membaca hasil ek1

Upload: lettasamudra

Post on 29-Feb-2016

234 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ERAGR

TRANSCRIPT

Membaca Hasil EKG (Elektrokardiografi)Sandurezu /November 16, 201114 VotesEKGatau Elektrokardiogram adalah suatu representasi dari potensial listrik otot jantung yang didapat melalui serangkaian pemeriksaan menggunakan sebuah alat bernama elektrokardiograf. Melalui EKG (atau ada yang lazim menyebutnya ECG {in English: Electro Cardio Graphy}) kita dapat mendeteksi adanya suatu kelainan pada aktivitas elektrik jantung melalui gelombang irama jantung yang direpresentasikan alat EKG di kertas EKG.Berikut ini sedikit catatan saya tentang bagaimana cara membaca hasil pemeriksaan EKG yang tergambar di kertas EKG. Saya sarankan untuk terlebih dahulu memahamiaktivitas elektrik jantungdan cara memasang EKG. Mudah-mudahan bisa jadi bahan diskusi.1. IRAMA JANTUNGIrama jantung normal adalah irama sinus, yaitu irama yang berasal dari impuls yang dicetuskan oleh Nodus SA yang terletak di dekat muara Vena Cava Superior di atrium kanan jantung. Irama sinus adalah irama dimana terdapat gelombang P yang diikuti oleh kompleks QRS. Irama jantung juga harus teratur/ reguler, artinya jarak antar gelombang yang sama relatif sama dan teratur. Misalkan saya ambil gelombang R, jarak antara gelombang R yang satu dengan gelombang R berikutnya akan selalu sama dan teratur.Jadi, yang kita tentukan dari irama jantung adalah, apakah dia merupakan irama sinus atau bukan sinus, dan apakah dia reguler atau tidak reguler. Irama Sinus, seperti yang saya tulis di atas, yakni adanya gelombang P, dan setiap gelombang P harus diikuti oleh kompleks QRS. Ini normal pada orang yang jantungnya sehat. Irama Bukan Sinus, yakni selain irama sinus, misalkan tidak ada kompleks QRS sesudah gelombang P, atau sama sekali tidak ada gelombang P. Ini menunjukkan adanya blokade impuls elektrik jantung di titik-titik tertentu dari tempat jalannya impuls seharusnya (bisa di Nodus SA-nya sendiri, jalur antara Nodus SA Nodus AV, atau setelah nodus AV), dan ini abnormal. Reguler, jarak antara gelombang R dengan R berikutnya selalu sama dan teratur. Kita juga bisa menentukan regulernya melalui palpasi denyut nadi di arteri karotis, radialis dan lain-lain. Tidak reguler, jarak antara gelombang R dengan R berikutnya tidak sama dan tidak teratur, kadang cepat, kadang lambat, misalnya pada pasien-pasien aritmia jantung.2. FREKUENSI JANTUNGFrekuensi jantung atauHeart Rateadalah jumlah denyut jantung selama 1 menit. Cara menentukannya dari hasil EKG ada bermacam-macam. Bisa kita pakai salah satu atau bisa semuanya untuk membuat hasil yang lebih cocok. Rumusnya berikut ini:1) Cara 1HR = 1500 / xKeterangan: x = jumlah kotak kecil antara gelombang R yang satu dengan gelombang R setelahnya.2) Cara 2HR = 300 / yKeterangan: y = jumlah kotak sedang (55 kotak kecil) antara gelombang R yang satu dengan gelombang R setelahnya. (jika tidak pas boleh dibulatkan ke angka yang mendekati, berkoma juga ga masalah)3) Cara 3Adalah cara yang paling mudah, bisa ditentukan pada Lead II panjang (durasi 6 detik, patokannya ada di titik-titik kecil di bawah kertas EKG, jarak antara titik 1 dengan titik setelahnya = 1 detik, jadi kalau mau 6 detik, bikin aja lead II manual dengan 7 titik).Caranya adalah:HR = Jumlah QRSdalam 6 detik tadi itux 10.Nanti yang kita tentukan dari Frekuensi jantung adalah: Normal: HR berkisar antara 60 100 x / menit. Bradikardi= HR < 60x /menit Takikardi= HR > 100x/ menit3. AKSISAksis jantungmenurut definisi sayaadalah, proyeksi jantung jika dihadapkan dalam vektor 2 dimensi. Vektor 2 dimensi disini maksudnya adalah garis-garis yang dibentuk oleh sadapan-sadapan pada pemeriksaan EKG. Sadapan (Lead) EKG biasanya ada 12 buah yang dapat dikelompokkan menjadi 2:1. Lead