mekanika transport sedimen

35
I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pada kerak bumi ini, kenampakannya terbentuk dari lapisan yang berbeda-beda bentuk maupun ukurannya. Tentunya terdapat berbagai factor yang mempengaruhi dalam proses pembentukan tersebut. Untuk mengetahui proses terjadinya suatu fenomena geomorfologi yang terjadi di bumi ini, sangatlah penting untuk mengetahui tentang dinamika proses geologinya, yaitu sedimen. Oleh karena itulah dibuat makalah tentang mekanisme transport sedimen ini agar kita dapat mengetahui dinamika sedimentasi dan bagaimana prosesnya dalam mempengaruhi bentuk-bentuk geomorfologi yang terjadi di alam. I.2 Tujuan 1. Mengetahui factor factor yang mempengaruhi mekanika transport sedimen 2. Mengetahui pengaruh mekanika transport sedimen terhadap geomorfologi muka bumi 3. Mengethui berbagai macam transport sedimen dan bentuk geomorfologi yang terjadi I.3 Manfaat

Upload: ega-ramadhan

Post on 26-Dec-2015

162 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

transpor sedimen sepanjang pantai dan tegak lurus pantai

TRANSCRIPT

Page 1: Mekanika Transport Sedimen

I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Pada kerak bumi ini, kenampakannya terbentuk dari lapisan yang

berbeda-beda bentuk maupun ukurannya. Tentunya terdapat berbagai factor

yang mempengaruhi dalam proses pembentukan tersebut. Untuk mengetahui

proses terjadinya suatu fenomena geomorfologi yang terjadi di bumi ini,

sangatlah penting untuk mengetahui tentang dinamika proses geologinya,

yaitu sedimen. Oleh karena itulah dibuat makalah tentang mekanisme

transport sedimen ini agar kita dapat mengetahui dinamika sedimentasi dan

bagaimana prosesnya dalam mempengaruhi bentuk-bentuk geomorfologi yang

terjadi di alam.

I.2 Tujuan

1. Mengetahui factor factor yang mempengaruhi mekanika transport sedimen

2. Mengetahui pengaruh mekanika transport sedimen terhadap geomorfologi

muka bumi

3. Mengethui berbagai macam transport sedimen dan bentuk geomorfologi

yang terjadi

I.3 Manfaat

1. Dapat menjelaskan tentang dinamika pembentukan geologi akibat

sedimentasi

2. Dapat membuat rekayasa dan usaha pengendalian untuk menangani akibat

dari transport sedimen yang terjadi

Page 2: Mekanika Transport Sedimen

II. TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Sedimen

Sedimen adalah material atau pecahan dari batuan, mineral dan material

organik yang melayang-layang di dalam air, udara, maupun yang dikumpulkan di

dasar sungai atau laut oleh pembawa atau perantara alami lainnya. Sedimen pantai

dapat berasal dari erosi pantai, dari daratan yang terbawa oleh sungai, dan

dari laut dalam yang terbawa oleh arus ke daerah pantai.

Sedimentasi adalah proses pengendapan material hasil erosi air, angin,

gelombang laut dan gletsyer. Material hasil erosi yang diangkut oleh aliran air

akan diendapakan di daerah yang lebih rendah. Delta yang terdapat di mulut-

mulut sungai adalah hasil dan proses pengendapan material-material yang

diangkut oleh air sungai, sedangkan bukit pasir (sand dunes) yang terdapat di

gurun dan di tepi pantai adalah pengendapan dari material-material yang diangkut

oleh angin.

Hasil pelapukan batuan dibawa oleh suatu media ke tempat lain dimana

kemudian diendapkan. Pada umumnya pembawa hasil pelapukan ini dilakukan

oleh suatu media yang berupa cairan, angin dan es. Akan tetapi beberapa

transportasi hasil pelapukan dapat juga berlangsung tanpa bantuan suatu media,

tapi hanya dengan tenaga gravitasi saja. 

II.2 Transport Sedimen

Dalam ilmu teknik pantai dikenal istilah pergerakan sedimen pantai atau

transpor sedimen pantai.  Bambang Triatmodjo (1999) menjelaskan bahwa

definisi dari transpor sedimen pantai adalah gerakan sedimen di daerah pantai

yang disebabkan oleh gelombang dan arus yang dibangkitkannya.

Page 3: Mekanika Transport Sedimen

Transpor sedimen pantai inilah yang akan menentukan terjadinya sedimentasi

atau erosi di daerah pantai. Transpor sedimen dapat dibedakan menjadi dua, yaitu

transpor sedimen menuju dan meninggalkan pantai (onshore - offshore transport)

yang memiliki arah rata-rata tegak lurus pantai dan transpor sepanjang pantai

(longshore transport) yang memiliki arah rata-rata sejajar pantai.

