materi mekanika tanah 1 - tegangan efektif

70
TEGANGAN EFEKTIF Materi Kuliah : Mekanika Tanah I Oleh : Tri Sulistyowati

Upload: saeful-bahri

Post on 14-Sep-2015

4.468 views

Category:

Documents


1.025 download

DESCRIPTION

Terzaghi (1923), memberikan prinsip tegangan efektif yang bekerja pada segumpal tanah. Prinsip ini hanya berlaku pada tanah yang jenuh sempurna.

TRANSCRIPT

  • TEGANGAN EFEKTIF

    Materi Kuliah : Mekanika Tanah I

    Oleh : Tri Sulistyowati

  • PRINSIP TEGANGAN EFEKTIF

    Terzaghi (1923), memberikan prinsip tegangan efektif yang bekerja

    pada segumpal tanah. Prinsip ini hanya berlaku pada tanah yang

    jenuh sempurna, yaitu :

    1. Tegangan normal total (s) pada suatu bidang di dalam massa

    tanah, yaitu tegangan akibat berat tanah total termasuk air dalam

    ruang pori, per satuan luas, yang arahnya tegak lurus.

    2. Tekanan pori (u), disebut juga dengan tekanan netral yang

    bekerja ke segala arah sama besar, yaitu tekanan air yang

    mengisi rongga di antara butiran padat

    3. Tegangan normal efektif (s') pada suatu bidang di dalam massa

    tanah, yaitu tegangan yang dihasilkan dari beban berat butiran

    tanah per satuan luas bidangnya.

    Hubungan dari ketiganya adalah :

    s = s + u

  • PRINSIP TEGANGAN EFEKTIF

    (a) Gaya antara butiran pada segumpal tanah.

    (b) Kontak antara butiran (Skempton, 1960)

  • PRINSIP TEGANGAN EFEKTIF

    Tegangan normal efektif atau tegangan vertikal efektif diartikan sebagai jumlah komponen P' di dalam luasan A, dibagi luas A,

    atau :

    Tegangan normal total diberikan oleh persamaan:

    Jika titik singgung dianggap terletak di antara butiran, tekanan air pori akan bekerja pada bidang di seluruh luasan A. Persamaan

    kesetimbangan dalam arah normal bidang AA, adalah :

    P = SP + u A

    atau

    Persamaan ini sama dengan :

    s = s + u atau s = s - u

    A

    'P'

    S=s

    A

    P=s

    uA

    'P

    A

    P

    S=

  • PRINSIP TEGANGAN EFEKTIF

    Tekanan air pori bekerja secara sama ke segala arah dan akan bekerja pada seluruh bidang permukaan butiran, tapi dianggap

    tidak mengubah volume butiran.

    Karena tegangan netral hanya dapat bekerja pada rongga pori, maka untuk memperoleh tegangan netral u harus dikalikan

    dengan luas rongga (A Ac), atau : P = SP + (A - Ac) u

    dengan A adalah luas kotor total dan Ac adalah luas kontak

    antara butiran. Bila Persamaan diatas dibagi dengan luas kotor A

    untuk memperoleh persamaan tegangan, maka

    dengan a adalah luas kontak antara partikel per satuan luas

    kotor tanah (Skempton, 1960).

    uA

    AcA

    A

    'P

    A

    P

    S= u

    A

    Ac1'

    s=s ua1' s=s

  • PRINSIP TEGANGAN EFEKTIF

    Tegangan efektif pada suatu lapisan tanah

    Muka tanah = muka air tanah

    P

    z

  • PRINSIP TEGANGAN EFEKTIF

    Tegangan vertikal total (sv), yaitu tegangan normal pada bidang horizontal pada kedalaman z akan sama dengan berat seluruh

    material (padat + air) per satuan luas ;

    sv = gsat z dengan z adalah kedalaman yang ditinjau, dan ysat adalah berat

    volume tanah jenuh.

    Tekanan air pori pada sembarang kedalaman akan berupa tekanan hidrostatis, karena ruang pori di antara butiran saling

    berhubungan. Karena itu, pada kedalaman z, tekanan air pori (u)

    adalah :

    u = gw z

    Tegangan vertikal efektif (sv ') pada kedalaman z adalah

    sv = sv - u = gsat z - gw z = (gsat - gw ) z = g z dengan g adalah berat volume tanah efektif atau berat volume tanah terendam

  • TEGANGAN EFEKTIF

    PADA TANAH TIDAK JENUH

  • KONDISI TANAH TIDAK JENUH

    Susunan tanah tak jenuh

    Kondisi di dalam tanah yang

    tidak jenuh adalah sebagai

    berikut :

    Pori-pori tanah terisi oleh air dan udara (S < 100%)

    Tegangan total pada suatu titik di dalam profil tanah

    terdiri dari :

    tegangan antar butiran, tegangan air pori, tegangan udara pori.

  • TEGANGAN EFEKTIF PADA TANAH TIDAK JENUH

    Tekanan air pori (uw) harus selalu lebih kecil daripada tegangan yang terjadi dalam udara (ua), akibat tarikan permukaan.

    Karena tanah tidak jenuh, pori udara akan membentuk saluran yang sambung-menyambung melalui ruang di antara butiran, sedang air pori

    akan terkonsentrasi pada daerah sekitar kontak antar partikel.

    Karena itu, sembarang bidang yang bergelombang yang ditarik mendekati mendatar, akan melewati bagian air dan bagian udara.

    Bishop (1955) memberikan persamaan hubungan tegangan total (s) dan tegangan efektif (s') untuk tanah tak jenuh sebagai berikut :

    s= s - ua + X (ua uw)

    dengan X adalah parameter yang ditentukan secara eksperimental,

    yang mempunyai hubungan secara langsung dengan derajat kejenuhan

    tanah. Sedang uW adalah tekanan air di dalam ruang pori dan ua adalah

    tekanan udara dalam pori.

