materi das plmth katingan

34
Kabupaten Katingan dialiri oleh sungai besar, yaitu Sungai Katingan yang membentang dan mengalir dari utara keselatan berakhir di Laut Jawa dengan panjang yang dapat dilayari kurang lebih 650 km 2 . Adapun anak-anak Sungai Katingan yang dapat dilayari adalah sebagai berikut: - Sungai Kalanaman, dengan panjang ±65 km 2 - Sungai Samba, dengan panjang ±100 km 2 - Sungai Hiran, dengan panjang ±75 km 2 - Sungai Bemban, dengan panjang ±75 km 2 - Sungai Sanamang, dengan panjang ±65 km 2 - Sungai Mahup, dengan panjang ±50 km 2 Satuan Wilayah Sungai (SWS) di Kabupaten Katingan termasuk dalam kedalaman SWS 04-03 Mendawai yang mempunyai lebar sungai 300-500 meter. Katingan Tengah adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah, Indonesia. Ibu Kota kecamatan Katingan Tengah ini adalah Tumbang Samba yang terdiri dari beberapa desa disepanjang daerah aliran sungainya, Tumbang Samba adalah nama desa di Kecamatan Katingan Tengah di tepi Sungai Katingan. Lalu lintas sungai cukup ramai karena merupakan perlintasan ke beberapa kecamatan di pedalaman Kalimantan Tengah. DAS di Katingan Tengah ada dua yaitu DAS Katingan dan DAS Samba. Di DAS Katingan terdapat riam yang bernama "Riam Mangkikit" yang terletak di desa tumbang kalemei. Di Riam Mangkikit, air permukaan sungainya tampak beriak dan terdengar suara gemuruh. Batu-batu besar yang mencuat ke permukaan terlihat semakin banyak. Riam ini bentuknya seperti sebuah pulau batu di tengah sungai. Batu-batu besar berderet

Upload: mata-soca

Post on 24-Nov-2015

182 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

materi kajian DAS untuk PLTMH

TRANSCRIPT

Kabupaten Katingan dialiri oleh sungai besar, yaitu Sungai Katingan yang membentang dan mengalir dari utara keselatan berakhir di Laut Jawa dengan panjang yang dapat dilayari kurang lebih 650 km2. Adapun anak-anak Sungai Katingan yang dapat dilayari adalah sebagai berikut: - Sungai Kalanaman, dengan panjang 65 km2 - Sungai Samba, dengan panjang 100 km2 - Sungai Hiran, dengan panjang 75 km2 - Sungai Bemban, dengan panjang 75 km2 - Sungai Sanamang, dengan panjang 65 km2 - Sungai Mahup, dengan panjang 50 km2Satuan Wilayah Sungai (SWS) di Kabupaten Katingan termasuk dalam kedalaman SWS 04-03 Mendawai yang mempunyai lebar sungai 300-500 meter. Katingan Tengah adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah, Indonesia. Ibu Kota kecamatan Katingan Tengah ini adalah Tumbang Samba yang terdiri dari beberapa desa disepanjang daerah aliran sungainya, Tumbang Samba adalah nama desa di Kecamatan Katingan Tengah di tepi Sungai Katingan. Lalu lintas sungai cukup ramai karena merupakan perlintasan ke beberapa kecamatan di pedalaman Kalimantan Tengah. DAS di Katingan Tengah ada dua yaitu DAS Katingan dan DAS Samba. Di DAS Katingan terdapat riam yang bernama "Riam Mangkikit" yang terletak di desa tumbang kalemei. Di Riam Mangkikit, air permukaan sungainya tampak beriak dan terdengar suara gemuruh. Batu-batu besar yang mencuat ke permukaan terlihat semakin banyak. Riam ini bentuknya seperti sebuah pulau batu di tengah sungai. Batu-batu besar berderet dengan panjang sekitar 200 meter. Air mengalir deras melalui celah-celah batu di permukaan ataupun di dasar sungai. Di Sungai Katingan terdapat tujuh riam yaitu Riam Mangkikit, Riam Pamai dan Riam Lawang Ruak, Riam Kikih, Riam Sangkai, Riam Sangkai, Riam Taberai, dan Riam Leleng yang berjarak. Tiga riam paling berbahaya di Sungai Katingan adalah Riam Mangkikit, Riam Sangkai, dan Riam Taberai.

Gambar kiham (riam) Mangkikit arah hulu Sungai Katingan

Gambar Peta DAS di Katingan

Tabel Gambaran Umum Pembagian Daerah Katingan

RENCANA STRUKTUR RUANGPelabuhan Sungai 1. Pelabuhan Pengumpan Pelabuhan di Pegatan Kecamatan Katingan Kuala. 2. Pelabuhan pendaratan ikanPelabuhan di Selat Jeruju Kecamatan Katingan Kuala. 3. Dermaga pengumpan Dermaga pengumpan di Jahanjang Kecamatan Kamipang.

Jaringan Angkutan Sungai 1) Kahayan Kuala Pandih Batu. Katingan Hulu Katingan Tengah Palangkaraya. 2) Katingan Kuala Mendawai Bukit Raya Kamipah Tewang S. Garing Pulau Malan-Katingan Tengah Katingan Hulu Marikit. 3) Katingan Kuala Senaman Mantikei Petak Malai.

