mekanisme pengajuan klaim dan pengembangan …
TRANSCRIPT
MEKANISME PENGAJUAN KLAIM DAN PENGEMBANGAN
SISTEM PEMBAYARAN GLOBALBUDGET
(MIX INA-CBG DAN GLOBAL BUDGET)
DYAH MIRYANTI
KEPALA BPJS KESEHATAN CABANG PASURUAN
PROBOLINGGO, 3 MARET 2021
PENGEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN GLOBAL BUDGET
MEKANISME PENGAJUAN KLAIM
PENUTUP
AGENDA KEGIATAN
PENGEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN
GLOBAL BUDGET
Regulasi
a.UU Nomor 40 Tahun 2004
▪ Penjelasan pasal 22 (1):
…….Luasnya pelayanan kesehatan disesuaikan dengan kebutuhan peserta yang dapat berubah dan kemampuan keuangan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. Hal ini diperlukan untuk kehati-hatian.
▪ Penjelasan Pasal 24 (2)
…..agar Badan Penyelenggara Jaminan Sosial membayar fasilitas kesehatan secara efektif dan efisien.
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial dapat memberikan anggaran tertentu kepada suatu rumah sakit di suatudaerah untuk melayani sejumlah peserta …... Dengan demikian, sebuah rumah sakit akan lebih leluasamenggunakan dana seefektif dan seefisien mungkin.
▪ Pasal 24 (3) :
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial mengembangkan sistem pelayanan kesehatan, sistem kendali mutupelayanan, dan sistem pembayaran pelayanan kesehatan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas jaminankesehatan.
b.Perpres Nomor 82 Tahun 2018
▪ Pasal 71:
BPJS Kesehatan dapat mengembangkan sistem pembayaran di FKRTL yang lebih berhasil guna dengan tetapmengacu pada Indonesian Case Based Groups
LATAR BELAKANG (1)
LATAR BELAKANG (2)
Evaluasi Sistem Pembayaran saat ini
a. Sistem INA-CBG rentan terhadap caveat: fragmentasi, readmisi, skimming/creaming, dumping, dll
b. Besaran tarif INA-CBG belum memperhitungkan mutu layanan, kapasitas dan efisiensi
c. Kecilnya insentif untuk melakukan efisiensi pada pihak provider (cenderung mirip FFS)
d. Pendekatan yang tidak holistik antara peran gatekeeper FKTP dan dampaknya pada sistem pembayaran di FKRTL
REKOMENDASI WHO UNTUK IMPLEMENTASISTRATEGIC PURCHASING
1. Prioritas pada penguatan FKTP, termasuk dengan mengalokasikan anggaran yang besar untuk pelkes primer)
2. Menggunakan skema untuk mendorong pengurangan utilisasi pelkes berbiaya tinggi
3. Menggunakan skema tarif yang rendah untuk pelayanan kesehatan berbiaya tinggi namun berprioritas rendah
4. Mengkombinasikan DRG dan global budget untuk mengendalikan biaya pelkes keseluruhan
5. Menghubungkan sistem pembayaran dengan indikator kinerja
6. Mengenakan urun biaya untuk pasien yang tidak menggunakan sistem rujukan
7. Melakukan pengendalian biaya obat dengan menggunakan formularium, tarif standar dan/atau negosiasi berdasarkan cost-effectiveness
Sumber: WHO 2019, Moving from passive to strategic purchasing https://www.who.int/health_financing/topics/purchasing/passive-to-strategic-purchasing/en/
Bagi Pemerintah Daerah
1.Kepastian pengelolaan fiskal
2.Mendorong kompetisi peningkatan kualitas layanan antar faskes dalam wilayah
3.Mendorong peningkatan upaya promotif preventif sehingga status kesehatan masyarakat meningkat
4.Mendorong inovasi untuk optimalisasi pengelolaan sumber daya kesehatan terintegrasi dan holistik.
MENGAPA GLOBAL BUDGET?
