materi_teripang
TRANSCRIPT
-
8/10/2019 Materi_Teripang
1/11
PELATIHAN BUDIDAYA LAUT Yayasan MattirotasiCOREMAP TAHAP II KABUPATEN SELAYAR
PELATIHAN BUDIDAYA LAUT
(COREMAP FASE II KAB. SELAYAR)
BUDIDAYA TERIPANG
Oleh : Ir. Rustam, M.Si
YAYASAN MATTIROTASIMAKASSAR
2006
-
8/10/2019 Materi_Teripang
2/11
PELATIHAN BUDIDAYA LAUT Yayasan MattirotasiCOREMAP TAHAP II KABUPATEN SELAYAR
BUDIDAYA TERIPANG
PENDAHULUAN Teripang atau ketimun laut termasuk kedalam kelas Holothuroidea
merupakan salah satu produk perikanan yang telah lama dikenal dan
dikonsumsi oleh masyarakat pesisir di Indonesia, dan juga sangat dikenal
di negara Eropa, Jepang, dan Amerika Serikat. Selain bernilai ekonomis,
kandungan nutrisinya cukup tinggi: Kandungan protein 43,1 %, lemak
2,2 %, kadar air 27,1 %, kadar abu 27,6 %, dan Kalsium, Natrium,
Poshpor serta mineral lainnya 1,2 -16,5 %. Dipasaran Internasionalteripang dikenal dengan nama teat fish, karena kandungan nutrisinya
yang tinggi dan sehat untuk dikonsumsi menyebabkan permintaan dunia
akan komuditi ini terus meningkat dari tahun ketahun.
Berdasarkan hasil pengamatan dibeberapa lokasi penangkapan
teripang, mulai dirasakan bahwa peningkatan produksi dengan cara
penangkapan dari alam tidak dapat lagi dipertahankan, karena
dikhawatirkan akan merusak kelestarian sumberdaya hayati ini. Untuk itu
salah satu langkah yang dapat diambil dan ditempuh karena dianggap
dapat meningkatkan produksi teripang, tanpah merusak kelestarian
sumberdaya hayati ini adalah usaha budidaya.
Di Indonesia ditemukan tiga genus teripang, yaitu : Holothuria ,
Muelleria , dan Stichopus . Ketiga genus tersebut, jenis yang banyak
dieksploitasi dan bernilai ekonomis adalah : H. scabra, H. edulis, H.
argus, H. marmorata, H. vacabunda, M. lecanora, S. ananas, S.
chloromatus, dan S. variegatus. Dari semua jenis teripang yang bernilai
ekonomis ini, jenis yang berprospek untuk dibudidayakan adalah H.
scabra (Gambar 1) atau lebih dikenal dengan nama teripang pasir atau
teripang putih atau teripang kapur (teripang susu). Teripang putih ini
banyak ditemukan diperairan jernih dengan dasar berpasir, hancuran batu
karang dan disekitar terumbu karang.
Budidaya teripang telah lama dilakukan oleh masyarakat kita
khususnya yang bermukim di daerah pesisir, meskipun budidaya yang
-
8/10/2019 Materi_Teripang
3/11
PELATIHAN BUDIDAYA LAUT Yayasan MattirotasiCOREMAP TAHAP II KABUPATEN SELAYAR
dilakukan tersebut masih bersifat penampungan. Sejalan dengan
perkembangan ilmu dan teknologi akuakultur khususnya marikultur, maka
budidaya teripang telah dimitati oleh masyarat dibeberapa seperti
Sulawesi tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Lampung dan
Riau. Pada tahun 1992 Balai Budidaya Laut Lampung telah berhasil
melakukan pemijahan teripang putih ( Holothuria scabra ). Keberhasilan
tersebut akan semakin menunjang pengembangan budidaya teripang,
karena suplai benih untuk kebutuhan budidaya tidak lagi sepenuhnya
tergantung dari hasil pengumpulan di alam.
