meilistina 31 (iib)

26
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY”M” PADA DIAGNOSA TUBERKULOSIS DI RUANG SEDAP MALAM RSUD NGUDI WALUYO KOTA BLITAR Disusun Oleh : Meilistina (II B) (31)

Upload: zomalfiantana

Post on 04-Oct-2015

40 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ppt

TRANSCRIPT

TUBERKULOSIS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NYM PADA DIAGNOSA TUBERKULOSIS DI RUANG SEDAP MALAM RSUD NGUDI WALUYO KOTA BLITARDisusun Oleh :Meilistina(II B) (31)

TUBERKULOSISLatarBelakangMungkin sudah banyak orang yang tahu akan penyakit TBC (Tuberculosis) TBC lebih disingkat lagi dengan istilah TB (Tuberculosis) memang penyakit yang sangat berbahaya dan masih belum bias teratasi dengan baik.Dari hasil penelitian ternyata hingga saat ini masih banyak sekali yang menderita penyakit TBC.Bakteri tuberculosis (Mycobakterium tuberculosis) yang terdapat pada penderita TBC sangat kebal dan dapat menular melalui benda atau udara yang telah tercemar bakteri tuberculosis tersebut. (Jurnal Unpad.2009)

B.Perumusan MasalahBerdasarkan latar belakang diatas ,maka dapat ditentukan rumusan masalah, Bagaimana asuhan keperawatan pada klien dengan TBC di RSUD NGUDI WALUYO KOTA BLITAR?.

Tujuan PenulisanTujuan UmumUntuk mempelajari dan mempraktikkan asuhan keperawatan pada klien TBC di RSUD NGUDI WALUYO KOTA BLITAR.

Tujuan KhususPenulis dapat :.Melakukan pengkajian dan interprestasi data prioritas klien untuk kasus TBC..Menetapkan diagnos atau masalah keperawatan dari kasus TBC..Menetapkan rencana asuhan keperawatan untuk kasus TBC..Menetapkan tindakan segera (konsultasi, kolaborasi ,merujuk) kasus TBC.Mengevaluasi efektifitas asuhan yang diberikan dan memperbaikitindakan yang dipandang perlu.

Manfaat Penulisan

InstitusiProfesiRespondenPenulis

TUBERKULOSISDefinisiTuberculosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobakterium tuberculosis) (Depkes, 2007:4).Tuberculosis paru merupakan infeksi yang menyerang parenkim paru yang disebabkan oleh Mycobakterium tuberculosis (Somantri, 2008: 59).TBC (Tuberculosis) merupakan infeksi menular yang disebabkan oleh kuman TB yaitu Mycobakterium tuberculosis. Mycobakterium tuberculosis suatu basil aerob tahan asam, yang ditularkan melalui udara (Asih, 2004: 82).Tuberculosis paru adalah penyakit infeksius yang menyerang parenkim paru yang disebabkan Mycobakterium tuberculosis, yaitu bakteri batang aerob bersifat tahan asam yang tumbuh dengan lambat dan sensitif terhadap panas dan ultraviolet (Brunner dan Suddarth, 2001: 584).Tuberculosis merupakan penyakit menular yang menyebar melalui batuk dan dahak atau disebut dengan droplet (Crofton, 2002: 6).

Etiologi

Penyebab Tuberkulosis adalah Mycobakterium tuberculosis (Soparman, 1998: 715). Mycobakterium tuberculosis merupakan jenis kuman berbentuk batang berukuran panjang 1-4 mm dengan tebal 0,3-0,6 mm. sebagian besar komponen Mycobakterium tuberculosis adalah berupa leak/lipid sehingga kuman mampu tahan terhadap asam serta sangat tahan terhadap zat kimia dan faktor fisik. Mikroorganisme ini adalah bersifat aerob yakni menyukai daerah yang banyak oksigen. Oleh karena itu Mycobakterium tuberculosis senang tinggal di daerah apeks paru-paru yang kandungan oksigennya tinggi. Daerah tersebut menjadi suatu tempat yang konduktif untuk penyakit tuberculosis (Somantri, 2008: 59).

