materi vi (pengelolaan limbah rs)

59
PENGELOLAAN LIMBAH RUMAH SAKIT PROGRAM STUDI ANALIS KESEHATAN STIKES WIRA MEDIKA BALI 2011

Upload: cantiari

Post on 24-Dec-2015

78 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Pengelolaan Limbah RS sangat penting.

TRANSCRIPT

Page 1: Materi Vi (Pengelolaan Limbah Rs)

PENGELOLAAN LIMBAH RUMAH SAKIT

PROGRAM STUDI ANALIS KESEHATAN

STIKES WIRA MEDIKA BALI

2011

Page 2: Materi Vi (Pengelolaan Limbah Rs)

LATAR BELAKANG

Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan sekaligus sebagai lembaga pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian memiliki dampak positif dan negatif terhadap lingkungan sekitarnya.

Dampak positif adalah meningkatnya derajat kesehatan masyarakat, sedangkan dampak negatifnya antara lain dari kegiatan rumah sakit menghasilkan berbagai macam limbah yang berwujud padat, cair dan gas yang dapat menimbulkan penyakit dan pencemaran

Perlu adanya pengelolaan lingkungan yang baik untuk melindungi masyarakat dan karyawan akan bahaya pencemaran lingkungan yang bersumber dari limbah rumah sakit.

Page 3: Materi Vi (Pengelolaan Limbah Rs)

Sistem Manajemen Lingkungan rumah Sakit (SMLRS) adalah sistem pengelolaan lingkungan yang merupakan bagian dari rangkaian kegiatan manajemen rumah sakit.

SMLRS merupakan bagian dari manajemen terpadu, meliputi pendekatan struktur organisasi, kegiatan perencanaan, pembagian tanggung jawab dan wewenang, paktek menurut standar operasional, prosedur khusus, proses berkelanjutan dan pengembangan SDM untuk mengembangkan, menerapkan, mencapai, mengkaji, mengevaluasi dan mensinergikan kebijakan lingkungan dengan tujuan rumah sakit.

Lanjutan ….

Page 4: Materi Vi (Pengelolaan Limbah Rs)

Rumah sakit adalah sarana kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan serta dapat dimanfaatkan untuk pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian.

Berdasarkan bentuk pelayanannya rumah sakit dapat dibagi menjadi 2, yaitu :

1. Rumah Sakit Umum (RSU), yaitu pelayanan kesehatan semua jenis

penyakit dari yang bersifat dasar sampai dengan sub spesialistik.

2. Rumah Sakit Khusus (RSK), yaitu pelayanan kesehatan berdasarkan

jenis penyakit tertentu atau disiplin ilmu.

Berdasarkan kepemilikan dan penyelenggaraannya, rumah sakit dapat dibedakan atas rumah sakit pemerintah dan rumah sakit swasta.

TIPE RUMAH SAKIT

Page 5: Materi Vi (Pengelolaan Limbah Rs)

Lanjutan ….

Berdasarkan fasilitas dan kemampuan pelayanan diklasifikasikan menjadi 4 kelas, yaitu :

1. Kelas A, yaitu RSU yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayan medik spesialistik dan sub spesialistik yg luas.

2. Kelas B, yaitu RSU yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayan medik spesialistik luas dan sub spesialistik terbatas.

3. Kelas C, yaitu RSU yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayan medik spesialistik sekurang-kurangnya 4 dasar lengkap.

4. Kelas D, yaitu RSU yang mempunyai fasilitas dan kemampuan sekurang-kurangnya pelayanan medik dasar.

Page 6: Materi Vi (Pengelolaan Limbah Rs)

PERATURAN PERUNDANGAN YANG MENGATUR PENGELOLAAN LINGKUNGAN RUMAH SAKIT

• Undang-Undang No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.• Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup.• Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1999 jo PP No. 85 Tahun 1999

Tentang Pengelolaan Limbah Berbahaya dan Beracun.• Peraturan Pemerintah No.82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan

Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.• Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan

Bahan Berbahaya dan Beracun.• Peraturan Menteri Kesehatan No. 1204 Tahun 2004 Tentang

Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.• Peraturan Menteri Kesehatan No. 928 Tahun 1995 Tentang

Penyusunan AMDAL Bidang Kesehatan.

Page 7: Materi Vi (Pengelolaan Limbah Rs)

Lanjutan ….

• Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 58 Tentang Baku Mutu Limbah Cair Kegiatan Rumah Sakit.

• Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1999 Tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.

• Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 17 Tahun 2001 Tentang Jenis Usaha Dan Atau Kegiatan Yang Wajib Dilengkapi Dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.

• Kepdal No. 01 Tahun 1995 Tentang Tata Cara Dan Persyaratan Teknis Penyimpanan Dan Pengumpulan Limbah B3.

• Kepdal No. 03 Tahun 1995 Tentang Persyaratan teknis Pengolahan Limbah B3.

• Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor Kep-13/MenLH/1995 tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak.