Bagi Sistem Kesehatan:
Implementasi system pembayaran gabungan (mixed-
payment) dapat memberikan dampak:
1.Optimalisasi kendali mutu dan kendali biaya
2.Mengurangi dampak negatif dari system
pembayaran (saling melengkapi)
“A consistent finding is that mixed provider payments are necessary to
optimally balance multiple objectives such as cost and quality”*
Bagi BPJS Kesehatan
1.Kepastian beban biaya pelkes selama 1 tahun
2.Memudahkan proyeksi beban biaya pelkes tahun berikutnya
3.Proses administrasi (administrasi klaim dan verifikasi) yang lebih mudah
4.Dapat fokus pada analisa utilisasi
Referensi: Langenbrunner JC., Cashin C, O’Dougherty S. 2009. Designing and Implementing Health Care Provider Payment System. The World Bank
Bagi Rumah Sakit
1.Kepastian anggaran selama 1 tahun
2.Fleksibilitas untuk melakukan realokasi/restructuring anggaran sesuai dengan prioritas kebutuhan.
3.Keleluasaan untuk improvisasi pemanfaatan biaya pelayanan kesehatan
4.Proses administrasi (administrasi klaim dan verifikasi) yang lebih sederhana
PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN
Monitoring & evaluasi
Komunikasi
Koordinasi Konsultasi
Komitmen
• Pemenuhan sarana prasarana faskes
• Distribusi tenaga medis
• Optimalisasi upaya kesehatan masyarakat (UKM)
• Pengawasan/supervisi
•Rekrutmen peserta
•Pengumpulan iuran BPJS• Belanja pelayanan
kesehatan Kes
Pemenuhan kuantitas dan kualitas
tenaga medis Profesi
Pemda
Global Budget
FKRTL
•Optimalisasi fungsi
FKTP gate keeper FKTP
•Optimalisasi KBK
Pelayanan kesehatan dengan titik berat
pada kendali mutu dan biaya
Mixed
INA CBGs
Global Budget
Mixed provider payments are necessary to optimally balance multiple objectives such as cost and quality
Indikator Kinerja
Mixed Provider Payments
8Slide Dredge, R. 2018
KONSEP PENERAPAN GB
Non Virtual+ Withhold + Berbasis Kinerjaa. RS dibayar di muka tiap TW dari budget TW yang disepakati.
b. Withhold dibayar di akhir tahun
c. Hasil Kinerja akan menjadi pertimbangan budget tahun berikutnya
NON VIRTUAL+WITHOLD
+ KINERJA
TANPA RISIKO
Tahun ke-2
Tahun ke-3
NON VIRTUAL+WITHOLD
+ KINERJA
NON VIRTUAL+WITHOLD
+ KINERJA
TANPA RISIKO
SHARING RISIKO
FULL RISK
Tahun ke-1
VIRTUAL + KINERJATahun 2021
REG KC DATI 2 JUMLAH RS
STATUS
1. KC Medan Kota Binjai 8 RS Mulai Berjalan 2021
2. KC Payakumbuh Kab Tanah Datar 3 RS/KU Sedang Berjalan 2020
KC Solok Kota Sawahlunto 1 RS Mulai Berjalan 2021
3. KC Pangkal Pinang Kab Belitung Timur 1 RS Mulai Berjalan 2021
4. KC Bogor Kota Bogor 15 RS Sedang Berjalan 2020
5. KC Sumedang Kab Sumedang 3 RS Sedang Berjalan 2020
6. KC Kebumen Kab Purworejo 8 RS Mulai Berjalan 2021
KC Sleman Kab Kulon Progo 7 RS Sedang Berjalan 2020
7. KC Pasuruan Kab Probolinggo 6 RS Mulai Berjalan 2021
8. KC Tarakan Kab Nunukan 1 RS Mulai Berjalan 2021
10. KC Gorontalo Kab Gorontalo 2 RS Sedang Berjalan 2020
11. KC Klungkung Kab Klungkung 3 RS Mulai Berjalan 2021
13. KC Kotabumi Kab Lampung Barat 2 RS Mulai Berjalan 2021
TOTAL 13 KC 13 Kota/Kab yaitu3 Kota dan 10 Kab
60 RS
LOKASI IMPLEMENTASI
No Indikator
1. % Kejadian infeksi nosocomial – INIDIKATOR HBV
2. % Panduan Praktik Klinik 10 Kasus Tertinggi - INIDIKATOR HBV
3. %SDM, Sarana dan Prasarana - INIDIKATOR HBV
4. % Readmisi Rawat Inap (30 hari) - INIDIKATOR HBV
5. % Capaian rekrutmen peserta PRB - INIDIKATOR HBV
6. Casemix dan Casemix Index
Indikator Kinerja
No Indikator
7. % Kejadian Pulang AtasPermintaan Sendiri (pulang paksa)
8. Rujukan Horisontal FKRTL
9. Walk Through Audit (WTA)
10. Realisasi Budget
11. Realisasi jumlah kunjungan (jumlah SEP yang dibayarkan per bulan )
HASIL KESEPAKATAN BUDGET TAHUN 2021 (1)
HASIL KESEPAKATAN BUDGET TAHUN 2021 (2)
1. Apabila terjadi perbedaan antara penghitungan dan realisasi casemix dan
budget tahun 2021, maka tidak berdampak risiko bagi kedua belah pihak.
