materi kuliah semester 2 hikmah

84
MAKALAH TAFSIR AYAT-AYAT EKONOMI (Sikap dan Perilaku Konsumen) BAB I PENDAHULUAN Keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidup merupakan naluri manusia. Sejak kecil, bahkan ketika baru lahir, manusia sudah menyatakan keinginan untuk memenuhi kebutuhannya dengan berbagai cara, misalnya dengan menangis untuk menunjukkan bahwa seorang bayi lapar dan ingin minum susu dari ibunya. Semakin besar dan akhirnya dewasa, keinginan dan kebutuhan seorang manusia akan terus meningkat dan mencapai puncaknya pada usia tertentu untuk seterusnya menurun hingga seseorang meninggal dunia. Teori Perilaku konsumen (consumer behavior) mempelajari bagaimana manusia memilih di antara berbagai pilihan yang dihadapinya dengan memanfaatkan sumberdaya (resources) yang dimilikinya. Teori perilaku konsumen yang dibangun berdasarkan syariah Islam, memiliki perbedaan yang mendasar dengan teori konvensional. Perbedaan ini menyagkut nilai dasar yang menjadi fondasi teori, motif dan tujuan konsumsi, hingga teknik pilihan dan alokasi anggaran untuk berkonsumsi. Ada tiga nilai dasar yang menjadi fondasi bagi perilaku konsumsi masyarakat muslim : 1. Keyakinan akan adanya hari kiamat dan kehidupan akhirat, prinsip ini mengarahkan seorang konsumen untuk mengutamakan konsumsi untuk akhirat daripada dunia. Mengutamakan konsumsi untuk ibadah daripada konsumsi duniawi. Konsumsi untuk ibadah merupakan future consumption (karena terdapat balasan surga di akherat), sedangkan konsumsi duniawi adalah present consumption. 2. Konsep sukses dalam kehidupan seorang muslim diukur dengan moral agama Islam, dan bukan dengan jumlah kekayaan yang dimiliki. Semakin tinggi moralitas semakin tinggi pula kesuksesan yang dicapai. Kebajikan, kebenaran dan ketaqwaan

Upload: lisha-dewiee-sartikha

Post on 08-Feb-2016

129 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Materi Kuliah Semester 2 Hikmah

TRANSCRIPT

Page 1: Materi Kuliah Semester 2 Hikmah

MAKALAH TAFSIR AYAT-AYAT EKONOMI (Sikap dan Perilaku Konsumen)

BAB IPENDAHULUAN

Keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidup merupakan naluri manusia. Sejak kecil, bahkan ketika baru lahir, manusia sudah menyatakan keinginan untuk memenuhi kebutuhannya dengan berbagai cara, misalnya dengan menangis untuk menunjukkan bahwa seorang bayi lapar dan ingin minum susu dari ibunya. Semakin besar dan akhirnya dewasa, keinginan dan kebutuhan seorang manusia akan terus meningkat dan mencapai puncaknya pada usia tertentu untuk seterusnya menurun hingga seseorang meninggal dunia.

Teori Perilaku konsumen (consumer behavior) mempelajari bagaimana manusia memilih di antara berbagai pilihan yang dihadapinya dengan memanfaatkan sumberdaya (resources) yang dimilikinya.

Teori perilaku konsumen yang dibangun berdasarkan syariah Islam, memiliki perbedaan yang mendasar dengan teori konvensional. Perbedaan ini menyagkut nilai dasar yang menjadi fondasi teori, motif dan tujuan konsumsi, hingga teknik pilihan dan alokasi anggaran untuk berkonsumsi.Ada tiga nilai dasar yang menjadi fondasi bagi perilaku konsumsi masyarakat muslim :1. Keyakinan akan adanya hari kiamat dan kehidupan akhirat, prinsip ini mengarahkan

seorang konsumen untuk mengutamakan konsumsi untuk akhirat daripada dunia. Mengutamakan konsumsi untuk ibadah daripada konsumsi duniawi. Konsumsi untuk ibadah merupakan future consumption (karena terdapat balasan surga di akherat), sedangkan konsumsi duniawi adalah present consumption.

2. Konsep sukses dalam kehidupan seorang muslim diukur dengan moral agama Islam, dan bukan dengan jumlah kekayaan yang dimiliki. Semakin tinggi moralitas semakin tinggi pula kesuksesan yang dicapai.  Kebajikan, kebenaran dan ketaqwaan kepada Allah merupakan kunci moralitas Islam.  Kebajikan dan kebenaran dapat dicapai dengan prilaku yang baik dan bermanfaat bagi kehidupan dan menjauhkan diri dari kejahatan.

3. Kedudukan harta merupakan anugrah Allah dan bukan sesuatu yang dengan sendirinya bersifat buruk (sehingga harus dijauhi secara berlebihan).  Harta merupakan alat untuk mencapai tujuan hidup, jika diusahakan dan dimanfaatkan dengan benar. (QS.2.265)

Page 2: Materi Kuliah Semester 2 Hikmah

BAB IIISI

A. TAFSIR DEPAG MENGENAI AYAT-AYAT SIKAP DAN PERILAKU      KONSUMEN

1.  Al-Baqarah : 168 Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Baqarah : 168

مبين عدو لكم ه إن يطان الش خطوات بعوا تت وال با طي حالال األرض في مما كلوا اس الن ها أي يا

Artinya : “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.”

Ibnu Abbas mengatakan bahwa ayat ini turun mengenai suatu kaum yang terdiri dari Bani Saqif, Bani Amir bin Sa'sa'ah, Khuza'ah dan Bani Mudli. Mereka mengharamkan menurut kemauan mereka sendiri, memakan beberapa jenis binatang seperti bahirah yaitu unta betina yang telah beranak lima kali dan anak kelima itu jantan, lalu dibelah telinganya; dan wasilah yaitu domba yang beranak dua ekor, satu jantan dan satu betina lalu anak yang jantan tidak boleh dimakan dan harus diserahkan kepada berhala. Padahal Allah tidak mengharamkan memakan jenis binatang itu, bahkan telah menjelaskan apa-apa yang diharamkan memakannya dalam firman-Nya:

والمتردية والموقوذة والمنخنقة به ه الل لغير أهل وما الخنزير ولحم والدم الميتة عليكم مت حرفسق ذلكم باألزالم تستقسموا وأن صب الن على ذبح وما يتم ذك ما إال بع الس أكل وما طيحة والن

Artinya: Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang

disembelih, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam binatang buas kecuali yang sempat kamu sembelih dan (diharamkan juga bagimu) yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah; itu adalah suatu kefasikan. (Q.S Al Ma'idah: 3)

Karena itu selain dari yang tersebut dalam ayat ini boleh dimakan, sedangkan bahirah dan wasilah itu tidak tersebut di dalam ayat itu. Memang ada beberapa ulama berpendapat bahwa di samping yang tersebut dalam ayat itu, adalagi yang diharamkan memakannya berdasarkan hadis Rasulullah saw. seperti memakan binatang yang bertaring tajam atau bercakar kuat, tetapi sebagian ulama berpendapat bahwa memakan binatang-binatang tersebut hanya makruh saja hukumnya.

Allah menyuruh manusia memakan yang baik sedang makanan yang diharamkan oleh beberapa kabilah yang ditetapkan menurut kemauan dan peraturan yang mereka buat sendiri halal dimakan, karena Allah tidak mengharamkan makanan itu. Allah hanya mengharamkan beberapa macam makanan tertentu sebagaimana tersebut dalam ayat 3 surat Al-Maidah dan dalam ayat 173 surat al-baqarah.

Adapun selain dari yang diharamkan Allah itu dan selain yang tersebut dalam hadis sesuai dengan pendapat sebagian ulama adalah halal, boleh dimakan. Kabilah-kabilah itu hanya mengharamkan beberapa jenis tanaman dan binatang berdasarkan hukum yang mereka

Page 3: Materi Kuliah Semester 2 Hikmah

tetapkan dengan mengikuti tradisi yang mereka pusakai dari nenek moyang mereka dan karena memperturutkan hawa nafsu dan kemauan setan belaka. Janganlah kaum muslimin mengikuti langkah-langkah setan itu, karena setan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia. Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Baqarah 168

مبين عدو لكم ه إن يطان الش خطوات بعوا تت وال با طي حالال األرض في مما كلوا اس الن ها أي ياAyat berikut ini turun tentang orang-orang yang mengharamkan sebagian jenis

unta/sawaib yang dihalalkan, (Hai sekalian manusia, makanlah yang halal dari apa-apa yang terdapat di muka bumi) halal menjadi 'hal' (lagi baik) sifat yang memperkuat, yang berarti enak atau lezat, (dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah) atau jalan-jalan (setan) dan rayuannya (sesungguhnya ia menjadi musuh yang nyata bagimu) artinya jelas dan terang permusuhannya itu.

2.  Al-Maidah : 87 Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Maa-idah

المعتدين يحب ال ه الل إن تعتدوا وال لكم ه الل أحل ما بات طي موا تحر ال آمنوا ذين ال ها أي يا

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu haramkan apa-apa yang baik yang telah Allah halalkan bagi kamu, dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.”

Pada ayat ayat ini Allah swt. menunjukkan firman-Nya kepada kaum muslimin, yaitu melarang mereka mengharamkan bagi diri mereka segala yang baik yang telah dihalalkan-Nya seperti makanan, minuman, pakaian, pernikahan dan lain-lainnya yang baik dan halal.

Ayat ini diturunkan berkenaan dengan beberapa orang sahabat yang keliru dalam memahami dan melaksanakan ajaran-ajaran agama Islam. Mereka mengira, bahwa untuk mendekatkan diri kepada Allah swt. harus melepaskan diri dari segala macam kenikmatan duniawi, karena mereka berpendapat, bahwa kenikmatan itu hanya akan melalaikan mereka beribadat kepada Allah. Padahal Allah swt. telah menciptakan dan menyediakan di muka bumi ini barang-barang yang baik, yang dihalalkan-Nya untuk mereka. Dan di samping itu, Dia telah menjelaskan pula apa-apa yang diharamkan-Nya.

Akan tetapi, walaupun Allah swt. telah menyediakan dan menghalalkan barang-barang yang baik bagi hamba-Nya, namun haruslah dilakukan menurut cara yang telah ditentukan-Nya. Maka firman Allah dalam ayat ini melarang hamba-Nya dari sikap dan perbuatan yang melampaui batas. Perbuatan yang melampaui batas dalam soal makanan, misalnya, dapat diartikan dengan dua macam pengertian.

Pertama seseorang tetap memakan makanan yang baik, yang halal, akan tetapi ia berlebih-lebihan memakan makanan itu, atau terlalu banyak. Padahal makan yang terlalu kenyang adalah merusak kesehatan, alat-alat pencernaan dan mungkin merusak pikiran. Dana dan dayanya tertuju kepada makanan dan minuman, sehingga kewajiban-kewajiban lainnya terbengkalai, terutama ibadahnya.

Pengertian yang kedua ialah bahwa seseorang telah melampaui batas dalam hal macam makanan yang dimakannya, dan minuman yang diminumnya, tidak lagi terbatas pada makanan yang baik dan halal, bahkan telah melampauinya kepada yang merusak dan

Page 4: Materi Kuliah Semester 2 Hikmah

berbahaya, yang telah diharamkan oleh agama. Kedua hal itu tidak dibenarkan oleh ajaran agama Islam.

Pada akhir ayat tersebut Allah swt. memperingatkan kepada hamba-Nya, bahwa Dia tidak suka kepada orang-orang yang melampaui batas. Ini berarti bahwa setiap pekerjaan yang kita lakukan haruslah selalu dalam batas-batas tertentu, baik yang ditetapkan oleh agama, seperti batas halal dan haramnya, maupun batas-batas yang dapat diketahui oleh akal, pikiran dan perasaan, misalnya batas mengenal banyak sedikitnya serta manfaat dan mudaratnya. Suatu hal yang perlu kita ingat ialah prinsip yang terdapat dalam Syariat Islam, bahwa apa-apa yang dihalalkan oleh agama adalah karena ia bermanfaat dan tidak berbahaya; sebaliknya apa-apa yang diharamkannya adalah karena ia berbahaya dan tidak bermanfaat atau karena bahayanya lebih besar daripada manfaatnya.

Oleh sebab itu tidaklah boleh mengubah-ubah sendiri hukum-hukum agama yang telah ditetapkan Allah swt. dan Rasul-Nya. Allah swt. Maha Mengetahui apa-apa yang baik dan bermanfaat bagi hamba-Nya dan apa yang berbahaya bagi mereka. Dan Dia Maha Pengasih terhadap mereka.

3.      Al-Israa : 29Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Israa' 29

محسورا ملوما فتقعد البسط كل تبسطها وال عنقك إلى مغلولة يدك تجعل والArtinya : “Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan

janganlah kamu terlalu mengulurkannya karena itu kamu menjadi tercela dan menyesal.”

Kemudian Allah SWT menjelaskan cara-cara yang baik dalam membelanjakan harta, yaitu Allah SWT melarang orang menjadikan tangannya terbelenggu pada leher. Ungkapan ini adalah lazim dipergunakan oleh orang-orang Arab, yang berarti larangan berlaku bakhil. Allah melarang orang-orang yang bakhil, sehingga enggan memberikan harta kepada orang lain, walaupun sedikit. Sebaliknya Allah juga melarang orang yang terlalu mengulurkan tangan, ungkapan serupa ini berarti melarang orang yang berlaku boros membelanjakan harta, sehingga belanja yang dihamburkannya melebihi kemampuan yang dimilikinya. Akibat orang yang semacam itu akan menjadi tercela, dan dicemoohkan oleh handai-tolan serta kerabatnya dan menjadi orang yang menyesal karena kebiasaannya itu akan mengakibatkan dia tidak mempunyai apa-apa.

Dari ayat ini dapat dipahami bahwa cara yang baik dalam membelanjakan harta ialah membelanjakannya dengan cara yang layak dan wajar, tidak terlalu bakhil dan tidak terlalu boros.

Adapun keterangan-keterangan yang didapat dari hadis-hadis Nabi dapat dikemukakan sebagai berikut: Diriwayatkan dari Imam Ahmad dan ahli hadis yang lain, dari Ibnu Abbas ia berkata: "Rasulullah saw bersabda:

اقتصد من عال ماArtinya: "Tidak akan menjadi miskin orang yang berhemat". Imam Baihaqi meriwayatkan sebuah hadis dari Ibnu Abbas, Ibnu Abbas berkata:

"Rasulullah saw bersabda:المعيشة نصف النفقة في اإلقتصاد

Page 5: Materi Kuliah Semester 2 Hikmah

Artinya: Berlaku hemat dalam membelanjakan harta, separoh dari penghidupan.

  Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Israa' 29 محسورا ملوما فتقعد البسط كل تبسطها وال عنقك إلى مغلولة يدك تجعل وال

Artiya : “(Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu) artinya janganlah kamu menahannya dari berinfak secara keras-keras; artinya pelit sekali (dan janganlah kamu mengulurkannya) dalam membelanjakan hartamu (secara keterlaluan, karena itu kamu menjadi tercela) pengertian tercela ini dialamatkan kepada orang yang pelit (dan menyesal) hartamu habis ludes dan kamu tidak memiliki apa-apa lagi karenanya; pengertian ini ditujukan kepada orang yang terlalu berlebihan di dalam membelanjakan hartanya.

B. TAFSIR AL-MISBAH MENGENAI AYAT-AYAT SIKAP DAN PERILAKU KONSUMEN

1. Al-Baqarah : 168

مبين عدو لكم ه إن يطان الش خطوات بعوا تت وال با طي حالال األرض في مما كلوا اس الن ها أي يا

Artinya : “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.”

Tidak semua yang ada didunia ini otomatis halal untuk dimakan atau digunakan. Allah menciptakan ular berbisa bukan untuk dimakan, tetapi antara lain untuk digunakan biasanya sebagai obat, ada burung burung yang diciptakan Nya untuk memakan serangga yang merusak tanaman ,dengan demikian tidak semua yang diciptakannya untuk dimakan manusia, walau semua yg diciptakannya untuk kepentingan mausia, karena itu allah memerintahkan untuk memakan yang halal saja.

Makanan halal adalah makanan yang tidak haram, pada ayat ini menjelaskan bahwa perintah kepada seluruh manusia untuk tidak memakan makanan yang haram. Namun demikian tidak semua makanan yang halal otomatis baik. Karena yang dinamakan halal ada 4 macam wajib, sunah, mubah, dan makruh.

Ada halal yang baik menurut si A yangis sesuai dengan kondisi tertentunya. Ada yang kurang baik untuknya dan baik buat orang lain,. Ada makanan yang halal tetapi tidak bergizi. Yang diperintahkan adalah yang halal lagi baik.

2.  Al-Maidahالمعتدين يحب ال ه الل إن تعتدوا وال لكم ه الل أحل ما بات طي موا تحر ال آمنوا ذين ال ها أي يا

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu haramkan apa-apa yang baik yang telah Allah halalkan bagi kamu, dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.”

Page 6: Materi Kuliah Semester 2 Hikmah

Ulama tidak melihat adanya hubungan ayat ini dengan ayat sebelumnya. Tetapi al-Biqa’I yang menekuni bahasan hubungan antar ayat menulis bahwa setelah dalam ayat yang lalu Allah memuji rahbah atau rasa takut kepada Allah  yang mendorong upaya menjauhkan diri dari gemerlapan duniawi, karena memang hal ini baik, tetapi lanjut Al-Biqa’I dalam prakteknya sering kali pelakunya terlalu ketat sampai-sampai meninggalkan yang mubah (dibolehkan) padahal manusia adalah makhluk lemah, sehingga sering kali kelemahan menghadapi keketatan itu mengantar kepada kegagalan bersama. Itu sebabnya Islam datang , melarang pengetatan beragama seperti itu, dengan menganjurkan moderasi – tidak melebihkan tidak juga mengurangi.

Dalam konteks itulah setelah menyinggung para ruhban yang meninggalkan gemerlapan duniawi, bahkan mengharamkan atas diri meraka sekian banyak hal yang mubah atau halal, ayat ini datang berpesan kepada orang-orang beriman : hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu haramkan, menghalangi diri kamu dengan jalan bernadzar, atau sumpah, atau apa saja untuk melakukan apa-apa yang baik, indah, lezat, atau nyaman yang telah Allah halalkan bagi kamu, dan janganlah kamu memaksakan diri melampaui batas kewajaran, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai yakni tidak melimpahkan rahmat dan ganjaran-Nya kepada orang-orang yang melampaui batas, walaupun pelampauan batas itu berkaitan dengan upaya mendekatkan diri kepada-Nya, sebagaimana halnya orang-orang Nasrani yang melakukan rahbaniyah dengan mengharamkan apa yang halal.

Ath-Thabari dan al-Wahidi meriwayatkan bahwa ayat ini turun berkenaan dengan kedatangan seseorang kepada Nabi SAW. Sambil berkata : “kalau saya makan daging, lalu saya terus akan ‘mendatangi’ wanita-wanita, maka saya mengharamkan atas diri saya daging”. Ayat ini turun meluruskan pandangannya itu. Riwayat ini ditemukan juga dalam sunan at-Tirmidzi. Riwayat lain yang sejalan dengan makna riwayat diatas menyatakan bahwa sejumlah sahabat Nabi SAW berkumpul untuk membandingkan amal-amal mereka dengan amal-amal Nabi SAW., dan akhirnya mereka berkesimpulan untuk melakukan amalan-amalan yang berat. Ada yang ingin shalat semalam suntuk, ada yang tidak akan menggauli wanita, dan ada juga yang akan berpuasa terus menerus. Mendengar rencana itu Nabi SAW menegur mereka sambil bersabda : “sesungguhnya aku adalah yang paling bertakwa diantara kalian, tapi aku shalat malam dan juga tidur, aku berpuasa tetapi juga berbuka, dan aku kawin. Barang siapa yang enggan mengikuti sunnahku (cara hidupku), maka bukanlah ia dari kelompok (umat)ku” (HR. Bukhari dan Muslim melalui Anas Ibn Malik)

Firman-Nya la ta’tadu / jangan melampaui batas dengan bentuk kata yang menggunakan huruf ta’ bermakna keterpaksaan, yakni diluar batas yang lumrah. Ini menunjukkan bahwa fitrah manusia mengarah kepada moderasi dalam arti menempatkan segala sesuatu pada tempatnya yang wajar tidak berlebih dan tidak juga berkurang. Setiap pelampauan batas adalah semacam pemaksaan terhadap fitrah dan pada dasarnya berat, atau risih melakukannya. Inilah yang di isyaratkan oleh ta’tadu.