Page 8: Materi Vi (Pengelolaan Limbah Rs)

PENGERTIAN LIMBAH RUMAH SAKIT

Berdasarkan KepMen Kes No : 1204 tahun 2004 tentang Persayaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit, Limbah Rumah Sakit adalah semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah sakit dalam bentuk padat, cair dan gas.

Missouri Department of Health and Senior Services (DHSS) mendefinisikan sampah menular atau yang bisa dikategorikan dalam limbah medis adalah limbah yang dapat menyebabkan penyakit menular karena mengandung zat yang patogen.

Limbah rumah sakit adalah semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah sakit dalam bentuk padat, cair dan gas.

Limbah padat rumah sakit adalah semua limbah rumah sakit yang berbentuk padat sebagai akibat kegiatan rumah sakit yang terdiri dari limbah medis padat dan non medis.

Limbah medis padat adalah limbah padat yang terdiri dari limbah infeksius, limbah patologi, limbah benda tajam, limbah farmasi, limbah sitotoksis, limbah kimiawi, limbah radioaktif, limbah kontainer bertekanan, dan limbah dengan kandungan logam berat yang tinggi.

Page 9: Materi Vi (Pengelolaan Limbah Rs)

Lanjutan ….

Limbah padat non medis adalah limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan di rumah sakit di luar medis yang berasal dari dapur, perkantoran, taman dan halaman yang dapat dimanfaatkan kembali apabila ada teknologinya.

Limbah cair adalah semua air buangan termasuk tinja yang berasal dari kegiatan rumah sakit yang kemungkinan mengandung mikroorganisme, bahan kimia beracun dan radioaktif yang berbahaya bagi kesehatan.

Limbah gas adalah semua limbah yang berbentuk gas yang berasal dari kegiatan pembakaran di rumah sakit seperti insinerator, dapur, perlengkapan generator, anastesi dan pembuatan obat sitotoksik.

Limbah infeksius adalah limbah yang terkontaminasi organisme patogen yang tidak secara rutin ada di lingkungan dan organisme tersebut dalam jumlah dan virulensi yang cukup untuk menularkan penyakit pada manusia rentan.

Page 10: Materi Vi (Pengelolaan Limbah Rs)

Lanjutan ….

Limbah sangat infeksius adalah limbah berasal dari pembiakan dan stock bahan sangat infeksius, otopsi, organ binatang percobaan dan bahan lain yang telah diinokulasi, terinfeksi atau kontak dengan bahan yang sangat infeksius.

Limbah sitotoksis adalah limbah dari bahan yang terkontaminasi dari persiapan dan pemberian obat sitotoksik untuk kemoterapi kanker yang mempunyai kemampuan untuk membunuh atau menghambat pertumbuhan sel hidup.

Minimisasi limbah adalah upaya yang dilakukan rumah sakit untuk mengurangi jumlah limbah yang dihasilkan dengan cara mengurangi bahan (reduce), menggunakan kembali limbah (reuse) dan daur ulang limbah (recycle).

Page 11: Materi Vi (Pengelolaan Limbah Rs)

POTENSI PENCEMARAN LIMBAH RUMAH SAKIT

• Rata-rata produksi sampah sebesar 3,2 Kg per tempat tidur per hari.

• Produksi limbah cair sebesar 416,8 liter per tempat tidur/ hari.

• Produksi sampah (limbah padat) berupa limbah domestik sebesar 76,8 %

• Produksi limbah infektius sebesar 23,2 %.

• Diperkirakan secara nasional produksi sampah (limbah padat) RS sebesar 376.089 ton/hari dan produksi air limbah sebesar 48.985,70 ton per hari.

Dalam Profil Kesehatan Indonesia, Departemen Kesehatan, 1997 diungkapkan seluruh RS di Indonesia berjumlah 1090 dengan 121.996 tempat tidur. Hasil kajian terhadap 100 RS di Jawa dan Bali menunjukkan bahwa :

Hasil penelitian oleh Ratna Permatasari, 2005, diketahui timbulan limbah padat RSUD Koja Jakarta Selatan sebesar 1,741 kg/tt/hari, yang terdiri dari limbah padat medis 0,196 kg/tt/hari dan limbah padat nonmedis sebanyak 1,545 kg/tt/hari.

Page 12: Materi Vi (Pengelolaan Limbah Rs)

Lanjutan ….

Jumlah Rumah Sakit Pemerintah dan Swasta Di Provinsi Bali

NO KOTA/KABJUMLAH

TTRSU RS ABRI RSK

1 Denpasar 2 2 1 1170

2 Badung 1 0 0 61

3 Gianyar 1 0 0 198

4 Tabanan 1 0 0 180

5 Bangli 1 0 1 306

6 Klungkung 1 0 0 106

7 Karangasem 1 0 0 75

8 Buleleng 1 1 0 307

9 Jembrana 1 0 0 102

TOTAL 10 3 2 2505

Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Bali (2007)

NOKOTA/KAB

JUMLAH

TTRSU RSK

1 Denpasar 10 3 734

2 Badung 2 1 110

3 Gianyar 1 2 158

4 Tabanan 4 0 120

5 Bangli 0 0 0

6 Klungkung 1 1 65

7 Karangasem 0 0 0

8 Buleleng 3 0 208

9 Jembrana 1 2 65

TOTAL 22 9 1.460Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Bali (2007)Keterangan : Tidak semua RS Swasta melaporkan data jumlah tempat tidu

Dari data bahwa semua rumah sakit di Provinsi Bali sebagian telah memiliki insinerator dan sebagian belum memiliki tetapi telah melakukan kerjasama dengan rumah sakit yang telah memiliki insinerator untuk mengolah limbah medisnya.

