materi konservasi all

40
1 Modul pendidikan dan pelatihan konservasi dasar tingkat pemula HIMMPAS Himpunan Mahasiswa Muhammadiyah Pecinta Alam Sidoarjo DASAR-DASAR KONSERVASI DISUSUN DALAM RANGKA PEMBENTUKAN KADER TINGKAT PEMULA OLEH Agus Ariyanto, S.Hut. PEH Pelaksana Lanjutan JL. Bandara Juanda, Surabaya Telp.031 8667239,Fax.8671985 E-mai:[email protected]

Upload: cesc-fabredank

Post on 28-Nov-2015

923 views

Category:

Documents


47 download

DESCRIPTION

konservasi

TRANSCRIPT

Page 1: Materi Konservasi All

1

Modul pendidikan dan pelatihan konservasi dasar tingkat pemula HIMMPAS

Himpunan Mahasiswa Muhammadiyah Pecinta Alam Sidoarjo

DASAR-DASAR KONSERVASI

DISUSUN DALAM RANGKA

PEMBENTUKAN KADER TINGKAT PEMULA

OLEH

Agus Ariyanto, S.Hut.

PEH Pelaksana Lanjutan

JL. Bandara Juanda, Surabaya Telp.031 8667239,Fax.8671985

E-mai:[email protected]

Page 2: Materi Konservasi All

2

Modul pendidikan dan pelatihan konservasi dasar tingkat pemula HIMMPAS

Himpunan Mahasiswa Muhammadiyah Pecinta Alam Sidoarjo

A. DASAR HUKUM

• Undang-Undang Nomor : 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan

• Undang-undang No : 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam

Hayati dan Ekosistemnya. han.

• Peraturan Pemerintah (PP) Nomor : 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis

Tumbuhan dan Satwa Liar

• Peraturan Pemerintah (PP) Nomor : 8 Tahun 1999 tentang Pemanfaatan Jenis

Tumbuhan dan Satwa Liar

• Peraturan Pemerintah (PP) Nomor : 28 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Kawasan

Suaka Alam (KSA) dan Kawasan Pelestarian Alam (KPA).

B. DEFINISI KONSERVASI

• Konservasi berasal dari kata Conservation. Terdiri dari 2 kata con (together) dan

servare (keep/save).

• Konservasi adalah upaya memelihara apa yang kita punya (keep/save) what you

have.

• Theodore Roosevelt (1902) mengemukakan konsep konservasi yaitu The wise use

of nature resource (pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana)

• Konservasi adalah menggunakan sumber daya alam untuk memenuhi

keperluan manusia dalam jumlah yang besar dalam waktu yang lama

(american dictionary).

• Konservasi adalah alokasi sumber daya alam antar waktu (generasi) yang optimal

secara sosial (Randall, 1982)

• Konservasi merupakan manajemen udara,air,tanah dan mineral ke organisme

hidup termasuk manusia sehingga dapat dicapai kualitas kehidupan manusia yang

meningkat termasuk dalam kegiatan manajemen adalah survei, penelitian,

administrasi, preservasi, pendidikan pemanfaatan dan latihan (IUCN, 1986).

• Konservasi SDAH dan E adalah pengelolaan sumber daya alam hayati yang

pemanfaatannnya dilakukan secara bijaksana untuk menjamin kesinambungan

persediannnya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai dan

keanekaragamanya. (UU No. 5 Tahun 1990 tentang KSDAH&E)

Page 3: Materi Konservasi All

3

Modul pendidikan dan pelatihan konservasi dasar tingkat pemula HIMMPAS

Himpunan Mahasiswa Muhammadiyah Pecinta Alam Sidoarjo

C. STRATEGI KONSERVASI SDAH & E

Konservasi SDA H & E dilakukan melalui kegiatan :

1. Perlindungan Sistem Penyangga Kehidupan

2. Pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya

3. Pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya.

D. PERLINDUNGAN SISTEM PENYANGGA KEHIDUPAN

Perlindungan sistem penyangga kehidupan ditujukan bagi terpeliharanya proses

ekologis yang menunjang kelangsungan kehidupan untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat dan mutu kehidupan manusia. Untuk mewujudkan tujuan tersebut

Pemerintah menetapkan :

a. Wilayah tertentu sebagai wilayah perlindungan sistem penyangga kehidupan

b. Pola dasar pembinaan wilayah perlindungan sistem penyangga kehidupan

c. Pengaturan cara pemanfaatan wilayah perlindungan sistem penyangga kehidupan

E. PENGAWETAN KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN DAN SATWA

BESERTA EKOSISTEMNYA

Upaya Pengawetan

• Penetapan dan Penggolongan tumbuhan dan satwa ; (dilindungi dan tidak

dilindungi .( ± 296 species TSL).

• Pengelolaan Jenis tumbuhan dan satwa

• Pemeliharaan dan pengembangbiakan.

Pengelolaan jenis tumbuhan dan satwa dapat dilakukan secara in situ dan ex situ.

Bentuk kegiatan pengelolaan in situ al :

a. Identifikasi

b. Inventarisasi

c. Pemantauan

d. Pembinaan Habitat dan Populasinya

e. Penyelamatan Jenis

f. Pengkajian, Penelitian dan Pengembangan

Page 4: Materi Konservasi All

4

Modul pendidikan dan pelatihan konservasi dasar tingkat pemula HIMMPAS

Himpunan Mahasiswa Muhammadiyah Pecinta Alam Sidoarjo

Pengelolaan jenis tumbuhan dan satwa secara ex situ :

a. Pemeliharaan dan Pengembangbiakan

b. Pengkajian, Penelititian dan Pengembangan

c. Rehabilitasi satwa

F. PEMANFAATAN SECARA LESTARI SDA DAN EKOSISTEMNYA

Dilakukan melalui kegiatan :

a. Pemanfaatan kondisi lingkungan kawasan pelestarian alam

Kawasan Pelestarian Alam (KPA) :

Taman Nasional (TN)

Taman Hutan Raya (TAHURA)

Taman Wisata Alam (TWA)

b. Pemanfaatan jenis tumbuhan dan satwa liar

Dapat dilaksanakan dalam bentuk :

Pengkajian, penelitian dan pengembangan

Penangkaran

Perburuan

Perdagangan

Peragaan

Pertukaran

Budidaya tanaman obat-obatan

Pemeliharaan untuk kesenangan

G. KAWASAN KONSERVASI

Hutan konservasi adalah kawasan hutan dengan ciri khas tertentu, yang mempunyai

fungsi pokok pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya.

Hutan konservasi dikenal juga dengan istilah kawasan konservasi . Kawasan

Konservasi dibagi menjadi 3 :

1. Kawasan Suaka Alam (KSA)

2. Kawasan Pelestarian Alam (KPA)

3. Taman Buru

Page 5: Materi Konservasi All

5

Modul pendidikan dan pelatihan konservasi dasar tingkat pemula HIMMPAS

Himpunan Mahasiswa Muhammadiyah Pecinta Alam Sidoarjo

H. DEFINISI

• Kawasan Pelestarian Alam (KPA) adalah kawasan dengan ciri khas tertentu , baik

di daratan maupun di perairan yang mempunyai fungsi perlindungan sistem

penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa,

serta pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya

(UU No.5 tahun 1990).

• Kawasan Suaka Alam (KSA) adalah kawasan dengan ciri khas tertentu baik di

daratan maupun di perairan yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan

pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya yang

juga berfungsi sebagai wilayah sistem penyangga kehidupan.

