materi iii jan-2013

102
1 MATERI INTI III DIREKTORAT BINA GIZI KEMENTERIAN KESEHATAN RI 10 LANGKAH TATALAKSANA 10 LANGKAH TATALAKSANA ANAK GIZI BURUK ANAK GIZI BURUK

Upload: zufar-hilmy-pratyaksa

Post on 30-Jun-2015

1.170 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: Materi iii jan-2013

1

MATERI INTI III

DIREKTORAT BINA GIZI KEMENTERIAN KESEHATAN RI

10 LANGKAH 10 LANGKAH TATALAKSANATATALAKSANA

ANAK GIZI BURUKANAK GIZI BURUK

Page 2: Materi iii jan-2013

TUJUAN PEMBELAJARAN• Tujuan Umum: Pada akhir sesi ini peserta mampu menerapkan tindakan 10 (sepuluh) langkah Tatalaksana Anak Gizi Buruk

•Tujuan Khusus: Pada akhir sesi peserta mampu 1. Menjelaskan tatacara pemeriksaan anak gizi buruk 2. Menjelaskan 4 (empat) fase perawatan dan pengobatan anak gizi buruk 3. Melakukan tindakan 10 (sepuluh) langkah Tatalaksana Anak Gizi Buruk 4. Menerapkan tindakan dan pengobatan penyakit penyerta/penyulit

Page 3: Materi iii jan-2013

3

POKOK BAHASAN

1. Tatacara pemeriksaan anak gizi buruk

2. 4 (empat) fase pada perawatan dan pengobatan anak gizi buruk3.10 (sepuluh) langkah Tatalaksana

Anak Gizi Buruk4.Tindakan dan pengobatan penyakit penyerta/penyulit

Page 4: Materi iii jan-2013

4

POKOK BAHASAN 1

TATA CARA PEMERIKSAAN TATA CARA PEMERIKSAAN

ANAK GIZI BURUKANAK GIZI BURUK

Page 5: Materi iii jan-2013

5

• Menegakkan Diagnosis:

- Anamnesis (penyakit & gizi) anamnesis awal anamnesis lanjutan

- Pemeriksaan fisik (klinis dan antropometri) pemeriksaan fisik awal pemeriksaan fisik lanjutan

- Pemeriksaan laboratorium/radiologi

- Analisis diet dan makanan

TATA CARA PEMERIKSAAN

ANAK GIZI BURUK

Page 6: Materi iii jan-2013

6

TATA CARA PEMERIKSAAN ANAK GIZI BURUK

(lanjutan….) ● Anamnesis awal:

Untuk mengetahui adanya tanda bahaya dan tanda penting: - syok/renjatan - letargis - muntah dan atau diare atau dehidrasi

Page 7: Materi iii jan-2013

7

TATA CARA PEMERIKSAAN ANAK GIZI BURUK

(lanjutan….)• Anamnesis lanjutan:

Untuk mengetahui faktor yang menyebabkan terjadinya gizi buruk:

- riwayat kehamilan & kelahiran - riwayat pemberian makan - riwayat imunisasi & pemberian vit. A - riwayat penyakit penyerta/penyulit - riwayat tumbuh kembang - penyebab kematian pada saudara kandung - status sosial, ekonomi dan budaya keluarga

Page 8: Materi iii jan-2013

8

TATA CARA PEMERIKSAAN ANAK GIZI BURUK

(lanjutan…..)

Pemeriksaan fisik awal:

untuk mengetahui adanya kedaruratan medis

- gangguan sirkulasi/syok - gangguan kesadaran - dehidrasi - hipoglikemi - hipotermi

Page 9: Materi iii jan-2013

9

TATA CARA PEMERIKSAAN ANAK GIZI BURUK (lanjutan….))

Pemeriksaan fisik lanjutan:

- Pengukuran dan penilaian antropometri - Tanda klinis gizi buruk - Tanda defisiensi vitamin A pada mata dan mikronutrien lain - Tanda dan gejala klinis penyakit penyerta/ penyulit

Page 10: Materi iii jan-2013

10

TATA CARA PEMERIKSAAN ANAK GIZI BURUK (lanjutan….)

Pemeriksaan Laboratorium/Radiologi:

- Gula darah - Hemoglobin dan hematokrit- urine rutin- foto thoraks

Analisis diet:

- kuantitas asupan makanan (Food recall)- kualitas asupan makanan (Food

frequency)

Page 11: Materi iii jan-2013

11

LATIHAN 1

Rudi (laki-laki) umur 1 tahun, BB 5 kg, PB 69 cm, datang ke Posyandu dan dirujuk ke Puskesmas. Rudi baru datang berobat ke Puskesmas 3 hari kemudian dengan keluhan diare.

a. Apa status gizi anak ini?b. Apakah anak perlu dirawat inap di Puskesmas?c. Jelaskan tatacara pemeriksaan anak ini?

Page 12: Materi iii jan-2013

12

POKOK BAHASAN 2

4 (EMPAT) FASE 4 (EMPAT) FASE PERAWATAN DAN PERAWATAN DAN

PENGOBATAN ANAK GIZI PENGOBATAN ANAK GIZI BURUKBURUK

Page 13: Materi iii jan-2013

13

4 (EMPAT) FASE PERAWATAN DAN PENGOBATAN ANAK GIZI

BURUK

1. Fase Stabilisasi

2. Fase Transisi

3. Fase Rehabilitasi

4. Fase Tindak lanjut

Page 14: Materi iii jan-2013

14

4 (EMPAT) FASE PADA PERAWATAN DAN PENGOBATAN ANAK GIZI

BURUK• Fase Stabilisasi:

Fase awal tindakan segera menstabilkan kondisi klinis anak - atasi kedaruratan medis - pemberian formula khusus (F75): energi : 80-100 kkal/kgBB/hari protein: 1-1,5 g/kgBB/hari cairan : 130 ml/kgBB/hari (tanpa edema, edema +, ++) 100 ml/kgBB/hari (dengan edema) Hati-hati kelebihan cairan/overload gagal jantung Umumnya berlangsung 1 – 2 hari

Page 15: Materi iii jan-2013

15

4 (EMPAT) FASE PADA PERAWATAN …. (lanjutan)

• Fase Transisi:

- Masa peralihan dari stabilisasi ke rehabilitasi - Memberi kesempatan tubuh beradaptasi terhadap pemberian energi dan protein yang lebih tinggi bertahap: energi : 100-150 kkal/kgBB/hari protein: 2-3 g/kgBB/hari cairan sesuai kebutuhan F 75 F100 Hati-hati kelebihan cairan/overload gagal jantung Umumnya berlangsung 5 -7 hari

Page 16: Materi iii jan-2013

16

4 (EMPAT) FASE PADA PERAWATAN ….(lanjutan ….)

• Fase Rehabilitasi:

- Fase tumbuh kejar: memulihkan jaringan tubuh yang hilang - Energi dan protein ditingkatkan sesuai kemampuan energi : 150-220 kkal/kgBB/hari protein: 4-6 g/kgBB/hari cairan sesuai kebutuhan F100, bertahap ditambah makanan sesuai BB anak - Evaluasi kenaikan berat badan: minimal 5 g/kgBB/hari atau 50 g/kgBB/minggu - Berlangsung 2-4 minggu

Page 17: Materi iii jan-2013

17

4 (EMPAT) FASE PADA PERAWATAN …. (lanjutan ….)

• Fase Tindak lanjut:

Setelah anak pulang dari rawat inap: - teruskan pemberian makanan tumbuh kejar - kontrol teratur: > setiap minggu pada bulan pertama > setiap 2 minggu pada bulan kedua > selanjutnya setiap bulan - lanjutkan/lengkapi imunisasi dan vitamin A - lanjutkan pengobatan penyakit penyerta Ibu diberi konseling gizi Berlangsung sampai 4 - 5 bulan

Page 18: Materi iii jan-2013

18

POKOK BAHASAN 3

10 (SEPULUH) LANGKAH10 (SEPULUH) LANGKAH

TATALAKSANA ANAK GIZI TATALAKSANA ANAK GIZI BBURUKURUK

Page 19: Materi iii jan-2013

10 (Sepuluh) Langkah Tatalaksana Anak Gizi Buruk

19

No Tindakan Stabilisasi Transisi Rehabilitasi Tindak lanjut H 1-2 H 3- 7 mg 2-6 mg 7-26

1. Mencegah dan mengatasi hipoglikemia

2. Mencegah dan mengatasi hipotermia

3. Mencegah dan mengatasi dehidrasi

4. Memperbaiki gangguan keseimbangan elektrolit

5. Mengobati infeksi

6. Memperbaiki kekurangan tanpa Fe + Fe zat gizi mikro

7. Memberikan makanan utk stab & trans

8. Memberikan makanan utk tumb.kejar

9. Memberikan stimulasi utk tumb.kembang

10. mempersiapkan utk tindak lanjut di rumah

Page 20: Materi iii jan-2013

20

LANGKAH 1

MENCEGAH DAN MENCEGAH DAN MENGATASI MENGATASI

HIPOGLIKEMIAHIPOGLIKEMIA

Page 21: Materi iii jan-2013

21

HIPOGLIKEMIA

• Kadar glukosa darah yang sangat rendah

(< 3 mmol/liter atau < 54 mg/dl)

• Biasanya terjadi bersamaan dengan hipotermia• Tanda lain: letargis, nadi lemah, kehilangan kesadaran

• Gejala hipoglikemia berupa berkeringat dan pucat sangat jarang dijumpai pada anak gizi buruk

Page 22: Materi iii jan-2013

22

HIPOGLIKEMIA (lanjutan…)HIPOGLIKEMIA (lanjutan…)

Kematian karena hipoglikemia, kadang-kadang hanya didahului dengan mengantuk

Bila tidak ada fasilitas pemeriksaan kadar glukosa darah, setiap anak gizi buruk dianggap mengalami hipoglikemia segera rawat/tangani sesuai tatalaksana hipoglikemia

Page 23: Materi iii jan-2013

23

CARA MENGATASI CARA MENGATASI HIPOGLIKEMIA HIPOGLIKEMIA

TANDA CARA MENGATASI

SADAR(TIDAK

LETARGIS)

Berikan larutan Glukosa 10% atau larutan gula pasir 10%*) secara oral/NGT (bolus) sebanyak 50 ml

TIDAK SADAR (LETARGIS)

Berikan Larutan Glukosa 10% iv (bolus) 5 ml/kgBB Selanjutnya berikan larutan Glukosa 10% atau larutan gula pasir 10% secara oral atau NGT (bolus) sebanyak 50 ml

*) 5 gram gula pasir (= 1 sendok teh munjung)+ air matang s/d

50 ml

Page 24: Materi iii jan-2013

24

LANGKAH 2

MENCEGAH DAN MENCEGAH DAN MENGATASI HIPOTERMIA MENGATASI HIPOTERMIA

Page 25: Materi iii jan-2013

25

HIPOTERMIAHIPOTERMIA

Suhu aksiler < 36,0 C (ukur selama 5 menit)

Biasanya terjadi bersama-sama dgn hipoglikemia Hipotermia + hipoglikemia: tanda adanya infeksi sistemik serius terapi u/ ketiganya (hipotermia + hipoglikemia + infeksi)

Cadangan energi anak gizi buruk sangat terbatas tidak mampu memproduksi panas untuk mempertahankan suhu tubuh

Page 26: Materi iii jan-2013

Cara mencegah dan mengatasi Hipotermia

Suhu tubuh 36 – 37 ºC

Suhu tubuh < 36 ºC (hipotermia)

1. Tutuplah tubuh anak termasuk

kepalanya dan diselimuti.2. Hindari adanya hembusan

angin dan pertahankan suhu ruangan 28–30C.