Larangan melampaui batas ini, dapat juga berarti bahwa menghalalkan yang haram, atau sebaliknya, merupakan pelampauan batas kewenangan, karena hanya Allah SWT yang berwenang menghalalkan dan mengharamkan. Pada masa jahiliyah kaum musyrikin mengatasnamakan Allah mengharamkan sekian banyak hal yang halal, sebagaimana akan terbaca dalam surah al-an’am. Itu agaknya yang menjadi alasan sehingga ayat in dimulai dengan panggilan ya ayyuhaalladzinan amanu karena penghalalan dan pengharaman seperti

Page 7: Materi Kuliah Semester 2 Hikmah

itu bertentangan dengan keimanan. Selanjutnya, karena itu pula sehingga ayat berikut yang Masih berkaitan erat dengan ayat ini memerintahkan untuk bertaqwa kepada Allah SWT karena orang-orang mukmin selalu bertaqwa kepada-Nya, dengan mengikuti apa yang diperintahkan-Nya, menjauhi larangan-Nya, menghalalkan apa yang halal dan mengharamkan yang haram.

3. Al-israa : 29محسورا ملوما فتقعد البسط كل تبسطها وال عنقك إلى مغلولة يدك تجعل وال

Artinya : “Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya karena itu kamu menjadi tercela dan menyesal.”

Dan janganlah engkau enggan mengulurkan tanganmu untuk kebaikan seakan akan engkau jadikan tanganmu terbelenggu dengan belenggu kuat yang terikat ke lehermu sehingga engkau tak dapat menhulurkannya dan janganlah juga engkau terlalu mengulurkannya sehingga berlebih lebihan karena itu  menjadikanmu duduk tidak dapat berbuat apa apa lagi tercela oleh dirimu sendiri atau orang lain karena boros, berlebih lebihan dan menyesal tidak memiliki kemampuan karena telah kehabisan harta.            Kata mashuran terambil dari kata hasara yang berarti tidak berbusana, telanjang aatau todak tertutup. Seseorang yang tidak memakai tutup kepala dinamai hasiru ar ras. seseorang yang keadaannya tertutup dari segi rezeki adalah yang memiliki kecukupan sehingga  ia tidak perlu berkunjung kepada orang lain dan menampakkan diri untuk meminta, karena itu berarti ia membuka kekurangan aibnya.            Ada juga ulama yang berpendapat bahwa kata tersebut terambil dari kata hasir yang digunakan untuk binatang yang tidak mampu berjalan, sehingga mandek tinggal ditempat. Demikian juga pemboros, pada akhirnya akan mandek dan tidak mampu melakukan aktivitas, baik untuk dirinya sendiri apalgi orang lain sehingga terpaksa hidup tercela.            Ayat ini menjelaskan salah satu hikmah yang sangat luhur , yakni kebajikan yang merupakan pertengahan antara dua ekstrim. Keberanian adalah pertengahan antara kecerobohan dan sifat pengecut. Kedermawanan adalah pertengaahn antar pemboroosan dengan kekikiran.

Sementara ulama menjadikan kata maluman/tercela merupakan dampak dari kekikiran, sedang mahsuran/tidak memiliki kemampuan adalah dampak dari pemborosan.

C.  AYAT AYAT LAIN TENTANG SIKAP DAN PERILAKU PRODUSEN

Allah SWT dalam firman-Nya dalam Al – Qur’an surat Al Israa' ayat 26 & 27Artinya : Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang

miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.

Artinya : Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.

Dari kedua ayat diatas dapat disimpulkan bahwa seorang konsumen muslim tidak perlu mengeluarkan semua pendapatan bersihnya untuk semua barang dan jasa.

Page 8: Materi Kuliah Semester 2 Hikmah

BAB IIIKESIMPULAN

Pada sikap dan perilaku konsumen yang harus kita lakukan sesuai ajaran islam kitab kita Al qur’an adalah.1) Memakan yang halal lagi baik untuk kesehaatannya2) Dapat membedakan mana yang halal dan yang haram3) Konsumen dengan tidak konsumsi berlebih lebihan4) larangan berlaku bakhil.5) Tidak berlaku boros membelanjakan harta6) Dilarang menghalangi diri dengan jalan bernadzar, atau sumpah.7) Tidak mengharamkan apa yang dihalalkannya8) Keberanian adalah pertengahan antara kecerobohan dan sifat pengecut. 9) Kedermawanan adalah pertengaahn antar pemboroosan dengan kekikiran.10) mengharuskan makanan yang baik dan cocok untuk dimakan, tidak kotor atau pun

menjijikan sehingga merusak selera. Makan dan minumlah dari semua yang bersih dan bermanfaat. Baik bersih dari segi hukumnya yaitu yang halal, dari segi makanannya harus higienis dan bergizi, maupun bersih dalam mendapatkannya.

11) Seorang konsumen muslim tidak hanya mencapai kepuasan dari konsumsi barang dan jasa, tetapi juga kepuasan yang diperintahkan oleh Allah SWT juga harus kita penuhi sebagai seorang muslim yang bertaqwa. Hal ini berarti kepuasan seorang muslim tidak hanya sebagai fungsi jumlah barang yang dikonsumsi tetapi juga sebagai fungsi dari sedekah.

12) seorang muslim dilarang mengkonsumsi barang yang diharamkan oleh islam seperti alkohol, daging babi, berjudi dan lain sebagainya.

13) Seorang muslim dilarang menerima atau membayar bunga dari berbagai pinjaman.14) Seorang konsumen muslim harus juga memperhitungkan konsumsinya,Kepemilikan,

perbedaan15) Riba macam maacam, definisi16) Harta dan zakat17) Sikap dan perilaku konsumen

Page 9: Materi Kuliah Semester 2 Hikmah

Tafsir Ayat Ekonomi

Ayat Etika Produksi dan KonsumsiDalam perekonomian produksi dan konsumsi adalah unsur-unsur penting. Maka perlu

ada etika dalam pengelolaan produksi dan konsumsi, hal ini juga dijelaskan dalam alqur’an. Namun sebelum membahas etika produksi dan konsumsi menurut Al-quran alangkah baik jika kita mengetahui pengertian produksi dan konsumsi itu sendiri. Produksi adalah suatu proses kegiatan-kegiatan ekonomi untuk menghasilkan barang dan jasa dengan memanfaatkan faktor-faktor produksi (amal, modal, tanah) dalam waktu tertentu. Sedangkan konsumsi adalah proses pemanfaatan hasil produksi.

QS. Al-jumu’ah :1010.  Apabila Telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah

karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.

Ayat ini merupakan seruan yang ditunjukan bagi kaum muslim untuk meninggalkan berbagai aktifitasnya beberapa saat pada hari jum’at ( untuk melaksanakan shalat jum’at ). Maksudnya: apabila imam Telah naik mimbar dan muazzin Telah azan di hari Jum'at, Maka kaum muslimin wajib bersegera memenuhi panggilan muazzin itu dan meninggalkan semua pekerjaannya.Larangan melakukan jual beli menurut ulama;1. Imam malik : mengandung makna batalnya serta keharusan membatalkan jual beli jika

dilakukan pada saat imam berkhutbah dan saat shalat dilaksanakan.2. Imam syafi’i : ayat tersebut tidak mengandung makna keharusan membatalkan jual beli

akan tetapi menegaskan atas keharamannya.Ayat di atas di tunjukan kepada orang – orang yang beriman. Istilah ini mencangkup pria

dan wanita, baik yang bermukim maupun yang musyafir. Namun ada hadis yang menjelaskan siapa yang dimaksud ayat ini.

Rasulullah SAW bersabda :“ (shalat) jum’at adalah keharusan yang wajib bagi setiap umat muslim (di laksanakan) dengan berjama’ah, kecuali terhadap empat kelompok, yaitu : Hamba sahaya, wanita, anak – anak, dan orang sakit. (H.R Abu Daud melalui Thariq Ibnu Syihab).

Walaupun hadis ini hanya mengecualikan kepada kelompok yang empat itu dari kewajiban shalat jum’at akan tetapi tidak melarang mereka. Jika dari keempat kelompok yang dikecualikan itu melakukan shalat jum’at, maka shalatnya sah dan tidak lagi wajib bagi mereka untuk melaksanakan shalat dzuhur.

Perintah betebaran di bumi untuk mencari sebagian dari karunianya pada ayat -ayat di atas bukanlah perintah wajib. Dalam kaidah ulama – ulama menyatakan : “ apabila ada perintah yang bersifat wajib, lalu di susul dengan perintah sesudahnya, maka yang kedua itu hanya mengisyaratkan bolehnya hal tersebut dilakukan”. Ayat yang memerintahkan orang – orang beriman untuk shalat jum’at merupakan perintah yang bersifat wajib, dengan demikian perintah betebaran bukanlah perintah wajib.

Page 10: Materi Kuliah Semester 2 Hikmah

Adapun etika produksi yang terkandung dalam ayat ini ialah:- Bekerja merupakan sesuatu yang dianjurkan akan tetapi kita sebagai manusia tidak boleh

meninggalkan kewajiban kita sebagai hamba Allah.- Barang yang di produksi harus baik dan halal menurut pandangan hukum Negara maupun

hukum syara’

QS. Al-Maidah : 87-8887.  Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu haramkan apa-apa yang baik yang

Telah Allah halalkan bagi kamu, dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.

88.  Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah Telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya.

Menurut beberapa Ulama ayat ini turun karena hal-hal berikut: 1. Ibnu murdawaih telah meriwayatkan melalui jalur al – aufi dari ibnu abbas. Di dalam kitab

shahihhaini disebutkan dari siit aisyah r.a. bahwa pernah ada segolongan orang dari golongan sahabat rasulullah Saw. Bertanya pada istri –istri nabi tentang amal perbuatan nabi yang bersifat pribadi.bahwa dari sebagian sahabat itu ada yang menyangkal, “kalau aku tidak memekan daging”. sebagian yang lain mengatakan “ aku tidak mengawini wanita.” Dan sebagian yang lain mengatakan “ aku tidak tidur di atas kasur “ ketika hal itu sampai kepada nabi maka beliau besabda: “ apakah gerangan yang di alami oleh kaum, seseorang dari mereka mengatakan anu dan anu, tetapi aku puasa, berbuka, tidur, bangun, makan daging, dan kawin menikah dengan wanita. Maka barang siapa yang tidak suka dengan sunnah    (tuntunan ) ku, maka dia bukan dari golonganku. ( H.R bukhari – muslim)

2. At – thabari dan Al – wahidi meriwayatkan bahwa ayat ini turun berkenaan dengan kedatangan seseorang kepada nabi Saw sambil berkata “kalau saya memakan daging, lalu saya akan mendatangi wanita – wanita maka saya mengharamkan atas diri saya daging… “ ayat ini diturunkan untuk meluruskan pandangan itu.

Allah SWT melarang hamba-Nya yang mengharamkan apa yang telah Allah halalkan untuk hamba-Nya. Allah telah berikan kemudahan kepada hamba-Nya dengan menghalalkannya namun dengan mudah manusia mengharamkan apa yang telah halal tersebut. Ayat ini turun juga karena terdapat sahabat nabi yang mengharamkan untuk dirinya sendiri apa yang telah Allah halalkan baginya. Maka Rasul secara tegas menolak hal tersebut walau bagaimanapun nabi juga merupakan manusia maka nabi menjalankan apa yang dihalalkan baginya seperti tidur dan menikah sesuai dengan hadits diatas. Dan  itu merupakan hal yang Allah SWT halalkan bagi manusia. Ketika akan membatasi diri maka jangan melampaui batas dalam mengharamkan sesuatu atau dapat pula diartikan ketika tidak mengharamkan sesuatu maka, dalam pemanfaatannya juga tidak berlebihan atau melampaui batas karena sesungguhnya yang berada dipertengahan itu lebih baik yakni tidak kekurangan juga tidak berlebihan.

Dan untuk pencapaian terhadap yang halal maka gunakanlah jalan yang baik, jalan yang diridhai Allah dan tidak menggunakan jalan yang menentang Allah selama beriman kepada Allah SWT.

Page 11: Materi Kuliah Semester 2 Hikmah

Q.S Anhal 1414.  Dan Dia-lah, Allah yang menundukkan lautan (untukmu), agar kamu dapat memakan

dari padanya daging yang segar (ikan), dan kamu mengeluarkan dari lautan itu perhiasan yang kamu pakai; dan kamu melihat bahtera berlayar padanya, dan supaya kamu mencari (keuntungan) dari karunia-Nya, dan supaya kamu bersyukur.

Di dalam ayat ini Allah Swt. Telah menyebutkan diantara nikmatnya yang telah dikaruniakan kepada hambanya yaitu : a. Penaklukan lautan agar memudahkan manusia untuk mengarunginyab. Menghasilkan daging – daging hewan laut yang segar sehingga dapat dikonsumsic. Menciptakan mutiara untuk dapat dijadikan perhiasand. Dan berbagai manfaat lain yang terdapat pada lautan.

Adapun hikmah dari penaklukan lautan bagi manusia:a. Agar manusia dapat memanfaatkannya dengan baikb. Agar manusia dapat bersungguh – sungguh dalam mencari rezekic. Agar manusia senantiasa bersyukur dengan segala yang telah Allah SWT berikan

Page 12: Materi Kuliah Semester 2 Hikmah

TAFSIR AYAT-AYAT RIBA

(APLIKASI TAFSIR EKONOMI AL-QUR’AN)Oleh : Muhammad Abdul Rosid

A.  PendahuluanAl-Qur’an merupakan sumber penggalian dan pengembangan ajaran Islam dalam

berbagai dimensi kehidupan manusia. Untuk melakukan penggalian dan pengembangan pemahaman Ayat-ayat Al-Qur’an .. kemampuan tertentu guna mengasilakan pemahaman yang baik mengenai berbagai perilaku kehidupan manusai, termasuk dalam bidang ekonomi.Pengembangan ilmu ekonomi Qur’an pada dasarnya mempunyai peluang yang sama dengan pengembangan ilmu-ilmu lain dalam tradisi keilmuan Islam. sayang, sebagai suatu disiplin ilmu, ilmu ekonomi Qur’an belum berkembang pesat. padahal kebutuhan terhadap ilmu ini dirasakan sudah mendesak, sehubungan kegagalan ilmu ekonomi modern dalam merealisasikan pembangunan dan kemaslahatan masyarakat.

Sebagai metodologi atau rumusan dalam makalah ini, penulis ingin sedikit menyampaikan agar dalam penulisannya lebih baik dari sebelumnya untuk lebih memahami dan lebih fokus pada pembahasannya, maka ada beberapa hal yang dipaparkan dalam makalah ini yakni :Ayat dan artinya, Mufrodat ayat, Asbabul Nuzul, Tafsir pedapat para ulama’ Tafsir, Kandungan Hukum dalam Ayat, Hikmah ayat dan Kesimpulan. Inilah yang nantinya penulis ingin uraikan saru persatu demi untuk melatih pemahaman kita tentang ayat-ayat tentang Ekonomi.

B.  Ayat Riba dan ArtinyaDalam Al-Qur’an ditemukan kata riba sebanyak delapan kali dalam empat surat,

tiga diantarannya turun setelah Nabi Hijrah dan satu ayat lagi ketika beliau masih di Makkah. Yang  di Makkah walaupun menggunakan kata riba (QS. Al-Rum (30) : 39) ulama sepakat bahwa riba yang dimaksud di sana bukan riba yang haram karena ia diartikan sebagai pemberian hadiah, yang bermotif memperoleh imbalan banyak dalam kesempatan yang lain. Larangan riba yang terdapat dalam Al-Qur’an tidak diturunkan sekaligus melainkan diturunkan dalam empat tahap. Adapun ayat-ayat dalam Al-Qur’an yang menjelaskan masalah riba diantaranya :1.  Surat Ar-Ruum ayat 39

  ه الل وجه تريدون زكاة من آتيتم وما ه الل عند يربو فال اس الن أموال في ليربو ربا من آتيتم وماالروم ( : المضعفون هم )39فأولئك

“Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, maka (yang berbuat demikian) itulah orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya)”. 2. Surat An-Nisaa’ Ayat 160 dan 161.

كثيرا ( ه الل سبيل عن وبصدهم لهم ت أحل بات طي عليهم منا حر هادوا ذين ال من )160فبظلم أليما عذابا منهم للكافرين وأعتدنا بالباطل اس الن أموال وأكلهم عنه نهوا وقد با الر  وأخذهم

( 161، 160النساء : )

Page 13: Materi Kuliah Semester 2 Hikmah

“Maka disebabkan kezaliman orang-orang Yahudi, kami haramkan atas (memakan makanan) yang baik-baik (yang dahulunya) dihalalkan bagi mereka, dan karena mereka banyak menghalangi (manusia) dari jalan Allah, Dan disebabkan mereka memakan riba, padahal sesungguhnya mereka telah dilarang daripadanya, dan karena mereka memakan harta benda orang dengan jalan yang batil. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir di antara mereka itu siksa yang pedih.”

3.  Surat Ali Imron Ayat 130تفلحون كم لعل ه الل قوا وات مضاعفة أضعافا با الر تأكلوا ال آمنوا ذين ال ها أي يا

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan”

4.  Surat Al-Baqarah Ayat 275-276.ما إن قالوا هم بأن ذلك المس من يطان الش طه يتخب ذي ال يقوم كما إال يقومون ال با الر يأكلون ذين ال

وأمره سلف ما فله فانتهى ه رب من موعظة جاءه فمن با الر م وحر البيع ه الل وأحل با الر مثل البيعخالدون ( فيها هم ار الن أصحاب فأولئك عاد ومن الله الصدقات) 275إلى ويربي با الر ه الل يمحق

) أثيم كفار كل يحب ال ه )276والل“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah  disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual-beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual-beli dan mengharamkan riba. Barang siapa yang datang kepadanya peringatan dari Allah. Lalu ia berhenti  maka  baginya  adalah  apa  yang telah berlalu  dan urusannya  adalah  kepada Allah dan barang siapa yang kembali lagi, maka  mereka  adalah penghuni  neraka yang kekal di dalamnya. Allah akan menghapus riba dan melipat gandakan sedekah dan Allah tidak suka kepada orang-orang kafir lagi pendosa”.(QS. Al-Baqarah : 275- 276)

5.  Surat Al-Baqarah Ayat 278-279مؤمنين ( كنتم إن با الر من بقي ما وذروا ه الل قوا ات آمنوا ذين ال ها أي فأذنوا) 278يا تفعلوا لم فإن

تظلمون ( وال تظلمون ال أموالكم رءوس فلكم تبتم وإن ورسوله ه الل من ) 279بحرب“Hai orang-orang yang  beriman, bertakwalah  kepada Allah  dan  tinggalkanlah  sisa-sisa  riba. jika  memang  kamu  orang  yang  beriman.  Jika  kamu  tidak melakukannya,   maka   terimalah   pernyataan   perang   dari Allah  dan  rasul  Nya  dan  jika  kalian  bertobat  maka  bagi kalian adalah modal-modal, kalian tidak berbuat zalim dan tidak  pula  dizalimi”. (QS. Al-Baqarah : 278- 279)

C.    Mufrodat Ayat RibaDalam Surat Ar-Ruum Ayat 39, terdapat beberapa kata yang sebelumnya perlu kita

fahami yakni:

  آتيتم وما dan apa-apa yang kamu berikan منزكاة berupa atau dari Zakat

ربا من sesuatu dari Riba yang kamu semua maksudkan تريدون atau kehendaki

agar dia (harta tersebut) tambah ليربو  untuk mencapai keridhoan وجه

Page 14: Materi Kuliah Semester 2 Hikmah

ه الل Allah أموال في

اس الن di dalam hartaya manusia فأولئك maka mereka yang berbuat itu

يربو فال maka riba itu tidak menjadikan bertambah

هم orang yang berbuat itulah

ه الل عند di sisi Allahالمضعفون

yakni orang-orang yang melipat gandakan dalam

(Pahalanya)آتيتم وما dan apa yang kamu berikan

Di dalam bahasa Arab, bahwa lafadz “Riba” itu bisa mengandung  ma’na tambahan secara mutlaq atau bahwa Riba secara bahasa bermakna :  Ziyadah / tambahan. dalam pengertian lain secara linguistik, riba juga berarti Tumbuh dam membesar. Adapun menurut istilah teknis, riba berarti pengambilan tambahan dari harta pokok atau modal secara batil. Ada beberapa pendapat dalam menjelasakan riba, namun secara umum terdapat benang merah yang menegaskan bahwa riba adalah pengambin tambahan, baik dalam transaksi jual beli maupun pinjam-meminjam secara batil atau bertentangan dengan prisip muamalah dalam Islam. Tetapi dalam lafadz yang terdapat dalam Surat Ar-Ruum ayat 39, tambah disini yang dimaksud tidak lahil hanyalah dalam perihal Pemberihan hadiah supaya orang yang memberi hadiah tersebut mendapat tambahan yang lebih. Ini sekilas dari pada uraian lafadz Riba yang dibaca Jer sebab kemasukan huruf Jer Min.

