material knowledge

81
drg. ARLINA N.SpKG MATERIAL KNOWLEDGE

Upload: noni-tuhlifi-miadani

Post on 17-Sep-2015

80 views

Category:

Documents


14 download

DESCRIPTION

drg. Arlina

TRANSCRIPT

  • drg. ARLINA N.SpKG

    MATERIAL KNOWLEDGE

  • GIC (Glass ionomer cement)/

    SIK (semen ionomer kaca)

    Ditemukan pertama kali olehWilson 1965

    Dikembangkan olehWilsaon dan Kent 1972 penambahanasam tartaric dan modifikasi rasio alumunium oxide:Silicon

    dioxide

    Terbentuk dari reaksi asam-basa antara bubuk

    fluoroaluminosilikat glass(base) dan larutan poli asam (liquid)

  • POWDER

    Bubuk calcium/strontium fluoroaluminosilikat glass:

    SiO2 (quartz)

    Al2O3 (alumina)

    CaF2 (fluorte)

    Na3AlF6(cryolite)

    AlF3

    AlPO4

  • POWDER

    Ukuran partikel dari bubuk antara 4-50m

    Ukuran partikel berpengaruh pada:

    Karakteristik kerja

    Kecepatan pengerasan

    Sifat fisik

  • LIQUID

    Larutan poliasam

    Asam poliakrilat

    Asam polimaleat

    Kopolimer asam akrilat=asam itakonat

    Kopolimer asam-asam maleat,

    Kopolimer asam akrilat-asam buten dikarboksilat

    Vinyl phoponic acid

    Asam tartaric

  • Poliasam:

    Memberikan kemampuan GIC untuk melekat pada struktur gigi

    tanpa perlakuan khusus

    Ph turun jaringan hidup

    Asam tartaric

    Membantu keluarnya ion-ion dari glass

    Mengontrol reaksi pengerasan

    Memperpendek setting time

    Meningkatkan compressive dan tensile strength

  • KOMPOSISI

  • Fluorite

    20% kandungan dalam powder

    Mempunyai fungsi:

    Efek remineralisasi

    Translusensi yang baik

    Menghambat pembentukan plak

  • Reaksi pengerasan autocureTerdapat tiga tahap :

    1. Dissolusi (ion leaching phase) segera setelahpencampuran

    Ion hidrogrn dari poliasam dan asam trataric melepaskankation metal seperti Ca2+ an Al3+ dari permukaan powder

    glass

    Tampilan

    Warna GIC Terlihat glossy dari matrix yang tidak bereaksipenumpatan harus sudah selesai sebelum GIC buram

  • 2. Hydrogel phase

    Dimulai 5 10 menit setelah penncampuran.

    Selama fase ini ion positif pd calsium lepas lebih cepat dan

    bereaksi dengan ion negatif pada poliasam membentukionic cross links

    Setelah 24 jam alumunium terikat pada matriks semen

    Tampilam

    GIC rigid dan opak

  • 3. Polysalt gel phase

    Terjadi proses hidrasi yang progresif dari garam matrikpeningkatan sifat-sifat fisik GIC

    Tampilan

    GIC seperti warna gigi

  • keuntungan Pelepasan fluride(bakteriostatik,menghambat karies)

