedikit.

6. Hindari kompetisi dalam bentuk apapun.

Bagi mereka yang berusia lebih dari 60 tahun, perlu melaksanakan

olahraga secara  rutin untuk mempertahankan kebugaran jasmani dan memelihara

serta mempertahankan kesehatan di hari tua. Salah satu komponen kebugaran

jasmani yang dapat dilatih adalah kelenturan (flexibility) yang merupakan

kemampuan untuk menggerakkan otot dan sendi pada seluruh daerah

pergerakannya. Kurang gerak dapat menimbulkan kelesuan dan menurunkan

kualitas fisik yang berdampak seseorang akan lebih sering/mudah terserang

penyakit. Untuk itu latihan fisik secara teratur perlu dilaksanakan.

Page 6: Mempertahankan Kebugaran Klien Lanjut Usia

Teknik dan Cara berlatih

Teknik dan cara berlatih yang dilakukan terbagi dalam tiga segmen seperti yang

dijelaskan di bawah ini:

1. Pemanasan (warming up)

Gerakan umum (yang melibatkan sebanyak-banyaknya otot dan sendi)

dilakukan secara lambat dan hati-hati. Pemanasan dilakukan bersama dengan

peregangan (stretching). Lamanya kira-kira 8-10 menit.

Pada 5 menit terakhir pemanasan dilakukan lebih cepat. Pemanasan

dimaksud untuk mengurangi cedera dan mempersiapkan sel-sel tubuh agar

dapat turut serta dalam proses metabolisme yang meningkat.

2. Latihan inti

Latihan inti bergantung pada komponen/faktor yang dilatih. Gerakan

senam dilakukan berurutan dan dapat diiringi oleh musik yang disesuaikan

dengan gerakannya. Untuk lansia biasanya dilatih:

a) Daya tahan (endurance);

b) Kardiopulmonal dengan latihan-latihan yang bersifat aerobik;

c) Fleksibilitas dengan peregangan;

d) Kekuatan otot dengan latihan beban;

e) Komposisi tubuh dapat diatur dengan pengaturan pola makan latihan

aerobik kombinasi dengan latihan beban kekuatan.

3. Pendinginan (cooling down)

Dilakukan secara aktif. Artinya, sehabis latihan inti perlu dilakukan    

gerakan umum yang ringan sampai suhu tubuh kembali normal yang    ditandai

dengan pulihnya denyut nadi dan terhentinya keringat. Pendinginan dilakukan

seperti pada pemanasan,yaitu selama 8-10 menit.

Macam-macam Olahraga/Latihan Fisik yang Baik bagi Lansia

Beberapa contoh olahraga/latihan fisik yang dapat dilakukan oleh lansia

untuk meningkatkan dan memelihara kebugaran, kesegaran dan kelenturan

fisiknya adalah sebagai berikut.

Page 7: Mempertahankan Kebugaran Klien Lanjut Usia

1. Pekerjaan rumah dan berkebun

Kegiatan ini dapat memberikan suatu latihan yang dibutuhkan untuk

menjaga kesegaran jasmani. Akan tetapi harus dikerjakan secara tepat agar

nafas sedikit lebih cepat, denyut jantung lebih cepat dan otot menjadi lelah.

Dengan demikian, tubuh kita akan mengeluarkan keringat. Jika rumah/kebun

tidak terlalu luas untuk melaksanakan kegiatan ini atai sudah ada yang

mengerjakan hal ini, maka harus dicari kegiatan olahraga lain atau kegemaran.

2. Berjalan-jalan

Berjalan-jalan sangat baik untuk meregangkan otot-otot kaki dan bila

jalannya makin lama makin cepat akan bermanfaat untuk daya tahan tubuh.

Jika melangkah dengan panjang dan mengayunkan lengan 10-20 kali, maka

dapat melenturkan tubuh. Hal ini bergantung pada kebiasaan. Jika berjalan

merupakan bentuk latihan yang diinginkan, maka cobalah untuk

dikombinasikan dengan bentuk olahraga lain. Joging atau berlari-lari bagi

lansia juga sering dilakukan walaupun sebenarnya lebih baik berjalan cepat.

3. Jalan cepat

Jalan cepat adalah olahraga lari yang bukan untuk perlombaan dan

dilakukan dengan kecepatan di bawah 11 km/jam atau di bawah 5,5 menit/km.

Jalan cepat berguna untuk mempertahankan kesehatan dan kesegaran jasmani,

latihan ini termasuk cara yang aman bagi lansia. Selain itu, biayanya murah

dan menyenangkan, mudah, serta berguna apabila dilakukan dengan benar.

