materi makalah msdm strategik
TRANSCRIPT
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA STRATEJIK MAKALAH
diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen SDM Stratejik
Dosen pengampu Ade Fauji,SE, MM.
Oleh
Rijal 11131702
kelas : 6B - MSDM
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI BINA BANGSA
2016
Kata Pengantar
Segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT serta shalawat
dan salam kami sampaikan hanya bagi tokoh dan teladan kita Nabi Muhammad
SAW. Banyak nikmat Allah SWT yang telah di berikan kepada kita semua baik
nikmat iman maupun nikmat islam dan nikmat sehat, sehingga oleh karenanya
penulis dapat menyelesaikan tugas kuliah ini dengan baik dan tepat
waktu. Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk
memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen pada mata kuliah
Manajemen SDM Strategik.
Dalam proses penyusunan tugas ini penulis menjumpai hambatan, namun
penulis tetap semangat untuk menyelesaikan tugas ini untuk menjadi lebih baik
dan menjadi lebih paham dalam materi yang akan di pelajari. Dengan waktu yang
singkat penulis mencoba untuk memaksimalkan tugas ini agar makalah ini bisa
mendapatkan hasil yang diinginkan oleh penulis. Penulis menyadari bahwa dalam
makalah ini masih banyak kekurangan dan kehilafan, oleh karena itu penulis
kepada dosen khususnya penulis mengharapkan saran dan kritiknya demi
kesempurnaan makalah ini.
Segala sesuatu yang salah datangnya hanya dari manusia dan seluruh hal yang
benar datangnya hanya dari agama berkat adanya nikmat iman dari Allah SWT,
meski begitu tentu tugas ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu segala
saran dan kritik yang membangun dari dosen sangat penulis harapkan demi
perbaikan pada tugas selanjutnya..
Serang, 08 Juni 2016
Penulis
i
Daftar Isi
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
Bab I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan Masalah 2
Bab II
Pembahasan
2.1 MSDM Stratejik 3
2.2 Lingkungan External & Global serta SDM 6
2.3 Analisis Pekerjaan & Rancangan Pekerjaan 8
2.4 Perencanaan Pekerjaan SDM 14
2.5 Analisis Kebutuhan SDM 20
2.6 Rekruitmen & Seleksi 27
2.7 Teknik Wawancara 32
2.8 Pelatihan & Pengembangan 35
2.9 Orientasi,Penempatan & PHK 38
2.10 Perencanaan & Pengembangan Karier 40
2.11 Manajemen Kompensasi 42
2.12 Penilaian Kinerja 45
Bab III
Penutup
3.1 Daftar Pustaka 50
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Dalam suatu organisasi Sumber Daya Manusia merupakan faktor yang paling
penting, maka dapat kita lihat kenyataannya, ada organisasi atau perusahaan yang
memiliki Teknologi, Prosedur kerja dan Struktur organisasi yang sama, tetapi
dinamika atau mobilitas organisasi atau perusahaan yang satu dengan yang lain
berbeda- beda.
Adanya mobilitas atau dinamika yang rendah tersebut tentunya sangat tidak
diharapkan oleh siapapun, apalagi diera globalisasi dimana terjadi persaingan
yang sangat ketat, maka organisasi yang berkinerja rendah akan digilas oleh
kompetitor atau pesaing. Bila organisasi yang tergilas oleh kompetitor tersebut,
tetap juga tidak melakukan perubahan, maka tidak mustahil organisasi tersebut
berada pada kondisi yang kritis, bahkan lebih mendekati kehancuran.
Secara makro bebrapa negara di dunia ini banyak yang berhasil menjadi
negara industri dan negara maju, kemajuan yang luar biasa tersebut bukan karena
mereka memiliki sumber daya alam yang melimpah, tetapi mereka unggul dalam
hal Sumber Daya Manusia (SDM).
Keberadaan sumber daya alam yang melimpah namun produktivitas
manusianya rendah, maka ketersediaan sumber daya alam yang banyak tersebut
tidak akan mampu memberikan kontribusinya yang maksimal untuk manusia.
Sebaliknya jika produktivitas tinggi, walaupun sumber daya alam kurang
mendukung, namun mampu membawa organisasi atau sebuah negara.
2
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.2.1 Apa yang di maksud dengan pengertian dan peranan MSDM Strategi ?
1.2.2 Bagaimana implementasi MSDM di perusahaan ?
1.2.3 Apa sajakah hal – hal yang ada di MSDM Strategi ?
1.3 TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.3.1 Untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Manajemen SDM strategik.
1.3.2 Untuk mengetauhi peranan MSDM Strategi.
1.3.3 Untuk mengetahui implementasi MSDM Strategi.
1.3.4 Untuk mengetahui hal – hal yang ada di MSDM Strategi.
3
BAB IIPEMBAHASAN
2.1 MSDM STRATEGI
Strategi adalah rencana jangka panjang perusahaan untuk
menyeimbangkan kekuatan dan kelemahan internalnya dengan kesempatan dan
ancaman eksternalnya dalam rangka mempertahankan keunggulan bersaing.
Strategi dapat juga diartikan sebagai cara mengerjakan sesuatu untuk mencapai
tujuan tertentu, yang mencakup formulasi tujuan dan kumpulan rencana kegiatan,
sebagai upaya meningkatkan daya saing dalam mengelola organisasi untuk
menghadapi lingkungan yang kompetitif. Rumusan strategi adalah perumusan
dari misi perusahaan, tujuan dan sasaran termasuk rencana kegiatan untuk
mencapai tujuan dan sasaran, yang secara eksplisit mempertimbangkan aspek
persaingan dan pengaruh kekuatan faktor lingkungan.Manajemenstrategic
(management strategic) adalah “Sejumlah keputusan dan tindakan yang
mengarah pada penyusunan suatu strategi atau sejumlah strategi yang efektif
untuk membantu mencapai sasaran perusahaan”. Proses manajemen strategic
( management strategic process) adalah “cara dengan jalan mana para
perencana strategi menentukan sasaran dan mengambil keputusan”. Keputusan
strategis ( strategic decision) adalah “sarana untuk mencapai tujuan akhir.
Keputusan ini mencakup ruang lingkup bisnis, produk dan pasar yang harus
dilayani, fungsi yang harus dilaksanakan dan kebijaksanaan utama yang
diperlukan untuk mengatur pelaksanaan keputusan untuk mencapai sasaran.
Strategi meliputi semua aspek penting perusahaan. Strategi dimulai dengan
konsep penggunaan sumber daya perusahaan dengan cara paling efektif
dalam lingkungan yang berubah-ubah.Langkah – langkah atau proses manajemen
strategik :
1.Menentukan misi, tujuan dan nilai serta para pengambil keputusan
utama perusahaan.
4
2.Meneliti lingkungan eksternal dan mendiagnosis dampak ancaman
dan peluang lingkungan bagi perusahaan.
3.Menganalisis lingkungan internal dan mendiagnosis kekuatan dan
kelemahan perusahaan.
4. Mempertimbangkan berbagai alternative strategi dan memastikan
ketepatan dalam menentukan strategi.
5.Implementasi strategi yang terpilih.
6.Evaluasi, menilai pelaksanaan strategi perusahaan dan SBU serta
mengukur hasil pelaksanaan.
Adapun alternative strateg organisasi atau korporat (grand strategy)
dan kondisi yang sesuai untuk penggunaannya adalah :
1. strategi konsentrasi (concentration strategy) dengan strategi ini
organisasi memusatkan perhatian pada satu lini bisnis dengan tujuan untuk
mendapatkan keunggulan kompetitif dari spesialisasi dan efisiensi dan
menghindari masalah manajemen yang muncul akibat terlalu banyak jenis
usaha yang dikelola. Strategi ini menjadi bahaya bila muncul pesaing yang
agresif dan mengecilnya pasar.
2. strategi stabilitas (strategy stability) menjaga apa yang sudah ada
sehingga organisasi memusatkan pada pengelolaan jenis usaha yang sedang
dijalankan sambil memelihara bidang usaha itu. Organisasi yang cukup besar
dan mendominasi pasar serta pertumbuhan rendah akan berupaya menstabilkan
pasar.
3. strategi pertumbuhan ( growth strategy) strategi alami, sebab semua
perusahaan ingin menjadi besar. Organisasi berupaya untuk mengembangkan
berbagai aspek usahanya, seperti omset, laba, pangsa pasar. Strategi
pertumbuhan dilakukan dengan beberapa cara yaitu :
a. integrasi vertical, dilakukan guna memperoleh control yang lebih besar
terhadap jenis usaha dan mendapatkan peningkatan laba,karena meningkatnya
efisiensi atau kemampuan memasarkan. Integrasi vertical dapat dilakukan
dengan akuisisi organisasi pada jalur distribusi yang sama.
5
b. Integrasi horizontal, dilakukan guna memperbesar tingkat
keuntungan, ukuran perusahaan, omset, atau pangsa pasar. Dapat dilakukan
dengan akuisisi perusahaan yang bersaing pada jenis usaha yang sama.
c. Diversifikasi,dilakukan guna memperluas pangsa pasar,mendorong
pertumbuhan perusahaan dan memanfaatkan sumber daya secara efisien
secara bersama. Dapat dilakukan dengan akuisisi perusahaan pada lini bisnis
tak sejenis. Strategi ini dapat juga dilakukan dengan strategi konglomerasi
yaitu membeli perusahaan yang tumbuh lebih cepat dari perusahaan sendiri.
d. Merger dan joint venture, dilakukan guna menembus batas
perdagangan anatar Negara atau meningkatkan efisiensi penggunaan sumber
daya. Merger merupakan penggabungan dua organisasi dengan membentuk
organisasi baru, sedangkan joint venture merupakan kerjasama satu organisasi
dengan organisasi lain untuk menjalankan satu proyek yang terlalu besar untuk
dikerjakan sendiri.
4. Retrenchment strategy. Strategi ini dilakukan perusahaan yang
memandang bahwa dirinya tidak mampu bersaing secara efektif dan merasa
terancam, dapat dilakukan dengan tiga strategi dasar yaitu :
a. turn around strategy, jika kinerja organisasi memburuk namun
belum kritis, maka dihentikan produk yang kinerjanya buruk, menciutkan
karyawan, memperpendek jalur distribusi, mencari metode baru guna
memperbaiki kinerja.
b. Divestment strategy , menjual salah satu unit usaha, karena kinerjanya
buruk.
c. Liquidation strategy, menutup usaha dan menjual seluruh asetnya.
5. Strategi kombinasi (combination strategy) Mengejar pertumbuhan
dengan akuisisi usaha baru, sambil menjalankan strategi stabilitas pada beberapa
unit usaha yang lain dan menggunakan strategi divestment pada unit usaha
yang merugi, atau merumuskan strategi diversifikasi.
Sumber daya manusia (SDM) adalah faktor unik yang berbeda dengan
faktor-faktor lainnya. SDM memiliki kepribadian, aktif, memiliki intuisi,
emosi, berpengetahuan, berpengalaman, terampil dan memiliki etos kerja.
6
Setiap proses produksi ditujukan untuk dua manfaat yaitu untuk perusahaan dan
karyawan.
Beberapa prinsip yang harus dipenuhi dalam pendekatan SDM adalah:
1.2. PENDEKATAN STRATEGIS SDM.
PERAN STRATEGIS MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
DESKRIPSI Manajemen SDM merupakan proses merekrut, mempekerjakan,
memberi pelatihan dan mengelola kompensasi serta penilaian dan pengembangan
karyawan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan organisasi. Semua
manajer pada dasarnya adalah para manajer SDM. Mereka terlibat dalam
perekrutan , wawancara, memilih dan melatih karyawan. Para manajer tersebut
juga terlibat dalam tiga tingkatan perencanaan strategis. Perubahan besar dalam
MSDM sekarang adalah peranan SDM yang terlibat dalam mengembangkan dan
mengimplementasikan strategi.
2.2 LINGKUNGAN EXTERNAL & GLOBAL SERTA SDM
Lingkungan di dalam perusahaan yg sedang beroperasi, memiliki
pengaruh yang besar thd keberhasilan perusahaan. Akibat perubahan lingkungan
yang semakin mengglobal, perusahaan menghadapi banyak tantangan.
Kemampuan perusahaan untuk menerapkan atau mengubah strategi untuk
mengkompensasi atau mengambil manfaat dari perubahan perubahan akan
menciptakan keberhasilan (dan kelangsungan) hidupnya.
Sebuah perusahaan membuat keputusan strategis sehubungan dengan
lingkungannya. Keputusan tsb untuk menyiapkan terjadinya keterkaitan dengan
lingkungannya. Dan mengembangkan arah dasar perusahaan.