Gambar 1. Teripang Pasir (Holothuria scabra)
Beberapa studi yang pernah dilakukan terhadap teripang , ternyata
jenis hewan laut ini mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
1. Hidup bergerombol, sehingga dalam budidaya dapat hidup
dengan padat penebaran yang tinggi.
2. Pembudidayaannya dapat dilakukan dengan cara sederhana
atau tidak memerlukan teknologi yang tinggi.
3. Makanannya berupa plankton/detritus yang banyak tersedia
secara alami di dalam perairan ataupun di dasar perairan.
4. Hidup pada dasar perairan berpasir atau hancuran batu karang
dengan kecerahan air yang tinggi.
-
8/10/2019 Materi_Teripang
4/11
PELATIHAN BUDIDAYA LAUT Yayasan MattirotasiCOREMAP TAHAP II KABUPATEN SELAYAR
Uji coba budidaya teripang telah berhasil dilakukan oleh Balai
Budidaya Laut Lampung, baik pemeliharaan yang dilakukan diperairan
pantai dengan fasilitas penculture maupun yang dilakukan di dalam
tambak. Berdasarkan laporan Wedjatmoko, et. al. (1987) bahwa teripang
putih yang dipelihara oleh nelayan di desa Sapuro, Kabupaten Kolaka
Sulawesi Tenggara dengan fasilitas penculture dapat memncapai berat
antara 600 700 g (berat basah) dalam waktu enam bulan pemeliharaan
dari benih ukuran 100 150 g.
Budidaya Teripang
1. Pemilihan Lokasi
Pemilihan lokasi yang tepat merupakan salah satu syarat yang
cukup menentukan keberhasilan usaha budidaya. Hal ini disebabkan
karena lokasi atau tempat pemeliharaan teripang adalah habitat yang
secara langsung mempengaruhi kehidupan (laju pertumbuhan dan
sintasan) dari organisme yang dipelihara. Kriteria lokasi yang cocok untuk
budidaya teripang adalah sebagai berikut :a. Keterlindungan
Penempatan penculture untuk budidaya teripang diperlukan
lokasi yang betul-betul terlindung dari hempasan ombak dan
angin kencang.
b. Kondisi dasar perairan
Dasar perairan hendaknya berpasir atau pasir berlumpur
bercampur dengan pecahan-pecahan karang dan banyakterdapat tanaman air semacam rumput laut (sea weed) dan
alang-alang laut (sea grass).
c. Salinitas air laut
Dengan kemampuan yang terbatas dalam pengaturan osmotik,
maka teripang tidak dapat bertahan hidup terhadap perubahan
salinitas yang terjadi secara drastis. Salinitas optimum adalah
30 33 ppt.
-
8/10/2019 Materi_Teripang
5/11
PELATIHAN BUDIDAYA LAUT Yayasan MattirotasiCOREMAP TAHAP II KABUPATEN SELAYAR
d. Kedalaman air
Secara alami teripang hidup pada kedalaman perairan yang
berbeda-beda menurut besarnya. Teripang muda tersebar di
daerah pasang surut, setelah ukurannya bertambah besar
berpindah ke dasar perairan yang lebih dalam. Lokasi yang
cocok untuk budidaya teripang sebaiknya pada kisaran
kedalaman air antara 0,50 1,50 m pada air surut terendah.
e. Ketersediaan benih
Lokasi pengembangan budidaya teripang sebaiknya tidak jauh
dari tempat pengumpulan benih secara alamiah. Terdapatnya
benih alamiah pada perairan tersebut adalah suatu indikatoryang baik untuk lokasi budidaya teripang.
f. Kondisi lingkungan
Kondisi perairan sebaiknya harus memenuhi standar kualitas air
laut yang baik bagi kehidupan (laju pertumbuhan dan sintasan)
teripang yang dibudidayakan, seperti : Suhu air 20 25 oC, pH
air 6,5 8,5, kadar oksigen terlarut 4 8 ppm, dan kecerahan
0,50 1,50 cm (cahaya matahari sampai ke dasar), serta lokasibudidaya harus bebas dari pencemaran seperti limbag organik,
logam berat, minyak dan bahan-bahan beracun lainnya).
