materi_teripang

Upload: gilang-ardi

Post on 02-Jun-2018

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 Materi_Teripang

    1/11

    PELATIHAN BUDIDAYA LAUT Yayasan MattirotasiCOREMAP TAHAP II KABUPATEN SELAYAR

    PELATIHAN BUDIDAYA LAUT

    (COREMAP FASE II KAB. SELAYAR)

    BUDIDAYA TERIPANG

    Oleh : Ir. Rustam, M.Si

    YAYASAN MATTIROTASIMAKASSAR

    2006

  • 8/10/2019 Materi_Teripang

    2/11

    PELATIHAN BUDIDAYA LAUT Yayasan MattirotasiCOREMAP TAHAP II KABUPATEN SELAYAR

    BUDIDAYA TERIPANG

    PENDAHULUAN Teripang atau ketimun laut termasuk kedalam kelas Holothuroidea

    merupakan salah satu produk perikanan yang telah lama dikenal dan

    dikonsumsi oleh masyarakat pesisir di Indonesia, dan juga sangat dikenal

    di negara Eropa, Jepang, dan Amerika Serikat. Selain bernilai ekonomis,

    kandungan nutrisinya cukup tinggi: Kandungan protein 43,1 %, lemak

    2,2 %, kadar air 27,1 %, kadar abu 27,6 %, dan Kalsium, Natrium,

    Poshpor serta mineral lainnya 1,2 -16,5 %. Dipasaran Internasionalteripang dikenal dengan nama teat fish, karena kandungan nutrisinya

    yang tinggi dan sehat untuk dikonsumsi menyebabkan permintaan dunia

    akan komuditi ini terus meningkat dari tahun ketahun.

    Berdasarkan hasil pengamatan dibeberapa lokasi penangkapan

    teripang, mulai dirasakan bahwa peningkatan produksi dengan cara

    penangkapan dari alam tidak dapat lagi dipertahankan, karena

    dikhawatirkan akan merusak kelestarian sumberdaya hayati ini. Untuk itu

    salah satu langkah yang dapat diambil dan ditempuh karena dianggap

    dapat meningkatkan produksi teripang, tanpah merusak kelestarian

    sumberdaya hayati ini adalah usaha budidaya.

    Di Indonesia ditemukan tiga genus teripang, yaitu : Holothuria ,

    Muelleria , dan Stichopus . Ketiga genus tersebut, jenis yang banyak

    dieksploitasi dan bernilai ekonomis adalah : H. scabra, H. edulis, H.

    argus, H. marmorata, H. vacabunda, M. lecanora, S. ananas, S.

    chloromatus, dan S. variegatus. Dari semua jenis teripang yang bernilai

    ekonomis ini, jenis yang berprospek untuk dibudidayakan adalah H.

    scabra (Gambar 1) atau lebih dikenal dengan nama teripang pasir atau

    teripang putih atau teripang kapur (teripang susu). Teripang putih ini

    banyak ditemukan diperairan jernih dengan dasar berpasir, hancuran batu

    karang dan disekitar terumbu karang.

    Budidaya teripang telah lama dilakukan oleh masyarakat kita

    khususnya yang bermukim di daerah pesisir, meskipun budidaya yang

  • 8/10/2019 Materi_Teripang

    3/11

    PELATIHAN BUDIDAYA LAUT Yayasan MattirotasiCOREMAP TAHAP II KABUPATEN SELAYAR

    dilakukan tersebut masih bersifat penampungan. Sejalan dengan

    perkembangan ilmu dan teknologi akuakultur khususnya marikultur, maka

    budidaya teripang telah dimitati oleh masyarat dibeberapa seperti

    Sulawesi tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Lampung dan

    Riau. Pada tahun 1992 Balai Budidaya Laut Lampung telah berhasil

    melakukan pemijahan teripang putih ( Holothuria scabra ). Keberhasilan

    tersebut akan semakin menunjang pengembangan budidaya teripang,

    karena suplai benih untuk kebutuhan budidaya tidak lagi sepenuhnya

    tergantung dari hasil pengumpulan di alam.