Lafadz yang terdapat dalam surat kedua Surat An-Nisa’ Ayat 160 dan 161 dalam masalah Riba yang telah disampaikan di atas terdapat beberapa kata diantaranya :

فبظلمmaka disebabkan perbuatan

zholimوأخذهمالر

باdan disebabkan mereka

mengambil atau memaksan riba

ذينهادوا ال من orang-orang Yahudiنهوا وقد

عنهpadahal sesungguhnya mereka telah melarang dari padanya

منا حر kami haramkan فأولئك maka karena merekaعليهم kepada orang Yahudi وأكلهم mereka memakan

بات طي yang baik-baik أموال اس harta benda manusia الن

أحلت yang dulunya dihalalkan  بالباطل dengan jalan bathilلهم bagi mereka orang Yahudi kami telah menyediakan وأعتدنا

وبصدهم dan karena mereka menghalalkan

untuk orang-orang yang kafir للكافرين 

ه الل سبيل dari Jalam Allah عن diantara mereka itu منهم 

كثيرا banyak عذابا seksaan yang pedih  أليما

Lafadz iniفبظلم diwali dengan huruf Fa’ dan Ba’, kalau Fa’nya ini dalah hurf Athof pada lafadz sebelumnya. Adapun huruf Ba’nya merupakan Ba’ Sababiyah yang mempuyai arti sebab, dalam lafadz فبظلمitu asalnya dari fiil Madhiظلمyang mempunyai arti hal meletakkan sesuatu tidak pada tempatnya, ketidak adilan, penganiayaan, penindasan dan

Page 15: Materi Kuliah Semester 2 Hikmah

tidak sewenang-wenang. Maka sebab kedholiman orang Yahudi tersebut, maka Allah mengharamkan sesuatu yang dulunya sesuatu itu baik.

Surat Ali Imron ayat 130 sebagaimana di atas terdapat kata-kata diantaranya :ذين ال ها أي يا

آمنوا Hai orang-orang yang beriman ه الل kepada Allah

با الر تأكلوا ال janganlah kamu memakan riba كم لعل supaya kamu أضعافا مضاعفة

dengan berlipat  تفلحون mendapat keberuntungan

قوا وات dan bertakwalah kamu

Lafadz آمنوا ذين ال ها أي itu terdapat munada di dalamnya yakni lafadz يا yangأي  digunakan untuk munada yang mana sifatnya berupa isim mausul yang dipasang Al. juga bahwa lafadz diatas itu sudah kelaku dalam Kalam Arob, Dalam Al Fiyah Ibn Malik diutarakan dalam Nadhomyna :

يرد * هذا بسوى اي ووصف ورد الذي ايها ذا وايهاKemudian dalam Lafadz selanjutnya terdapat huruf  ال nahi yang mempunyai arti

larangan pada lafadz با الر مضاعفةتأكلوا yakniأضعافا larangan atau jangan kamu semua memakan harta riba dengan berlipat ganda.

Dalam Surat Al-Baqoroh ayat 275 terdapat beberapa kata yang sebelumnya perlu kita fahami dalam berbagai disiplin ilmu yakni:

با ذينيأكلونالر الOrang-orang yang makan/

mengambil Ribaموعظةمنر

ه ب peringatan dari Allah

اليقومون tidak dapat berdiri فانتهى Lalu ia berhenti  كمايقوم إال melainkan seperti berdirinya فله maka  baginya  adalah 

ي طهالش ذييتخب ال طان

orang yang kemasukan syaitan سلف  apa  yang telah berlalu ما

منالمس lantaran (tekanan) penyakit gila وأمره dan urusannya  adalah 

D.    Asbabul Nuzul Ayat RibaRiba adalah  kebiasaan  yang  telah  membudaya  di  kalangan masyarakat  Arab 

jauh  sebelum  larangan  tentang  ini  berlaku.  Budaya ini jelas tidak akan bisa langsung bisa hilang di kalangan masyarakat Arab saat itu. Allah SWT dalam pengharaman riba di dalam Al-Quran dilakukan dengan bertahap. Tahap demi tahap dalam pengharaman ini menuju  kepada  keadaan  masyarakat  saat  itu  yang  memang  telah terbiasa  melakukan  muamalah ribawiyah atau transaksi dengan dasar riba untuk mendapatkan keuntungan berlipat ganda.

Secara umum ada 4 periode turunnya ayat tentang riba, 1 ayat turun di kota Mekah yang berarti ayat tersebut adalah makiyah dan 3 ayat  lainnya  turun  di  kota  Madinah  yang  berati  ayat  tersebut  adalah madaniyah.

Ayat yang turun di Kota Mekkah adalah :

Page 16: Materi Kuliah Semester 2 Hikmah

  ه الل وجه تريدون زكاة من آتيتم وما ه الل عند يربو فال اس الن أموال في ليربو ربا من آتيتم وماالروم ( : المضعفون هم )39فأولئك

Pada ayat ini  dijelaskan  bahwasanya  Allah  SWT  membenci riba  dan  perbuatan  riba tersebut  tidaklah  mendapatkan  pahala di  sisi Allah SWT. Pada ayat ini tidak ada petunjuk Allah SWT yang mengatakan bahwasanya riba itu haram. Artinya bahwa ayat ini hanya berupa peringatan untuk tidak melakukan hal yang negatif.

Periode kedua Allah SWT menurunkan ayat : Al Nisa’ Ayat 160-161. sebagaimana di atas.

Ayat ini adalah Madaniyah, yaitu diturunkan di Kota Madinah. Ayat  ini  merupakan  kisah  tentang  orang-orang  Yahudi.  Allah  SWT mengharamkan   kepada   mereka   riba   akan   tetapi   mereka   tetap mengerjakan  perbuatan  ini.  Pengharaman  riba  pada  ayat  ini  adalah pengharaman  secara  tersirat  tidak  dalam  bentuk  qoth’i/tegas,  akan tetapi  berupa  kisah  pelajaran  dari  orang-orang  Yahudi  yang  telah diperintahkan kepada mereka untuk meninggalkan riba tetapi mereka mereka tetap melakukannya, hal ini juga dijelaskan al-Maroghi bahwasanya  sebagian  nabi-nabi  mereka  telah  melarang  melakukan perbuatan riba.

Periode ketiga Allah SWT menurunkan Surat Al Imron ayat 130, dan Ayat ini adalah Madaniyah, yaitu diturunkan di Kota Madinah. Ayat  ini  menjelaskan  kebiasaan  orang  Arab  saat  itu  yang  sering mengambil  riba  dengan  berlipat  ganda.  Ayat  ini  telah  secara  jelas mengharamkan perbuatan riba, akan tetapi bentuk pengharaman pada ayat ini masih bersifat sebagian, yaitu kepada kebiasaan orang saat itu yang  mengambil  riba  dengan  berlipat  ganda dari modal. Riba ini disebut dengan riba keji ( فحش yaitu riba dengan (رباpenambahan dari pokok modal dari hutang yang berlipat ganda.

Periode  terakhir  adalah  periode  pengharaman  mutlak,  yaitu Surat Al Baqarah ayat 278 s/d 279.

Ada  beberapa riwayat tentang riba  yang  menjadi  sebab-sebab turunnya ayat tentang riba, diantaranya :

Riwayat  dari  Ibnu  Abbas  mengatakan  bahwa  ayat  ini  turun kepada  Bani  Amru  bin  Umair  bin  Auf  bin  Tsaqif.  Adalah  Bani Mughirah  bin  Makhzum  mengambil  riba  dari  Bani  Amru  bin  Umair bin  Auf  bin  Tsaqif,  selanjutnya  mereka  melaporkan  hal  tersebut kepada Rasulullah SAW dan beliau melarang mereka melalui ayat ini untuk mengambil riba.

Berkata ‘Atho dan ‘Ikrimah  bahwasanya  ayat  ini  diturunkan kepada  Abbas  bin  Abdul  Mutholib  dan  Utsman  bin  Affan.  Adalah Rasulullah melarang keduanya untuk mengambil riba dari korma yang dipinjamkan  dan  Allah  SWT  menurunkan  ayat  ini  kepada  mereka, setelah mereka mendengar ayat ini mereka mengambil modal mereka saja tanpa mengambil ribanya.

Berkata  Sadi:  Ayat  ini  diturunkan  kepada  Abbas  dan  Khalid bin Walid. Mereka melakukan kerjasama pada masa Jahiliyah. Mereka meminjamkan  uang  kepada  orang-orang  dari  Bani  Tsaqif.  Ketika Islam  datang  mereka  memiliki  harta  berlimpah  yang  berasal  dari usaha riba, maka Allah menurunkan ayat :

  مؤمنين كنتم إن با الر من بقي ما وذروا ه الل قوا ات آمنوا ذين ال ها أي ياMaka Nabi SAW bersabda :

Page 17: Materi Kuliah Semester 2 Hikmah

“Ketahuilah setiap riba dari riba jahiliyah telah dihapuskan dan riba pertama yang saya hapus adalah riba Abbas bin Abdul Muthollib”.

E.  Tafsir Ayat-Ayat RibaDalam ayat Al-Qur’an yang telah diutarakan di atas para Ulama Mufasirin atau Ahli

Tafsir dalam mentafsiri Ayat Al-Qur’an terdapat berbagai pemahaman yang berbeda-beda. Dalam ayat yang pertama Surat Ar-Ruum ayat 39 dalam Kitab Jalalain karya Al-Imamaini yakni Syeh Jalaluddin Muhammad bin Ahmad Al Mahallii dan Jalaluddin Abdul Ar Rohman bin Abu Kar As Syuyuti, menafsiri bahwa Lafadz “ ربا من آتيتم yakni” وما umpamanya sesuatu yang diberikan atau dihadiahkan kepada orang lain supaya dari apa yang telah diberikan orang lain memberikan kepadanya basalan yang lebih banyak dari apa yang telah ia berikan, pengertian sesuatu dalam ayat ini dinamakan tambahan yang dimaksudkan dalam masalah muamalah. Kemudian dilanjutkan lafadz “ yakni orang-orang yang memberi “ليربو itu, mendapatkan balasan yang bertambah banyak, dari sesuatu hadiah yang telah diberikan.sedangkan “ ه الل عند يربو yang “ فال terdapat penjelasana yakni riba itu tidak menambah banyak inda Allah atau disisi Allah dalam arti tidak ada pahalanya bagi orang-orang yang memberikannya. ... ألح ه الل وجه تريدون زكاة من آتيتم ini bahwa orang-orangوماyang melakukan sedekah semata-mata karena Allah, untuk mendapatkan keridhoaan-Nya inilah yang akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda dari Allah, sesuai dengan apa yang mereka kehendaki. Di dalam  ungkapan ini terkandung makna sindiran bagi orang-orang yang diajak bicara atau mukhathabin”.

Dalam uraian di atas dalam kami simpulkan bahwa :1. Riba di dalam Muamalah yang tidak akan mendadikan tambah di sisi Allah atau Inda

Allah.2. Tidak mendapat pahala orang yang melakukan riba atau tambahan.3. Anggapan salah yang ditolak, bahwa pinjaman riba yang pada diri orang yang memberi

hadiah, seolah-olah menolong mereka yang membutuhkannya dan juga melakukan suatu perbuatan untuk mendekatitakarrub kepada Allah.

4. Shodaqoh merupakan perkara yang dilipat-lipat gandakan oleh Allah kepada orang yang bersedekah.

5. Ayat yang bersifat peringatan untuk tidak melakukan hal yang negatif atau perkara yang dilarang oleh Allah.

6. Ayat ini tidak ada petunjuk Allah SWT yang mengatakan bahwasanya “riba itu haram”.Dalam surat An-Nisa’ Ayat 160 dan 161 para Ulama Tafsir berpendapat bahwa ;Lafaz هادوا ذين ال -artinya disebabkan keaniayaan atas perbutan orang فبظلممن

orang Yahudi, بات طي عليهم منا yakni yang tersebut dalam Firman-Nya, “Kami haramkanحرsetiap yang berkuku. “sampai akhir ayat yakni manusai وبصدهم ه الل سبيل maksudnya عنagama-Nya كثيرا . Juga dalam lafadz عنه نهوا وقد با الر ini di utarakan dalam kitab وأخذهمTaurat بالباطل اس الن أموال yakni dengan memberi suap dalam pengadilan وأكلهم وأعتدنا

أليما عذابا منهم .yakni menyakitkan للكافرينMenurut penulis bahwa dalam tafsir ini saya simpulkan bahwa :

1. Riba merupakan salah satu perbuatan yang Bathil, termasuk sesuatu yang diharamkan oleh Alloh adalah sesuatu yang berkuku,

2. Riba telah jelas diharamkan oleh Alloh begitu juga dalam kitab Taurat

Page 18: Materi Kuliah Semester 2 Hikmah

3. Dan bagi orang yang Kafir sudah dipersiapkan oleh Allah tempat yang sesuai dengan perbuatannya yakni siksa yang pedih dan menyakitkan.

Pada ayat ini Allah menjelaskan kalau riba adalah pekerjaan yang batil, maka dari itu Allah juga menjelaskan dalam ayat tersebut bahwa Allah sudah menyiapkan mereka azab yang pedih. Sebagian ulama’ berkata : Orang-orang yang menghalalkan riba serta besar dosanya, maka diapun akan tahu betapa keadaan mereka-mereka kelak di hari akhirat, merka akan dikumpulkan dalam keadaan gila, kekal di neraka, disamakan dengan orang kafir akan mendapat perlawanan dari Allah dan Rasul serta kekal dalam la’nat.

Di dalam Surat Ali Imron ayat 130 ahli Tafsir menjelaskan bahwa lafadz ها أي ياآمنوا ذين ini ال yang dimaksud adalah kaum Sakif atau golongan manusia dari bani Sakif,

kemudian lafadz باأضعافا الر تأكلوا ini yang dimaksud adalah di dalam harta dirham yang الberlebihan, disusul lagi lafadz sebagai penguwat yaitu ini maksudnya adala مضاعفة االجل  misi atau tujuan, kemudian dilanjutkan lagi dengan kata ه الل قوا takutlah kamu semua  واتorang Iman kepada Allah di dalam memakan sesuatu yang mengandung Riba. كم  لعلiniتفلحون dengan maksud supanya kamu semua mendapatkan keselamatan dari murka seksaan Allah.

Dalam Tafsir di atas dalam Surat Ali Imron ayat 130 ini penulis simpulkan bahwa :a. yang diperingatkan dalam ayat ini adalah Golongan Saqif, umumnya Ummat Mamusia beragama Islam, b.Peringatan untuk menjahui makan Riba, c. Takutlah kepada Allah dalam makan harta Riba, dengan harapan tidak mendapat murka dan Seksa dari Allah.

Surat Al Baqarah Ayat 275 – 276 bahwa : الزيادة : والنمو  الربا

Riba: secara bahasa berarti bertambah dan berkembang, sedangkan dalam terminologi syar’i berarti tambahan nilai dari modal yang diambil pemilik modal/debitor kepada peminjam/kreditor atas tempo yang diberikan.

Menurut Ibnu Arabi, riba adalah sesuatu yang biasa dilakukan manusia  Arab  pada  masa Jahiliyah, seseorang berjual beli dengan orang lain dalam tempo waktu  tertentu, setelah datang temponya orang tersebut akan menagih ketika tagihan tidak bisa dilunasi  makaorang tersebut akan melipatgandakan pokok hartanya.

با الر يأكلون

Arti makan di sini adalah bermuamalah atau bertransaksi, disebutkan dengan kata makan karena pada umumnya kebanyakan   tujuan kepemilikan harta adalah untuk dimakan.

يقومون الMaksudnya dibangkitkan dari kubur pada hari kiamat  nanti. Hal ini juga seperti

bacaan Abdullah bin Mas’ud yang menambahkan kata hari kiamat. pada kalimat: إال يقومون اليقوم كما

المس من يطان الش طه يتخبMaksudnya berdiri tidak seimbang seperti orang gila.

موعظةMaksudnya peringatan untuk kebaikan. Yang dimaksud disini adalah larangan

untuk meninggalkan riba.Secara ringkas bahwa Ibnu Kasir menafsiri Surat Al-Baqarah ayat yang ke 275,

yakni: bahwa orang yang memakan riba maka ketika mereka bangkit dari kuburannya pada

Page 19: Materi Kuliah Semester 2 Hikmah

hari kiamat melainkan seperti berdirinya orang gila pada saat dia mengamuk dan kesurupan Setan. Keadaan ini ada sebab dalam ayat di atas bahwa Allah SWT. sudah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba namun mereka berkata “Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba”. Diperkuat dengan perkataan Ibnu Abbas yaitu “Pemakan riba akan dibangkitkan pada hari kiamat dalam keadaan seperti orang gila yang mengamuk”.

الربا الله يمحق

Maksudnya Allah SWT akan mengurangi dan menghilangkan harta  riba  secara  keseluruhan  dari  pemiliknya  atau  menghilangkan berkahnya  sehingga  tidak  bermanfaat  bahkan  dan  diberi  hukuman  di akhirat

الصدقات ويربىKebalikan riba maka sedekah Allah SWT akan menambah, mengembangkan dan 

memperbanyak ganjaran dengan  berlipat ganda di akhiratDalam Kitabnya Al Imamaini yakni Syeh Jalaluddin Muhammad bin Ahmad Al

Mahallii dan Jalaluddin Abdul Ar Rohman bin Abu Kar As Syuyuti, menafsiri ayat Surat Al Baqarah ayat ke 275 di atas bahwa Lafadz با الر يأكلون ذين artinya mengambil Riba. Riba itu الialah tambahan dalam muamalah dengan uang dan bahan makanan, baik mengenai banyaknya maupun mengenai waktunya, يقومون dari kubur-kubur mereka ال طه يتخب ذي ال يقوم كما إال

المس من يطان ذلك .yang menyerang mereka; minal massi berkata dengan yaquuumuunaالشmaksudnya yang menimpa mereka itu هم قالواmaksudnya disebabkan mereka mengatakanبأن

با الر مثل البيع ما dalam soal diperbolehkannya. Berikut ini kebalikan dari persamaan yangإنmereka katakan itu secara bertolak belakang, maka Firman Allah menolaknya.

جاءه بافمن الر م وحر البيع ه الل ,وأحل maksudnya sampai kepadanya atauموعظة nasihat   ه رب سلف artnya tidak memakan riba lagi ,فانتهى lafadz, من ما artinya sebelum فلهdatangnya larangan dan doa tidak diminta untuk mengembalikannya dalamوأمره  memaafkannya terserah عاد memakannya dan tetap meyamakannya dengan jual ومن beli tentang halalnya, خالدون فيها هم ار الن أصحاب .  فأولئك mereka tetap di dalam neraka selamanya.

Dalam ayat di atas telah ditafsiri oleh Muhammad bin Ibrahim bin Al-Mundzir An Naisabuuri, sebagai Syaih Tanah Haram Makkah (242-319 H. / 856-931 M) .