Transport sedimen tegak lurus pantai dapat dilihat pada kemiringan pantai dan

bentuk dasar lautnya.  Proses transpor sedimen tegak lurus biasanya terjadi pada

daerah teluk dan pantai – pantai yang memiliki gelombang yang relatif tenang. 

Pada saat musim ombak, energi yang terdapat pada gelombang akan menggerus

bibir pantai dan menimbulkan erosi yang ditandai dengan adanya dinding pantai,

seperti gambar di bawah ini :

Gambar 1.  Erosi akibat transpor sedimen tegak lurus pantai

 

Penggerusan tersebut akan menimbulkan lembah (trough) namun hal itu juga

akan dibare ngi dengan terbentuknya punggungan (bar) di samping lembah

tersebut akibat adanya hukum kekekalan massa. 

Page 4: Mekanika Transport Sedimen

Adanya punggungan tersebut akan mengakibatkan perubahan posisi

gelombang pecah karena pada umumnya gelombang akan pecah sebelum

mencapai punggungan.

Gambar 2.  Proses transpor sedimen tegak lurus pantai

Hukum kekekalan massa berlaku pada transpor sedimen tegak lurus pantai. 

Hukum kekekalan massa menyatakan bahwa sedimen tidak dapat hilang namun

hanya dapat berpindah dari suatu tempat ke tempat yang lainnya.  Dari gambar

terlihat timbulnya erosi pada daerah bibir pantai akan diikuti dengan proses

sedimentasi di laut.

Transpor sedimen sejajar pantai (longshore transport) terjadi pada daerah

pantai yang langsung berbatasan dengan samudera.  Transpor sedimen jenis ini

dapat lebih mudah terlihat karena transpor sedimen jenis ini memberi pengaruh

terhadap bangunan – bangunan pantai yang menjorok ke laut.  Akibat adanya

transpor sedimen sejajar pantai maka pada bangunan pantai yang menjorok

ke lautakan terlihat perbedaan pada kedua sisi bangunan pantai tersebut.  Pada

satu sisi bangunan tersebut akan di jumpai proses sedimentasi sedangkan pada sisi

lainnya terjadi proses erosi. 

Page 5: Mekanika Transport Sedimen

Oleh karena itu dalam perencanaan untuk mendirikan bangunan pantai harus

diperkirakan seberapa besar pengaruh dari transpor sedimen sebagai fungsi dari

gelombang dan arus.  Hal itu harus dilakukan untuk mencegah kerusakan pada

daerah pantai.

 

Gambar 3.  Sedimentasi dan erosi akibat pembangunan jetty

Efek lain yang terjadi pada daerah pantai akibat adanya transpor sedimen

sejajar pantai adalah terbentuknya daratan antara suatu pulau dengan daratan

utama.  Efek ini biasa di kenal dengan nama tombolo.

Sifat-sifat transportasi sedimen berpengaruh terhadap sedimen itu sendiri

yaitu mempengaruhi pembentukan struktur sedimen yang terbentuk. Hal ini

penting untuk diketahui karena sebenarnya struktur sedimen merupakan suatu

catatan (record) tentang proses yang terjadi sewaktu sedimen tersebut diendapkan.

Umumnya proses itu merupakan hasil langsung dari gerakan media pengangkut.

Namun demikian sifat fisik (ragam ukuran, bentuk dan berat jenis) butiran

sedimen itu sendiri mempunyai pengaruh pada proses mulai dari erosi,

transportasi sampai ke pengendapan.

Page 6: Mekanika Transport Sedimen

Dua sifat yang mempengaruhi media untuk mengangkut partikel sedimen

adalah berat jenis (density) dan kekentalan (viscosity) media. Berat jenis media

akan mempengaruhi gerakan media, terutama cairan. Sebagai contoh air sungai

yang bergerak turun karena berat jenis yang langsung berhubungan dengan

gravitasi. Sedangkan kekentalan akan berpengaruh pada kemampuan media untuk

mengalir. 

II.3 Mekanisme Transportasi Sedimen

Ada dua kelompok cara mengangkut sedimen dari batuan induknya ke tempat

pengendapannya, yakni supensi (suspendedload) dan bedload tranport. Di bawah

ini diterangkan secara garis besar ke duanya.

