melitus dalam pemenuhan kebutuhan aktivitas … eko... · sebanyak 209 penderita. studi kasus ini...

112
i ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. L DENGAN KASUS DIABETES MELITUS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS DI RUANG MELATI RSUD KOTA KENDARI TAHUN 2018 KARYA TULIS ILMIAH Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Politeknik Kesehatan Kendari Jurusan Keperawatan Oleh : EKO FEBRIANTO NIM. P00320015014 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI JURUSAN KEPERAWATAN T.A 2018/2019

Upload: others

Post on 27-Jun-2020

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MELITUS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS … EKO... · sebanyak 209 penderita. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada penderita diabetes melitus dalam

i

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. L DENGAN KASUS DIABETES

MELITUS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS

DI RUANG MELATI RSUD KOTA KENDARI

TAHUN 2018

KARYA TULIS ILMIAH

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan PendidikanDiploma III Politeknik Kesehatan Kendari Jurusan Keperawatan

Oleh :

EKO FEBRIANTONIM. P00320015014

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI

JURUSAN KEPERAWATAN

T.A 2018/2019

Page 2: MELITUS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS … EKO... · sebanyak 209 penderita. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada penderita diabetes melitus dalam

ii

Page 3: MELITUS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS … EKO... · sebanyak 209 penderita. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada penderita diabetes melitus dalam

iii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Eko Febrianto

NIM : P00320015014

Institusi Pendidikan : Politeknik Kesehatan Kendari / Jurusan Keperawatan

Judul KTI : ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. L DENGAN KASUS DIABETES MELITUS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS DI RUANG MELATI RSUD KOTA KENDARI TAHUN 2018

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya tulis

ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan

tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya

sendiri.

Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Karya Tulis Ilmiah ini

adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan

tersebut.

Kendari, 26 Juli 2018

Yang membuat pernyataan,

EKO FEBRIANTO

Page 4: MELITUS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS … EKO... · sebanyak 209 penderita. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada penderita diabetes melitus dalam

iv

RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS

1. Nama Lengkap : Eko Febrianto

2. Tempat/Tanggal Lahir : Buajangka, 13 Juli 1997

3. Jenis Kelamin : Laki-Laki

4. Agama : Islam

5. Suku/Bangsa : Bajo/Indonesia

6. Alamat : Desa Buajangka, Kec. Bungku Selatan,

Kab. Morowali

II. RIWAYAT PENDIDIKAN

1. SDN Buajangka, Tamat Tahun 2009

2. SMPN 1 Bungku Selatan, Tamat Tahun 2012

3. SMAN 1 Bungku Selatan, Tamat Tahun 2015

4. Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Keperawatan Periode 2015-2018

Page 5: MELITUS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS … EKO... · sebanyak 209 penderita. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada penderita diabetes melitus dalam

v

MOTTO

Hidup tak berarti tanpa perjuangan,

Perjuangan akan sia – sia tanpa kebenaran,

Perjuangan dinilai dari pengorbanan,

Pengorbanan ditentukan dari keikhlasan

“Tuntutlah Ilmu! Sesungguhnya menuntut ilmu adalah

pendekatan diri kepada ALLAH SWT dan mengajarkannya

kepada orang lain yang belum mengetahuinya adalah sedekah”

(H.R Ar. Rabbi)

Karya ini kupersembahkan untuk Ayah, Ibu, saudara – saudaraku

tercinta serta teristimewah dihatiku juga keluarga besarku.

Terimalah tetesan keringat dan titisan ilmu meski terangkai sederhana

namun bukti baktiku bagi Agama, Almamater, dan Bangsaku.

Page 6: MELITUS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS … EKO... · sebanyak 209 penderita. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada penderita diabetes melitus dalam

vi

ABSTRAK

Eko Febrianto, Nim : P00320015014 “Asuhan Keperawatan pada Pasien Diabetes Melitus dalam Pemenuhan Kebutuhan Aktivitas di Ruang Melati RSUD Kota Kendari Tahun 2018”. Dibimbing oleh Bapak Sahmad, S.Kep., Ns., M.Kep dan Ibu Nurfantri, S.Kep., Ns., M.Sc. Diabetes melitus adalah penyakit kronis yang terjadi baik saat pankreas tidak menghasilkan cukup insulin atau bila tubuh tidak dapat secara efektif menggunakan insulin yang dihasilkannya. Beberapa tanda dan gejala DM tipe 2 yaitu rasa haus yang meningkat, sering buang air kecil, lapar, lelah, dan penglihatan kabur. Data dari ruang Rekam Medik dan SIRS RSUD Kota Kendari, menunjukkan bahwa jumlah penderita penyakit diabetes melitus tercatat pada tahun 2015 yaitu sebanyak 131 penderita, pada tahun 2016 sebanyak 136 penderita, dan pada tahun 2017 sebanyak 209 penderita. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada penderita diabetes melitus dalam pemenuhan aktivitas dengan latihan ROM (Range Of Motion). Rancangan studi kasus yang digunakan menggunakan studi kasus deskriptif. Subjek pada studi kasus ini yaitu menggunakan satu orang pasien sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusi yang telah ditetapkan. Data diperoleh dengan melakukan pengkajian secara langsung dan wawancara kepada pasien serta dengan dokumen - dokumen yang ada di Rumah Sakit berakaitan dengan data pasien tersebut. Hasil studi kasus diperoleh bahwa dengan adanya latihan ROM (Range Of Motion) selama 4 hari memberikan pengaruh terhadap aktivitas sehari-hari pada pasien diabetes melitus, yang dimana klien mampu beraktivitas secara mandiri dan dapat menggerakkan kakinya. Setelah melakukan Studi Kasus melalui pendekatan proses keperawatan di Ruang Melati RSUD Kota Kendari dari tanggal 6 – 9 Juli 2018 dengan mengacu pada tujuan yang dicapai. Penelti menyarankan, bagi klien agar selalu menjaga keadaannya, bagi Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari diharapkan mampu memberikan pelayanan yang komprehensif, bagi perawat tindakan ROM ini dapat dijadikan salah satu intervensi keperawatan serta dimasukan kedalam discharge planning sebagai tindakan mandiri klien ketika berada dirumah apabila klien susah untuk menggerakkan kakinya dan susah untuk beraktivitas.

Kata Kunci : Diabetes Melitus, ROM, Asuhan Keperawatan, RSUD Kota Kendari Pustaka : 15 (2008-2017)

Page 7: MELITUS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS … EKO... · sebanyak 209 penderita. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada penderita diabetes melitus dalam

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat, rahmat

dan karunia-nya, sehingga saya dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini

dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada Tn. L Dengan Kasus Diabetes Melitus

Dalam Pemenuhan Kebutuhan Aktivitas di Ruang Melati RSUD Kota Kendari”.

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, saya banyak mendapat

bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan

ini saya mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada yang

terhormat :

1. Ibu Askrening, SKM, M.Kes, selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kendari.

2. Bapak Indriono Hadi, S.Kep, Ns, M.Kes, selaku Ketua Jurusan Keperawatan

Politeknik Kesehatan Kendari.

3. Ibu Reni Devianti Usman, M.Kep, Sp.KMB, selaku Sekretaris Jurusan

Keperawatan Politeknik Kesehatan Kendari.

4. Bapak Sahmad, S.Kep, Ns, M.Kep dan Ibu Nurfantri, S.Kep, Ns, MSc, selaku

pembimbing I dan pembimbing II yang telah membimbing saya dengan

sebaik-baiknya demi tercapainya Karya Tulis Ilmiah ini.

5. Bapak Abdul Syukur, S.Kep, Ns, M.M, Ibu Fitri Wijayati, S.Kep, Ns, M.Kep,

dan Ibu Dian Yuniar SR, SKM, M.Kep, selaku dosen penguji I, penguji II, dan

penguji III yang telah membimbing saya dan memberikan masukan-masukan

sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat berjalan dengan sebaik-baiknya.

Page 8: MELITUS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS … EKO... · sebanyak 209 penderita. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada penderita diabetes melitus dalam

viii

6. Semua Dosen dan Staf Program Studi DIII Keperawatan Politeknik Kesehatan

Kendari yang telah membantu dan memberikan bimbingan dengan sabar dan

wawasannya serta ilmu yang bermanfaat kepeda penulis selama kuliah.

7. Kepada Kantor Badan Riset Sulawesi Tenggara yang telah memberikan izin

penelitian kepada penulis.

8. Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari yang telah memberikan

izin penelitian di Ruang Melati.

9. Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari.

10. Kedua orang tuaku, yang selalu menjadi inspirasi dan memberikan bimbingan

semangat untuk menyelesaikan pendidikan.

11. Teman-teman mahasiswa Program studi DIII Keperawatan Politeknik

Kesehatan Kendari dan berbagai pihak yang tidak disebutkan satu persatu,

yang telah memberikan dukungan moral dan spiritual.

Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat dan semoga amal baik

yang telah disumbangkan dari semua pihak selama penyusunan Karya Tulis

Ilmiah ini kiranya mendapat balasan dari Allah SWT, Amin.

Kendari, 26 Juli 2018

Penulis.

Page 9: MELITUS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS … EKO... · sebanyak 209 penderita. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada penderita diabetes melitus dalam

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .............................................................................................i

HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ii

KEASLIAN PENELITIAN ..................................................................................iii

RIWAYAT HIDUP................................................................................................iv

MOTTO ..................................................................................................................v

ABSTRAK ..............................................................................................................vi

KATA PENGANTAR ...........................................................................................vii

DAFTAR ISI .........................................................................................................ix

DAFTAR TABEL .................................................................................................xi

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................xii

DAFTAR LAMPIRAN .........................................................................................xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..........................................................................1

B. Rumusan Masalah .....................................................................6

C. Tujuan Studi Kasus ...................................................................6

D. Manfaat Studi Kasus .................................................................7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori Diabetes Melitus ..............................................8

B. Konsep Dasar Kebutuhan Aktivitas ..........................................20

C. Asuhan Keperawatan Kebutuhan Aktivitas ..............................29

BAB III METODE STUDI KASUS

A. Rancangan Studi Kasus ............................................................36

B. Subyek Studi Kasus ..................................................................36

C. Fokus Studi ................................................................................37

D. Definisi Operasional Fokus Studi .............................................37

E. Lokasi dan Waktu Studi ............................................................39

F. Metode Pengumpulan Data .......................................................39

Page 10: MELITUS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS … EKO... · sebanyak 209 penderita. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada penderita diabetes melitus dalam

x

G. Analisa Data dan Penyajian Data ..............................................42

H. Etika Penelitian .........................................................................42

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Studi Kasus ......................................................................44

B. Pembahasan ..............................................................................65

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ...............................................................................72

B. Saran .........................................................................................73

DAFTAR PUSTAKA.

LAMPIRAN.

Page 11: MELITUS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS … EKO... · sebanyak 209 penderita. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada penderita diabetes melitus dalam

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kadar Glukosa Darah Sewaktu (mg/dl).

Tabel 2.2 Kadar Glukosa Darah Puasa (mg/dl).

Tabel 2.3 Komplikasi Jangka Panjang dari Diabetes Melitus (DM).

Tabel 2.4 Kategori Tingkat Kemampuan Aktivitas.

Tabel 2.5 Rentang Gerak (Range Of Motion-ROM).

Tabel 2.6 Derajat Kekuatan Otot.

Tabel 2.7 Fokus Intervensi Keperawatan.

Tabel 3.1 Skala Target Outcome (Pergerakan Sendi).

Tabel 4.1 Pola Aktivitas dan Latihan.

Tabel 4.2 Hasil Pemeriksaan Laboratorium.

Tabel 4.3 Klasifikasi Data.

Tabel 4.4 Analisa Data.

Tabel 4.5 Intervensi Keperawatan.

Tabel 4.6 Implementasi dan Evaluasi Keperawatan.

Page 12: MELITUS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS … EKO... · sebanyak 209 penderita. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada penderita diabetes melitus dalam

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Melakukan Intervensi ROM Pasif pada Tn. L.

Gambar 1.2 Melakukan Pemeriksaan GDS pada Tn. L.

Page 13: MELITUS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS … EKO... · sebanyak 209 penderita. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada penderita diabetes melitus dalam

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Format Pengkajian Data Keperawatan.

Lampiran 2. Standart Operasional Prosedure (SOP) Range Of Motion (ROM).

Lampiran 3. Surat Permohonan Menjadi Responden.

Lampiran 4. Informed Concent.

Lampiran 5. Surat Pengantar Izin Penelitian.

Lampiran 6. Surat Permohonan Izin Penelitian.

Lampiran 7. Surat Izin Penelitian.

Lampiran 8. Surat Keterangan Penelitian.

Lampiran 9. Surat Keterangan Bebas Pustaka.

Lampiran 10. Surat Keterangan Bebas Administrasi

Lampiran 11. Foto Dokumentasi Penelitian.

Page 14: MELITUS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS … EKO... · sebanyak 209 penderita. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada penderita diabetes melitus dalam

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Diabetes melitus adalah gangguan metabolisme yang ditandai dengan

hiperglikemi yang berhubungan dengan abnormalitas metabolisme

karbohidrat, lemak, dan protein yang disebabkan oleh penurunan sekresi

insulin atau penurunan sensitivitas insulin atau keduanya dan meyebabkan

komplikasi kronis mikrovaskuler, makrovaskuler, dan neuropati (Nanda,

2015). Sedangkan menurut WHO (2017), diabetes melitus adalah penyakit

kronis yang terjadi baik saat pankreas tidak menghasilkan cukup insulin atau

bila tubuh tidak dapat secara efektif menggunakan insulin yang dihasilkannya.

Hormon yang mengatur gula darah adalah insulin. Efek umum diabetes yang

tidak terkontrol dan seiring berjalannya waktu menyebabkan kerusakan serius

pada banyak sistem tubuh, terutama saraf dan pembuluh darah merupakan

Hiperglikemia atau peningkatan kadar gula darah. (WHO, 2017)

Penyakit diabetes melitus tipe 2 yang sering disebut sebagai penyakit

kencing manis. Diabetes melitus ini merupakan penyakit diabetes dengan

jumlah penderita terbanyak di dunia maupun di Indonesia. Terjadinya

diabetes melitus tipe 2 disebabkan oleh tubuh yang tidak mampu menyerap

gula darah yang diakibatkan oleh pankreas sedikit menghasilkan insulin

ataupun tidak dapat menghasilkan insulin sama sekali. Hal ini berdampak

pada gula darah menjadi menumpuk di dalam darah pasien. Pada kondisi

seperti ini tekanan gula darah penderita akan tinggi. (Setiati S, dkk, 2015)

Page 15: MELITUS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS … EKO... · sebanyak 209 penderita. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada penderita diabetes melitus dalam

2

Diabetes melitus sangat rentan terhadap gangguan fungsi yang bisa

menyebabkan kegagalan pada organ mata, ginjal, saraf, jantung dan pembuluh

darah. Gangguan fungsi yang terjadi karena adanya gangguan sekresi insulin

dan gangguan kerja insulin maupun keduanya.

Menurut International Diabetes Federation (IDF) tahun 2015, dalam

metabolisme tubuh hormon insulin bertanggung jawab dalam mengatur

kadar glukosa darah. Hormon ini diproduksi dalam pankreas kemudian

dikeluarkan untuk digunakan sebagai sumber energi. Apabila di dalam tubuh

kekurangan hormon insulin maka dapat menyebabkan hiperglikemi. (IDF,

2015 dalam Lathifah N.L, 2017)

Diabetes Melitus seringkali tidak menyadari adanya luka pada kaki,

sehingga meningkatkan risiko menjadi luka yang lebih dalam (ulkus kaki) dan

perlu melakukan tindakan amputasi. Diperkirakan sekitar 15% penderita

Diabetes Melitus dalam perjalanan penyakitnya akan mengalami komplikasi

Ulkus Diabetik terutama Ulkus Kaki Diabetikum. Sekitar 14-24% diantara

penderita kaki diabetika memerlukan tindakan amputasi. Pemeriksaan kaki

diabetik perlu dilakukan secara menyeluruh, baik sebelum luka muncul

maupun setelah terjadi luka. Diabetisi dianjurkan untuk tidak berjalan tanpa

alas kaki, memakai kaus kaki atau sepatu yang sempit, menghindari bahan

kimia dan benda tajam guna menipiskan penebalan yang terjadi pada telapak

kaki, menggunakan cincin pada jari kaki, memakai sepatu bertumit itnggi dan

sepatu yang ujungnya runcing ke depan, serta jangan merokok. (Husaini, 2007

dalam Fajriah. N.N., dkk, 2013)

Page 16: MELITUS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS … EKO... · sebanyak 209 penderita. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada penderita diabetes melitus dalam

3

Adanya luka gangren dan kelemahan otot-otot pada tungkai bawah

menyebabkan penderita tidak mampu melaksanakan aktivitas sehari-hari

secara maksimal, dan penderita mudah mengalami kelelahan. Dengan

melakukan latihan jasmani yang dilakukan sehari-hari secara teratur (3-4 kali

seminggu selama kurang lebih 30 menit) merupakan salah satu dari 4 pilar

pengelolaan DM tipe 2 (Utama. H, 2009). Risiko ulkus kaki diabetik dapat

dicegah dengan aktivitas fisik atau latihan jasmani. Beberapa manfaat latihan

jasmani adalah menurunkan berat badan dan meperbaiki sensitivitas terhadap

insulin, sehingga memperbaiki kadar glukosa darah. Latihan jasmani

merupakan kegiatan jasmani menurut cara dan aturan tertentu yang bertujuan

untuk meningkatkan efisiensi faal tubuh yang berguna untuk meningkatkan

kebugaran jasmani. Tujuan latihan jasmani pada pasien DM antara lain

meningkatkan penurunan kadar glukosa darah, mencegah obesitas, ikut

berperan dalam mengatasi kemungkinan terjadinya komplikasi aterogenik,

gangguan lemak darah, menormalkan tekanan darah, serta meningkatkan

kemampuan kerja. (Rachmawati, 2010 dalam Lukita Y.I, 2016).

