materi checklist hotel
TRANSCRIPT
DEFINISI UMUM
Sanitasi = adalah upaya pengendalian semua faktor lingkungan fisik yang dapat
memberikan pengaruh berbahaya terhadap perkembangan jasmani, kesehatan, dan
perkembangan hidup manusia. (WHO)
Tempat-tempat umum = adalah Tempat kegiatan bagi umum yang dilakukan oleh badan.
Badan pemerintahan, swasta, perorangan yang langsung digunakan oleh masyarakat,
mempunyai tempat dan kegiatan tetap, serta memiliki fasilitas. (Depkes RI)
Sanitasi tempat-tempat umum = adalah suatu upaya pengendalian atau pengawasan
terhadap faktor-faktor yang dapat mengganggu perkembangan fisik, kesehatan, dan
kelangsungan hidup manusia yang ditimbulkan oleh tempat-tempat yang digunakan untuk
kegiatan umum.
Salah satu contoh tempat-tempat umum adalah penginapan.
Penginapan = adalah perusahaan yang menyewakan ruangan penginapan untuk umum,
termasuk dalam pengertian rumah penginapan adalah hotel, gubuk pariwisata (cottage),
motel (motorist hotel), losmen, wisma pariwisata, pesanggrahan (hostel), pondok
pariwisata (home stay), penginapan remaja (young hostel). (www.jakarta.go.id)
Hotel = Suatu bidang usaha yang menggunakan suatu bangunan atau sebagian bangunan
yang disediakan secara khusus, untuk setiap orang menginap, makan, memperoleh
pelayanan dan menggunakan fasilitas lainnya dengan pembayaran (DIPARDA)
Salah satu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh
bangunan untuk menyediakan jasa layanan penginapan, makan,dan minum serta
jasa lainnya bagi umum yang dikelola secara komersil. (MENPARPOSTEL
No:KM.94/HK.103/MPPT.87).
Suatu penginapan bagi umum yang terdiri atas beberapa atau banyak kamar yang
disewakan kepada masyarakat umum, untuk waktu-waktu tertentu serta
menyediakan makanan dan minuman untuk para tamunya. (Buku Pedoman STTU
AKL Pemprov Sumsel).
Gubuk pariwisata (cottage) = adalah suatu bentuk usaha akomodasi terdiri dari unit-unit
bangunan terpisah seperti rumah tinggal dengan perhitungan pembayaran harian serta
dapat menyediakan restoran/rumah makan yang terpisah (Peraturan Daerah Kota Tarakan
Nomor 12 Tahun 2003).
Motel (motorist hotel) = adalah jenis akomodasi yang dirancang khusus untuk orang-
orang atau tamu yang tengah melakukan perjalanan dengan mengendarai mobil. Dan kata
motel ini berasal dari kata “motor hotel” atau “ motor inn”,”motor court”, atau “motor
Lodge” (STIKOM BALI 2007).
Losmen = adalah usaha komersial yang menggunakan seluruh atau sebagian dari
bangunan yang khusus pelayanan penginapan. Losmen berasal dari kata “Lodgement”
(STIKOM BALI 2007).
Wisma pariwisata = adalah suatu usaha yang menggunakan sebagian rumah tinggal untuk
penginapan bagi setiap orang dengan perhitungan pembayaran harian (Peraturan Daerah
Kota Tarakan Nomor 12 Tahun 2007).
Pesanggrahan (hostel) = adalah suatu usaha yang menggunakan seluruh atau sebagian
dari suatu bangunan yang disediakan bagi wisatawan untuk memperoleh pelayanan
penginapan dan pelayanan lainnya (dimodifikasi dari Peraturan Daerah Kota Tarakan
Nomor 12 Tahun 2007).
Pondok pariwisata = adalah rumah-rumah pribadi yang disewakan untuk para wisatawan
(STIKOM BALI 2007).
A. DEFINISI HOTEL.
Secara harfiah, kata Hotel dulunya berasal dari kata HOSPITIUM (bahasa Latin), artinya
ruang tamu. Dalam jangka waktu lama kata hospitium mengalami proses perubahan
pengertian dan untuk membedakan antara Guest House dengan Mansion House (rumah
besar) yang berkembang pada saat itu, maka rumah-rumah besar disebut dengan HOSTEL.
Rumah-rumah besar atau hostel ini disewakan kepada masyarakat umum untuk
menginap dan beristirahat sementara waktu, yang selama menginap para penginap
dikoordinir oleh seorang host, dan semua tamu-tamu yang (selama) menginap harus
tunduk kepada peraturan yang dibuat atau ditentukan oleh host (HOST HOTEL).
Sesuai dengan perkembangan dan tuntutan orang-orang yang ingin mendapatkan
kepuasan, tidak suka dengan aturan atau peraturan yang terlalu banyak sebagaimana
dalam hostel, dan kata hostel lambat laun mengalami perubahan. Huruf “s” pada kata
hostel tersebut menghilang atau dihilangkan orang, sehingga kemudian kata hostel
berubah menjadi Hotel seperti apa yang kita kenal sekarang.
Menurut beberapa pengertian, Hotel didefinisikan sebagai berikut :
Menurut Dirjen Pariwisata – Depparpostel. Hotel adalah suatu jenis akomodasi
yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan, untuk menyediakan jasa
penginapan, makan dan minum, serta jasa lainnya bagi umum, yang dikelola secara
komersial.
Menurut Surat Keputusan Menteri Perhubungan R.I No. PM 10/PW – 301/Phb. 77,
tanggal 12 Desember 1977. Hotel adalah suatu bentuk akomodasi yang dikelola
secara komersial, disediakan bagi setiap orang untuk memperoleh pelayanan
penginapan, berikut makan dan minum.
Menurut Webster. Hotel adalah suatu bangunan atau suatu lembaga yang
menyediakan kamar untuk menginap, makan dan minum serta pelayanan lainnya
untuk umum.
Menurut Buku Pedoman Sanitasi Tempat-Tempat Umum. Hotel adalah sebagai
tempat menginap bagi umum yang dikelola secara komersial, terdiri dari beberapa
kamar dan menyediakan juga makanan dan minuman (Depkes RI, 2003).
Menurut buku Menaging Front Office Operations dari AMHA (American Hotel &
Motel Association). Hotel dapat didefinisikan sebagai sebuah bangunan yang
dikelola secara komersial dengan memberikan fasilitas penginapan untuk umum
dengan fasilitas pelayanan sebagai berikut pelayanan makan dan minum,
pelayanan kamar, pelayanan barang bawaan, pencucian pakaian dan dapat
menggunakan fasilitas perabotan dan menikmati hiasan-hiasan yang ada di
dalamnya.
