material requirement planning (mrp)
Embed Size (px)
DESCRIPTION
laporan belum revisiTRANSCRIPT

LAPORAN SEMENTARA
PRAKTIKUM PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI
Studi Kasus pada Perusahaan Suka Nicky Banjarnegara,
Jawa Tengah
Material Requirement Planning (MRP)
Disusun oleh :
Gilar Imam Ariyadi 10660002
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2013

ABSTRAK
Dalam dunia industri, permasalahan seperti tidak tepatnya waktu
kedatangan bahan baku yang telah dijadwalkan perusahaan
kadang dapat terjadi. Hal ini dapat membuat kepanikan apabila
stock persediaan bahan baku habis, sementara order harus
segera dipenuhi. Di dalam manajemen industri modern,
permasalahan diatas dipecahkan dengan salah satu metode
yang disebut Material Requirement Planning (MRP). MRP adalah
prosedur logis, aturan keputusan dan teknik pencatatan
terkomputerisasi yang dirancang untuk menterjemahkan Jadwal
Induk Produksi (Master Production Schedule atau MPS) menjadi
kebutuhan bersih (Net Requirement) material untuk semua item
komponen produk. Profesionalisme dalam mengendalikan
persediaan dirancang dengan menggunakan Master Production
Schedule (MPS) dan secara terperinci menjadwalkan kebutuhan
pemakaian bahan baku dengan memperhitungkan waktu tunggu
(lead time), lot size, serap factor safety stock, persediaan awal,
di dalam Material Requirement Planning (MRP). Dan dengan
menggunakan pengolahan MRP maka UKM Guns Bamboo dapat
memproduksi produknya tepat waktu sesuai pesanan, hal ini
akan meningkatkan kepercayaan pelanggan, menghemat biaya,
dan meningkatkan keuntungan.
Kata kunci : MRP, Dependent Demand, Lead Time, Order
Release, Requirement.

BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Saat ini perindustrian berkembang sangat pesat,
semakin banyak industri yang bersaing. Hal in membuat
perusahaan harus meningkatkan kemampuan mereka,
terutama dalam perencanaan maupun peramalan.
Peramalan merupakan bagian dari perencanaan yang
merupakan hal yang sangat penting. Pentingnya
memprediksi atau melakukan peramalan permintaan
konsumen terhadap produk yang kita produksi demi
kelancaran dan eksistensi suatau perusahaan.
Dengan melakukan peramalan perusahaan dapat
mengatur strategi dan rencana yang akan dibuat atau
dilaksanakan untuk mengahadapi permintaan yang akan
datang. Perusahaan juga dapat mengatur persedian
produk jadi, pengaturan jadwal produksi dan dapat
memantau hasil produksi untuk membuat penyesuaian
produksi. Dengan melakukan peramalan yang tepat maka
meminimalkankan biaya untuk inventory. Tak terkecuali untuk
material bahan baku.
Efisien dan efektifitas dalam produksi akan
mempengaruhi perusahaan dalam memperoleh keuntungan
sehingga bisa mengembangkan usahanya. Fungsi

perencanaan dan pengawasan yang tepat akan dicapai hasil
yang maksimal.
1.2Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari praktikum ini adalah :
1. Bagaimana merencanakan Sumber Daya Material
sehingga kegiatan produksi bisa lancar?
1.3Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum Material Requirement
Planning (MRP) ini adalah:
1. Memperkenalkan sistem MRP sebagai suatu metode
perencanaan dan pengendalian pesanan item dependent
Demand.
2. Memahami prosedur penyusunan MRP.
3. Memahami konsep MRP matriks.
4. Mampu menjadwalkan dan menentukan kebutuhan
produk.
1.4Manfaat
Adapun manfaat yang didapat dari praktikum Material
Requirement Planning (MRP) ini yaitu:
1. Mengerti dan memahami konsep Material Requirement
Planning.
2. Mengerti dan memahami Model Persediaan Dependen
3. Mengerti dan memahami Manajemen MRP.
4. Mengerti dan Memahami Tehnik Lot-sizing.
5. Mengerti dan memahami konsep Perluasan MRP

BAB II
MATERIAL REQUIREMENT PLANNING
2.1 Landasan Teori
Perencanaan Sumber Daya Material adalah kegiatan
dalam sebuah sistem manufaktur yang bertujuan untuk
merencanakan kebutuhan sumber daya material dalam
melakukan kegiatan produksi. Teknik perencanaan sumber
daya material ini dikenal dengan nama Material
Requirement Planning (MRP). MRP adalah prosedur logis,
aturan keputusan dan teknik pencatatan terkomputerisasi
yang dirancang untuk menterjemahkan Jadwal Induk
Produksi (Master Production Schedule atau MPS) menjadi
kebutuhan bersih (Net Requirement) material untuk semua
item komponen produk.
Dalam MRP dikenal adanya Independent Demand dan
Dependent Demand :
1. Independent Demand : tidak ada hubungan yang nyata
antara permintaan suatu item dengan item yang lain,
misal pada item terakhir.