bipolar, yang merekam perbedaan potensial dari 2 elektroda/ lead standar, yaitu lead I, II dan III.2. Lead unipolar, yang merekam perbedaan potensial listrik pada satu elektroda yang lain sebagai elektroda indiferen (nol). Ada 2: (a) unipolar ekstrimitas (aVL, aVF, dan aVR); (b) unipolar prekordial (V1, V2, V3, V4, V5 dan V6)Setiap lead memproyeksikan suatu garis/ vektor tertentu. Urutannya bisa dilihat dari gambaran berikut ini:Aksis jantung normal (positif) adalah antara -30 sampai dengan 120 (ada yang mendefinisikan sampai 100 saja). Sebenarnya ini adalah proyeksi dari arah jantung sebenarnya (jika normal dong :)). Pada kertas EKG, kita bisa melihat gelombang potensial listrik pada masing-masing lead. Gelombang disebut positif jika arah resultan QRS itu ke atas, dan negatif jika ia kebawah. Berikut ini arti dari masing-masing Lead: Lead I = merekam beda potensial antara tangan kanan (RA) dengan tangan kiri (LA), dimana tangan kanan bermuatan (-) dan tangan kiri bermuatan positif (+). Lead II = merekam beda potensial antara tangan kanan (RA) dengan kaki kiri (LF), dimana tangan kanan bermuatan negatif (-), dan kaki kiri bermuatan positif (+) Lead III = merekam beda potensial antara tangan kiri (LA) dengan kaki kiri (LF), dimana tangan kanan bermuatan negatif (-) dan tangan kiri bermuatan positif (+) Lead aVL = merekam potensial listrik pada tangan kiri (LA), dimana tangan kiri bermuatan positif (+), tangan kanan dan kaki kiri membentuk elektroda indiferen (potensial nol) Lead aVF = merekam potensial listrik pada kaki kiri (LF), dimana kaki kiri bermuatan positif (+), tangan kiri dan tangan kanan nol. Lead aVR = merekam potensial listrik pada tangan kanan (RA), dimana tangan kanan positif (+), tangan kiri dan kaki kiri nol.Nah, secara elektrofisiologi, arus potensial listrik jantung berasal dari SA node lalu meluncur ke AV node, bundle His, cabang septal dan sampai ke serabut purkinje. Arus itu bermuatan negatif (-). Jika arus itu menuju lead yang bermuatan positif (+), maka di kertas EKG akan muncul gelombang ke atas, (kan tarik-menarik gitu..), kalau arus itu menjauhi lead yang bermuatan (+) tersebut, maka di kertas EKG dia akan muncul sebagai gelombang ke bawah. (Arus menuju dan menjauhi lead itu layaknya bisa di imajinasikan sendiri kali ya, bayangkan saja lokasi leadnya dan arah arus elektrofisiologi jantungnya. Sama halnya jika diibaratkan, lead itu kayak orang yang lagi berdiri memandangi sebuah mobil yang lagi jalan dalam suatu arena balap. Ada orang yang melihat mobil itu dari sudut segini, ada yang dari segitu, jadi ntar penafsiran mereka beda-beda. Jika digabungkan, maka dapatlah mereka menyimpulkan apa yang terjadi dari mobil balap itu.)Itulah mengapa arah gelombang di lead aVR bernilai negatif (gelombangnya terbalik), karena arah arus jantung berlawanan dengan arah lead/ menjauhi lead, sedangkan di lead-lead lainnya bernilai positif (gelombangnya ke atas).Cara menentukan aksis dari kertas EKG itu adalah:1. Lihat hasil di Lead I, perhatikan resultan gelombang di kompleks QRS. (ingat lagi pelajaran vektor di fisika, hehe). Jika resultan gaya Q, R dan S nya positif, (maksudnya jika gelombang R-nya lebih tinggi daripada jumlah Q dan S {bisa dihitung jumlah kotaknya}), maka lead I = positif (+). Jika R-nya lebih rendah daripada jumlah Q dan S, maka lead I = negatif (-). Ini semacam resultan gaya. Bagusnya digambar di buku petak matematika itu agar lebih paham.. He.:D2. Lihat hasil di Lead aVF, perhatikan hal yang sama, apakah lead aVF nya positif atau negatif.3. Jika masih ragu lihat lagi di Lead II (lead II hasilnya lebih bagus karena letak lead II searah dengan arah jantung normal). tentukan apakah lead II nya positif atau negatif.Nah, cara menginterpretasikannya bisa dibuatkan tabel berikut ini:Aksis / LeadNormalLADRAD

