materi rab pelatihan

Upload: muhammad-rizki-r

Post on 08-Oct-2015

189 views

Category:

Documents


19 download

DESCRIPTION

RAB

TRANSCRIPT

BAB I

MOT 11 : ANGGARAN BIAYA PELATIHAN

BAB I

PENDAHULUAN

Pendidikan, pelatihan dan pembekalan bagi tenaga kerja industri jasa konstruksi sebagai usaha untuk dalam rangka meningkatkan kemampuan masyarakat industri jasa konstruksi ke-arah profesionalitas, dengan tujuan mempertinggi daya saing, dan produktivitas, sebagaimana tuntutan pasar global.

Perlu dicermati bersama di semua unsur, dengan dikembangkannya sarana pendidikan,pelatihan dan pembekalan yang diakhiri pengujian, yang sasaran utamanya adalah Sumber Daya Manusia tenaga kerja industri jasa konstruksi wahananya untuk mencapai suatu standart mutu ketrampilan maupun keahlian .

Pemerintah telah berupaya menyerdahanakan procedure melalui keputusan Presiden 80 tahun 2003 dengan beberapa kali perubahan, antara lain tentang pengadaan barang / jasa pemerintah. Secara nyata kemudahan itu dapat dilaksanakan seperti dokumen kualifikasi diganti dengan chek list (daftar simak) dengan hanya melampirkan surat kebenaran data dokumen.

Pendidikan, pelatihan dan pembekalan juga sebagai alat pendobrak akan lemahnya daya saing nasional, karena pada masa yang lalu pendekatan dalam pengadaan barang / jasa cenderung protektif hanya mengedepankan aspek pemerataan semata, sehingga power untuk daya saing sangat lemah. Yang ada pada kurun waktu silam, semua dicapai dengan mudah, akhirnya saking mudahnya para keluarga penguasa memanfaatkan zaman, terbukti masing-masing anak penguasa dapat menguasai atau memiliki perusahaan sampai ratusan buah.

Akibatnya sangat fatal ketika era perdagangan bebas meluncur tanpa batas dan tidak dapat dibendung dan diproteksi lagi, Human -development Index (HDI) serta produktivitas sangat rendah andalannya saat itu hanya tenaga kerja murah, tetapi kurang terampil.

Pada saat itu, perkembangan terhadap pendidikan, pelatihan dan pembekalan tenaga kerja usaha industri jasa konstruksi, hanya dipakai sebagai pantas-pantas, atau pemerah bibir serta untuk memenuhi quota belaka, terbukti pelaksanaannya cara suplay driven bukan demand driven (kebutuhan akan pasar). Hal tersebut dapat dibuktikan secara nyata bahwa yang ikut pendidikan, pelatihan jasa konstruksi adalah orang yang tidak berhak artinya (pegawai, bahkan seorang driver), mewakili majikan menjadi peserta, tetapi nama dalam sertifikat tetap nama majikannya. Pernah secara keras panitia mempertahankan prinsip pendidikan, pelatihan, mengancam untuk tidak meluluskan, ternyata sang majikan (manajer) yang mengutus driver untuk menjadi Joki adalah istri dari penguasa yang berpengaruh diwilayah tersebut.

Gambaran diatas sebagai cerminan masa lalu, tetapi untuk masa sekarang karena desakan globalisasi dunia, dengan terpaksa para pelaku usaha jasa konstruksi baru mau untuk mengikuti pendidikan, pelatihan, pembekalan yang diakhiri pengujian, sadar akan pentingnya pelatihan.

Tugas para penyelenggara pendidikan, pelatihan dan pembekalan harus mempublikasikan akan arti pentingnya Sumber Daya Manusia yang berpredikat Profesional. Maka perlu membuat perencanaan biaya untuk penyeleggaraan pelatihan jasa konstruksi secara memadai.

Penyebab permasalahan dimaksud akibat semula tata cara pelatihan mempergunakan system suplay driven, comparative advantage, tetapi untuk masa sekarang, tidak bisa ditawar lagi harus menganut system deman driven, dan competitive advantage, artinya dalam menuju pesaingan bebas (dibutuhkan benarbenar tenaga kerja yang berkualitas), sehingga masa sekarang era yang dijalani adalah pemerataan secara realitas, hanya perusahaan yang memiliki tenaga kerja yang professional yang mendapatkan porsi pekerjaan yang lebih banyak bukan perolehan kerja semu yang dipenuhi dengan protektif, dan pada akhirnya hanya menguntungkan pengusaha yang dekat dengan penguasa dan pengambil kebijakan strategis.

Kapasitas Sumber Daya Mnusia (SDM) tenaga kerja industri jasa konstruksi dianggap kurang professional, dan kurang memiliki kapasitas yang memadai, hal itu disebabkan kurang dikembangkannya skema manajemen. Dalam menghadapi era perdagangan bebas, artinya masyarakat industri jasa konstruksi akan menghadapi adanya perubahan lingkungan strategis yang akan membawa dampak terhadap perkembangana. Demokratisasi

Perkembangan yang akan melahirkan tuntutan yang semakin besar bagi terwujudnya persaingan bebas dalam kegiatan berusaha. Ciri-ciri per- saingan sehat yaitu tidak adanya monopoli, tidak danya diskriminasi dan pasar yang terbuka (tidak protektif). Peluang usaha termasuk usaha jasa konstruksi harus dapat dimanfaatkan dan dimasuki oleh pelaku usaha baik dari dalam negri maupun luar negri.

b. Otonomi daerah

Kebijakan ekonomi daerah membawa konsekuensi adanya peran Pemda yang semakin besar, dalam rangka menciptakan manfaat sebesar-besarnya dari dana belanja pemerintah bagi perekonomian.

c. Liberalisasi Perdagangan

Sistem perdagangan dunia yang semakin terbuka (bebas) menuntut setiap pelaku usaha termasuk usaha industri jasa konstruksi, tidak hanya comperative advantage namun harus dikembangkan menuju competitive advantage, yaitu memberikan kepastian pasar dengan meningkatkan daya saing yang berlandaskan profesionalisme, kemandirian dan bertanggung jawab kepada pengguna jasa.Dari uraian dimaksud akan mendorong efesiensi dan efektivitas sekaligus tata perilaku tiga pilar yaitu (Pemerintah, Swasta, dan masyarakat usaha industi jasa konstruksi).

Dalam modul ini akan dikupas berapa besarnya biaya operasional yang ideal untuk suatu penyelenggaraan pelatihan, pos-pos mana yang perlu mendapat perhatian khusus, dan pos-pos mana yang terlalu loh atau perlu dipangkas, agar pendidikan, pelatihan dan pembekalan dapat berjalan lancar.