2. Dependent Demand: berhubungan langsung dengan
permintaan item yang lebih tinggi, misal part-part pada
suatu perakitan produk, atau sub-part untuk suatu part
produk.
Secara umum metode MRP mempunyai tujuan sebagai
berikut :
1. Meminimalkan Persediaan.
a. MRP menentukan berapa banyak dan kapan suatu
komponen diperlukan berdasarkan informasi dari
MPS.
b. Mengurangi resiko keterlambatan produksi atau
pengiriman.
c. MRP mengidentifikasi banyaknya bahan dan
komponen yang diperlukan baik dari segi jumlah
maupun waktunya dengan memperhatikan tenggang
waktu (lead time) produksi maupun pengadaan atau
pembelian komponen.
2. Komitmen Yang Realistis.
a. Jadwal produksi diharapkan dapat dipenuhi sesuai
dengan rencana, sehingga komitmen terhadap
pengiriman barang dapat dilakukan secara lebih
realistis.
b. Hal ini dapat mendorong meningkatnya kepuasan
dan kepercayaan pelanggan.
3. Meningkatkan Efisiensi.
Efisiensi penentuan jumlah persediaan, waktu produksi,
dan waktu pengiriman barang dapat ditingkatkan
sesuai dengan jadwal produksi (MPS).
Sistem MRP dikembangkan untuk merencanakan dan
mengendalikan pesanan (produksi atau pembelian) dan
persediaan untuk item-item Dependent Demand, dimana

permintaan cenderung Discontinuous (terputus) dan Lumpy
(tidak halus atau tidak rata). Contoh item-item yang
termasuk dalam Dependent Demand adalah bahan baku
mentah (raw material), bagian-bagian (Parts),
Subassemblies dan Assemblies.
2.2 Prasyarat Dan Asumsi Pada MRP
Sebelum memanfaatkan teknik MRP perlu diperhatikan
beberapa prasyarat dan asumsi yang mendasar agar MRP
dapat diterapkan secara efektif. Syarat pendahuluan yang
harus diperhatikan tersebut, yaitu:
1. Tersedianya MPS yang digunakan sebagai dasar dalam
penentuan jumlah pesanan dan waktu pemesanan.
2. Adanya identifikasi khusus bagi setiap item persediaan
(misal nomor ID).
3. Tersedianya struktur produk (Bill Of Material atau BOM).
4. Tersedianya catatan tentang inventory untuk semua
item yang menyatakan keadaan persediaan sekarang
dan yang akan datang.
2.3 Struktur Sistem MRP
Sebagai sebuah sistem, Material Requirement Planning
terdiri dari input, proses dan output. Struktur sistem MRP
dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 1 Struktur Sistem MRP
2.4 Input MRP
Berdasarkan gambar struktur sistem MRP tersebut di atas
maka input MRP adalah sebagai berikut :
1. Master Production Schedule (MPS).
Merupakan suatu pernyataan tentang produk akhir
(termasuk parts pengganti dan suku cadang), apa yang
direncanakan untuk diproduksi, berapa kuantitas yang
dibutuhkan, pada waktu kapan dibutuhkan dan kapan
produk itu akan diproduksi.
2. Bill of Material (BOM).
Merupakan daftar dari semua material, parts, dan
subassemblies, serta kuantitas dari masing-masing
yang dibutuhkan untuk memproduksi satu unit produk
atau Parent Assembly.
3. Inventory Status atau Record Files atau Item Master.
Merupakan suatu file yang berisi informasi status
tentang material, parts, Subassemblies, dan produk-
produk yang menunjukkan kuantitas On-Hand,