Page 13: Materi Vi (Pengelolaan Limbah Rs)

RUMAH SAKIT

Air Limbah IPAL

PP 18 Jo 85 tahun 1999

(Kepdal No. 1 & 3/95)

BMLCKepmen 58/1995

Limbah Cair B3

Limbah Padat

Limbah B3

Limbah Domestik TPA

Collection

Disposal

Limbah GasBME

Kepmen 13/1995

Jenis dan Pengelolaan Limbah Rumah Sakit

Page 14: Materi Vi (Pengelolaan Limbah Rs)

Pengelolaan Limbah Rumah Sakit

• Kegiatan pelayanan rumah sakit :Tidak menimbulkan gangguan kesehatan

dan dampak lingkungan Mengurangi penularan penyakit melalui

limbah cair, pencemaran udara dan limbah B3 terhadap petugas dan lingkungan hidup

Mengelola limbah kegiatan rumah sakit sesuai dengan standar lingkungan hidup

Page 15: Materi Vi (Pengelolaan Limbah Rs)

DAMPAK LIMBAH RUMAH SAKIT TERHADAPKESEHATAN DAN LINGKUNGAN

Satmoko, 2001, pengaruh limbah rumah sakit terhadap

kualitas lingkungan dan kesehatan dapat menimbulkan

berbagai masalah, antara lain :

Gangguan kenyamanan dan estetika

Kerusakan harta benda

Gangguan/kerusakan tanaman dan binatang

Gangguan terhadap kesehatan manusia

Gangguan genetik dan reproduksi

Page 16: Materi Vi (Pengelolaan Limbah Rs)

SISTEM PENGELOLAN LIMBAH RUMAH SAKIT

Menurut Putri Ary, 2002, secara garis besar teknis penanganan limbah rumah

sakit dapat dilakukan sebagai berikut :

- Dilakukan pemisahan antara limbah medis dan limbah non medis.

- Setelah itu dipisah antara logam, botol/ampul dan non logam (seperti

karet sarung tangan, perban, kasa dan lain-lain).

- Penanganan pemusnahannya dilakukan oleh pengelola rumah sakit

dengan pembakaran menggunakan incinerator khusus logam (1600º

C) untuk membakar botol, ampul dan jarum suntik dan incinerator non

logam (600º C - 1200º C) untuk membakar sarung tangan karet, kasa,

perban, kapas, plastik.

- Hasil pembakaran yang berupa abu dimasukkan ke dalam kantong

plastik dan kemudian dimasukkan dalam bak dan diletakkan di TPS

rumah sakit.

- Limbah non medis dikumpulkan di bak sampah yang kemudian

diangkut ke TPA.

Page 17: Materi Vi (Pengelolaan Limbah Rs)

JENIS-JENIS LIMBAH RUMAH SAKIT

Limbah padat rumah sakit ini dapat dibagi lagi menjadi 2 kategori, yaitu :

1. Limbah padat medis, yaitu semua limbah rumah sakit yang berbentuk padat sebagai akibat kegiatan rumah sakit (limbah infeksius, limbah patologi, limbah benda tajam, limbah farmasi, limbah sitotoksis, limbah kimiawi, limbah radioaktif, limbah kontainer bertekanan, dan limbah dengan kandungan logam yang tinggi).

2. Limbah padat non medis, yaitu limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan rumah sakit di luar limbah padat medis atau limbah domestik.

Page 18: Materi Vi (Pengelolaan Limbah Rs)

Lanjutan ….

Departemen Kesehatan RI menggolongkan berdasarkan potensi bahaya yang terkandung dalam limbah medis sebagai berikut :

1. Limbah Benda Tajam, obyek / alat yang memiliki sudut tajam, sisi ujung, atau bagian yang menonjol yang dapat memotong atau menusuk kulit

2. Limbah Infeksius, berkaitan dengan pasien yang memerlukan isolasi penyakit menular (perawatan intensif) dan limbah laboratorium (pemeriksaan mikroorganisme)

3. Limbah Jaringan Tubuh, meliputi organ, anggota badan, darah dan cairan tubuh (pembedahan / autopsi)

4. Limbah Sitotoksik, terkontaminasi / mungkin terkontaminasi dengan obat sitotoksik (peracikan, pengangkutan atau tindakan terapi sitotoksik)

5. Limbah Farmasi, obat-obat yang kadaluarsa, obat-obatan yang terbuang karena batch (tidak memenuhi spesifikasi atau kemasan yang terkontaminasi)