Selain hal tersebut modul tentang anggaran biaya pelatihan, juga akan diuraikan secara singkat tentang :

a. Jenis anggaranDalam penyusunan anggaran biaya pelatihan, pihak pengguna anggaran harus memahami akan jenis-jenis anggaran yang akan disediakan baik melalui DIPA biaya APBN maupun DIPA biaya dari APBD, maupun dana hibah dari Negara donor di Luar negri.

b.Penggunaan BiayaPenggunaan biaya, harus dilakukan secara hati-hati, sesuai aturan yang berlaku, karena tata caranya agak berbeda antara dana dari sumber yang satu dengan sumber uyang lain (Contohnya antara ADB dengan IBRD memiliki guide line yang berbeda)c.Unsur biaya penyelenggaraanPenyeleggara pendidikan, pelatihan dan pembekalan, secara jelas harus memahami terhadap unsur biaya penyelenggaraan, dari unsur biaya ini panitia penyelenggara akan mengetahui pekerjaan yang diutamakan, dan yag termasuk biaya tetap dan biaya variable.d. Perpajakan

Tata cara pemotongan pajak yang harus dibayar, baik honorarium, pembelian atau pengadaan barang perlengkapan kebutuhan pelatihan.e. Berkas atau tanda bukti.Berkas atau tanda bukti pengeluaran uang, harus dipertanggung jawabkan, maka cara penyimpanan, berapa exemplar yang harus menjadi bukti dalam membuat pertanggungan jawab keuangan.

f.Jenis atau macam pengelolaan biaya pelatihan

Modul ini juga akan mengupas tentang sumber dana APBN / APBD yang dikelola secara swakelola, atau dana dari KSO (kerja sama operasional) atau dengan metoda kontrak, atau dana campuran dari rupiah murni (GOI) dengan PHLN.g.Latihan Kelompok

Pada session ini juga akan di lakukan cara praktek secara kelompok, sebagai upaya pendalaman atau penyerapan terhadap materi pelatihan MOT. Peserta dibagi bagi dalam kelompok secara acak (heterogen), terdiri berbagai kalangan / peserta pelatihan, untuk mengerjakan, dan dipresentasikan di kelas secara paripurna dinilai oleh kelompok lain atas kekurangan dan sekaligus dialog interaktif. Instruktur bertugas sebagai nara sumber dan penyelaras apabila dinilai melenceng dari tujuan.BAB II

PENGERTIAN UMUM

1. JENIS JENIS ANGGARAN

Anggaran merupakan salah satu alat yang paling mendasar dalam mengelola dan mengendalikan keuangan organisasi, dan atau sebagai alat untuk menilai berbagai aktivitas dalam rangka pengendalian biaya.

Jenis anggaran ada yang disebut dengan anggaran tradisional yaitu cenderung bergerak statis atau cenderung deskresional (merupakan suatu pertimbangan bebas), dalam hal ini sering terjadi penggelembungan bagian lini melebihi estimasi, karena adanya pengikut sertaan biaya-biaya yang tidak berhubungan secara langsung. Fenomena demikian dalam klaster penyusunan anggaran disebut biaya tersembunyi . Implikasi biaya yang timbul dari otomatisasi pada suatu penyelenggaraan kegiatan missal pendidikan, pelatihan dan atau pembekalan, dan proyek proyek sering terjadi.

Dalam pembuatan rencana tentang anggaran biaya beban administrasi sering tidak terkendali karena adanya biaya tak terduga yang dimasukan kedalam lini anggaran secara tersamar. Akibatnya apabila sumber dana dimaksud dari swadana dan atau sumber dana bukan dari anggaran pemerintah baik pusat atau daerah, maka beban akan terpikul oleh penyelenggara pelatihan dan atau dari pungutan pada anggota.

Manajer pelaksanaan pendidikan,pelatihan,pembekalan industry jasa konstruksi perlu hati-hati dalam mendekteksi tipe taktik anggaran yaitu pada saat pengajuan KAK (kerangka acuan kerja). Pendekatan yang lebih proaktif adalah penyediaan pedoman yang lebih jelas untuk seorang pengguna anggaran sebagai manajer pelatihan. Pedoman akan suatu kebutuhan merupakan perspektif yang dipakai dalam penyusuan anggaran, harus standart, ditinjau dari segi : a. Desain dan pengembangan pelatihan

Penyusunan desain akan pengembangan pelatihan yang berlandasan atau berbasis kompetensi atau CBT (Competency Based Training ) mengacu pada Demand driven yaitu bertitik tolak sesuai kebutuhan akan pasar dan atau desain dan pengembangan pelatihan mengarah kepada Competitive advantage atau profesionalitas.

b. Implementasi pelatihan dan pengujian praktek kerja.

Trend yang sekarang ini perlu dikembangkan adanya penggabungan pelaksanaan pelatihan tenaga kerja industri jasa konstruksi yang diakhiri dengan pengujian teori, bagi yang lulus menerima sertifikat pelatihan, sekaligus dilanjutkan dengan pengujian praktek kerja lapangan oleh tenaga Asesor bagi peserta yang lulus memperoleh sertifikat ketrampilan (SKT). Artinya tidak banyak waktu terbuang bagi tenaga kerja industri jasa konstruksi itu sendiri, serta biaya agak relative lebih murah dibanding dengan cara penyelenggaran pelatihan sendiri, uji ketrampilan sendiri.

Para pengguna anggaran dan atau kuasa pengguna anggaran harus mulai memperhatikan masalah ini secara konsisten agar tidak terjadi biaya tinggi (highcost), memang pendidikan, pelatihan dan pembekalan itu mahal. Namun harus dapat meminimalisir atau menghindari duplikasi anggaran, dalam investasi pelatihan. Dalam pneyelenggaraan MOT ini diupayakan dapat menganilisis sebagai bentuk solusi menghilangkan efek kemacetan pelaksanaan ( bottle neck ) dan duplikasi proses aliran kertas dari daerah ke pusat dalam rangka pengambilan keputusan diganti dengan sistem computerisasi / penggunaan website.