• Kawasan Pelestarian Alam terdiri dari :

1. Taman Nasional

2. Taman Hutan Raya

3. Taman Wisata Alam

• Kawasan Suaka Alam terdiri dari :

1. Cagar Alam

2. Suaka Margasatwa

I. KAWASAN KONSERVASI DI INDONESIA

Kawasan Pelestarian Alam (KPA) :

Taman Nasional : 50 unit (Darat 42, Laut 8), luas : 16.384.194,14 ha.

Taman Hutan Raya (Tahura) : 21 unit, luas 343,454.41 ha.

Taman Wisata Alam (TWA) : 119 unit (Darat 101, Laut 18) luas : 1.065.912,43

ha.

Kawasan Suaka Alam (KSA) :

Cagar Alam (CA) : 237 unit (Darat 101, Laut 18) luas : 4.730.704, 04 ha.

Suaka Margasatwa (SM) : 77 unit (Darat 70, Laut &) luas : 5.422.922,79

Jumlah KK Darat (477 unit) : 22.569.296.90

Jumlah KK Laut (42 unit) : 5.597.283,40

Juml Total KK Indonesia (519) : 28.166.580,30

Page 6: Materi Konservasi All

6

Modul pendidikan dan pelatihan konservasi dasar tingkat pemula HIMMPAS

Himpunan Mahasiswa Muhammadiyah Pecinta Alam Sidoarjo

J. KAWASAN KONSERVASI DI PROVINSI JAWA TIMUR

1. Kawasan Suaka Alam (KSA)

* 18 CA : 10.952,81 Ha

* 2 SM : 18.008,60 Ha

2. Kawasan Pelestarian Alam (KPA)

* 3 TWA : 297,50 Ha

Total Luas : 29.258,91 ha (dikelola BBKSDA Jatim)

* Tahura R. Soerjo : 27.828,30 ha

* TN Bromo Tengger Semeru : 50.276,20 ha

* TN Meru Betiri : 58.000,00 ha

* TN Baluran : 25.000,00 ha

* TN Alas Purwo : 43.420,00 ha

Luas Total KK di Jatim : 233.783,41 ha.

Page 7: Materi Konservasi All

7

Modul pendidikan dan pelatihan konservasi dasar tingkat pemula HIMMPAS

Himpunan Mahasiswa Muhammadiyah Pecinta Alam Sidoarjo

K. PETA KAWASAN KONSERVASI JAWA TIMUR

Page 8: Materi Konservasi All

8

Modul pendidikan dan pelatihan konservasi dasar tingkat pemula HIMMPAS

Himpunan Mahasiswa Muhammadiyah Pecinta Alam Sidoarjo

L. TAMAN NASIONAL

Taman nasional adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli,

dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk keperluan penelitian, ilmu

pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, budaya pariwisata dan rekreasi. (UU

No. 5 tahun 1990 tentang KSDA&E)

Sistem zonasi taman nasional terdiri dari : zona inti, zona pemanfaatan dan zona lain

sesuai dengan keperluan.

Kegiatan pemanfaatan harus dilakukan tanpa mengurangi fungsi pokok masing-

masing kawasan.

M. Kawasan taman nasional dapat dimanfaatkan untuk :

1. Penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan

2. Pendidikan dan peningkatan kesadartahuan konservasi alam

3. Penyimpanan/penyeraban karbon, pemanfaatan air & energi panas, angin dan

wisata alam

4. Pemanfaatan tumbuhan dan satwa liar

5. Pemanfaatan sumber plasma nuftah untuk penunjang budidaya

6. Pemanfaatan tradisional oleh masyarakat setempat

N. TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU

Page 9: Materi Konservasi All

9

Modul pendidikan dan pelatihan konservasi dasar tingkat pemula HIMMPAS

Himpunan Mahasiswa Muhammadiyah Pecinta Alam Sidoarjo

O. TAMAN NASIONAL BALURAN

P. TAMAN NASIONAL MERU BETIRI

Page 10: Materi Konservasi All

10

Modul pendidikan dan pelatihan konservasi dasar tingkat pemula HIMMPAS

Himpunan Mahasiswa Muhammadiyah Pecinta Alam Sidoarjo

Q. TAMAN NASIONAL ALAS PURWO

R. TAMAN HUTAN RAYA (TAHURA)

Taman Hutan Raya adalah kawasan pelestarian alam untuk tujuan koleksi tumbuhan

dan atau satwa yang alami atau bukan alami, jenis asli atau bukan asli, yang

dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang

budidaya, budaya, pariwisata dan rekreasi. (UU No. 5 tahun 1990 tentang KSDA&E).

TAHURA dapat dimanfaatkan untuk :

a. Penelitian dan pengembangan IPTEK

b. Pendidikan dan peningkatan kesadartahuan konservasi

c. Koleksi kekayaan keanekaragaman hayati

d. Penyimpanan/penyeraban karbon, pemanfaatan air & energi panas, dan angin

wisata alam.

e. TAHURA dapat dimanfaatkan untuk :

f. Pemanfaatan tumbuhan dan satwa liar dalam rangka menunjang budidaya dalam

bentuk penyediaan plasma nuftah

g. Pemanfaatan tradisional oleh masyarakat setempat

h. Koleksi kekayaan keanekaragaman hayati

i. Pembinaan populasi melalui penangkaran dalam rangka pengembangbiakkan

satwa atau perbanyakan tumbuhan secara buatan dalam lingkungan yang semi

alami.

Page 11: Materi Konservasi All

11

Modul pendidikan dan pelatihan konservasi dasar tingkat pemula HIMMPAS

Himpunan Mahasiswa Muhammadiyah Pecinta Alam Sidoarjo

S. TAMAN HUTAN RAYA (TAHURA R. SOERJO)

T. TAMAN WISATA ALAM (TWA)

Taman wisata alam adalah kawasan pelestarian alam dengan tujuan utama untuk

dimanfaatkan bagi kepentingan pariwisata dan rekreasi alam.

Pemanfaatan TWA :

a. Penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan

b. Pendidikan dan peningkatan kesadartahuan konservasi alam

c. Penyimpanan/penyeraban karbon, pemanfaatan air & energi panas, angin dan

wisata alam

d. Pemanfaatan sumber plasma nuftah untuk penunjang budidaya

e. Pembinaan populasi dan atau pembesaran anakan

f. Pemanfaatan tradisional oleh masyarakat setempat

TWA BAUNG TWA TRETES

Page 12: Materi Konservasi All

12

Modul pendidikan dan pelatihan konservasi dasar tingkat pemula HIMMPAS

Himpunan Mahasiswa Muhammadiyah Pecinta Alam Sidoarjo

U. TWA KAWAH IJEN

V. CAGAR ALAM

Adalah kawasan suaka alam yang karena keadaan alamnya mempunyai kekhasan

tumbuhan, satwa dan ekosistemnya atau ekosistem tertentu yang perlu dilindungi dan

perkembangannya berlangsung secara alami.

Kawasan cagar alam dapat dimanfaatkan untuk keperluan :

a. Penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan

b. Pendidikan dan peningkatan kesadartahuan konservasi alam

c. Penyerapan/penyimpanan karbon

d. Pemanfaatan sumber plasma nuftah untuk penunjang budidaya.

Cagar Alam Pulau Sempu

Page 13: Materi Konservasi All

13

Modul pendidikan dan pelatihan konservasi dasar tingkat pemula HIMMPAS

Himpunan Mahasiswa Muhammadiyah Pecinta Alam Sidoarjo

Cagar Alam P. Bawean Cagar Alam Ceding

Cagar Alam Watangan Puger Cagar Alam Pulau Nusa Barong

W. SUAKA MARGASATWA

Adalah kawasan suaka alam yang mempunyai ciri khas berupa keanekaragaman

dan atau keunikan jenis satwa yang untuk kelangsungan hidupnya dapat dilakukan

pembinaan terhadap habitatnya.