Patofisiologi Infeksi Primer Infeksi primer terjadi saat seseorang terpapar pertama kali dengan kuman TB. Tuberculosis Pasca Primer (Post Primary TB)Tuberkulosis Pasca Primer biasanya terjadi setelah beberapa bulan atau tahun sesudah infeksi primer, misalnya karena daya tahan tuuh menurun akibat terinfeksi HIV atau status gizi yang buruk. Cirri khas dari tuberculosis pasca primer adalah kerusakan paru yang luas ditandai dengan terjadinya kavitas atau efusi pleura. (Depkes, 2001:

Manifestasi KlinisBatuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (disertai dengan darah)Sesak nafasDemam ringan yang terjadi pada siang hariNyeri dada

Komplikasi

Pembesaran kelenjar sevikalis yang superficialPleuritis tuberkulosaEfusi pleuraTuberkulosa milierMeningitis tuberkulosa

Pencegahan Imunisasi BCG pada anak balita, vaksin BCG sebaiknya diberikan sejak anak masih kecil agar terhindar dari penyakit tersebut.Bila ada yang dicurigai sebagai penderita TBC maka harus segera diobati sampai tuntas agar tidak menjadi penyakit yang lebih berat dan terjadi penularan. Jangan minum susu sapi mentah dan harus dimasak.Pencegahan dilakukan dengan tidak melakukan kontak udara dengan penderita, minum obat pencegahan dengan dosis tinggi dan hidup secara sehat. Terutama rumah harus baik ventilasi udaranya dimana sinar matahari pagi masuk ke rumah. Tutup mulut dengan sapu tangan bila batuk serta tidak meludah/mengeluarkan dahak di sembarangan tempat dan menyediakan tempat ludah yang diberi lisol atau bahan lain yang dianjurkan dokter dan untuk mengurangi aktifitas kerja serta menenangkan pikiran.

Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan fisik secara langsung.Pemeriksaan laboratorium (darah, dahak, cairan otak).Pemeriksaan patologi anatomi (PA)Rontgen dada (thorax photo)

Asuhan Keperawatan TBCAsuhan keperawatan merupakan suatu pendekatan untuk pemecahan masalah yang memampukan perawat untuk mengatur dan memberikan asuhan keperawatan pada klien. Kerangka kerja proses keperawatan mencakup langkah berikut : pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi, dan evaluasi (Potter, 2005: 137).

PengkajianPengkajian adalah proses sistematis dari pengumpulan, verifikasi, dan komunikasi data tentang klien. Fase ini mencakup dua langkah : pengumpulan data dari sumber primer dan sumber sekunder, dan analisa data sebagai dasar untuk diagnosa keperawatan (Potter, 2005: 144).Keluhan utama Keluhan respiratoris, meliputi : batuk, batuk darah, sesak napas, dan nyeri dada.Keluhan sistemis meliputi : demam, keringat malam, anoreksia, penurunan berat badan dan malaise.

Pengkajian fisik

Aktifitas dan IstirahatGejala:Kelelahan umum dan kelemahan. Napas pendek karena akitivas. Kesulitan tidur pada malam hari, menggigil dan atau berkeringat.Tanda:Takikardia, takipnea/dispnea/saat aktivitas. Kelelahan otot, nyeri dan sesak (tahap lanjut)Makanan/Cairan Kehilangan nafsu makan. Tak dapat mencerna. Penurunan berat badan.Turgor kulit buruk, kering/kulit bersisik. Kehilangan otot/hilang lemak sub kutanNyeri/keamanan Nyeri dada meningkat karena batuk berulangBerhati-hati pada area yang sakit. Perilaku distraksi, gelisah. Pernapasan Batuk, produktif atau tak produktif, napas pendek, riwayat tuberculosis/terpajan pada individu terinfeksi Peningkatan frekuensi pernapasan. Pengembangan pernapasan tak simetris (effuse pleural). Perkusi pekak dan penurunan fremitus (cairan pleural atau penebalan pleural). Bunyi napas tubuler dan/atau bisikan pectoral diatas lesi luas. Krekels tercatat diatas apek paru selama inspirasi cepat setelah batuk pendek (krekels posttussic). Karakteristik sputum : hijau/purulen, mukoti kuning, atau bercak darah. Perubahan mental (tahap lanjut).

