media-sosial
DESCRIPTION
ÂTRANSCRIPT
Media komunitas sesungguhnya menyediakan pe-
luang bagi masyarakat untuk mendapatkan akses
informasi yang lebih seimbang di tengah terpaan
me dia arus utama yang kental nuansa kapital dan
ke ku asaan politik. Namun kehadiran media ko mu-
nitas justru belum mendapat perhatian yang layak.
Berbekal semangat kerelewanan, para pegiat me-
dia komunitas rupanya tidak sekadar duduk diam
me nyesali buruknya “nasib”. Mereka menyiasati be-
ra gam keterbatasan itu, antara lain dengan memanfaatkan me-
dia sosial. Media sosial dinilai menjadi strategi yang paling mu-
rah sekaligus ampuh untuk memperluas isu yang diangkat media
ko mu nitas. Gaung yang lebih besar diharapkan berdampak pada
me lu asnya dukungan terhadap upaya advokasi terkait per ma sa-
lahan yang dialami komunitas.
Buku ini berisi paparan pengalaman langsung dari para pegiat
me dia komunitas dalam memanfaatkan media sosial. Tulisan
yang terangkum dalam buku ini menunjukkan bahwa media ko-
mu ni tas mampu bertahan bahkan berkembang di tengah pem-
ba tas an dan tekanan yang dialami. Dan semua dilakukan de-
ngan semangat kerelawanan.
Masa Depan
Media Komunitas?
MEDIA SOSIAL
Lisensi
Siapa pun bisa mengutip, menyalin, dan menyebarluaskan sebagian atau
keseluruhan tulisan dengan menyebutkan sumber tulisan dan
mencantumkan jenis lisensi yang sama pada karya publikasi, kecuali
untuk kepentingan komersil.
Akhmad Rofahan
Anton Muhajir
Bayu Sapta Nugraha
Hernindya Wisnuadji
Media SoSiaL: MaSa depan Media KoMunitaS?
penulis
Akhmad Rofahan
Anton Muhajir
Bayu Sapta Nugraha
Hernindya Wisnuadji
penyunting
Imung Yuniardi
Idha Saraswati
Sampul dan tata letak
MS Lubis
penerbit
COMBINE Resource Institution (CRI)
Jl KH Ali Maksum RT 06 No 183
Pelemsewu, Panggungharjo, Sewon
Bantul, DI Yogyakarta, Indonesia 55188
Tel/Fak: 0274 – 411123
Website: www.combine.or.id
Cetakan pertama, April 2014
ISBN 978-602-14967-2-5
MEDIA SOSIAL: MASA DEPAN MEDIA KOMuNITAS? I 5
Daftar Isi
Dari Penerbit ~ 6
Pengantar
Media Sosial: Menggali Ruang-ruang Alternatif ~ 9
Oleh Dina Listiorini
Media Sosial untuk Menggemakan
Suara Perlawanan ~ 17
Oleh Anton Muhajir
Menarik Perhatian Publik Luar, Mengetuk Kepedulian
Komunitas di Sekitar “K” FM ~ 25
Oleh Bayu Sapta Nugraha
Mengelola Media (Prestasi) Sosial:
Pengalaman RADEKKA FM dan HANCARAKA FM
Gunungkidul ~ 31
Oleh Hernindya Wisnuadji
Strategi Pemanfaatan Media Sosial oleh
Media Komunitas ~ 37
Oleh Akhmad Rofahan
Tentang Penulis ~ 47
6 I ANTON MuHAJIR DKK
idak dapat dimungkiri, sekarang di negeri ini me-
dia sosial ada di mana-mana, dengan jutaan infor-
masi yang berkeliaran setiap saat, baik oleh rema-
ja di desa hingga akun resmi perusahaan multinasional di
ibukota. Media sosial menjadi fenomena luar biasa di Indo-
nesia. Di jagad media sosial, Indonesia sangat diperhitung-
kan bahkan termasuk ke dalam jajaran elit dunia, misalnya
dalam hal jumlah pengguna. Secara umum dan gampang di-
sebut penyebabnya adalah paduan jumlah penduduk yang
memang banyak dengan karakter masyarakat, seperti ke-
butuhan akan ruang katarsis dan eksistensi, yang mengha-
silkan angka pengguna dan lalu lintas yang luar biasa. Acara
semacam Indonesia Idol saja bisa menjadi trending topic di
Twitter.
Di luar keriuhan kajian positif dan negatif baik secara
keilmuan hingga kebijakan, secara sederhana media sosial
sebenarnya merupakan senjata paling murah namun bisa
amat ampuh untuk menggenjot keterlibatan orang lain. Ka-
rena ujung keterlibatan tersebut bermacam-macam, mu-
lai dari sekadar persetujuan ide hingga aksi jual beli, ma-
ka hampir semua pihak kini menggarap media sosial secara
Dari Penerbit
T
MEDIA SOSIAL: MASA DEPAN MEDIA KOMuNITAS? I 7
se rius sebagai bagian dari strategi komunikasi politik hing-
ga pemasaran.
Inilah salah satu alasan COMBINE setidaknya selama
lima tahun terakhir mendorong pemanfaatan media sosial
oleh media komunitas. Selama ini media komunitas akrab
de ngan keterbatasan (dalam arti sumber daya) dan pemba-
tasan (oleh kebijakan). Meski bukan satu-satunya jawaban,
setidaknya media komunitas bisa memanfaatkan media so-
sial sebagai strategi menyiasatinya. Media sosial dapat men-
jadi alat untuk memperluas isu yang diangkat media ko mu-
nitas. Gaung yang lebih besar diharapkan berdampak lang-
sung terhadap meluasnya dukungan pada advokasi masa lah
yang dialami komunitas.
Media komunitas sendiri sesungguhnya merupakan pe-
luang bagi masyarakat untuk mendapatkan akses informa-
si yang lebih seimbang, di tengah terpaan media arus utama
yang kental nuansa kapital dan kekuasaan politik. Sifat nya
yang mempunyai kedekatan kultural dengan komunitasnya
menjadi kekhasan sekaligus kelebihan.
Namun hal itu pulalah yang membuat tidak sedikit pe-
giat media komunitas maupun yang mempunyai perhatian
ter hadapnya menyangsikan dampak penggunaan media so-
sial. Meski dinilai efektif untuk meresonansi isu, namun di-
kha watirkan pula justru memunculkan jarak baru dengan
ko munitasnya. Ada kecemasan penggunaan media sosial
yang makin aktif oleh media komunitas justru menjadi kan
in tensitas dan kualitas komunikasi personal dengan ko mu-
nitasnya di dunia nyata justru menurun. Bila itu yang ter-
jadi, maka hilanglah satu kelebihan media komunitas di-
bandingkan media komersial.
8 I ANTON MuHAJIR DKK
Lewat buku ini COMBINE mencoba menggali pengalam-
an beberapa pegiat media komunitas yang telah menggarap
media komunitas sebagai strategi komunikasi. Tentu bukan
sebagai usaha menyediakan jawaban yang pasti, tunggal
apalagi final. Konvergensi adalah bagian dari dialektika ke-
hidupan media komunitas yang begitu dinamis mengikuti
jaman.
Imung Yuniardi
MEDIA SOSIAL: MASA DEPAN MEDIA KOMuNITAS? I 9
asyarakat Indonesia mengalami perubahan yang
sig nifikan dalam cara berkomunikasi terkait de-
ngan penggunaan media. Situs Techinasia (Enriko)
melalui risetnya mencatat bagaimana perubahan per hatian
dari media tradisional ke media online. Riset tersebut men-
ca tat bahwa radio, tabloid dan majalah saat ini tidak lagi
men ja di pusat perhatian dibandingkan televisi dan internet.
In ter net diakses oleh 97,8 persen penduduk (dengan sam-
pel sejumlah 2.150 orang), jauh lebih tinggi dibanding surat
kabar, majalah, radio, dan tabloid. Jumlah ini nyaris sebe-
sar akses terhadap media televisi. Meski demikian para res-
pon den mengaku bahwa perhatian mereka lebih banyak di-
tu jukan untuk mengakses internet dibandingkan televisi.
Situs ini juga menunjukkan bahwa hingga tahun 2013,
tercatat sekitar 74,6 juta penduduk Indonesia mengguna-
Media Sosial: Menggali Ruang-ruang Alternatif
Oleh DINA LISTIORINI
Staf Pengajar Program Studi Ilmu Komunikasi
FISIP universitas Atma Jaya Yogyakarta
M
PENGANTAR
10 I ANTON MuHAJIR DKK
kan internet, dan sekitar 32 persen dari jumlah tersebut
menggunakannya selama lebih dari 3 (tiga) jam. Sedangkan
situs di internet yang paling banyak diakses adalah face-
book, diikuti oleh twitter, google sebagai mesin pencari, la-
lu instagram.