    Reaksi saat setting suhu rendah Less shrinkage

    Oeisien thermal eksppansi mirip dengan dentin

    Tidak ada monomer bebas

    Stabilitas dimesional saat kelembaban tinggi

    Perlekatan kimiawi

    Resisten terhadap microleakage

    Tidak mengiritasi pulpa

    Integritas marginal baik

    Ikatan dengan enamel dan dentin baik

    Compressive strength tinggi

  • KEKURANGAN

    Rentan terhadap dehidrasi selama seumur hidup

    Sensitivitas terhadap kelembaban pada penempatan

    ketahanan terhadap abrasi buruk

    Estetika cukup baik

    kekuatan tarik kurang daripada komposit

    Stabilitas warna kurang daripada komposit

    Kontraindikasi untuk Kelas IV atau restorasi yang mengalami

    tekanan besar

    Tidak tahan asam

  • Klasifikasi GIC

    KlasifikasiTraditional

    Tipe I u/ luting inlay,onlay,crown dan bridge

    Tipe II.1 restoratif estetik auto cure dan dual cure

    Tipe II.2 restoratif reinorced

    Tipe III u/ lining dan base

  • Klasifikasi terbaru

    1. Tradisional glass ionomer

    a. Type I luting cement

    b. Type II restorative cement

    c. Type III liner and bases

    2. Metal modified glass ionomer

    a. Miracle mix

    b. Cermet cement

    3. Light cure glass ionomer

    4. Hybrid or Resin modified glass ionomer

    a. Composite resin in which diller substitute with glass ionomerparticles

    b. Pre-cured glass blended into composite

  • Klasifikasi berdasarkan pemakaian

    Tipe 1 luting cement (autocured)

    Tipe 2 restoratif(autocured)

    Tipe 3 base dan buildup, disebut juga admixture (autocured)

    Tipe 4 cermet ionomer (campuran dengan metal (autocured)

    Tipe 5 liner (radiopaque material) lightcured

    Tipe 6 base (kuat sebagai stress bearing) (autocured)

    Tipe 7 fissure sealent (autocured)

    Tipe 8 RMGIC (resin modified glass ionomer cement

  • Sifat sifat GICBiokompatibilitas

    Potensi biologis

    Water based material pertukaran ion potensiremineralisasi

    Bersifat fluoride reservoir

    Resistensi terhadap plak pelepasan fluoride mencegahpertumbuhan S Mutans

    Freshly mixed material pH 0.9-1.6 potensi buffer daridentin mencegah turunnya pH dalam jaringan pulpaperadangan ringan peningkatan pH dalam 1 jam pertama

  • Fluoride release

    Peningkatan fluoride release beberapa hari setelah aplikasimenurun pada minggu pertama setelah aplikasi stabil pada2-3 bulan setelah aplikasi

    Permukaan bubuk glass pelepasan ion-ion(memilikiukuran dan mobilitas = ion hidroksil) pertukaaran secaraterus menerus dari ion fluoride

    Fluoride release dipengaruhi oleh jumlah fluor yang tersedia

    pada lingkungan mulut pada kondisi fluor tinggi fluorditarik kembali ke semen fluoride reservoir

  • Kelarutan

    GIC < Zinc fosfat, zinc polikarboksilat, semen silikat

    GIC > bahan resin

    RMGIC lebih tahan teradap kelarutan dibanding tradisional

    GIC

    Resistensi terhadap fraktur

    Lebih rentan terhadap fraktur dibandingkan hybrid composite

    resin dan amalgam

    RMGIC lebih resisten terhadap fraktur

  • Resistensi terhadap abrasi

    Abrasi kehilangan matriks tereksposnya partikel glass - internal porositas

    Lebih rentan dibandingkan resin komposit

  • Resin modified glass ionomer cement Komposisi

    Bubuk Sama dengan GIC tradisional photosentizerLiquid acrylic acid copolymer Tartaric acid

    HEMA (hydoxyl ethyl methacrylate monomer)bersifat hidrofilikpotential for water uptake

    photoinitiator

    Reaksi pengerasan Fase 1 reaksi asam basa antara glass dan asam polialkenoid Fase 2 polomerisasi komponen resin setelah aktivasi sinar

  • Indikasi

    Low stress area

    Estetik diutamakan

    Pasien dengan resiko karies tinggi

  • Ikatan GIC vs RMGIC

  • CERMET (ceramic+metal) glass

    ionomer

    Pada tahun 1987 cermet pertama kali diperkenalkan oleh

    McLean dan Gasser Ketac Silver (ESPE)

    Tujuan untuk meningkatkan ikatan antara filler metal dan

    bubuk glass dan menghasilkan bahan dengan kekuatan pakai

    yang baik

  • cermet ionomer hasil dari peleburan (800 C) bubuk metal dan glass filler

    Metal yang cocok perak dan emas

    Contoh : Ketac Silver (ESPE)

  • Keuntungan

    Koefisien friksi rendah

    Resisten terhadap abrasi

    Kerugian

    Diskolorisasi migrasi dari partikel perak

    Tidak estetik bila digunakan u/ build up pada crown sebagian

    Menggunakan emas mahal tetapi tidak membuatperubahan warna pada gigi

  • Miracle mix Pada tahun 1980an diperkenalkan miracle mix atau disebut

    admixtures

    Bubuk glass ionomer + bubuk amalgam (12 14% drvolume)