    Untuk tanah jenuh (S=1) dan X = 1, dan untuk tanah kering sempurna (S=0) dan X = 0.

    Persamaan diatas akan sama dengan persamaan tegangan efektif pada tanah jenuh sempurna bila S = 1.

  • Hubungan antara parameter X dan derajad kejenuhan untuk tanah lanau Bearhead

    (menurut Bishop, Alpan, Blight dan Donald, 1960)

  • KENAIKAN KAPILER DALAM TANAH

    (a). Kenaikan air didalam kapiler

    (b) tekanan di sepanjang tinggi kenaikan air di dalam pipa kapiler

    (tekanan atmosfir diambil sebagai datum)

  • TEGANGAN EFEKTIF PADA TANAH TIDAK JENUH

    Ruang pori di dalam tanah yang berhubungan satu sama lain dapat berperilaku sebagai kumpulan tabung kapiler dengan luas penampang yang bervariasi

    Karena adanya gaya tarik permukaan, maka air mungkin akan naik sampai di atas permukaan garis freatik.

    Kenaikan air di dalam pipa kapiler (hc) dapat dituliskan :

    dimana :

    T = gaya tarik pada permukaan

    = sudut antara permukaan air yang melekat pada dinding pipa dengan dinding

    pipa kapiler

    d = diameter pipa kapiler

    gw = berat volume air.

    Dari persamaan diatas harga T, , dan gw adalah tetap, sehingga : hc 1/d

    Tekanan pada setiap titik di dalam pipa kapiler di atas permukaan air bebas adalah negatif jika dibandingkan dengan tekanan atmosfir; besarnya tekanan kapiler

    tersebut adalah h gw (di mana h = tinggi air di atas permukaan air bebas).

    wd

    cos 4Thc

    g

    =

  • TEGANGAN EFEKTIF PADA TANAH TIDAK JENUH

    Tegangan air pada suatu titik di dalam pipa kapiler diatas muka air tanah adalah negatif terhadap tegangan permukaan dan besarnya adalah :

    u = hc . gw

    dimana hc adalah tinggi air didalam pipa kapiler yang berada di atas muka

    air tanah.

    Tegangan air dibawah muka air tanah selalu positif dan besarnya adalah : u = Z . gw

    dimana Z adalah kedalaman dibawah muka air tanah.

    Tegangan air dibawah muka

    air tanah karena kapilaritas

  • Tinggi kenaikan kapiler dalam tanah non kohesif

    Jenis tanah

    Ukuran

    Butiran, D10

    (mm)

    Void Ratio hc

    (mm)

    Coarse gravel 0,82 0,27 6

    Sandy gravel 0,20 0,45 28

    Fine gravel 0,30 0,29 20

    Coarse sand 0,11 0,27 60

    Medium sand 0,02 0,57 120

    Fine sand 0,03 0,36 112

    Silt 0,006 0,94 180

  • Pengaruh kapiler pada tanah berpasir

    (a) tanah dalam silinder diletakkan bersentuhan dengan air

    (b). Variasi derajad kejenuhan tanah didalam silinder

  • PENGARUH KAPILER PADA TANAH BERPASIR

    Hazen (1930) memberikan perumusan untuk menentukan tinggi kenaikan air kapiler secara pendekatan, yaitu:

    Dengan :

    D10 = ukuran efektif (dalam mm)

    e = angka pori

    C = konstanta yang bervariasi dari 10 mm2 sampai dengan 50 mm2

    Kenaikan air kapiler adalah penting dalam pembentukan beberapa tipe tanah seperti caliche, yang dapat ditemui di padang pasir sebelah barat

    daya Amerika Serikat.

    Caliche adalah campuran antara pasir, lanau, dan kerikil yang diikat oleh endapan calcareous,

    Endapan calcareous tersebut dibawah ke permukaan tanah oleh air pada peristiwa kapiler, dan kemudian air menguap.

    Karena hujan turun sedikit sekali, maka karbonat tidak tercuci dari permukaan tanah dan terjadilah endapan calcareous di permukaan

    101

    De

    C)mm(h =

  • Rentang perkiraan kenaikan air kapiler

    Tipe Tanah Rentang kenaikan air kapiler

    (ft) (m)

    Pasir kasar 0,4 -0,6 0,12 - 0,18

    Pasir halus 1 - 4 0,30 - 1,20

    Lanau 2,5 - 25 0,76 - 7,6

    Lempung 25 - 75 7,60 - 23

  • TEGANGAN EFEKTIF DI DALAM ZONA

    KENAIKAN AIR KAPILER

    Seperti diketahui bahwa hubungan antara tegangan total, tegangan

    efektif dan tegangan air pori adalah sebagai berikut :

    s = s + u

    Tegangan air pori (u) pada suatu titik di dalam lapisan tanah yang

    jenuh oleh kapiler atau yang berada di dalam zona kapiler adalah :

    u = - gw hc

    Apabila kondisi jenuh sebagian (partly saturated) yang disebabkan

    oleh gaya kapiler terjadi maka tegangan airnya menjadi :

    dimana Sr adalah derajad kejenuhan

    h100

    Su wg

    =

  • TEGANGAN EFEKTIF PADA TANAH JENUH AIR

    TANPA REMBESAN

  • TEGANGAN EFEKTIF PADA TANAH JENUH AIR

    TANPA REMBESAN

    (a). Peninjauan teganan efektif untuk suatu

    tanah jenuh air di dalam tabung tanpa

    adanya rembesan;

    (b) gaya-gaya yang bekerja pada titik-titik

    sentuh butiran tanah pada ketinggian

    titik A .

  • TEGANGAN EFEKTIF PADA TANAH JENUH AIR

    TANPA REMBESAN

    Ditinjau suatu massa tanah jenuh air di dalam suatu tabung tanpa adanya rembesan air dalam segala arah.