Hotel adalah suatu bidang usaha yang menggunakan suatu bangunan atau sebagian
bangunan yang disediakan secara khusus, untuk setiap orang yang menginap, makan,
memperoleh pelayanan dan menggunakan fasilitas lainnya dengan pembayaran. Ciri
khusus dari hotel adalah mempunyai restoran yang dikelola langsung di bawah
manajemen hotel tersebut. Kelas hotel ditentukan oleh Dinas Pariwisata Daerah (Diparda).
Dengan persyaratan antara lain mencakup:
Persyaratan Fisik, seperti lokasi hotel, kondisi bangunan.
Bentuk pelayanan yang diberikan (service).
Kualifikasi tenaga kerja, seperti pendidikan, dan kesejahteraan karyawan.
Fasilitas olahraga dan rekreasi lainnya yang tersedia, seperti lapangan tenis, kolam
renang, dan diskotik.
Jumlah kamar yang tersedia.
B. KLARIFIKASI HOTEL
Yang dimaksud dengan klasifikasi atau penggolongan hotel ialah suatu sistem
pengelompokkan hotel-hotel ke dalam berbagai kelas atau tingkatan, berdasarkan ukuran
penilaian tertentu. Hotel dapat dikelompokkan ke dalam berbagai kriteria menurut
kebutuhannya, namun ada beberapa kriteria yang dianggap paling lazim digunakan.
Sistem klasifikasi atau penggolongan hotel di dunia berbeda antara negara yang satu
dengan negara yang lainnya.
Sebagai contoh, klasifikasi hotel di negara tertentu antara lain :
Republik Rakyat Cina (RRC) mempergunakan klasifikasi : Tourist Class, Standard
dan Superclass Hotel
Bulgaria, Columbia, Equador, Syria, Quait, mempergunakan klasifikasi : Hotel
kelas 3, 2, 1 dan Deluxe
Yunani menggunakan klasifikasi : Hotel kelas A, B, C, D, E
United State Lodging Industri. yang utama hotel terbagi menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu :
1. Transient Hotel, adalah hotel yang letak / lokasinya ditengah kota dengan jenis
tamu yang menginap sebagian besar adalah untuk urusan bisnis dan turis.
2. Residential Hotel, adalah hotel yang pada dasarnya merupakan rumah-rumah
berbentuk apartemen dengan kamar-kamarnya dan disewakan secara
bulanan atau tahunan. Residential Hotel juga menyediakan kemudahan-
kemudahan, seperti : layaknya hotel, seperti : restoran, pelayanan makanan
yang diantar ke kamar, dan pelayanan kebersihan kamar.
3. Resort Hotel, adalah hotel yang pada umumnya berlokasi dan juga ruang serta
fasilitas konfrensi untuk tamu-tamunya.
Klasifikasi atau pengolongan berdasarkan sanitasinya :
1. Grade A : keadaan sanitas = 80 % ( Internasional ) dengan minimal 1500 sanitari
item yang diperiksa
2. Grade B : keadaan sanitai = 70% - 79 % ( Nasional ) dengan minimal 1000
sanitari item yang diperiksa
3. Grade C : keadaan sanitai = 60 % - 65 % ( Lokal ) dengan minimal 500 sanitari
item yang diperiksa
4. Grade D : keadaan sanitas kurang dari 60 % ( Percobaan ) dengan minimal 500
sanitari item yang diperiksa
Di Indonesia pada tahun 1970 oleh pemerintah menentukan klasifikasi hotel
berdasarkan penilaian-penilaian tertentu sebagai berikut :
Luas Bangunan
Bentuk Bangunan
Perlengkapan (fasilitas)
Mutu Pelayanan
Namun pada tahun 1977 ternyata sistem klasifikasi yang telah ditetapkan tersebut
dianggap tidak sesuai lagi. Maka dengan Surat Keputusan Menteri Perhubungan No.
PM.10/PW. 301/Pdb – 77 tentang usaha dan klasifikasi hotel, ditetapkan bahwa penilaian
klasifikasi hotel secara minimum didasarkan pada :
Jumlah Kamar
Fasilitas
Peralatan yang tersedia
Mutu Pelayanan
Pada tahun 1970-an sampai dengan tahun 2001, penggolongan kelas hotel bintang 1
sampai dengan bintang 5 lebih mengarah ke aspek bangunannya seperti luas bangunan,
jumlah kamar dan fasilitas penunjang hotel dengan bobot penilaian yang tinggi. Tetapi
sejak tahun 2002 berdasarkan Keputusan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata No. KM
3/HK 001/MKP 02 tentang penggolongan kelas hotel, bobot penilaian aspek mutu
pelayanan lebih tinggi dibandingkan dengan aspek fasilitas bangunannya.
Hotel-hotel yang tidak bisa memenuhi standar kelima kelas tersebut, ataupun yang
berada di bawah standar minimum yang ditentukan oleh Menteri Perhubungan disebut
Hotel Non Bintang.
Untuk Hotel Berbintang, kriteria penggolongannya didasarkan pada persyaratan dasar
dan penilaian teknis oprasional.
Persyaratan Dasar : Perijinan (persetujuan Prinsip, Ijin Usaha).
Persyaratan Teknis :
1) Unsur Fisik : bangunan, kamar, fasilitas dan sarana hotel. (30 %)
2) Unsur Pengelolaan : Oprasional/Menejemen, penyediaan makanan dan
minuman, air bersih, limbah, sampah. (50 %)
3) Unsur Pelayanan : lahan parkir, pelayanan terhadap tamu.(20 %)
Menurut Keputusan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata No KM.3/HK.001/MKP.02
tentang penggolongan kelas hotel, hotel di Indonesia menurut jenisnya dapat digolongkan
menjadi dua, yaitu : golongan kelas hotel berbintang dan golongan hotel kelas melati.
Golongan kelas hotel menurut peraturan ini dapat dibedakan menjadi lima perjenjangan
kelas, yaitu : hotel bintang satu sampai dengan hotel bintang lima. Golongan kelas hotel
dapatditingkatkan dan diturunkan sesuai dengan peraturan yang ditetapkan.
Setiap hotel berbintang maupun hotel melati dapat diberikan penghargaan
(award) tambahan setelah memenuhi persyaratan dasar dalam kriteria penggolongan
kelas hotel, yaitu “hotel berlian”( diamond ). Dengan dikeluarkannya peraturan terbaru
ini, maka akan ada hotel melati dengan kategori berlian, karena memenuhi persyaratan
tambahan yang telah ditetapkan.
