memicu kesadaran masyarakat terhadap pajak melalui pendidikan
TRANSCRIPT
Hotel Amaris, 25 Oktober 2014
OUTLINE
POTENSI PEREKONOMIAN INDONESIA
KONDISI INDONESIA SAAT INI
PERKEMBANGAN REFORMASI PERPAJAKAN
PERAN DAN FUNGSI MAHASISWA DAN LULUSAN PERGURUAN TINGGI DALAM MENDUKUNG KEBIJAKAN DAN KINERJA DJP
2
4
5
6
7
Pajak Adalah Tanggung Jawab Kita Bersama
DUKUNGAN DARI INSTANSI LAIN
DJP YANG DAPAT DIPERCAYA (TRUST)
PERAN SERTA MASYARAKAT
PAJAK
NO
N P
AJA
K
NO
N P
AJA
K
PEMBANGUNAN
NEGARA
PENERIMAAN NEGARA
9
BELA NEGARA
MEMBAYAR PAJAK
PUBLIC GOODS & SERVICES
NEGARA
PEMBAYAR PAJAK FREE RIDER
WARGA NEGARA
10
NEGARA
PEMBAYAR PAJAK FREE RIDER
WARGA NEGARA
Voluntarily Compliance
TRUST
11
12
REKAPITULASI WAJIB PAJAK TERDAFTAR S.D. 01 JANUARI 2013DATA NASIONAL
Sumber : Masterfile Nasional Per Tanggal 08/01/2013 10:52;48
Tahun
Orang Pribadi
Bendaharawan Badan Total PenambahanKaryawan
Non
KaryawanTotal
1 2 3 4=2+3 5 6 7=4+5+6 8
2004 997.814 1.412.916 2.410.730 194.833 998.955 3.604.518
2005 1.146.988 1.652.156 2.799.144 262.992 1.085.531 4.147.667 543.149
2006 1.298.181 1.770.692 3.068.873 314.965 1.184.565 4.568.403 420.736
2007 3.017.694 2.024.722 5.042.416 347.808 1.299.976 6.690.200 2.121.797
2008 6.152.662 2.294.082 8.446.744 379.019 1.434.051 10.259.814 3.569.614
2009 11.090.421 2.921.88114.012.302
433.627 1.569.917 16.015.846 5.756.032
2010 13.993.199 3.401.26317.394.462
467.218 1.726.624 19.588.304 3.572.458
2011 16.199.963 3.792.45919.992.422
507.234 1.932.401 22.432.057 2.843.753
2012 17.180.834 3.980.33721.161.171
545.139 2.138.150 23.844.460 1.412.403
2013 17.188.916 3.981.38321.170.299
545.456 2.140.775 23.856.530 12.070
iNPUT kondisi Kepatuhan WP di suplemen perpajakan yang dimejanya MBAK nAY
13
Kondisi Empiris Kepatuhan Perpajakan
NO URAIANOrang
PribadiBadan Usaha
(tanpa Usaha Mikro)
1 Populasi 240 Juta 22,6 Juta
2 Aktif Bekerja/Kegiatan Usaha Domisili Tetap
110 Juta 12,9 Juta
3 Perkiraan Peghasilan di atas PTKP 60 juta -
4 Perkiraan Badan Usaha yang memiliki laba usaha
- 5 juta
5 WP Terdaftar 19,9 juta 1,9 juta
6 SPT Tahun 2011 Dilaporkan 8,8 Juta 520 Ribu
7 Rasio SPT Badan terhadap BadanUsaha Domisili Tetap (6:4)
- 10,4 %
8 Rasio SPT OP terhadap OP Bekerjadi atas PTKP (6:3)
14,7% -
1.134,29 Triliun
(74.15 % dari Total Pedapatan Negara dan Hibah-APBN )
2013
14
1.226,47 Triliun
(73.57 % dari Total Pedapatan Negara dan Hibah-APBN )