Sikap Strategis Perusahaan :
• Perusahaan dapat menerapkan strategi bertahan Para status quo berfokus
pada garis yang terbatas dari produk dan secara kuat mempertahankan posisinya
dipasar untuk ”melawan” pesaingnya, pemerintah, dsbnya.
• Perusahaan dapat menjadi penyelidik. Para penyidik selalu mencari
kesempatan pasar yang baru dan secara agresig mencari upaya untuk
mengembangkan produk dan pasar baru.
7
• Perusahaan dapat menerapkan sikap analisis. Analisis memilii
kepribadian yang terbagi bagi. Mereka mimilih satu prioduk dipasar yang stabil
dan berubah.
• Perusahaan dapat menjadi pereaksi. Pereaksi melihat perubahan perubahan
dilingkungan mereka, tetapi memiliki kesulitan menghadapi perubahan yang cepat
Komponen Lingkungan Eksternal :
Lingkungan eksternal bersifat multifaset dan kompleks. Lingkungan tsb memiliki
banyak unsur yang dapat mempengaruhi keberhasilan perusahaan. Ada dua
bentuk lingkungan perusahaan, yaitu :
1. Lingkungan kemasyarkatan, terdiri dari :
• Tekanan ekonomi dapat diperkirakan sebagai sebuah mekanisme yang
menentukan sikap pelaku bisnis. Tekanan ini dengan teratur mengakibatkan
terjadinya pertukaran sumber daya. Kecenderungan implikasi ekonomi sukar
ditentukan.
• Tekanan teknologi memiliki pengaruh utama pada formulasi keseluruhan
strategi SDM. Teknologi dapat dipandang sebagai seni dan ilmu dari produksi dan
distribusi. Teknologi tinggi dapat direfleksikan dalam produksi itu sendiri.
Teknologi juga memiliki pengaruh substansial pada rancangan pekerjaan. Contoh
kemajuan teknologi antara lain komputer (disebut intelijen artifisial) yang
pengaruhnya terhadap kinerja karyawan (efektivitas dan efisiensi).
• Misalnya peraturan upah minimum à jalan perusahaan labil. Jika upah
minimum regional tidak terpenuhi à terjadi demonstrasi dan pemogokan
karyawan. Begitu juga dengan tekanan politik à menyebabkan roda
perekonomian tidak stabil.
• Contohnya, semakin terbuka kesempatan kerja bagi angkatan kerja
perempuan, à terjadi peningkatan permintaan untuk pekerja rumah tangga,
pengasuh bayi
Lingkungan Tugas Pasar kerja :
Pasar kerja merupakan faktor amat penting dalam menentukan strategi MSDM.
Pasar kerja merupakan konfigurasi individu pekerja atau ketersediaan pekerjaan
dalam sebuah wilayah geografis (negara, daerah atau lokal). Dalam menganalisis
8
sifat pasar kerja, seperti tingkat pengangguran, tingkat pendidikan, tingkat
kedudukan pekerjaan, usia dan jenis kelamin, faktor-faktor tsb berpengaruh
terhadap perumusan MSDM, mulai dari rekrutmen, penempatan, pelatihan dan
pengembangan sampai kompensasi.
Lingkungan eksternal dan global sangat penting untuk sebuah perusahaan dan
harus dipantau Perusahaan memantau dan mengamati lingkungan melalui sebuah
proses pembuatan pengumuman dan pelingkupan agar informasi yang tersedia
dapat dikelola . Tekanan masyarakat mempengaruhi unsyur lingkungan tugas
yang pada gilirannya mempengaruhi strategi dan operasi perusahaan . Perusahaan
memanfaatkan informasi lingkungan untuk merumuskan keseluruhan dan strategi
SDM pokok . Perusahaan memiliki beberapa pilihan dalam merancang sifat pokok
dengan pertimbangan lingkungan dari prospektor ke pereaksi . Pilihan-pilihan
perusahaan untuk membuat strategi dasar memiliki pengaruh besar terhadap
resultante strategi MSDM. Mengantisipasi kecenderungan lingkungan
membutuhkan pendekatan pengelolaan proaktif dalam merumuskan strategi .
Masalah-masalah pokok hrs diselesaikan segera, dengan pertimbangan fakta
dimana perusahaan beroperasi dalam lingkuingan glibal, dimana angkatan kerja
berubah secara konstan dan beragam, serta derajat perubahan teknologi berubah
dengan cepat.
2.3 ANALISIS PEKERJAAN DAN RANCANGAN PEKERJAAN
Pada hakekatnya semua orang yang menduduki jabatan manajerial atau
pejabat Negara sekalipun adalah sumber daya manusia juga. Berarti dalam suatu
organisasi atau Negara diperlukan keberadaan sekelompok orang-orang analisis
pekerjaan yang bertugas melakukan analisis terhadap atau suatu atau semua
pekerjaan yang ada. Jadi, setiap pekerjaan ada orang yang mengerjakannya,
jangan sampai pekerjaan itu tidak beraturan atau tidak ada yang mempertanggung
jawabkannya, sehingga tercapai tujuan organisasiatau Negara, diantaranya usaha
dalam meningkatkan produktivitasm efesiensi dan efektivitas. Jika diperusahaan
9
atau suatu organisasi pekerjaan tersebut sering kita kenal dengan manajemen
sumber daya manusia (MSDM)
Dengan demikian, pada intinya analisis pekerjaan adalah
mendapatkan orang yang tepat pada suatu pekerjaan tertentu, sesuai
dengan kemampuan, keahlian dan pengalaman dalam melakukan suatu
pekerjaan. Jadi, hal ini dapat menghindari hal-hal yang kurang
menguntungkan bagi perusahaan.
Dalam rangka memperoleh suatu analisis akurat, depertemen SDM bersandar
pada organisasi dan karyawan yang diharapkan bisa menyediakan informasi
sebagai berikut :
§ Daftar pertanyaan analisis pekerjaan seluruhnya
§ Skema organisasi departemen
§ Informasi tentang perubahan dalam perusahaan yang sudah mempengaruhi
posisi itu
§ Klarifikasi memperjelas informasi yang disampaikan
Departemen SDM kemudian akan meneliti informasi tersebut dan menentukan
apakah suatu posisi dapat dikelompokkan kedalam suatu pekerjaan yang sudah
ada atau apakah suatu pekerjaan baru perlu untuk diciptakan. Pada akhirnya
kegiatan analisis pekerjaan hendaknya dapat memberikan jawaban atas pertanyaan
seperti ini :
§ Berapa banyak waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas-tugas
penting?
§ Tugas-tugas mana yang dapat dikelompokkan dengan mempertimbangkan
jenis suatu pekerjaan?
§ Bagaimana merancang pekerjaan sehingga kinerja karyawan dapat
ditingkatkan?
§ Jenis keahlian apa yang diperlukan untuk posisi jabatan tertentu?
§ Jenis pendidikan apa yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas kinerja?
§ Jenis keterampilan apa yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan
tertentu?
§ Karyawan mana yang terbaik dan sesuai untuk suatu pekerjaan?
10
§ Informasi apa yang diperoleh dari suatu analisis pekerjaan yang dapat
digunakan untuk program pengembangan SDM?
Berbagai pertanyaan tersebuut akan menjelaskan kontribusi yang dibuat oleh
analisis pekerjaan bagi program SDM suatu perusahaan dan kegiatan spesifik.
Selain itu, diperlukan perencanaan yang seksama dan berbagai teknik untuk
analisis pekerjaan didalam perancangan pekerjaan.
2. Tujuan Analisis Pekerjaan
Menciptakan SDM yang handal dalam menghadapi tantangan teknologi modern,
merasakan kenyamanan dalam bekerja, bermartabat dan berkeadilan didalam
suatu perusahaan. Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan yaitu
penggunaan tekhnologi canggih dan kenyamanan dan suasana kerja.
Perlu disadari bahwa tujuan lembaga, organisasi atau perusahaan dengan
perencanaan SDM yang berorientasi pada hasil analisis pekerjaan adalah untuk
mewujudkan eksistensi, efektifitas dan efesiensi, serta produktivitas dalam
mencapai tujuan atau sasara perusahaan, seperti yang telah ditetapkan dalam
program perencanaan.
Tindakan-tindakan yang diperlukan oleh manajemen SDM untuk mencapai tujuan
yang didasarkan pada informasi analisis pekerjaan adalah sebagai berikut:
a. Evaluasi peran lingkungan terhadap pekerjaan indivdu
b. Kaji kembali kemungkinan ada persyaratan kerja yang using
c. Ciptakan peraturan yang dapat menguntungkan semua pihak
d. Rangan kebutuhan SDM masa depan
e. Sesuaikan antara jumlah pelamar dan pekerjaan yang tersedia
f. Rancangan kebutuhan pendidikan dan pelatihan untuk karyawan baru
maupun karyawan yang sudah berpengalaman.
g. Rancangan rencana pengembangan potensi karyawan
h. Tentukan standar kerja/prestasi yang realistis
i. Penempatan karyawan hendaknya sesuai dengan mintanya
j. Penempatan karyawan harus sesuai dengan keahliannya
k. Berikan kompensasi secara wajar
11
3. Pengumpulan Informasi Analisis Pekerjaan
Sebelum pengumpulan informasi dilakukan, perlu dijelaskan terlebih dahulu
kepada karyawan yang akan melakukan analisis pekerjaan. Penjelasan ini sangat
diperlukan agar informasi dapat diperoleh selengkap dan sebaik mungkin, Karena
nantinya akan digunakan sebagai alat pengambilan keputusan bidang SDM.
Setiap karyawan perlu memahami betul maksud dan tujuan pengumpulan
informasi analisis pekerjaan. Dengan analisis pekerjaan yang benar akan diperoleh
kepercayaan sebagai sarana sosialisasi dan pemahaman yang menyeluruh dalam
lingkungan perusahaan, lingkungan kerja dan bagi karyawan yang diberikan
pengembangan keterampilan kerja. Keberhasilan karyawan dalam melakukan
analisis pekerjaan ini tidak terlepas dari peran aktif dari penyelia atau atasan
langsung dari karyawan tersebut.
Tugas para penyeliah tersebut adalah :
a. Mengidentifikasi pekerjaan yang harus dianalisis
b. Mengembangkan dan mempersiapkan daftar analisis pekerjaan
c. Mengumpulkan informasi analisis pekerjaan
Ada empat metode dasar yang dapat digunakan secara terpisah atau kombinasi
dalam mengumpulkan informasi analisis pekerjaan, yaitu, pengamatan,
wawancara, daftar pertanyaan, catatan/buku harian pekerjaan, informasi dari
karyawan yang lebih senior dan temuan auditor. Pada setiap metode ini informasi
tentang pekerjaan dikumpulkan dan kemudian dipelajari dalam kaitan dengan
tugasnya. Analisis pekerjaan seperti ini dikenal sebagai berorientasi tugas. Pada
sisi lain suatu pekerjaan dapat dianalisis dalam kaitannya dengan prilaku atau apa
yang dikerjakan oleh karyawan untuk melaksanakan pekerjaan tersebut, hal ini
dikenal sebagai analisis pekerjaan berorientasi kerja.
Kedua orientasi diatas bisa diterima sesuai uniform guidelines on employee
selection procedure sepanjang dapat diidentifikasi secara kritis tugas pekerjaan
dan prilaku pekerja yang melakukan pekerjaan tersebut.
12
Suatu daftar pertanyaan, biasa disebut job analysis information format dapat
menyediakan informasi inti yang dijadikan dasar untuk analisis pekerjaan dengan
menggunakan metode apapun.
Karyawan yang melakukan pekerjaan tersebut diminta untuk melengkapi job
analysis information format. Jawaban ini kemudian diterapkan dan digunakan
untuk teknik pengumpulan dan struktur yang dikehendaki secara terperinci.
Perbedaan antar pekerjaan karyawan harus dipertimbangkan sepanjang analisis
informasi job analysis information format sebagai tambahan terhadap analisis
pekerjaan yang ada. Analisis pekerjaan mestinya tidak berasumsi bahwa semua
karyawan atau para penyelia akan memandang suatu pekerjaan dengan cara yang
sama. Penolakan dapat memunculkan suatu gambaran yang menyimpang dari
suatu informasi pekerjaan yang sedang dikumpulkan oleh analisis pekerjaan.
Analisis pekerjaan perlu mencoba untuk mendapatkan informasi dari pria dan
wanita, para pekerja muda dan yang tua, dan karyawan berkinerja tinggi dengan
rendah. Akhirnya, analisis pekerjaan hendaknya tidak berasumsi bahwa semua
karyawan dan para penyelia mempunyai pengetahuan yang sama tentang suatu
pekerjaan. Ini adalah penting sebab riset menunjukkan bahwa terlalu sedikit
pengetahuan tentang suatu pekerjaan dapat mendorong kea rah deskripsi tugas
tidak akurat.
