materi keperawatan

25
BAB I PENDAHULUAN Urolitiasis adalah kalkulus atau batu di dalam ureter. Batu ureter pada umumnya berasal dari batu ginjal yang turun ke ureter. Batu ureter mungkin dapat lewat sampai ke kandung kemih dan kemudian keluar bersama kemih. Batu ureter juga bisa tetap tinggal di ureter sambil menyumbat dan menyebabkan obstruksi kronik dengan hidroureter yang mungkin asimtomatik. Tidak jarang terjadi hematuria yang di dahului oleh serangan kolik (R. Syamsul Hidayat, 1998). Hal tersebut di atas yang melatarbelakangi penulis untuk melaksanakan asuhan keperawatan pada klien batu ureter untuk membantu klien dalam memecahkan masalah-masalah atau gangguan- gangguan yang di alami klien terutama pada system perkemihan baik yang bersifat actual maupun potensial dengan memperhatikan seluruh aspek klien secara komprehensip yang meliputi bio-psiko-sosial-spiritual. Makalah ini berjudul : ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN URETROLITHIASIS. untuk menerapkan pelayanan asuhan keperawatan yang dapat memecahkan masalah-masalah yang didahadapi klien.

Upload: konita-s-nurjanah

Post on 02-Aug-2015

83 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Materi Keperawatan

BAB I

PENDAHULUAN

Urolitiasis adalah kalkulus atau batu di dalam ureter. Batu ureter pada umumnya

berasal dari batu ginjal yang turun ke ureter. Batu ureter mungkin dapat lewat sampai ke

kandung kemih dan kemudian keluar bersama kemih. Batu ureter juga bisa tetap tinggal di

ureter sambil menyumbat dan menyebabkan obstruksi kronik dengan hidroureter yang

mungkin asimtomatik. Tidak jarang terjadi hematuria yang di dahului oleh serangan kolik (R.

Syamsul Hidayat, 1998).

Hal tersebut di atas yang melatarbelakangi penulis untuk melaksanakan asuhan

keperawatan pada klien batu ureter untuk membantu klien dalam memecahkan masalah-

masalah atau gangguan-gangguan yang di alami klien terutama pada system perkemihan baik

yang bersifat actual maupun potensial dengan memperhatikan seluruh aspek klien secara

komprehensip yang meliputi bio-psiko-sosial-spiritual. Makalah ini berjudul : ASUHAN

KEPERAWATAN DENGAN GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN

URETROLITHIASIS. untuk menerapkan pelayanan asuhan keperawatan yang dapat

memecahkan masalah-masalah yang didahadapi klien.

Page 2: Materi Keperawatan

BAB II

TINJAUAN TEORI

BATU URETER

A. PENGERTIAN

Urolithiasis adalah suatu kedaruratan terjadinya penumpukan oksalat, calculi (batu ginjal)

pada ureter atau pada daerah ginjal. Gejala rasa sakit yang berlebihan pada pinggang, nausea,

muntah, demam, hematuria. Lebih banyak terjadi pada laki-laki dibanging wanita dengan

perbandingan 3:1 dalam usia 30-60 tahun. Urine berwarna keruh seperti teh atau merah.

Vesikolithiasis (batu kandung kemih) adalah terdapatnya batu di kandung kemih.

Vesikolithiasis mengacu pada adanya batu/kalkuli dalam vesika urinaria. Batu dibentuk

dalam saluran perkemihan (vesika urinaria) ketika kepekatan urine terhadap substansi, yaitu

kalsium oksalat, kalsium fosfat, asam urat mengalami peningkatan.

Batu perkemihan (urolithiasis) dapat timbul pada berbagai tingkat dari sistem perkemihan

(ginjal, ureter, kandung kemih), tapi yang paling sering ditemukan di dalam ginjal

(nephrollihiasis). Kira-kira satu pertiga dari individu yang menderita pada saluran kemih atas

akan mengalami pengangkatan ginjal yang dijangkiti.

B. ETIOLOGI

Teori pembentukan batu:

1). Teori inti (nukleus): kristal dan benda asing merupakan tempat pengendapan kristal pada

urin yang sudah mengalami supersaturasi.