    Tegangan total pada titik A dapat dihitung dari berat volume tanah jenuh air dan berat volume air di atasnya. Jadi :

    s = H gw + (HA H) gsat Dengan :

    s = tegangan total pada titik A

    gw = berat volume air

    gsat = berat volume tanah jenuh air

    H = tinggi muka air diukur dari permukaan tanah di dalam

    tabung

    HA = jarak antara titik A dan muka air.

  • TEGANGAN EFEKTIF PADA TANAH JENUH AIR

    TANPA REMBESAN

    Tegangan total, s, dapat dibagi dalam dua bagian: 1. Bagian yang diterima oleh air di dalam ruang pori yang

    menerus. Tegangan ini bekerja ke segala arah sama besar.

    2. Sisa dari tegangan total dipikul oleh butiran tanah padat

    pada titik-titik sentuhnya. Penjumlahan komponen vertikal

    dari gaya-gaya yang terbentuk pada titik-titik sentuh butiran

    tanah tersebut per satuan luas penampang melintang massa

    tanah dinamakan tegangan efektif (effective stress).

    Keadaan ini dapat dilihat dengan menggambar suatu garis yang berbelok-belok, yaitu garis a - a, melalui titik A; garis

    tersebut dibuat sedemikian rupa hingga hanya melalui titiktitik

    sentuh antara butiran tanah saja.

  • TEGANGAN EFEKTIF PADA TANAH JENUH AIR

    TANPA REMBESAN

    Misalkan P1, P2, P3, . . ., Pn adalah gaya-gaya yang bekerja pada titik-titik sentuh antara butiran tadi (Gambar b).

    Jumlah semua komponen vertikal gaya-gaya tersebut per satuan luas penampang adalah sama dengan tegangan efektif s, atau :

    Dimana P1(v) , P2(v) , P3(v) , .... P1n(v) adalah komponen vertikal dari P1, P2, P3, ..... Pn; dan A adalah luas penampang melintang massa tanah yang ditinjau

    Apabila as adalah luas penampang melintang titik-titik sentuh antara butiran (yaitu, as = al + a2 + a3 +...+ an), ruangan yang ditempati oleh air

    adalah (A - as). Jadi kita dapat menulis :

    Dimana :

    u = HA gw = tekanan air pori (yaitu tekanan hidrostatik pada titik A)

    as = as /A = bagian dari satuan luas penampang melintang massa tanah

    yang terletak pada titik-titik sentuh antara butiran.

    A

    P...PPP'

    )v(n)v(3)v(2)v(1 =s

    )'a1(u'

    A

    aAu' s

    s s=

    s=s

  • TEGANGAN EFEKTIF PADA TANAH JENUH AIR

    TANPA REMBESAN Harga dari as adalah sangat kecil dan untuk

    problema-problema praktisnya

    dapat diabaikan. Sehingga :

    s = s + u u dalam persamaan di atas dapat juga disebut sebagai tegangan netral.

    Masukkan harga s pada persamaan sebelumnya, sehingga :

    s = [H gw + (HA- H) gsat ] Hagw = (HA- H)( gsat - gw ) = tinggi tanah didalam tabung x g Dimana, g = gsat - gw disebut juga sebagai berat volume tanah terendam air (submerged unit weight).

    Jadi, dapat dilihat bahwa tegangan efektif pada titik A tidak tergantung pada

    tinggi air, H, di atas muka tanah yang terendam air.

    Prinsip tegangan efektif, pertama-tama dikembangkan oleh Terzaghi (1925, 1936). Skempton (1960) meneruskan ide Terzaghi tersebut dan kemudian dia

    memperkenalkan suatu hubungan antara tegangan total dan tegangan efektif

    dalam bentuk Persamaan di atas.

    Kesimpulannya, tegangan efektif adalah merupakan gaya per satuan luas yang dipikul oleh butir-butir tanah. Perubahan volume dan kekuatan tanah

    tergantung pada tegangan efektif dalam massa tanah. Makin tinggi tegangan

    efektif suatu tanah, makin padat tanah tersebut.

  • TEGANGAN EFEKTIF PADA TANAH JENUH AIR

    TANPA REMBESAN

    (a) Lapisan tanah di dalam silinder di mana tidak adanya rembesan; variasi dari

    (b) tegangan total, (c) tekanan air pori, (d) tegangan efektif terhadap

    kedalaman pada lapisan tanah yang terendam

  • TEGANGAN EFEKTIF PADA TANAH JENUH AIR

    DENGAN REMBESAN

  • TEGANGAN EFEKTIF PADA TANAH JENUH AIR

    DENGAN REMBESAN

    Tegangan efektif pada suatu titik di dalam massa tanah akan

    mengalami perubahan dikarenakan oleh adanya rembesan air

    yang melaluinya.

    Tegangan efektif ini akan bertambah besar atau kecil

    tergantung pada arah dari rembesan.

    Arah rembesan air, ada dua arah yaitu :

    1. arah rembesan air ke atas

    2. arah rembesan air ke bawah

  • TEGANGAN EFEKTIF PADA TANAH JENUH AIR

    DENGAN REMBESAN

    (a) Lapisan tanah di dalam silinder dengan rembesan arah ke atas; variasi dari

    (b) teganran total, (c) tekanan air pori, (d) tegangan efektif terhadap

    kedalaman pada lapisan tanah dengan rembesan arah ke atas

    REMBESAN AIR KE ATAS

  • TEGANGAN EFEKTIF PADA TANAH JENUH AIR

    DENGAN REMBESAN

    Gambar di atas menunjukkan suatu lapisan tanah berbutir di

    dalam silinder di mana terdapat rembesan air ke atas yang

    disebabkan oleh adanya penambahan air melalui saluran pada

    dasar silinder.