2014
15
16
Dalam Penerimaan Perpajakan 2000-2012,
kontribusi PajakNonmigas naik 68,1%
77,2%
Komposisi Pendapatan Negara
Komposisi Penerimaan Perpajakan
Dalam total Pendapatan Negara 2000-2012,
kontribusi Perpajakanmeningkat :
56,5% 78,8%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012APBN-P
Penerimaan Negara Bukan Pajak Penerimaan Perpajakan
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012APBN-P
PPh Migas Kepabeanan dan Cukai Pajak Non Migas (DJP)
Kontribusi Penerimaan Perpajakan semakin dominan terhadap total Pendapatan Negara
17
Ukuran Tax Ratio 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
Tax Ratio Arti Sempit
(Pajak Pusat)11,53 11,83 12,34 12,46 12,16 12,43 13,31 11,06 11,26 11,76
Tax Ratio Arti Luas
(Pajak
Pusat+Daerah+SDA)
15,09 15,13 17,19 17,27 18,01 16,43 18,59 14,31 14,61 15,48
Perkembangan Tax Ratio di Indonesia tahun 2002 – 2011(dalam persen)
0.00%
5.00%
10.00%
15.00%
20.00%
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
Grafik Tax Ratio
Tax Ratio I (Pajak Pusat) Tax Ratio III (Pajak Pusat+Daerah+SDA)
18
Tahapan Reformasi Perpajakan
Tahun 1983
Perubahan terhadapPeraturan
Perpajakan
(UU KUP, PPh danPPN)
Perubahanperaturan
Perpajakansejak tahun1991 - 2009
RefromasiBirokrasi DJP Tahun 2002-
sekarang
20
1 2 3
FOKUS REFORMASI
21
22
Amandemen Undang-Undang Perpajakan, bertujuanuntuk:
i. Menciptakan iklim investasi yang lebihkompetitif,
ii. meningkatkan keseimbangan hak dankewajiban wajib pajak dan fiskus,
iii.meningkatkan kepatuhan wajib pajak,iv.meningkatkan penerimaan pajak
22
Bidang Peraturan
• Amandemen UU Perpajakan
UU KUP UU PPh UU PPN
o Program ekstensifikasi dilaksanakan dengan menggunakan metodeekstensifikasi (i) berbasis properti melalui pemanfaatan data petablok PBB, dan (ii) berbasis pemberi kerja melalui pemanfaatan datakaryawan perusahaan.
o Program Sunset Policy dan penerapan UU PPh yang baru berhasilmendorong penambahan jumlah wajib pajak dengan signifikanselama tahun 2008 dan awal tahun 2009. Program drop box yangmemberikan kemudahan wajib pajak untuk menyampaikan SPT ditempat-tempat strategis dan pusat keramaian cukup suksesmeningkatkan tingkat penyampaian SPT wajib pajak.
o Upaya intensifikasi perpajakan meliputi perbaikan database wajibpajak, program Optimalisasi Pemanfaatan Data Perpajakan, sertaprogram mapping, profiling dan benchmarking wajib pajak.