Adapun penghargaan tambahan tersebut meliputi aspek-aspek :
1. ramah lingkungan,
2. sanitasi dan higiene,
3. sumber daya manusia,
4. penggunaan produk dalam negeri dan
5. pemberdayaan masyarakat sekitar.
Kriteria penggolongan kelas hotel menurut KEPMEN No KM.03/HK001/MKP.02
dibagi menjadi dua, yaitu : atas dasar penilaian persyaratan dasar,dan atas dasar penilaian
persyaratan teknis operasional.
A. Persyaratan dasar, merupakan unsur persyaratan yang harus dipenuhi oleh setiap
hotel untuk dapat beroperasi. Unsur perlindungan publik ini diatur olehperaturan
perundang-undangan yang berlaku, dan merupakan tanggung jawabpemerintah
untuk menyatakan dan kelayakan teknis operasional. Unsur inimeliputi:
1. Semua perijinan untuk suatu hotel, antara lain: ijin mendirikan
hotel, dan usaha perhotelan
2. Kelayakan teknis instalasi atau peralatan yang digunakn hotel,
antara lain: lift dan instalasi listrik.
3. Sanitasi dan hygiene, pemeriksaan kualitas dan kuantitas air,
pemeriksaan yang berkaitan dengan pengolahan makanan (food
processing).Termasuk pemeriksaan kesehatan karyawan
pengolahan makanan, sistem penyimpanan makanan/minuman.
B. Persyaratan teknis perasional, merupakan unsur persyaratan yang akan
membentuk kualitas produk hotel dalam upaya pencapaian golongan kelas hotel.
Unsur ini terdiri dari unsur (i) fisik, (ii) pengelolaan dan (iii) pelayanan, masing-
masing unsur akan mempunyai persyaratan mutlak maupun tambahan.
Persyaratan mutlak merupakan unsur yang harusdipenuhi sebagai persyaratan
pokok bagi hotel untuk mendapatkan golongan kelas hotel bintang. Persyaratan
tambahan merupakan unsur yang apabila dipenuhi akan memberikan nilai tambah
untuk mencapai status golongan kelas lebih tinggi
Penetapan penilaian golongan kelas hotel bintang dilakukan dengan penggabungan dari
nilai persyaratan dasar dan persyaratan teknis. Penilaian penggolongan Hotel Bintang
dilaksanakan oleh PHRI. (http://www.denpasarkota.go.id).
Menurut Sudiarto Mangkuwerdoyo dalam Pengantar Industri Akomodasi dan Restoran,
(1999:14-17) Klasifikasi suatu hotel dapat dibagi kedalam beberapa kategori, seperti
diantaranya sebagai berikut :
Berdasarkan standar hotel
• Internasional
• Semi internasional
• nasional
Berdasarkan besar kecilnya hotel.
Ukuran besar kecilnya hotel, ditentukan oleh banyaknya jumlah kamar yang dimiliki.
1. Hotel kecil : mempunyai 100 kamar atau kurang.
2. Hotel sedang : mempunyai 100 – 300 kamar
3. Hotel menengah : mempunyai 300 – 500 kamar.
4. Hotel besar : mempunyai kamar lebih dari 1000
Meskipun demikian, sebuah pengelompokkan hotel tidak akan sama diseluruh dunia ini
kalau hanya melihat dari berapa banyaknya jumlah kamar, tetapi dari segi fasilitaspun
harus dilihat didalam menilai suatu besar kecilnya hotel.
Berdasarkan peringkat bintang :
1. Hotel berbintang satu (One Star Hotel).
2. Hotel berbintang dua (Two Star Hotel).
3. Hotel berbintang tiga (Three Star Hotel).
4. Hotel berbintang empat (Four Star Hotel).
5. Hotel berbintang lima (Five Star Hotel).
Berdasarkan tipe tamu
• Family hotel (tamu yang menginap adalah keluarga)
• Bussines hotel (kalangan bisnis)
• Comersial hotel (tamu dari kalangan pengusaha)
• Tourist hotel (hotel yang tamunya dominan sebagai wisatawan.)
• Official hotel
• Resort Hotel (Hotel untuk tamu yang ingin menikmati keindahan alam di hotel)
• Transite hotel
• Cure hotel
• Hotel konvensional
Berdasarkan lama tinggal tamu
• Resident hotel
• Transit hotel (komersial)
• Resort
• motel
Berdasarkan Plan atau Harga Jual
European Plan : Hotel hanya menjual harga kamar saja.
American Plan : Hotel yang menjual kamar dan dengan ditambah makan dengan
tarif tertentu.
Economy Hotel : Hotel dengan harga jual terendah.
First Class Hotel : Hotel dengan harga jual menengah.
De-Luxe Hotel : Hotel dengan harga jual paling mahal.
Berdasarkan tarif kamar
• Economy hotel
• First class hotel
• Deluxe hotel
Berdasarkan lama operasi hotel
• Seasonal hotel
• Around the yaear operation hotel
Berdasarkan lokasi hotel
• City hotel
• Resident hotel
• Resort hotel
• Motel
• Beach hotel
• Mountain hotel
• Airport hotel
• Guest facilities
Menurut SK menparpostel No. KM 34/IFIK 103/ MPPT – 87 untuk penggolongan Hotel
Melati diatur juga dari jumlah kamar :
Melati I : jumlah kamar minimal < 25
Melati II : jumlah kamar minimal 25 - 100
Melati III: jumlah kamar minimal 100 - 300
Dengan adanya KEPMEN No KM.03/HK001/MKP.02 banyak aturan mengenai hotel yang
berbeda, perbedaan yang mendasar yaitu :
Table 1. Perbedaan dasar dari peraturan lama dengan peraturan baru
Peraturan lama Peraturan baru
Golongan hotel kelas melati dibagi menjadi
tiga golongan : melati I, melati II, melati III
Tidak adanya penggolongan hotel melati
Setelah kelas bintang 5, kelas bintang yang
lebih tinggi lagi adalah kelas berlian
Kelas berlian dapat diberikan pada hotel
kelas mana saja, termasuk kelas melati
asalkan memenuhi persyaratan, antara
lain : ramah lingkungan, sanitasi dan
higiene, sumber daya manusia,
penggunaan produk dalam negeri dan
mampu dalam pemberdayaan masyarakat
setempat.
Kriteria penggolongan hotel berdasarkan
jumlah kamar, luasan kamar, fasilitas dan
tempat parkir itu mutlak.
Kriteria penggolongan hotel didasarkan
atas sebuah matriks yang hasil
penilaiannya akan menentukan kelas hotel
tersebut, jadi semakin tinggi nilainya
semakin tinggi kelasnya.
Penilaian dilakukan pemerintah Penilaian dilakukan secara intern atau
sendiri oleh pihak hotel yang selanjutnya
akan ditinjau lagi oleh PHRI sebagai
lembaga independent.