Salah satu bentuk latihan jasmani yang dapat dilakukan oleh pasien DM

adalah latihan ROM (Range Of Motion) aktif kaki. ROM (Range Of Motion)

merupakan salah satu intervensi keperawatan berupa latihan fisik yang dapat

dilakukan oleh pasien maupun keluarga secara mandiri setelah memperoleh

pendidikan kesehatan sebelumnya. Latihan ROM adalah salah satu latihan

jasmani yang cenderung dilakukan pada kasus muskuloskeletal atau kasus

neurologi, seperti stroke (Widyawati, 2010 dalam Lukita Y.I, 2016).

Sedangkan menurut Alimul, H.A. Aziz (2009), Latihan ROM aktif maupun

Page 17: MELITUS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS … EKO... · sebanyak 209 penderita. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada penderita diabetes melitus dalam

4

pasif merupakan tindakan pelatihan untuk mengurangi kekakuan pada sendi

dan kelemahan otot.

Manfaat latihan ROM adalah menurunkan tekanan kaki, meningkatkan

kekuatan otot dan kemampuan fungsional serta meningkatkan rentang gerak

sendi. Keterbatasan rentang gerak sendi merupakan faktor utama penyebab

abnormalitas tekanan plantar kaki dan ikut berperan dalam menimbulkan

ulkus kaki pada pasien DM dengan neuropati diabetik. Exercise therapy

berupa ROM ekstremitas bawah dapat meningkatkan otot dan reflek tendon,

memperbaiki sensasi dan nilai ABI (Ankle Brachial Index), serta mengurangi

keluhan polineuropati diabetik sehingga dapat mencegah komplikasi ulkus kaki

diabetik. Penelitian yang dilakukan Widyawati (2010) menunjukkan adanya

penurunan angka keluhan polineuropati pada pasien DM tipe 2 setelah diberikan

latihan ROM aktif kaki. ROM aktif pada ekstremitas bawah dilakukan sebanyak 2

kali sehari selama 24 hari dalam sebulan. (Widyawati, 2010 dalam Lukita Y.I,

2016)

World Health Organization (WHO) menyatakan, jumlah penderita

diabetes telah meningkat dari 108 juta di tahun 1980 menjadi 422 juta pada

tahun 2014. Prevalensi global diabetes di kalangan orang dewasa di atas 18

tahun telah meningkat dari 4,7% pada tahun 1980 menjadi 8,5% pada tahun

2014. Prevalensi diabetes meningkat lebih cepat di negara-negara

berpenghasilan menengah dan rendah. Pada tahun 2015, diperkirakan 1,6 juta

kematian secara langsung disebabkan oleh diabetes. 2,2 juta kematian lainnya

disebabkan oleh glukosa darah tinggi pada tahun 2012. Hampir setengah dari

semua kematian akibat glukosa darah tinggi terjadi sebelum usia 70 tahun.

Page 18: MELITUS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS … EKO... · sebanyak 209 penderita. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada penderita diabetes melitus dalam

5

WHO memproyeksikan diabetes akan menjadi penyebab kematian ketujuh di

tahun 2030. (WHO, 2017)

Di Indonesia juga penderita penyakit diabetes melitus sangat tinggi.

Menurut data Riskesdas (2013), menunjukkan bahwa terjadi peningkatan

prevalensi DM di Indonesia dari 5,7 % pada tahun 2007 menjadi 6,9 % atau

sekitar 9,1 juta pada tahun 2013. (Kemenkes, 2013)

Prevalensi DM di Provinsi Sulawesi Tenggara dalam beberapa tahun

terakhir DM termasuk dalam 10 penyakit terbesar di Provinsi Sulawesi

Tenggara dengan proporsi kejadian DM tipe 2 lebih banyak dibandingkan

DM tipe 1. Penyakit diabetes melitus mengalami peningkatan dari urutan ke-9

dengan jumlah kasus 2.768 pada tahun 2014, menjadi urutan ke-5 dengan

jumlah kasus 3.206 pada tahun 2015, kemudian pada tahun 2016 menjadi

urutan ke-3 dengan jumlah kasus 2.983. (Profil Dinkes Prov. Sultra, 2016)

Berdasarkan data yang didapatkan di Ruang Rekam Medik dan SIRS

RSUD Kota Kendari, menunjukkan bahwa jumlah penderita penyakit diabetes

melitus tercatat pada tahun 2015 yaitu sebanyak 131 penderita, pada tahun

2016 sebanyak 136 penderita, dan pada tahun 2017 sebanyak 209 penderita.

Dari data tersebut penderita diabetes melitus selalu terjadi peningkatan

kualitas dan Asuhan Keperawatan yang kompeherensif. Berdasarkan latar

belakang diatas maka peneliti tertarik membuat laporan Karya Tulis Ilmiah

yang berjudul “Asuhan Keperawatan pada Pasien Diabetes Melitus dalam

Pemenuhan Kebutuhan Aktivitas di Ruang Melati RSUD Kota Kendari”.

Page 19: MELITUS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS … EKO... · sebanyak 209 penderita. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada penderita diabetes melitus dalam

6

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah

dalam Karya Tulis Ilmiah ini adalah “Bagaimana Asuhan Keperawatan Pada

Pasien Diabetes Melitus Dalam Pemenuhan Kebutuan Aktivitas Di Ruang

Melati RSUD Kota Kendari” ?

C. Tujuan Studi Kasus

1. Tujuan Umum

Menggambarkan asuhan keperawatan pada pasien diabetes melitus dalam

pemenuhan kebutuhan aktivitas dengan melakukan latihan ROM (Range

Of Motion) di ruang melati RSUD kota kendari.

2. Tujuan Khusus

a. Melakukan pengkajian keperawatan pada pasien diabetes melitus

dalam pemenuhan kebutuhan aktivitas.

b. Menegakkan diagnosa keperawatan pada pasien diabetes melitus

dalam pemenuhan kebutuhan aktivitas.

c. Menyusun rencana tindakan keperawatan yang telah diterapkan pada

pasien diabetes melitus dalam pemenuhan kebutuhan aktivitas.

d. Melakukan implementasi tindakan keperawatan pada pasien diabetes

melitus dalam pemenuhan kebutuhan aktivitas.

e. Melakukan evaluasi keperawatan pada pasien diabetes melitus dalam

pemenuhan kebutuhan aktivitas.

Page 20: MELITUS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS … EKO... · sebanyak 209 penderita. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada penderita diabetes melitus dalam

7

D. Manfaat Studi Kasus

Studi kasus ini, diharapkan memberikan manfaat bagi :

1. Bagi Klien / Masyarakat

Dapat menambah wawasan dan meningkatkan pengetahuan tentang

penyakit dengan kasus diabetes mellitus dalam pemenuhan kebutuhan

aktivitas.

2. Bagi Rumah Sakit

Sebagai penambah wawasan dan pedoman bagi tenaga

keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien yang

mengalami penyakit diabetes mellitus dengan pemenuhan kebutuhan

aktivitas.

3. Bagi Peneliti

Sebagai tambahan pengetahuan dan pengalaman bagi peneliti

dalam mengaplikasikan hasil riset keperawatan, khususnya studi kasus

tentang pelaksanaan pemenuhan kebutuhan aktivitas pada pasien diabetes

melitus.

Page 21: MELITUS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS … EKO... · sebanyak 209 penderita. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada penderita diabetes melitus dalam

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori Diabetes Melitus

1. Definisi

Diabetes melitus adalah suatu penyakit kronik yang komplek yang

melibatkan kelainan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak

dan berkembangnya komplikasi makro vaskuler, mikro vaskuler dan

neurologis. (Purwanto. H, 2016)

Diabetes melitus menurut AMERICAN DIABETES

ASSOCIATION (ADA) adalah suatu penyakit metabolik dengan

karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin,

kerja insulin atau kedua duanya. Hiperglikemia kronik pada diabetes

berhubungan dengan kerusakan jangka panjang, disfungsi beberapa organ

tubuh terutama mata, ginjal, saraf, jantung dan pembuluh darah. (Tanto. C,

dkk, 2014)

2. Etiologi

a. DM tipe 1

Diabetes yang tergantung insulin ditandai dengan penghancuran sel-sel

beta pancreas yang disebabkan oleh :

1) Faktor genetik penderita tidak mewarisi diabetes tipe itu sendiri,

tetapi mewarisi suatu predisposisi atau kecendrungan genetik

kearah terjadinya diabetes tipe 1.

2) Faktor imunologi (autoimun).

Page 22: MELITUS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS … EKO... · sebanyak 209 penderita. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada penderita diabetes melitus dalam

9

3) Faktor lingkungan: virus atau toksin tertentu dapat memicu proses

autoimun yang menimbulkan estruksi sel beta.

Destruksi sel beta, pada umumnya menjurus ke defisiensi insulin

absolute.

1) Autoimun

2) Idiopatik

b. DM tipe II

Disebabkan oleh kegagalan relative sel beta dan resistensi insulin.

Faktor resiko yang berhubungan dengan proses terjadinya diabetes tipe

II : usia, obesitas, riwayat dan keluarga.

Hasil pemeriksaan glukosa darah 2 jam pasca pembedahan di bagi

menjadi 3 yaitu:

1) <140 mg/dL = normal

2) 140-<200 mg/dL = toleransi glukosa terganggu

3) >200 mg/DL = diabetes

DM tipe II bervariasi mulai dari yang dominan resistensi insulin

disertai defisiensi insulin relatif sampai efek insulin disertai resistensi

insulin.

c. DM tipe lain

1) Defek genetik fungsi sel beta

2) Defek genetik kerja insulin: resistensi insulin tipe A,

leprechaunisme, sindrom rabson mendenhall

3) Penyakit eksokrin pancreas: pancreatitis. Trauma / pankreatektomi,

neoplasma, fibrosis kistik.

Page 23: MELITUS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS … EKO... · sebanyak 209 penderita. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada penderita diabetes melitus dalam

10

4) Endokrinopati : akromegali, sindrom cushing, feokromositoma

5) Obat atau zat kimia: vacor, pentamidin, asam nikotinat,

glukokortikoid, hormone tiroid, diazoxid, tiazid.

6) Infeksi: rubella congenital

7) Imunologi (jarang) : sindrom stiff-man, anti bodi anti reseptor

insulin

8) Sindrom genetik lain yang berkaitan dengan DM

3. Patofisiologi

Pankreas yang disebut kelenjar ludah perut, adalah kelenjar

penghasil insulin yang terletak di belakang lambung. Di dalamnya terdapat

terdapat kumpulan sel yang berbentuk seperti pulau pada beta, karena itu

disebut pulau pulau langerhans yang berisi sel beta yang mengeluarkan

hormon insulin yang sangat berperan dalam mengatur kadar glukosa

darah.

Insulin yang dikeluarkan oleh sel beta tadi dapat diibaratkan

sebagai anak kunci yang dapat membuka pintu masuknya glukosa

kedalam sel, untuk kemudian di dalam sel glukosa tersebut di

metabolismekan menjadi tenaga. Bila insulin tidak ada, maka glukosa

dalam darah tidak akan masuk kedalam sel dengan akibat kadar glukosa

dalam darah meningkat. Keadaan inilah yang terjadi pada diabetes melitus

tipe.

Pada keadaan diabetes melitus tipe II, jumlah insulin bisa normal,

bahkan lebih banyak, tetapi jumlah reseptor (penangkap) insulin

dipermukaan sel kurang. Reseptor insulin ini diibaratkan sebagai lubang

Page 24: MELITUS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS … EKO... · sebanyak 209 penderita. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada penderita diabetes melitus dalam

11

kunci pintu masuk kedalam sel. Pada keadaan DM tipe II, jumlah lubang

kuncinya kurang, sehingga meskipun anak kuncinya (insulin) banyak,

tetapi karena lubang kuncinya (reseptor) kurang, maka glukosa yang

masuk kedalam sel sedikit, sehingga sel kekurangan bahan bakar (glukosa)

dan kadar glukosa dalam darah meningkat. Dengan demikian keadaan ini

sama dengan keadaan DM tipe I, bedanya adalah pada DM tipe II

disamping kadar glukosa tinggi, kadar insulin juga tinggi atau normal.

Pada DM tipe II juga bisa ditemukan jumlah insulin cukup atau lebih

tetapi kualitas nya kurang baik, sehingga gagal membawa glukosa masuk

kedalam sel.disamping penyebab diatas, DM juga bisa terjadi akibat

gangguan transport gluksa didalam sel sehingga gagal digunakan sebagai

bahan bakar untuk metabolisme energi. (Utama. H, 2009)

4. Manifestasi klinis

a. Poliuria

Kekurangan insulin untuk mengangkut glukosa melalui

membrane dalam sel menyebabkan hiperglikemia sehingga serum

plasma meningkat atau hiperosmolariti menyebabkan cairan intrasel

berdifusi kedalam sirkulasi atau cairan intravaskuler, aliran darah

keginjal meningkat sebagai akibat dari hiperosmolariti dan akibatnya

akan terjadi diuresis osmotic (poliuria).

b. Polidipsia

Akibat meningkatnya difusi cairan dari intrasel kedalam vaskuler

menyebabkan penurunan volume intrasel sehingga efeknya adalah

dehidrasi sel. Akibat dari dehidrasi sel mulut menjadi keringdan sensor

Page 25: MELITUS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS … EKO... · sebanyak 209 penderita. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada penderita diabetes melitus dalam

12

haus teraktivasi menyebabkan seseorang haus terus dan ingin selalu

minum (polidipsia).

c. Poliphagia

Karena glukosa tidak dapat masuk ke sel akibat dari menurunnya

kadar insulin maka produksi energi menurun, penurunan energy akan

menstimulasi rasa lapar. Makareaksi yang terjadi adalah seseorang akan

lebih banyak makan (poliphagia).

d. Penurunan berat badan

Karena glukosa tidak dapat di transport kedalam sel maka sel

kekurangan cairan dan tidak mampu mengadakan metabolisme, akibat

dari itu maka sel akan menciut, sehingga seluruh jaringan terutama otot

mengalami atrofidan penurunan secara otomatis.

e. Malaise atau kelemahan.

f. Kesemutan pada ekstremitas.

g. Infeksi kulit dan pruritus.

h. Timbul gejala ketoasidosis & samnolen bila berat.

(Purwanto. H, 2016)

5. Penatalaksanaan

Tujuannya :

a. Jangka panjang : mencegah komplikasi

b. Jangka pendek : menghilangkan keluhan/gejala DM

Page 26: MELITUS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS … EKO... · sebanyak 209 penderita. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada penderita diabetes melitus dalam

13

Penatalaksanaan DM :

a. Diet

Perhimpunan Diabetes Amerika dan Persatuan Dietetik Amerika

Merekomendasikan = 50 – 60% kalori yang berasal dari :

1) Karbohidrat 60 – 70%

2) Protein 12 – 20 %

3) Lemak 20 – 30 %

b. Latihan

Latihan dengan cara melawan tahanan dapat menambah laju

metablisme istirahat, dapat menurunkan BB, stres dan menyegarkan

tubuh. Latihan menghindari kemungkinan trauma pada

ekstremitas bawah, dan hindari latihan dalam udara yang sangat

panas / dingin, serta pada saat pengendalian metabolik buruk. Gunakan

alas kaki yang tepat dan periksa kaki setiap hari sesudah melakukan

latihan.

c. Pemantauan

Pemantauan kadar Glukosa darah secara mandiri.

d. Terapi (jika diperlukan).

e. Pendidikan

Page 27: MELITUS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS … EKO... · sebanyak 209 penderita. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada penderita diabetes melitus dalam

14

6. Pemeriksaan penunjang

a. Kadar glukosa darah

Tabel 2.1 Kadar Glukosa Darah Sewaktu (mg/dl)

Kadar glukosa darah

sewaktu

DM Belum pasti DM

Plasma vena >200 100-200

Darah kapiler >200 80-100

Sumber : Kapita Selekta Kedokteran FKUI

Tabel 2.2 Kadar Glukosa Darah Puasa (mg/dl)

Kadar glukosa darah

puasa

DM Belum pasti DM

plasma vena >120 110-120

Darah kapiler >110 90-110

Sumber : Kapita Selekta Kedokteran FKUI

b. Kriteria diagnostik who untuk diabetes melitus pada sedikitnya 2 kali

pemeriksaan :

1) Glukosa plasma sewaktu >200 mg/dl(11,1 mmol/L)

2) Glukosa plasma puasa >140 mg/dl(7,8 mmol/L)

3) Glukosa plasma yang diambil dari 2 jam kemudian sesudah

mengkonsumsi 75 gram karbohidrat (2 jam post prandial (pp)>200

mg/dl)

Page 28: MELITUS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS … EKO... · sebanyak 209 penderita. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada penderita diabetes melitus dalam

15

c. Tes laboratorium DM

Jenis tes pada pasien DM dapat berupa tes saring, tes diagnostik, tes

pemantauan terapi dan tes untuk mendeteksi komplikasi.

d. Tes saring

Tes saring pada DM adalah:

1) GDP, GDS

2) Tes glukosa urin:

a) Tes konvensional (metode reduksi/benedict)

b) Tes carik celup (metode glucose oxidase/hexokinase)

e. Tes diagnostik

Tes diagnostik pada DM adalah:GDP, GDS, GD2PP(glukosa darah 2

jam post prandial), glukosa jam ke-2 TTGO

f. Tes monitoring tarapi

Tes-tes monitoring tarapi DM adalah:

1) GDP: plasma vena, darah kapiler

2) GD2PP: plasma vena

3) A1c: darah vena, darah kapiler

g. Tes untuk mendeteksi komplikasi

Tes-tes untuk mendeteksi komplikasi adalah:

1) Mikroalbuminuria : urin

2) Ureum, kreatinin, asam urat

3) Kolestrol total : plasma vena (puasa)

4) Kolestrol LDL : plasma vena (puasa)

5) Kolestrol HDL : plasma vena (puasa)

Page 29: MELITUS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS … EKO... · sebanyak 209 penderita. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada penderita diabetes melitus dalam

16

6) Trigliserida : plasma vena (puasa)

7. Discharge planning

a. Lakukan olahraga secara rutin dan pertahankan berat badan yang ideal

b. Kurangi konsumsi makan yang banyak mengandung gula dan

karbohidrat

c. Jangan mengurangi jadwal makan atau menunda waktu makan karena

hal ini akan menyebabkan fluktuasi (ketidakstabilan) kadar gula darah

d. Pelajari mencegah infeksi: kebersihan kaki, hindari perlukaan

e. Perbanyak mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung serat

seperti sayuran dan sereal

f. Hindari mengkonsumsi makanan tinggi lemak dan yang banyak

mengandung kolestrol LDL, antara lain: daging merah, produk susu,

kuning telur, mentega, saus salad, dan pencuci pencuci mulut berlemak

lainnya

g. Hindari minuman beralkohol dan kurangi konsumsi garam.