Dari data yang dikemukakan oleh situs Techniasia ter-
sebut dapat dilihat bahwa media sosial terutama facebook
dan twitter merupakan situs yang paling sering dikunjungi
oleh masyarakat Indonesia. Dalam era perubahan sosial ma-
syarakat ini, facebook dan twitter tidak hanya digunakan
se bagai jejaring pertemanan individual, namun juga digu-
nakan untuk menggerakkan dan memobilisasi massa. Hal
ini dapat dilihat pada kasus “Koin Untuk Prita”, sebuah ge-
rakan kepedulian pada kasus Prita Mulyasari1. Gerakan yang
dilakukan melalui media sosial terutama pada facebook dan
twitter menghasilkan koin sejumlah 650 juta rupi ah (Viva
news, 2009).
GERAKAN SOSIAL MEDIA KOMUNITAS DI MEDIA SOSIAL
Media sosial dewasa ini juga banyak digunakan untuk
“mendampingi” atau “memperkuat” jaringan media main
stream seperti surat kabar cetak, radio atau televisi. Meski-
pun industri media tradisional seperti media cetak, televisi
dan radio sudah memiliki versi online serta streaming se-
1 Prita Mulyasari adalah seorang ibu rumah tangga yang pada 2009 dijerat
dengan undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) karena
menuliskan keluhannya terkait pelayanan Rumah Sakit Omni Internasional
di maillist. Prita ditahan dan diharuskan membayar sejumlah uang. Kasus
ini memunculkan gelombang protes serta dukungan terhadap Prita dari
pa ra blogger, praktisi teknologi informasi, hukum, hingga politisi (ed).
MEDIA SOSIAL: MASA DEPAN MEDIA KOMuNITAS? I 11
per ti www.kompas.com, www.tempo.co.id, www.elshinta.
com serta www.elshinta.com/v2003a/elshinta-broadcast-
streaming.htm atau http://www.rcti.tv/streaming dan www.
rcti.tv, namun mereka juga “bermain” di media sosial de-
ngan menggunakan akun twitter atau facebook.
Media komunitas di Indonesia lebih banyak ditemukan
melalui keberadaan radio komunitas yang mulai banyak
ber munculan di Indonesia sejak UU Penyiaran No 32/2002.
Sama halnya dengan media mainstream atau swasta, media
komunitas terutama radio juga mulai banyak menggunakan
media sosial untuk mendukung keberadaan mereka. Salah
satu alasan yang digunakan adalah menguatkan jaringan
so sial dan keberadaan radio komunitas, mengingat aturan
yang ada tentang radio komunitas (misalnya tentang jum-
lah frekuensi yang tersedia bagi radio komunitas) dianggap
tidak cukup memberikan ruang bagi radio komunitas untuk
menjalankan fungsi mereka sebagai media komunikasi ba-
gi komunitasnya.
Tiga tulisan dalam buku ini dibuat oleh rekan-rekan ya ng
berkecimpung di media komunitas, dua di antaranya terka it
dengan keberadaan radio komunitas yakni Bayu Sapta Nu-
graha, pegiat radio komunitas “K” FM di Desa Dukun, Ke-
camatan Muntilan, Jawa Tengah, serta Hernindya Wisnu-
adji, koordinator Saluran Informasi Akar Rumput (SIAR)
Yogyakarta. Tulisan ketiga oleh Anton Muhajir, pegiat Sloka
In stitute, sebuah komunitas yang didirikan oleh wartawan,
blog ger, praktisi media relations dan aktivis di Bali.
Bayu Sapta Nugraha dalam tulisannya menjelaskan bah-
wa keberadaan media sosial seperti facebook dan twitter
dimanfaatkan oleh radio “K” FM untuk memperkuat ek-
12 I ANTON MuHAJIR DKK
sistensi radio komunitas tersebut dalam banyak keterba-
tasannya sebagai sebuah media komunitas. Penggunaan dua
jenis media sosial tersebut menurut Bayu digunakan un tuk
mengangkat isu yang sedang berkembang di sekitar Desa
Dukun dan untuk memberikan informasi yang bermanfaat
sesuai kebutuhan warga, terutama untuk masalah kebenca-
naan mengingat lokasi desa tersebut hanya berjarak 12 kilo
meter dari puncak gunung Merapi. Baik isu maupun infor-
masi masyarakat Desa Dukun yang diangkat di media sosial
dianggap mampu menjembatani komunikasi antara pihak
pe merintah dengan masyarakat.
Hampir sama dengan radio “K” FM dalam mengelola
media sosial bagi radio komunitasnya, begitu pun dengan
pengalaman Radekka FM dan Hancaraka FM Gunung Kidul
dalam memanfaatkan internet dan media sosial. Model ra
dio streaming, akun facebook, twitter serta pembuatan blog
dan web www.gdhe.web.id merupakan beberapa bentuk in-
tegrasi dengan radio komunitas di Gunung Kidul tersebut.
Pengalaman Radekka FM dan Hancaraka FM ini menjadi le-
bih menarik ketika mereka berhasil mengajak 4 (empat)
ra dio komunitas lain di Gunung Kidul untuk berkolaborasi
da lam Jaringan Media Komunitas Gunung Kidul (JMKGK)
dan membuat sebuah program berjaringan berbentuk ra-
dio talk show dan sekaligus mengelolanya ke dalam fanpage
dan twit ter. Tidak hanya radio komunitas, radio swasta Ar-
go sos ro FM juga diajak bekerja sama dalam produksi ber-
jaring an tersebut.
Alasan yang sedikit berbeda terungkap dari pengalam-
an yang dipaparkan oleh Anton Muhajir, pegiat Sloka Insti-
tute Bali. Digunakanya media sosial seperti youtube, twitter
MEDIA SOSIAL: MASA DEPAN MEDIA KOMuNITAS? I 13
dan facebook merupakan upaya perlawanan simbolis yang
dilakukan melalui media virtual untuk membentuk sebuah
opini publik. Perlawanan ini dilakukan untuk melindungi
daerah konservasi di dua kabupaten yakni Badung dan Den-
pasar, yang sebagian dari wilayah tersebut akan dieksploi-
tasi untuk kepentingan proyek megabisnis milik konglo-
merat terkemuka, Tommy Winata.
Ketiga pengalaman para penggiat media komunitas da-
lam menggunakan media sosial menunjukkan tindakan yang
oleh Nico Carpentier dkk (dalam Fuller, 2007) disebut se-
bagai menghubungkan masyarakat sipil dalam elemen, ting-
katan dan tujuan yang berbeda-beda. Keterhubungan ini
menurut Carpentier diharapkan dapat menguatkan keber-
adaan media komunitas yang seringkali memiliki keren-
tan an dalam konstelasi di antara kubu pasar dan negara.
Penggunaan media sosial dalam proses menghubung-
kan elemen masyarakat sipil ini merupakan bukti bahwa
media komunitas mempunyai strategi untuk membentuk
ru ang publiknya sendiri demi kepentingan komunitasnya.
Peng alaman ketiga penulis memperlihatkan bahwa media
so sial mempunyai kekuatan untuk menunjang kepenting-
an me dia komunitas. Para penggiat media komunitas me-
nyadari bahwa perubahan teknologi komunikasi telah meng-
ubah cara berkomunikasi masyarakat (Couldry and Curran:
2003), yakni pertama: ada cara baru mengkonsumsi media,
dimana masyarakat Indonesia lebih banyak mengkonsum-
si melalui internet dan media sosial; kedua: produksi pe-
san media bisa lebih diarahkan pada esensi dan tujuannya
dalam sebuah keterhubungan, dengan menyadari bahwa
te lah terbentuk model penyebaran pesan yang lebih cepat,
14 I ANTON MuHAJIR DKK
efektif, dan tidak harus menggunakan saluran-saluran tra-
disional yang birokratis.
DAFTAR PUSTAKA
Carpentier Nico, Rico Lie, and Jan Servaes Multitheoretical
Approaches to Community Media: Capturing Speciicity and
Diversity in Fuller, Linda K. Ed. (2007). Community Me
dia: International Perspectives. New York : Palgrave Mac-
Millan.
Couldry, Nick and James Curran (2003), Contesting Media
Power: Alternative Media in a Networked World. Oxford:
Rowman and Littlefield Publishers, Inc.