Dengan adanya KEPMEN No KM.03/HK001/MKP.02 kriteria penggolongan hotel lebih
fleksible dan bervariatif. Namun dengan fleksibilitas, penggolongan menjadi tidak pasti.
Walaupun demikian seorang perencana dan perancang bangunan yang ingin membuat
sebuah Hotel dapat mengacu pada Ketentuan dan Kriteria Klasifikasi Hotel yang
dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Pariwisata tahun 1995. Akan tetapi untuk jumlah
kamar tidak diharuskan sesuai dengan golongan kelas hotel asalkan seimbang dengan
fasilitas penunjang serta seimbang antara pendapatan dan pengeluaran dari hotel
tersebut. Hal ini berdasarkan Keputusan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor. KM
3/HK 001/MKP/02.
Tujuan umum dari pada penggolongan kelas hotel adalah :
1. Untuk menjadi pedoman teknis bagi calon investor (penanam modal) di bidang
usaha perhotelan.
2. Agar calon penghuni hotel dapat mengetahui fasilitas dan pelayanan yang akan
diperoleh di suatu hotel, sesuai dengan golongan kelasnya.
3. Agar tercipta persaingan (kompetisi) yang sehat antara pengusahaan hotel.
4. Agar tercipta keseimbangan antara permintaan (demand) dan penawaran
(supply) dalam usaha akomodasi hotel.
C. PERSYARATAN KESEHATAN LINGKUNGAN DAN BANGUNAN HOTEL
Beberapa persyaratan kesehatan lingkungan dan bangunan hotel, antara lain :
1) Lingkungan dan bangunan hotel bersih.
2) Lokasi hotel mudah dicapai kendaraan umum langsung ke area hotel dan
dekat dengan tempat wisata.
3) Hotel harus menghindari pencemaran yang diakibatkan gangguan luar yang
berasal dari suara bising, bau tidak enak, debu, atau asap.
4) Lingkungan dan konstruksi hotel tidak memungkinkan sebagai perindukan
vector dan binatang pengganggu.
5) Bangunan hotel kokoh dan utuh
6) Konstruksi
Lantai
- Terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, permukaan rata, tidak licin,
dan mudah dibersihkan.
- Lantai yang kontak dengan air mempunyai kemiringan 2-3 %.
Dinding
- Mudah dibersihkan
- Terbuat dari bahan yang kuat dan kedap air.
Ventilasi
- Peredaran udara di dalam kamar/ruang harus bertukar dengan baik.
- Bila ventilasi alam tidak memungkinkan, dilengkapi dengan ventilasi
mekanis ( Air Conditioner ).
- Suhu optimal 20 0 – 25 0C
- Kelembaban 40 %
Langit-langit
- Mudah dibersihkan
- Tinggi minimal 2,50 meter dari lantai.
Pintu
- Mencegah masuknya serangga, tikus dan binatang pengganggu lain.
- Dilengkapi dengan alat pengaman berupa kunci double lock
Pencahayaan ( Lighting system ) :
Adapun syarat-syarat penerangan kamar yaitu :
Tidak menyilaukan
Harus dipasang kop lampu agar tidak langsung menyinari
tempat tidur
Harus memberikan suasana tenang ( solf light)
Itensitas cahaya yang harus diberikan pada sumbu-sumbu cahaya yaitu :
- Ceiling ( Plafon ) Lamp : 100 watt
- Reading ( Membaca ) Lamp : 40 watt
- Curtain ( Tirai ) Lamp : 3 buah lampu @40 watt
- Table Room ( Meja Kamar ) Lamp : 40 – 60 watt
- Sleeping ( Tidur ) Lamp : 15 – 25 watt
- Toilet ( Kamar Mandi ) Lamp : 40 watt
7) Tata ruang
Pembagian ruang hotel harus ditata dan digunakan sesuai fungsinya.
a. Kamar tamu
Semua kamar dilengkapi dengan kamar mandi di dalam.
Luas Minimal :
Kamar Standar = 26 m2
Kamar Suite = 52 m2
Tinggi Kamar Minimal = 2, 60 meter
Kamar tidur kedap suara (noise 40 dB)
Jendela dengan tirai yang tidak tembus sinar dari luar.
Tersedia alat pengatur suhu kamar tidur dan ventilasi/exhaust di
kamar mandi
Tersedia instalasi air panas dan air dingin
Perlengkapan Kamar Tidur :
Tersedia tempat tidur dengan perlengkapan untuk 1 (satu) orang
atau untuk 2 (dua) orang sesuai dengan ukuran kamar standar :
Ukuran tempat tidur 1 (satu) orang 2, 00 m x 1, 00 meter
Ukuran tempat tidur 2 (dua) orang 2, 00 m x 1, 60 meter
Letak Tempat Tidur
tidak boleh diletakan didepan pintu masuk langsung tidak
jarak antara tempat tidur dengan dinding min 0.5 meter
jarak antara dua tempat tidur min 1meter
Kontruksi Tempat Tidur
ringan dan mudah di pindahkan (agar mudah di bersihkan kolongnya)
tidak banyak ukiran yang menyulitkan pembersihan sarang laba-laba
tinggi tempat tidur dan kasur max 0,75 meter.
b. Jenis - jenis kamar hotel
1. Single room : Satu kamar dengan satu tempat tidur untuk satu orang.
2. Twin room : satu kamar dengan satu tempat tidur untuk dua orang
3. Double room : satu kamar dengan dua tempat tidur untuk dua orang
4. Tripple room : satu kamar dengan tiga tempat tidur untuk tiga orang atau satu kamar dengan dua tempat tidur ditambah satu extra bed untuk tiga orang.
5. Yunior suite room : satu kamar tidur di tambah dengan satu ruang tamu
6. Suite room : dua kamar tidur di tambah ruang tamu, ruang makan, dan ruang dapur kecil
7. President suite room : tiga kamar tidur besar di tambah ruang tamu, ruang makan, dan dapur kecil.
c. Toilet dan kamar mandi
Harus selalu dalam keadaan bersih.
Dinding kamar mandi harus dengan bahan kedap air.
Lantai terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, tidak licin dan mudah
dibersihkan.
Letaknya tidak berhubungan langsung (harus terdapat ruang
antara)dengan tempat yang lain.
Perlengkapan Kamar Mandi : Tersedia Bathup anti slip, Shower,
Grabbar dan tempat sabun.
Didalam toilet harus tersedia jamban. Dilengkapi penahan bau
(Bowl/Leher angsa dengan water seal)
Terdapat wastafel.