2) Teori matrik

Matrik organik yang berasal dari serum atau protein-protein urin memberikan kemungkinan

pengendapan kristal.

3) Teori inhibitor kristalisasi: Beberapa substansi dalam urin menghambat terjadinya

kristalisasi, konsentrasi yang atau absennya ini memungkinkan terjadinya kristalisasi.

Hampir dari setengahnya kasus batu pada perkemihan adalah idiopatik. Faktor-faktor yang

mempengaruhi terhadap kalkuligenesis atau proses pembentukan batu si dalam vesika

urinaria, antara lain:

Gangguan aliran air kemih/obstruksi dan statis urin

Page 3: Materi Keperawatan

Gangguan metabolisme

Infeksi saluran kemih oleh mikroorganisme berdaya membuat urease( Proteus Mirabilis).

Infeksi saluran kemih dapat menyebabkan nekrosis jaringan ginjal atau saluran kemih lain

(vesika urinaria) dan akan menjadi inti pembentukan batu saluran kemih.

Benda asing

Jaringan mati ( nekrosis papil)

Jenis kelamin

Data menunjukkan bahwa batu saluran kemih lebih banyak ditemukan pada pria.

Keturunan

Ternyata anggota keluarga dengan batu saluran kemih lebih banyak mempunyai kesempatan

untuk menderita batu saluran kemih daripada yang lain.

Air minum

Memperbanyak diuresis dengan cara banyak minum akan mengurangi kemungkinan

terbentuknya batu, sedangkan bila kurang air minum menyebabkan kadar semua substansi

dalam urin akan meningkat dan akan mempermudah pembentukan batu. Kejenuhan air sesuai

dengan kadar mineralnya terutama kalsium diperkirakan mempengaruhi terbentuknya batu

saluran kencing.

Pekerjaan

Pekerja-pekerja keras yang banyak bergerak seperti buruh dan petani akan mengurangi

kemungkinan terjadinya batu saluran kemih bila dibandingkan dengan pekerja yang banyak

duduk.

Makanan

Masyarakat yang banyak mengkonsumsi protein hewani angka morbiditas batu saluran

kencing berkurang, sedangkan pada masyarakat dengan kondisi sosial ekonomi rendah lebih

sering terjadi. Penduduk vegetarian yang kurang makan putih telur sering menderita batu

saluran kemih (vesika urinaria dab uretra).

Suhu

Tempat yang bersuhu panas menyebabkan banyak mengeluarkan keringat, akan mengurangi

produksi urin dan mempermudah pembentukan batu saluran kemih.

Page 4: Materi Keperawatan

C. PATOFISIOLOGI

Batu dalam perkemihan berasal dari obstruksi saluran kemih, obstruksi mungkin terjadi

hanya parsial atau lengkap. Obstruksi yang lengkap bisa menjadi hidronefrosis yang disertai

tanda-tanda dan gejala-gejalanya.

Proses patofisiologisnya sifatnya mekanis. Urolithiasis merupakan kristalisasi dari mineral

dari matriks seputar, seperti pus, darah, jaringan yang tidak vital, tumor atau urat.

Peningkatan konsentrasi larutan urin akibat intake cairan rendah dan juga peningkatan bahan-

bahan organik akibat ISK atau urin statis, mensajikan sarang untuk pembentukan batu. Di

tambah adanya infeksi meningkatkan ke basahan urin (oleh produksi amonium), yang

berakibat presipitasi kalsium fosfat dan magnesium amonium fosfat.

Komposisi kalkulus Renalis dan faktor-faktor yang mendorong adalah:

Mekanisme pembentukan batu ginjal atau saluran kemih tidak diketahui secara pasti, akan

tetapi beberapa buku menyebutkan proses terjadinya batu dapat disebabkan oleh hal-hal

sebagai berikut :

a. Adanya presipitasi garam-garam yang larut dalam air seni, dimana apabila air seni jenuh

akan terjadi pengendapan.

b. Adanya inti ( nidus ). Misalnya ada infeksi kemudian terjadi tukak, dimana tukak ini

menjadi inti pembentukan batu, sebagai tempat menempelnya partikel-partikel batu pada inti

tersebut.

c. Perubahan pH atau adanya koloid lain di dalam air seni akan menetralkan muatan dan

meyebabkan terjadinya pengendapan.