Jaringan Angkutan UdaraBandar udara Kabupaten Katingan adalah Bandara Pengumpan domestik di Tumbang Senamang. Berdasarkan kondisi dan karakteristik Provinsi Kalimanatan Tengah untuk kemudahan aksesibilitas antar wilayah didalam NKRI serta kondisi bandar udara Tjilik riwut yang tidak dapat diperbesar maka direncanakan pembangunan Bandar Udara Utama di Kabupaten Katingan yang dapat meningkatkan aksesibilitas antar wilayah dalam NKRI.

Rencana Jaringan EnergiPada tahun 2031 ditargetkan semua desa dan dusun terlayani listrik dengan rencana sebagai berikut : 1) Gardu Induk Listrik di Kasongan 2) Rencana pembangunan PLTU di Kecamatan Buntut Bali, 3) Rencana pembangunan PLTA di Kecamatan Petak Malai 4) Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) mengikuti jaringan jalan arteri, kolektor primer 1 dan 2 dan dari pusat pembangkit dari jalan lokal primer. 5) Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) mengikuti jaringan jalan lokal primer. 6) Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) berada pada kawasan industri.

Rencana Jaringan TelekomunikasiRencana Sistem Prasarana Telekomunikasi Kabupaten Katingan diarahkan pada: 1. Pusat-pusat aktifitas di sepanjang jalur Jalan Provinsi. 2. Pusat-pusat Pengembangan Wilayah 3. Sub-sub Pusat Pengembangan Wilayah 4. Kawasan Permukiman 5. Kawasan Strategis 6. Kawasan perdagangan dan jasa. 7. Kawasan pemerintahan 8. Kawasan IndustriKegiatan Studi Potensi atau Pra-FS ini meliputi kegiatan pengumpulan data dan informasi untuk survey awal di lapangan atau lokasi daerah aliran sungai suatu dusun/desa yang diperkirakan memiliki potensi sumber energi mikrohidro. Data yang dikumpulkan pada kegiatan Studi Potensi atau Pra-FS ini meliputi :a. Data dan Informasi teknis tentang potensi sumber daya air (aliran, debit, dan head) atau daerah aliran sungai untuk PLTMH dimana besaran kuantitatif dan kualitatif data dan informasinya dapat dipetakan pada standar potensi kelayakan pembangunan dan pengembangan PLTMH.b. Data dan informasi tentang tingkat elektrifikasi dan potensi pertumbuhannya, profil sumber energi lokal dan pola penggunaan dan pemanfaatannya yang ada saat ini, profil kebutuhan dan ketersediaan (supply-demand) energi listrik, dan potensi serta daya dukung pembangunan PLTMH.c. Data dan informasi non-teknis tentang profil dan kondisi infrastruktur sosial ekonomi masyarakat, kapasitas lokal, tingkat partisipasi, dukungan dan kontribusi masyrakat lokal untuk pengembangan PLTMH sebagai energi baru terbarukan.( masukan data teknis sebelumnya)

Kriteria Standar Kelayakan PotensiUntuk memberikan batasan atau parameter (kuantitatif dan kualitatif) sebagai tolak ukur kelayakan suatu potensi daerah aliran sungai dan saluran irigasi, dan untuk pertimbangan kepada studi kelayakan lanjut dan dapat menjadi prioritas, bila memenuhi kriteria-kriteria minimal : a. Total jarak atau panjang jaringan transmisi/distribusi titik lokasi pembangkit terhadap penerima daya (beban) terjauh. Jarak ke jaringan PLNb. Jumlah calon konsumen (orang, rumah,KK) yang ada.c. Potensi daya listrik terbangkit mencukupi (....kW)d. Kontinuitas ketersediaan aliran air sungai sepanjang tahun (musim hujan dan kering), minimal ......bulan.e. Tingkat aksesibilitas menuju lokasi tidak sangat ekstrim membutuhkan teknologi transportasi yang sangat mahal.f. Lokasi pembangkit tidak merusak dan atau berada di kawasan cagar alam atau budaya yang dilarang oleh undang-undang dan tidak diperbolehkan membangun bangunan fisik permanen.g. Tidak memimbulkan dampak negatif yang sangat ekstrim terhadap kondisi sosial politik dan ekonomis.h. Memenuhi ketentuan standar persyaratan internasional (lihat SNI) untuk pengembangan energi terbarukan dan investasi.i. Kemungkinan sumber daya lain untuk pengembangan PLTMHj. Geologi dan geometri perlu dipertimbangkan

SURVEY AWAL STUDI POTENSI (PRA-STUDI KELAYAKAN) Pengumpulan Data Teknisa. Pengumpulan Bahan Referensi DasarSetelah mengidentifikasi dan memfokuskan calon-calon lokasi potensi, maka langkah selanjutnya mengumpulkan bahan referensi dasar yang dibutuhkan adalah antara lain :1. Peta Lokasi : skala : 1 : 50.000 atau 1 : 10.000 or 25.000Merupakan peta tentang wilayah dusun/desa lokasi potensi, relatif terhadap lokasi pusat pemerintahan desa, kecamatan, kota dan beberapa fasilitas umum. Peta ini dapat menggambarkan tingkat aksesibilitas lokasi PLTMH.2. Peta Topografi : skala : 1/25.000 atau 1/50.000 or 10.000Informasi yang diperlukan antara lain tanah pertanian, lokasi desa-desa, kemiringan sungai, daerah tangkapan air dari lokasi yang diusulkan, jalan menuju lokasi dan sebagainya. Peta topografi, skala dimaksud diperoleh dari Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional.3. Data Curah Hujan : peta isohyetal dan lain-lain (tambakan data hidrometri) Peta isohyetal menyediakan data informasi perkiraan indikasi dari curah hujan di wilayah tersebut dan daerah yang berdekatan.