6. Limbah Kimia, penggunaan bahan kimia (tindakan medik, laboratorium, proses sterilisasi dan reset)

7. Limbah Radioaktif, terkontaminasi dengan radio isotop (penggunaan medik atau reset radionucleida)

8. Limbah Klinis, dalam pengelolaannya dikategorikan Golongan A, B, C, D, E

Page 19: Materi Vi (Pengelolaan Limbah Rs)

Jenis Limbah B3 Menurut Berbagai Kegiatan Pelayanan Rumah Sakit

1. Limbah Benda tajam : jarum suntik, pisau operasi, tutup alumunium obat suntik

2. Limbah Infeksi : perban, kapas3. Limbah Jaringan tubuh : nanah,

darah, kulit, tulang4. Limbah Citotoksik : jaringan tumor5. Limbah Farmasi : obat kadaluarsa6. Limbah Kimia : bahan kimia dari

laboratorium7. Limbah radioaktif : plastik foto

sinar X8. Limbah Plastik : bekas infus,

plastik suntikan

Page 20: Materi Vi (Pengelolaan Limbah Rs)

Limbah B3 Sumber Spesifik Pada PP 85/1999

• Kode limbah : D 227• Jenis Kegiatan :

Rumah Sakit• Kode Kegiatan :

– 7511– 9309

• Sumber Pencemar :– Rumah sakit – Laboratorium Klinis– Sludge IPAL

Page 21: Materi Vi (Pengelolaan Limbah Rs)

Penjalaran Kontaminasi Limbah Rumah sakit terhadap Media Lingkungan

Liimbah Infeksi

Udara

Tanah

Air

Manusia

Manusia/Hewan/

Tumbuhan

Air Tanah

Air Minum

Biota air/Ikan

Efek kesehatanManusia dan LingkunganHidup

Page 22: Materi Vi (Pengelolaan Limbah Rs)

Kewajiban Mengelola Limbah Rumah Sakit

• Pengelolaan Limbah Cair– Pengolahan air limbah sesuai Kepmen

N0.58/MENLH/XII/1995

– Izin pembuangan limbah Cair

• Emisi Gas Buang Sumber Tidak Bergerak – Kepmen 35/1996 (emisi gas buang mis :genzet)

– Kepdal 03/1995 (Incinerator)

• Pengelolaan Limbah B3– Pengelolaan Limbah B3 sesuai PP 18/1999 Jo

PP 85/1999

– Limbah Rumah Sakit/infeksius , Limbah Lab, Obat Kadaluarsa (Kode Limbah D-227)

– Sludge IPAL rumah sakit

– Izin TPS & Pengoperasian alat Incinerator, dilengkapi manifes LB3

– Abu Incinerator

Page 23: Materi Vi (Pengelolaan Limbah Rs)

LIMBAH MEDIS PADAT

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1204 tahun 2004 tentang Persyaratan

Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit, terdapat beberapa persyaratan

pengelolaan limbah medis padat sebagai berikut :

- Minimasi Limbah

- Pemilahan, Pewadahan, Pemanfaatan Kembali dan Daur Ulang

- Pengumpulan, Pengangkutan, dan Penyimpanan Limbah Medis Padat di

Lingkungan Rumah Sakit

- Pengumpulan, Pengemasan dan Pengangkutan ke Luar Rumah Sakit

- Pengolahan dan Pemusnahan

PENGELOLAAN LIMBAH RUMAH SAKIT

Page 24: Materi Vi (Pengelolaan Limbah Rs)

LIMBAH NON MEDIS PADAT

- Pemilahan dan Pewadahan- Pengumpulan, Penyimpanan dan Pengangkutan- Pengolahan dan Pemusnahan

LIMBAH CAIR

- Proses biologis dengan biakan tersuspensi (suspended culture);- Proses biologis dengan biakan melekat (attached culture); - Proses pengolahan dengan sistem lagoon atau kolam, misalnya kolam aerasi atau stabilisasi (stabilization pond)

LIMBAH GAS Standar limbah gas (emisi) dari pengolahan pemusnah limbah medis padat dengan insinerator mengacu pada Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor : 131 Tahun 1995 tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak

Kualitas limbah (efluent) rumah sakit yang akan dibuang ke badan air atau lingkungan harus memenuhi persyaratan baku mutu sesuai KepMen LH No. 58/1995 atau peraturan daerah setempat.

Pengolahan limbah cair secara biologis aerobik dapat dibagi menjadi 3, yaitu

Page 25: Materi Vi (Pengelolaan Limbah Rs)

PERSYARATAN PENGELOLAAN LIMBAH RUMAH SAKIT

1.Limbah Medis Padata. Minimisasi Limbah

1) Melakukan reduksi limbah dimulai dari sumber.

2) Mengelola dan mengawasi penggunaan bahan kimia yang berbahaya

dan beracun.

3) Melakukan pengelolaan stok bahan kimia dan farmasi.

4) Setiap peralatan yang digunakan dalam pengelclaan limbah medis mulai

dari pengumpulan, pengangkutan, dan pemusnahan harus melalui

sertifikasi dari pihak yang berwenang.