kuantitas yang dialokasikan (Allocated Quantity), waktu
tunggu yang direncanakan (Planned Lead Times),
ukuran lot (Lot Size), stok pengaman, kriteria Lot Sizing,
toleransi untuk Scrap atau hasil, dan berbagai informasi
penting lainnya yang berkaitan dengan suatu item.
4. Orders (Pesanan-pesanan).
Orders berfungsi memberitahukan tentang jumlah dari
setiap item yang akan diperoleh sehingga akan
meningkatkan Stock-On-Hand di masa mendatang.
5. Requirements (Kebutuhan-kebutuhan)
Requirements berfungsi untuk memberitahukan
tentang berapa banyak masing-masing item
dibutuhkan, sehingga akan mengurangi Stock-On-Hand
di masa mendatang.
2.5 Output MRP
Berdasarkan gambar struktur sistem MRP di atas, maka
output dari MRP adalah sebagai berikut :
1. MRP Primary (Orders) Report
Laporan utama MRP biasanya menggunakan salah satu
format horizontal dengan waktu dalam Packets (paket),
yang biasanya dalam periode mingguan, atau format
vertikal dengan waktu dalam tanggal (Packetless
Format). Laporan utama MRP menyajikan informasi
sebagai berikut : Gross Requirements, Schedule
Receipt, Projected On-Hand, Projected Available, Net
Requirements, Planned Order Receipt, dan Planned
Order Release.
2. MRP Action Report atau MRP Exception Report
MRP Action Report berfungsi untuk memberi informasi
kepada perencana tentang item-item yang perlu
mendapat perhatian segera, dan merekomendasikan
tindakan-tindakan yang perlu diambil.

3. MRP Pegging Report
Pagging adalah suatu proses penelusuran melalui
catatan MRP dan BOM untuk mengidentifikasi pengaruh
perubahan kebutuhan suatu komponen terhadap
komponen yang lain. Pagging Report memudahkan
perencana untuk menelusuri sumber dari kebutuhan
kotor untuk suatu item atau komponen.
2.6 Terminologi Dalam MRP
Terminologi-terminologi yang sering digunakan dalam
MRP adalah sebagai berikut :
1. Lead Time, merupakan jangka waktu
yang dibutuhkan sejak MRP menyarankan suatu
pesanan sampai item yang dipesan datang dan siap
untuk digunakan.
2. On Hand, merupakan Inventory On-Hand
yang menunjukkan kuantitas dari item yang secara fisik
ada dalam gudang.
3. Lot Size, merupakan kuantitas pesanan
(Order Quantity) dari item yang diberitahukan pada
sistem MRP, serta teknik Lot-Sizing apa yang
digunakan.
4. Safety Stock, merupakan stock
pengaman yang ditetapkan perencana untuk mengatasi
fluktuasi dalam permintaan dan atau penawaran.
5. Schedulle Receipt, merupakan sejumlah
produk pesanan yang akan selesai diproduksi dan
tersimpan di gudang pada periode tertentu.
6. Allocation, merupakan kuantitas On Hand
yang dialokasikan untuk penggunaan yang spesifik.
7. Scrap Factor, merupakan faktor
prosentase dalam struktur produk yang digunakan
dalam perhitungan MRP untuk mengantisipasi

kehilangan material akibat dari kegagalan proses
manufaktur.
8. Low Level Code, merupakan tingkatan
dalam struktur produk (BOM).
9. Planning Horizon, merupakan banyaknya
waktu perencanaan ke depan. Dalam prakteknya,
Planning Horizon harus ditetapkan paling sedikit
sepanjang Lead Time kumulatif dari sekumpulan item
yang terlibat dalam proses manufakturing.
10. Gross Requirement (Total Requirement),
merupakan total dari semua kebutuhan, termasuk
Anticipated Requirements, untuk setiap periode waktu.
Gross requirement bisa mencakup Independent dan
Dependent Demand.
11. Projected On-Hand, merupakan Projected
Available Balance (PAB), dan tidak termasuk Planned
Orders.
12. Projected On-Hand = On-Hand pada awal
periode + Scheduled Receipts – Gross Requirements.
13. Projected Available, merupakan kuantitas
yang diharapkan ada dalam inventory pada akhir
periode, dan tersedia untuk penggunaan dalam periode
selanjutnya.
14. Projected Available = On-Hand awal
periode (atau Projected Available periode sebelumnya)
+ Scheduled Receipts periode sekarang + Planned
Order Receipts periode sekarang – Gross Requirement
periode sekarang.
15. Net Requirements, merupakan
kekurangan material yang diproyeksikan untuk periode
ini, sehingga perlu diambil tindakan ke dalam