    Gambar 1. Teripang Pasir (Holothuria scabra)

    Beberapa studi yang pernah dilakukan terhadap teripang , ternyata

    jenis hewan laut ini mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :

    1. Hidup bergerombol, sehingga dalam budidaya dapat hidup

    dengan padat penebaran yang tinggi.

    2. Pembudidayaannya dapat dilakukan dengan cara sederhana

    atau tidak memerlukan teknologi yang tinggi.

    3. Makanannya berupa plankton/detritus yang banyak tersedia

    secara alami di dalam perairan ataupun di dasar perairan.

    4. Hidup pada dasar perairan berpasir atau hancuran batu karang

    dengan kecerahan air yang tinggi.

  • 8/10/2019 Materi_Teripang

    4/11

    PELATIHAN BUDIDAYA LAUT Yayasan MattirotasiCOREMAP TAHAP II KABUPATEN SELAYAR

    Uji coba budidaya teripang telah berhasil dilakukan oleh Balai

    Budidaya Laut Lampung, baik pemeliharaan yang dilakukan diperairan

    pantai dengan fasilitas penculture maupun yang dilakukan di dalam

    tambak. Berdasarkan laporan Wedjatmoko, et. al. (1987) bahwa teripang

    putih yang dipelihara oleh nelayan di desa Sapuro, Kabupaten Kolaka

    Sulawesi Tenggara dengan fasilitas penculture dapat memncapai berat

    antara 600 700 g (berat basah) dalam waktu enam bulan pemeliharaan

    dari benih ukuran 100 150 g.

    Budidaya Teripang

    1. Pemilihan Lokasi

    Pemilihan lokasi yang tepat merupakan salah satu syarat yang

    cukup menentukan keberhasilan usaha budidaya. Hal ini disebabkan

    karena lokasi atau tempat pemeliharaan teripang adalah habitat yang

    secara langsung mempengaruhi kehidupan (laju pertumbuhan dan

    sintasan) dari organisme yang dipelihara. Kriteria lokasi yang cocok untuk

    budidaya teripang adalah sebagai berikut :a. Keterlindungan

    Penempatan penculture untuk budidaya teripang diperlukan

    lokasi yang betul-betul terlindung dari hempasan ombak dan

    angin kencang.

    b. Kondisi dasar perairan

    Dasar perairan hendaknya berpasir atau pasir berlumpur

    bercampur dengan pecahan-pecahan karang dan banyakterdapat tanaman air semacam rumput laut (sea weed) dan

    alang-alang laut (sea grass).

    c. Salinitas air laut

    Dengan kemampuan yang terbatas dalam pengaturan osmotik,

    maka teripang tidak dapat bertahan hidup terhadap perubahan

    salinitas yang terjadi secara drastis. Salinitas optimum adalah

    30 33 ppt.

  • 8/10/2019 Materi_Teripang

    5/11

    PELATIHAN BUDIDAYA LAUT Yayasan MattirotasiCOREMAP TAHAP II KABUPATEN SELAYAR

    d. Kedalaman air

    Secara alami teripang hidup pada kedalaman perairan yang

    berbeda-beda menurut besarnya. Teripang muda tersebar di

    daerah pasang surut, setelah ukurannya bertambah besar

    berpindah ke dasar perairan yang lebih dalam. Lokasi yang

    cocok untuk budidaya teripang sebaiknya pada kisaran

    kedalaman air antara 0,50 1,50 m pada air surut terendah.

    e. Ketersediaan benih

    Lokasi pengembangan budidaya teripang sebaiknya tidak jauh

    dari tempat pengumpulan benih secara alamiah. Terdapatnya

    benih alamiah pada perairan tersebut adalah suatu indikatoryang baik untuk lokasi budidaya teripang.

    f. Kondisi lingkungan

    Kondisi perairan sebaiknya harus memenuhi standar kualitas air

    laut yang baik bagi kehidupan (laju pertumbuhan dan sintasan)

    teripang yang dibudidayakan, seperti : Suhu air 20 25 oC, pH

    air 6,5 8,5, kadar oksigen terlarut 4 8 ppm, dan kecerahan

    0,50 1,50 cm (cahaya matahari sampai ke dasar), serta lokasibudidaya harus bebas dari pencemaran seperti limbag organik,

    logam berat, minyak dan bahan-bahan beracun lainnya).