3. Jangan biarkan tanpa baju terlalu lama saat

pemeriksaan dan penimbangan4. Segeralah ganti baju atau perlengkapan tidur yang

basah.5. Segera keringkan badan

setelah mandi.6. Tangan yang merawat

jangan dingin.

1. Pemanasan aktif: - Cara “kanguru”: kontak

langsung kulit ibu dan kulit anak. - Lampu: diletakkan 50 cm dari tubuh anak. Jangan gunakan botol air panas

untuk menghangati anak kulit

terbakar. - Selimut yang dipanaskan. 2. Ganti baju atau perlengkapan tidur

yang basah. 3. Pastikan seluruh tubuh sampai kepala tertutup pakaian dan diselimuti. 4. Pertahankan suhu ruangan sekitar

28-30C dan hindari adanya hembusan angin.

26

Page 27: Materi iii jan-2013

27

LANGKAH 3

MENCEGAH DAN MENCEGAH DAN MENGATASI DEHIDRASIMENGATASI DEHIDRASI

Page 28: Materi iii jan-2013

28

TANDA DEHIDRASI

No TANDA CARA MENENTUKAN

1 Letargis lemas, tidak waspada, tidak tertarikterhadap kejadian sekitar

2 Anak gelisah dan rewel

terutama bila disentuh/dilakukantindakan

3 Tidak ada air mata

Tidak ada air mata saat anak menangis

4 Mata cekung Mata cekung tsb memang spt biasanya ataukah baru beberapa saat timbulnya

5 Mulut dan lidah kering

Raba dengan jari yang kering danbersih untuk menentukan apakah lidahdan mulutnya kering

Page 29: Materi iii jan-2013

29

TANDA DEHIDRASI (lanjutan…)No TANDA CARA MELIHAT DAN MENENTUKAN

6 H a u s Lihat, apakah anak ingin meraih cangkir saat melihat atau diberi minuman. Saat minuman itu disingkirkan atau habis, apakah tampak masih ingin minum lagi?

7 Kembalinya cubitan/

turgor kulit

lambat

Tarik lapisan kulit dan jaringan bawah kulit pelan-pelan. Cubit selama 1 detik dan lepaskan. Jika kulit masih terlipat (belum kembali rata selama > 2 detik) kulit/turgor kulit lambat. (catatan: turgor biasanya lambat pada anak “wasting” walaupun tidak dehidrasi )

8 Kencing terakhir

Bila lebih dari 6 jam dicurigai ada dehidrasi

(Petunjuk Teknis Tatalaksana Anak Gizi Buruk, Buku II)

Page 30: Materi iii jan-2013

30

Mengatasi Dehidrasi

Beri ReSoMal (Rehydration Solution for Malnutrition)

ReSoMal terbuat dari oralit yang diencerkan,gula pasir, larutan elektrolit/mineral mix

Bila larutan elektrolit/mineral mix tidak tersedia, sebagai alternatif atau pengganti ReSoMal dapat dibuat cairan pengganti ReSoMal

Page 31: Materi iii jan-2013

31

ReSoMal: Rehydration Solution for Malnutrition

Oralit: diencerkan 2x untuk menurunkan kadar Na

menghindari terjadinya retensi air, edema dan

gagal jantung

Gula:

menambah energi dan mencegah hipoglikemia

Mineral Mix/larutan elektrolit:

mengatasi kekurangan elektrolit (K, Mg, Cu, zinc)

Page 32: Materi iii jan-2013

32

LANGKAH 4

MEMPERBAIKI GANGGUAN MEMPERBAIKI GANGGUAN KESEIMBANGAN KESEIMBANGAN

ELEKTROLITELEKTROLIT

Page 33: Materi iii jan-2013

MEMPERBAIKI GANGGUAN KESEIMBANGAN

ELEKTROLITAnak Gizi Buruk:

Terjadi gangguan keseimbangan cairan & elektrolit Tubuh anak gizi buruk relatif mengandung kadar natrium (Na) lebih tinggi dan kalium (K) lebih rendah berikan mineral mix yang dicampurkan dalam formula khusus (F75, F 100) dan ReSoMal

Page 34: Materi iii jan-2013

34

LATIHAN 2 (LANJUTAN KASUS RUDI)

Setelah dilakukan pemeriksaan ditemukan tanda-tanda:

Letargis, nadi lemah, keringat dingin dan pucat, suhu aksiler 35,5 0C dan ujung ekstremitas teraba dingin.Didapatkan mata cekung, turgor kulit menurun

a. Tanda bahaya apakah yang anda temukan pada anak ini?

b. Jelaskan tindakan pada masing-masing tanda bahaya diatas !

Page 35: Materi iii jan-2013

35

LANGKAH 5

MENGOBATI INFEKSIMENGOBATI INFEKSI

Page 36: Materi iii jan-2013

36

PETUNJUK PEMBERIAN ANTIBIOTIKA

Tidak ada komplikasi/ infeksi yang jelas

kotrimoksasol/oral/12 jam selama 5 hari

Ada komplikasi

gentamisin iv atau im selama 7 hari

ampisilin iv atau im/6 jam selama 2 hari,

dilanjutkan amoksisilin/8 jam selama 5 hari

Page 37: Materi iii jan-2013

37

PETUNJUK PEMBERIAN ANTIBIOTIKA (lanjutan…..)