    Kecepatan penambahan air dibuat tetap.

    Kehilangan tekanan yang disebabkan oleh rembesan ke atas

    antara titik A dan B adalah h.

    Perlu diingat bahwa tegangan total pada suatu titik di dalam

    massa tanah adalah disebabkan oleh berat air dan tanah di

    alas titik yang bersangkutan.

  • TEGANGAN EFEKTIF PADA TANAH JENUH AIR

    DENGAN REMBESAN

    Perhitungan tegangan efektif pada titik A dan B adalah sebagai berikut

    Pada titik A :

    Tegangan total sA = H1 gw

    Tegangan air uA = H1 gw

    Tegangan efektif sA = 0

    Pada titik B :

    Tegangan total sB = H1 gw + H2 gsat

    Tegangan air uB = (H1 + H2 + h)gw

    Tegangan efektif sB = H2(gsat - gw) h gw = H2 g h gw

    Pada titik C :

    Tegangan total sC = H1 gw + z gsat

    Tegangan air uC = (H1 + z + [h/H2] z)gw = (H1 + z + i z) gw

    Tegangan efektif sC= sC - uC

    = z (gsat - gw) ([h/H2] z. gw)= z g ([h/H2].z.gw)

    sC= z g i . z . gw

  • TEGANGAN EFEKTIF PADA TANAH JENUH AIR

    DENGAN REMBESAN

    Catatan :

    Gradien hidrolik i, disebabkan oleh aliran air ke atas.

    Apabila kecepatan rembesan (seepage) bertambah secara

    perlahan, maka keadaan batas akan dicapai, yaitu :

    sC= z g icr . z . gw = 0

    dimana icr adalah gradien hidrolik dalam keadaan kritis, yaitu

    pada saat tegangan efektif sama dengan 0 ( sC = 0)

    Dalam keadaan seperti ini (sC= 0), stabilitas tanah menjadi

    hilang, pada umumnya keadaan ini dinamakan Boilling atau

    Quick condition

    wwcr

    '

    z

    'zi

    g

    g=

    g

    g=

  • TEGANGAN EFEKTIF PADA TANAH JENUH AIR

    DENGAN REMBESAN

    (a) Lapisan tanah di dalam silinder dengan rembesan arah ke bawah; variasi

    dari (b) teganran total, (c) tekanan air pori, (d) tegangan efektif terhadap

    kedalaman pada lapisan tanah dengan rembesan arah ke bawah

    REMBESAN AIR KE BAWAH

  • TEGANGAN EFEKTIF PADA TANAH JENUH AIR

    DENGAN REMBESAN Keadaan di mana terdapat rembesan air ke bawah dapat dilihat dalam

    Gambar di atas.

    Ketinggian air di dalatm silinder diusahalcan tetap; hal ini dilakukan

    dengan cara mengatur penambahan air dari atas dan pengaliran air ke

    luar melalui dasar silinder.

    Gradien hidrolik yang disebabkan oleh rembesan air ke bawah adalah

    sama dengan i = h/H2.

    Tegangan total, tekanan air pori, dan tegangan efektif pada titik C

    adalah :

    Pada titik C :

    Tegangan total sC = H1 gw + z gsat

    Tegangan air uC = (H1 + z - [h/H2] z)gw = (H1 + z - i z) gw

    Tegangan efektif sC= sC - uC

    = (H1 gw + z gsat ) (H1 + z i z) gw

    sC= z g + i . z . gw

  • GAYA REMBESAN (SEEPAGE FORCE)

  • Gaya yang disebabkan oleh (a). Tanpa rembesan; (b). Rembesan arah

    ke atas; (c) Rembesan arah ke bawah pada suatu volume tanah

  • GAYA REMBESAN (SEEPAGE FORCE) Aliran air dalam tanah (seepage) dapat menyebabkan bertambah atau

    berkurangnya harga dari tegangan efektif, seperti dijelaskan sebagai berikut :

    1. Tidak ada rembesan

    Harga dari tegangan efektif pada suatu titik di dalam tanah dengan

    kedalaman z, dimana tidak ada aliran air, maka :

    s= z (gsat - gw) = z g

    Gaya rembesan yang bekerja pada bidang seluas A adalah :

    P1 = z g A

    2. Ada rembesan dengan arah ke atas

    Tegangan efektif : s= z g i z gw

    Gaya rembesan : P2 = (z g i z gw) A

    Berkurangnya total gaya rembesan akibat adanya rembesan ke arah atas :

    P1- P2 = z g A - (z g i z gw) A = i . z . gw A

    Gaya rembesan persatuan volume :

    Konsep tentang gaya rembesan ini dapat digunakan secara efektif untuk

    mendapatkan angka keamanan terhadap heave pada daerah hilir suatu

    bangunan air.

    ww21 i

    ZA

    Ai.z.

    tanah volume

    'P'Pg=

    g=

  • GAYA REMBESAN (SEEPAGE FORCE)

    3. Ada rembesan dengan arah ke bawah

    Sama dengan gaya rembesan untuk arah rembesan ke atas, maka

    untuk rembesan air ke arah bawah, gaya rembesnya per satuan

    volume tanah adalah i gw

    Kesimpulan :

    Gaya rembesan per satuan volume tanah adalah sama dengan i gw ,

    dan untuk tanah isotropik gaya rembesan tersebut, bekerja searah

    dengan arah rembesan.

    Pernyataan ini ternyata benar untuk aliran dalam segala arah.

    Jaringan aliran dapat digunakan untuk menentukan gradien hidrolik

    di setiap titik, dan juga dapat digunakan untuk menghitung gaya

    rembesan per satuan volume tanah.