Page 26: Materi Vi (Pengelolaan Limbah Rs)

Lanjutan ….

b. Pemilahan, Pewadahan, Pemanfaatan Kembali dan Daur Ulang

1) Pemilahan limbah harus dilakukan mulai dari sumber yang menghasilkan

limbah.

2) Limbah yang akan dimanfaatkan kembali harus dipisahkan dari limbah yang

tidak dimanfaatkan kembali.

3) Limbah benda tajam harus dikumpulkan dalam satu wadah tanpa

memperhatikan terkontaminasi atau tidaknya. Wadah tersebut harus anti

bocor, anti tusuk dan tidak mudah untuk dibuka sehingga orang yang tidak

berkepentingan tidak dapat membukanya.

4) Jarum dan syringes harus dipisahkan sehingga tidak dapat digunakan

kembali.

5) Limbah medis padat yang akan dimanfaatkan kembali harus melalui proses

sterilisasi sesuai Tabel 1 Untuk menguji efektifitas sterilisasi panas harus

dilakukan tes Bacillus stearothermophilus dan untuk sterilisasi kimia harus

dilakukan tes Bacillus subtilis.

Page 27: Materi Vi (Pengelolaan Limbah Rs)

Lanjutan ….

6) Limbah jarum hipodermik tioak dianjurkan untuk dimanfaatkan kembali.

Apabila rumah sakit Aidak mempunyai jarum yarg sekali pakai

(disposable), limbah jarum hipodermik dapat dimanfaatkan kembali

setelah melalui proses salah satu metode sterilisasi pada Tabel 1.

Tabel 1. Metode Sterilisasi Untuk Limbah yang Dimanfaatkan Kembali

Page 28: Materi Vi (Pengelolaan Limbah Rs)

Lanjutan ….

7) Pewadahan limbah medis padat harus memenuhi persyaratan dengan

penggunaan wadah dan label seperti pada Tabel 2.

No Kategori Warna kontainer / Kantong plastik

Lambang Keterangan

1 Radioaktif Merah Kantong boks timbal dengan simbol radioaktif

2 Sangat Infeksius Kuning Kantong plastik kuat, anti bocor atau kontainer yang dapat disterilisasi dengan otoklaf

3 Limbah infeksius patologi dan anatomi

Kuning Kantong plastik kuat, anti bocor atau kontainer.

4 Sitotoksis Ungu Kontainer plastik kuat, anti bocor.

5 Limbah kimia dan farmasi

Coklat Kantong plastik atau kontainer

Page 29: Materi Vi (Pengelolaan Limbah Rs)

Lanjutan ….

8) Daur ulang tidak bisa dilakukan oleh rumah sakit kecuali untuk pemulihan

perak yang dihasilkan dari proses film sinar X.

9) Limbah sitotoksis dikumpulkan dalam wadah yang kuat, anti bocor, dan

diberi label bertuliskan "Limbah Sitotoksis".

Page 30: Materi Vi (Pengelolaan Limbah Rs)

c. Pengumpulan, Pengangkutan, dan Penyimpanan Limbah Medis Padat di

Lingkungan Rumah Sakit

1) Pengumpulan limbah medis padat dari setiap ruangan penghasil limbah

menggunakan troli khusus yang tertutup.

2) Penyimpanan limbah medis padat harus sesuai iklim tropis yaitu pada

musim hujan paling lama 48 jam dan musim kemarau paling lama 24 jam.

d. Pengumpulan, Pengemasan dan Pengangkutan ke Luar Rumah Sakit

1) Pengelola harus mengumpulkan dan mengemas pada tempat yang kuat.

2) Pengangkutan limbah ke luar rumah sakit menggunakan kendaraan

khusus.

Lanjutan ….

Page 31: Materi Vi (Pengelolaan Limbah Rs)

d. Pengolahan dan Pemusnahan

1) Limbah medis padat tidak diperbolehkan membuang langsung ke tempat

pembuangan akhir limbah dornestik sebelum aman bagi kesehatan.

2) Cara dan teknologi pengolahan atau pemusnahan limbah medis padat

disesuaikan dengan kemampuan rumah sakit dan jenis limbah medis

padat yang ada, dengan pemanasan menggunakan otoklaf atau dengan

pembakaran menggunakan insinerator.

Lanjutan ….

Page 32: Materi Vi (Pengelolaan Limbah Rs)

PENGELOLAAN LIMBAH PADAT MEDIS

1. Pemilahan 2. Pengumpulan

3. Pengangkutan 4. Pemusnahan atau Pembakaran

Page 33: Materi Vi (Pengelolaan Limbah Rs)

Lanjutan ….

Insinerator RSUP Sanglah adalah merk : Bonne, tipe Smokeless dengan Double Chamber berkapasitas 500 kg. Bantuan dari Australia pada tahun 2003. Insinerator dapat mengelola sampah medis rata-rata 300 kg/hari.

Selain menangani sampah medis RSUP Sanglah sendiri, juga menerima jasa pembakaran dari 49 rumah sakit/klinik swasta dan beberapa puskesmas yang telah melakukan kontrak kerja dengan jumlah rata-rata perbulan 1109,5 kg.