II.3.1 Suspensi

Dalam teori segala ukuran butir sedimen dapat dibawa dalam suspensi, jika

arus cukup kuat. Akan tetapi di alam, kenyataannya hanya material halus saja

yang dapat diangkut suspensi. Sifat sedimen hasil pengendapan suspensi ini

adalah mengandung prosentase masa dasar yang tinggi sehingga butiran tampak

mengambang dalam masa dasar dan umumnya disertai memilahan butir yang

buruk. Cirilain dari jenis ini adalah butir sedimen yang diangkut tidak pernah

menyentuh dasar aliran.

II.3.2 Bedload Transport

Berdasarkan tipe gerakan media pembawanya, sedimen dapat dibagi menjadi: 

1. endapan arus traksi

2. endapan arus pekat (density current) dan

3. endapan suspensi.

Arus traksi adalah arus suatu media yang membawa sedimen didasarnya. Pada

umumnya gravitasi lebih berpengaruh dari pada yang lainya seperti angin atau

Page 7: Mekanika Transport Sedimen

pasang-surut air laut. Sedimen yang dihasilkan oleh arus traksi ini umumnya

berupa pasir yang berstruktur silang siur, dengan sifat-sifat:

1. pemilahan baik

2. tidak mengandung masa dasar

3. ada perubahan besar butir mengecil ke atas (fining upward) atau ke bawah

(coarsening upward) tetapi bukan perlapisan bersusun (graded bedding).

Di lain fihak, sistem arus pekat dihasilkan dari kombinasi antara arus traksi

dan suspensi. Sistem arus ini biasanya menghasilkan suatu endapan campuran

antara pasir, lanau, dan lempung dengan jarang-jarang berstruktur silang-siur dan

perlapisan bersusun. Arus pekat (density) disebabkan karena perbedaan kepekatan

(density) media. Ini bisa disebabkan karena perlapisan panas, turbiditi dan

perbedaan kadar garam. Karena gravitasi, media yang lebih pekat akan bergerak

mengalir di bawah media yang lebih encer. Dalam geologi, aliran arus pekat di

dalam cairan dikenal dengan nama turbiditi. Sedangkan arus yang sama di dalam

udara dikenal dengan nuees ardentes atau wedus gembel, suatu endapan gas yang

keluar dari gunungapi. Endapan dari suspensi pada umumnya berbutir halus

seperti lanau dan lempung yang dihembuskan angin atau endapan lempung

pelagik pada laut dalam. Selley (1988) membuat hubungan antara proses

sedimentasi dan jenis endapan yang dihasilkan, sebagai berikut (Tabel IV.1) :

Page 8: Mekanika Transport Sedimen

Kenyataan di alam, transport dan pengendapan sedimen tidak hanya dikuasai

oleh mekanisme tertentu saja, misalnya arus traksi saja atau arus pekat saja, tetapi

lebih sering merupakan gabungan berbagai mekanisme. Malahan dalam berbagai

hal, merupakan gabungan antara mekanik dan kimiawi. Beberapa sistem seperti itu

adalah: 

1. sistem arus traksi dan suspensi

2. sistem arus turbit dan pekat

3. sistem suspensi dan kimiawi.

Page 9: Mekanika Transport Sedimen

II.4 Mekanisme Gerakan Sedimen

Pada dasarnya butir-butir sedimen bergerak di dalam media pembawa, baik

berupa cairan maupun udara, dalam 3 cara yang berbeda: menggelundung

(rolling), menggeser (bouncing) dan larutan (suspension) seperti Gambar III.2.

`

II.4.1 Cairan

Ada 2 persamaan penting yang mempengaruhi aliran suatu cairan,

yakni: bilangan Reynold dan bilangan Froud. Rumus bilangan Reynolds umumnya

diberikan sebagai berikut:

dengan: 

Page 10: Mekanika Transport Sedimen

vs = kecepatan fluida,

L = panjang karakteristik,

μ = viskositas absolut fluida dinamis,

ν = viskositas kinematik fluida: ν = μ / ρ,

ρ = kerapatan (densitas) fluida.

Apabila angka Reynold ini kecil akan terjadi aliran yang laminer, dimana

garis aliran sejajar dengan batas permukaan. Sebaliknya bila angka Reynold besar

aliran akan berubah menjadi turbulen.

Angka Reynold, pada aliran dalam tabung batas antara aliran laminer dan

turbulen ini adalah 2000. Sedangkan angka itu untuk suatu partikel dalam cairan

adalah satu.