8. Komplikasi

Diabetes Mellitus bila tidak ditangani dengan baik akan

menyebabkan komplikasi pada berbagai organ tubuh seperti mata, ginjal,

jantung, pembuluh darah kaki, saraf, dan lain-lain.

Komplikasi jangka lama termasuk penyakit kardiovaskular (risiko

ganda), kegagalan kronis ginjal (penyebab utama dialisis), kerusakan

retina yang dapat menyebabkan kebutaan, serta kerusakan saraf yang

dapat menyebabkan impotensi dan gangren dengan risiko amputasi.

Page 30: MELITUS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS … EKO... · sebanyak 209 penderita. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada penderita diabetes melitus dalam

17

Komplikasi yang lebih serius lebih umum bila kontrol kadar gula darah

buruk.

Tabel 2.3 Komplikasi Jangka Panjang dari Diabetes Melitus (DM)

Organ/jaringan

yg terkena

Yang terjadi Komplikasi

Pembuluh darah 1. Plak aterosklerotik

terbentuk dan

menyumbat arteri

berukuran besar atau

sedang di jantung, otak,

tungkai dan penis.

2. Dinding pembuluh

darah kecil mengalami

kerusakan sehingga

pembuluh tidak dapat

mentransfer oksigen

secara normal dan

mengalami kebocoran

Sirkulasi yg jelek

menyebabkan

penyembuhan luka yg

jelek dan bisa

menyebabkan penyakit

jantung, stroke, gangren

kaki dan tangan, impoten

dan infeksi

Mata Terjadi kerusakan pada

pembuluh darah kecil retina

Gangguan penglihatan

dan pada akhirnya bisa

terjadi kebutaan

Ginjal 1. Penebalan pembuluh

darah ginjal .

2. Protein bocor ke dalam

air kemih .

3. Darah tidak disaring

secara normal

Fungsi ginjal yg buruk

Gagal ginjal

Page 31: MELITUS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS … EKO... · sebanyak 209 penderita. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada penderita diabetes melitus dalam

18

Saraf Kerusakan saraf karena

glukosa tidak dimetabolisir

secara normal dan karena

aliran darah berkurang

1. Kelemahan tungkai

yg terjadi secara tiba-

tiba atau secara

perlahan.

2. Berkurangnya rasa,

kesemutan dan nyeri

di tangan dan kaki.

3. Kerusakan saraf

menahun.

Sistem saraf

otonom

Kerusakan pada saraf yg

mengendalikan tekanan

darah dan saluran

pencernaan

1. Tekanan darah yg

naik-turun

2. Kesulitan menelan

dan perubahan fungsi

pencernaan disertai

serangan diare

Kulit Berkurangnya aliran darah

ke kulit dan hilangnya rasa

yg menyebabkan cedera

berulang

1. Luka, infeksi dalam

(ulkus diabetikum)

2. Penyembuhan luka

yg jelek

Darah Gangguan fungsi sel darah

putih

Mudah terkena infeksi,

terutama infeksi saluran

kemih dan kulit

Jaringan ikat Gluka tidak dimetabolisir

secara normal sehingga

jaringan menebal

Sindroma terowongan

karpal Kontraktur

Dupuytren

Sumber : Kapita Selekta Kedokteran FKUI

Page 32: MELITUS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS … EKO... · sebanyak 209 penderita. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada penderita diabetes melitus dalam

19

9. Pathway Diabetes Melitus

Usia Obesitas Genetik

Defisiensi insulin

Transport glukosa ke selmenurun

Anoreksia glukosa menumpuk dalam darah Pembatasan diet

Hiperglikemia Pemecahan lemak dan protein di hati

Gangguan sirkulasi ke Sel tidak memperoleh jaringan ekstremitas nutrisi

Suplai O2 dan nutrisi Starvasi seluler berkurang

Iskemia Pembongkaran Peningkatan pengurangan protein protein

Ulkus

Penurunan Perbaikan jaringan

Kemampuan fisk terbatas

Aktivitas dibantu sebagian/seluruh

Sumber : http://www.asuhanperawat.com/2013/02/asuhan-keperawatan-klien dengan.html

Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Kerusakan integritas kulit

Peningkatan asam amino dalam sirkulasi

Penurunan masa otot

Kelemahan

Intoleransi aktivitas

Hambatan mobilitas fisik

Page 33: MELITUS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS … EKO... · sebanyak 209 penderita. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada penderita diabetes melitus dalam

20

B. Konsep Kebutuhan Aktivitas

1. Pengertian

Aktivitas adalah suatu energi atau keadaan bergerak dimana

manusia memerlukan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup. Salah satu

tanda kesehatan adalah adanya kemampuan seseorang melakukan aktivitas

seperti berdiri, berjalan dan bekerja. Adapun sistem tubuh yang berperan

dalam kebutuhan aktivitas antara lain: tulang, otot dan tendon, ligamen,

sistem saraf dan sendi.

Aktivitas adalah suatu energi atau keadaan bergerak dimana

manusia memerlukan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup .

Latihan merupakan aktivitas yang dilakukan seseorang untuk

meningkatkan atau memelihara kebugaran tubuh.

2. Sistem Tubuh Yang Berperan dalam Kebutuhan Aktivitas

a. Tulang

Tulang merupakan organ yang memiliki berbagai fungsi, yaitu fungsi

mekanis untuk membentuk rangka dan tempat melekatnya berbagai

otot, fungsi sebagai tempat penyimpanan mineral khususnya kalsium

dan fosfor yang bisa dilepaskan setup saat susuai kebutuhan, fungsi

tempat sumsum tulang dalam membentuk sel darah, dan fungsi

pelindung organ-organ dalam. Terdapat tiga jenis tulang, yaitu tulang

pipih seperti tulang kepala dan pelvis, tulang kuboid seperti tulang

vertebrata dan tulang tarsalia, dan tulang panjang seperti tulang femur

dan tibia. Tulang panjang umumnya berbentuk lebar pada kedua ujung

dan menyempit di tengah. Bagian ujung tulang panjang dilapisi

Page 34: MELITUS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS … EKO... · sebanyak 209 penderita. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada penderita diabetes melitus dalam

21

kartilago dan secara anatomis terdiri dari epifisis, metafisis, dan

diafisis. Epifisis dan metafisis terdapat pada kedua ujung tulang dan

terpisah dan lebih elastic pada masa anak-anak serta akan menyatu

pada masa dewasa.

b. Otot dan Tendon

Otot memiliki kemampuan berkontraksi yang memungkinkan tubuh

bergerak sesuai dengan keinginan. Otot memiliki origo dan insersi

tulang, serta dihubungkan dengan tulang melalui tendon yang

bersangkutan, sehingga diperlukan penyambungan atau jahitan agar

dapat berfungsi kembali.

c. Ligamen

Ligamen merupakan bagian yang menghubungkan tulang dengan

tulang. Ligament bersifat elastic sehingga membantu fleksibilitas sendi

dan mendukung sendi. Ligamen pada lutut merupakan struktur penjaga

stabilitas, oleh karena itu jika terputus akan mengakibatkan

ketidakstabilan.

d. Sistem Saraf

Sistem saraf terdiri atas sistem saraf pusat (otak dan modula spinalis)

dan sistem saraf tepi (percabangan dari sistem saraf pusat). Setiap saraf

memiliki somatic dan otonom. Bagian somatic memiliki fungsi

sensorik dan motorik. Terjadinya kerusakan pada sistem saraf pusat

seperti pada fraktur tulang belakang dapat menyebabkan kelemahan

secara umum, sedangkan kerusakan saraf tepi dapat mengakibatkan

terganggunya daerah yang diinervisi, dan kerusakan pada saraf radial

Page 35: MELITUS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS … EKO... · sebanyak 209 penderita. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada penderita diabetes melitus dalam

22

akan mengakibatkan drop hand atau gangguan sensorik pada daerah

radial tangan.

e. Sendi

Sendi merupakan tempat dua atau lebih ujung tulang bertemu. Sendi

membuat segmentasi dari rangka tubuh dan memungkinkan gerakan

antar segmen dan berbagai derajat pertumbuhan tulang. Terdapat

beberapa jenis sendi, misalnya sendi synovial yang merupakan sendi

kedua ujung tulang berhadapan dilapisi oleh kartilago artikuler, ruang

sendinya tertutup kapsul sendi dan berisi cairan synovial. Selain itu,

terdapat pula sendi bahu, sendi panggul, lutut, dan jenis sendi lain

sepertii sindesmosis, sinkondrosis dan simpisis. (Alimul H. A. Aziz,

2009)

3. Jenis Aktivitas (Mobilitas)

a. Mobilitas penuh, merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak

secara penuh dan bebas sehingga dapat melakukan interaksi sosial dan

menjalankan peran sehari-hari. Aktivitas penuh ini merupakan fungsi

saraf motorik volunteer dan sensorik untuk dapat mengontrol seluruh

area tubuh seseorang.

b. Mobilitas sebagian, merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak

dengan batasan jelas dan tidak mampu bergerak secara bebas karena

dipengaruhi oleh gangguan saraf motorik dan sesnsorik pada area

tubuhnya. Hal ini dapat dijumpai pada kasus cedera atau patah tulang

dengan pemasangan traksi. Pada pasien paraplegi dapat mengalami

aktivitas sebagian pada ekstremitas bawah karena kehilangan kontrol

Page 36: MELITUS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS … EKO... · sebanyak 209 penderita. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada penderita diabetes melitus dalam

23

motorik dan sensorik. Mobilitas sebagian ini dibagi menjadi dua jenis,

yaitu:

1) Mobilitas sebagian temporer, merupakan kemampuan individu

untuk bergerak dengan batasan yang sifatnya sementara. Hal

tersebut dapat disebabkan oleh trauma reversibel pada system

musculoskeletal, contohnya adalah adanya dislokasi sendi dan

tulang.

2) Mobilitas permanen, merupakan kemampuan individu untuk

bergerak dengan batasan yang sifatnya menetap. Hal tersebut

disebabkan oleh rusaknya system saraf yang reversibel, contohnya

terjadinya hemiplegia karena stroke, paraplegi karena cedera

tulang belakang, poliomilitis karena terganggunya system saraf

motorik dan sensorik. (Alimul H. A. Aziz, 2009)

4. Jenis latihan

a. Latihan fleksibilitas seperti regang memperbaiki kisaran gerakan otot

dan sendi.

b. Latihan aerobik seperti berjalan dan berlari berpusat pada penambahan

daya tahan kardiovaskular.

c. Latihan anaerobik seperti angkat besi menambah kekuatan otot jangka

pendek.

Latihan bisa menjadi bagian penting terapi fisik, kehilangan berat

badan atau kemampuan olahraga. Latihan fisik yang sering dan teratur

memperbaiki kinerja sistem kekebalan tubuh, dan membantu mencegah

Page 37: MELITUS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS … EKO... · sebanyak 209 penderita. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada penderita diabetes melitus dalam

24

penyakit kekayaan seperti jantung, penyakit kardiovaskular, diabetes tipe

2 dan obesitas.

5. Faktor yang Mempengaruhi

a. Gaya hidup. Perubahan gaya hidup dapat mempengaruhi kemampuan

aktivitas seseorang karena berdampak pada perilaku kebiasaan sehari-

hari.

b. Proses penyakit / cedera. Proses penyakit dapat mempengaruhi

kemmapuan aktivitas karena dapat mempengaruhi fungsi system

tubuh.

c. Kebudayaan. Kemampuan melakukan aktivitas dapat juga dipengaruhi

kebudayaan, contohnya orang yang memiliki budaya sering berjalan

jauh memiliki kemampuan aktivitas yang kuat, sebaliknya ada orang

yang mengalami gangguan aktivitas (sakit) karena budaya dan adat

dilarang beraktivitas.

d. Tingkat energi. Energi dibutuhkan untuk melakukan aktivitas.

e. Usia dan status perkembangan. Kemampuan atau kematangan fungsi

alat gerak sejalan dengan perkembangan usia. Intolerensi aktivitas/

penurunan kekuatan dan stamina, depresi mood dan cemas. (Alimul H,

A Aziz. 2009)

6. Pelaksanaan Pemenuhan Aktivitas dan Latihan

a. Pengaturan Posisi Tubuh sesuai Kebutuhan Pasien

Pengaturan posisi dalam mengatasi masalah kebutuhan mobilitas,

digunakan untuk meningkatkan kekuatan, ketahanan otot, dan

fleksibilitas sendi. Posisi-posisi tersebut, yaitu :

Page 38: MELITUS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS … EKO... · sebanyak 209 penderita. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada penderita diabetes melitus dalam

25

1) Posisi fowler

2) Posisi sim

3) Posisi trendelenburg

4) Posisi Dorsal Recumbent

5) Posisi lithotomi

b. Ambulasi dini

Cara ini adalah salah satu tindakan yang dapat meningkatkan kekuatan

dan ketahanan otot serta meningkatkan fungsi kardiovaskular.

Tindakan ini bisa dilakukan dengan cara melatih posisi duduk di

tempat tidur, turun dari tempat tidur, bergerak ke kursi roda, dan lain-

lain.

c. Melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri juga dilakukan untuk

melatih kekuatan, ketahanan, kemampuan sendi agar mudah bergerak,

serta meningkatkan fungsi kardiovaskular.

d. Latihan isotonik dan isometrik

Latihan ini juga dapat dilakukan untuk melatih kekuatan dan

ketahanan otot dengan cara mengangkat beban ringan, lalu beban yang

berat. Latihan isotonik (dynamic exercise) dapat dilakukan dengan

rentang gerak (ROM) secara aktif, sedangkan latihan isometrik (static

exercise) dapat dilakukan dengan meningkatkan curah jantung dan

denyut nadi.

Page 39: MELITUS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS … EKO... · sebanyak 209 penderita. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada penderita diabetes melitus dalam

26

e. Latihan ROM Pasif dan Aktif

Latihan ini baik ROM aktif maupun pasif merupakan tindakan

pelatihan untuk mengurangi kekakuan pada sendi dan kelemahan otot.

Latihan-latihan itu, yaitu :

1) Fleksi dan ekstensi pergelangan tangan

2) Fleksi dan ekstensi siku

3) Pronasi dan supinasi lengan bawah

4) Pronasi fleksi bahu

5) Abduksi dan adduksi

6) Rotasi bahu

7) Fleksi dan ekstensi jari-jari

8) Infersi dan efersi kaki

9) Fleksi dan ekstensi pergelangan kaki

10) Fleksi dan ekstensi lutut

11) Rotasi pangkal paha

12) Abduksi dan adduksi pangkal paha

f. Latihan Napas Dalam dan Batuk Efektif

Latihan ini dilakukan untuk meningkatkan fungsi respirasi sebagai

dampak terjadinya imobilitas.

g. Melakukan Postural Drainase

Postural drainase merupakan cara klasik untuk mengeluarkan sekret

dari paru dengan menggunakan gaya berat (gravitasi) dari sekret itu

sendiri. Postural drainase dilakukan untuk mencegah terkumpulnya

sekret dalam saluran napas tetapi juga mempercepat pengeluaran

Page 40: MELITUS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS … EKO... · sebanyak 209 penderita. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada penderita diabetes melitus dalam

27

sekret sehingga tidak terjadi atelektasis, sehingga dapat meningkatkan

fungsi respirasi. Pada penderita dengan produksi sputum yang banyak,

postural drainase lebih efektif bila diikuti dengan perkusi dan vibrasi

dada.

h. Melakukan komunikasi terapeutik

Cara ini dilakukan untuk memperbaiki gangguan psikologis yaitu

dengan cara berbagi perasaan dengan pasien, membantu pasien untuk

mengekspresikan kecemasannya, memberikan dukungan moril, dan

lain-lain.

7. Nilai Aktivitas dan Latihan

Tabel 2.4 Kategori Tingkat Kemampuan Aktivitas

Tingkat Aktivitas/Mobilitas

Kategori

0 Mampu merawat sendiri secara penuh.1 Memerlukan penggunaan alat.2 Memerlukan bantuan atau pengawasan orang

lain.3 Memerlukan bantuan, pengawasan orang lain,

dan peralatan.4 Sangat tergantung dan tidak dapat melakukan

atau berpartisipasi dalam perawatan.

Tabel 2.5 Rentang Gerak (Range Of Motion-ROM)

Gerak SendiDerajat Rentang Normal

Bahu Adduksi: gerakan lengan ke lateral dari posisi sampiong ke atas kepala, telapak tangan menghadap ke posisi yang paling jauh.

180

Siku Fleksi: angkat lengan bawah ke arah depan dan ke arah atas menuju bahu.

150

Pergelangan Fleksi: tekuk jari-jari tangan ke arah 80-90

Page 41: MELITUS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS … EKO... · sebanyak 209 penderita. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada penderita diabetes melitus dalam

28

bagian dalam lengan bawah.Ekstensi: luruskan pergelangan tangan dari posisi fleksi

80-90

Hiperekstensi: tekuk jari-jari tangan ke arah belakang sejauh mungkin

70-90

Abduksi: tekuk pergelangan tangan ke sisi ibu jari ketika telapak tangan menghadap ke atas.

0-20

tangan

Adduksi: tekuk pergelangan tangan ke arah kelingking telapak tangan menghadap ke atas.