Contoh : Pengelolaan Limbah Medis Di RSUP Sanglah

Page 34: Materi Vi (Pengelolaan Limbah Rs)

OTOKLAF DI RUMAH SAKIT SANGLAH

TPS DI RUMAH SAKIT SANGLAH

RSUP Sanglah telah TPS Limbah B3, yaitu gudang untuk mengumpulkan limbah-limbah medis yang tergolong dalam limbah B3. Sesuai Lampiran PP No : 18 tahun 1999 jo PP No : 85 tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah B3 dalam Tabel 2. Daftar Limbah B3 dari sumber yang spesifik, limbah yang berasal dari kegiatan rumah sakit merupakan limbah B3 dengan kode limbah D227.

RSUD Sanglah juga melakukan pengolahan dengan otoklaf (autoclaving) yang merupakan proses desinfeksi termal basah yang digunakan untuk sterilisasi peralatan medis yang dapat digunakan kembali.

Page 35: Materi Vi (Pengelolaan Limbah Rs)

Lanjutan ….

Tata cara dan persyaratan teknis tempat penyimpanan dan pengumpulan limbah B3, mengacu kepada Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor 01 tahun 1995 tentang Tata Cara Dan Persyaratan Teknis Penyimpanan dan Pengumpulan Limbah B3.

Keberadaan TPS limbah B3 ini adalah merupakan syarat yang harus dipenuhi dalam pengelolaan limbah B3 sesuai dengan Kep Dal No : 68 tahun 1994 tentang Tata Cara Memperoleh Izin Penyimpanan, Pengumpulan, Pengoperasian Alat Pengolahan, Pengolahan dan Penimbunan Akhir Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. Dalam Keputusan ini dinyatakan bahwa setiap tempat penyimpanan dan pengoperasian alat pengolahan limbah B3 wajib mengajukan izin kepada Kementerian Lingkungan Hidup.

TPS Limbah B3 harus dilengkapi dengan kelengkapan administrasi dan dokumen-dokumen pendukung dalam pengajuan izin Tempat Penampungan Sementara (TPS) Limbah B3 dan Pengeoperasian alat pengolah limbah B3 (insinerator).

Page 36: Materi Vi (Pengelolaan Limbah Rs)

2. Limbah Non Medis Padata. Pemilahan dan Pewadahan

1) Pewadahan limbah padat non-medis harus dipisahkan dari limbah

medis padat dan ditampung dalam kantong plastik warna hitam.

2) Tempat pewadahan

a) Setiap tempat pewadahan limbah padat harus dilapisi kantong plastik

warna hitam sebagai pembungkus :imbah padat dengan lambang

"domestik" warna putih.

b) Bila kepadatan lolat di sekitar tempat limbah padat melebihi 2 (dua)

ekor per-block grill, perlu dilakukan pengendalian lalat.

Page 37: Materi Vi (Pengelolaan Limbah Rs)

b. Pengumpulan, Penyimpanan dan Pengangkutan

1) Bila di tempat pengumpulan sementara tingkat kepadatan lalat lebih

dari 20 ekor per-block grill atau tikus terlihat pada siang hari, harus

dilakukan pengendalian.

2) Dalam keadaan normal harus dilakukan pengendalian serangga dan

binatang pengganggu yang lain minimal satu bulan sekali.

c. Pengolahan dan Pemusnahan

Pengolahan dan pemusnahan limbah padat non-medis harus dilakukan

sesuai persyaratan kesehatan.

Lanjutan ….

Page 38: Materi Vi (Pengelolaan Limbah Rs)

PENGELOLAAN LIMBAH PADAT NON MEDIS

1. Pengumpulan

2. Pengangkutan

Harus dilengkapi dengan tata cara (SOP) dalam penanganan limbah padat non medis baik dari pengangkutan hingga pengolahan.

Lanjutan ….

Page 39: Materi Vi (Pengelolaan Limbah Rs)

Lanjutan ….

IRD

POLIKLINIK

LABORATORIUM

JALAN

TAMAN

WI

IRNA A

HALAMAN

IRNA D

IRNA C

IRNA B

MEDIS

NON MEDIS

NON MEDIS

MEDIS

TONG SAMPAH

TPS

KANTORAN

PENUNJANG

TPA

MEDIS NON MEDIS

INCENERATOR

UJI EMISI PEMBAKARAN

Contoh Lay Out Limbah Padat

Page 40: Materi Vi (Pengelolaan Limbah Rs)

3. Limbah CairKualitas limbah (efluen) rumah sakit yang akan dibuang ke badan air atau

lingkungan harus memenuiii persyaratan baku mutu efluen sesuai

Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor Kep-58/MENLH/12/1995

atau peraturan daerah setempat.

Page 41: Materi Vi (Pengelolaan Limbah Rs)

Lanjutan ….