b. Pemilihan Lokasi Potensial Pemilihan lokasi potensi sumber energi mikrohidro dapat dilakukan secara desk study atau survei awal sebagai pendekatan, yakni sebagai berikut : 1. Pemilihan berdasarkan PetaPerkiraan Ketinggian, yang ditaksir melalui peta adalah kurang lebih 10 m untuk peta dengan skala 1/25.000 dan 25 m untuk peta dengan skala 1/50.000. Perbaiki kalimat ( beda countur dimasukkan)2. Pemilihan dengan Mempertimbangkan Kemiringan Sungai dan Daerah Aliran Sungai Pemilihan lokasi potensial ini dengan mempertimbangkan profil tinggi head dan saluran air serta debit air aliran sungai yang ada. Jenis informasi, yang diambil dari peta topografi adalah kemiringan sungai (perbedaan ketinggian dan panjang sungai) dan daerah aliran air.

Contoh Gambar 1. Catchment Area ( buat kan sumbernay)c. Pengumpulan Data dan Informasi Kelayakan Teknis Lokasi Pengumpulan data dan informasi kelayakan teknis ini adalah melengkapi bahan-bahan referensi dasar yang akan digunakan untuk analisa kelayakan lokasi dari segi teknis. Data yang terkumpulkan dalam formulir ini akan menjadi dasar persiapan perancangan teknis, dan menilai kelayakan teknis pembangunan PLTMH (Buku Pedoman 2 dan 3).

Kegiatan di lapangan meliputi : wawancara dengan stakeholders, khususnya dengan penghuni lokal ; Pengukuran head, survey proyek di lokasi (dari intake sampai tailrace); Pengukuran flow; Pengukuran GPS untuk jaringan transmisi.

Data sekunder yang dibutuhkan untuk kegiatan ini antara lain :1. Peta Topografis (skala 1 : 50 000 atau lebih kecil) dari proyek dan daerah tangkapan air.2. Data Hidrologis (curah hujan, bacaan dari stasiun yang relevan dievaluasi, apabila memungkinkan. Formulir ini diharapkan dapat melengkapi data dari masing-masing daerah tersebut atau menggambarkan pilihan pembangunan teknis sehingga dapat ditarik perbandingannya serta dapat dievaluasi.Selanjutnya, Forms C (Desain), D1 (Pendapatan dan Generator), D3a (Biaya Implementasi), D3b (Biaya Operasional), D4 (Analisa Ekonomi), D5 (Analisa Keuangan) and Form E (Evaluasi dan Konsolidasi) harus juga diisi dari setiap pilihan pembangunan teknisnya. Agar dilampirkan isinya

Secara garis besar kelompok data dan informasi yang dihasilkan dari kegiatan tersebut adalah : 1)Deskripsi Umum Potensi2)Deskripsi Lokasi Potensi3)Layout Umum4)Jaringan dan Transmisi5)Faktor-faktor lingkungan6)Penggunaan Lahan sekitar lokasi potensi saat ini

Hal-hal yang perlu diklarifikasi selain dari kelompok informasi diatas antara lain adalah :1) Profil potensi sumber alam mikrohidro di desa/dusun wilayah yang telah diindikasi dengan aliran sungai, dan 2) Profil potensi sosial ekonomi desa/dusun yang diidentifikasi membutuhkan listrik.3) Apakah benar bahwa memungkinkan untuk membangun pembangkit listrik tenaga air skala kecil yang dekat dengan daerah yang membutuhkan daya.4) Berapa kapasitas daya yang diperkirakan dapat dihasilkan berdasarkan profil topografi (representasi head) dan debit/deras aliran sungai yang ada. 5) Alternatif-alternatif lokasi potensial lain di sepanjang aliran sungai dusun/desa tersebut.

d. Kajian Pencarian Lokasi Sistem PembangkitDalam kajian lokasi pembangkit diupayakan sedekat mungkin dengan lokasi-lokasi konsumen yang membutuhkan daya. Apabila lokasi permintaan daya tersebar pada daerah yang luas, maka disarankan menyebarkan pembangkit skala kecil (picohidro) daripada memasok daya ke seluruh grup oleh sebuah pembangkit tunggal. Syarat yang perlu diperhatikan adalah biaya jaringan lebih rendah, lebih mudah pengoperasian dan perawatan dan dampak penghentian tak terduga dari pembangkit dapat diperkecil. Selanjutnya perlu juga diperhitungkan adalah daya yang dihasilkan, tingkat permintaan, topografi, kondisi jalan masuk, tegangan jaringan dan perhitungan ekonomi jaringan. Perkiraan jarak maksimum jaringan sampai dengan konsumen adalah kurang lebih 1,5 km. Jarak ini berdasarkan pada asumsi bahwa tegangan pada akhir jaringan distribusi harus terjaga diatas 205 Volt, 15V sebagai kerugian tegangan yang diijinkan pada aturan tegangan 220V, tanpa trafo (transformer). Jika lokasi potensial tidak ditemukan karena terlalu jauh pelayanan konsumen maka trafo harus dipasang.