Kecepatan tumbuhnya batu tergantung kepada lokasi batu, misalnya batu pada buli-buli lebih

cepat tumbuhnya disbanding dengan batu pada ginjal. Selain itu juga tergantung dari reaksi

air seni, yaitu batu asam akan cepat tumbuhnya dalam urin dengan pH yang rendah.

Komposisi urin juga akan mempermudah pertumbuhan batu, karena terdapat zat-zat

penyusun air seni yang relatif tidak dapat larut. Hal lain yang akan mempercepat

pertumbuhan batu adalah karena adanya infeksi.

Batu ginjal dalam jumlah tertentu tumbuh melekat pada puncak papil dan tetap tinggal dalam

kaliks, yang sampai ke pyelum yang kemudian dapat berpindah ke areal distal, tetap tinggal

Page 5: Materi Keperawatan

atau menetap di tempat dimana saja dan berkembang menjadi batu yang besar.

D. PATHWAYS

E. KOMPLIKASI

Jika batu dibiarkan dapat menjadi sarang kuman yang dapat menimbulkan infeksi saluran

kemih, pylonetritis, yang pada akhirnya merusak ginjal, kemudian timbul gagal ginjal dengan

segala akibatnya yang jauh lebih parah.

F. MANIFESTASI KLINIS

a. Disamping adanya serangan sakit hebat yang timbul secara mendadak yang berlangsung

sebentar dan kemudian hilang tiba-tiba untuk kemudian, timbul lagi, disertai nadi cepat,

muka pucat, berkeringat dingin dan tekanan darah turun atau yang disebut kolik, dapat pula

disertai rasa nyeri yang kabur berulang-ulang di daerah ginjal dan rasa panas atau terbakar di

pinggang yang dapat berlangsung beberapa hari sampai beberapa minggu. Hematuri dapat

juga terjadi apabila terdapat luka pada saluran kemih akibat pergeseran batu.

b. Bila terjadi hydronefrosis dapat diraba pembesaran ginjal. Urin yang keruh dan demam

akan juga dialami penderita batu ginjal. Demam menandakan infeksi penyerta. Jika terjadi

penyumbatan saluran kemih menyeluruh, suhu tubuh bisas mendadak tinggi berulang-ulang.

c. Anuria akan terjadi jika ada batu bilateral atau jika hanya ada satu ginjal penderita.

HIDRONEFROSIS

A. DEFINISI

Hidronefrosis adalah penggembungan ginjal akibat tekanan balik terhadap ginjal karena

aliran air kemih tersumbat. Dalam keadaan normal, air kemih mengalir dari ginjal dengan

tekanan yang sangat rendah. Jika aliran air kemih tersumbat, air kemih akan mengalir

kembali ke dalam tabung-tabung kecil di dalam ginjal (tubulus renalis) dan ke dalam

daerah pusat pengumpulan air kemih (pelvis renalis). Hal ini akan menyebabkan ginjal

menggembung dan menekan jaringan ginjal yang rapuh. Pada akhinya, tekanan

Page 6: Materi Keperawatan

hidronefrosis yang menetap dan berat akan merusak jaringan ginjal sehingga secara

perlahan ginjal akan kehilangan fungsinya.

B. PENYEBAB

Hidronefrosis biasanya terjadi akibat adanya sumbatan pada sambungan ureteropelvik

(sambungan antara ureter dan pelvis renalis):

• Kelainan struktural, misalnya jika masuknya ureter ke dalam pelvis renalis terlalu tinggi

• Lilitan pada sambungan ureteropelvik akibat ginjal bergeser ke bawah

• Batu di dalam pelvis renalis

• Penekanan pada ureter oleh:

- jaringan fibrosa

- arteri atau vena yang letaknya abnormal

- tumor.