30-50

Fleksi: buat kepalan tangan 90Ekstensi: luruskan jari 90Hiperekstensi: tekuk jari-jari tangan ke belakang sejauh mungkin

30

Abduksi: kembangkan jari tangan 20

Tangan dan jari

Adduksi: rapatkan jari-jari tangan dari posisi abduksi

20

Tabel 2.6 Derajat Kekuatan Otot

Skala Persentase Kekuatan Normal (%)

Karakteristik

0 0 Paralisis sempurna1 10 Tidak ada gerakan, kontraksi otot

dapat di palpasi atau dilihat2 25 Gerakan otot penuh melawan

gravitasi dengan topangan3 50 Gerakan yang normal melawan

gravitasi4 75 Gerakan penuh yang normal

melawan gravitasi dan melawan tahanan minimal

5 100 Kekuatan normal, gerakan penuh yang normal melawan gravitasi dan tahanan penuh

Page 42: MELITUS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS … EKO... · sebanyak 209 penderita. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada penderita diabetes melitus dalam

29

C. Asuhan Keperawatan Kebutuhan Aktivitas

1. Pengkajian

Pengkajian pada masalah pemenuhan kebutuhan mobilitas dan

imobilitas adalah sebagai berikut :

a. Riwayat keperawatan sekarang

Pengkajian riwayat pasien saat ini meliputi alasan pasien yang

menyebabkan terjadi keluhan / ganguan dalam mobilitas dan

imobilitas, seperti adanya nyeri kelemahan otot, kelelahan, tingkat

mobilitas dan imobilitas, daerah tergangguanya mobilitas dan

imibilitas dan lama terjadinya imobilitas.

b. Riwayat keperawatan penyakit yang pernah diderita

Pengkajian riwayat penyakit yang berhubungan dengan

pemenuhan kebutuhan mobilitas, misalnya adanya riwayat penyakit

sistem neurologi (kecelakaan cerebrovascular terauma kepala,

peningkatan tekanan intra keranial, miastenia geravis, guillain barre

cedera midula spinalis, dan lain-lain) riwayat penyakit sisitem

kardiovaskular (infark miokard, gagal jantung kongestif), riwayat

penyakit system musculoskeletal (osteoporosis, fraktur, artritis),

riwayat penyakit sitem pernafasan (penyakit paru obstruksi menahun,

peneumonia, dan lain-lain, riwayat pemkaian obat, seperti sedative,

hipnotik depresan system saraf pusat, laksansia, dan lai-lain.

Page 43: MELITUS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS … EKO... · sebanyak 209 penderita. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada penderita diabetes melitus dalam

30

c. Kemampuan fungsi motorik

Pengkajian fungsi motorik antara lain pada tangan dan kaki

baik kanan dan kiri untuk menilai ada atau tidaknya kelemahan,

kekuatan, atau spastis.

d. Kemampuan mobilitas

Pengkajian ini untuk menilai kemampuan gerak ke posisi

miring, duduk, berdiri, bangun, dan berpindah tanpa bantuan.

e. Kemampuan rentang gerak

Pengkajian ini dilakukan pada daerah seperti bahu, siku,

lengan, panggul, dan kaki.

f. Perubahan intoleransi aktivitas

Pengkajian intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan

perubahan pada system pernafasan, antara lain: suara nafas, analisa

gas darah, gerakan dinding thorak, adanya mukus, batuk yang

produktif diikuti panas, dan nyeri saat respirasi. Sedangkan yang

berhubungan dengan perubahan system kardiovaskuler, seperti nadi

dan tekanan darah, gangguan sirkulasi perifer, adanya thrombus, serta

perubahan tanda vital setelah melakukan aktivitas atau perubahan

posisi.

g. Kekuatan otot dan gangguan koordinasi

Kekuatan otot dapat dikaji secara bilateral atau tidak.

h. Perubahan fisiologis

Pengkajian perubahan psikologis yang disebabkan oleh adanya

gangguan mobilitas dan imobilitas, antara lain perubahan perilaku,

Page 44: MELITUS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS … EKO... · sebanyak 209 penderita. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada penderita diabetes melitus dalam

31

peningkatan emosi, perubahan dalam mekanisme koping, dan lain-

lain.

i. Pola Kesehatan

1) Aktivitas / Istirahat

Tanda : Keterbatasan atau kehilangan fungsi pada bagian yang

terkena.

2) Sirkulasi

Tanda : Hipertensi (kadang-kadang terlihat sebagai respon

terhadap nyeri) atau hipotensi (kehilangan darah).

3) Neurosensori

Gejala : Hilang gerakan atau sensasi, spasme otot, dan kesemutan

(parestesis).

Tanda : Deformitas lokal angulasi abnormal, pemendekan, rotasi,

krepitasi (bunyi berderit), spasme otot, terlihat kelemahan / hilang

fungsi. Agitasi (mungkin berhubungan dengan nyeri / ansietas atau

trauma lain).

4) Nyeri atau Kenyamanan

Gejala : Nyeri berat tiba-tiba pada saat cedera (mungkin

terlokalisasi pada area jaringan / kerusakan tulang dapat berkurang

pada imobilisasi), tak ada nyeri akibat kerusakan saraf. Spasme /

kram otot (setelah imobilitasi).

Page 45: MELITUS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS … EKO... · sebanyak 209 penderita. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada penderita diabetes melitus dalam

32

5) Keamanan

Tanda : Laserasi kulit, avulse jaringan, perdarahan, dan perubahan

warm. Pembengkakan lokal (dapat meningkat secara bertahap atau

tiba-tiba). (Alimul H. A. Aziz, 2009)

2. Diagnosa Keperawatan

a. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan adanya luka gangren

diabetik.

3. Intervensi dan Implementasi

Tabel 2.7 Fokus Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Keperawatan

Tujuan dan

Kriteria Hasil

(NOC)

Intervensi (NIC) Rasional

1. Hambatan Mobilitas Fisik

Definisi : Keterbatasan

dalam pergerakan fisik

pada bagian tubuh tertentu

atau pada satu atau lebih

ekstremitas. Suatu kondisi

dimana individu tidak saja

kehilangan kemampuan

bergeraknya secara total,

tetapi juga mengalami

penurunan aktivitas.

Batasan karakteristik :

1. Postur tubuh tidak

stabilselama

melakukan aktifitas

rutin

Setelah

dilakukan

asuhan

keperawatan

….x 24 jam

diharapkan

pasien mampu

dalam

mobilisasi

secara mandiri

dengan kriteria

hasil:

NOC label :

Mobility

Kemampuan

klien

mencapai

Label NIC : Bed

rest-care

1. Tempatkan

pasien pada

tempat tidur

terapeutik

yang sesuai

2. Jaga agar

tempat tidur

tetap bersih,

kering, dan

rapi

3. Pasang side

rail (pembatas

tempat tidur)

1. Memberikan

kenyamanan

pada klien

2. Memberikan

kenyamanan

pada klien

untuk tirah

baring yang

cukup lama

3. Mengurangi

resiko jatuh

pada klien

Page 46: MELITUS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS … EKO... · sebanyak 209 penderita. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada penderita diabetes melitus dalam

33

2. Keterbatasan

kemampuan

melakukan

keterampilan motorik

kasar

3. Keterbatasan

kemampuan

melakukan

ketererampilan

motorik halus

4. Tidak ada koordinasi

gerak atau gerakan

tak ritmis

5. Keterbatasan ROM

6. Sulit berbalik

7. Perubahan gaya

berjalan (missal

menjadi pelan, sulit

memulai langkah,

kaki diseret, goyah

pada posisi lateral)

8. Penurunan waktu

reaksi

9. Gerakan menjadi

napas pendek

10. Usaha yang kuat

untuk perubahan

gerak (peningkatan

perhatatian dalam

aktivitas lain,

mengontrol perilaku,

focus dalam tidak

mampu beraktivitas)

11. Gerak lambat

12. Gerakan

keseimbangan.

Kemampuan

klien

menggerakan

otot.

Kemampuan

klien

menggerakan

sendi.

Kemampuan

klien

berpindah.

4. Ubah posisi

klien

setidaknya

setiap 2 jam

5. Observasi

kondisi kulit

6. Bantu

pemenuhan

ADL

Label NIC :

Exercise Therapy

: Joint Mobility

7. Lakukan

pengkajian

mengenai

keterbatasan

pergerakan

sendi dan

fungsi sendi

klien.

8. Anjurkan klien

untuk

melakukan

latihan Range

of Motion

(ROM) secara

aktif maupun

pasif sesuai

indikasi secara

reguler.

9. Lindungi klien

dari trauma

4. Mencegah

dekubitus

5. Mendeteksi

ada tanda-

tanda infeksi

6. Membantu

klien dalam

beraktivitas

7. Mengetahui

keterbatasan

sendi klien

8. Membantu

pemulihan

sendi klien

9. Mencegah

terjadinya

Page 47: MELITUS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS … EKO... · sebanyak 209 penderita. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada penderita diabetes melitus dalam

34

menyebabkan tremor

Faktor – Faktor yang

Berhubungan

1. Pengobatan

2. Terapi pembatasan

gerak

3. Kurang pengetahuan

mengenai manfaat

pergerakan fisik

4. IMT diatas 75 %

sesuai dengan usia

5. Kerusakan sensori

persepsi

6. Nyeri, tidak nyaman

7. Kerusakan

musculoskeletal dan

neuromuscular

8. Intoleransi aktivitas

9. Depresi mood atau

cemas

10. Kerusakan kognitif

11. Penurunan kekuatan

otot, control, dan

massa

12. Keengganan untuk

memulai gerak

13. Gaya hidup menetap,

tidak fit

14. Malnutrisi umum atau

spesifik

15. Kehilangan integritas

struktur tulang

16. Keterlambatan

perkembangan

17. Kekakuan sendi atau

selama

melakukan

latihan.

10. Kembangkan/

berikan

reinforcement

positif selama

latihan.

Kolaboratif

11. Kolaborasikan

dengan

fisioterapist

dalam

pengembangan

program

latihan bagi

klien, secara

tepat.

komplikasi

lebih lanjut

10. Dapat

memeberikan

motivasi

kepada klien

untuk

berlatih dan

cepat pulih

11. Merencana-

kan

program

pemulihan

klien

Page 48: MELITUS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS … EKO... · sebanyak 209 penderita. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada penderita diabetes melitus dalam

35

kontraktur

18. Keterbatasan daya

tahan kardiovaskuler

19. Berhubungan dengan

metabolisme seluler

20. Keterbatasan

dukungan lingkungan

fisik atau social

21. Kepercayaaan

terhadap budaya

berhubungan dengan

aktivitas yang tepat

disesuaikan dengan

umur

Sumber : Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA (NIC-NOC) revisi jilid 1 (2015) hal. 282

4. Evaluasi

Evaluasi dilakukan setelah melaksanakan implementasi keperwatan.

Indikator keberhasilan dari implementasi adalah tercapinya NOC (Nursing

outcome) sesuai dengan kriteria hasil pada masing-masing diagnosa.

Page 49: MELITUS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS … EKO... · sebanyak 209 penderita. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada penderita diabetes melitus dalam

36

BAB III

METODE STUDI KASUS

A. Rancangan Studi Kasus

Desain yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah studi kasus

dengan mengguanakan metode deskriptif yaitu metode yang dilakukan

dengan tujuan utama untuk membuat gambaran tentang studi keadaan secara

objektif dan menganalisis lebih mendalam tentang asuhan keperawatan pasien

diabetes melitus dalam pemenuhan kebutuhan aktivitas di ruang melati RSUD

Kota Kendari.

B. Subyek Studi Kasus

Studi kasus ini mengambil subyek satu partisipan yaitu partisipan yang

terdiagnosa diabetes melitus murni maupun diabetes melitus dengan

komplikasi yang mengalami masalah gangguan kebutuhan aktivitas. Adapun

kriteria sampel dalam peneltian ini adalah :

1. Kriteria inklusi yaitu karakteristik umum subjek penelitian dari suatu

populasi target yang terjangkau dan akan diteliti (Nursalam, 2015).

Kriteria Inklusi :

a. Klien bersedia menjadi responden.

b. Klien diabetes melitus yang sudah kooperatif dan sudah bisa

berkomunikasi verbal dengan cukup baik

c. Klien diabetes melitus dengan masalah pemenuhan kebutuhan aktivitas

yang berada di Ruang Melati RSUD Kota Kendari Provinsi Sulawesi

Tenggara.

Page 50: MELITUS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS … EKO... · sebanyak 209 penderita. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada penderita diabetes melitus dalam

37

2. Kriteria ekslusi yaitu menghilangkan/mengeluarkan subjek yang

memenuhi kriteria inklusi dari studi karena berbagai sebab (Nursalam,

2015). Kriteria ekslusi : Pasien yang mengalami cacat fisik yang dapat

mengganggu proses studi kasus.

C. Fokus Studi

1. Gangguan kebutuhan aktivitas pada pasien diabetes melitus.

2. Asuhan keperawatan pada pasien diabetes melitus dengan hambatan

mobilitas fisik.

D. Definisi Operasional Fokus Studi

1. Diabetes melitus adalah penyakit yang disebabkan oleh tingginya kadar

gula dalam darah akibat gangguan sekresi insulin.

2. Kebutuhan aktivitas adalah suatu energi atau keadaan bergerak dimana

manusia memerlukan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup.

3. Data pengkajian yang didapatkan dari RSUD Kota Kendari di Ruang

Melati Kamar C.4 pada klien Tn. L dengan hasil, Data Subjektif : Klien

mengatakan sakit pada kaki kirinya dan susah untuk beraktivitas sehari-

hari serta pergerakan klien terbatas. Data Objektif : klien susah

beraktivitas karena sakit pada kaki kiri akibat diabetes melitus dengan

luka ganggren, keadaan umum lemah, klien nampak letih setelah

beraktivitas, klien nampak tidak nyaman setelah beraktivitas, aktivitas

klien nampak dibantu oleh keluarga, pergerakan klien terbatas, pergerakan

sendi kurang Kekuatan otot ekstermitas atas 5/5 (mampu menahan

tahanan penuh) dan untuk ekstemitas kanan bawah skala 3 (mampu

tahanan penuh) dan ekstemitas kiri bawah skala 2 (pergerakan melawan

Page 51: MELITUS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS … EKO... · sebanyak 209 penderita. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada penderita diabetes melitus dalam

38

tahanan, namun kurang dari normal), klien nampak terbaring di tempat

tidur, nampak ada luka gangren diabetik pada kaki sebelah kiri,

karakteristik luka : luka tampak merah muda pada bagian tengah, area

sekitar luka nampak pucat, pus (+) sekitar luka, panjang luka ± 15 cm,

lebar luka ± 10 cm, kedalaman ± 1 cm, luka berbau amis. Glukosa darah

sewaktu adalah 313 mg/dl, Tanda – Tanda Vital : TD : 140/80 mmHg, S :

36OC, N : 82 x/menit, P : 22 x/menit.

4. Hambatan mobilitas fisik adalah keterbatasan dalam pergerakan fisik pada

bagian tubuh tertentu atau pada satu atau lebih ekstremitas. Suatu kondisi dimana

individu tidak saja kehilangan kemampuan bergeraknya secara total, tetapi juga

mengalami penurunan aktivitas.

5. Terapi latihan mobilitas sendi yaitu penggunaan gerakan tubuh baik aktif

maupun pasif untuk meningkatkan atau memelihara kelenturan sendi.

6. Latihan ROM (Range Of Motion) aktif maupun pasif adalah tindakan

pelatihan untuk mengurangi kekakuan pada sendi dan kelemahan otot.

Pada penelitian ini, latihan ROM dilakukan 2 kali dalam sehari dan waktu

7-10 menit setiap latihan. Saat melakukan gerakan ROM kita tidak boleh

memaksa jika pada persendian yang tidak bisa di gerakkan, jadi gerakan

yang diberikan harus sesuai dengan kondisi pasien. Dengan kriteria hasil :

Pergerakan sendi bertambah luas.

Page 52: MELITUS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS … EKO... · sebanyak 209 penderita. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada penderita diabetes melitus dalam

39

Tabel 3.1SKALA TARGET OUTCOME (PERGERAKAN SENDI)

SKALA TARGET OUTCOME

Deviasi berat dari

kisaran normal

Deviasi yang

cukup besar dari

kisaran normal

Deviasi sedang

dari kisaran normal

Deviasi ringan

dari kisaran normal

Tidak ada

deviasi dari

kisaran normal

SKALA OUTCOME KESELURUHAN 1 2 3 4 5

Indikator :- Rahang 1 2 3 4 5- Leher 1 2 3 4 5- Punggung 1 2 3 4 5- Jari kanan 1 2 3 4 5- Jari kiri 1 2 3 4 5- Jempol kanan 1 2 3 4 5- Jempol kiri 1 2 3 4 5- Pergelangan tangan kanan 1 2 3 4 5- Pergelangan tangan kiri 1 2 3 4 5- Siku kanan 1 2 3 4 5- Siku kiri 1 2 3 4 5- Bahu kanan 1 2 3 4 5- Bahu kiri 1 2 3 4 5- Pergelangan kaki kanan 1 2 3 4 5- Pergelangan kaki kiri 1 2 3 4 5- Lutut kanan 1 2 3 4 5- Lutut kiri 1 2 3 4 5- Panggul kanan 1 2 3 4 5- Panggul kiri 1 2 3 4 5

E. Lokasi dan Waktu Studi

Penelitian studi kasus ini dilaksanakan di Ruang Melati Rumah Sakit

Umum Daerah Kota Kendari pada hari Jum’at, tanggal 6 Juli 2018.

F. Metode Pengumpulan Data

Sumber data yang digunakan dalam studi kasus ini adalah data primer

dan data sekunder, data primer diperoleh dengan cara melakukan pengkajian

terhadap responden. Sedangkan data sekunder yang berhubungan dengan

Page 53: MELITUS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS … EKO... · sebanyak 209 penderita. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada penderita diabetes melitus dalam

40

penelitian ini diperoleh dari status pasien dan rekam medik di RSUD Kota

Kendari.

1. Data primer

Data primer adalah data yang secara langsung diambil dari subjek

penelitian oleh perorangan maupun organisasi. Data primer diperoleh dari:

a. Wawancara

Yaitu metode yang digunakan untuk mengumpulkan data

dimana penelitian mendapatkan keterangan atau penelitian secara lisan

dari seseorang responden atau sasaran peneliti atau bercakap-cakap,

berhadapan muka dengan orang tersebut (face to face).

b. Observasi

Observasi adalah suatu prosedur terencana antara lain meliputi:

melihat, mencatat jumlah data, syarat-syarat aktivitas tertentu yang ada

hubungannya dengan masalah yang diteliti.

1) Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan untuk mengetahui keadaan

fisik pasien secara sistematis dengan cara:

a) Inspeksi

Suatu proses observasi yang dilaksanakan secara

sistematis dengan mengguanakan indera penglihatan,

pandangan dan penciuman sebagai suatu alat untuk

mengumpulkan data. Inspeksi dilakukan secara berurutan mulai

dari kepala sampai kaki.

Page 54: MELITUS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS … EKO... · sebanyak 209 penderita. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada penderita diabetes melitus dalam

41

b) Palpasi

Palpasi adalah suatu pemeriksaan seluruh bagian tubuh

yang dapat terabah dengan menggunakan bagian tangan yang

berbeda untuk mendeteksi jaringan, bentuk tubuh, pergerekan

dan konsistensi.

c) Perkusi

Mengetuk permukaan tubuh dengan jari untuk

menghasilkan getaran yang menjalar melalui jaringan tubuh.

Perkusi dilakukan pada daerah abdomen.

d) Auskultasi

Auskultasi adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan

melaui pendengaran, biasanya menggunakan alat stetoskop.

2. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari

objek penelitian. Data sekunder didapat dari:

a. Studi dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang tidak

langsung ditujukan pada objek penelitian, namun melalui dokumen.

b. Studi kepustakaan adalah tehnik pengumpulan data yang diperoleh

atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian dari ilmu

pengetahuan yang sudah ada sebelumnya. Penelitian memanfaatkan

teori-teori yang sudah ada di buku atau hasil penelitian lain untuk

kepentingan penelitian.

Page 55: MELITUS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS … EKO... · sebanyak 209 penderita. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada penderita diabetes melitus dalam

42

G. Analisis Data dan Penyajian Data

Data yang ditemukan saat pengkajian dikelompokkan dan di analisis

berdasarkan data subjektif dan objektif, sehingga dapat dirumuskan diagnosa

keperawatan, kemudian menyusun rencana keperawatan dan melakukan

implementasi serta evaluasi keperawatan dengan cara di narasikan. Analisis

selanjutnya membandingkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan pada

hasil awal dan akhir dengan teori dan penelitian terdahulu. (Nursalam, 2015)

H. Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian, peneliti memandang perlu adanya

rekomendasi pihak institusi atas pihak lain dengan mengajukan permohonan

izin kepada instansi tempat penelitian dalam hal ini RSUD Kota Kendari.

Setelah mendapat persetujuan barulah dilakukan penelitian dengan menekan

masalah etika penelitian yang meliputi:

1. Informent consent (lembar persetujuan menjadi responden)

Informent consent di berikan kepada responden yang akan diteliti

disertai judul penelitian, apabila responden menerima atau menolak, maka

penelti harus mampu menerima keputusan responden.

2. Anonymity (tanpa nama)

Untuk menajaga kerahasiaan, peneliti tidak akan menyebutkan

nama respoden tetapi akan menggantinya menjadi inisial atau kode

responden.

Page 56: MELITUS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS … EKO... · sebanyak 209 penderita. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada penderita diabetes melitus dalam

43

3. Confidentiality (kerahasiaan informasi)

Kerahasiaan informasi responden di jamin oleh peneliti dan hanya

kelompok data tertentu saja yang dilaporkan sebagai hasil penelitian.

4. Beneficience

Penelitian melindungi subjek agar terhindar dari bahaya dan

ketidaknyamanan fisik .

5. Full disclosure

Penelitian memberikan kepada responden untuk membuat

keputusan secara suka rela tentang partisipasinya dalam penelitian ini dan

keputusan tersebut tidak dapat dibuat tanpa memberikan penjelasan

selengkap-lengkapnya.

Page 57: MELITUS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS … EKO... · sebanyak 209 penderita. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada penderita diabetes melitus dalam

44

BAB IV

HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Studi Kasus

1. Pengkajian

Pengkajian pada kasus ini diperoleh melalui observasi langsung,

pemeriksaan fisik, menelaah catatan medik maupun catatan perawat yang

dilakukan pada tanggal 6 Juli 2018 pukul 13:20 WITA dengan No. Rekam

Medis 16-36-23, klien masuk RSUD Kota Kendari tanggal 4 Juli 2018, dari

pengkajian tersebut didapatkan data melalui penjelasan berikut ini :

Nama klien Tn. L, berumur 77 tahun, suku bangsa muna, agama

islam dan sudah menikah. Pekerjaan klien sehari-hari sebagai wiraswasta,

pendidikan terakhir klien SMP. Klien bertempat tinggal di Jl. KH. Agus

Salim No. 8 E Kelurahan Kandai Kota Kendari.

Klien masuk Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari pada

tanggal 04 Juli 2018 dirawat di ruang Melati kamar C.4. Keluhan utama

yaitu klien mengatakan nyeri pada area luka diabetik kaki sebelah kiri, yang

dialami sejak 2 minggu yang lalu, kualitas nyeri seperti tertusuk-tusuk,

gambaran skala nyeri 5 (sedang), waktu terjadinya nyeri tidak menentu,

faktor pencetus nyeri akibat kadar gula klien yang tinggi. Keluhan lain

yaitu klien mengatakan merasa lemas, letih, pusing, klien mengatakan tidak

dapat melakukan aktivitasnya, porsi makan yang di habiskan hanya ½ yang

di habiskan. Pergerakan klien terbatas akibat nyeri dan klien mengatakan

kram pada pergelangan kaki, serta kurang memahami tentang penyakitnya.

Page 58: MELITUS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS … EKO... · sebanyak 209 penderita. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada penderita diabetes melitus dalam

45

Upaya yang telah dilakukan keluarga sebelum dirawat di rumah

sakit yaitu mengompres dengan air hangat pada luka klien, dan memberikan

obat antibiotik (ampicillin), namun upaya yang telah dilakukan ini tidak

menunjukkan adanya perubahan pada luka klien sehingga keluarga

membawa klien ke Rumah Sakit. Klien juga mengatakan bahwa dirinya

pernah dirawat di Rumah Sakit dengan penyakit yang sama yaitu Diabetes

Melitus, berat badan klien sebelum sakit 60 kg.

Genogram :

Keterangan :

= Laki - Laki

= Perempuan

= Laki – Laki meningggal

= Perempuan meninggal

= Garis Perkawian

= Garis Keturunan

= Tinggal Serumah

= Klien

77

Page 59: MELITUS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS … EKO... · sebanyak 209 penderita. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada penderita diabetes melitus dalam

46

Berdasarkan genogram klien ditemukan data bahwa tidak ada

anggota keluarga yang pernah mengalami penyakit seperti yang diderita

oleh klien.

Hasil observasi dan pemeriksaan fisik yaitu keadaan umum (KU)

klien lemah, tingkat kesadaran composmentis, dimana Tekanan Darah (TD)

: 140/80 mmHg, Nadi (N) : 82 x/menit, Suhu (S) : 36°C, Pernafasan (P): 22

x/menit, Berat Badan (BB) saat ini 57 kg dan Tinggi Badan (TB) 163 cm.

Pada pengkajian sistem pernafasan B1 (breathing) didapatkan data

bentuk dada simetris kiri dan kanan, tidak ada deviasi septum hidung, hasil

auskultasi suara nafas bronkil dan tidak ditemukan suara nafas tambahan.

Pengkajian sistem kardiovaskuler B2 (bleeding) yaitu saat dilakukan

palpasi tidak ada nyeri tekan pada daerah dada, peneliti melakukan

auskultasi suara jantung normal, akral teraba dingin, CRT > 3 detik.

Pengkajian sistem persyarafan B3 (brain) nilai Glasgow coma skale

(GCS): 15 keadaan kepala dan wajah simetris, ekspresi wajah tampak

lemah, sclera ikterus, pupil isokor kanan kiri, konjungtiva anemis, kelopak

mata membuka dan menutup, keadaan telinga simetris, leher dan bahu:

mengangkat bahu dan memalingkan kepala. Pendengaran kanan dan kiri

normal, penciuman normal, pengecapan: rasa asin normal, rasa manis

normal, rasa pahit normal. Penglihatan kanan dan kiri agak rabun, perabaan

panas, dingin, tekan normal dan status mental terorientasi.

Pengkajian sistem perkemihan B4 (bledder) produksi urin berwarna

kekuningan dengan bau yang khas (amoniak), frekuensi berkemih 3-5

kali/hari, produksi urine setiap hari ± 1500 cc.

Page 60: MELITUS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS … EKO... · sebanyak 209 penderita. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada penderita diabetes melitus dalam

47

Pengkajian sistem pencernaan B5 (bowel) hasil inspeksi pada mulut

tidak ditemukan adanya tanda-tanda radang, tidak ada halositosis, tidak ada

stomatitis, dan tidak terdapat nyeri tekan pada tenggorokan, rektum normal,

BAB sekali sehari (tidak menentu) dengan konsistensi feses lunak.

Pengkajian sistem muskuloskeletal B6 (Bone) pergerakan sendi

klien tampak terbatas, skala kekuatan otot ekstermitas atas 5/5 (mampu

menahan tahanan penuh) dan untuk ekstemitas kanan bawah skala 3

(mampu tahanan penuh) dan ekstemitas kiri bawah skala 2 (pergerakan

melawan tahanan, namun kurang dari normal). Tonus otot ekstermitas

bagian atas tidak ada masalah, sedangkan pada ekstermitas bawah terdapat

nyeri otot, adanya udema pada daerah betis kaki, akral teraba dingin, turgor

kulit baik, kulit dan badan klien tampak bersih, kepala dan rambut juga

tampak bersih, dan tampak luka gangren pada daerah kaki sebelah kiri

dengan karakteristik luka tampak merah muda pada bagian tengah, sekitar

luka nampak pucat, pus (+), panjang luka ± 15 cm, lebar luka ± 10 cm

dengan kedalaman ± 1 cm menembus lapisan otot, dan luka berbau amis.

Sedangkan pada pola aktivitas klien mengatakan pola makan

sebelum sakit dengan porsi makan 2-3 x/hari dengan porsi dihabiskan, jenis

menu makan nasi, bubur, buah-buahan dan sayur, klien mempunyai

pantangan makanan yang tinggi serat atau yang manis-manis, klien tidak

mempunyai alergi terhadap makanan. Sedangkan pola makan saat sakit

porsi makan klien 1-2 kali/hari, dengan porsi makan tidak di habiskan, jenis

menu makan bubur, dan sayur, klien tidak diperbolehkan makan makanan

yang berkadar gula tinggi.

Page 61: MELITUS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS … EKO... · sebanyak 209 penderita. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada penderita diabetes melitus dalam

48

Untuk pola minum klien sebelum sakit frekuensi klien minum 6-8

gelas/hari dihabiskan, jenis minuman klien air putih dan teh, minuman yang

disukai air putih, minuman yang tidak disukai yaitu minuman beralkohol.

Sedangkan pola minum saat sakit frekuensi minum klien 3-5 gelas/hari

dihabiskan, jenis minuman air putih, dan tidak diperbolehkan minum-

minuman yang manis-manis. Selama dirumah sakit klien mengatakan

mandi hanya 1 kali/hari (tidak menentu).

Pola eliminasi BAK sebelum sakit frekuensi berkemih 4-7 kali/hari,

berwarna kekuningan, dan tidak ada kesulitan dalam berkemih. Sedangkan,

pola eliminasi BAK selama sakit frekuensi berkemih 3-5 kali/hari,

berwarna kekuningan dengan bau amoniak, dan tidak ada kesulitan dalam

berkemih.

Pola eliminasi BAB sebelum sakit frekuensi BAB 2-3 kali/hari,

konsistensi lunak, berwarna kuning, tidak ada masalah dalam BAB.

Sedangkan, pola eliminasi BAB selama sakit frekuensi BAB 1 kali/hari

(tidak menentu), konsistensi lunak, berwarna kuning, tidak ada masalah

dalam BAB.

Pola istirahat dan aktivitas klien sebelum sakit untuk tidur siang dan

tidur malam baik, sedangkan saat sakit, tidur siang dan tidur malam

terganggu (± 3 - 4 jam) karena klien sering terbangun.

Tabel 4.1

Pola Aktivitas dan Latihan

SMRS MRSAKTIVITAS0 1 2 3 4 0 1 2 3 4

Mandi Berpakaian / berdandan

Page 62: MELITUS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS … EKO... · sebanyak 209 penderita. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada penderita diabetes melitus dalam

49

Eliminasi / toileting Mobilitas di tempat tidur Berpindah Berjalan Naik tangga Berbelanja Memasak Pemeliharaan rumah

Keterangan : Skor 0 = Mandiri

1 = Alat bantu2 = Dibantu orang lain3 = Dibantu orang lain dan alat4 = Tergantung / tidak mampu

Pada interaksi sosial, klien sering dijaga oleh anaknya, selama sakit

klien juga sering dibesuk oleh kerabat dan tetangga. Beberapa kali klien

sering mengungkapkan keinginan untuk pulang kerumah, dan sering

bertanya mengenai penyakit yang dialaminya. Klien nampak cemas dan

berharap agar cepat sembuh dari penyakitnya, dan selama dirawat kegiatan

beribadah tidak terlaksana.

Terapi/obat-obatan yang diberikan antara lain IVDF RL 20

tetes/menit, cephaflox 1 gr/IV/12 jam, ranitidine 1 gr/IV/8 jam, keterolac 1

gr/IV/8 jam.

Pada pemeriksaan laboratorium yang dilakukan pada tanggal 4 Juli

2018 dapat dilihat melalui tabel berikut ini :

Tabel 4.2

Hasil Pemeriksaan Laboratorium

Kimia Darah

Hasil Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan

Glukosa Sewaktu 313 < 200 mg/dl

Page 63: MELITUS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS … EKO... · sebanyak 209 penderita. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada penderita diabetes melitus dalam

50

2. Diagnosa Keperawatan

a. Klasifikasi Data

Nama pasien : Tn. L

Umur : 77 Tahun

No. RM : 16-36-23

Tabel 4.3 Klasifikasi Data

No Data Masalah

1. DS :

- Klien mengatakan sering

mengeluh sakit pada kaki

kirinya.

- Klien mengatakan tidak bisa

melakukan aktivitas sehari-

hari.

- Klien mengatakan merasa

lemah dan letih setelah

beraktivitas.

- Klien mengatakan kram pada

pergelangan kaki.

DO :

- KU : Lemah

- Klien nampak letih setelah

beraktivitas

- Klien nampak tidak nyaman

setelah beraktivitas

- Aktivitas klien nampak dibantu

oleh keluarga

- Pergerakan klien terbatas

- Pergerakan sendi kurang

Hambatan Mobilitas

Fisik

Page 64: MELITUS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS … EKO... · sebanyak 209 penderita. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada penderita diabetes melitus dalam

51

- Kekuatan otot :

5 5

3 2

- Klien nampak terbaring di

tempat tidur

- Tampak ada luka gangren

diabetik pada kaki sebelah kiri

- Karakteristik luka :

Luka tampak merah muda

pada bagian tengah

Area sekitar luka nampak

pucat

Pus (+) sekitar luka

Panjang luka ± 15 cm

Lebar luka ± 10 cm

Kedalaman ± 1 cm

Luka berbau amis.

- Glukosa darah sewaktu adalah

313 mg/dl

- Tanda – Tanda Vital :

TD : 140/80 mmHg

S : 36OC

N : 82 x/menit

P : 22 x/menit

Page 65: MELITUS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS … EKO... · sebanyak 209 penderita. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada penderita diabetes melitus dalam

52

b. Analisa Data

Nama pasien : Tn. L

Umur : 77 Tahun

No. RM : 16-36-23

Tabel 4.4 Analisa Data

Symptom Etiologi ProblemDS :

- Klien mengatakan

sering mengeluh sakit

pada kaki kirinya.

- Klien mengatakan

tidak bisa melakukan

aktivitas sehari-hari.

- Klien mengatakan

merasa lemah dan letih

setelah beraktivitas.

- Klien mengatakan

kram pada pergelangan

kaki.

DO :

- KU : Lemah

- Klien nampak letih

setelah beraktivitas

- Klien nampak tidak

nyaman setelah

beraktivitas

- Aktivitas klien nampak

dibantu oleh keluarga

- Pergerakan klien

terbatas

Reseptor insulin dalam sel berkurang

Peningkatan glukosa

darah

Sirkulasi darah ke sel lambat dalam tubuh di

jaringan perifer

Gangren diabetik

Hambatan mobilitas fisik

Hambatan

Mobilitas

Fisik

Page 66: MELITUS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS … EKO... · sebanyak 209 penderita. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada penderita diabetes melitus dalam

53

- Pergerakan sendi

kurang

- Kekuatan otot :

5 5

3 2

- Klien nampak

terbaring di tempat

tidur

- Tampak ada luka

gangren diabetik pada

kaki sebelah kiri

- Karakteristik luka :

Luka tampak merah

muda pada bagian

tengah

Area sekitar luka

nampak pucat

Pus (+) sekitar luka

Panjang luka ± 15 cm

Lebar luka ± 10 cm

Kedalaman ± 1 cm

Luka berbau amis.

- Glukosa darah sewaktu

adalah 313 mg/dl

- Tanda – Tanda Vital :

TD : 140/80 mmHg

S : 36OC

N : 82 x/menit

P : 22 x/menit

Page 67: MELITUS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS … EKO... · sebanyak 209 penderita. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada penderita diabetes melitus dalam

54

c. Intervensi Keperawatan

Nama pasien : Tn. L

Umur : 77 Tahun

No. RM : 16-36-23

Tabel 4.5 Intervensi Keperawatan

NoDiagnosa

Keperawatan

Tujuan dan

Kriteria Hasil

(NOC)

Intervensi (NIC) Rasional

1. Hambatan

mobilitas

fisik b.d

adanya luka

gangren

diabetik

Setelah dilakukan

asuhan

keperawatan

selama 4 x 24

jam, diharapkan

pasien mampu

dalam mobilisasi

secara mandiri

dengan kriteria

hasil :

Pergerakan sendi

bertambah luas.

Kemampuan

klien

menggerakan

sendi.

Pasien dapat

melaksanakan

aktivitas sesuai

dengan

kemampuan

(duduk, berdiri,

berjalan, dan

berpindah).