Proses anggaran tradisional harus melewati perubahan radikal dalam suatu organisasi yang bergerak dalam pendidikan, pelatihan, pembekalan yang diakhiri pengujian, jika ingin menyajikan kerangka acuan kerja yang lebih anilities sebagai bentuk kajian penilaian aktivitas berjalan secara regular atau menyeluruh. Revisi budaya anggaran sebagai suatu instrument perubahan yang akan mencakup antara lain tentang :a. Keputusan kebijakan

Keputusan kebijakan seharusnya diikuti analistis atas penggunaan anggaran, artinya bagi seorang manajer pelatihan meneliti akan kebenaran anggaran yang diajukan sudah sesuai dan memadahi atau tidak (misal : hanya satu kelas) tetapi panitia jumlahnya hampir sama dengan jumlah peserta, dengan alasan karena sambil mau menengok orang tua / keluaga) artinya hal ini tidak logis, maka harus dipangkas.b. Dialog anggaranPada saat akan memutuskan anggaran perlu meneliti akan kerangka acuan kerja (KAK) yang diajukan dengan istilah dialog anggaran, bukan jenis sumber daya yang digunakan, tetapi kegunaan biaya dalam pelaksanaan, sehingga secara rasional terpenuhi akan suatu kebutuhan pokok tentang pendidikan, pelatihan dan pembekalan ditinjau dari semua aspek operasional dengan biaya yang berhubungan terhadap aktivitas dimaksud.

c. Pertanggung jawaban penggunaan AnggaranPanitia penyelenggara pendidikan, pelatihan, dan pembekalan harus bertanggung jawab dan bertanggung gugat, tidak hanya atas akibat aktivitas yang ditimbulkan, tetapi juga menyangkut tentang hasil (pasca) pelatihan, memenuhi harapan atau hanya sekedar untuk memenuhi quota saja, dapat di lihat dari hasil monitoring dan evaluasi.d. Kerangka Acuan Keja berbasis anggaran

Dalam penyusunan anggaran, berpedoman kepada uraian dalam kerangka acuan kerja (KAK) dan harus menjadi bagian integral dari sub misi yang mengolah terhadap Sumber Daya Manusia jasa konstruksi.e. Prosedur anggaran

Prosedur anggaran harus memberi kesempatan Pengguna anggaran untuk mengevaluasi , menilai, secara regular dalam pencapaiannya.

2. PENGGUNAAN BIAYA

Biaya pendidikan, pelatihan dan pembekalan untuk tenaga kerja usaha industri jasa konsruksi, sumber biaya dari berbagai jenis dan berbagai saluran, secara garis besar sebagai berikut : a. Pemerintah

Sumber biaya dari dana pemerintah pusat (APBN) dan daerah (APBD) yang dialokasikan sesuai daftar kegiatan, dituangkan dalam DIPA, cara penggunaan biaya telah diatur sesuai perundangan dan atau peraturan yang berlaku Keppres dan peraturan pelaksanaan oleh Menteri dalam Negri (Permendagri) ada beberapa daerah, ditegaskan petunjuk pelaksanaan sesuai keputusan Gubernur. Dalam hal penggunaan biaya sesuai dengan kaidah hukum dan dapat dipertanggung jawabkan sesuai peraturan yang berlaku, maka hal itu syah-syah saja. Untuk itu harus teliti, teratur dan benar sesuai dengan phisik di lapangan, dibuktikan dengan lampiran berkas penggunaan biaya tahap berikutnya berkas harus di-arsipkan (disimpan), sebagai bahan / data bila ada pemeriksaan dari instansi terkait baik dari KPK, BPK, BPKP, maupun Inspektorat, dan atau Irwilda ).

b. Swasta.

Sumber dana melalui swasta dapat dirinci, sebagai mana dana dalam DIPA, yang dimaksud dana swasta adalah bersumber dari organisasi masyarakat industri jasa konstruksi itu sendiri, baik dari asosiasi perusahaan dan atau asosiasi profesi, atau sumber dana dari perorangan masing-masing tenaga kerja industri jasa konstruksi (mendaftar sendiri) dari layanan iklan di media cetak dan atau dari media elektronik. Tentang penggunaan biaya yang sumbernya dari swasta, harus di sesuaikan dengan perencanaan pengajuan anggaran (contoh dengan KSO) persetujuan anggaran tersebut di ketahui, diteken bersama antara Pihak Kesatu sebagai penyelenggara dengan pihak kedua sebagai penyedia dana . Pertanggung jawaban berupa laporan penggunaan akan biaya operasional kepada pihak penyandang dana. Begitu juga dana yang bersumber dari sponsor misalnya dana promo dari pabrikan alat berat merk Komatzu, Cartepilar, penggunaan biaya diatur dalam perjanjian internal saja. 3. UNSUR BIAYA PENYELENGGARAAN

Dalam penyelenggaran pendidikan, pelatihan, dan pembekalan terhadap tenaga kerja usaha industri jasa kontruksi yang diakhiri pengujian memerlukan biaya yang cukup lumayan besar. Pelatihan, pendidikan, pembekalan adalah Pekerjaan non phisik, yang hasilnya tidak dapat diukur (bentuk volume) seperti pekerjaan phisik bangunan. Hasil yang dicapai indikatornya adalah adanya perubahan menjadi lebih baik. Kebutuhan akan biaya pelatihan harus terinci secara detail agar pada saat pelaksanaan pelatihan tidak ada pos yang tidak tersedia biayanya, yang dapat mengganggu penyelenggaraan.

Unsur biaya yang sangat berpengaruh terhadap pelaksanaan pelatihan, pendidikan, pembekalan dapat dibagi menjadi beberapa elemen antara lain :

a. Fixed Cost

Fixed Cost merupakan biaya tetap, yang harus disediakan setiap penyelenggaran pelatihan, sebagai biaya operasional berupa :

1).Pos Upah (Remuneration)

Sebagai bentuk pembayaran Honorarium yang dihitung dengan cara, harga satuan pengajaran, dan atau lumpsum Honor Pengajar / InstrukturAdalah satuan pos biaya upah/honorarium, sebagai bentuk pembayaran kepada para tenaga pengajar dan atau instruktur yang dihitung dengan satuan Jam pelajaran (JPL) dengan ketentuan bahwa satu jpl dihitung durasi waktu ajaran (selama 45 menit). Dalam pembuatan jadwal pelajaran setiap satu modul dapat dihitung jumlah waktu penyampaian ajaran berapa (jpl). Sedang satuan biaya per (jpl), masih belum seragam, bahkan relative sangat rendah dibanding dengan honor dari dana yang bersumber PHLN, artinya penghargaan untuk instruktur masih belum tersentuh dibanding dengan gaji guru (moto pahlawan tanpa tanda jasa) pertanyaannya apakah benar alamat moto tadi beralih untuk instruktur ? Sumber dana DIPA (APBN) harga satuan honor sesuai standart yang disetujui Bappenas atau sesuai yang tercantum dalam DIPA. Sumber dari APBD sesuai ketentuan yang berlaku, yang disetujui dan disyahkan dari DPRD, sesuai DIPA Sumber dana dari PHLN / Hibah luar negri, ( ILO/ADB /IBRD / JICA dll) disesuaikan dengan rincian biaya luar negri (dari Negara donor ) Honor Dewan Penguji

Harga satuan honorarium Dewan Penguji dihitung secara lumpsum diberikan kepada dewan penguji yang terdiri dari Ketua, Anggota Dewan penguji, setelah selesai koreksi dan sidang serta menanda tangani Berita acara yang berisi kelulusan peserta. Honor panitia penyelenggara

Honor para panitia dihitung secara lumpsum, per hari dikali jumlah hari penyelenggaraan, baik panitia pusat dan daerah (bila campuran)2).Pos PerjalananBiaya perjalanan, dihitung uang transport dari kota tempat Pengguna anggaran ke tempat kota tujuan penyelenggaraan pelatihan dihitung antara lain : Biaya transport

Dipergunakan untuk membiayai transport Panitia, tenaga pengajar / Instruktur sesuai jadwal pelatihan dihitung:

Transport Utama

Perjalanan via kapal laut, Via Kereta Api atau pesawat udara sampai tujuan.

