materi ilmu hadis uts

Upload: negeri-diatas-awan

Post on 20-Jul-2015

207 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Ilmu HadisZusiana Elly Triantini,SHI, MSI Click to edit Master subtitle style

5/4/12

Apa Itu Ilmu Hadits ?

Ilmu yang berpautan dengan Hadits Hadits :

Secara etimologi berarti baru, cerita, kisah, perkataan atau peristiwa Secara terminologis berarti segala sesuatu yang disandarkan pada Nabi SAW yang berupa ucapan, perbuatan, atau taqrir (sesuatu yang dibiarkan dipersilahkan dan disetujui secara 5/4/12 diam-diam) sifat-sifat dan perilaku

Obyek Kajian Ilmu Hadits

Dirayah

Yaitu, ilmu yang mengkaji pengutipan secara cermat dan akurat segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi SAW., baik berupa sabda, perbuatan, taqrir, sifat-sifat fisik dan non-fisik

Riwayah

Yaitu, ilmu yang darinya dapat 5/4/12 diketahhui hakikat riwayat, syarat-

Padanan Kata Sunnah

Etimologis Jalan

Terminologis Segala yang disandarkan dari Nabi SAW, baik berupa perkataan, perbuatan, maupun taqrir, pengajaran, sifat, perilaku, perjalanan hidup Nabi SAW. Baik yang diceritakan atau tidak diceritakan Segala sesuatu yang disandarkan pada Nabi SAW yang berupa ucapan, perbuatan, atau taqrir (sesuatu yang dibiarkan dipersilahkan dan disetujui secara diam-diam) sifat-sifat dan perilaku yang terjadi sebelum menjadi Nabi atau sesudahnya. Berita atau warta dari Nabi SAW, maupun dari sahabat ataupun dari tabiin Berita atau warta dari Nabi SAW, maupun dari sahabat ataupun dari tabiin (perbedaan dipisahkan antara Nabi, Sahabat dan Tabiin)

Hadits

baru, cerita, kisah, perkataan atau peristiwa

Khabar

Berita , warta

Atsar

Bekasan sesuatu, atau sisa sesuatu

5/4/12

Cabang-Cabang Ilmu Hadits

Ilmu Rijal al Hadits : Ilmu yang membahas para perawi hadits, baik dari sahabat, dari tabiin, maupun dari angkatan-angkatan sesudahnya. Ilmu Jarh wa at tadil : Ilmu yang menerangkan tentang hal cacatcacat yang dihadapkan para perawi hadits dan tentang pentadilannya 5/4/12 (memandang adil para perawi)

Ilmu Fann al Mubhamat : ilmu yang mengetahui nama orang-orang yang tidak disebut di dalam matan atau di dalam sanad. Ilmu Tashhif wa at Tahrif : ilmu yang menerangkan hadits-hadits yang sudah diubah titiknya. Ilmu Ilal al Hadits : ilmu yang

5/4/12

Ilmu Gharib al Hadits : ilmu yang menerangkan makna kalimat yang terdapat dalam matan hadits yang sukar diketahui maknanya dan yang kurang terpakai oleh umum. Ilmu Nasikh wal Mansukh : ilmu yang menerangkan hadits-hadits yang sudah dimansukhkan dan yang menasikhkannya. 5/4/12

Ilmu Asbab Wurud al Hadits : ilmu yang menerangkan sebab-sebab nabi menuturkan sabdanya dan masamasa Nabi menuturkan itu. Ilmu Talfiq al Hadist : ilmu yang membahas tentang cara-cara mengumpulkan antara hadits-hadits yang berlawanan zhahirnya5/4/12

Ilmu Takhrij al Hadits : Ilmu yang menerangkan pencarian perawi dan derajat suatu hadits yang tidak diterangkan. Ilmu Musthalah al Hadits : ilmu yang menerangkan pengertian-pengertian (istilah-istilah yang dipakai oleh ahli hadits)5/4/12

Perbedaan

Al Quran

Wahyu yang lafal dan maknanya dari Allah SWT dan diturunkan melalui perantara malaikat Jiblril.