Lukman, Enriko (2013) Report: Indonesia now has 74.6 mil-
lion internet users; this is what they do online http://
www.techinasia.com/indonesiainternetusersmarkplus
insight/ diakses 24/3/2014
Vivanews, Koin Peduli Prita Terkumpul Rp 650 Juta dari http://
metro.news.viva.co.id/news/read/114454_koin_peduli_pri
ta__terkumpul_rp_650_juta diakses 24/3/2013
MEDIA SOSIAL: MASA DEPAN MEDIA KOMuNITAS? I 17
Media Sosial untuk Menggemakan Suara Perlawanan
Oleh ANTON MuHAJIR
Pegiat Sloka Institute Bali
encana megaproyek mengancam kawasan kon-
servasi di Teluk Benoa, Bali. PT Tirta Wahana Bali
Internasional (TWBI), milik taipan Tommy Wina-
ta akan membangun fasilitas pariwisata ambisius di kawa-
san ini. Perusahaan properti yang berkantor di Kuta, Bali ini
akan membangun hotel, tempat pertemuan, tempat per-
tunjukan, pusat perbelanjaan, kampus, rumah sakit, lapang-
an golf, dan lain-lain. Fasilitas pariwisata baru ini konon
akan dirancang serupa Pulau Sentosa di Singapura. Untuk
itu, mereka akan membuat pulau baru dengan cara melaku-
kan reklamasi hingga seluas 838 hektar.
Lokasi rencana pembangunan ini sangat strategis se-
cara ekonomis. Teluk Benoa merupakan titik temu dari tiga
kawasan pariwisata ternama di Bali: Sanur, Kuta, dan Nusa
Dua. Sanur bisa disebut sebagai perintis pariwisata di Bali.
Sejak tahun 1960-an, tempat ini menjadi tujuan turis man-
R
18 I ANTON MuHAJIR DKK
canegara maupun domestik. Hingga saat ini Sanur masih
menjadi salah satu pusat pariwisata. Adapun Kuta, sejak
1970-an terus berkembang hingga sekarang menjadi ikon
pariwisata Bali. Kuta adalah tempat tujuan utama turis do-
mestik dan mancanegara. Lalu, Nusa Dua adalah pusat kon-
vensi utama di Bali. Berbagai pertemuan penting baik skala
nasional maupun internasional diadakan di sini.
Teluk Benoa, secara administratif masuk daerah Kabu-
paten Badung dan Kota Denpasar, dua daerah terkaya di Ba-
li. Tempat ini pun persis berada di seberang Bandara Ngu-
rah Rai, Pelabuhan Benoa, dan kini dilewati jalan tol di atas
laut pertama di Bali. Intinya, Teluk Benoa adalah daerah
yang menggiurkan dari sisi geografis. Maka berbagai inves-
tor yang memuja ekonomi pun mengincarnya. PT TWBI ter-
masuk satu di antaranya.
Tapi, Teluk Benoa bukanlah daerah untuk dieksploitasi.
Secara ekologi, daerah ini merupakan rumah dari berbagai
ekosistem seperti hutan bakau, padang lamun, ikan, te-
rumbu karang, dan lain-lain. Secara legal, ada aturan-atur-
an yang melindungi kawasan ini sebagai daerah konservasi
dan tidak boleh dieksploitasi. Misalnya Peraturan Presiden
(Perpres) No. 45 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang
Ka wasan Perkotaan Denpasar, Badung, Gianyar dan Taba-
nan (Sarbagita). Menurut Perpres ini, perairan Teluk Benoa
me rupakan Kawasan Konservasi Perairan. Menurut UU No.
27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan
Pu lau-Pulau Kecil, Teluk Benoa juga salah satu jenis Kawa-
san Konservasi di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.
Oleh karena itulah, rencana pembangunan fasilitas pa-
riwisata di Teluk Benoa oleh PT TWBI pun ditentang habis-
MEDIA SOSIAL: MASA DEPAN MEDIA KOMuNITAS? I 19
habisan oleh masyarakat di Bali. Beberapa kelompok war-
ga membuat aliansi atau koalisi menolak rencana reklamasi
Teluk Benoa itu. Salah satu di antara mereka adalah Forum
Rakyat Bali Menolak Reklamasi yang lebih dikenal dengan
nama ForBali. Forum ini beranggotakan berbagai kelompok
warga di Bali seperti kalangan lembaga swadaya masyara-
kat, musisi, jurnalis, peneliti, dan lain-lain.
MEDIA SOSIAL
Secara umum, penggerak ForBali adalah kelas mene-
ngah perkotaan terdidik. Mereka tinggal di Denpasar de-
ngan akses informasi lebih banyak daripada daerah lain,
katakanlah Karangasem dan Buleleng. Oleh karena itu, ak-
tivis-aktivis ini juga melek informasi, termasuk media so-
sial. Hal ini serupa gerakan-gerakan sosial di Indonesia se-
Beranda Situs www.forbali.org yang dikelola oleh Forum
Rakyat Bali Menolak Reklamasi.
20 I ANTON MuHAJIR DKK
lama sepuluh tahun terakhir yang memakai media sosial
sebagai salah satu katalisator.
Oleh karena itu, sejak awal pun ForBali sadar betul un tuk
menggunakan media sosial tak hanya sebagai alat komuni-
kasi internal tapi juga menyebarluaskan ide dan meng ge-
rakkan massa. Penggunaan media sosial disesuaikan dengan
fungsinya masing-masing. Misalnya YouTube untuk meng-
ung gah video-video aksi maupun dukungan. Twitter untuk
berita-berita singkat dan cepat. Adapun Facebook lebih ba-
nyak un tuk diskusi meskipun agak terbatas penggunaan-
nya di bandingkan dua jenis media sosial lainnya, YouTube
dan Twit ter.
Semua jenis media sosial tersebut kemudian berlabuh
pada satu tempat, yakni website (laman). Laman ini pula
yang men jadi media utama dalam penyampaian sikap, be-
rita-berita aksi maupun kegiatan lain, foto-foto, ajakan
un tuk terlibat, suara dukungan, dan lain-lain.
Dengan beragam media tersebut, maka isu yang diang-
kat dan sikap yang dibuat pun lebih mudah menyebar. Me-
dia sosial memperluas jangkauan suara tersebut sehingga
bisa lebih menjangkau banyak orang. Media sosial membu-
at suara perlawanan forBali lebih bergema. Dari sisi agen-
da publik, gerakan ini mendapat perhatian cukup besar bagi
publik di Bali baik pro maupun kontra. Media lokal menja-
dikan isu ini sebagai berita utama, DPRD dan Gubernur Ba-
li memberikan kesempatan dialog, perlawanan dari kelom-
pok yang setuju reklamasi pun tidak sedikit. Hari-hari ini,
ren cana reklamasi Teluk Benoa dan pro kontranya masih
menjadi salah satu topik hangat dan laris dalam diskusi di
Bali, baik di media arus utama maupun media sosial.
MEDIA SOSIAL: MASA DEPAN MEDIA KOMuNITAS? I 21
Pro kontra ini belum berakhir. Masih ada proses pan-
jang karena hingga saat ini pun rencana reklamasi terse-
but belum jelas. Namun, bagaimana perlawanan oleh para
penggerak ForBali termasuk dalam penggunaan media so-
sial tersebut tetap menarik.
PELAJARAN
Dari konteks media komunitas dan media sosial, ada be-
berapa catatan kenapa kasus ini bisa jadi bahan pelajaran.
Pertama tentang media komunitas yang kian hari kian
mengalami bentuk atau platform. Saya ingat saat zaman ma-
hasiswa, media komunitas perlawanan masih berupa pam-
flet dan selebaran. Media propaganda biasanya dibuat dalam
bentuk ringkas, misalnya satu lembar bolak-balik, dengan
materi yang juga padat. Materi propaganda ini digandakan
da lam jumlah ratusan untuk kemudian disebarkan.
Kini, seperti juga media arus utama, media cetak kian
di tinggalkan. Media-media perlawanan seperti itu beralih
ke media dalam jaringan (daring) atau online. Internet men-
jadi tempat di mana media-media itu dibuat dan disebar-
kan. Tentu saja media cetak seperti pamflet memang masih
ada, namun media utama tetap media daring. Pengerjaan
media daring, bisa berupa website ataupun blog ini, secara
umum lebih mudah dan cepat.
Kedua, karena platformnya daring, maka satu bentuk
informasi saja tidak cukup. Perlu ada konvergensi. Tak ha-
nya dalam bentuk teks, tulisan monoton, tapi juga foto dan
video. Dalam kasus ForBali, para penggerak perlawanan
ini membuat video-video berdurasi antara 3-5 menit ber isi
suara-suara penolakan terhadap rencana reklamasi Teluk
22 I ANTON MuHAJIR DKK
Be noa. Selain rekaman-rekaman aksi juga ada video mu-
sisi-musisi yang menolak, seperti Superman is Dead, Iwan
Fals, Sawung Jabo, Glenn Fredly, dan lain-lain.