    Digunakan untuk :

    Core buildups

    Bases

    Retrofill

    Siler endodontik

    Crown repairs

  • Kontraindikasi

    Kavutas besar pada posterior pada gigi dewasa tekanan

    kunyah besar dan rawan fraktur

    Contoh : Miracle mix (GC)

  • Kelebihan dari pencampuran ini :

    Meningkatkan compressive strength,

    Meningkatkan tensile strength

    Meningkatkan Kekuatan ikat kohesif dengan gigi

    Meningkatkan Daya larut

    Kerugian

    Sulitnya mendapatkan campuran yang homogen antara glass dan silver

    Partikel metal tidak terikat dengan bahan yang sudah setting mengakibatkan erosi dan meningkatnya keausan

  • Compomer (Polyacid modified

    composite resin)

    Diperkenalkan tahun 1993

    Mengandung satu atau dua komponen esensial dari GIC

    Tapi tidak terjadi reaksi asam/basa untuk setting tanpa cahaya

    karena jumlah resin yang banyak

    Compomer tidak berikatan dgn struktur gigi melalui

    pertukaran ion

    Diperlukan aplikasi etsa dan bonding

    Pelepasan fluaor sedikit tiak tjd faktor remineralisasi

  • Keuntungan

    Tidak dibutuhkan pencampuran

    Mudah diletakkan

    Mudah dipoles

    Estetik baik

    Handling sangat baik

    Kurang rentan terhadap dehidrasi

    Radiopak

    Kekuatan ikat lebih kuat dibandingkan RMGIC

    Lebih kuat daripada GIC

  • Kelemahan

    Membutuhkan bahan bonding

    Kebocoran > RMGIC

    Mudah aus dibandingkan dengan resin komposit

    Serapan Fluoride terbatas

    Sulit memprediksi keawetan

  • Ionomer modified composite resin

    Atau fluoride containing composite resin

    Mengandung filler glass ionomer tetapi tidak poliasam

    Bahan ini disebut juga sistem suspensi

    Contoh :Resinomer (Bisco), Geristore (Denmat)

  • Perbedaannya dengan compomer:

    compomer dapat menyerap air, sehingga terdapat potensi

    reaksi asam basa dan pelepasan fluor yang signifikan

    Sedangkan sistem suspensi tida mempunyai potensi inijalan satu2nya untuk melepaskan fluoride adalah difusi

    partikel ionomer yang terjebak dalam gelembung yang berisi

    air setelah penumpatan

  • Resin komposit

    Composite adalah dua atau lebih fase berbeda yang

    dikombinasikan untuk menghasilkan sifat bahan yang superior

    atau immediate

    Komponen :

    Matrix

    Filler

    Coupling agent

    Initiator dan accelerators

    pigments

  • Matrix fase organik Bila composite hanya terbuat dari resin matrix saja dinamakan

    unfilled resin

    Bahan matrix antara lain:

    Bis-GMA (bisphenol-A glyceril methacrylate) meningkatkanviskositas

    UDMA (urethane dimethacylate)

    TEGDMA(triethylene glycol dimethacrylate) menurunkanviskositas

    EDMA (ethyleneglycol dimethacrylate)

    Monomer : siloranes menurunkan shrinkage dan stress internal dan meningkatkan durability

  • Matrix

    Fase polimerisasi menjadi bahan padat dan berikatandengan struktur gigi

    Menyerap air dan stain

    Bertambah kecil partikelnya membuat resin lebih fleksibledan tahan rapuh, meningkatkan kekuatan tepi,

    mengurangiresistensi resin terhadap abrasi, namun

    bertambah kecil partikel maka akan terjadi penyusutan yang

    lebih saat polimerisasi

  • Filler fase Inorganik Silica partikel kecil

    Glass (Ba,Sr,Zr) partikel besar

    Quartz partikel besar

    Composite yang terbentuk dari resin matriks dan filler

    disebut filled resin

  • Filler mempengaruhi ketahanan RKUkuran filler

    Menentukan kehalusan

    permukaan

    Partikel besar =

    permukaan kasar

    Komposit biasanya

    diklasifikasikan berdasarkan

    kelas

    Kandungan filler

    Kandungan filler menurun

    maka aliran resin akan

    menurun

    Kekerasan dan resistensi

    terhadap abrasi meningkat

  • Partikel filler

    Bertambah filler meningkatkan sifat mekanikal dari RK

    Kekuatan

    Resistensi abrasi

    Estetik

    Handling

  • Coupling agent fase interfacialIkatan kimia

    Antara partikel filler dengan resin matriks transfer tekanan

    Organosilane (molekul bifunctional)

