media richness theory

29
TEORI KOMUNIKASI Dr. ANTAR VENUS, MA. COMM MERIA OCTAVIANTI S.SOS, M.SI DOSEN PENGAMPU :

Upload: mankoma2012

Post on 24-May-2015

118 views

Category:

Education


1 download

DESCRIPTION

Presentasi Media Richness Theory oleh Hilda Irma Suri Mankom A Fikom Unpad

TRANSCRIPT

  • 1. TEORI KOMUNIKASI Dr. ANTAR VENUS, MA. COMM MERIA OCTAVIANTI S.SOS, M.SI DOSEN PENGAMPU :

2. LATAR BELAKANG TEORI Media richness dikembangkan oleh Daft dan Lengel pada tahun 1984. Media richness theory atau teori kekayaan media muncul berdasarkan teori yang telah ada sebelumnya yaitu teori kontingensi media. Media richness theory pada awalnya dikembangkan terutama untuk menggambarkan dan mengevaluasi media komunikasi dalam organisasi. 3. LATAR BELAKANG TOKOH RICHARD L.DAFT DAFT H.LENGEL 4. LATAR BELAKANG TOKOH Richard L. Daft : Memegang gelar B.S. dari University of Nebraska, MBA dari University of Chicago, dan Ph.D. dari University of Chicago. Dia telah membuat kontribusi penting untuk studi tentang perilaku organisasi dan desain organisasi, dan menulis beberapa buku di bidang ini. Dia mengembangkan dan mengelola Pusat Perubahan Kepemimpinan di Owen Graduate School of Management, Universitas Vanderbilt, di mana ia juga menjabat sebagai Dekan Associate Program Akademik. Dia adalah anggota dari Academy of Management. 5. LATAR BELAKANG TOKOH Robert H. Lengel Associate Dean untuk Pendidikan Eksekutif di University of Texas di San Antonio. Dalam kapasitas ini ia mengarahkan program MBA eksekutif dan Pusat Professional Excellence yang didirikannya. Seorang konsultan handal yang telah banyak menangani berbagai organisasi dan perusahaan. Dia adalah rekan penulis, dengan Richard L. Daft, Fusion Kepemimpinan. 6. ASUMSI DASAR orang-orang ingin menanggulangi kesalahan/kerancuan dan ketidak- pastian di dalam organisasi Media memiliki berbagai pilihan yang biasanya digunakan organisasi agar komunikasi bekerja dengan lebih baik untuk tugas tugas tertentu. 7. PENGERTIAN TEORI Media richness didefenisikan sebagai kapasitas pengangkutan informasi yang mungkin atau respons respons umpan balik pada suatu medium, yang meliputi komunikasi nonverbal, ragam isyarat, informasi ekuivikal, proksimitas fisik, dan status (daft, lengel ; 1984). Kesempurnaan digambarkan sebagai potensi media tersebut dalam menyampaikan informasi. 8. MEDIA RICHNESS Teori kesempurnaan media atau media richness menempatkan media paada suatu rangkaian berdasar pada kesempurnaan mereka. Sebagai contoh, percaakaapan face to face adalah media yang paling kaya. Pengirim menerima umpan balik segera atas seberapa baik penerima dalam mendengar dan memahami pesan tersebut. 9. TEORI Daft and Lengel mengusulkan empat kriteria untuk menilai media, kaya atau tidaknya media yaitu : Kesegeraan (immediacy) / the speed of feedback Keragaman isyarat (multiple cues) / kapasitas untuk menghantarkan berbagai bentuk simbol Variasi bahasa (language variety) Tingkat hubungan personal / the degree of personal focus 10. Immediacy Immediacy atau the speed of feedback adalah kemampuan media untuk menyediakan informasi secara berkala dan memungkinkan umpan balik secara cepat. Kriteria ini sangat penting bagi proses komunikasi karena terjadinya penundaan dapat menyebabkan isu penting menjadi tidak tepat lagi. 11. multiple cues Multiple cues atau keragaman isyarat mengacu pada kemampuan untuk mengomunikasikan pesan melalui pendekatan yang berbeda beda, tidak hanya verbal namun juga informasi yang bersifat non-verbal (ekspresi wajah, gerak tubuh). 12. language variety language variety atau keberagaman bahasa bahasa menunjukkan kemampuan penggunaan kata yang berbeda untuk meningkatkan pemahaman, yaitu pada variasi cara dalam menyampaikan ide dan konsep melalui simbol bahasa. Apakah bahasa yang digunakan merupakan bahasa natural atau bahasa baku 13. personal focus Fokus personal merupakan Kemampuan media untuk mengantarkan perasaan personal dan emosi dari pihak- pihak yang berkomunkasi. 