perhitungan Planned Order Receipts agar menutupi
kekurangan material pada periode itu.
16. Planned Order Receipts, merupakan
kuantitas pesanan pengisian kembali (Purchase Order
And Or Manufacturing Orders) yang telah direncanakan
oleh MRP untuk diterima pada periode tertentu guna
memenuhi Net Requirement (kebutuhan bersih).
17. Planned Order Releases, merupakan
kuantitas Planned Orders yang ditempatkan atau
dikeluarkan dalam periode tertentu, agar item yang
dipesan tersedia pada saat dibutuhkan.
2.7 Proses Perhitungan MRP
1. Netting.
Merupakan proses perhitungan Net Requirement yang
besarnya dapat dihitung dengan formula berikut :
Net Requirements = Gross Requirements + Allocations
+ Safety Stock –Scheduled Receipts – Projected
Available pada akhir periode lalu.
2. Lotting.
Merupakan proses untuk menentukan besarnya
pesanan setiap item yang optimal berdasarkan
kebutuhan bersih (Net Requirements) yang dihasilkan
dari proses Netting. Dalam proses Lotting, terdapat
banyak alternatif untuk menghitung ukuran lot yang
disebut sebagai teknik Lot-Sizing.
3. Offsetting (penentuan Lead Time).
Merupakan proses yang bertujuan untuk menentukan
saat yang tepat untuk melakukan rencana pemesanan
dalam rangka memenuhi kebutuhan bersih, dengan
memperhatikan Lead Time kesiapan material.
4. Explosion atau Exploding.

Merupakan proses perhitungan kebutuhan kotor untuk
item level yang lebih bawah yang didasarkan atas
Planned Order Release.
2.8 Faktor Scrap And Yield Dalam Proses MRP
Scrap Factor (Synonym: Scrap Rate) merupakan faktor
prosentase dalam struktur produk yang digunakan dalam
perhitungan MRP untuk mengantisipasi kehilangan material
karena kegagalan dalam proses manufakturing.
Perhitungan MRP dengan memasukkan faktor Scrap atau
Yield diterapkan pada Planned Order Release, bukan pada
Gross Requirements, sebab Scrap memperkirakan
kehilangan material selama proses manufakturing (Planned
Order), dan bukan kehilangan material dalam gudang.
2.9 Langkah Software
Langkah software dari praktikum Material Requirement
Planning ini adalah :
1. Buka program POM.
2. Buka module Material Reqirements Planning.
3. Klik New.
4. Masukan data-data yang ada.
5. Klik solve.

BAB III
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
3.1 Input Data
Data diperoleh dari perusahaan Suka Nicky yang
bertempat di Desa Gumiwang, Banjarnegara, Jawa Tengah.
Disini ada 3 produk, yaitu: produk A (Keripik tempe original),
produk B (keripik tempe pedas), produk C (keripik tempe
manis).
Jadwal induk produksi (Master Production Schedule atau MPS) :
Tabel 3.1 MPS Item
Periode 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
A 0 0 0 02742.
857382.
85 0 03087.
412938.
61 0 0
B220
8017655
.2 0 0 07009.
513512.2
1 0 06800.
082007.
273294.
92
C 0 34909640
08888
.9 0 030412.
98240
07477.
59 0 0 0
Bill of Material dari 3 produk adalah :

Gambar 3.1 Bill Of Material Produk A
Keterangan :
A = Keripik Tempe OriginalJ = AdonanJ1 = Tepung
J2 = AirJ3 = Bumbu J4 = tempeK = Kemasan
K1 = PlastikK2 = KertasL = Minyak
Tabel 3.2 Bill Of Material Produk A
Item Level Preparent LeadtimeA 0 0 1J 1 1 1
J1 2 2 1J2 2 1 1J3 2 1 1J4 2 4 1K 1 4 1
K1 2 4 1K2 2 1 1L 1 1 1
L
K
K2K1J4
J
J3J2J1
A

Gambar 3.2 Bill Of Material Produk B
Keterangan :
B = Keripik tempe pedasO = adonanO1 = tepungO2 = air
O3 = bumbu pedasO4 = tempeP = kemasan
P1 = plastikP2 = kertasQ=minyak
Tabel 3.3 Bill Of Material Produk B
Item Level Preparent LeadtimeB 0 0 1O 1 1 1
O1 2 6 1O2 2 1 1O3 2 1 1O4 2 4 1P 1 2 1
P1 2 2 1P2 2 1 1Q 1 1 1
Gambar 3.3 Bill Of Material Produk C
Q
P
P2P1O4
O
O3O2O1
B
Q
V
V2V1U4
U
U3U2U1
C

Keterangan :