Video-video tersebut diunggah melalui media sosial
YouTube untuk kemudian dimasukkan dalam website. Ma-
ka, dengan mudah, video itu pun menyebar di internet se-
cara intensif, melewati batas-batas teritori dan status so-
sial. Video klip Tolak Reklamasi, yang dibuat musisi Bali
lin tas aliran musik, di YouTube sebagai contoh, sudah di-
tonton hampir 100.000 kali dalam waktu sekitar dua bulan
sejak diunggah.
Itulah kemudian pelajaran ketiga, media sosial menjadi
faktor penting dalam media-media perlawanan, media ad-
vokasi, ataupun media komunitas warga saat ini. Media so-
sial tak lagi hanya sebagai pelengkap tapi juga media perla-
wanan itu sendiri.
Bentuk dan fungsi media ini beragam. Blog bisa menja di
semacam pelabuhan utama (landing page) dari semua me dia
sosial tersebut. Flickr menjadi tempat untuk me nyim pan
foto-foto kegiatan. Twitter untuk menyampaikan kabar ce-
pat dan singkat. Misalnya perkembangan kasus ataupun
ajakan kepada publik untuk terlibat. Dengan bahasa-baha-
sa lugas, media yang disebut juga microblogging ini mem-
buat pesan bisa disampaikan (dan semoga juga ditangkap)
dengan jelas. Kemudian Facebook, dengan beragam fungsi
seperti teks, video, dan foto juga bisa jadi media penyimpan
sekaligus penyebar informasi terbaru itu. Adapun YouTube
adalah media untuk menyimpan dan menyebarkan video.
Karena tiap media sosial punya fungsi utama dan keku-
atan masing-masing, maka sangat penting untuk mema-
MEDIA SOSIAL: MASA DEPAN MEDIA KOMuNITAS? I 23
hami cara kerja masing-masing jenis media sosial tersebut.
Dengan begitu, pesan yang akan disampaikan akan lebih
efektif, tepat, dan mengena.
Dari konteks media komunitas, media sosial ini sa-
ngat penting. Sesuai alasan keberadaannya, media komu-
nitas mesti mengabdi kepada komunitas, publik dalam ska-
la lebih kecil. Oleh karena itu, informasi yang dimuat media
tersebut pun tak akan berkhianat dari kepentingan publik.
Di sisi lain, tak ada lagi pemegang hak tunggal atas in-
formasi seiring hadirnya media sosial, bahkan oleh media
arus utama sekalipun. Media sosial membuat informasi tak
lagi harus mengalir lewat satu pintu, termasuk media pro-
paganda, media komunitas, media arus utama, dan seterus-
nya. Media sosial adalah pertukaran informasi secara lang-
sung antarwarga. Karena itu, media sosial akan semakin
memberikan napas dan nyawa untuk media komunitas.
Dalam contoh kasus penolakan oleh ForBali terhadap
rencana reklamasi Teluk Benoa, misalnya, penggerak ge-
rakan ini senantiasa menjaga napas tersebut dengan tetap
melaporkan perkembangan-perkembangan singkat menge-
nai rencana ini maupun isu lingkungan Bali secara umum.
Laporan singkat lewat media Twitter ini semacam alarm
pengingat untuk terus menjaga ingatan publik agar meng-
awasi rencana tersebut. Saya tak yakin media arus utama
akan tetap menjaga ingatan tersebut selain karena terha-
lang aktualitas berita juga karena isu-isu baru senantiasa
ber munculan.
Media sosial juga memberikan peluang dan ruang bagi
publik untuk terlibat. Kunci media sosial adalah partisipa-
si publik. Karena itu, dia harus memberikan ruang seluas-
24 I ANTON MuHAJIR DKK
luasnya kepada warga untuk terlibat. Melalui media sosial
ini, publik bisa langsung terlibat dalam pengelolaan media.
Tidak hanya sebagai konsumen tapi juga pemberi komen-
tar, informasi tambahan, atau bahkan produsen informa-
si itu sendiri.
Karena itulah, pada akhirnya, media sosial dan media
komunitas bisa menjadi senyawa. Ketika media sosial ter-
bukti menjadi ancaman bagi media arus utama, maka seba-
liknya, dia justru memberikan nyawa dan nyala untuk me-
dia-media komunitas warga.
MEDIA SOSIAL: MASA DEPAN MEDIA KOMuNITAS? I 25
eperti media komunitas lainnya, berdirinya Radio
Komunitas “K” FM juga dilatarbelakangi sema-
ngat mendorong masyarakat di sekitarnya untuk
saling berbagi informasi. Selain itu juga sebagai wadah para
remaja berkreasi dan belajar banyak hal. Di sisi lain, kare-
na terletak di Desa Dukun Kecamatan Muntilan, 12 km dari
puncak Gunung Merapi, rakom ini juga sebagai media so-
sialisasi isu kebencanaan.
Beragam cara dilakukan untuk mewujudkan tujuan ter-
sebut, baik on air maupun of air. Para remaja belajar pub
lic speaking melalui siaran di radio, dan mereka juga bela-
jar terlibat dalam forum-forum warga. Masyarakat secara
umum juga mulai bersemangat menyuarakan masalah yang
dihadapi dengan harapan bisa secara langsung ditindaklan-
juti oleh para pengambil keputusan. Potensi-potensi yang
Menarik Perhatian Publik Luar, Mengetuk Kepedulian Komunitas di Sekitar “K” FM
Oleh BAYu SAPTA NugRAHA
Pegiat Radio Komunitas “K” FM
S
26 I ANTON MuHAJIR DKK
ada di desa pun secara bertahap terus dioptimalkan untuk
meningkatkan perekonomian masyarakat.
Semuanya sudah mulai ada di jalurnya. Namun radio
ko munitas di negara ini mesti hidup dengan segala keter-
batasan dan pembatasan. Sementara di sisi lain, masalah
dan kebutuhan masyarakat yang “dititipi” melalui radio
komunitas semakin kompleks. Inovasi selalu dipompa, na-
mun kadang benturan dengan keterbatasan dana tak dapat
dimungkiri. Selama ini biaya operasional didapat dari iuran
pengurus, anggota dan simpatisan (masyarakat), serta ker-
ja sama program dengan instansi pemerintah maupun LSM.
Padahal keinginan untuk melangkah lebih maju tentu ada,
terlebih mulai banyak isu komunitas yang butuh diperha-
tikan publik yang lebih luas.
Tentu tak mungkin hanya berdiam diri menyesali sega-
la keterbatasan. Perkembangan teknologi informasi mem-
buat awak Rakom “K” FM tetap bersemangat menyiasati
situasi. Para pegiat mulai berinisiatif menggunakan media
sosial sebagai sarana penyebaran konten siaran radio yang
butuh diperluas sebarannya karena membutuhkan perha-
tian publik. Media sosial yang digunakan oleh “K” FM ada-
lah Facebook, Twitter, dan website.
Strategi penggunaan media sosial berbeda-beda tergan-
tung pola kebutuhan dan tujuan yang sedang diangkat. Na-
mun secara umum terbagi dua, pertama dengan mengang-
kat isu di radio komunitas baru kemudian berita tersebut
disusun kembali menjadi konten media sosial. Cara kedua
sebaliknya, mengolah informasi yang ada di media sosial
sesuai kebutuhan dan kultur masyarakat di Dukun untuk
ke mudian disiarkan di radio.
MEDIA SOSIAL: MASA DEPAN MEDIA KOMuNITAS? I 27
PUNCAKNYA SAAT ERUPSI MERAPI
Perkenalan awal “K” FM dengan media sosial justru
dimulai oleh pegiatnya secara individual. Saya misalnya,
mulai memanfaatkan akun Facebook pribadi untuk menye-
barkan informasi tentang komunitas. Sebaliknya saya ju-
ga mulai mencari informasi yang kemungkinan dibutuhkan
oleh komunitas, bahkan mulai mendiskusikannya bersama
beberapa teman yang telah terhubung melalui Facebook.
Saat erupsi Merapi 2010, seiring makin ba nyaknya in-
formasi tentang komunitas yang saya sebarkan lewat Face-
book, makin banyak pula jaringan yang terhu bung. Respons
positif dari para netizen ini makin menyulut semangat pa-
ra pegiat rakom untuk aktif mencari informasi di lapangan
dan sesegera mungkin mengunggah nya di Facebook.
Media sosial lain yang digunakan “K” FM adalah Twit-
ter. Penggunaan Twitter pertama kali dilakukan ketika ter-
jadi erupsi Merapi pada 2010 karena terdorong kebutuhan
menyebarkan informasi tentang bencana Merapi dengan ce-
pat. Sama seperti Facebook, lalu lintas komunikasi di Twit-
ter kami juga mengalami puncak saat erupsi tersebut.