23
Bidang Pengawasan
• Ekstensifikasi & Intensifikasi
23
PerubahanParadigma
OrientasiWajibPajak
Perlakuanyang Adil
Simplifikasi
Efisiensi
BerbasisTeknologiInformasi
Good Governance
Tingkat kepatuhan pajak
yang tinggi
Tingkat kepercayaan
terhadap administrasi
perpajakan yang tinggi
Tingkat produktivitas
pegawai pajak yang tinggi
Bidang Administrasi
• Modernisasi Administrasi Perpajakan
24
Sistem Administrasi Internal
case manageme
nt
workflow system
SistemInformasiKeuangan
danAkuntansi
(SIKKA)
25
SistemPelaporan
Key Performance Indicator
AnalisisBeban
Kerja (ABK)
Kegiatan Law Enforcement dan Penggalian Potensi WP
Program pemeriksaan berbasisanalisis resiko (risk analysis),
Wajib Pajak Non-filer
Penggunaan data pihak ke tiga-MoU
Penagihan efektif-Debt Management Project
26
Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM)
PemetaanKompetensi
(CompetensyMapping)
SebaranKualitas
SebaranKuantitas
Job Grade jabatan
StandarKompentensi
Jabatan
27
Program Capacity Building
Pelaksanaan Good Governance
Pengawasan Internal
SPT Tahunan PPh OP
LP2P
LHKPN
Pengawasan 360” = Peer
MoU dengan Penegak Hukum, PPATK,dan BI28
Penerapan Kode Etik
WhistleblowingSystem
Kinerja DJP diawasi oleh Institusi Pengawasan
DirektoratJenderal
Pajak
InspektoratJenderal-
Kemenkeu(IBI)
BPK BPKP
KPK
29
Institusi sebagaimana dimaksud selain Kepolisian danKejaksaan
PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE
Dasar Hukum :
• PMK Nomor 1/PM.3/2007 tentang Kode Etik Pegawai DJP;
• SE Dirjen Pajak Nomor SE-33/PJ/2007 tentang PanduanPelaksanaan KE Pegawai di Lingkungan DJP
Adalah pedoman sikap, tingkah laku, dan perbuatan yang mengikatpegawai dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sertadalam pergaulan hidup sehari-hari
(PMK 1/PM.3/2007 tanggal 23 Juli 2007)
Tujuan Kode Etik (Pasal 2 ayat 1 PMK 1/PM.3/2007) :
1. Meningkatkan disiplin pegawai
2. Menjamin terpeliharanya tata tertib
3. Menjamin kelancaran pelaksanaan tugas dan iklim kerja yang kondusif
4. Menciptakan dan memelihara kondisi kerja serta perilaku yang profesional
5. Meningkatkan citra dan kinerja pegawai
30
VISI MISINILAI
BUDAYAINDIKATOR PERILAKU
KAMUS KOMPETENSI
Kode Etik
KPI
Penerapan KodeEtik
31
32
• PER-22/PJ/2011 tanggal 19 Agustus 2011 tentangKewajiban Melaporkan Pelanggaran danPenanganan Pelaporan Pelanggaran(Whistleblowing) di lingkungan Direktorat JenderalPajak
500200Kring Pajak
• Pengaduan melalui :
Kring Pajak 500200
Email : [email protected]
WHISTLEBLOWING SYSTEM
1. Help Desk KITSDA2. Phone: (021) 52970777;3. Kring Pajak 500200;4.Email: [email protected];5. Email: [email protected];6.Sistem Informasi Keuangan
kepegawaian & Aktiva (SIKKA);7. Email ke:
a. Direktur Jenderal Pajak;b. Direktur Kepatuhan Internal dan
Transformasi Sumber DayaAparatur (KITSDA);
c. Direktur Penyuluhan, Pelayanandan Hubungan Masyarakat(P2Humas);
d. Direktur Intelijen dan Penyidikan
34
Pengendalian Lingkungan dalammendukung Good Governance
35
PengendalianLingkungan
Internal Kode Etik, SOP, KPI
EkternalLayanan Pengaduan
(KRING PAJAK 500200, email, etc)
WHISTLEBLOWING SYSTEM
GOOD GOVERNANCE
HASIL SURVEY PERINGKAT KORUPSI UNTUK INDONESIA TAHUN 2007-
2008
“Indonesia’s score of 2.6 continues to reflect perceptions of rampant corruption, but represents an improvement over its score of 2.3 in the 2007 CPI. Bold reform in the tax and custom administration and the ability of Corruption Eradication Commission to bring forward high profile cases have recently bolstered the perception that corruption is being addressed more aggressively, even though the problem remains widespread.”