Kawasan suaka margasatwa dapat dimanfaatkan untuk keperluan :

a. Penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan

b. Pendidikan dan peningkatan kesadartahuan konservasi alam

c. Penyimpanan/penyeraban karbon, pemanfaatan air & energi air, panas bumi

(geothermal), angin serta wisata alam terbatas

d. Pemanfaatan sumber plasma nuftah untuk penunjang budidaya

Page 14: Materi Konservasi All

14

Modul pendidikan dan pelatihan konservasi dasar tingkat pemula HIMMPAS

Himpunan Mahasiswa Muhammadiyah Pecinta Alam Sidoarjo

SM. PULAU BAWEAN

RUSA BAWEAN (Axus kuhlii)

SM. DATARAN TINGGI YANG

Danau Taman Hidup

Rusa Timor (Axis kuhlii)

Page 15: Materi Konservasi All

15

Modul pendidikan dan pelatihan konservasi dasar tingkat pemula HIMMPAS

Himpunan Mahasiswa Muhammadiyah Pecinta Alam Sidoarjo

DASAR-DASAR EKOLOGI

DISUSUN DALAM RANGKA

PEMBENTUKAN KADER TINGKAT PEMULA

OLEH

Aunurohim, DEA

Dosen Fakultas MIPA

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Disampaikan pada :

Peringatan Hari Bumi ; Pendidikan dan Pelatihan Kader Konservasi Tingkat Pemula

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO, 25 APRIL 2013

Page 16: Materi Konservasi All

16

Modul pendidikan dan pelatihan konservasi dasar tingkat pemula HIMMPAS

Himpunan Mahasiswa Muhammadiyah Pecinta Alam Sidoarjo

DASAR – DASAR EKOLOGI

SALAM HARI BUMI…..

Bumi adalah tempat makhluk hidup berdiam, dimana segala kebutuhannya dipenuhi

tanpa henti, selama penghuni bumi memberikan imbal balik kepercayaan pada bumi untuk

melakukan homeostasis diri. Sebagai habitat atau tempat tinggal, maka selayaknya penghuni

bumi, terutama manusia wajib untuk memeliharanya. Namun, ilmu memelihara tempat tinggal

yang bernama bumi ini perlu diiringi dengan pemahaman mengenai bagaimana bumi

menyediakan tempat tinggal dan juga sumber daya alam lain yang berguna bagi manusia. Dan

ilmu itu adalah EKOLOGI. Dalam ekologi, beberapa hal krusial perlu dipahami oleh orang

yang awam tentang lingkungan, terlepas bahwa hal tersebut merupakan sesuatu yang bersifat

di luar bidang keilmuwanannya.

Singkatnya, jika berbicara mengenai dasar-dasar ekologi, maka ada beberapa hal yang

perlu dipahami oleh manusia dengan latar belakang disiplin di luar bidang lingkungan, yaitu

konsep habitat, pemahaman konsep individu hingga ekosistem, proses ekoenergetika dan

juga peran dasar dari manusia dalam lingkungannya.

Konsep Habitat

Habitat dapat didefinisikan sebagai tempat tinggal, termasuk juga tempat tinggal

manusia, yaitu bumi. Jika bumi kita anggap sebagai habitat atau rumah tinggal kita, apa yang

terbersit dalam benak kita ? HOME SWEET HOME, seperti kata pepatah. Maka jika manusia

ingin habitatnya serasa manis, maka manusia perlu untuk melakukan pemeliharaan rumah

tinggalnya. Semakin rumah itu tidak didiami, maka rumah tersebut akan mudah rusak. Tetapi

jika ditinggali, maka rumah akan menjadi terjaga dan terurus. Lalu, bagaimana kita menjaga

rumah kita? Jika kita mempunyai rumah tinggal, maka kita akan melakukan kegiatan-kegiatan

dasar seperti menyapu, mengepel, membersihkan ruangan, menata perabotan, memberi

dekorasi agar terlihat estetis, memisahkan antara ruang tamu, kamar tidur utama, dapur dan

bagian lain dari rumah tinggal kita. Dan, kegiatan tersebut pasti ada ilmunya, karena kalau

tidak, maka rumah kita akan menjadi semakin rusak.

Lalu, bagaimana ilmu dalam merawat habitat kita, katakanlah bumi ini?. Secara

principal, bumi mempunyai konsep HOMEOSTASIS, atau sederhananya mampu untuk

mengembalikan suatu kondisi yang tidak baik, kembali menjadi baik. Contoh, sungai, dengan

aliran derasnya air akan mampu untuk meningkatan difusi oksigen dari udara ke perairan,

sehingga kadar oksigen terlarut dalam air menjadi meningkat. Tingginya kadar oksigen

Page 17: Materi Konservasi All

17

Modul pendidikan dan pelatihan konservasi dasar tingkat pemula HIMMPAS

Himpunan Mahasiswa Muhammadiyah Pecinta Alam Sidoarjo

terlarut dalam air ini akan meningkat kemampuan dari bakteri aerob untuk melakukan

mekanisme degradasi atau penghancuran limbah organic, sehingga dapat menghasilkan bahan

anorganik yang bisa dimanfaatkan langsung oleh konsumen pertama. Dengan begitu terjadilah

yang disebut dengan aliran energy atau ekoenergetika.

Gambar 1. Salah satu bentuk model dari habitat yang mempunyai hubungan erat dengan laut. Habitat-

habitat tersebut mempunyai konsep aliran ekoenergetika masing-masing dan juga saling berhubungan

sehingga menciptakan suatu kehidupan sosial yang nantinya akan membentuk satu kesatuan yang

tertata dengan rapi yaitu bumi. [sumber : www.ozcoasth.gov.au ]

Jika suatu habitat sudah berfungsi dengan peruntukannya, pohon tumbuh karena ada

sinar matahari dan substrat untuk menempatkan biomassanya, burung mempunyai sarang di

pohon, serangga berada di bagian bawah pohon, kemudian hewan lain memanfaatkan pohon

tersebut untuk berteduh karena udaranya segar dengan kandungan oksigennya yang tinggi,

maka, habitat tersebut dapat memberikan kemanfaatan bagi dirinya sendiri ataupun bagi

komponen kehidupan yang lain.

Satu pohon mempunyai fungsi yang sangat besar bagi kehidupan di muka bumi ini.

Page 18: Materi Konservasi All

18

Modul pendidikan dan pelatihan konservasi dasar tingkat pemula HIMMPAS

Himpunan Mahasiswa Muhammadiyah Pecinta Alam Sidoarjo

Gambar 2. Pohon disamping mempunyai

banyak kegunaan, diantaranya :

1. Mampu menyerap panas 8 x lipat

2. Menghasilkan oksigan ½ kg/hari/pohon

3. Menyerap karbondioksida 14

kg/tahun/pohon

4. Mencegah erosi dan banjir

5. Mengurangi dampak global warming

6. Akarnya berfungsi menyerap air,

mengikat butir tanah dan air di pori

tanah.

Dengan konsep seperti itu, maka sebuah pohon sudah sangat berkontribusi dalam kehidupan

di muka bumi ini. Maka dapat anda bayangkan jika anda berada di hutan, berapa banyak

kontribusi dari pohon terhadap kehidupan manusia?, belum lagi dengan kompartemen lain

selain pohon. Maka sudah selayaknya bila kita mempertahankan pohon dan kompartemen

penyusun habitat hutan lainnya agar mampu mendukung kehidupan manusia.