Angka Froud: pada hakekatnya perbandingan antara kekuatan untuk

menghentikan gerakan partikel dan gaya gravitasi

dimana: 

V=kecepatan partikel

g=percepatan gravitasi

L=kedalaman channel

Page 11: Mekanika Transport Sedimen

II.4.2 Hubungan Arus Searah Dengan Silang Siur

Ada hubungan yang sangat signifikan antara mekanisme aliran cairan dan

struktur sedimen yang dibentuknya, terutama silang siur (ripple). Dalam beberapa

percobaan di dalam tabung aliran searah (unidirectional flow) silang siur sudah

mulai terbentuk pada sedimen pasir setelah kecepatan kritis dilewatinya. Pasir

yang berukuran butir 0,25 – 0,7 mm dalam Gambar III.1 mulai terbentuknya

silang siur kemudian apabila kecepatan terus bertambah akan berubah menjadi

dune. Kalau kecepatan aliran terus bertambah dune akan tererosi kembali dan

berubah menjadi mendatar dan selanjutnya berubah menjadi antidune.

Dalam Gambar III.1 jelas bahwa pengaruh hidrodinamika dapat membentuk

dua jenis silang siur dan dune yang berbeda. Pada kondisi hidrodinamika dimana

mulai terbentuk silang siur, kemudian dune sampai dengan sebagian dari dune

dirusak tererosi kembali (lihat Gambar III.1) disebut rejim alir bawah (lower flow

regim). Sedangkan mulai dari sini bila kecepatan aliran terus bertambah disebut

rejim alir atas (upper flow regim).

Page 12: Mekanika Transport Sedimen

II.4.3 Flow regim 

a. Lower flow regim (F<1): 

Menghasilkan struktur sedimen

1. cross-lamination

2. cross-bed

b. Upper flow regim (F>1): 

Akan menghasilkan silang siur, planar-antidune

Page 13: Mekanika Transport Sedimen

2.5 GRAVITY

Sedimen yang bergerak karena hanya pengaruh gaya gravitasi ini, ada 3

macam sedimen : 

1. Debris flows (umumnya mud flows)

2. Grain flows

3. Fluidized flows

Mud flows (interparticle interaction)

Ada 2 : di bawah air dan di darat 

Ciri sedimen hasil mud flows: 

1. dikuasai matrik (matrix-dominated sediment)

2. sortasi jelek

3. pejal (tak berlapis)

Grain flows (grain interaction)

Ciri sedimen hasil grain flows: 

1. dikuasai kepingan (fragment dominated-sediment)

2. terpilah baik dan bebas lempung

Fluidized flows

Ciri sedimennya: 

1. tebal, non-graded clean sand

2. batas atas dan bawahnya kabur

3. umumnya terdapat struktur piring (dish structures).

Page 14: Mekanika Transport Sedimen

II.5 Pantai dan Geomorfologi Pantai

Pantai merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari wilayah pesisir,

Sogiarto, (1976) dalam Dahuri, (1996) menyatakan bahwa defenisi wilayah

pesisir yang digunakan di Indonesia adalah pertemuan antara darat dan laut dalam

artian ; ke arah darat wilayah pesisir meliputi bagian daratan, baik kering maupun

terendam air yang masih dipengaruhi sifat-sifat laut seperti pasang surut, angin

laut dan perembesan air asin, sedangkan ke arah laut wilayah pesisir mencakup

bagian laut yang masih dipengaruhi oleh proses-proses alami yang terjadi di darat

seperti sedimentasi dan aliran air tawar maupun yang disebaban oleh kegiatan

manusia di darat sepertipembangunan, penggundulam hutan dan

pencemaran lingkungan pantai.

Pantai adalah mintakat antara tepi perairan laut pada pasang rendah sampai ke

batas efektif pengaruh gelombang ke arah daratan. Sedangkan pesisir adalah

mintakat yang meliputi pantai dan perluasannya ke arah darat sampai batas

pengaruh laut tidak ada (Setiyono, 1996).

Geomorfologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bentang alam yang

meliputi sifat dan karakteristik dari bentuk morfologi, klasifikasi dan

perbedaannya serta proses yang berhubungan terhadap pembentukan morfologi

tersebut.

Secara garis besar bentuk morfologi permukaan bumi sekarang ini terbentuk

oleh beberapa proses alamiah, antara lain :

Proses yang berlangsung dari dalam bumi, yang membentuk morfologi

gunungapi, pegunungan lipatan, pegunungan patahan, dan undak pantai. 

Proses disintegrasi/degradasi yang mengubah bentuk permukaan muka bumi

karena proses pelapukan dan erosi menuju proses perataan daratan. 

Page 15: Mekanika Transport Sedimen

Proses agradasi yang membentuk permukaan bumi baru dengan akumulasi

hasil erosi batuan pada daerah rendah, pantai dan dasar laut. 

 Proses biologi yang membentuk daratan biogenik seperti terumbu karang dan

rawa gambut (Dahuri, 1996).

