mekanisme muntah proyektil
TRANSCRIPT
1. Mekanisme muntah proyektil
Pada saat terjadi peningkatan tekanan intrakranial karena adanya edema akibat
cedera kepala, selanjutnya akan merangsang resseptor tekanan intrakranial. Ketika
reseptor tekanan intrakranial terangsang akan mengakibatkan pusat muntah di
dorsolateral formatio reticularis terangsang. Selanjutnya formatio retikularis akan
menyalurkan rangsang motorik melalui nervus vagus. Selanjutnya nervus vagus
akan menyebabkan kontraksi duodenum dan antrum lambung dan terjadi
peningkatan tekanan intraabdomen, selain itu nervus vagus juga membuat spicnter
esofagus membuka. Oleh karena itu terjadi muntah menyemprot (corwin,2001).
Gambar 5. Patofisiologi Muntah (Corwin, 2001).
2.Anatomi meningens
Terdiri dari 3 lapisan (sneil,2006)
A. Durameter
Tekanan Intrakranial ↑
Merangsang reseptor tekanan
intrakranial
Merangsang pusat muntah di
dorsolateral formatio reticularis
Kontraksi duodenum dan antrum lambung
Tekanan Intraabdomen ↑
Peristaltik retrograde
Lambung penuh, diafragma naik
Tekanan Intratoraks ↑
Sphincter esophagus
membuka
Muntah
A. lapisan endosteal
B. Lapisan meningeal > membentuk lipatan
• Falk cerebri
• Falk cerebelli
• Tentorium cerebelli
• Diafragma sellae
B. Arachnoidea mater
A. Subdural space : arachnoidea-durameter
B. Subarachnoidea space : arachnoidea-piameter
C. Granulations arachnoidea > kumpulan vili arachnoidea : tempat difusi LCS
kedalam darah
C. Piameter
A. Lapisan meningens yang erat menempel pada otak > membentuk gyrus dan
sulcus
B. Terdapat pembuluh darah > nutrisi otak dibawahnya.
C. Gabungan arachnoidea + piameter > leptomeningens
Vaskularisasi meningens
A. Arteri meningens media
1) Arteri karotis interna > arteri maksilaris > arteri meningens media > masuk
tengkorak melalui foramen spinosum yang kemudian memperdarahi seluruh
konveksitas tengkorak dan durameter.
B. Arteri meningens anterior
1) Memperdarahi bagian tengah durameter frontalis dan bagian anterior falks
cerebri.
2) Arteri karotis interna > arteri oftalmika > arteri etmoidalis anterior >
meningens anterior masuk kedalam rongga tengkorak melalui bagian anterior
lamina kribosa.
C. Arteri meningens posterior
1) Masuk rongga tengkorak melalui foramen jugulare > memperdarahi durameter
di fosa kranii posterior
1. Persarafan
A. Durameter diatas tentorium dipersarafi oleh cabang-cabang nervus trigeminus
B. Bagian infratentorial dipersarafi oleh cabang nervi segmetales superior dan
nervus vagus
3.Mekanisme cedera kepala
Pada mekanisme trauma dibagi menjadi 2 jenis yaitu tumpul dan penetrasi. Untuk
tumpul dibagi menjadi 2 lagi yaitu dengan kecepatan tinggi dan dengan kecepatan rendah.
Contoh pada cedera tumpul kecepatan tinggi adalah kecelakaan lalu lintas sedangkan
kecepatan rendah adalah kecelakaan pada sewaktu bekerja (kecelakaan kerja). Untuk
cedera penetrasi dibagi menjadi 2 jenis yaitu luka tembak dan penetrasi lainnya. Penetrasi
lainnya contohnya adalah luka bacok pada bagian kepala (Harsono, 2003).
Mekanisme terjadinya kecelakaaan
a. Translasi Akselerasi Akselerasi apabila kepala bergerak ke suatu arah atau tidak
bergerak dengan tiba-tiba suatu gaya yang kuat searah dengan gerakan kepala, maka
kepala akan mendapat percepatan (akselerasi) pada arah tersebut.
b. Translasi Deselerasi Deselerasi apabila kepala bergerak dengan cepat ke suatu arah
secara tiba-tiba dan dihentikan oleh suatu benda misalnya kepala menabrak tembok
maka kepala tiba-tiba terhenti gerakannya (Harsono, 2003).
mekanisme
Tumpul
penetrasi
Kecepatan tinggi
Kecepatan rendah
Luka tembak
Luka penetrasi lain
D. Tanda gejala dan patofisiologi peningkatan TIK (corwin,2001)
1.Hipertensi
Tekanan darah sistemik akan terus meningkat sebanding dengan peningkatan ICP
2.Bradicardi
Peningkatan ICP hingga 33 mmHg (450 mm H2O) menurunkan secara bermakna
aliran darah ke otak (cerebral blood flow, CBF). Iskemia yang terjadi merangsang
pusat vasomotor, dan tekanan darah sistemik meningkat. Rangsangan pada pusat
inhibisi jantung mengakibatkan bradikardia
3.Papil Edema
Papil edem juga merupakan salah satu gejala dari tekanan tinggi intrakranial. Udem
papilla nervus optikus merupakan tanda yang paling menyakinkan. Karena tekanan
tinggi intrakranial akan menyebabkan oklusi vena sentralis retina, sehingga terjadilah
edem papil. Barley dan kawan-kawan, mengemukakan bahwa papil edem ditemukan
pada 80% anak dengan tumor otak.
4. Muntah Proyektil
Muntah dijumpai pada 1/3 penderita dengan gejala tumor otak dan biasanya disertai
dengan nyeri kepala. Muntah tersering adalah akibat tumor di fossa posterior. Muntah
tersebut dapat bersifat proyektil atau tidak dan sering tidak disertai dengan perasaan
mual serta dapat hilang untuk sementara waktu.
5. Nyeri Kepala
Nyeri kepala akibat peregangan dura dan pembuluh darah; papiledema akibat tekanan
dan pembengkakan diskus optikus. Nyeri kepala pada tumor otak terutama ditemukan
pada orang dewasa dan kurang sering pada anak-anak. Nyeri kepala terutama terjadi
pada waktu bangun tidur, karena selama tidur PCO2 arteri serebral meningkat
sehingga mengakibatkan peningkatan dari serebral blood flow dan dengan demikian
mempertinggi lagi tekanan intrakranium. Juga lonjakan tekanan intrakranium sejenak
karena batuk, mengejan atau berbangkis akan memperberat nyeri kepala. Pada anak
kurang dari 10-12 tahun, nyeri kepala dapat hilang sementara dan biasanya nyeri
kepala terasa didaerah bifrontal serta jarang didaerah yang sesuai dengan lokasi
tumor. Pada tumor didaerah fossa posterior, nyeri kepala terasa dibagian belakang dan
leher.
Corwin, E.J. 2001. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC.
Harsono. 2003. Kapita Selekta Neurologi, edisi kedua. Yogyakarta: Gajah Mada University
Press.
Snell, R.S. 2006. Neuroanatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran Ed. 5. Jakarta: EGC.