Jalan cepat berguna untuk memperbaiki kemampuan pengambilan zat

asam (O2), berarti memperbaiki fungsi jantung, paru-paru, peredaran darah dan

lain-lain. Akan lebih baik jika dikombinasi dengan bentuk dan latihan yang lain

seperti senam, renang, serta latihan kekuatan otot agar otot tubuh bagian atas

dan bawah seimbang. Bagi lansia yang mengidap penyakit sebaiknya

konsultasikan dulu dengan dokter.

Jalan dapat dilakukan di mana saja terutama di luar rumah. Akan lebih

baik bila dilakukan di lapangan rumput dan menggunakan sepatu olahraga

yang lentur dengan alas yang tebal dan lunak, menggunakan kaos kaki, pakaian

yang ringan dan tidak ketat. Hindari jalan di tempat keras terutama bagi

mereka yang berat badannya berlebihan.

Page 8: Mempertahankan Kebugaran Klien Lanjut Usia

Jalan cepat dapat dilakukan sendiri atau bersama-sama. Posisi yang

dianjurkan adalah pandangan lurus ke depan, bernafas normal melalui hidung

atau mulut, kepala dan badan lemas serta tegak, tangan digenggam ringan, kaki

mendapat di tumit atau pertengahan telapak kaki, langkah tidak terlalu besar,

serta ujung kaki mengarah ke depan.

Jalan cepat dilakukan dengan frekuesi 3-5 kali seminggu, lama latihan

15-30 menit dan dilakukan tidak kurang dari 2 jam setelah makan. Apabila

nafas mulai susah atau dada terasa sakit maka latihan harus dihentikan.

Intensitas: lakukan 60-80% dari denyut nadi maksimum. DNM = 200 – umur.

Contoh: umur 60 - tahun, DNM: 200 kali/menit – 60 = 140 kali/menit. 60%

dari denyut nadi maksimum = 60/100 x 140 menit = 84 kali/menit. 80/100 x

160/menit = 112 kali/menit. Jadi intensitasnya: 84-112 kali/menit. Artinya, jika

seseorang berusia 60 tahun melakukan latihan, denyut nadi sebaiknya bisa

melebihi 84 kali/menit dan tidak lebih dari 112 kali/menit.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan secara medis.

a) Latihan dimulai dengan dosis berjenjang (naik perlahan-lahan)

b) Lakukan secara teratur dan tidak terlalu berat

c) Didahului dengan senam ringan dan jalan ringan serta regangan otot

d) Tidak boleh berhenti mendadak tetapi harus perlahan-lahan

e) Bila merasa tak enak badan, jangan jogging, demikian juga kalau sakit atau

tidur kurang dari 4 jam.

f) Minum air putih yang banyak

g) Perhatikan kontraindikasi latihan seperti:

• Adanya penyakit infeksi;

• Hipertensi ebih dari 18 mmHg sistolik dan 120 mmHg diastolik;

• Berpenyakit berat dan dilarang oleh dokter.

h) Sakit-sakit pada otot dapat dihindari dengan latihan yang takarannya sesuai.

4. Renang

Renang adalaholahraga yang paling baik dilakukan untuk menjaga

kesehatan. Dikatakan demikian karena pada saat berenang hampir semua otot

tubuh bergerak, sehingga kekuatan otot semakin meningkat. Namun olahraga

Page 9: Mempertahankan Kebugaran Klien Lanjut Usia

renang kurang diminati dan segan melakukannya, mengingat keadaan sulit

lansia atau pakaian yang harus digunakan.

Olaharga renang biasanya baik untuk orang-orang yang menderita

penyakit lemah otot atau kaku sendi juga dapat melancarkan peredaran darah

asalkan dilakukan secara teratur.

5. Bersepeda

Seperti renang, bersepeda baik bagi penderita artritis, karena tidak

menyentuh lantai yang akan menyebabkan sakit pada sendi-sendinya seperti

jenis latihan jalan cepat.

Bersepeda baik untuk meningkatkan peregangan dan daya tahan, tetapi

tidak menambah kelenturan pada derajat yang lebih tinggi. Bentuk-bentuk lain

yang dapat dilakukan adalah tenis meja dan tenis. Kegiatan-kegiatan ini dapat

dilakukan sesuai kemampuan dan harus disertai latihan aerobik.

