materi 6 (rahmatan lil'alamin)
DESCRIPTION
materi 6TRANSCRIPT
Rahmatan Lil ‘Alamin : Misi Islam
Pendidikan Al-Islam IOleh : Baidarus, MM.,M.Ag
Coba pikirkan benarkah Islam sebagai Rahmatanlil ‘Alamin, coba buktikan.
Diskusikan dengan teman di samping anda.
Siapa yang mau berbagi pengetahuan?
Makna Rahmatan Lil’alamin
Rahmatan lil’alamin dapat dipahami dengan dua pengertian, yaitu :
Rahmatan Lil ‘Alamin : Misi Islam
1. Islam Hadir sebagai Wujud
Kasih Sayang Allah2. Rahmatan Lil
‘Alamin Sebagai Cita-cita Islam
1. Islam Hadir sebagai Wujud Kasih Sayang Allah
•Bahwa Allah mengutus Nabi SAW. itu adalah karena kasih sayang-Nya kepada seluruh alam, kepada manusia –muslim atau tidak -, jin malaikat, hewan, tumbuh-tumbuhan, daratan & lautan, gunung-gunung serta makhluk lainnya.
•Pengertian ini didasarkan pada analisa semantik di mana kedudukan kata Rahmatan lil’alamindalam QS. 21:107 tersebut merupakan keterangan sebab (maf’ul liajlih); rahmatan lil’alamin menjadi sebab Allah menurunkan Islam.
Dalam Konteks ini, kata Rahmah, oleh Dr. Farid Wajdi diartikan dengan “kelembutan hati yang melahirkan rasa kasih sayang dan kebaikan”.
Aritnya: dunia dan seluruh isinya atau seluruh alam semesta ini ada karena rasa kasih sayang dan kebaikan Allah, dan karena itu pula Ia mengutus Nabi Muhammad SAW.
Tujuannya adalah untuk menuntun manusia agar mampu menjadi khalifah di bumi, menciptakan kondisi rahmatan lil’alamin,
Sehingga status manusia sebagai semulia-mulia dan sebaik-baik makhluk, tetap dapat dipertahankan.
Kasih sayang Allah tersebut tidak hanya terbatas
kepada setiap orang yang mengimani-Nya
semata.
Melainkan juga berlaku kepada segenap umat
manusia, yang ingkar, durhaka dan yang
mengkhianati-Nya.
Allah memberikan rahman-rahim-Nya kepadasemua makhluk di alam semesta raya ini.
Semua itu adalah karena kasih sayang-Nya Allah
kepada makhluk-Nya.
2. Rahmatan Lil’alamin : Cita-cita Islam
Pendapat ini didasarkan atas pemahaman terhadap substansi dan fungsi ajaran Islam bagi manusia.
Ajaran Islam harus dilihat sebagai satu kesatuan.
Fungsinya bagi manusia adalah sebagai hudan, syifa’, tibyan, syiroojam muniro dan seterusnya.
Semua Fungsi tersebut akan menghantarkan manusia pada kondisi rahmatan lil’alamin.
Dalam konteks ini rahmatan lil’alamin merupakan tujuan/sasaran akhir dari seluruh
rangkaian/ kesatuan atau sistem ajaran Islam.
Rahmah
Rahmah diartikan dengan nikmat, kemakmuran, kesejahteraan, dan kasih sayang.
Juga berarti kebahagiaan yang agung (sejati) dunia dan akhirat.
Untuk mencapai kebahagiaan yang agung itu maka unsur nikmat, kemakmuran, kesejahteraan, dan kasih sayang harus terpenuhi.
Kemakmuran lebih menekankan pada terpenuhinya kebutuhan materi seperti; pangan, kekayaan, dll,
Kesejahteraan lebih
menekankan pada
terpenuhinya aspek rohani
(non material) seperti;
keadilan, penghargaan, kasih sayang,
dll.
Rahmahmencakup segi-segi kebutuhan
jasmani dan rohani,
maknanya lebih luas dibanding
dengan sekadar
kemakmuran dan
kesejahteraan.
Rahmah tidak mungkin dicapai hanya dengan ritual semata, atau sekadar aspek sosial, intelektual, dan lainnya dengan memisahkan satu dengan yang lain.
Rahmah hanya dapat dicapai dengan pemenuhan keseluruhan aspek kehidupan. Untuk itulah maka Islam tidak dapat dipandang per aspek saja.