Lingkungan pantai merupakan daerah yang selalu mengalami perubahan,

karena daerah tersebut menjadi tempat bertemunya dua kekuatan, yaitu berasal

dari daratan dan lautan. Perubahan lingkungan pantai dapat terjadi secara lambat

hingga sangat cepat, tergantung pada imbang daya antara topografi, batuan dan

sifat-sifatnya dengan gelombang, pasang surut dan angin. Perubahan pantai terjadi

apabila proses geomorfologi yang terjadi pada suatu segmen pantai melebihi

proses yang biasa terjadi. Perubahan proses geomorfologi tersebut sebagai akibat

dari sejumlah faktor lingkungan seperti faktor geologi, geomorfologi, iklim,

biotik, pasang surut, gelombang, arus laut dan salinitas (Sutikno, 1993 dalam

Putinella, 2002).

II.6 Abrasi dan Sedimentasi

II.6.1 Abrasi

Abrasi adalah proses pengikisan pantai oleh tenaga gelombang laut dan arus laut

yang bersifat merusak (Setiyono, 1996). Kekuatan abrasi ditentukan oleh besar-

kecilnya gelombang yang menghempas ke pantai. Sebagaimana juga halnya erosi

sungai, kekuatan daya kikis oleh gelombang dipertajam pula oleh butiran-butiran

material batuan yang terkandung bersama gelombang yang terhempas membentur-

bentur batuan. Pada pantai yang berlereng terjal dan berbatuan cadas, gelombang

mengawali kikisannya dengan membentuk notch, lereng vertikal yang cekung

(concave) ke arah daratan (lereng menggantung, overhanging).

Page 16: Mekanika Transport Sedimen

Bentukan lereng yang cekung ini memberi peluang kerja bagi gaya berat dari

batuan di atas (overhanging), dan menjatuhkannya ke bawah. (hallaf, 2006). Adapun

bentuklahan yang terbentuk karena peristiwa abrasi antara lain Notch, Cliff ,Wave-

cut Platform, Sea Cave, Blow Hole, Inlet, Arch dan Stack.

1. Notch, Cliff dan Wave-cut Platform

Cliff adalah bentuk lereng terjal yang menyerupai dinding; yaitu bagian yang

ditinggalkan setelah suatu massa batuan longsor (landslides) oleh gaya beratnya

sendiri. Sering, suatucliff mirip dengan bentuk escarp, tetapi escarp dibentuk sebagai

dinding patahan akibat depressi tektonik, sedangkan cliff dibentuk oleh denudasi

tektonik.

Sebelum cliff terbentuk, dimulai dengan pembentukan notch yang merupakan

hasil pekerjaan gelombang (abrasi). Notch yaitu bentuk cekungan kaki lereng (profil)

yang menghadap ke arah laut, pada zona pasang-surut dan garis tengahnya secara

horizontal memanjang sejajar dan selevel dengan garis pantai/muka laut di saat

pasang.

Ada dua tipe cliff. Tipe yang pertama bentuknya tegak atau miring ke belakang.

Cliff tipe ini biasanya karena terdiri dari batuan yang relatif lembut, atau struktur

geologisnya yang miring ke arah darat. Tipe yang kedua adalah overhanging

cliff, suatu bentuk clif yang dinding lerengnya sangat miring atau menonjol ke arah

laut. Clif tipe overhangingterbentuk pada formasi batuan yang keras (cadas) dengan

struktur (deep) yang miring ke arah laut.

Wave-cut platform, adalah bagian dari pesisir (laut) yang rata pada permukaan

batuan dasar (beds rock) yang dibentuk oleh pekerjaan gelombang (Hallaf, 2006).

Page 17: Mekanika Transport Sedimen

2. Sea Cave, Blow Hole dan Inlet

Perbedaan kekerasan batuan; ada batuan yang lembut dan yang lainnya keras,

memberi perbedaan dalam kecepatan pengikisan. Bagian-bagian batuan cadas di

mana terdapat celah dan rekahan-rekahan seperti jointed, akan lebih cepat terkikis

daripada bagian yang tanpa celah atau rekahan.

Sekali gelombang sempat membuat suatu lubang, maka kekuatan atau daya

tekanan dari benturan gelombang akan semakin intensif dan efisien terhadap lobang

tersebut. Suatu lobang yang berbentuk corong yang mengarah ke arah datangnya

gelombang, akan memberi peluang terfokusnya tekanan gelombang untuk

memperhebat daya benturannya. Kondisi yang demikian akan lebih dipertajam daya

kikisnya bila di dalam gelombang itu termuat butiran-butiran material keras. Makin

luas mulut suatu gua di dinding pantai, makin banyak pula massa air gelombang yang

membentur ke dalamnya. Tekanan benturan dan pukulan gelombang semacam ini di

saat badai mampu menggetarkan (microseismic) dan meremukkan kompleks batuan

cadas di sekitarnya. Lambat laun muncratan air menembus hingga ke permukaan

tanah di atasnya (headland) dan membentuk blow hole.