15

Pemeriksaan Diagnostik

Skin test (PPD, mantoux, tine, and vollmer patch)Reaksi positif (area indurasi 10 mm atau lebih, timbul 48-72 jam) mengindikasikan infeksi dalam dan adanya antibody, tetapi tidak mengindikasikan penyakit sedang aktif. Chest X-ray Dapat memperlihatkan infiltrasi kecil pada lesi awal di bagian atas paru-paru, deposit kalium pada lesi primer yang membaik atau cairan pleura. Perubahan yang mengindikasikan TBC yang lebih berat dapat mencakup area berlubang dan fibrosa. Tes fungsi paru-paruPenurunan kapasitas vital, peningkatan ruang mati, peningkatan rasio udara residu dan kapasitas paru total, menurunnya saturasi oksigen yang merupakan gejala sekunder dari fibrosis/infiltrasi parenkim paru-paru dan penyakit pleura. (Somantri, 2008:62)

Penatalaksanaan PenyuluhanPencegahan Pemberian obat-obatan (Obat Batuk Hitam), VitaminKonsultasi secara teratur

Diagnosa Keperawatan Diagnosa keperawatan adalah penyataan yang menguraikan respons actual atau potensial klien terhadap masalah kesehatan yang perawat mempunyai izin dan berkompeten untuk mengatasinya (Potter, 2005: 166)Diagnosa yang muncul menurut Somantri, 2008 dan Doenges, 2002 meliputi :Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d secret rental atau mengandung darah, fatigue, kemampuan batuk kurang, edema trakea/faring.Ketidakefektifan ;pola nafas berhubungan dengan menurunnya ekspansi paru sekunder terhadap penumpukan cairan dalam rongga pleura. Gangguan pertukaran gas b/d penurunan efektif paru, kerusakan membran alveolar-kapiler, sekret kental, edema bronkial.Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d perasaan mual, batuk produktif.Resiko penyebaran infeksi b/d tak adekuatnya mekanisme pertahanan diri, kuatnya jaringan atau terjadinya infeksi lanjutan, malnutrisi, paparan lingkungan.Resiko gangguan harga diri b/d image negatif tentang penyakit, perasaan malu.

Rencana asuhan keperawatan pada pasien TBCRencana asuhan keperawatan adalah pedoman tertulis untuk perawatan klien. Rencana perawatan tertulis mendokumentasikan kebutuhan perawatan kesehatan klien, yang ditentukan oleh pengkajian dan diagnosa keperawatan, tujuan dan hasil yang diharapkan yang dirumuskan selama perencanaan (Potter, 2005: 189).Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d secret rental atau mengandung darah, fatigue, kemampuan batuk kurang, edema trakea/faring

DefinisiKondisi ketika individu mengalami ancaman pada status pernapasan mereka akibat ketidakmampuan untuk batuk secara efektif. Batasan Karakteristik Mayor (harus ada)Batuk tidak efektif atau tidak ada batukKetidakmampuan untuk mengeluarkan secret dari jalan nafas. Minor (mungkin ada)Bunyi nafas abnormal Jumlah, irama dan kedalaman nafas abnormal

TujuanJalan nafas bersih dan efektif setelah perawatan. Kriteria hasil Pasien menyatakan bahwa batuk berkurang/hilang, tidak ada sesak dan sekret berkurang.Suara nafas normal (vasikular)Frekuensi nafas 16-20 kali per menit (dewasa)Tidak ada dispnea