I++-

aVF+-+

II+-+

Aksis Normal = ketiga lead tersebut bernilai positif, artinya jantung berada di antara aksis-30 sampai dengan 120 (ada yang menyebutkan sampai 100 saja). LAD (Left Axis Deviation), artinya aksis / arah proyeksi jantungnya bergeser ke kiri, atau di atas 3o. Kalau demikian tentu gak mungkin aVF atau lead II nya positif, pasti negatif kan..:DIni biasa terjadi jika adanya pembesaran ventrikel kiri/ LVH (Left Ventricular Hypertrophy), sehingga arah jantungnya jadi ga normal lagi, agak naik gitu. Misalnya pada pasien-pasien hipertensi kronis dsb. RAD (Right Axis Deviation), artinya aksisnya bergeser ke kanan, atau di atas 120. Kalau ke kanan tentu lead I-nya akan negatif, sedangkan aVF dan II positif. Biasanya ini terjadi jika adanya pembesaran jantung kanan/ RVH (Right Ventricular Hypertrophy).4. Gelombang PGelombang P adalah representasi dari depolarisasi atrium. Gelombang P yang normal: lebar < 0,12 detik (3 kotak kecil ke kanan) tinggi < 0,3 mV (3 kotak kecil ke atas) selalu positif di lead II selalu negatif di aVRYang ditentukan adalah normal atau tidak: Normal Tidak normal: P-pulmonal : tinggi > 0,3 mV, bisa karena hipertrofi atrium kanan. P-mitral: lebar > 0,12 detik dan muncul seperti 2 gelombang berdempet, bisa karena hipertrofi atrium kiri. P-bifasik: muncul gelombang P ke atas dan diikuti gelombang ke bawah, bisa terlihat di lead V1, biasanya berkaitan juga dengan hipertrofi atrium kiri.5. PR IntervalPR interval adalah jarak dari awal gelombang P sampai awal komplek QRS. Normalnya 0,12 0,20 detik (3 5 kotak kecil). Jika memanjang, berarti ada blokade impuls. Misalkan pada pasien aritmia blok AV, dll.Yang ditentukan: normal atau memanjang.6. Kompleks QRSAdalah representasi dari depolarisasi ventrikel. Terdiri dari gelombang Q, R dan S. Normalnya: Lebar = 0.06 0,12 detik (1,5 3 kotak kecil) tinggi tergantung lead.Yang dinilai:- Gelombang Q:adalah defleksi pertama setelah interval PR / gelombang P. Tentukan apakah dia normal atau patologis. Q Patologis antara lain: durasinya > 0,04 (1 kotak kecil) dalamnya > 1/3 tinggi gelombang R.-Variasi Kompleks QRS QS, QR, RS, R saja, rsR, dll. Variasi tertentu biasanya terkait dengan kelainan tertentu.

-Interval QRS,adalah jarak antara awal gelombang Q dengan akhir gelombang S. Normalnya 0,06 0,12 detik (1,5 3 kotak kecil). Tentukan apakah dia normal atau memanjang.7. Tentukan RVH/LVHRumusnya, RVH jika tinggi R / tinggi S di V1 > 1 LVH jika tinggi RV5 + tinggi SV1 > 358. ST SegmenST segmen adalah garis antara akhir kompleks QRS dengan awal gelombang T. Bagian ini merepresentasikan akhir dari depolarisasi hingga awal repolarisasi ventrikel. Yang dinilai: Normal: berada di garis isoelektrik Elevasi (berada di atas garis isoelektrik, menandakan adanya infark miokard) Depresi (berada di bawah garis isoelektrik, menandakan iskemik)9. Gelombang TGelombang T adalah representasi dari repolarisasi ventrikel. Yang dinilai adalah: Normal: positif di semua lead kecuali aVR Inverted: negatif di lead selain aVR (T inverted menandakan adanya iskemik)