Allah menyebut diri-Nya sebagai Rabbul ‘alamin, Tuhan seru sekalian alam.
Tidak disebutkan secara pasti alam mana sajakahyang termasuk dalam rahmatan lil’alamin.
Yang jelas Allah memiliki alam manusia, alam jin, alambinatang, alam tumbuh-tumbuhan, alam dunia, alamakhirat dan alam-alam lainnya yang belum diketahuioleh manusia, karena banyaknya ciptaan Allah yang belum terjangkau oleh manusia.
‘Alamin
Al-Quran banyak mengisyaratkan adanya dua kehidupan dunia akhirat, maka apa yang ada di antara keduanya termasuk dalam jangkauan rahmah.
Ada pun jika Islam menfokus kan pada kehidupan pertama hal itu karena antara keduanya merupakan kausalitas, artinya kebaikan dan keburukan di dunia berimplikasi pada kebaikan dan keburukan di akhirat; tidak mungkin memperolah rahmah di akhirat tanpa terlebih dahulu mereguk rahmah di dunia
Dengan demikian rahmatan lil-alamin adalah suatu kondisi dimana semua makhluk Allah, muslim atau kafir, tumbuh-tumbuhan, binatang, gunung-gunung, lautan, dan lainnya secara bersama-sama memperoleh rahmah.
Makna lain yang terkandung, sebagaimana konsep rahmah melihat manusia secara utuh, maka dalam ‘alamin tersirat makna keber- samaan.
Seorang muslim, bahkan manusia secara umum, tidak mungkin merengguk kenikmatan atau kebahagiaan hidup sementara yang lain menderita, dengan kata lain nikmat tidak bisa direngguk sendirian.
Menurut pendapat lain bahwa makna Rahmatan lil‘alamin sebagaimana tersebut dalam QS. 21 : 107 yakni bahwa Allah mengutus Nabi Muhammad SAW dengan seluruh syari’at (hukum) yang dibawanyasebagai rahmat bagi seluruh alam.
Kata rahmat dalam ayat tersebut merupakan hasilakhir yang dicapai oleh umat manusia setelah merekamenerapkan syari’at Islam secara keseluruhan.
Dengan demikian Islam sebagai rahmatan lil alaminakan terwujud dengan penerapan syariah Islam, bukan yang lain.
Penerapan syariah Islam yang dimaksud tentu sajaharus totalitas (menyeluruh) bukan sepotong-sepotong, baik dalam urusan pribadi, keluarga, golongan, masyarakat, negara, bahkan dunia.
Paham dialektika sejarah melihat hadirnya setiap Rasulullah bagi
segenap umat manusia sebagai terapi sosial yang dilanda kebejatan nilai
moral dan nilai-nilai kehidupan secara menyeluruh.
Rahmatan Lil’alamin dalam Tinjauan Sosio Historis
Pada saat kelangsungan kehidupan
umat manusia terancam kepunahan
maka Allah mengirim utusan.
Musa, Nuh, Hud, Ibrahim, dan yang
lainnya, selalu hadir ketika umatnya
sedang dilanda kekrisisan.
Paham ini tidak selamanya mutlak benar,
sebab bila diikuti secara konsisten
mengakibatkan keraguan terhadap
eksistensi Nabi Muhammad sebagai Rasul
yang terakhir, yang hal ini tegas ditolak
oleh Islam.
Meski demikian, tesis ini setidak-tidaknya
akan membantu memudahkan
memahami bahwa kehadiran Islam
(Muhammad) merupakan terapi sosial
(rahma) bagi senegap umat manusia
(dunia), tanpa harus mengurangi
keyakinan bahwa Muhammad sebagai
penutup para Rasul.
Kesimpulannya :
Allah mengutus Muhammad sebagai
Rasul membawa agama Islam untuk
menjadi Rahmah bagi segenap
manusia, baik rahmat itu diterima
secara langsung atau tidak langsung.
Bukankah Islam amat melindungi
keselamatan jiwa, akal, harta,
keturunan, dan ketenteraman bersama.
Persoalannya, tinggal
bagaimana setiap muslim
mengembangkan misi itu
dan mewujudkannya
dalam realita kehidupan,
dalam aspek ipoleksosbud
secara kuantitas dan
berkualitas.
Which of the strategies we’ve covered
would you like to try in your own classes?
Summarize the most important
points in today’s lecture.