Tersedia kaca rias, tempat sampah, tempat abu rokok, sabun, kertas,
tisu, gantungan baju, pengharum ruangan, ember, gayung, dan
pengering tangan.
D. PERSYARATAN KESEHATAN FASILITAS SANITASI HOTEL
Dalam usaha perhotelan diwajibkan pemenuhan atas persyaratan fasilitas sanitasi
hotel, yang mencakup :
a. Penyediaan air bersih
Distribusi air di hotel berbintang harus memenuhi persyaratan standar
sesuai dengan Permenkes No. 416/MENKES/PU/IX/02.
Penyediaan air untuk perhotelan dapat diperoleh dari :
PDAM ( Perusahaan Daerah Air Minum ).
Air Tanah.
Instalasi Pengolahan Air yang dimiliki hotel tersebut.
Tabel 2. Kebutuhan Air bersih hotel.
No Jenis hotel Kapasitas air yang di gunakan (ltr/hr/tt)
1 Bintang ***** 750
2 Bintang **** 750
3 Bintang *** 500
4 Bintang ** 300
5 Bintang * 150
6 Melati ***, **, * 120
b. Pembuangan Tinja dan Limbah.
Limbah merupakan buangan atau bekas berbentuk cair, gas, dan
padat. Dalam air limbah terdapat bahan kimia yang sulit untuk di hilangkan
dan berbahaya. Limbah yang di hasilkan hotel berbentuk cair yang
dihasilkan dari kegiatan hotel yang apabila di buang ke lingkungan dapat
menurunkan kualitas lingkungan.
Limbah hotel paling dominan adalah limbah jenis organic seperti
kotoran manusia dan limbah rumah tangga. Sedangkan limbah anorganik
berupa plastic dan bahan bahan kimia akibat dari penggunaan deterjen,
shampoo dan sabun. Selain itu, limbah hotel juga bis berasal dari limbah
dapur dan limbah bekas mandi. Semua limbah tersebut di kenal sebagai
“grey water” atau limbah non kakus.
Tinja dan limbah yang dihasilkan hotel bersumber dari :
WC / Toilet/ Urinoir ( Kamar tamu, Lobby, Bar, Restourant ).
Dapur.
Kamar mandi.
Binatu ( Laundry )
Air hujan dan sisa kegiatan pembersihan serta perawatan hotel
Beberapa ahli sanitasi menamakan satu lagi untuk limbah tetesan
AC dan kulkas sebagai “clear water”. Tetesan AC tersebut di tamping dalam
wadah dan dapat langsung di gunakan untuk keperluan bersih bersih.
Sebelum di buang sebaiknya air limbah dikelola terlebih dahulu agar
tidak terjadi pencemaran dan menjadi sumber penyakit. Pengelolaan air
limbah dilakukan dengan membuat saluran air kotor dan bak peresapan
dengan ketentuan sebagai berikut :
Tidak mencemari sumber air minum yang ada di daerah
sekitarnya baik air permukaan tanah maupun air dibawah
permukaan tanah
Tidak mengotori permukaan tanah
Menghindari tersebarnya cacing tambang pada permukaan
tanah
Mencegah berkembang biaknya lalat dan serangga lain
Tidak menimbulkan bau yang mengganggu
Konstruksi dibuat secara sederhana dengan bahan yang
mudah di dapat dan murah
Jarak minimal antara sumber air dengan bak resapan 10 meter
Penanganan terhadap limbah cair, harus di lakukan pengelolaan air limbah
dn analisa parameter air limbah. Berdasarkan Kep.Men. LH No.
Kep-25/Men-LH/10/1995.
Tabel 3. Kadar maksimum parameter dari limbah hotel
.
No Parameter Kadar maksimum (mg/1)
1 BOD 30
2 COD 50
3 TSS 50
4 pH 6,0 – 9,0
Dalam pembuangan tinja dan air limbah dapat dilakukan dengan berbagai
cara berdasarkan wilayah atau lokasi hotel tersebut.
1. Untuk hotel yang berada di kota besar atau perkotaan dapat membuang
limabah apabila di kota tersebut terdapat jaringan saluran induk
pembuangan air limbah kota.
2. Sedangkan untuk hotel yang berada dikota atau daerah yang tidak terdapat
jaringan induk pembuangan limbah kota harus memiliki sarana instalasi
pengolahan limbah sendiri.
c. Penampungan sampah .
Umumnya bak sampah ini terbuat dari plastik ringan lengkap dengan
penutupnya. Sebelum digunakan terlebih dahulu dilapisi dengan kantong
plastik sampah agar bila telah penuh ujung dari kantong plastic tersebut diikat
lalu diangkat keluar dari bak sampah tersebut dan diganti dengan kantong
plastic baru.
Beberapa persyaratan wadah atau tempat penampungan sampah,
antara lain :
1) Tidak terbuat dari bak beton permanen.
2) Terbuat dari bahan yang kuat, cukup ringan, tahan karat, kedap air dan
mempunyai permukaan yang halus pada bagian dalamnya
3) Jumlah dan volume tempat sampah disesuaikan dengan produk sampah
yang dihasilkan pada setiap tempat kegiatan
4) Tidak menjadi tempat perlindungan serangga dan binatang penggerat serta
terhindar dari gangguan binatang lain.
5) Tempat pengumpul sampah sementara harus terletak di tempat yang
mudah dijangkau oleh kendaraan pengangkutan sampah dan minimal
setiap 3 kali 24 jam harus dikosongkan.
6) Sampah dari setiap ruang harus dibuang setiap hari.
7) Mempunyai tutup yang mudah dibuka/ditutup tanpa mengotori tangan.
8) Mudah diisi dan dikosongkan / dibersihkan.
d. Pembuangan sampah.
Sampah yang telah ditampung atau dikumpulkan selanjutnya akan diangkut
oleh kendaraan pengangkut sampah untuk dibuang ke tempat pembuangan
akhir sampah.
Jika daerah hotel jauh atau tidak terdapat tempat pembuangan akhir
sampah maka pihak hotel harus memiliki sarana pengelolaan sampah yang
saniter.
E. ORGANISASI PERHOTELAN
Struktur Organisasi Hotel
General manager
RoomDivision
F & BDivision
Marketing
Executive Asst. Manager
Reservation ConventionFoodProduction
F & BService
HouseKeeping
FrontOffice
Floor Section
Public Area
Linen Section
Reception
Reservation
Information
Cashier
Restaurant
Bar
Room Service
Banquet
Organisasi yang ada diperhotelan menurut Bagyono, terdiri dari :
a. Departemen Kantor Depan (Front Office)
Bagian ini merupakan penghubung langsung antara tamu dan manajemen. Bagian
yang ada pada wilayah front office adalah :
1. Bell Boy
Adalah Orang yang mengatur atau mengangkat barang tamu yang masuk dan
keluar.
