mekanika klasik pak guntur

37

Upload: wiyogi-waskithaningtyas-utami

Post on 17-Nov-2015

68 views

Category:

Documents


14 download

DESCRIPTION

semoga bermanfaat

TRANSCRIPT

  • MEKANIKA KLASIK

    Obyek yang dikaji dalam mekanika klasik dapat digolongkan menjadi tiga

    jenis. Ketiga jenis obyek tersebut adalah (1) partikel tunggal; (2) banyak partikel

    yang bersifat diskrit, baik partikel bebas maupun terikat (tegar); (3) banyak partikel

    yang bersifat kontinyu/malar, sebagai contoh adalah fluida dan benda tegar. Ketiga

    obyek tersebut dikaji dengan menggunakan tiga metoda yaitu (1) Newton, (2)

    Lagrange, (3) Hamilton.

    Selain obyek dan metoda juga terdapat perangkat pembahasan atau konsep-

    konsep. Konsep-konsep tersebut adalah konsep dasar dan konsep turunan. Konsep

    dasar dibagi menjadi tiga yaitu ruang, waktu, dan massa. Ruang, waktu dan massa

    disebut sebagai konsep dasar karena ketiganya dapat berdiri sendiri tidak bergantung

    dengan yang lain. Selain konsep dasar disebut sebagai konsep turunan, dan

    berikutnya disebut sebagai besaran. Contoh konsep turunan adalah vektor posisi (),

    kecepatan (), energi kinetik

    =

    , dan masih banyak lagi konsep-

    konsep turunan yang lain.

    PARTIKEL TUNGGAL

    Keberadaan partikel dalam ruang dinyatakan dengan vektor posisi yang terjadi

    pada saat . Fungsi vektor posisi ada dua yaitu (1) memastikan posisi partikel, (2)

    menyatakan posisi partikel secara kuantitatif. Untuk menyatakan vektor posisi

    diperlukan suatu kerangka acuan

    dalam bentuk sistem koordinat.

    Sebagai contoh dalam ruang tiga

    dimensi dikenal sistem koordinat

    kartesius. Posisi partikel terhadap

    pusat koordinat pada saat dapat

    dinyatakan sebagai vektor posisi

    seperti tampak pada gambar di

    samping.

    Konsep dasar ruang

    menuntun munculnya vektor

    posisi . Konsep dasar waktu menuntun munculnya waktu . Akibatnya keberadaan

  • partikel pada suatu tempat dan saat tertentu dapat dituliskan sebagai (). Posisi

    benda sebagai fungsi waktu () disebut sebagai gerak. Oleh karena itu = ()

    disebut sebagai persamaan gerak partikel. Persamaan gerak partikel jika dinyatakan

    dalam komponen-komponennya maka dapat dituliskan sebagai berikut.

    Di ruang 1 dimensi ( 1)

    () = ()

    Persamaan gerak tersebut adalah persamaan gerak lurus.

    Di ruang 2 dimensi( 2)

    () = ()+ ()

    Di ruang 3 dimensi( 3)

    () = ()+ ()+ ()

    Persamaan gerak benda = () mengindikasikan bahwa posisi partikel setiap

    saat berubah-ubah. Dari perubahan posisi tersebut dapat diketahui laju perubahan

    posisi yang dituliskan sebagai

    ()

    () disebut sebagai kecepatan sesaat. Jika dinyatakan dalam komponen-

    komponenya maka () dapat dituliskan sebagai berikut

    () =

    () =

    (()+ ()+ ())

    () =()

    +

    ()

    +

    ()

    () = ()+ ()+ ()

    Karena kecepatan sebagai fungsi waktu maka kecepatan tersebut akan berubah-ubah

    seiring dengan berjalannya waktu . Laju perubahan kecepatan dinyatakan sebagai

    =

    ()

    () disebut sebagai percepatan sesaat. Jika dinyatakan dalam komponen-

    komponenya maka () dapat dituliskan sebagai berikut

    () =

    () =

    (()+ ()+ ())

  • () =()

    +

    ()

    +

    ()

    () = ()+ ()+ ()

    Jika diketahui () maka dapat dicari persamaan () dengan menggunakan

    persamaan berikut ini.