Lalu, bagaimana sebuah pohon (dalam hal ini dianggap sebagai individu) mampu untuk

mendukung kehidupan manusia?

Page 19: Materi Konservasi All

19

Modul pendidikan dan pelatihan konservasi dasar tingkat pemula HIMMPAS

Himpunan Mahasiswa Muhammadiyah Pecinta Alam Sidoarjo

Dengan melatarbelakangi dari gambar diatas, maka sebuah pohon akan memberikan

kontribusi untuk membentuk suatu populasi jika berasal dari spesies yang sama, yang untuk

kemudian menjadi komunitas apabila terbentuk oleh populasi yang berbeda dan saling

berinteraksi, serta membentuk ekosistem jika komunitas tersebut dalam berinteraksi

mempunyai kaitan dengan lingkungan atau factor abiotiknya.

Konsep individu hingga ekosistem

Konsep individu adalah konsep yang paling sering kita jumpai terkait dengan

penamaan suatu makhluk hidup. Jika kita menyatakan bahwa pohon A adalah spesies Sono

(Pterocarpus indicus), maka jelas kita akan membayangkan pohon itu besar, dan seringkali

ditemukan dipinggir jalan. Sebagai pecinta alam, pengetahuan mengenai jenis spesies

tumbuhan di hutan adalah hal yang perlu dan sangat penting. Selain itu, dengan mengetahui

jenis spesies tumbuhan, maka para pecinta alam dapat memahami juga kegunaannya sehingga

dapat dimanfaatkan sebagai pengganti makanan ataupun minuman dikala kondisi darurat.

Perhatikan gambar disebelah.

Dalam dasar-dasar ekologi, konsep biosfer

di bentuk oleh kompartemen-

kompartemen kecil dibawahnya.

Kompartement terkecil adalah molekul dan

kompartemen yang besar adalah biosfer.

Molekul yang sama akan membentuk

fungsi yang sama dan berkembang

menjadi organel, dan untuk seterusnya

akan berkembang hingga menjadi suatu

organism. Sekumpulan organism yang

sama yang berada pada suatu tempat dan

kemudian melakukan perkawinan serta

menghasilkan keturunan yang fertile, maka

disebut dengan populasi.

Dalam konsep inilah, dasar ekologi lebih

cenderung diarahkan pada tingkatan

populasi hingga ekosistem.

Sumber : Campbell, 2009

Page 20: Materi Konservasi All

20

Modul pendidikan dan pelatihan konservasi dasar tingkat pemula HIMMPAS

Himpunan Mahasiswa Muhammadiyah Pecinta Alam Sidoarjo

Sekumpulan individu yang sama yang membentuk populasi pada suatu tempat, jelas

akan menimbulkan ketertarikan dari populasi lain yang berbeda karena mempunyai hubungan

dalam hal pemangsaan, parasit ataupun bahkan simbiosis mutualisme. Hubungan antar

populasi ini dinamakan dengan komunitas. Komunitas yang saling berinteraksi satu sama lain,

jelas akan dipengaruhi oleh factor lingkungan (abiotik), dan interaksi tersebut disebut dengan

ekosistem. Konsep ekosistem inilah yang menjadi dasar dari ilmu ekologi sehingga dikenallah

ilmu lingkungan.

Gambar 3. Suatu contoh dari ekosistem sederhana, yang menampilkan populasi dari tumbuhan, rusa,

kupu, semak, ikan dan juga burung raptor. Kondisi ini mencerminkan konsep dari lingkungan hutan.

Dari konsep ekosistem inilah nantinya dapat diprediksi mengenai konsep aliran energi atau yang

disebut dengan konsep ekoenergetika.

Konsep Ekoenergetika

Konsep ekoenergetika adalah salah satu konsep dalam bidang ilmu ekologi yang

membahas mengenai aliran energi melalui mekanisme proses makan dimakan (struktur

tropik). Konsep ekoenergetika ini mempunyai hubungan erat dengan hukum termodinamika I

dan II, dimana hukum termodinamika I menyatakan bahwa :

« Energi dapat diubah dari suatu bentuk energi menjadi bentuk energi lain tetapi tidak

pernah dapat diciptakan atau dimusnahkan »

Hal ini menandakan bahwa, energi akan selalu mengalir dalam konteks siklus/daur. Hukum

inilah yang kemudian mendasari atas keberlangsungan kehidupan, karena aliran energi selalu

terjadi.

Hukum termodinamik II menyatakan bahwa :

« Setiap terjadi perubahan bentuk energi, pasti terjadi degradasi energi dari bentuk energi

yang terpusat menjadi bentuk yang terpencar »

Artinya, setiap kali terjadi perubahan bentuk energy, maka terjadi degradasi energy yang

awalnya terpusat menjadi terpencar. Namun, energy yang terpencar tersebut tidak akan hilang

karena konsepnya masih menganut hukum termodinamika I, dan energy yang terpencar

Page 21: Materi Konservasi All

21

Modul pendidikan dan pelatihan konservasi dasar tingkat pemula HIMMPAS

Himpunan Mahasiswa Muhammadiyah Pecinta Alam Sidoarjo

tersebut akan dimanfaatkan oleh kompartement struktur trofik lainnya sehingga energy

mengalami siklus terus menerus.

Gambar 5. Contoh mekanisme transfer energy pada suatu jejaring makanan. Semakin rumit jejaring

makanan, maka efisiensi aliran energy menjadi semakin tinggi karena entropi energi dapat

dimanfaatkan oleh kompartemen dalam struktur tropic yang lain.

Dalam konsep transfer energy, secara teoritis, sejak SMP-SMA kita dikenalkan bahwa dari

total 100% energy yang diperoleh, hanya sekitar 10% saja energy yang bisa termanfaatkan,

sedangkan sisanya 90% dianggap “hilang”. Penjelasan panjang lebar terkait “hilangnya” 90%

energy tersebut dapat dianalogikan pada skema dibawah ini :

Page 22: Materi Konservasi All

22

Modul pendidikan dan pelatihan konservasi dasar tingkat pemula HIMMPAS

Himpunan Mahasiswa Muhammadiyah Pecinta Alam Sidoarjo

Gambar 6. Gambar diatas merupakan suatu contoh mekanisme “hilangnya” energi atau entropi energi

dalam proses makan dimakan. Dan 90% hilangnya energy tersebut dalam jejaring makanan

sebenarnya dikarenakan banyak hal seperti konsep tidak tersedia, kelebihan yang tidak digunakan,

sisa, defekasi ataupun respirasi, yang kesemuanya termasuk pemahaman konsep.

Peran dasar manusia dalam lingkungan

Lalu dimana peran dasar manusia dalam lingkungan ? gambar 4 diatas paling tidak

menunjukkan bahwa manusia berada pada jaring makanan paling top, atau termasuk top

predator. Kondisi ini menunjukkan bahwa manusia merupakan penentu dalam

keberlangsungan struktur tropic suatu ekosistem. Diibaratkan suatu piramida makanan, maka

apabila pucuk piramida melakukan perubahan pada bagian bawahnya, maka piramida tidak

akan lagi berbentuk piramida segitiga. Hal ini dikarenakan terjadi perubahan susunan proses

makan dimakan dalam struktur trofik tersebut.