2. Metode Budidaya
Metode yang digunakan untuk membudidayakan teripang (ketimun
laut) yaitu dengan menggunakan fasilitas penculture atau lebih dikenal
dengan budidaya dengan hampang atau kandang (Gambar 2, 3 dan 4).Penculture atau hampang adalah suatu usaha memelihara organisme
perairan yang bersifat benthik atau hidup di dasar perairan dengan cara
memagari atau membatasi areal perairan pantai dengan luasan tertentu
(seluas kemampuan atau yang diinginkan) sehingga seolah-olah terisolasi
dari wilayah sekitasnya.
-
8/10/2019 Materi_Teripang
6/11
PELATIHAN BUDIDAYA LAUT Yayasan MattirotasiCOREMAP TAHAP II KABUPATEN SELAYAR
Gambar 2. Budidaya Teripang dengan Penculture (bahan dari Bambu)
Gambar 3. Budidaya Teripang dengen Penculture bentuk melingkar(bahan dari Supernet).
Gambar 4. Budidaya Teripang dengen Penculture bentuk segi empat(bahan dari Supernet).
-
8/10/2019 Materi_Teripang
7/11
PELATIHAN BUDIDAYA LAUT Yayasan MattirotasiCOREMAP TAHAP II KABUPATEN SELAYAR
Bahan yang digunakan adalah jaring polythylen (super net) dengan
mata jaring 1/4 3/4 inchi atau dapat juga dengan bahan bambu (bila-bila).
Dengan metode ini lokasi/areal yang dipagari tersebut akan terhindar dari
gangguan hewan pemangsa (predator), demikian pula hal dengan
teripang yang dipelihara tidak dapat lolos keluar dari areal pemeliharaan
atau penculture. Pemasangan pagar (Gambar 5). Pemasangan pagar
penyekat untuk pemeliharaan teripang pasir, baik pagar dari superne t
ataupun bila-bila bambu cukup setinggi 0,50 1,00 m dari dasar perairan
atau setinggi permukaan air pada saat pasang. Luas penculture yang
ideal untuk pemeliharaan teripang adalah 600 1000 m 2.
Gambar 5. Cara Pemasangan Penculture
3. Sumber Benih Teripang
Benih teripang untuk kebutuhan budidaya pembesaran dalam
penculture dapat diperoleh dari dua cara, yaitu :
a. Pengumpulan benih dari alam. Ukuran benih teripang yang baikuntuk dibudidayakan dengan metode penculture adalah yang
memiliki berat 30 50 g/ekor dengan kisaran panjang badan 5
7 cm. Pada ukuran tersebut, benih teripang diperkirakan sudah
mampu beradaptasi terhadap kondisi lingkungan budidaya.
b. Pemijahan alami, yaitu dengan memelihara induk-induk teripang
pada petak-petak di dalam area penculture. Teripang yang
dijadikan induk ialah yang sudah dewasa dengan ukuran berat
-
8/10/2019 Materi_Teripang
8/11
PELATIHAN BUDIDAYA LAUT Yayasan MattirotasiCOREMAP TAHAP II KABUPATEN SELAYAR
badan 300 500 g/ekor dengan kisaran panjang bandan 20
25 cm. Setelah matang gonad, induk teripang akan memijah
secara alami tanpa adanya ransangan buatan. Pemijahan akan
terjadi pada malam hari antara pukul 22. 00 23. 00 . Induk jantan
akan mengeluarkan sperma lebih dahulu yang akan
merangsang induk betina untuk mengeluarkan telur. Proses
pemijahan ini biasanya berlangsung dalam kurung waktu 20
60 menit. Dalam pembenihan teripang selain metode
pemijahan secara alami, juga dapat dilakukan dengan metode
pembedahan, kejutan suhu, dan penyemprotan air.
4. Pengangkutan Benih/Induk
Di dalam melalukan usaha budidaya teripang, cara pengangkutan
benih/induk merupakan salah satu bentuk kegiatan yang penting.