Transort LokalBiaya transport local dari penginapan sampai lokasi pelatihan secara lumpsum per orang /hari (OH)

Transport peninjauan lapangan

Disusun biaya transport dari kota penyelenggaraan sampai pada tempat praktek kerja lapangan

Uang harian

Diberikan kepada pelaku perjalanan, dibayarkan secara lumpsum per orang / hari (OH), besarnya uang harian PNS disesuaikan dengan pangkat /golongan.

b. Variable Cost.

Biaya variable adalah bukan biaya tetap, namun penting sebagai biaya penunjang kegiatan penyelenggaraan pelatihan, dan atau untuk kebutuhan mendadak dilapangan yang kadang kala tidak dapat dihindari yang harus ditanggung sebagai biaya operasional kebutuhan tidak dapat dihitung secara pasti, tetapi ada acuan atau perkiraan sebagai ancar-ancar penyusunan anggaran. Yang dihitung sebagai biaya pendukung kegiatan utama, antara lain: Biaya akomodasiBiaya Akomodasi dikelompokan biaya variable, karena masing masing kota tempat penyelenggaraan, harga sewa kamar hotel atau penginapan / mess, sangat berbedabeda ( Contoh riel di Propinsi Nangrou Aceh Darusalam ) saat pasca sunami, harga sewa kamar, sewa rumah penduduk sangat tinggi sekali. Biaya Penggandaan Materi pelatihanPenggandaan materi memerlukan biaya, baik cetak dan atau penggandaan. Adapun yang dimasukan dalam biaya variable adalah biaya pencetakan ditambah dengan biaya pengiriman (tergantung jarak jauh dekatnya pengiriman) Biaya Pengadaan PerlengkapanBiaya perlengkapan disusun sebagai biaya penunjang untuk kelengkapan penyelenggaraan pelatihan, antara lain untuk pengadaan tas peserta, hand out (berupa ATK)

c. Biaya lain-lain ( Un-located Cost )Biaya lain-lain atau un-located cost adalah biaya sewaktu, dipergunakan untuk keperluan penyelenggaraan dilapangan, yang sifatnya tidak terduga antara lain untuk keperluan yang mendesak : Biaya Foto CopyKarena ada tambahan peserta maka perlu biaya Foto Copy biodata peserta pelatihan, dan atau Materi pelatihan, tidak jarang tambahan bahan ajaran berupa hand out dan atau materi serahan. Sedang biaya foto copy relative berbeda-beda, setiap daerah / kota. Biaya Sewa Note book / LCD / OHPDi daerah-daerah tertentu, yang memiliki LCD atau note book dan OHP terbatas, sedang panitia penyelenggara memiliki inventaris juga terbatas, maka perlu biaya sewa alat kepada pengusaha rental.

4. PERPAJAKAN

Pajak adalah merupakan sumber terpenting dalam penerimaan Negara, dipungut dengan ketentuan-ketentuan sesuai undang-undang, disamping Sumber Daya Alam dan pendapatan lainnya. Untuk mendukung dan mengimplemtasikan ketentuan dimaksud diperlukan kesadaran dan pengetahuan yang memadai untuk dapat menjalankan pemenuhan kewajiban perpajakan secara benar. Dalam pelaksanaan pendidikan pelatihan dan pembekalan tenaga kerja usaha industri jasa konstruksi, terdapat beberapa macam yang perlu dimengerti, serta diketahui tentang pemungutan pajak dalam penyelenggaraan dimaksud.

PPh (pemotongan /pemungutan) merupakan penerapan system perpajakan yang menggunakan With holding system , pajak yang dibayar seseorang atau badan, dipotong dan dipungut oleh pihak ketiga. Biaya pelatihan yang dananya dari pemerintah (APBN dan APBD), bendaharawan pemerintah pusat dan atau daerah sebagai wajib pungut berkewajiban memungut dan atau memotong pajak, dari penerima penghasilan (kena PPh), yang selanjutnya untuk disetor ke Kas Negara yang sekarang kantornya menjadi satu dengan Kantor Perbendaharaan Negara (KPKN)

Penerapan tariff PPh pasal 21 adalah berdasarkan system progressive tax , semakin tinggi pengasilan seseorang, semakin besar tarif penghasilannya, artinya semakin tinggi juga pungutan pajaknya. Tarif PPh pasal 21 sesuai undang-undang antara lain sebagai berikut :

Bagi seseorang yang memiliki penghasilan (penerimaan) uang honor, insentif, dan atau penerimaan tidak tetap yang berkisar sebagaimana tabel dimaksud besarnya potongan pajak PPh pasal 21 sebagai berikut :

Penghasilan seseorang potongan pajak

Rp, 1,000,- s.d Rp. 25.000.000,- 5 %

Rp.25.001.000,-s.d Rp.50.000.000,- 10 %Rp.50.001.000,-s.d Rp.100.000.000,- 15 %

Rp.100.001.000,-s.d Rp.200.000.000,- 25 %

Rp.200.001.000,- s.d ke atas 35 %

Sedang penerapan pungutan pajak PPh pasal 22 untuk pengadaan barang keperluan Pelaksanaan penyelenggaraan pendidikan, pelatihan,pembekalan, pada pelaksanaan pelatihan apabila terdapat pembelian / pengadaan barang, maka perhitungan pajak PPh, pasal 22 yang besarnya untuk pengadaan barang diatas Rp.1.000.000,- dikenakan pajak PPh pasal 22 dengan tarif efektif PPh sebesar 1,5 %.BAB IIIPENYUSUNAN ANGGARAN PELATIHAN

Sebelum dilaksanakan pelatihan, perlu disusun anggaran secermat mungkin, dan seteliti mugkin sebagai pendukung pembiayaan akan operasional peyelenggaraan. Semuanya itu sebagai alat untuk mencapai sasaran, dalam rangka meningkatkan mutu dan atau kualitas Sumber Daya manusia industri jasa konstruksi.