Sesudah Allah menyebutkan sifat orang-orang yang bertakwa, yang menunaikan kewajiban zakat disamping bersedekah kepada fakir miskin, dan selalu membantu perjuangan di jalan Allah dengan harta dan tenaganya, yang kesemuanya itu semata-mata karena mengharap ridha Allah, maka dalam ayat ini Allah menceritakan sifat orang yang menyalahgunakan kalimat menolong atau membantu, padahal sebenarnya ia mencari keuntungan bahkan mencekik dan menghisap darah. Mereka adalah pemakan riba. Allah menyatakan, bahwa mereka yang memakan riba tak akan dapat berdiri tegak dalam hidupnya di tengah masyarakat, melainkan bagaikan orang kesurupan setan. Sebab, ia takkan pernah tenang sesudah ia menghisap darah dan kekayaan dengan cara yang sekejam-kejamnya karena sasarannya selalu orang-orang yang membutuhkan bantuan dengan jalan menghutang. Lebih-lebih kelak jika bangkit dari kubur di hari kiamat ia bagaikan orang kesurupan yang dipermainkan setan.

Page 20: Materi Kuliah Semester 2 Hikmah

Ibnu Abbas r.a. berkata, "Pemakan riba (rentenir) akan dibangkitkan di hari kiamat bagaikan orang gila yang tercekik." Ibnu Abbas r.a. juga mengatakan, banwa kelak di hari kiamat akan dikatakan kepada pemakan riba: "Angkatlah senjatamu untuk berperang". Kemudian Ibnu Abbas membaca ayat 275 ini.

Abu Hurairah r.a. menuturkan, bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Ketika nulam Mi'raj aku melihat suatu kaum yang perut mereka bagaikan rumah. Dari dalamnya tampak adaular-ularyangmerayapkeluar. Kemudian aku bertanya, “Siapakah mereka itu, hai Jibril?' Jawab Jibril/Mereka adalah pemakan riba'."

Ketika menceritakan hadis tentang Isra' Samurah bin Jundub menyebutkan sabda Nabi SAW.: "Kemudian kami sampai ke sungai yang airnya merah bagaikan darah, dan di situ ada orang berenang, sementara di tepi sungai ada orang yang mengumpulkan batu-batu. Apabila orang yang berenang itu datang ke tepi sambil membuka mulutnya, maka orang yang mengumpulkan batu itu memasukkan batu ke dalam mulutnya.'' Kemudian disebutkan dalam penjelasan-nya, bahwa itu adalah pemakan riba.

با الر مثل البيع ما إن قالوا هم بأن ذلكMaknanya: "Karena mereka telah menentang hukum Allah, dan mengatakan,

bahwa jual beli itu sama dengan riba". Dalam hal ini mereka mempergunakan qiyas yang terbalik dan keliru.

Allah Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana, yang mengetahui hakikat dan akibat dari segala sesuatu yang berguna sehingga dibolehkan dan yang berbahaya diharamkan-Nya. Sebab, Allah itu sayang kepada hamba-Nya melebihi kasih sayang ibu terhadap anaknya yang masih bayi.

ه الل إلى وأمره ماسلف فله فانتهى ه رب من موعظة جاءه فمنMaknanya: "Maka barangsiapa yang mendengar larangan Allah ini lalu berhenti,

baginya apa yang telah lalu sebelum turunnya ayat yang mengharamkan ini, sebagaimana yang tersebut di ayat yang lain". سلق عما الله maknanya: "Allah memaafkan apa yang , عقtelah lalu".Juga disebutkan dalam sabda Nabi saw. ketika Fathu Makkah: "Dan setiap riba yang terjadi di masa Jahiliyah terletak di bawah telapak kakiku, dan yang pertama aku hapus ialah riba yangdilakukan oleh Al-Abbas'. Sejak Nabi saw. bersabda begitu, maka orang yang biasa membayar bunga hutangnya dihentikan, dan yang harus dibayar hanya pokok hutangnya saja. Dan Nabi saw. tidak menyuruh mereka yang sudah menerima bunga riba itu untuk mengembalikan apa yang telah diterimanya.

Ummu Yunus (al-Aliyah) binti Abqa' mengatakan, bahwa Ummu Bahnah ibunya Zaid bin Arqam (yakni bekas budaknya yang pernah dikumpulinya sehingga melahirkan anak) berkata kepada Aisyah r.a., "Ya Ummul Mukminin, kenalkah anda kepada Zaid bin Arqam?" Jawab Aisyah, "Kenal." Ummu Bahnah berkata, "Aku telah menjual kepadanya seorang hamba seharga delapan ratus dengan hutang sampai waktu membayarnya. Tetapi kini ia butuh uang, maka aku beli budak itu seharga enam ratus." Aisyah r.a. berkata, "Busuk sekaji pembelianmu itu. Sampaikanlah kepada Zaid, bahwa ia telah menggugurkan jihadnya bersama Rasulullah saw. Sunguh telah gugur jihadnya bersama Rasulullah saw. Sungguh telah gugur jihadnya, jika ia tidak segera bertobat." Ummu Bahnah bertanya, "Bagaimana pendapatmu jika aku halalkan yang dua ratus itu dan aku hanya menerima uang enam ratus saja?" Jawab Aisyah, "Ya, seharusnya memang begitu. Barangsiapa yang mendapat petunjuk Tuhannya lalu menghentikan perbuatan ribanya, maka baginya apa yang telah lalu sebelum

Page 21: Materi Kuliah Semester 2 Hikmah

ia ketahui. Yakni jika sudah mengetahui hukumnya, maka haram dan sebagai seorang muslim harus menghentikannya. Jika tidak, berarti ia menentang hukum Allah, berperang melawan Allah." (H.R. Ibnu Abi Hatim).

Keterangan atsar ini masyhur dan ini menjadi dalil haramnya menjual barang dengan hutang, kemudian dibeli kembali oleh penjualnya dengan harga kontan yang kurang dari harga pembeliannya.

  عاد :maknanyaومن "Dan barangsiapa yang mengulangi perbuatan ribanya sesudah mendapat keterangan ini, maka mereka layak menerima siksa Allah. Mereka adalah ahli neraka dan kekal di dalamnya".

Shohabat Jabir RA. menuturkan, bahwa ketika ayat 275 ini turun, Nabi saw. bersabda, "Barangsiapa yang tidak menghentikan (meninggalkan) mukhabarah. maka hendaknya diberitahu, bahwa ia akan berperang dengan Allah dan Rasul-Nya." (HR. Abu Dawud dan Hakim)

Mukhabarah ialah menggarapkan tanah kepada orang lain untuk minta bagian dari hasilnya. Muzabanah ialah membeli dengan caramenukar kurma ruthab yang masih basah di atas pohon dengan kurma yang sudah kering di atas tanah. Muhaqalah ialah membeli dengan menukar biji-biji (padi dan sebagainya) yang masih di pohon dengan padi yang sudah kering di tanah. Kesemua-nya itu diharamkan, karena tidak dapat diketahui persamaan timbangannya.

Ulama fiqih berpendapat, tidak mengetahui persamaan timbangan antara dua jenis barang sama dengan riba fadhal (menukar barang sejenis dengan kelebihan yang satu dari yang lainnya).

Dan urusan riba ini termasuk perkara sulit bagi kebanyakan ahli ilmu, sehingga Umar bin Khathab r.a. berkata,"Ada tiga hal yang aku inginkan, andaikan Rasulullah saw. memberi kepada kami pedoman untuk menjadi pegangan, yaitu hak waris nenek (datuk) dan kalalah serta beberapa masalah riba dan yang mirip dengan riba atau dapat menyebabkan riba."

An-Nu'man bin Basyir mengatakan, bahwa ia mendengar Rasulullah saw. bersabda:فهو به إال الواجب يتم ال ما أن كما حرام، الحرام إلى أفضى ما ألن مثله؛ إليه فالوسيلة حرام : عليه. الله صلى الله رسول سمعت قال بشير، بن النعمان عن الصحيحين، في ثبت وقد واجب

" : الشبهات اتقى فمن مشتبهات، أمور ذلك وبين بين، الحرام وإن بين الحالل إن يقول وسلميوشك الحمى حول يرعى كالراعي الحرام، في وقع الشبهات في وقع ومن وعرضه، لدينه استبرأ

ومسلم ( ) البخارى رواه فيه يرتع أن

"Sesungguhnya halal itu sudah jelas dan haram juga sudah jelas, dan di antara keduanya ada hal-hal yang samar. Karenanya, barangsiapa yang menjaga diri dari perkarasyuhbat, bersih agama dan kehormatannya. Sebalilnya barangsiapa yang terjerumus ke dalam perkara syuhbat maka ia akan jatuh ke dalam perkara haram, ^agaikan gembala yang memelihara ternaknya di sekiiar tempat terlarang, mungkin ternaknya terjerumus ke didalamnya."(H.R. Bufchari-Muslim).

Al-Hasan bin Ali r.a. mengatakan, bahwa ia mendengar Rasulullah saw. bersabda:يريبك ال ما إلى يريبك ما دع

"Tinggalkan apa yang anda ragukan, kerjakan apa yang tidak anda ragukan. ". (HR. Ashabus Sunan)

Page 22: Materi Kuliah Semester 2 Hikmah

Dan di hadis lain disebutkan:

" : عليه يطلع أن النفس،وكرهت تفيه وتردد القلب ماحاكفي اإلثم اآلخر الحديث وفيالناس

"Dosa itu yang goyah dalam hati, dan ragu dalam perasaan, serta tidak suka dilihat orang. "Di lain riwayat disebutkan:

المفتون الناس أفتاك وإن قلبك استفت"Tanyakan kepada hatimu sendiri, meskipun sudah diberi fatwa oleh semua orang. "Umar r.a. berkata,"Di antara ayat-ayat yang akhir turunnya ialah ayat tentang riba, dan Rasulullah saw. meninggal dunia sebelum menerangkan semua rinciannya kepada kami. Karena itu, tinggalkan riba dan semua yang meragukan."Abu Sa'id mengatakan, bahwa Umar r.a. berkhotbah: "Sungguh, mungkin aku melarang kalian dari apa-apa yang mungkin berguna bagi kamu, dan termasuk di antara ayat-ayat yang terakhir turunnya ialah ayat tentang riba, sehingga ketika Rasulullah saw. meninggal dunia belum menerangkan semuanya kt?ada kita. Karena itu, tinggalkan apa yang kalian ragukan, untuk melakukan apa yang tidak meragukan." (HR. Ibnu Majah dan Ibnu Murdawaih)Ibnu Mas'ud r.a. mengatakan, bahwa Nabi saw. bersabda, "Riba itu ada tujuh puluh tiga bab (cara)." (HR. Ibnu Majah dan Hakim).Abu Hurairah mengatakan, bahwa Nabi saw. bersabda, "Riba itu ada tujuh puluii macam bagiannya, seringan-ringannya seperti seseorang yang bersetubuh dengan ibunya." (HR. Ibnu Majah)

F.  Kandungan Hukum Ayat RibaBerdasarkan  ayat-ayat  Al-Quran  dan  Sunnah  bahwa  terdapat larangan untuk

melakukan transaksi  riba. Larangan  yang paling  jelas dari nash Al-Quran adalah: مؤمنين ( كنتم إن با الر من بقي ما وذروا ه الل قوا ات آمنوا ذين ال ها أي )278يا

Ayat ini di dalam uslubnya adalah perintah, tetapi perintahnya adalah  untuk  meninggalkan.  Di  dalam  ushul  fiqih  larangan  terhadap sesuatu  adalah  berarti  perintah  untuk  berhenti  mengerjakan  sesuatu tersebut.  Dalam  hal  ini  larangan  untuk  mengerjakan  riba  berarti perintah untuk berhenti mengerjakan riba. Hukum asal setiap larangan adalah untuk pengharaman.

Disamping  ayat  di  atas  pengharaman  riba  juga  terdapat  pada ayat yang turun sebelum ayat ini, yaitu:

تفلحون كم لعل ه الل قوا وات مضاعفة أضعافا با الر تأكلوا ال آمنوا ذين ال ها أي ياDi  dalam  Hadits  bahkan  ada  beberapa  orang  yang  terkait dengan  orang  yang 

bertransaksi  riba  ini  akan  mendapat  laknat  dari Allah SWT, yaitu:وكاتبها : : وموكلها الربا أكل وسلم عليه الله صلى الله رسول لعن قال عنه الله رضى جابر عن

( مسلم : ( رواه سوء هم وقال وشاهديهArtinya:  Dari  Jabir  r.a  berkata:  Rasulullah  SAW  melaknat pemakan  riba,  orang  yang  mewakili  riba,  penulis  riba,  dan  2  orang yang menjadi saksi dari transaksi riba, beliau bersabda: mereka adalah sama.

Page 23: Materi Kuliah Semester 2 Hikmah

Ada pendapat yang mengatakan bahwa keharaman riba adalah jika  dilakukan  dengan  berlipat  ganda  sebagaimana  ayat  di  atas  yang menyebutkan  larangan  untuk  tidak  memakan  riba  dengan  berlipat ganda.    Menjawab    hal    tersebut    bahwa    sesungguhnya    lafadz مضاعفة adalah  bukan  menunjukkan  bahwa  larangan  ini  أضعافاberlaku hanya kepada riba yang diambil dengan berlipat ganda, akan tetapi  ayat  ini  hanya  menggambarkan  bahwa  keadaan  ketika  ayat tersebut  diturunkan  bahwa  masyarakat  Arab  ketika  itu  benar-benar melakukan  perbuatan  tercela  dengan  mengambil  riba  yang  berlipat ganda.  Turunnya  ayat  ini  adalah  fase  ketika  dari  turunnya  larangan riba  yang  secara  bertahap.  Artinya  larangan  sampai  fase  yang  ketiga ini  hanya  bersifat  larangan  terbatas  (juz’i),  akan  tetapi  selanjutnya setelah turun ayat untuk fase keempat secara  jelas disebutkan  bahwa riba itu secara keseluruhan adalah haram. Haramnya riba adalah baik untuk yang sedikit maupun untuk yang banyak, baik yang mengambil keuntungan  dengan  riba  itu  yang  berlipat  ganda  maupun  yang  tidak berlipat  ganda.  Seperti  pengharaman  khomar,  bahwa  khomar  sedikit maupun banyaknya adalah haram, demikian juga dengan riba. Seperti khomar  yang  merupakan  salah  satu  budaya  dari  masyarakat  Arab ketika itu, ribapun termasuk bagian dari budaya masyarakat Arab yang sangat  kuat,  oleh  karena  itu  Allah  SWT  dalam  pengharaman  riba menurunkannya  secara  bertahap  sama  seperti  pengharaman  khomar yang juga bertahap.

Ada satu kaedah fiqh yang terkait dengan hukum riba, yaitu :

النساء دون التفاضل حل الجنسان اختلف واذا والنساء الزيادة حرم الجنسان اتحد اذا

Artinya: Jika sama bentuk kedua barang maka haram (riba fadl dan nasi’ah) dan jika berbeda bentuk kedua barang maka boleh lebih nilai satu dengan yang lain tetapi tetap haram riba nasiah.

Dalam kaedah ini dijelaskan bahwa ushul ribawyah yang sama haram  untuk  berbeda,  antara  gandum  dengan  gandum  haram  untuk ditukar dalam jumlah yang berbeda.

Selanjutnyaapakah transaksi ribawi akan merusak akad/ perjanjian jual-beli?  Berdasarkan kaedah   ushul fiqih terdapat perbedaan di kalangan ulama, yaitu: 1. Bahwasanya larangan terhadap perkara muamalah akan menyebabkan rusaknya aqad

muamalah tersebut. Artinya akad jual beli bisa batal ketika jual beli tersebut menggunakan transaksi riba di dalamnya.

المعامالت .1 فى عنه المنهى فى الفساد يضتضى النهى2. Bahwasanya larangan terhadap perkara muamalah tidak akan menyebabkan rusaknya akad

muamalah tersebut. Artinya akad jual beli  tidak  batal  tetapi  jual  beli  tersebut  sah,  hanya  saja  hukum akadnya menjadi makruh. 

المعامالت فى عنه المنهى فى الفساد يضتضى ال النهىDi dalam perkembangannya bahwa riba terdapat dalam banyak

bentuk.  Salah  satu  bentuk  riba  adalah  bunga  bank.  Mengapa  bunga bank  haram?  Karena  terdapat  unsur  riba  jahiliyah  di  dalamnya. Pengertian riba sangat dikenal dekat di masyarakat  Arab sebagai riba nasi’ah.    Biasanya    orang    yang    memberi    hutang    ketika    jatuh tempo/waktu   pembayaran   akan   mengatakan   kepada   orang   yang berhutang  تربي او ?artinya hendak engkau lunasi hutangmu atau bertambah hutangmuتقضي

Page 24: Materi Kuliah Semester 2 Hikmah

bertambah di sini adalah berlipat bunga hutang tersebut. Di dalam sistem bunga disamping bunga yang telah dihitung, ketika  jatuh  tempo  dan  belum  dibayar  maka  secara  otomatis  denda akan dikenakan yang akan semakin menambah hutang nasabah.  

Riba nasi’ah  pada  dasarnya  adalah  riba  tempo,  yaitu  ketika seseorang berhutang dalam  waktu berjangka yang telah ditetapkan maka ia  dikenakan  tambahan  berdasarkan  persentase  bunga  dari  sisa pokok hutangnya.

Selanjutnya banyak pertanyaan yang sebenarnya adalah ulangan yang ditanyakan orang-orang jahiliyah dahulu yang menyebutkan  bahwa  riba  adalah  sama  atau  identik  dengan  jual  beli. Bahkan  banyak  juga  pertanyaan-pertanyaan  kritis  bahwa  bank  Islam atau  Bank  Syariah   tidak   lebih   hanya   sama   dengan   bank-bank konvensional.  Untuk  menjawab  hal  ini  penulis  mengutip  pendapat Prof. A. Mannan yang  menyebutkan  beberapa  perbedaan  antara perdagangan/jual beli bebas bunga dan jual beli berbunga : 1. Pengambilan  resikolah  yang  membedakan  antara  jual  beli  dan bunga. Bagi 

perdagangan   normal   resiko   adalah   dasar   yang diperkenankan Islam, sedangkan bunga tetap dan tidak turun naik seperti laba.

2. Bila modal yang diinvestasikan dalam perdagangan menghasilkan laba, ia merupakan hasil inisiatif, usaha, dan efesiensi, yang tidak terdapat pada bunga, yang hanya tahu untuk tanpa usaha.

3. Perdagangan  adalah  produktif  dan  akan  mendapatkan  manfaat  sesudah bekerja, mengalami kesulitan dan berketerampilan, maka  seseorang  membuka  lapangan  kerja  dan  pertumbuhan  ekonomi. Adapun  bunga  terbukti  hanya  meningkatkan  krisis  dan  riskan terhadap resiko gejolak moneter.

4. Perdagangan  salah satu faktor dominan  dalam    proses pembangunan     peradaban,  sedangkan bunga menciptakan kelemahan, dengan mementingkan keuntungan diri sendiri.

G.    Hikmah Diharamkannya RibaIslam dalam memperkeras persoalan haramnya riba, semata-mata demi melindungi

kemaslahatan manusia, baik dari segi akhlaknya, masyarakatnya maupun perekonomiannya.Kiranya cukup untuk mengetahui hikmahnya seperti apa yang dikemukakan oleh

Imam ar-Razi dalam tafsirnya sebagai berikut:1. Riba adalah suatu perbuatan mengambil harta kawannya tanpa ganti. Sebab orang yang

meminjamkan uang 1 dirham dengan 2 dirham, misalnya, maka dia dapat tambahan satu dirham tanpa imbalan ganti. Sedang harta orang lain itu merupakan standard hidup dan mempunyai kehormatan yang sangat besar, seperti apa yang disebut dalam hadis Nabi: "Bahwa kehormatan harta manusia, sama dengan kehormatan darahnya.”(Abu Nua'irn dalam Hilyah). Oleh karena itu mengambil harta kawannya tanpa ganti, sudah pasti haramnya.

2. Bergantung kepada riba dapat menghalangi manusia dari kesibukan bekerja. Sebab kalau si pemilik uang yakin, bahwa dengan melalui riba dia akan beroleh tambahan uang, baik kontan ataupun berjangka, maka dia akan mengentengkan persoalan mencari penghidupan, sehingga hampir-hampir dia tidak mau menanggung beratnya usaha, dagang dan pekerjaan-pekerjaan yang berat. Sedang hal semacam itu akan berakibat terputusnya bahan keperluan n-tasyarakat. Iran satu hal yang tidak dapat disangkal lagi, bahwa kemaslahatan dunia seratus persen ditentukan oleh jalannya perdagangan,

Page 25: Materi Kuliah Semester 2 Hikmah

pekerjaan, perusahaan dan pembangunan. (Tidak diragukan lagi, bahwa hikmah ini pasti dapat diterima, dipandang dari segi perekonomian).