2. Melakukan monitoring dan evaluasi atas indikator kinerja dan realisasi
budget setiap triwulan.
3. Melakukan penghitungan dan kesepakatan budget tahun 2021
berdasarkan realisasi dan proyeksi data klaim tahun sebelumnya.
4. Apabila terdapat perubahan kebijakan dan hal-hal yang mempengaruhi
utilisasi dan tarif, maka kedua belah pihak bersepakat untuk melakukan
penyesuaian penghitungan casemix dan budget.
5. Penyesuaian penghitungan casemix dan budget, dilakukan per semester
untuk budget tahun berjalan.
KESIMPULAN (1)
1. Pengembangan Sistem Pembayarn Global Budget ke RS dilakukan
dalam upaya mengoptimalkan fungsi BPJS Kesehatan sebagai pembeli
aktif (strategic purchaser): mengkombinasikan INA-CBGs, GB & pay-for-
performance
2. Tahapan pengembangan saat ini terbatas pada perhitungan proyeksi
budget RS dan memberikan umpan balik terkait realisasi budget per
bulan dan indikator kinerja.
Indikator Value Dalam Hospital-Value Base:1.% Ketersediaan SDM & Sarana Prasarana RS2.% Ketersediaan Dokumen Panduan Praktik Klinis Untuk 10 Diagnosis Tertinggi di RS3.% Infeksi Nosokomial Non-Sepsis4.% Kasus Readmisi Rawat Inap
GB+
Value-Based Global Budget
KESIMPULAN (2)Rencana Penguatan KMKB JKN: Sistem Pembayaran di FKTP/FKRTL
Kebutuhan Dasar Kesehatan → Manfaat Jaminan Kesehatan → Kelas Standar → Tarif
Pengelolaan Manfaat:1. Rehabilitasi Medik2. Refraksi3. Katarak4. Sectio caesaria
Pengembangan Sistem Pembayaran:1. Telemedicine2. Gigi (Perawatan Saluran Akar) di FKTP3. KIA di FKTP, Berbasis Komunitas
5. Konsensus Bersama
MEKANISME PENGAJUAN KLAIM
OVERVIEW PENGAJUAN KLAIM
RSUD WALUYO JATI
BULAN PELAYANAN JENIS PELAYANAN BIAYA
RJTL 1.020.158.800Rp
RITL 3.973.858.200Rp
IFRS 105.585.580Rp
RJTL 954.344.600Rp
RITL 3.795.296.500Rp
IFRS 107.727.164Rp
RJTL 806.963.600Rp
RITL 4.029.071.700Rp
IFRS 101.581.818Rp
RJTL 462.564.100Rp
RITL 2.707.912.400Rp
IFRS 82.540.177Rp
RJTL 304.441.100Rp
RITL 2.233.171.100Rp
IFRS 55.737.544Rp
RJTL 421.269.200Rp
RITL 1.936.825.900Rp
IFRS 76.039.422Rp
JANUARI
FEBRUARI
MARET
APRIL
MEI
JUNI
BULAN PELAYANAN JENIS PELAYANAN BIAYA
RJTL 487.069.100Rp
RITL 2.075.745.600Rp
IFRS 83.050.351Rp
RJTL 312.983.500Rp
RITL 1.440.578.600Rp
IFRS 56.855.738Rp
RJTL 424.969.400Rp
RITL 1.429.135.900Rp
IFRS 80.579.345Rp
RJTL 390.769.500Rp
RITL 1.374.029.800Rp
IFRS 77.823.261Rp
RJTL 429.284.100Rp
RITL 1.006.149.200Rp
IFRS 87.511.750Rp
RJTL Rp 429.858.300
RITL 766.735.000Rp
IFRS 81.106.705
OKTOBER
NOPEMBER
DESEMBER
JULI
AGUST
SEPTEMBER
Catatan : Kolom berwarna kuning jatuh tempo pembayaran pada tanggal 12 Maret 2021
MengajukanKlaim