Hadits Qudsi

Wahyu yang lafalnya dari Rasul, sedang maknanya dari Allah, diturunkan dengan jalan ilham, dan mimpi.5/4/12

Periodesasi Perkembangan Hadits Click to edit Master subtitle style

5/4/12

Hadits Pada Periode Pertama (Masa Rasulullah 13 SH-11 H) Masa pertumbuhan ataupembentukan hadits

Seluruh perbuatan, ucapan dan tutur kata, gerak gerik menjadi sasaran para sahabat untuk dijadikan pedoman hidup.

Cara para sahabat memperoleh hadits

Mendatangi Nabi, mengajarkan 5/4/12 kepada kawan2nya, mengutus

Para sahabat yang banyak menerima Hadits dari Nabi Yang mula-mula masuk Islam yang dinamai as-sabiqun al awwalun seperti Khulafa empat dan Abdullah bin Masud Yang selalu berada di samping Nabi SAW dan bersungguh-sungguh menghafalnya, seperti Abu Hurairah dan Abdullah Ibn Amr bin Ash (mencatat) Yang hidupnya sesudah Nabi SAW.

1.

2.

3.

5/4/12

Sebab-sebab hadits tidak ditulis pada masa Nabi SAW Orang Arab lebih kuat perpegang kepada hafalan dan tidak banyak yang pandai menulis (pada saat itu) Minimnya peralatan yang dapat digunakan sebagai media untuk menulis. Dikhawatirkan akan bercampurnya Al Quran dengan Hadits Para sahabat lebih terkonsentrasi

1.

2.

3.

5/4/12

4.

Hadist Pada Periode Kedua (Masa Khulafa ar Rasyidin) 12H- 40H Masa pengembangan ataupenggalian hadits

Pada masa ini muncul berbagai persoalan baru sepeninggal Rasulullah SAW, yang menjadikan para sahabat bergerilnya untuk melakukan penggalian hadits dari para sahabat.1.

Masa Abu Bakar dan Umar

Hadits belum bersifat sebagai 5/4/12 sesuatu yang wajib dipelajari (belum

Cara-cara para sahabat meriwayatkan hadits 1. Dengan menggunakan lafal asli 2. Dengan maknanya saja

Sebab-sebab para sahabat tidak membukukan dan mengumpulkan dalam sebuah buku

1. Hadits telah tersebar di masyarakat dan masih banyak yang tersembunyi hafalannya5/4/12 2. Lafal-lafal sunnah itu masih

Hadits Pada Periode Ke tiga (Masa Sahabat Kecil dan Tabiin Besar) 41H Akhir Abad Pertama Masa Penghimpunan, Keseimbangandan Meluas periwayatan hadits

Para sahabat mulai mencari, menghafal hadits serta menyebarkan ke masyarakat.

Tokoh-tokoh bendaharawan haditsv

Abu Hurairah Aisyah Ibn malik

v

5/4/12 v Anas

Pusat-pusat hadits Madinah : Abu Bakar, Umar , Ali, Abu Hurairah, Aisyah, Ibnu Umar, Jabir Ibn Abdilah Abu said al Khudry dkk Makkah : Ibnu Abbas, Muadz Kuffah : Abdullah Ibn Masud, Said Ibn Abi Waqqash, Said ibn Zaid, Salman Al Farisy dkk Bashrah : Anas ibn Malik, Utbah, Imran Ibn Husain, Abu Barzah dkk Syam : Muadz ibn jabal, Ubadah

1.

2. 3.

4.

5/4/125.