    Siloxane mengakhiri ikatan grup hidroksil didalam filler

    Methacrylate mengakhiri polimerisasi dengan resin

    Meningkatkan sifat nekanikal dan fisik dari RK

    Menghambat pelepasan dengan cara menahan penetrasi air

    selama penyatuan resin-filler

  • Akselerator dan inisiator fasemiscellaneous

    Akselerator dan inisiator menginduksi terjadinya self curing (kimia), light curing dan dual curing

    Pigmen warna dan stabilisator

    Self cured resin komposit

    Benzoyl peroxide (inisiator)

    Tertiary aromatic amine (akselerator)

  • Inhibitors

    Inhibitors berfungsi meminimalisirkan atau menahanpolimerisasi monomer yang tiba tiba

    Inhibitor yang biasa digunakan buthylated hydroxytoluene(BHT) konsentrasi 0.01% berat

  • Pigmen/optical modifier

    Berperan dalam translusensi dan opasitas dari bahan RKsewarna igi

    Partikel metal oksida

    Titanium dioxide

    Alumunium oxide

  • Klasifikasi resin komposit

    Berdasarkan mekanisme

    penyinaran

    Chemical cure

    Light cure

    Dual cure

    Berdasarkan tipe filler

    Microfill

    Macrofill

    Hybrid

    Mirohybrid

    Nanofilled

    Nanohybrid

  • Berdasarkan ukuran filler

    Megafill

    Macrofill

    Midfill

    Minifill

    Microfill

    Nanofill

    Berdasarkan karakteristik

    handling

    Conventional

    Flowable

    Condensable

    Packable

    Lab atau indirek komposit

  • Chemical cure

    Sistem dengan dua pasta

    1. Tertiary amine

    2. BPO initiator

    Dicampur jadi satu hingga warna menjadi satu

  • Light cure

    Single pasta

    Bahan akan setting bila disinari

    Sinar yang dipakai:

    Sinar halogen

    Plasma arc light

    argon laser

    Blue emitting diode

  • Dual cure

    Terdiri dari dua pasta

    BPO dan aromatic tertiary amine

    Light curing kombinasi amine/Camphoroquinone

    Chemical interaksi amine/BPO

    Biasanya digunakan untuk sementasi

  • Ukuran partikel filler

  • Macrofilled

    Conventional / tradisional composite

    Permukaan kasar selama pemakaian

    Finishing pada restorasi akan menghasilkan permukaan yang

    kasar

    Mengalami perubahan warna dari waktu ke waktu

    Resistensi terhadap tekanan kunyah buruk

  • Komposisi

    Filler quartz

    Kandungan filler 70 80% berat atau 60-70% volume

  • Small particle

    Kandungan filler lebih banyak daripada tradisional

    Filler : amorphus silica, incorporate glasses

    Compressive strength > macro dan micro

    Tensile strength 2 kalinya micro dan 1,5 kalinya macro

  • MicrofilledWarna seperti email dan permukaan saat dipole sangat halus

    Ikatan antara partikel komposit dengan matriks lemahtidak cocok untuk stress bearing restorasi

    Komposisi

    Filler : colloial silica

    Ukuran filler : 0.04 m colloidal silica (200-300 lebih kecil

    daripada ukuran partikel macro)

    Kandungan filler : 80% berat atau 60% volume

  • Perbandingan ukuran antara macrofilled dan

    microfilled

  • Hybrid

    Sifat fisik dan mekanis nya ada diantaraTradisional composite

    dan small particle composite

    Kandungan

    Filler : colloidal silica dan glass yang mengandung metal berat

    Ukuran filler :0,4 1 m

    Kandingan filler :75-80% berat

  • MINIFILLED HYBRIDA danMICRON

    HYBRIDA

  • Permukssn kompodit setelah dipoles : a microfill,; b hybrid;

    c.small particle; d.large paricle

  • Nanofiller

    Ukuran filler 0.005-0.01 m

    Lebih kecil dari panjang gelombang visible light 0.02 2 m

    Karena ukuran kecil dapat masuk diantara beberapa rantaipolimer very high filler loading levels in composites