4. System Informasi Analisis Pekerjaan
Dalam jaringan system informasi pekerjaan, system informasi sumber daya
manusia dan desain pekerjaan menunjukkan bagaimana cara-cara SDM yang
professional diperluas dalam depertemen informasi SDM sebagai basis dasar
untuk menerapkan analisis pekerjaan yang menyediakan pelayanan lebih baik
dalam pelaksaan tugas-tugas manajer atau pimpinan. Kemudian bagian tersebut
diamanatkan/ditujukan untuk bahan informasi sumber daya manusia serta
konsekuensi dari pengelolaannya.
Desakan pekerjaan memberikan perhatian bahwa kegiatan SDM mencakup
permasalahan yang luas dan komplek. Departemen SDM memperhatikan masalah
13
analisis pekerjaan yang memberikan informasi tentang system kerja sama,
evaluasi dan pengorganisasiannya.
Adapun kegiatan yang utama dari pengelolaan manajemen SDM dalam informasi
analisis pekerjaan adalah :
·Mengevaluasi tentang tantangan lingkungan yang dapat mempengaruhi tugas-
tugas individu
·Menghapuskan persyaratan yang tidak diperlukan atau tidak relevan yang dapat
membedakan pekerjaan karyawan
· Menemukan unsure pembagian tugas yang dapat membantu atau menghalangi
kualitas dari lingkungan kerja
· Merencanakan persyaratan bagi departemen SDM mendatang
·Sebagai penghubung dan control antar pelamar pekerjaan dan pembukaan
lowongan pekerjaan.
· Menentukan materi pendidikan dan pelatihan yang dibutuhkan untuk karyawan
baru
· Menyusun rencana kerja pengembangan potensi karyawan
· Mengumpulkan bentuk standar kerja karyawan
·Sebagai tempat bagi karyawan untuk meningkatkan efektivitas keahlian dan
keterampilan dalam menyelesaikan tugas-tugasnya
· Mengetahui kejujuran pemegang jabatan atau promosi pekerjaan
Analisis pekerjaan sebagai proses berpikir yang bersifat abstrak mengenai suatu
pekerjaan, hasilnya dapat dirumuskan menjadi deskripsi dan spesifikasi pekerjaan.
Kegunaan analisis pekerjaan adalah
· Perencanaan dan pengadaan SDM
· Rekrutmen dan seleksi SDM
· Orientasi, penempatan, pelatihan dan pengembangan
· Pengembangan karier
· Pengaturan kompensasi, imbalan atau reward
· Penilaian kinerja
· Konseling, bimbingan dan penyuluhan
· Membantu merevesi strultir organisasi jika diperlukan
14
· Memperbaiki aliran kerja dan pengaturan penjenjangan
· Memberikan data sebagai fungsi pengaturan dan aturan komunikasi
· Membantu menetapkan alur promosi dalam semua departemen dalam
perusahaan.
5. Langkah-Langkah Dalam Analisis Pekerjaan
Proses analisis pekerjaan melalui sejumlah langkah-langkah, dengan aumsi bahwa
analisis pekerjaan yang diselenggarakan didalam suatu perusahaan berkelanjutan
atau perusahaan yang telah siap beroperasi.
·Langkah 1, menyediakan suatu pandangan yang luas bagaimana masing-masing
pekerjaan, berkait dengan perusahaan secara keseluruhan.
·Langkah 2, untuk mendorong menentukan bagaimana analisis pekerjaan dan
informasi rancang pekerjaan akan digunakan
·Langkah 3, melibatkan penggunaan dari teknik analisis pekerjaan yang bisa
diterima
·Langkah 4, mengumpulkan informasiyang digunakan
·Langkah 5, untuk mengembangkan suatu deskripsi tugas
- Langkah 6, mempersiapkan suatu spesifikasi pekerjaan
Informasi yang dikumpulkan digunakan untuk rancang pekerjaan dan merancang
ulang. Analisis pekerjaan menyediakan informasi penting bagi perusahaan,
sehingga kebutuhan karyawan terpenuhi dan hasil kerjanya produktif. Akhirnya,
informasi dari analisis pekerjaan dapat digunakan oleh perusahaan untuk evaluasi
tentang rencana pekerjaannya. Pada langkah ini, penting bagi suatu perusahaan
untuk mengavaluasi usahanya dan menentukan apakah tujuan produktivitas dan
kepuasan dapat tercapai.
2,4 PERENCANAAN PEKERJAAN SDM
Perencanaan kebutuhan tenaga kerja atau sumber daya manusia (SDM)
dimaksudkan agar jumlah kebutuhan tenaga kerja masa kini dan masa depan
sesuai dengan beban pekerjaan, kekosongan-kekosongan dapat dihindarkan dan
semua pekerjaan dapat dilaksanakan. Perencanaan kebutuhan tenaga kerja ini
15
harus didasarkan pada informasi dari faktor internal & faktor eksternal
perusahaan.
Sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu faktor kunci dalam reformasi
ekonomi, yakni bagaimana menciptakan SDM yang berkualitas dan memiliki
keterampilan serta berdaya saing tinggi dalam persaingan global yang selama ini
kita abaikan. Dalam kaitan tersebut setidaknya ada dua hal penting menyangkut
kondisi SDM Indonesia, yaitu:
1. Adanya ketimpangan antara jumlah kesempatan kerja dan angkatan kerja.
Jumlah angkatan kerja nasional pada krisis ekonomi tahun pertama (1998) sekitar
92,73 juta orang, sementara jumlah kesempatan kerja yang ada hanya sekitar
87,67 juta orang dan ada sekitar 5,06 juta orang penganggur terbuka (open
unemployment). Angka ini meningkat terus selama krisis ekonomi yang kini
berjumlah sekitar 8 juta.
2. Tingkat pendidikan angkatan kerja yang ada masih relatif rendah. Struktur
pendidikan angkatan kerja Indonesia masih didominasi pendidikan dasar yaitu
sekitar 63,2 %. Kedua masalah tersebut menunjukkan bahwa ada kelangkaan
kesempatan kerja dan rendahnya kualitas angkatan kerja secara nasional di
berbagai sektor ekonomi.Lesunya dunia usaha akibat krisis ekonomi yang
berkepanjangan sampai saat ini mengakibatkan rendahnya kesempatan kerja
terutama bagi lulusan perguruan tinggi. Sementara di sisi lain jumlah angkatan
kerja lulusan perguruan tinggi terus meningkat. Sampai dengan tahun 2000 ada
sekitar 2,3 juta angkatan kerja lulusan perguruan tinggi. Kesempatan kerja yang
terbatas bagi lulusan perguruan tinggi ini menimbulkan dampak semakin banyak
angka pengangguran sarjana di Indonesia.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perencanaan Sumber Daya Manusia
Proses perencanaan sumber daya manusia dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor,
antara lain:
1. Lingkungan Eksternal
Perubahan-perubahan lingkungan sulit diprediksi dalam jangka pendek dan
kadang-kadang tidak mungkin diperkirakan dalam jangka panjang.
16
a. Perkembangan ekonomi mempunyai pengaruh yang besar tetapi sulit
diestimasi. Sebagai contoh tingkat inflasi, pengangguran dan tingkat bunga sering
merupakan faktor penentu kondisi bisnis yang dihadapi perusahaan.
b. Kondisi sosial-politik-hukum mempunyai implikasi pada perencanaan
sumber daya manusia melalui berbagai peraturan di bidang personalia, perubahan
sikap dan tingkah laku, dan sebagainya.
c. Sedangkan perubahan-perubahan teknologi sekarang ini tidak hanya sulit
diramal tetapi juga sulit dinilai. Perkembangan komputer secara dasyat merupakan
contoh jelas bagaimana perubahan teknologi menimbulkan gejolak sumber daya
manusia.
2. Keputusan-keputusan Organisasional
Berbagai keputusan pokok organisasional mempengaruhi permintaan sumber daya
manusia.
a. Rencana strategis perusahaan adalah keputusan yang paling berpengaruh.
Ini mengikat perusahaan dalam jangka panjang untuk mencapai sasaran-sasaran
seperti tingkat pertumbuhan, produk baru, atau segmen pasar baru. Sasaran-
sasaran tersebut menentukan jumlah dan kualitas karyawan yang dibutuhkan di
waktu yang akan datang.
b. Dalam jangka pendek, para perencana menterjemahkan rencana-rencana
strategi menjadi operasional dalam bentuk anggaran. Besarnya anggaran adalah
pengaruh jangka pendek yang paling berarti pada kebutuhan sumber daya
manusia.
c. Forecast penjualan dan produksi meskipun tidak setepat anggaran juga
menyebabkan perubahan kebutuhan personalia jangka pendek.
Faktor-faktor Persediaan Karyawan
Permintaan sumber daya manusia dimodifakasi oleh kegiatan-kegiatan
karyawan.Pensiun, permohonan berhenti, terminasi, dan kematian semuanya
menaikkan kebutuhan personalia.Data masa lalu tentang faktor-faktor tersebut dan
trend perkembangannya bisa berfungsi sebagai pedoman perencanaan yang
akurat.
Manfaat Perencanaan SDM
17
Dengan perencaaan tenaga kerja diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat
baik bagi perusahaan maupun bagi karyawan. Manfaat-manfaat tersebut antara
lain:
1. Perusahaan dapat memanfaatkan sumber daya manusia yang ada dalam
perusahaan secara lebih baik. Perencanaan sumber daya manusia pun perlu
diawali dengan kegiatan inventarisasi tentang sumber daya manusia yang sudah
terdapat dalam perusahaan. Inventarisasi tersebut antara lain meliputi:
a. Jumlah karyawan yang ada
b. Berbagai kualifikasinya
c. Masa kerja masing-masing karyawan
2. Melalui perencanaan sumber daya manusia yang matang, efektifitas kerja
juga dapat lebih ditingkatkan apabila sumber daya manusia yang ada telah sesuai
dengan kebutuhan perusahaan. Standard Operating Prosedure (SOP) sebagai
pedoman kerja yang telah dimiliki yang meliputi: suasana kerja kondusif,
perangkat kerja sesuai dengan tugas masing-masing sumber daya manusia telah
tersedia, adanya jaminan keselamatan kerja, semua sistem telah berjalan dengan
baik, dapat diterapkan secarabaik fungsi organisasi serta penempatan sumber daya
manusia telah dihitung berdasarkan kebutuhan dan beban kerja.
3. Produktivitas dapat lebih ditingkatkan apabila memiliki data tentang
pengetahuan, pekerjaan, pelatihan yang telah diikuti oleh sumber daya manusia.
Dengan mengikutsertakan karyawan dalam berbgai pendidikan dan pelatihan,
akan mendorong karyawan untuk meningkatkan produktivitas kerjanya. Melalui
pendidikan dan pelatihan dapat meningkatkan kemampuan dan keterampilan
sumber daya manusia yang diikuti dengan peningkatan disiplin kerja yang akan
menghasilkan sesuatu secara lebih professional dalam menangani pekerjaan yang
berkaitan langsung dengan kepentingan perusahaan.
Dengan adanya informasi ini akan memudahkan manajemen melakukan
perencanaan sumber daya manusia (Human Resources Information) yang berbasis
pada teknologi canggih merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat dihindarkan
di era perubahan yang serba cepat.
Proses Dalam Perencanaan SDM
18
Perencanaan SDM merupakan proses analisis dan identifikasi tersedianya
kebutuhan akan sumber daya manusia sehingga organisasi tersebut dapat
mencapai tujuannya.
Kepentingan Perencanaan SDM
Ada tiga kepentingan dalam perencanaan sumber daya manusia (SDM), yaitu:
a. Kepentingan Individu.
b. Kepentingan Organisasi.
c. Kepentingan Nasional.
Komponen-komponen Perencanaan SDM
Terdapat beberapa komponen yang perlu diperhatikan dalam perencanaan SDM,
yaitu:
a. Tujuan
Perencanaan SDM harus mempunyai tujuan yang berdasarkan kepentingan
individu, organisasi dan kepentingan nasional. Tujuan perencanaan SDM adalah
menghubungkan SDM yang ada untuk kebutuhan perusahaan pada masa yang
akan datang untuk menghindari mismanajemen dan tumpang tindih dalam
pelaksanaan tugas.
b. Perencanaan Organisasi
Perencanaan Organisasi merupakan aktivitas yang dilakukan perusahaan untuk
mengadakan perubahan yang positif bagi perkembangan organisasi.Peramalan
SDM dipengaruhi secara drastis oleh tingkat produksi.Tingkat produksi dari
perusahaan penyedia (suplier) maupun pesaing dapat juga berpengaruh.