Perkembangan bisnis yang demikian cepat dan semakin ketatnya persaingan , membuat peran sentral tenaga kerja yang menangani industri jasa konstruksi semakin dibutuhkan ketrampilan dan keahlian. Gedung boleh megah, fasilitas boleh mewah, mesin boleh canggih dan modern, modal usaha boleh melimpah. Akan tetapi jika tenaga kerja yang menangani tidak bermutu atau tidak professional, maka akibatnya tujuan suatu perusahaan atau lembaga akan sulit dicapai secara maksimal. Sarana yang paling baik hanya melalui pelatihan, sebagai sarana untuk menambah ilmu pengetahuan, dengan cara asah pikir melalui diskusi kelompok dan diskusi paripurna kelas, membagi pengalaman kerja lapangan antara pekerja yunior dengan yang sudah senior.

Setiap sumber dana untuk pembiayaan penyelenggaraan training memiliki ciri dan pedoman sendiri-sendiri antara APBD dengan APBN, atau yang bersumber dari dana Swasta. Untuk lebih rinci akan kita bedah tentang sumber biaya dari pemerintah secara singkat :

Pengelolaan Keuangan Daerah.Pengelolaan keuangan daerah memiliki dasar hukum UU no.33 Tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah, yang aturan pelaksanaannya diatur dalam PP no. 55 tahun 2005 . Penyusunan dan penetapan anggaran daerah bersama antara Pihak Eksekutif dengan legislatif (DPRD). Pengelolaan Keuangan Pusat

Pengelolaan keuangan pusat APBN, tata cara penyusunannya diperoleh dari dana perimbangan daerah sebesar 20%, hibah dari luar negri berbentuk pinjaman (PHLN), sektor pajak dan lain lain, yang di tetapkan antara eksekutif dengan Legislatif (melalui sidang anggaran DPRI).

1. PENYUSUNAN RENCANA ANGGARAN PELATIHAN

Setiap lembaga baik pemerintah maupun swasta secara tersirat atau tersurat memiliki visi, misi, tujuan dan saasaran tertentu. Pada masa yang lalu Pelatihan untuk meningkatkan SDM, sangat kurang mendapat perhatian yang serius. Baru setelah era globalisasi atau perdagangan bebas diumumkan, dalam era pasar bebas, ada syarat dan penenakannya adanya kompetitif sehat (competitive advantage), artinya pasar mengendaki persaingan bebas dan atau pekerjanya berpredikat professional, sebagai konteks dan konstelasi berdasarkan kebutuhan akan pasar. Untuk dalam rangka memenuhi hal dimaksud lembaga harus dpat mendaya gunakan sumber-daya (resources) baik phisik, sumber daya financial dan sumber daya manusia. Pelatihan

Perlu adanya kesadaran dengan adanya tuntutan zaman yang mennggelobal, pelatihan tenaga kerja industri jasa konstruksi menjadi penting, dari tataran manajer sampai dengan tataran tenaga pelaksana agar lebih tahu bidang kerjanya, lebih termotivasi, dan lebih cakap dalam bekerja. Usaha khusus untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM) melalui jenjang pelatihan (Training). Bahwa Pelatihan atau Training untuk SDM, adalah sebagai usaha menumbuh kembangkan kinerja, yang pada akhirnya sebagai alat untuk meningkatkan produktivitas dan efektivitas. Arti pentingnya suatu penyelenggaraan pelatihan, terhadap pengembangan SDM jasa konstuksi, merupakan kegiatan belajar bagi tenaga kerja usaha industri jasa konstruksi yang meliputi antara lain kegiatan untuk : Meningkatkan Kinerja Kegiatan belajar untuk meningkatkan kinerja bagi para tenaga kerja usaha industri jasa konstruksi sesuai pekerjaan yang diembannya., kegiatan belajar dimaksud disebut training . Dilakukan dalam jangka waktu pendek antara lima hari sampai dengan tiga bulan. Training dilakukan secara sistimatis, dan metodenya sudah baku, Pengembangan diri.Kegiatan belajar untuk pengembangan diri khususnya bagi tenaga kerja usaha industri jasa konstruksi secara umum dan menyeluruh, kegiatan belajar dimaksud disebut developmet Dalam hal ini merupakan suatu proses educational dengan jagka waktu lama, penyerapan uraian-uraian yang sistematis, maksud dan tujuannya adalah penguasaan pemahaman abstrak dan konsep teoritis, bertambahnya wawasan, perubahan sikap pribadi matang, (jangka waktu antara tiga bulan sampai dengan delapan belas bulan) Pendidikan dan atau pembekalanKegiatan belajar untuk menyiapkan tenaga kerja usaha industri jasa konstruksi (tenaga yang siap pakai) dalam mengemban tugas baru, sesuai bidang ketrampilan dan atau keahlian dalam waktu dekat, kegiatan belajar dimaksud disebut education ., secara umum merupakan suatu usaha yang sengaja diadakan / dilakukan secara sistematis dan secara terus menerus, dalam waktu (tertentu), sesuai dengan tingkatan, guna menyampaikan, dan menumbuhkan dengan cara untuk mendapatkan ilmu pengetahuan, sikap, nilai, kecakapan atau ketrampilan yang dikehendaki. Penyusunan Rencana AnggaranUntuk dapat memenuhi biaya dalam penyelenggaraan pelatihan diperlukan tahapan antara lain :

Tahap pendahuluanTahap pendahuluan, adalah merupakan tahap awal sebelum pelaksanaan penyelenggaraan pelatihan, adanya tim pedahulu yang disebut tim advance, yang akan melaksanakan tugas untuk penghubung antara Pengguna anggaran dan atau manajer pelatihan dengan panitia pelaksana dilokasi, tempat yang akan dilakukan pelatihan. Disamping itu petugas sebagai tim advance harus dapat memberikan penjelasan/pengertian tentang maksud dan tujuan pelatihan; recruitment dan syarat peserta sesuai pedoman pelatihan; waktu yang dibutuhkan; tempat pelatihan; akomodasi dan instruktur daerah (diutamakan yang sudah TOT) Adapun dalam tahap pendahuluan diperlukan biaya /dana untuk :

Biaya PerjalananBiaya transport, uang harian, transport local dan lain-lain atau yang menyangkut alat transport yang dipakai sesuai standart (pesawat, kereta api, kapal laut) Uang muka kerja untuk akomodasiMemberikan panjar sebagai biaya perikatan untuk keperluan tempat pelatihan dan penginapan, serta konsumsi, (biasanya bersama pejabat daerah setempat) Tetapi apabila petugas selaku tim advance tadi dapat meyakinkan kepada manajer hotel bahwa pembayaran melalui cara pembayaran langsung (LS), dan pihak hotel dapat menerima, maka tidak diperlukan uang muka / panjar. Tahap Penyelenggaraan.