Page 23: Materi Konservasi All

23

Modul pendidikan dan pelatihan konservasi dasar tingkat pemula HIMMPAS

Himpunan Mahasiswa Muhammadiyah Pecinta Alam Sidoarjo

Gambar 7. Suatu konstruksi system trofik di darat dan di perairan dengan konsep rantai makanan (kiri)

dan jaring makanan (kanan). Jika manusia berada di puncak piramida, maka manusia mempunyai

kesempatan untuk melakukan « modifikasi » sistem trofik tersebut sehingga menyebabkan suatu

struktur trofik tersebut menjadi lebih sederhana ataupun bahkan menjadi lebih rumit dari semula

(sumber : Campbell, 2009)

Intinya, dalam memahami kondisi lingkungan, kompartemen yang ada saat ini mempunyai

peran yang sangat penting di ekosistemnya. Maka, jika kita masuk dalam suatu ekosistem,

katakanlah tepi laut. Dan kita menemukan suatu terumbu karang semacam koral yang sangat

bagus. Maka timbul keinginan untuk mengambilnya dan diniatkan untuk dijadikan hiasan di

akuarium hias kita. Maka sebenarnya kita telah merubah, minimal membuat ekosistem di sana

telah berubah karena ada kompartemen yang telah kita pindahkan. Sehingga konstruksi

struktur trofik menjadi lebih ramping, yang otomatis akan menyebabkan aliran energy

(ekoenergetika) menjadi lebih pendek dan jelas aliran energy yang termanfaatkan oleh

ekosistem tersebut menjadi berkurang atau minimal.

Akhir kata, sebagai bagian dari ekosistem, maka sudah selayaknya kita menghargai bagian-

bagian kompartemen lingkungan sekitar kita dengan tidak melakukan kegiatan yang bersifat

reduktif. Karena setiap dari kegiatan negative tersebut akan berimbas pada kita semua,

meskipun tidak dalam waktu dekat.

SELAMAT HARI BUMI, SEMOGA BUMI MASIH MENERIMA KITA DENGAN

SEGALA KEKAYAANNYA.

Surabaya, 22 April 2013

(Aunurohim)

Page 24: Materi Konservasi All

24

Modul pendidikan dan pelatihan konservasi dasar tingkat pemula HIMMPAS

Himpunan Mahasiswa Muhammadiyah Pecinta Alam Sidoarjo

PEMBINAAN CINTA ALAM

DISUSUN DALAM RANGKA

PEMBENTUKAN KADER TINGKAT PEMULA

OLEH

Agus Ariyanto, S.Hut.

PEH Pelaksana Lanjutan

JL. Bandara Juanda, Surabaya Telp.031 8667239,Fax.8671985

E-mai:[email protected]

Page 25: Materi Konservasi All

25

Modul pendidikan dan pelatihan konservasi dasar tingkat pemula HIMMPAS

Himpunan Mahasiswa Muhammadiyah Pecinta Alam Sidoarjo

PEMBINAAN MITRA BINA CINTA ALAM

A. Latar Belakang

Berbagai jenis flora dan fauna eksotik terdapat di Indonesia sebagai kekayaan

sumberdaya alam yang sangat penting dan bermanfaat bagi kelangsungan hidup bangsa dan

pembangunan nasional. Beberapa jenis flora dan satwa merupakan jenis unggulan (flagship

species) dan menjadi perhatian internasional, diantaranya adalah bunga bangkai (Rafflesia sp),

komodo (Varanus komodoensis), orang utan (Pongo pygmaeus dan Pongo abelii), jalak bali

(Leucopsar rotschildi), harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) dan lain-lain. Namun

kekayaan tersebut saat ini mengalami penurunan kualitas dan kuantitasnya dengan adanya

deforestasi.

Laju deforestasi yang sangat tinggi (kurang lebih sekitar 2 juta ha/tahun)

menimbulkan ancaman dan tekanan terhadap sumber daya alam. Ancaman dan tekanan

keberadaan sumber daya alam hayati dan ekosistemnya disebabkan oleh perilaku manusia

maupun akibat bencana alam. Terjadinya banjir, kebakaran, kekeringan, dan tanah longsor

menjadi bukti kurangnya kepedulian dan kesadaran masyarakat akan kelestarian alam.

Kerusakan sumber daya alam dan ekosistem ini telah sampai pada tingkat yang

mengkhawatirkan. Peningkatan aktivitas ekonomi untuk mempercepat laju pembangunan di

satu sisi berhasil meningkatkan pendapatan penduduk, namun di sisi lain menimbulkan

permasalahan yaitu semakin menipisnya persediaan sumber daya alam, serta penurunan

kualitas ekosistem. Maka sudah menjadi kesadaran bersama bahwa kelestarian sumber daya

alam hayati dan ekosistemnya adalah tugas dan tanggung jawab setiap warga negara.

Kesediaan masyarakat menjadi kader konservasi merupakan salah satu bentuk peranserta

masyarakat di bidang konservasi. Sebagai ujung tombak pemerintah, kader konservasi

diharapkan mampu berperan aktif dalam memberikan motivasi dan menggerakan masyarakat

untuk berpartisipasi dalam konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya.

Kader konservasi sesuai dengan fungsi dan tugasnya, diharapkan mampu berperan

aktif dalam menumbuh-kembangkan dan menggerakan upaya-upaya konservasi sumber daya

alam di tengah-tengah masyarakat. Sebagai mitra bina cinta alam, pembinaan yang efektif,

intensif, serta optimal oleh Unit Pelaksana Teknis Ditjen PHKA dan instasi terkait selaku

pembina kader konservasi sangat diperlukan untuk meningkatkan peran aktif kader

konservasi selain juga untuk meningkatkan kemandirian kader konservasi. Sampai dengan

saat ini telah tercatat sebanyak 38.319 orang kader konservasi, dengan 32.771 kader tingkat

pemula, 4.921 kader tingkat madya, dan 627 kader tingkat utama. Dari tahun ke tahun

peningkatan jumlah kader konservasi belum menunjukkan kenaikan jumlah yang signifikan.

Jumlah kader tersebut dirasakan belum dapat memenuhi kebutuhan kader konservasi

Page 26: Materi Konservasi All

26

Modul pendidikan dan pelatihan konservasi dasar tingkat pemula HIMMPAS

Himpunan Mahasiswa Muhammadiyah Pecinta Alam Sidoarjo

sebanyak 1 (satu) orang per 1000 (seribu) penduduk. Target pencapaian jumlah dan jenis

kegiatan kader konservasi ini diharapkan dapat tercapai di tahun-tahun mendatang.

B. Maksud dan Tujuan

Maksud Pembinaan Mitra Bina Cinta Alam adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan kader konservasi dalam perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan dalam kegiatan - kegiatan konservasi

sumber daya alam hayati dan ekosistemnya.

2. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan kader konservasi dalam inisiasi, identifikasi,

pengembangan motivasi, dan fasilitasi kegiatan konservasi sumber daya alam hayati dan

ekosistemnya di tengah-tengah masyarakat.

C. Dasar Hukum

1. Undang-Undang Nomor : 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan

2. Undang-Undang Nomor : 5 Tahun 1990 tentang KSDAH dan E

3. Keputusan Direktur Jenderal Perlindungan Hutan Dan Pelestarian Alam No. No

11/kpts/DJ-VI/95 tanggal 9 Januari 1995 tentang Pedoman Pembinaan Kader Konservasi,

4. Keputusan Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Nomor SK.41/IV-

Set/HO/2006 tentang Pedoman Pembentukan Kader Konservasi

5. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.02/Menhut-II/2007 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Unit Pelaksana Teknis Konservasi Sumber Daya Alam

D. Pengertian-Pengertian

1. Mitra bina cinta alam adalah seseorang/kelompok yang menjadi binaan UPT PHKA yaitu

kader konservasi (KK), Kelompok Pecinta Alam (KPA), dan Kelompok Swadaya

Masyarakat (KSM).