    () =

    () =

    Ruas kiri diintegralkan terhadap sedangkan ruas kanan diintegralkan terhadap

    ()

    =

    ()

    ()

    ()

    = | () ()

    ()

    = () (0)

    () = ()

    + (0)

    atau

    () = (0) + ()

    Jika diketahui () maka dapat dicari persamaan () dengan menggunakan

    persamaan berikut ini.

    () =

    () =

    Ruas kiri diintegralkan terhadap sedangkan ruas kanan diintegralkan terhadap

    ()

    =

    ()

    ()

    ()

    = |()()

  • ()

    = () (0)

    () = ()

    + (0)

    atau

    () = (0) + ()

    Semua aspek tersebut (), (), () dibahas dalam kinematika, dan besaran-

    besarannya disebut sebagai besaran kinematika.

    Fakta di alam menunjukkan bahwa benda-benda bergerak dengan style

    berbeda-beda. Perbedaan tersebut disebabkan oleh resultan gaya yang bekerja pada

    benda. Akibatnya dalam pembahasannya memerlukan konsep dasar massa ().

    Pembahasan ini masuk ke dalam aspek dinamika.

    Persamaan gerak benda ditentukan oleh resultan gaya dan massa benda. Kaitan

    antara resultan gaya dan persamaan gerak tunduk pada hukum II Newton yaitu

    =

    Untuk partikel tunggal maka massa adalah konstan. Persamaan di atas merupakan

    persamaan differensial yang harus dicari persamaan geraknya (), dimana ()

    yang diperoleh tergantung pada resultan gaya . Jadi setiap ada ketentuan mengenai

    maka dapat ditentukan persamaan gerak (). Secara umum adalah fungsi dari

    posisi, kecepatan dan waktu yaitu = , , . Pada ruang satu dimensi maka

    = , , .

    Persamaan Hukum Newton pada Ruang Satu Dimensi

    Persamaan hukum Neewton pada ruang satu dimensi dapat dituliskan sebagai

    berikut.

    =

    dimana adalah massa partikel/benda, adalah resultan gaya yang bekerja pada

    benda bermassa . Berbagai kemungkinan gaya yang bekerja pada benda adalah

    sebagai berikut.

  • 1. Resultan gaya nol ( = 0)

    2. Resultan gaya konstan ( = 0)

    3. Resultan gaya sebagai fungsi posisi = ()

    4. Resultan gaya sebagai fungsi kecepatan = ()

    5. Resultan gaya sebagai fungsi waktu = ()

    6. Resultan gaya sebagai fungsi posisi dan kecepatan = (, )

    7. Resultan gaya sebagai fungsi posisi dan waktu = (, )

    8. Resultan gaya sebagai fungsi kecepatan dan waktu = (, )

    9. Resultan gaya sebagai fungsi posisi, kecepatan dan waktu = (, , )

    Resultan gaya nol ( = 0)

    Jika resultan gaya adalah nol ( = 0), maka persamaan hukum Newton dapat

    dituliskan sebagai berikut.

    =

    = 0

    = 0

    Karena

    = 0 maka harus konstan. Jadi benda yang mengalami resultan gaya nol

    maka benda akan bergerak dengan kecepatan konstan atau yang sering disebut

    sebagai gerak lurus beraturan. Karena konstan maka persamaan posisi benda dapat

    dinyatakan sebagai berikut.

    =

    =

    =

    ()

    ()

    | = |()

    ()

    ( 0) = () (0)

    () = (0) +

  • Berdasarkan persamaan posisi () tersebut tampak bahwa posisi benda berubah

    terhadap waktu secara linear. Gambar berikut adalah grafik hubungan antara

    kecepatan dan waktu serta posisi dan waktu.

    Resultan Gaya Konstan ( = = )

    Jika benda mengalami resultan gaya konstan ( = = ), maka

    persamaan hukum Newton dapat dituliskan sebagai berikut.

    =

    Dari persamaan tersebut dapat diperoleh persamaan berikut

    =

    Sebagaimana yang telah diketahui bahwa

    adalah percepatan benda. Karena massa

    benda dan resultan gaya adalah konstan, maka

    juga merupakan sebuah nilai

    yang konstan. Jadi benda yang mengalami resultan gaya konstan akan mengalami

    percepatan konstan. Jika dinyatakan

    dalam grafik hubungan antara

    percepatan dan waktu adalah

    sebagai berikut.

  • Dari persamaan hukum Newton di atas dapat ditentukan persamaan kecepatan

    benda sebagai berikut.