Dua macam lubang besar ini (cave dan blow hole) diberi nama sesuai dengan

posisinya. Cave atau gua laut karena posisinya yang horizontal mengarah ke laut;

sedangkan blow hole adalah lubang yang tegak lurus, seperti dolina di daerah karst.

Bentukan blow hole dipercepat oleh, selain benturan langsung gelombang, juga oleh

semprotan (muncratan), getaran, pelapukan dari atas dan gravitasi yang menjatuhkan

batuan di atasnya. Demikian seterusnya hingga kedua lubang tersebut bukan saja

bersambungan dalam bentuk terowongan, tetapi atapnya pun runtuh seluruhnya,

disebutinlet atau terusan (Hallaf, 2006).

Page 18: Mekanika Transport Sedimen

3. Sea Cave, Arch dan Stack

Demikianlah proses suatu gua laut terbentuk hingga menembus ke dinding pantai

sebelahnya pada suatu tanjung. Terowongan gua dengan sambungan semacam

jembatan alam di atasnya pada ujung tanjung disebut arch. Bila kelak jembatan alam

(arch) ini runtuh atau putus, maka bagian ujung tanjung yang ditinggalkan, dengan

bentuk pilar raksasa (tugu) disebut stack (Hallaf, 2006).

II.6.2 Sedimentasi

Progradasi (sedimentasi) adalah proses perkembangan gisik, gosong atau bura ke arah

laut melalui pengendapan sedimen yang dibawa oleh hanyutan litoral (Setiyono,

1996). Bentuk-bentuk endapan yang utama dari gelombang dan arus sepanjang pantai

adalah: beach, bars, spits, tombolo, tidal delta, dan beach ridges.

Ketika gelombang menghempas (swash) merupakan kekuatan pukulan untuk

memecahkan batuan yang ada di pantai. Butiran-butiran halus dari pecahan batuan

(material klastis), seperti kerikil atau pasir, kemudian diangkut sepanjang pesisir

(shore, zona pasang-surut), yaitu bagian yang terkadang kering dan terkadang berair

oleh gerak pasang-surut atau oleh arus terbimbing sepanjang pesisir (long shore

currents). Proses erosi dan pemindahan bahan-bahan penyusun pantai (beach) yang

terangkut disebut beachdrift, yaitu penggeseran-penggeseran pasir atau kerikil oleh

gelombang (swash dan backwash) sampai diendapkan dan membentuk daratan baru,

misalnya, endapan punggungan pasir memanjang yang disebut off shore

bars atau spit.

Adanya endapan seperti misalnya spit yang berbentuk memanjang di depan teluk

ataupuntombolo yang menghubungkan pulau dengan daratan utama, menunjukkan

adanya bagian laut yang tenang. Tenangnya gelombang karena perlindungan tanjung

dan merupakan medan pertemuan dua arah massa arus laut yang saling melemahkan;

yaitu arus dari kawasan laut luar yang memutar di dalam teluk. Di bagian air yang

tenang di situlah terjadi pengendapan (Hallaf, 2006).

Page 19: Mekanika Transport Sedimen

Adapun bentuklahan yang terbentuk karena peristiwa sedimentasi antara lain:

1. Beach

Banyak bahan-bahan yang dikikis dari tanjung-tanjung tidak terbawa keluar dan

masuk ke dalam air yag lebih dalam, tetapi dihanyutkan oleh arus pasang yang datang

ke bagian head(tanjung) dan sides (sisi) teluk sehingga terbentuk “Bay Head

Beach” dan “Bay Side Beach”. The long shore current mengalir, terutama

menghindari ketidakberaturan pantai, sehingga mengalir memotong di mulut

teluk. Head Land Beach; terbentuk kalau materi-materi itu diendapkan di muka

tanjung-tanjung (Hallaf, 2006).

2. Bars

Bar adalah gosong-gosong pasir penghalang gelombang yang terbentuk oleh

endapan dari gelombang dan arus. Bar merupakan bagian dari beach, yang tampak

pada saat air surut. Di Tomia disebut “kénté”, orang Maluku

menyebutnya “méti”. Bar diberi nama sesuai dengan tempat terjadinya (Hallaf,

2006).