Tata cara penyusunan anggaran penyelenggaraan pelatihan usaha industri jasa konstruksi sebagaimana telah diuraikan pada BAB - I dalam pengertian umum, untuk rencana penyusunan aggaran, perlu ketelitian, agar tidak tumpang tindih, serta tidak terdapat biaya yang tersembunyi yaitu melalui suatu cara:

Sesuai Kerangka Acuan Kerja (KAK)KAK adalah uraian tentang hal ihwal pelatihan, yang disesuaikan dengan buku pedoman pelatihan, jadwal pelatihan yang memuat jumlah hari (lama) pelatihan, jumlah materi ajaran / modul / syllabus yang akan di berikan, jumlah jam pelajaran, tata cara recruitment peserta, syarat-syarat yang harus dipenuhi peserta minimal (pendidikan dan pengalaman kerja) Biaya penyelenggaraan.Dalam pelaksanaan penyelenggaraan pelatihan harus berpedoman pada KAK, maka anggaran perlu disusun berdasarkan pos-pos, antara lain sebagai berikut :

Pos GajihBiaya dalam bentuk honorarium atau isentif bagi para pelaksana pelatihan dipergunakan untuk :

Honor Instruktur / tenaga pengajar

Dihitung jumlah JPL x satuan honor resmi (DIPA)

Honor Dewan Penguji

Jumlah anggota dewan penguji x honor lumpsum sesuai dengan ketentuan yang berlaku (DIPA) Honor panitia

Jumlah panitia x jumlah hari x honor lumpsum, sesuai dengan ketentuan yang berlaku (DIPA)

Honor Nara sumber/pemrasaran/moderator/MCJumlah nara sumber x jumlah tampilan x honor sesuai peraturan yang ada,Semua tergantung atau sesuai dengan dana yang tersedia dalam DIPA baik dari sumber dana APBN / APBD / PHLN. Pos Perjalanan

Disusun sesuai dengan perencanaan, yang dihitung secara cermat berapa instruktur yang akan ditugasi untuk mengajar, nara sumber, panitia, dihitung sesuai pangkat dan golongan (bagi PNS), : Biaya transport (PP) Pesawat /KA/Kapal laut

Uang Harian dihitung orang hari (OH)

Uang akomodasi/penginapan dihitung OH

Transport local dihitung OH

Pos Lain-lain

Disusun sesuai kebutuhan biaya pelatihan, tersurat dalam KAK dan atau perencanaan, yaitu biaya : Penggandaan / pencetakan materi, undangan, Jadwal acara, brosur, buku pedoman pelatihan, biodata peserta, biodata instruktur, lembar lembar evaluasi instruktur, lembar formulir garis besar pengajaran,

Akomodasi pelatihan (penginapan, konsumsi, snack)

Perlengkapan berupa tas + Atk, alat praktek kerjasewa OHP /LCD, Noote book computer, alat peraga spidol white board, spanduk, mini garden, back droop, sound system, sewa ruangan kelas.2.PENGGUNAAN ANGGARAN PELATIHAN

Setelah penyusunan rencana aggaran pelatihan selesai, maka perlu adanya pengesahan oleh pejabat pengguna anggaran atau kuasa pengguna anggaran. Penggunaan anggaran pelatihan, di selaraskan dengan sumber dana antara lain :

DANA PEMERINTAHDana yang bersumber dari Pemerintah pusat atau daerah harus mengikuti aturan yang berlaku. Dana harus tersedia dalam DIPA (dana APBN/APBD), selanjutnya seorang pejabat pembuat komitmen, merencanakan penarikan uang ke KPKN bersama bendaharawan, menyiapkan panitia/petugas, merencanakan waktu untuk pelaksanaan penyelenggaraan pelatihan, menyusun tim pengajar / Instruktur, tim advance.

Tim advance harus melaporkan hasil kunjungan tentang : jumlah peserta, tempat pelatihan, akomodasi, buku / materi ajaran / modul/ silabus, brosur. Dari laporan tertulis tersebut, pejabat pembuat komitmen mempersiapkan dana penyelenggaraan, tidak melebihi pagu anggaran.

DANA HIBAH LUAR NEGRIDana yang bersumber dari hibah / bantuan luar negri, penggunaan anggaran pelatihan, disesuaikan kaidah dari Negara donor ( guide lines for withdrawal ), biasanya penyediaan dana pembayaran menggunakan dana rupiah dulu (system pre fnancing) , BI meminjamkan dana ke KPKN

Dan peabat pembuat komitmen mengajukan SPP ke KPKN, sesuai rincian biaya penyelenggaraan. Selanjutnya KPKN melaporkan ke BI untuk mengajukan reimbursmen ke Negara donor.

DANA DARI SWASTASumber dana pelatihan dapat diperoleh dari dana swasta, yang penggunaan anggaran di atur sesuai kesepakatan dalam perjanjian atau kerja sama operasional (KSO)

3. MONITORING DAN EVALUASI.

Dalam membuat rincian anggaran pelaksanaan penyelenggaraan pendidikan, pelatihan, pembekalan usaha industri jasa konstruksi, sering terlupakan memasukan unsur biaya monitoring dan evaluasi Sedang pelaksanaan monitoring dan evaluasi pelatihan sangat penting sebagai umpan balik (feed back) terhadap perencanaan pelatihan, apakah telah sesuai dengan sasaran dan tujuan atau disinyalir terdapat penyimpangan. Pelaksana Monitoring dan atau evaluasi dilakukan oleh pejabat structural yang membidangi perencanaan, atau urusan monitoring dan evaluasi. Rincian anggaran monitoring dan evaluasi :

Pos Perjalanan

Disusun sesuai dengan perencanaan, yang dihitung secara cermat berapa orang yang akan ditugasi melaksanakan, monitoring dan evaluasi berapa kali / tahap

Transport (PP) Pesawat /KA/Kapal laut, dan lain-lain

Uang Harian dihitung orang hari (OH)

Uang akomodasi/penginapan dihitung OH

Transport local dihitung OH

Pelaksanaan monitoring dan evaluasi pelatihan dapat dilakukan secara mendadak (sidak) dan atau secara regular yaitu

Saat berlangsungnya pelatihanPelaksanaan monitoring dan evaluasi, saat berlangsungnya pelatihan, Tim monitoring melihat secara langsung di lapangan tentang penyelenggaraan pelatihan, hal yang perlu di monitor, sasarannya adalah :

Peserta

Jumlah peserta (dihitung langsug), memeriksa absensi, dialog kegunaan pelatihan, tingkat pemahaman modul yang diberikan, tingkat kesulitan mempelajari modul. Instruktur

Memeriksa lembar kendali kegiatan instruktur, teknik pengajaan (transfer of knowledge) Akomodasi

Tempat pelatihan memenuhi syarat atau tidak, konsumsi cukup atau tidak, tempat ibadah, tersedia atau tidak, semua terdapat pada daftar simak (cek list)

Pasca pelatihan

Monitoring dan evaluasi setelah (pasca) pelatihan, adalah sebagai alat untuk cheking terhadap peserta, apakah dapat mengaplikasikasikan (peningkatan) dalam pekerjaan, missal peningkatan produktivitas dan atau peningkatan ketrampilan. Sebagai indikator berhasilnya suatu pendidikan,pelatihan dan pembekelan industri jasa konstruksi ditengarahi akan adanya perubahan kinerja. Apabila masih statis, maka pelatihan itu dianggap kurang berhasil sedang penyebabnya dapat ditinjau dari : Peserta

Keikut sertaan dalam Pelatihan, pembekalan, hanya untuk memenuhi persyaratan perusahaan, dan atau bukan yang berhak (pegawai yang dijadikan joki), dan atau tidak memenuhi syarat-syarat sebagai mana tersurat dalam buku pedoman.