e. Kajian Kondisi Stabilitas dari Struktur Tanah (Kondisi Geologis) untuk Rencana Bangunan Sipil Komponen PLTMHKajian ini dilakukan dari desk study data/informasi kondisi struktur tanah atau kondisi geologi, atau dengan survei awal stabilitas tanah, terutama permukaan tanah, diperlukan untuk pembangunan dari sebuah pembangkit tenaga air skala kecil karena (i) bangunan yang ditunjukkan sebagian besar adalah bangunan sipil utama (ii) rute dari saluran air pada sebuah kemiringan sisi bukit. Penelitian harus dihasilkan dalam bentuk sketsa gambar (berdasarkan gambar 2) untuk tujuan referensi untuk menentukan bangunan dasar dari setiap bangunan sipil.

Gambar 2. Sketsa geologi yang didasarkan pada pengamatan lokasiBagaimana dengan penguatan PLTMHf.Pembuatan Layout Awal Sistem PLTMHUntuk memudahkan studi kelayakan lanjut, pada tahap pra-studi kelayakan dapat dibuat layout awal sistem PLTMH yang merepresen-tasikan posisi/lokasi komponen sistem PLTMH sebagaimana gambar dibawah ini.

Dan dari layout sistem PLTMH tersebut akan dapat menggambarkan skema sistem PLTMH yang diklasifikasikan kedalam :1. Air dari intake dialirkan melalui penstock sampai ke turbin. Jalur pemipaan mengikuti aliran air, paralel dengan sungai (gambar long penstock following river). Metoda ini dapat dipilih seandainya pada medan yang ada tidak memungkinkan untuk dibuat kanal. Perlu diperhatikan bahwa penstock harus aman terhadap banjir.2. Jalur penstock dapat dibuat langsung dari intake ke turbin tanpa mengikuti bentuk sungai (gambar short penstock). Penstock yang digunakan lebih pendek dibandingkan cara pertama. Cara ini menuntut adanya kemiringan tanah yang memadai pada jalur penstock yang dipilih.3. Seandainya memungkinkan, pembuatan saluran terbuka (kanal) dapat dibuat sampai lokasi tertentu, selanjutnya digunakan penstock sampai ke turbin (gambar mid-length penstock). Dengan demikian jalur penstock menjadi sangat pendek. Panjang saluran terbuka serta kondisi tanah perlu diperhitungkan. Saluran yang panjang akan cepat rusak bila kurang mendapat perawatan. Kondisi tanah yang labil dan miring akan menyulitkan dalam konstruksinya serta mahal.Sedapat mungkin pada tingkat pre-FS disamping layout di atas, dapat menggambarkan : 1) Sketsa-sketsa layout lokasi2) Jarak-jarak yang diukur berdasarkan pada GPS atau tape measurements ( Lampirkan suitability GPS untuk penerpan di lapangan3) Ketinggian berdasarkan pada altimeter sesuai dengan pengukuran GPS.

2.2. Pengumpulan Data Non Teknisa.Data dan informasi profil sosial ekonomiData dan informasinya dapat berupa data kuantitatif maupun kualitatif yang dapat dilakukan melalui pengumpulan data sekunder maupun data primer yang didapat dari isian kuesioner maupun dari hasil wawancara pada penduduk lokal di lokasi potensi. Data non teknis tersebut meliputi :1) Profil dusun/desa lokasi potensi yang menggambarkan tentang : Tingkat populasi penduduk berdasarkan jumlah orang per KK, jenis kelamin, usia/umur, latar belakang pendidikan, komposisi agama yang dianut. Tingkat heterogenitas masyarakat. Tingkat aksesibilitas lokasi dusun/desa dari pusat adminis-tratif desa, kecamatan, kota/kabupaten, dan ibu kota propinsi, kondisi jalan dan mode transportasi yang ada serta jarak lokasi. Profil ketersediaan sumber energi dan pola penggunaan dan pemanfaatannya. Tingkat dan pola konsumsi peralatan listrik.2) Tingkat standar hidup dan sumber pendapatan masyarakat.3) Kondisi dan kesadaran serta partisipasi gender.4) Tingkat kesadaran (willingness) masyarakat untuk : Kontribusi pada pembangunan penyediaan listrik dan pembangunan pembangkit listrik tenaga mikrohidro. Kesadaran dan kemampuan untuk membayar pelayanan penyediaan listrik.5) Profil usaha dan sumber-sumber ekonomi produktif berbasis sumber daya lokal.6) Kecepatan akses, kemampuan mengusahakan akses kepada pasar.7) Kapasitas lokal dan kemampuan berkembang dengan pemanfaatan potensi sumber daya lokal.8) Kondisi dan profil infrastruktur pelayanan publik yang ada.9) Tingkat respon dan dukungan pemerintah daerah setempat.