Hidronefrosis juga bisa terjadi akibat adanya penyumbatan dibawah sambungan ureteropelvik

atau karena arus balik air kemih dari kandung kemih:

- Batu di dalam ureter

- Tumor di dalam atau di dekat ureter

- Penyempitan ureter akibat cacat bawaan, cedera, infeksi, terapi penyinaran atau

pembedahan

- Kelainan pada otot atau saraf di kandung kemih atau ureter

- Pembentukan jaringan fibrosa di dalam atau di sekeliling ureter akibat pembedahan, rontgen

atau obat-obatan (terutama metisergid)

- Ureterokel (penonjolan ujung bawah ureter ke dalam kandung kemih)

- Kanker kandung kemih, leher rahim, rahim, prostat atau organ panggul lainnya

- Sumbatan yang menghalangi aliran air kemih dari kandung kemih ke uretra akibat

Page 7: Materi Keperawatan

pembesaran prostat, peradangan atau kanker

- Arus balik air kemih dari kandung kemih akibat cacat bawaan atau cedera

- Infeksi saluran kemih yang berat, yang untuk sementara waktu menghalangi kontraksi

ureter.

Kadang hidronefrosis terjadi selama kehamilan karena pembesaran rahim menekan ureter.

Perubahan hormonal akan memperburuk keadaan ini karena mengurangi kontraksi ureter

yang secara normal mengalirkan air kemih ke kandung kemih.

Hidronefrosis akan berakhir bila kehamilan berakhir, meskipun sesudahnya pelvis renalis dan

ureter mungkin tetap agak melebar. Pelebaran pelvis renalis yang berlangsung lama dapat

menghalangi kontraksi otot ritmis yang secara normal mengalirkan air kemih ke kandung

kemih. Jaringan fibrosa lalu akan menggantikan kedudukan jaringan otot yang normal di

dinding ureter sehingga terjadi kerusakan yang menetap.

Gejala

Gejalanya tergantung pada penyebab penyumbatan, lokasi penyumbatan serta lamanya

penyumbatan. Jika penyumbatan timbul dengan cepat (hidronefrosis akut), biasanya akan

menyebabkan kolik renalis ( nyeri yang luar biasa di daerah antara tulang rusuk dan tulang

panggul) pada sisi ginjal yang terkena. Jika penyumbatan berkembang secara perlahan

(hidronefrosis kronis), bisa tidak menimbulkan gejala atau nyeri tumpul di daerah antara

tulang rusuk dan tulang pinggul).

Nyeri yang hilang timbul terjadi karena pengisian sementara pelvis renalis atau karena

penyumbatan sementara ureter akibat ginjal bergeser ke bawah. Air kemih dari 10%

penderita mengandung darah. Sering ditemukan infeksi saluran kemih (terdapat nanah di

dalam air kemih), demam dan rasa nyeri di daerah kandung kemih atau ginjal. Jika aliran air

kemih tersumbat, bisa terbentuk batu (kalkulus).

Hidronefrosis bisa menimbulkan gejala saluran pencernaan yang samar-samar, seperti mual,

muntah dan nyeri perut. Gejala ini kadang terjadi pada penderita anak-anak akibat cacat

bawaan, dimana sambungan ureteropelvik terlalu sempit. Jika tidak diobati, pada akhirnya

hidronefrosis akan menyebabkan kerusakan ginjal dan bisa terjadi gagal ginjal.

Diagnosa

Dokter bisa merasakan adanya massa di daerah antara tulang rusuk dan tulang pinggul,

Page 8: Materi Keperawatan

terutama jika ginjal sangat membesar. Pemeriksaan darah bisa menunjukkan adanya kadar

urea yang tinggi karena ginjal tidak mampu membuang limbah metabolik ini.

Beberapa prosedur digunakan utnuk mendiagnosis hidronefrosis:

- USG, memberikan gambaran ginjal, ureter dan kandung kemih

- Urografi intravena, bisa menunjukkan aliran air kemih melalui ginjal

- Sistoskopi, bisa melihat kandung kemih secara langsung.

C. PENGOBATAN

Pada hidronefrosis akut:

 Jika fungsi ginjal telah menurun, infeksi menetap atau nyeri yang hebat, maka air kemih

yang terkumpul diatas penyumbatan segera dikeluarkan (biasanya melalui sebuah jarum yang

dimasukkan melalui kulit).

 Jika terjadi penyumbatan total, infeksi yang serius atau terdapat batu, maka bisa dipasang

kateter pada pelvis renalis untuk sementara waktu.