Membaca Hasil EKG (Elektrokardiografi)14 VotesEKGatau Elektrokardiogram adalah suatu representasi dari potensial listrik otot jantung yang didapat melalui serangkaian pemeriksaan menggunakan sebuah alat bernama elektrokardiograf. Melalui EKG (atau ada yang lazim menyebutnya ECG {in English: Electro Cardio Graphy}) kita dapat mendeteksi adanya suatu kelainan pada aktivitas elektrik jantung melalui gelombang irama jantung yang direpresentasikan alat EKG di kertas EKG.Berikut ini sedikit catatan saya tentang bagaimana cara membaca hasil pemeriksaan EKG yang tergambar di kertas EKG. Saya sarankan untuk terlebih dahulu memahamiaktivitas elektrik jantungdan cara memasang EKG. Mudah-mudahan bisa jadi bahan diskusi.1. IRAMA JANTUNGIrama jantung normal adalah irama sinus, yaitu irama yang berasal dari impuls yang dicetuskan oleh Nodus SA yang terletak di dekat muara Vena Cava Superior di atrium kanan jantung. Irama sinus adalah irama dimana terdapat gelombang P yang diikuti oleh kompleks QRS. Irama jantung juga harus teratur/ reguler, artinya jarak antar gelombang yang sama relatif sama dan teratur. Misalkan saya ambil gelombang R, jarak antara gelombang R yang satu dengan gelombang R berikutnya akan selalu sama dan teratur.Jadi, yang kita tentukan dari irama jantung adalah, apakah dia merupakan irama sinus atau bukan sinus, dan apakah dia reguler atau tidak reguler. Irama Sinus, seperti yang saya tulis di atas, yakni adanya gelombang P, dan setiap gelombang P harus diikuti oleh kompleks QRS. Ini normal pada orang yang jantungnya sehat. Irama Bukan Sinus, yakni selain irama sinus, misalkan tidak ada kompleks QRS sesudah gelombang P, atau sama sekali tidak ada gelombang P. Ini menunjukkan adanya blokade impuls elektrik jantung di titik-titik tertentu dari tempat jalannya impuls seharusnya (bisa di Nodus SA-nya sendiri, jalur antara Nodus SA Nodus AV, atau setelah nodus AV), dan ini abnormal. Reguler, jarak antara gelombang R dengan R berikutnya selalu sama dan teratur. Kita juga bisa menentukan regulernya melalui palpasi denyut nadi di arteri karotis, radialis dan lain-lain. Tidak reguler, jarak antara gelombang R dengan R berikutnya tidak sama dan tidak teratur, kadang cepat, kadang lambat, misalnya pada pasien-pasien aritmia jantung.2. FREKUENSI JANTUNGFrekuensi jantung atauHeart Rateadalah jumlah denyut jantung selama 1 menit. Cara menentukannya dari hasil EKG ada bermacam-macam. Bisa kita pakai salah satu atau bisa semuanya untuk membuat hasil yang lebih cocok. Rumusnya berikut ini:1) Cara 1HR = 1500 / xKeterangan: x = jumlah kotak kecil antara gelombang R yang satu dengan gelombang R setelahnya.2) Cara 2HR = 300 / yKeterangan: y = jumlah kotak sedang (55 kotak kecil) antara gelombang R yang satu dengan gelombang R setelahnya. (jika tidak pas boleh dibulatkan ke angka yang mendekati, berkoma juga ga masalah)3) Cara 3Adalah cara yang paling mudah, bisa ditentukan pada Lead II panjang (durasi 6 detik, patokannya ada di titik-titik kecil di bawah kertas EKG, jarak antara titik 1 dengan titik setelahnya = 1 detik, jadi kalau mau 6 detik, bikin aja lead II manual dengan 7 titik).Caranya adalah:HR = Jumlah QRSdalam 6 detik tadi itux 10.Nanti yang kita tentukan dari Frekuensi jantung adalah: Normal: HR berkisar antara 60 100 x / menit. Bradikardi= HR < 60x /menit Takikardi= HR > 100x/ menit3. AKSISAksis jantungmenurut definisi sayaadalah, proyeksi jantung jika dihadapkan dalam vektor 2 dimensi. Vektor 2 dimensi disini maksudnya adalah garis-garis yang dibentuk oleh sadapan-sadapan pada pemeriksaan EKG. Sadapan (Lead) EKG biasanya ada 12 buah yang dapat dikelompokkan menjadi 2:1. Lead bipolar, yang merekam perbedaan potensial dari 2 elektroda/ lead standar, yaitu