    Konsep gaya rembesan ini dapat secara efektif digunakan untuk

    menentukan faktor keamanan dalam pencegahan terhadap "heave"

    (pengerahan tanah ke atas) pada daerah hilir dari suatu bangunan

    air

  • PENGARUH GAYA REMBESAN (SEEPAGE FORCE)

    PADA TEGANGAN EFEKTIF

    Tegangan efektif akibat gaya rembesan

  • PENGARUH GAYA REMBESAN (SEEPAGE FORCE)

    PADA TEGANGAN EFEKTIF

    Jika air mengalir dengan gradien hidrolik tertentu di dalam tanah, seperti yang

    diperlihatkan dalam gambar di atas, maka pengaruh perbedaan tinggi tekanan

    akan menimbulkan gaya pada butiran tanah. Arah gaya rembesan ini searah

    dengan aliran.

    Ditinjau kondisi aliran air di dalam tanah, seperti pada gambar. Akan dihitung

    tegangan efektif yang bekerja pada titik A, akibat pengaruh gaya rembesan, di

    mana arah alirannya divariasikan.

    Pada kasus (a), tanah menderita gaya rembesan ke atas. Tegangan efektif

    pada titik A, adalah :

    s= h1 gw + z gsat - z gw - (h1 + Dh) gw atau s= z g - Dh gw

    Pada kasus (b), karena tidak ada gaya rembesan (Dh = 0), maka tegangan efektif pada titik A, adalah :

    s= z gsat - z gw atau s= z g Pada kasus (c) terjadi aliran arah ke bawah dengan tinggi tekanan air sebesar

    -(h1 + z). Tegangan efektif pada titik A, adalah :

    s= z g - [- (h1 + z) ] gw atau s= h1 gw + z gsat dengan gsat adalah berat volume tanah jenuh, gw adalah berat volume air, dan

    g' adalah berat volume tanah terendam.

  • PENGGELEMBUNGAN (HEAVE) PADA TANAH YANG

    DISEBABKAN OLEH REMBESAN DI SEKELILING TURAP

  • (a). Pemeriksaan terhadap penggelembungan (heave) yang terjadi pada bagian

    hilir dari turap yang dipancang sampai dengan lapisan tanah tembus air;

    (b). pembesaran daerah penggelembunngan

  • Jaring aliran rembesan air di sekitar turap yang dipancang

    sampai dengan lapisan tanah tembus air

  • PENGGELEMBUNGAN (HEAVE) PADA TANAH YANG DISEBABKAN

    OLEH REMBESAN DI SEKELILING TURAP

    Gaya rembesan per satuan volume tanah dapat dihitung untuk

    memeriksa kemungkinan keruntuhan suatu turap di mana

    rembesan dalam tanah mungkin dapat menyebabkan peng-

    gelembungan (heave) pada daerah hilir.

    Setelah melakukan banyak model percobaan, Terzaghi (1922)

    menyimpulkan bahwa penggelembungan pada umumnya terjadi

    pada daerah sampai sejauh D dari turap (di mana D adalah

    kedalaman pemancangan turap).

    Oleh karena itu, kita perlu menyelidiki kestabilan tanah di

    daerah luasan [D x D] di depan turap seperti yang

    ditunjukkan dalam Gambar di atas.

  • PENGGELEMBUNGAN (HEAVE) PADA TANAH YANG DISEBABKAN

    OLEH REMBESAN DI SEKELILING TURAP

    Faktor keamanan untuk mencegah terjadinya penggelembungan

    dapat dituliskan :

    Dimana :

    FS = faktor keamanan

    W = berat tanah basah di daerah gelembung per satuan lebar turap

    W= (D x D) x (gsat gw) = D2 g

    U = gaya angkat yang disebabkan oleh rembesan pada tanah dengan

    volume yang sama

    U = (D x D) = volume tanah x (irata-rata . gw) = D2 x irata-rata x gw

    Dengan memasukkan harga W dan U, maka :

    U

    'WFS =

    wratarata .i

    'FS

    g

    g=

  • CONTOH SOAL DAN PENYELESAIAN

  • CONTOH SOAL - 1

    Suatu lapisan tanah berbutir di lapangan ditunjukkan dalam gambar.

    Gambarlah variasi antara tegangan total, tekanan air pori, dan tegangan efektif

    dengan kedalaman. Untuk tanah berbutir, diketahui e = 0,5 dan GS (berat

    spesifik) = 2,65.

  • PENYELESAIAN SOAL - 1

    PERHITUNGAN BERAT VOLUME TANAH

    Lapisan tanah a b

    Lapisan tanah b c

    Lapisan tanah c d

    3wdry m/kN331,17

    50,01

    81,9x65,2

    e1

    sG=

    =

    g=g

    3wmoist m/kN966,18

    50,01

    81,9)]50,0x50,0(65,2[

    e1

    )e.Ss(G=

    =

    g=g

    3wsat m/kN601,20

    50,01

    81,9)]50,0x1(65,2[

    e1

    )e.Ss(G=

    =

    g=g

  • PENYELESAIAN SOAL 1 (Lanjutan.....)

    Titik Tegangan total, s

    (kN/m2)

    Tegangan air pori, u

    (kN/m2)

    Tegangan efektif, s

    (kN/m2)

    Titik a 0 0 0

    Titik b 2 X 17,331

    = 34,662

    Sedikit di atas titik b = 0

    Sedikit di bawah titik b

    = - 0,50 x 9,81 x 1

    = - 4,905

    34,662

    39,567

    Titik c 34,662 + (1 x 18,996)

    = 53,658

    0 53,658

    Titik d 53,658 + (2 x 20,601)

    = 94,860

    2 x 9,81 = 19,62 75,240

    PERHITUNGAN TEGANGAN

  • PENYELESAIAN SOAL 1 (Lanjutan.....)

    GAMBAR TEGANGAN TOTAL, TEGANGAN AIR PORI DAN TEGANGAN EFEKTIF

  • CONTOH SOAL - 2

    Lapisan tanah lempung setebal 6 m, diapit oleh dua lapisan kerikil.