Mulai timbul pemalsuan hadits

Akhir masa Utsman umat Islam pecah manjadi 3 golongan 1. Golongan Syiah (pengikut Ali bin Abi Thalib) 2. Khawarij (yang menentang Ali dan Muawiyah) 3. Jumhur (golongan pro pemerintah) Karena kepentingan politik mereka menciptakan hadits hadits palsu 5/4/12 (baru) untuk kepentingan masing-

empat (Masa Pengumpulan dan Pembukuan Hadits) Permulaan Abad ke 2 - Akhir Pada masa pemerintahan Umar binAbdul Aziz dikarenakan telah meninggalnya beberapa perawi hadits maka dihimpunlah beberapa hadits dari para sahabat. Meski demikian hadits pada masa ini belum dipisahkan antara yang marfu, mauquf, maupun yang maqthu5/4/12

Kitab-kitab hadits pada masa ini Al Muwaththa , Imam Malik (95 H 179 H) Al Maghazi wa as Siyar, Muhammad ibn Ishaq (150 H) Al Jami, Abd ar Razzaq ashShanany (211 H) Al Mushannaf, Subah Ibn hajjaj (160 H)

1.

2.

3.

4.

5.

Al Mushannaf, sufyan Ibn Uyainah (198 H) 5/4/12

Semakin luasnya pemalsuan hadits dikarenakan propaganda-propaganda politik untuk perebutan kedudukan kekhalifahan, yang pada saat itu, Abbasiyah berkepentingan menumbangkan rezim Amawiyah. Begitu juga sebaliknya. Maka semakin banyak hadits2 baru untuk melegitimasi kepentingan mereka5/4/12

Hadits Pada Periode Kelima (Masa Pendiwanan dan Penyusunan) awal abad ke tiga hingga akhir

5/4/12

Mulai dilakukan pengelompokkan hadits berdasarkan pada siapa yang menyampaikan khabar tersebut, dalam arti memisahkan hadits marfu (disandarkan kepada Nabi SAW), kemudian hadits mauquf (disandarkan kepada sahabat), dan hadits maqthu (disandarkan kepada

Upaya penyaringan hadits sehingga tersusun dengan rapi sesuai dengan tingkatan atau derajat hadits (shahih, hasan, dhaif, maudhu)

Upaya pemeliharaan hadits dengan jalan menyusun kaidah-kaidah, ushul-ushul, syarat penerimaan riwayat, syarat penolakan riwayat, dan kaidah yang dipegangi untuk 5/4/12 menentukan hadits-hadits maudhu

Kitab-kitab hadits pada masa ini Kitab-kitab Shahih (penyusunannya hanya memasukkan hadits2 yang shahih saja)

Ex :Al Jami Ash Shahih Al Bukhary, Al Jami Ash Shahih Muslim > disusun secara mushannaf

Kitab-kitab Sunan ( penyusunannya tidak memasukkan hadits yang mungkar )5/4/12

Ex : As Sunan An Nasay, As Sunan

Mutaqaddimin

Ulama hadits pada abad ke 2 dan ke 3 yang mengumpulkan hadits semata-mata berpegang pada usaha sendiri dengan menemui para penghafalnya yang tersebar di seluruh pelosok dan penjuru negara Arab, Persia dll. Al Bukhary, Muslim, Ahmad, Sufyan ats Tsaury dan ishaq ibn Rahawaih diberi gelar Amir al Muminin fi al 5/4/12

Mutaakhirin

Hadits dalam periode keenam Awal abad IV H 656 H

Ulama abad ke 4 dan seterusnya yang mengumpulkan hadits dari hasil petikan atau nukilan dari kitab-kitab mutaqaddimin, dan sangat sedikit yang melakukan dengan melawat atau mencari dari sahabat.

