membumikan sistem ekonomi syari'eh (dr.h.ahmad kamil, sh.m.hum)

12
MEMBUMIKAN SISTEM EKONOMI SYARIAH 1 (Dr. H. Ahmad Kamil, SH., M.Hum) Assalamu’alaikum Wr. Wb. - Bapak Bupati, DPRD, dan Unsur Muspida Kabupaten Sumbawa barat yang saya hormati, - Perbankan Syari’ah yang saya hormati, - Ketua Pengadilan Tinggi Agama NTB, Ktua, Wakil Ketua, Panitera-Sekretaris PN dan PA Sumbawa barat yang saya banggakan. - Yang Mulia para Narasumber. - Panitia Seminar Penegakan Hukum Ekonomi Syari’ah, dan hadirin undangan yang saya mulyakan. Dengan menyebut Asma Allah yang Maha Rahman dan Rahiim, kami panjatkan puji-syukur atas 1 Makalah disampaikan sebagai key note speaker dalam seminar Nasional tentang Penegakan Hukum Ekonomi Syariah di Kabupaten Sumbawa Barat. Hakim Agung/ wakil Ketua Mahkamah Agung RI. 1

Upload: timur-abimanyu-shmh

Post on 25-Jul-2015

92 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Membumikan Sistem Ekonomi Syari'Eh (Dr.H.Ahmad Kamil, SH.M.Hum)

MEMBUMIKAN SISTEM EKONOMI SYARIAH1

(Dr. H. Ahmad Kamil, SH., M.Hum)

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

- Bapak Bupati, DPRD, dan Unsur Muspida Kabupaten Sumbawa

barat yang saya hormati,

- Perbankan Syari’ah yang saya hormati,

- Ketua Pengadilan Tinggi Agama NTB, Ktua, Wakil Ketua, Panitera-

Sekretaris PN dan PA Sumbawa barat yang saya banggakan.

- Yang Mulia para Narasumber.

- Panitia Seminar Penegakan Hukum Ekonomi Syari’ah, dan hadirin

undangan yang saya mulyakan.

Dengan menyebut Asma Allah yang Maha Rahman dan Rahiim,

kami panjatkan puji-syukur atas karunia yang tiada tara. Shalawat dan

salam mengiringi junjungan alam Rasulullah Muhammad Saw sebagai

washilat asbab membuminya Syari’ah ke dalam segala aspek kehidupan

ummat manusia khususnya ummat Islam.

1 Makalah disampaikan sebagai key note speaker dalam seminar Nasional tentang Penegakan Hukum Ekonomi Syariah di Kabupaten Sumbawa Barat. Hakim Agung/ wakil Ketua Mahkamah Agung RI.

1

Page 2: Membumikan Sistem Ekonomi Syari'Eh (Dr.H.Ahmad Kamil, SH.M.Hum)

Syari’at Islam hadir ke bumi menebar benih kerahmatan dan

keberkahan bagi sekalian alam. Ummat Islam sebagai khalifah di bumi, di

satu sisi berperan sebagai objek berlakunya syari’at Islam, sisi lain

sebagai subjek yang menjalankan syari’at Islam mengelola sumber-sumber

potensi ekonomi untuk kemaslahatan ummat.

Hari ini adalah hari yang sangat bermakna bagi sejarah perjalanan

ekonomi syari’ah di Indonesia, di mana tiang-tiang penyangga sistem

ekonomi syari’ah bersatu untuk membangun masa depan pelaksanaan

ekonomi syari’ah yang lebih prospektif bagi keberkahan kehidupan bangsa

Indonesia, khususnya masyarakat Nusa Tenggara Barat.

Forum ini adalah forum yang tercatat dalam sejarah, karena ketiga

tiang penyangga ekonomi syariah, yaitu Pemerintah Daerah sebagai

pemangku masyarakat syari’ah, Perbankan Syari’ah sebagai penyedia

modal syari’ah, dan Peradilan Agama sebagai penyelesai sengketa

ekonomi syari’ah - bersatu dalam forrum berdiskusi untuk menyatukan

mind set masyarakat agar yakin dan percaya akan keberkahan konsep

transaksi dalam ekonomi syariah, serta yakin dan percaya akan

kemampuan lembaga peradilan agama sebagai salah satu pelaksana

kekuasaan kehakiman yang diberi kewenangan untuk menyelesaikan

sengketa bisnis ekonomi syari’ah. Oleh karena itu, saya atas nama

Pimpinan Mahkamah Agung RI menyampaikan ucapan terima kasih

kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Sumbawa Barat, Perbankan

Syari’ah setempat, dan Pengadilan Agama yang telah bahu membahu

bersatu membumikan sistem ekonomi syariah di bumi Indonesia

(khususnya Nusa Tenggara Barat). Ucapan terima kasih juga saya

sampaikan kepada Panitia, Narasumber, dan hadirin sekalian, semoga

Allah SWT mencatat sebagai amal shaleh.