Meramalkan SDM, perlu memperhitungkan perubahan teknologi, kondisi
permintaan dan penawaran, dan perencanaan karir.Kesimpulannya, PSDM
memberikan petunjuk masa depan, menentukan dimana tenaga kerja diperoleh,
kapan tenaga kerja dibutuhkan, dan pelatihan danpengembangan jenis apa yang
harus dimiliki tenaga kerja. Melalui rencana suksesi, jenjang karier tenaga kerja
dapat disesuaikan dengan kebutuhan perorangan yang konsisten dengan
kebutuhan suatu organisasi.
Syarat – syarat perencanaan SDM:
o Harus mengetahui secara jelas masalah yang akan direncanakannya.
19
o Harus mampu mengumpulkan dan menganalisis informasi tentang SDM.
o Harus mempunyai pengalaman luas tentang job analysis, organisasi dan
situasi persediaan SDM.
Proses perencanaan SDM
Strategi SDM adalah alat yang digunakan untuk membantu organisasi untuk
mengantisipasi dan mengatur penawaran dan permintaan SDM. Strategi SDM ini
memberikan arah secara keseluruhan mengenai bagaimana kegiatan SDM akan
dikembangkan dan dikelola.Pengembangan rencana SDM merupakan rencana
jangka panjang.Contohnya, dalam perencanaan SDM suatu organisasi harus
mempertimbangkan alokasi orang-orang pada tugasnya untuk jangka panjang
tidak hanya enam bulan kedepan atau hanya untuk tahun kedepan. Alokasi ini
membutuhkan pengetahuan untuk dapat meramal kemungkinan apa yang akan
terjadi kelak seperti perluasan, pengurangan pengoperasian, dan perubahan
teknologi yang dapat mempengaruhi organisasi tersebut.
Pengevaluasian Rencana SDM
Jika perencanaan SDM dilakukan dengan baik, akan diperoleh keuntungan-
keuntungan sebagai berikut:
a. Manajemen puncak memiliki pandangan yang lebih baik terhadap dimensi
SDM atau terhadap keputusan-keputusan bisnisnya.
b. Biaya SDM menjadi lebih kecil karena manajemen dapat mengantisipasi
ketidakseimbangan sebelum terjadi hal-hal yang dibayangkan sebelumnya yang
lebih besar biayanya.
c. Tersedianya lebih banyak waktu untuk menempatkan yang berbakat
karena kebutuhan dapat diantisipasi dan diketahui sebelum jumlah tenaga kerja
yang sebenarnya dibutuhkan.
Sistem Perencanaan SDM
Ada 4 kegiatan yang saling berhubungan dalam sistem perencanaan SDM:
1. Inventarisasi persediaan SDM
Pencatatan atau pendataan jumlah SDM yang ada dalam melaksanakan tugas di
Suatu Organisasai, atau dengan kata lain pencatatan atau pengumpulan data
20
tentang kegiatan, hasil yg dicapai, pendapat umum, sekarang atau yang sedang
terjadi.
2. Forecast SDM/ peramalan SDM
Peramalan SDM berguna untuk memprediksi permintaan karyawan dimasa
datang.
Metode peramalan ketersediaan /penawaran tenaga kerja (supply) dari sumber
eksternal terdiri atas:
a. Perencanaan rekrutmen dan seleksi
b. Pasar tenaga kerja
Memprediksi permintaan tenaga kerja (demand) mendatang lebih rumit dan
subjektif daripada memprediksi ketersediaan tenaga kerja (supply), karena banyak
faktor yang mempengaruhinya.
3. Penyusunan rencana SDM
Penyusunan rencana SDM dapat diartikan sebagai suatu proses menentukan
kebutuhan akan tenaga kerja berdasarkan peramalan pengembangan,
pengimplementasian, dan pengendalian kebutuhan tersebut yang berintegrasi
dengan perencanaan organisasi agar tercipta jumlah pegawai, penempatan
pegawai yang tepat dan bermanfaat secara ekonomis.
2.5 ANALISIS KEBUTUHAN SDM
Menurut Torrington dan Tan Chwee Huat Perencanaan sumber daya
manusia merupakan kegiatan khusus yang berkaitan dengan penentuan kebutuhan
sumber daya manusia perusahaan, baik kebutuhan jangka pendek maupun jangka
panjang. Sedangkan, Menurut William B. Werther dan Keith Davis perencanaan
SDM merupakan Proses yang sistematis untuk meramalkan kebutuhan pegawai
(Demand) dan ketersediaan
(supplay) pada masa yang akan datang,baik jumlah maupun jenisnya sehingga
departemen Sumber Daya manusia dapat merencanakan pelaksanaan rekruitmen,
seleksi, pelatihan, dan aktivitas yang lain dengan lebih baik.
Berdasarkan kedua definisi diatas dapat dikatakan bahwa Perencanaan sumber
Daya Manusia merupakan proses penentuan kebutuhan pegawai pada masa yang
21
akan datang berdasarkan perubahan-perubahan yang terjadi dalam perseedian
tenaga kerja yang ada.
Hal utama yang harus dilakukan perusahaan dalam perencanaan SDM adalah
peramalan. Peramalan dimaksud untuk memperkirakan kebutuhan SDM dan dapat
menentukan langkah-langkah lain dalam perekrutan SDM. Peramalan Sumber
Daya Manusia berusaha untuk menentukan karyawan seperti apa, posisi/jabatan
apa, berapa jumlah yang diperlukan, baik tuntutan keahlian atau ketrampilan
tertentu, dan berapa jumlah pegawai yang diperlukan oleh organisasi tersebut.
Selain itu di dalam merencanakan SDM perlu memperhatikan langkah-langkah
yang harus ditempuh antara lain seperti dikatakan oleh Miller Burack dan
Maryann. Dalam perencanaan SDM ada empat langkah pokok:
a. Perencanaan untuk kebutuhan masa depan
Perencanaan untuk kebutuhan masa depan ini sangat penting. Karena situasi
organisasi baik beban kerja, jumlah pemakai jasa, maupun kemungkinan
permasalahan yang dihadapi lebih kompleks, maka sangat penting adanya
perencanaan untuk masa yang akan datang. Untuk keperluan perencanaan ini yang
perlu diperhatikan adalah:
Jumlah pegawai yang diperlukan
Kualifikasi yang diperlukan
Jangka waktu kebutuhan pegawai tersebut
b. Perencanaan untuk keseimbangan masa depan
perencanaan untuk kepentingan keseimbangan masa depan harus dianalisis
tentang berapa jumlah pegawai yang ada saat ini yang masih dapat dipertahankan
pada masa depan sehingga untuk rencana kebutuhan pegawai lebih terarah.
Adapun yang diperhatikan dalam perencanaan ini adalah:
Jumlah pegawai yang ada saat ini
Usia pegawai dan kemungkinan pensiun
Jumlah lowongan yang ada
Pegawai yang diperlukan
22
c. Perencanaan untuk perekrutan dan seleksi atau untuk pemberhentian
sementara
Perencanaan untuk perekrutan menyangkut:
Pengumuman akan kebutuhan pegawai
Jumlah pegawai yang diinginkan
Penyaringan pegawai
Menarik pegawai yang diperlukan
d. Perencanaan untuk pengembangan.
Sedangkan perencanaan untuk pengembangan akan memperhatikan:
Pendidik dan pelatih
Pergeseran atau mutasi dan promosi
Pengisian bagian-bagian yang memerlukan tenaga ahli dan
berpengalaman.
2.1.2 Tujuan Dan Kegunaan Perencanaan Sumber Daya Manusia
Ketersediaan sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk pelaksanaan tugas-
tugas pada masa-masa yang akan datang adalah sangat penting untuk memastikan
bahwa kegiatan perusahaan dapat dilaksanakan dengan baik.
Tindakan-tindakan yang akan dilakukan harus direncanakan sebelumnya untuk
memastikan atau meminimalkan gangguan pada perencanaan perusahaan. Jika
jumlah pegawai lebih besar dari pada kebutuhan, itu mengimplikasikan bahwa
perusahaan kurang baik memanfaatkan sumber daya manusianya dan sebaliknya.
Secara lebih luas dapatlah dikatakan bahwa perencanaan SDM yang baik akan :
Memperbaiki pemanfaatan sumber daya manusia
Menyesuaikan aktivitas sumber daya manusia dan kebutuhan di masa
depan secara efsien.
Melengkapiinformasi sumber daya manusia yang dapat membantu
kegiatan sumber daya manusia dan organisasi lain.
2.1.3 Langkah-langkah Perencanaan SDM
23
Sesuai dengan fungsinya untuk membantu perusahaan dalam mencapai tujuannya
dari aspek sumber daya manusia, sebagai mana di singgung di atas, dan fokus
perhatian perencanaan sumber daya manusia ditujukan pada proses peramalan dan
penentuan kebutuhan SDM di masa depan, maka proses penentuan tersebut
dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut :
1. Analisis beberapa faktor penyebab perubahan kebutuhan sumber daya
manusia,
2. Peramalan kebutuhan sumber daya manusia di masa yang akan datang,
3. Penentuan kebutuhan sumber daya manusia di masa yang akan datang,
4. Analisis ketersediaan (supply) sumber daya manusia dan kemampuan
perusahaan, dan
5. Penentuan dan implementasi program.
2.2 Kebutuhan Sumber Daya Manusia
Analisis permintaan (demand analysis) menetapkan kebutuhan sumber daya
manusia di masa depan. Prakiraan sumber daya manusia (human resources
forecasting) berusaha menentukan sumber daya manusia bagaimana yang
dibutuhkan oleh organisasi demi mempertahankan pertumbuhannya serta
memanfaatkan peluang di masa depan. Prakiraan menyebabkan manajer wajib
memikirkan masa mendatang serta mengantisipasi berbagai peristiwa yang
kemungkinan terjadi, meskipun peristiwa tersebut pada akhirnya tidak seperti
yang di duga pada awalnya. Manfaat prakiraan hendaknya dinilai bukan dari
tingkat kedekatannya dengan kebutuhan sesungguhnya, melainkan dari tingkat
yang menyebabkan manajer akhirnya harus memikirkan dan mengantisipasi
berbagai situasi di masa depan. (Simamora, 2006: 137)
Kebutuhan (demand) sumber daya manusia oleh suatu organisasi merupakan
ramalan kebutuhan akan sumber daya manusia yang bukan dilihat dari segi
kuantitas atau jumlah saja tetapi juga menyangkut soal kualitas.
Dalam meramalkan kebutuhan sumber daya manusia yang akan datang perlu
memperhitungkan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan organisasi
itu. Faktor-faktor yang mempengaruhi dan harus diperhitungkan dalam membuat
24
ramalan kebutuhan sumber daya manusia pada waktu yang akan datang antara
lain:
1. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah kondisi lingkungan bisnis yang berada diluar kendali
perusahaan yang berpengaruh pada rencana strategic dan rencana operasional,
sehingga langsung atau tidak langsung berpengaruh pada perencanaan SDM.
Faktor eksternal tersebut pada dasarnya dapat dikategorikan sebagai sebab atau
alasan permintaan SDM dilingkungan sebuah organisasi/perusahaan. Sebab atau
alasan terdiri dari:
a. Ekonomi Nasional dan Internasional (Global)
Faktor ini pada dasarnya berupa kondisi dan kecenderungan pertumbuhan
ekonomi nasional dan Internasional yang berpengaruh pada kegiatan bisnis semua
organisasi atau perusahaan. Perkembangan ekonomi mempunyai pengaruh yang
besar tetapi sulit diestimasi. Sebagai contoh tingkat inflasi, pengangguran dan
tingkat bunga sering merupakan faktor penentu kondisi bisnis yang dihadapi
perusahaan.
b. Sosial, politik, dan hukum
Faktor ini tercermin dalam kondisi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara di wilayah Negara tempat operasional sebuah organisasi atau
perusahaan menjalankan operasional bisnisnya. Mempunyai implikasi pada
perencanaan sumber daya manusia melalui berbagai peraturan di bidang
personalia, perubahan sikap dan tingkah laku, dan sebagainya. Peraturan
pemerintah tentang ketenagakerjaan yang melindungi tenaga kerja dari
pemberhentian semena-mena dan perlunya memperkerjakan tenaga kerja lokal
dalam penerimaan karyawan. Salah satu contohnya, sebuah perusahaan yang akan
membangun perusahaannya disuatu wilayah melakukan pendekatan social dengan
menarik SDM yang tinggal di wilayah tersebut sehingga akan mempermudah
jalannya usaha. Faktor ini tidak boleh diabaikan dalam sebuah organisasi
termasuk juga dalam melakukan perencanaan SDM, contoh lain dalam
menempatkan penguasaan bahasa asing, khususnya bahasa inggris yang semakin
25
penting dalam bekomunikasi telah mengharuskan organisasi menjadikan sebagai
pertimbangan yang besar pengaruhnya dalam perencanaan SDM.
c. Perkembangan ilmu dan teknologi
Perkembangan dan kemajuan Ilmu dan Teknologi berpengaruh pada kecepatan
dan kualitas proses produksi dalam bentuk teknologi untuk mendesain produk,
meningkatkan efisiensi kerja, produktivitas dan kualitas produk, termasuk juga
teknologi pemberian pelayanan yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan
konsumen. Organisasi yang tidak mampu mengadaptasi kemajuan dan
perkembangan teknologi baru yang canggih dalam melaksanakan pekerjaan, akan
ditinggalkan atau tersisih dalam berkompetisi. Begitu pula dengan kemajuan
teknologi membawa dampak terhadap tergesernya tenaga kerja manusia dengan
mesin-mesin canggih, sehingga berakibat terhadap kurangnya kebutuhan tenaga
kerja.
d. Pasar Tenaga Kerja dan Perusahaan pesaing
Pasar tenaga kerja adalah areal geografi yang memiliki persediaan tenaga kerja
yang dibutuhkan (demand) sebuah perusahaan. Dan perusahaan pesaing adalah
hal yang harus dipertimbangkan dalam memprediksi kebutuhan SDM. Sebagai
contoh, “pembajakan” manajer akan memaksa perusahaan untuk selalu
menyiapkan penggantinya melalui antisipasi dalam perencanaan sumber daya
manusia.