Ad Daruquthny : Amir al Muminin fi al Hadits5/4/12

Penyusunan kitab-kitab secara tematis Penyusunan hadits-hadits shahih yang tidak terdapat dalam kitabkitab shahih abad ke 3 H. Memperbaiki susunan kitab hadist

5/4/12

Kitab-kitab yang termashur pada abad ini v v v v v

Abad 4 As Sunan, Ad Daraquthny Al Mujam Ash Shagir, Ath Thabrany Al Mushannaf, Ath Thahawy Al Musnad, al Khawarizmy Abad 5 As Sunan al Kubra, Imam al Baihaqy As Sunan as Sugra, Imam al Baihaqy

v 5/4/12

v

Abad ke 6 Al Jami baina As shahihain, Muhammad Ibn Ishaq al Asybily Mashabih ash Sunnah, Imam Husain Ibn Masud al Baghawy Dll Tokoh-tokoh hadits pada masa ini Ibnu Khuzaimah, Al Hakim, Ibnu Hibban, ad Daruquthny, Ath Thabrany, Ath Thahawy dll

v

v

v

5/4/12

India dan Mesir memegang peranan penting sejak Bagdad diserang Hulagu Khan Ulama hadits melakukan beberapa hal : Menertibkan isi kitab-kitab hadits Menyaring dan menyusun kitab-kitab takhrij5/4/12

Hadits dalam Periode ke tujuh 656 H sekarang

Membuat kitab-kitab jami yang

Kitab-kitab pada abad ini

Riyadh Ash Shalihin, Imam An Nawawy Al Arbain, Imam An Nawawy Bulugh al Maram, Al Asqalany Al Jami Ash Shogir min Ahadits al basyir an Nadzir, as Sayuti dll5/4/12

Sejarah Hadits MaudhuClick to edit Master subtitle style

5/4/12

Sesutu yang dinisbatkan kepada Rasullullah SAW secara mengada-ada dan dusta, yang tidak beliau sabdakan, beliau kerjakan ataupun beliau taqrirkan (hadits yang dibuat-buat)

5/4/12

Bagaimana mengetahui hadits maudhu?

Dilihat dari Sanadnya Perawi itu terkenal dusta (seorang pendusta) dan haditsnya tidak diriwayatkan oleh orang yang dapat dipercaya Adanya pengakuan perawi akan kedustaannya Menurut sejarah mereka tidak mungkin bertemu

1.

2.

3.

5/4/12

Dilihat dari segi matannya Kejanggalan redaksi yang diriwayatkan. Kekacauan maknanya Bertentangan dengan teks-teks Al Quran, as Sunnah ataupun ijma Tidak sejalan dengan sejarah yang telah terkenal di masa Nabi SAW

1.

2. 3.

4.

5.

Kesejalanan suatu hadits terhadap aliran yang dianut oleh perawinya 5/4/12 yang fanatik.

Sebab-sebab Pemalsuan Hadits

Perselisihan Politik Negara Islam telah berhasil meruntuhkan 2 negara Adikuasa (Kisra dan Qaishar) zandaqah (rasa dendam atas kebangkitan umat Islam) Perbedaan Ras dan Fanatisme Suku, Negara dan Imam- Ashbiyah Keinginan menarik minat para 5/4/12 pendengar dengan kisah-kisah

Para Pemalsu Hadits v

Syiah Sekte Rafidhah (syiah) : 300.000 hadits palsu Muhammad Ibn Hanifah Zaid Bin Ali (dkk) Khawarij Tidak memalsukan hadits Muawiyah 5/4/12

v v v

Prof. Muhammad Zuhri, mengidentifikasi orang-orang yang terkenal sebagai pemalsu hadis, diantaranya ; Abban ibn Jafar alNumairi, Ibrahim ibn Zaid al-Aslami, Jabir ibn Yazid al-Jafi, Muhammad ibn Syuja al-Laitsi, Nuh ibn Abi Maryam, Al-Harits ibn Abdillah al-Awar, Ahmad ibn Abdullah al-Juwaibari.