Hidronefrosis kronis diatasi dengan mengobati penyebab dan mengurangi penyumbatan air

kemih. Ureter yang menyempit atau abnormal bisa diangkat melalui pembedahan dan ujung-

ujungnya disambungkan kembali. Kadang perlu dilakukan pembedahan untuk membebaskan

ureter dari jaringan fibrosa.

Jika sambungan ureter dan kandung kemih tersumbat, maka dilakukan pembedahan untuk

melepaskan ureter dan menyambungkannya kembali di sisi kandung kemih yang berbeda.

Jika uretra tersumbat, maka pengobatannya meliputi: - terapi hormonal untuk kanker prostat

 pembedahan melebarkan uretra dengan dilator.

Page 9: Materi Keperawatan

HIDROURETER

1. Pengertian

Hidroureter merupakan gangguan aliran urine karena ada penumpukan air/urine atau

gangguan obstruksi lainnya dalam ureter. Ureter yang mengalami hidroureter akan terjadi

pelebaran/dilatasi. Penyebab paling sering dari gangguan ini adalah adanya obstruksi atau

sumbatan di dalam ureter. Penyebab lain dari hidroureter antara lain :

- Penyimpangan pembuluh darah dan katub

- Tumor

-Batu

- Lesi dari

medula spinalis

Obstruksi menyebabkan hipertrofi otot kandung kemih sebagai kompensasi untuk mengatasi

obstruksi. Pada hipertrofi otot defrusor ini tekanan di dalam kandung kemih akan meningkat.

Bila tekanan yang tinggi ini dibiarkan akan terjadi pelebaran ureter dan pielum, hidroureter

dan hidronefrosis sampai akhirnya hipertrofi atau atrofi ginjal yang berarti gagal ginjal.

2. Patofisiologi

Diawali dengan hambatan aliran urin secara anatomik ataupun fifiologik. Hambatan ini dapat

terjadi di mana saja sepanjang ginjal sampai meatus uretra. Peningkatan tekanan ureter

menyebabkan perubahan dalam filtrasi glomerulus (GFR), fungsi tubulus, dan aliran darah

ginjal. GFR menurun dalam beberapa minggu. Fungsi tubulus juga terganggu. Berat dan

durasi kelainan ini tergantung pada berat dan durasi hambatan aliran. Hambatan aliran yang

singkat menyebabkan kelainan yang reversibel. Sedangkan sumbatan kronis menyebabkan

atrofi tubulus dan hilangnya nefron secara permanen. Peningkatan tekanan ureter juga aliran

balik pielouena dan pielolimfatik. Dalam duktus kolektivus, dilatasi dibatasi oleh parenkim

ginjal. Namun komponen di luar ginjal berdilatasi maksimal.

Page 10: Materi Keperawatan

ASUHAN KEPERAWATAN

A.Pengkajian Data Dasar Pada Pasien Dengan Batu Saluran Kencing

1)      Aktivitas/istrirahat

Kaji tentang pekerjaan yang monoton,lingkungan pekerjaan apakah pasien terpapar suhu

tinnggi,keterbatasan aktivitas ,misalnya karena penyakit yang kronis atau adanya cedera pada

medulla Spinalis.

2)      Sirkulasi

Kaji terjadinya peningkatan tekanan Darah/Nadi, yang disebabkan ;nyeri,ansietas atau gagal

ginjal.Daerah ferifer apakah teraba hangat(kulit) merah atau pucat.

3)      Eliminasi

Kaji adanya riwayat ISK kronis.obstruksi sebelumnya(kalkulus)

Penurunan haluaran urinr, kandung kemih penuh, rasa terbekar saat BAK. Keinginan

/dorongan ingin berkemih terus, oliguria, haematuria, piuri atau perubahan pola berkemih.

4)      Makanan / cairan;

Kaji adanya mual, muntah, nyeri tekan abdomen, diit tinggi purin, kalsium oksalat atau

fosfat, atau ketidak cukupan pemasukan cairan tidak cukup minum, terjadi distensi

abdominal, penurunan bising usus.