Bapak/Ibu hadirin sekalian yang saya hormati.

2

Page 3: Membumikan Sistem Ekonomi Syari'Eh (Dr.H.Ahmad Kamil, SH.M.Hum)

Berbicara tentang ekonomi syari’ah, harus berangkat dari sebuah

pemahaman dasar tentang Islam sebagai Rahmatan lil’alami yang harus

dipahami sebagai sebuah sistem dan nilai yang mampu memberikan

kemaslahatan, keberkahan dan kemanfaatan seluas-luasnya bagi kehidupan

manusia dan alam semesta dalam berbagai aspeknya. Aspek ekonomi, bagi

kehidupan manusia sangat urgen. Bahkan Rasul Muhammad Saw, pernah

menyatakan bahwa ”Kemiskinan, mampu menghancurkan keimanan

seseorang”2. Al-Quran dan al-Hadits telah meletakkan dasar-dasar

sebagai sumber teori ekonomi syariah, sebagai sistem untuk mengelola

perekonomian secara tepat agar mampu mewujudkan keadilan sosial bagi

seluruh rakyat Indonesia. Sebagaian pengamat ekonomi, menyatakan

bahwa krisis ekonomi global yang melanda berbagai belahan dunia, antara

lain karena disebabkan rapuhnya sistem ekonomi yang diperlakukan

selama ini. Salah satu sistem ekonomi yang menjadi bulan-bulanan

kritikan pedas adalah ”Sistem Ekonomi Kapitalis” yang menempatkan

pemilik modal pada posisi tawar tertinggi dalam segala aspek transaksi

ekonomi global. Posisi debitur ditempatkan sebagai objek dalam sebuah

kegiatan perekonomian, dengan mengabaikan prinsip-prinsip etika

perekonomian. Hal ini mengakibatkan lahirnya situasi ketidak seimbangan

posisi antara ”Kreditur” dan posisi ”Debitur” dalam setiap transaksi

kegiatan pengembangan perekonomian global.

Dalam sistem ekonomi kapitalis (the economic capital system),

kreditur sebagai pemilik modal tidak mau tahu apakah usaha debitur

untung atau rugi, lancar atau macet. Bagi kreditur sebagai pemilik modal

uangnya kembali dengan lancar sesuai kontrak yang telah ditanda tangani

bersama. Setiap keterlambatan pembayaran debitur kepada kreditur, akan

dikenakan denda, sehingga riba keuntungan kreditur dapat diperoleh

secara pasti dari bunga bank yang diperjanjikan ditambah denda

keterlambatan (yang melahirkan sistem bunga berbunga).

2 Al-Hadits,

3

Page 4: Membumikan Sistem Ekonomi Syari'Eh (Dr.H.Ahmad Kamil, SH.M.Hum)

Para Hadirin Sekalian

Muhammad Abdul Manan, dalam buku Islamic Ekonomics,

Theory and Practice, berpendapat, ”Ekonomi Syari’ah sebagai sebuah

sistem ilmu pengetahuan, adalah Ilmu pengetahuan yang mempelajari

masalah-masalah ekonomi rakyat yang diilhami oleh nilai-nilai Islam3.

Sedangkan Munawir Iqbal, berpendapat bahwa Ekonomi Islam adalah

sebuah disiplin ilmu yang mempunyai akar pada syari’at Islam-

yang menempatkan wahyu sebagai sumber ilmu pengetahuan yang

paling utama, dan prinsip-prinsip dasar yang terkandung dalam

Al-Quran dan al-Hadits sebagai batu loncatan untuk menilai teori-

teori baru yang berkenaan dengan ekonomi Islam4.

Sistem ekonomi Islam turun ke bumi dengan membawa misi

Rahmatan lil-’alamiin5. Nilai-nilai yang ditanamkan adalah berkah untuk

semua, adil untuk semua, berkembang untuk semua, rugi ditanggung

bersama, memberikan manfaat bagi semua, saling tolong-menolong bagi

sesama, sehingga terwujud suatu keseimbangan sistem dalam semesta.