Dalam 48 jam tidak membaik kloramfenikol iv atau im/6 jam selama 10 hari

Bila ada infeksi khusus antibiotika khusus sesuai dgn penyakitnya

Page 38: Materi iii jan-2013

38

LANGKAH 6

MEMPERBAIKIMEMPERBAIKI KEKURANGAN KEKURANGAN

ZAT GIZI MIKRO ZAT GIZI MIKRO

Page 39: Materi iii jan-2013

MEMPERBAIKI KEKURANGAN ZAT GIZI MIKRO

Vitamin B (B1, B2, B6, B12) Vitamin C Vitamin A Asam folat Zat Besi/Fe

39

Page 40: Materi iii jan-2013

40

Dosis

Vitamin C BB < 5 kg : 50 mg/hari (1 tablet)BB > 5 kg : 100 mg/hari (2 tablet)

Asam Folat Hari I : 5 mg/hari, selanjutnya 1 mg/hari

Vitamin B kompleks

1 tablet/hari

DOSIS VITAMIN DAN MINERAL UNTUK ANAK UMUR 6 BULAN SAMPAI 5

TAHUN

Page 41: Materi iii jan-2013

41

DOSIS TABLET BESI DAN SIRUP BESI UNTUK ANAK UMUR 6 BULAN SAMPAI 5

TAHUNBENTUK FORMULA Fe D O S I S

TABLET BESI/FOLAT (sulfas ferosus 200 mg

atau 60 mg besi elemental +

0,25 mg as folat)

Bayi usia 6 – < 12 bln 1 x sehari ¼ tab

Anak usia 1– 5thn 1 x sehari ½ tab

SIRUP BESI (sulfas ferosus 150 ml), setiap 5 ml mengandung

30 mg besi elemental10 mg ferosulfat setara

dengan 3 mg besi elemental

Bayi 6 – <12 bulan 1 x sehari 2,5 ml (½ sendok teh)

Anak usia 1–5 thn 1 x sehari 5 ml (1 sendok teh)

(Bagan Tatalaksana Anak Gizi Buruk, Buku I)

Catatan: Fe diberikan setelah minggu ke2 (pada fase rehabilitasi)

Page 42: Materi iii jan-2013

42

JADWAL & DOSIS PEMBERIAN VITAMIN A

Gejala Hari ke –1

Hari ke –2

Hari ke –15

Tidak ada gejala mata atau tidak pernah sakit Campak dlm 3 bulan terakhir

Beri kapsul

dgn dosis sesuai umur

Tdk diberi kapsul

Tdk diberi kapsul

Ada salah satu gejala :Bercak BitotNanah/RadangKornea keruhUlkus korneaPernah sakit Campak dalam 3 bulan terakhir

Beri kapsul dengan dosis sesuai umur

Beri kapsul dengan dosis sesuai umur

Beri kapsul dengan dosis sesuai umur

Page 43: Materi iii jan-2013

43

Umur Dosis

< 6 bulan 50.000 SI (½ kapsul biru)

6 – 11 bulan 100.000 SI (1 kapsul biru)

1 – 5 tahun 200.000 SI (1 kapsul merah)

DOSIS KAPSUL VITAMIN A DOSIS TINGGI UNTUK ANAK UMUR 6 BULAN SAMPAI 5

TAHUN

Page 44: Materi iii jan-2013

44

LANGKAH 7

MEMBERIKAN MAKANAN MEMBERIKAN MAKANAN UNTUK STABILISASI DAN UNTUK STABILISASI DAN

TRANSISITRANSISI

Page 45: Materi iii jan-2013

45

KEBUTUHAN GIZI MENURUT FASE PEMBERIAN MAKAN PADA ANAK GIZI

BURUK

Fase Stabilisasi (F75)

Energi : 80 – 100 Kkal/kgBB/hari Protein : 1 – 1,5 g/kgBB/hari Cairan : 130 ml/kgBB/hari (tanpa edema, edema +, ++) atau 100 ml/kgBB/hari (edema berat +++)

Untuk menstabilkan kondisi anak, bukan untuk menaikkan BB

Page 46: Materi iii jan-2013

46

KEBUTUHAN GIZI MENURUT FASE PEMBERIAN…...(Lanjutan ….)

Fase Transisi (F 100)

Energi : 100 – 150 Kkal/kgBB/hari Protein : 2 – 3 g/kgBB/hari Cairan : 150 ml/kgBB/hari

Umumnya mulai terjadi kenaikan berat badan

Page 47: Materi iii jan-2013

47

MEMBERIKAN MEMBERIKAN MAKANAN MAKANAN

UNTUK UNTUK TUMBUH TUMBUH KEJARKEJAR

LANGKAH 8

Page 48: Materi iii jan-2013

48

KEBUTUHAN GIZI MENURUT FASE PEMBERIAN ……(lanjutan

….)Fase Rehabiltasi (F100 & tambahan makanan)

● F 100: Energi : 150 – 220 Kkal/kgBB/hari Protein : 4 – 6 g/kgBB/hari Cairan : 150 – 200 ml/kgBB/hari

● Ditambah makanan:

- BB < 7 kg makanan bayi/lembik

- BB ≥ 7 kg makanan anak/lunak

Fase Tindak lanjut:

Makanan keluarga + PMT-P (energi 350 kkal & protein 15 g)

Page 49: Materi iii jan-2013

49

LANGKAH 9

MMEMBERIKANEMBERIKAN STIMULASI STIMULASI

UNTUK UNTUK TUMBUH TUMBUH KEMBANGKEMBANG

Page 50: Materi iii jan-2013

50

Memberikan stimulasi untuk tumbuh kembang

Anak gizi buruk keterlambatan perkembangan mental dan perilaku.Stimulasi diberikan secara bertahap dan berkelanjutan sesuai umur anak terhadap empat aspek kemampuan dasar anak: - gerak kasar - gerak halus - bicara dan bahasa - sosialisasi dan kemandirian

Stimulasi terstruktur selama 15 – 30 menit/hari (permainan sederhana contoh ci luk ba atau menggunakan Alat Permainan Edukatif)