Bay Mouth Bar ialah bar yang terbentuk dan berpangkal dari tanjung yang satu ke

tanjung yang lain di mulut teluk. Arus yang berhasil masuk ke dalam teluk

membentuk Bay Head Bar dan Mid Bay Bar.

Cuspate Bar dan Looped Bar; adalah bar yang berbukit yang juga dibangun oleh

arus. Sebuah Cuspate Foreland menyerupai Cuspate Bar, hanya di situ tidak

mempunyai lagoon, karena semua materi-materi mengendap membentuk beach.

Off Shore Bars yang berbeda-beda di dalam jumlahnya, biasanya hanya

merupakan suatu lajur (gosong) pasir yang muncul di atas permukaan laut pada saat

laut surut. Di suatu daerah yang luas off shore bars terdiri dari dua atau tiga mil,

dipisahkan oleh bukit-bukit pantai (beach ridges) dan bukit-bukit pasir (sand dunes).

Page 20: Mekanika Transport Sedimen

A.K.Lobeck berpendapat bahwa material pembentuk spit atau bar berasal dari

hasil kerukan gelombang di dasar laut di depan bar itu, dan ditambahkan juga dengan

material yang terbawa dari tempat lain oleh arus laut sepanjang pantai di mana

erosi cliff aktif bekerja; dan gelombang belum berhasil mencapai daratan di tempat di

mana bar itu terbentuk.

G.K.Gilbert telah memikirkan kejadian tersebut. Ia adalah pendukung “Shore-

drift Theory”. Tetapi de Beaumont, Davis dan Shaler percaya bahwa material

pembentuk bardiangkut dari dasar laut di depan pantai. Johnson berkesimpulan

bahwa teori Beaumont dkk dapat diikuti karena memang ternyata bahwa permukaan

bar yang mengarah ke laut lebih diperdalam.

Adalah lumrah bila diketemukan dua atau lebih dari dua bars berkembang sejajar

dengan pantai. Bars yang lebih dalam terbentuk pertama kali oleh gelombang yang

lemah yang dapat maju lebih jauh ke arah (bagian) laut yang lebih dangkal (Hallaf,

2006).

3. Spit

Biasanya arus yang masuk ke dalam sebuah teluk lebih kuat daripada arus yang

keluar menuju ke laut. Akibatnya ujung spit yang pada laut terbuka (pada mulut

teluk) menjadi melengkung masuk arah ke teluk. Spit yang demikian

disebut “Recurved Spit”. Spit yang melengkung, yang terbentuk pertama, biasanya

mempunyai lengkungan yang lebih hebat daripada spit melengkung yang terbentuk

berikutnya.

Complex Spit dihasilkan dari perkembangan spit kecil atau spit sekunder yang

menumpang pada ujung dari spit yang utama. Cape Cod dan Sandy Hook, kedua-

duanya adalah Complex Spit yang sebaik dengan Compound-spit (Hallaf, 2006).

Page 21: Mekanika Transport Sedimen

4. Tombolo

Tombolo ialah bar yang menghubungkan sebuah pulau dengan daratan utama.

Tombolo itu ada yang single, double, triple; dan ada pula yang berbentuk huruf “V”,

yaitu apabila pulau dihubungkan dengan daratan oleh dua bar. Kompleks tombolo

terbentuk bila beberapa pulau dipersatukan dengan yang lain dan dengan daratan oleh

sederetan bars (Hallaf, 2006).

5. Tidal Inlet dan Tidal Delta

Tidal Inlets. Kebanyakan off shore bars (spit) tidak mempunyai sifat yang

bersambungan, tetapi diantarai atau diselingi oleh terusan-terusan yang dikenal

sebagai “tidal inlets”. Tidal inlets ini merupakan pintu-pintu tempat keluar dan

masuknya air laut antara laut bebas dengan lagoon sesuai dengan gerak pasang-surut.

Jumlah dan tempat inlets atau teluk-teluk dapat memberi hubungan langsung

dengan long shore currents karena arus ini adalah tetap membawa muatan material

untuk membangun bars.

Dalam perkembangan lanjut (mature stage), jumlah dari inlets atau teluk-teluk

lambat laun bertambah jauh dari lokasi sumber di mana arus memperoleh muatan

material. Tidak hanya gelombang-gelombang yang kurang keras untuk memberi arus

itu dengan muatan material yang berasal dari runtuhan, tetapi bar itu sendiri yang

lebih kecil dan lebih mudah dilalui oleh gelombang dan air pasang.

Pada kebanyakan teluk, lagoon lebih mudah ditumbuhi rumput-rumput rawa.