5/4/12

Golongan-golongan yang Memalsukan Hadits

Zanadiqah (orang-orang zindiq) Penganut-penganut bidah Orang-orang yang dipengaruhi fanatik kepartaian Orang-orang yang dipengaruhi fanatik madzhab Para ahli dongeng Para ahli tasawuf zuhhad yang keliru5/4/12

Upaya Melawan Hadits Palsu

Berpegang pada sanad Meningkatkan semangat ilmiah dan ketelitian dalam meriwayatkan hadits Para Ulama memerangi para pendusta dan tukang cerita Menjelaskan hal ihwal para perawi Meletakkan kaidah-kaidah untuk mengetahui hadits maudhu5/4/12

Karya-karya Populer Hadits Maudhu

Tadzkirah al Muadhuat Abu al Fadl Al Maudhu at al Kubra Abu al faraj Al Laaliy al Mashnuah fi al Ahadits al maudhu Jalaluddin as Suyuthiy dll

5/4/12

BIL-LAFDZI dan BIL-MANAClick to edit Master subtitle style

5/4/12

Pengetahuan Sebelumnya

Sebelum lebih jauh membahas tentang periwayatan hadist bil lafdzi dan bil mana terlebih dahulu kita akan membahas tentang Tahammul dan ada al hadits .

5/4/12

Tahamul dan Ada al Hadits

Tahamul hadits adalah kegiatan mengambil hadits dari seorang guru dengan cara tertentu Ada al hadits adalah kegiatan menyampaikan dan meriwayatkan hadits tersebut

5/4/12

Metode Tahamul hadits

As Sima : seorang guru membaca hadits baik dari hafalan atau dari kitabnya dan majelis mendengarkannya Al Qiraah Ala Asy Syeikh : membaca hadits di hadapan guru (terkenal dengan setoran) Al Ijazah : sertifikasi atua rekomendasi5/4/12

Al Munawalah : seorang guru atau

Ilam Asy Syaikh : seorang guru atau syaikh memberitahukan kepada muridnya bahwa hadits tertentu atau kitab tertentu merupakan bagian dari riwayat-riwayat miliknya dan telah didengarnya atau diambilnya dari seseorang Al Mukatabah : seorang guru menulis dengan tangannya sendiri atau melalui orang lain yang kemudian 5/4/12

Bil Lafdzi

Riwayah Bil Lafdzi adalah meriwayatkan hadits sesuai dengan ucapan yang mereka terima dari Nabi saw dan mereka hafal benar kata per kata ucapan dari Nabi tersebut.

5/4/12

Biasanya diiringi dengan ciri-ciri1. (Saya mendengar Rasulullah saw) 2. (Menceritakan kepadaku Rasulullah saw) 3. (Mengkhabarkan kepadaku Rasulullah saw) 4. (Saya melihat Rasulullah saw berbuat) 5/4/12

BIL-MANA

Riwayah bil mana adalah meriwayatkan hadits dengan maknanya saja sedangkan redaksinya disusun sendiri oleh orang yang meriwayatkan. Atau dengan kata lain apa yang diucapkan oleh Rasulullah hanya dipahami maksudnya saja, lalu disampaikan oleh para sahabat dengan lafadz atau susunan redaksi mereka sendiri.5/4/12

Sebab-sebab

Hal ini dikarenakan para sahabat tidak sama daya ingatannya, ada yang kuat dan ada pula yang lemah. Di samping itu kemungkinan masanya sudah lama, sehingga yang masih ingat hanya maksudnya sementara apa yang diucapkan Nabi sudah tidak diingatnya lagi. Hadits tersebut belum terkodifikasi5/4/12

Pro Kontra KebolehannyaSecara lebih terperinci dapat dikatakan bahwa meriwayatkan hadits dengan maknanya itu sebagai berikut: 1. Tidak diperbolehkan, pendapat segolongan ahli hadits, ahli fiqh dan ushuliyyin. 2. Diperbolehkan, dengan syarat yang diriwayatkan itu bukan hadits marfu. 3. Diperbolehkan, baik hadits itu marfu atau bukan asal diyakini bahwa 5/4/12 hadits itu tidak menyalahi lafadz yang