2. Faktor Internal
Faktor internal adalah kondisi persiapan dan kesiapan SDM sebuah
organisasi/perusahaan dalam melakukan operasional bisnis pada masa sekarang
dan untuk mengantisipasi perkembangannya dimasa depan. Dengan kata lain
faktor internal adalah alasan permintaan SDM, yang bersumber dari kekurangan
SDM didalam organisasi/perusahaan yang melaksanakan bisnisnya, yang
menyebabkan diperlukan penambahan jumlah SDM. Alasan ini terdiri dari:
a. Faktor Rencana Strategik dan Rencana Operasional
Faktor ini merupakan penyebab utama yang terpenting dalam memprediksi
kebutuhan SDM. Mengikat perusahaan dalam jangka panjang untuk mencapai
26
sasaran-sasaran seperti tingkat pertumbuhan, produk baru, atau segmen pasar
baru. Sasaran-sasaran tersebut menentukan jumlah dan kualitas karyawan yang
dibutuhkan di waktu yang akan datang.
b. Faktor Prediksi Produk dan Penjualan
Sebuah organisasi atau perusahaan harus melakukan prediksi produk yang akan
dihasilkannya dan memprediksi pula produk yang bisa dipasarkan. Prediksi ini
pada dasarnya merupakan prediksi laba yang dapat diraih, dengan
mempergunakan jumlah dan kualitas SDM yang sudah dimiliki oleh
organisasi/perusahaan. Kemungkinan meningkat dan menurunnya produk dan
pemasaran atau laba perusahaan, sangat besar pengaruhnya pada prediksi
kebutuhan SDM.
c. Faktor Pembiayaan SDM
Dalam memprediksi kebutuhan SDM sekurang-kurangnya harus sesuai dengan
kemampuan organisasi/perusahaan membayar upah/gaji tetap sebagai bagian
pembiayaan SDM dari presentase laba yang dapat diraih organisasi/perusahaan
secara berkelanjutan.
d. Faktor Pembukaan Bisnis baru
Pengembangan produk baru akan berdampak diperlukannya penambahan SDM,
karena terjadi penambahan pekerjaan dan bahkan mungkin bertambahnya jabatan
baru. Untuk itu perlu dilakukan prediksi kebutuhan SDM dalam perencanaan
SDM, baik jumlah maupun kualitasnya, yang disebabkan oleh pengembangan
bisnis baru dilingkungan sebuah organisasi/perusahaan.
e. Faktor Desain Organisasi dan Desain Pekerjaan
Semakin banyak unit kerja dalam struktur organisasi, maka semakin banyak dan
semakin bervariasi kualifikasi permintaan dalam perencanaan SDM sebuah
organisasi/perusahaan.
f. Faktor Keterbukaan dan keikutsertaan para manajer
Pada dasarnya faktor ini berkenaan dengan keterbukaan dan kebijaksanaan
Manajer Puncak. Kebijaksanaan tanpa diskriminasi dengan nilai-nilai demokratis
memungkinkan perencanaan SDM memprediksi jumlah dan kualifikasi
permintaan SDM secara akurat dan obyektif.
27
3. Persediaan Karyawan
Faktor ini adalah kondisi tenaga kerja (SDM) yang dimiliki perusahaan sekarang
dan prediksinya dimasa depan yang berpengaruh pada permintaan tenaga kerja
baru. Kondisi tersebut dapat diketahui dari hasil audit SDM dan Sistem Informasi
SDM (SISDM) sebagai bagian dari Sistem Informasi manajemen (SIM) sebuah
organisasi/perusahaan. Beberapa dari faktor ini adalah:
a. Karyawan yang akan pensiun
Jumlah, waktu dan kualifikasi SDM yang akan pension, yang harus dimasukkan
dalam prediksi kebutuhan SDM sebagai pekerjaan atau jabatan kosong yang harus
dicari penggantinya.
b. Pengunduran diri karyawan
Prediksi jumlah dan kualifikasi SDM yang akan berhenti atau keluar dan
pemutusan hubungan kerja (PHK) sesuai dengan Kesepakatan Kerja Bersama
(KKB) atau kontrak kerja, yang harus diprediksi oleh penggantinya untuk mengisi
kekosongan pada waktu yang tepat, baik dari sumber internal maupun eksternal.
c. Kematian, dan sebagainya.
Prediksi yang meninggal dunia. Prediksi ini perlu dilakukan di lingkungan
organisasi atau perusahaan yang telah memiliki SDM dalam jumlah besar yang
seharusnya memiliki Sistem Informasi SDM yang akurat. Prediksi yang
meninggal dunia dilakukan karena kemungkinan terjadi diluar kekuasaan manusia
atau tidak tergantung usia, sehingga mungkin saja dialami oleh pekerja yang
usianya relative masih muda.
2.6 REKRUITMEN DAN SELEKSI
Rekrutmen adalah serangkaian aktifitas mencari dan memikat pelamar kerja
dengan motivasi,kemampuan,keahlian,dan pengetahuan yang diperlukan guna
menutupi kekurangan yang diidentifikasi dalam perencanaan kepegawaian
28
Simamora:1997
Dalam proses rekrutmen yaitu:
• Untuk memonitor perubahan lingkungan dan organisasi yang
menimbulkan kebutuhan sumber daya alam manusia, dan menetapkan pekerjaan
yang harus diisi dan tipe pelamar yang diperlukan.
• Untuk menyebar luaskan kepada pelamar yang potensial bahwa ada
lowongan pekerjaan,sehingga menarik pada pelamar yang bersangkutandan
menyisihkan pelamar yanga kurang memenuhi kualifikasi yang diperlukan.
Schuler,Jackson:1997
• Menentukan kebutuhan jangka pendek dan jangka panjang perusahaan
dalam hal jenis pekerjaan (job title) dan levelnya dalam perusahaan.
• Dan menyusu program rekrutmen yang sistematis dan terpadu.
Seleksi adalah proses dimana suatu organisasi memilih orang atau orang yang
terbaik dari suatu daftar pelamar yang memenuhi kriteria seleksi untuk posisi
yang tersedia untuk diisi (Ivancevich:1992)
1) Tujuan Rekrutmen dan Seleksi
a. Menyediakan sekumpulan calon tenaga kerja yang memenuhi syarat
b. Wawasan dan nilai perusahaan,agar konsisten dengan strategy
c. untuk mengkoordinasi upaya perekrutan dengan program seleksi dan
pelatihan
d. memenuhi tanggung jawab perusahaan dalam upanya menciptakan
kesempatan kerja
2) Tahap Proses Rekrutme dan Seleksi
Proses pencarian karyawan untuk ditempatkan dalam suatu jabatan tertentu dalam
suatu perusahaan atau organisasi,pada umumnya meliputi proses rekrutmen
pencarian calon karyawan secara terinci meliputi kegiatan di bawah ini:
1. Proses rekrutmen
A. memasang iklan di berbagai media cetak,seperti Koran,majalah,atau radia dan
televise
29
B. Pencari kerja melamar sendiri di perusahaan
C. Pendekatan langsung ke sekolah dan lembaga pendidikan
2. Seleksi Calon Karyawan
A. Seleksi surat lamaran
Menyeleksi surat lamran yang memenuhi syarat dan suarat lamaran yang tidak
memenuhi syarat berarti gugur,sedangkan lamaran yang memenuhi syarat
dipanggil untuk mengikuti seleksi berikutnya.Dalam surat panggilan harus
dicantumkan waktu,tempat,dan alat yang diperlukan untuk mengikuti seleksi
tersebut.
B. Wawancara awal
Dalam wawancara tim penyeleksi perusahaan mengadakan wawancara formal dan
mendalam dengan pelamar,dengan demikian akan didaptkan data yang lebih ko
mplit dengan percakapan langsung,pewawancara yang berpengalaman dan jeli
dapat menggali kemampuan seorang pelamar.akan diperoleh informasi dari setiap
pelamar kemudian dibandingkan satu persatu siapa yang paling tinggi
kemampuanya untuk melakukan pekerjaannya.
C. Ujian psikotes ,wawancara
adalah proses menguji kemempuan mental pelamar untuk mengukur apakah
mentalnya sesuai dengan yang didinginkan,jenis-jenis tes psikologi:
1. Tes kecerdasan yaitu mengetes kepribadian mental pelamar dalam hal
daya pikir secara menyeluruh dan logis.
2. Tes kepribadian yaitu menguji kepribadian mental pelamar dalam hal
kesediaan bekerja sama,sifat kepemimpinan,kejujran,dan kepribadian lainnya
yang dibutuhkan perusahaan.
3. Tes bakat yaitu mengetes kemampuanmental potensial pelamar apakah
mempunyai kesanggupan untuk dikembangkan dikemudian hari.
4. Tes minat yaitu mengetes jenis pekerjaan yang paling disenangi oleh
pelamar dan mengukur apa pelamar cocok atau antusias mengerjakan pekerjaan
yang diberikan kepadanya.
D.Pemberitahuan dan wawancara akhir
30
Atasan langsung mewawancarai pelmar untuk memperoleh data yang lebih
mendalm tentang kemampuan pelamar dalam melaksanakan tugas yang akan di
berikan kepadanya.Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui sejauh
kemampuan pelamar dalam mengerjakan pekerjaan juga untuk memperoleh
gambaran apakah pelamar dapat di ajak untuk bekerja sama atau tidak.Wawancara
akhir akan menentukan diterima atau tidaknya pelamar menjadi calon karyawan
pada perusahaan.
E.Penerimaan dan penolakan
Top manager akan memutuskan diterima atau tidaknya pelmar setelah
memperoleh hasil dari seleksi terdahulu,pelamar yang tidak memenuhi spesifikasi
ditolak sedangkan pelmar yang lulus dari setiap seleksi diputuskan diterima
menjadi calon karyawan dengan status karyawan dalam masa
percobaan.Selanjutnya mereka diharuskan mengisi formulir dan melengkapi
syarat sepenuhnya.Prosedur seleksi untuk setiap perusahaan tidak
sama,tergantung dari spesifikasi dan besar kecilnya perusahaan.
3) Alasan Dasar Rekrutmen
Rekrutmen dilaksanakan dalam suatu organisasi karena kemungkinan adanya
lowongan dengan beraneka ragam alasan,antara lain:
a. Berdirinya organisasi baru
b. Adanya perluasan kegitan organisasi
c. Terciptanya pekerjaan dan kegitan baru
d. Adanya pekerjaan yang pindah ke organisasi lain
e. Adanya pekerjaan yang berhenti ,baik dengan hormat maupun dengan
tidak hormat
f. Adanya pekerjaan yang berhenti karena memasuki usia pensiun
4) Sistem Rekrutmen dan Seleksi
Rekrutmen dan seleksi pada dasarnya adalah bagian dari program pengadaan
tenaga kependidikan yang baru di sebuah lembaga pendidikan,upaya rekrutmen
dan seleksi dalam sebuh organisasi dilaksanakan oleh suatu panitia.
