mekanisme percernaan pada usus halus dan usus besar serta mekanisme kenyang

4
Mekanisme Percernaan pada Usus Halus dan Usus Besar serta Mekanisme Kenyang Oleh Wahyu Permatasari, 0906639972 Usus Halus Usus halus merupakan suatu saluran pencernaan dengan panjang sekitar 6,3 c dengan diameter 2,5 cm. Usus halus dibagi menjadi 3, yakni: duodenum (20 cm), jejenum (2,5 m), ileum (3,6 m)Sherwood. Proses pencernaan makanan di usus halus terbagi menjadi 2 jenis, yakni: 1. Kontraksi segmental Segmentasi meruapakan metode motilitas utama usus halus mencampur dan mendorong secara perlahan kimus. Kontraksi segmentasi berberntuk cincin karena di dukung oleh otot polos usus halus. Kontraksi ini terjadi si sepanjang usus. Cincin-cincin kontraktil ini timbul setiap beberapa sentimeter membagi usus halus menjadi segmen- segmen kecil. Cincin kontraktil ini tidak menyapu ke seluruh panjnag usus tetapi seperti bergantian melakukan kontraksi. Bagian yang berkontraksi kemudian relaksasi, sedangkan bagian yang relaksasi berganti menjadi kontraksi. Dengan cara kontraksi tersebut, kimus akan dicampur dan dihancurkan secara merata. Fungsi pencampuran yaitu mencampurkan kimus dengan getah pencernaan, memajankan seluruh kimus ke permukaan

Upload: wahyu

Post on 10-Apr-2016

24 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

Mekanisme Percernaan Pada Usus Halus Dan Usus Besar Serta Mekanisme Kenyang

TRANSCRIPT

Page 1: Mekanisme Percernaan Pada Usus Halus Dan Usus Besar Serta Mekanisme Kenyang

Mekanisme Percernaan pada Usus Halus dan Usus Besar serta Mekanisme

Kenyang

Oleh Wahyu Permatasari, 0906639972

Usus Halus

Usus halus merupakan suatu saluran pencernaan dengan panjang sekitar 6,3 c dengan

diameter 2,5 cm. Usus halus dibagi menjadi 3, yakni: duodenum (20 cm), jejenum (2,5

m), ileum (3,6 m)Sherwood.

Proses pencernaan makanan di usus halus terbagi menjadi 2 jenis, yakni:

1. Kontraksi segmental

Segmentasi meruapakan metode motilitas utama usus halus mencampur dan

mendorong secara perlahan kimus. Kontraksi segmentasi berberntuk cincin karena

di dukung oleh otot polos usus halus. Kontraksi ini terjadi si sepanjang usus.

Cincin-cincin kontraktil ini timbul setiap beberapa sentimeter membagi usus halus

menjadi segmen-segmen kecil. Cincin kontraktil ini tidak menyapu ke seluruh

panjnag usus tetapi seperti bergantian melakukan kontraksi. Bagian yang

berkontraksi kemudian relaksasi, sedangkan bagian yang relaksasi berganti menjadi

kontraksi. Dengan cara kontraksi tersebut, kimus akan dicampur dan dihancurkan

secara merata. Fungsi pencampuran yaitu mencampurkan kimus dengan getah

pencernaan, memajankan seluruh kimus ke permukaan absortif mukosa usus halus,

dan menggerakan kimus menuju usus besar walalupun terjadi sangat lambat. Kimus

dapat berjalan ke depan karena frekuensi kontraksi otot polos semakin berkurang

sepanjang usus halus. Jadi frekuensi kontraksi di duodenum lebih besar

dibandingkan di ileum. Hal ini disebabkan sel-sel pemacu di duodenum lebih cepat

mengalami depolarisasi dibandingkan dengan ileum. Kecepatan kontraksi di

duodenum 12 kali permenit, dibandingkan ileum hanya 9 kali permenit. Oleh

karena itu, kimus akan terdorong secara perlahan. Mekanisme pendorongan

makanan yang lambat ini menguntungkan terjadinya proses pencernaan dan

penyerapan makanan dengan baik. Perjalanan makanan biasanya memerlukan

waktu 3-5 jam untuk melewati usus halusSherwood.

Page 2: Mekanisme Percernaan Pada Usus Halus Dan Usus Besar Serta Mekanisme Kenyang

Kontraksi segmental terjadi diawali oleh sel-sel pemicu usus halus yang

menghasilkan irama listrik dasar (BER, Basic Electrical Rhythm). BER membawa

otot polos ke ambang kemudian kontraksi segmental akan terinduksi. Tingkat

ketanggapan otot polos sirkuler dan intensitas kontraksi segmental dapat

dipengaruhi oleh hormon gastrin dan oleh aktivitas saraf ekstrinsik. Sewaktu

makanan pertama kali masuk ke usus halus, duodenum maupun ileum akan

melakukan kontraksi. Duodenum berkontraksi sebagai respon adanya karena ada

peregangan lokal karena adanya kimus, sedangkan kontraksi ileum ditimbulkan

oleh gastrin yang disekresikan oleh keberadaan kimus di lambung, disebut juga

reaksi gastroileum. Saraf-saraf ekstrinsik juga mempengaruhi kontraksi usus halus.

Rangsangan parasimpatis meningkatkan segmentasi sedangkan rangsangan simpatis

menekan aktivitas segmentasiSherwood.

Gambar 1. Kontraksi segmental

Kompleks motilitas migratif

Setelah sebagian besar makanan sudah selesai diserap, kontraksi segmental

berhenti, kemudian digantikan oleh kompleks motilitas migratif. Motilitas ini

berupa gelombang peristaltik repetitif lambat yang berjalan singkat ke arah hulu

usus sebelum lenyap. Gelombang ini memerlukan waktu sekitar 100-150 menit

untuk bermigrasi dari lambung sampai bagian akhir usus halus dengan setiap

kontraksi menyapu semua sisa makanan sebelumnya ditambahn debris mukosa dan

bakteri ke arah kolon. Diperkiraan proses ini dipengaruhi hormon motilin yang

belum dapat dipastikan keberadaanya. Sewaktu makanan berikutnya datang

aktivitas segmental kembali dicetuskan dan kompleks migratif berhentiSherwood.

Katup Ileosekum

Gambar 2. Katup ileosekum

Page 3: Mekanisme Percernaan Pada Usus Halus Dan Usus Besar Serta Mekanisme Kenyang

Makanan yang telah melewati usus halus, ileum, akan menuju ke usus besar,

sekum. Perjalanan makanan ke usus besar akan melewati katup ileosekum. Katup

ini berfungsi untuk sawar antara usus halus dan usus besar. Selain itu terdapat

sfingter ileosekum yang mengatur kontraksi otot polos agar makanan dapat masuk

ke usus besar dan tidak kembali lagi ke usus halus.

2. Reaksi enzimatik

Kelenjar eksokrin yang terdapat pada usus halus mengeluarkan sekitar 1,5 liter

larutan garam dan mukus cair yang dikenal sebagai sukus enterikus setiap hari ke

dalam lumen yang berfungsi sebagai proteksi dan lubrikasi.rangsangan sekresi

sukus stimulasi lokal kimus pada mukosa usus halus. Usus halus tidak mensekresi

enzim pencernaan. Pencernaan di lumen usus halus dilaksanakan oleh enzim-enzim

pankreas, pencernaan lemak ditingkatkan oleh sekresi empedu.