Kondisi ini terjadi karena keadaan yang sesuai dengan kadar garam yang tetap

dipertahankan oleh adanya hubungan langsung dengan lautan. Lagoon-lagoon yang

besar dan terpisah dari lautan (tanpa inlets), airnya tidak dapat ditumbuhi oleh

tumbuhan marine.

Page 22: Mekanika Transport Sedimen

Tidal Deltas. Arus pasang-surut yang keluar-masuk pada tidal inlets membawa

pasir masuk ke dalam lagoon dan juga pasir ke luar laut. Arus yang masuk itu

kemudian mengendapkan material muatannya ke dalam lagoon di mulut inlets dan

membentuk delta; dan disebut “Tidal Delta”. Hampir semua bars menahan sebuah

deretan delta yang terbentuk pada sisi dari lagoon.

Bahan-bahan yang tererosi oleh gelombang laut akan diangkut dan diendapkan

pada dua bagian kawasan. Sebagian diendapkan ke arah darat (coastal) ketika

terjadi swash; dan sebagian lainnya lagi diangkut oleh arus balikan

yaitu backwash untuk selanjutnya diteruskan oleh arus kompensasi untuk diendapkan

ke bagian dasar yang lebih dalam (Hallaf, 2006).

6. Beach Ridges

Beach ridge (punggung / bukit-bukit tepi pantai) menggambarkan kedudukan

yang dicapai dari majunya garis pantai. Tekanan-tekanan atau depression yang terjadi

antara bukit-bukit atau ridges dikenal sebagai Swales, Slashes or

furrows. Ridges dan swales dapat terjadi pada sembarang pantai.

Ada tiga cara terbentuknya Beach Ridges ini, yaitu:

a) Menurut Gilbert, bahan-bahan dari pasir yang dihanyutkan oleh arus

dilemparkan oleh gelombang dari arah laut pada sisi-sisi dari beach.

Adanya bukit-bukit itu menunjukkan adanya angin ribut yang luar biasa.

b) Menurut Beaumont  dan Davis; materi-materi itu dihanyutkan dari dasar

laut, di mana dasar laut telah diperdalam; kemudian ridges itu lebih

banyak tergantung pada kekuatan dan keaktifan gelombang.

c) Sederetan bukit-bukit dapat terbentuk pada ujung dari sebuah Compound

recurved spit oleh tambahan dari spit yang berhasil berkembang ke

samping – arah ke laut.

Page 23: Mekanika Transport Sedimen

Tetapi Johnson mempertahankan bahwa Beach Ridge tidaklah selalu dapat

dikorelasikan dengan individu angin badai. Beach Ridge lebih banyak berfluktuasi

dalam jumlah pasir yang dibawa oleh long shore current; yang harus diperiksa adalah

ada tidaknya erosi gelombang pada tempat-tempat yang lain. Di mana terdapat

persediaan materi yang berlimpah, beach ridge dapat bertambah dengan cepat,

terutama pada ujungRecurved spit. Dalam 23 tahun, ada 5 (lima) ridges terbentuk

pada ujung dari Rockway Beach, dekat New York City. Ujung spit bertambah kurang

lebih 200 kaki dalam setahun (Hallaf, 2006).

Page 24: Mekanika Transport Sedimen

III. PENUTUP

1. Sedimen adalah material atau pecahan dari batuan, mineral dan material

organik yang melayang-layang di dalam air, udara, maupun yang

dikumpulkan di dasar sungai atau laut oleh pembawa atau perantara alami

lainnya.

2. Sedimentasi adalah proses pengendapan material hasil erosi air, angin,

gelombang laut dan gletsyer.

3. Transpor sedimen pantai adalah gerakan sedimen di daerah pantai yang

disebabkan oleh gelombang dan arus yang dibangkitkannya.

4. Mekanisme transport sedimen terbagi atas 2, yaitu secara suspensi dan

bedload.

5. Abrasi adalah proses pengikisan pantai oleh tenaga gelombang laut dan arus

laut yang bersifat merusak.

Page 25: Mekanika Transport Sedimen

DAFTAR PUSTAKA

http://softilmu.blogspot.com/2014/07/sedimentasi.html

http://zonangelmu.blogspot.com/2013/01/pengertian-sedimentasi-dan-macamnya.html#.VFFO3_mUcWY

http://ilmukelautan.com/publikasi/oseanografi/fisika-oseanografi/410-transpor-sedimen

http://jurnal-geologi.blogspot.com/2010/02/transportasi-sedimen_23.html

http://dhayatgeo.blogspot.com/2011/12/abrasi-dan-sedimetasi-pantai.html