Diterima di KC
VerifikasidenganAplikasiVedika Laporan
Audit
Pembayaran
Audit Klaim(Post Review Claim)
Tindak lanjutAudit
Umpan Balik
PengembalianKelebihan/
kekuranganBayar
RS KANTOR CABANG
Surat Tanggung Jawab Mutlak
• Berkas Klaim TidakLengkap
• Kaidah Koding TidakSesuai
Dikembalikan Ke RumahSakit untuk ditagihkanbulan berikutnya
RS melakukan Verifikasi Internal
MEKANISME PENGAJUAN KLAIM
15 HARI KERJA
RS/KC
MetodeSampling
Jika pembayaran kepada FKRTL
jatuh pada hari libur maka
pembayaran pada FKRTL
dilakukan pada hari kerja
berikutnya.
Poin penting (3)
Verifikasi paling lambat 15
(lima belas) hari sejak
diterbitkannya berita acara
kelengkapan berkas klaim
Poin penting (2)
BPJS Kesehatan mengeluarkan berita acara kelengkapan
berkas klaim paling lambat 10 (sepuluh) hari sejak
diajukan
Poin penting (1)
Membayar denda kepada FKRTL
sebesar 1% (satu persen) dari
jumlah yang harus dibayarkan
untuk setiap 1 (satu) bulan
keterlambatan
Poin penting (4)
Perpres 82 Tahun 2018 Pasal 76 tentang Mekanisme
Pengajuan Klaim FKRTL
BPJS Kesehatan tidak
mengeluarkan berita acara
kelengkapan berkas klaim
dalam waktu 10 hari, maka
berkas klaim dinyatakan
lengkap.
Perubahan 15 hari kerja
menjadi 15 hari
Pengajuan klaim pembiayaan pelayanan kesehatan oleh Fasilitas Kesehatan kepada BPJS Kesehatan diberikan jangka waktu paling lambat 6 (enam) bulan sejak pelayanan kesehatan selesai diberikan
Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikecualikan bagi pelayanan kesehatan yang diberikan oleh Fasilitas Kesehatan sebelum berlakunya Peraturan Presiden ini.
Dalam hal jangka waktu pengajuan klaim sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terlampaui, klaim tidak dapat diajukan kembali.
Dalam hal terdapat penyalahgunaan pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh fasilitas kesehatan, fasilitas kesehatan harus mengembalikan biaya yang sudah dibayarkan setelah dilakukan verifikasi pascaklaim kepada BPJS Kesehatan
Dan begitu juga sebaliknya
Perpres 82 Tahun 2018 Pasal 77 tentang
Kadaluarsa Klaim
PENUTUP
HARAPAN
1. Agar klaim dapat diajukan secara teratur setiap bulan agar tidak menjadi
carry over yang membebani budget tahun 2022.
2. Dibutuhkan pencatatan yang baik untuk penghitungan budget yaitu (Data
klaim CBG (rawat jalan dan rawat inap), Data Non CBG (obat dan
alat kesehatan), Data Top Up (bila ada), Data proyeksi kasus CBG dan
Non CBG, Jumlah sarana prasarana (tempat tidur per kelas kamar),
ALOS, dan BOR.
Terima Kasih
Kini Semua Ada Dalam Genggaman!
www.bpjs-kesehatan.go.id
Download Aplikasi Mobile JKN