InstrukturTata cara mengajar (transfer of knowledge) kepada peserta terlalu teoritis / tinggi, sehingga sulit untuk dicerna atau dimengerti oleh peserta didik, (tidak membumi). Kurang pengalaman lapangan (bukan praktisi), sehigga tidak atau kurang dapat memberikan contoh apa yang harus dikerjakan (must to do). Tempat Pembelajaran

Tempat belajar tidak representative, terlalu panas kurang sirkulasi udara, terlalu bising karena lokasi terletak dekat dengan airport / stasiun bus, terlalu bau menyengat karena lokasi dekat dengan pasar tradisional / pasar ikan.

Hal tersebut sangat mempengaruhi proses pembelajaran, akibatnya peserta kurang dapat konsentrasi belajar.

Laporan Tim Monitoring.

Dari hasil rekaman tim monitoring dan evaluasi, selanjutnya dituangkan kedalam laporan, yang intinya menggambarkan potret pelaksanaan penyelenggaraan pendidikan, pelatihan dan pembekalan. Dari laporan tim monitoring tadi selanjutnya perlu diadakan kajian, sebagai langkah perbaikan dan perubahan demi berhasilnya suatu pendidikan, pelatihan pembekalan usaha industri jasa konstruksi. BAB IV

PERTANGGUNG JAWABAN KEUANGAN

Petanggung jawaban keuangan terhadap penyelenggaraan akan pendidikan, pelatihan, pembekalan usaha industri jasa konstruksi, merupakan syklus akhir yang harus dibuat oleh panitia, secara tranparans, dan bertanggung jawab.

1.BERKAS / TANDA BUKTI PENGELUARAN

Setiap belanja pengeluaran, dalam pelaksanaan penyelenggaraan pendidikan, pelatihan, pembekalan usaha industri jasa konstruksi harus direkam dalam data pengeluaran, sebagai berkas /tanda bukti keuangan. Bentuk tanda bukti dapat berupa :

Kwitansi.Merupakan bukti pengeluaran yang syah akan penggunaan atau pemakaian biaya atas anggaran, yang dubuhi tanda tangan, meterai sesuai (ABM), setempel bila ada. Kwitansi dimaksud perlu dilengkapi degan nota, faktur, surat jalan, SPK, Kontrak (disesuaikan sesuai aturan perundangan).

Daftar PengeluaranDaftar pengeluaran, dibuat secara tabel, yang memuat atas pengeluaran biaya antara lain : Honorarium

Tabel untuk pembayaran honorarium dipilah pilah sesuai kebutuhan :

Instruktur / Tenaga pengajar

Memuat nama instruktur, materi yang diajarkan, jumlah jpl, honor per jpl, jumlah honor (perkalian jumlah jpl x satuan honor) potongan pajak, dan kolom penerimaan bersih, dan kolom tanda tangan.

Panitia penyelenggara.

Daftar penerimaan honor sebagai panitia penyelenggara dibuat uraian dalam kolom-kolom.

Dewan PengujiDaftar penerimaan honor selaku dewan penguji, uraian dibuat kolom-kolom, ketua dewan penguji, anggota.

Nara sumber

Daftar penerimaan hoor selaku nara sumber, uraian dibuat kolom-kolom, memuat nama, materi, satuan honor, jumlah dan tanda tangan.

Himpunan pengeluaran kecil-kecilan

Daftar penggunaan biaya pengeluaran, kecil-kecilan, dihimpun dijumlah, sebagai bukti pengeluaran.

Ongkos perjalanan.

Dibuat rincian dalam daftar ongkos perjalanan, dihitung sesuai peraturan yang berlaku, tentang transport, uang harian, bukti-bukti yang perlu dilampirkan, surat perintah perjalanan (dibuktikan dengan tanda tangan) pejabat yang dikunjungi.2. PENYUSUNAN PERTANGGUNG JAWABAN KEUANGAN

Setiap pengeluaran biaya , berapapun jumlahnya harus di pertanggung jawakan kepada pengguna anggaran atau penguasa pengguna anggaran atau kepada Pejabat pembuat komitmen dan atau kepada pemberi biaya.

Berkas atau tanda bukti pengeluaran di kumpulkan, dihimpun dan dijadikan satu dalam laporan keuangan sebagai bentuk pertanggung jawaban keuangan yang beragam, sesuai sumber dana penyelenggaraan yang di peroleh : Dana Pemerintah

Tata cara penyusunan pertanggung jawaban yang bersumber dari dana Pemerintah (APBN / APBD), mengikuti aturan atau perundangan yang berlaku. System SPP GU

Pejabat pembuat komitmen bersama bendaharawan mengajukan SPP GU (dulu UUDP atau beban sementara)ke Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara (KPKN) setelah disetujui maka Bendaharawan membayar kepada panitia sejumlah uang keperluan penyelenggaraan pelatihan. Panitia penyelenggara menyusun pertanggung jawaban keuangan kepada pejabat pembuat komitmen. System LS

Pejabat pembuat komitmen bersama Bendaharawan mengajukan berkas bukti pengeluaran SPP LS (system Langsung) ke KPKN ) untuk mentransfer uang kepada penyedia jasa melalui rekening bank, atas pengadaan barang/jasa keperluan pendidikan, pelatihan, pembekalan yang dilengkapi dengan lampiran SPK, Kontrak, Berita acara, kwitansi pembayaran, Faktur pajak dan lain-lain Dalam Penyelenggaraan pelatihan yang sering di LS kan adalah pembayaran untuk akomodasi (penginapan, makan,sewa ruang kelas, LCD, OHP, note bok computer). Dana Swasta

Dana penyelenggaraan pendidikan, pelatihan, pembekalan yang bersumber dari swasta, melalui beberapa cara antara lain dengan : Kerjasama operasional (KSO)

Kerja sama antara pihak swasta (badan usaha) atau asosiasi peusahaan dan atau asosiasoi profesi degan penyelenggara atau institusi pendidikan pelatihan jasa konstruksi, sesuai peraturan dan perudanng-undangan berlaku, yang tupoksi nya sebagai instansi yang bertanggung jawab terhadap pendidikan pelatihan jasa konstruksi. Tata cara penyusunan pertanggung jawab keuangan sesuai dengan aturan-aturan yang telah disepakati kedua belah pihak.