    =

    =

    Dimana dan adalah konstan.

    =

    ()

    ()

    =

    ()

    ()

    =

    |()()

    =

    |

    () (0) =

    ( 0)

    () = (0) +

    Persamaan kecepatan benda tersebut

    menunjukkan bahwa kecepatan benda

    yang mengalami gaya konstan

    merupakan fungsi linear dari waktu .

    Berdasarkan persamaan kecepatan di

    atas maka dapat dibuat grafik

    hubungan antara kecepatan dan waktu

    seperti tampak pada gambar.

    Persamaan kecepatan di atas

    dapat digunakan untuk mencari persamaan posisi benda. Berikut adalah langkah

    untuk menemukan persamaan posisi benda dari persamaan kecepatan ().

    () = (0) +

    = (0) +

  • = (0) +

    ()

    ()

    = (0) +

    |()()

    = (0) +1

    2

    () (0) = (0) +1

    2

    (0)0 +1

    2

    0

    () (0) = (0) +1

    2

    () = (0) + (0) +1

    2

    Berdasarkan persamaan tersebut tampak bahwa posisi benda merupakan fungsi

    kuadrat dari waktu , sehingga grafik hubungan antara posisi dan waktu dapat

    digambarkan sebagai berikut.

    Resultan Gaya sebagai Fungsi Waktu = ()

    Benda yang mengalami resultan gaya sebagai fungsi waktu, maka persamaan

    hukum Newtonnya adalah sebagai berikut.

    = ()

    = ()

    Dari persamaan tersebut dapat diperoleh beberapa besaran yang terkait dengan gerak

    benda. Berikut adalah besaran-besaran yang dimaksud.

    = ()

  • ()

    = ()

    Besaran disebut sebagai momentum linear .

    = ()

    = ()

    ()

    ()

    = ()

    |()()

    = ()

    () (0) = ()

    () (0) = ()

    ()

    Pada persamaan tersebut tampak bahwa di ruas kiri adalah perubahan momentum

    linear, sedangkan di ruas kanan adalah impuls gaya yang bekerja pada benda/partikel

    selama . Jadi adanya impuls yang bekerja pada benda menyebabkan terjadinya

    perubahan momentum linear benda.

    Persamaan kecepatan benda sebagai fungsi waktu dapat ditentukan dengan

    langkah-langkah berikut.

    = ()

    =

    1

    ()

    =1

    ()

    ()

    ()

    = 1

    ()

    |()()

    =1

    ()

    () (0) =1

    ()

  • () = (0) +1

    ()

    Persamaan kecepatan tersebut bergantung pada bentuk persamaan resultan gaya

    sebagai fungsi waktu (). Jika bentuk dari () diketahui maka dapat dtentukan

    integralnya.

    Setelah diketahui persamaan kecepatan sebagai fungsi waktu, maka dapat

    ditentukan pula persamaan posisi benda sebagai fungsi waktu. Berikut adalah

    persamaan posisi sebagai fungsi waktu yang diperoleh dari persamaan kecepatan.

    () = (0) +1

    ()

    = (0) +

    1

    ()

    = (0) +1

    ()

    ()

    ()

    = (0) +1

    ()

    |()()

    = (0) +1

    ()

    () (0) = (0) +1

    ()

    () = (0) + (0) +1

    ()

    Seperti halnya dengan persamaan kecepatan sebagai fungsi waktu di atas, maka

    persamaan posisi sebagai fungsi waktu juga sangat bergantung pada bentuk

    persamaan resultan gaya (). Jika () diketahui maka () dapat ditentukan.

    Contoh :

    Benda bermassa 2 kg mengalami gaya () = 2 selama 4 sekon. Tentukanlah :

    a. Kecepatan benda

    b. Posisi benda

  • c. Momentum benda

    Jika (i) (0) = (0) = 0, (ii) (0) = 2, (0) = 1

    Jawab :

    a. Kecepatan benda

    = ()

    = 2

    =1

    2

    ()

    ()

    =1

    2

    |()()

    =1

    |

    () (0) =1

    ( 0)

    () = (0) +1

    Jika (0) = (0) = 0 maka pada saat = 4 s

    (4) = 0 +1

    24

    (4) = 8 m/s

    Jika (0) = 2, (0) = 1 maka pada saat = 4 s

    (4) = 1 +1

    24

    (4) = 9 m/s

    b. Posisi benda

    Persamaan posisi benda dapat diperoleh dari persamaan kecepatan sebagai

    fungsi waktu.