3. Riba akan menyebabkan terputusnya sikap yang baik (ma'ruf) antara sesama manusia dalam bidang pinjam-meminjam. Sebab kalau riba itu diharamkan, maka seseorang akan merasa senang meminjamkan uang satu dirham dan kembalinya satu dirham juga. Tetapi kalau riba itu dihalalkan, maka sudah pasti kebutuhan orang akan menganggap berat dengan diambilnya uang satu dirham dengan diharuskannya mengembalikan dua dirham. Justru itu, maka terputuslah perasaan belas-kasih dan kebaikan. (Ini suatu alasan yang dapat diterima, dipandang dari segi ethik).

4. Pada umumnya pemberi piutang adalah orang yang kaya, sedang peminjam adalah orang yang tidak mampu. Maka pendapat yang membolehkan riba, berarti memberikan jalan kepada orang kaya untuk mengambil harta orang miskin yang lemah sebagai tambahan. Sedang tidak layak berbuat demikian sebagai orang yang memperoleh rahmat Allah. (Ini ditinjau dari segi sosial).

Ini semua dapat diartikan, bahwa riba terdapat unsur pemerasan terhadap orang yang lemah demi kepentingan orang kuat (exploitasion de l'home par l'hom) dengan suatu kesimpulan: yang kaya bertambah kaya, sedang yang miskin tetap miskin. Hal mana akan mengarah kepada membesarkan satu kelas masyarakat atas pembiayaan kelas lain, yang memungkinkan akan menimbulkan golongan sakit hati dan pendengki; dan akan berakibat berkobarnya api terpentangan di antara anggota masyarakat serta membawa kepada pemberontakan oleh golongan ekstrimis dan kaum subversi. Sejarah pun telah mencatat betapa bahayanya riba dan si tukang riba terhadap politik, hukum dan keamanan nasional dan internasional.

H.    KesimpulanRiba secara bahasa bermakna :  Ziyadah / tambahan. dalam pengertian lain secara

linguistik, riba juga berarti Tumbuh dam membesar. Adapun menurut istilah teknis, riba berarti pengambilan tambahan dari harta pokok atau modal secara batil. Ada beberapa pendapat dalam menjelasakan riba, namun secara umum terdapat benang merah yang menegaskan bahwa riba adalah pengambin tambahan, baik dalam transaksi jual beli maupun pinjam-meminjam secara batil atau bertentangan dengan prisip muamalah dalam Islam.

Keraguan terjerumus ke dalam riba yang diharamkan menjadikan para shahabat Nabi, seperti ucapan Umar Ibn Khaththab, “Meninggalkan sembilan per sepuluh dari yang halal.” ini disebabkan mereka tidak memperoleh informasi yang utuh tentang masalah ini langsung dari Nabi Muhammad Sholallahu ‘Alaihi Wa Sallam.

Di dalam Ayat-ayat tertang riba di atas bahwa penulis sedikit menyimpulkan bahwa ayat di atas itu disampaikan dengan cara bertahab-tahab mulai dari sesuatu yang dikabarkan tentang bahayanya yang akhirnya diharakkan-Nya. Maka kita sebagai Manusia yang Iman kepada Ayat Allah harus berusaha menjahui riba lebih-lebih tahu mana sesuatu yang riba dengan sesuatu yang tidak riba.

I. PenutupSemua orang  yang  akan  atau  telah  berkeluarga pasti  bercita-cita  untuk

mewujudkan keluarga yang harmonis, keluarga yang  dibalut  mawaddah wa rahmah dan

Page 26: Materi Kuliah Semester 2 Hikmah

inilah tujuan utama dari dibentuknya keluarga (QS. Ar Rum 30:21). Darinya  diharapkan lahir sebuah  generasi  penerus  yang salih dan  shalihah, sehingga  keluarga  tersebut  berperan  sebagai  batu  pertama  membangun  suatu masyarakat (QS. Al Furqon 25: 74).

Tafsir sebagai salah satu ilmu yang mempunyai fungsi untuk menjelaskan Al-Qur’an atau yang masih bersifat mujmal, namun tafsir hanya sebatas hasil penalaran, kajian dan ijtihad para mufassir sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya, dimana mufassir dalam menafsirkan Al-Qur’an ada kalanya dengan cara bil ma’tsur dan ada kalanya bir ro’yi. Seperti halnya tafsir Ibnu Katsir yang mana tafsir tersebut dalam penyusunannya menggunakan metode bil ma’tsur sebab dalam tafsir tersebut ditafsir dengan Al-Qur’an yaitu dengan menjelaskan satu ayat dan dikuatkan dengan ayat yang lain, selain menafsirkan Al-Qur’an dengan Al-Qur’an beliau juga menafsirkan dengan hadits dan juga pendapat para sahabat, sehingga kami bisa menemukan beberapa kajian tentang mu’amalah khususnya masalah Riba dalam tafsir tersebut. Misalnya dalam surat Al-Baqarah ayat 275 yang menjelaskan tentang riba dan masih banyak surat-surat yang lain yang menjelaskan tentang hukum mu’amalah dalam kitab Tafsir Ibnu Katsir.

Page 27: Materi Kuliah Semester 2 Hikmah

Hukum Jual Beli Menurut al-Qur`an dan HaditsNov. 24 Fiqh Islam no comments

Kajian Fiqh Islam: Dasar Hukum Jual Beli ( والشراء .(البيعAl-Qur`an dan Hadits telah membahas tentang praktek jual beli sebagai salah satu

transaksi muamalah yang ada dalam sistem  ekonomi Islam.

Jual Beli Menurut al-QuranTerdapat beberapa ayat al-Qur`an yang membahas tentang jual beli, 2 di antaranya

yang sangat populer dijadikan sebagai landasan dasar hukum jual beli dalam persfektif hukum fiqh muamalah, yaitu:

… با الر م وحر البيع الله …وأحلArtinya: ….. padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba….(surah

al-Baqarah 2:275)

Berdasarkan QS. al-Baqarah 2:275 di atas, Allah telah memberikan label HALAL pada transaksi Jual Beli dan memberikan cap HARAM kepada transaksi Riba  (با .(الر

ع�ن ة� ع� جع� ت ع� ك و ع ع��� ا� ع�� ت�� ت� ت� جع� ل� ت�ٱ ك م �ع ل� �ع ك م ع� جعو ل ع�� ا� او ك" ك# ل�$ ع ع�� ك�وا� ع ع%� عن ت'ي �� ع ٱ ع($ ك�ي ع�$ جعي ا رحيم���ا بكم كان لله إن أنفسكم والتقتلوا نكم م -ٱم+++++++++++ة*تراض��� �++++++ -ا /0 +++++++++++ ض

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. (Surah an-Nisa` 4:29)

Jika melihat penjelasan dalam QS. an-Nisa` 4:29 di atas,  Secara tegas, Allah telah memberikan peringatan LARANGAN untuk perbuatan ilegal memakan harta orang lain tanpa proses perniagaan yg sah Bahkan  .(التجارة) ayat ini disambung dengan kalimat LARANGAN pembunuhan diri sendiri. (Silahkan perdalam pada kategori al-Qur`an tentang konektivitas ayat per ayat (hubungan antara satu ayat dengan ayat lainnya dalam al-Qur`an)

Jual Beli Menurut HaditsSelain ditemukan di dalam al-Qur`an, dasar Hukum tentang Jual Beli dapat juga

ditemukan melalui penelusuran Hadits Rasulullah. Beberapa di antaranya seperti: Hadits yg disampaikan oleh Rifa`ah ibn Rafi` bahwa: Rasulullah SAW ditanya salah seorang sahabat Nabi mengenai pekerjaan (Profesi) apa yg paling baik? Dijawab oleh Rasulullah saat itu dg: Usaha tangan manusia sendiri dan setiap jual beli yg diberkati. (HR al-Baz-zar dan al-Hakim)

Hadits lain yg diriwayatkan oleh at-Tirmizi, Rasulullah bersabda:  Pedagang yg jujur dan terpercaya itu sejajar (tempatnya di surga) para Nabi, Para Shiddiqin (orang yg membenarkan Nabi), Para Syuhada (Orang yg mati syahid di jalan Allah).Selain itu, hadits yg disampaikan oleh Abi Sa`id al-Khudri dan diriwayatkan oleh al-Baihaqi, Ibn Majah, dan Ibn Hibban, bahwa Rasulullah SAW Bersabda: Innamal Bai`a `an Taroodin (sesungguhnya jual beli itu didasarkan kepada suka sama suka)

Page 28: Materi Kuliah Semester 2 Hikmah

Hukum Jual BeliBerdasarkan beberapa ayat al-Quran dan Hadis Nabi di atas, maka para Ulama Fiqh

menfatwakan bahwa hukum asal jual beli itu adalah mubah (boleh dilakukan). Hukum mubah jual beli bahkan bisa berubah menjadi hukum wajib pada kondisi tertentu. Seperti dijelaskan oleh Imam asy-Syatibi (pakar fiqh Maliki, 790 H), ketika terjadi praktek nakal oleh para pedagang besar (cukong, bos, toke besar, agen produk) yg melakukan penimbunan barang (ihtikar) sehingga stok barang hilang dari peredaran pasar dan membuat harga melonjat naik, maka pemerintah boleh memaksa para pedagang untuk menjual barang yg ditimbunnya sesuai harga sebelum terjadi kenaikan harga. Menurut Asy-Syatibi: Pedagang tersebut hukumnya wajib menjual barangnya sesuai ketentuan pemerintah

Al-Qur’an dan Hadits tentang ekonomi syariah I. Al-Qur’an 1. Firman Allah QS. al-Nisa’ [4]: 29:

“Hai orang yang beriman! Janganlah kalian saling memakan (mengambil) harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan sukarela di antaramu…”. (sempurnakan satu ayat!!!)2. Firman Allah QS. al-Baqarah [2]: 282:

"Hai orang yang beriman! Jika kamu bermu'amalah tidak secara tunai sampai waktu tertentu, buatlah secara tertulis...". (cukup)3. Firman Allah QS. Shad [38]: 24:

"…Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang bersyarikat itu sebagian dari mereka berbuat zalim kepada sebagian lain, kecuali orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh; dan amat sedikitlah mereka ini…." 4. Firman Allah QS. al-Baqarah [2]: 275:

“…dan Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba...” (sempurnakan/lengkapkan satu ayat!!!) ).5. Firman Allah QS. al-Baqarah [2]: 278 – 279:

“Hai orang yang beriman! Bertaqwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba jika kamu orang yang beriman ……. “……. Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya ” (lengkapi jika blm lengkap 2 ayat!!!)6. Firman Allah QS. al-Hasyr [59]: 18

“Hai orang yang beriman! Bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah dibuat untuk hari esok (masa depan). Dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”7. “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak

menerimanya dan apabila kamiu menetapkan hukum di antara manusia, hendaklah dengan adil…” (QS. an-Nisa [4]: 58).

8. “Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, maka berilah tangguh sampai berkelapangan. Dan menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui” (QS. al-Baqarah [2]: 280)

Page 29: Materi Kuliah Semester 2 Hikmah

9. “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya” (QS. al-Maidah [5]: 2)

II. Hadits 1. “Nabi bersabda, ‘Ada tiga hal yang mengandung berkah: jual beli tidak secara tunai,

muqaradhah (mudharabah), dan mencampur gandum dengan jewawut untuk keperluan rumah tangga, bukan untuk dijual.’” (HR. Ibnu Majah dari Shuhaib).

2. “Perdamaian dapat dilakukan di antara kaum muslimin, kecuali perdamaian yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram; dan kaum muslimin terikat dengan syarat-syarat mereka kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram” (HR. Tirmidzi dari ‘Amr bin ‘Auf).

3. Hadis riwayat Abu Daud dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW berkata:“Allah swt. berfirman: ‘Aku adalah pihak ketiga dari dua orang yang bersyarikat selama salah satu pihak tidak mengkhianati pihak yang lain. Jika salah satu pihak telah berkhianat, Aku keluar dari mereka.” (HR. Abu Daud, yang dishahihkan oleh al-Hakim, dari Abu Hurairah).

4. “Barang siapa melepaskan dari seorang muslim suatu kesulitan di dunia, Allah akan melepaskan kesulitan darinya pada hari kiamat; dan Allah senantiasa menolong hamba-Nya selama ia (suka) menolong saudaranya” (HR. Muslim dari Abu Hurairah

5. “Perumpamaan orang beriman dalam kasih sayang, saling mengasihi dan mencintai bagaikan tubuh (yang satu); jikalau satu bagian menderita sakit maka bagian lain akan turut menderita” (HR. Muslim dari Nu’man bin Basyir)

6. “Kaum muslimin terikat dengan syarat-syarat yang mereka buat kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram.” (HR. Tirmidzi dari ‘Amr bin ‘Auf)

HADIST EKONOMI SYARI'AH 1. Asas Kebebasan Berakad:Sunan At-Tirmizi:

المسلمين بين جائز الصلح قال م وسل عليه الله صلى الله رسول أن المزني عوف بن عمرو عنحراما أحل أو حالال م حر شرطا إال شروطهم على والمسلمون حراما أحل أو حالال م حر صلحا إال

*Dari Amr bin ‘Auf al-Muzani, bahwa Nabi saw. bersabda: “Berdamai itu boleh di antara orang-orang Islam, kecuali berdamai yang mengharamkan sesuatu yang halal atau menghalalkan sesuatu yang haram. Orang-orang Islam itu selalu setia terhadap syarat-syarat mereka, kecuali syarat yang mengharamkan sesuatu yang halal atau menghalalkan sesuatu yang haram.”

2. Riba:Riba fadlSahih Muslim:

Page 30: Materi Kuliah Semester 2 Hikmah

بالفضة والفضة بالذهب الذهب م وسل عليه الله صلى ه الل رسول قال قال الخدري سعيد أبي عنفقد استزاد أو زاد فمن بيد يدا بمثل مثال بالملح والملح مر بالت مر والت عير بالش عير والش بالبر والبر

سواء فيه والمعطي اآلخذ أربىDari Abi Sa’id al-Khudri, dia berkata: Rasulullah saw. bersabda:” Emas ditukar dengan emas, perak dengan perak, gandum dengan gandum, sya’ir dengan sya’ir, kurma dengan kurma, garam dengan garam, harus sama kadarnya dan kontan. Adapun orang yang menambah atau minta tambah, maka sungguh dia telah melakukan riba. Orang yang mengambil dan yang memberi dalam riba adalah sama.”

عير والش بالحنطة والحنطة مر بالت مر الت م وسل عليه الله صلى ه الل رسول قال قال هريرة أبي عنألوانه * اختلفت ما إال أربى فقد استزاد أو زاد فمن بيد يدا بمثل مثال بالملح والملح عير بالش

Dari Abi Hurairah, dia berkata, Rasulullah saw bersabda: “Kurma ditukar dengan kurma, gandum dengan gandum, sya’ir dengan sya’ir, garam dengan garam, harus sama kadarnya dan kontan. Adapun orang yang menambah atau minta tambah, maka sungguh dia telah melakukan riba, kecuali barangnya berbeda (berbeda jenisnya).” Riba Nasi’ahSahih Muslim

سيئة * الن في با الر ما إن قال م وسل عليه الله صلى بي الن أن زيد بن أسامة عنDari Usamah bin Zaid bahwasanya Nabi saw. bersabda: “Riba itu hanya ada di nasi’ah”

Ancaman riba     Sahih Muslim:

هم وقال وشاهديه وكاتبه ومؤكله با الر آكل م وسل عليه الله صلى الله رسول لعن قال جابر عنسواء *

Dari Jabir: “Rasulullah saw. melaknat orang yang memakan riba, yang menyuruh memakan riba, penulisnya da dua orang saksinya. Dia bersabda: Mereka adalah sama.”

3. Jual beli

Musnad Ahmad: مبرور بيع وكل بيده جل الر عمل قال أطيب الكسب أي ه الل رسول يا قيل قال خديج بن رافع عن

*Dari Rafi’ bin Khadij, di berkta, Rasulullah ditanya: Pekerjaan apa yang paling bagus? Rasulullah menjawab:”Pekerjaan seseorang dengan tangannya sendiri dan semua jual beli yang benar.”

Sunan Ibn Majah:تراض * عن البيع ما إن م وسل عليه الله صلى ه الل رسول قال يقول الخدري سعيد أبي عن

Dari Abi Sa’id al-Khudri, dia berkata, Rasulullah saw. bersabda: “Jual beli hanyalah saling rela”

KhiyarSahih Bukhari

Page 31: Materi Kuliah Semester 2 Hikmah

لم ما بالخيار عان البي قال م وسل عليه الله صلى بي الن عن عنه الله رضي حزام بن حكيم عنبيعهما * بركة محقت وكتما كذبا وإن بيعهما في لهما بورك نا وبي صدقا فإن قا يتفر

Dari Hakim bin Hizam ra. dari Nabi saw. bersabda: “Dua orang yang melakukan jual beli mempunyai hak khiyar selagi keduanya belum berpisah. Apabila keduanya jujur dan terbuka, maka jual beli mereka diberkahi. Jika keduanya berbohong dan tidak terbuka maka berkah jual beli mereka dihapus.”

حتى بينهما بيع ال عين بي كل قال م وسل عليه الله صلى بي الن عن عنهما الله رضي عمر ابن عنالخيار * بيع إال قا يتفر

Dari Ibn ‘Umar ra. dari Nabi saw. Dia bersabda: “Tidak ada jual beli antara dua orang yang berjul beli sampai mereka berpisah kecuali jual beli khiyar.”

Sahih Muslimبالخيار فيها فهو اة مصر شاة ابتاع من قال وسلم عليه الله صلى الله رسول أن هريرة أبي عن

تمر * من صاعا معها ورد ردها شاء وإن أمسكها شاء إن ام أي ثالثةDari Abi Hurairah ra. bahwasanya Rasulullah saw.  bersabda: “Barang siapa yang membeli seekor kambing yang tidak diperah sehingga ambing susunya penuh, maka ia boleh memilih selama tiga hari,  ia boleh menahannya atau mengembalikannya dengan menambah satu sha’ kurma (sebagai ganti perahannya).” 

Jual beli garar, menipu dan belum dimilikiSahih Muslim

الغرر * بيع وعن الحصاة بيع عن م وسل عليه الله صلى ه الل رسول نهى قال هريرة أبي عنDari Abi Hurairah, dia berkata: “Rasulullah saw. melarang jual beli dengan lemparan kerikil dan jual beli garar.”

Sahih Muslimفنالت فيها يده فأدخل طعام صبرة على مر م وسل عليه الله صلى ه الل رسول أن هريرة أبي عن

فوق جعلته أفال قال ه الل رسول يا ماء الس أصابته قال الطعام صاحب يا هذا ما فقال بلال أصابعهمني * فليس غش من اس الن يراه كي الطعام

Dari Abi Hurairah, bahwasanya Rasulullah saw. melewati seonggok makanan, kemudian memasukkan tangannya di dalamnya, lalu jari-jarinya mendapatkan basah-basah. Kemudian Nabi bertanya: Apa ini wahai yang punya makanan?” Dia menjawab: “Itu kena hujan wahai Rasulallah.” Rasulullah bersabda: “Kena apa tidak kau letakkan di atas makanan tersebut agar dilihat orang? Siapa saja yang menipu maka bukan dari golonganku.”

Sunan ibn Majahما تبع ال قال أفأبيعه عندي وليس البيع يسألني جل الر الله رسول يا قلت قال حزام بن حكيم عن

عندك * ليسDari Hakim bin Hizam, dia berkata: “Saya bertanya, Seorang laki-laki minta kepadaku untuk menjual sesuatu yang tidak aku punya, apa saya boleh menjualnya?” Rasulullah menjawab: “Jangan menjual sesuatu yang tidak kau punyai.”  