Page 51: Materi iii jan-2013

51

HAL-HAL PENTING YANG HARUS DIPERHATIKAN

1. Jangan berikan Fe sebelum minggu ke -2 (Fe diberikan pada fase rehabilitasi)

2. Jangan berikan cairan intra vena, kecuali syok atau dehidrasi berat

3. Jangan berikan protein terlalu tinggi

4. Jangan berikan diuretik pada penderita kwashiorkor

Page 52: Materi iii jan-2013

52

LANGKAH 10

MMEMPERSIAPKAN UNTUKEMPERSIAPKAN UNTUK

TINDAK TINDAK LANJUT LANJUT DIDI RUMAHRUMAH

Page 53: Materi iii jan-2013

53

MEMPERSIAPKAN TINDAK LANJUT DI RUMAH

• Persiapan dilakukan sejak anak dalam perawatan (melibatkan ibu dalam kegiatan merawat anaknya)

• Pola pemberian makan yang baik dan stimulasi harus tetap dilanjutkan di rumah setelah anak dipulangkan

• Anjurkan untuk kontrol teratur setelah pulang: 1x/minggu pada bulan pertama, 1x/2 minggu pada bulan kedua, selanjutnya

1x/bulan sampai 6 bulan atau lebih

• Melengkapi imunisasi dasar ataupun ulangan sesuai program PPI (Program Pengembangan Imunisasi)

Page 54: Materi iii jan-2013

54

KRITERIA PEMULANGAN ANAK GIZI BURUK

Anak dapat dipulangkan bila:

- Edema sudah berkurang atau hilang, anak sadar dan aktif, nafsu makan

baik- BB/TB-PB >-3SD

- Komplikasi sudah teratasi

- Ibu sudah memahami cara merawat anaknya dan mendapat konseling gizi

Page 55: Materi iii jan-2013

55

POKOK BAHASAN 4

TINDAKANTINDAKAN DAN DAN PENGOBATAN PENGOBATAN

PENYAKIT PENYAKIT PENYERTA/PENYULITPENYERTA/PENYULIT

Page 56: Materi iii jan-2013

56

PENYAKIT PENYERTA/PENYULIT

a. Infeksi Saluran Pernapasan (ISPA)/Pneumonia b. Diare Persisten c. Kecacingan d. Tuberkulosis (TB) e. Malaria f. HIV/AIDS g. Gangguan pada mata akibat kekurangan vit. A h. Gangguan pada kulit (dermatosis) i. Anemia

Page 57: Materi iii jan-2013

57

a. Infeksi Saluran Pernapasan Akut(ISPA)/Pneumonia

Infeksi yang mengenai saluran pernapasan mulai dari: hidung, telinga tengah, faring, laring, bronkhi, bronkhioli dan paru.

ISPA dapat berlanjut Pneumonia

Page 58: Materi iii jan-2013

Pneumonia (lanjutan …..)

Keterangan foto:Anak ini menunjukkan gejala tarikan dinding dada (“Chest indrawing”) yang merupakan salah satu tanda pneumonia. Seharusnya dinding dada mengembang ketika anak ini menarik napas, tetapi dinding dadanya justru tertarik ke dalam

(sumber foto: Rencana Kerja Jangka Menengah Nasional Penanggulangan Pneumonia Balita, 2005-2009)

MENGHEMBUSKAN NAPAS

MENARIK NAPAS Saat inilah tddk (tarikan dinding dada

bag.bawah ke dalam) terlihat

Page 59: Materi iii jan-2013

59

Diare Persisten :

diare akut yang berlanjut sampai 14 hari atau lebih

waspadai dehidrasi

Beri ReSoMal (Rehydration Solution for Malnutrition) :

5 -10 ml/kgBB/kali tiap 30 menit untuk 2 jam I 5 -10 ml/kgBB/kali selang-seling dgn F75 tiap 1 jam

sampai rehidrasi tercapai

b. Diare Persisten

Page 60: Materi iii jan-2013

60

Rehidrasi: pemberian cairan tidak secara iv (kecuali Syok)

supaya tidak terjadi overload (gagal jantung dankematian mendadak)

Bila diare berlanjut, pikirkan penyebab lain: Giardiasis metronidasol (5 mg/kgBB/8 jam s/d 5 hari)

HIV?

Diare Persisten (lanjutan..)

Page 61: Materi iii jan-2013

61

TANDA DEHIDRASI:turgor menurun

Cubit selama 1 detik dan lepaskan: Belum balik > 2 detik turgor

(sumber foto: Management of Severe Malnutrition, WHO)

Page 62: Materi iii jan-2013

62

TANDA DEHIDRASI

mata cekung (“Sunken Eye’s”)

(sumber foto: Management of Severe Malnutrition, WHO)

Mata cekung (gizi buruk)

Page 63: Materi iii jan-2013

63

c. Kecacingan

Periksa: Telur cacing dalam tinja (bila memungkinkan)

Tindakan:

Pirantel Pamoat atau preparat anti helmintik lain yang sesuai

Albendazol dosis tunggal (diberikan pada fase transisi)

- Umur 6 bulan-2 tahun: ½ tablet (200 mg)

- Umur > 2 tahun : 1 tablet (400 mg)

Page 64: Materi iii jan-2013

64

Diagnosis TB pada anak dengan kriteria:

1. kontak erat dgn penderita TB yang BTA positif

2. reaksi kemerahan yang cepat (3-7 hari) setelah imunisasi BCG

3. BB menurun tanpa sebab yang jelas, walaupun sudah mendpt intervensi gizi.

4. Sakit dan demam lama atau berulang, tanpa sebab yang jelas

d. Tuberkulosis

Page 65: Materi iii jan-2013

65

5. batuk-batuk > 3 minggu 6. Pembesaran kelenjar limfe superfisialis yang

spesifik7. Skrofuloderma8. Konjungtivitis fliktenularis9. Uji tuberkulin positif (>10 mm)10. Gambaran foto rontgen mendukung TB

Bila ditemukan > 3 positif dari tanda-tanda diatas, dianggap TB

(Sumber: Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis, Depkes RI, 2002)

Tuberkulosis (lanjutan…..)