    Volume dari inorganik filler 78.5%

    High polishing, high strength, high modulus

  • Flowable composite

    Modifikasi dari small particle filler dan hybrid composite

    Kandungan filler dikurangi viskositas rendah dapatmengalir

    Biasa dipakai untuk base, liner dan fissure sealant

  • Condensable composite

    Mempunyai partikel filler yang menghambat partikel filler dengan cara menggesr satu sama lain

    Kaku dan terasa tebal

  • Packable komposit Komposit yang diperuntukkan u/ restorasi posterior kekuatan

    menyaingi amalgam

    Diperkenalkan tahun 1990an

    Ukuran filler sekitar 100 m

    Indikasi

    Etetik

    Alergi merkuri

    Meminimalisir konduksi thermal

    Kelemahan

    Kebocoran tepi

    Lebih cepat aus daripada amalgam

  • Bahan Bonding

    Tediri dari

    Etsa/conditioner

    Primers

    adhesives

  • Etsa / conditioner

    Asam organik: asam maleic,EDTA, asam sitrat, asam tartaric

    Asam polimer : asam poliakrilik

    Asam anorganik: asam phosporic, asam nitrat

  • Primer

    NTG-GMA

    PMDM

    BPDM

    PENTA

    HEMA

  • ADHESIVE RESIN

    Monomer hidrofobik

    BIS-GMA

    UDMA

    Diluent

    TEGDMA

    Wetting agent

    HEMA

  • Generasi I

    Perkembangan NPG-GMA merupakan permukaan aktif co-

    monomer yang merupakan dasar dari bahn bonding komersial

    pertama

    Kekuatan ikat sangat rendah 2-3mpa

    Tidak sukses dalam praktek tidak ada ikatan antara resin dengan dentin

    Klasifikasi bahan bonding

  • Generasi II

    Tahun 1970an beikatan dengna komponen dentin baikoganik maupun anorganik

    Kekuatan ikat terbatas 5-6 mpa

    Bahannya : halogen phosporic acid ester dari Bis-GMA,NPG-

    GMA,PHENYL-P

    Contoh:

    Clear fill bonds system F

    Scotch bond

    Bond lite

  • Generasi III Mulai mengarah kepada smear layer dan cairan dentin

    Ada 2 pendekatan :

    modifikasi smear layer untuk meningkatkan properti

    Atau

    Membuang smear layer tanpa menganggu smear plugs padapermukaan tubuli dentin

    Contoh :

    Tenure

    Scotch bond

    Gluma C&B metabond

  • Generasi IV Dikembangkan tahun 1990an

    Ada 3 botol: etching, primer, adhesif

    Etsa : asah phosporic, asam sitrat/calcium chloride, asamaxalat/alumunium nitrat

    Primer: NTG-GMA/BPDM,HEMA/GPDM,4META

    Adhesif : Bis GMA,TEDGMA

    Solvent : acetone, ethanol /water

    Contoh :

    all bond 2

    Panavia 21

  • GenerasiV

    Bentuk simpel dari generasi IV dimana bahan primer dan adhesif

    dijadikan satu

    Memerlukan etsa dan pembilasan

    Kekuatan ikat masih kurang bila dibandingkan dengan generasi IV

    Etsa : asam phosphoric

    Primer : PENTA, Methacrylated phophonates

    Solvent : acetone,ethanol/water

    Contoh:

    Prime Bond NT

    Single bond

  • GenerasiVI

    Terdapat dua botol: botol A berisi etsa dan primer dan botol

    B berisi adhesif dicampur di luar gigi

    Tidak memerlukan etsa dan pembilasan

    Acidic primer adhesive : methacylated phophates

    Solventi : air

    Contoh :

    Clear fill SE bond

    Xeno

  • GenerasiVII

    Hanya satu botol

    Tiak perlu pencampuran

    Tidak memerlukan etsa dan pembilasan