a. Analisis Finansial PLTMH (gunakan cost estimate)Dilakukan dengan desk study dan perkiraan sangat kasar berdasarkan dukungan data harga, ongkos. Analisis finansial ini meliputi kalkulasi secara sangat kasar total biaya yang dibutuhkan untuk pembangunan PLTMH di lokasi potensi. Kalkulasi meliputi komponen harga atau biaya sebagai berikut :1. Harga pengadaan peralatan mekanik elektrik.2. Biaya transportasi/pengiriman peralatan dari pabrik ke lokasi.3. Total harga pembangunan seluruh bangunan sipil sistem PLTMH, yang meliputi : Biaya material yang dibutuhkan Biaya jasa tenaga kerja pembangunan bangunan sipil4. Biaya pemasangan/instalasi.5. Biaya Pengadaan Jaringan dan Transmisi.6. Biaya konsultansi detil perancangan dan komisioning.7. Biaya administrasi dan kontingensi.

Untuk lebih mempertajam analisis finansial ini, dapat dilanjutkan dengan memetakan perkiraan jumlah pendapatan (revenue) penjualan listrik berdasarkan jumlah optimal daya terbangkit potensi PLTMH, potensi keuntungan yang dapat diproyeksikan dari jumlah perkiraan pendapatan dikurangi jumlah biaya pengeluaran untuk gaji operator, biaya perawatan peralatan PLTMH, pembayaran kewajiban lain seperti iuran air dan sebagainya. Dari analisis finansial ini dapat dikalkulasi biaya per kW nya setiap lokasi potensi PLTMH. Sebagai catatan, untuk perhitungan perkiraan jumlah pendapatan (revenue) penjualan listrik per kW nya dapat menggunakan harga tarif yang ditetapkan per wilayah lokasi potensi sesuai Kepmen ESDM No. 1122/K/30/MEM/2002.

c. Inventarisasi Potensi Kebutuhan Listrik1. Survei Tingkat Pelayanan dan Potensi Kebutuhan ListrikTingkat pelayanan dan potensi kebutuhan daya listrik (demand) masyarakat perlu diteliti awal, apakah benar tingkat permintaan daya sedikit lebih tinggi dari kemampuan produksi dan layanan listrik PT. PLN yang ada. Hal ini menjadi salah satu pertimbangan berkaitan dengan efisiensi .Survey awal ini dilakukan untuk mengetahui profil jumlah KK yang telah teraliri listrik PT PLN dengan yang belum teraliri (sebagai rasio elektrifikasi). Dari profil jumlah KK yang teraliri dapat dianalisa profil beban puncak per KK dengan daya rata-rata 150-200 W, yang dihubungkan dengan tingkat kemakmuran dan pertumbuhan usaha/ekonomi masyarakat. Dari data awal diatas, dapat diperbandingkan dengan perkiraan tingkat layanan penyediaan listrik PLTMH berdasarkan data kebutuhan listrik oleh masyarakat.

2. Jaringan Transmisi dan Distribusi Listrik (PT. PLN)Maksud dari inventarisasi jaringan transmisi dan distribusi listrik PT. PLN adalah untuk mengetahui awal profil jaringan PT. PLN yang ada di lokasi potensi dan rencana pengembangan kedepannya. Hal ini perlu diketahui sejak awal untuk mencegah berulangnya kejadian dimana banyak pembangunan dan pengembangan PLTMH tidak dioperasikan lagi karena sudah dibangun jaringan transmisi distribusi listrik PT. PLN. Untuk melengkapi kajian profil jaringan transmisi dan distribusi listrik PT. PLN tersebut dapat dilakukan dengan pengumpulan data sebagai berikut :

Data Rencana Pengembangan Jaringan Pelayanan PT. PLN.Di banyak tempat, ditemukan PLTMH tidak dioperasikan lagi karena sudah tersedia jaringan transmisi dan distribusi penyediaan listrik oleh PT. PLN. Oleh karena itu perlu diupayakan untuk mendapatkan gambaran rencana penyediaan listrik di desa/dusun calon lokasi PLTMH.Selain itu juga perlu didapat data rencana pengembangan jaringan pelayanan PT. PLN dari rencana pemasangan tiang-tiang listrik dan travo. Dengan data ini sebenarnya dapat dimanfaatkan untuk rencana penyambungan (on-grid) pada jaringan PT. PLN seperti dengan skema PPA. Data Pelanggan PT. PLN di Wilayah Desa Potensi PLTMHSebenarnya data pelanggan PT. PLN adalah salah satu profil data sosial ekonomi sebagaimana telah dikumpulkan sebagai data non teknis. Akan tetapi data ini dapat difokuskan yakni data profil pelanggan PT. PLN. Data ini dapat diperoleh dari PT PLN. Data ini dapat digunakan untuk analisis potensi pertumbuhan kebutuhan (demand) listrik di wilayah lokasi PLTMH.(Level konsumen bds pada wilayah adaministratif)