    () = (0) +1

    = (0) +

    1

    = (0) +1

  • ()

    ()

    = (0) +1

    |()()

    = (0) +1

    1

    3

    () (0) = (0) +1

    3 (0)0 +

    1

    30

    () = (0) + (0) +1

    3 2

    () = (0) + (0) +1

    6

    Jika (0) = (0) = 0 maka pada saat = 4 s

    (4) = 0 + 0 4 +1

    64

    (4) =64

    6=

    32

    3m

    Jika (0) = 2, (0) = 1 maka pada saat = 4 s

    (4) = 2 + 1 4 +1

    64

    (4) = 6 +64

    6=

    100

    6=

    50

    3m

    c. Momentum benda

    () = ()

    Jika (0) = (0) = 0 maka pada saat = 4 s

    (4) = (4)

    (4) = 2 8

    (4) = 16 kgm/s

    Jika (0) = 2, (0) = 1 maka pada saat = 4 s

    (4) = (4)

    (4) = 2 9

    (4) = 18 kgm/s

    Resultan Gaya sebagai Fungsi Posisi = ()

    Persamaan hukum Newton bagi benda yang mengalami resultan gaya sebagai

    fungsi kecepatan adalah sebagai berikut.

    = ()

  • = ()

    = ()

    = ()

    = ()

    1

    2

    ()

    = ()

    1

    2() = ()

    1

    2 = ()

    = ()

    Di ruas kiri persamaan di atas adalah perubahan tenaga kinetik . Di ruas kanan

    () adalah usaha yang dilakukan oleh gaya sebagai fungsi posisi () pada

    benda sehingga benda berpindah sejauh . Karena gaya merupakan fungsi posisi,

    maka besarnya gaya yang bekerja pada benda selalu berubah-ubah seiring perubahan

    posisinya. Contoh gaya yang berubah terhadap posisi adalah gaya gravitasi antara

    dua benda, dimana gaya gravitasi berbanding terbalik dengan kuadrat jarak kedua

    benda.

    Andaikan suatu benda bermassa diletakkan sejauh dari permukaan bumi,

    maka benda tersebut mengalami gaya gravitasi sebesar

    () =

    () =

    () = ()

    dengan arah gaya menuju ke pusat bumi. Untuk memindahkan benda tersebut

    menuju ke tempat yang jaraknya dari permukaan bumi + maka diperlukan

    gaya luar () yang arahnya berlawanan dengan arah gaya gravitasi atau dapat

    dituliskan () = (). Akibat gaya luar () benda mengalami perpindahan

    dari menjadi + , sehingga usaha yang dilakukan oleh gaya () terhadapa

    benda adalah

    ()([ + ] ) = ()([ + ] )

  • ()[ + ] () = ()([ + ] )

    () + () () = (()[ + ] ())

    () = (() + () ())

    () = ()

    Suku di ruas kanan persamaan tersebut adalah perubahan tenaga potensial, sehingga

    persamaan tersebut dapat dituliskan sebagai berikut.

    () = ()

    Kembali ke persamaan = (), maka akan diperoleh persamaan berikut.

    =

    + = 0

    ( + ) = 0

    = 0

    Persamaan tersebut menunjukkan bahwa tenaga total benda () adalah konstan.

    Dengan demikian gaya () disebut sebagai gaya konservatif karena tidak

    mengubah tenaga total benda.

    Bagaimanakah bentuk persamaan gerak kecepatan dan posisi benda?

    Persamaan kecepatan benda yang mengalami resultan gaya sebagai fungsi posisi

    () dapat diturunkan sebagai berikut.

    = ()

    = ()

    = ()

  • = ()

    =1

    ()

    ()

    ()

    =1

    ()

    ()

    ()

    1

    2|()

    ()=

    1

    ()

    ()

    ()

    () (0) =2

    ()

    ()

    ()

    () = (0) +2

    ()

    ()

    ()

    () = (0) +2

    ()

    ()

    ()

    Persamaan posisi benda sebagai fungsi waktu adalah sebagai berikut.