1. Tentukan

batasan

pergerakan

sendi dan

efeknya

terhadap fungsi

sendi.

2. Dukung latihan

ROM aktif,

sesuai jadwal

yang teratur dan

terencana.

3. Lakukan ROM

pasif atau ROM

dengan bantuan,

sesuai indikasi.

4. Instruksikan

pasien/keluarga

cara melakukan

latihan ROM

pasif, ROM

dengan bantuan

atau ROM aktif.

12. Mengetahui

keterbatasan sendi

klien.

13. Mendukung klien

dalam

beraktivitas.

14. Membantu

pemulihan sendi

klien

15. Pasien akan

terbantu dalam

pemenuhan

kebutuhan selama

belum bisa

melakukan secara

mandiri.

Page 68: MELITUS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS … EKO... · sebanyak 209 penderita. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada penderita diabetes melitus dalam

55

d. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan

Nama pasien : Tn. L

Umur : 77 Tahun

No. RM : 16-36-23

Tabel 4.6 Implementasi dan Evaluasi Keperawatan

NoHari/Tanggal

& JamImplementasi Evaluasi Paraf

1. Jum’at,

6 Juli 2018

13:20

13:40

1. Menentukan batasan

pergerakan sendi dan

efeknya terhadap

fungsi sendi

Hasil :

Pergerakan sendi

klien terbatas dan

sulit untuk

menggerakkan kaki

kirinya karena luka

gangren.

2. Mendukung latihan

ROM aktif, sesuai

jadwal yang teratur

dan terencana

Hasil :

ROM aktif yang bisa

dilakukan klien

sesuai jadwal :

- Rahang (5)

- Punggung (5)

- Jari kanan dan kiri

(5)

- Jempol kanan dan

S :

- Klien mengatakan

nyeri pada kaki

kirinya karena

luka gangren.

- Klien mengatakan

belum mampu

beraktivitas.

O :

- KU. Lemah

- Klien nampak

letih setelah

beraktivitas

- Klien nampak

tidak nyaman

setelah

beraktivitas

- Aktivitas klien

nampak dibantu

oleh keluarga

- Pergerakan klien

terbatas

- Pergerakan sendi

Eko Febrianto

Page 69: MELITUS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS … EKO... · sebanyak 209 penderita. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada penderita diabetes melitus dalam

56

13:50

kiri (5)

- Pergelangan tangan

kanan dan kiri (5)

- Siku kanan dan kiri

(5)

- Bahu kanan dan

kiri (5)

3. Melakukan ROM

pasif atau ROM

dengan bantuan,

sesuai indikasi

Hasil :

- Leher (4 = deviasi

ringan dari kisaran

normal).

- Jari kanan dan kiri

(5 = tidak ada

deviasi dari kisaran

normal).

- Pergelangan tangan

dan kiri (5 = tidak

ada deviasi dari

kisaran normal).

- Siku (5 = tidak ada

deviasi dari kisaran

normal).

- Bahu (5 = tidak ada

deviasi dari kisaran

normal).

- Pergelangan kaki

kanan (3 = deviasi

sedang dari kisaran

normal).

- Pergelangan kaki

kurang

- Klien nampak

terbaring di

tempat tidur

- Tampak ada luka

gangren pada

kaki kiri klien

- GDS : 313 mg/dl

- TTV :TD : 140/80 mmHg

S : 36OC

N : 82 x/menit

P : 22 x/menit

A : Masalah belum

teratasi.

P : Intervensi

dilanjutkan.

Page 70: MELITUS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS … EKO... · sebanyak 209 penderita. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada penderita diabetes melitus dalam

57

14:20

kiri (2 = deviasi

yang cukup besar

dari kisaran

normal).

- Lutut kanan (3 =

deviasi sedang dari

kisaran normal).

- Lutut kiri (2 =

deviasi yang cukup

besar dari kisaran

normal).

- Panggul kanan dan

kiri (4 = deviasi

ringan dari kisaran

normal).

4. Menginstruksikan

pasien/keluarga cara

melakukan latihan

ROM pasif, ROM

dengan bantuan atau

ROM aktif

Hasil :

Keluarga / anak klien

belum mengerti cara

melakukan ROM

pasif dan aktif.

2. Sabtu,

7 Juli 2018

09:00

1. Menentukan batasan

pergerakan sendi dan

efeknya terhadap

fungsi sendi

Hasil :

Pergerakan sendi

klien masih terbatas

dan sulit untuk

S :

- Klien mengatakan

nyeri pada kaki

kirinya karena

luka gangren.

- Klien mengatakan

belum mampu

Eko Febrianto

Page 71: MELITUS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS … EKO... · sebanyak 209 penderita. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada penderita diabetes melitus dalam

58

09:20

09:30

menggerakkan kaki

kirinya karena luka

gangren.

2. Mendukung latihan

ROM aktif, sesuai

jadwal yang teratur

dan terencana

Hasil :

- Rahang (5)

- Punggung (5)

- Jari kanan dan kiri

(5)

- Jempol kanan dan

kiri (5)

- Pergelangan tangan

kanan dan kiri (5)

- Siku kanan dan kiri

(5)

- Bahu kanan dan

kiri (5)

3. Melakukan ROM

pasif atau ROM

dengan bantuan,

sesuai indikasi

Hasil :

- Leher (4 = deviasi

ringan dari kisaran

normal).

- Jari kanan dan kiri

(5 = tidak ada

deviasi dari kisaran

normal).

- Pergelangan tangan

beraktivitas.

O :

- KU. Lemah

- Klien nampak

letih setelah

beraktivitas

- Klien nampak

tidak nyaman

setelah

beraktivitas

- Aktivitas klien

nampak dibantu

oleh keluarga

- Pergerakan klien

terbatas

- Pergerakan sendi

kurang

- Klien nampak

terbaring di

tempat tidur

- Tampak ada luka

gangren pada

kaki kiri klien

- GDS : 317 mg/dl

- TTV :TD : 150/90 mmHg

S : 36,5OC

N : 94 x/menit

P : 20 x/menit

A : Masalah belum

teratasi.

Page 72: MELITUS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS … EKO... · sebanyak 209 penderita. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada penderita diabetes melitus dalam

59

dan kiri (5 = tidak

ada deviasi dari

kisaran normal).

- Siku (5 = tidak ada

deviasi dari kisaran

normal).

- Bahu (5 = tidak ada

deviasi dari kisaran

normal).

- Pergelangan kaki

kanan (3 = deviasi

sedang dari kisaran

normal).

- Pergelangan kaki

kiri (2 = deviasi

yang cukup besar

dari kisaran

normal).

- Lutut kanan (3 =

deviasi sedang dari

kisaran normal).

- Lutut kiri (2 =

deviasi yang cukup

besar dari kisaran

normal).

- Panggul kanan dan

kiri (4 = deviasi

ringan dari kisaran

normal).

4. Menginstruksikan

pasien/keluarga cara

melakukan latihan

ROM pasif, ROM

dengan bantuan atau

ROM aktif

P : Intervensi

dilanjutkan.

Page 73: MELITUS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS … EKO... · sebanyak 209 penderita. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada penderita diabetes melitus dalam

60

10:00 Hasil :

Keluarga / anak klien

mampu mengerti

cara melakukan

ROM pasif dan aktif,

seperti leher, jari

tangan, pergelangan

tangan, siku,

pergelangan kaki,

dan lutut.

3. Minggu,

8 Juli 2018

10:30

10:50

1. Menentukan batasan

pergerakan sendi dan

efeknya terhadap

fungsi sendi

Hasil :

Pergerakan sendi

klien mulai

meningkat dan

mampu demi sedikit

untuk menggerakkan

kaki kirinya yang

terdapat luka

gangren.

2. Mendukung latihan

ROM aktif, sesuai

jadwal yang teratur

dan terencana

Hasil :

- Rahang (5)

- Leher (5)

- Punggung (5)

- Jari kanan dan kiri

(5)

S :

- Klien mengatakan

nyeri pada kaki

kirinya karena

luka gangren.

- Klien mengatakan

mampu

beraktivitas

sedikit, tetapi

masih di bantu

oleh keluarga.

O :

- KU. Sedang

- Aktivitas klien

nampak dibantu

oleh keluarga

- Pergerakan klien

terbatas

- Pergerakan sendi

mulai meningkat

- Tampak ada luka

gangren pada

Eko Febrianto

Page 74: MELITUS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS … EKO... · sebanyak 209 penderita. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada penderita diabetes melitus dalam

61

11:00

- Jempol kanan dan

kiri (5)

- Pergelangan tangan

kanan dan kiri (5)

- Siku kanan dan kiri

(5)

- Bahu kanan dan

kiri (5)

- Pergelangan kaki

kanan (4)

- Lutut kanan (4)

3. Melakukan ROM

pasif atau ROM

dengan bantuan,

sesuai indikasi

Hasil :

- Leher (5 = tidak

ada deviasi dari

kisaran normal).

- Jari kanan dan kiri

(5 = tidak ada

deviasi dari kisaran

normal).

- Pergelangan tangan

dan kiri (5 = tidak

ada deviasi dari

kisaran normal).

- Siku (5 = tidak ada

deviasi dari kisaran

normal).

- Bahu (5 = tidak ada

deviasi dari kisaran

normal).

- Pergelangan kaki

kaki kiri klien

- GDS : 278 mg/dl

- TTV :TD : 140/90 mmHg

S : 36OC

N : 70 x/menit

P : 18 x/menit

A : Masalah belum

teratasi.

P : Intervensi

dilanjutkan.

Page 75: MELITUS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS … EKO... · sebanyak 209 penderita. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada penderita diabetes melitus dalam

62

11:30

kanan (4 = deviasi

ringan dari kisaran

normal).

- Pergelangan kaki

kiri (2 = deviasi

yang cukup besar

dari kisaran

normal).

- Lutut kanan (4 =

deviasi ringan dari

kisaran normal).

- Lutut kiri (2 =

deviasi yang cukup

besar dari kisaran

normal).

- Panggul kanan dan

kiri (4 = deviasi

ringan dari kisaran

normal).

4. Menginstruksikan

pasien/keluarga cara

melakukan latihan

ROM pasif, ROM

dengan bantuan atau

ROM aktif

Hasil :

Keluarga / anak klien

mampu mengerti

cara melakukan

ROM pasif dan aktif,

seperti leher, jari

tangan, jempol,

pergelangan tangan,

siku, pergelangan

Page 76: MELITUS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS … EKO... · sebanyak 209 penderita. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada penderita diabetes melitus dalam

63

kaki, dan lutut.

4. Senin,

9 Juli 2018

08:00

08:15

1. Menentukan batasan

pergerakan sendi dan

efeknya terhadap

fungsi sendi

Hasil :

Klien mampu

melakuakan

pergerakkan sendi

dengan mandiri.

2. Mendukung latihan

ROM aktif, sesuai

jadwal yang teratur

dan terencana

Hasil :

- Rahang (5)

- Leher (5)

- Punggung (5)

- Jari kanan dan kiri

(5)

- Jempol kanan dan

kiri (5)

- Pergelangan tangan

kanan dan kiri (5)

- Siku kanan dan kiri

(5)

- Bahu kanan dan

kiri (5)

- Pergelangan kaki

kanan (4)

- Lutut kanan (4)

- Panggul kanan dan

kiri (4)

S :

- Klien mengatakan

nyeri pada kaki

kirinya berkurang.

- Klien mengatakan

mampu

melakukan

aktivitas dengan

sendirinya.

O :

- KU. Baik

- Klien nampak

rileks

- Nampak

aktivitas klien

meningkat

- Pergerakan sendi

nampak

meningkat

- Tampak ada luka

gangren pada

kaki kiri klien

- TTV :TD : 160/90 mmHg

S : 36,2OC

N : 88 x/menit

P : 20 x/menit

A : Masalah teratasi.

P : Intervensi

Eko Febrianto

Page 77: MELITUS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS … EKO... · sebanyak 209 penderita. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada penderita diabetes melitus dalam

64

08:30

3. Melakukan ROM

pasif atau ROM

dengan bantuan,

sesuai indikasi

Hasil :

- Leher (5 = tidak

ada deviasi dari

kisaran normal).

- Jari kanan dan kiri

(5 = tidak ada

deviasi dari kisaran

normal).

- Pergelangan tangan

dan kiri (5 = tidak

ada deviasi dari

kisaran normal).

- Siku (5 = tidak ada

deviasi dari kisaran

normal).

- Bahu (5 = tidak ada

deviasi dari kisaran

normal).

- Pergelangan kaki

kanan (5 = tidak

ada deviasi dari

kisaran normal).

- Pergelangan kaki

kiri (3 = deviasi

sedang dari kisaran

normal).

- Lutut kanan (4 =

deviasi ringan dari

kisaran normal).

- Lutut kiri (3 =

deviasi sedang dari

dihentikan (pasien

pulang).

Page 78: MELITUS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS … EKO... · sebanyak 209 penderita. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada penderita diabetes melitus dalam

65

09:00

kisaran normal).

- Panggul kanan dan

kiri (5 = tidak ada

deviasi dari kisaran

normal).

4. Menginstruksikan

pasien/keluarga cara

melakukan latihan

ROM pasif, ROM

dengan bantuan atau

ROM aktif

Hasil :

Keluarga / anak klien

mampu mengerti

cara melakukan

ROM pasif dan aktif,

seperti rahang, leher,

jari tangan, jempol,

pergelangan tangan,

siku, pergelangan

kaki, lutut, dan

panggul.

B. Pembahasan

Berdasarkan tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini dan hasil studi

kasus yang penulis lakukan dari tanggal 6-9 Juli 2018, maka pada bagian ini

penulis akan membahas tentang perbandingan antara teori dan praktek atau

kasus yang ditemukan selama melaksanakan asuhan keperawatan pada klien

Tn. L, berumur 77 tahun dengan diabetes melitus dengan luka gangren dalam

Page 79: MELITUS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS … EKO... · sebanyak 209 penderita. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada penderita diabetes melitus dalam

66

pemenuhan kebutuhan aktivitas di ruang melati kamar C.4 Rumah Sakit

Umum Daerah Kota Kendari yang akan dibahas berdasarkan tahapan proses

keperawatan yaitu tahap pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan,

pelaksanaan, dan evaluasi.

Tahap pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan.

Pengkajian dilakukan dengan pendekatan sistematis untuk mendapatkan data

klien baik data subjektif maupun objektif. Tekhnik pengumpulan data yang

digunakan adalah wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, studi

dokumentasi, dan studi kepustakaan. Selain tahap ini, penulis tidak

mendapatkan hambatan yang cukup berarti karena klien cukup kooperatif dan

dapat diajak kerjasama dalam melaksanakan asuhan keperawatan. Menurut

teori pada tahap pengkajian pasien diabetes mellitus pada luka gangren,

keluhan utama ialah adanya rasa kesemutan pada kaki/tungkai bawah, rasa

raba yang menurun, adanya luka yang tidak sembuh – sembuh dan berbau,

adanya nyeri pada luka. lidah sering terasa tebal, ludah menjadi lebih kental,

gigi mudah goyah, gusi mudah bengak dan berdarah, apakah penglihatan

kabur/ganda, diplopia, lensa mata keruh, turgor kulit menurun, adanya luka

atau warna kehitaman bekas luka, kelembaban dan suhu kulit di sekitar ulkus

dan gangren, kemerahan pada kulit sekitar luka, tekstur rambut dan kuku,

Perfusi jaringan menurun, nadi perifer lemah dan berkurang,

takikardi/bradikardi, hipertensi/hipotensi, aritmia, kardiomegalis, terdapat

polifagi, polidipsi, mual, muntah, diare, konstipasi, dehidrasi, perubahan berat

badan, peningkatan lingkar abdomen, obesitas, poliuri, retensi urine,

inkontinensia urine, rasa panas atau sakit saat berkemih, Penyebaran lemak,

Page 80: MELITUS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS … EKO... · sebanyak 209 penderita. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada penderita diabetes melitus dalam

67

penyebaran masa otot, perubahan tinggi badan, cepat lelah, lemah dan nyeri,

adanya gangren di ekstermitas serta terjadi penurunan sensoris, parathesia,

anastesia, letargi, mengantuk, refleks lambat, kacau mental, disorientasi. Data

yang ada pada teori tetapi tidak ada pada studi kasus, begitupun pada data

yang ada pada studi kasus tetapi tidak ada dalam teori adalah adanya rasa

kesemutan pada kaki/tungkai bawah, rasa raba yang menurun, obesitas, refleks

lambat, kacau, diaforesis, gelisah. Sedangkan, semua data yang ada pada kasus

terdapat pada teori. Adanya kesenjangan ini disebabkan karena setiap manusia

dalam memberikan respon baik bio, psiko, social dan spiritual terhadap

stimulus berbeda-beda sehingga gejala dan karakteristik yang didapatkan

berbeda pula serta kemungkinan data-data yang ada dalam kasus masih

merupakan gejala awal dari penyakit sehingga data-data yang ada pada teori

tidak semua terdapat di studi kasus.

Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis tentang respon

individu, keluarga atau komunitas terhadap masalah kesehatan atau proses

kehidupan yang aktual dan potensial. Diagnosa keperawatan memberikan

dasar pemilihan intervensi keperawatan untuk mencapai hasil yang menjadi

tanggung gugat perawat. Berdasarkan pengkajian dan analisa data pada kasus

yang dilakukan pada Tn. L diagnosa yang diangkat penulis yaitu hambatan

mobilitas fisik.