PEMILIHAN PRIORITAS STUDI KELAYAKAN PLTMH

3.1.Formulasi PrioritasBerdasarkan pengalaman, beberapa daerah memiliki beberapa atau bahkan banyak potensi pembangkit energi mikrohidro yang layak. Akan tetapi untuk memilih atau menetapkan prioritas pembangunan dan pengembangannya berdasarkan tingkat/level kelayakannya relatif berdasarkan data dan informasi teknis dan non teknis hasil Pra-FS tersebut perlu dibuat suatu formulasi. Formulasi ini hanyalah suatu pendekatan kuantifikasi untuk menggambarkan tingkat kelayakan dan membantu pengambilan keputusan prioritas pembangunan dan pengembangannya.Sebagai pendekatan, formula tingkat kelayakan dan prioritas dapat dikuantifikasi berdasarkan pendekatan kriteria-kriteria sebagai berikut :a.Jumlah KK yang akan dialiri listrikb.Tingkat keseimbangan sosial ekonomi (berdasarkan jumlah pemeluk agama)c.Tingkat homogenitas situasi desad.Sumber pendapatan dan profil pekerjaan penduduke.Tingkat kesadaran dan partisipasi genderf.Tingkat kesadaran (willingness) untuk berkontribusig.Tingkat kesadaran (willingness) untuk membayar listrikh.Tingkat kebutuhan penggunaan peralatan listrik per KK i.Tingkat potensi usaha produktif menggunakan energi/listrik PLTMHj.Tingkat potensi pengembangan kapasitas lokal k.Tingkat kapasitas kemampuan pengelolaan PLTMHl.Tingkat kemudahan dan pengembangan akses ke pasarSajikan pada penyajian sebelumnya, jangan terlepas

3.2.Pemilihan Prioritas PLTMHPemilihan ini dilakukan kepada lokasi-lokasi potensi yang sudah memenuhi standar minimal sebagaimana di atas. Untuk memilih dan menetapkan prioritas lokasi potensi untuk kegiatan lebih lanjut, dapat dilihat dari tingkat/level keleyakan dan prioritasnya. Penetapan ini berdasarkan pendekatan pemberian nilai kuantifikasi yang dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :a. Identifikasi data dan informasi kriteria-kriteria setiap lokasi potensi.b. Tetapkan skala pendekatan penilaian kuantifikasi setiap kriteria untuk setiap lokasi potensi, misalnya dengan skala : 1-10c. Setiap penilaian kuantifikasi yang tertinggi, terbaik, atau paling baik diberikan nilai 10, dan terendah, terjelek, atau paling jelek diberikan nilai 1.d. Kemudian dengan perbandingan penilaian terhadap penilaian kuantifikasi dari terendah, terjelek (nilai 1) sampai tertinggi, terbaik (nilai 10), berikan penilaian kuantifikasi setiap kriteria untuk setiap lokasi potensi.e. Jumlahkan nilai total dari nilai kuantifikasi seluruh kriteria untuk masing-masing lokasi potensi. f. Bandingkan nilai total setiap lokasi potensi. Dari perbandingan ini dapat diinterpretasi perbandingan tingkat kelayakan dan prioritas lokasi potensi.

Untuk menggambarkan hal ini dapat diberikan contoh seperti dibawah ini:PLTMHKriteriaLOKASI

PLTMH APLTMH BPLTMH CPLTMH D

Jumlah KK120150260200

Tingkat keseimbangan sosialIslam = 100Kristen = 10Hindu = 10Islam = 150Kristen =200Islam =25Katolik = 15Islam = 200

Tingkat homogenitas situasi desaTidak ada konflik,desa dikelola baikTidak ada konflik,desa dikelola baikTidak ada konflik,desa dikelola baikTidak ada konflik,desa dikelolah baik

Sumber pendapatan dan profil pekerjaanPNS=80%Dagang (15%)Pengusaha 3%Lain2 (2%)Petani (70%)Dagang (20%)Pengusaha 10%, Lain2 Petani (20%)Pekerja/Buruh/PNS (50%)Lain2 (30%)Petani (75%)Dagang (20%)Pegawai (3%)Lain2(2%)

Kesadaran dan partisipasi genderBanyak ormas, aktifSedikit org masyrktTidak ada ormasSedikit org masyrkt

Kesadaran untuk berkontribusiTidak potensi, Tidak tertarik swadayaPotensi,tertarik bersedia swadayaTidak potensi dan tidak tertarikPotensi danTertarik

Kesadaran untuk membayar listrikTinggi; teraturTidak teraturSedang,TeraturTidak teratur

Kebutuhan penggunaan peralatan listrikBanyak punya TV, Kulkas, R/T, KomputerBanyak hanya radio, beberapa TVBeberapa TV, R/T, Kulkas, RicecookerBeberapa radio, TV

Potensi usaha produktifBbrp home industri makananAda penggilingan padiTidak ada industriTidak ada industri

Pengembangan kapasitas lokalBagus, banyak turisBagusBagusBagus

Kapasitas kemampuan pengelolaan PLTMHSedangTinggiSedangRendah

Kemudahan akses pasarBagusBagusBagusBagus

Berdasarkan data diatas, maka dibuat kuantifikasi berikut :PLTMHKriteriaLOKASI

PLTMH APLTMH BPLTMH CPLTMH D

Jumlah KK56108

Tingkat keseimbangan sosial810810

Tingkat homogenitas situasi desa10101010

Sumber pendapatan dan profil pekerjaan8642

Kesadaran dan partisipasi gender8614

Kesadaran untuk berkontribusi51018

Kesadaran untuk membayar listrik10181

Kebutuhan penggunaan peralatan listrik10786

Potensi usaha produktif8811

Pengembangan kapasitas lokal10101010

Kapasitas kemampuan pengelolaan PLTMH61064

Dari nilai kuantifikasi total pada matrik diatas tergambar tingkat/level kelayakan dan prioritas masing-masing lokasi potensi PLTMH.