    () = (0) +2

    ()

    ()

    ()

    = (0) +

    2

    ()

    ()

    ()

    =

    (0) +2

    ()

    ()

    ()

    ()

    ()

    =

    (0) +2

    ()

    ()

    ()

    |()()

    =

    (0) +2

    ()

    ()

    ()

  • () (0) =

    (0) +2

    ()

    ()

    ()

    () = (0) +

    (0) +2

    ()

    ()

    ()

    Persamaan kecepatan sebagai fungsi posisi dapat diperoleh dengan

    mendifferensialkan persamaan posisi di atas.

    () =()

    () =

    (0) +

    (0) +2

    ()

    ()

    ()

    Sedangkan persamaan percepatannya adalah

    () =()

    () =

    (0) +

    (0) +2

    ()

    ()

    ()

    Pada ruang tiga dimensi maka tenaga potensial = (, , ) sehingga

    berlaku persamaan

    =

    =

    =

    Sehingga secara keseluruhan menjadi

    = + +

    =

    =

    +

    +

    =

  • Jika diketahui maka dapat dicari tenaga potensilanya, begitu juga sebaliknya jika

    tenaga potensial diketahui maka dapat dicari gayanya.

    Contoh

    Jika diketahui = 2 maka tentukan persamaan untuk gaya !

    Jawab

    =

    = (2)

    +

    (2)

    +

    (2)

    = 2 + 6 + 4

    Jika diketahui = + 6 + 4 maka tentukan persamaan tenaga

    potensialnya!

    Jawab

    () = 2

    () = 2 + (, )

    () = 6

    () = 2 + (, )

    () = 4

    () = 2 + (, )

    Maka persamaan untuk tenaga potensialnya adalah = 2 (setiap suku yang

    muncul hanya diambil satu kali)

    Jika diketahui = + maka tentukan persamaan gaya sebagai fungsi

    posisi!

    Jawab

    =

    = ( + )

    +

    ( + )

    +

    ( + )

    = ( ) + ( + ) + ( )

    = ( ) ( + ) + ( )

  • Jika diketahui = ( ) ( + ) + ( ), maka tentukn persamaan tenaga

    potensialnya!

    Jawab

    () = ( )

    () = + (, )

    () = + +

    () = ( + )

    () = + + (, )

    () = + + +

    () = ( )

    () = + (, )

    () = + +

    Sehingga = + +

    Persamaan = berlaku untuk gaya yang konservatif. Gaya konservatif

    adalah gaya yang tidak menyebabkan perubahan pada energi total sistem. Akibat dari

    gaya konservatif ini adalah usaha yang dilakukan oleh gaya tersebut tidak

    bergantung pada lintasannya, melainkan bergantung pada perpindahan. Secara

    matematis dapat dinyatakan sebagai

    ()

    =

    Jika = berarti lintasan yang bentuk adalah lintasan tertutup, sehingga

    perpindahannya adalah nol. Jika perpindahan benda akibat gaya konservatif adalah

    nol, maka usaha yang dilakukan oleh gaya tersebut juga nol. Jika diungkapkan secara

    matematis adalah sebagai berikut.

    ()

    = ()

    0 = ()

    () = 0

  • Jadi cara untuk menguji gaya itu koservatif atau tidak adalah dengan melakukan

    rotasi pada gaya. Jika hasil rotasi adalah nol, maka gaya tersebut adalah gaya

    konservatif, sedangkan jika hasil rotasinya tidak nol maka gaya tersebut tidak

    konservatif.

    Contoh

    Dengan menggunakan integral lintasan tunjukkan apakah gaya berikut konservatif

    atau tidak.

    a. = +

    b. =

    Gunakan lintasan berikut.

    Jawab

    a. = +

    Lintasan

    =

    +

    Dimana = sehingga =

    =

    +

    = 2

    = 2.1

    2|

    = 1

  • Lintasan

    =

    +

    Pada lintasan maka = 0 sehingga = 0, pada lintasan maka

    = 1 maka = 0 sehingga

    =

    +

    +

    +

    =

    + 0

    + 0 +

    =1

    2|

    +1

    2|

    =1

    2+

    1

    2

    = 1

    b. =

    Lintasan

    =

    Dimana = sehingga =

    =

    = 0

    Lintasan

    =

    +

  • Pada lintasan maka = 0 sehingga = 0, pada lintasan maka

    = 1 maka = 0 sehingga

    =

    +

    = [0 0] + 0 1

    = |

    = 1

    Karena hasilnya berbeda maka = tidak konservatif.