Sampai saat ini, akun twitter “K” FM sudah memiliki
1.052 followers (pengikut). Selain berisi perkembangan situ-
asi sekitar Merapi, usai erupsi Twitter dimanfaatkan untuk
menyebarkan informasi mengenai isu kebencanaan secara
umum hingga undang-undang penyiaran. Dengan sistem
membuat kultwit (kuliah twit), kami menguraikan beberapa
pokok bahasan yang dirangkum dalam chipstory supaya da-
pat terbaca dengan lebih mudah.
Selain kedua media sosial tersebut, kini “K” FM juga
mu lai berbagi informasi berupa berita tertulis, audio mau-
28 I ANTON MuHAJIR DKK
pun video melalui aplikasi 4share maupun Dropbox. Un-
tuk berita audio, kami menyebarkan tautan dengan disertai
narasi berita agar bisa tersebar dengan cepat. Harapannya
agar segera mendapat respons balik dari audiens serta bi-
sa disiarkan ulang oleh media komunitas lainnya. Sedang-
kan tulisan berita yang ditransfer dari konten siaran radio
diunggah ke http://rakomkfm.blogspot.com. Jumlah pe-
ngunjung laman tersebut saat ini sudah mencapai 10.000
orang. Selain diunggah di blog tersebut, materi berita itu
ju ga diunggah ke laman berita komunitas lain yang men-
jadi jaringan “K” FM, seperti www.jrkjateng.or.id, www.
pasarkomunitas.net, www.suarakomunitas.net, dan www.
sangkalajrki.net. Respons balik yang didapatkan sudah cu-
kup baik secara kuantitas maupun kualitas.
MANFAAT DAN TANTANGAN
Secara sederhana, manfaat penggunaan media sosial
oleh media komunitas ini adalah memerkuat eksistensi ko-
mu nitas. Artinya keberadaan komunitas bisa dilihat lebih
luas oleh dunia luar, mulai dari potensi ekonomi hingga bu-
daya, serta masalah yang sedang dihadapi. Selain itu, ada
perubahan pola pikir komunitas yang semakin terbuka aki-
bat wawasan pengetahuan dan informasi dari luar. Masya-
rakat juga lebih kritis dalam menanggapi kebijakan publik
dan lebih peduli terhadap keadaan di sekitar.
Pemanfaatan media sosial oleh “K” FM juga memun-
cul kan dampak positif dalam mempengaruhi kebijakan pe-
merintah daerah. Misalnya pihak instansi di daerah ma kin
terbuka kepada masyarakat dalam hal birokrasi, transpa-
ransi dan akuntabilitas. Media komunitas dapat menjadi
MEDIA SOSIAL: MASA DEPAN MEDIA KOMuNITAS? I 29
peng hubung bagi kedua pihak yang terkadang saling mem-
beri atau membutuhkan informasi yang bisa bermanfaat
oleh keduanya. Semua itu bisa dilakukan tanpa meninggal-
kan kultur budaya lokal yang selalu dijaga dan dilestarikan.
Selain berfungsi sebagai penyambung lidah komunitas,
me dia sosial bisa menjadi kontrol dan penetralisir pembe-
ritaan media arus utama yang terkadang memberikan in-
formasi berlebihan tentang keadaan lapangan.
Tapi bagaimanapun, menggunakan media sosial me ru-
pakan strategi media komunitas untuk menjangkau publik
yang lebih luas. Dengan begitu, tantangannya adalah men-
jaga agar konten yang dibagikan melalui media sosial tetap
terkontrol dan sinergis. Di sisi lain, secara internal jangan
sampai media sosial justru menjadi media komunikasi uta-
ma di komunitas karena akan menggerus kultur berdiskusi
Berita-berita “K” FM secara teratur diunggah ke rakomkfm.
blogspot.com. pengunjungnya mencapai 10 ribu orang.
30 I ANTON MuHAJIR DKK
dan berkomunikasi langsung secara verbal yang masih di-
butuhkan di komunitas.
Tantangan lain terkait dengan urusan teknis. Bebera-
pa tahun lalu, ketika akan mencari dan menyebarkan in-
formasi, para pengelola “K” FM harus pergi ke warung in-
ternet dengan uang sendiri. Kini dengan adanya perangkat
internet di rakom, situasi menjadi lebih mudah. Meski be-
gitu koneksi internet di rakom tetap tergantung pada ke-
tersediaan anggaran, sehingga ketika tidak ada anggaran
untuk membayar biaya berlangganan internet, jaringan in-
ternet pun mati. Tantangan ini tidak bisa lepas dari karak-
ter rakom yang bersifat sukarela termasuk dari sisi biaya
operasional.
Secara umum radio komunitas yang berdiri sejak tahun
2004 ini masih terbentur beberapa hambatan klasik khas
media komunitas. Pertama terkait dengan kesediaan ko mu-
nitas untuk menjadi pengelola karena sifatnya memang su-
karela. Bila terus bergantung pada beberapa gelin tir orang
yang sama, maka selain tidak sehat juga akan menim bulkan
hambatan kedua yaitu tersendatnya proses regenerasi.
Dukungan dari pemerintah desa dan masyarakat secara
umum, baik dari sisi kesediaan berbagi informasi hingga
se kadar biaya operasional memang dibutuhkan. Saat erup-
si Merapi 2010, sudah terbukti bahwa peran “K” FM cukup
signifikan bagi komunitas di sekitarnya. Dukungan dan
per hatian dari publik luar melalui media sosial diharapkan
mampu menggelorakan kembali semangat masyarakat di
sekitar “K” FM untuk bersama-sama memajukan radio ko-
mu nitas ini.
MEDIA SOSIAL: MASA DEPAN MEDIA KOMuNITAS? I 31
nugerah Kalpataru 2013 untuk kategori Perintis
Lingkungan yang diserahkan oleh Presiden Re-
publik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono ke-
pada komunitas Desa Kawasan Konservasi Semoyo, Keca-
matan Patuk, Kabupaten Gunungkidul, DI Yogyakarta pada
10 Juni 2013 menjadi coretan sejarah baru baik dalam se-
jarah Kalpataru, sejarah media komunitas, maupun sejarah
media sosial di Indonesia. Komunitas Desa Kawasan Kon-
servasi Semoyo (DKKS) berhasil memberi warna baru dalam
gerakan lingkungan dengan memanfaatkan media komu-
nitas berupa radio, serta media sosial berupa facebook, mi-
croblog twitter, dan blog.
Prestasi yang dianugerahkan untuk memperingati Ha-
ri Lingkungan Hidup 2013 tersebut bukanlah prestasi yang
da tang tiba-tiba, namun merupakan serangkaian prestasi
Mengelola Media (Prestasi) SosialPENGALAMAN RADEKKA FM DAN HANCARAKA FM GUNUNGKIDUL
Oleh HERNINDYA WISNuADJI
Koordinator Saluran Informasi Akar
Rumput (SIAR) Yogyakarta
A
32 I ANTON MuHAJIR DKK
yang ditorehkan mulai di tingkat kabupaten, tingkat DI Yog-
yakarta, hingga akhirnya pada tingkat nasional. Rangkaian
pres tasi tersebut mengidentifikasi tiga pembeda yang ber-
hasil DKKS sajikan bagi Indonesia, yakni pengelolaan hutan
lestari berbasis masyarakat, pengelolaan media komuni-
tas sebagai instrumen kampanye isu lingkungan, dan desa
peng hitung karbon pertama di dunia.
Tidak berhenti di pencapaian prestasi Kalpataru saja,
Radio Desa Kawasan Konservasi (Radekka FM) yang juga
me ngem bangkan Jaringan Media Komunitas Gunungkidul
(JM K GK) sejak pertengahan 2013 menginisiasi lahirnya Ko-
munitas Wonosari Kota Hijau (WKH) dengan mereplikasi
proses komunitas DKKS dan memperluas sasaran dari de-
sa hijau ke green city atau kota hijau. Penggunaan radio ko-
mu nitas dan media sosial tetap menjadi instrumen kunci
dalam pengorganisasian dan pengelolaan pengetahuan.
MENGAPA RADIO KOMUNITAS DAN MEDIA SOSIAL?
Memulai proses pengorganisasian sejak 2004, Komu-
nitas DKKS melakukan “move on”. Dari desa yang terkung-
kung masalah sumber daya alam dan sumber daya manusia,
dilabeli miskin, desa tertinggal, serta diperparah dampak
gempa 2006, warga desa sepakat menjadi komunitas pem-
belajar. Berelasi dengan banyak pihak, mereka menyeleng-
garakan puluhan kelas pembelajaran dan melakukan studi
banding ke berbagai daerah di Jawa Tengah dan Jawa Barat
semenjak 2004 hingga 2008. Pembelajaaran yang menjadi
prioritas adalah pertanian berkelanjutan. Mereka menda-
patkan energi besar untuk semakin mengembangkan pem-
belajaran takala mereka kehilangan lebih dari 50 sumber
MEDIA SOSIAL: MASA DEPAN MEDIA KOMuNITAS? I 33
mata air di desa akibat gempa 27 Mei 2006. Isu konservasi
ling kungan menjadi “trending topic” bagi mereka.