2. Doorman
Adalah Tugasnya menjemput tamu yang berkendaraan mobil, membuka pintu
mobilnya.
3. Pick Boy
Adalah Tugasnya telex atau operator, membantu untuk memanggil tamu diluar
kamar hotel.
4. Reservation
Adalah Mengurusi pemesanan tempat baik secara langsung maupun tidak
langsung.
5. Receptionist
Adalah Bagian yang mencatat tamu-tamu yang datang.
6. Information
Adalah bagian yang memberikan penerangan kepada tamu-tamu hotel.
7. Registration
Adalah Bagian yang mencatat tamu yang datang dan keluar hotel.
Secara rinci tugas dan tanggung jawab kantor depan adalah ;
1. Menangani pemesanan kamar,
2. Memberikan informasi kepada tamu,
3. Menangani penerimaan tamu,
4. Menangani barang bawaan tamu,
5. Menangani pembayaran rekening tamu,
6. Menangani pelayanan sambungan telepon.
b. Departemen Tata Graha (House Keeping).
Lingkup kegiatan tata graha hotel
Umum :
1. Penyediaan air bersih
2. Pembuangan sampah
3. P.T.A.L
4. (PST dan BP) Pemberantasan serangga tikus dan binatang pengganggu
5. Sanitasi perumahan pegawai hotel
Khusus :
1. Sanitasi kamar tamu hotel
2. Sanitasi kamar linen
3. Sanitasi kamar uniform
4. Sanitasi kamar jahit
5. Sanitasi ruang binatu
6. Ruang ornament
Tugas dan Tanggung Jawab :
1. Menangani kebersihan, kerapian,dan kelengkapan kamar tamu,
2. Menangani kebersihan area umum,
3. Mengatur distribusi linen hotel dan pakaian seragam karyawan,
4. Menangani barang-barang tamu yang ketinggalan dan hilang,
5. Menangani barang-barang tamu yang ketinggalan dan hilang,
6. Menyediakan karangan bunga dikamar, restoran, dan ruangan umum dihotel,
7. Menangani pencucian linen hotel dan pakaian tamu.
c. Departemen Makanan dan Minuman (Food and Baverage).
Tugas utama bagian ini adalah mengelola penyediaan serta penyajian makanan dan
minuman bagi tamu hotel meupun pemesanan diluar hotel (Katering).
Lingkup kegiatan sanitasi (Food and Baverage) tata boga
Umum :
1. Menu planning : nutrition
2. Purchasing : hygiene makanan
3. Receiving (penerimaan) : sanitasi makanan, sanitasi didaerah penerimaan
bahan-bahan makanan
4. Storing (penyimpanan) : sanitasi gudang dan refrigenerators
5. Issuing (pengolahan) : sanitasi pengolahan makanan dan sanitasi dapur
6. Transporting (pengangkutan) : sanitasi pengangkutan makanan
7. Serving (penyajian) : sanitasi makanan
Khusus :
1) Sanitasi dapur umum (main kitchen sanitation)
1. Sanitasi tempat pengolahan makanan (pantry sanitation)
2. Sanitasi ruangan pembuatan kue (pantry sanitation)
3. Sanitasi ruang es krim (ice cream room sanitation)
4. Sanitasi ruang pembuatan roti (bakery room sanitation)
5. Sanitasi ruang pembuatan makanan dingin (gardemang sanitation)
6. Sanitasi ruang pemotongan daging (butcher room sanitation)
7. Sanitasi ruang pencucian alat-alat makanan dan dapur (sculley sanitation)
8. Sanitasi stewarding (stewarding room sanitation)
9. Sanitasi gudang dan penyimpanan daging (kitchen storage rooms sanitation
and refrigeneration)
10. Sanitasi ruang service (room service sanitation)
11. Sanitasi tempat penerimaan barang (receiving area sanitation)
2) Sanitasi hotel dan restoran
Sanitasi ruang makan (dining room sanitation)
3) Sanitasi hotel dan bar
Sanitasi bar (bar sanitation)
Tugas dan tanggung jawab :
1. Mengola dan menyiapkan makanan dan minuman
2. Menjual dan menyajikan makanan dan minuman
3. Menjual dan menyajikan makanan dan minuman didalam kamar
4. Melayani kebutuhan pesta, pertemuan, pameran, dan pertunjukan melalui
pengadaan ruangan serta penyajian hidangan baik didalam hotel maupun
didalam hotel
5. Mengatur pengadaan, pencucian, peralatan restoran, bar, dan dapur.
B. HYGIENE SANITASI HOTEL
Hygiene dan sanitasi adalah usaha preventif atau upaya pencegahan terhadap
timbulnya penyakit yang menitikberatkan kegiatannya kepada kesehatan lingkungan
perhotelan, yaitu mencegah timbulnya berbagai macam penyakit di lingkungan hotel
akibat dari kurang atau tidak diperhatikanya aspek faktor lingkungan yang mengganggu
kesehatan.
Sanitasi hotel perlu diawasi, dipelihara, bagaimana sanitasi yang memenuhi syarat
dan bahaya yang mungkin timbul di lingkungan hotel.
C. HUBUNGAN HYGIENE SANITASI DENGAN PELAYANAN HOTEL.
Pada dasarnya hotel adalah salah satu akomodasi yang dikelola secara komersial
yang berasal dari berbagai ras, suku, bangsa dan negara yang mempunyai kebiasaan
tersendiri. Agar hotel mampu mendatangkan tamu sebanyak mungkin sehingga mampu
mendapat keuntungan besar maka hotel harus mampu menciptakan situasi dan kondisi
yang khas yang menjadi kesan tersendiri bagi tamu yang datang. Hygiene sanitasi
merupakan salah satu faktor penting dalam memberikan kenyamanan dan rasa aman
selama berada di hotel.
a. Peranan hygiene sanitasi hotel.
Dalam hal ini mempunyai dua peranan pokok, yaitu
1. Peranan fisik.
Sanitasi diharapkan dapat memberikan jaminan kebersihan umum.
Hygiene diharapkan dapat memberikan jaminan kesehatan terhadap tamu.
2. Peranan psikologis
Peranan hygiene sanitasi disini adalah dapat menjamin rasa kepuasan dari para
tamu /pengunjung hotel tersebut, karyawan atau dari pihak pengelola hotel
( perasaan nyaman, tenang, dan aman )
b. Sasaran sanitasi di dalam hotel.
1. sanitasi lodging.