    Resultan Gaya sebagai Fungsi Kecepatan = ()

    Contoh kasus benda yang mengalami resultan gaya

    sebagai fungsi kecepatan adalah ketika sebuah bola besi

    dimasukkan ke dalam fluida yang memiliki viskositas

    (kekentalan) sehingga bola besi tersebut mengalami gaya

    gesek yang besarnya sebanding dengan kecepatan benda.

    Persamaan hukum Newton untuk keadaan tersebut adalah

    sebagai berikut ini.

    () =

    =

    =

    ()

    ()

    =

    1

    ln( )

    ()

    ()

    = |

    ln () ln (0) =

  • ln ()

    (0) =

    ()

    (0)=

    () = [ (0)]

    () = + (0)

    () =

    + (0)

    () =

    1

    + (0)

    Dari persamaan kecepatan tersebut, jika = maka

    0 sehingga kecepatan

    benda akan konstan. Kecepatan ini disebut sebagai kecepatan terminal.

    () =

    Setelah diperoleh persamaan kecepatan benda, maka dapat juga diturunkan

    persamaan posisi benda. Berikut adalah penurunan untuk menentukan persamaan

    posisi benda.

    () =

    1

    + (0)

    =

    1

    + (0)

    =

    1

    + (0)

    ()

    ()

    =

    + (0)

    |()()

    =

    +

    (0)

    () (0) =

    +

    (0)

    0 +

    (0)

    () (0) =

    +

    (0)

    +

    (0)

    () (0) =

    +

    (0)

    +

    (0)

  • () = (0) +

    +

    +

    (0)

    1

    Contoh :

    Perahu bergerak dari pantai menuju ke tengah laut dengan kecepatan . Setelah

    menempuh jarak tertentu, mesin perahu dimatikan dan perahu mengalami gaya gesek

    dengan air laut dengan persamaan = . Tentukanlah :

    a. Persamaan kecepatan perahu

    b. Persamaan posisi perahu

    Jawab :

    a. Persamaan kecepatan perahu

    =

    =

    =

    ()

    =

    [ln ]()

    =

    |

    ln () ln =

    ( 0)

    ln ()

    =

    ()

    =

    () =

    Dari persamaan tersebut nampak bahwa kecepatan perahu menurun secara

    eksponensial. Berikut adalah grafik yang menggambarkan hubungan antara

    kevepatan dan waktu.

  • b. Persamaan posisi perahu

    () =

    =

    =

    ()

    =

    |()

    =

    () =

    () = +

    1

    Berikut adalah grafik hubungan posisi dan waktu.

    GETARAN SELARAS SEDERHANA

    Sistem benda yang mengalami resultan gaya () = adalah sistem yang

    mengalami getaran selaras sederhana. Resultan gaya tersebut merupakan fungsi dari

  • posisi dengan adalah tetapan gaya. Karena resultan gaya sebagai fungsi posisi,

    maka adalah gaya konservatif, sehingga terdapat hubungan

    =

    =

    =

    =1

    2

    Persamaan tersebut adalah persamaan untuk tenaga potensial getaran selaras

    sederhana.

    Benda yang mengalami gaya konservatif maka total tenaganya konstan

    sehingga berlaku.

    =1

    2

    +1

    2

    Dimana adalah kecepatan benda saat simpangannya sebesar . Ketika benda

    berada di titik setimbang ( = 0) maka resultan gayanya adalah nol sehingga

    persamaan tenaganya adalah.

    =1

    2

    Pada saat simpangannya maksimum maka kecepatan benda adalah nol sehingga

    tenaga totalnya sama dengan tenaga potensialnya. Simpangan maksimum benda

    yang bergetar harmonis sederhana disebut sebagai amplitudo (), sehingga

    persamaan tenagany menjadi.

    =1

    2

    Dari ketiga persamaan tenaga di atas semuan memiliki besar yang sama, sehingga

    dapat dituliskan sebagai

    =1

    2

    +1

    2 =

    1

    2

    =1

    2 = konstan

    Jika dinyatakan dalam grafik, maka tenaga total, tenaga kinetik dan tenaga

    potensialnya adalah sebagai berikut.

  • Hubungan antara tenaga saat simpangan maksimum dan saat di titik setimbang

    dapat digunakan untuk menentukan kecepatan benda saat dititik setimbang.