SwadanaSwadana, pendanaan secara pribadi atau perorangan peserta pelatihan, dengan mengurus sendiri secara aktif, pembayaran disetor ke KPKN kemudaian ditarik bendaharawan penerima sebagai biaya penyelenggaran sesuai pos yang telah ditentukan. Sedang cara membuat pertanggung jawaban sesuai dengan aturan swadana. Perelengkapan atau pealatan ( mes, LCD, note books) milik inventaris kantor penyelenggara, yang dihitung tarifnya sesuai daftar resmi.

Tata tata cara pelaksanaan penyelenggaraan pendidikan, pelatihan, pembekalan usaha industri jasa konstruksi. Terdapat 2 (dua) cara penyusunan pertanggung jawban. System swalelolaSystem swakelola, adalah suatu metode pelaksanaan penyelenggaraan dengan cara dikerjakan sendiri, antara lain untuk belanja pengadaan barang, mencari dan memilih instruktur, memilih tempat pelatihan, ruang kelas, penginapan, semua nya dilaksanakan oleh panitia penyelenggara sendiri. Sedang penyusunan pertanggung jawaban keuangan dilakukan dengan cara masing-masing pengeluaran sesuai pos yang telah ditentukan dalam DIPA apakah dana APBN / APBD. Pekerjaan swakelola untuk pendidikan, pelatihan, pembekalan biasanya yang bersumber dari dana pemerintah. Dana yang bersumber dari Swasta system pertanggung jawaban cukup dengan laporan penyelenggaraan, yang mencakup rincian biaya sesuai pos masing-masing. System KontrakSystem kontrak adalah metode penyelenggaran pendidikan, pelatihan, pembekalan, dengan cara diborongkan kepada penyedia jasa. Dalam SPK Pihak penyelenggara (pengguna jasa) memerintahkan kepada penyedia jasa untuk melaksanakan pekerjaan pendidikan, pelatihan, pembekalan dengan topik ditentukan oleh pengguna jasa. Diatur pasal demi pasal tentang : waktu, jumlah biaya, instruktur, system pembayaran, sangsi. peserta pelatihan., dan lain-lain. Tata cara pembayaran dengan progres kemajuan pelaksanaan dan Berita acara, contoh ( BPK.RI sebagai Pengguna jasa mengontrakan pekerjaan kepada MBT (PT. Mektan Babakan Tujuh)3. DANA HIBAH LUAR NEGRI

Dana Hibah luar negri, dana yang bersumber dari bantuan luar negri secara bilateral / multilateral, dan atau dana berupa pinjaman tanpa bunga, atau bunga rendah, dan atau bunga tinggi. Biasanya untuk kebutuhan peningkatan SDM, diberikan bantuan murni. Namun di Indonesia pernah dilakukan bantuan dengan cara Debt swap convertion, yaitu semua kegiatan dibayar dengan uang rupiah, setelah itu berapa biaya yang telah dikeluarkan untuk kebutuhan pendidikan jumlahnya dikalikan dua, kemudian dikonversi dengan mata uang asing (dari Negara sebagai lenders ) jumlah tadi untuk mengurangi hutang luar negri Indonesia. (contoh Negara Federasi Jerman memberikan kesempatan untuk pengurangan hutang LN Indonesia) dengan metode Debt Swap Convertion for education.

Dalam pelaksanaan penyusunan pertanggung jawaban keuangan dari dana bantuan luar negri, tergantung sumber dana dari Negara donor (Lenders), yang memiliki tata cara sendiri, dan berbeda-beda misal antara IBRD (bank dunia), ADB (asean development bank). aturan penyerapan dana ( Guide line for Withdrawal).

Tata cara penyusunan pertanggung jawaban keuangan serta system pengajuan bantuan luar negri secara umum sebagai berikut :

Pembayaran tidak langsung Sytem Pembayaran secara tidak langsung atau Reimbursement, atau dengan pre-financing yaitu biaya dibayar ditalangin dengan mata uang rupiah sebagai mana peraturan perundangan yang berlaku di Indonesia dari KPKN, selanjutnya BI mengajukan permintaan penggantian kepada Negara donor, dengan pembayaran yang dikonversi mata uang asing, metode ini disebut Pre financing Pembayaran langsungSystem pembayaran secara langsung, atau disbursement adalah pengajuan dari penyedia jasa , Kwitansi dilampiri Beriata Acara pembayaran, Kontrak, dan lampiran progress, diajukan langsung ke Negara donor (Lenders), setelah diteliti dan dinyatakan benar (approval), maka pembayaran akan dikirim ke BI (dengan mata uang asing) setelah itu BI mentransfer dengan mata uang rupiah ke Bank Penyedia jasa.

BAB VLEMBAR LATIHAN DAN DAFTAR SIMAK

Dalam modul Rencana Penyusunan Anggaran Pelatihan diberikan latihan sebagai bentuk pendalaman akan pengertian materi dimaksud, disamping itu juga memuat daftar simak (Ceck list) tentang urutan penyusunan aggaran.

1.LEMBAR LATIHAN.

A. Sumber dana dari Swasta murni Harap saudara susun rencana anggaran pelatihan MOT.. Sedang Penyelenggaran di daerah Irian Jaya barat, Kabupaten Nabire. Sumber dananya dari salah satu Asosiasi perusahaan, Jumlah peserta terdaftar dalam rekuitmen sebanyak 75 peserta, Bila diketahui :

1.Harga tiket Jakarta Biak Nabire sebesar Rp. 4.500.000,- (PP)

2.Instruktur dari pusat 3 orang , panitia pusat 2 orang

3.Instruktur Daerah 2 orang, panitia daerah 2 orang4.Honor instruktur Rp.150.000,- / JPL

5.Uang harian,honor panitia, Honor dewan penguji, penggandaan Materi, brosur, bio data, tas +ATK, Sewa Ruang kelas dll coba anda perkirakan sendiri.

6. Waktu pelaksanaan selama 6 hari kerja

Harap saudara hitung kira2 berapa kebutuhan biaya , urutkan tahapan demi tahapan, susun jadwal pelatihan, materi sama dengan pelatihan MOT sekarang jumlah modul, jumlah jpl.Kerjakan secara berkelompok

2.DAFTAR SIMAK PENYUSUNAN ANGGARAN PELATIHANContoh terlampir..PAGE 1

File : YT MANAGEMENT OF TRAINING / PUSBIN KPK DEPT.PU / 2007