Sepulang belajar dari Serikat Petani Pasundan di Garut,
mereka sepakat membentuk komunitas Desa Kawasan Kon-
servasi Semoyo dengan kepengurusan yang bernama Se-
rikat Petani Pembaharu Gunungkidul. Daur belajar “refleksi
– rencana – aksi - evaluasi” benar-benar mereka terapkan
untuk mengembalikan sumber mata air melalui penerapan
desain pertanian lestari. Pembelajaran advokasi pun mereka
terapkan dengan cara membangun relasi de ngan pemangku
kebijakan di Kabupaten Gunungkidul. Alhasil, pada 18 Agus-
tus 2007 Bupati Gunungkidul saat itu, Suharto, mencanang-
kan Desa Semoyo sebagai Desa Kawasan Kon servasi.
Bagi orang jawa, titah dari raja/pemimpin akan dija ga
oleh kawulanya sepanjang hayat. Momen pencanangan ter-
sebut telah menjadi daya dorong besar bagi segenap elemen
desa. Pengurus SPP kemudian menyusun rencana strate-
gis tiga tahunan DKKS (Renstra DKKS). Momen ini menjadi
babak baru bagi komunitas DKKS, karena di sinilah mere-
ka mulai berkenalan dengan media komunitas berupa radio
ko munitas, dan kemudian media sosial.
Adalah Radio Desa Kawasan Konservasi/ Radekka FM yang
kemudian lahir pada 17 Maret 2008. Komunitas DKKS se-
pakat membangun sebuah radio untuk mengelola segenap
pengetahuan yang pernah dan akan menjadi pembelajaran
dan studi banding. Melalui radio dengan 18 jam siar tiap ha-
rinya, mereka dapat mengevauasi dan membagikan penge-
tahuan yang telah didapat, serta menghadirkan pengeta-
huan baru yang dapat menjangkau semakin banyak orang
seluas jangkauan siar. Melalui radio, kelas pembelajaran
34 I ANTON MuHAJIR DKK
yang dulu hanya mampu menampung maksimal 40 orang
kini bisa menjangkau ratusan orang.
Hadirnya layanan pesan pendek (sms) via radio sema-
kin mempermudah warga dalam berinteraksi dengan nara
sumber yang hadir. Pengelolaan program siar Radekka FM
pun semakin berkembang seiring dengan perjalanan wak-
tu. Bukan hanya para lelaki dewasa, para perempuan, re-
maja, hingga anak pun seakan berlomba menciptakan prog-
ram radio. Radekka FM juga bekerja sama dengan berbagai
pihak untuk meningkatkan kualitas siaran. Hingga akhir
2013, ratusan talkshow lokal dan Iklan Layanan Masyarakat
(ILM) berhasil diproduksi. Melalui radio, komunitas DKKS
mampu mentrasformasi kelas pembelajaran yang semula
dalam bentuk “copy darat” dengan jumlah orang terbatas
menjadi kelas udara dengan jumlah ratusan orang. Trans-
formasi ini semakin maksimal ketika Radekka FM mulai
streaming di akhir 2010.
Transformasi terus menggelinding ketika komunitas
DKKS mengenal jejaring sosial facebook pada 2009. Kini
re lasi pembelajaran tidak lagi dibatasi oleh jam siar radio.
Melalui akun facebook (FB) Desa Kawasan Konservasi Se-
moyo, komunitas DKKS dapat berelasi dengan semakin ba-
nyak orang selama 24 jam sepanjang tahun. Dengan jum-
lah teman lebih dari 2.100 orang, pengelolaan pengetahuan
melalui akun FB DKKS menjadi semakin kaya dengan apli-
kasi seperti foto, video, link literatur dan lain sebagainya.
Komunitas DKKS pun menerbitkan blog Desa Kawasan Kon-
servasi di alamat www.desakawasankonservasi.blogspot.
com untuk merawat dokumentasi kegiatannya. Desain trans-
formasi yang sama kembali diterapkan ketika pada 2013 ko-
MEDIA SOSIAL: MASA DEPAN MEDIA KOMuNITAS? I 35
munitas DKKS membuka akun twitter DKKS Kalpataru 2013
di @RadekkaFM. Komunitas DKKS ingin memperluas ke-
las pembelajaran menjadi lintas desa, lintas daerah, hingga
lin tas negara melalui pengelolaan media sosial.
MENTRADISIKAN PRESTASI
Melalui Jaringan Media Komunitas Gunungkidul (JM-
KGK), Radekka FM memperkenalkan desain pengelolaan
me dia komunitas dan media sosial untuk rekayasa sosial.
Semenjak 2009, Radekka FM mengajak empat radio komu-
nitas yakni RAG FM, RKSM FM, Intan FM, dan Mahardika
FM untuk berkolaborasi dalam JMKGK. Satu program radio
talkshow yang diberi nama Gunungkidul di Hari Esok (GdHE)
disepakati sebagai jejaring siaran mingguan. Format radio
pool yang mempermudah proses produksi GdHE pun ditem-
Laman depan www.desakawasankonservasi.blogspot.com
milik Komunitas desa Kawasan Konservasi Semoyo.
36 I ANTON MuHAJIR DKK
puh dengan menggandeng radio swasta Argososro FM. Gd-
HE berhasil diproduksi sebanyak 160 edisi.
Hal yang menarik, dalam proses produksi GdHE, pe-
nge lolaan akun facebook Redaksi GdHE berkembang de-
ngan lahirnya fanspage Gunungkidul di Hari Esok. GdHE
juga men dapatkan “teman baru” yakni akun twitter Kabar
Gu nung kidul @kabargunkid yang hingga awal 2014 telah
me miliki lebih dari 11.000 pengikut (followers). Seluruh in-
teraksi dalam talkshow dan proses mengelola JMKGK meli-
batkan pengelolaan situs jejaring sosial dan website. www.
gdhe.web.id menjadi situs artikel yang menyajikan potret
praktik-praktik terbaik yang telah dilakukan oleh segenap
elemen warga Gunungkidul.
Prestasi yang diraih komunitas DKKS kini diadaptasi
oleh komunitas Wonosari Kota Hijau (WKH). Dengan meng-
angkat isu green city , komunitas WKH mengelola radio ko-
munitas Hanacaraka FM yang bersinergi dengan pengelo-
laan jejaring sosial facebook dan twitter dengan nama akun
Wonosari Kota Hijau. Ditopang dengan pengalaman JM-
KGK, komunitas WKH berharap dapat meneruskan tradisi
prestasi yang telah ditorehkan oleh “saudaranya” komuni-
tas DKKS. Bukan hanya menggunakan media sosial yang te-
lah populer, komunitas WKH pun sedang mengembangkan
GreenLink, sebuah sistem informasi Wonosari Kota Hijau
yang akan menghubungkan delapan atribut greencity de-
ngan 10.000 warga. Proses dan kejutannya seperti apa, mari
kita nantikan bersama.
MEDIA SOSIAL: MASA DEPAN MEDIA KOMuNITAS? I 37
nternet merupakan produk teknologi informasi
pa ling maju saat ini. Internet berawal dari dicipta-
kan nya teknologi jaringan komputer sekitar tahun
1960. Pada awalnya, jaringan komputer tersebut diman fa-
atkan oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat. Sete-
lah itu internet banyak digunakan di universitas-universi-
tas di Amerika Serikat dan terus berkembang hingga kini.
Pada 1989, Timothy Berners-Lee, ahli komputer dari Ing-
gris menciptakan World Wibe Web, yaitu semacam prog ram
yang memungkinkan data multimedia (teks, suara, gam-
bar, film, musik) ditampilkan dalam internet. Penemuan
itu membuat masyarakat semakin tertarik menggunakan
in ternet. Seiring perkembangan teknologi, saat ini internet
bi sa diakses menggunakan saluran telepon, modem, serta
te lepon seluler.
Perkembangan internet kemudian juga memunculkan
apa yang disebut sebagai media sosial. Media sosial memi-
Strategi Pemanfaatan Media Sosial oleh Media Komunitas
Oleh AKHMAD ROFAHAN
Ketua Jaringan Radio Komunitas Cirebon
I
38 I ANTON MuHAJIR DKK
liki peranan penting dalam perkembangan pengguna inter-
net di seluruh dunia. Pemanfaatan media sosial yang cukup
mudah menjadikan media sosial sebagai primadona di du-
nia internet. Beragamnya fitur yang ada dalam media sosial
juga menjadi daya tarik bagi pengguna internet.