    2. Metode Budidaya

    Metode yang digunakan untuk membudidayakan teripang (ketimun

    laut) yaitu dengan menggunakan fasilitas penculture atau lebih dikenal

    dengan budidaya dengan hampang atau kandang (Gambar 2, 3 dan 4).Penculture atau hampang adalah suatu usaha memelihara organisme

    perairan yang bersifat benthik atau hidup di dasar perairan dengan cara

    memagari atau membatasi areal perairan pantai dengan luasan tertentu

    (seluas kemampuan atau yang diinginkan) sehingga seolah-olah terisolasi

    dari wilayah sekitasnya.

  • 8/10/2019 Materi_Teripang

    6/11

    PELATIHAN BUDIDAYA LAUT Yayasan MattirotasiCOREMAP TAHAP II KABUPATEN SELAYAR

    Gambar 2. Budidaya Teripang dengan Penculture (bahan dari Bambu)

    Gambar 3. Budidaya Teripang dengen Penculture bentuk melingkar(bahan dari Supernet).

    Gambar 4. Budidaya Teripang dengen Penculture bentuk segi empat(bahan dari Supernet).

  • 8/10/2019 Materi_Teripang

    7/11

    PELATIHAN BUDIDAYA LAUT Yayasan MattirotasiCOREMAP TAHAP II KABUPATEN SELAYAR

    Bahan yang digunakan adalah jaring polythylen (super net) dengan

    mata jaring 1/4 3/4 inchi atau dapat juga dengan bahan bambu (bila-bila).

    Dengan metode ini lokasi/areal yang dipagari tersebut akan terhindar dari

    gangguan hewan pemangsa (predator), demikian pula hal dengan

    teripang yang dipelihara tidak dapat lolos keluar dari areal pemeliharaan

    atau penculture. Pemasangan pagar (Gambar 5). Pemasangan pagar

    penyekat untuk pemeliharaan teripang pasir, baik pagar dari superne t

    ataupun bila-bila bambu cukup setinggi 0,50 1,00 m dari dasar perairan

    atau setinggi permukaan air pada saat pasang. Luas penculture yang

    ideal untuk pemeliharaan teripang adalah 600 1000 m 2.

    Gambar 5. Cara Pemasangan Penculture

    3. Sumber Benih Teripang

    Benih teripang untuk kebutuhan budidaya pembesaran dalam

    penculture dapat diperoleh dari dua cara, yaitu :

    a. Pengumpulan benih dari alam. Ukuran benih teripang yang baikuntuk dibudidayakan dengan metode penculture adalah yang

    memiliki berat 30 50 g/ekor dengan kisaran panjang badan 5

    7 cm. Pada ukuran tersebut, benih teripang diperkirakan sudah

    mampu beradaptasi terhadap kondisi lingkungan budidaya.

    b. Pemijahan alami, yaitu dengan memelihara induk-induk teripang

    pada petak-petak di dalam area penculture. Teripang yang

    dijadikan induk ialah yang sudah dewasa dengan ukuran berat

  • 8/10/2019 Materi_Teripang

    8/11

    PELATIHAN BUDIDAYA LAUT Yayasan MattirotasiCOREMAP TAHAP II KABUPATEN SELAYAR

    badan 300 500 g/ekor dengan kisaran panjang bandan 20

    25 cm. Setelah matang gonad, induk teripang akan memijah

    secara alami tanpa adanya ransangan buatan. Pemijahan akan

    terjadi pada malam hari antara pukul 22. 00 23. 00 . Induk jantan

    akan mengeluarkan sperma lebih dahulu yang akan

    merangsang induk betina untuk mengeluarkan telur. Proses

    pemijahan ini biasanya berlangsung dalam kurung waktu 20

    60 menit. Dalam pembenihan teripang selain metode

    pemijahan secara alami, juga dapat dilakukan dengan metode

    pembedahan, kejutan suhu, dan penyemprotan air.