Terutama bila sumber benih/induk teripang yang akan dibudiayakan
letaknya relatif jauh dari lokasi budidaya, sehingga diperlukan teknik yang
baik di dalam pengangkutannya agar teripang tersebut tetap hidup sampai
dilokasi budidaya. Teknik pengangkutan benih/induk teripang agar dapatmemberikan tingkat kehidupan (sintasan) yang tinggi adalah sebagai
berikut :
a. Teripang dimasukkan pada kantong plastik ukuran 2 liter
dengan media air dan pasir. Sebelumnya kantong plastik
digelembungkan untuk melihat apakah kantong tersebut bocor
atau tidak.
b. Kepadatan dalam kantong tergantung pada ukuran dan jenisteripang. Sebagai gambaran untuk teripang putih dengan
ukuran berat 100 200 g/ekor adalah 3 4 ekor/kantong,
sedang untuk jenis teripang yang lain misalnya teripang olok-
olok pada ukuran yang sama adalah 4 5 ekor/kantong.
-
8/10/2019 Materi_Teripang
9/11
PELATIHAN BUDIDAYA LAUT Yayasan MattirotasiCOREMAP TAHAP II KABUPATEN SELAYAR
5. Padat Penebaran
Salah satu sifat yang dimiliki teripang ialah kemampuan hidup
berdesak-desakan atau bergerombol ditempat terbatas. Oleh karena itu
dalam usaha budidaya teripang dapat diperlakukan dengan padat
penebaran tinggi tanpa memrpengaruhi pertumbuhan. Meskipun
demikian, padat penebaran pada budidaya teripang harus didasarkan
pada ukuran benih dan ketersediaan makanan dalam areal budidaya.
Benih teripang berukuran 20 30 g/ekor padat penebarannya berkisar
antara 15 20 ekor/m 2, sedangkan untuk ukuran benih 40 50 g padat
penebarannya berkisar antara 10 15 ekor/m 2.
Usaha budidaya teripang dengan mengharapkan sumber benih darihasil pengumpulan di alam, maka waktu yang tepat untuk memulai
budidaya teripang disuatu lokasi tertentu adalah 2- 3 bulan setelah musim
pemijahan teripang di alam. Benih alam yang berumur 2 3 bulan
diperkirakan sudah dapat mencapai ukuran berat 20 50 g/ekor, sehingga
sudah layak untuk dibudidayakan pada penculture. Sedangkan benih
teripang hasil penetasan di hatcheri yang dipelihara selama 1,5 2,0
bulan dimulai setelah fase doliolaria atau umur 10 - 12 hari dapatmencapai ukuran panjang 1,5 2,0 cm.
6. Makanan Teripang.
Faktor makanan dalam budidaya teripang tidak menjadi masalah,
sebagai mana organisme laut lainnya. Pakan alami teripang dapat berupa
plakton,detritus, sisa-sisa bahan organik atau sisa-sisa endapan didasar
perairan yang ada disekitar lingkungan budidaya. Namun demikian untuklebih mempercepat pertumbuhan teripang maka dapat diberikan makanan
tambahan. Pakan tambahan berfungsi untuk menambah kesuburan
perairan di dalam penculture, juga secara langsung dapat dimanfaatkan
sebagai makanan dalam bentuk detritus. Pada umumnya pakan
tambahan dalam budidaya teripang adalah campuran kotoran hewan dan
dedak halus dengan perbandingan 1 : 1. Pakan diberikan sebanyak 0,2
0,5 kg/m 2/2 minggu dengan cara memasukkan campuran pakan tersebut
-
8/10/2019 Materi_Teripang
10/11
PELATIHAN BUDIDAYA LAUT Yayasan MattirotasiCOREMAP TAHAP II KABUPATEN SELAYAR
ke dalam kantong goni. Setiap satu kantong goni biasanya dapat diisi 10
15 kg pakan tambahan yang dapat mencukupi luasan areal budidaya
30 50 m 2, kemudian direndam di dalam areal budidaya. Setelah 2 4
minggu campuran pakan akan menjadi lengket, lalu dibentuk menjadi
gumpalan kemudian disebar merata ke dalam penculture .