2. Kader Konservasi adalah seseorang/sekelompok orang yang telah dididik/ditetapkan

sebagai penerus upaya konservasi sumber daya alam yang memiliki kesadaran dan ilmu

pengetahuan tentang konservasi sumber daya alam serta sukarela, bersedia dan mampu

menyampaikan pesan konservasi kepada masyarakat.

3. Pembinaan adalah salah satu usaha-usaha, tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara

berhasil dan berdaya guna untuk memperoleh hasil yang lebih baik.

4. Pembinaan Kader Konservasi adalah usaha dan kegiatan yang dilakukan secara berhasil

dan berdaya guna untuk lebih meningkatkan dan mengembangkan pengetahuan serta

kemampuan kader konservasi sesuai dengan fungsi dan tugasnya.

Page 27: Materi Konservasi All

27

Modul pendidikan dan pelatihan konservasi dasar tingkat pemula HIMMPAS

Himpunan Mahasiswa Muhammadiyah Pecinta Alam Sidoarjo

E. Fungsi dan Tugas Kader Konservasi adalah :

1. Sebagai pelopor dan penggerak upaya-upaya konservasi sumber daya alam hayati dan

ekosistemnya

2. Berperan aktif dalam menumbuhkembangkan gerakan upaya-upaya konservasi sumber

daya alam di tengah-tengah masyarakat.

F. Hak-hak kader konservasi :

1. Mendapatkan kemudahan memasuki dan memanfaatkan kawasan konservasi.

2. Membina kader konservasi yang lebih rendah tingkatannya

3. Mengikuti kegiatan-kegiatan dalam lomba penghijauan dan konservasi alam serta kegiatan

lain yang terkait dengan konservasi alam dan lingkungan hidup.

G. Kegiatan Kader Konservasi

Kegiatan-kegiatan konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya, seperti yang

diamanatkan dalam UU Nomor 5 tahun 1990, adalah kegiatan-kegiatan terkait prinsip-prinsip

konservasi yaitu perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragamn jenis

tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya, dan pemanfaatan secara lestari sumber daya alam

hayati dan ekosistemnya.

H. Berdasarkan UU Nomor 5 Tahun 1990, jenis-jenis kegiatan yang diharapkan dapat

dilaksanakan oleh kader konservasi adalah :

1. Melaksanakan penerangan dan penyuluhan tentang konservasi SDAHE.

2. Menyelenggarakan seminar/diskusi tentang konservasi SDHAE

3. Melakukan kegiatan penelitian/ekspedisi tentang potensi flora, fauna dan ekosistemnya.

4. Membantu menjaga kelestarian alam kawasan konservasi (Taman Nasional, Taman

Wisata Alam, Taman Hutan Raya, Taman Laut, Cagar Alam dan Suaka Margasatwa).

5. Menyebarluaskan informasi tentang konservasi SDAHE.

6. Membuat tulisan/artikel di media masa tentang konservasi SDAHE

7. Menjadi pemandu wisata alam di kawasan wisata alam (Taman Nasional, Taman wisata

alam, Taman Hutan Raya, edan Taman Laut.

8. Memanfaatkan media elektronik seperti radio dan televise sebagai sarana kampanye

tentang konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya.

9. Berupaya meningkatkan keterampilan dalam memanfaatkan sumber daya alam hayati dan

ekosistemnya secara lestari. Keterampilan tersebut antara lain berupa kegiatan

penangkaran jenis flora dan fauna dan lain-lain.

10. Melapor kepada petugas lapangan atau jagawana bila ada perambahan hutan kayu dan

pencurian kayu serta hasil hutan ikutan, satwa dan lain lain.

Page 28: Materi Konservasi All

28

Modul pendidikan dan pelatihan konservasi dasar tingkat pemula HIMMPAS

Himpunan Mahasiswa Muhammadiyah Pecinta Alam Sidoarjo

11. Mengusahakan dan membantu memadamkan kebakaran hutan.

12. Rehabilitasi Hutan baik perorangan maupun menggerakkan masyarakat.

*) Agus Ariyanto, S.Hut. (PEH Pelaksana Lanjutan Pada Balai Besar KSDA Jatim)

Page 29: Materi Konservasi All

29

Modul pendidikan dan pelatihan konservasi dasar tingkat pemula HIMMPAS

Himpunan Mahasiswa Muhammadiyah Pecinta Alam Sidoarjo

MATERI KEHUTANAN UMUM

DISUSUN DALAM RANGKA

PEMBENTUKAN KADER TINGKAT PEMULA

OLEH

Agustin Sukistyanawati, MT

JL. Bandara Juanda, Surabaya Telp.031 8667239,Fax.8671985

E-mai:[email protected]

Page 30: Materi Konservasi All

30

Modul pendidikan dan pelatihan konservasi dasar tingkat pemula HIMMPAS

Himpunan Mahasiswa Muhammadiyah Pecinta Alam Sidoarjo

PENGETAHUAN KEHUTANAN UMUM

uu no. 41 tahun 1999 tentang kehutanan

DIRJEN PHKA

• Direktorat Penyidikan dan Pengamanan Hutan

• Direktorat Pengendalian Kebakaran Hutan

• Direktorat Kawasan Konservasi dan Bina Hutan Lindung

• Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati

• Direktorat Pemanfaatan Jasa Lingkungan Kawasan Konservasi dan Hutan Lindung

• UPT : Taman Nasional & BKSDA

• Kehutanan : sistem pengurusan yang bersangkut paut dengan hutan, kawasan hutan,

dan hasil hutan yang diselenggarakan secara terpadu.

• Hutan : suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam

hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu

dengan lainnya tidak dapat dipisahkan.

• Kawasan hutan : wilayah tertentu yang ditunjuk dan atau ditetapkan oleh pemerintah

untuk dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap.

• Hutan adat adalah hutan negara yang berada dalam wilayah masyarakat hukum adat.

• Hutan produksi adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok memproduksi

hasil hutan.

• Hutan lindung adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai

perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah banjir,

mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut, dan memelihara kesuburan tanah.

• Hutan konservasi adalah kawasan hutan dengan ciri khas tertentu, yang mempunyai

fungsi pokok pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya.

• Kawasan hutan suaka alam adalah hutan dengan ciri khas tertentu, yang mempunyai

fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta

ekosistemnya, yang juga berfungsi sebagai wilayah sistem penyangga kehidupan.

• Kawasan hutan pelestarian alam adalah hutan dengan ciri khas tertentu, yang

mempunyai fungsi pokok perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan

keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, serta pemanfaatan secara lestari sumber

daya alam hayati dan ekosistemnya.

• Hasil hutan adalah benda-benda hayati, nonhayati dan turunannya, serta jasa yang

berasal dari hutan.

Page 31: Materi Konservasi All

31

Modul pendidikan dan pelatihan konservasi dasar tingkat pemula HIMMPAS

Himpunan Mahasiswa Muhammadiyah Pecinta Alam Sidoarjo

• Semua hutan di dalam wilayah Republik Indonesia termasuk kekayaan alam yang

terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara untuk sebesar-besar kemakmuran

rakyat.