Limbah cair yang dihasilkan dari kegiatan rumah sakit adalah semua air buangan termasuk tinja yang berasal dari kegiatan rumah sakit yang keungkinan mengandung mikroorganisme, bahan nimia beracun dan radioaktif yang berahaya bagi kesehatan (berasal dari ruangan kamar bedah, penunjang medis, penunjang non medis dan limbah cair radioaktif).

Page 42: Materi Vi (Pengelolaan Limbah Rs)

KARAKTERISTIK AIR LIMBAH RUMAH SAKIT

Air limbah rumah sakit adalah seluruh buangan cair yang berasal dari hasil proses seluruh kegiatan rumah sakit yang meliputi : limbah domestik cair , limbah cair medis/klinis, air limbah laboratorium dan lain-lainnya

Limbah cair buangan buangan domestik dan buangan limbah cair medis/klinis mengandung senyawa polutan organik yang tinggi

proses pengolahan secara biologis

Limbah rumah sakit yang berasal dari laboratorium banyak mengandung logam berat

proses pengolahan secara fisika - kimia

Page 43: Materi Vi (Pengelolaan Limbah Rs)

L I

MBAH

CAIR

RUMAH

SAKI T

DOMESTIK

MEDIS/KLINIS

LAIN-LAIN

LABORATORIUM

PENGOLAHAN FISIKA - KIMIA

MEDIS/KLINISPROSES

PENGOLAHAN BIOLOGIS

DESINFEKSI

DIBUANG KE SALURAN UMUM

Proses pengelolaan air limbah rumah sakit secara umum :

Lanjutan ….

Page 44: Materi Vi (Pengelolaan Limbah Rs)

Sumber Limbah Cair Rumah Sakit

Lanjutan ….

Sumber Limbah Cair Material-Material Utama Pengaruh Pada Konsentrasi Tinggi Pada Penanganan Biologis

Ruang pasien Material-material organikAmmoniaBakteri patogenAntiseptikAntibiotik

Antiseptik : beracun untuk mikroorganismeAntibiotik : beracun untuk mikroorganisme

Operasi

Ruang emergency

Ruang hemodialysis

Toilet, ruang bersalin

Klinik dan ruang pengujian patologi Material solvent organikFosforLogam beratpH fleksibel

Logam berat : beracun untuk mikroorganismepH fleksibel : beracun untuk mikroorganisme

Laboratorium

Ruang dapur Material-material organikMinyak/lemakFosforPembersih ABS

Minyak/lemak : mengurangi perpindahan oksigen ke airPembersih ABS : terbentuk gelembung-gelembung dalam bio-reaktor

Ruang cuci (laundry) FosforpH 8 ~10ABS, N-heksana

pH 8 ~10 : beracun untuk mikroorganismeABS : terbentuk gelembung-gelembung dalam bio-reaktor

Ruang pemrosesan Sinar X Ag, logam berat lain AG :beracun untuk mikroorganisme

Ruang radio-isotop Senyawa-senyawa radioaktif Senyawa-senyawa radioaktif : beracun

Sumber : Departemen Kesehatan RI

Page 45: Materi Vi (Pengelolaan Limbah Rs)

Parameter Fisika - Suhu- Padatan Tersuspensi Total atau Total Suspended Solid (TSS)

Parameter Kimia- Derajat Keasaman (pH)- Kebutuhan Oksigen Biologi (BOD5)- Kebutuhan Oksigen Kimiawi (COD)- Amonia (NH3 Bebas)- Phospat (PO4)

Parameter Mikrobiologi- Total Coliform

TINJAUAN PARAMETER KUALITAS AIR LIMBAH RUMAH SAKIT

Page 46: Materi Vi (Pengelolaan Limbah Rs)

TEKNOLOGI PENGELOLAAN LIMBAH RUMAH SAKIT

Teknologi Pengelolaan LImbah Cair

- Pengolahan Dengan Lumpur Aktif (Activated

Sludge)

- Kolam Oksidasi (Oxydation Pond)

- Pengolahan Limbah Cair dengan menggunakan

Septic Tank

- Pengolahan Limbah Cair dengan Ozonisasi

Teknologi Pengelolaan LImbah Padat Medis

- Pengolahan dengan Otoklaf (Autoclaving)

- Pengolahan dengan Insinerator

Page 47: Materi Vi (Pengelolaan Limbah Rs)

JENIS TAHAPAN TUJUANPengolahan secara fisika dan kimia

1. Pre-tratment

a. Bar screen

b. Bak penangkap pasir

Menghilangkan benda-benda kasar agar memudahkan proses selanjutnya

1. Primary treatment

a. Netralisasi

b. Sedimentasi

Mengurangi partikel padat

1. Pengolahan secara kimia

a. Koagulasi

b. Fokulasi

c. Desinfeksi

Mengikat unsur kimia dan mengendapkan zat padat

Pengolahan secara biologis

1. Aerobik

2. Anaerobik

3. Gabungan aerobik dan anaerobik

Menghilangkan atau mengurangi pencemaran organik dengan bantuan mikroorganisme

Pengolahan Lumpur

1. Bak pengering lumpur

2. Bak stabilisasi lumpur

3. Mesin pengering lumpur

Mengurangi risiko pencemaran tanah dan lingkungan.