37
PENCAPAIAN – INDEX SUAP INSTITUSI PUBLIK
38
Indeks Suap 15 Institusi Publik Tahun2009
Unit Kerja dengan Nilai PIAK di atas 6,00 Nilai PIAK
Ditjen Perbendaharaan (Kemenkeu) 8,99
Ditjen Bea dan Cukai (Kemenkeu) 8,86
Ditjen Anggaran (Kemenkeu) 8,38
Direktorat Jenderal Pajak (Kemenkeu) 8,18
Pemerintah Kota Yogyakarta (Pemda DIY) 7,88
Ditjen Perikanan Budidaya (Kementerian Kelautan dan Perikanan) 7,77
Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Kemenkeu) 7,65
Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (Kemenkeu) 7,23
Badan Kebijakan Fiskal (Kemenkeu) 7,16
Sekretariat Jenderal (Kementerian Kelautan dan Perikanan) 6,69
Ditjen Pengelolaan Utang (Kemenkeu) 6.34
Sekretariat Jenderal (Kementerian Perhubungan) 6,25
Ditjen Perhubungan Laut (Kementerian Perhubungan ) 6,16
Hasil Penilaian Inisiatif Anti Korupsi (PIAK) Tahun 2010 KPK terhadap 183 unit dari 18 Kementerian/Lembaga dan 8 Pemda.
Indikator PIAK 2010:1. KODE ETIK: DJP berada pada peringkat 1 bersama dengan Pemkot Yogyakarta dengan nilai 9,73.2. PROMOSI ANTI KORUPSI: DJP berada pada peringkat 1 bersama dengan 7 Unit Utama lainnya dan mendapat nilai 9,82. 3. PENINGKATAN AKSES PUBLIK: DJP berada pada peringkat 1 bersama dengan 28 Unit Utama lainnya dan memperoleh nilai 9,62. 4. TRANSPARANSI PENYELENGGARA NEGARA: DJP berada pada peringkat 4 dengan nilai 9,10.5. TRANSPARANSI MANAJEMEN SDM: DJP berada pada peringkat 7 dan mendapat nilai 8,12.
Hasil Penilaian Inisiatif Anti Korupsi (PIAK) 2010
39
• Mencuatnya beberapa kasus di tubuh DJP merupakantanda/bukti bahwa alert system kita sedang berjalan danberfungsi dengan baik.
a. Gayusb. BHc. DWd. ASe. THf. PR
dan mereka tidak bermain sendiri (juga melibatkan WajibPajak)
• Jika tidak muncul kasus-kasus tersebut dapat berarti alertsystem kita tidak berfungsi, pelanggaran-pelanggaran yang adatidak terdeteksi dan terlaporkan 40
o Pada dasarnya tidak ada yang menyukai pajak
o Menanamkan budaya baru – tidak bisa instant
o Jumlah pegawai dan kantor yang sangat besar
o Untuk kasus-kasus perpajakan : WP juga
diuntungkan sehingga tidak mau melapor
o Pengawasan melekat belum optimal
41
Dampak Kasus Perpajakan olehOknum DJP
Keluarga ybs
Institusi-DJP
Rekan sejawat-Pegawai DJP
42
Peran Mahasiswa dan LulusanPerguruan Tinggi dalam Memacu Kesadaran Masyarakat Terhadap
Perpajakan
43
44
Pendidikan danPengajaran
Penelitian
danPengembanga
n
Pengabdian pada
masyarakat
45
Anggaran pendidikan sebesar 20%
Fungsi Budgeter : Lebih dari 70% PenerimaanNegara berasal dari sektor pajak
Penerimaan sektor pajak ditopang oleh PajakPusat dan Pajak Daerah
Kualitas pendidikan dasar, menengah dantinggi akan sangat tergantung padaefektivitas pelaksanaan fungsi budgeter daripajak
Perguruan Tinggi merupakan pusat keilmuan
Fungsi Regulerend : ketentuan perpajakan sebagaibentuk kebijakan pemerintah
Perguruan Tinggi dapat memberikan kontribusipemikiran sebagai mitra pemerintah dalam rangkapengkajian kebijakan sehingga mampumemberikan keadilan kepada masyarakat
46
•Perguruan Tinggi merupakan “penghasil”angkatan kerja yang terdidik
•Kualitas keilmuan lulusan perguruantinggi diharapkan mampu memberikanpengaruh positif bagi pelaksanaan hak dankewajiban perpajakan
•Agent of Change, Control Sosial, dan Iron Stock
47