lead I, II dan III.2. Lead unipolar, yang merekam perbedaan potensial listrik pada satu elektroda yang lain sebagai elektroda indiferen (nol). Ada 2: (a) unipolar ekstrimitas (aVL, aVF, dan aVR); (b) unipolar prekordial (V1, V2, V3, V4, V5 dan V6)Setiap lead memproyeksikan suatu garis/ vektor tertentu. Urutannya bisa dilihat dari gambaran berikut ini:Aksis jantung normal (positif) adalah antara -30 sampai dengan 120 (ada yang mendefinisikan sampai 100 saja). Sebenarnya ini adalah proyeksi dari arah jantung sebenarnya (jika normal dong :)). Pada kertas EKG, kita bisa melihat gelombang potensial listrik pada masing-masing lead. Gelombang disebut positif jika arah resultan QRS itu ke atas, dan negatif jika ia kebawah. Berikut ini arti dari masing-masing Lead: Lead I = merekam beda potensial antara tangan kanan (RA) dengan tangan kiri (LA), dimana tangan kanan bermuatan (-) dan tangan kiri bermuatan positif (+). Lead II = merekam beda potensial antara tangan kanan (RA) dengan kaki kiri (LF), dimana tangan kanan bermuatan negatif (-), dan kaki kiri bermuatan positif (+) Lead III = merekam beda potensial antara tangan kiri (LA) dengan kaki kiri (LF), dimana tangan kanan bermuatan negatif (-) dan tangan kiri bermuatan positif (+) Lead aVL = merekam potensial listrik pada tangan kiri (LA), dimana tangan kiri bermuatan positif (+), tangan kanan dan kaki kiri membentuk elektroda indiferen (potensial nol) Lead aVF = merekam potensial listrik pada kaki kiri (LF), dimana kaki kiri bermuatan positif (+), tangan kiri dan tangan kanan nol. Lead aVR = merekam potensial listrik pada tangan kanan (RA), dimana tangan kanan positif (+), tangan kiri dan kaki kiri nol.Nah, secara elektrofisiologi, arus potensial listrik jantung berasal dari SA node lalu meluncur ke AV node, bundle His, cabang septal dan sampai ke serabut purkinje. Arus itu bermuatan negatif (-). Jika arus itu menuju lead yang bermuatan positif (+), maka di kertas EKG akan muncul gelombang ke atas, (kan tarik-menarik gitu..), kalau arus itu menjauhi lead yang bermuatan (+) tersebut, maka di kertas EKG dia akan muncul sebagai gelombang ke bawah. (Arus menuju dan menjauhi lead itu layaknya bisa di imajinasikan sendiri kali ya, bayangkan saja lokasi leadnya dan arah arus elektrofisiologi jantungnya. Sama halnya jika diibaratkan, lead itu kayak orang yang lagi berdiri memandangi sebuah mobil yang lagi jalan dalam suatu arena balap. Ada orang yang melihat mobil itu dari sudut segini, ada yang dari segitu, jadi ntar penafsiran mereka beda-beda. Jika digabungkan, maka dapatlah mereka menyimpulkan apa yang terjadi dari mobil balap itu.)Itulah mengapa arah gelombang di lead aVR bernilai negatif (gelombangnya terbalik), karena arah arus jantung berlawanan dengan arah lead/ menjauhi lead, sedangkan di lead-lead lainnya bernilai positif (gelombangnya ke atas).Cara menentukan aksis dari kertas EKG itu adalah:1. Lihat hasil di Lead I, perhatikan resultan gelombang di kompleks QRS. (ingat lagi pelajaran vektor di fisika, hehe). Jika resultan gaya Q, R dan S nya positif, (maksudnya jika gelombang R-nya lebih tinggi daripada jumlah Q dan S {bisa dihitung jumlah kotaknya}), maka lead I = positif (+). Jika R-nya lebih rendah daripada jumlah Q dan S, maka lead I = negatif (-). Ini semacam resultan gaya. Bagusnya digambar di buku petak matematika itu agar lebih paham.. He.:D2. Lihat hasil di Lead aVF, perhatikan hal yang sama, apakah lead aVF nya positif atau negatif.3. Jika masih ragu lihat lagi di Lead II (lead II hasilnya lebih bagus karena letak lead II searah dengan arah jantung normal). tentukan apakah lead II nya positif atau negatif.Nah, cara menginterpretasikannya bisa dibuatkan tabel berikut ini:Aksis / LeadNormalLADRAD