C = Keripik manisU = adonanU1 = tepungU2 = airU3 = bumbu manisU4 = tempeV = kemasanV1 = plastikV2 = kertasW = minyak
Tabel 3.4 Bill Of Material Produk C
Item Level Preparent LeadtimeC 0 0 1U 1 2 1
U1 2 2 1U2 2 2 1U3 2 1 1U4 2 8 1V 1 4 1
V1 2 4 1V2 2 1 1W 1 1 1
Inventory awal per produk :
Tabel 3.5 Inventory Awal Masing-Masing Produk
INVENTORY AWALA 1500B 1000C 1200
3.2 Pengolahan Data
Tabel 3.6 Pengolahan Data Lindo
Item name (low level)
Pd 0 and before pd1 pd2 pd3 pd4 pd5 pd6 pd7 pd8 pd9 pd10 pd11 pd12
A ( 0)
TOT.REQ. 2743 7383 3087 2939
SchdREC.
ON HAND 1500 1500 1500 1500 1500 1500
NET REQ 1243 7383 3087 2939
PlanREC 1243 7383 3087 2939

ORD REL. 1243 7383 3087 2939
B ( 0)
TOT.REQ. 22080 17655 7010 3512 6800 2007 3295
SchdREC.
ON HAND 1000 1000
NET REQ 21080 17655 7010 3512 6800 2007 3295
PlanREC 21080 17655 7010 3512 6800 2007 3295
ORD REL. 21080 17655 7010 3512 6800 2007 3295
C ( 0)
TOT.REQ. 34909 6400 8889 30413 2400 7478
SchdREC.
ON HAND 1200 1200 1200
NET REQ 33709 6400 8889 30413 2400 7478
PlanREC 33709 6400 8889 30413 2400 7478
ORD REL. 33709 6400 8889 30413 2400 7478
J ( 1)
TOT.REQ. 1243 7383 3087 2939
SchdREC.
ON HAND
NET REQ 1243 7383 3087 2939
PlanREC 1243 7383 3087 2939
ORD REL. 1243 7383 3087 2939
K ( 1)
TOT.REQ. 4971 29531 12350 11754
SchdREC.
ON HAND
NET REQ 4971 29531 12350 11754
PlanREC 4971 29531 12350 11754
ORD REL. 4971 29531 12350 11754
L ( 1)
TOT.REQ. 1243 7383 3087 2939
SchdREC.
ON HAND
NET REQ 1243 7383 3087 2939
PlanREC 1243 7383 3087 2939
ORD REL. 1243 7383 3087 2939
O ( 1)
TOT.REQ. 17655 7010 3512 6800 2007 3295
SchdREC.
ON HAND
NET REQ 17655 7010 3512 6800 2007 3295
PlanREC 17655 7010 3512 6800 2007 3295
ORD REL. 17655 7010 3512 6800 2007 3295
P ( 1)

TOT.REQ. 35310 14019 7024 13600 4015 6590
SchdREC.
ON HAND
NET REQ 35310 14019 7024 13600 4015 6590
PlanREC 35310 14019 7024 13600 4015 6590
ORD REL. 35310 14019 7024 13600 4015 6590
Q ( 1)
TOT.REQ. 17655 7010 3512 6800 2007 3295
SchdREC.
ON HAND
NET REQ 17655 7010 3512 6800 2007 3295
PlanREC 17655 7010 3512 6800 2007 3295
ORD REL. 17655 7010 3512 6800 2007 3295
U ( 1)
TOT.REQ. 67418 12800 17778 60826 4800 14955
SchdREC.
ON HAND
NET REQ 67418 12800 17778 60826 4800 14955
PlanREC 67418 12800 17778 60826 4800 14955
ORD REL. 67418 12800 17778 60826 4800 14955
V ( 1)
TOT.REQ. 134836 25600 35556 121652 9600 29910
SchdREC.
ON HAND
NET REQ 134836 25600 35556 121652 9600 29910
PlanREC 134836 25600 35556 121652 9600 29910
ORD REL. 134836 25600 35556 121652 9600 29910
W ( 1)
TOT.REQ. 33709 6400 8889 30413 2400 7478
SchdREC.
ON HAND
NET REQ 33709 6400 8889 30413 2400 7478
PlanREC 33709 6400 8889 30413 2400 7478
ORD REL. 33709 6400 8889 30413 2400 7478
J1 ( 2)
TOT.REQ. 2486 14766 6175 5877
SchdREC.
ON HAND
NET REQ 2486 14766 6175 5877
PlanREC 2486 14766 6175 5877
ORD REL. 2486 14766 6175 5877
J2 ( 2)
TOT.REQ. 1243 7383 3087 2939
SchdREC.