6. Senam

Manfaat melakukan senam secara teratur dan benar dalam jangka waktu

yang cukup adalah sebagai berikut :

a) Mempertahankan atau meningkatkan taraf kesegaran jasmani yang baik

b) Mengadakan koreksi terhadap kesalahan sikap dan gerak

c) Membentuk sikap dan gerak

d) Memperlambat proses degenerasi karena perubahan usia

e) Membentuk kondisi fisik (kekuatan otot, kelenturan, keseimbangan,

ketahanan, keluwesan dan kecepatan)

f) Membentuk berbagai sikap kejiwaan (membentuk keberanian, kepercayaan

diri, kesiapan diri dan kesanggupan bekerja sama)

g) Memberikan rangsangan bagi saraf-saraf yang lemah, khususnya bagi lansia

h) Memupuk rasa tanggung jawab terhadap kesehatan diri sendiri dan

masyarakat.

Olahraga/Latihan Fisik yang Membahayakan bagi Lansia

Olahraga bertujuan untuk meningkatkan kesehatan tubuh, namun tidak

semua olahraga baik dilakukan oleh lansia. Ada beberapa macam gerakan yang

Page 10: Mempertahankan Kebugaran Klien Lanjut Usia

dianggap membahayakan saat berolahraga. Gerakan-gerakan tersebut adalah

sebagai berikut:

1. Sit-up dengan kaki lurus

Cara-cara sit-up yang dilakukan dengan kaki lurus dan lutut dipegang

dapat menyebabkan masalah padapunggung. Oleh karena sit-up  cara klasik ini

menyebabkan otot liopsoas/fleksor pada punggung (otot yang melekat pada

kolumna vertebralis dan femur) menanggung semua beban. Otot ini merupakan

otot terkuat di daerah perut. Jika fleksor punggung ini digunakan, maka

pinggul terangkat ke depan dan otot-otot kecil pada punggung akan

berkontraksi, sehingga punggung kita akan melengkung. Jadi, latihan seperti

ini akan menyebabkan pemendekan otot punggung bagian bawah dan paha.

Akhirnya menyebabkan pinggul terangkat ke atas secara permanen dan

lengkung lordosis menjadi lebih banyak, sehingga menimbulkan masalah pada

pinggang.

Tetapi bila kita membengkokkan lutut pada waktu latihan sit-up, otot-

otot fleksor panggul tidak bergerak. Dengan cara demikian, semua badan

bertumpu pada otot perut dan kecil kemungkinan terjadinya trauma pada

pinggang bagian bawah. 

2. Meraih ibu jari kaki

Kadang-kadang untuk mengecilkan atau menguatkan perut diadakan

latihan meraih ibu jari kaki. Latihan-latihan ini selain tidak dapat mencaai

ujuan, yaitu mengecilkan perut, juga kurang baik karena dapat menyebabkan

cedera. Sebetulnya latihan-latihan meraih ibu jari kaki adalah latihan untuk

menguatkan otot-otot punggung bagian bawah.

Gerakan ini akan menyebabkan lutut menjadi hiperekstensi. Sebagai

konsekuensinya, tekanan yang cukup berat akan menimpa vertebra lumbalis

yang akhirnya menyebabkan keluhan-keluhan pada punggung bagian bawah.

Kadang-kadang hal ini dapat menyebabkan gangguan pada diskus

invertebralis.

3. Mengangkat kaki

Mengangkat kaki pada posisi tidur terlentang sampai kaki terangkat ± 15

cm dari lantai, kemudian ditahan beberapa saat selama mungkin. Latihan ini

Page 11: Mempertahankan Kebugaran Klien Lanjut Usia

tidak baik, karena dapat menyebabkan rasa sakit pada punggung bagian bawah

(low back pain) dan menyebabkan terjadinya lordosis yang dapat menyebabkan

gangguan pada punggung.

Bahaya yang ditimbulkan ialah otot-otot perut tidak cukup kuat untuk

menahan kaki setinggi 15 cm dari lantai dalam waktu yang cukup lama dan

kaki tidak dapat menahan punggung bagian bawah. Akibatnya terjadi rotasi

pelvis ke depan. Rotasi ini menyebabkan gangguan dari punggung bagian

bawah.

4. Melengkungkan punggung

Gerakan hiperekstensi ini banyak dilakukan dengan tujuan meregangkan

otot perut agar otot perut menjadi lebih kuat. Hal ini kurang benar, karena

dengan melengkungkan punggung tidak akan menguatkan otot perut,

melainkan melemahkan persendian tulang punggung.

KONSEP LANJUT USIA

Berdasarkan definisi secara umum, seseorang dikatakan lanjut usia (lansia)

apabila usianya 65 tahun ke atas (Setianto, 2004). Lansia bukan suatu penyakit,

namun merupakan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan yang ditandai dengan

penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan stres lingkungan

(Pudjiastuti, 2003). Lansia adalah keadaan yang ditandai oleh kegagalan

seseorang untuk mempertahankan keseimbangan terhadap kondisi stres fisiologis.