OPTIMALISASI MEDIA SOSIAL OLEH MEDIA KOMUNITAS
Media komunitas merupakan media yang dibentuk dan
dikelola oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan in-
formasi masyarakat itu sendiri. Masyarakat membutuhkan
saluran akses atas informasi agar bisa menggunakan infor-
masi itu untuk mengambil keputusan yang baik bagi dirinya
sendiri, bertindak secara kritis, memperbaiki keadaan dan
mengatasi masalahnya, serta terlibat dalam proses-proses
sosial dan politik di komunitasnya.
Pascareformasi, media komunitas di wilayah Indonesia
mengalami perkembangan yang cukup pesat. Ini merupa-
kan salah satu bentuk kesadaran masyarakat akan penting-
nya informasi. Saat ini, media informasi yang ada di In do -
nesia masih belum banyak yang mewakili suara dari ma sya-
rakat bawah sehingga sudah sepatutnya masyarakat men-
di rikan media sendiri yaitu media komunitas.
Bagi lembaga penyiaran komunitas, munculnya Undang-
undang nomor 32 tahun 2002 tentang penyiaran men jadi
tonggak awal berkembangnya media penyiaran ko mu nitas.
Dalam UU ini, penyiaran komunitas yang sebe lum nya di-
anggap ilegal sudah diakui keberadaannya oleh ne ga ra.
Berbagai bentuk media komunitas baik cetak maupun
elektronik sudah mulai banyak ditemui di Indonesia, se-
perti radio komunitas, televisi komunitas, koran komuni-
MEDIA SOSIAL: MASA DEPAN MEDIA KOMuNITAS? I 39
tas, website komunitas dan lainnya. Media-media ini cukup
membantu pemenuhan informasi di wilayah yang cukup
su lit mengakses informasi. Selain itu, media komunitas ju ga
berperan dalam menginformasikan potensi maupun per-
kembangan wilayahnya ke dunia luar.
Perkembangan internet beserta kehadiran media sosial
menjadi pendukung bagi media komunitas. Pada 2012 www.
wearesocial.sg merilis bahwa pengguna internet di Indone-
sia berjumlah sekitar 55 juta jiwa. Dari jumlah itu, 43 juta di
antaranya adalah pengguna media sosial. Dalam beberapa
ri lis lain, Indonesia menduduki peringkat tertinggi penggu-
na beberapa media sosial yang tengah menjadi tren saat ini.
Data ini membuktikan bahwa salah satu media komunikasi
berbasis internet yang paling diminati adalah media sosial.
Peluang ini seharusnya bisa ditangkap oleh para pegiat
media komunitas. Ketika media komunitas memiliki ken-
dala dalam upaya penyebaran informasi, maka konvergensi
media merupakan salah satu solusinya.
Apalagi saat ini media sosial bagaikan candu yang ham-
pir meracuni seluruh pengguna internet di dunia. Seperti
dikutip dari The Next Web, pada September 2013 penggu-
na aktif bulanan facebook sudah melewati angka 1,19 mili-
ar. Dari angka tersebut, 874 juta pengguna mengakses face-
book dari perangkat mobile.
Memilih media sosial sebagai mitra media komunitas
merupakan pilihan yang sangat tepat. Pasalnya, di sam ping
mempunyai pengguna terbanyak di dunia, media sosial ju-
ga memiliki kemudahan dalam penggunaannya, sehingga
dapat dimanfaatkan dan diakses oleh semua kalangan. Ke-
nyataan ini sesuai dengan tujuan dari keberadaan media ko-
40 I ANTON MuHAJIR DKK
munitas, yaitu untuk memberdayakan masyarakat mela lui
informasi.
Ketika media sosial sudah hampir disamakan dengan
se buah kebutuhan primer, maka di situlah terdapat pelu-
ang untuk bisa memanfaatkannya guna menyerbarkan in-
formasi. Dengan media sosial, informasi akan lebih mudah
tersebar tanpa harus melalui informan utama.
KELEBIHAN PENYEBARAN INFORMASI MELALUI
MEDIA KOMUNITAS
a. Berbiaya Murah
Berbeda dengan media cetak dan media lain yang pem-
buatannya membutuhkan biaya cukup besar, penyebaran
in formasi melalui media sosial berbiaya cukup murah. De-
ngan adanya perang inovasi antarperusahaan penyedia ja-
sa internet, tarif murah bahkan gratis diberlakukan untuk
menarik minat para konsumen. Namun harus diingat bah-
wa setiap media memiliki kelebihan dan kekurang an ma-
sing-masing, sehingga media komunitas harus bisa meng-
gunakan media sosial dengan bijak.
b. Penggunaan dan Akses Mudah
Salah satu alasan banyaknya masyarakat yang meng-
gunakan media sosial adalah karena cara penggunaannya
yang mudah. Sebelum teknologi berkembang seperti saat
ini, pengguna internet di Indonesia hanya bisa mengguna-
kan jaringan telepon kabel, dan itupun terbatas pada wilayah
yang memiliki infrastruktur telepon. Namun perkembang-
an teknologi menjadikan internet lebih mudah digunakan.
MEDIA SOSIAL: MASA DEPAN MEDIA KOMuNITAS? I 41
Selain komputer dan laptop, telepon seluler juga sudah bisa
digunakan untuk mengakses internet dan membuka media
sosial. Selain itu, akses internet juga sudah bisa digunakan
menggunakan modem ataupun jaringan wifi.
c. Pengguna Cukup Banyak
Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, saat ini peng-
guna internet didominasi oleh pengguna media sosial. Ba-
nyaknya pengguna menjadikan peluang teraksesnya infor-
masi yang kita sebarkan cukup tinggi. Selain itu, media sosial
juga memungkinkan penyebaran informasi lebih cepat ka-
rena tidak sedikit pengguna media sosial yang kembali me-
nyebarkan informasi tersebut menggunakan akun pribadi
mereka. Dengan pola semacam itu, maka informasi bisa ter-
sebar lebih luas dan efektif.
d. Efisien Waktu
Ketika menggunakan media konvensional seperti cetak,
penyebaran informasi yang kita lakukan harus door to door
agar informasi itu benar-benar bisa sampai. Tapi dengan
media sosial, kita hanya menentukan akun atau grup mana
yang akan bagi informasi. Cara seperti ini sangat mengefi-
sienkan waktu. Walaupun jarak pemberi informasi dengan
penerima informasi cukup jauh, namun dengan kelebihan
yang dimiliki oleh fasilitas internet penyebaran informasi
tidak akan menemui kendala.
e. Mudah Menentukan Target Informasi
Informasi yang akan diberikan oleh media komunitas
su dah barang tentu beragam, karena informasi tersebut ber-
42 I ANTON MuHAJIR DKK
sumber dari warga yang cukup majemuk. Bisa saja informa-
si tersebut berupa potensi wilayah, atau juga informasi be-
ru pa permasalahan masyarakat yang perlu dicarikan solu-
si secepatnya. Dua informasi ini sangat berbeda dan tentu
tar get nya juga berbeda. Bila yang berkaitan dengan potensi
wi la yah seperti pertanian dan lainnya, maka informasi ini
le bih tepat untuk disampaikan ke dinas pertanian, peng-
usaha pertanian, atau masyarakat yang membutuhkan in-
formasi tentang pertanian. Namun jika informasi yang akan
disebarkan adalah permasalahan buruh migran, misalnya,
maka sangat tidak tepat jika disebarkan ke dinas pertanian.
Melalui media sosial, penyebaran informasi tersebut dapat
langsung diarahkan ke pihak-pihak yang berkaitan dengan
informasi tersebut. Dalam kasus buruh migran, maka in-
formasi seharusnya dibagikan ke akun milik Badan Nasio-
nal Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia
(BNP2TKI), dinas tenaga kerja, dan semacamnya.
f. Bisa Langsung Mendapatkan Respons
Informasi yang disebarkan melalu media sosial tak ja-
rang langsung mendapatkan tanggapan, baik dari ma sya-
rakat maupun dari instansi pemerintah yang akunnya ki-
ta beri informasi. Misalnya ketika salah satu pegiat media
ko munitas di Cirebon, Jawa Barat, menyebarkan informasi
tentang penyiksaan salah satu tenaga kerja wanita asal Su-
medang di Abu Dhabi. Informasi tersebut selain dimasuk-
kan dalam website komunitas juga disebarkan ke akun-akun
media sosial milik lembaga pemerintahan yang terkait de-
ngan buruh migran, salah satunya adalah BNP2TKI. Se telah
memperoleh informasi tersebut, BNP2TKI melalui akun res-
MEDIA SOSIAL: MASA DEPAN MEDIA KOMuNITAS? I 43
minya langsung memberikan respons dan akan me nin dak-
lanjuti laporan yang sudah masuk. Ini menunjukkan bahwa
informasi tersebut benar-benar sampai dan mendapatkan
respons yang bagus.