ON HAND
NET REQ 1243 7383 3087 2939
PlanREC 1243 7383 3087 2939
ORD REL. 1243 7383 3087 2939
J3 ( 2)
TOT.REQ. 1243 7383 3087 2939
SchdREC.
ON HAND
NET REQ 1243 7383 3087 2939
PlanREC 1243 7383 3087 2939
ORD REL. 1243 7383 3087 2939
J4 ( 2)
TOT.REQ. 4971 29531 12350 11754
SchdREC.
ON HAND
NET REQ 4971 29531 12350 11754
PlanREC 4971 29531 12350 11754
ORD REL. 4971 29531 12350 11754
K1 ( 2)
TOT.REQ. 19886 118126 49399 47018
SchdREC.
ON HAND
NET REQ 19886 118126 49399 47018
PlanREC 19886 118126 49399 47018
ORD REL. 19886 118126 49399 47018
K2 ( 2)
TOT.REQ. 4971 29531 12350 11754
SchdREC.
ON HAND
NET REQ 4971 29531 12350 11754
PlanREC 4971 29531 12350 11754
ORD REL. 4971 29531 12350 11754
O1 ( 2)
TOT.REQ. 42057 21073 40800 12044 19770
SchdREC.
ON HAND
NET REQ 42057 21073 40800 12044 19770
PlanREC 42057 21073 40800 12044 19770
ORD REL. 42057 21073 40800 12044 19770
O2 ( 2)
TOT.REQ. 7010 3512 6800 2007 3295
SchdREC.
ON HAND
NET REQ 7010 3512 6800 2007 3295

PlanREC 7010 3512 6800 2007 3295
ORD REL. 7010 3512 6800 2007 3295
O3 ( 2)
TOT.REQ. 7010 3512 6800 2007 3295
SchdREC.
ON HAND
NET REQ 7010 3512 6800 2007 3295
PlanREC 7010 3512 6800 2007 3295
ORD REL. 7010 3512 6800 2007 3295
O4 ( 2)
TOT.REQ. 28038 14049 27200 8029 13180
SchdREC.
ON HAND
NET REQ 28038 14049 27200 8029 13180
PlanREC 28038 14049 27200 8029 13180
ORD REL. 28038 14049 27200 8029 13180
P1 ( 2)
TOT.REQ. 28038 14049 27200 8029 13180
SchdREC.
ON HAND
NET REQ 28038 14049 27200 8029 13180
PlanREC 28038 14049 27200 8029 13180
ORD REL. 28038 14049 27200 8029 13180
P2 ( 2)
TOT.REQ. 14019 7024 13600 4015 6590
SchdREC.
ON HAND
NET REQ 14019 7024 13600 4015 6590
PlanREC 14019 7024 13600 4015 6590
ORD REL. 14019 7024 13600 4015 6590
U1 ( 2)
TOT.REQ. 25600 35556 121652 9600 29910
SchdREC.
ON HAND
NET REQ 25600 35556 121652 9600 29910
PlanREC 25600 35556 121652 9600 29910
ORD REL. 25600 35556 121652 9600 29910
U2 ( 2)
TOT.REQ. 25600 35556 121652 9600 29910
SchdREC.
ON HAND
NET REQ 25600 35556 121652 9600 29910
PlanREC 25600 35556 121652 9600 29910
ORD REL. 25600 35556 121652 9600 29910

U3 ( 2)
TOT.REQ. 12800 17778 60826 4800 14955
SchdREC.
ON HAND
NET REQ 12800 17778 60826 4800 14955
PlanREC 12800 17778 60826 4800 14955
ORD REL. 12800 17778 60826 4800 14955
U4 ( 2)
TOT.REQ. 102400 142222 486608 38400 119641
SchdREC.
ON HAND
NET REQ 102400 142222 486608 38400 119641
PlanREC 102400 142222 486608 38400 119641
ORD REL. 102400 142222 486608 38400 119641
V1 ( 2)
TOT.REQ. 102400 142222 486608 38400 119641
SchdREC.
ON HAND
NET REQ 102400 142222 486608 38400 119641
PlanREC 102400 142222 486608 38400 119641
ORD REL. 102400 142222 486608 38400 119641
V2 ( 2)
TOT.REQ. 25600 35556 121652 9600 29910
SchdREC.
ON HAND
NET REQ 25600 35556 121652 9600 29910
PlanREC 25600 35556 121652 9600 29910
ORD REL. 25600 35556 121652 9600 29910

BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisis
4.1.1 Produk A
Tabel 4.1 Plan Order Release Produk A
No Item Level Preparent LeadtimePeriode -1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Demand A 0 0 0 0 2742.9 7383 0 0 3087 2939 0 0
1 A 0 0 1
On Hand 1500 1500 1500 1500 1500 1500 Requirement 2743 7383 3087 2939 Release Order 1243 7383 3087 2939
2 J 1 1 1
On Hand Requirement 1243 7383 3087 2939 Release Order 1243 7383 3087 2939
3 J1 2 2 1
On Hand Requirement 2486 14766 6175 5877 Release Order 2486 14766 6175 5877
4 J2 2 1 1
On Hand Requirement 1243 7383 3087 2939 Release Order 1243 7383 3087 2939
5 J3 2 1 1
On Hand Requirement 1243 7383 3087 2939 Release Order 1243 7383 3087 2939
6 J4 2 4 1
On Hand Requirement 4971 29531 12350 11754 Release Order 4971 29531 12350 11754
7 K 1 4 1
On Hand Requirement 4971 29531 12350 11754 Release Order 4971 29531 12350 11754
8 K1 2 4 1 On Hand