Sumber : Departemen Kesehatan (2004)

Jenis Pengolahan Limbah Cair Rumah Sakit Yang Umum Digunakan

Page 48: Materi Vi (Pengelolaan Limbah Rs)

CONTOH PENGELOLAAN LIMBAH CAIR

1. Bak screen

2. Bak equalisasi

3. Bak lumpur aktif

4. Bak clorin tank

5. Bak slude collector

1. Bak screen

2. Bak equalisasi

3. Bak biodetok

4. Bak clarifier

5. Bak lumpur

6. Bak kontak

7. Bak pasir

Page 49: Materi Vi (Pengelolaan Limbah Rs)

Lanjutan ….

Alur IPAL IRD

Page 50: Materi Vi (Pengelolaan Limbah Rs)

Lanjutan ….

Alur IPAL Mahotama

Page 51: Materi Vi (Pengelolaan Limbah Rs)

Rawat Inap

Rawat Intensip

Perkantoran

IBS Ruang Rawat Jalan ( Poli Gigi )Ruang Rawat Jalan

Ruang Rawat Jalan

Ruang Rawat Jalan

Ruangan Dapur

Ruangan Binatu

LaboratoriumDekontaminasi

RötgenIonisasi

Km. Jenasah

GREASSE TRAPP

Sumpit

Ruang WI

Resapan ST

Resapan ST

IPAL Mahotama

RIOOL KOTA

Pemeriksaan Baku Mutu

IPAL IRD

Pemeriksaan Baku Mutu

IRD & Ratna

Contoh Lay Out Limbah Cair

Lanjutan ….

Page 52: Materi Vi (Pengelolaan Limbah Rs)

4. Limbah GasStandar limbah gas (emisi) dari pengolahan pemusnah limbah medis padat

dengan insinerator mengacu pada Keputusan Menteri Lingkungan

Hidup Nomor Kep-13/MenLH/311995 tentang Baku Mutu Emisi Sumber

Tidak Bergerak.

Page 53: Materi Vi (Pengelolaan Limbah Rs)

Insinerator pirolitik dengan 2 (dua) tungku pembakaran pada suhu

1.200°C dengan minimum waktu tinggal 2 detik atau suhu 1.000°C

dengan waktu tinggal 5 detik di tungku kedua sangat cocok untuk bahan

ini dan dilengkapi dengan penyaring debu.

Insinerator juga harus dilengkapi dengan peralatan pembersih gas.

Insinerasi juga memungkinkan dengan rotary kiln yang didesain untuk

dekomposisi panas limbah kimiawi yang beroperasi dengan baik pada

suhu di atas 850°C.

Insinerator dengan satu tungku atau pembakaran terbuka tidak tepat

untuk pembuangan limbah sitotoksis.

SYARAT INSINERATOR

Page 54: Materi Vi (Pengelolaan Limbah Rs)

Pembersihan Gas Cerobong

(pilihan)

Tungku

Pengolahan Limbah Cair

(pilihan)

Gas buang ke atmosfer

Gas Cerobong

Udara

Limbah

Limbah cair (pilihan)

Abu

Penghasil panasUap

Abu (untuk dibuang)

Limbah cair

Pembuangan air

Lumpur

Diagram Alir Sederhana Incenerator

Sumber : Wiku Adisasmito (2007)

Page 55: Materi Vi (Pengelolaan Limbah Rs)

Monitoring limbah gas berupa NO2, S02, logam berat, dan dioksin

dilakukan minimal satu kali setahun.

Suhu pembakaran minimum 1000 °C untuk pemusnahan bakteri

patogen, virus, dioksin dan mengurangi jelaga.

Dilengkapi alat untuk mengurangi emisi gas dan debu.

Melakukan penghijauan dengan menanam pohon yang banyak

memproduksi gas oksigen dan dapat menyerap debu.

TATA LAKSANA PENGELOLAAN LIMBAH GAS RUMAH SAKIT

Page 56: Materi Vi (Pengelolaan Limbah Rs)

KepMENLH No. : 13/MENLH/3/1995Baku Mutu Emisi Udara Untuk Insinerator

No Parameter Batas Maksimum (mg/m3)1 Partikel 50

2 Sulfur Dioksida (SO2) 250

3 Nitrogen Oksida (NO2) 300

4 Hidrogen Florida (HF) 10

5 Carbon Monoksida (CO) 100

6 Hidrogen klorida (HCl) 70

7 Total Hidrocarbon (sbg CH4) 35

8 Arsen (As) 1

9 Cadmium (Cd) 0,2

10 Kromium (Cr) 1

11 Timbal (Pb) 5

12 Merkuri (Hg) 0,2

13 Tilium (Ti) 0,2

14 Opasitas 10%

Page 57: Materi Vi (Pengelolaan Limbah Rs)

INSINERATOR LB3

Page 58: Materi Vi (Pengelolaan Limbah Rs)

Pemantauan Kualitas Udara Insinerator

Page 59: Materi Vi (Pengelolaan Limbah Rs)

TERIMA KASIH