Page 66: Materi iii jan-2013

66

Tuberkulosis (lanjutan….)

Diagnosis TB pada anak dengan sistem skoring

• Skor > 6 didiagnosis sebagai TB OAT

• Jika ada skrofuloderma TB

• Uji tuberkulin negatif belum tentu anak tidak menderita TB (anergi)

Page 67: Materi iii jan-2013

67

Parameter 0 1 2 3 Skor

Kontak dgn pasien TB

Tidak jelas Lap keluarga, kontak dgn pasien BTA negatif atau

tidak tahu, BTA tdk jelas

BTA positif

Uji tuberkulin

negatif Positif (≥ 10 mm atau ≥ 5 mm pd

keadaan imunosupresi)

Status Gizi Gizi baik,tampak sehat (BB/TB antara - 2SD - + 2SD)

Gizi kurang,Tampak kurus (BB/TB ≥ - 3 SD - <- 2SD)

Gizi buruk, tampak sangat kurus (BB/TB < - 3 SD) dan atau edema pada kedua punggung kaki sampai seluruh tubuh

Tuberkulosis (lanjutan…..)SISTIM SKORING

Page 68: Materi iii jan-2013

68

Parameter 0 1 2 3 Skor

Demam tanpa sebab jelas

≥ 2 minggu

Batuk ≥ 3 minggu

Pembesaran kel limfe, koli, aksila, inguinal

≥ 1 cm, jumlah >1, tidak nyeri

Pembengkakan tulang/sendi, panggul, lutut, falang

Ada pem-bengkakan

Foto toraks Normal/tidak jelas

Sugestif TB

Bila ∑ skor ≥ 6 rujuk ke RS untuk evaluasi lebih lanjut Bila BB anak < 5 kg rujuk ke RS

Tuberkulosis (lanjutan……)SISTIM SKORING (lanjutan ….)

(Sumber: WHO, 2009, Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit)

Page 69: Materi iii jan-2013

69

Penegakan diagnosis dengan sistem skoring

Alur tatalaksana pasien TB pada unit pelayanan kesehatan

dasar:

Terapi TB diteruskan Teruskan terapi TB sambil

mencari penyebabnya

Skor > 6

Beri OAT selama 2 bulan dan dievaluasi

Respon (+)

Respon (-)

Tuberkulosis (lanjutan…..)

Page 70: Materi iii jan-2013

70

• OAT anak minimal 3 macam obat

• Waktu pemberian 6 bulan (setiap hari)

• Dosis sesuai dengan berat badan anak

• Evaluasi klinik: parameter terbaik untuk menilai

keberhasilan pengobatan

Tuberkulosis (lanjutan…..)

Page 71: Materi iii jan-2013

71

JENIS DAN DOSIS OBAT ANTI TUBERKULOSIS (OAT)

JENIS OBAT BB 5 - < 10 kg

BB 10 - < 20 kg

BB 20- 32 kg

Isoniasid (H) 50 mg 100 mg 200 mg

Rifampicin (R) 75 mg 150 mg 300 mg

Pyrazinamid (Z)

150 mg 300 mg 600 mg

Tuberkulosis (lanjutan…..)

Bila BB < 5 kg rujuk ke RS

RHZ (2 bulan setiap hari), dilanjutkan RH (4 bulan setiap hari)

Page 72: Materi iii jan-2013

LATIHAN 3

Ani (perempuan), umur 11 bulan, BB 5 kg, PB 66 cm, datang ke Puskesmas dengan keluhan belum bisa duduk.

Dari anamnesa tidak mendapat ASI eksklusif sejak umur 2 bulan, hanya mendapatkan susu formula saja.

Informasi lanjutan ternyata anak berat badan tidak naik dan sering demam tanpa sebab yang jelas

a. Apa pemeriksaan tambahan yang diperlukan?

b. Apa status gizi anak ini?

c. Apa kemungkinan penyakit penyerta/penyulitnya?

d. Bagaimana pengobatannya ?

Page 73: Materi iii jan-2013

73

Anak gizi buruk yg tinggal di daerah risiko tinggi malaria atau ada riwayat kunjungan ke daerah risiko tinggi malaria dan ditemukan tanda/gejala klinis malaria, perlu pemeriksaan darah malaria (bila memungkinkan). Tanda/gejala klinis malaria sebagai berikut:

- Demam dan menggigil - Sakit kepala- Mual, muntah- Diare- Nyeri otot atau pegal – pegal

Diagnosis malaria pemeriksaan lab (mikroskopik, tes diagnostik cepat), diagnosis pasti: parasit dalam sediaan darah secara mikroskopik.

e. Malaria

Page 74: Materi iii jan-2013

74

Tanda-tanda malaria berat:- Koma (malaria serebral)

- Distres pernapasan - Hipoglikemia (gula darah < 40 mg%)- Anemia berat (Hb < 5 gr % atau Ht < 15 %)- Kejang berulang, lebih dari 2 kali dalam 24 jam- Asidosis metabolik- Kolaps sirkulasi, syok hipovolemia, hipotensi (sistolik < 50 mmHg)- Kelemahan otot (tidak dapat duduk/berjalan) tanpa kelainan neurologik. - Ikterus - Hiperpireksia (suhu rektal > 41 °C)- Hemoglobinuria (blackwater fever)- Perdarahan spontan- Gagal ginjal

Malaria (lanjutan….)

Page 75: Materi iii jan-2013

75

Malaria (lanjutan…..)