5)      Nyeri/kenyamanan

Kaji episode akut nyeri berat, nyeri kolik.lokasi tergantung pada lokasi batu misalnya pada

panggul di regio sudut kostovertebral dapat menyebar ke punggung, abdomen, dan turun ke

lipat paha’genetalia, nyeri dangkal konstan menunjukan kalkulus ada di pelvis atau kalkulus

ginjal. Nyeri yang khas adalah nyeri akut tidak hilang dengan posisi atau tindakan lain, nyeri

tekan pada area ginjal pada palpasi .

6)      Keamanan

Kaji terhadap penggunaan alkohol perlindungan saat demam atau menggigil.

7)      Riwayat Penyakit :

Kaji adanya riwayat batu saluran kemih pada keluarga, penyakit ginjal, hipertensi, gout, ISK

kronis, riwayat penyakit, usus halus, bedah abdomen sebelumnya, hiperparatiroidisme,

penggunaan antibiotika, anti hipertensi, natrium bikarbonat, alupurinol, fosfat, tiazid,

pemasukan berlebihan kalsium atau vitamin D.

  Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul adalah ;

Page 11: Materi Keperawatan

1) Nyeri akut b/d peningkatan frekuensi/dorongan kontraksi uroteral,trauma jaringan,

pembentukan oedema, iskemia seluler.

2) Perubahan eliminasi urine b/d stimulasi kandung kemih oleh batu, iritasi ginjal atau ureteral,

inflamsi atau obstruksi mekanik.

3) Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan b/d mual muntal, diuresis paska obstruksi.

4) Kurang pengetahuan tentang diet, kebutuhan pengobatan b/d tidak mengenal sumber

informasi.

Page 12: Materi Keperawatan

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

NO

.

Diagnosa

Keperawatan

Tujuan-

Kriteria yang

diharapkan

Intervensi Rasionala

1. Nyeri akut b/d

peningkatan frekuensi

/dorongan kontraksi

ureteral,trauma

jaringan,pembentuka

n edema, iskemia

seluler.

Nyeri hilang

dengan

spasme

terkontrol.

Kriteria ;

        Pasien

tampak rileks.

        Pasien

mampu

tidur/istirahat

dengan tenang

        Tidak

gelisah, tidak

merintih

Catat lokasi,lamanya

intensitas,penyebaran,perhatika

n tanda-tanda non

verbal,misalnya

merintih,mengaduh dan

gelisahansietas.

Jelaskan penyebab nyeri dan

perubahan karakteristik nyeri.

Berikan tindakan

nyaman,misalnya pijatan

punggung,ciptakan lingkungan

yang tenang.

Bantu atau dorong penggunaan

nafas berfokus

Bantu dengan ambulasi sering

s/d indikasi tingkatkan

pemasukan cairan sedikitnya 3-

4 lt/hariatau s/d indikasi.

Perhatikan keluhan

peningkatan/menetapnya nyeri

abdomen.

Berikan kompres hangat pada

punggung

Evaluasi tempat

obstruksi dan

kemajuan gerakan

kalkulus

Membantu dalam

meningkatkan

kemampuan koping

pasien serta

menurunkan ansietas

Meningkatkan

relaksasi,menurunkan

tegangan otot,

Mengarahkan

kembali perhatiandan

membantu dalam

relaksasi otot.

Page 13: Materi Keperawatan

.

KOLABORASI:

Berikan obat sesuai dengan

indikasi

        Narkotik

         

        Antispasmodik

        Kortikosteroid

Pertahankan patensi kateter bila

digunakan.

Meningkatkan

lewatnya

batu,mencegah stasis

urine,mencegah

pembentukan batu

selanjutnya.

Obstruksi lengkap

ureter

dpt.menyebabkan

ferforasi,dan

ekstravasasi urine ke

dalam area perirenal.

Dipakai selama

episode akut, untuk

menurunkan kolik

ureter dan relaksasi

otot.

.Menurunkan refleks

spasme shg.

Mengurangi nyeri dan

kolik.

Menurunkan edema 

jaringan ,shg.

Membantu gerakan

Page 14: Materi Keperawatan

batu.

Mencegah stasis

urine,menurunkan

resiko peningkatan

tekanan ginjal dan

infeksi.

.

2. Perubahan eliminasi

urine b/d stimulasi

kandung kemih oleh

batu, iritasi ginjal,

atau ureter, obstruksi

mekanik atau

inflamsi.