Penguasaan hutan oleh Negara memberi wewenang kepada pemerintah untuk :

• mengatur dan mengurus segala sesuatu yang berkaitan dengan hutan, kawasan hutan,

dan hasil hutan;

• menetapkan status wilayah tertentu sebagai kawasan hutan atau kawasan hutan

sebagai bukan kawasan hutan;

• mengatur dan menetapkan hubungan-hubungan hukum antara orang dengan hutan,

serta mengatur perbuatan-perbuatan hukum mengenai kehutanan.

Hutan berdasarkan statusnya terdiri dari:

a. hutan negara, dan

b. hutan hak.

Pemerintah menetapkan hutan berdasarkan fungsi pokok sebagai berikut:

a. hutan konservasi,

b. hutan lindung, dan

c. hutan produksi.

Hutan konservasi terdiri dari :

a. kawasan hutan suaka alam :

- cagar alam

- suaka margasatwa

b. kawasan hutan pelestarian alam :

- taman nasional

- taman hutan rakyat

- taman wisata alam

c. taman buru.

Pengurusan Hutan

• bertujuan untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya serta serbaguna dan

lestari untuk kemakmuran rakyat.

• meliputi kegiatan penyelenggaraan :

- perencanaan kehutanan

- pengelolaan hutan

- litbang, diklat, serta penyuluhan kehutanan

- pengawasan

Page 32: Materi Konservasi All

32

Modul pendidikan dan pelatihan konservasi dasar tingkat pemula HIMMPAS

Himpunan Mahasiswa Muhammadiyah Pecinta Alam Sidoarjo

Perencanaan Hutan

• untuk memberikan pedoman dan arah yang menjamin tercapainya tujuan

enyelenggaraan kehutanan

• memberikan pedoman dan arah yang menjamin tercapainya tujuan penyelenggaraan

kehutanan

• meliputi inventarisasi hutan, pengukuhan kawasan hutan, penatagunaan kawasan

hutan, pembentukan wilayah pengelolaan hutan, dan penyusunan rencana kehutanan.

• Pemerintah menetapkan dan mempertahankan kecukupan luas kawasan hutan dan

penutupan hutan untuk setiap daerah aliran sungai, dan atau pulau guna optimalisasi

manfaat lingkungan, manfaat sosial, dan manfaat ekonomi masyarakat setempat.

• Luas kawasan hutan yang harus dipertahankan minimal 30% (tiga puluh persen) dari

luas daerah aliran sungai dan atau pulau dengan sebaran yang proporsional.

• Perubahan peruntukan dan fungsi kawasan hutan ditetapkan oleh Pemerintah dengan

didasarkan pada hasil penelitian terpadu.

• Perubahan peruntukan kawasan hutan yang berdampak penting dan cakupan yang luas

serta bernilai strategis, ditetapkan oleh Pemerintah dengan persetujuan Dewan

Perwakilan Rakyat.

Pemanfaatan Hutan

• Pemanfaatan kawasan hutan dapat dilakukan pada semua kawasan hutan kecuali pada

hutan cagar alam serta zona inti dan zona rimba pada taman nasional.

• Pemanfaatan hutan lindung dapat berupa pemanfaatan kawasan, pemanfaatan jasa

lingkungan, dan pemungutan hasil hutan bukan kayu.

Larangan di hutan

• Setiap orang dilarang merusak prasarana dan sarana perlindungan hutan.

• Setiap orang yang diberikan izin usaha pemanfaatan kawasan, izin usaha pemanfaatan

jasa lingkungan, izin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu dan bukan kayu, serta izin

pemungutan hasil hutan kayu dan bukan kayu, dilarang melakukan kegiatan yang

menimbulkan kerusakan hutan.

• Merambah kawasan hutan

• Membakar hutan

• mengerjakan dan atau menggunakan dan atau menduduki kawasan hutan secara tidak

sah

• melakukan penebangan pohon dalam kawasan hutan dengan radius atau jarak sampai

dengan:

Page 33: Materi Konservasi All

33

Modul pendidikan dan pelatihan konservasi dasar tingkat pemula HIMMPAS

Himpunan Mahasiswa Muhammadiyah Pecinta Alam Sidoarjo

1. 500 (lima ratus) meter dari tepi waduk atau danau;

2. 200 (dua ratus) meter dari tepi mata air dan kiri kanan sungai di daerah rawa;

3. 100 (seratus) meter dari kiri kanan tepi sungai;

4. 50 (lima puluh) meter dari kiri kanan tepi anak sungai;

5. 2 (dua) kali kedalaman jurang dari tepi jurang;

6. 130 (seratus tiga puluh) kali selisih pasang tertinggi dan pasang terendah dari tepi

pantai.

• menebang pohon atau memanen atau memungut hasil hutan di dalam hutan tanpa

memiliki hak atau izin dari pejabat yang berwenang

• menerima, membeli atau menjual, menerima tukar, menerima titipan, menyimpan,

atau memiliki hasil hutan yang diketahui atau patut diduga berasal dari kawasan hutan

yang diambil atau dipungut secara tidak sah

• melakukan kegiatan penyelidikan umum atau eksplorasi atau eksploitasi bahan

tambang di dalam kawasan hutan, tanpa izin Menteri

• mengangkut, menguasai, atau memiliki hasil hutan yang tidak dilengkapi bersama-

sama dengan surat keterangan sahnya hasil hutan

• membawa alat-alat berat dan atau alat-alat lainnya yang lazim atau patut diduga akan

digunakan untuk mengangkut hasil hutan di dalam kawasan hutan, tanpa izin pejabat

yang berwenang;

• membawa alat-alat yang lazim digunakan untuk menebang, memotong, atau

membelah pohon di dalam kawasan hutan tanpa izin pejabat yang berwenang;

• membuang benda-benda yang dapat menyebabkan kebakaran dan kerusakan serta

membahayakan keberadaan atau kelangsungan fungsi hutan ke dalam kawasan hutan

• menggembalakan ternak di dalam kawasan hutan yang tidak ditunjuk secara khusus

untuk maksud tersebut oleh pejabat yang berwenang

• mengeluarkan, membawa, dan mengangkut tumbuh-tumbuhan dan satwa liar yang

tidakdilindungi undang-undang yang berasal dari kawasan hutan tanpa izin dari

pejabat yang berwenang

• Masyarakat berkewajiban untuk ikut serta memelihara dan menjaga kawasan hutan

dari gangguan dan perusakan

Page 34: Materi Konservasi All

34

Modul pendidikan dan pelatihan konservasi dasar tingkat pemula HIMMPAS

Himpunan Mahasiswa Muhammadiyah Pecinta Alam Sidoarjo

Page 35: Materi Konservasi All

35

Modul pendidikan dan pelatihan konservasi dasar tingkat pemula HIMMPAS

Himpunan Mahasiswa Muhammadiyah Pecinta Alam Sidoarjo

MATERI WISATA ALAM

DISUSUN DALAM RANGKA

PEMBENTUKAN KADER TINGKAT PEMULA

OLEH

Agustin Sukistyanawati, MT

Page 36: Materi Konservasi All

36

Modul pendidikan dan pelatihan konservasi dasar tingkat pemula HIMMPAS

Himpunan Mahasiswa Muhammadiyah Pecinta Alam Sidoarjo

JL. Bandara Juanda, Surabaya Telp.031 8667239,Fax.8671985

E-mai:[email protected]

WISATA ALAM

• kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yangdilakukan secara sukarela serta

bersifat sementara untuk menikmati gejala, keunikan dan keindahan alam di kawasan suaka

margasatwa, taman nasional, taman hutan raya, dan taman wisata alam

Kawasan Konservasi di Jatim dengan Obyek dan Tujuan Wisata Alam

• Suaka Margasatwa :