BAB 4PENYUSUNAN LAPORAN HASIL STUDI POTENSI (PRA-STUDI KELAYAKAN)Tidak ada standar baku format penyusunan Laporan Hasil Studi Potensi (Pra-FS) Pembangunan PLTMH, demikian juga format laporan yang disajikan dalam Buku Pedoman ini bukan merupakan standar baku. Pada pemangku (stakeholders) dapat menyusun sesuai versi masing-masing. Format penyusunan laporan dalam Buku Pedoman ini disusun justru karena tidak adanya standar baku dan sebagai petunjuk praktis membantu memudahkan penulisan laporan hasil studi potensi (Pra-FS) yang memudahkan kegiatan studi kelayakan lanjut berdasarkan referensi laporan ini.Laporan Hasil Studi Potensi (Pra-FS) dapat disusun sebagai berikut :1.Halaman sampul laporan2.Ringkasan Eksekutif3.Daftar Isi4.Daftar Gambar5.Daftar Tabel6.Daftar Lampiran7.Bab PendahuluanPada bab ini berisi tentang project statement, latar belakang, maksud dan tujuan serta lingkup kegiatan studi potensi yang telah dilakukan (boleh dijelaskan dengan jadwal waktu) dan gambaran hasil yang dicapai, Oleh karena kegiatan studi potensi ini dapat dilakukan oleh masyarakat (perorangan dan atau lembaga), maka pada bab ini dapat dicantumkan identitas maupun profil lembaga yang diuraikan identitas, status, dan alamatnya dengan jelas.8. Bab Pengumpulan Data dan Survey Awal LapanganPada bab ini dijelaskan tentang pengumpulan data primer yang telah dilakukan dan didapat seperti : peta topografi dengan dijelaskan skalanya, data curah hujan atau meteorologi selama periode tertentu, data hidrologi, peta geologi dengan skalanya. Menjelaskan pengumpulan data dan informasi primer berdasarkan survey awal hasil wawancara dengan penduduk.9. Bab Profile Lokasi PotensiPada bab ini dijelaskan profil teknis dan non-teknis yang mendukung analisis pra-kelayakan yang sudah didapat. Boleh juga pada bab ini digambarkan matrik profil potensi lokasi dengan kriteria-kriteria dan penilaian kuantitatif dan kualitatifnya. Pada bab ini setiap penjelasan dan uraian dapat ditampilkan gambar dan foto. Dan yang paling substansi pada bab ini adalah sketsa layout rencana sistem PLTMH, dan perkiraan potensi daya (kW) yang dapat dihasilkan. 10. Bab Analisis FinansialPada bab ini menggambarkan profil dari aspek finansial yang terdiri dari profil besar investasi yang dibutuhkan yang terdiri dari biaya pengadaan peralatan, biaya pengiriman peralatan ke lokasi, biaya pembangunan bangunan sipil, perkiraan biaya operasi, perkiraan profil pendapatan berdasarkan asumsi model usaha (penjualan); dan profil keuntungan. Jika datanya menmungkinkan dapat pula disajikan ukuran-ukuran kelayakan secara aspek finansial seperti break even point (BEP), IRR, NPV dan sebagainya. Pada bab ini juga dapat juga dijelaskan skema pembiayaan atau kontribusi kepemilikan investasi. 11. Bab Rekomendasi Studi KelayakanPada bab ini disampaikan saran dan rekomendasi langkah kegiatan Pengujian lokasi (site assessment) dan pengumpulan data lebih lanjut atau lebih detil yang perlu dilakukan untuk lebih mendefinisikan kelayakan potensi dan membantu perencanaan detil pembangunan sistem PLTMH.12. Lampiran-lampiran data, foto dan referensi.

METODOLOGI PERENCANAANA. HydropowerPada dasarnya setiap pemba- ngunan mikrohidro berusaha untuk mendapatkan head yang maksimum. Konsekuensinya, lokasi rumah pem- bangkit (power house) berada pada tempat yang serendah mungkin. Karena alasan keamanan dan konstruksi lantai, rumah pembangkit harus selalu lebih tinggi dibandingkan permukaan air sungai. Data dan informasi ketinggian permukaan sungai pada waktu banjir sangat diperlukan dalam menentukan lokasi rumah pembangkit.Selain lokasi rumah pembangkit berada pada ketinggian yang aman, saluran pembuangan air (tail race) harus terlindung oleh kondisi alam, seperti batu-batuan besar. Disarankan ujung saluran tail race tidak terletak pada bagian sisi luar sungai karena akan mendapatkan beban yang besar pada saat banjir, serta memungkinkan masuknya air menuju ke rumah pembangkit.