Struktur fondasi Sistem Ekonomi Syari’ah, dibangun di atas dasar

nilai-nilai Ilahiyah, Al-Adl, Al-Nubuwah, Al-Khalifah, dan Al-Ma’ad6.

Pelaku ekonomi/ pasar harus menjalankan bisnis (produksi, usaha jasa,

jasa keuangan, pertanian, perdagangan, asuransi, kerjasama, pembiayaan,

perbankan, dan lain-lain) dengan bertumpu pada nilai-nilai keadilan,

kesamaan, kerjasama, tolong-menolong, dengan menghindari kegiatan

penipuan, spekulasi, penindasan, ketidak adilan, ketidak seimbangan,

kecurangan, kemadharatan, perjudian, kebohongan, dan lain-lain.

3 Muhammad Abdul Manan, Islamic Ekonomics, Theory and Practice, Cambridge: Houder and Stoughton Ltd, 1986, hal. 18.4 Munawar Iqbal, Pengantar Buku Muhammad Akram Khan, (dalam Dawam Rahardjo), 1999, hal. 22.5 Q.S. 21, Al-Anbiya: 1076 Abdul Manan, Hukum Ekonomi Syariah Perspektif Kewenangan Peradilan Agama, Jakarta, Prenada Media, 2012, hal. 9.

4

Page 5: Membumikan Sistem Ekonomi Syari'Eh (Dr.H.Ahmad Kamil, SH.M.Hum)

Tergambar dalam benak kita, bahwa sistem ekonomi syariah

mengandaikan kegiatan ekonomi seperti dalam pepatah berat sama-sama

dipikul, ringan sama-sama dijinjing, karena ekonomi syari’ah

memposisikan debitur sebagai mitra bisnis, majunya debitur akan

berdampak majunya kreditur, dan merosotnya debitur dirasakan pula oleh

kreditur. Keuntungan dinikmati bersama, dan kerugian ditanggung

bersama, sehingga semangat untuk bangkat dari keterpurukan akan berlaku

kolektif.

Sekedar illustrasi, digambarkan bahwa pada saat Muhammad Saw

menikah dengan Khadijah, maskawin yang diberikan Muhammad kepada

Khadijah berupa 100 (seratus) ekor unta. Jika seekor unta dinilai

Rp.10.000.000, (sepuluh juta rupiah) berarti nilai maskawin yang

diberikan Muhammad kepada Kahdijah senilai Rp. 1.000.000.000 (satu

miyar rupiah). Hasil analisis ini, memiliki relevansi logis dengan profesi

bisnis Muhammad Saw yang sudah dirintis sejak usia 9 tahun, mulai dari

bisnis menggembalakan kambing (jasa peternakan), kemudian beralih ke

segmen bisnis perdagangan antar negara (ekspor-impor) yang sudah

dipastikan memberikan gaji penghasilan yang tidak sedikit saat itu.

Poin penting yang bisa kita catat bahwa, pertama bisnis dengan

sistem ekonomi yang berbasis syari’ah, sejatinya telah dikembangkan

Muhammad Saw jauh sejak sebelum kenabian, kemudian konsep tersebut

disempurnakan, dilembagakan, dan kemudian dipraktikkan oleh seluruh

ummat Islam. Dampaknya, kekuatan Islam pada saat itu disamping

bertumpu pada kekuatan iman, ilmu, juga ditopang oleh kekuatan sistem

perekonomian Islam yang tangguh, sehingga Islam mudah tersebar di

seantero dunia. Menurut Lothrop Stodaad, dalam The New Word of Islam

menyatakan ”Semakin dalam kajian kita tentang Islam, semakin takjub

kita dibuatnya”7.

7 Lothrop Stodaad, The New Worg of Islam, 1945, Jakarta, hal. 9

5

Page 6: Membumikan Sistem Ekonomi Syari'Eh (Dr.H.Ahmad Kamil, SH.M.Hum)

Hdirin Sekalian.

Kondisi perbankan syariah di Indonesia, sebagai salah satu system

pembiayaan keuangan syariah, pada tahun 2012 mengalami perkembangan

yang sangat menggembirakan. Pertumbuhan industri perbankan syari’ah

cukup kuat dan positif di tengah penurunan ekonomi dunia. Setelah

dirating, hasil dari penelitian Islamic Finance Country Index menyatakan

bahwa industri perbankan syariah Indonesia masuk di urutan ke-empat di

bawah Iran, Arab Saudi, dan Malaysia yang menjadi pemeran utama bagi

keuangan syariah global.