I++-

aVF+-+

II+-+

Aksis Normal = ketiga lead tersebut bernilai positif, artinya jantung berada di antara aksis-30 sampai dengan 120 (ada yang menyebutkan sampai 100 saja). LAD (Left Axis Deviation), artinya aksis / arah proyeksi jantungnya bergeser ke kiri, atau di atas 3o. Kalau demikian tentu gak mungkin aVF atau lead II nya positif, pasti negatif kan..:DIni biasa terjadi jika adanya pembesaran ventrikel kiri/ LVH (Left Ventricular Hypertrophy), sehingga arah jantungnya jadi ga normal lagi, agak naik gitu. Misalnya pada pasien-pasien hipertensi kronis dsb. RAD (Right Axis Deviation), artinya aksisnya bergeser ke kanan, atau di atas 120. Kalau ke kanan tentu lead I-nya akan negatif, sedangkan aVF dan II positif. Biasanya ini terjadi jika adanya pembesaran jantung kanan/ RVH (Right Ventricular Hypertrophy).4. Gelombang PGelombang P adalah representasi dari depolarisasi atrium. Gelombang P yang normal: lebar < 0,12 detik (3 kotak kecil ke kanan) tinggi < 0,3 mV (3 kotak kecil ke atas) selalu positif di lead II selalu negatif di aVRYang ditentukan adalah normal atau tidak: Normal Tidak normal: P-pulmonal : tinggi > 0,3 mV, bisa karena hipertrofi atrium kanan. P-mitral: lebar > 0,12 detik dan muncul seperti 2 gelombang berdempet, bisa karena hipertrofi atrium kiri. P-bifasik: muncul gelombang P ke atas dan diikuti gelombang ke bawah, bisa terlihat di lead V1, biasanya berkaitan juga dengan hipertrofi atrium kiri.5. PR IntervalPR interval adalah jarak dari awal gelombang P sampai awal komplek QRS. Normalnya 0,12 0,20 detik (3 5 kotak kecil). Jika memanjang, berarti ada blokade impuls. Misalkan pada pasien aritmia blok AV, dll.Yang ditentukan: normal atau memanjang.6. Kompleks QRSAdalah representasi dari depolarisasi ventrikel. Terdiri dari gelombang Q, R dan S. Normalnya: Lebar = 0.06 0,12 detik (1,5 3 kotak kecil) tinggi tergantung lead.Yang dinilai:- Gelombang Q:adalah defleksi pertama setelah interval PR / gelombang P. Tentukan apakah dia normal atau patologis. Q Patologis antara lain: durasinya > 0,04 (1 kotak kecil) dalamnya > 1/3 tinggi gelombang R.-Variasi Kompleks QRS QS, QR, RS, R saja, rsR, dll. Variasi tertentu biasanya terkait dengan kelainan tertentu.

-Interval QRS,adalah jarak antara awal gelombang Q dengan akhir gelombang S. Normalnya 0,06 0,12 detik (1,5 3 kotak kecil). Tentukan apakah dia normal atau memanjang.7. Tentukan RVH/LVHRumusnya, RVH jika tinggi R / tinggi S di V1 > 1 LVH jika tinggi RV5 + tinggi SV1 > 358. ST SegmenST segmen adalah garis antara akhir kompleks QRS dengan awal gelombang T. Bagian ini merepresentasikan akhir dari depolarisasi hingga awal repolarisasi ventrikel. Yang dinilai: Normal: berada di garis isoelektrik Elevasi (berada di atas garis isoelektrik, menandakan adanya infark miokard) Depresi (berada di bawah garis isoelektrik, menandakan iskemik)9. Gelombang TGelombang T adalah representasi dari repolarisasi ventrikel. Yang dinilai adalah: Normal: positif di semua lead kecuali aVR Inverted: negatif di lead selain aVR (T inverted menandakan adanya iskemik)

Interpretasi EKG 5 Langkah1.Ritme (Irama)Menganailsa ritme gelombang EKG reguler (normal) atau ireguler (abnormal). Ada dua patokan untuk memeriksa ritme yaitu ritme atrium atau ritme ventrikel. Untuk melihat kereguleran atrium fokus kepada gelombang P, lihat apakah jarak dari gelombang P awal ke gelombang P berikunya sama. Dan untuk melihat kereguleran ventrikel fokus ke gelombang R, lihat apakah jarak dari gelombang R awal Kegelombang R berikutnya sama.

Untuk memeriksa gunakan 2 metode: a) Kertas (Paper Method) b) Jangka (Caliper Method)

2.Rate (Kecepatan)Untuk menghitung kecepatan denyut jantung (Heart Rate) bisa menggunakan gelombang P atau gelombang R sebagai patokannya. Gelombang P menggambarkan kecepatan atrium dan gelombang Q menggambarkan kecepatan ventrikel. Ada 2 metode untuk menghitung HR:a) Jika Ritmenya Reguler:

1)Hitung kotak besarHitung jumlah kotak besar antara jarak gelombang Q dengan gelombang Q selanjutnya atau gelombang R dengan gelombang R selanjutnya. Lalu jumlah kotak tersebut menjadi pembagi angka 300.