Secara umum tipologi rekrutmen dan seleksi dapat dilaksanakan dengan dua cra:
a. Sistem Langsung
31
System rekrutmen dan seleksi adalah system yang menerima secara langsung
terhadap seorang tenaga kerja barua dengan langsung memberikannya SK dari
pimpinan tertinggi atau yang bertanggung jawab.Adapun bentuk-bentuknya dapat
dikategorikan sebagai berikut:
a.Pemupukan eksternal
1. Lembaga pendidikan
2. Teman atau anggota keluarga karyawan
3. Lamaran terdahulu yang telah masuk
4. Agen tenaga kerja
5. Karyawan perusahaan lain
b.Pemupukan internal
1. Promisi
2. Rotasi
3. Pengkaryaan karyawan kembali
4. Karyawan kontrak
b. Sistem Tidak Langsung
System ini adalah system rekrutmen dan seleksi yang menerima secara tidak
langsung terhadap tenaga baru dengan langsung memberikannya SK tetapi SK
diberikan setelah tenaga baru melewati masa orientasiyang berfungsi evaluatif
selektif dalam jangka waktu tertentu.Adapun bentuknya meliputi:
1.Orientasi selektif adalah proses orientasi bebrapa orang yang telah diterima
untuk bekerjadi lembaga namun masih berada dalam bingkai untuk memikih yang
terbaik
2.Orientasi Akumulatif adalah proses orientasi bebrapa orang yang telah benar
diterima semuanya dengan tujuan hanya untuk mengenalkan cara berfikir dan
bertindak mereka sesuai dengan visi dan misi lembaga.
5) Langkah Rekrutmen dan Seleksi
Secara garis besar pelaksanaan rekrutmen dan seleksi dapat menjadi dua
bagian pertama analisa jabtan ,kedua pemilihantenaga kerja.
32
a. Analisis jabtan adalah proses untuk mempelajari dan mengumpulkan
berbagai informasi yang berhubungan dengan berbagai operasi dan kewajiban
suatu jabtan.
b. Pemilihan tenaga kerja baru adalah proses untuk menentukan kandidat
yang mana yang paling layak untuk mengisi jabatan tertentu.
6) Kendala
Berbagai kendala yang dihadapi menurut berbagai penelitian dan pengalaman
banyak orang dalam hal rekrutmen menunjukan bahwa kendala yang bisa di
hadapi itu dapat mengambil tiga bentu yaitu:
a. kendala yang bersumber dari organisasi yang bersangkutan sendiri
b. faktor eksternal yang bersumber dari lingkungan dimana organisasi
bergerak
c. kebiasaan pencari tenaga kerja sendiri
Kendala seleksi antar alain berkenan dengan tolak ukur ,penyeleksi dan pelamar:
1.tolak ukur adalah kesulitan untuk menentukan setandar tolak ukur yang akan
digunakan mengukur kualifikasi seleksi secara obyektif.
2.penyeleksi adalah kesulitan untukmendapatkan penyeleksi yang benar jujur dan
obyektif penilaiannya
3.pelamar adalah kesulitan untuk mendapatkan jawaban yang jujur dari
pelamar.Mereka selalu berusaha memberikan jawaban yang baik saja,namun yang
kurang baik disembunyikan.
Untuk mengurani kendala tersebut perlu dilakukan kebijakan seleksi secara
bertungkat,karena semakin banyak tingkat seleksi yang dilakukan semakin teliti
penerimaan karyawan.
2.7 TEKNIK WAWANCARA
Wawancara telah diakui sebagai teknik pengumpulan data atau informasi
yang penting dan banyak dilakukan dalam pengembangan sistem informasi.
33
Wawancara adalah suatu percakapan langsung dengan tujuan-tujuan tertentu
dengan menggunakan format tanya jawab yang terencana.
Wawancara memungkinkan analis sistem mendengar tujuan-tujuan,
perasaan, pendapat dan prosedur-prosedur informal dalam wawancara dengan
para pembuat keputusan organisasional.
Analis sistem menggunakan wawancara untuk mengembangkan hubungan
mereka dengan klien, mengobservasi tempat kerja, serta untuk mengumpulkan
data-data yang berhubungan dengan kelengkapan informasi. Meskipun e-mail
dapat digunakan untuk menyiapkan orang yang diwawancarai dengan memberi
pertanyaanpertanyaan yang berkaitan dengan temuan, namun akan lebih baik bila
wawancara dijalankan secara personal bukan elektronis.
Lima langkah persiapan wawancara:
1. Membaca materi latar belakang
Bacalah informasi latar belakang tentang orang yang diwawancarai dan
organisasinya sebanyak mungkin. Materi ini dapat diperoleh dari orang yang bisa
Anda hubungi segera untuk menanyakan tentang Website perusahaan. Laporan
tahunan terbaru, laporan berkala perusahaan, atau publikasi-publikasi lainnya
yang dikirim keluar sebagai penjelasan tentang organisasi kepada publik.
2. Menetapkan tujuan wawancara
Gunakan informasi latar belakang yang Anda kumpulan serta pengalaman
Anda untuk menetapkan tujuan-tujuan wawancara. Setidaknya ada empat sampai
enam area utama yang berkaitan dengan sikap pengolahan informasi dan
pembuatan keputusan yang ingin Anda tanayakan. Area tersebut meliputi sumber-
sumber informasi, format informasi, frekuensi pebuatan keputusan, kualitas
informasi, dan gaya pembuat keputusan
3. Memutuskan siapa yang diwawancarai
Saat memutusakan SIAPA saja yang diwawancarai, sertakan pula
orangorang terpenting dari semua tingkatan yang untuk hal-hal tertentu bisa
dipengaruhi sistem.
4. Menyiapkan orang yang diwawancarai
34
Siapkan orang yang akan diwawancarai dengan menelpon mereka atau
menulis pesan e-mail sehingga memungkinkan orang-orang yang akan
diwawancarai mempunyai waktu untuk berpikir. Aturlah waktu untuk menelpon
dan membuat janji pertemuan. Biasanya, wawancara dijalankan selama 45 menit
atau paling lama 1 jam.
5. Menentukan jenis dan struktur pertanyaan
Tuliskan pertanyaan-pertanyaan yang mencakup area-area dasar dalam
pembuatan keputusan saat Anda menegaskan tujuan-tujuan wawancara. Teknik
bertanya yang tepat adalah inti dari wawancara.
Ada dua jenis pertanyaan dalam wawancara:
a) Pertanyaan Terbuka (Open – Ended)
Pertanyaan terbuka menggambarkan pilihan bagi orang yang diwawancarai untuk
merespons. Mereka terbuka dan bebas merespons. Respons dapat berupa dua kata
atau dua paragraf.
Beberapa contoh pertanyaan terbuka:
- Bagaimana pendapat Anda tentang kondisi bisnis ke bisnis ecommerce
di peusahaan Anda ?
- Apa tujuan terpenting departemen Anda ?
- Sekali data diajukan lewat website bagaimana data-data tersebut
akhirnya diproses ?
- Gambarkan proses monitoring yang tersedia secara online ?
- Apa rasa frustasi terbesar yang Anda alami selama masa peralihan menuju e-
commerce ?
b) Pertanyaan Tertutup (Close – Ended)
Pertanyaan tertutup membatasi respons orang yang diwawancarai.
Pertanyaan tertutup seperti dalam soal-soal pilihan ganda dalam ujian. Anda
diberi suatu pertanyaan dengan lima jawaban, namun tidak punya kesempatan
menulis tanggapan Anda sendiri.
Jenis pertanyaan tertutup khusus lainnya ialah pertanyaan dua pilihan. Jenis
pertanyaan ini membatasi orang yang ditanya karena hanya memungkinkan untuk
35
memilih salah satu dari dua pilihan, seperti ya atau tidak, benar atau salah, setuju
atau tidak setuju.
Beberapa contoh pertanyaan tertutup:
- Berapa lama dalam seminggu gudang informasi proyek diperbaharui?
- Rata-rata berapa kali panggilan yang diterima pusat panggilan setiap
bulannya ?
- Dari sumber-sumber informasi berikut yang mana yang paling
bermanfaat menurut Anda ?
Formulir keluhan konsumen
Keluhan lewat e-mail dari konsumen yang mengunjungi website
Interaksi tatap muka dengan konsumen
Barang yang dikembalikan konsumen
- Sebutkan dua prioritas utama Anda untuk meningkatkan infrastruktur
teknologi.
- Siapa yang menerima masukan ini ?
Beberapa contoh pertanyaan dua-pilihan:
- Adakah Anda menggunakan web untuk menampilkan informasi bagi
vendor ?
- Setuju atau tidak setuju Anda bahwa e-commerce tidak begitu aman?
- Apakah Anda ingin menerima salinan laporan keuangan Anda setiap
bulan ?
2.8 PENGERTIAN PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN
Pelatihan ( training) merupakan proses pembelajaran yang melibatkan
Perolehan keahlian, konsep, peraturan, atau sikap untuk meningkatkan kinerja
tenga kera.(Simamora:2006:273). Menurut pasal I ayat 9 undang - undang No.13
Tahun 2003. Pelatihan kerja adalah keseluruhan kegiatan untuk memberi,
memperoleh, meningkatkan,serta mengembangkan kompetensi kerja, , disiplin,
sikap, dan etos kerja pada=tingkat ketrampilan dan keahlian tertentu sesuai
dengan jenjang dan kualifikasi jabatan dan pekerjaan.
36
Pengembangan ( development ) diartikan sebagai penyiapan individu
untuk Memikul tanggung jawab yang berbeda atau yang Iebih tinggi dalam
perusahaan, organisasi, lembaga atau instansi pendidikan, Menurut (Hani
Handoko:2001:104) pengertian latihan dan pengembangan adalah berbeda.
Latihan ( Training ) dimaksudkan untuk memperbaiki penguasaan berbagal
ketrampilan dan teknik pelaksanaan kerja tertentu, terinci dan rutin. Yaitu latihan
rnenyiapkan para karyawan (tenaga kerja) untuk melakukan pekerjaan - pekerjaan
sekarang.
Sedangkan pengembangan ( Developrnent ) mempunyai ruang lingkup
Iebih luas dalam upayauntuk memperbaiki dan meningkatkan pengetahuan,
kemampuan, sikap dlan sifat – sifat kepribadian. (Gomes:2003:197)
Mengemukakan pelatihan adalah setiap usaha untuk memperbaiki performansi
pekerja pada suatu pekerjaan tertentu yang sedang menjadi tanggungjawabnya.
Menurutnya istilah pelatihan sering disamakan dengan istilah pengembangan,
perbedaannya kalau pelatihan langsung terkait dengan performansi kerja pada
pekerjaan yang sekarang, sedangkan pengembangan tidaklah harus,
pengembangan me mpunyai skcope yang lebih luas bandingkan dengan pelatihan.
Pelatihan Iebih terarah pada peningkatan kemampuan dan keahlian SDM
organisasi yang berkaitan dengan jabtan atau fungsi yang menjadi tanggung jawab
individu yang bersangkutan saat ini ( current job oriented) . Sasaran yang ingin
dicapai dan suatu program pelatihan adalah peningkatan kinerja individu dalam
jabatan atau fungsi saat ini. Pengembangan cenderung lebih bersifat formal,
menyangkut antisipasi kemampuan dan keahhan individu yang harus dipersiapkan
bagi kepentingan jabatan yang akan datang. Sasaran dan program pengembangan
menyangkut aspek yang lebih luas yaitu peningkatan kemampuan individu untuk
mengantisipai perubahan yang mungkin terrjadi tanpa direncanakan( unplened
change) atau perubahan yang direncanakan ( planed change).
Hal serupa dikemukakan (Hadari:2005:208). Pelatihan adaah program
-program untuk memperbaiki kernampuan melaksanakan pekerjaan secara
individual, kelompok dan/atau berdasarkan jenjang jabatan dalam organisasi atau
perusahaan. Sedangkan pengembangan karir adalah usaha yang diakukan secara
37
formal dan berkelanjutan dengan difokuskan pada peningkatan dan penambahan
kemampuan seorang pekerja. Dan pengertian ini menunjukkan bahwa fokus
pengernbangan karir adalah peningkatan kemampuan mental tenaga kerja.
lstilah pelatihan dan pengembangan merujuk pada struktur total dan program di
dalam dan luar pekerjaan karvawan yang dimanfaatkan perusahaan dalam
mengembangkan keterampilan dan pengetahuan, utamanya untuk kinerja
pekerjaan dan promosi karir. Biasanya pelatihan merujuk pada pengembangan
ketrampilan bekerja ( vocational ) yang dapat digunakan dengan segera.
(Sjafri :2003: 135).