Yaitu pengawasan sanitasi yang menyangkut urusan ke rumah tanggaan ( house
keeping ) hotel yang meliputi bangunan dan fasilitasnya.
Ruang lingkup sanitasi lodging, meliputi :
Wilayah diluar bangunan hotel : halaman, taman, tempat parkir,
pembuangan sampah, pembuangan air kotor
Wilayah didalam bangunan hotel : sanitasi umum, kamar, toilet,
ornament
2. Sanitasi catering
Segala sesuatu yang ada hubungannya dengan makanan yang diolah dan
dihidangkan dalam hotel. Catering ini biasanya berupa penyediaan makanan
dan minuman untuk keperluan hotel sendiri dan penyediaan makanan untuk
diluar hotel.
- Keadaan bahan makanan dengan persyaratan
1) Sayur mayur, buah buahan harus segar
2) Bahan makanan kaleng harus dicek kemungkinan ada kebocoran
3) Bahan pembuat kue bebas dari serangga dan di simpan yang baik
- Cara penyajian
1) Gunakan alat makan yang bersih
2) Meja makan dan lantai ruang makan bersih
3) Dinding ruang berwarna terang
4) Pengambilan makanan melalui jendela khusus dari tempat
penyimpanan makanan masak agar bebas lalat
5) Cukup pencahayaan alam
6) Pintu ruangan dapat menutup sendiri
- Persyaratan yang lainnya
1) Karyawan catering harus mempunyai sertifikat kesehatan yang
masih berlaku
2) Pakaian catering harus bersih
3) Harus ada WC dan urinoir tersendiri bagi karyawan catering
4) Dianjurkan hotel menyediakan lemari locker untuk menyimpan
pakaian atau peralatan pribadi dari setiap karyawan hotel.
c. Sasaran sanitasi di wilayah luar bangunan hotel
1. Tempat parkir
a. tempat parkir harus cukup luas (5 kamar : 1 tempat parkir)
b. lantai parkir harus luas
c. ada lampu penerangan sesuai dengan luas tempat parkir
d. di pasang rambu rambu lalu lintas
e. disediakan gardu parkir lengkap dengan urinoir
2. pertamanan dan pertanaman
Pertamanan merupakan sebidang tanah yang di tanami oleh berbagai
macam tanaman dengan maksud memperindah pemandangan, mencegah
terjadinya erosi dan menjaga kesegaran udara.
Pohon yang besar tidak boleh di tanam terlalu dekat dengan dinding
bangunan, karena :
- Tanah disekitar tanaman tersebut akan menjadi gembur dan menyerap
air sehingga mengakibatkan dinding menjadi lembab dan akan tumbuh
lumut yang akan mengotori dinding.
- Daun dan ranting yang rontok akan mengotori sekeliling bangunan
- Kemungkinan terjadi tempat masuknya binatang kedalam ruangan atau
kamar hotel seperti : tikus, ular, dan sebagainya
Tanaman di dalam bangunan hotel, hendaknya :
- Tanaman yang mudah hidup tanpa banyak membutuhkan sinar
matahari
- Mempunyai batang dan daun yang bagus dn warna yang indah
- Mempunyai pohon dan ranting yang artistic
- Berupa tanaman perdu
Tanaman diluar bangunan hotel :
- Pada jarak sekurang kurangnya 5 meter dari dinding bangunan hotel
tidak boleh di tanami tanaman apapun dan dapat di pasang batu kerikil,
ubin, atau dengan plester
- Pada jarak 5-10 meter dari dinding bangunan hotel dapat di tanami
rumput
- Pada jarak 5-10 meter dari dinding hotel dapat di tanami bunga atau
tanaman sejenis
- Pada jarak 30 meter dari dinding hotel dapat di tanami pohon pohon
besar.
D. TUJUAN HYGIENE SANITASI HOTEL.
Tujuan hygiene sanitasi hotel secara umum adalah segala usaha yang dilakukan untuk
dapat mencapai hiup sehat serta pemeliharaan segala kebutuhan manusia baik berupa
barang atau jasa., antara lain :
Menyediakan air bersih dan air minum yang kualitas dan kuantitas memenuhi
standar.
Menyediakan tempat pembuangan sampah.
Mengusahakan lingkungan yang hygienis dan saniter yang mengarah pada
kehidupan yang aman, sehat dan sejahtera.
Hubungan aktivitas hotel dengan masyarakat , lingkungan hotel, dan peraturan
pemerintah.yang berkaitan dengan penyelenggaraan usaha hotel.
Kegiatan mengelola, memproduksi, serta menyajikan makanan minuman,
pelayanan binatu, penyelenggaraan hiburan dan lain – lain.
Kegiatan pribadi tamu hotel dalam pemenuhan kebutuhan fisiologis.
Keluar masuknya berbagai macam masyarakat dari berbagai daerah dan negara
secara silih berganti serta berkesinambungan dengan berbagai budaya dan
kebiasaan.
E. MANFAAT HYGIENE SANITASI HOTEL
Secara umum manfaat hygiene sanitsi sebagai berikut :
1. Kondisi hotel yang bersih tentunya akan memberikan pengaruh terhadap daya
tarik seseorang untuk datang dan menggunakan jasa hotel tersebut.
2. Mencegah untuk terjadinya penularan dan pertumbuhan bibit penyakit
kepada semua orang yang berada di hotel, khususnya tamu.
3. Citra baik dari pada suatu hotel dapat di lihat dari kualitasnya yang
berhubungan dengan kesehatan.
Menurut Depkes RI (2001), manfaat sanitasi hotel dapat dilihat dari 2 segi, antara lain :
1. Manfaat dari segi kesehatan
1) Lingkungan kerja yang bersih
2) Melindungi tamu maupun karyawan hotel dari gangguan faktor
lingkungan yang merugikan kesehatan fisik maupun mental.
3) Mencegah timbulnya penyakit menular ( communicable desease) dan
penyakit akibat kerja ( occupational desease ).
4) Mencegah terjadinya kecelakaan kerja ( work accident ).
2. Manfaat dari segi ” Businnes Operational” hotel.
a. Keadaan hotel yang saniter :
1) Alat propaganda sales promotion.
2) Menarik tamu berkunjung dan menginap.
3) Mempertinggi gairah kerja karyawan yang mempengaruhi
produktivitas dan efesiensi kinerja.
4) Menekan angka kesakitan (morbiditas) karyawan yang berarti
menghemat biaya perawatan dan pengobatan.