Gizi buruk dengan malaria berat (cerebral malaria) segera transfusi dengan packed red cell 10 ml/kgBB/ 3-4 jam, jangan diberi furosemid sebelum transfusi (lihat rencana I, Buku I) dan berikan obat malaria melalui iv.

Pemberian Fe pada malaria harus dilakukan secara hati-hati, anemia pada malaria karena hemolitik (pecahnya sel darah merah). Pemberian Fe parasit malaria makin aktif

Page 76: Materi iii jan-2013

76

f. HIV/AIDS

Gizi buruk sering merupakan manifestasi HIV/AIDS pada anak. Tatalaksana Anak Gizi Buruk dengan HIV/AIDS sesuai panduan tatalaksana gizi buruk pada umumnya.

Anak gizi buruk dengan:- diare melanjut- oral trush (candidiasis oral) serta - tidak mengalami perbaikan dengan

Tatalaksana Anak Gizi Buruk

patut dicurigai menderita HIV/AIDS.

Beri Anti retroviral (ARV) sesuai pedoman HIV/AIDS.

Page 77: Materi iii jan-2013

77

g. Gangguan pada mata Akibat Kekurangan Vitamin A

Klasifikasi Xeroftalmia (WHO/USAID/UNICEF/HKI/IVACG,1996):

Xn : Rabun SenjaX1 A: Xerosis Konjungtiva (kekeringan pd konjungtiva)X1 B: Xerosis Konjungtiva disertai bercak BitotX2 : Xerosis Kornea (kekeringan pada kornea)X3 A: Keratomalasia/ulserasi < 1/3 permukaan korneaX3 B: Keratomalasia/ulserasi ≥ 1/3 permukaan korneaXS : Jaringan parut pada korneaXF : Fundus Xeroftalmia, gambaran seperti cendol

Page 78: Materi iii jan-2013

78

Gangguan pada mata ….(lanjutan….)

Xn (buta senja)

- Terjadi akibat gangguan pada sel batang retina, sulit beradaptasi di ruang yang kurang cahaya

- Penglihatan menurun pada senja hari

Page 79: Materi iii jan-2013
Page 80: Materi iii jan-2013

80

Gangguan pada Mata ……(lanjutan….)

‘Foam-like’ substancesubstance

Hyperpigmentation & wrinkle (X-1b)

Sumber: Deteksi dan Tatalakksana kasus xeropthalmia, Pedoman bagi Tenaga Kesehatan, DepKes RI, 2006

X1B (dengan Bitot’s spot)

Page 81: Materi iii jan-2013

81

Gangguan pada mata ….. (lanjutan……)

Tanda-tanda X2 (xerosis kornea):•Kekeringan meluas sampai kornea•Kornea tampak suram & kering dan permukaan kasar•K.U. anak biasanya buruk (gizi buruk & penyakit penyerta lain)

Kerutan dan hiperpigmentasiSumber: Deteksi dan Tatalakksana kasus xeropthalmia, Pedoman bagi Tenaga Kesehatan, DepKes RI, 2006

Page 82: Materi iii jan-2013
Page 83: Materi iii jan-2013

83

Gangguan pada mata……(lanjutan……)

X3 (keratomalasia): Terdiri dari X3a dan X3b

Tanda-tanda:

- Kornea melunak - Ulkus < 1/3 luas kornea (X3a)

≥ 1/3 luas kornea (X3b)- seringkali disertai tanda-tanda infeksi (conjunctival & cilliary injection)- X3b dapat terjadi perforasi kornea dan

prolaps jaringan/isi bola mata kebutaan

Page 84: Materi iii jan-2013
Page 85: Materi iii jan-2013

85

Gangguan pada mata …… (lanjutan…..)

Ulkus kornea > 1/3

Keratomalacia

Sumber: Deteksi dan Tatalakksana kasus xeropthalmia, Pedoman bagi Tenaga Kesehatan, DepKes RI, 2006

X3 B

Page 86: Materi iii jan-2013

86

Gangguan pada mata …… (lanjutan ……)

Tanda-tanda XS (jaringan parut pada mata):

Kornea mata tampak putih/ bola mata mengecilMeninggalkan bekas luka parut/ sikatrikMenjadi buta & tidak dapat sembuh, walau dioperasi cangkok kornea

Corneal scar

Sumber: Deteksi dan Tatalakksana kasus xeropthalmia, Pedoman bagi Tenaga Kesehatan, DepKes RI, 2006

Page 87: Materi iii jan-2013
Page 88: Materi iii jan-2013

88

Gangguan pada mata …… (lanjutan…..)

JIKA MATA MENGALAMI:

TINDAKAN

Hanya bercak Bitot saja tidak ada gejala mata yang lain

Tidak memerlukan obat tetes mata

Nanah atau peradangan

Berikan tetes mata kloramfenikol atau tetes mata tetrasiklin (1%)

Kekeruhan pada kornea Ulkus pada kornea

Berikan kedua obat tersebut: Tetes mata kloramfenikol/ tetrasiklin(1%) & Tetes mata atropin(1%)

Segera rujuk ke dokter mata (jangan ditambahkan preparat yang

mengandung “kortikosteroid” karena dapat memperberat kelainan pada

mata, serta jangan diberi salep supaya tidak ada perlengketan)

Page 89: Materi iii jan-2013

89

h. Gangguan pada Kulit (Dermatosis)

Hipo/hiperpigmentasi Deskuamasi (mengelupas) Lesi ulserasi eksudatif (menyerupai luka bakar) sering disertai infeksi sekunder (candida)

Tindakan: Kompres dgn lar. KMnO4 0,01% selama 10 menit Salep/krim (Zn dgn minyak kastor/ikan) Usahakan agar daerah perineum tetap kering Defisiensi seng (Zn): beri preparat Zn oral Pengobatan anti jamur (bila perlu)

Page 90: Materi iii jan-2013

90

(sumber foto: Management of Severe Malnutrition, WHO)