Pemberian makanan tambahan sebaiknya dilakukan pada sore
hari. Hal ini disesuaikan dengan sifat hidup atau kebiasaan hidup dari
teripang. Pada waktu siang hari teripang tidak begitu aktif bergerak bila
dibandingkan pada waktu malam hari, karena pada siang hari teripang
lebih banyak diam dengan membenamkan dirinya ke dalam substrat pasir
untuk beristirahat dan sekaligus melindungi dirinya dari seranganpredator. Sedangkan pada waktu malam hari teripang akan bergerak
lebih aktif untuk mencari makanan, baik berupa plankton maupun detritus
yang mengendap di dasar perairan dengan cara menyaring makanan,
sebagaimana cara makan (feeding habits) teripang yaitu filter feeding .
7. Panen dan Pengolahan Hasil
Pemungutan hasil atau panen dapat dilakukan setelah teripangmencapai ukuran pasar ( marketing size ), yaitu berkisar antara 4 - 6 ekor
per kg (berat basah). Untuk mendapatkan ukuran ini biasanya teripang
dipelihara selama 6 7 bulan dengan sintasan yang dicapai kurang lebih
80 % dari total penebaran awal. Panen dilakukan pada pagi hari sewaktu
air sedang surut dan sebelum teripang membenamkan diri. Panen dapat
dilakukan secara :
1. Panen selektif ialah dengan memilih teripang yang telah mencapaiukuran pasar dengan berat rata-rata sekitar 200 g/ekor.
2. Panen total ialah dengan memungut semua teripang dari areal
budidaya, kemudian dilakukan seleksi menurut ukuran.
Sebelum dipasarkan, teripang terlebih dahulu diproses (diolah)
agar diperoleh kualitas produk yang memenuhi standar pasar. Beberapa
tahapan yang dilakukan dalam pengolahan teripang hingga siap untuk
dipasarkan adalah sebagai berikut :
-
8/10/2019 Materi_Teripang
11/11
PELATIHAN BUDIDAYA LAUT Yayasan MattirotasiCOREMAP TAHAP II KABUPATEN SELAYAR
1. Teripang hasil panen dicuci terlebih dahulu dengan air bersih,
kemudian direndam dengan air campuran daun pepaya selama
kurang lebih 15 menit. Perendaman ini dimaksudkan untuk
melarutkan zat kapur pada bagian kulit luar teripang.
2. Teripang yang sudah direndam dengan air campuran daun pepaya
dibersihkan dengan cara mengelupas kulit bagian luarnya (zat
kapur).
3. Selanjutnya teripang direbus sampai mendidih selama 1 jam, lalu
didinginkansambil ditiriskan airnya.
4. Setelah dingin, teripang dibelah pada bagian abdomennya untuk
mengeluarkan isi perutnya. Pada saat pembedahan diusahakanagar tidak banyak melukai otot-otot bagian tubuh teripang.
5. Setelah isi perut dikeluarkan, maka teripang siap untuk dipanggang
dengan cara pengapasapan hingga kering.
6. Lama pengasapan berkisar antara 3 5 jam, setelah itu teripang
diikat agar bekas pembedahan pada bagian abdomen tertutup
kembali.
7. Teripang yang sudah diikat siap untuk dipacking dan dalam prosespengemasannya perlu diperhatikan beberapa hal seperti, bahan
pembungkus harus bersih, kering dan tidak mudah sobek.
Penyimpanan produk hasil olahan teripang sebaiknya ditempatkan
pada tempat yang betul-betul kering dan tidak lembab. Hal ini
dimaksudkan untuk menghidari rusaknya atau penurunan mutu dari
teripang olahan tersebut. Kualitas produk olahan teripang yang kurang
baik akan mempengaruhi harga pada tingkat kolektor atau eksportir.