Hambatan mobilitas fisik adalah keterbatasan dalam pergerakan fisik

pada bagian tubuh tertentu atau pada satu atau lebih ekstremitas. Suatu kondisi

dimana individu tidak saja kehilangan kemampuan bergeraknya secara total,

tetapi juga mengalami penurunan aktivitas. Dalam kasus, diagnosa ditegakkan

Page 81: MELITUS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS … EKO... · sebanyak 209 penderita. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada penderita diabetes melitus dalam

68

oleh penulis karena pada saat pengkajian ditemukan data klien mengatakan

sakit pada kaki kirinya dan susah untuk beraktivitas sehari-hari serta

pergerakan klien terbatas, setelah pengkajian RSUD Kota Kendari didapatkan

hasil : klien susah beraktivitas karena sakit pada kaki kiri akibat diabetes

melitus dengan luka ganggren, keadaan umum lemah, klien nampak letih

setelah beraktivitas, klien nampak tidak nyaman setelah beraktivitas, aktivitas

klien nampak dibantu oleh keluarga, pergerakan klien terbatas, pergerakan

sendi kurang Kekuatan otot ekstermitas atas 5/5 (mampu menahan tahanan

penuh) dan untuk ekstemitas kanan bawah skala 3 (mampu tahanan penuh)

dan ekstemitas kiri bawah skala 2 (pergerakan melawan tahanan, namun

kurang dari normal), klien nampak terbaring di tempat tidur, nampak ada luka

gangren diabetik pada kaki sebelah kiri, karakteristik luka : luka tampak merah

muda pada bagian tengah, area sekitar luka nampak pucat, pus (+) sekitar luka,

panjang luka ± 15 cm, lebar luka ± 10 cm, kedalaman ± 1 cm, luka berbau

amis. Glukosa darah sewaktu adalah 313 mg/dl, Tanda – Tanda Vital : TD :

140/80 mmHg, S : 36OC, N : 82 x/menit, P : 22 x/menit.

Diagnosa keperawatan diangkat disesuaikan dengan kondisi klien pada

saat pengkajian, interprestasi data, dan hasil analisa data serta tidak adanya

data-data pendukung untuk mengangkat diagnosa tersebut, Manusia adalah

makhluk unik, dalam hal ini respon individu terhadap stress atau penyakit

berbeda-beda dan karakteristik masalah yang ditemukan berbeda pula.

Intervensi keperawatan adalah kategori dari perilaku keperawatan

dimana tujuan yang berpusat pada pasien dan hasil yang diperkirakan dari

intervensi keperawatan yaang dipilih untuk mencapai tujuan tersebut (Potter &

Page 82: MELITUS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS … EKO... · sebanyak 209 penderita. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada penderita diabetes melitus dalam

69

Perry, 2005). Diagnosa keperawatan yang diangkat selanjutnya dibuat rencana

asuhan keperawatan sebagai tindakan pemecah masalah keperawatan dimana

penulis membuat rencana keperawatan berdasarkan diagnosa keperawatan

kemudian menetapkan tujuan dan kriteria hasil, selanjutnya menetapkan

tindakan yang tepat. Perencanaan disusun berdasarkan konsep teori yang telah

didapatkan untuk diterapkan secara aktual pada pasien Tn. L dengan Diabetes

Melitus (Ganggren Diabetis) dalam masalah kebutuhan dan respon

keluarganya mendasari penyusunan rencana keperawatan berdasarkan

diagnosis keperawatan pada pasien Diabetes Melitus (Ganggren Diabetis)

disesuaikan dengan kondisi aktual yang ditemukan. Tindakan yang

direncanakan yaitu : Tentukan batasan pergerakan sendi dan efeknya terhadap

fungsi sendi, dukung latihan ROM aktif, sesuai jadwal yang teratur dan

terencana, lakukan ROM pasif atau ROM dengan bantuan, sesuai indikasi, dan

instruksikan pasien/keluarga cara melakukan latihan ROM pasif, ROM dengan

bantuan atau ROM aktif.

Implementasi keperawatan adalah tindakan keperawatan yang

penulis lakukan kepada pasien sesuai dengan intervensi, sehingga kebutuhan

pasien dapat terpenuhi (wilkinson, 2011). Pelaksanaan tindakan asuhan

keperawatan disesuaikan dengan rencana tindakan keperawatan berdasarkan

teori (NIC) yaitu : menentukan batasan pergerakan sendi dan efeknya terhadap

fungsi sendi [Hasil : Klien mampu melakuakan pergerakkan sendi dengan mandiri],

mendukung latihan ROM aktif, sesuai jadwal yang teratur dan terencana

[Hasil : Rahang (5), Leher (5), Punggung (5), Jari kanan dan kiri (5), Jempol kanan

dan kiri (5), Pergelangan tangan kanan dan kiri (5), Siku kanan dan kiri (5), Bahu

Page 83: MELITUS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS … EKO... · sebanyak 209 penderita. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada penderita diabetes melitus dalam

70

kanan dan kiri (5), Pergelangan kaki kanan (4), Lutut kanan (4), dan Panggul kanan

dan kiri (4)], melakukan ROM pasif atau ROM dengan bantuan, sesuai indikasi

[Hasil : Leher (5 = tidak ada deviasi dari kisaran normal), Jari kanan dan kiri (5 =

tidak ada deviasi dari kisaran normal), Pergelangan tangan dan kiri (5 = tidak ada

deviasi dari kisaran normal), Siku (5 = tidak ada deviasi dari kisaran normal), Bahu (5

= tidak ada deviasi dari kisaran normal), Pergelangan kaki kanan (5 = tidak ada

deviasi dari kisaran normal), Pergelangan kaki kiri (3 = deviasi sedang dari kisaran

normal), Lutut kanan (4 = deviasi ringan dari kisaran normal), Lutut kiri (3 = deviasi

sedang dari kisaran normal), dan Panggul kanan dan kiri (5 = tidak ada deviasi dari

kisaran normal)], menginstruksikan pasien/keluarga cara melakukan latihan

ROM pasif, ROM dengan bantuan atau ROM aktif [Hasil : Keluarga / anak

klien mampu mengerti cara melakukan ROM pasif dan aktif, seperti rahang, leher,

jari tangan, jempol, pergelangan tangan, siku, pergelangan kaki, lutut, dan panggul].

Implementasi yang direncanakan telah dilaksanakan, pasien dapat

memperaktekkan latihan ROM (Range Of Motion) untuk mengurangi kadar

gula darah dalam tubuh dan meningkatkan aktivitas sehari-hari sesuai dengan

tujuan asuhan keperawatan yang dilakukan oleh penulis.

Evaluasi keperawatan adalah tindakan intelektual untuk memperbaiki

proses keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan,

rencana tindakan dan pelaksanaannya sudah berhasil dicapai. Melalui evaluasi

perawat untuk memonitor kealpaan yang terjadi selama tahap pengkajian,

analisa, perencanaan, dan pelaksanaan tindakan keperawatan (Nursalam,

2010). Evaluasi yang dilakukan berdasarkan diagnosis yang ditegakkan yaitu

hambatan mobilitas fisik dan dievaluasi pada hari senin tanggal 9 Juli 2018

dengan hasil masalah hambatan mobilitas fisik teratasi dimana pada data

Page 84: MELITUS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS … EKO... · sebanyak 209 penderita. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada penderita diabetes melitus dalam

71

subyektif pasien mengatakan nyeri pada kaki kirinya berkurang serta aktivitas

mampu dilakukan dengan sendiri dan data obyektif keadaan umum pasien

baik, ekspresi wajah pasien nampak rileks, nampak aktivitas klien meningkat,

pergerakan sendi meningkat, Tekanan darah: 160/90 mmHg, Nadi: 88

kali/menit, Pernafasan: 20 kali/menit, Suhu: 36,2OC.

Page 85: MELITUS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS … EKO... · sebanyak 209 penderita. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada penderita diabetes melitus dalam

72

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah melakukan Studi Kasus melalui pendekatan proses

keperawatan di Ruang Melati Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari dari

tanggal 6 – 9 Juli 2018 dengan mengacu pada tujuan yang dicapai, maka

penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Dalam pengkajian keperawatan Tn. L semua aspek bio, psiko, sosial,

spiritual, dan kultural harus dikaji dan melibatkan kerja sama keluarga

untuk mendapatkan data yang lengkap dan akurat karena setiap individu

memberikan respon yang berbeda-beda terhadap stimulus baik internal

maupun eksternal sehingga membutuhkan kejelian dalam menilai setiap

respon atau gejala yang di tampakkan oleh klien serta memerlukan

kepekaan dan kemampuaan khusus dalam menginterpretasikan dan

menganalisa data pada klien dengan diabetes mellitus pada luka gangren

dalam pemenuhan kebutuhan aktivitas.

2. Pada tahap diagnosa keperawatan, penulis menegakkan diagnosa

keperawatan berdasarkan data-data yang didapatkan pada klien sesuai

dengan kondisi dan keadaan klien pada saat itu serta berdasarkan teori

yang ada, kemudian diperioritaskan berdasarkan kebutuhan dasar manusia

menurut maslow dan keluhan klien yang betul-betul mengancam kesehatan

klien. Diagnosa yang diangkat berdasarkan data yang diperoleh yaitu

hambatan mobilitas fisik.

Page 86: MELITUS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS … EKO... · sebanyak 209 penderita. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada penderita diabetes melitus dalam

73

3. Pada tahap perencanaan, penulis membuat dan menyusun rencana tindakan

yang disusun berdasarkan aplikasi dari teori NANDA NIC-NOC, dan

disesuaikan dengan kebutuhan dan masalah klien untuk mengatasi masalah

pada pasien diabetes melitus dengan luka ganggren berdasarkan ilmu dan

prosedur tindakan keperawatan.

4. Pada tahap implementasi dalam melakukan asuhan keperawatan,

disesuaikan dengan rencana tindakan asuhan keperawatan yang dibuat

berdasarkan aplikasi teori NANDA NIC-NOC sehingga tidak terjadi

kesenjangan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan.

5. Pada tahap evaluasi, setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan

selama 4 hari dan kemudian dievaluasi akhir pada tanggal 09 Juli 2018

dengan hasil hambatan mobilitas fisik teratasi.

B. Saran

Dalam melaksanakan asuhan keperawatan melalui pendekatan proses

keperawatan pada pasien diabetes melitus dengan luka gangren dalam

pemenuhan kebutuhan aktivitas, peneliti menyarankan :

1. Bagi Klien / Masyarakat

Untuk klien agar selalu menjaga keadaannya, terutama agar selalu

mematuhi program dietnya, terutama minum obat secara teratur sesuai

dengan indikasi yang di anjurkan serta chek up kerumah sakit / puskesmas

terdekat di lingkungan tempat tinggal serta menjalankan program

perawatan lanjut seperti istirahat, makan-makanan yang dianjurkan pada

Page 87: MELITUS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS … EKO... · sebanyak 209 penderita. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada penderita diabetes melitus dalam

74

klien dengan kasus diabetes melitus, dan mengkonsumsi obat secara teratur

untuk pemulihan dan proses penyembuhan.

2. Bagi Rumah Sakit

Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari diharapkan mampu

memberikan pelayanan yang komprehensif yaitu bio, psiko, sosial, spritual,

kultural kepada klien. Petugas kesehatan baik itu perawat agar selalu

menerapkan konsep asuhan keperawatan yang komprehensif dan

meningkatkan frekuensi kontak dengan klien dalam melaksanakan asuhan

keperawatan serta adanya pendokumentasian yang lengkap dan akurat pada

status kesehatan klien. Juga diperlukan adanya kerja sama yang baik

dengan tim kesehatan lainnya untuk mempercepat proses kesembuhan

klien.

3. Bagi Peneliti

Semoga Karya Tulis Ilmiah yang sederhana ini dapat menjadi

bacaan dan acuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kreativitas serta

dapat dijadikan sebagai referensi pembelajaran untuk menambah

pengalaman dan wawasan peneliti dalam melakukan asuhan keperawatan

pada pasien diabetes melitus dalam pemenuhan kebutuhan aktivitas,

sehingga dapat membandingkan kesenjangan antara teori dan kasus nyata

tentang prosedur latihan ROM (Range Of Motion) pada pasien diabetes

melitus.

Page 88: MELITUS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS … EKO... · sebanyak 209 penderita. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada penderita diabetes melitus dalam

75

DAFTAR PUSTAKA

Alimul, H.A, Aziz. (2009). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Dinkes Sultra. 2016. Profil Data Kesehatan Provinsi Sultra. Kendari

Husaini & Fajriah. N.N., dkk. (2013). Kejadian Ulkus Diabetik Pada Pasien Diabetes Melitus Yang Merokok. Jurnal Ilmiah Kesehatan 5 (2). Diperoleh tanggal 4 April 2018,

https://media.neliti.com/media/publications/96546-ID-kejadian-ulkus-diabetik-pada-pasien-diab.pdf

International Diabetes Federation (IDF) & Lathifah, N.L. (2017). Hubungan Durasi Penyakit dan Kadar Gula Darah dengan Keluhan Subyektif Penderita Diabetes Melitus. Jurnal Berkala Epidemiologi, 5 (2), 231-239. Diperoleh tanggal 19 Maret 2018,

https://e-journal.unair.ac.id/JBE/article/download/4781/3893

Nanda (Nic-Noc). (2015). Panduan Asuhan Keperawatan Profesional. Jakarta : EGC

Nursalam. (2015). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan : Pendekatan Praktis Ed. 3. Jakarta : Salemba Medika

Purwanto, H. (2016). Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan Medikal Bedah II. Jakarta : Kemenkes RI

Riskesdas. (2013). Di akeses 22 Maret 2018,

http://www.depkes.go.id/resources/download/general/Hasil%20Riskesdas%202013.pdf

RSUD Kota Kendari. (2018). Profil RSUD Kota Kendari. Kendari : Staf Rekam Medik RSUD Kota Kendari

Setiati, S. dkk. (2015). Ilmu Penyakit Dalam Edisi II. Jakarta : EGC

Soegondo & Dadiyanto, T. (2012). Asuhan Keperawatan dalam Pemenuhan Kebutuhan Mobilitas pada Pasien Diabetes Melitus. Surakarta : Sekolah

Page 89: MELITUS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS … EKO... · sebanyak 209 penderita. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada penderita diabetes melitus dalam

76

Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada. Di akses tanggal 26 Maret 2018,

http://digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-tomydadiya-234-1-tomydad-0.pdf

Tanto, C. dkk. (2014). Kapita Selekta Kedokteran FKUI. Jakarta : Media Aesculapius

Utama, H. (2009). Penatalaksanan Diabetes Melitus Terpadu. Jakarta : FKUI

WHO. (2017). Di akses tanggal 22 Maret 2017,

http://www.who.int/gho/publications/world_health_statistics/2017/en/

Widyawati & Lukita, Y.I. (2016). Pengaruh Range Of Motion (ROM) Aktif Kaki Terhadap Risiko Terjadinya Ulkus Kaki Diabetik pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2. Jamber : Universitas Jamber. Di akses tanggal 26 Maret 2018, http://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/76381/Yulfa%20Intan%20Lukita%20-%20122310101034%20-1.pdf?sequence=1

Page 90: MELITUS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS … EKO... · sebanyak 209 penderita. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada penderita diabetes melitus dalam

77

Lampiran 1.

FORMAT PENGKAJIAN DATA KEPERAWATAN

Tanggal Pengkajian :

No. Register :

Diagnosa Media :

I. BIODATA

A. Identitas Klien

1. Nama Lengkap :

2. Jenis Kelamin :

3. Umur / Tanggal Lahir :

4. Status Perkawinan :

5. Agama :

6. Suku Bangsa :

7. Pendidikan :

8. Pekerjaan :

9. Pendapatan :

10. Alamat :

B. Identitas Penanggung

1. Nama Lengkap :

2. Jenis Kelamin :

3. Pekerjaan :

4. Hubungan dengan klien :

5. Alamat :

II. RIWAYAT KESEHATAN

A. Keluhan Utama :

B. Riwayat Keluhan Utama

1. Penyebab / faktor pencetus :

2. Sifat keluhan :

Page 91: MELITUS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS … EKO... · sebanyak 209 penderita. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada penderita diabetes melitus dalam

78

3. Lokasi dan penyebarannya :

4. Skala keluhan :

5. Mulai dan lamanya keluhan :

III. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU

A. Apakah menderita penyakit yang sama :

B. Bila pernah dirawat di RS, sakit apa :

C. Pernah mengalami pembedahan :

D. Riwayat alergi :

E. Kebiasaan / ketergantungan terhadap zat :

1. Meroko (berapa batang sehari) :

2. Minum alkohol :

3. Minum kopi :

4. Minum obat-obatan :

IV. RIWAYAT KELUARGA / GENOGRAM (DIAGRAM 3 GENERASI)

A. Buat genogram 3 generasi :

B. Riwayat kesehatan anggota keluarga :

V. PEMERIKSAAN FISIK

A. Tanda – Tanda Vital

1. Tekanan darah :

2. Pernafasan :

3. Nadi :

4. Suhu badan :

B. Kepala

1. Bentuk kepala :

2. Keadaan rambut :

3. Keadaan kulit kepala :

4. Nyeri kepala / pusing :

5. Komentar :

Page 92: MELITUS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS … EKO... · sebanyak 209 penderita. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada penderita diabetes melitus dalam

79

C. Penglihatan / Mata

1. Ketajaman penglihatan / visus :

2. Peradangan :

3. Sclera :

4. Pupil :

5. Gerak bola mata :

6. Kongjungtiva :

7. Lapang pandang :

8. Refleks kornea :

9. Rasa nyeri :

10. Pemakaian alat bantu :

11. Komentar :

D. Pendengaran / Telinga

1. Struktur :

2. Nyeri :

3. Cairan :

4. Tanda peradangan :

5. Fungsi pendengaran :

E. Hidung / Penciuman

1. Struktur :

2. Polip :

3. Sinus :

4. Perdarahan :

5. Peradangan :

6. Fungsi penciuman :

7. Komentar :

F. Mulut

1. Keadaan gigi :

2. Problem menelan :

3. Bicara :

4. Rongga mulut :

5. Fungsi mengunyah :

Page 93: MELITUS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS … EKO... · sebanyak 209 penderita. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada penderita diabetes melitus dalam

80

6. Fugsi pengecap :

7. Komentar :

G. Leher

1. Vena jugularis :

2. Arteri karotis :

3. Pembesaran tyroid :

4. Pembesaran limfe :

5. Komentar :

H. Pernafasan

1. Bentuk dada :

2. Pergerakan / pengembangan thoraks :

3. Batuk :

4. Sputum :

5. Vocal fremitus :

6. Resonansi :

7. Bunyi nafas :

8. Bunyi nafas tambahan :

9. Komentar :

I. Jantung

1. Ukuran jantung :

2. Denyut jantung :

3. Nyeri dada :

4. Palpitasi :

5. Bunyi jantung :

6. Komentar :

J. Abdomen

1. Warna kulit :

2. Bayangan peristaltik :

3. Keadaan permukaan abdomen :

4. Gerak abdomen :

5. Pembesaran abdomen :

6. Keadaan perkusi abdomen :

Page 94: MELITUS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS … EKO... · sebanyak 209 penderita. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada penderita diabetes melitus dalam