Larangan Menawar barang yang ditawar orang lain dan mencegat penjual di tengah jalan

Page 32: Materi Kuliah Semester 2 Hikmah

بيع على بعضكم يبيع أن م وسل عليه الله صلى بي الن نهى يقول كان عنهما الله رضي عمر ابن عنبعض

Dari Ibn Umar ra. berkata: “Rasulullah melarang membeli (menawar) barang yang sedang ditawar orang lain.” 

Sahih Muslimالبيوع * تلقي عن نهى ه أن م وسل عليه الله صلى بي الن عن ه الل عبد عن

Dari Abdillah, dari Nabi saw. bawasanya Dia melarang mencegat dagangan (di tengah jalan). 

LEMBAGA EKONOMI ISLAM PENDAHULUAN

A. Latar Belakang MasalahInstansi keuangan belum dikenal dengan secara jelas dalam sejarah Islam. Namun

prinsip-prinsip pertukaran dan pinjam meminjam sudah ada dan banyak terjadi pada zaman Nabi SAW bahkan sebelumnya. Tidak dipungkiri bahwa kemajuan pembangunan ekonomi dan perdagangan, telah mempengaruhi lahirnya institusi yang berperan dalam lalu lintas keuangan.

Lembaga keuangan telah berperan sangat besar dalam pengembangan dan pertumbuhan masyarakat industri modern. Produksi berskala besar dengan kebutuhan investasi yang membutuhkan modal besar tidak mungkin dipenuhi tanpa bantuan lembaga keuangan. Lembaga keuangan merupakan tumpuan bagi para pengusaha untuk mendapatakan tambahan modalanya melalui mekanisme kredit dan menjadi tumpuan investasi melalui mekanisme saving. Sehingga lembaga keuangan telah memainkan peranan yang sangat besar dalam mendistribusikan sumbeer-sumber daya ekonomi di kalangan masyarakat, meskipun tidak sepenuhnya  dapat mewakili kepentingan masyarakat yang luas. B. Rumusan Masalah1. Bagaimana Lembaga keuanagan menurut Al Quran?2. Bagaimana Lembaga Keuangan Pada Zaman Nabi?3. Bagaimana Lembaga Keuangan Pada Masa Khalifaur Rasyidin?4. Bagaimana Lembaga Keuangan Pada Masa Dinasti Islam?5. Bagaimana Lembaga Keuangan Pada Zaman Modern?

PEMBAHASANA.    Konsep Lembaga Keuangan menurut Al Qur’an

Al Qur’an tidak menyebut konsep lembaga keuangan secara eksplisit.Namun penekanan tentang konsep organisasi sebagaimana organisasi keuangan telah terdapat dalam Al Qur’an. Konsep dasar kerjasama muamalah dengan berbagai cabang-cabang kegiatannya mendapat perhatian yang cukup banyak dalam Al Qur’an. Dalam sistem politik misalnya dijumpai istilah qoum untuk menunjukkan adanya kelompok sosial yang berinteraksi satu dengan yang lain. Juga terdapat istilah balad (negeri) untuk menunjukkan adanya stuktur sosial masyarakat dan juga muluk (pemerintah) untuk menunjukkan pentingnya sebuah

Page 33: Materi Kuliah Semester 2 Hikmah

pengaturan hubunganantar anggota masyarakat. Kholifah (kepemimpinan), juga menjadi perhatian dalam Al Qur’an. Konsep sistem organisasi tersebut, juga dijumpai dalam organisasi modern.

Khusus tentang urusan ekonomi, Al  Qur’an memberikan aturan-aturan dasar, supaya transaksi ekonomi tidak sampai melanggar norma/etika. Lebih jauh dari itu, transaksi ekonomi dan keuangan lebih berorientasi pada keadilan dan kemakmuran umat. Istilah suq (pasar) misalnya menunjukkan tentang betapa aspek pasar (market),  harus menjadi fokus bisnis yang penting. Organisasi keuangan dikenal dengan istilah Amil. Badan ini tidak saja berfungsi untuk urusan zakat semata, tetapi memiliki peran yang lebih luas dalam pembangunan ekonomi. Pembagian Ghonimah, misalnya menunjukkan adanya mekanisme distribusi yang merata dan adil.

Sebagai lembaga dengan stuktur organisasi yang jelas, Islam juga menekankan pentingnya akhlaq/etika. Merujuk pada ciri-ciri organisasi modern seperti:transparansi dan akuntabilitas,keterbukaan,egalitarianisme,profesionalisme dan pertanggung jawaban, juga mendapat perhatian yang serius. Al Qur’an telah sejak lama memberikan aturan dan prinsip-prinsip dasar yang menjadi landasan bagi pembentukan organisasi modern

Prinsip akuntabilitas dan transparansi, memberikan arahan bahwa lembaga bisnis harus dapat menunjukkan prinsip keterbukaan dan bebas dari manipulasi. Konsep pencatatan (akuntansi) baik laporan keuangan secara jelas diatur dalam Al Qur’an. Sebagai mana ditegaskan dalam surat Al-Baqarah 282:

“hai orang-orang beriman, apabila kamu bermuamalah tidak secara tunai,dalam waktu yang ditentukan,maka hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah penulis menuliskannya dengan benar, dan janganlah penulis, enggan menuliskannya, sebagaimana Allah telah mengajarkannya......”(Qs.Al Baqarah 282)

B. Lembaga keuangan pada zaman Rosulullah SAW Konsep organisasi atau lembaga sesungguhnya sudah dikenal sejak sebelum

Muhammad diangkat menjadi Rosul. Darun Nadwah, sebuah lembaga yang dibentuk oleh masyarakat jahiliyyahdan berfugnsi untuk merembuk masalah-masalah kemasyarakatan. a. Pendirian Baitul Mal

Lembaga baitul mal (rumah dana), merupakan lembaga bisnis Dan sosial yang pertama dibangun oleh Nabi. Lembaga ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan. Apa yang dilaksanakan okeh Rosul itu merupakan proses penerimaan pendapatan dan pembelanjaan secra transparan dan bertujuan seperti apa yang disebutkan sekarang sebagai welfare oriented.Ini merupakan sesuatu yang beru, mengingat pajak-pajak dan pungutan dari masyarakat yang lain dikumpulkan oleh penguasa dan hanya untuk para raja. Para penguasa di sekitar Jazirah Arabiyah seperti Romawi dan Persia menarik upeti dari rakyat dan dibagi untuk para raja dan kepentingan kerajaan. Sedangkan mekanisme baitul mal tidak saja untuk kepentingan umat islam, tetapi juga melindungi kepentingan kafir dhimmi.

Kehadiran lembaga ini membawa pembaharuan yang besar. Dana-dana umat, baik yang bersumber dari dana sosial dan tidak wajib seperti sedekah, denda dan juga dana yang wajib seperti zakat, jizyah dan lain-lain, dikumpulkan melalui lembaga baitul mal dan disalurkan untuk kepentingan umat..b. Wilayatul Hizbah

Page 34: Materi Kuliah Semester 2 Hikmah

Wilayatul hizbah merupakan lembaga pengontrol pemerintahan. Pada masa Nabi fungsi lembaga ini dipegang langsung oleh Nabi. Konsep lembaga ini merupakan fenomena baru bagi masyarakat Arab, mengingat pada waktu itu, kerajaan hampir sama sekali tidak ada lembaga kontrolnya.

Rosulullah berperan langsung sebagai penyeimbang kegiatan muammalat baik ekonomi, politik maupun sosial. Rosulullah sering menegur bahkan melarang langsung praktek bisnis yang merusak harga dan mendzalimi. Larangan riba, monopoli, serta menimbun barang dan sejenisnya menjadi bukti nyata bahwa terdapat lembaga pengontrol aktifitas bisnis. Keberadaan lembaga ini menjadi sangat strategis dan penting, mengingat kepentingan umat yang lebih besar.

C. Lembaga Keuangan Pada Zaman Khulafaur RasyidinSepeninggal Rosulullah, tradisi yang sudah dibangun oleh Nabi diteruskan para

pemimpin setelahnya. Oleh Abu bakar kebiasaan memungut zakat sebagai bagian dari ajaran Islam dan menjadi sumber keuangan negara terus ditingkatan. Bahkan sempat terjadi peperangan antara sahabat yang taat kepada kepemimpinan beliau melawan orang-orang yang membangkang atas perintah zakat

Lembaga baitul mal semakin mapan kedudukannya semasa khalifah Umar bin Khattab. Khalifah meningkatkan basis pengumpulan dana zakat serta sumber-sumber penerimaan lainnya. Sistem administrasinya sudah mulai dilakukan penertiban. Pada masa Umar pula mulai dilakukan penertiban gaji dan pajak tanah.

Umar sering berjalan sendiri untuk mengontrol mekanisme pasar. Apakah telah terjadi kedzaliman yang merugikan rakyat dan konsumen. Khalifah memberlakukan kuota perdagangan kepada pedagang dari romawi dan persia, karena kedua negara tersebut meberlakukan hal yang sama kepada pedagang Madinah. Kebijakan ini sama dengan sistem perdagangan Internasional modern, yang dikenal dengan Principle of ricriprocity. Umar juga menetapkan kebijakan fiskal yang sangat populer, tetapi mendapat kritikan dari kalangan sahabat ialah ketika ia menetapkan taklukan Irak bukan untuk kaum Muslimin sebagaimana biasanya tentang ghanimah, tetapi dikembalikan kepada pemilknya. Khlifah kemudian menetapkan kebijakan kharaj atau pajak bumi kepada penduduk Irak tersebut.

Semua kebijakan khalifah Umar bin Khtab ditindak lanjuti oleh para khlifah setelahnya. Yang menarik untuk diperhatikan ialah bahwa lembaga keuangan baitul mal telah berfungsi sangat strategis baik semasa Rosulullah maupun Khalifaur Rasyidin.

Semasa pemerintahan Khalifaur Rasyidin ini, penataan sistem pemerintahan berjalan dengan baik. Agar mekanisme pemrintahan berjalan lancar, dibentuklah organisasi Negara Islam (Daulah Islamiyah) yang garis besarnya sebagai berikut:1.  An Nidham Asy Syiyasi (Organisasi Politik) yang mencakup:

a. Al Khalifah: terkait dengan pemilihan Khalifahb. Al Wizarah: terkait dengan wasir atau mentri yang bertugas membantu khlifah untuk

urussan pemerintahanc. Al Kitabah: terkait dengan pengangkatan orang yang mengurusi kesekretariatan negara.

2. An Nidham Al Idary: oraganisasi tata usaha/administrasi Negara. 3. An Nidham Al Maly: organisasi keuangan Negara4. An Nidham Al Harby: organisasi ketentaraan

Page 35: Materi Kuliah Semester 2 Hikmah

5. An Nidham Al Qadho’i:  organisasi kehakiman.

D.  Lembaga Ekonomi Pada Masa Dinasti Islama.  Dinasti Umayyahh

Naiknya muawiyah ke tampuk pemerintahan islam, merupakan awal kekuasaan Bani Umayyah. Sejak saat itu pemerintahan islam yang bersifat demokratis berubah menjadi monarchiheridetis. Pada saat ini, penyelenggaraan administrasi berada di DAMASKUS, sedangkan pusat aktifitas berada di Madinah.

Baitul Mal yang merupakan kantor perbendaharaan umat menjadi salah satu institusi yang disalah gunakan. Pada masa ini Baitul Mal seperti menjadi milik pribadi. Pada masa ini Baitul Mal dibagi menjadi dua bagian, yaitu umum, dan khusus. Pendapatan Baitul Mal umum di peruntukan bagi masyarakat umum, sedangkan yang khusus di pruntukkan bagi para sultan dan keluargannya.

Mananggapi hal tersebut, Sayyid Quthb menyatakan bahwa kalau bukan karena kekuatan yang luar biasa yang dimiliki watak Agama ini, nischaya pada masa pemerintahan bani umayyah dapat dijadikan jaminan bagi lenyapnya islam dari muka bumi. Selama pada pemerintahan umayyah kurang lebih 90 tahun.b.  Dinasti Abasyiah

Bany abbasiyah meraih tampuk kekuasan islam setelah berhasil setelah menggulingkan pemerintahan umayyah pada tahun 750 H. para pendiri ini adalah keturunaan abbas. Pada masa ini pemerintahan islam dipindahkan dari Damaskus ke Baghdad. Dinasti ini berkuasa selama lima abad. Pada masa abbasiyah mencapai masa ke emasan pada priode pertama. A.  Abu Ja’far Al Mansur

Ia memerintah hanya dalam waktu singkat. Tetapi pada pemerintahanya dia lebih banyak melakukan konsolidasi dan penerbitan administrasi birokrasi. Ia menciptakan tradisi baru dibidang pemerintahan dengan mengangkat seorang wazir sebagai coordinator depertemen. Ia juga membentuk lembaga-lembaga protol Negara, sketaris Negara, kepolisian Negara, serta membenahi angkatan bersenjata dan membentuk lembaga kehakiman Negara. B.  Al Mahdi

Ia banyak menerapkan kebijakan yang menguntungkan rakyat banyak. Seperti membangun tempat-tempat persinggahan para musafir haji, pembuatan kolam-kolam air bagi para khafilah dagang beserta hewan bawaanya, dan memperbsiki , memperbanyak jumlah telaga dan perigi, dia juga mengembalikan harta yang dirampas oleh ayahnya kepada pemiliknya masing-masing. Perekonomian Negara mulai meningkat dengan peningkatan sector pertanian melalui irigasi, dan, pertambaangan. Disamping itu jalur transit perdagangan antara timur dan barat juga banyak menghasilkan kekayan, karena basrah menjadi pelabuhan yang penting. C. Harun Ar Rasyid

Pada saat pemerintahan di kuasai oleh Harum Al-Rasyid, pertumbuhan perekonomian berkembang dengan pesat, dan kemakmuran d dalam dinasti Abbasiyah, dan mencapai puncaknya bpada saat ini. Dia juga melakukan deservikasi sumber pendapatan Negara. Ia membangun Baitul Mal untuk mengurus keuangan Negara dengan menunjukseseorang wazir yang mengepalai beberapa diwan seperti: diwan al-khazanah, diwan al-azra, diwan khazaim

Page 36: Materi Kuliah Semester 2 Hikmah

as-siaab. Sumber pendapatan pada masa ini adalah bkharaj, jizyah, zakat, fa’i, ghanimah, usyr, dan harta lainya seperti wakaf, sedekah, dan harta warisan.

E. Lembaga Keuangan Syariah ModernApabila diperhatikan teks hukum yang ada dalam ketentuan syari’at Islam, akan

ditemukan beberapa lembaga dan instrumen keuangan yang secara garis besar dapat dikelompokkan kedalam:a.  Kegiatan Nonbankb.  Kegiatan Perbankan.1.  Lembaga dan Instrmen Keuanagan Nonbank

Dalam ketentuan syariat Islam yang termasuk dalam kategori nonbank di antaranya:

a.    Lembaga  zakatBerdasarkan Undang-undang  No. 38 Tahun 1999, bahwa oragnisasi yang berhak

mengelola zakat terbagi menjadi 2 bagian, yakni orgaanisasi yang tumbuh atas prakarsa masyarakat dan disebut juga Lembaga Amil Zakat (LAZ) serta organisasi yang dibentuk oleh Pemerintah dan disebut Badan Amil Zakat (BAZ).

Kedua bentuk organisasi ini memiliki kesamaan tujuan, yakni bertujuan mengelola dana zakat dan sumber-sumber dana sosial yang lain secara maksimal untuk keperluan umat. Misi mulia yang diemban ini jangan sampai berbenturan dalam pelaksanaan programnya. Masyarkat harus didoraong supaya membentuk lembaga amil sebanyk-banyaknya. Zakat seharusnya dipungut oleh pemerintahan Islam. Namun karena pemerintahan Islam  saat ini tidak ada, maka umat Islam  secara berjamaah dapat mendirikan baitul mal untuk pengumpulan dan pendristribusian zakat.

Di Indonesia kita bisa menghubungi BAZNAS, Rumah Zakat dan lembaga-lembaga amil zakat terpercaya lainnya yang dekat dengan kantor atau rumah kita.

Zakat dapat dibayarkan dalam bentuk barang atau uang tunai.  Di era ekonomi modern ini membayar zakat dengan  uang tunai akan lebih tepat, karena juiga akan memudahkan penerimanya untuk menerima zakat tersebut.b.    Ijarah (prinsip sewa).c.    Kafalah/zaman (uang jaminan atau garansi).d.    Rahn (Penggadaian).e.    Wada (Simpanan/deposit)f.     Pinjamang.    Salamh.   Istishna’i.      Syirkahj.      Akadk.    Warisl.      Qiradhm. Al-muzara’ahn.   Al-musaqah

2.  Lembaga dan Instrumen Keuangan Bank (Perbankan)

Page 37: Materi Kuliah Semester 2 Hikmah

Dalam ketentuan syariat Islam yang termasuk dalam kategori nonbank di antaranya:a.    Baitul Mal Wattamwil (BMT)

BMT sebagai lembaga keuangan yang ditumbuhkan dari peran masyarakat secara luas, tidak ada batasan ekonomi, sosial, bahkan agama. Semua komponen masyarakat dapat berperan aktif dalam membangun sebuah sitem keuangan yang lebih adil dan yang lebih penting mampu menjangkau lapisan pengusaha yang terkecil sekalipun.

BMT tidak digerakkan dengan laba semata, tetapi juga motif sosial. Karena beroperasi dengan pola syaria’ah, sudah barang tentu kontrolnya tidak saja dari aspek ekonomi saja atau kontrol dari luar, tetapi agama atau akidah menjadi faktor pengontrol dari dalam yang lebih dominan.b.    Al-wadia’ah (Pinjaman)c.    Al-mudharabahd.    Musyarakahe.    Al-Bai’u Bithaman Ajil (BBA)f.     Murabahahg.    Bank Perkreditan Rakyat syariah (BPR Syariah)h.   Bank Syariahi.      Asuransi Takafulj.      Koperasi

PENUTUPLembaga ekonomi telah ada sejak zaman:a. Nabi Muhammad SAW

Dimana Nabi mendirikan Baitul mal dan hizbah.b. Khulafaur Rasyidin

Dibentuk organisasi negara Islam, diantaranya:1. An Nidham Asy Syiyasi (Organisasi Politik) 2. Al Wizarah3. Al KitabahAn Nidham Al Idary4. An Nidham Al Maly5. An Nidham Al Harby6. An Nidham Al Qadho’i

c. Dinasti IslamiyahAda dua dinasti islam yang sangat bagus kegiatan ekonominya, yaitu:1. Dinasti Umayyah2. Dinasti Abasyiah

d. Zaman ModernLembaga ekonomi dibagi menjadi 2 bagian, yaitu;1. Lembaga ekonomi non-bank2. Lembaga ekonomi bank

Page 38: Materi Kuliah Semester 2 Hikmah

DAFTAR PUSTAKA

A. Karim,  Adiwarman.  Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan.

Baron N. Co-operative Insurance.1936.  London

Hasymi, Sejarah Kebudayaan Islam, 1979. Jakarta, Bulan Bintang,

K. Lubis, Surawardi. Hukum Ekonomi Islam. 2000. Jakarta: Sinar Grafika

Maryam, Siti dkk, Sejarah Peradaban Islam, 2002. Jogjakarta, Fakultas Adab IAIN Sunan Kalijaga dan LESFI

Muhammad, Manajemen Bank Syari’ah, 2003. Jogjakarta: UPP AMP YPKN

Nu’man, Sybli. Umar yang Agung, 1981. Bandung, Pustaka

Rahman,  Afzalul.  Doktrin Ekonomi Islam. 1996. Jogjakarta: PT.. Dana Bakti Wakaf

Ridwan,Muhammad, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, 2004. UII Pres, Jogjakarta

Saiufurrahman, Syaikh, Sirah Nabawiyah Terjemahan Katur Suhardi, 1998. Jakarta, Pustaka Al-Kautsar

http://muanhinata.multiply.com/reviews/item/21

Page 39: Materi Kuliah Semester 2 Hikmah

Mata kuliah Pancasila

Hak Asasi Manusia Menurut UUD 1945

A. Hak-hak Asasi dalam Pembukaan UUD 1945Alinea pertama Pembukaan UUD 1945 hak untuk menentukan nasip sendiri 1 “bahwa

kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskann karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan.” Pengakuan bahwa kemerdekaan adalah “hak segala bangsa” adalah pengakuan HAM kolektif dari satu bangsa untuk hidup bebas dari segala penindasan oleh bangsa lain. Pegakuan ini menegaskan kedudukan yang sejajar semua bangsa di dunia karena penjajahan pada dasarnya adalah bertentangan dengan “peri kemanusiaan dan peri keadilan”.