Intervensi

Intervensi Rasional Independen Kaji fungsi respirasi antara lain suara, jumlah, irama dan kedalaman nafas mengenai penggunaan otot nafas tambahan.Catat kemampuan untuk mengeluarkan sekret/batuk secara efektif.Mengatur posisi tidur semi atau high fowler, bantu pasien untuk berlatih batuk secara efektif dan menarik nafas dalam.Membersihkan sekret dari dalam mulut dan trakea, suction jika memungkinkan.Memberikan minum kurang lebih 2500 ml.hari, menganjurkan untuk minum dalam kondisi hangat jika tidak ada kontra indikasi. Kolaborasi Memberikan oksigen udara inspirasi yang lembab.Memberikan pengobatan atas indikasi :Agen mukolitik BronkodilatorKortikosteroid Memberikan agen anti infeksi misal :Obat primer : INH, EMB, RMP.Pyrazinmaide (PZA), Para Amino salisilic (PAS) StreptomycinMonitor pemeriksaan laboratorium Adanya perubahan fungsi respirasi dan penggunaan otot tambahan menandakan kondisi penyakit yang masih dalam kondisi penanganan penuh Ketidakmampuan mengeluarkan sekret menjadikan timbulnya penumpukan berlebih pada saluran pernapasan. Posisi semi/high fowler memberikan kesempatan paru-paru berkembang secara maksimal akibat diafragma turun kebawah. Batu kefektif mempermudah ekspektorasi mukus. Pasien dalam kondisi sesak cenderung untuk bernafas melalui mulut yang jika tidak ditindaklanjuti akan mengakibatkan stomatitis. Air digunakan untuk menggantikan keseimbangan cairan tubuh akibat banyak keluar melalui pernapasan. Air hangat akan mempermudah pengenceran sekret melalui proses konduksi yang mengakibatkan arteri pada area sekitar leher vasodilatasi dan mempermudah cairan dalam pembuluh darah dapat diikat oleh mukus/sekret. Berfungsi meningkatkan kadar tekanan parsial oksigen dan saturasi oksigen dalam darah Berungsi untuk mengencerkan dahak.Meningkatkan/memperlebar saluran udara.Mempertebal dinding saluran udara (bronkodilator)Menurunkan keaktifan dari mikroorganisme akan menurunkan respons inflamasi sehingga akan berefek pada berkurangnya efek produksi sekret.

ImplementasiImplementasi adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari asuhan keperawatan dilakukan dan diselesaikan. Dalam teori, implementasi dari rencana suhan keperawatan mengikuti komponen perencanaan dari proses keperawatan. Namun demikian di banyak lingkungan perawatan kesehatan, implementasi mungkin dimulai secara langsung setelah pengkajian. Sebagai contoh implementasi segera diperlakukan ketika perawat mengidentifikasi kebutuhan klien yang mendesak, dalam situasi seperti henti jantung, kematian mendadak dari orang yang dicintai, atau kehilangan rumah akibat kebakaran. Implementasi mencakup melakukan, membantu atau mengarahkan kinerja aktivitas kehidupan sehari-hari, memberikan arahan perawatan untuk mencapai tujuan yang berpusat pada klien, menyelia dan mengevaluasi kerja anggota staf, dan mencatat serta melakukan pertukaran informasi yang relevan dengan perawat kesehatan berkelanjutan dari klien (Potter, 2005: 203).

Evaluasi Keberhasilan penatalaksanaan keperawatan tercermin pada pencapaian hasil dan tujuan klien. Bandingkan perilaku klien dengan hasil dan tujuan klien yang telah ditetapkan sebelumnya. Ketidakberhasilan dalam pencapaian hasil dan tujuan klien mengindikasikan diperlukannya modifikasi dalam pendekatan yang digunakan dengan mengkaji kembali klien, merevisi diagnosa keperawatan dan menyesuaikan tindakan keperawatan. Keberhasilan penatalaksanaan keperawatan pada klien dengan TBC mencakup :Mencapai jalan nafas yang paten, mampu menangani sekresi dengan memperbanyak masuka cairan, tehnik batuk yang efektif.

METODOLOGI

Jenis PenelitianTempat dan Waktu PenelitianSubyek PenelitianJenis DataTekhnik Pengumpulan DataEtika Penelitian