    Tebal lapisan kerikil sebelah atas lempung 6 m. Muka air tanah terletak

    2 m di bawah permukaan kerikil. Diketahui:

    kerikil : n = 0,35; GS = 2,66

    lempung : gsat = 15,70 kN/m3.

    a. Tentukan tegangan efektif pada sisi atas dan bawah dari lapisan

    lempung.

    b. Bila muka air tanah turun mendadak sebesar 3 m dari muka air

    sebelumnya, hitung tegangan total dan tegangan efektif pada sisi

    atas dan bawah lapisan lempung untuk waktu jangka pendek dan

    jangka panjang.

    c. Gambarkan diagram tegangan yang menunjukkan perubahan

    besarnya tegangan efektif dari jangka pendek ke jangka penjang

  • CONTOH SOAL 2 (Lanjutan.....)

  • PENYELESAIAN SOAL - 2

    Menghitung besarnya gsat dan gd dari lapisan kerikil

    (a) Keadaan sebelum penurunan muka air tanah.

    Pada sisi atas lapisan lempung (titik A) :

    sA = ( 2 x 16,95 ) + ( 4 x 20,38) = 115,42 kN/m2

    sA = sA - uA = 115,42 - (4 x 9,81) = 76,18 kN/m2

    Pada sisi bawah lapisan lempung (titik B)

    sB = (115,42 ) + ( 6 x 15,70) = 209,62 kN/m2

    sB = sB - uB = 209,62 - (10 x 9,81) = 111,52 kN/m2

    54,035,01

    35,0

    n1

    ne =

    =

    =

    3wd m/kN95,16

    54,01

    81,9x66,2

    e1

    Gs=

    =

    g=g

    3wsat m/kN38,20

    54,01

    81,9x)54,066,2(

    e1

    )eGs(=

    =

    g=g

  • PENYELESAIAN SOAL 2 (Lanjutan.....) (b) Keadaan sesudah penurunan muka air

    (i) Untuk jangka waktu pendek atau kondisi tak terdrainase (undrained).

    Dalam jangka waktu pendek, akibat adanya penurunan muka air

    tanah pada lapisan kerikil, terjadi tambahan beban oleh berat lapisan

    kerikil yang semula terendam air menjadi tidak terendam.

    Tekanan air pori mula-mula pada titik A sebesar uA = 4 x gW = 39,24

    kN/m2 dan pada titik B sebesar uB = (4 + H2) gW = 98,1 kN/m2, akan

    turun berangsur-angsur sampai mencapai tekanan pori yang baru,

    yaitu pada kondisi setelah muka air turun 3 m (yaitu: uA = 9,81 kN/m2

    dan uB = 68,67 kN/m2).

    Waktu yang dibutuhkan untuk penurunan tekanan air pori sebagai

    akibat menghamburnya air keluar dari lapisan lempung ke lapisan

    kerikil, memerlukan waktu yang lama. Hal ini disebabkan oleh

    permeabilitas tanah lempung yang sangat kecil. Oleh karena itu,

    dalam jangka waktu yang pendek atau waktu t = 0, relatif belum ada

    penghamburan tekanan air pori dari lapisan lempung. Karena ada

    tambahan beban dari lapisan kerikil akibat penurunan air, maka

    tekanan air pori pada tanah lempung akan bertambah sebesar

    tambahan beban.

  • PENYELESAIAN SOAL 2 (Lanjutan.....)

    Sehingga pada jangka pendek tekanan air pori pada tanah lempung akan

    sebesar :

    uAtotal = uA + Ds' dan uBtotal = uB + Ds'

    dengan Ds adalah tambahan tegangan oleh lapisan kerikil dari kondisi

    terendam menjadi tidak terendam.

    Jadi, dalam jangka pendek kondisi pembebanan identik dengan pembebanan

    pada kondisi tak terdrainase (undrained), yaitu tegangan efektif tetap atau

    tidak berubah, karena tambahan tekanan akibat beban akan sama dengan

    tambahan tekanan air pori (Du = Ds').

    Untuk menghitung besarnya tambahan tegangan, ditinjau tegangan efektif

    pada titik A.

    Telah dihitung tegangan efektif pada titik A mula-mula sA' = 76,18 kN/m2.

    Setelah penurunan muka air sedalam 3 meter:

    DsA' = 1 - (20,38 - 9,81) + 5 x 16,95 = 95,32 kN/m2.

    Selisih tegangan efektif :

    DsA' = 95,32 - 76,18 = 19,14 kN/m2.

  • PENYELESAIAN SOAL 2 (Lanjutan.....)

    Jadi, segera setelah penurunan muka air, akan terjadi tambahan tekanan

    air pori sebesar Du = DsA = 19,14 kN/m2.

    Tegangan total pada titik A (dengan sA' = 76,18 kN/m2), adalah :

    sA = sA' + (uo + Du) =76,18 + [(4x 9,81)+19,14] = 134,56 kN/m2

    Tegangan total pada titik B ( dengan sB' = 111,52 kN/m 2) :

    sB = sB' + (uo + Du) =111,52+ [(10 x9,81)+19,14] = 228,76 kN/m2

    (ii) Untuk kondisi jangka panjang atau kondisi terdrainase (drained),

    Dianggap kelebihan tekanan air pori nol. Pada keadaan ini, tekanan air pori

    sama dengan tekanan hidrostatis, yaitu tekanan air sebesar tinggi muka air

    tanahnya.

    pada titik A:

    sA = 5 gd + 1 gsat = (5 x 16,95) + (1 x 20,38) = 105,13 kN/m2

    uA = 1 gw= 1 x 9,81 = 9,81 kN/m2

    sA' = sA - uA = 105,13 - 9,81 = 95,32 kN/m2

    pada titik B:

    sB = sA + H2 gsat = 105,13 + (6 x 15,70) = 199,33 kN/m2

    uB = 7 gW = 7 x 9,81 = 68,67 kN/m2

    sB' = sB - uB = 199,33 - 68,67 = 130,66 kN/m2

  • PENYELESAIAN SOAL 2 (Lanjutan.....)