Alinea kedua pembukaan menyebut Indonesia sebagai negara yang “adil” dan “makmur”. Kekuasaan hendaklah dijalankan dengan adil, artinya negara tidak dapat bertindak sewenang-wenang terhadap rakyatnya. Prinsip negara hukum mengakui adanya asas legalitas, yaitu tindakan aparatur negara haruslah didasarkan pada hukum dan bukan didasarkan pada kekuasaan.

Alinea ketiga menyebutkan hasrat bangsa Indonesia untuk “berkehidupan kebangsaan yang bebas”, yang menekankan HAM kolektif yang dimiliki sebuah bangsa.Alinea keempat pembuakaan menegaskan tujuan pembentukan pemerintahan negara Indonesia untuk “melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan melaksanakan ketertiban dunia”, dan ini memuat pula intisari doktrin HAM. Pada alinea ini merupakan pengakuan dan perlindungan hak-hak asasi dalam bidang sosial, politik, ekonomi dan pendidikan.

B. Hak-hak Asasi dalam Batang Tubuh UUD 1945Batang tubuh UUD 1945 yang terdiri atas 16 bab, 37 pasal, 4 pasal aturan peralihan,

dan 2 ayat aturan tambahan juga memuat rumusan-rumusan yang cukup luas mengenai materi HAM, baik secara ekspisit maupun implisit.

HAM dalam batang tubuh UUD 1945 dicantumkan dalam pasal-pasal berikut:- Hak akan warga negara, pasal 26 UUD 1945 “yang menjadi warga negara ialah orang-

orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang sebagai warga negara (ayat 1), dan syarat-syarat yang mengenai kewarganegaraan ditetapkan dengan undang-undang” (ayat 2).

- Pasal 27 tentang persamaa dalam hukum dan penghidupan yang layak bagi kemnusiaan. Pasal 27 ayat (1) telah menetapkan bahwa segala warga negara bersamaa kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjujung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya. Pasal 27 ayat (2) telah menetapkan pula bahwa tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.

- Pasal 28 UUD 1945 menyatakan dengan tegas tentang kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya dijamin oleh

Page 40: Materi Kuliah Semester 2 Hikmah

Pemerintah dan Peamerintah akan mengundangkan Undang-undang yang akan mengaturnya.

- Pasal 29 UUD 1945 dalam ayat (2) dengan tegas menyatakan bahwa Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.

- Pasal 30 UUD 1945 dalam pasal ini dinyatakan bahwa tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara, yang syarat-syaratnya diatur dengan Undang-undang.

- Pasal 31 UUD 1945 menegaskan tentang hak-hak asasi di bidang pendidikan, bahwa tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran, yang untuk itu maka Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pengajara nasional yang diatur dengan Undang-undang.Sejalan dengan pendidikan pasal 32 menyatakan bahwa pemerintah memajukan kebudayaan nasional Indonesia, jadi dalam arti ini setiap unsur-unsur kebudayaan, macam-macam kebudayaan yang ada yang telah dimiliki penduduk mempunyai hak untuk dilindungi dan dikembangkan.

- Tentang Hak Ekonomi di atur dalam pasal 33 UUD 1945 yang dengan tegas menyatakan, perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan, cabang-cabang produksi yang penting bagi Negara dan yang menguasai hayat hidup orang banyak dikuasai oleh Negara, Bumi dan air dan kekayaan alam dan yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

- Pasal 34 UUD 1945 tentang kesejahteraan sosial, fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara.

C. Hak-hak Asasi dalam Penjelasan UUD 1945Ham dalam penjelasan meliputi:

- Hak akan kebebasan dan kemandirian peradilan, yang termuat dalam penjelasan pasal 24 dan 25 UUD 1945 “ kekuasaan kehakiman ialah kekuasaan yang merdeka artinya terlepas dari pengaruh kekuasaan pemerintah. Berhubungan dengan itu, harus diadakan jaminan dalam undang-undang tentang kedudukan para hakim”.

- Hak mempertahankan tradisi budaya, yang termuat dalam penjelasan pasal 32 UUD 1945 “kebudayaan bangsa ialah kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha budinya rakyat Indonesia seluruhnya. Kebudayaan lama dan asli yang terdapat sebagai puncak-puncak kebudayaan di daerah-daerah diseluruh Indonesia terhitung sebagai kebudayaan bangsa. Usaha kebudayaan harus menuju ke arah kemajuan adab, budaya, persatuan dengan tidak menolak bahan-bahan baru dari kebudayaan asing yang dapat memperkembangkan atau memperkaya kebudayaan bangsa sendiri serta memperingati derajat kemanusiaan bangsa indonesia.”

- Hak mempertahanka bahasa daerah, yang termuat dalam penjelasan pasal 36 UUD 1945, “di daerah-daerah yang mempunyai bahasa sendiri yang dipelihara oleh rakyat dengan baik-baik bahasa-bahasa itu akan dihormati da dipelihara juga oleh negara. Bahasa-bahasa itu pun merupaka sebagian dari kebudayaan Indonesia yang hidup.”9

http://makalah-perkuliah.blogspot.com/2010/12/hak-asasi-manusia-menurut-uud-1945.html

Page 41: Materi Kuliah Semester 2 Hikmah

Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan

Istilah paradigma pada mulanya dipakai dalam bidang filsafat ilmu pengetahuan. Menurut Thomas Kuhn, Orang yang pertama kali mengemukakan istilah tersebut menyatakan bahwa ilmu pada waktu tertentu didominasi oleh suatu paradigma.

Paradigma adalah pandangan mendasar dari para ilmuwan tentang apa yang menjadi pokok persoalan suatu cabang ilmu pengetahuan. Istilah paradigma makin lama makin berkembang tidak hanya di bidang ilmu pengetahuan, tetapi pada bidang lain seperti bidang politik, hukum, sosial dan ekonomi.

Paradigma kemudian berkembang dalam pengertian sebagai kerangka pikir, kerangka bertindak, acuan, orientasi, sumber, tolok ukur, parameter, arah dan tujuan. Sesuatu dijadikan paradigma berarti sesuatu itu dijadikan sebagai kerangka, acuan, tolok ukur, parameter, arah, dan tujuan dari sebuah kegiatan.

Dengan demikian, paradigma menempati posisi tinggi dan penting dalam melaksanakan segala hal dalam kehidupan manusia. Pancasila sebagai paradigma, artinya nilai-nilai dasar pancasila secara normatif menjadi dasar, kerangka acuan, dan tolok ukur segenap aspek pembangunan nasional yang dijalankan di Indonesia. Hal ini sebagai konsekuensi atas pengakuan dan penerimaan bangsa Indonesia atas Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi nasional.

Hal ini sesuai dengan kenyataan objektif bahwa Pancasila adalah dasar negara Indonesia, sedangkan negara merupakan organisasi atau persekutuan hidup manusia maka tidak berlebihan apabila pancasila menjadi landasan dan tolok ukur penyelenggaraan bernegara termasuk dalam melaksanakan pembangunan.

Nilai-nilai dasar Pancasila itu dikembangkan atas dasar hakikat manusia. Hakikat manusia menurut Pancasila adalah makhluk monopluralis. Kodrat manusia yang monopluralis tersebut mempunyai ciri-ciri, antara lain:

a. susunan kodrat manusia terdiri atas jiwa dan ragab. sifat kodrat manusia sebagai individu sekaligus sosialc. kedudukan kodrat manusia sebagai makhluk pribadi dan makhluk tuhan.

Berdasarkan itu, pembangunan nasional diarahkan sebagai upaya meningkatkan harkat dan martabat manusia yang meliputi aspek jiwa, raga,pribadi, sosial, dan aspek ketuhanan. Secara singkat, pembangunan nasional sebagai upaya peningkatan manusia secara totalitas.

Pembangunan sosial harus mampu mengembangkan harkat dan martabat manusia secara keseluruhan. Oleh karena itu, pembangunan dilaksanakan di berbagai bidang yang mencakup seluruh aspek kehidupan manusia. Pembangunan, meliputi bidang politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan.

Pancasila menjadi paradigma dalam pembangunan politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan.

Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Sosial Budaya

Pancasila pada hakikatnya bersifat humanistik karena memang pancasila bertolak dari hakikat dan kedudukan kodrat manusia itu sendiri. Hal ini sebagaimana tertuang dalam sila

Page 42: Materi Kuliah Semester 2 Hikmah

Kemanusiaan yang adil dan beradab. Oleh karena itu, pembangunan sosial budaya harus mampu meningkatkan harkat dan martabat manusia, yaitu menjadi manusia yang berbudaya dan beradab. Pembangunan sosial budaya yang menghasilkan manusia-manusia biadab, kejam, brutal dan bersifat anarkis jelas bertentangan dengan cita-cita menjadi manusia adil dan beradab.

Manusia tidak cukup sebagai manusia secara fisik, tetapi harus mampu meningkatkan derajat kemanusiaannya. Manusia harus dapat mengembangkan dirinya dari tingkat homomenjadi human. Berdasar sila persatuan Indonesia, pembangunan sosial budaya dikembangkan atas dasar penghargaan terhadap nilai sosial dan budaya-budaya yang beragam di seluruh wilayah Nusantara menuju pada tercapainya rasa persatuan sebagai bangsa.

Perlu ada pengakuan dan penghargaan terhadap budaya dan kehidupan sosial berbagai kelompok bangsa Indonesia sehingga mereka merasa dihargai dan diterima sebagai warga bangsa. Dengan demikian, pembangunan sosial budaya tidak menciptakan kesenjangan, kecemburuan, diskriminasi, dan ketidakadilan sosial. Paradigma-baru dalam pembangunan nasional berupa paradigma pembangunan berkelanjutan, yang dalam perencanaan dan pelaksanaannya perlu diselenggarakan dengan menghormati hak budaya komuniti-komuniti yang terlibat, di samping hak negara untuk mengatur kehidupan berbangsa dan hak asasi individu secara berimbang (Sila Kedua).

Hak budaya komuniti dapat sebagai perantara/penghubung/penengah antara hak negara dan hak asasi individu. Paradigma ini dapat mengatasi sistem perencanaan yang sentralistik dan yang mengabaikan kemajemukan masyarakat dan keanekaragaman kebudayaan Indonesia. Dengan demikian, era otonomi daerah tidak akan mengarah pada otonomi suku bangsa tetapi justru akan memadukan pembangunan lokal/daerah dengan pembangunan regional dan pembangunan nasional (Sila Keempat), sehingga ia akan menjamin keseimbangan dan kemerataan (Sila Kelima) dalam rangka memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa yang akan sanggup menegakan kedaulatan dan keutuhan wilayah NKRI (Sila Ketiga).

Apabila dicermati, sesungguhnya nilai-nilai Pancasila itu memenuhi kriteria sebagai puncak-puncak kebudayaan, sebagai kerangka-acuan-bersama, bagi kebudayaan - kebudayaan di daerah:1) Sila Pertama, menunjukan tidak satu pun sukubangsa ataupun golongan sosial dan

komuniti setempat di Indonesia yang tidak mengenal kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa;

2) Sila Kedua, merupakan nilai budaya yang dijunjung tinggi oleh segenap warganegara Indonesia tanpa membedakan asal-usul kesukubangsaan, kedaerahan, maupun golongannya;

3) Sila Ketiga, mencerminkan nilai budaya yang menjadi kebulatan tekad masyarakat majemuk di kepulauan nusantara untuk mempersatukan diri sebagai satu bangsa yang berdaulat;

4) Sila Keempat, merupakan nilai budaya yang luas persebarannya di kalangan masyarakat majemuk Indonesia untuk melakukan kesepakatan melalui musyawarah. Sila ini sangat relevan untuk mengendalikan nilai-nilai budaya yang mendahulukan kepentingan perorangan;

Page 43: Materi Kuliah Semester 2 Hikmah

5) Sila Kelima, betapa nilai-nilai keadilan sosial itu menjadi landasan yang membangkitkan semangat perjuangan bangsa Indonesia dalam memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikutserta melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

d. Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan HukumSalah satu tujuan bernegara Indonesia adalah melindungi segenap bangsa Indonesia

dan seluruh tumpah darah Indonesia. Hal ini mengandung makna bahwa tugas dan tanggung jawab tidak hanya oleh penyelenggara negara saja, tetapi juga rakyat Indonesia secara keseluruhan. Atas dasar tersebut, sistem pertahanan dan keamanan adalah mengikut sertakan seluruh komponen bangsa. Sistem pembangunan pertahanan dan keamanan Indonesia disebut sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta (sishankamrata).

Sistem pertahanan yang bersifat semesta melibatkan seluruh warga negara, wilayah, dan sumber daya nasional lainnya, serta dipersiapkan secara dini oleh pemerintah dan diselenggarakan secara total terpadu, terarah, dan berlanjut untuk menegakkan kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa dari segala ancaman. Penyelenggaraan sistem pertahanan semesta didasarkan pada kesadaran atas hak dan kewajiban warga negara, serta keyakinan pada kekuatan sendiri.

Sistem ini pada dasarnya sesuai dengan nilai-nilai pancasila, di mana pemerintahan dari rakyat (individu) memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam masalah pertahanan negara dan bela negara. Pancasila sebagai paradigma pembangunan pertahanan keamanan telah diterima bangsa Indonesia sebagaimana tertuang dalam UU No. 3 Tahun 2002 tentang pertahanan Negara.

Dalam undang-undang tersebut dinyatakan bahwa pertahanan negara bertitik tolak pada falsafah dan pandangan hidup bangsa Indonesia untuk menjamin keutuhan dan tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Dengan ditetapkannya UUD 1945, NKRI telah memiliki sebuah konstitusi, yang di dalamnya terdapat pengaturan tiga kelompok materi-muatan konstitusi, yaitu:(1) Adanya perlindungan terhadap HAM(2) Adanya susunan ketatanegaraan Negara yang mendasar, dan(3) Adanya pembagian dan pembatasan tugas-tugas ketatanegaraan yang juga

mendasar.Sesuai dengan UUD 1945, yang di dalamnya terdapat rumusan Pancasila, Pembukaan UUD 1945 merupakan bagian dari UUD 1945 atau merupakan bagian dari hukum positif. Dalam kedudukan yang demikian, ia mengandung segi positif dan segi negatif. Segi positifnya, Pancasila dapat dipaksakan berlakunya (oleh negara); segi negatifnya, Pembukaan dapat diubah oleh MPR—sesuai dengan ketentuan Pasal 37 UUD 1945.Hukum tertulis seperti UUD—termasuk perubahannya—, demikian juga UU dan

peraturan perundang-undangan lainnya, harus mengacu pada dasar negara (sila - sila Pancasila dasar negara). Dalam kaitannya dengan ‘Pancasila sebagai paradigma pengembangan hukum’, hukum (baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis) yang akan dibentuk tidak dapat dan tidak boleh bertentangan dengan sila-sila:(1) Ketuhanan Yang Maha Esa,

Page 44: Materi Kuliah Semester 2 Hikmah

(2) Kemanusiaan yang adil dan beradab,(3) Persatuan Indonesia,(4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan/perwakilan(5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Dengan demikian, substansi hukum yang dikembangkan harus merupakan perwujudan atau penjabaran sila-sila yang terkandung dalam Pancasila. Artinya, substansi produk hukum merupakan karakter produk hukum responsif (untuk kepentingan rakyat dan merupakan perwujuan aspirasi rakyat).

Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Kehidupan Umat Beragama Bangsa Indonesia sejak dulu dikenal sebagai bangsa yang ramah dan santun, bahkan predikat ini menjadi cermin kepribadian bangsa kita di mata dunia internasional. Indonesia adalah Negara yang majemuk, bhinneka dan plural. Indonesia terdiri dari beberapa suku, etnis, bahasa dan agama namun terjalin kerja bersama guna meraih dan mengisi kemerdekaan Republik Indonesia kita.

Namun akhir-akhir ini keramahan kita mulai dipertanyakan oleh banyak kalangan karena ada beberapa kasus kekerasana yang bernuansa Agama. Ketika bicara peristiwa yang terjadi di Indonesia hampir pasti semuanya melibatkan umat muslim, hal ini karena mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam. Masyarakat muslim di Indonesia memang terdapat beberapa aliran yang tidak terkoordinir, sehingga apapun yang diperbuat oleh umat Islam menurut sebagian umat non muslim mereka seakan-seakan merefresentasikan umat muslim.

Paradigma toleransi antar umat beragama guna terciptanya kerukunan umat beragama perspektif Piagam Madinah pada intinya adalah seperti berikut:1. Semua umat Islam, meskipun terdiri dari banyak suku merupakan satu komunitas

(ummatan wahidah)2. Hubungan antara sesama anggota komunitas Islam dan antara komunitas Islam dan

komunitas lain didasarkan atas prinsip-prinsi:a. Bertentangga yang baikb. Saling membantu dalam menghadapi musuh bersamac. Membela mereka yang teraniayad. Saling menasehatie. Menghormati kebebasan beragama.

Lima prinsip tersebut mengisyaratkan:1) Persamaan hak dan kewajiban antara sesama warga negara tanpa diskriminasi yang

didasarkan atas suku dan agama;2) pemupukan semangat persahabatan dan saling berkonsultasi dalam menyelesaikan masalah

bersama serta saling membantu dalam menghadapi musuh bersama. Dalam “Analisis dan Interpretasi Sosiologis dari Agama” (Ronald Robertson, ed.) misalnya, mengatakan bahwa hubungan agama dan politik muncul sebagai masalah, hanya pada bangsa-bangsa yang memiliki heterogenitas di bidang agama.

Page 45: Materi Kuliah Semester 2 Hikmah

Hal ini didasarkan pada postulat bahwa homogenitas agama merupakan kondisi kesetabilan politik. Sebab bila kepercayaan yang berlawanan bicara mengenai nilai-nilai tertinggi (ultimate value) dan masuk ke arena politik, maka pertikaian akan mulai dan semakin jauh dari kompromi.

Dalam beberapa tahap dan kesempatan masyarakat Indonesia yang sejak semula bercirikan majemuk banyak kita temukan upaya masyarakat yang mencoba untuk membina kerunan antar masayarakat. Lahirnya lembaga-lembaga kehidupan sosial budaya seperti “Pela” di Maluku, “Mapalus” di Sulawesi Utara, “Rumah Bentang” di Kalimantan Tengah dan “Marga” di Tapanuli, Sumatera Utara, merupakan bukti-bukti kerukunan umat beragama dalam masyarakat.

Ke depan, guna memperkokoh kerukunan hidup antar umat beragama di Indonesia yang saat ini sedang diuji kiranya perlu membangun dialog horizontal dan dialog Vertikal. Dialog Horizontal adalah interaksi antar manusia yang dilandasi dialog untuk mencapai saling pengertian, pengakuan akan eksistensi manusia, dan pengakuan akan sifat dasar manusia yang indeterminis dan interdependen.

Identitas indeterminis adalah sikap dasar manusia yang menyebutkan bahwa posisi manusia berada pada kemanusiaannya. Artinya, posisi manusia yang bukan sebagai benda mekanik, melainkan sebagai manusia yang berkal budi, yang kreatif, yang berbudaya.http://www.gudangmateri.com/2010/04/makalah-pancasila-sebagai-paradigma.html

c. Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Sosial BudayaPancasila pada hakikatnya bersifat humanistik karena memang pancasila bertolak dari

hakikat dan kedudukan kodrat manusia itu sendiri. Hal ini sebagaimana tertuang dalam sila Kemanusiaan yang adil dan beradab. Oleh karena itu, pembangunan sosial budaya harus mampu meningkatkan harkat dan martabat manusia, yaitu menjadi manusia yang berbudaya dan beradab.

Pembangunan sosial budaya yang menghasilkan manusia-manusia biadab, kejam, brutal dan bersifat anarkis jelas bertentangan dengan cita-cita menjadi manusia adil dan beradab. Manusia tidak cukup sebagai manusia secara fisik, tetapi harus mampu meningkatkan derajat kemanusiaannya. Manusia harus dapat mengembangkan dirinya dari tingkat homo menjadi human.