Dermatosis

Page 91: Materi iii jan-2013

91

Dermatosis

Sumber: Koleksi foto RSU M. Husein, Palembang

Page 92: Materi iii jan-2013

92

i. Anemia

- Anemia kekurangan zat besi (Fe)- Anemia kekurangan asam folat

Kadar Hb dibawah normal

Kadar Hb normal: 6 bulan – 5 tahun : 11 g/ dl 6 tahun – 11 tahun : 11, 5 g/ dl 12 tahun – 13 tahun : 12 g/ dl

(Sumber: indicators for assessing iron deficiency and strategies for its prevention, WHO, UNICEF, UNU, 1998)

Page 93: Materi iii jan-2013

Tanda-tanda klinis: - Lesu, lemah, letih, lelah, lalai- Daya tahan terhadap penyakit menurun

- Pucat (konjungtiva mata, telapak tangan, bibir, mukosa mulut)

Bila tidak terjadi kenaikan Hb setelah pemberian Fe, perlu dipikirkan penyebab anemia yang lain seperti malaria, cacingan, kelainan genetik (Thalasemia)

Anemia (lanjutan….)

Page 94: Materi iii jan-2013

94

ANEMIA (lanjutan…)

Telapak tangan anak yang menderita anemia terlihat sangat pucat. Bandingkan telapak tangan anak yang menderita anemia dengan telapak tangan orang sehat.

(sumber foto: Management of Severe Malnutrition, WHO)

Page 95: Materi iii jan-2013

95

Page 96: Materi iii jan-2013

96

JAWABAN LATIHAN SOAL

Page 97: Materi iii jan-2013

97

Jawaban Latihan 11

a. Status gizi Rudi Dengan PB 80 cm & BB 5 kg berada

< - 3 SD, Rudi menderita gizi buruk (Lihat tabel Baku Rujukan Penilaian Status Gizi Anak laki-laki dan perempuan menurut berat badan dan tinggi badan/ panjang badan (BB/TB-PB) pada buku Bagan Tatalaksana Anak Gizi Buruk b. Rudi tidak harus dirawat inap (tanpa

komplikasi)c. Tatacara pemeriksaan anak gizi buruk meliputi anamnesis (awal,lanjutan), pemeriksaan fisik (klinis, antropometri, laboratorium, radiologi untuk menegakkan diagnosis,menentukan tindakan, terapi dan pengobatan (Lihat Buku Petunjuk Teknis Tatalaksana Anak Gizi Buruk/Buku II)

Page 98: Materi iii jan-2013

98

Jawaban Latihan 2

a. Tanda bahaya yang ditemukan pada Rudi:

- Renjatan/syok (nadi lemah, pucat dan ujung

ekstremitas dingin) - letargis - dehidrasi (mata cekung, turgor kulit

menurun) - hipotermia (suhu aksiler < 36°C dan ujung ekstremitas dingin) - hipoglikemia (letargis, pucat dan ujung

ekstremitas dingin)

Page 99: Materi iii jan-2013

99

Jawaban Latihan 2 (lanjutan….)

b. Cara mengatasi syok (Rencana I)

1. Berikan Oksigen 1-2 l/m

2. Berikan infus RLG 5 %, 5 kg x 15 ml = 75 ml/jam (25 tts makro/m) atau (75 tts mikro/m)

3. Berikan glukosa 10% iv bolus, 5 kg x 5 ml = 25 ml

4. Berikan ReSoMal 5 kg x 5 ml = 25 ml NGT Lihat buku Bagan Tatalaksana Anak Gizi Buruk (Buku I)

Page 100: Materi iii jan-2013

100

Jawaban Latihan 2

(lanjutan….)- Cara mengatasi hipotermia:

Penghangatan tubuh ; 1. Cara “Kanguru” 2. Lampu 40 watt dengan jarak 50 cm 3. Monitor tiap 30 menit, hentikan bila suhu mencapai 37°C Lihat buku Petunjuk Teknis Tatalaksana Anak Gizi Buruk (Buku II)

- Cara mengatasi dehidrasi:

1. ReSoMal diteruskan sampai 2 jam pertama (bila anak sadar melalui oral), 2. 10 jam berikut, ReSomal setiap 1 jam selang seling dgn F75 Lihat Petunjuk Teknis Tatalaksana Anak Gizi Buruk/Buku I

Page 101: Materi iii jan-2013

101

Jawaban Latihan 3

a. Pemeriksaan tambahan yang diperlukan: uji tuberkulin dan foto rontgen paru bila memungkinkan serta pemeriksaan laboratorium darah tepi.

b. Status gizi Ani dengan PB 66 cm dan BB 5 kg: < - 3 SD. Ani menderita gizi buruk tanpa edema (marasmus)

(Lihat tabel Baku Rujukan Penilaian Status Gizi Anak Laki-laki dan Perempuan menurut berat badan & tinggi badan/panjang badan (BB/TB-PB) pada Buku Bagan Tatalaksana Anak Gizi Buruk/Buku I)

Page 102: Materi iii jan-2013

102

Jawaban Latihan 3 (lanjutan…..)

c. Kemungkinan penyakit penyerta/penyulit: Tuberkulosis

(BB tidak naik, sering demam tanpa sebab yang jelas)

d. Pengobatan penyakit penyerta/penyulit TB:

OAT (Obat Anti Tuberkulosis) dengan dosis JENIS OBAT BB 5 - < 10

kgBB 10 - < 20

kgBB 20- 33

kg

Isoniasid (H) 50 mg 100 mg 200 mg

Rifampicin (R) 75 mg 150 mg 300 mg

Pyrazinamid (Z)

150 mg 300 mg 600 mg

(Lihat buku Petunjuk Teknis Tatalaksana Anak Gizi Buruk, Buku II)

RHZ (2 bulan setiap hari), dilanjutkan RH (4 bulan setiap hari)