Gambar 1. Skema PLTMH B. Tinjauan Pustaka1. Debit Banjir Metode NakayasuHidograf satuan suatu DAS adalah suatu limpasan langsung yang diakibatkan oleh satu satuan hujan efektif, yang terbagi rata dalam waktu dan ruang. Dalam studi ini metode penentuan debit banjir rencana akan 2. Debit Andalan Metode FDCLengkung duarasi aliran (flow duration curve) adalah suatu grafik yang memperlihatkan debit sungai dan selama beberapa waktu tertentu dalam satu tahun. Pada gambar berikut jelas bahwa debit minimum terdapat selama setahun penuh, sedangkan debit maksimum hanya terdapat selama beberapa jam.

Tabel 1. Klasifikasi Kondisi hidrologi

3. Perencanaan Dasar PLTMHDalam suatu perencanaan dasar Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro, beberapa komponen yang direncanakan diantaranya adalah:a. Bangunan IntakeBangunan pengambilan berfungsi untuk mengelakkan air dari sungai dalam jumlah yang diinginkan. Bangunan pengambilan sebaiknya dibuat sedekat mungkin dengan pembilas dan as bendung. Lebih disukai jika pengambilan ditempatkan di ujung tikungan luar sungai atau pada ruas luar guna memperkecil masuknya sedimen (Anonim/KP-02, 1986:112)b. Pipa pesatPipa pesat merupakan pipa yang direncanakan untuk dapat menahan tekanan tinggi dan berfungsi untuk mengalirkan air dari kolam penampungan menuju turbin. Untuk mendapatkan diameter pipa pesat dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut:

dilakukan dengan metode hidrograf satuan sintetik Nakayasu. (Triatmodjo,2010:186):Sedangkan untuk menentukan tebal pipa pesat digunakan persamaan Cylinder formulae (Varshney, 1977:411):

Untuk keadaan tidak ada vortice- vortice pada pengambilan, dua buah hubungan empiris berikut dapat digunakan (Department of Energy,2009:5-27):d 1,0 m h 1,2 d d > 1,0 m h d2c. Power HouseDimensi panjang, lebar dan tinggi power house sangat tergantung pada dimensi runner, spiralcasing dan draft tube serta jumlah dari turbin. Sedangkan tinggi power house tergantung dari elevasi as turbin, dimensi draft tube dan tinggi generatornyad. Tail raceSaluran bawah (Tile Water Level) adalah sebuah saluran yang dilalui oleh air yang keluar dari turbin air, terus ke sungai. Tinggi TWL tergantung dari debit air yang keluar dari turbin, jenis penampang serta dimensi penampang saluran pembuang.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN1. Debit Banjir RancanganHasil perhitungan hidrograf banjir rancangan dan rekapitulasi metode Nakayasu ditabelkan pada tabel berikut ini.Tabel 2. Debit Banjir Rancangan

Gambar 1. Hidrograf Banjir Rancangan Sungai Mirat

4. Debit Andalan Metode FDCTabel 3. Debit Andalan Sungai Mirat

Gambar 3. Kurva Durasi Aliran

3. PenstockPipa pesat merupakan pipa yang direncanakan untuk dapat menahan tekanan tinggi dan berfungsi untuk mengalirkan air dari kolam penampungan menuju turbin.

4. Kehilangan Tinggi Kehilangan Tinggi akibat TrashrackHasil perhitungan disajikan pada pada tabel berikut:

5. Turbin AirTurbin air sebagai fluida kerja mempunyai beberapa klasifikasi berdasarkan pengubah momentum kerja, berdasarkan tinggi jatuh, dan berdasarkan kecepatan jenis dari turbin tersebut. Berdasarkan momentum kerjanya dibagi menjadi turbin impuls dan turbin reaksi.

Kehilangan Tinggi akibat Pemasukan pada PipaHasil perhitungan disajikan pada pada tabel berikut:

Kehilangan Tinggi akibat Gesekan pada PipaHasil perhitungan disajikan pada pada tabel berikut:Tabel 8. Gesekan pada Pipa

Dari gambar di atas diketahui bahwa dengan tinggi jatuh efektif pada debit Q90 adalah 8,35 meter dan debit desain sebesar 0,42 m3/dt, maka dipilih Turbin Banki/Crossflow. Meninjau dari pernyataan pada ESHA yang menjelaskan bahwa aliran pada turbin crossflow harus bebas sehingga untuk penentuan draft tube harus berada di atas muka air TWL.

http://sda.pu.go.id:8181/sda/peta_img/Kahayan_1364884515.jpghttp://www.tarukalteng.net/wp-content/uploads/CETAK-9-KATINGAN.pdfhttp://recordingwre.staff.ub.ac.id/files/2013/02/Studi-Perencanaan-Pembangkit-Listrik-Tenaga-Mikro-Hidro-PLTMH-di-Sungai-Mirat-Desa-Taja-Urap-Kecamatan-Tewah-Kabupaten-Gunung-Mas-Provinsi-Kalimantan-Tengah-Anggi-Setyo-Wibowo-0610640009.pdfhttps://www.google.com/search?q=PU+katingan&oq=PU+katingan&aqs=chrome..69i57j69i60.6452j0j9&sourceid=chrome&es_sm=122&ie=UTF-8#q=studi+PLMTH