Berdasar sila persatuan Indonesia, pembangunan sosial budaya dikembangkan atas dasar penghargaan terhadap nilai sosial dan budaya-budaya yang beragam si seluruh wilayah Nusantara menuju pada tercapainya rasa persatuan sebagai bangsa. Perlu ada pengakuan dan penghargaan terhadap budaya dan kehidupan sosial berbagai kelompok bangsa Indonesia sehingga mereka merasa dihargai dan diterima sebagai warga bangsa. Dengan demikian, pembangunan sosial budaya tidak menciptakan kesenjangan, kecemburuan, diskriminasi, dan ketidakadilan sosial.

http://www.gudangmateri.com/2010/09/pancasila-sebagai-paradigma-pembangunan.html

Page 46: Materi Kuliah Semester 2 Hikmah

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangSejarah telah mengungkapkan bahwa Pancasila adalah jiwa seluruh rakyat Indonesia,

yang memberi kekuatan hidup kepada bangsa Indonesia serta membimbingnya dalam mengejar kehidupan lahir batin yang makin baik, di dalam masyarakat Indonesia yang adil dan makmur. Bahwasanya Pancasila yang telah diterima dan ditetapkan sebagai dasar negara seperti tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 merupakan kepribadian dan pandangan hidup bangsa, yang telah diuji kebenaran, kemampuan dan kesaktiannya, sehingga tak ada satu kekuatan manapun juga yang mampu memisahkan Pancasila dari kehidupan bangsa Indonesia.

Mengingat tingkah laku para tokoh di berbagai bidang dewasa ini, yang berkaitan dengan situasi negeri kita di bidang politik, sosial, ekonomi dan moral, maka sudah sepantasnya kalau kita saling mengingatkan bahwa tidak mungkin ada solusi (pemecahan) terhadap berbagai persoalan gawat yang sedang kita hadapi bersama, kalau fikiran dan tindakan kita bertentangan dengan prinsip-prinsip Pancasila yang sangat menjunjung tinggi

Hak asasi manusia. Terutama hak-hak kodrat manusia sebagai hak dasar ( hak asasi )yang harus dijamin dalam peraturan perundang-undangan. Oleh karena itu, banyak ulasan atau penelaahan, yang bisa sama-sama kita lakukan mengenai persoalan ini.

1.2 Batasan Masalah1. Apa yang dimaksud dengan HAM?2. Apa pengertian Pancasila?3. Apa yang dimaksud HAM dalam Pancasila?

1.3 Tujuan PenulisanDalam menyusun makalah ini mempunyai beberapa tujuan, yaitu:

1. Agar mahasiswa mengerti tentang HAM2. Agar mahasiswa dapat memahami tentang Pancasila3. Agar mahasiswa tidak salah persepsi mengenai makna HAM dalam Pancasila4. Agar mahasiswa mengerti, memahami dan dapat menerapkan HAM dalam Pancasila

di dalam kehidupan sehari hari.

Page 47: Materi Kuliah Semester 2 Hikmah

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Pengertian Hak Asasi ManusiaHAM / Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat pada diri setiap manusia sejak

awal dilahirkan yang berlaku seumur hidup dan tidak dapat diganggu gugat siapa pun. Sebagai warga negara yang baik kita mesti menjunjung tinggi nilai hak azasi manusia tanpa membeda-bedakan status, golongan, keturunan, jabatan, dan lain sebagainya.Dalam UU Nomor 39 Tahun 1999 Pasal 1 angka 1 ditegaskan bahwa Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakekat dan keberadaan manusia sebagai mahluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah Nya, yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh Negara, hukum dan pemerintahan dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.

2.2 Pengertian PancasilaSejarah telah mengungkapkan bahwa Pancasila adalah jiwa seluruh rakyat Indonesia,

yang memberi kekuatan hidup kepada bangsa Indonesia serta membimbingnya dalam mengejar kehidupan lahir batin yang makin baik, di dalam masyarakat Indonesia yang adil dan makmur.

Sifat dari pancasila adalah imperative atau memaksa, siapa saja yang berada diwilayah NKRI, wajib mentaati pancasila serta mengamalkan dengan tanpa persyaratan. Pancasila adalah pandangan hidup bangsa dan dasar negara Republik Indonesia. Pancasila juga merupakan sumber kejiwaan masyarakat dan negara Republik Indonesia. Maka manusia Indonesia menjadikan pengamalan Pancasila sebagai perjuangan utama dalam kehidupan kemasyarakatan dan kehidupan kenegaraan.

2.3 Maksud Dari Hak Asasi Manusia Dalam PancasilaHak-hak asasi manusia dalam Pancasila dirumuskan dalam pembukaan UUD 1945

dan terperinci di dalam batang tubuh UUD 1945 yang merupakan hukum dasar konstitusional dan fundamental tentang dasar filsafat negara Republik Indonesia serat pedoman hidup bangsa Indonesia, terdapat pula ajaran pokok warga negara Indonesia. Yang pertama ialah perumusan ayat ke 1 pembukaan UUD tentang hak kemerdekaan yang dimiliki oleh segala bangsa didunia. Oleh sebab itu penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.

Hubungan antara Hak asasi manusia dengan Pancasila dapat dijabarkan Sebagai berikut :1. Sila ketuhanan yang maha Esa menjamin hak kemerdekaan untuk memeluk agama ,

melaksanakan ibadah dan menghormati perbedaan agama.2. Sila kemanusiaan yang adil dan beradab menempatkan hak setiap warga negara pada

kedudukan yang sama dalam hukum serta serta memiliki kewajiban dan hak-hak yang sama untuk mendapat jaminan dan perlindungan undang-undang.

3. Sila persatuan indonesia mengamanatkan adanya unsur pemersatu diantara warga Negara dengan semangat rela berkorban dan menempatkan kepentingan bangsa dan Negara diatas

Page 48: Materi Kuliah Semester 2 Hikmah

kepentingan pribadi atau golongan, hal ini sesuai dengan prinsip HAM dimana hendaknya sesama manusia bergaul satu sama lainnya dalam semangat persaudaraan.

4. Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan dicerminkan dalam kehidupan pemerintahan, bernegara, dan bermasyarakat yang demokratis. Menghargai hak setiap warga negara untuk bermusyawarah mufakat yang dilakukan tanpa adanya tekanan, paksaan, ataupun intervensi yang membelenggu hak-hak partisipasi masyarakat.

5. Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia mengakui hak milik perorangan dan dilindungi pemanfaatannya oleh negara serta memberi kesempatan sebesar-besarnya pada masyarakat.

BAB IIIPENUTUP

3.1 KesimpulanIndonesia sebagai Negara hukum sangat menjunjung Hak asasi manusia, dan pancasila

sebagai dasar negara dan landasan yang fundamental mengandung nilai-nilai bahwa negara negara harus menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sebagai mahluk yang beradab dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

3.2 Saran-saranDengan demikian, segala hal yang berkaitan dengan pelaksanaan dan penyelenggara

negara, bahkan moral negara, moral penyelenggara negara, politik negara, pemerintahan negara, hukum dan peraturan perundang-undangan negara, kebebasan dan HAK ASASI warga negara, harus dijiwai dengan nilai-nilai PANCASILA.

 DAFTAR PUSTAKA

Ganeca Exact. 2007. Pendkewarganegaraansmp/mts.HAM dalam pancasila. 2009 ( www.scribd.com )Asri Wijayanti 2008 Sejarah perkembangan, Hak Asasi Manusia www.bukuonline.comhttp://www.komnasham.go.id/ Lembar fakta Hamhttp://www.jimly.com/makalah/namafile/2/ Demokrasi dan hak asasi manusia.doc

Page 49: Materi Kuliah Semester 2 Hikmah

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penyusunan makalah dengan judul Pengertian Wakaf Tunai dapat berjalan tanpa halangan yang berarti, dari awal sampai selesai.

Perencanaan, pelaksanaan dan penyelesaian makalah sebagai salah satu tugas mata kuliah Lembaga Perekonomian Umat pada semester genap.

Penulisan makalah ini berdasarkan literatur yang ada. Penyusun menyadari akan kemampuan yang sangat terbatas sehingga dalam penyusunan makalah ini banyak kekurangannya. Namun makalah yang disajikan sedikit banyak bermanfaat bagi penyusun khususnya dan mahasiswa lain pada umumnya.

Dalam kesempatan ini disampaikan terima kasih atas bimbingan, bantuan serta saran dari berbagai pihak.

Penyusun juga menyadari penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna, maka dengan hati terbuka penyusun menerima segala kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah tersebut.

Palembang, 22 Mei 2008

Penyusun

Page 50: Materi Kuliah Semester 2 Hikmah

PENDAHULUAN

Umumnya kita mengenal wakaf berupa properti seperti tanah dan bangunan, namun demikian dewasa ini telah disepakati secara luas oleh para ulama bahwa salah satu bentuk wakaf dapat berupa uang tunai. Secara umum definisi wakaf tunai adalah penyerahan aset wakaf berupa uang tunai yang tidak dapat dipindahtangankan dan dibekukan untuk selain kepentingan umum yang tidak mengurangi ataupun menghilangkan jumlah pokoknya (substansi esensial wakaf). (budi otomo). Dalam pengertian yang lain, Wakaf tunai adalah wakaf yang dilakukan seseorang, kelompok orang dan lembaga atau badan hokum dalam bentuk uang tunai. Juga termasuk ke dalam pengertian uang adalah surat-surat berharga, seperti saham, cek dan lainnya.

Sertifikat wakaf tunai merupakan semacam dana abadi yang diberikan oleh individu maupun lembaga muslim yang mana keuntungan dari pengelolaan dana tersebut akan digunakan untuk pengentasan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat miskin. Secara teknis, sertifikat wakaf tunai ini dapat dikelola oleh suatu badan investasi sosial tersendiri seperti halnya Social Investment Bank Limited (SIBL). Dalam pembahasan ini penyusun akan memaparka apa tujuan diadakannya sertifikat perwakapan itu sedirit Untuk lebih jelasnya tujuan sertifikat wakaf tunai adalah sebagai berikut:1. Membantu dalam pemberdayaan tabungan sosial.2. Melengkapi jasa perbankan sebagai fasilitator yang menciptakan Wakaf Tunai serta

membantu pengelolaan wakaf yang mentransformasi tabungan sosial menjadi modal sosial.

3. Keuntungan pengelolaannya untuk masyarakat miskin.4. Menciptakan kesadaran di kalangan orang-orang kaya mengenai tanggung jawab sosial

mereka terhadap masyarakat miskin.5. Untuk membantu mengembangkan sumber modal sosial.6. Untuk membantu pengembangan negara secara umum dan untuk menciptakan integrasi

yang unik antara keamanan sosial dan kedamaian social

PembahasanA. Pengertian dan Landasan Syariah Sertifikat Wakaf Tunai

Wakaf yang terambil dari kata kerja bahasa Arab ‘waqafa’ itu menurut bahasa berarti menahan atau berhenti. Dalam hukum Islam, wakaf berarti menyerahkan suatu hak milik yang tahan lama (zatnya) kepada seseorang atau nadzir (penjaga wakaf), baik berupa perorangan maupun badan pengelola, dengan ketentuan bahwa hasil atau manfaatnya digunakan untuk hal-hal yang sesuai dengan ajaran syari’at Islam. Harta yang telah diwakafkan keluar dari hak milik yang mewakafkan, dan bukan pula menjadi hak milik nadzir, tetapi menjadi hak milik Allah dalam pengertian hak masyarakat umum. Dasar Hukum Wakaf diambil dari al-Qur’an, Sunnah dan Ijma’ ulama: Firman Allah:

Page 51: Materi Kuliah Semester 2 Hikmah

” Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna),sebelum kamu menafkahkan sebahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya.” (QS. Ali Imran : 92)

Dalam hadist Rasulullah saw: “apabila manusia wafat, terputuslah amal perbuatannya, kecuali dari tiga hal, yaitu sedekah jariyah, ilmu pengetahuan yang dimanfaatkan atau anak yang shaleh.” (HR. Muslim). Para ulama menafsirkan sabda rasul ‘sedekah jariyah’ sebagai wakaf, bukan sebagai wasiat memanfaatkan harta. Wakaf mulai dipraktekkan dalam masyarakat Islam sejak masa Rasulullah saw. diantara buktinya ialah wakaf Umar bin Khattab r.a.:

“Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar, bahwa Umar bin Khattab mendapat sebidang tanah di Khaibar. Lalu Umar bin Khattab menghadap rasulullah untuk memohon petunjuk beliau tentang apa yang sepatutnya dilakukannya terhadap tanahnya tersebut. Umar berkata kepada rasulullah: ‘ya rasulullah, saya mendapat sebidang tanah di Khaibar dan saya belum pernah mendapat harta lebih baik dari tanah di Khaibar itu. Karena itu saya memohon petunjuk rasulullah tentang apa yang sepatutnya saya lakukan pada tanah itu’. Rasulullah menjawab, ‘jika anda mau, tahanlah tanahmu itu dan anda sedekahkan’. Lalu Umar mensedekahkannya dan mensyaratkan bahwa tanah itu tidak boleh diwariskan. Umar salurkan hasil tanah itu buat orang-orang fakir, ahli familinya, membebaskan budak, orang-orangyang berjuang fisabilillah, orang-orang yang kehabisan bekal dalam perjalanan dantamu. Pengurus wakaf itu sendiri, boleh makan dari hasil wakaf tersebut dalam batas-batas yang ma’ruf (biasa). Ia juga boleh memberi makan orang lain dari wakaf tersebut dan tidak bertindak sebagai pemilik harta sendiri”.

Sumber-sumber menyebutkan bahwa wakaf Umar bin Khattab itu adalah wakaf yang pertama dalam Islam.

Imam Nawawi menarik beberapa kesimpulan penting dari hadits di atas, diantaranya:a. Hadits ini menjadi dasar sahnya wakaf dalam Islam.b. Harta wakaf tidak boleh dijual atau dihibahkan atau diwariskanc. Syarat-syarat wakif (pemberi wakaf) perlu diperhatikand. Mengadakan musyawarah dengan orang yang pandai untuk menetapkan pemanfaatan suatu

harta atau cara pengelolaan suatu kekayaan.Ketentuan Wakaf dan Persyaratan Nadzir Pengelola Wakaf Terdapat empat syarat

sahnya wakaf atau disebut juga sebagai rukun wakaf yaitu :1. Mengenai orang yang melakukan perbuatan wakaf (al-wakif) hendaklah dalam keadaan

sehat rohaninya dan tidak dalam keadaan terpaksa atau dalam keadaan di mana jiwanya tertekan.

2. Mengenai harta benda yang akan diwakafkan (al-mawquf) harus jelas wujudnya atau dzatnya, di samping harta itu bersifat tidak cepat habis. Artinya, bahwa harta itu tidak habis sekali pakai. Ia harus bersifat kekal dan dapat diambil manfaatnya untuk jangka waktu yang kekal pula.

3. Mengenai sasaran yang berhak menerima hasil atau manfaat wakaf (al-mawquf ‘alaih) dapat dibagi menjadi dua macam: wakaf khairy dan wakaf dzurry. Wakaf khairy adalah wakaf di mana wakifnya tidak membatasi sasaran wakafnya untuk pihak tertentu tetapi

Page 52: Materi Kuliah Semester 2 Hikmah

untuk kepentingan umum. Sedangkan wakaf dzurry adalah wakaf di mana wakifnya membatasi sasaran wakafnya untuk pihak tertentu, yaitu keluarga keturunannya.

4. Mengenai bentuk yang perlu diperhatikan dalam menyatakan harta yang bersangkutan sebagai wakaf disebut sighah.

Selanjutnya persoalan yang menyangkut siapa yang akan melakukan perawatan, pengurusan dan pengelolaan aset wakaf yang dalam istilah fikih dikenal dengan nadzir wakaf, atau mutawalli wakaf termasuk hal yang sangat krusial. Hal itu karena aset wakaf adalah amanah Allah yang terletak di tangan nadzir. Oleh sebab itu, nadzir adalah orang yang paling bertanggungjawab terhadap harta wakaf yang dipegangnya, baik terhadap harta wakaf itu sendiri maupun terhadap hasil dan upaya-upaya pengembangannya. Setiap kegiatan nadzir terhadap harta wakaf harus dalam pertimbangan kesinambungan harta wakaf untuk mengalirkan manfaatnya untuk kepentingan mawquf ‘alaih. Manfaat yang akan inikmati oleh wakif sangat tergantung kepada nadzir, karena di tangan nadzirlah harta wakaf dapat terjamin kesinambungannya. Oleh karena begitu pentingnya kedudukan nadzir dalam perwakafan, maka pada diri nadzir perlu terdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi yaitu : telah baligh/berakal, mempunyai kepribadian yang dapat dipercaya (amanah), serta mempunyai keahlian dan kemampuan untuk memelihara dan mengelola harta wakaf.

Di lihat dari tujuan dan kontribusi yang dapat diberikan oleh institusi wakaf uang , maka keberadaan wakaf uang di Indonesia menjadi sangat krusial. Setidaknya ada beberapa hal yang mengakibatkan pentingnya pemberdayaan wakaf di Indonesia Krisis ekonomi di akhir dekade 90-an yang menyisakan banyak permasalahan: jumlah penduduk miskin yang meningkat, ketergantungan akan hutang dan bantuan luar neger Kesenjangan yang tinggi antara penduduk kaya dengan penduduk miskin Indonesia memiliki jumlah penduduk muslim terbesar, sehingga wakaf memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan Sejumlah bencana yang terjadi, mengakibatkan terjadinya defisit APBN, sehingga diperlukan kemandirian masyarakat dalam pengadaan public goods.Meski demikian, bukan sesuatu yang mudah untuk dapat menyelesaikan sejumlah masalah dalam perekonomian nasional. Butuh keseriusan, komitmen dan juga kerja keras untuk dapat menyelesaikannya.

Pengembangan wakaf tunai memiliki nilai ekonomi yang strategis. Dengan dikembangkannya wakaf tunai, maka akan didapat sejumlah keunggulan, di antaranya adalah sebagai berikut: Pertama, wakaf uang jumlahnya bisa bervariasi sehingga seseorang yang memiliki dana terbatas sudah bisa mulai memberikan dana wakafnya tanpa harus menunggu menjadi orang kaya atau tuan tanah terlebih dahulu, sehingga dengan program wakaf tunai akan memudahkan si pemberi wakaf atau wakif untuk melakukan ibadah wakaf.Kedua, melalui wakaf uang, aset-aset wakaf yang berupa tanah-tanah kosong bisa mulai dimanfaatkan dengan pembangunan gedung atau diolah untuk lahan pertanian. Ketiga, dana wakaf tunai juga bisa membantu sebagian lembaga-lembaga pendidikan Islam yang cash flow-nya kembang-kempis dan menggaji civitas akademika ala kadarnya. Keempat, pada gilirannya, insya Allah, umat Islam dapat lebih mandiri dalam mengembangkan dunia pendidikan tanpa harus terlalu tergantung pada anggaran pendidikan negara yang memang semakin lama semakin terbatas. Kelima, dana waqaf tunai bisa memberdayakan usaha kecil yang masih dominan di negeri ini (99,9 % pengusaha di Indonesia adalah usaha kecil). Dana yang terkumpul dapat disalurkan kepada para pengusaha tersebut dan bagi hasilnya digunakan

Page 53: Materi Kuliah Semester 2 Hikmah

untuk kepentingan sosial, dsb. Keenam, dana waqaf tunai dapat membantu perkembangan bank-bank syariah, khususnya BPR Syariah. Keunggulan dana waqaf, selain bersifat abadi atau jangka panjang, dana waqaf adalah dana termurah yang seharusnya menjadi incaran bank-bank syariah. Dengan adanya lembaga yang concern dalam mengelola wakaf tunai, maka diharapkan kontribusi dalam mengatasi problem kemiskinan dan kebodohan yang mendera bangsa akan lebih signifikan

Daftar Pustaka

Budi otomo, Sutiawan. Manajemen Efektif Dana Wakaf Produktif. 2001Agustino, Wakaf Tunai Untuk Pemberdayaan Ekonomia Umat. 2002