2)kitung Kotak kecilHitung jumlah kotak kecil antara jarak gelombang Q dengan gelombang Q selanjutnya atau gelombang R dengan gelombang R selanjutnya. Lalu jumlah kotak tersebut menjadi pembagi angka 1500.

3)Countdown MethodeTehnik hitung kotak besar dan kecil dapat dipermudah dan dipercepat dengan metode hitung mundur (Countdown Method), hitung jumlah kotak besar atau kecil antara jarak gelombang Q ke gelombang Q selanjutnya atau jarak antara gelombang R dengan gelombang R selanjutnya. Lalu bayangkan atau ingat jumlahHeart Ratepenting 300, 150, 100, 75, 60, 50 dan jumlah kotaknya. Jadi nanti bisa ketahuan HR hanya dengan menghitung kotak saja. Lihat tabel hitung mundur.

1.

b) Jika ritmenya ireguler:Quick & dirty methode metode hitung kasar

Untuk kasus-kasus gelombang EKG yang ritme (iramanya) ireguler atau pada kondisi extrasystole. Caranya, hitung banyaknya jumlah gelombang P atau R yang munculnya pada strip EKG selama 6 detik. Kemudian banyaknya jumlah gelombang dikalikan angka 10.

3.Gelombang PAnalisis gelombang P untuk mengetahui :1. Apakah gelombang P mengalami defleksi positif (ke atas) atau defleksi negatif (kebawah)?2. Bandingkan apakah bentuknya sama (tetap) atau berbeda ?3. Bagaimana bentuk gelombang P?4. Bagaimana rasioperbandingn antara gelombang P dan komplek QRS?Normalnya, gelombang P mengalami defleksi positif (meluas diatas garis isoelektrik). Memiliki bentuk yang sama (konsisten) di seluruh strip EKG. Bentuk normalnya mem bulat, kalau yang tidak normal bentuknyaNotched, tented, inverted(defleksi negatif)atauflattened(Rata). Rasio perbandingan normal gelombang P dan komplek QRS adalah 1:1, dimana muncul komplek QRS disitu ada gelombang P.

4.PR Interval (PRI)Analisis PRI menggambarkan lama waktu yang dibutuhkan impulse (rangsangan) untuk berjalan melalui AV node (apakah selama perjalanan sang implus mengalami hambatan? ). Caranya dengan menghitung kotak kecil antara awal gelombang P dan awal gelombang R. PR interval normal adalah 0.12-0.20 detik (3-5 kotak kecil).

5.QRS Interval (QRI)Analisis QRS interval menggambarkan lama waktu yang dibutuhkan untuk menerima implus agar terjadi depolarisasi ventrikel. Pada gambaran EKG di Lead II, defleksi negatif gelombang Q kurang dari 0.04 detik dan kurang dari 1/3 ukuran gelombang R. Gelombang R merupakan defleksi positif setelah gelombang P. Dan gelombang S defleksi negatif setelah gelombang R. cara menghitung QRI adalah hitung kotak kecil pada awal gelombang Q hingga awal gelombang S. Normalnya QRI adalah kurang dari 0,12 detik (< 3 kotak kecil).

Kesimpulan:

sumber:Zainul Abidin and Roberth Corner .2008.ECG Interpretation The Self-Assesment Approach second edititon.Blackwell Publishing: USA.