14. MODEL MEDIA RICHNESS 15. MODEL MEDIA RICHNESSDalam artikel mereka 1989, Daft dan Lengel mengatakan bahwa media yang lebih kaya, lebih cocok untuk informasi yang samar-samar, pesan non-rutin, sementara media yang lebih miskin lebih baik cocok untuk tegas, pesan rutin yang dapat dipahami lansung. Media paling kaya yaitu face to face. Media tersebut cocok untuk menyampaikan pesan penting, pesan yang dikhawatirkan menimbulkan keambiguan, yang membutuhkan pemahaman yang lebih dalam. Seperti kegiatan negosiasi, lobbying, permohonan maaf, wawancara kerja. 16. MODEL MEDIA RICHNESS Semakin keatas, semakin kaya medianya. Semakin kaya suatu media, semakin efektif komunikasi yang terjadi. Pada tingkat terbawah merupakan unaddressed document seperti memo. Memo tidak cocok digunakan untuk menyapaikan pesan penting karena pesan tidak jelas. Media yang miskin atau kurus ini lebih cocok menyampaikan informasi umum yang tidak penting dan tidak diperlukan feedback yang jelas. 17. Analisis kasus Mengapa pihak Malaysia menggunakan media conference ? 1. Pesan yang disampaikan sangat penting 2. Menurut media richness pesan yang penting memerlukan media yang kaya untuk menyampaikan pesan agar pesan yang disampaikan dapat lansung dengan jelas ditangkap oleh komunikan dan tidak salah dalam menginterpretasikan pesan. 18. Analisa aspek immediacy Dilihat dari aspek immediacy atau speed of feedback, media conference ini jelas dapat memberi kesempatan untuk umpan balik yang lansung. Dalam media conference, media dapat bertanya secara lansung pada menteri tranportasi Malaysia tentang informasi terbaru yang diberikan pihak Malaysia. Pihak Malaysia pun dapat menjelaskan apa yang didapat dan apa yang belum didapat. Ini jelas dapat meminimalisir ketidakjelasan informasi yang diberikan jika dibandingkan hanya melalui press release atau via twitter maupun media lainnya. Jika menggunakan media email misalnya kepada para media, feedbacknya pasti akan tertunda. Ketidakjelasan dan kerancuan informasi akan melebar. Semakin lebar informasi, semakin susah untuk mencari kejelasannya. 19. Aspek multiple cues Selanjutnya adalah aspek multiple cues atau keragaman isyarat, dalam media conference, jelas dapat dilihat bagaimana pihak Malaysia menyampaikan informasi. Dalam media conference (video) terlihat jelas bahwa pemberi informasi menggunakan intonasi yang lemah, tidak terlihat sedikitpun amarah ataupun kegembiraan. Pemberi informasi jelas merasakan kesedihan yang dialami oleh keluarga korban. Di dalam video pun, terlihat jelas ekspresi kesedihan yang mendalam dari keluarga korban MH 307. 20. Aspek language variety Begitupun dengan variasi bahasa, media conference menyediakan variasi bahasa yang digunakan. Baik itu dari pihak Malaysia mapun dari pihak media. Dapat dipastikan antara bahasa media dan bahasa menteri transportasi yang berbeda. Pihak media menggunakan bahasa yang tajam, yang menyerang agar pihak Malaysia dapat memberikan informasi sejelas mungkin. Berbeda dengan PM Malaysia, bahasa yang digunakan harus tetap santun karena akan berdampak pada citra PM sendiri bahkan bisa membahayakan citra Malaysia di mata dunia jika PM Malaysia tidak menjaga bahasanya. 21. Aspek personal focus Personal focus atau fokus personal bisa dirasakan di media conference. Dalam kasus ini, media conference memungkinkan pihak yang berkomunikasi bertemu secara personal lansung pada saat komunikasi itu berlansung. Kedua belah pihak dapat merasakan emosi satu sama lain. 22. STUDI KASUS 23. Memiliki ketertarikan pada teori teori komunikasi interpersonal dan retorika. Hilda irma Suri, Mahasiswa Fakultas Ilmu komunikasi, UNPAD 2012. Lahir pada tanggal 3 Juli, 1994, di ranah Minangkabau, Padang, Sumbar. Menyukai dunia fashion, MC, dan menulis. Selama belajar teori komunikasi bersama dosen yang telah berkaliber internasional saya merasa sangat beruntung. Banyak ilmu yang saya dapatkan, yang lansung bisa diterapkan di kehidupan sehari hari. One thing that we should know is everything has their own theory.