Kegagalan ini berkaitan dengan penurunan daya kemampuan untuk hidup serta

peningkatan kepekaan secara individual (Hawari, 2001).

BATASAN UMUR LANJUT USIA

          Berikut ini adalah batasan-batasan umur yang mencakupbatasan umur

lansia dari pendapat berbagai ahli yang dikutip dari Nugroho (2000).

 Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 dalam Bab I Pasal I ayat 2

yang berbunyi ”Lanjut usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 (enam

puluh) tahun ke atas”.

 Menurut World Health Organization (WHO)

       Usia pertengahan (middle age)            : 45-59 tahun

Page 12: Mempertahankan Kebugaran Klien Lanjut Usia

       Lanjut usia (elderly)                           : 60-74 tahun

       Lanjut usia tua (old)                            : 75-90 tahun

       Usia sangat tua (very old)                   : > 90 tahun

 Menurut Prof. Dr. Ny. Sumiati Ahmad Mohammad

         Masa bayi                                           : 0-1 tahun

         Masa prasekolah                                 : 1-6 tahun

         Masa sekolah                                      : 6-10 tahun

         Masa pubertas                                   : 10-20 tahun

         Masa dewasa                                      : 20-40 tahun

         Masa setengah umur (prasenium)         : 40-65 tahun

         Masa lanjut usia (senium)                    : > 65 tahun

 Menurut Dra. Jos Masdani (Psikolog UI)

         Lanjut usia merupakan kelanjutan dari usia dewasa. Kedewasaan  dapat

dibagi menjadi empat bagian sebagai berikut.

         Pertama (fase iuvebtus)                      : 25-40 tahun

         Kedua (fase virilitas)                          : 40-55 tahun

         Ketiga (fase presenium)                      : 55-65tahun

         Keempat (fase senium)                        : 65 hingga tutup usia

Menurut Prof. Dr. Koesoemato Setyonegoro

         Masa dewasa muda (elderly adulthood)           : 18 atau 20-25 tahun

         Masa dewasa penuh/maturitas (middle years)          : 25-60 atau 65 tahun

         Masa lanjut usia (geriatric age)                    : > 65 atau 70 tahun

Masa lanjut usia  (geriatric age) itu sendiri dibagi lagi menjadi tiga batasan

umur, yaitu young old  (70-75 tahun), old (75-80 tahun), dan very old  ( > 80

tahun).

          Birren dan Jenner (1977) mengusulkan untuk membedakan usia antara usia

biologis, usia psikologis, dan usia sosial. Usia biologis adalah usia yang menunjuk

pada jangka waktu seseorang sejak lahirnya, berada dalam keadaan  hidup, tidak

mati. Usia psikologis adalah usia yang menunjuk pada kemampuan seseorang

untuk mengadakan penyesuaian-penyesuaian kepada situasi yang dihadapinya.

Sedangkan, usia sosial adalah usia yang menunjuk kepada peran-peran yang

Page 13: Mempertahankan Kebugaran Klien Lanjut Usia

diharapkan atau diberikan masyarakat kepada seseorang sehubungan dengan

usianya.

          Asuhan keperawatan lansia adalah suatu rangkaian kegiatan dari proses

keperawatan yang ditujukan kepada lansia. Kegiatan tersebut meliputi pengkajian

kepada lansia dengan memerhatikan kebutuhan biofisik, psikologis, kultural dan

spiritual; menganalisis suatu masalah kesehatan/keperawatan dan membuat

diagnosis keperawatan; melaksanakan perencanaan; serta terakhir melakukan

evaluasi.

                                                          

Tujuan Pemberian Asuhan

Tujuan pemberian asuhan keperawatan pada lansia adalah sebagai berikut:

1. Mempertahankan kesehatan serta kemampuan melalui jalan perawatan dan

pencegahan

2. Membantu mempertahankan serta memperbesar semangat hidup klien

lansia

3. Menolong dan merawat klien lansia yang menderita penyakit

4. Meningkatkan kemampuan perawat dalam melakukan proses keperawatan

5. Melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri dengan upaya promotif,

preventif dan rehabilitatif

6. Membantu lansia menghadapi kematian dengan damai dan dalam

lingkungan yang nyaman.

Sasaran

Sasaran asuhan keperawatan pada lansia adalah klien lansia yang berada di

keluarga, panti (sebagai individu atau kelompok), juga kelompok masyarakat

(posyandu lansia/karang werda).