Requirement 19886 118126 49399 47018 Release Order 19886 118126 49399 47018
9 K2 2 1 1
On Hand Requirement 4971 29531 12350 11754 Release Order 4971 29531 12350 11754
10 L 1 1 1
On Hand Requirement 1243 7383 3087 2939 Release Order 1243 7383 3087 2939
4.1.2 Produk B
Tabel 4.2 Plan Order Release Produk B
No Item Level Preparent Leadtime
Periode -1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Demand B 22080 17655 0 0 0 70103512.
2 0 06800.0
8 2007.27 3294.9
1 B 0 0 1
On Hand 1000 1500 1500
Requirement 22080 17655 7010 3512 6800 2007 3295
Release Order 1000
2 O 1 1 1
On Hand
Requirement 17655 7010 3512 6800 2007 3295
Release Order 17655 7010 3512 6800 2007 3295
3 O1 2 6 1
On Hand
Requirement 42057 21073 40800 12044 19770
Release Order 42057 21073 40800 12044 19770
4 O2 2 1 1
On Hand
Requirement 7010 3512 6800 2007 3295
Release Order 7010 3512 6800 2007 3295
5 O3 2 1 1 On Hand

Requirement 7010 3512 6800 2007 3295
Release Order 7010 3512 6800 2007 3295
6 O4 2 4 1
On Hand
Requirement 28038 14049 27200 8029 13180
Release Order 28038 14049 27200 8029 13180
7 P 1 2 1
On Hand
Requirement 35310 14019 7024 13600 4015 6590
Release Order 35310 14019 7024 13600 4015 6590
8 P1 2 2 1
On Hand
Requirement 28038 14049 27200 8029 13180
Release Order 28038 14049 27200 8029 13180
9 P2 2 1 1
On Hand
Requirement 14019 7024 13600 4015 6590
Release Order 14019 7024 13600 4015 6590
10 Q 1 1 1
On Hand
Requirement 17655 7010 3512 6800 2007 3295
Release Order 17655 7010 3512 6800 2007 3295
4.1.3 Produk C
Tabel 4.3 Plan Order Release Produk C

No
Item
Level
Preparent
Leadtime
Periode -1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Demand C 0 34909 64008888.
9 0 0 30413 24007477.
6 0 0 0
1 C 0 0 1
On Hand 1200 1200 1200
Requirement 34909 6400 8889 30413 2400 7478
Release Order 33709 6400 8889 30413 2400 7478
2 U 1 2 1
On Hand
Requirement 67418 128001777
8 60826 4800 14955
Release Order 67418 12800 17778 60826 4800 14955
3 U1 2 2 1
On Hand
Requirement 25600 35556 12165
2 9600 29910
Release Order 25600 35556 12165
2 9600 29910
4 U2 2 2 1
On Hand
Requirement 25600 35556 12165
2 9600 29910
Release Order 25600 35556 12165
2 9600 29910
5 U3 2 1 1
On Hand Requirement 12800 17778 60826 4800 14955
Release Order 12800 17778 60826 4800 14955
6 U4 2 8 1
On Hand
Requirement 10240
014222
2 48660
8 38400 119641
Release Order10240
014222
2 48660
8 3840011964
1
7 V 1 4 1
On Hand
Requirement 13483
6 256003555
6 12165
2 9600 29910
Release Order 13483 25600 35556 12165 9600 29910

6 2
8 V1 2 4 1
On Hand
Requirement 10240
014222
2 48660
8 38400 119641
Release Order10240
014222
2 48660
8 3840011964
1
9 V2 2 1 1
On Hand
Requirement 25600 35556 12165
2 9600 29910
Release Order 25600 35556 12165
2 9600 29910
10 W 1 1 1
On Hand Requirement 33709 6400 8889 30413 2400 7478
Release Order 33709 6400 8889 30413 2400 7478