Michelle Lin, MD 1 EKG INTERPRETATION EKG Basics _________________________________________________________________________________________________ Normal EKG Anatomy of the EKG Anterior V1-V6 Inferior II, III, AVF Lateral V4-V6, I, AVL Septal V1-V2 Michelle Lin, MD 2 Lead Placement Axis of Heart Michelle Lin, MD 3 ACUTE MYOCARDIAL INFARCTION ______________________________________________________________________________________ Specific EKG characteristics to look for in ACS: Q waves Lack of R wave progression in precordial leads ST segment depression or elevation T wave abnormalities Evolution of AMI (hyperacute T, ST elevation, Q wave) Michelle Lin, MD 4 CASE #1 * EKG findings: * Diagnosis ? *Answer: Acute Anterior MI Michelle Lin, MD 5 CASE #2a * EKG findings: * Diagnosis? *Answer: Acute Inferior Wall MI *Question: What else would you ask for and why? *Answer: Right-sided EKG leads looking for RV involvement Michelle Lin, MD 6 CASE #2b * EKG findings: * Diagnosis? Right-sided EKG leads *Answer: Right Ventricular Infarction Associated with inferior wall MI Mortality of IWMI = 6% Mortality of IWMI + RV = 31% Very sensitive to preload (and thus nitrates) Give generous IV fluids to maintain BP. EKG: ST elevation in V4R (100% specific) Complications: Hypotension, Complete AV block, RBBB Michelle Lin, MD 7 PEARL: Check right-sided leads when evidence of inferior wall (II, III, F) ischemia! CASE #3 * EKG findings: * Diagnosis? *Answer: Inferior-lateral ischemia Michelle Lin, MD 8 CASE #4 * EKG findings: * Diagnosis? *Answer: Hyperacute anterior MI Michelle Lin, MD 9 CASE #5 * EKG findings: * Diagnosis? Answer: Posterior wall MI Michelle Lin, MD 10 Posterior wall MI * Flip case #5s EKG over and invert it to look for a posterior MI! * You can also obtain posterior leads (V7-V9) which wraps over towards the patients left scapula. * A posterior MI exists if you have ST elevation in any of leads V7-V9. Posterior MI with ST elevation in V9 *Can be isolated or can occur with inferior or lateral MI (R coronary or L circumflex A, respectively) *Suspect when EKG shows: o ST depression > 1 mm in V1-V3 o Tall R in V1 or V2 o Tall, upright T wave in V1 or V2 *EKG Pearl: o Quick evaluation: Flip and invert EKG and look at V1-V3 for ST elevation / T wave inversion o Posterior leads (V7-V9): Wraps towards left scapula. Mirror image of septal leads (V1-V3) Michelle Lin, MD 11 ST ELEVATION ___________________________________________________________________________________________ Differential diagnosis First think cardiac ischemia (ACS) Then consider: Benign early repolarization, pericarditis, BBB, LV aneurysm The majority (85%) of ST elevations on EKGs are not from an acute MI. Typical ST morphology AMI convex or straight ST elevation (frowny face) Benign early repolarization concave ST elevation (smiley face) Pericarditis concave ST elevation (smiley face) and often associated with PR depression BBB concave ST elevation (smiley face) with discordant QRS complex, usually < 5 mm elevation LV aneurysm --> Usually of V1-V2 and is unchanged if compared to prior EKGs. Usually has evidence of prior anterior infarction (poor R wave progression and Q waves) Concave Convex . Michelle Lin, MD 12 . Benign concave ST elevation Worrisome convex ST elevation How good is the correlation between non-concave ST elevation (frowny face convex morphology) and AMI? Sensitivity 77% Specificity 97% PPV 94% (100% in detecting acute coronary syndrome) NPV 88% Brady et al. Electrocardiographic ST-segment Elevation: The Diagnosis of Acute Myocardial Infarction by Morphologic Analysis of the ST Segment. Academic Emergency Medicine. 10/01, 8(10): 961-7. Bottom line: Non-concave ST elevation (frown) strongly suggests ACS. However, a concave (smiley) morphology does not rule it out. Michelle Lin, MD 13 Benign Early Repolarization Concave (smiley), upsloping ST segment (seen in V3) Rarely > 4 mm in height Usually in V1-V4 Often associated with LVH or BBB Michelle Lin, MD 14 ST DEPRESSION _________________________________________________________________________________________ Differential diagnosis First think cardiac ischemia (ACS) Then consider: o Strain pattern from ventricular hypertrophy o Digoxin effect Flat ST depression Upsloping ST depression Downsloping ST depression (with asymmetric TWI) Typical ST Depression Morphology Flat ST: Very specific for cardiac ischemia Upsloping ST: Somewhat specific for cardiac ischemia Downsloping ST (with asymmetric T wave inversion): Suggestive of ventricular hypertrophy with strain. Michelle Lin, MD 15 SUMMARY _________________________________________________________________________________________________ 1. Methodically examine each EKG you order for evidence of ischemia. 2. Dont forget to order the right-sided EKG (for inferior MIs) and posterior EKG (for worrisome V1-V3). 3. The different ST segment morphologies help in differentiating ischemic from non-ischemic processes. Good website to see a wide variety of abnormal EKGs: http://medstat.med.utah.edu/kw/ecg/index.html