    4. Pengangkutan Benih/Induk

    Di dalam melalukan usaha budidaya teripang, cara pengangkutan

    benih/induk merupakan salah satu bentuk kegiatan yang penting.

    Terutama bila sumber benih/induk teripang yang akan dibudiayakan

    letaknya relatif jauh dari lokasi budidaya, sehingga diperlukan teknik yang

    baik di dalam pengangkutannya agar teripang tersebut tetap hidup sampai

    dilokasi budidaya. Teknik pengangkutan benih/induk teripang agar dapatmemberikan tingkat kehidupan (sintasan) yang tinggi adalah sebagai

    berikut :

    a. Teripang dimasukkan pada kantong plastik ukuran 2 liter

    dengan media air dan pasir. Sebelumnya kantong plastik

    digelembungkan untuk melihat apakah kantong tersebut bocor

    atau tidak.

    b. Kepadatan dalam kantong tergantung pada ukuran dan jenisteripang. Sebagai gambaran untuk teripang putih dengan

    ukuran berat 100 200 g/ekor adalah 3 4 ekor/kantong,

    sedang untuk jenis teripang yang lain misalnya teripang olok-

    olok pada ukuran yang sama adalah 4 5 ekor/kantong.

  • 8/10/2019 Materi_Teripang

    9/11

    PELATIHAN BUDIDAYA LAUT Yayasan MattirotasiCOREMAP TAHAP II KABUPATEN SELAYAR

    5. Padat Penebaran

    Salah satu sifat yang dimiliki teripang ialah kemampuan hidup

    berdesak-desakan atau bergerombol ditempat terbatas. Oleh karena itu

    dalam usaha budidaya teripang dapat diperlakukan dengan padat

    penebaran tinggi tanpa memrpengaruhi pertumbuhan. Meskipun

    demikian, padat penebaran pada budidaya teripang harus didasarkan

    pada ukuran benih dan ketersediaan makanan dalam areal budidaya.

    Benih teripang berukuran 20 30 g/ekor padat penebarannya berkisar

    antara 15 20 ekor/m 2, sedangkan untuk ukuran benih 40 50 g padat

    penebarannya berkisar antara 10 15 ekor/m 2.

    Usaha budidaya teripang dengan mengharapkan sumber benih darihasil pengumpulan di alam, maka waktu yang tepat untuk memulai

    budidaya teripang disuatu lokasi tertentu adalah 2- 3 bulan setelah musim

    pemijahan teripang di alam. Benih alam yang berumur 2 3 bulan

    diperkirakan sudah dapat mencapai ukuran berat 20 50 g/ekor, sehingga

    sudah layak untuk dibudidayakan pada penculture. Sedangkan benih

    teripang hasil penetasan di hatcheri yang dipelihara selama 1,5 2,0

    bulan dimulai setelah fase doliolaria atau umur 10 - 12 hari dapatmencapai ukuran panjang 1,5 2,0 cm.

    6. Makanan Teripang.

    Faktor makanan dalam budidaya teripang tidak menjadi masalah,

    sebagai mana organisme laut lainnya. Pakan alami teripang dapat berupa

    plakton,detritus, sisa-sisa bahan organik atau sisa-sisa endapan didasar

    perairan yang ada disekitar lingkungan budidaya. Namun demikian untuklebih mempercepat pertumbuhan teripang maka dapat diberikan makanan

    tambahan. Pakan tambahan berfungsi untuk menambah kesuburan

    perairan di dalam penculture, juga secara langsung dapat dimanfaatkan

    sebagai makanan dalam bentuk detritus. Pada umumnya pakan

    tambahan dalam budidaya teripang adalah campuran kotoran hewan dan

    dedak halus dengan perbandingan 1 : 1. Pakan diberikan sebanyak 0,2

    0,5 kg/m 2/2 minggu dengan cara memasukkan campuran pakan tersebut

  • 8/10/2019 Materi_Teripang

    10/11

    PELATIHAN BUDIDAYA LAUT Yayasan MattirotasiCOREMAP TAHAP II KABUPATEN SELAYAR

    ke dalam kantong goni. Setiap satu kantong goni biasanya dapat diisi 10

    15 kg pakan tambahan yang dapat mencukupi luasan areal budidaya

    30 50 m 2, kemudian direndam di dalam areal budidaya. Setelah 2 4

    minggu campuran pakan akan menjadi lengket, lalu dibentuk menjadi

    gumpalan kemudian disebar merata ke dalam penculture .