Jenis pelatihan dan pengembangan
Terdapat banyak pendekatan untuk pelatlian. Menurut (Simamora:2006 :278) ada
lima jenis -jenis pelatihan yang dapat diselenggarakan:
1. Pelatihan Keahlian.
Pelatihan keahlian (skilstraining) merupakan pelatihan yang sering di
jumpai dalamorganisasi. program pelatihaannya relatif sederhana:
kebutuhan atau kekuragan diidentifikasi rnelalui penilaian yang jeli.
kriteria penilalan efekifitas pelatihan juga berdasarkan pada sasaran yang
diidentifikasi dalam tahap penilaian.
2. Pelatihan Ulang.
Pelatihan ulang (retraining) adalah subset pelatihan keahilan.
Pelatihan ulang berupaya memberikan kepada para karyawan keahlian -
keahlian yang mereka butuhkan untuk menghadapi tuntutan kerja yang
berubah - ubah. Seperti tenaga kerja instansi pendidikan yang biasanya
bekerja rnenggunakan mesin ketik manual mungkin harus dilatih dengan
mesin computer atau akses internet.
3. Pelatihan Lintas Fungsional.
Pelatihan lintas fungsional ( cros fungtional training) melibatkan
pelatihan karyawan untuk melakukan aktivitas kerja dalam bidang lainnya
selain dan pekerjan yang ditugaskan.
38
4. Pelatihan Tim.
Pelatihan tim merupakan bekerjasarna terdiri dari sekelompok
Individu untuk menyelesaikan pekerjaan demi tujuan bersama dalam
sebuah tim kerja.
2.9 ORIENTASI, PENEMPATAN & PHK
4 Hal utama dalam Orientasi :
1. Aspek Organisasional
2. Aspek kepentingan pegawai baru
3. Perkenalan untuk hubungan kerja
4. Aspek tugas
Aspek Organisasional :
5. Penjelasan sejarah berdiri organisasi
6. Penjelasan ttg Struktur organisasi
7. Pengenalan para pejabat
8. Tata ruang dan fasilitas kerja
9. Berbagai ketentuan normatif
10. Produk organisasi
Aspek Kepeningan Pegawai Baru :
Selama masa orientasi pegawai baru perlu diberikan penjelasan masalah:
a. Penghasilan
b. Jam kerja
c. Hak cuti
d. Fasilitas yg disediakan
39
e. Pendidikan & pelatihan
f. Perihal pensiun
Perkenalan dalam Hubungan Kerja :
Agar pegawai baru merasa dpt diterima sbg keluarga besar maka bag. SDM perlu
memperkenalkan pd berbagai pihak, terutama yg ber hbg dgn kerja:
• Atasan langsung
• Bagian yg akan ditempatkan
• Para pejabat
• Bagian kepegawaian dll
Ruang Lingkup Tugas :
Pejelasan lengkap dari aspek tugas secara menyeluruh mengenai:
a. Ruang lingkup tugas (tercermin dlm uraian tugas)
b. Segi-segi teknis pekerjaan
c. Penggunaan keselamatan kerja
d. Prosedur kerja
e. Peralatan kerja yg digunakan
Program Penempatan :
Program Penempatan utk karyawan baru sudah dirancang pada saat perencanaan
SDM dan utk karyawan lama beberapa program sbb:
1. Promosi
2. Alih tugas
3. Demosi
Pemutusan Hubungan Kerja :
4. Apabila ikatan formal antara perusahaan
5. dan pekerja sdh tdk ada.
6. Beberapa faktor penyebab:
7. 1. Alasan Pribadi pegawai
8. 2. Terkena sanksi yg berat
9. 3. Faktor ekonomi
10. 4. Kebijaksanaan perusahaan
40
2.10 PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN KARIR
Mathis (2006:343) mendefinisikan perencanaan karir adalah perencanaan
yang fokus pada pekerjaan dan pengidentifikasian jalan karir yang memberikan
kemajuan yang logis atas orangorang diantara pekerjaan dalam organisasi.
Supriatna (2009:49) mengatakan perencanaan karir adalah aktivitas peserta didik
yang mengarah pada keputusan karir masa depan. Tujuan dari perencanaan karir
adalah peserta didik memiliki sikap positif terhadap karir di masa yang akan
datang. Berdasarkan definisi sebelumnya dapat disimpulkan perencanaan karir
dapat didefinikan sebagai suatu proses yang digunakan seseorang untuk memilih
tujuan karir dan lajur karir untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut. Sebagai suatu
proses yang bertujuan untuk menyesuaikan tujuan karir dan kemampuan individu
dengan kesempatan untuk mengisinya secara sistematis.
Perencanaan karir adalah” perencanaan yang dilakukan baik oleh individu
( pegawai ) maupun organisasi, terutama mengenai persiapan yang harus dipenuhi
oleh seorang pegawai untuk mencapai tujuan karir tertentu”. Dalam perencanaan
karir pegawai, atasan menilai kekuatan dan kelemahan yang dimiliki pegawai,
mengkaji “ keterampilan “ yang dimiliki oleh karyawan.
Ada beberapa ketrampilan yang secara umum harus dikuasai oleh seorang
karyawan sesuai dengan bidang pekerjaannya atau level kepemimpinannya , yaitu:
1. Ketrampilan konseptual / CONSEPTUAL SKILLS adalah kemampuan
untuk mengintepretasikan informasi dari berbagai sumber untuk kepentingan dan
kemajuan perusahaan.
2. Keterampilan kemanusiaan / HUMAN SKILLS adalah kemampuan
untuk bekerja dan memahami orang lain baik sebagai individu maupun sebagai
kelompok serta untuk memperoleh partisipasi mereka baik sebagai individu
maupun sebagai anggota kelompok.
41
3. Keterampilan administratif / ADMINISTRATIF SKILLS adalah
kemampuan untuk merencanakan, mengorganisir, pengendalian, dan pengawasan
pekerjaan- pekerjaan kantor.
4. Ketrampilan teknik / TECHNICAL SKILLS adalah kemampuan untuk
menggunakan peralatan- peralatan sesuai dengan bidang pekerjaannya.
Melalui analisis ini pula, pegawai juga digiring untuk menilai sendiri
proses karirnya, kegagalan atau keberhasilan yang telah dicapainya, mengkaji
kemampuannya, kompetensi apa yang sudah atau belum mereka miliki agar
keinginan untuk meraih jabatan sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya, dan
menilai “ bakat “ yang dimilikinya. Dengan demikian tujuan perencanaan karir
untuk seorang pegawai adalah mengetahui sedini mungkin prospek karir pegawai
tersebut di masa depan serta menentukan langkah- langkah yang perlu diambil
agar tujuan karir dapat dicapai secara efektif dan efisien.
Ada lima syarat yang harus dipenuhi agar perencanaan karir dapat berjalan
dengan baik yaitu adanya dialog, bimbingan, keterlibatan individual dalam
perusahaan, umpan balik dan adanya kejelasan prosedur perencanaan karir yang
rinci, formal dan tertulis. Didalam perencanaan karir tidak hanya berguna untuk
menilai kinerja karyawan akan tetapi juga berguna untuk pembinaan karir
karyawan, penentuan bonus, dan mencari masukan untuk menentukan kebijakan
perusahaan.
Seorang Profesional tentu akan terus ingin Bertumbuh dan Berkembang
dalam Karirnya, baik sebagai Individu atau Tim. Memulai Karir dari bawah dan
pada akhirnya menapaki Tahapan yang Progressive tentu merupakan sebuah
Prestasi dan Aktualisasi yang membanggakan.
Melalui perencanaan karir, setiap individu mengevaluasi kemampuan dan
minatnya sendiri, mempertimbangkan kesempatan karir alternatif, menyusun
tujuan karir, dan merencanakan aktivitas-aktivitas pengembangan praktis. Fokus
utama dalam perencanaan karir haruslah sesuai antara tujuan pribadi dan
kesempatan-kesempatan yang secara realistis tersedia.(Mondy, 1993:362).
42
Pada dasarnya perencanaan karir terdiri atas dua elemen utama yaitu
perencanaan karir individual (individual careerplanning) dan perencanaan karir
organisasional (organizational career planning). Perencanaan karir individual dan
organisasional tidaklah dapat dipisahkan dan disendirikan. Seorang individu yang
rencana karir individualnya tidak dapat terpenuhi di dalam organisasi, cepat atau
lambat individu tersebut akan meninggalkan perusahaan. Oleh karena itu,
organisasi perlu membantu karyawan dalam perencanaan karir sehingga keduanya
dapat saling memenuhi kebutuhan. (Mondy, 1993:362)
Perencanaan karir individual (individual career planning) terfokus pada
individu yang meliputi latihan diagnostik, dan prosedur untuk membantu individu
tersebut menentukan “siapa saya” dari segi potensi dan kemampuannya. Prosedur
ini meliputi suatu pengecekan realitas untuk membantu individu menuju suatu
identifikasi yang bermakna dari kekuatan dan kelemahannya dan dorongan
memimpin kekuatan dan mengoreksi kelemahan.
Adapun ada dua macam perencanaan karier, yaitu:
1. Perencanaan karier (di tingkat) organisasi (organization career planning).
2. Perencanaan karier individual pegawai (individual career planning).
2.11 MANAJEMEN KOMPENSASI
Kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima para karyawan sebagai
balas jasa untuk kerja mereka. Kompensasi juga merupakan salah satu cara yang
paling efektif bagi departemen personalia guna meningkatkan prestasi kerja,
motivasi serta kepuasan kerja karyawan. Adapun pengertian kompensasi menurut
Gary Dessler (2003, p349-350), mengatakan bahwa kompensasi pegawai berarti
semua bentuk penggajian atau ganjaran yang mengalir kepada pegawai atau
timbul dari kepegawaian mereka.
Program-program kompensasi juga penting bagi perusahaan, karena
mencerminkan upaya organisasi untuk mempertahankan sumberdaya manusianya.
Selain itu kompensasi sering merupakan komponen-komponen biaya yang paling
43
besar dan penting. Bila pengupahan dan penggajian tidak diadministrasikan secara
tepat, perusahaan bisa kehilangan para karyawannya yang baik dan harus
mengeluarkan biaya untuk menarik, menyeleksi, melatih dan mengembangkan
penggantinya. Bahkan apabila karyawan tidak keluar, mereka mungkin menjadi
tidak puas terhadap perusahaan dan menurunkan produktivitas mereka.
1. Bentuk Kompensasi
Kompensasi yang diberikan oleh organisasi kepada pekerjanya terdapat dalam
beberapa bentuk. Menurut Gary Dessler (203, p349-350), membagi kompensasi
kedalam tiga komponen, yakni :
1. Pembayaran uang secara langsung (direct financial payment) dalam bentuk
upah, gaji, insentif, komisi dan bonus. Pada dasarnya terdapat dua dasar
penentuan upah pegawai :
a. Berdasarkan waktu. Pada umurnya pegawai digaji atas dasar waktu pelaksanaan
pekerjaan, seperti karyawan pabrik atau buruh kasar biasanya dibayar atas upah
(wages) menurut jam atau harian. Sedangkan seorang pegawai digaji (salaried)
seperti para manajer, profesional dan administratif.
b. Upah borongan (piecework). Upah borongan mengaitkan kompensasi secara
langsung dengan jumlah produksi yang dihasilkan karyawan. Dalam versi
sederhana, upah karyawan dihitung dari standar satuan yang dihasilkan dalam satu
jam.
2. Pembayaran tidak langsung (indirect payment) dalam bentuk tunjangan seperti
asuransi dan liburan atas dana perusahaan. Tunjangan ini digolongkan dalam
paket kesejahteraan, dimana paket ini diberikan kepada seluruh pegawai
berdasarkan keanggotaan mereka dalam perusahaan. Dibawah ini adalah beberapa
jenis tunjangan :
a. Tunjangan bayaran suplemen menyediakan bayaran untuk tidak bekerja.
Tunjangan ini meliputi asuransi ketunakaryaan, uang liburan dan hari libur.
b. Tunjangan asuransi merupakan jenis lain lain dari bentuk kesejahteraan
pegawai. Pada umumnya perusahaan membaginya kedalam bentuk asuransi
jiwa dan perumah sakitan secara berkelompok, asuransi kecelakaan dan asuransi
ketidakmampuan.
44
3. Ganjaran nonfinansial (nonfinancial rewards) seperti hal-hal yang tidak mudah
di kuantifikasi, yaitu ganjaran- ganjaran seperti pekerjaan yang lebih menantang,
jam kerja yang lebih luwes dan kantor yang lebih bergengsi.