Page 14: Mempertahankan Kebugaran Klien Lanjut Usia

Faktor-faktor yang Harus Dipertimbangkan dalam Memberikan Asuhan

Keperawatan

Asuhan keperawatan pada lansia merupakan proses yang kompleks dan

menantang. Oleh karena itu, ada faktor-faktor yang harus dipertimbangkan seperti

di bawah ini:

1. Hubungan timbal balik antara aspek fisik dan psikososial pada lansia

2. Efek dari penyakit dan ketidakmampuan/keterbatasan (disability) pada status

fungsional

3. Menurunnya efisiensi dari mekanisme homeostasis

Contoh:respons terhadap stres menurun sehingga mudah terinfeksi dan sulit

mengahadapi kematian pasangan

4. Kurang/belum adanya standar keadaan sehat atau skaitdari klien

5. Perubahan respons terhadap penyakit dimana tanda dan gejalanya tidak spesifik

terhadap pengobatan

6. Kerusakan fungsi kognitif

   Contoh: pelupa (memory loss), bingung.

Hal-hal yang Perlu Mendapat Perhatian dalam Menjalin Hubungan dengan

Lansia

Hal-halyang Perlu Mendapat Perhatian dalam Menjalin Hubungan dengan Lansia

adalah sebagaiberikut:

1. Lingkungan (fisik dan psikologis)

  Siapkan area yang adekuat.contoh: klien di kursi roda

  Suasana tenang dan tidak ribut/bising. Contoh: suara TV, radio

  Nyaman dan tidak panas

  Gunakan cahaya yang agak redup,hindari cahaya langsung

  Tempatkan pada posisi yang nyaman bila berganti posisi atau tanyakan

apakah ingin di tempat tidur

  Sediakan waktu yang cukup dan air minum

  Privasi harus dijaga

  Perhitungkan tingkat energi dan kemampuan klien

Page 15: Mempertahankan Kebugaran Klien Lanjut Usia

 Sabar, rileks, dan tidak terburu-buru. Beri klien waktu untuk menjawab

pertanyaan

 Perhatikan tanda-tanda kelelahan (mengeluh, respons menjadi lambat,

mengerut, dan tersinggung)

  Rencanakan apa yang akan dikaji

  Melakukan pengkajian pada saat energi klien meningkat. Contoh: sehabis

makan

2. Interviewer (sikap perawat: perasaan, nilai, dan kepercayaan)

  Mengetahui mitos-mitos seputar lansia

  Menjelaskan tujuan wawancara

  Menggunakan berbagai teknik untuk mengimbangi kebutuhan pengumpulan

data dengan kepentingan klien

  Mencatat data harus seizin klien

  Pada awal interaksi perawat harus merencanakan bersama klien cara yang

paling efektif dan nyaman

  Menggunakan sentuhan

  Sesuaikan situasi dan kondisi wawancara

  Bicara tidak terlalu keras

3. Klien

Beberapa kultur yang memengaruhi kemampuan klien untuk

berpartisipasi sangat berarti dalam wawancara. Faktor-faktor yang

memengaruhi proses penuaan adalah hereditas, nutrisi, status kesehatan,

pengalaman hidup, lingkungan dan stres. Perawat harus menyadari faktor-

faktor ini karena kemampuan lansia untuk mengkomunikasikan semua

informasi penting sangat ditentukan oleh kelengkapan dan kesesuaian

wawancara.

Peran Dan Fungsi Keperawatan Gerontik

Dalam prateknya perawat dalam menangani kasus gerontik melakukan peran dan

fungsinya adalah sebagai berikut:

1. Sebagai care giver atau pemberi asuhan keperawatan.

2. Sebagai pendidik klien lanjut usia.

Page 16: Mempertahankan Kebugaran Klien Lanjut Usia

3. Sebagai motivator klien lanjut usia.

4. Sebagai advokasi klien lanjut usia.

5. Sebagai konselor atau memberi konseling pada klien lajut usia.

Referensi

wahit mubarak,nurul chayatin,bambang adi santoso. salemba medika 2009, ilmu

keperawatan komunitas konsep dan aplikasi.

R. Siti Maryam, Mia Fatma Ekasari dkk 2008. Mengenal Usia lanjut dan

perawatannya. Jakarta: Salemba Medika.

Watson, Roger. 2003.  Perawatan Pada Lansia. Jakarta. EGC

Darmojo, R. boedhi. 2004. Buku Ajar Geriatric, Ilmu Kesehatan Usia

Lanjut,Edisi 3. Jakarta : FKUI

Stanlley, mickey. 2006. Buku Ajar Keperawatan Gerontik, Edisi 2. Jakarta : EGC

http://dirgosatriyo.blogspot.com/