    Gambar diagram tegangan

    (a) Kondisi awal sebelum muka air turun

    (b) Kondisi jangka pendek setelah muka air turun

    (c) Kondisi jangka panjang setelah muka air turun

  • CONTOH SOAL - 3

    Lapisan tanah lempung setebal 7 m terletak di atas lapisan tanah pasir setebal 4 m.

    Dalam lapisan pasir terdapat tekanan artesis setinggi 8 m. Kalau lempung mempunyai

    berat volume jenuh 19,62 kN/m3 dan dianggap dalam keadaan jenuh seluruhnya,

    hitung tegangan efektif di titik P dan hitung pula kedalaman galian maksimum pada

    tanah lempung sehingga terhindar dari bahaya tanah mengapung. Diketahui pula berat

    volume jenuh tanah pasir = 18,15 kN/m3

  • PENYELESAIAN SOAL - 3

    Tegangan efektif di titik P :

    sp' = h1 gsat - h gw = (7 x 19,62) (8 x 9,81) = 58,86 kN/m2

    Misalkan kedalaman galian = H

    Pengurangan tekanan akibat tanah galian = H gsat = H x 19,62 = 19,62 H

    Tekanan tanah setebal 7 m = h1 x gsat = 7 x 19,62 = 137,34 kN/m2

    Pada kondisi kritis, tekanan artesis = tekanan lapisan lempung tersisa.

    Maka dapat dibentuk persamaan sebagai berikut :

    h gw = 137,34 19,62 H

    (8 x 9,81) = 137,34 19,62 H

    H = 3 meter

    Jadi, kedalaman galian maksimum agar tak terjadi bahaya tanah

    mengapung adalah 3 m.

    Dapat pula diselesaikan dengan cara sebagai berikut :

    Pada titik P:

    sp' = (7 - H) gsat - u = (7- H) 19,62 - (8 x 9,81) = 58,86 - 19,62 H

    Pada kondisi kritis sp' = 0, maka :

    0 = 58,86 - 19,62 H

    H = 3 meter

  • CONTOH SOAL - 4

    Profil tanah seperti pada gambar, hitung tegangan total, tekanan air pori dan

    tegangan efektif pada titik-titik A, B, C, dan D, jika diketahui pasir dengan GS =

    2,65, e = 0,45, dan lempung GS = 2,72 dan e = 1,2.

  • PENYELESAIAN SOAL 4 (Lanjutan.....)

    Untuk Tanah Pasir

    Di atas muka air tanah dianggap dalam kondisi kering, maka :

    Untuk Tanah Lempung

    Kedudukan muka air tanah menunjukkan lempung dalam kondisi jenuh.

    Tapi perlu diingat bahwa walaupun tanah lempung berada di atas muka air

    tanah, Iempung juga dapat dalam kondisi jenuh. Hal ini karena pengaruh

    tekanan kapiler, sehingga air terisap ke atas melebihi ketinggian air tanah.

    Selanjutnya perlu dihitung berat volume jenuh lempung

    3wd m/kN93,17

    45,01

    81,9x65,2

    e1

    Gs=

    =

    g=g

    3wsat m/kN48,17

    2,11

    81,9x)2,172,2(

    e1

    )eGs(=

    =

    g=g

    3wsat m/kN67,781,948,17' ==gg=g

  • PENYELESAIAN SOAL 4 (Lanjutan.....)

    Titik Tegangan total, s

    (kN/m2)

    Tegangan air pori, u

    (kN/m2)

    Tegangan efektif, s

    (kN/m2)

    Titik A sA = 0 uA = 0 sA' = sA - uA = 0

    Titik B sB = 4 x gd = 4 x 17,93 = 71,72

    uB = 0 sB' = sB - uB

    = 71,72 - 0 = 71,72

    Titik C sC = sB + (5 x gsat)

    = 71,72 + (5 x 17,48)

    = 159,12

    uC = 5 x gw = 5 x 9,81

    = 49,05

    sC' = sC - uC

    = 159,12 - 49,05

    = 110,07

    Titik D sD = sC + (5 x gsat)

    = 159,12 + (5 x 17,48)

    = 246,52

    uD = 10 x gw = 10 x 9,81

    = 98,1

    sD' = sD - uD

    = 246,52 98,1

    = 148,42

    PERHITUNGAN TEGANGAN

  • CONTOH SOAL - 5 Profil tanah seperti yang terlihat pada gambar. Tanah pasir dengan berat volume

    kering 17,66 kN/m3 dan berat volume jenuh 19,62 kN/m3. Tanah lempung

    dengan berat volume basah gb = 15,70 kN/m3 dan gsat = 17,46 kN/m

    3. Akibat

    hujan, air menggenang setinggi 1 m di atas permukaan tanah pasir. Hitung

    tegangan total dan tegangan afektif pada titik A, B, dan C, sebelum dan sesudah

    hujan

  • PENYELESAIAN SOAL 5

    Air genangan akan menyebabkan tanah pasir berkurang berat volumenya,

    yaitu menjadi berat volume terendamnya. Besarnya berat volume efektif :

    g = (gsat - gw ) = 19,62 - 9,81 = 9,81 kN/m3

    Untuk tanah lempung, karena permeabilitasnya yang kecil, dalam waktu yang

    pendek diperkirakan air hujan hanya meresap pada bagian kecil dari lapisan

    atasnya. Jadi, dalam hal ini berat volumenya dapat dianggap tetap. Hitungan

    tegangan total dan tegangan efektif adalah sebagai berikut :

    (a) Sebelum hujan.