2. Peran kompensasi
Secara khusus, Kheith Davis and Werther W.B (1996), menguraikan tujuan
manajemen kompensasi efektif, meliputi :
a. Memperoleh Personil yang berkualitas
Kompensasi yang tinggi sangat dibutuhkan untuk memberikan daya tarik kepada
para pelamar.Tingkat pembayaran harus responsif terhadap suplai dan permintaan
pasar kerja, karena para pengusaha berkompetisi untuk mendapatkan karyawan
yang diharapkan.
b. Mempertahankan karyawan yang ada
Para karyawan dapat keluar jika besaran kompensasi tidak kompetitif dan
akibatnya menimbulkan perputaran karyawan yang semakin tinggi.
c. Menjamin keadilan
Manajemen kompensasi berupaya keras agar keadilan internal dan eksternal
terwujud. Keadilan internal mensyaratkan bahwa pembayaran dikaitkan dengan
nilai relatif sebuah pekerjaan, sehingga pekerjaan yang sama dibayar dengan
besaran yang sama. Keadilan eksternal berarti pembayaran terhadap pekerja
merupakan yang dapat di bandingkan dengan perusahaan lain di pasar kerja.
d. Penghargaan Terhadap Perilaku yang Diinginkan
Pembayaran hendaknya memperkuat perilaku yang diinginkan dan bertindak
sebagai insentif untuk perbaikan di masa depan, rencana kompensasi efektif,
menghargai kinerja, ketaatan, pengalaman, tanggumg jawab dan perilaku-perilaku
lainnya.
e. Mengendalikan biaya
Sistem kompensasi yang rasional membantu perusahaan memperoleh dan
mempertahankan para karyawan dengan biaya yang beralasan. Tanpa manajemen
kompensasi efektif, bisa jadi pekerja dibayar dibawah atau di atas standart.
f. Mengikuti Aturan Hukum
45
Sistem gaji dan upah yang sehat mempertimbangkan faktor-faktor legal yang
dikeluarkan pemerintah dan menjamin pemenuhan kebutuhan karyawan.
Bentuk-Bentuk Kompensasi
Menurut Gary Dessler (1992: 349), ada 3 jenis kompensasi yang diberikan
perusahaan yaitu :
1. Pembayaran uang secara langsung dalam bentuk upah, gaji, insentif, komisi dan
bonus
2. Pembayaran tidak langsung yaitu dalam bentuk tunjangan seperti asuransi dan
hiburan atas dana perusahaan
3. Ganjaran nonfinansial seperti hal-hal yang tidak mudah dikuantifikasi yaitu
ganjaran-ganjaran seperti pekerjaan yang lebih menantang, jam kerja yang lebih
luwes dan kantor yang lebih bergengsi.
Gary Dessler (1986:351) mengemukakan ada 4 faktor yang perlu
dipertimbangkan sebelum menentukan gaji karyawan, yaitu Faktor serikat buruh,
Faktor hukum, Faktor pemerintah dan Faktor keadilan.
2.12 PENILAIAN KERJA
Definisi Penilaian Kinerja Menurut Para Ahli :
Menurut Hasibuan (2000:87) : Penilaian kinerja adalah kegiatan manajer untuk
mengevaluasi perilaku prestasi kerja pegawai serta menetapkan kebijaksanaan
selanjutnya. Evaluasi atau penilaian perilaku meliputi penilaian kesetiaan,
kejujuran,kepemimpinan, kerjasama, loyalitas, dedikasi, dan partsipasi pegawai.
Menurut Rivai (2005:66) : Penilaian Kinerja merupakan suatu proses untuk
penetapan pemahaman bersama tentang apa yang akan dicapai, dan suatu
pendekatan untuk mengelola dan mengembangkan orang dengan cara peningkatan
dimana peningkatan tersebut itu akan dicapai didalam waktu yang singkat ataupun
lama. Peningkatan ini tidak terjadi hanya karena sisitem yang yang dikemudikan
oleh manajemen untuk mengatur kinerja dari karyawan mereka, tapi juga melalui
suatu pendekatan kearah mengelola dan mengembangkan orang yang
46
memungkinkan mereka untuk mengatur pengembangan dan kinerja mereka
sendiri dalam kerangka sasaran yang jelas dan standar yang telah disetujui dengan
para penyelia mereka.
Menurut Mathis dan Jackson (2006:382) : Penilaian kinerja (performance
appraisal) adalah proses mengevaluasi seberapa baik karyawan melakukan
pekerjaan mereka jika dibandingkan dengan seperangkat standar, dan kemudian
mengkomunikasikan informasi tersebut kepada karyawan. Penilaian kinerja juga
disebut pemeringkatan karyawan, evaluasi karyawan, tinjauan kerja, evaluasi
kinerja, dan penilaian hasil.
Menurut Handoko (1994:11) : Penilaian kinerja merupakan cara pengukuran
kontribusi-kontribusi dari individu dalam organisasi. Nilai penting dari penilaian
kinerja adalah menyangkut penentuan tingkat kontribusi individu atas kinerja
yang diekspresikan dalam penyelesaian tugas-tugas yang menjadi tanggung
jawabnya.
Jadi secara umum dapat didefenisikan bahwa penilaian kinerja tersebut adalah
sebagai penilaian hasil kerja nyata dengan standar kualitas maupun kuantitas yang
dihasilkan oleh setiap pegawai. Penilaian kinerja pegawai mutlak harus dilakukan
untuk mengetahui prestasi yang dapat dicapai setiap pegawai. Apakah prestasi
yang dicapai setiap pegawai baik, sedang, kurang. Penilaian prestasi penting
bagi setiap pegawai dan berguna bagi organisasi untuk mengambil keputusan dan
menetapkan tindakan kebijaksanaan selanjutnya.
Umpan balik yang spesifik dari hasil penilaian kinerja, memungkinkan
departemen kepegawaian untuk membuat perencanaan karier atau kenaikan
pangkat, pembinaan, pelatihan dan pengembangan, peningkatan gaji, promosi dan
keputusan- keputusan administratif lainnya. Penilaian kinerja berkaitan dengan
kinerja dan pertanggungjawaban pegawai pada organisasi. Karena organisasi
memerlukan kinerja yang tinggi.
2.2 Fungsi Penilaian Kinerja
Sebenarnya tidak ada suatu hal yang mewajibkan tiap-tiap organisasi
untuk memiliki penilaian kinerja .Tetapi dengan melihat fungsi penilaian yang
begitu besar, maka hampir semua organisasi dimanapun mempunyai sistem
47
penilaian kinerja. Fungsi diadakannya penilaian kinerja kinerja disetiap organisasi
antara lain adalah sebagai berikut :
1. Sebagai dasar untuk menentukan keputusan penggajian.
2. Sebagai dasar umpan balik atas kinerja yang dilakukan seseorang atau
kelompok
3. Mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan karyawan yang dinilai
4. Sebagai dasar pertimbangan untuk keputusan promosi
5. Sebagai dasar pertimbangan untuk keputusan mutasidan pemberhentian
6. Sebagai dasar pertimbangan untuk keputusan training dan pengembangan
7. Sebagai dasar pertimbangan untuk keputusan penghargaan (reward)
8. Sebagai alat untuk memotivasi dan meningkatkan kinerja
Dengan mengetahui banyak kegunaan atau fungsi dari adanya penilaian kinerja,
maka bisa diketahui bahwa hasil penilaian kinerja bukanlah merupakan tahap
akhir, namun sebaliknya hasil penilaian hendaknya dapat digunakan sebagai dasar
keputusan atau strategi organisasi.
2.3 Langkah-Langkah Penilaian Kinerja
Penilaian unjuk kerja harus dikaitkan dengan upaya peningkatan kinerja, dalam
arti sebagai usaha pencapaian unjuk kerja yang diharapkan. Oleh karenanya harus
ditentukan :
1. Tujuan-tujuan setiap pekerjaan
2. Standar/dimensi-dimensi kinerja serta ukurannya
3. Metode penilaian, pelaksanaan
4. Evaluasi
Berikut adalah langkah-langkah yang sebaiknya dilakukan untuk menilai kinerja
pegawai :
1. Persiapkan data-data yang dibutuhkan
Langkah pertama adalah mempersiapkan data-data yang berkaitan dengan
perilaku dan kinerja bawahan dapat berupa catatan, laporan, hasil bimbingan
terakhir, dan sebagainya.
2. Buat penilaian
48
Gunakan data-data yang telah dipersiapkan tersebut sebagai landasan menilai dan
memberikan umpan balik. Penilaian dan umpan balik ini umumnya termasuk
sebagai draf penilaian (sementara).
3. Diskusikan dengan atasan langsung
Langkah selanjutnya adalah mendiskusikan penilaian dan umpan balik sementara
dengan atasan langsung tujuannya, untuk memutuskan penilaian akhir yang fair
dan objektif.
4. Selenggarakan pertemuan dengan bawahan
Setelah penilaian akhir diputuskan, selenggarakan pertemuan dengan bawahan .
5. Serahkan hasil penilaian kepada bawahan
Langkah kelima adalah menyerahkan hasil penilaian kepada bawahan Anda.
Berikan waktu yang memadai agar karyawan yang bersangkutan membaca hasil
tersebut.
6. Bahas hasil penilaian
Langkah selanjutnya adalah membahas hasil penilaian Anda. Dalam pembahasan
ini, kemukakan dasar penilaian Anda dengan bahasa yang positif dan ukurannya
(misal pengukuran motivasi). Setelah itu, berikan kesempatan bawahan Anda
untuk menyampaikan pendapat atau tanggapan.
7. Informasikan rencana pengembangan
Langkah terakhir adalah menginformasikan rencana pengembangan untuk
bawahan Anda. Rencana ini dapat berupa pelatihan, promosi jabatan, penugasan,
atau permagangan. Seperti halnya langkah keenam, langkah ini bertujuan untuk
mendapatkan kesepakatan bersama agar pengembangan tersebut berjalan dengan
lancar dan berhasil guna (efektif).
Dengan mengetahui kriteria dan langkah-langkah di atas, Anda dapat melakukan
penilaian kinerja yang efektif. Dengan demikian, penilaian kinerja tidak lagi
menjadi kegiatan yang menegangkan atau sia-sia. Ujung-ujungnya, produktivitas
karyawan, unit kerja, dan perusahaan meningkat dari tahun ke tahun.
2.4 Unsur-unsur yang dinilain dalam Penilaian Kinerja
49
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1979, unsur-unsur yang
dinilai dalam penilaian pelaksanaan pekerjaan adalah :
1. Tanggung jawab
Tanggung jawab adalah kesanggupan seorang pegawai menyelasaikan pekerjaan
yang diserahkan kepadanya dengan sebaik-baiknya dan tepat waktunya serta
berani memikul resiko atas keputusan yang diambilnya atau tindakan yang
dilakukannya.
2. Kerjasama
Kerjasama adalah kemampuan seseorang pegawai untuk bekerja bersama-sama
dengan orang lain dalam menyelesaikan sesuatu tugas yang telah ditentukan.
3. Kejujuran
Penilai menilai kejujuran dalam melaksanakan tugas-tugasnya memenuhi
perjanjian baik bagi dirinya sendiri maupun terhadap orang lain.
4. Ketaatan/Kedisiplinan
Ketaatan adalah kesanggupan seorang pegawai untuk menaati segala peraturan
perundang-undangan yang berlaku, menaati perintah kedinasan yang diberikan
oleh atasan yang berwenang.
5. Kesetiaan/Loyalitas
Penilai mengukur kesetiaan, ketaatan dan pengabdian pegawai kepada Pancasila,
Undang-Undang Dasar 1945, Negara, Pemerintah, Dan Organisasi. Pada
Umumnya yang dimaksud dengan kesetiaan adalah tekad dan kesanggupan
mentaati, melaksanakan, mengamalkan sesuatu yang ditaati dengan penuh
kesadaran dan tanggung jawab.
6. Prestasi Kerja
adalah hasil kerja yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugas
yang dibebankan kepadanya.
7. Prakarsa
adalah kemampuan seorang pegawai untuk mengambil keputusan.
8. Kepemimpinan
50
adalah kemampuan seorang pegawai untuk meyakinkan orang lain sehingga dapat
dikerahkan secara maksimal untuk melaksanakan tugas pokok.
Daftar Pustaka
Juliani, Retno Djohar. Manajemen Karir. 25 April 2016
( http:// jurnal.unpand.ac.id/index.php/dinsain/article )
Masie, Renaldi et.al. Pengaruh Perencanaan Karir, Pelatihan Dan
Pengembangan Karir Terhadap Kinerja Pegawai Pada Museum Negeri Provinsi
Sulawesi Utara. 25 April 2016. ( http:// ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jbie )
Siagian, Sondang P. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta :PT. Bumi
Perkasa.
Anggarini, Sakunda. Orientasi, Penempatan & Pemberhentian Kerja. 08 Juni
2016.
Manggala, Bhirawa. Makalah Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen Kompensasi Dan Motivasi Kerja. Malang . di akses 08 Juni 2016.
51