4.2 Pembahasan
4.2.1 Produk A
1. Untuk produk A diproduksi pada periode ke 5, 6,
9, 10 karena leadtimenya 1 periode maka
dilakukan persiapan bahan baku pada 1 periode
sebelumnya dengan jumlah-jumlah sesuai
keperluan. Pada periode ke 1 sudah punya produk
sebanyak 1500 buah.
2. Material J, K, dan L adalah subassembly
dibutuhkan pada periode ke 4, 5, 8, 9, karena
leadtimenya 1 periode maka dilakukan persiapan
bahan baku pada 1 periode sebelumnya dengan
jumlah-jumlah sesuai keperluan.
3. Material J1, J2, J3, J4, K1, K2 merupakan bahan
dasar yang dibutuhkan pada periode ke 4, 5, 8, 9,
karena leadtimenya 1 periode maka dilakukan
persiapan bahan baku pada 1 periode
sebelumnya dengan jumlah-jumlah sesuai
keperluan.
4.2.2 Produk B
1. Untuk produk B diproduksi pada periode ke 1, 2,
6, 7, 10, 11, 12 karena leadtimenya 1 periode
maka dilakukan persiapan bahan baku pada 1
periode sebelumnya dengan jumlah-jumlah sesuai
keperluan. Pada periode ke 2 sudah punya produk
sebanyak 1000 buah.
2. Material O, P, dan Q adalah subassembly
dibutuhkan pada periode ke 1, 5, 6, 9, 10, 11
karena leadtimenya 1 periode maka dilakukan
persiapan bahan baku pada 1 periode

sebelumnya dengan jumlah-jumlah sesuai
keperluan.
3. Material O1, O2, O3, O4, P1, P2, P3 merupakan
bahan dasar yang dibutuhkan pada periode ke 4,
5, 8, 9, 10 karena leadtimenya 1 periode maka
dilakukan persiapan bahan baku pada 1 periode
sebelumnya dengan jumlah-jumlah sesuai
keperluan.
4.2.3 Produk C
1. Untuk produk C diproduksi pada periode ke 2, 3,
4, 7, 8, 9 karena leadtimenya 1 periode maka
dilakukan persiapan bahan baku pada 1 periode
sebelumnya dengan jumlah-jumlah sesuai
keperluan. Pada periode ke 1 sudah punya produk
sebanyak 1200 buah.
2. Material U, V, dan W adalah subassembly
dibutuhkan pada periode ke 1, 2, 3, 6, 7, 8,
karena leadtimenya 1 periode maka dilakukan
persiapan bahan baku pada 1 periode
sebelumnya dengan jumlah-jumlah sesuai
keperluan.
3. Material U1, U2, U3, U4, V1, V2 merupakan bahan
dasar yang dibutuhkan pada periode ke 1, 4, 5, 6,
karena leadtimenya 1 periode maka dilakukan
persiapan bahan baku pada 1 periode
sebelumnya dengan jumlah-jumlah sesuai
keperluan.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari pengolahan data dan analisis yang telah
dilakukan maka dapat diambil kesimpulan bahwa dalam
merencanakan kebutuhan Sumber Daya material diperlukan
beberapa pertimbangan seperti lead time untuk
menentukan waktu pemesanan, jumlah inventori awal yang
mempengaruhi jumlah pemesanan, dan hasil MPS (Master
Production Planning) untuk melihat jumlah kebutuhan
material sehingga kegiatan produksi bisa berjalan sesuai
perencanaan dan keuntungan yang diperoleh akan
maksimal.
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat kami berikan dalam
praktikum kali ini adalah sebagai berikut :
1. Asisten praktikum harusnya punya
sopan santun terhadap praktikan
2. Asisten harus punya hati jangan
menyulitkan asisten
3. Diharapkan pelaksanaan praktikum
dilaksanakan berdasarkan waktu yang tepat sehingga

tidak mengganggu aktifitas praktikan dan waktu
praktikum pun lebih panjang.
4. Dalam mengajarkan langkah-
langkah dalam praktikum tidaklah perlu tergesa-gesa
agar hasilnya lebih maksimal.
5. Jangan sampai asisten bertindak
seperti hewan
DAFTAR PUSTAKA
C.Turner, Wayne dkk. (1993). Pengantar Teknik dan Sistem
Industri. Surabaya: Penerbit Guna Widya.
Ginting, Rosnani. (2507). Sistem Produksi. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
POKJA AKADEMIK. (2506). Sistem Produksi. UIN Sunan Kalijaga,
Yogyakarta.
TIM Penyusun Modul. (2012). Modul Praktikum Sisitem Produksi.
Laboratorium Sistem Produksi UIN Sunan Kalijaga.
Yogyakarta.
Wirabhuana, Arya. dkk. (2506). Sistem Produksi. Yogyakarta:
Pokja Akademik UIN Sunan Kalijaga.