Sekarang lembaga ini menantikan kontribusi kongkret dari

selurung lapisan masyarakat muslim Indonesia untuk ambil bagian dalam

proses membuminya sistem ekonomi syariah di seluruh dunia. Aparatur

peradilan agama, juga harus mengambil bagian secara nyata. Bukan hanya

menguasai konsep teoritiknya, tetapi harus menjadi pelaku-pelaku

ekonomi syariah baik di sektor ekonomi syariah mikro, maupun di sektor

ekonomi syariah makro.

Mahkamah Agung sebagai pelaksana kekuasaan kehakiman

tertinggi di Indonesia, yang bertanggung jawab atas pembinaan ke-empat

lingkungan peradilan termasuk peradilan agama, telah melakukan

langkah-langkah pembinaan kompetensi para Hakim Peradilan Agama,

antara lain:

- Menyususn buku hukum materill (hukum terapan) Kompilasi Hukum

Ekonomi Syariah ( KHES), dan Hukum Acara Ekonomi Syari’ah.

- Mengkader hakim mendalami spesialisasi hukum ekonomi syariah

pada S.2 dan S.3;

- Menyelenggarakan sertifikasi hakim ekonomi syari’ah;

6

Page 7: Membumikan Sistem Ekonomi Syari'Eh (Dr.H.Ahmad Kamil, SH.M.Hum)

- Melakukan kerjasama dan mengirim hakim peradilan agama ke

beberapa negara yang telah lama menerapkan perbankan dan ekonomi

syariah;

- Studi banding sistem ekonomis ke Inggris, Malaysia, Singapura,

Sudan;

- Bekerjasama dengan Bank Indonesia, Masyarakat Ekonomi Syari’ah

(MES), dan Himpunan Ilmuwan Sarjana Syariah Indonesia (HISSI).

- Juga bekerjasama dan berkoordinasi dengan Majlis Ulama Indonesia

(MUI).

Oleh karena itu, perlu ada semangat perubahan (migrasi) menuju

sistem perekonomian syariah yang lebih berkah dengan dilandasi oleh

moralitas, profesionalitas menjauhkan diri dari riba. Mari kita sambut era

kejayaan sistem ekonomi sejati yang mengantarkan ummat kepada

keseimbangan hidup jasmani-ruhani, keberkahan rizki Ilahi, kedamaian

jiwa-raga, dan kebahagiaan dunia-akhirat, dengan mentaati perintah

suci ( كافة السلم فى . ( ادخلوا

Dunia politik dan pemerintahan telah melahirkan regulasi tumbuh

dan berkembangnya sistem ekonomi syariah di Indonesia. Regulasi teknis,

telah diciptakan agar sistem ekonomi syariah segera mengakar dan

membumi di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Besarnya jumlah

pupulasi ummat Islam di Indonesia, menjadi lahan subur bagi tumbuh

suburnya pengelolaan ekonomi berbasis syari’ah. Oleh karena itu,

sejatinya upaya membumikan sistem ekonomi syari’ah di Indonesia,

bukan hal yang sulit, karna aspek sosial masyarakat mendukung, regulasi

perundang-undangan mendukung, ideologi negara mendukung, lembaga-

lembaga kemasyarakatan juga sangat mendukung, investasi domestik dan

asing juga mendukung, aspek kajian akademik sangat mendukung, dan

aspek yudikatif penegakan hukumnya juga telah mendukung. Hal ini

menunjukkan bahwa dari sisi ideologi, konsep, implimentasi, dan

7

Page 8: Membumikan Sistem Ekonomi Syari'Eh (Dr.H.Ahmad Kamil, SH.M.Hum)

penegakan hukumnya telah eksis di dunia cosmologi, antropologi, teologi

Indonesia.

Undang-undang Nomor 21 Tahun 2008, tentang Perbankan

Syari’ah, telah memberikan payung hukum bagi tumbuh dan

berkembangnya usaha-usaha jasa dan produk-produk ekonomi syariah.

Perbankan syariah sebagai lembaga pembiayaan usaha syariah,

keberadaannya di bumi NKRI telah tidak tergoyahkan lagi.

Akhirnya, Seminar Nasional dengan Tema ”MASA DEPAN

PENEGAKAN HUKUM EKONOMI SYARIAH DI INDONESIA” yang

diselenggarakan oleh Kerjasama Pengadilan Agama Sumbawa Besar

dengan Pemerintah Kabupaten Sumbawa Besar, saya buka dengan bacaan

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM. (Memukulkan Palu 4x).

BILLAHI TAUFIQ WAL HIDAYAH, Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, 2 Juli 2012.

DR. H. AHMAD KAMIL, SH., M.Hum

8