    1

    2

    =1

    2

    =

    =

    =

    =

    adalah kecepatan sudut yang dinyatakan sebagai = 2 = 2

    dengan adalah

    frekuensi sedangkan adalah periode. Ternyata tampak seperti gerak melingkar

    beraturan, dan memang getaran selaras sederhana adalah poryeksi dari benda yang

    mengalami gerak melingkar beraturan dengan jari-jari dan kecepatan sudut .

  • Berdasarkan ilustrasi di atas jelas bahwa benda yang bergetar selaras sederhana

    identik dengan titik yang bergerak melingkar beraturan. Pada persamaan

    sebelumnya telah dituliskan bahwa

    =

  • Karena = 2 =

    maka besarnya frekuensi dan periode dapat diperoleh dengan

    persamaan

    2 =

    =1

    2

    dan

    2

    =

    = 2

    Ketiga besaran tersebut (, dan ) disebut sebagai bersaran-besaran identik,

    karena jika salah satu besaran diketahui maka besaran yang lain dapat diketahui.

    Besaran (, , ) disebut sabagai parameter getaran selaras sederhana. Dari ketiga

    besaran tersebut (, , ) dapat diperoleh beberapa hubungan sebagai berikut.

    Hubungan antara dan

    =

    Hubungan antara dan

    1

    2 =

    = 2

    Hubungan antara dan

    1

    2

    =

    = 2

    Besaran , , disebut sebagai karakter getaran selaras sederhana.

    Dari persamaan resultan gaya () = dapat diturunkan persamaan gerak

    bagi getaran selaras sederhana. Berikut ini adalah penurunan persamaan tersebut.

    () =

  • =

    =

    +

    = 0

    Solusi bagi persamaan diferensial tersebut adalah

    () = cos( + )

    () = cos

    +

    Persamaan tersebut adalah persamaan gerak bagi getaran selaras sederhana. dan

    adalah tetapan tetapan integrasi yang nilainya ditentukan oleh syarat awal

    fisisnya. Persamaan kecepatan getaran adalah sebagai berikut.

    () =()

    () =

    ( cos( + ))

    () = sin( + )

    Dimana adalah besarnya kecepatan maksimumnya. Percepatan getaran dapat

    diperoleh dengan menurunkan persamaan kecepatan di atas terhadp waktu.

    () =()

    () =

    ( sin( + ))

    () = cos( + )

    () = cos( + )

    () = ()

    Jika dihubungkan dengan resultan gaya, maka diperoleh

    =

    = ()

    Dimana = sehingga

    = ()

    Jika sudut fase awal = 0 maka persamaan gerak bagi getaran selaras

    sederhana menjadi berikut.

    () = cos()

  • () = sin()

    () = cos()

    Jika dinyatakan dalam grafik akan tampak sebagai berikut.

    GETARAN SELARAS TEREDAM

    Sebuah sistem yang mengalami resultan gaya (, ) = adalah

    sebuah sistem yang mengalami getaran dengan redaman. Suku adalah suku

    yang berfungsi untuk mempercepat atau memperlambat gerakan sistem. Sedangkan

    suku adalah suku yang selalu memperlambat atau dengan kata lain mengurangi

    tenaga dari sistem.

    Gambar di sebelah kiri adalah sistem yang sedang bergerak ke kanan dengan

    kecepatan . Sistem tersebut mengalami perlambatan oleh gaya yang besarnya

    dan . Jadi kedua gaya tersebut bersifat memperlambat. Gambar sebelah kanan,

    sistem sedang bergerak ke kiri dengan kecepatan . Pada gambar tampak bahwa

    gaya searah dengan kecepatan sistem sehingga gaya ini mempercepat gerakan

    sistem. Gaya arahnya berlawanan dengan arah kecepatan sistem, hal ini berarti

    bersifat memperlambat sistem.

    Gejala semacam ini dapat diamati pada sistem yang mengalami getaran selaras

    teredam. Parameter redaman dalam sistem dengan resultan gaya (, ) =

  • adalah . Persamaan resultan gaya tersebut jika diuraikan ke dalam bentuk

    persamaan diferensial adalah sebagai berikut.

    =

    =

    +

    + = 0

    Dimana , , adalah parameter-parameter sistem yang menentukan karakter sistem

    tersebut. Bagaimanakah solusi persamaan gerak pada sistem semacam ini? solusi

    yang paling memungkinkan adalah dalam bentuk eksponensial.