    Pemberian makanan tambahan sebaiknya dilakukan pada sore

    hari. Hal ini disesuaikan dengan sifat hidup atau kebiasaan hidup dari

    teripang. Pada waktu siang hari teripang tidak begitu aktif bergerak bila

    dibandingkan pada waktu malam hari, karena pada siang hari teripang

    lebih banyak diam dengan membenamkan dirinya ke dalam substrat pasir

    untuk beristirahat dan sekaligus melindungi dirinya dari seranganpredator. Sedangkan pada waktu malam hari teripang akan bergerak

    lebih aktif untuk mencari makanan, baik berupa plankton maupun detritus

    yang mengendap di dasar perairan dengan cara menyaring makanan,

    sebagaimana cara makan (feeding habits) teripang yaitu filter feeding .

    7. Panen dan Pengolahan Hasil

    Pemungutan hasil atau panen dapat dilakukan setelah teripangmencapai ukuran pasar ( marketing size ), yaitu berkisar antara 4 - 6 ekor

    per kg (berat basah). Untuk mendapatkan ukuran ini biasanya teripang

    dipelihara selama 6 7 bulan dengan sintasan yang dicapai kurang lebih

    80 % dari total penebaran awal. Panen dilakukan pada pagi hari sewaktu

    air sedang surut dan sebelum teripang membenamkan diri. Panen dapat

    dilakukan secara :

    1. Panen selektif ialah dengan memilih teripang yang telah mencapaiukuran pasar dengan berat rata-rata sekitar 200 g/ekor.

    2. Panen total ialah dengan memungut semua teripang dari areal

    budidaya, kemudian dilakukan seleksi menurut ukuran.

    Sebelum dipasarkan, teripang terlebih dahulu diproses (diolah)

    agar diperoleh kualitas produk yang memenuhi standar pasar. Beberapa

    tahapan yang dilakukan dalam pengolahan teripang hingga siap untuk

    dipasarkan adalah sebagai berikut :

  • 8/10/2019 Materi_Teripang

    11/11

    PELATIHAN BUDIDAYA LAUT Yayasan MattirotasiCOREMAP TAHAP II KABUPATEN SELAYAR

    1. Teripang hasil panen dicuci terlebih dahulu dengan air bersih,

    kemudian direndam dengan air campuran daun pepaya selama

    kurang lebih 15 menit. Perendaman ini dimaksudkan untuk

    melarutkan zat kapur pada bagian kulit luar teripang.

    2. Teripang yang sudah direndam dengan air campuran daun pepaya

    dibersihkan dengan cara mengelupas kulit bagian luarnya (zat

    kapur).

    3. Selanjutnya teripang direbus sampai mendidih selama 1 jam, lalu

    didinginkansambil ditiriskan airnya.

    4. Setelah dingin, teripang dibelah pada bagian abdomennya untuk

    mengeluarkan isi perutnya. Pada saat pembedahan diusahakanagar tidak banyak melukai otot-otot bagian tubuh teripang.

    5. Setelah isi perut dikeluarkan, maka teripang siap untuk dipanggang

    dengan cara pengapasapan hingga kering.

    6. Lama pengasapan berkisar antara 3 5 jam, setelah itu teripang

    diikat agar bekas pembedahan pada bagian abdomen tertutup

    kembali.

    7. Teripang yang sudah diikat siap untuk dipacking dan dalam prosespengemasannya perlu diperhatikan beberapa hal seperti, bahan

    pembungkus harus bersih, kering dan tidak mudah sobek.

    Penyimpanan produk hasil olahan teripang sebaiknya ditempatkan

    pada tempat yang betul-betul kering dan tidak lembab. Hal ini

    dimaksudkan untuk menghidari rusaknya atau penurunan mutu dari

    teripang olahan tersebut. Kualitas produk olahan teripang yang kurang

    baik akan mempengaruhi harga pada tingkat kolektor atau eksportir.