81

7. Nyeri tekan :

8. Peristaltik :

9. Komentar :

K. Perkemihan

1. Edema kelopak mata :

2. Nyeri pinggang / punggung :

3. Keadaan kandung kemih :

4. Bau mulut amoniak :

5. Komentar :

L. Reproduksi

1. Siklus menstruasi :

2. Keadaan organ kelamin luar :

3. Pembesaran prostat :

4. Kehamilan :

5. Perdarahan :

6. Komentar :

M. Status neurologis

1. Tingkat keasadaran :

2. Koordinasi :

3. Memori :

4. Orientasi :

5. Kelumpuhan :

6. Gangguan sensasi :

7. Kejang-kejang :

N. Muskeloskeletal

1. Kekuatan otot :

2. Tonus otot :

3. Kekakuan sendi :

4. Trauma :

5. Nyeri :

6. Pola aktivitas :

7. Komentar :

Page 95: MELITUS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS … EKO... · sebanyak 209 penderita. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada penderita diabetes melitus dalam

82

O. Kulit

1. Tekstur / integritas :

2. Turgor :

3. Warna :

4. Kelembapan :

5. Lesi :

6. Komentar :

P. Kelamin

1. Penonjolan :

2. Pembesaran kelenjar tyroid :

3. Aktivitas :

4. Perubahan suara :

5. Tremor :

6. Pigmentasi kulit :

7. Komentar :

VI. POLA KEGIATAN SEHARI-HARI

A. Nutrisi

1. Frekuensi makan sehari :

2. Waktu-waktu makan :

3. Porsi makan yang disediakan :

4. Makanan pantang / yang tidak disukai :

5. Makanan yang disukai :

6. Perubahan selama sakit :

B. Minum / Cairan

1. Frekuensi minum sehari :

2. Jumlah minum yang di konsumsi setiap hari :

3. Jenis minuman yang tidak disukai :

4. Jenis minuman yang disukai :

5. Perubahan selama sakit :

Page 96: MELITUS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS … EKO... · sebanyak 209 penderita. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada penderita diabetes melitus dalam

83

C. Eliminasi BAK dan BAB

1. Buang Air Kecil (BAK)

a. Kebiasaan :

b. Frekuensi berkemih sehari :

c. Warna :

d. Kesulitan berkemih :

e. Perubahan setelah sakit :

2. Buang Air Besar (BAB)

a. Kebiasaan :

b. Frekuensi BAB setiap hari :

c. Warna :

d. Perubahan selama sakit :

D. Istirahat dan Tidur

1. Tidur malam jam :

2. Tidur siang jam :

3. Apakah mudah terbangun :

4. Apa yang menolong untuk tidur nyenyak :

5. Perubahan selama sakit :

VII. KEADAAN PSIKOSOSIAL KLIEN

A. Bagaimana klien terhadap penyakitnya :

B. Harapkan klien terhadap keadaan kesehatannya :

C. Pola interaksi dengan orang terdekat :

D. Sejauh mana keterlibatan-keterlibatan orang terdekat bila klien

menghadapi masalah :

E. Pola pemecahan klien yang digunakan bila mempunyai masalah :

F. Bagaimana hubungan klien dengan tenaga kesehatan / keperawatan

selama dirawat :

G. Organisasi kemasyarakatan yang di ikuti :

Page 97: MELITUS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS … EKO... · sebanyak 209 penderita. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada penderita diabetes melitus dalam

84

VIII. KEADAAN SPIRITUAL

A. Keadaan mejalankan ibadah :

B. Status rumah :

C. Kebersihan rumah :

IX. KEADAAN SOSIAL / LINGKUNGAN PERUMAHAN KLIEN

A. Keadaan rumah dan lingkungannya :

B. Status rumah :

C. Kebersihan rumah :

X. PEMERIKSAAN PENUNJANG

A. Laboratorium :

B. Studi diagnostic :

XI. TINDAKAN MEDIK / PENGOBATAN

Kendari, ......................................

Page 98: MELITUS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS … EKO... · sebanyak 209 penderita. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada penderita diabetes melitus dalam

85

ANALISA DATA

No. Symptom Etiologi Problem1.

2.

INTERVENSI KEPERAWATAN

NoDiagnosa

Keperawatan

Tujuan dan

Kriteria Hasil

(NOC)

Intervensi

(NIC)Rasional

1.

2.

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

NoHari/Tanggal

& JamImplementasi Evaluasi Paraf

1.

2.

Page 99: MELITUS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS … EKO... · sebanyak 209 penderita. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada penderita diabetes melitus dalam

86

Lampiran 2.

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)RANGE OF MOTION (ROM)

1. Pengertian :Range of Motion (ROM) adalah segenap gerakan yang dalam keadaan normal dapat dilakukan oleh sendi yang bersangkutan

2. Tujuan :1. Untuk memelihara fungsi dan mencegah kemunduran.2. Untuk memelihara dan meningkatkan pergerakan sendi.3. Untuk merangsang sirkulasi darah.4. Untuk mencegah kelainan bentuk (deformitas).5. Untuk memelihara dan meningkatkan kekuatan otot

3. Persiapan Pasien :1. Memberikan salam, memperkenalkan diri, dan mengidentifikasi pasien

dengan memeriksa identitas pasien secara cermat.2. Menjelaskan tentang prosedur tindakan yang akan dilakukan,

memberikan kesempatan kepada pasien untuk bertanya dan menjawab seluruh pertanyaan pasien.

3. Meminta pengunjung untuk meninggalkan ruangan, memberi privasi pasien.

4. Mengatur posisi pasien sehingga merasa aman dan nyaman.4. Persiapan Alat :

1. Handuk kecil2. Lotion/ baby oil3. Minyak penghangat bila perlu (misal: minyak telon)

5. Cara Bekerja :1. Beritahu pasien bahwa tindakan akan segera dimulai2. Tinggikan tempat tidur sampai ketinggian kerja yang nyaman3. Periksa alat-alat yang akan digunakan4. Dekatkan alat-alat ke sisi tempat tidur5. Posisikan pasien senyaman mungkin6. Cuci tangan dan kenakan sarung tanganA. Fleksi Bahu

1. Tempatkan tangan kiri perawat di atas siku pasien, kemudian tangan kanan memegang tangan pasien.

2. Angkat tangan ke atas dari sisi tubuh.3. Gerakan tangan perlahan-lahan, lemah lembut ke arah kepala sejauh

mungkin.4. Letakkan tangan di bawah kepala dan tahan untuk mencegah

Page 100: MELITUS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS … EKO... · sebanyak 209 penderita. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada penderita diabetes melitus dalam

87

dorongan fleksi, tekuk tangan dan siku.5. Angkat kembali lengan ke atas kembali ke posisi semula.6. Ulangi latihan lebih kurang sampai 3 kali.

B. Abduksi dan Adduksi Bahu1. Tempatkan tangan kiri perawat di atas siku pasien, tangan kanan

memegang tangan pasien.2. Pertahankan posisi tersebut, kemudian gerakkan lengan sejauh

mungkin dari tubuh dalam keadaan lurus.3. Tekuk dan gerakkan lengan segera perlahan ke atas kepala sejauh

mungkin.4. Kembalikan pada posisi semula.5. Ulangi latihan lebih kurang sampai 3 kali.

C. Rotasi Interna dan Eksterna Bahu1. Tempatkan lengan pasien pada titik jauh dari tubuh, bengkokkan

siku. Pegang lengan atas, tempatkan pada bantal.2. Angkat lengan dan tangan.3. Gerakkan lengan ke bawah dan tangan secara perlahanl-lahan ke

belakang sejauh mungkin.4. Kembalikan lengan pada posisi semula.5. Ulangi latihan lebih kurang 3 kali.

D. Penyilangan Adduksi Bahu1. Tempatkan tangan kiri perawat di bawah siku dan tangan lain

memegang tangan pasien.2. Angkat lengan pasien.3. Posisi lengan setinggi bahu, gerakkan tangan menyilang kepala

sejauh mungkin.4. Kembalikan lengan pada posisi semula.5. Ulangi latihan lebih kurang 3 kali.

E. Supinasi dan Pronasi Lengan1. Permulaan posisi: pegang tangan pasien dengan kedua tangan,

posisi telunjuk pada telapak tangan, kedua ibu jari di punggung tangan.

2. Tekuk telapak tangan pasien menghadap wajah pasien.3. Kemudian tekukkan telapak tangan bagian punggung ke muka

pasien.4. Ulangi latihan lebih kurang 3 kali.

F. Ekstensi dan Fleksi Pergelangan Tangan dan Jari1. Pegang pergelangan tangan pasien dengan satu tangan pasien dan

tangan pasien bergengaman dengan tangan perawat.2. Tekuk punggung tangan ke belakang sambil mempertahankan

posisi jari lurus.3. Luruskan tangan.

Page 101: MELITUS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS … EKO... · sebanyak 209 penderita. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada penderita diabetes melitus dalam

88

4. Tekuk tangan ke depan sambil jari-jari menutup membuat genggaman, kemudian buka tangan.

5. Ulangi latihan lebih kurang 3 kali.G. Fleksi dan Ekstensi Ibu Jari

1. Pegang tangan pasien, tekuk ibu jari ke dalam telapak tangan pasien.

2. Dorong ibu jari ke belakang pada titik terjauh dari telapak tangan pasien. Ulangi lebih kurang 3 kali.

3. Gerakan ibu jari pasien memutar/sirkulasi pada satu lingkaran.H. Fleksi dan Ekstensi Panggul dan Lutut

1. Tempatkan salah satu tangan perawat dibawah lutut pasien, tangan lain di atas tumit dan menahan kaki pasien.

2. Angkat tungkai kaki dan tekukan pada lutut, gerakan tungkai kebelakang sejauh mungkin.

3. Luruskan lutut di atas permukaan kaki, kembalikan pada posisi semula.

4. Ulangi latihan lebih kurang 3 kali. I. Rotasi Interna dan Eksterna Panggul

1. Tempat satu tangan perawat di bawah lutut pasien, tangan lain di atas tumit kaki pasien.

2. Angkat tungkai dan tekuk membuat sudut yang besar di atas lutut.3. Pegang lutut dan kaki pasien mendorong ke hadapan perawat.4. Gerakkan kaki ke posisi semula.5. Dorong kaki sejauh mungkin dari perawat, gerakkan ke posisi

semula.6. Ulangi latihan lebih kurang sampai 3 kali.

J. Abduksi dan Adduksi Panggul1. Tempatkan satu tangan perawat di bawah lutut pasien, letakkan

tangan lain di bawah tumit.2. Pegang tungkai dalam keadaan lurus, kemudian angkat ke atas

setinggi 5 cm dari kasur.3. Tarik kaki kearah luar, ke hadapan perawat.4. Dorong tungkai ke belakang dan kembalikan ke posisi semula.5. Ulangi latihan lebih kurang 3 kali.

K. Dorso dan Plantar Fleksi Pergelangan Kaki1. Pegang tumit pasien dengan tangan perawat, biarkan istirahat pada

tangan perawat.2. Tekan lengan perawat pada telapak kaki, gerakkan menghadap

tungkai.3. Pindahkan tangan perawat pada posisi semula.4. Pindahkan tangan ke ujung kaki dan bagian bawah kaki, dorong

kaki ke bawah pada titik maksimal secara bersamaan, kemudian

Page 102: MELITUS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS … EKO... · sebanyak 209 penderita. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada penderita diabetes melitus dalam

89

dorong kembali ke atas pada tumit.5. Ulangi latihan berikut lebih kurang 3 kali.

L. Eversi dan Inversi Kaki1. Putar kaki satu persatu ke arah luar.2. Kemudian kembali ke arah dalam.3. Ulangi latihan lebih kurang 3 kali.

M. Ekstensi dan Fleksi Jari-jari Kaki1. Mulai dengan menarik ujung jari kaki ke atas.2. Ujung-ujung jari kaki di dorong ke bawah.3. Ulang latihan lebih kurang 3 kali.

7. Rapihkan pasien ke posisi semula 8. Beritahu bahwa tindakan sudah selesai9. Bereskan alat-alat yang telah digunakan dan melepaskan sarung tangan 10. Buka kembali tirai atau pintu dan jendela11. Kaji respon pasien (subyektif dan obyektif)12. Beri reinforcement positif kepada pasien13. Buat kontak pertemuan selanjutnya14. Akhiri kegiatan dengan baik15. Cuci tangan

6. Hasil :Dokumentasikan nama tindakan/tanggal/jam tindakan, hasil yang diperoleh, respon pasien selama tindakan, nama dan paraf perawat pelaksana.

7. Hal-hal yang perlu diperhatikan :1. Pegang ekstermitas pada sendi-sendi seperti: elbow, wrist, knee.

Gerakkan sendi secara perlahan-lahan, selanjutnya teruskan. Jika tidak nyaman/agak nyeri pada sendi, misalnya : adanya arthritis (dukung ekstermitas pada daerah tersebut).

2. Gerakan setiap sendi melalui ROM lebih kurang 3 kali terus menerus secara teratur dan perlahan-lahan. Hindarkan pergerakan yang berlebihan dari persendian pada saat latihan ROM. Hindarkan pada tekanan yang kuat pada saat pergerakan yang kuat.

3. Hentikan pergerakan bila ada nyeri.4. Catat adanya ketidak nyamanan (nyeri, kelelahan),

kontraktur/kekakuan sendi, kekuatan otot dan adanya atrofi otot.5. Apabila ada perasaan nyeri akibat kekejangan/spasme otot, gerakkan

sendi secara perlahan-lahan, jangan berlebihan. Gerakkan dengan lemah lembut secara bertahap sampai terjadi relaksasi.

6. Aktifitas fungsional untuk menguji lengkap gerak sendi dapat dilakukan pada pasien yang sudah dapat melakukan pergerakan sendiri tanpa bantuan.

7. Pergerakkan diuji/diperiksa oleh terapis untuk menentukan adanya pergerakan daerah sendi. Pergerakan sendi pasien sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik, faktor penyakit dan faktor genetik. Latihan disesuaikan dengan keadaan klinis pasien.

8. Setiap sendi tubuh mempunyai suatu lingkup pergerakan yang normal.

Page 103: MELITUS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS … EKO... · sebanyak 209 penderita. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada penderita diabetes melitus dalam

90

9. Sendi-sendi akan kehilangan lingkup pergerakan sendi ynag normal. Kekuan akan mengakibatkan suatu keadaan ketidakmampuan yang menetap. Hal ini sering pada kondisi Neuromuskuler (Hemiplegia).

10. Latihan ROM direncanakan dengan individu, lingkup pergerakan bervariasi sesuai dengan perbedaan tubuh dan kemampuan serta golongan umur.

11. Latihan ROM dapat dilakukan kapan saja, dimana keadaan fisik tidak aktif.

Page 104: MELITUS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS … EKO... · sebanyak 209 penderita. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada penderita diabetes melitus dalam

91

Lampiran 3.

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada :

Yth. Saudara Responden

di-

Tempat

Sehubungan dengan penyelesaian tugas akhir di Program Studi DIII

Keperawatan Poltekkes Kemenkes Kendari, maka saya :

Nama : Eko Febrianto

NIM : P00320015014

Sebagai Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari Program Studi DIII

Keperawatan, akan melakukan penelitian dengan judul “Asuhan Keperawatan

Pada Pasien Diabetes Melitus Dalam Pemenuhan Kebutuhan Aktivitas Di

Ruang Melati RSUD Kota Kendari Tahun 2018”.

Sehubungan dengan hal itu, saya mohon kesediaan saudara untuk

berkenan menjadi subyek penelitian. Identitas dan informasi yang berkaitan

dengan saudara dirahasiakan oleh peneliti. Atas partisipasi dan dukungannya

disampaikan terima kasih.

Kendari, 6 Juli 2018 Hormat Saya,

EKO FEBRIANTO

Page 105: MELITUS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS … EKO... · sebanyak 209 penderita. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada penderita diabetes melitus dalam

92

Lampiran 4.

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN(INFORMED CONCENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini, tidak keberatan untuk menjadi

responden dalam penelitian yang dilakukan oleh Mahasiswa Poltekkes Kemenkes

Kendari Jurusan Keperawatan, atas nama : Eko Febrianto (NIM:P00320015014)

dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada Pasien Diabetes Melitus Dalam

Pemenuhan Kebutuhan Aktivitas Di Ruang Melati RSUD Kota Kendari

Tahun 2018”, dan saya memahami bahwa data ini bersifat rahasia.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan suka rela tanpa paksaan dari pihak

manapun, semoga dipergunakan sebagaimana mestinya.

Kendari, 6 Juli 2018

Responden

Page 106: MELITUS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS … EKO... · sebanyak 209 penderita. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada penderita diabetes melitus dalam

93

Lampiran 5.

Page 107: MELITUS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS … EKO... · sebanyak 209 penderita. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada penderita diabetes melitus dalam

94

Lampiran 6.

Page 108: MELITUS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS … EKO... · sebanyak 209 penderita. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada penderita diabetes melitus dalam

95

Lampiran 7.

Page 109: MELITUS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS … EKO... · sebanyak 209 penderita. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada penderita diabetes melitus dalam

96

Lampiran 8.

Page 110: MELITUS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS … EKO... · sebanyak 209 penderita. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada penderita diabetes melitus dalam

97

Lampiran 9.

Page 111: MELITUS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS … EKO... · sebanyak 209 penderita. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada penderita diabetes melitus dalam

98

Lampiran 10.

Page 112: MELITUS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS … EKO... · sebanyak 209 penderita. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada penderita diabetes melitus dalam

99

Lampiran 11.

FOTO DOKUMENTASI PENELITIAN

Gambar 1.1Melakukan Intervensi ROM Pasif pada Tn. L

Gambar 1.2Melakukan Pemeriksaan GDS pada Tn. L