Perubahan

eliminasi

urine tidak

terjadi

Kriteria :

        Haematuria

tidak ada.

        Piuria tidak

terjadi

        Rasa terbakar

tidak ada.

        Dorongan

ingin

berkemih

terus

berkurang.

Awasi pemasukan dan

pengeluaran serta karakteristik

urine

Tentukan pola berkemih

normal.

Dorong meningkatkan

pemasukan cairan

Catat adanya pengeluaran dalam

urinek/p kirim ke lab untuk

dianalisa.

Observasi keluhan kandung

kemih,palpasi dan perhatikan

output,dan edema.

Obserevasi perubahan status

mental.,prilaku atau tingkat

kesadaran.

Evaluasi fungsi ginjal

dgn.memerhatikan

tanda-tanda

komplikasimisalnya

infeksi,atau

perdarahan.

Kalkulus

dpt.menyebabkan

eksitabiliats

saraf,yg.menyebabka

n kebutuhan sensasi

berkemih .segera.

Membilas

bakteri,darah.dan

debris,membantu

lewatnya batu.

Identifikasi tipe

batudan alternatif

terapi

Retensi

urine,menyebabkan

distensi

jaringan.,potensial

resiko infeksi dan

Page 15: Materi Keperawatan

Kolaborasi ;

Monitoring

pem.Lab,BUN.kreatinin

Ambil urine untuk kultur dan

sensitivitas

Berikan obat sesuai dgn

program;

        diamox, alupurinol

        Esidrix, Higroton

        Amonium

Klorida,Kalium,,atau

Natrium,fosfat,.

        Agen antigon, (Ziloprim)

        Antibiotik

        Nabic

        Asam Askorbat

GGK.

Ketidakseimbangan

elektrolit dpt.menjadi

toksik pada SSP.

Peninggian

BUN,indikasi

disfungsi ginjal.

Evaluasi adanya

ISK.atau penyebab

komplikasi.

Meningkatkan

pH.urine menurunkan

pembentukan batu

asam.

Mencegah stasis urine

Menurunkan

pembentukan batu

fosfat

Page 16: Materi Keperawatan

        Pertahankan patensi kateter.

Irigasi dgn. Asam atau larutan

alkalin.

Menurunkan produksi

asam urat

Adanya ISK

potensuial

pembentukan batu.

Mencegah

pembentukan

beberapa kalkuli.

Mencegah

berulangnya

pembentukan batu

alkalin.

Mencegah retensi,dan

komplikasi.

Mengubah pH.urine

mencegah

pembentukan batu.

3. Resiko tinggi

kekurangan volume

cairan b/d mual,

muntah, diuresis

pasca obstruksi.

Keseimbanga

n cairan

adekuat

Kriteria :

        Intake dan

output

Catat insiden muntah,ÿÿÿÿÿÿ,

ÿÿrhatikan karakteristik, dan

frekÿÿnsi.

Tingkatkan pemasukan cairan

3-4 lt / hari dalam toleransi

jantung.

Mengesampingkan 

kejadian abdominal

lain.

Mempertahankan

Page 17: Materi Keperawatan

seimbang

        Tanda vital

stabil (TD

120/80

mmHg. Nadi

60-100,

RR16-20,

suhu 36.5°-

37°C)

        -Membran

mukosa

lembab

        Turgor kulit

baik.

Awasi tanda vital, evaluasi nadi,

turgor kulit dan membran

mukosa.

Timbang berat badan tiap hari

Kolaborasi:

Awasi Hb,Ht,elektrolit,

Berikan cairan IV

Berikan diet tepat,cairan

jernih,makanan lembut s/d

toleransi

Berikan obat s/d indikasi

antiemetik,(misal compazin )

keseimbangan cairan

dan homeostasis.

Penurunan

LFG.merangasang

produksi renin, yg.

Bekerja

meningktakan TD.

Peningkatan BB.yang

cepat,waspada retensi

Mengkaji hidrasi,

kebutuhan

intervensdi.

Mempertahankan

volume sirkulasi

Mempertahnakan

keseimbangan

nutruisi.

Menurunkan mual

muntah