    Andaikan ditentukan fungsi coba () = dengan adalah suatu tetapan.

    Persamaan untuk kecepatan dan percepatannya adalah sebagai berikut.

    () =()

    () =()

    () =

    dan

    () =()

    () =()

    () =

    Sehingga persamaan diferensial di atas menjadi

    + + = 0

    ( + + ) = 0

    Karena tidak mungkin nol maka

    + + = 0

    Persamaannya menjadi persamaan kuadrat yang akar-akarnya dapat ditentukan

    dengan cara berikut.

    , = 4

    2

    Akar-akar persamaan kuardat tersebut , sangat bergantung pada

    4 . ada tiga kemungkinan nilai dari 4, yaitu positif, nol atau negatif.

    1) 4 > 0

  • Jika 4 > 0 maka

    , = 4

    2

    , =

    2

    4

    Suku

    adalah frekuensi sudut dari getaran selaras tidak teredam . Dengan

    demikian solusi umumnya adalah

    () = +

    () =

    +

    Tetapan dan pada persamaan di tersebut adalah tetapan integrasi yang

    ditentukan oleh keadaan/syarat awal sistem fisinya. Berdasarkan persamaan

    tersebut jelas bahwa semakin besar waktunya maka simpangannya akan

    menuju ke nol, dan tidak ada getarannya. Tidak munculnya getaran adalah

    karena besarnya faktor redaman karena

    4 > 0

    > 4

    Jika simpangan pada keadaan teredam kuat digrafikkan, maka akan diperoleh

    grafik seperti tampak pada gambar.

    Tampak jelas bahwa sistem tidak melalui titik setimbang, sehingga dapat

    dikatakan bahwa sistem tidak mengalami getaran.

    2) 4 = 0

    Jika 4 = 0 maka akar-akar bagi persamaan kuadrat di atas menjadi

    , = 4

    2

  • , =

    2

    Akar-akarnya ternyata sama/kembar sehingga solusi umumnya adalah

    () =

    Berdasarkan persamaan solusi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa

    simpangan sistem meluruh secara eksponensial dan tidak melewati titk

    setimbang karena

    tidak mungkin negatif. Jadi keadaannya hampir

    sama dengan kasus teredam kuat, hanya saja untuk kasus ini sistem akan

    mencapai titik setimbang dalam waktu yang lebih cepat. Kasus semacam ini

    disebut sebagai sistem teredam kritis.

    Grafik tersebut tampak bahwa simpangannya meluruh lebih curam jika

    dibandingkan dengan keadaan teredam kuat yang berarti waktunya lebih

    singkat.

    3) 4 < 0

    Jika 4 < 0 maka < 4 sehingga

    4 = ( 1)(4 )

    4 = (4 )

    Sehingga akar-akar dari persamaan kuadrat di atas adalah

    , = 4

    2

    , =

    2

    4

    Maka solusi umum bagi gerak sistem adalah

    () = +

    () =

    +

  • () =

    +

    Andaikan

    = adalahfaktor redaman,

    = adalah kecepatan sudut

    tanpa redaman, maka persamaan tersebut dapat dituliskan menjadi

    () =

    +

    () = cos + sin

    + cos sin

    Dimana = yaitu kecepatan sudut getaran teredam

    () =

    cos( + )

    Berdasarkan persamaan tersebut tampak bahwa amplitudo getarannya meluruh

    secara eksponensial mengikuti persamaan . Pada saat = 0 maka

    simpangannya maksimum sebesar . Sedangkan suku cos( + )

    menunjukkan adanya getaran dengan kecepatan sudut < . Agar pada

    saat = 0 simpangannya , maka

    cos( + ) = 1

    cos(0 + ) = cos 0

    = 0

    Jika digrafikkan akan tampak seperti berikut.

    Dari persamaan peluruhan amplitudo , maka =

    adalah tetapan

    peluruhan amplitudo. Dari grafik di atas dapat dibandingkan dua amplitudo

    yang berdekatan. Waktu dari satu amplitudo ke amplitudo yang berdekatan

    adalah satu periode , dimana

  • =2

    =2

    Maka

    () = cos( + )

    () =

    dan

    () = cos( + )

    () =

    Dimana = + sehingga perbandingannya adalah

    ()

    ()=

    ()

    ()=

    ()

    ()

    ()=

    ()

    ()=

    1