    Di titik A : sA = sA ' = 2 x gd = 2 x 17,66 = 35,32 kN/m2

    Dl titik B : sB = sB =(2 X gd)pasir+ (5 X gb)lempung

    = 2 x 17,66 + 5 x 15,70 = 113,82 kN/m2

    (Tanah lempung di atas muka air tanah dianggap tak jenuh air)

    Di titik C : sC = (2 x gd)pasir + (10 gb b + 2 gsat)lempung

    = (2 x 17,66) + [(10 x 15,70) + (2 x 17,46)] = 227,24 kN/m2

    sC= sC - u = 227,24 (2 x 9,81) = 207,62 kN/m2

  • PENYELESAIAN SOAL 5 (Lanjutan.....)

    (b) Sesudah hujan dan air menggenang.

    Di titik A : sA = (2 x gsat ) + (1 x gw)

    = (2 x 19,62) + (1 x 9,81) = 49,05 kN/m2

    sA = sA - u = 49,05 (3 x 9,81) = 19,62 kN/m2

    Dl titik B : sB = (1 x gw)air + (2 X gsat)pasir+ (5 X gb)lempung

    = (1 x 9,81) + (2 x 19,62) + (5 x 15,70) = 127,55 kN/m2

    sB = sB = 127,55 kN/m2

    Di titik C : sC = (1 x gw) air + (2 X gsat)pasir+ (10 gb + 2 gsat)lempung

    = (1 x 9,81) + (2 x 19,62) + [(10 x 15,70) + (2 x 17,46)]

    = 240,97 kN/m2

    sC= sC - u = 240,47 - 2 x 9,81 = 221,35 kN/m2

  • CONTOH SOAL - 6 Lapisan lempung berlanau dengan tebal 8 m, terletak di atas lapisan kerikil yang

    menderita tekanan artesis. Sebuah pipa ditancapkan dalam lapisan kerikil, air naik ke

    atas sampai mencapai 2 m di atas permukaan lapisan lempung yang mempunyai berat

    jenis 2,7, kadar air 40 %, dan angka pori e = 1,1. Sebuah fondasi dengan kedalaman 2 m

    direncanakan akan dibangun pada lapisan lempung. Tekanan pada dasar fondasi adalah

    merata sebesar 150 kN/m2.

    Hitunglah faktor aman terhadap bahaya mengapung pada saat akhir penggalian dan

    sesudah fondasi dibangun penuh.

    Hitung pula debit rembesan lewat lapisan lempung jika koefisien permeabilitas

    lempung k = 3 x 10 -6 m/detik.

  • PENYELESAIAN SOAL 6

    Lempung

    Berat lapisan lempung yang tidak tergali untuk fondasi per satuan luas :

    6 x gb x 1 = 6 x 17,66 x 1 = 105,96 kN.

    Keadaan saat akhir penggalian (tanpa beban fondasi),

    Di titik A, gaya tekanan ke atas oleh tekanan artesis per satuan luas

    = 10 x gW x 1 = 98,1 kN.

    Faktor aman :

    Kondisi setelah beban fondasi bekerja penuh sebesar 150 kN/m2

    Berat fondasi persatuan luas = 150 x 1 = 150,00 kN

    Berat sisa lapisan lempung per satuan luas = 105,96 kN

    Gaya ke bawah = 255,96 kN

    Faktor aman terhadap bahaya mengapung :

    3wb m/kN66,17

    1,11

    81,9x)4,01(7,2

    e1

    )w1(Gs=

    =

    g=g

    08,11,98

    96,105

    ataskeGaya

    baw ahkeGayaamanFaktor ===

    61,21,98

    96,255

    ataskeGaya

    baw ahkeGayaamanFaktor ===

  • PENYELESAIAN SOAL 6 (Lanjutan.....)

    Untuk hitungan debit rembesan lewat lapisan lempung, dianggap letak muka

    air tanah di permukaan tanah lempung.

    Tinggi tekanan air di lapisan lempung = 8 m

    Tinggi tekanan air di lapisan kerikil= 10 m

    Tinggi energi tekanan air yang hilang = 10 - 8 = 2 m

    Debit rembesan q = kiA ; dengan i = DhlL = 2/8

    Ditinjau debit tiap satuan luas:

    q = (3 x 10-6 ) x (2/8) x (1 x 3600 x 24 X 365) = 23,7 m3/tahun per m2 luas.

  • CONTOH SOAL - 7 Gambar berikut menunjukkan suatu jaringan aliran rembesan air di sekitar turap

    yang dipancang sampai dengan lapisan tanah tembus air. Hitung faktor

    keamanan agar tidak terjadi penggelembungan pada daerah hilir. Diberikan gsat

    untuk lapisan tanah tembus air = 112,32 lb/ft3.

  • PENYELESAIAN SOAL 7

    Luas zona penggelembungan yang ditinjau adalah

    20 ft x 10 ft.

    Dengan melalui tanah yang ditinjau tersebut dapat

    dihitung sebagai berikut:

    Pada titik b, tinggi energi dorong = 3/6 (H1 H2)

    Pada titik c, tinggi energi dorong = 1,6/6 (H1 H2)

    Dengan cara yang sama, diperoleh hasil

    perhitungan tinggi energi dorong untuk titik-titik

    pertengahan di sepanjang bc.

    Tinggi kehilangan energi rata-rata di dalam prisma

    tanah yang ditinjau adalah 0,36 (H1 H2) dan

    gradien hidrolik rata-rata adalah :

    Faktor keamanan terhadap penggelembungan

    (heave) :

    D

    )HH(36,0i 21ratarata

    =

    78,14,62x)530(36,0

    20x)4,6232,112(

    )HH(36,0

    D'

    xi

    'FS

    w21wratarata

    =

    =

    g

    g=

    g

    g=