CARA PENYEBARAN INFORMASI MELALUI
MEDIA KOMUNITAS
Menyebarkan informasi melalui media sosial memang
mudah, namun para pegiat media komunitas juga harus me-
miliki cara-cara tertentu agar penyebaran informasi ini bisa
maksimal dan tepat sasaran. Selain itu, informasi yang di-
sebarkan melalui media sosial tidak hanya berupa in for ma-
si yang secara langsung ditulis dalam akun pribadi, namun
bisa juga dengan menyebarkan informasi yang ber sumber
dari website komunitas dan disebarkan ulang meng gu na-
kan media sosial. Ada beberapa cara agar penyebaran infor-
masi melalui media komunitas bisa maksimal.
a. Gunakan Akun yang Resmi dan Formal
Untuk menyebarkan informasi melalui media sosial, hal
pertama yang harus diperhatikan adalah akun yang akan
kita gunakan. Saat ini banyak sekali pengguna media sosial
yang menggunakan nama akun tidak mendidik atau terka-
dang ‘lebay’. Penggunaan nama akun seperti itu akan ber-
pengaruh terhadap kepercayaan dari penerima informasi,
karena penggunaan nama akun yang lebay dan tidak sopan
akan memberikan anggapan bahwa pemilik akun ini hanya
main-main dan tidak serius.
Jika penyebaran informasi itu bukan menggunakan akun
pribadi, lebih baik mengunakan akun resmi, seperti na ma
44 I ANTON MuHAJIR DKK
organisasi/lembaga atau nama lembaga pemerintahan se-
perti pemerintahan desa dan lainnya.
b. Sebarkan Informasi dengan Menggunakan Link atau
Menulis Ulang
Menyebarkan informasi yang sebelumnya sudah dike-
mas oleh para pegiat komunitas bisa dilakukan dengan ber-
bagai cara. Selain menulis ulang dan meringkas informasi
yang ada di akun media sosial, para pegiat media komuni-
tas yang memiliki website komunitas juga bisa menyebar-
kannya dengan mencantumkan link website tersebut dalam
informasi yang akan disebarkan. Dengan cara ini, selain pe-
nyebarannya lebih mudah, pengelola akun juga sekaligus bi-
sa mengenalkan media komunitas yang sudah ada.
Selain itu, jika menggunakan media sosial yang karak-
ternya terbatas, tulislah status pendek yang menarik dan
bi sa menyimpulkan inti dari informasi yang akan disampai-
kan. Jika hal tersebut masih belum mencukupi atau masih
banyak data dan informasi yang perlu disebarkan, maka pe-
giat komunitas dapat juga menggunakan status bertahap,
yang bisa ditulis dalam beberapa status.
c. Pengelompokan Informasi
Bila akan menyampaikan informasi dan data yang cu-
kup panjang pada media sosial yang memiliki keterbatas an
karakter seperti twitter, maka pegiat komunitas disaran-
kan menggunakan status yang bertahap. Selain itu, untuk
memudahkan pengelompokan informasi dan pencarian, gu-
nakanlah tanda pagar (#) dan isu informasi yang sedang di-
bahas. Contohnya: #Rakom.
MEDIA SOSIAL: MASA DEPAN MEDIA KOMuNITAS? I 45
Pengelompokkan informasi ini akan mempermudah pi-
hak lain yang ingin mencari atau berpartisipasi dalam me-
nyampaikan pendapat atau informasi yang berkaitan de-
ngan isu yang sama.
d. Membuat atau Bergabung ke Dalam Grup
Jenis informasi yang akan disebarkan cukup banyak dan
beragam, sehingga sasaran penerimanya dapat dipastikan
be ragam pula. Agar tepat sasaran, pegiat media komunitas
perlu memprioritaskan ke mana informasi harus diberikan.
Untuk memudahkan penyebarannya, pegiat yang menggu-
nakan facebook bisa membuat grup sesuai sasaran infor-
masinya. Misalnya, jika ada media komunitas yang banyak
memberi informasi tentang perkembangan desanya, pegiat
media komunitas tersebut bisa membuat grup, fans page,
dan sejenisnya dengan nama yang bisa mewakili informasi
yang akan disampaikan. Selain membuat grup, pegiat me-
dia komunitas juga bisa bergabung ke dalam grup yang su-
dah terbentuk. Bergabung dengan lebih banyak grup akan
memaksimalkan penyebaran informasi, karena di grup-grup
itulah informasi media komunitas bisa disebarkan.
e. Berteman
Agar informasi tepat sasaran, pegiat media komunitas
perlu berteman dengan akun-akun media sosial yang ber-
kaitan dengan informasi yang akan disebarkan. Beberapa
yang perlu diikuti antara lain akun milik lembaga pemerin-
tah, milik aktivis atau perorangan yang pro rakyat, dan mi-
lik organisasi yang mendukung informasi yang dise barkan.
Cara ini bertujuan mempermudah penyebaran informasi.
46 I ANTON MuHAJIR DKK
f. Menandai Akun-akun Terkait
Pegiat media komunitas yang mengikuti dan berteman
dengan akun-akun terkait bisa menandai akun tersebut sa-
at mengunggah sebuah informasi di media sosial. Misalnya
saat menggunakan facebook, selain menuliskan atau me-
nyebarkan link informasi di akun komunitas, pegiat media
komunitas juga disarankan untuk menandai akun-akun ter-
tentu yang terkait dengan informasi. Dengan ditandainya
akun-akun tersebut, maka pemberitahuan akan informasi
yang kita sebarkan akan muncul dalam dinding facebook
pe milik akun. Cara ini hampir bisa dikatakan “memaksa”
pemilik akun untuk membaca informasi yang kita sebar-
kan. Sedangkan jika pegiat media komunitas menggunakan
twit ter, akun-akun twitter yang terkait dengan informasi
perlu di-mention agar informasi tersebut masuk dalam ba-
gian pemberitahuan dan bisa dibaca pemilik akun.
DAFTAR PUSTAKA
Suparyo, Yossy. Artikel Televisi Komunitas dan Keberaksara
an Media diakses melalui http://tvkomunitas.wordpress.
com/
Rachman, Zulfikar Mochamad. 2007. Memberdayakan Ma-
syarakat dengan Mendayagunakan Telecenter. Jakarta:
Pe-PP, Bappenas, dan UNDP
Kompas Tekno diakses melalui www.kompas.com
www.wearesocial.sg
e-penyiaran.kominfo.go.id
MEDIA SOSIAL: MASA DEPAN MEDIA KOMuNITAS? I 47
Tentang Penulis
AKHMAD ROFAHAN
Aktif sebagai pengurus Jaringan Radio Komunitas (JRK) Jawa
Barat, Ketua JARIK Cirebon, Direktur Program Jingga Media
Cirebon, dan Ketua Radio Komunitas Best FM Buntet Pesan-
tren. Ia tinggal di Buntet Pesantren Astanajapura Cirebon,
dan bisa dihubungi melalui [email protected].
ANTON MUHAJIR
Jurnalis lepas dan editor. Tinggal di pinggiran Denpasar Uta-
ra, Bali. Bekas Koresponden GATRA di Bali (2001-2006). Tu-
lisan-tulisannya telah dimuat di beragam media massa ce-
tak maupun buku. Salah satu perintis Sloka Institute, ko-
mu ni tas pegiat jurnalisme warga di Bali yang lahir untuk
mem perjuangkan hak warga atas informasi. Hingga seka-
rang masih tercatat sebagai anggota Bali Blogger Commu-
nity (BBC) dan Aliansi Jurnalis Independen (AJI).
BAYU SAPTA NUGRAHA
Lelaki kelahiran Magelang, Jawa Tengah, ini adalah pewar ta
warga sekaligus aktivis di Radio Komunitas “K” FM, Du kun,
Magelang. Beragam pelatihan pewarta warga dan broadcast
48 I ANTON MuHAJIR DKK
ing telah dijalani, antara lain yang diadakan oleh VHR Me-
dia maupun COMBINE. Kini selain mengelola konvergensi
media Rakom “K” FM, dia menjadi Sekretaris Redaksi Sang
kala, siaran radio berjaringan radio komunitas milik Jaring-
an Radio Komunitas Indonesia (JRKI) sekaligus Wakil Sekjen
JRK Jateng.
HERNINDYA WISNUADJI
Pegiat Media Desa Kawasan Konservasi Semoyo yang me ru-
pakan komunitas penerima anugerah pelestarian lingkung-
an Kalpataru 2013. Peraih Top 10 SOLUSIMU Open Govern-
ment Indonesia 2014, serta pernah belajar Audit Sosial di
Hy derabad India pada 2011. Saat ini masih menjadi koordi-
nator Saluran Informasi Akar Rumput (SIAR) Yogyakarta.