5) Meningkatkan nilai peringkat dari hotel tersebut.
b. Mutu perhotelan ditentukan oleh keadaan kebersihannya.
c. Sanitasi hotel yang dilaksanakan perbaikan dan perawatan ( repair and
maintenance )
F. HOTEL BERBINTANG DAN MELATI
a. HOTEL BERBINTANG
Menurut Keputusan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata No KM.3/HK.001/MKP.02
Hotel Berbintang adalah suatu usaha komersial yang menggunakan seluruh dari suatu
bangunan yang khusus di sediakan bagi setiap orang untuk memperoleh pelayanan
penginapan beserta seluruh fasilitas yang disediakan pihak hotel seperti fasilitas olah raga,
hiburan, komunikasi, tempat tidur/istirahat/rekreasi.
b. PERSYARATAN HOTEL BERBINTANG
1. Usaha hotel bintang 1 (satu) dan 2 (dua) harus berbentuk Perseroan Terbatas (PT),
Perseroan Comanditer (CV), Firma (Fa), Koperasi, atau Yayasan.
2. Sedangkan Usaha hotel bintang 3 (tiga), 4 (empat), dan 5 (lima) harus berbentuk
Perseroan Terbatas.
3. Menurut Keputusan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata No KM.3/HK.001/MKP.02
Hotel Berbintang, kriteria penggolongannya didasarkan pada persyaratan dasar dan
persyaratan teknis oprasional dari hotel tersebut.
1) Persyaratan Dasar : Perijinan (persetujuan Prinsip, Ijin Usaha). Setiap
pengusahaan hotel harus memilki beberapa izin, antara lain :
surat izin usaha hotel
izin mendirikan bangunan.
Izin undang-undang gangguan (H.O).
Izin AMDAL atau UPL/UKL sesuai ketentuan yang berlaku.
Sertfikasi keaikan lift (bila menggunakan lift).
Sertifikasi kelaikan boiler (bila menggunakan boiler).
Sertifikasi kelaikan listrik.
Sertifikasi sanitasi hotel.
Sertifikasi pemeriksaan kualitas air.
2) Persyaratan Teknis operasional :
4) Unsur Fisik : bangunan, kamar, fasilitas dan sarana hotel. (30 %)
5) Unsur Pengelolaan : Oprasional/Menejemen, penyediaan makanan dan
minuman, air bersih, limbah, sampah. (50 %)
6) Unsur Pelayanan : lahan parkir, pelayanan terhadap tamu.(20 %)
4. Memilih lokasi yang strategis
5. Memiliki area parkir
6. Tersedia taman rekreasi dan olahraga
7. Bangunan memenuhi persyaratan perizinan
8. Memiliki restourant
9. Menyediakan bar yang terpisah
10. Tersedia ruang serbaguna
11. Tersedia lobby
12. Tersedia lounge
13. Tersedia telephone umum dilobby
14. Tersedia toilet umum dilobby
15. Menyediakan stand untuk usaha berbeda (disewakan)
16. Adanya poliklinik
17. Area dapur yang luas
18. Tersedia ruang administrasi (front office dan kantor pengelola)
19. Tersedia area tata graha (ruang room boy)
20. Tersedia ruang operator (gudang makanan, peralatan, enginering)
c. PENGOLONGAN HOTEL BERBINTANG.
Berdasarkan Keputusan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata No KM.3/HK.001/MKP.02.
hotel yang memenuhi persyaratan sebagai hotel berbintang dikategorikan dengan
peringkat berdasarkan jumlah bintangnya, yaitu :
1. Hotel berbintang satu (One Star Hotel)
2. Hotel berbintang dua (Two Star Hotel)
3. Hotel berbintang tiga (Three Star Hotel)
4. Hotel berbintang empat (Four Star Hotel).
5. Hotel berbintang lima (Five Star Hotel
d. HOTEL MELATI
Hotel Melati adalah suatu usaha komersial yang menggunakan seluruh atau
sebagian dari bangunan yang khusus disediakan bagi setiap orang untuk memperoleh
pelayanan penginapan yang disediakan pihak hotel dengan fasilitas yang terbatas.
e. PERSYARATAN DAN KLASIFIKASI HOTEL MELATI
1) Usaha hotel melati dapat berbentuk badan hukum atau perseorangan
2) Menurut Keputusan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata No
KM.3/HK.001/MKP.02, usaha hotel harus memenuhi persyaratan dasar
yakni : perijinan dan persyaratan teknis oprasional.
3) Menurut SK menparpostel No. KM 34/IFIK 103/ MPPT – 87. Hotel melati pada
dasarnya dapat diklasifikasikan sesuai dengan jumlah kamar, antara lain :
a. Hotel melati I
- Tersedia telepon (satu saluran) yang dapat digunakan untuk
sambungan lokal dan interlokal.
- Memiliki jumlah kamar kurang dari 25 kamar.
- Hotel melati harus memiliki struktur organisasi yang jelas.
- Front office memiliki pelayanan 18 jam meliputi : penerangan,
penitipan barang berharga, telepon dan pembayaran rekening
hotel.
b. Hotel melati II
- Tersedia telepon (satu saluran) yang dapat digunakan untuk
sambungan lokal dan interlokal .
- Memiliki jumlah kamar 25 – 100 kamar.
- Menyediakan toilet umum di lobby yang terpisah untuk pria dan
wanita.
- Hotel melati harus memiliki struktur organisasi yang jelas, tersedia
uraian tugas (job description) tertulis untuk setiap tingkat jabatan.
- Front office memiliki pelayanan 18 jam meliputi : penerangan,
penitipan barang berharga, telepon dan pembayaran rekening
hotel.
c. Hotel melati III
- Tersedia telepon (satu saluran) yang dapat digunakan untuk
sambungan lokal dan interlokal, tersedia juga saluran telepon dalam
kamar (air phone) serta menyediakan telepon di lobby.
- Memiliki jumlah kamar 100 – 300 kamar, 70 % kamar tamu
dilengkapi kamar mandi dalam.
- Menyediakan toilet umum di lobby yang terpisah untuk pria dan
wanita.
- Hotel melati harus memiliki struktur organisasi yang jelas, tersedia
uraian tugas (job description) tertulis untuk setiap tingkat jabatan
serta tersedia petunjuk pelaksanaan operasional hotel (manual)
tertulis.
- Front office memiliki pelayanan 18 jam meliputi : penerangan/titip
pesan, surat dan penjualan benda-benda pos, penitipan barang
berharga, penitipan koper, pemesanan kamar hotel, penanganan
keluhan tamu, telepon/telegram dan pembayaran rekening hotel.
4) Sedangkan menurut Keputusan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata No
KM.3/HK.001/MKP.02 tentang penggolongan kelas hotel, Hotel Melati terdiri
atas satu kelas dengan tanda Bunga Melati, yaitu hanya terdapat 1 kelas atau
tidak ada pembagian kelas.