- Dataran Tinggi Yang (G. Argopuro)

• Taman Wisata Alam :

- TWA. Tretes

- TWA. G. Baung (Purwodadi)

- TWA. Kawah Ijen (Banyuwangi)

• Taman Nasional :

- Taman Nasional Bromo Tengger Semeru

- Taman Nasional Baluran (Situbondo)

- Taman Nasional Alas Purwo (Banyuwangi)

- Taman Nasional Meru Betiri (Jember)

• Taman Hutan Rakyat :

- Tahura R. Soeryo (G. Arjuno, G. Welirang,

G. Anjasmoro)

• Wana Wisata

- Sendang Biru

- Tanjung Papuma

Page 37: Materi Konservasi All

37

Modul pendidikan dan pelatihan konservasi dasar tingkat pemula HIMMPAS

Himpunan Mahasiswa Muhammadiyah Pecinta Alam Sidoarjo

- Bale kambang

Etika Berwisata Alam

• Dilarang merusak kehidupan liaran habitatnya dan habitatnya;

• Tidak meninggalkan sampah buangan yang dapat menimbulkan masalah lingkungan dan

merusak keindahan;

• Memperkuat apresiasi mereka terhadap konservasi alam dan lingkungan hidup;

• Tidak boleh ada kegiatan perdagangan satwa atau hasil satwa yang dapat mengganggu

kelestarian kehidupan liar, terutama jenis yang terancam punah;

• Harus dapat memahami dan menghormati nilai-nilai budaya masyarakat setempat yang

biasanya peka terhadap pengaruh luar.

EKOWISATA

• Konsep wisata alam kemudian dikembangkan menjadi EKOWISATA

• Ekowisata dirumuskan dan disempurnakan oleh The International Ecotourism Society (TIES)

pada awal tahun 1990 yaitu sebagai berikut : perjalanan yang bertanggung jawab ketempat-

tempat yang alami dengan menjaga kelestarian lingkungan dan meningkatkan kesejahtraan

penduduk setempat.

• merupakan perpaduan dari berbagai minat yang tumbuh dari keprihatinan terhadap

lingkungan, ekonomi dan sosial.

• dalam kegiatan ekowisata terkandung unsur-unsur kepedulian, tanggung jawab dan komitmen

terhadap kelestarian lingkungan dan kesejahtraan penduduk setempat

• Ekowisata merupakan upaya memaksimalkan dan melestarikan pontensi sumber-sumber alam

dan budaya untuk dijadikan sumber pendapatan yang berkesinambungan.

• Ekowisata tidak dapat dipisahkan dengan konservasi. Oleh karenanya, ekowisata disebut

sebagai bentuk perjalanan wisata bertanggungjawab.

• Ekowisata disebut juga wisata alam plus plus yaitu plus kepedulian, tanggung jawab dan

komitmen terhadap kelestarian lingkungan dan peningkatan kesejahtraan masyarakat

setempat.

KONSEP EKOWISATA

• Asumsi bahwa pariwisata membutuhkan lingkungan yang baik dan sehat, Kelestarian

lingkungan tidak mungkin dijaga tanpa partisipasi aktif masyarakat setempat.

• Kehadiran wisatawan (khususnya ekowisatawan) ke tempat-tempat alami memberikan

peluang bagi penduduk setempat untuk mendapatkan penghasilan alternatif (menjadi pemandu

wisata, porter, homestay, pondok ekowisata, warung dan usaha-usaha lain yang berkaitan

dengan ekowisata), sehingga dapat meningkatkan kesejahtraan/ meningkatkan kualitas hidup

penduduk lokal, baik secara materil, spirituil, kulturil maupun intelektual.

Page 38: Materi Konservasi All

38

Modul pendidikan dan pelatihan konservasi dasar tingkat pemula HIMMPAS

Himpunan Mahasiswa Muhammadiyah Pecinta Alam Sidoarjo

• Partisipasi masyarakat lokal akan timbul jika mereka memperoleh manfaat ekonomi dari

lingkungan yang lestari.

• Penetapan Visi Ekowisata di atas di dasarkan pada beberapa unsur utama:

Ekowisata sangat tergantung pada kualitas sumber daya alam, peninggalan sejarah dan budaya

Pelibatan Masyarakat

Ekowisata meningkatkan kesadaran dan apresiasi terhadap alam, nilai-nilai peninggalan

sejarah dan budaya

Ekowisata sebagai sarana mewujudkan ekonomi berkelanjutan

TUJUAN EKOWISATA

• Mewujudkan penyelenggaraan wisata yang bertanggung jawab, yang mendukung upaya-

upaya pelestarian lingkungan alam, peninggalan sejarah dan budaya;

• Meningkatkan partisipasi masyararakat dan memberikan manfaat ekonomi kepada masyarakat

setempat;

• Menjadi model bagi pengembangan pariwisata lainnya melalui penerapan kaidah-kaidah

ekowisata.

PRINSIP-PRINSIP EKOWISATA

• Memiliki kepedulian, tanggung jawab dan komitmen terhadap pelestarian lingkungan alam

dan budaya, melaksanakan kaidah-kaidah usaha yang bertanggung jawab dan ekonomi

berkelanjutan;

• Pengembangan harus mengikuti kaidah-kaidah ekologis dan atas dasar musyawarah dan

pemufakatan masyarakat setempat;

• Memberikan manfaat kepada masyarakat setempat;

• Peka dan menghormati nilai-nilai sosial budaya dan tradisi keagamaan masyarakat setempat;

• Memperhatikan perjanjian, peraturan, perundang-undangan baik ditingkat nasional maupun

internasional.

WISATA MINAT KHUSUS

• WMK Bentuk lain dari EKOWISATA ( Black, 1999 )

Pertumbuhan ekonomi tinggi menciptakan kelompok berpenghasilan tinggi dgn ekspektasi

perjalanan wisata yg khusus. Mereka cenderung meninggalkan wisata konvensional dan memilih

perjalanan wisata yg berkwalitas yang kemudian dikenal Wisata Minat Khusus

CIRI WISATA MINAT KHUSUS

• Latar belakang intelktual lebih baik

• Bukan sekedar liburan biasa

Page 39: Materi Konservasi All

39

Modul pendidikan dan pelatihan konservasi dasar tingkat pemula HIMMPAS

Himpunan Mahasiswa Muhammadiyah Pecinta Alam Sidoarjo

• Berinteraksi, berpartisipasi dan belajar

• Perjalanan aktif dalam rangka pengembangan diri

• Pemahaman dan kepekaan yg lebih terhadap etika, moralitas dan nilai tertentu

KEUNTUNGAN WISATA MINAT KHUSUS

1. Terjadinya proses belajar ( learning )

2. Pemberian apresiasi terhadap alam ( rewarding )

3. Pengkayaan pengetahuan ( enriching )

4. Petualangan ( adventure )

BIDANG YANG DIMINATI ASPEK BUDAYA DAN ASPEK ALAM

Caranya : petualangan dengan menguras tenaga kadang bahaya misalnya trikking, hiking, rafting,

caving, berburu, mancing di laut.

Kehadiran dg kelompok kecil, long-stay, tinggal bersama masyarakat, fasilitas seadanya, makanan

yang penting bersih dan bergizi.

Page 40: Materi Konservasi All

40

Modul pendidikan dan pelatihan konservasi dasar tingkat pemula HIMMPAS

Himpunan Mahasiswa Muhammadiyah Pecinta Alam Sidoarjo